• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP XAVERIUS PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP XAVERIUS PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PKn KELAS VII SMP XAVERIUS PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

TRI TURWANINGSIH

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menjelaskan apakah penggunaan media pembelajaran powerpoint dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PKn kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan responden kelas VII.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas VII. A SMP Xaverius Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus I rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 58,85% dalam kategori rendah, meningkat pada siklus kedua sebesar 10,06% dengan rata-rata motivasi belajar siswa mencapai 68,91% dalam kategori baik. Kemudian meningkat sebesar 11,89% dengan rata-rata belajar siswa mencapai 80,80% dengan kategori baik. Dengan demikian rata-rata keberhasilan siswa sudah sesuai dengan indikator yang telah ditentukan yaitu sebesar 75% siswa memiliki motivasi yang tinggi dari total siswa 35 orang pada siklus III.

(2)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu mata pelajaran yang penting bagi pembentukan karakter penerus bangsa, dalam proses pembelajarannya PKn harus dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student centered), suasana kelas yang lebih demokratis serta guru harus mampu untuk menggali setiap potensi yang ada di dalam diri siswa dan mampu dalam menggunakan media pembelajaran.

Proses pembelajaran yang efektif pada dasarnya sesuai dengan proses pembelajaran yang ideal, di mana kelas merupakan laboratorium demokrasi, yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan guru menggali kepercayaan diri siswa dan menanamkan pemahaman kepada siswa dengan menggunakan berbagai menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang bervariasi dalam suasana lingkungan kelas yang kondusif.

(3)

2

proses pembelajaran yang masih bersifat tradisional, dimana siswa banyak diberikan materi-materi yang bersifat teks book, kurang bervariasi media pembelajaran yang digunakan sehingga siswa akan merasa bosan dan jenuh dengan kondisi pembelajaran di kelas, sehingga hal tersebut berimbas kepada motivasi siswa menjadi rendah untuk mengikuti proses pembelajaran yang diadakan oleh guru.

Guru sebagai komponen pembelajaran perlu mengetahui manfaat penggunaan media. Penggunaan media dapat meningkatkan kualitas penguasaan dan penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Salah satunya ialah penggunaan media pembelajaran dengan pemanfaatan komputer, hal tersebut merupakan perkembangan yang positif dan membanggakan. Mampu menggunakan media pembelajaran berbasis komputer diharapkan menjadikan proses pembelajaran lebih menarik dan komunikatif, sehingga mampu menghubungkan siswa pada pemahaman pembelajaran yang nyata dan bermakna serta dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga materi yang disajikan oleh guru tampil lebih menarik dan memiliki daya tarik untuk siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

(4)

berbentuk ceramah ditiadakan. Siswa diajak untuk bisa belajar dari berbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran.

Berkaitan dengan hal di atas, maka pembelajaran PKn dapat menggunakan berbagai jenis media yaitu media visual, media audio video atau media berbasis komputer. Namun dari beberapa pilihan media diambil harus mampu memenuhi syarat dan kerakteristik pembelajaran PKn, misalnya mampu mengajak siswa berfikir kritis, dan peka. Hal lain adalah penerapan suatu media dalam proses belajar mengajar PKn yang tentu saja harus disesuaikan dengan pokok bahasan yang ingin kita sampaikan kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, di SMP Xaverius Pringsewu, diketahui bahwa kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran yang ada menyebabkan munculnya kejenuhan dan motivasi belajar siswa pada saat belajar PKn. Sebenarnya di sekolah tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas yang cukup baik, seperti adanya LCD proyektor walaupun tidak setiap kelas dan adanya ruang-ruang audio visual, serta alat-alat penunjang belajar lainnya. Alat-alat penunjang pembelajaran yang telah tersedia dan disediakan oleh sekolah tersebut kurang digunakan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran PKn.

(5)
[image:5.595.102.505.119.398.2]

4

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Kelas VII. A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Kelulusan KD <50% 75% 2.1Menjelaskan

makna proklamasi kemerdekaan

 Menguraikan perjuangan bangsa Indo nesia dalam mencapai kemerdekaan

 Menjelaskan arti kemerdekaan bagi suatu bangsa

 Menunjukkan pentingnya pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan

15 18 12 20 17 13 2.2Mendeskripsik an suasanakebatin an konstitusi pertama

 Mengjelaskan suasana sidang PPKI tanggal 18-8-1945

 Menguraikan hasil-hasil sidang PPKI tanggal 18-8-1945

 Menganalisis hubungan proklamasi dengan UUD 1945

50 60 60 59 65 65

Sumber: Guru Mata Pelajaran PKn SMP Xaverius Pringsewu

(6)

mengikuti proses pembelajaran PKn di kelas VII.A SMP Xaverius Pringsewu rendah.

Penggunaan media pembelajaran Slide PowerPoint dalam pembelajaran PKn di SMP Xaverius Pringsewu diharapkan akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Mengingat pentingnya upaya peningkatan motivasi belajar siswa, maka upaya peningkatan kualitas pembelajaran perlu dilakukan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan media pembelajaran yaitu media Slide PowerPoint dengan semaksimal mungkin dengan berbagai variasinya.

Kualitas pendidikan tercermin pada aktivitas guru dan siswa serta pada hasil belajarnya. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran, pemilihan pendekatan, metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi.

(7)

6

Motivasi belajar siswa PKn di kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu dengan guru menggunakan media pembelajaran power point diharapkan motivasi belajar siswa bisa lebih meningkat lagi prestasi belajarnya. Idealnya pembelajaran menggunakan powerpoint itu menyenangkan, menarik, sehingga jika motivasi belajar siswa tinggi maka prestasi belajarnya pun akan tinggi. Demikian pula sebaliknya, jika motivasi belajar siswa itu rendah maka prestasi belajarnya pun akan rendah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian mengambil judul “Penggunaan Media Pembelajaran Power Point Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VII.A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2012-2013”.

B.Identifikasi Masalah

1. Pemanfaatan media powerpoint dalam pembelajaran PKn dengan materi proklamasi di SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 belum maksimal

2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 rendah

C.Batasan Masalah

(8)

membatasi pada penggunaan media pembelajaran power point dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2012-2013.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalahnya adalah Apakah penggunaan media pembelajaran powerpoint dapat meningkatkan motivasi siswa pada mata pembelajaran PKn kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan apakah penggunaan media pembelajaran powerpoint dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PKn kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

(9)

8

pembelajaran power point dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMP Xaverius Pringsewu.

b. Kegunaan Praktis

Secara umum penelitian ini adalah agar dapat digunakan guru dalam menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik bagi siswa serta agar terciptanya kemampuan guru yang memiliki motivasi, kreativitas, dan inovasi dalam menggunakan dan menerapkan media pembelajaran. Untuk siswa adalah agar mempermudah siswa memahami materi pelajaran PKn dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk sekolah agar memberikan sumbangan pemikiran berupa media pembelajaran bervariasi dalam melaksanakan kegiatan pemebelajaran dengan pemanfaatan media pembelajaran power point.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

(10)

2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu.

3. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran power point

4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah di kelas VII A SMP Xaverius Pringsewu.

5. Ruang Lingkup Waktu

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Deskripsi Teori

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala bentuk peransang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara tepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran merupakan alat Bantu pendengaran dan pengelihatan (Audio Visual Aid). Bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pemahaman belajar secara siknifikan.

(12)

Berdasarkan pendapat tersebut, media dapat diartikan sebagai salah satu alat penyampaian pesan dan alat belajar yang membantu keefektifan proses pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, pemahaman dan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.

Media Pembelajaran adalah segala sesuatu, baik fisik (hardware) maupun nonfisik (software), yang digunakan oleh guru untuk membantu meningkatkan penerimaan/ pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran. Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

(13)

12

terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar.

Untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual. Dengan berkembangnya teknologi pada pertengahan abad ke-20 guru juga menggunakan alat bantu audio visual dalam proses pembelajarannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari verbalisme yang mungkin terjadi jika hanya menggunakan alat bantu visual saja. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

(14)

2. Manfaat media pembelajaran

(15)

14

pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah; g) media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan; h) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya. Menurut Haryono (2000: 10), media pembelajaran dapat dikelompokkan dalam berbagai cara, yaitu:

a. Mahal murahnya

1. Media besar, yaitu media yang secara relative harganya mahal. Misalnya film, TV, video, computer.

2. Media kecil, yaitu media yang secra relative lebih murah. Misalnya gambar, foto, kaset audio, buku.

b. Menurut daya jangkauannya

(16)

2. Media yang jankauannya seluas ruangan. Misalnya media OHP, slide, program video, program kaset audio, papan tulis.

c. Media elektronik magnetik

1. Media elektronik seperti computer, TV.

2. Media magnetik seperti kaset audio dan kaset video. d. Media gerak dan non-gerak

1. Media gerak seperti film, video.

2. Media non-gerak seperti slide, OHP, buku. e. Media proyeksi dan non-proyeksi

1. Media proyeksi seperti OHP, buku.

2. Media non-proyeksi seperti video, radio, buku.

Selain itu Heinich, Molenda dan Russel dalam (http: pk.ut.ac.id.jp52set0452benny.htm) mengemukakan klasifikasi media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu:

1. Media yang tidak diproyeksikan 2. Media yang diproyeksikan 3. Media audio

4. Media video dan film 5. Komputer

Kemudian Kemp dan Dayton (1985) dalam Arsyad (2000; 37) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:

1. Media cetakan 2. Media panjang

(17)

16

5. Seri slide dan film strips 6. Penyajian multi-image

7. Rekaman video (film hidup), dan 8. Komputer

Sementara itu menurut Briggs dalam Sardiman (dkk), mengidentifikasikan 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1. Objek 2. Model

3. Suara langsung 4. Rekaman audio 5. Media cetak

6. Pembelajaran terprogram 7. Papan tulis

8. Media transparansi 9. Film

10.Film rangkai 11.Film bingkai 12.Film televise 13.Gambar

Menurut keahlian khusus maka media dibedakan menjadi dua:

1. Media yang tidak memerlukan keahlian khusus. Seperti papan tulis, transparansi (OHT), bahn cetak, (buku, modul, hand out).

(18)

mustolihbrs.wordpress.com 2007/12/04

multi-media-dalam-pembelajaran)

Berdasarkan pendapat tersebut maka dari berbagai ragam dan bentuk media pengajaran, pengelompokan atas media dapat disimpulkan, jenis-jenis media meliputi:

a. Alat peraga atau media cetak seperti grafik, peta, poster, gambar, sketsa, dan lain-lain;

b. Media audio seperti radio, alat perekam, suara langsung, dan lain-lain;

c. Media yang diproyeksikan seperti film rangkai, film bingkai (slide), TV,

over head proyektor (OHP), dan lain-lain.

d. Fungsi media pembelajaran

Raharjo (1991) dalam (http: mustolihbrs.wordpress.com 2007/12/04 multi-media-dalam-pembelajaran) menyatakan bahwa ada media yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkannya. Setiap jenis media mempunyai karakteristik dan fungsi yang spesifik jika digunakan dalam aktivitas pembelajaran.

Secara umum media mempunyai kegunaan sebagi berikut:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

(19)

18

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan akemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

5. Member rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama

4. Penggunaan media pembelajaran power point dalam pembelajaran PKn

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 154-155) dalam Gumir Gembira mengemukakan ada lima langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu mengajar dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu:

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatan media.

2. Persiapan guru

3. Persiapan kelas

4. Langkah-langkah penyajian pembelajaran dan pemanfaatan media

5. Langkah-langkah belajar siswa

Sedangkan menurut Depdikbud (1979: 20) dalam Gumir Gembira mengemukakan langkah-langkah dalam memanfaatkan media pembelajaran, yaitu:

(20)

2. Persiapan guru sehubungan dengan alat peraga

3. Persiapan siswa dalam hal belajar dengan menggunakan alat peraga

4. Langkah-langkah menyajikan pelajaran dengan alat peraga

5. Langkah-langkah evaluasi pelajaran dengan alat peraga

Di era reformasi yang semakin berkembang, para guru atau tenaga pendidik dituntut untuk kreatif guna meningkatkan mutu pembelajaran. Guru seharusnya menyadari pentingnya aspek teknologi untuk menunjang proses pembelajaran. Salah satunya adalah penyajian materi pelajaran dengan menggunakan komputer dan optimalisasi pemanfaatan media slide powerpoint.Microsoft powerpoint berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan presentasi. Aplikasi ini menyediakan fasilitas slide yang dapat menampung pokok-pokok pembicaraan point-point yang akan dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas: font picture, sound, dan effect dapat membuat slide yang lebih bagus. Bila keadaan ini dapat disajikan, maka para pendengar dapat kita tarik perhatiannya untuk menerima apa yang kita ingin sampaikan. Setiap lembar tayangan berisi materi disebut slide”.

Menurut Benny dan Yuni, (1996: 72) “slide merupakan salah satu bentuk dari

(21)

20

Pemanfaatan program powerpoint dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PKn diharapkan dapat membantu siswa mengerti, memahami konsep, ciri-ciri, gambar dan kurva. Proses pembelajaran dengan menggunakan program powerpoint diharapkan juga dapat membentuk kompetensi siswa dimana proses pembelajarannya dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja membentuk kreativitas guru dalam menciptakan suasana kondusif sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, dan sosialnya.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan penggunaan media komputer dengan pemanfaatan program powerpoint dalam pembelajaran sangat menguntungkan karena dapat mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran.

B. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 83), motivasi sebagai faktorinner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar.

(22)

(2008: 73) Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Sardiman A.M (2008: 75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

Sedangkan Sardiman A.M (2008: 75) mendefinisikan bahwa:

Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Jadi dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahamannya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

1. Ciri-Ciri Motivasi Belajar

Menurut Sardiman A.M (2008: 83) siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan selalu memiliki tujuan yang jelas terhadap apa yang akan ia lakukan, untuk lebih jelasnya mengenai ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi yang tinggi adalah sebagai berikut:

a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

(23)

22

c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).

d) Mempunyai orientasi kemasa depan. e) Lebih senang bekerja mandiri.

f) Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin (hal – hal yang bersifat mekanis, berulang – ulang begitu saja, sehingg kurang kreatif).

g) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal – soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya.

2. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman A.M (2008: 84) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:

a.Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b.Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c.Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

(24)

Oemar Hamalik (2005: 161) juga mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu;

a.Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b.Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya menggerakkan

perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang diinginkan.

c.Motivasi berfungsi penggerak motivasi ini berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan.

Jadi Fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Bentuk-bentuk motivasi

Menurut Sardiman A.M (2008: 92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah:

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar. 4. Ego-involvement

(25)

24

5. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik. 10.Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

11.Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

(26)

b. Usaha yang bertujuan.

c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi. d. Partisipasi.

e. Penghargaan dan hukuman.

Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:

a) Kematangan.

Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangn, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.

b) Usaha yang bertujuan.

Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.

c) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi.

(27)

26

d) Partisipasi.

Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.

e) Penghargaan dengan hukuman.

Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan rendah motivasi belajar siswa dapat berupa faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut antara lain:

a) Siswa tidak tekun menghadapi tugas.

b) Siswa tidak memiliki keinginan untuk sukses.

c) Siswa kurang memiliki keinginan belajar untuk memperoleh wawasan. d) Siswa kurang memiliki motivasi berorientasi ke depan.

(28)

f) Daya juang siswa lemah, misalnya tidak mau mengerjakan sesuatu yang sulit, enggan untuk bekerja, dan enggan untuk berfikir.

g) Siswa kurang simpati terhadap guru yang mengajar.

Sedangkan faktor eksternal terdiri dari;

1) Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, teman, orangtua/keluarga dan teman sekolah. Faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi motivasi belajar siswa sebagai berikut:

a. Siswa memiliki hubungan dengan orang tua yang rendah sehingga orang tua kurang mengontrol belajar anaknya.

b. Siswa bergaul/berteman dengan siswa atau orang yang memiliki motivasi rendah.

c. Siswa berada di lingkungan yang kurang kondusif dan nyaman.

2). Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain. Faktor lingkungan nonsosial tersebut yaitu:

a. Masalah ekonomi keluarga yang memaksa siswa membantu orang tuanya mencari uang sehingga tidak ada waktu untuk belajar.

b. Siswa tidak memiliki fasilitas belajar yang memadai seperti tidak punya buku pelajaran dan ruang belajar di rumah yang tidak memadai.

c. Keadaan kelas dan sekolah yang tidak nyaman untuk belajar karena lingkungan sekolah tidak disiplin.

(29)

28

e. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan, dan kepedulian guru terhadap siswanya kurang.

(30)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar, sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam kelas secara bersama (Arikunto, 2007: 3).

Penelitian ini akan menguji cobakan penggunaan media pembelajaran power

point apakah dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas VII SMP Xaverius Pringsewu.

Dalam penggunaan media pembelajaran power point ini peneliti berusaha

untuk mengkaji hubungan sebab akibat dan mencari pengaruh yang terjadi

dalam pelaksanaan penggunaan media pembelajaran power point terhadap

(31)

30

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu

bulan Juli sampai dengan Desember.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Xaverius Pringsewu

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1 Subyek Tindakan

Subyek tindakan ini adalah siswa kelas VII SMP Xaverius Pringsewu Tahun

Pelajaran 2012/2013 sebanyak 35 peserta didik terdiri dari 18 perempuan dan

17 laki-laki. Dengan latar belakang berasal dari ekonomi keluarga hampir 75%

menengah kebawah dan berada di daerah pedesaan.

2 Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah proses peningkatan motivasi belajar siswa

(32)

D. Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Media pembelajaran merupakan segala bentuk peransang dan alat yang

disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara tepat, tepat, mudah,

benar dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran merupakan

alat Bantu pendengaran dan pengelihatan (Audio Visual Aid). Bagi peserta

didik dalam rangka memperoleh pemahaman belajar secara siknifikan

2. Motivasi belajar, adalah suatu daya penggerak baik yang berasal dari

individu maupun yang berasal dari luar individu yang mendorong

seseorang untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yang di

inginkan.

3. Kemampuan guru dalam menerapkan penggunaan media pembelajaran

power point.

E. Operasional Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat siklus dan

terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.

Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu

(33)

32

b. Acting

c. Observasi dan

d. Reflecting

Sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin

Mc Taggart dalam Arikunto (2006:16) Rangkaian rencana penelitian tindakan

(34)
[image:34.595.165.463.86.622.2]

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan (Arikunto , 2006:16) Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan

(35)

34

F. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu cara untuk melengkapai penelitian ini dengan menggunakan teknik

pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang

lengkap yang nantinya dapat mendukung keberhasilan penelitian. Usaha untuk

mengumpulan data penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut.

1. Teknik pokok

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

berdasarkan skenario dalam penggunaan media pembelajaran power point

yang telah dipersiapkan.

b. Tes

Tes disajikan dalam bentuk diskusi antar kelompok, untuk mengetahui hasil

belajar siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari

(36)

c. Dokumentasi

Teknik dekomentasi digunakan untuk mendapatkan data-data primer yang

berupa data jumlah siswa, foto aktifitas pembelajaran, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), dan lembar penilaian.

G. Teknik Analisis Data

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data aktifitas siswa, dimana siswa dibagi dalam

beberapa kelompok. Dalam hal ini, data kualitatif menggunakan metode focus

group discussion, dimana setiap kelompok diberikan pertanyaan yang telah

dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang diberikan. Focus group

discussion adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (1981:1) didefinisikan

sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan

tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

(Setiap siswa diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan

dengan memberi tanda checklist (  ) pada lembar observasi yang telah

disediakan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Indikator siswa

(37)

36

ditetapkan perindikator dilakukan siswa.setelah selesai diobservasi dihitung

jumlah aktivitas yang dilakukan siswa, lalu dipersentasikan.

Data pada siklus I dan II diolah menjadi persentase aktivitas siswa. Seorang

siswa dikategorikan aktif apabila minimal 75% dari jenis kegiatan yang ada

dilakukan. Jadi, siswa dikatakan aktif jika telah melakukan 5 indikator

aktivitas dari 6 indikator aktivitas yang ada. Pemilihan persentase keaktifan

siswa didukung oleh Arikunto (1989 : 17) yaitu:

a. 81%-100% adalah aktivitas siswa sangat baik

a. 61%-80% adalah aktivitas siswa baik

b. 41%-60% adalah aktivitas siswa cukup

c. 21%-40% adalah aktivitas siswa kurang

d. 0%-20% adalah aktivitas siswa kurang sekali

Menentukan persentase siswa aktif dengan menggunakan rumus : P = F x 100 %

N Keterangan :

P = Angka persentase

(38)

N = Jumlah individu (Sudijono, 1996)

2. Data Kuantatif

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode simulasi

diambil dari pengamatan dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian

sebagai upaya untuk mengetahui kesesuain antara perencanaan dan

pelaksanaan tindakan. Data diperoleh dengan menggunakan lembar

pengamatan motivasi dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan tanda

checklist ().

Adapun kisi-kisi instrumen observasi pengamatan motivasi belajar siswa

[image:38.595.124.455.506.723.2]

adalah sebagai berikut :

Tabel 2: Kisi-Kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa

NO INDIKATOR Skor

1 2 3

1. Durasi Kegiatan 2. Frekuwensi 3. Presistensi

4. Keuletan/Kesulitan menghadapi rintangan 5. Arah Sikap

Jumlah skor Persentase (%)

(39)

38

Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah adanya peningkatan motivasi

belajar siswa (on task) dimana 75% dari seluruh siswa mencapai indikator

(40)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas VII. A SMP Xaverius Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus I rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 58,85% dalam kategori rendah, meningkat pada siklus kedua sebesar 10,06% dengan rata-rata motivasi belajar siswa mencapai 68,91% dalam kategori baik. Kemudian meningkat sebesar 11,89% dengan rata-rata belajar siswa mencapai 80,80% dengan kategori baik. Dengan demikian rata-rata keberhasilan siswa sudah sesuai dengan indikator yang telah ditentukan yaitu sebesar 75% siswa memiliki motivasi yang tinggi dari total siswa 35 orang pada siklus III.

B. Saran

(41)

72

adalah media pembelajaran power point.

2) Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan baik yang berupa sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran yang lebih baik serta memadai sehingga jalannya proses pembelajaran dapat berlangsung serta dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Dimyati dan Midjiono. 2006. Belajar Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Saiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. __________________. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Rineka Cipta.Jakarta.

Haryono, Agung. 2000. Media Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. _____________. 2006. PendidikanGuru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Bumi Aksara. Jakarta.

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Siahaan, Gumir Gembira. 2009. Pemanfaatan media slide powerpoint beranimasi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X.3 SMA Lentera Terapan Jati Agung Lampung Selatan tahun pelajaran 2008/2009. (Skripsi).

Universitas Lampung. Bandar Lampung

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

(43)

Yuni dan Benny. 1996. Media Teknologi. Universitas Terbuka. Jakarta. Zain, Aswan dan Djamarah Bahri Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Kelas VII. A SMP Xaverius Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan (Arikunto , 2006:16)
Tabel 2: Kisi-Kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pada ribosom terdapat paling sedikit tiga jenis RNA, yaitu mRNA, rRNA, dan tRNA yang diperlukan untuk membaca kode yang dikirimkan dari inti sel, sehingga dari kode itu dapat

Berdasarkan Hasil Evaluasi Evaluasi Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis (Sampul I) Seleksi Umum dan Penetapan Peringkat Teknis oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Non Fisik di

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data kualitatif analisis data, dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII, IX SMP IT Nurul Jannah dan kelas X

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian tentang jenis cacing parasit yang terdapat pada feses orangutan yang dapat menyebabkan suatu penyakit dan

Alat evaluasi dalam penelitian ini yaitu berupa tes yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui penguasaan siswa. Tes adalah instrumen yang.. digunakan untuk mengukur

Kedua , kriteria yang terbentuk akan terintegrasi menjadi suatu strategi pengembangan wilayah berbasis kompetensi inti, dan ketiga , hasil kajian ini dapat menjadi model

Seseorang harus mempelajari lebih dari satu metode untuk pelaksanaan tugas motorik.Oleh karena aktivitas hidup sehari-hari terutama merupakan suatu open tasks,maka

[r]