• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Pijat Bayi

4. Waktu Pijat Bayi

Pijat bayi bisa dilakukan segera setelah bayi dilahirkan, atau sesuai dengan keinginan orang tua. Apabila dilakukan pemijatan lebih dini, bayi akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih besar. Hasil yang lebih optimal akan didapat jika pemijatan dilakukan sejak bayi baru lahir secara teratur setiap hari hingga bayi berusia 6-7 bulan, pemijatan bisa dilakukan lebih dari 1 kali dalam sehari. Waktu yang terbaik untuk melakukanya saat bayi dalam keadaan terjaga dengan baik. Hindari saat-saat ketika bayi anda terlihat lapar, kekenyangan, lelah, atau sedang menangis.

Pemijatan dapat dilakukan dalam waktu-waktu berikut ini :

25

a. Pada pagi hari sebelum mandi, saat orang tua dan anak siap untuk mulaiberaktifitas

b. Pada malam hari, sebelum tidur. Jika bisa dilakukan pada ssat ini, akan membantu tidur bayi lebih nyenyak (Riksani,2012).

5. Hal-hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pemijatan Bayi

Berikut ini kondisi yang tidak boleh dilakukan saat melakukan pijat bayi:

a. Memijat bayi langsung setelah makan

b. Memijat bayi pada saat kondisi bayi tidak sehat c. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat d. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

e. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan (Riksani, 2012).

6. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat bayi

Persiapan sebelum melakukan pijat bayi menurut (Riksani, 2012) adalah:

a. Mencuci tangan

b. Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi c. Ruangan untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap

d. Bayi tidak dalam keadaan lapar

e. Usahakan bayi tidak diganggu dalam waktu 15 menit untuk melalukan pemijatan

f. Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman

g. Baringkan bayi diatas kain rata yang lembut dan bersih

h. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak, lotion atau baby oil

i. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai diwajahnya sambil mengajak bicara

j. Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, miyak telon atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi.

7. Perkembangan Bayi Untuk Proses Pemijatan Bayi

Dalam gerakan pemijatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan perkembangan usia bayi. Berikut ini adalah fase-fase perkembangan untuk proses pemijatanbayi:

a. Usia bayi usia 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus seperti mengusap-usap

b. Usia bayi 1-3 bulan, dilakukan gerakan halus sambil sedikit memberikan tekanan ringan dalam waktu yang singkat

c. Usia bayi >3 bulan, gerakan tekanan pemijatan semakin meningkat (Riksani, 2012).

8. Urutan Pemijatan Bayi a. Kaki

1) Perahan cara India

a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang soft ball

27

b) Gerakan tangan kebawah secara bergantian, seperti gerakan memerah susu.

2) Peras dan putar

a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dan kedua tangan secara bersamaan

b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki.

3) Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.

4) Tarikan lembut jari

Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.

5) Gerakan peregangan (strecth)

a) Dengan mempergunakan sisi jari-jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari kearah tumit

b) Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kakipada daerah pangkal kakikerah tumit.

6) Titik tekanan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit kearah jari-jari.

7) Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan punggung kaki kearah jari-jari.

8) Peras dan putar pergelangan kaki

Buatlah pergerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya dipergelangan kaki bayi.

9) Perahan cara swedia

Peganglah pergelangan kaki bayi anda, gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki kepangkal paha bayi.

10) Gerakan menggulung

a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan

b) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

11) Gerakan akhir

a) Rapatkan kedua kaki bayi, letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha bayi

29

b) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki.

b. Perut

1) Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas kebawah perut bergantian kanan dan kiri.

2) Mengayuh sepeda dan kaki diangkat

a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan b) Denagn tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut

bagian atas sampai kejari-jari kaki 3) Ibu jari

a) Letakan ibu jari d isamping kanan kiri pusar perut b) Gerakan kedua ibu jari ke arah tepi perut kana kiri.

4) Bulan - Matahari

a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari) ulangi beberapa kali

b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran yang dimulai dari bagian kanan bawah perut sampai bagian kiri perut bayi (seolah

membentuk gambaran bulan), kemudian lakukan gerakan ini bersama-sama.

5) Gerakan I Love You

I : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”

LOVE : Pijat perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah

YOU : Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri bawah.

6) Gelembung atau jari-jari berjalan

a) Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan

b) Gerkan jari-jari pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian perut bayi guna meluarkan gelembung-gelembung udara.

c. Dada

1) Jantung besar

a) Buatlah gerakan yang meggambargan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda ditengan dada bayi atau ulu hati.

31

b) Buat gerakan keatas sampai bawah leher, kemudian kesamping di atas tulang selangka, lalu kebawah membentuk bentuk jantung, dan kemudian kembali ke ulu hati.

2) Kupu-kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri dan kembali ke ulu hati.

d. Tangan

1) Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas kebawah.Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

2) Perahan cara India

Arah perahan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna cara pemijatan ini adalah untuk relakasi kanan atau melemaskan otot.

a) Peganglah lengan bayi bagian pundakdengan tangan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan bayi.

b) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak kearah pergelangan tangan

c) Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memeras susu sapi.

3) Peras dan putar (squeeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunkan kedus tangan secara bersamaan. Peras dan putar tangan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan.

4) Membuka tangan

Pijat telaak tangan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.

5) Putar jari-jari

Pijatlah dengan lembut jari bayi satu persatu menuju arah ujung jari dengan gerakan memutar, kemudian akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari-jari bayi anda.

6) Punggung tangan

Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda, usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kearah jari-jari dengan lembut.

33

7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)

Peraslah sekeliling pergelangan tangan bayi anda dengan ibu jari dan jari telunjuk.

8) Perahan cara swedia

Arah pemijatan dengan cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan, pijatan ini digunakan untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.

a) Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergatian mulai dari pergelangan tangan bayi ke arah pundak b) Lanjutkan dengan piajtan dari pergelangan kiri bayi ke

arah pundak.

9) Gerakan menggulung

a) Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan

a) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke arah pergelangan tangan atua jar-jari.

e. Muka

Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka 1). Dahi : Menyetrika dahi (open book)

a) Letakan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi bayi

b) Tekan jari-jari anda dengan lembut, mulai dari tengah dahi kemudian keluar kesamping kanan dan kekiri seolah

melakukan gerakan menyetrika dahi atau membuka lembaran buku

c) Gerakan ke bawah ke derah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

2). Alis : Menyetrika alis

a) Letakan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis

b) Gunakan kdua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah kesamping seolah menyetrika alis

3). Hidung : Senyum I

a) Letakan kedua ibu jari anda pada prtengahan alis

b) Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan kesamping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

4). Mulut bagian atas : Senyum II

a) Letakan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat hidung

b) Gerakan kedua ibu jari anda dari tengah kesamping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

5). Mulut bagian bawah : Senyum III

a) Letakan kedua ibu jari anda di tengah dagu

35

b) Tekankan kedua ibu jari anda pada dagu bayi dengan melakukan gerakan dari tengah kesamping. Kemudian ke atas ke arah pipi seolah-olah membuat bayi tersenyum.

6). Lingkaran kecil di rahang (small chircles around jaw)

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi.

7). Belakang telinga

a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri bayi anda b) Kemudian gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah

dagu.

f. Punggung

1). Gerakan maju mundur (kursi goyang)

a) Tengkurapkanbayi anda melintang di depan anda dengan kepala berada disebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju

mundur menggunakan kedua telapak tangan anda, kemudian pijatlah bawah leher bayi sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

2). Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.Dengan tangan kiri, pijatlah mulai darileher kebawah sampai bertemu dengan

tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.

3). Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.

4). Gerakan melingkar

a) Dengan menggunakan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk kemudian turun kebawah disebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat bayi

b) Kemudian mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil didaerah leher, dan lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

5). Gerakan menggaruk

Dalam posisi tengkurap tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan anda pada punggung bayi.Selanjutnya, buatlah gerakan menggaruk kebawah memanjang sampai kepantat bayi (Riksani, 2012).

37

D. Kerangka teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Gangguan pola tidur Pemberian terapi pijat bayi Infeksi saluran pernafasan

akut : proses inflasi yang disebabkan oleh virus,

Gangguan pola tidur Ketidaka efektifan

bersihan jalan nafas

38 BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek aplikasi riset ini adalah pemberian terapi pijat terhadap kualitas tidur bayi usia 3 bulan 29 hari pada asuhan keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran Penafasan Akut diruang Melati RSUD Karanganyar.

B. Tempat dan Waktu 1. Tempat

Pengelolaan aplikasi tindakan terapi pijat bayi dilakukan diruang Melati RSUD Karanganyar

2. Waktu

Pengelolaan aplikasi tindakan dilakukan pada tanggal 13-15 Maret 2015.

C. Media dan Alat yang digunakan 1. Alas yang empuk dan lembut

2. Handuk atau lap, popok dan baju ganti 3. Minyak untuk memijat

4. Air hangat dan waslap.

39

D. Prosedur Tindakan

Table 3.1

Prosedur tindakan pijat bayi

No Aspek Yang Dinilai

A. Fase Orientasi 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan 4. Menjelaskan prosedur

5. Menanyakan kesiapan pasien B. Fase Kerja

1. Mencuci tangan dengan benar 2. Mengatur posisi klien

3. Memasang perlak atau alas 4. Membuka pakaian klien

5. Tuangkan minyak pada telapak tangan usapkan secara lembut pertama pada kaki dengan perahan cara india, peras dan putar, telapak kaki dengan dua ibu jari, jari kaki, peregangan, titik tekanan, memijat punggung kaki, peras dan putar pergelangan kaki, perahan cara swedia, gerakan menggulung, gerakan mengusap kedua kaki.

6. Pada bagian perut dengan seperti menggayuh sepeda, menggayuh sepeda dengan kaki di angkat, ibu jari kesamping, gerakan bulan matahari, gerakan pijat I love u, jari-jari berjalan.

7. Bagiann dada dengan jantung besar, gerakan kupu-kupu.

8. Tangan memijat ketiak, perahan cara india, peras dan putar, membuka tangan, putar jari-jari, punggung tangan, peras dan putar pergelangan tangan, perahan cara swedia, gerakan menggulung.

9. Wajah pertama pada dahi, alis, hidung, mulut bagian atas, mulut bagian bawah, membuat lingkaran kecil pada rahang, belakang telinga.

10. Bagian punggung gerakan seperti korsi goyang, gerakan menyetrika, gerakan kombinasi, gerakan melingkar, gerakan menggaruk.

11. Mengelap klien dengan air hangat 12. Mengusap klien dengan handuk 13. Memakaikan pakaian klien 14. Merapikan alat

15. Mencuci tangan C. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut 3. Berpamitan

E. Alat Ukur

Menurut Minarti (2012) bahwa untuk mengevaluasi kualitas tidur anak menggunakan alat ukur evaluasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner kualitas tidur anak yang diadopsi dari A Brief Screening Qustionarre (BISQ)

Tabel 3.2

Alat ukur A Brief Screening Qustionarre (BISQ)

No

41

(Jam 07.00-19.00 WIB)

3. Jumlah terbangun saat tidur malam (Mulai jam 22.00-06.00 WIB lebih

1. Durasi tidur malam (Jam 19.00-07.00 WIB)

a. Masalah berat : tidur kurang dari 3 jam semalam b. Masalah ringan : tidur 6 jam semalam

c. Tidak masalah : tidur 9 jam semalam 2. Durasi tidur siang (Jam 07.00-19.00 WIB)

a. Masalah berat : tidur kurang dari 2 jam b. Masalah ringan : tidur 2 jam

c. Tidak masalah : tidur siang 4 jam

3. Jumlah terbangun saat tidur malam (Mulai jam 22.00-06.00 WIB lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam )

a. Masalah berat : terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam

b. Masalah ringan : terbangun kurang dari 3 kali dan lama terbangun kurang dari 1 jam

c. Tidak masalah : Terbangun kurang dari 2 kali

4. Tidur tepat waktu malam hari (Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan hari-hari sebelumnya)

a. Masalah berat : tidur tidak tepat waktu dan selisih lebih dari 3 jam b. Masalah ringan : tidur tidak tepat waktu dan selisih kurang dari 1

jam

c. Tidak masah : Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan hari-hari sebelumnya

5. Durasi terjaga selama jam malam (Jumlah jam terbangun) a. Masalah berat : bisa tidur lagi setelah lebih dari 3 jam b. Masalah ringan : bisa tidur lagi setelah kurang dari 2 jam c. Tidak masalah : bisa tidur lagi lgi kurang dari 1 jam

43 BAB IV LAPORAN KASUS

Bab IV ini laporan kasus “Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Pada Asuhan Keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas Di Ruang Melati RSUD Karanganyar”. Pengkajian ini dilakukan penulis pada hari Jumat, 13 Maret 2015 jam 08.30 WIB.

A. Identitas Klien

Nama An. N, umur 3 bulan 29 hari, jenis kelamin laki-laki, pasien tinggal bersama kedua orang tuanya Ny. P dan Tn. J beralamat di Sido Mulyo, Taman Sari, Kerjo, Karanganyar. Ny. P berumur 30 tahun dan Tn. J berumur 32 tahun, An. N masuk di RSUD Karanganyar pada tanggal 13 Maret 2015 dan menurut diagnosa dokter An. N menderita penyakit ISPA. Penanggung jawab An. N adalah Tn. J yang merupakan ayah dari An. N pendidikan terakir sampai dengan SD dan sekarang Tn. J bekerja sebagai wiraswasta.

B. Pengkajian

Alasan An. N masuk rumah sakit, Ny. P mengatakan An. N panas, batuk berdahak, dan pilek. An. N rewel pada kamis malam tanggal 12 maret 2015 pada jam 23.00 WIB, kemudian An. N di bawa ke rumah sakit RSUD Karanganyar pada hari jumat tanggal 13 maret 2015 pada jam 04.20 WIB.

Diruang IGD diperiksa suhu 39°C, nadi 120x permenit, pernafasan 35x

permenit kemudian diberi infus RL 20 tpm, di extermitas kiri bawah, injeksi sanpicilin 3x200 gram, norages 50 gram, sirup ottopan 3x½ cth kemudian dibawa ke ruang Melati RSUD Karanganyar. Keluhan utama pasien sekarang, Ny. P mengatakan An. N demam, batuk berdahak, dan pilek. Riwayat penyakit dahulu, keluarga mengatakan An. N belum pernah mengalami penyakit seperti ini, An. N juga tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.

Imunisasi, Ny. P mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis Combo, BCG, DPT1, DPT2. Riwayat kesehatan keluarga, Ny. P mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Militus, Hipertensi, dll.

Pertumbuhan dan perkembangan, Ny. P mengatakan berat badan An. N saat lahir 3,1 kg, Antropometri berat badan An. N sebelum sakit 6,7 kg, berat badan selama sakit 6,5 kg, panjang badan 65 cm, lingkar kepala 39 cm, lingkar dada 45 cm, lingkar lengan 15 cm. Pola istirahat dan tidur Ny. P mengatakan anak tidur siang dan malam ±14-15 jam, selama sakit An. N tidurnya sebentar-sebentar bangun, tidur siang tidak nyenyak dan rewel. Nilai BISQ durasi tidur malam (1), durasi tidur siang (1), jumlah terbangun saat tidur malam (1), tidur tepat waktu malam hari (1), durasi terjaga selama jam malam (1).

45

Status nutrisi dan cairan pasien, sebelum sakit Ny. P mengatakan An.

N minum kuat, jenis ASI, frekuensi sering, tidak ada keluhan, selama sakit Ny.

P mengatakan An. N minum ASI kuat, frekuensi sering, tidak ada keluhan. Pola eliminasi pasien, Ny. P mengatakan sebelum sakit An. N BAK 8-10 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas amoniak, tidak ada keluhan. BAB frekuensi satu hari dua kali, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, berbau khas, tidak ada keluhan.

Pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan fisik An. N didapatkan hasil keadaan umum pasien baik, kesadaran pasien tampak rewel composmentis (sadar penuh) dan setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan suhu 38,4°C, nadi 120x permenit, pernafasan 35x permenit. Data subyektif yang diperoleh, Ny. P mengatakan An. N panas, batuk berdahak, pilek, rewel, dan susah tidur. Data obyektif yang diperoleh, pasien tampak batuk berdahak, pilek, pernafasan 35x permenit terdengar suara ronki, pasien tampak rewel, dan terlihat pucat.

Pada pemeriksaan sistematis yang dilakukan pada An. N dari pemeriksaan head to toe didapatkan hasil sebagai berikut, kepala An. N berbentuk mesocepal, kondisi rambut dan kulit bersih, warna hitam. Pada pemeriksaan mata sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor.

Pada pemeriksaan telinga, kebersihan bersih tidak ada serumen, kesimetrisan simetris kanan dan kiri sama, ketajaman pendengaran tidak ada gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan hidung, letak simetris, septum tidak ada septum deviasi. Pemeriksaan mulut warna bibir merah muda, membran mukosa kering. Pemeriksaan leher, bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada distensi vena leher. Pemeriksaan dada, pada pemeriksaan paru-paru ekspansi dada kanan dan kiri sama, bentuk dada simetris, pada pemeriksaan perkusi dada terdengar sonor, auskultasi dada terdengar suara ronki.

Pada pemeriksaan inspeksi jantung ictus cordis tidak tampak, pemeriksaan palpasi jantung ictus cordis tidak teraba, pada pemeriksaan perkusi jantung berbunyi pekak, ICS II kiri atas jantung, ICS V batas bawah jantung, ICS IV kanan (dekat sternum) batas kanan jantung, dan ICS kiri (sejajar tangan lengan) batas kiri jantung, pemeriksaan auskultasi bunyi jantung I-II murni. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi tidak ada jejas atau luka, bentuk datar, terdapat umbilicus. Auskultasi bising ususs 6x/menit, perkusi berbunyi timpani, palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada distensi atau tekanan.

Pada pemeriksaan genetalia bersih, tidak terpasang DC (dower cateter).

Pada pemeriksaan anus bersih tidak terjadi kemerahan. Pemeriksaan

47

ekstermitas atas, kekuatan otot ka/ki 5/5, perubahan bentuk tulang tidak ada deformatis tulang, tapilari refile < 2 detik, perabaan akral hangat, tidak ada oedema. Pada pemeriksaan ekstermitas bawah, kekuatan otot ka/ki 5/2,

perubahan tulang tidak ada deformatis tulang, tapilari refile < 2 detik, tidak ada odema, inful kiri. Pada pemeriksaa integument tidak elastis, kering.

Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang pada tanggal 13 Maret 2015 didapatkan hasil : hemoglobin 11,9 dengan satuan 9/dL, normalnya 14,00-18,00. Hemotokrit 33,5 dengan satuan %, normalnya 35,00-50,00.

Leukosit 10,24 dengan satuan 10ˆ3uL, normalnya 5-10. Trombosit 367, dengan satuan 10ˆ3/uL, normalnya 150-300. Eritrosit 4,65, dengan satuan 10ˆ3/uL, normalnya 4,50-12,00. MPV 8,9 dengan satuan fL, nilai normalnya 6,5-12,00.

PDW 16,1 degan satuan fL, normalnya 9,5-17,00. MCV 82,6 dengan satuan fL, normalnya 82,0-92,0. MCH 29,4 dengan satuan pg, nilai normalnya 27,0-31,0. MCHC 35,6 dengan satuan 9/dL, normalnya 32,0-37,0. Grans % 50,8 dengan satuan %, normalnya 50,0-70,0. Lomfosit 40,0 dengan satuan %, nilai normalnya 25,0-40,0. Monosit 6,9 dengan satuan %, nilai normalnya 3,0-9,0.

Eosinofil 0,9 dengan satuan %, nilai normalnya 0,5-5,0. Basofil 1,4 dengan satuan %, nilai normalnya 0,0-1,0.

Terapi yang diperoleh An. N selama di Rumah sakit RSUD Karanganyar adalah infus RL 16 tpm golangan larutan elektrolit dan nutrisi,

Terapi yang diperoleh An. N selama di Rumah sakit RSUD Karanganyar adalah infus RL 16 tpm golangan larutan elektrolit dan nutrisi,

Dokumen terkait