• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Wartawan

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh: P. Priangga Bayu Martiar

039114099

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

TINGKAT STRES KERJA WARTAWAN SURAT

KABAR HARIAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh: P. Priangga Bayu Martiar

039114099

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

No Pain…

No Gain…

If You Want To Win

Then Try Harder

Nothing Free Here

Tw `t|ÉÜxÅ Wx| ZÄÉÜ|tÅ

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Bapak dan mamaku terkasih

Kedua adikku, Arya dan Bima

Serta untuk Negriku tercinta

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2008 Penulis

P. Priangga Bayu Martiar

Abstrak

Tingkat Stres Kerja Wartawan Surat Kabar Harian Oleh: P. Priangga Bayu Martiar

Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan tingkat stres kerja pada wartawan surat kabar harian dimana saat menjalankan tugasnya para wartawan tersebut selalu berhadapan dengan keadaan-keadaan yang penuh dengan tekanan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan subyek berjumlah 97 orang yang kesemuanya adalah wartawan surat kabar harian. Data yang diperoleh berasal dari skala tingkat stres kerja yang disusun oleh peneliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para wartawan surat kabar harian mengalami stres pada kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh yaitu sebanyak 78 orang subyek (80,41%) berada pada tingkat stres sedang dan 19 orang subyek (19,59 %) berada pada kategori rendah.

Abstract

The Degree Of Daily Newspaper Journalist’s Job Stress By: P. Priangga Bayu Martiar

This research was purposed to describe the degree of daily newspaper journalist’s job stress who is working the duty they always face the stressful conditions.

The kind of this research was quantitative descriptive with 97 daily newspaper journalist as the subject. The data was collected by the degree of job stress scale which was arranged by researcher.

The result showed that the journalist have stress at a medium category. It could be saw from the data which is 78 subject (80.41 %) at medium stress, and 19 subject (19.59 %) at low stress.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dimana kuasanya bekerja atas diri semua manusia sehingga atas berkat serta penyertaan-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis merasa tidak akan mampu meyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan orang lain, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada:

1. Sang Penguasa Alam Raya, atas berkat nafas kehidupan yang telah diberikan. Hidup memang indah jika kita mengerti dimana letak keindahannya…

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu M.L. Anantasari S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing saya, yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, wejangan, masukan, waktu, pikiran serta tenaga sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Maaf ya Bu kalo saya termasuk anak bimbingan ibu yang malas.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si dan ibu Agnes Indar Etikawati S.Psi., Psi., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih atas masukan dan bimbingan yang telah diberikan.

5. Mas Gandung, Mbak Naniek, Mas Muji, Mas Doni yang telah banyak membantu di sekretariat Psikologi, lab dan Ruang Baca. Terimak kasih sudah banyak direpotin. Buat pak Gie, terima kasih buat senyum tulus yang selalu diberikan bagi kami semua setiap hari.

6. Untuk mama dan bapak, terima kasih untuk didikan, nasehat, dukungan moral, spiritual dan finansial yang telah diberikan…sori ya bos kalo molor terus kuliahnya…

7. Mbak Rini Jawa Pos / Radar Yogya, bapak Yobal Republika, bapak Aswandi Media Indonesia / Metro TV, bapak Marga Raharja Kontan, bapak Rusli Suara Pembaruan, Mbak Mei Indo Pos, bapak Endang Rakyat Merdeka, dan ibu Ida Pos Kota, penulis sangat berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan sehingga proses pengambilan data dapat berlangsung dengan lancar.

8. Para wartawan dari berbagai media surat kabar yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi angket penelitian, terima kasih atas kerja sama yang diberikan

9. Keluarga Pakdhe Marga, terima kasih ya Pakdhe atas inspirasi, motivasi serta bantuan dan dukungan yang diberikan. Buat budhe Happy, maaf ya budhe dah banyak direpotin. Buat my sist and bro, Atid & Seno, hehehe…aku lulus lho, ngga nyampe 2009…oia, tx banget Sen, dah bolak-balik nganterin ambil angket.

10.Anak-anak kost beserta kroni-kroni nya, Frans Oholucu Dwi Nugroho, Bryan Soe Harry Sutaman, Florensius Shane-O, Yoannes Sumaryan Simbah Doni, Paulus Bethet Narendra Utama, Titus Wibi Bakwan Punto Kurniawan, Yohanes Si YoYo, Feriawan Peri Murti, Fx. Joko Si Bos Krisdyanto, Eko Mpik Widhi Martanto, Yoko Cino Sentosa, Y.B Sumar Soemarjiyanto, Abu Aboee Sujatmiko, Pasifikus Christa Kang Jay Wijaya, Nikolas Ube Agung,

dll….buat semuanya, tx banget bro atas kebersamaan baik susah atau senang, bantuan, dukungan baik moral, spiritual (iyo po…?hehehe) dan utangan yang diberikan (sori kalo ada yang belum lunas)…oia, thanks juga buat gelas demi gelas yang tertuang, Home sweet home Terrace: Friday Night Habit, cerita demi cerita tak terlupakan dan pengalaman-pengalaman yang mengesankan… you all are my really brothers.

11.Mas Siswo Wiwit Widyatmoko, atas saran serta masukan yang pernah diberikan. Terima kasih buat pinjaman bukunya…sori ngga jadi dipake. 12.Anak-anak KKN kel-21, pak ketu Nanda, djenk Vero, Djenk Eta,

Josephine, Yeyen, Siro, Mando, Emi, Helen dan Lia…tiga minggu masa pengasingan yang mengesankan dan tak terlupakan. Buat djenk Eta, aku duluan ya, hehehe…

13.Untuk cerita yang telah berlalu...singkat namun memberiku banyak pelajaran yang berarti…tx ya…

14.Untuk belalang tempurku The Old Iron AE 3982 A yang tidak pernah lekang oleh jaman, tx boy dah setia nganterin kemana-mana…sori kalo akhir-akhir ini kurang takperhatiin…

15.Conrad, Kadek dan V-gol, my first friend at Psychology, terimakasih buat persahabatan yang terjalin sampai sekarang dan sampai kapanpun. Hidup Deprigan!! hehehe…

16.Anak-anak Psychology Adventure Team dimananpun berada…terima kasih untuk kebersamaan dalam petualangan-petualangan yang menakjubkan.

17.Teman-teman Psikologi’03 baik yang sudah lulus maupun yang sedang masih berusaha untuk lulus, terima kasih buat pengalaman, dinamika ataupun hubungan interdependensi yang pernah terjadi.

18.Temen-temen sebimbingan mami Ari: Tante, Mba’ Dewiq, Ndut, Marinterima kasih untuk masukan, motivasi ataupun semangat yang telah diberikan. Akhirnya selesai, hehehe…

19.Anton, Suneo, Yeye Saha, dll yang selalu menemani bermain futsal hampir tiap sore. Bravo Joga Bonito!

20.Jalur Lapar Darurat: Burjo Komeng&Agus, tempat nongkrong senongkrong-nongkrongnya: angkringan Agung, terima kasih selalu setia menemani disaat penyakit lapar menyerang walaupun pagi buta.

21.Untuk cerita yang sedang berjalan… hidup memang ngga bisa dihitung, diraba maupun dipastikan, perjalanan yang aneh…(iya ngga?)…makasih ya ndut buat perhatian, kesabaran, kasih sayang, dan banyak hal lain yang tidak mungkin disebut…maaf lo kalo sering nyusahin, hehehe… 22.Maaf buat nama yang belum disebutkan, tidak ada maksud untuk

melupakan, hanya keterbatasan peneliti saja. You all always in my heart. Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari semurna, maka berbagai saran dan kritikan yang bersifat membangun, akan senantiasa diterima dengan senang hati. It’s over now…

Yogyakarta, 22 Februari 2008

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. . . . . . .. . . . . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... . . ii

HALAMAN PENGESAHAN... . iii

HALAMAN MOTTO... . iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... . . . . v

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis. . . .………... . . . vi

Pernyataan Keaslian Karya... . vii

Abstrak... . . viii

Abstract... ix

Kata Pengantar... . . x

Daftar Isi... . xiv

Daftar Tabel... . . xviii

Daftar Gambar... .. xix

Daftar Lampiran... . . xx

BAB I. PENDAHULUAN... . . 1

A. Latar Belakang Masalah ... . . . . 1

B. Rumusan Masalah... . . . 7

C. Tujuan Penelitian... . . . 7

D. Manfaat Penelitian... . . . 8

BAB II. LANDASAN TEORI... . .. 9

A. Wartawan... . .. 9

1.Pengertian Wartawan ... . 9

2.Jenis Wartawan... . 9

3.Tugas Jurnalistik Wartawan... . . 11

4.Resiko Wartawan... . . 13

B. Stres Kerja... . . .. 17

1.Pengertian Stres... . . 17

2.Pengertian Stres Kerja... . . 18

3.Sumber Stres Kerja... . .19

4.Gejala Stres Kerja... . . 20

5.Konsekuensi / Akibat Stres... . 22

6.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres... . 24

C.Tingkat Stres Kerja Wartawan……... . . . 26

BAB III. METODE PENELITIAN... . . 32

A. Jenis Penelitian... . . .. 32

B. Variabel Penelitian... . . . . 32

C. Definisi Operasional... . . . . 32

D. Subyek Penelitian... . . . . 33

E. Metode dan Alat Penelitian... . . . . 34

F. Validitas dan Reliabilitas... . . . 36

1.Validitas... . . . 36

2.Reliabilitas... . . . 38

G. Metode Analisis Data... . . . . 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . . . 42

A. Persiapan Penelitian... . . . .. 42

1.Perijinan Penelitian... . . . 42

2.Lokasi Penelitian... . . . 42

3.Subyek Penelitian... . . . .43

4.Uji Coba Penelitian... . . . 44

B. Pelaksanaan Penelitian... . . . 44

C. Hasil Penelitian... . . . 45

1.Uji Normalitas... . . . 45

2.Deskriptif Data Penelitian... . . . 46

3.Data Tingkat Pendidikan Wartawan Pada Surat Kabar Harian... . . . .. 47

4.Data Lama Bekerja Wartawan Pada Surat Kabar Harian... . . . 47

5.Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Surat Kabar Harian... . . . .. 48

D. Pembahasan... . . . 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... . . . .. . 53

A. Kesimpulan... . . . 53

B. Saran... . . . 53 DAFTAR PUSTAKA... . . . . 55 LAMPIRAN

SURAT IJIN PENELITIAN

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blueprint Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Sebelum

Uji Coba... . . . 35

Tabel 3.2. Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Sebelum Uji Coba... . . . .36

Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Yang Gugur... . . . 38

Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Setelah Uji Coba... . . . .38

Tabel 3.5. Norma Kategorisasi Jenjang... . . . 40

Tabel 3.6. Kategori Skala Tingkat Stres Kerja... . . . 41

Tabel 4.1. Uji Normalitas... . . . 45

Tabel 4.2. Statistic Descriptive... . . . 46

Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Wartawan Pada Surat Kabar Harian... . . . 47

Tabel 4.4. Data Lama Bekerja Wartawan Pada Surat Kabar Harian... . . . .. 47

Tabel 4.5. Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Surat Kabar Harian... . . . .. . .48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan antara Stres dan Performansi... 23 Gambar 2. Skema Alur Stres Kerja Wartawan... 31

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

1. Data Try Out... . . . 57

2. Reliabilitas Try Out... . . . 69

3. Skala Try Out... . . . 71

Lampiran B 1. Data Penelitian... . . . 79

2. Reliabilitas Penelitian... . . . 97

3. Data Statistik Deskriptif... . . . 99

4. Data Penggolongan Tingkat Stres Kerja... . . . 100

5. Uji Normalitas... . . . 114

6. Skala Penelitian... . . . 115

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat luas. Suhandang (2004) dalam bukunya mengatakan bahwa saat ini informasi merupakan komoditi yang paling berharga bagi semua pihak dalam meniti pergaulannya. Beberapa penelitian menyebutkan, informasi kini menduduki urutan ke 10, setelah 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat yang sudah ada sebelumnya (Djuroto, 2004).

Berkembangnya teknologi di bidang komunikasi membuat dunia menjadi sempit, sehingga informasi apapun mudah diperoleh kapan saja diperlukan (Suhandang, 2004). Masyarakat dapat memperoleh berbagai informasi yang diinginkan melalui media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi dan internet. Menurut Djuroto (2004), bisnis informasi semakin marak dan menjadi trend di awal millennium III sehingga berbagai media massa baik cetak, elektronik maupun interaktif semakin berpacu dalam menggapai audience- nya. Hal ini tentu saja semakin mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi.

Teknologi komunikasi tidak akan bisa berkembang bahkan tidak akan bisa bermanfaat tanpa tangan-tangan terampil dan bijak. Dalam hal ini perlu adanya orang-orang yang mau dan mampu menggunakannya demi tersebarnya informasi yang tepat guna bagi kesejahteraan hidup umat manusia (Suhandang, 2004).

2

Aliansi Jurnalis Independen (2007) mengemukakan bahwa profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa disebut dengan jurnalis. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan. Menurut Persatuan Wartawan Indonesia, pendefinisian wartawan berhubungan dengan kegiatan tulis menulis yang diantaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi tulisannya. Djuroto (2004) menyatakan bahwa wartawan merupakan ujung tombak dari sebuah media massa. Mereka yang paling banyak mensuplai bahan berita untuk penyajian tiap harinya.

Jenis wartawan dapat dibedakan sesuai dengan jenis media massa tempat bekerja. Wartawan yang menyiarkan beritanya melalui radio atau televisi disebut wartawan radio atau wartawan televisi sedangkan wartawan yang menyiarkan beritanya melalui penerbitan surat kabar atau majalah disebut wartawan media cetak. Ada beberapa bentuk media cetak yaitu: surat kabar (koran), majalah, tabloid, buletin dan buku (Djuroto, 2004). Dalam penelitian ini yang yang akan menjadi subyek penelitian adalah wartawan yang bekerja pada surat kabar (koran) yang terbit teratur setiap hari.

Setiap melaksanakan tugasnya, wartawan surat kabar harian selalu berhadapan dengan deadline berita. Marga Raharja (2007), seorang wartawan Harian Kontan mengemukakan bahwa deadline adalah batas tenggang waktu untuk para wartawan dalam mengumpulkan laporan berita secara tertulis. Hal ini merupakan suatu kewajiban bagi wartawan karena hasil laporan beritanya sangat berpengaruh pada target berita dari suatu media massa. Jangka waktu

3

pengumpulan laporan mengenai berita tentu saja terbatas dan tidak bisa ditawar-tawar, apalagi jika media massa tempat wartawan tersebut bekerja adalah media massa yang terbit secara harian, dimana dalam satu hari tersebut wartawan harus mengumpulkan laporan berita yang telah diliput.

Saat melakukan pencarian berita, tidak selamanya menjadi hal yang mudah bagi seorang wartawan. Faktor kooperatif dari narasumber sangat mempengaruhi kelancaran tugas wartawan. Apalagi jika berita yang hendak diliput berkaitan dengan isu-isu tidak sedap yang sedang marak dibicarakan oleh masyarakat. Para narasumber yang terkait biasanya akan berusaha menghindar, mengelak ataupun memberikan jawaban yang berbelit-belit. Selain itu, seorang wartawan dituntut untuk menguasai masalah yang akan diangkat dalam tulisannya. Hal ini tentu menjadi sebuah hambatan tersendiri bagi wartawan, ketika ia harus tetap mendapatkan berita dengan cepat untuk memenuhi deadline (Marga Raharja, 2007).

Naning (2005) dalam tulisannya mengemukakan bahwa menjadi penulis dituntut untuk mampu menulis cepat, maka yang diwajibkan adalah berfikir dan bertindak cepat dan tepat atau akurat, sebab tidak akan bermanfaat apabila bertindak cepat tetapi tidak tepat. Kesalahan dalam menulis untuk media massa-cetak (majalah, koran atau tabloid) akan menimbulkan kerugian, atara lain: memberi informasi yang salah kepada pembaca, menurunkan bobot majalah, dan bila fatal akan mengakibatkan polemik atau mengundang pro dan kontra.

Tugas sebagai wartawan juga penuh dengan resiko. Berbagai macam resiko harus dihadapi seperti penolakan, tudingan miring, mendapat ancaman,

4

bahkan mendapat perlakuan kasar atau kekerasan dimana tidak sedikit yang telah menjadi korban. Belum lagi resiko kecelakaan di lapangan yang disebabkan oleh human error ataupun kondisi lingkungan yang tidak baik atau berbahaya. Para wartawan seringkali kurang memikirkan keselamatannya sendiri dalam mencari dan meliput berita. Tragedi tenggelamnya KM Levina I di Tanjung Priok yang menewaskan kameramen Guntur, Suherman dan anggota penyidik dari Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Polri menjadi tragedi kecelakaan kerja yang menjelaskan resiko menjadi seorang wartawan (Moses, 2007).

Tindak kekerasan terhadap wartawan juga sering terjadi. Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) mengemukakan bahwa selama rentang waktu tahun 2000-2001 telah terjadi 83 kasus penganiayaan terhadap wartawan (Hanggoro; Iriawati, 2006). Kasus Fuad Muhammad Syarifuddin yang kerap dipanggil Udin, seorang wartawan Harian Bernas, Yogyakarta yang dianiaya hingga akhirnya meninggal dunia pada tanggal 16 Agustus 1996 serta Ersa Siregar seorang wartawan RCTI yang ditemukan meninggal tanggal 29 Desember 2003 saat meliput konflik di Aceh menjadi juga menjadi bukti beratnya tugas seorang wartawan (http://id.wikipedia.org, 2006).

Selain keselamatan secara fisik, wartawan juga berhadapan dengan resiko trauma psikis. Hal ini terjadi pada wartawan yang bertugas meliput konflik-konflik seperti peperangan ataupun kerusuhan. Dart Centre for Journalism & Trauma, (2006) mengemukakan bahwa wartawan-wartawan yang berada di garis depan beresiko mengalami serangkaian masalah emosional dan kesehatan mental yang berkisar dari kecemasan, depresi, alkohol dan penyalahgunaan narkoba,

5

kesulitan-kesulitan hubungan dalam beberapa kasus, Gangguan Stres Pasca-Traumatis (PTSD). The American Psychiatric Association (2006) menandai PTSD sebagai sedikitnya satu bulan dari kejadian dan mengingat kembali secara intrusif peristiwa-peristiwa, mati rasa secara emosional serta menghindari orang-orang dan tempat-tempat yang mengingatkan akan peristiwa tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Chris Cramer, President of CNN International Networks, yang menyatakan bahwa sangatlah alami jika seorang wartawan merasakan dampak / efek trauma, oleh karena itu para pemilik media harus menerima eksistensi dari dampak tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk menyediakan konseling untuk para stafnya (Dart Centre for Journalism & Trauma, 2006).

Permasalahan ekonomi juga tidak luput dari kehidupan wartawan, apalagi dengan keadaan seperti sekarang ini dimana semua kebutuhan untuk hidup menjadi semakin mahal. Hasil penelitian Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tentang kesejahteraaan wartawan pada tahun akhir tahun 2005 mengungkapkan penghasilan rata-rata wartawan antara 900 ribu dan 1,4 juta perbulan, yang lebih menyedihkan masih dijumpai wartawan dengan gaji di bawah 200 ribu perbulan. Penelitian ini melibatkan responden 400 wartawan dari 80 media massa di 17 kota di Indonesia (Hanggoro; Iriawati, 2006).

Berbagai hambatan, resiko, tuntutan serta tanggung jawab yang menjadi konsekuensi dalam menjalankan tugas menyebabkan tekanan dalam diri wartawan dimana hal tersebut akan memicu timbulnya stres. Looker & Gregson (2004) mendefinisikan stres sebagai sebuah keadaan yang dialami individu ketika terjadi sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan

6

untuk mengatasinya. Tuntutan-tuntutan yang diterima oleh individu disebut dengan stressor. Sarafino (1990) menyatakan bahwa stressor akan menghasilkan ketegangan dalam proses-proses fisiologis dan psikologis individu sehingga tubuh akan akan meresponnya dengan respon fisik, mental, dan emosi, serta juga berpengaruh pada sistem atau hubungan sosial individu.

Hardjana (1994) menjelaskan bahwa lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres karena beberapa alasan, antara lain tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, rasa kurang memiliki pengendalian, hubungan antar manusia yang buruk, peningkatan jenjang karier dan rasa kurang aman dalam bekerja.

Bagi wartawan, stres dapat menyebabkan gangguan baik secara fisiologis, psikologis, dan sosial. Hardjana (1994) menyebutkan secara psikologis, orang yang mengalami stres akan menderita tekanan dan ketegangan yang membuat pola berpikir, emosi dan perilaku menjadi kacau. Secara fisiologis, kegugupan dan kegelisahan itu menggejala pada degup jantung yang cepat, perut mual, mulut kering dan keringat mengucur di sekujur tubuh.

Stres kerja adalah fenomena normal yang banyak ditemui di berbagai lapangan pekerjaan. Namun begitu, stres adalah suatu pengalaman yang subyektif. Artinya, tingkat / kadar stres tiap individu berbeda. Hal ini tergantung sumber daya yang ada pada diri individu tersebut dalam memandang suatu hal, peristiwa atau keadaan. Hardjana (1994) mengemukakan, ada dua faktor pokok yang mempengaruhi penilaian kita yaitu, faktor pribadi dan situasi.

7

Faktor pribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dan kepribadian, sedangkan faktor situasi meliputi beberapa bentuk, yaitu : bentuk pertama, bila hal, peristiwa, orang dan keadaan itu mengandung tuntutan berat dan mendesak, yang kedua, bila hal itu berhubungan dengan perubahan hidup, seperti mulai masuk kerja, menikah, menjadi orang tua. Bentuk ketiga adalah ketidakjelasan dalam situasi, misalnya di tempat kerja fungsi tidak jelas, tugas kabur. Bentuk keempat adalah tingkat diinginkannya suatu hal dan bentuk kelima adalah, kemampuan orang untuk mengendalikan hal yang membawa stres.

Wartawan sebagai pribadi yang memiliki sumber daya berdasarkan kemampuan dan pengalaman masing-masing tentu berbeda dalam menghadapi berbagai bentuk stressor yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka. Dapat dikatakan bahwa wartawan memiliki tingkat stres yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana tingkat stres kerja yang dialami oleh para wartawan surat kabar harian dalam menjalankan tugasnya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tingkat stres kerja yang terjadi pada wartawan surat kabar harian.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan tingkat stres kerja yang pada wartawan surat kabar harian.

8

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai tingkat stres kerja pada wartawan dan dapat dipergunakan sebagai literatur dalam penelitian yang relevan di masa yang akan datang, khususnya bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan penerbitan pers / media massa

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperhatikan kesejahteraan wartawan sehingga dapat menunjang peningkatan mutu jurnalistik.

b. Bagi wartawan

Selain menambah wawasan, penelitian ini dapat dipergunakan wartawan sebagai bahan refleksi dalam rangka memahami kondisi diri sehingga diharapkan wartawan mampu mengatasi gejala-gejala stres yang terjadi pada dirinya sejak dini.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Wartawan

1. Pengertian Wartawan

Wartawan adalah seseorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang menciptakan laporan sebagai profesi untuk disebarluaskan atau dipublikasikan dalam media masa seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi dan internet, sedangkan jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaanya berhubungan media massa (http://id.wikipedia.org/Wiki/Wartawan, 2007).

Djuroto, (2004) mendefinisikan wartawan adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan wartawan adalah orang-orang yang menciptakan laporan dengan cara mencari, mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi berita

Dokumen terkait