• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Vasektomi

2.4.1. Pengertian Vasektomi

Vasektomi berasal dari perkataan : (a) vas = vas deferen = saluran mani = saluran yang menghubungkan testis dengan urethra dan menjadi saluran untuk transpor sel mani, (b) ektomi = memotong dan mengangkat. Jadi vasektomi dalam arti yang murni berarti memotong dan mengangkat saluran vas deferens kanan dan kiri. Akan tetapi, yang dimaksud dengan vasektomi untuk KB adalah bilateral partial vasektomi, yaitu memotong sebagian kecil vas deferen kanan dan kiri masing-masing kurang daripada 1 cm. Dengan demikian vasektomi hanya menghalang-halangi transpor bibit laki-laki (spermatozoa) (Anfasa, 1982).

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2003). Menurut Tjokronegoro (2003), vasektomi adalah cara KB yang mantap di mana saluran air mani (vas deferens) diputuskan sehingga sperma dari dalam testis tidak akan keluar bersama cairan mani lain pada saat bersetubuh.

Vasektomi adalah satu-satunya cara sterilisasi pria yang diterima sampai saat ini. Vasektomi harus dibedakan dengan kebiri (pengambilan kedua testes) karena dengan vasektomi hanya perjalanan sperma dari testis ke dunia luar yang diputus, tepatnya dengan memotong dan mengambil sebagian dari vas deferens. Seseorang yang telah menjalani vasektomi masih mengeluarkan semen tetapi bebas sel sperma (spermatozoa) dan masih memiliki keinginan berhubungan seksual (libido) secara normal, bahkan potensi dan kepuasannya pun tidak berubah. Vasektomi merupakan operasi kecil yang cukup dilakukan dengan anestesia lokal.

Apabila akseptor vasektomi ingin memiliki anak lagi, maka dapat dilakukan rekanalisasi, namun rekanalisasi tidak boleh dijadikan sebagai promosi atau daya tarik bagi akseptor dalam memilih vasektomi. Rekanalisasi adalah tersambungnya kembali saluran reproduksi. Upaya untuk menyambung kembali salurang vas deferen adalah dengan melakukan operasi kembali yang agak sulit. Oleh sebab itu, keputusan untuk menerima vasektomi harus sudah dipertimbangkan secara matang dan bukan atas desakan atau bujukan pihak lain. Penyesalan akan terjadi bila motivasi tidak datang dari klien dan keluarganya sendiri (Siswosudarmo, 2001).

2.4.2. Kelebihan dan Keterbatasan Vasektomi

Adapun kelebihan metode kontrasepsi vasektomi adalah :

1. Mudah pelaksanaanya dengan pembiusan setempat kurang lebih 15 menit. 2. Bekas operasi hanya merupakan luka yang cepat sembuh.

3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

5. Merupakan metoda mantap (BKKBN, 2007).

Keuntungan vasektomi (Anfasa, 1982) antara lain : (1) tidak ada mortalitas (kematian), (2) morbiditas (akibat sakit) kecil sekali, (3) tidak perlu mondok di rumah sakit, (4) waktu operasi hanya 15 menit, dan dilakukan dengan pembiusan setempat, (5) sangat efektif (kemungkinan gagal tidak ada), karena dapat diperiksa kepastiannya di laboratorium, (6) tidak membutuhkan biaya yang besar.

Keterbatasan metode kontrasepsi vasektomi antara lain : 1. Harus dengan tindakan pembedahan.

2. Walaupun merupakan operasi kecil, masih dimungkinkan terjadi komplikasi seperti pendarahan dan infeksi.

3. Tidak melindungi klien dari penyakit menular seksual.

4. Masih harus menggunakan kondom selama 15 kali ejakulasi agar tidak terjadi kehamilan akibat dari sisa-sisa sperma yang terdapat di saluran vas deferens. 5. Jika istri masih menggunakan alat kontrasepsi disarankan tetap mempertahankan

selama 2 bulan sampai 3 bulan sesudah suami menjalankan vasektomi.

6. Klien perlu istirahat total selama 1 hari dan tidak bekerja selama 1 minggu (BKKBN, 2007).

2.4.3. Sejarah Vasektomi

Vasektomi untuk pertama kalinya dilakukan pada manusia oleh Harrison pada tahun 1893 di London, Inggris. Mula-mula dengan alasan medis, untuk mengobati pasien dengan indikasi hipertrofi prostat. Kemudian untuk membatasi keturunan pada mereka yang memiliki penyakit serius maupun mental (Anfasa, 1982).

Vasektomi pertama kali dikerjakan oleh seorang ahli bedah Inggris pada tahun 1893 ini adalah salah satu metode kontrasepsi mantap bagi pria dengan biaya murah, efektif, sederhana, dan aman, yaitu dengan cara memotong kedua saluran sperma (Vas Deferens) sehingga pada saat ejakulasi cairan mani yang dikeluarkan tidak lagi mengandung sperma sehingga tidak terjadi kehamilan. Vasektomi ini merupakan suatu metode kontrasepsi dengan melakukan tindakan operasi kecil yang memakan waktu operasi yang singkat yaitu 10-15 menit dan tidak memerlukan anestesi (bius) umum, cukup dengan bius lokal saja sehingga relatif lebih aman (BKKBN, 2006)

2.4.4. Syarat sebagai Peserta Vasektomi

Syarat sebagai Peserta Vasektomi antara lain :

1. Sudah merasa cukup jumlah anak dan dalam keadaan sehat. 2. Atas kehendak sendiri, mendapat persetujuan dari istri. 3. Dalam kondisi keluarga yang harmonis.

4. Pasutri dalam keadaan sehat (BKKBN, 2007).

Syarat seseorang yang menginginkan kontrasepsi mantap (kontap) antara lain: (1) harus sudah memiliki sekurang-kurangnya satu anak, meskipun kebanyakan dokter baru mau melakukan sterilisasi kalau pasangan tersebut sudah memiliki sekurang-kurangnya dua anak, (2) Faktor sosial ekonomi memengaruhi pertimbangan untuk memilih cara ini, (3) adanya perkawinan (keluarga) yang stabil, sebab perceraian setelah kontap menimbulkan penyesalan yang sangat sulit diatasi. Tidak mudah menilai kestabilan dalam rumah tangga, tetapi lamanya perkawinan dan

jumlah anak, umur suami dan istri setidaknya dapat mencerminkannya (Siswosudarmo, 2001).

Konseling harus dilakukan pada saat calon klien (pasangan) berada pada psikologis yang prima. Klien diberikan kesempatan untuk menilai keuntungan, kerugian, akibat, prosedur, dan alternatif lain dan tidak harus menentukan pilihannya pada saat itu juga (Siswosudarmo, 2001).

Informed consent adalah pernyataan klien bahwa ia menerima atau menyetujui sebuah tindakan medis sterilisasi secara sukarela dan menyadari sepenuhnya semua resiko dan akibatnya. Konseling merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan dan informed consent merupakan salah satu hasil akhir dari sebuah konseling. Informed consent harus ditandatangani tidak hanya oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh pasangannya (Siswosudarmo, 2001).

Vasektomi tidak disarankan untuk :

1. Pasangan muda yang masih ingin mempunyai anak. 2. Pasangan yang kehidupan perkawinannya bermasalah. 3. Pasangan yang mengalami gangguan jiwa.

4. Pasangan yang belum yakin terhadap keinginan pasangannya.

5. Pria/suami yang menderita diabetes, kelainan jantung & pembekuan darah, hernia dan testisnya membesar dan nyeri (BKKBN, 2007).

Dokumen terkait