• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 63) variabel penelitian adalah segala sesuau yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger (dalam Sugiyono, 2016: 38) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam-macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu, variabel independen dan dependen.

3.4.1 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2016: 39) variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen (Variabel bebas) dalam penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran inkuiri, karena dengan penerapan variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen.

3.4.2 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2016: 39) variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen (variabel terikat) pada penelitian ini adalah pengaruh dari diterapkannya model pembelajaran inkuiri, yaitu hasil belajar. Materi yang difokuskan oleh peneliti adalah materi muatan pelajaran Matematika mengenai skala.

47 Variabel penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2 variabel penelitian 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Darmawan (2013: 159) teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah: 3.5.1 Tes

Menurut Kasmadi dan Sunariah (2013: 69) tes merupakan rangkaian pertanyaan yang memerlukan jawaban testi sebagai alat ukur dalam proses assesmen maupun evaluasi dan mempunyai peran penting untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, bakat atau kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam proses belajar, tes digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar.

Teknik pengumpulan data dengan tes bertujuan untuk mengukur pengetahuan siswa dan mengukur tingkat pencapaian keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri dan metode ceramah. Soal prettest dan posttest berupa soal essay/uraian.

Menurut Sudijono (2011: 99) tes uraian adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang cukup panjang untuk menunjukkan pengertian siswa terhadap materi yang

Model Pembelajaran Inkuiri

48 dipelajari. Soal Tes diberikan pada siswa SDN Nanggulan yaitu kelas VA yang diberi perlakuan menggunakan metode ceramah dan VB yang diberi perlakuan model pembelajaran inkuiri. Tes yang diberikan berupa pretest dan posttest. Soal pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok sebelum diberi perlakuan, sedangkan soal posttest bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setelah diberlakukannya model pembelajaran inkuiri pada kelompok eksperimen dan metode ceramah pada kelompok kontrol.

3.5.2 Non Tes 3.5.2.1 Wawancara

Menurut Sudaryono (2016: 82) wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur, dalam wawancara terstruktur ini peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan terstruktur sebagai pedoman ketika mewawancarai guru dan siswa. Tujuan peneliti menggunakan teknik wawancara yaitu peneliti ingin memperoleh keterangan yang sedalam-dalamnya mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, selain itu peneliti ingin mengetahui model pembelajaran yang digunakan dan keefektifan penerapan model pembelajaran yang dipilih oleh guru.

3.5.2.2 Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

49 Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan. Dalam observasi nonpartisipan ini peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sehari-hari siswa, melainkan peneliti hanya menjadi pengamat, selain itu peneliti menggunakan observasi tidak terstruktur dimana dalam observasi tidak terstruktur ini instrumen observasi tidak dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, melainkan peneliti mencatat apapun yang terjadi di dalam kelas. Peneliti menggunakan teknik observasi karena peneliti ingin tahu proses kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya diterapkan guru didalam kelas serta partisipasi, dan respon model pembelajaran yang diterapkan guru, agar data yang diperoleh peneliti pada saat wawancara lebih akurat dan tidak menyimpang. Selain itu hasil observasi ini dapat digunakan oleh peneliti sebagai data pendukung dalam penyusunan penelitian ini.

3.5.2.3 Kuesioner/Angket

Menurut Kasmadi dan Sunariah (2013: 70) kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang memerlukan tanggapan, baik kesesuaian maupun ketidaksesuaian dari suatu hal. Jenis kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah bentuk kuesioner tertutup. Menurut Yusuf (2014: 202) dalam kuesioner tertutup alternatif jawaban sudah ditentukkan terlebih dahulu, sehingga responden hanya tinggal memilih dari alternatif yang telah disediakan. Kuesioner atau angket tersebut mengarahkan jawaban pada skala keterbacaan soal pretest dan posttest. Kuesioner/angket diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap soal yang dibuat oleh peneliti.

50 3.6 Instrumen Penelitian

Siregar (2013: 138) mengungkapkan instrumen adalah alat yang digunakan sebagai pengumpulan data dalam suatu penelitian, sehingga skala pengukuran instrumen dapat menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: wawancara, observasi dan tes. Berikut uraian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan peneliti:

3.6.1 Soal Tes

Peneliti menggunakan soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri dan metode ceramah. Soal tes yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar tersebut yaitu soal essay atau uraian. Soal tes pretest dan posttest, dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.4 “Menjelaskan skala melalui denah” dan masing-masing soal tes mewakili setiap indikator yang dibuat oleh peneliti. Berikut ini kisi-kisi soal tes uraian muatan pelajaran Matematika yang akan digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posstest

Kompetansi Dasar Indikator Nomor

soal Jml soal Skor 3.4 Menjelaskan skala melalui denah 3.4.1 Menelusuri hubungan antara skala, jarak sebenarnya, dan jarak pada peta/gambar.

2,6,7 3 5

3.4.2 Menghitung skala dari suatu denah. 3,4,5 3 5 3.4.3 Menyimpulkan pengertian skala. 1 1 5 3.6.2 Pedoman Wawancara

Peneliti melakukan wawancara pada guru kelas V SD Negeri Nanggulan Yogyakarta, mengenai proses pembelajaran Matematika yang berlangsung

51 didalam kelas, model pembelajaran yang digunakan guru dan hasil belajar Matematika siswa. Peneliti melakukan wawancara pada siswa kelas V untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas efektif bagi siswa. Hasil wawancara dengan guru dan siswa dapat dilihat di lampiran 3.1 pada halaman 109. Berikut ini adalah pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mewawancarai guru dan siswa :

Tabel 3.3

Daftar pertanyaan wawancara Guru

No Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat ibu mengajar?

2. Apakah Ibu menerapkan model pembelajaran dalam KBM khususnya pada muatan pelajaran Matematika? Jika iya, model pembelajaran apa yang Ibu terapkan?

3. Bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung dalam KBM muatan pelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran yang Ibu terapkan?

4. Bagaimana respon siswa ketika Ibu menerapkan model pembelajaran tersebut? 5. Apakah ada kendala-kendala yang Ibu alami ketika proses KBM muatan pelajaran

Matematika?

6. Bagaimana cara Ibu mengatasi kendala-kendala tersebut?

7. Menurut Ibu, apakah model pembelajaran yang ibu terapkan sudah efektif ? mengapa?

8. Bagaimana hasil belajar Matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran tersebut?

9. Apakah hasil belajar Matematika tersebut sudah mencapai KKM? 10. Berapa nilai KKM Matematika yang berlaku di SDN Nanggulan?

11. Apakah Ibu pernah menerapkan model pembelajaran inkuiri ? Jika sudah, apakah model pembelajaran inkuiri efektif diterapkan dalam muatan pelajaran Matematika?

Tabel 3.4

Daftar pertanyaan wawancara Siswa

No Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana perasaanmu ketika melakukan kegiatan pembelajaran dikelas? 2. Kegiatan pembelajaran seperti apa yang kalian harapkan?

3. Kegiatan pembelajaran yang paling berkesan menurutmu itu apa? 4. Mengapa kegiatan tersebut berkesan?

5. Muatan pelajaran apa yang tidak kamu sukai? Mengapa?

6. Apa yang selama ini kamu lakukan ketika kesulitan belajar Matematika?

3.6.3 Lembar Kuesioner/Angket

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner keterbacaan soal. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahan siswa terhadap soal yang dibuat oleh peneliti.

52 Skala penilaian yang digunakan dalam lembar angket menggunakan skala likert. Menurut Widoyoko (2012: 104) prinsip pokok skala likert yaitu menentukkan kedudukan seseorang dalam suatu kontinum, mulai dari dari sangat negatif sampai dengan sangat positif. Penggunaan skala likert ada 3 alternatif model, yaitu model tiga pilihan (skala tiga), empat pilihan (skala empat), dan lima pilihan (skala lima).

Angket yang dibuat oleh peneliti menggunakan model empat pilihan (skala empat). Peneliti menggunakan pilihan skala empat karena menurut Widoyoko (2012: 106) pilihan skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dan juga tidak ada peluang bagi responden untuk bersikap netral atau memilih netral. Hasil pengisian lembar kuesioner atau angket dapat dilihat di lampiran 7.3 pada halaman 202. Berikut ini adalah lembar kuesioner yang digunakan oleh peneliti:

Tabel 3.5

Lembar Kuesioner Indikator Keterbacaan

No Keterangan

Skala Penilaian

1 2 3 4

1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

2. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan menggunakan kalimat tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai 3. Petunjuk pengerjaan soal jelas

4. Rumusan kalimat soal tidak bermakna ganda 5. Soal yang diberikan sesuai dengan materi

6. Soal yang diberikan membuat saya paham dengan materi skala

7. Soal yang diberikan mampu mengungkapkan kekurangan dan kelebihan saya terhadap pemahaman materi skala 8. Batasan pertanyaan jelas

9. Jumlah soal sesuai dengan waktu pengerjaan soal

Keterangan :

53 3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Menurut Sugiyono (2011: 168) Teknik pengujian validitas digunakan untuk melihat apakah instrumen yang digunakan sudah benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan teknik pengujian reliabilitas untuk melihat konsistensi atau kestabilan data meskipun digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama. Instrumen yang valid dan reliabel yang digunakan dalam pengumpulan data, diharapkan menghasilkan hasil penelitian yang valid dan reliabel pula. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel, peneliti mengujicobakan instrumen soal pretest dan posttest terlebih dahulu kepada siswa kelas VIA dan VIB SDN Nanggulan sebelum digunakan untuk penelitian. Jumlah responden untuk ujicoba soal yaitu 62 siswa, 31 siswa diberi soal pretest dan 31 siswa mengerjakan soal posttest. Kemudian instrumen soal pretest dan posttest yang sudah dikerjakan siswa diuji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini penjelasan uji validitas dan reliabilitas instrumen:

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Siregar (2013: 46) validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Misalkan seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka mengukurnya menggunakan alat ukur yang valid yaitu dengan timbangan. Uji validitas ini bertujuan untuk

54 mendapatkan instrumen yang benar-benar valid sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data yang valid pula.

Validitas yang akan digunakan dalam penelitian adalah validitas isi (content validity), validitas tampang (face validity) dan validitas konstruk (construct

validity). Berikut ini penjelasan mengenai validitas yang digunakan oleh peneliti:

3.7.1.1 Validitas Isi (Content Validity)

Menurut Siregar (2013: 46) validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Artinya suatu instrumen mencerminkan keseluruhan isi atau materi yang hendak diukur atau yang seharusnya dikuasai siswa.

Pada validitas isi ini, instrumen perangkat pembelajaran dan instrumen soal pretest dan posttest divalidasi oleh pakar yang dipandang memiliki keahlian dan memiliki hubungan dengan muatan pelajaran yang akan diujikan. Validitas isi instrumen ini diperoleh dari 3 pendapat ahli yaitu 1 dosen dan 2 guru kelas V SDN Nanggulan.

Validasi yang dilakukan oleh para ahli memberikan skor dengan rentang nilai 1-4, dengan kriteria sebagai berikut: skor 1 = kurang sekali, skor 2 = kurang, skor 3 = baik, dan skor 4 = baik sekali. Dalam melakukan penilaian instrumen dari hasil validitas isi, peneliti menggunakkan acuan penilaian menurut Masidjo (1997: 151), acuan penilaian yang digunakan yaitu: penilaian acuan patokan atau PAP (Criterion- Referenced Evaluation). Yang dimaksud dengan penilaian acuan patokan atau PAP adalah suatu penilaian yang membandingkan hasil (skor) dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian PAP

55 berorientasi pada suatu patokan keberhasilan atau batas lulus penguasaan bahan yang sifatnya pasti atau absolut.

Patokan atau skor minimal yang menunjukkan bahwa instrumen cukup baik mewakili isi dari setiap konsep yang ingin diukur dalam validitas isi ini adalah 2,6. Dengan kata lain passing score validitas isi yang harus dicapai dituntut minimal 65% dari total skor yang seharusnya dicapai. Dalam membuat rentang atau interval pencapaian rata-rata skor validasi, peneliti perlu mengalikan setiap presentase pencapaian dengan total skor maksimal yang harus dicapai.

Keputusan untuk memperbaiki instrumen penelitian atau tidak berpedoman dari rata-rata skor dan komentar yang diberikan oleh validator. Berikut ini adalah kriteria hasil validitas isi yang dibuat peneliti berdasarkan penilaian acuan patokan atau PAP menurut Masidjo (1997: 153-155)

Tabel 3.6

Kriteria Hasil Validitas Isi

Tingkat Presentase Pencapaian Validasi

Interval Pencapaian rata-rata skor Validasi

Keputusan

90% ─ 100 % 3,6-4 Sangat Baik

80 % ─ 89% 3,2-3,5 Baik

65% ─ 79% 2,6-3,1 Cukup

55%─64% 2,2-2,5 Kurang baik

dibawah 55 % dibawah 2,2 Kurang Sekali