• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

2. Uji Hipotesis

a. Perbandingan Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Dribbling

Kelompok Eksperimen Shuttle Run

Uji-t yang pertama digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi

“Ada perbedaan pengaruh latihan Shuttle Run dan Zig-zag Run terhadap peningkatan keterampilan dribbling ekstrakurikuler pemain sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan”, berdasarkan hasil pre-test dan post-test. Apabila hasil analisis menunjukkan perbedaan yang signifikan maka latihan tersebut memberikan pengaruh terhadap keterampilan dribbling atlet, kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan jika nilai t (0,05)(13) = 2.16 (df=13) dan nilai

47

sig lebih besar dari 0,05 (Sig > 0,05). Berdasarkan hasil analisis diperoleh data sebagai berikut. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran 8.

Tabel 9. Uji-t Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelompok Keterampilan Dribbling Eksperimen Shuttle Run Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan

Kelompok Rata-rata

t-test for Equality of means t hitung t tabel Sig. (2tailed) Mean Defference Kenaikan Persentase Pre-Test 15.7121 10.487 2.16 0.000 2.48643 15.82% Post-Test 13.2257

Sumber : data diolah (2015)

Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa t hitung 10.487 dan t (0,05)(13) = 2.16 (df=13) dan nilai signifikansi p sebesar 0.000. Oleh karena t hiutng 10.487 > t (0,05)(13) = 2.16, dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh latihan shuttle run terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan diterima. Artinya latihan shuttle run memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan. Dari data pretest memiliki rerata 15.71, selanjutnya pada saat

posttest rerata mencapai 13.22. Besarnya perubahan keterampilan menggiring

bola tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata yaitu sebesar 2.486 lebih banyak dibandingkan sebelum diberikan latihan shuttle run, dengan kenaikan presentase sebesar 15.82%.

b. Perbandingan Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Dribbling Kelompok Eksperimen Zig-zag Run

48

Uji-t yang pertama digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi

“Ada pengaruh latihan Shuttle Run dan Zig-zag Run terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola ekstrakurikuler pemain sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan”, berdasarkan pre-test dan post-test, kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel dan nilai sig lebih besar dari 0,05 (Sig > 0,05). Berdasarkan hasil analisis di peroleh data sebagai berikut. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran 8.

Tabel 10. Uji t Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Dribbling Eksperimen Zig-zag Run Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan

Kelompok Rata-rata

t-test for Equality of means t hitung t tabel Sig. (2tailed) Mean Defference Kenaikan Persentase Pre-Test 15.6743 11.218 2.16 0.000 2.85214 18.19% Pos-Test 12.8221

Sumber : data diolah (2015)

Dari hasil uji t, dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 6.355 dan t (0,05)(13) = 2.16 (df=13) dan besarnya nilai signifikansi p (0.000). Oleh karena t hitung 6.355 > t tabel 2.16, dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada perbedaan pengaruh latihan zig-zag run terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan diterima. Artinya latihan zig-zag run memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan. Dari data pretest memiliki rerata 28.875. Selanjutnya pada saat posttest rerata mencapai 30.75. Adanya perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa latihan zig-zag run

49

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan menggiring bola siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan. Besarnya perubahan keterampilan menggiring bola tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata yaitu sebesar 1.875 lebih banyak dibandingkan tes awal, kenaikan persentase sebesar 6.49%.

c. Perbandingan Postest Kelompok Keterampilan Dribbling Eksperimen Shuttle Run

dan Kelompok Keterampilan Dribbling Eksperimen Zig-zag Run

Hipotesis yang ketiga berbunyi “Latihan zig-zag run lebih baik daripada latihan shuttle run terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola siswa yang mengikuti ekstra sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan”, dapat diketahui melalui selisih posttest antara kelompok keterampilan dribbling eksperimen

shuttle run dengan posttest kelompok keterampilan dribbling eksperimen zig-zag

run. Adapun hasil analisis gain-score keterampilan menggiring bola dengan metode latihan shuttle run dan latihan zig-zag run dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran 8.

Tabel 11. Uji t Berdasarkan Hasil Post-Test

Kelompok Rata-rata

t-test for Equality of means t hitung t tabel Sig. (2tailed) Mean Defference Post-Test Shutle run 13.2257

0.911 2.06 0.370 0.403 Post-Test Zig-zag run 12.8221

Sumber : data diolah (2015)

Dari hasil uji t, dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0.911 < 2.06 (t-tabel df=26) dan besarnya nilai signifikansi p (0.370) > 0.05, hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara latihan shuttle run dan latihan zig-zag run. Sehingga hipotesis yang berbunyi “Latihan zig-zag run lebih baik daripada latihan shuttle

50

run terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan”(hipotesis diterima), jadi dapat disimpulkan bahwa latihan zig-zag run lebih baik daripada latihan shuttle run terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan. Selisih postest sebesar 0.403 detik, sehingga latihan zig-zag run lebih baik darpada latihan shuttle run

terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola atlet. C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap kedua kelompok yang diteliti. Pemberian perlakukan selama 12 kali pertemuan dengan frekuensi 3 kali semingggu memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola terhadap kedua kelompok penelitian.

Kemampuan keterampilan menggiring bola siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan pada kelompok metode latihan shuttle run sebelum diberi perlakuan memiliki rerata 15.71 detik. Setelah diberi perlakuan dengan metode latihan shuttle run, kemampuan keterampilan menggiring bola memiliki rerata 13.22 detik. Sedangkan keterampilan menggiring bola pemain ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan pada kelompok metode zig-zag run sebelum diberi perlakuan memiliki rerata 15,67 detik. Setelah diberi perlakuan dengan metode zig-zag run, keterampilan menggiring bola meningkat dengan rerata menjadi 12.822 detik. Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa metode latihan tersebut berpengaruh signifikan

51

dalam meningkatkan keterampilan menggiring bola pemain ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan.

Peningkatan keterampilan menggiring bola pemain ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan dengan menggunakan latihan zig-zag lebih berpengaruh signifikan dikarenakan latihan zig-zag dilakukan dengan benar dengan tenaga sub maksimal, seperti apa yang akan diujikan, karena di depan pemain ada penghalang yang harus dilewati saat berlatih. Latihan zig-zag juga berguna untuk mengatasi kebosanan (boredom).

Bentuk latihan zig-zag yang tidak monoton dan sangat mendukung dalam permainan sepakbola untuk mengembangkan kemampuan keterampilan menggiring bola. Hal ini dapat dibuktikan dengan bentuk aktivitas latihan zig-zag

banyak diterapkan dalam permainan sepakbola, misalnya gerakan berbelok, memutar, jogging dan jalan.

Gerakan-gerakan yang cepat dan eksplosif dalam sepakbola misalnya: gerakan berkelit, merubah arah, jogging dan lain sebagainya. Selain itu juga para pemain ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan pada saat mengikuti latihan zig-zag sangat menyukai bentuk latihan tersebut. Latihan zig-zag dapat mengurangi kebosanan pada diri pemain ekrtrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan pada saat latihan.

Lain halnya dengan latihan keterampilan menggiring bola dengan shuttle run yang dilakukan dengan menggunakan sub maksimal, dan menempuh jarak yang pendek (antar 2-10 meter). Sehingga pada saat latihan keterampilan menggiring bola pemain ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan

52

tidak mempunyai kecepatan yang stabil dalam menempuh jarak setiap repetisi dalam satu set. Bentuk latihan shuttle run juga bersifat menimbulkan kebosanan dalam diri pemain serta dalam latihan shuttle run tidak ada rintangan di depan pemain, tetapi hanya ada pembatas antar jarak yang akan dilalui atau ditempuh.

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait