• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu detensi proses

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN 3R 2014 (Halaman 150-157)

PENGENALAN MODUL SIKIPAS

3. Waktu detensi proses

Setiap bahan mempunyai karakteristik waktu detensi proses tertentu. Oleh karena itu, proses harus didesain untuk mencukupi hanya hari terbaik dari produksi dan setelah itu lumpur sisa proses dapat dikeluarkan atau dipindahkan ke modul selanjutnya. Apabila terlalu banyak volume bahan yang dimasukan maka lama pengisian akan semakin singkat. Bahkan akan terdorong keluar sedangkan gas masih diproduksi dalam jumlah yang cukup banyak.

1.2

GAS BIO DAN MANFAATNYA

Biogas atau gas bio adalah gas yang dihasilkan dari proses anaerobik, dimana proses penguraian bahan-bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme pada kondisi ketiadaan oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain, ± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon

dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S. Gas bio dapat dibakar seperti elpiji dan dalam skala besar

gas bio dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi gas bio banyak terdapat pada kotoran ternak sapi, kerbau, babi dan kuda. Berikut adalah salah satu model instalasi biogas (gambar 1.1)

Tata Cara Pilihan Teknologi

53

Gas bio dapat dimanfaatkan untuk mengisi kekurangan atau mensubstitusi sumber energi alternatif sebagai bahan bakar keperluan rumah tangga, terutama untuk memasak dan lampu penerangan. Selain itu dapat digunakan untuk menjalankan generator untuk menghasilkan listrik dan menggerakan motor bakar. Gas bio mengandung berbagai macam zat, baik yang terbakar maupun yang dapat dibakar. Zat yang tidak dapat dibakar merupakan kendala yang dapat mengurangi mutu pembakaran gas tersebut. Gas bio lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak tanah karena gas bio memiliki rantai karbon yang lebih pendek sehingga gas CO yang dihasilkan relatif lebih sedikit.

Energi yang terkandung dalam gas bio tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin

tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada gas bio, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor.

Kualitas gas bio dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu: Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur

mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila gas bio mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gasyang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulfur dioksida dan sulfur trioksida (SO2/SO3).

senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk asam sulfat (H2SO3) suatu

senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam gas bio akan menurunkan titik penyalaan gas bio serta dapat menimbukan korosif.

1.3

PEMAHAMAN MODUL SIKIPAS

Modul SIKIPAS ialah SIstem Komunal Instalasi Pengolahan Anaerobik Sampah yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dalam upayanya meningkatkan kinerja TPS 3R (Sumber : Direktorat Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman, 2013). Modul SIKIPAS dibuat untuk melengkapi jenis infrastruktur pada

TPS 3R di Indonesia, terdiri atas proses pengolahan sampah organik menjadi gas bio, kompos padat, dan kompos cair. Gas bio yang terbentuk dari proses pengolahan sampah organik secara anaerob pada Modul SIKIPAS berperan sebagai sumber energi alternatif (panas) atau dapat dikonversi langsung menjadi listrik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan menggunakan skema proses secara anaerobik (lihat gambar 1.1), maka diperoleh spesifikasi proses dengan tampilan sebagai berikut.

Dalam prosesnya, sampah organik tercacah dimasukkan ke dalam unit penampungan sampah dimana di dalamnya terjadi proses anaerobik selama 20 hari kemudian dilanjutkan dengan proses aerobik selama 20 hari. Dari proses tersebut dihasilkan kompos padat dan kompos cair (lindi) yang dapat terpisah dengan sendirinya secara gravitasi. Untuk kompos padat dapat langsung di produksi sedangkan untuk kompos cair (lindi) dilanjutkan dalam unit pengumpul air lindi. Dalam unit pengumpul air lindi, pH lindi disesuaikan menjadi 6,5-7,5 dan dilanjutkan dalam unit penghasil gas bio. Dalam unit inilah dihasilkan fasa lainya yaitu fasa gas yang disebut Gas bio. Dimana lindi yang dihasilkan masuk ke dalam unit resirkulasi air lindi dan dapat langsung diproduksi, sedangkan gas bio masuk ke dalam unit pembangkit listrik yang dilengkapi dengan unit pengukur gas bio. Sehingga gas bio dapat dimanfaatkan. Berikut adalah spesifikasi proses yang dihasilkan berdasarkan skema proses tersebut.

Gambar1.2 Skema Proses Modul SIKIPAS

Tata Cara Pilihan Teknologi

55

Tabel 1.1 Spesifikasi Proses Modul Sikipas

No. Komponen Spesifikasi Proses

1. Kapasitas Operasi 1 m

3/hari ; 0,6 ton/hari ; 400 KK/hari ; 2.000

jiwa/hari

2. Jenis Sampah Sampah organik tercacah

3. Proses Kombinasi anaerobik dan aerobik

4. Durasi/Waktu

Detensi 20 hari (anaerobik) + 20 hari (aerobik)

5. Produk

 Kompos padat : 300 kg

 Kompos cair : 150 liter

 Gas bio : 97,5 m3

6. Konversi Energi

121,8 kWh (netto) kebutuhan energi rata- rata (di Indonesia) untuk 1 rumah dalam 10 hari

7. Luas Lahan 1.350 m

2(termasuk area untuk daur ulang dan

perkantoran)

8. Biaya Pengolahan Rp 20.000,- /KK/bulan

(Sumber : Direktorat PPLP, 2012)

Keunikan dari Modul SIKIPAS adalah penyempurnaan fase tunggal/penyatuan proses hidrolisis- asidogenesis-metanogenesis (yang umumnya dilakukan pada pengolahan sampah secara anaerobik pada tingkat masyarakat/komunal selama ini), menjadi fase ganda yaitu pemisahan antara proses hidrolisis-asidogenesis dengan proses metanogenesis. Ciri khas tersebut merupakan ciri khusus dari instalasi pengolahan sampah yang mengoperasikan proses anaerobik, yang dibuat oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

Pada September 2012, Modul pengelolaan SIKIPAS telah diserah terimakan di Kompleks Perumahan KOPASSUS Cijantung oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Gambar 1.3 dan gambar 1.4 berikut memperlihatkan kondisi pengelolaan SIKIPAS yang ada di Kompleks Perumahan KOPASSUS Cijantung

Gambar 1.3 Pengelolaan SIKIPAS di Kompleks Perumahan KOPASSUS Cijantung

Tata Cara Pilihan Teknologi

57

Sebagai informasi, 1 buah prototipe SIKIPAS ini dapat mengolah sampah organik dengan kapasitas 1 m3/hari (kapasitas pelayanan sekitar 42.000 jiwa atau 400 KK), dengan menghasilkan

gas bio sebesar 150 m3dalam 6 minggu. Nilai energi dari gas bio tersebut mampu menyediakan

energi listrik untuk 1 buah rumah selama 2 minggu. Selain itu, akan dihasilkan pula kompos padat sebanyak 1 m3dan kompos cair sebanyak 150-200 liter dari 1 m3sampah organik terolah.

Inovasi ini merupakan salah satu inovasi Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengurangi sampah organik dari sumbernya. Modul SIKIPAS ini diharapkan akan menjadi prototipe untuk pengujian lapangan yang kedepannya akan diterapkan di seluruh Indonesia. Diharapkan langkah ini dapat meringankan beban TPA sampah yang sudah semakin terbatas kapasitasnya.

Tata Cara Pilihan Teknologi

59

BAB II

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN 3R 2014 (Halaman 150-157)