• Tidak ada hasil yang ditemukan

UCAPAN SESAT TENTANG TUJUH BUDDHA MENGATUR DUNIA DAN TIGA BUDDHA MENGAKHIRI DENGAN SEMPURNA

Ajaran sesat Yi Kuan Tao dalam kitab ‘Shou Yuen Ceng Cong Pao’ menyebutkan: “Dimulai dari terbentuknya langit dan bumi … Ibu Suci yang tidak terlahirkan menitahkan jiwa asal untuk turun ke dunia, mengutus tujuh Buddha untuk mengatur dunia dan tiga Buddha untuk mengakhiri dengan sempurna. Buddha Pertama disebut Ji Ai Fo memegang kendali Langit selama 6.000 tahun; Buddha Kedua bernama Sheng Yi Fo memegang kendali Langit selama 4.800 tahun; Buddha Ketiga bernama Cia San Juen memegang kendali Langit selama 3.720 tahun; Buddha Keempat bernama You Jang Keng memegang kendali Langit selama 7.080 tahun; Buddha Kelima bernama Gong Ku Shen memegang kendali Langit selama 5.284 tahun; Buddha Keenam bernama Long Ye Shi memegang kendali Langit selama 5.516 tahun; Buddha Ketujuh bernama Ci Dien Fo memegang kendali Langit selama 5.800 tahun…”

Sekarang untuk mengetahui kepalsuannya, kita bandingkan pernyataan di atas dengan yang tertulis dalam Sutra Buddhis.

Dalam Sutra Buddhis tidak ditemukan nama tujuh Buddha yang dikatakan oleh Yi Kuan Tao: Ji Ai Fo, Sheng Yi Fo, Cia San Juen, You Jang Keng, Gong Ku Shen, Long Ye Shi, Ci Dien Fo. Tampak jelas sekali bahwa hal ini merupakan pemalsuan yang dilakukan oleh pengikut Yi Kuan Tao. Dalam ‘Kitab Sesepuh Keenam’ tertulis: […sudah tidak terhitung banyaknya Buddha yang terlahir ke dunia ini. Tujuh Buddha yang terakhir adalah: saat jaman Kalpa Cuang Yen ada Bi Bo Shi Fo [Vipasyin – Vipassi], Shi Ji Fo [Sikhin – Sikhi], Bi Shi Fu Fo [Visybhu – Vessabhu], dan saat ini, Kalpa Sien, ada Ci Liu Suen Fo [Krakucchanda – Kakusandha], Ci Na Han Mou Ni Fo [Kanakamuni – Konagamana], Cia She Fo [Kasyapa – Kassapa], Shi Cia Wen Fo [Sakyamuni Gautama – Gotama]. Inilah tujuh Buddha.”

Dari sini terlihat bahwa yang dikatakan oleh Yi Kuan Tao tentang ‘Tujuh Buddha Mengatur Dunia’ adalah gubahan dari Kitab Sesepuh Keenam.

Dalam kitab yang sama [Shou Yuen Ceng Cong Pao], tertulis ucapan Yi Kuan Tao tentang ‘Tiga Buddha Mengakhiri dengan Sempurna’. “Tiga Buddha yang mengakhiri dengan sempurna adalah Ran Teng Ku Fo [Buddha Kuno Dipankara] sebagai Buddha Kedelapan, disebut sebagai Jaman Pancaran Hijau, membabarkan Tao pada Pertemuan Long Hua Pertama, memegang kendali Langit selama 1.500 tahun hingga tahun 52 Raja Cou Mu Wang [Raja Kelima dari dinasti Cou Barat, dinasti ini berkuasa antara 1.100 SM – 771 SM]. Buddha Kesembilan adalah Buddha Sakyamuni yang merupakan Jaman Pancaran Merah, menyebarkan Buddha Dharma pada Pertemuan Long Hua Kedua, mencukur rambut dan menjadi bhiksu memegang kendali Langit selama 3.000 tahun hingga berakhirnya masa Wu, tahun 1929 merupakan peralihan dengan masa Wei. Buddha Kuno Maitreya merupakan Buddha Kesepuluh di Jaman Pancaran Putih, menyebarkan Ajaran Konfusius dan menyelesaikan Urusan Pengakhiran dengan penyelamatan universal… Buddha ini telah terlahir selama 9-10 kehidupan, memiliki jasa kebajikan yang tak terhingga, karena itu memegang kendali Langit selama 10.800 tahun hingga berakhirnya masa Wei. Dan saat masa Shen tidak ada lagi manusia yang menerima kendali Langit, maka tugas sepuluh Buddha mengatur dunia telah berakhir dengan sempurna.”

Ucapan sesat Yi Kuan Tao ini benar-benar merupakan omong kosong. Bagi mereka yang pernah mempelajari Agama Buddha akan tahu bahwa Buddha telah terlepas dari kondisi tiga alam enam makhluk, merupakan Raja Dharma yang Tertinggi yang telah mencapai Penerangan Sempurna. Beliau telah terlepas dari belenggu tamak, kemasyhuran dan kedudukan. Bagaimana mungkin ada terjadi seorang Buddha memegang kendali Langit selama ribuan tahun dan kemudian dilanjutkan oleh Buddha lain? Selain itu, ucapan Yi Kuan Tao tentang Tiga Pertemuan Long Hua adalah merupakan pencurian dari Sutra ‘Fo Shuo Mi Le Bu Sha Sia Sheng Jeng Fo Cing’ [Sutra Buddha Maitreya Terlahir di Alam Tusita dan Turun ke Alam Manusia]: “… saat itu ada sebatang pohon Bodhi yang disebut sebagai Long Hua … Maitreya mencapai Penerangan Sempurna di bawah pohon ini… Saat pertama kali memutar roda Dharma menyelamatkan 9.600.000.000 Arahat terbebas dari kemelekatan pada ‘aku’. Pada Pertemuan Kedua sebanyak 9.400.000.000 Arahat terbebas dari lautan kebodohan batin. Pertemuan Ketiga sebanyak 9.200.000.000 Arahat sehingga bebas mengendalikan hati dan pikiran.”

Dari kalimat Sutra di atas, Yi Kuan Tao mempertahankan angka ‘9.600.000.000 dan 9.400.000.000’, tetapi memunculkan dua angka 200.000.000 yang berasal dari perhitungan 9.600.000.000 dikurangi 9.400.000.000 dan 94.000.000.000 dikurangi 9.200.000.000, kemudian mengarang ucapan sesat seperti berikut: “Di masa Yin, Ibu Suci menitahkan 9.600.000.000 jiwa Dewa dan Buddha untuk turun ke dunia menjadi asal munculnya manusia... dalam masa Pancaran Hijau diutus Ran Teng Fo [Buddha Dipankara] untuk menyebarkan ajaran dan menyelamatkan 200.000.000 jiwa kembali ke Surga Barat. Di masa Pancaran Merah diutus Buddha Gautama dan menyelamatkan 200.000.000 jiwa kembali ke Surga Barat. Saat ini masa terakhir dari tiga jaman merupakan akhir penyelamatan universal yang mana Ibu Suci ingin menyelamatkan 9.200.000.000 jiwa yang merupakan putera asal untuk kembali ke tempat semula dan mengikuti Pertemuan Long Hua Ketiga…”

Saya katakan bahwa adanya persamaan antara angka dalam Sutra Buddhis dengan ucapan sesat Yi Kuan Tao bukanlah merupakan kebetulan. Bukan maksud saya ingin memfitnah Yi Kuan Tao, melainkan dengan sebenarnya mengungkapkan bahwa sejak dari awalnya para pengikut ajaran sesat telah mempunyai rencana licik bermaksud mencuri Buddha Dharma. Cara kekanak-kanakan macam ini ibaratnya burung onta yang menyembunyikan kepalanya ke dalam pasir dan beranggapan bahwa para pemburu tidak akan melihat dirinya.

Dalam kesempatan ini, saya berharap semoga seluruh Tao-Jin seperti Tien Juan Shi, Ciang Tao Shi dan Dang Cu yang bertugas menyebarkan ajran agar dapat tersadar. Janganlah menipu diri sendiri lagi, kalau tidak, pada akhirnya yang menerima getah adalah kalian sendiri.