• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya-Upaya Yang Dilakukan Oleh Polsekta Medan Baru Dalam

GENG MOTOR

D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Oleh Polsekta Medan Baru Dalam

Mencegah Dan Menanggulangi Kenakalan Geng Motor

Mengapa ada sebagian kalangan remaja yang mudah terbujuk untuk mengikuti geng motor. Benarkah seluruh fenomena itu sekadar persoalan psikologis, ataukah justru lebih bercorak sosiologis.

Apabila problem sosial itu dilihat dari perspektif psikologistis, maka penilaian yang muncul adalah kaum remaja yang menjadi anggota geng motor tersebut sedang melampiaskan hasrat tersembunyinya.

Dalam bahasa psikoanalisis Sigmund Freud, kaum remaja itu lebih mengikuti kekuatan id (dorongan-dorongan agresif) ketimbang superego (hati nurani). Keberadaan ego (keakuan) mereka gagal untuk memediasi agresivitas menjadi aktivitas sosial yang dapat diterima dengan baik dalam kehidupan sosial (sublimasi).39

Namun, pendekatan psikologis itu sekadar mampu mengungkap persoalan dalam lingkup individual. Itu berarti nilai-nilai etis yang berdimensi sosial cenderung untuk dihilangkan. Padahal, kehadiran geng motor lebih banyak berkaitan dengan problem sosiologis.

Definisi tentang geng itu sendiri sangat jelas identik dengan kehidupan

39

berkelompok. Hanya saja geng memang memiliki makna yang sedemikian negatif. Geng bukan sekadar kumpulan remaja yang bersifat informal. Geng dalam bahasa Inggris adalah sebuah kelompok penjahat yang terorganisasi secara rapi. Dalam konsep yang lebih moderat, geng merupakan sebuah kelompok kaum muda yang pergi secara bersama-sama dan seringkali menyebabkan keributan. Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor.

Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya.

Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi

mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif.

Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya dan orang lain.

Solusi Alternatif Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji, menginstruksikan kepada seluruh Kepala Sekolah agar tidak segan-segan menindak siswanya yang terbukti terlibat dalam organisasi geng motor, kalau perlu dikeluarkan dari sekolah. Diharapkan, tindakan tersebut dapat menekan jumlah anggota geng motor dan aksi brutal mereka.40

Perihal kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung di atas dapat diterapkan di Kota Medan dalam menindak para siswa yang terlibat di dalam geng motor.

Sebenarnya tindakan tersebut tidak sepenuhnya efektif. Butuh keberanian yang besar dan beresiko tinggi untuk melakukannya. Salah satu solusi yang bisa memperbaiki keadaan mereka secara efektif adalah peran kepedulian dan kasih sayang orang tua mereka sendiri.

Solusi ini akan lebih efektif, mengingat penyebab utama mereka memilih geng motor sebagai bagian kehidupannya adalah karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua. Dalam menterapi anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa bekerja sama dengan psikolog yang mereka percayai. Sehingga secara pasikologis sedikit demi sedikit anak akan mendapatkan

40 Ibid.

kembali kenyamanan berada dalam kasih sayang orang tua serta Penanaman Nilai-nilai Agama sebagai upaya preventif terhadap peningkatan jumlah anggota geng motor di kemudian hari, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai agama sejak dini. terutama tentang akhlaq (moral dan etika). Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan yang harus dipatuhi.

Selain itu bagaimana melakukan pengendalian atau kontrol sosial atas merebaknya geng motor itu. Ada cara yang dapat dikerahkan untuk mengatasi deviasi sosial, yaitu:

1. Internalisasi atau penanaman nilai-nilai sosial melalui kelompok informal atau formal. Lembaga-lembaga sosial, seperti keluarga dan sekolah, adalah kekuatan yang dapat membatasi meluasnya geng motor. Mekanisme pengendalian itu lazim disebut sebagai sosialisasi. Dalam proses sosialisasi itu, setiap unit keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab membentuk, menanamkan, dan mengorientasikan harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan, serta tradisi-tradisi yang berisi norma-norma sosial kepada remaja. Bahkan, hal yang harus ditegaskan adalah sosialisasi yang bersifat informal dalam lingkup keluarga jauh lebih efektif. Sebab, dalam domain sosial terkecil itu terdapat jalinan yang akrab antara orang tua dengan remaja.

2. Penerapan hukum pidana yang dilakukan secara formal oleh pihak negara. Dalam kaitan itu, aparat penegak hukum, seperti kepolisian, pengadilan, dan lembaga pemenjaraan, digunakan untuk mengatasi geng motor. Keuntungannya

adalah penangkapan dan pemberian hukuman kepada anggota-anggota geng motor yang melakukan tindakan kriminal mampu memberikan efek jera bagi anggota-anggota atau remaja lain. Kerugiannya, aplikasi hukum pidana membatasi kebebasan pihak lain yang tidak berbuat serupa. Bukankah dalam masyarakat ada kelompok-kelompok pengendara sepeda motor yang memiliki tujuan-tujuan baik, misalnya untuk menyalurkan hobi automotif

3. Deskriminalisasi yang berarti bahwa eksistensi geng-geng motor justru diakui secara hukum oleh negara. Tentu saja, deskriminalisasi bukan bermaksud untuk melegalisasi kejahatan, kekerasan, dan berbagai pelanggaran norma-norma sosial yang dilakukan remaja. Deskriminalisasi memiliki pengertian sebagai "kejahatan yang tidak memiliki korban". Prosedur yang dapat ditempuh adalah pihak pemerintah dan masyarakat membuka berbagai jenis ruang publik yang dapat digunakan kaum remaja untuk mengekspresikan keinginannya, terutama dalam menggunakan kendaraan bermotor. Lapangan terbuka atau arena balap bisa jadi merupakan jalan keluar terbaik.

Melihat kenakalan remaja yang dilakukan oleh geng motor, maka saran yang dapat diajukan adalah:41

1. Sebaiknya masalah tindak pidana yang dilakukan oleh kelompok geng bermotor diatur secara khusus dalam sebuah peraturan daerah (perda) yang tentu saja secara yuridis harus mengacu pada perundang-undangan yang lebih tinggi. Isi perda memuat ketentuan penanganan masalah kejahatan remaja yang meliputi empat unsur, yaitu unsur preventif, unsur represif, unsur kuratif, dan

41

unsur koordinatif. Ketentuan sanksinya dibuat lebih tegas, tidak hanya terhadap pelaku tetapi juga kepada anggota kelompok geng lainnya yang mempengaruhi untuk melakukan tindak kejahatan. Dan yang sangat penting pula adanya penyuluhan hukum kepada anggota geng motor agar mereka ”melek hukum”. 2. Penanganan masalah tindak pidana yang dilakukan geng motor harus

melibatkan berbagai pihak dalam masyarakat. Upaya pembinaan dilakukan tidak hanya terhadap pelaku tindak pidana juga terhadap semua unsur dalam masyarakat, yaitu aparat penegak hukum, instansi terkait, dan masyarakat luas. Karena adanya aparat penegak hukum yang profesional mutlak diberlakukan dalam upaya penegak hukum. Begitu juga pada masyarakat, dengan dilakukannya pembinaan tersebut, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran hukum masyarakat untuk mematuhi peraturan yang ada, tidak melakukan ejekan dan sangkaan buruk terhadap remaja yang tergabung dalam kelompok geng bermotor. Terutama peran pihak keluarga remaja diperlukan agar dapat lebih memperhatikan kebutuhan dan kasih sayang yang seharusnya didapatkan oleh para remaja seusianya, serta memberikan bimbingan yang lebih baik terhadap apa yang mereka lakukan.

Pemerintah, instansi-instansi terkait, masyarakat khususnya keluarga dapat melakukan hal-hal sebagai berikut untuk para remaja, yaitu: (a) memberikan kesempatan kepada anak muda untuk beremansipasi dengan cara yang sehat, menyertakan mereka pada kegiatan penting demi keadilan merata; membuka ruang publik seluas-luasnya bagi remaja untuk berkarya dan berkreasi, (b) memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang lebih relevan dengan

kebutuhan anak muda zaman sekarang, serta adanya kaitan dengan pengembangan bakat dan potensi anak remaja; (c) memberikan bekal yang cukup bagi remaja untuk menyongsong tahap berikutnya sebagai manusia dewasa seutuhnya yang akan berbaur dengan kehidupan bermasyarakat.

3. Untuk remaja sendiri diperlukan sikap mawas diri dalam melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri dan melakukan introspeksi dan koreksi terhadap kekeliruan yang telah dilakukan. Sebaliknya, orang tua dan para pembina remaja harus memperbanyak kearifan, kebaikan, dan keadilan, agar orang dewasa dapat dijadikan panutan bagi anak-anak muda demi perkembangan dan proses kultivasi generasi muda penerus bangsa.

Pendekatan psikologi penanganan kenakalan remaja memiliki banyak cara yang bervariasi namun dalam pembahasan fenomena komunitas geng motor kita memfokuskan menggunakan 2 metode, yaitu:

1. Behavioural methods,

Penanganan kenakalan remaja geng motor dengan menggunakan metode ini adalah dengan mencoba untuk mengubah perilaku remaja tersebut. Behavioural methods akan lebih terlihat hasilnya ketika diiringi dengan multimodal interventions. Penanganannya termasuk:42

a. Training komunikasi

b. Feedback

c. Positive interruption d. Problem-solving

f. Happy talk g. Positive request

h. Non-blaming communication

i. Training keahlian negosiasi j. Meningkatkan dialog

k. Permainan-permainan dalam keluarga.43

Selain cara-cara diatas terdapat beberapa training dan program rehabilitasi yang berbeda, antara lain:

a. The Reasoning and Rehabilitation Programme, dikembangkan oleh Ross and Fabiono dalam Herbert.

Dalam fenomena komunitas geng motor perlu diadakannya program rehabilitasi dan penalaran untuk para anggota geng sesuai dengan prosedur rehabilitasi tersebut untuk mengubah perilaku ‘ngebut-ngebutan’ dan melanggar lalu lintas menjadi pemakai jalan raya yang beradab.

b. Agression Replacement Training (ART) terdiri dari tiga pendekatan utama untuk mengubah perilaku: bentuk pembelajaran keahlian sosial, training mengkontrol kemarahan atau emosi, dan pendidikan moral.

Anggota geng motor perlu memahami untuk berinteraksi sosial yang seharusnya. Selain itu, mengontrol emosi atau kemarahan adalah aspek penting yang harus dilakukan anggota geng tersebut karena biasanya gejolak emosi yang berlebihan itulah yang menyebabkan seorang remaja menyalurkan dalam bentuk juvenile deliquency. Pendidikan formal juga faktor penting yang harus

42

Mizrazan Mariam, Op.Cit., hal. 2.

43 Ibid.

didapatkan oleh para remaja.

2. Cognitive-behavioural (CBT) Methods

Pendekatan CBT sebagai intervensi untuk kenakalan remaja biasanya terdiri dari beberapa teknik yang mana merupakan akar dari terapi kognitif yang digabungkan dengan terapi prilaku .

Program penanganan didesain seperti urutan dibawah ini:

a. Training relaksasi, yaitu remaja anggota geng motor tersebut perlu mengikuti training relaksasi ataupun menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang dapat membuat mereka tenang dan nyaman. Hal ini disebabkan dengan hati yang panik dan penuh gejolak akan menyebabkan seseorang salah dan tidak awas untuk mengambil suatu tindakan. Selain itu, dalam keadaan tenang dan nyaman akan mempermudah seseorang dimana dalam konteks ini remaja anggota geng motor untuk menerima perlakuan-perlakuan lainnya.

b. Modelling dan reinforcement tingkah laku, yaitu dengan memberikan mereka model dan penguatan yang dapat mereka tiru. Hal ini penting karena biasanya remaja yang terjebak oleh kenakalannya tidak dapat membedakan apakah tindakan mereka itu baik atau buruk. Oleh karena itu, dengan adanya contoh dan penguatan baik itu reward atau punishment akan memberi arahan bagi remaja anggota geng motor tersebut.

c. Menumbuhkan lebih banyak pikiran-pikiran positif (kognisi) dan atribusi diri untuk alter maladaptive beliefs, yaitu dengan memberi sugesti-sugesti positif apa yang seharusnya dilakukan. Sehingga para komunitas geng

motor tersebut dapat bepikir bahwa tindakan mereka itu tidak benar.

d. Pengalaman kegiatan yang menyenangkan, yaitu mengganti tindakan mereka yang tidak mematuhi norma-norma sosial dengan kegiatan lain yang menyenangkan namun itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada seperti permainan balapan motor, atau pertandingan balap motor F1, atau dengan kegiatan-kegiatan yang lain.

e. Menggunakan operant conditioning untuk mengembangkan perilaku prososial dan mengembangkan keahlian sosial, yaitu menggunakan reinforcement untuk menimbulkan perilaku yang dapat diterima sosial.44 Selain dua metode di atas Santrock memberikan strategi-strategi untuk mengembangkan kehidupan remaja, diantaranya:

1. Lebih mengembangkan harapan-harapan positif untuk remaja Dengan mengembangkan harapan-harapan positif kepada remaja akan membuat remaja merasa dirinya tidak dipandang hanya sebagai sumber kenakalan dan perusak. Janganlah melihat remaja saat dia melakukan kerusakan dan krisis. Lihatlah sewaktu evaluasi dan membuat komitmen tentang dirinya.

2. Buatlah sekolah yang lebih baik untuk remaja. Sekolah untuk para remaja membutuhkan pengembangan sosioemosional sebaik pengembangan kognitif. 3. Sukseskan program untuk remaja dalam menghadapi bahaya.45

Dua komposisi terpenting untuk menyukseskan program untuk remaja dalam bahaya, yaitu:

1. Tumbuhkan atensi individu

44 Ibid. 45

2. Kembangkan koordinasi komunitas-jaringan luas

Hasil wawancara menjelaskan upaya yang dilakukan oleh Polsekta Medan Baru dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan geng motor adalah

memberikan penyuluhan kepada anak-anak sekolah setiap hari Senin dan melakukan pengamanan merupakan preventif (pembinaan) setiap malam Sabtu, Minggu, Senin bagi anak-anak remaja yang sedang berkumpul di pinggiran jalan.46

Upaya lainnya yang dapat dilakukan oleh kepolisian dalam

penanggulangan geng motor adalah dengan melakukan patroli pada malam hari pada wilayah dimana diindikasikan berkumpulnya geng motor. Patroli tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan koordinasi antara Polsekta Medan Medan Baru berkoordinasi dengan Brimob dan unsur-unsur kepolisian lainnya dalam satu lingkup wilayah kerja Poltabes Medan. Hal ini disebabkan Polsekta Medan Medan Baru merupakan bagian atau unit kerja dari Polresta Medan.

Selain dengan patroli kepolisian juga melakukan aktivitas lainnya dengan mengadakan razia-razia pada wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sekolah. Tujuan daripada razia ini selain memberikan kontribusi kepada pemakai jalan khususnya anak sekolah untuk memenuhi rambu-rambu lalu lintas seperti pemakaian helm dan kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor juga dapat mencegah kebebasan geng motor di sekolah-sekolah.

Selain itu kepolisian juga dapat membentuk suatu kesatuan khusus penanggulangan geng motor. Pembentukan satuan khusus tersebut, polisi juga perlu memperhatikan faktor umur anggota geng motor. Karena mayoritas anggota

geng motor saat ini adalah pemuda, maka satuan khusus untuk penanganan geng motor tersebut juga perlu punya polisi khusus pemuda. Pemuda punya gaya khusus, jadi perlu ada personel yang paham soal pemuda juga.

                    46

Hasil Wawancara Dengan Bapak Dony, Kepala Kepolisian Sektor Medan Baru, tanggal 19 Mei 2012.

BAB V

Dokumen terkait