• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran capaian kinerja sasaran serta perkembangannya dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Evaluasi kinerja pemerintah kota dan instansi pemerintah diselesaikan tepat pada waktunya

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) kepada Masyarakat, bahwa penyampaian LPPD, LKPJ dan ILPPD selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran.

Pemerintah Kota Madiun telah melaksanakan ketentuan tersebut secara tepat waktu setiap tahunnya. Begitu pula dengan penyampaian LAKIP telah dilaksanakan secara tepat waktu.

b. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik Sebagaimana diamanatkan dalam dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional bahwasanya salah satu satu tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan adalah perlu disusun indeks kepuasan masyarakat (IKM). Selanjutnya dikeluarkan pula Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Kep/25/M.Pan/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan

Kegiatan penyusunan IKM dimaksudkan untuk menilai seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan unit penyelenggara pelayanan Pemerintah melalui survey terhadap tingkat kepuasan masyarakat.

Tujuan penyusunan IKM ini untuk mendapatkan feed back/umpan balik secara berkala atas kinerja/kualitas pelayanan yang diberikan Pemerintah kepada masyarakat sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja unit pelayanan yang berkesinambungan.

Sasaran penyusunan IKM adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;

2. Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna;

3. Untuk menumbuhkan kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik;

3. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang harus dilakukan;

4. Diketahui nilai indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Daerah;

5. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada lingkup Pemerintah Daerah dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan;

6. Terinformasikan tentang gambaran kinerja unit pelayanan bagi masyarakat.

Survey IKM dilaksanakan secara mandiri dari masing-masing SKPD yang melaksanakan pelayanan secara langsung kepada masyarakat dengan cara menyediakan blanko kuesioner yang berisi 14 (empat belas) unsur pelayanan yaitu :

1. Prosedur Pelayanan; 2. Persyaratan Pelayanan;

3. Kejelasan Petugas Pelayanan; 4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan; 5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan; 6. Kemampuan Petugas Pelayanan; 7. Kecepatan Pelayanan;

8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan; 9. Kesopanan dan Keramahan Petugas; 10. Kewajaran Biaya Pelayanan;

11. Kepastian Biaya Pelayanan; 12. Kepastian Jadwal Pelayanan; 13. Kenyamanan Lingkungan; dan

14. Keamanan Pelayanan untuk dinilai oleh masyarakat penerima layanan.

Ruang lingkup kegiatan IKM ini adalah melakukan kegiatan survey mengenai tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilaksanakan unit pelayanan instansi pemerintah. Unit pelayanan instansi pemerintah di Kota Madiun yang dilakukan survey IKM pada Tahun Anggaran 2013 sebanyak 56 (lima puluh enam) Unit kerja pelayanan meliputi 17 SKPD, 3

Perusahaan Daerah, 6 Puskesmas, 3 Kecamatan dan 27 Kelurahan.

Perkembangan nilai IKM dapat dilihat dari hasil penilaian IKM di masing-masing Unit Kerja sebagaimana tabel di atas, diketahui bahwa nilai IKM rata-rata pada Tahun 2013 mencapai 78,51 mengalami kenaikan dari Tahun 2012 yang mencapai 77,85. Sebanyak 44 Unit Kerja dari 56 Unit Kerja pada Tahun 2013 yang melaksanakan survey IKM pada Tahun 2013 mengalami kenaikan nilai IKM, dan 11 Unit Kerja tetap nilai IKM-nya.

c. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Tepat Waktu

Pelaksaanaan fungsi pengawasan dapat diartikan tepat waktu apabila pelaksanaan pemeriksaan pada SKPD telah dilaksanakan sesuai Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan Jadwal waktu yang telah ditentukan oleh Inspektorat Daerah.

Pada Tahun 2013 Inspektorat Kota Madiun telah melakukan pemeriksaan reguler terhadap 144 obyek pemeriksaan dari target 144 obyek pemeriksaan yang direncanakan dan telah tercapai 100%. Obyek pemeriksaan mengalami penurunan dibandingkan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2012 yaitu sebanyak 146 obyek pemeriksaan, hal tersebut dikarenakan terdapat 2 (dua) obyek pemeriksaan yang dipandang telah melaksanakan tugas-tugas dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dengan baik. Sedangkan hari pemeriksaan dari 2 (dua) Obyek tersebut dialihkan ke SKPD lainnya.

Pada Tahun 2013 penanganan kasus-kasus di lingkungan Pemerintah Kota Madiun atas dasar pengaduan dari masyarakat maupun Instansi Pemerintah yang masuk ke Inspektorat Kota Madiun sebanyak 32 kasus dari target yang direncanakan 45 kasus. Dari 32 kasus yang telah ditangani Inspektorat Kota Madiun terdiri dari :

 Korupsi/Pungli : 1 kasus  Perselingkuhan : 6 kasus  Kasus masalah perceraian : 14 kasus  Kasus masalah disiplin pegawai : 6 kasus  Penipuan : 1 kasus  Perjudian : 1 kasus  Lain-lain : 3 kasus JUMLAH : 32 kasus

Apabila dibandingkan dengan Tahun 2012 yang mencapai 38 kasus, maka pada Tahun 2013 mengalami penurunan 15,78%. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran, ketaatan dan disiplin PNS di lingkungan Pemerintah Kota Madiun makin meningkat.

d. Jumlah MOU kerjasama

Dalam rangka mewujudkan Kota Madiun yang maju dan sejahtera, salah satu upayanya adalah melalui Kerjasama Daerah. Kerjasama daerah yang dilaksanakan Pemerintah Kota Madiun selama Tahun 2013 adalah sebanyak 11 Kerjasama Daerah.

e. Frekuensi diadakan kegiatan even nasional dan regional

Pemerintah Kota Madiun merupakan salah satu anggota APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) yang senantiasa berupaya untuk ikut serta dalam even-even baik di tingkat regional maupun nasional yang diselenggarakan oleh APEKSI setiap tahunnya. Even/kegiatan APEKSI yang diikuti Pemerintah Kota Madiun pada Tahun 2013 adalah :

1. Muskorwil APEKSI di Kupang 2. Muskernas APEKSI di Palangkaraya 3. Indonesia City Expo di Palangkaraya 4. Jaringan Kota Pusaka Indonesia

(JKPI)

di Blitar

Dokumen terkait