• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian

Dalam dokumen DOKUMEN JLN LONG LEMBAHMUKTI (Halaman 152-195)

SEKSI 2.1 SELOKAN DAN SALURAN AIR

1) Uraian

3) Kegiatan Pengembalian Kondisi ...1 4) Kegiatan Pekerjaan Utama ...2 5) Kegiatan Pemeliharaan Rutin ...4

1.1.2 Beberapa ASPEK YANG berkaitan DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN...4

1) Aspek Keselamatan Kerja ...4 2) Aspek Lingkungan ...4 3) Aspek Administrasi ...4 4) Aspek Ekonomis ...5 5) Aspek Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas ...5 6) Aspek Sosial dan Budaya ...5

1.1.3 JADWAL PELAKSANAAN ...5

1) Umum...5 2) Detail Jadwal pelaksanaan ...5 3) Revisi Jadwal Pelaksanaan. ...6 4) Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Couse Meeting-SCM) ...6

1.1.4 DOKUMEN REKAMAN PROYEK ...6

1) Prinsip Dasar ...6 2) Dokumen Kerja ...7 3) Bahan Rekaman Proyek ...7 4) Pemeliharaan Dokumen Pelaksanaan Proyek ...7 5) Dokumen Rekaman Akhir ...8

1.1.5 STANDAR RUJUKAN ...9 SEKSI 1.2 PERSIAPAN ...10 1.2.1 UMUM ...10 1) Uraian ...10 1.2.2 PERSYARATAN ...10 1) Standar Rujukan ...10 1.2.3 PEMERIKSAAN LAPANGAN ...10 1) Prinsip Dasar ...10 2) Pekerjaan Survei Lapangan untuk Peninjauan kembali Rancangan ...10 3) Pekerjaan Pelaksanaan Survei ...12 4) Penetapan Titik Pengukuran ...12 5) Tenaga Ahli ...13 6) Pengendalian Mutu Bahan ...13 7) Dasar Pembayaran ...13

1.2.4 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ...13

ii

2) Mobilisasi Personil ...13 3) Mobilisasi Fasilitas Kantor dan Peralatan ...14 4) Mobilisasi Material ...14 5) Periode Mobilisasi ...14 6) Program Mobilisasi ...14 7) Demobilisasi ...15 8) Pengukuran ...15 9) Dasar Pembayaran ...15

1.2.5 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA ...16

1) Prinsip Dasar ...16 2) Kantor Penyedia Jasa dan Fasilitasnya...16 3) Bengkel dan Gudang Penyedia Jasa ...16 4) Dasar Pembayaran ...17

1.2.6 FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN ...17

1) Prinsip Dasar ...17 2) Fasilitas Laboratorium dan Pengujian ...17 3) Prosedur Pelaksanaan Pengujian ...18 4) Dasar Pembayaran ...19

1.2.7 PENGADAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN ...19

1) Bahan ...19 2) Pengangkutan Bahan ...20 3) Penyimpanan Bahan ...21 4) Pembuangan Bahan ...21 5) Dasar Pembayaran ...21

SEKSI 1.3 PENGATURAN LALU LINTAS ...23 1.3.1 UMUM ...23

1) Uraian ...23

1.3.2 PERSYARATAN ...23

1) Standar Rujukan ...23

1.3.3 PELAKSANAAN ...23

1) Perlindungan Pekerjaan Terhadap Kerusakan Akibat Lalu Lintas ...23 2) Pekerjaan Jalan atau Jembatan Sementara ...23 3) Pengaturan Sementara untuk Lalu Lintas...24 4) Pemeliharaan untuk Keselamatan Lalu Lintas ...24 5) Dasar Pembayaran ...24

SEKSI 1.4 RELOKASI UTILITAS DAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN ...25 1.4.1 UMUM ...25 1) Uraian ...25 1.4.2 PERSYARATAN ...25 1) Standar Rujukan ...25 2) Dokumen Acuan ...25 3) Persyaratan Kerja ...25 4) Persyaratan Tempat ...25 1.4.3 RELOKASI UTILITAS...25 1) Prinsip Dasar ...25

iii

2) Pengaturan Dengan Instansi Terkait Setempat ...25 3) Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Utilitas ...26 4) Metoda Kerja ...26 5) Pelaksanaan ...26 6) Pengukuran ...27 7) Dasar Pembayaran ...28 1.4.4 PEKERJAAN PEMBERSIHAN ...28 1) Prinsip Dasar ...28 2) Pembersihan Selama Pelaksanaan ...29 3) Pembersihan Akhir ...29 4) Dasar Pembayaran ...29

1 - 1

DIVISI 1

UMUM

SEKSI 1.1

KETENTUAN UMUM 1.1.1 KLASIFIKASI KEGIATAN 1) Uraian

a) Yang dimaksud dengan Ketentuan Umum adalah ketentuan pekerjaan secara umum dan menyeluruh untuk setiap tahapan kegiatan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan, mulai dari klasifikasi kegiatan, aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan, jadwal pelaksanaan, dokumen rekaman kontrak dan standar rujukan

b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini mencakup kegiatan umum, kegiatan pengembalian kondisi, kegiatan pekerjaan utama, dan kegiatan pemeliharaan rutin. Aspek yang bersangkutan dengan prosedur variasi, pembayaran sertifikat bulanan, pembayaran sementara, dan penutupan kontrak diatur dalam Syarat-syarat Umum dan Syarat-syarat Khusus Kontrak.

2) Kegiatan Umum

Penyedia Jasa diharuskan untuk melakukan pemeriksaan lapangan yang cukup detail selama periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat melaksanakan penyesuaian kondisi pekerjaan minor dan menyelesaikan detail pekerjaan sebelum operasi pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.3.

Sebelum pekerjaan pemeriksaan lapangan dimulai, Penyedia Jasa harus mempelajari gambar asli untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama, lokasi setiap pelebaran perkerasan, struktur jembatan dan struktur drainase. Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam gambar.

Setelah revisi minor terhadap seluruh rancangan selesai, volume dalam daftar kuantitas dan harga dapat diubah oleh Direksi Pekerjaan, revisi minor ini harus berdasarkan data pemeriksaan lapangan yang dikumpulkan oleh Penyedia Jasa sebagai bagian dari cakupan pekerjaan dalam kontrak.

3) Kegiatan Pengembalian Kondisi

Pekerjaan Pengembalian Kondisi harus dimulai sesegera mungkin selama periode mobilisasi dan dimaksudkan untuk mengembalikan jalan lama dan jembatan minor yang ada ke suatu kondisi yang dapat digunakan, konsisten dengan kebutuhan normal untuk jalan dan/atau jembatan menurut jenisnya, sebagai persiapan untuk pekerjaan peningkatan.

a) Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor (1) Pengembalian Kondisi Perkerasan

(2) Penambalan perkerasan, meliputi penggalian lokasi tertentu jalan yang berlubang-lubang atau rusak berat dan pengisian kembali, pemadatan dan pekerjaan penyelesaian dengan bahan pengembalian kondisi yang sesuai dengan bahan perkerasan lama.

(3) Penutupan lubang-lubang yang besar pada perkerasan berpenutup aspal. (4) Perbaikan tepi perkerasan pada perkerasan berpenutup aspal.

(5) Pelaburan setempat pada perkerasan berpenutup aspal yang retak-retak.

(6) Pekerjaan perataan setempat baik pada jalan dengan atau tanpa berpenutup aspal atau ambles (depression) setempat.

1 - 2

(7) Perataan setempat pada jalan tanpa penutup aspal. b) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan

(1) Pengembalian kondisi perkerasan pada bahu jalan yang berlubang-lubang atau rusak berat.

(2) Pengupasan bahu jalan yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan yang telah selesai dikerjakan sehingga mencapai ketinggian sesuai desain.

c) Pengembalian Kondisi Selokan, Saluran Air, Timbunan, Galian dan Penghijauan

(1) Penggalian dan pembentukan kembali saluran drainase tanpa pelapisan (unlined) yang runtuh atau alinyemen yang jelek.

(2) Perbaikan setempat pada beton non-struktural yang retak atau terkelupas, pasangan batu dengan mortar (mortared stonework) atau pasangan batu (stone masonry) untuk saluran yang dilapisi (lined) dan gorong-gorong.

(3) Pekerjaan galian minor atau penimbunan yang diperlukan untuk membentuk ulang dan meratakan kembali timbunan atau galian yang ada, dimana timbunan atau galian tersebut mengalami kelongsoran atau erosi.

(4) Stabilisasi dengan tanaman pada timbunan atau galian yang terekspos.

(5) Penanaman semak atau pohon baru sebagai pengganti tanaman lama yang ditebang untuk pelebaran jalan atau untuk tujuan lainnya.

d) Pengembalian Kondisi Fasilitas Perlengkapan Jalan (1) Penyediaan dan pemasangan rambu- rambu lalu lintas (2) Pengecatan marka jalan

(3) Penyediaan dan pamasangan alat pemberi isyarat lalu lintas

(4) Penyediaan dan pemasangan alat pengendali dan pengaman pemakai jalan meliputi pagar pemisah pedestrian, deliniator, dan pita pegaduh.

(5) Penyediaan dan pemasangan fasilitas pendukung lalu lintas meliputi fasilitas pejalan kaki, bangunan pemisah jalan, penerangan jalan dan pekerjaan elektrikal, penataan tanaman jalan dan jembatan penyeberangan pejalan kaki.

e) Pengembalian Kondisi Jembatan

Perbaikan terbatas atau penggantian bagian-bagian dari struktur atas jembatan yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural atau non-struktural. Perbaikan dapat dilakukan terhadap struktur jembatan beton, baja atau kayu dan dapat meliputi :

(1) Penginjeksian (grouting) semen pada beton yang retak. (2) Perbaikan pada beton yang terkelupas.

(3) Pembuangan dan penggantian beton struktur yang rusak. (4) Penggantian baja yang tertanam seperti sambungan ekspansi. (5) Perbaikan atau penggantian sandaran (hand railing) yang rusak. (6) Pembuangan dan penggantian baja struktur yang berkarat berat. (7) Pembuangan dan penggantian kayu yang lapuk.

(8) Penggantian konektor yang berkarat.

(9) Pembersihan dan pengecatan kayu atau baja struktur 4) Kegiatan Pekerjaan Utama

Pekerjaan Utama diterapkan untuk pembangunan jalan dan jembatan baru atau penggantian jembatan lama. Pekerjaan ini digunakan untuk peningkatan/perbaikan, umumnya akan berupa pelapisan ulang (overlay) permukaan perkerasan, bila perlu dilapisi terlebih dahulu dengan lapis perkuatan (strengthening layer).

1 - 3

(1) Pelapisan ulang dengan lapisan aspal yang terdiri dari perataan dan perkuatan dari AC-BC atau HRS-Base atau lapisan lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar dan dilanjutkan dengan pelapisan permukaan memakai AC-WC atau HRS-WC atau lapisan jenis lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar.

(2) Pekerjaan penghamparan Lapis Pondasi Agregat untuk rekonstruksi ruas jalan yang rusak berat dan diikuti dengan salah satu jenis pelapisan permukaan yang disebutkan di atas.

b) Pelapisan Non Struktural

(1) Pelapisan ulang dengan satu lapis lapisan beraspal, seperti Latasir, HRS-WC, AC-WC, Lasbutag, Latasbusir atau Campuran Dingin untuk meratakan permukaan dan menutup perkerasan lama yang stabil.

(2) Pelapisan ulang dengan dua lapis lapisan beraspal, terdiri dari lapis perata AC-BC atau Base, dan dilanjutkan dengan pelapisan permukaan memakai AC-WC atau HRS-WC atau lapisan jenis lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar, untuk meratakan dan menutup perkerasan lama yang stabil.

c) Pelaburan Non Struktural

Pelaburan memakai BURTU atau BURDA pada perkerasan jalan lama dengan lalu lintas rendah, dimana permukaan perkerasan tersebut cukup rata dan mempunyai punggung jalan

(camber) yang memenuhi.

d) Pengerikilan Kembali Jalan Tanpa Berpenutup Aspal

Pengerikilan kembali untuk mengganti kerikil yang hilang oleh lalu lintas dan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan kerikil yang ada pada ruas jalan yang lemah.

e) Penambahan / Rekonstruksi Bahu Jalan Sepanjang Jalan Berpenutup Aspal

(1) Bahu jalan berpenutup aspal yang terdiri dari Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang dilapisi dengan BURTU.

(2) Bahu jalan tanpa penutup aspal terdiri dari Lapis Pondasi Agregat Kelas B. f) Penambahan atau Rekonstruksi Pekerjaan Penunjang

(1) Selokan tanah.

(2) Selokan dan drainase yang dilapisi. (3) Gorong-gorong pipa dari beton. (4) Gorong-gorong persegi dari beton.

(5) Pekerjaan tanah untuk perbaikan kelongsoran.

(6) Peninggian elevasi permukaan jalan (grade raising), hanya bila benar-benar diperlukan dan dana dalam Kontrak masih mencukupi.

(7) Pekerjaan struktur lainnya, seperti jembatan kecil dan sebagainya.

(8) Pekerjaan perlindungan talud, seperti pasangan batu kosong dengan atau tanpa adukan dan bronjong.

(9) Re-alinyemen horisontal minor, hanya bila benar-benar diperlukan untuk alasan keamanan dan dana dalam Kontrak masih mencukupi.

g) Pekerjaan Pembangunan Jembatan Baru atau Penggantian Jembatan Lama (1) Pekerjaan pondasi, seperti sumuran, pondasi tiang, dan sebagainya.

(2) Pekerjaan bangunan bawah, seperti kepala jembatan (abutment) dan pilar jembatan. (3) Pekerjaan bangunan atas, antara lain gelagar beton bertulang atau beton pratekan atau

baja.

h) Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Perlengkapan Jalan (1) Pekerjaan Pemasangan rambu-rambu lalu lintas baru (2) Pekerjaan median, separator, dan trotoar

1 - 4 i) Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru

5) Kegiatan Pemeliharaan Rutin

Kegiatan Pemeliharaan Rutin harus dimulai segera setelah periode kontrak dimulai dan dimaksudkan untuk mencegah setiap kerusakan lebih lanjut pada jalan dan/atau jembatan minor. a) Pemeliharaan Rutin Perkerasan Lama

(1) Penambalan lubang kecil dan pelaburan setempat pada permukaan perkerasan berpenutup aspal lama yang masih utuh (sound).

(2) Perataan ringan secara rutin dengan motor grader pada jalan tanpa penutup aspal untuk mengendalikan terjadinya lubang atau keriting (corrugations).

b) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan Lama

(1) Penambalan lubang pada bahu jalan lama tanpa penutup aspal.

(2) Penambalan lubang dan pelaburan retak pada bahu jalan lama berpenutup aspal. c) Pemeliharan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan

(1) Pembersihan dan pembuangan lumpur secara rutin pada selokan dan saluran yang ada. (2) Pembuangan semua sampah dari sistem drainase yang ada setelah hujan lebat.

(3) Pemotongan rumput secara rutin dan pengendalian pertumbuhan tanaman pada galian, timbunan, lereng dan bahu.

d) Pemeliharaan Rutin Fasilitas Perlengkapan Jalan

(1) Pengecatan ulang semua rambu jalan, patok tanda dan lainnya yang tidak terbaca. (2) Pembersihan rutin terhadap semua fasilitas perlengkapan jalan.

(3) Perbaikan minor terhadap masing-masing jenis fasilitas perlengkapan jalan. e) Pemeliharaan Rutin Jembatan

(1) Pemeriksaan dan pembersihan rutin pada semua komponen struktur jembatan dimana korosi pada baja atau pelapukan pada kayu dapat terjadi jika tidak dibersihkan.

(2) Pemeriksaan dan pembersihan rutin kotoran pada semua saluran air dimana penggerusan terhadap timbunan atau pondasi jembatan dapat terjadi jika tidak dibersihkan.

(3) Pemeriksaan dan pembersihan rutin semua kotoran dan sampah pada lubang-lubang drainase lantai jembatan dan pipa-pipa saluran.

1.1.2 BEBERAPA ASPEK YANG BERKAITAN DALAM PELAKSANAAN

KEGIATAN 1) Aspek Keselamatan Kerja

Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus memperhatikan ketentuan perundangan dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan bertanggung jawab atas keselamatn kerja di lapangan. Program ini harus dilaksanakan dan disampaikan kepada Direksi Pekerjaan. 2) Aspek Lingkungan

Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, harus membuat program pengelolaan dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), bila tidak ada maka penyedia jasa harus menyiapkan manual/prosedur pengelolaan dampak lingkungan. Program ini harus dilaksanakan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

3) Aspek Administrasi

Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.

1 - 5

Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, pengawasan, serah terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.

4) Aspek Ekonomis

SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus sesuai spesifikasi serta dalam penyimpanan harus memperhatikan mutu supaya tetap terjaga dan diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.

5) Aspek Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas

Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus menjamin kelancaran dan keselamatan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan. Untuk mewujudkan hal ini, Penyedia Jasa harus memastikan dan berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai manual pengelolaan lalu-lintas selama pekerjaan.

6) Aspek Sosial dan Budaya

Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya masyarakat, dengan mengacu hasil Dokumen RKL dan UKL yang merupakan hasil kajian Lingkungan.

1.1.3 JADWAL PELAKSANAAN

1) Umum

Untuk pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan jadwal pelaksanaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.

2) Detail Jadwal pelaksanaan

a) Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :

(1) Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan, harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan

(2) Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan atau sesuai dengan kebutuhan Proyek yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

(3) Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.

(4) Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.

b) Jika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan Analisa Jaringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan, sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

c) Penyedia Jasa harus menyediakan jadwal untuk instalasi Pencampur Aspal dan Peralatan Pendukung secara terpisah, disertai dengan suatu perhitungan yang menunjukkan bahwa hasil produksi instalasi Pencampur Aspal dapat tercapai sesuai rencana kebutuhan.

d) Penyedia Jasa harus membuat jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

1 - 6

e) Penyedia Jasa harus menyediakan jadwal pelaksanaan setiap jembatan dengan skala balok horisontal untuk setiap jenis pekerjaan dan pelengkapnya untuk pencatatan kemajuan pekerjaan (progress) aktual terhadap program untuk setiap mata pembayaran.

3) Revisi Jadwal Pelaksanaan.

a) Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan pada Butir 1.1.4.2) bilamana kemajuan keuangan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan keuangan rencana setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.

b) Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang meliputi :

(1) Uraian Revisi, termasuk perubahan seluruh jadwal, perubahan dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.

(2) Pembahasan lokasi-lokasi yang bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.

4) Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Couse Meeting-SCM)

a) Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan progres phisik oleh Penyedia Jasa berdasarkan jadwal kontrak (Contract Schedule).

b) Dalam hal terjadinya keterlambatan progres phisik oleh Penyedia Jasa, maka prosedur ini harus diikuti dalam mengambil keputusan :

(1) Jika terjadinya keterlambatan progres fisik antara 5% - 10%, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan akan dilaksanakan antara Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis (SE/

Supervision Engineer) dan Penyedia Jasa.

(2) Jika terjadinya keterlambatan progres fisik antara 10% - 15%, maka rapat pembuktian keterlambatan akan dilaksanakan antara Pejabat Eselon II pada pemerintah Pusat atau Daerah yang memiliki kewenangan pembinaan jalan, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis, dan Penyedia Jasa.

(3) Jika terjadinya keterlambatan progres fisik pada periode I (rencana fisik 0% - 70%) lebih besar dari 15% dan pada periode II (rencana fisik 70% - 100%) lebih dari 10 % mengacu pada syarat-syarat umum kontrak pasal 33 (Kontrak Kritis)

c) Semua kegiatan Rapat Pembuktian Keterlambatan harus dibuat dalam Berita Acara Rapat Pembuktian Keterlambatan yang ditandatangani oleh Pemimpin dari masing-masing pihak sebagai catatan untuk membuat persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan berikutnya.

1.1.4 DOKUMEN REKAMAN PROYEK

1) Prinsip Dasar

a) Selama pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menjaga rekaman yang akurat dari semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam 1 (satu) set Dokumen Rekaman Proyek, dan harus memindahkan informasi akhir tersebut ke dalam Dokumen Rekaman Akhir sebelum penyelesaian Pekerjaan.

b) Pada tahap pengajuan dokumen rekaman proyek perlu dilakukan beberapa kegiatan, yaitu: (1) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan 1 (satu) set Dokumen

Rekaman Proyek dalam keadaan terpelihara pada setiap bulan tanggal 25 untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Dokumen Rekaman Proyek yang telah disetujui Direksi Pekerjaan ini, menjadi prasyarat untuk pengesahan Sertifikat Bulanan. (2) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan Rekaman Akhir Proyek

pada saat permohonan Berita Acara Penyelesaian Akhir untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, disertai dengan surat pengantar yang berisi :

(a) Tanggal.

1 - 7 (c) Nama dan Alamat Penyedia Jasa.

(d) Judul dan Nomor tiap Dokumen Rekaman.

(e) Berita Acara yang menyatakan bahwa setiap dokumen yang diserahkan telah lengkap dan benar.

(f) Tanda tangan Penyedia Jasa, atau wakilnya yang sah. 2) Dokumen Kerja

a) Segera setelah Penetapan Pemenang, Penyedia Jasa dapat memperoleh 1 (satu) set lengkap semua Dokumen yang berhubungan dengan Kontrak tanpa biaya dari Direksi Pekerjaan. Dokumen Kerja akan mencakup :

(1) Syarat-syarat Kontrak. (2) Spesifikasi.

(3) Gambar.

(4) Addenda (bila ada).

(5) Modifikasi lainnya terhadap Kontrak. (6) Catatan hasil pengujian lapangan (bila ada). b) Penyimpanan Dokumen Kerja

Dokumen Kerja harus disimpan dan diarsipkan dalam rak-rak di kantor lapangan, dan Penyedia Jasa harus menjaga Dokumen Kerja tersebut terlindung dari kehilangan atau kerusakan sampai pemindahan data akhir ke dalam Dokumentasi Akhir Proyek telah selesai dilaksanakan. Dokumen rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud pelaksanaan pekerjaan dan dokumen tersebut harus selalu tersedia setiap saat untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.

3) Bahan Rekaman Proyek

Segera setelah semua bahan, aspal, agregat, bahan bahu jalan, semen, beton, campuran aspal panas, dan sebagainya disetujui, maka semua contoh yang telah disetujui harus disimpan dengan baik di lapangan.

4) Pemeliharaan Dokumen Pelaksanaan Proyek a) Penanggungjawab

Penyedia Jasa harus melimpahkan tanggung jawab pemeliharaan Dokumen Rekaman kepada salah seorang staf yang ditunjuk dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelumnya.

b) Pemberian Tanda

Segera setelah diterimanya Dokumen Kerja, Penyedia Jasa harus memberi tanda pada setiap dokumen dengan judul “Dokumen Rekaman Proyek-Dokumen Kerja”, dengan huruf cetak setinggi 5 cm.

c) Pemeliharaan

Pada saat penyelesaian Kontrak, kemungkinan sejumlah Dokumen Kerja harus dikeluarkan untuk mencatat masukan-masukan baru dan untuk pemeriksaan, dan dalam kondisi-kondisi yang demikian kegiatan seperti ini akan dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus mencari cara yang cocok untuk melindungi dokumen kerja tersebut untuk disetujui Direksi Pekerjaan. d) Tata Cara Membuat Catatan dalam Gambar

Catatan pada Gambar harus dilakukan dengan menggunakan pensil berwarna yang dapat dihapus (tidak boleh memakai tinta), perubahan harus diuraikan dengan jelas dengan pencatatan dan kalau perlu dengan garis grafis. Catat tanggal semua masukan. Berilah tanda perhatian pada setiap catatan dengan tanda “awan” pada tempat atau tempat-tempat yang mengalami perubahan. Bilamana terjadi perubahan yang tumpang tindih (over laping), maka disarankan menggunakan warna yang berbeda untuk setiap perubahan. Dokumen rekaman harus selalu diperbaharui jangan sampai terdapat bagian yang tertanam dalam setiap pekerjaan yang dikerjakan tidak tercatat.

1 - 8

Beri tanda yang jelas untuk mencatat setiap detail pelaksanaan, misalnya :

(1) Kedalaman berbagai elemen pondasi sehubungan dengan data yang ditunjukkan.

(2) Posisi horisontal maupun vertikal untuk utilitas bawah permukaan harus ditandai pada bagian permukaan pekerjaan yang permanen.

(3) Lokasi utilitas yang tertanam dalam pekerjaan harus diberi tanda sehingga mudah terlihat dengan tanda-tanda khusus pada struktur.

(4) Perubahan dimensi dan detail pelaksanaan di lapangan. (5) Perubahan yang terjadi dengan adanya Variasi. (6) Gambar detail yang tidak terdapat dalam Gambar asli. e) Waktu Pencatatan

Semua catatan harus dibuat dalam jangka waktu 24 jam terhitung sejak diterimanya informasi.

f) Keakuratan

Gunakan semua sarana yang diperlukan, termasuk perlengkapan khusus yang dipakai untuk pengukuran, untuk menentukan lokasi bagian-bagian yang terpasang dan untuk memperoleh data masukan yang akurat.

Penyedia Jasa harus melakukan koordinasi atas semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen Rekaman, membuat catatan yang sesuai dan sebagaimana mestinya pada setiap halaman Spesifikasi dan pada lembaran Gambar dan pada Dokumen lainnya, dimana pencatatan yang demikian diperlukan untuk menunjukkan perubahan yang sebenarnya terjadi. Keakuratan rekaman harus sedemikian rupa sehingga setiap pencarian bagian-bagian pekerjaan yang ditunjukkan dalam Dokumen Kontrak di kemudian hari dapat dengan mudah diperoleh dari Dokumen Rekaman yang telah disetujui.

5) Dokumen Rekaman Akhir a) Umum

Tujuan pembuatan Dokumen Rekaman Akhir adalah menyiapkan informasi nyata menyangkut semua aspek pekerjaan, baik yang tertanam maupun yang terlihat, untuk

Dalam dokumen DOKUMEN JLN LONG LEMBAHMUKTI (Halaman 152-195)

Dokumen terkait