• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG ZAKAT TAMBANG

C. Zakat Barang Tambang dan Barang Temuan

Ma’din menurut bahasa ialah tempat asal tiap-tiap sesuatu, tempat pertambangan emas, perak, besi, intan, belerang, timah, minyak, hidrogen, batu bara, kapur, dan sebagainya. Menurut istilah syara’ adalah benda-benda yang

33 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf (Jakarta: PT Grasindo, 2006), h., 15.

34 Ibn. Rusyd, Bidayatul Mujtahid, hal 509.

19

telah diciptakan Allah SWT didalam bumi seperti emas, perak, tembaga, timah, intan, minyak, belerang, batu bara, kapur, dan sebagainya.36

Menurut mayoritas ulama hasil tambang adalah harta yang diciptakan Allah SWT yang ada dalam bumi, baik berupa emas, perak, atau timah, kuningan atau belerang dan lain-lain sebagainya. Sedangkan menurut ulama dari mazhab Syafi’i harta tambang itu hanya emas dan perak saja.37

Dalam buku Zakat Kajian Berbagai Mazhab Wahbah Al-Zuhayly mengutip beberapa pendapat ulama mengenai zakat hasil tambang adalah sebagai berikut:

a. Mazhab Hanafi.

Barang tambang, rikaz, dan harta terpendam adalah satu, yakni setiap harta yang terpendam dibawah bumi. Hanya saja, barang tambang adalah harta yang diciptakan Allah SWT ketika bumi ini diciptakan sedangkan rikaz dan harta simpanan adalah harta yang dipendam oleh orang-orang kafir.

Barang tambang terdiri atas tiga jenis menurut mazhab Hanafi, yaitu:

1. Barang padat yang mencair dan bisa dicetak dengan cara memanaskannya dengan api, seperti emas dan perak, besi, tembaga, timah, dan air raksa. Inilah harta yang wajib dizakati sebanyak seperlima, walaupun belum mencapai nishab.

2. Barang tambang padat yang tidak mencair dan tidak bisa dicetak dengan cara memanaskannyadengan api. Seperti kapur, batu celak, dan semua jenis bebatuan lainnya seperti yaqut dan garam.

3. Barang tambang cair, tidak padat. Misalkan, aspal dan minyak tanah.

36 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, h. 33.

Menurut mazhab Hanafi, zakat yang wajib dikeluarkan hanya pada macam pertama, baik barang tersebut ditemukan pada tanah yang dibebaskan secara paksa (diperangi) maupun tanah tersebut didapatkan karena penduduknya menyerah (belum diperangi).

b. Mazhab Maliki.

Barang tambang tidak sama dengan rikaz. Barang tambang adalah harta yang diciptakan oleh Allah SWT di dalam tanah, baik berupa emas, perak, maupun yang lainnya. Untuk mengeluarkannya diperlukan pekerjaan yang berat dan pembersihan. Sedangkan rikaz atau harta terpendam adalah harta pendaman jahiliyah baik berupa emas, perak maupun yang lainnya. Barang tambang yang wajib dizakati hanya emas dan perak. Barang yang lainnya tidak wajib dizakati, misalnya tembaga, timah, air raksa dan yang lainnya kecuali jika barang-barang tambang tersebut diperdagangkan.38

c. Mazhab Syafi’i.

Menurut mazhab Syafi’i barang tambang adalah harta yang dikeluarkan dari suatu tempat yang diciptakan Allah SWT dan hanya khusus berkaitan dengan emas dan perak. Barang tambang lainnya tidak wajib dikeluarkan zakatnya.39

d. Mazhab Hanbali

Mazhab Hanbali berpendapat barang tambbang adalah harta yang dikeluarkan dari dalam bumi yang diciptakan oleh Allah. Kepemilikan barang-barang tambang yang berbentuk padat sama dengan kepemilikan emas, perak dan tembaga. Harta-harta tersebut dimiliki sesuai dengan kedudukan tanah yang mengandungnya karena

38 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 148-154.

39 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Jilid 3 (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 211.

21

barang tambang merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam tanah.40

Islam selalu menetapkan kewajiban kepada umatnya yang memiliki standar umum, begitu juga dengan kewajiban berzakat atas harta hasil tambang yang harus dipenuhi. Apabila standar (syarat) umum tersebut tidak terpenuhi, maka harta tersebut belum menjadi objek yang wajib dizakati. Syarat-syarat umum barang hasil tambang menjadi objek zakat adalah:

1. Harta tersebut harus dimiliki dengan pemilikan yang sempurna oleh muzakki (orang yang mengeluarkan zakat).

2. Harta tersebut harus berkembang (baik berkembang secara riil ataupun berkembang secara hukum).

3. Harta yang tunduk pada zakat tersebut harus mencapai jumlah tertentu yang dinamakan nishab.

4. Tidak ditentukan haul artinya zakat barang tambang harus dikeluarkan pada saat memetiknya atau memanennya jika mencapai nishab.41

Para ulama berbeda pendapat mengenai berapa kadar wajib zakat untuk barang tambang. Dalam hal ini sebagian berpendapat 1/5 bagian atau 20% seperti zakat rikaz, sebagian berpendapat 1/40 bagian atau 2,5% seperti zakat emas.

Kalangan yang berpendapat bahwa zakat ma’din ini besarnya adalah 1/5 atau 20 %, sebagaimana zakat rikaz diantaranya adalah mazhab al-Hanafiyah. Mereka juga tidak mensyaratkan haul untuk zakat ma’din. Maka zakatnya langsung dikeluarkan begitu seseorang mendapatkannya, tanpa harus menunggu masa kepemilikan selama satu tahun, seperti layaknya zakat emas dan perdagangan. Pendapat kedua untuk besar zakat ma’din 1/40 bagian atau 2,5% adalah pendapat dari sebagian kalangan ulama mazhab Syafi’i.

40 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 158.

41 Aimatul Khoiriyah, “Zakat Tambang Pasir (Studi Kasus di Desa Ngloram Kecamatan Cepu Kabupaten Blora)” (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015), h. 35-36.

Pendapat ketiga adalah pendapat yang menyebutkan bahwa besar prosentase zakat ma’din kadang-kadang 20% dan kadang-kadang 2,5%. Semua tergantung dari bagaimana cara mendapatkannya. Kalau untuk mendapatkannya harus melalui proses yang menyulitkan atau memberatkan (ta’ab), maka kadar zakatnya cukup 2,5% atau 1/40 bagian saja. Sebaliknya, bila cara mendapatkan manfaatnya tidak menyulitkan dan juga tidak memberatkan, kadar zakatnya adalah 20% atau 1/5 bagian.42

Rikaz adalah harta (emas atau perak) yang ditanam oleh kaum Jahiliah (sebelum Islam).43 Bagi yang menemukan harta rikaz itu berupa emas dan perak harus mengeluarkan zakatnya sebesar 1/5 bagian atau 20%. Disyaratkan bahwa harta rikaz merupakan harta terpendam sejak jaman Jahiliyah, harta tersebut ditemukan oleh orang-orang yang wajib zakat, baik ditemukan dengan menggali, pengairan karena tanah longsor atau sebab lainnya.44

Dokumen terkait