• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DAUR

ULANG SAMPAH PLASTIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS

BANK SAMPAH POKLILI PERUMAHAN GRIYA LEMBAH

DEPOK KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nurul Purbasari

NIM 1110015000083

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok)

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Salah satu kegiatan pemberdayaan adalah dengan pengelolaan sampah. Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni terjadi penumpukan sampah dimana-mana. Upaya-upaya dilakukan untuk menangani sampah, salah satunya dengan kegiatan yang menggunakan konsep pengolahan sampah. Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan di bank sampah, yaitu proses pengelolaan sampah dengan cara daur ulang, yakni memilah-milah sampah, menimbang, dan merubah sampah menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi. Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah POKLILI di Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Kegiatan ini telah berhasil memberdayakan masyarakat setempat untuk merubah sampah menjadi barang kerajinan yang bernilai. Keberhasilan kegiatan ini berpengaruh pada lingkungan di sekitar Perumahan Griya Lembah Depok dan juga berpengaruh pada aspek ekonomi warga yang bergabung dalam kegiatan di Bank Sampah POKLILI.

(7)

ii

ABSTRAK

Nurul Purbasari (NIM: 1110015000083). Community Empowerment Through Recycling Plastic Trashes (Case Study on Trash Bank Community Housing POKLILI in Griya Lembah Depok District Town Sukmajaya Depok)

This research uses the qualitative method and it is procedure research. Which produces descriptive data in writing and oral from the peopled or their behaviour observe. The techniques of the data are observation interview and documentation. One of those providing agenda is trash management. The problem of those thrashesalso happened at Depok City, the hoarding trashes happened everywhere, eforts has been done to handle it, one of the agenda is using the trashes management concept. It is done in trash bank, in other word, recycling trash. It is sorting, considering, and transforming the trashes until it’s become the high value handicraft. And this research about seciety providing which is done by recycling plastics thrashes at POKLILI’s trash bank, at Griya Lembah Depok Sub district Sukmajaya at Depok City.

This activity has succeeded in providing their society to transform the trashes to become the high value handicraft. This success activity, influences to surrounding area of Griya Lembah Depok and influences to their economy aspects that join at trash bank of POKLILI.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT sebagai penjaga rahmatnya. Zat yang maha menggenggam segala sesuatu yang ada dan tersembunyi di balik jagad semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu yang terfikir maupun yang tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan bagi seluruh umat Islam yang terjaga atas sunahnya.

Alhamdulillahirabbil‟alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridhaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Karen tanpa rahmat dan ridhaNya tidaklah mungkin pennulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak

lepas dari bantuan, bimbingan, do‟a, dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis

ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa‟i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

iv

5. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah mengajar di Pendidikan IPS angkatan 2010 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dan sarannya kepada penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini.

6. Ibu Djuniawan Wanitarti beserta Pengurus Bank Sampah Kelompok Peduli Lingkungan (POKLILI) atas informasi, bantuan, dan sarannya sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.

7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Eko Basuki dan Ibunda Neneng Supriati yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, do‟a, air mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang luar biasa serta dukungan moril maupun materil kepada penulis, terimakasih atas kesabarannya. Serta adikku Refiona Sekar Sari dan semua keluarga besarku, hanya Allah SWT yang dapat membalas semuanya.

8. Terimakasih untuk Ariya Sudrajat atas semangat, kesabaran, bantuan, pengorbanan, dan kasih sayang yang selalu tercurahkan sejak perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2010 (Umi, Anisa, Rizka, Wina, Triatuti, Epi, Wilda, Metri, Bici, Desti) dan semua teman-teman di Konsentrasi Geografi 2010 yang selalu memberikan semangat, bantuan, dan motivasi yang luar biasa, semoga kita semua dapat menggapai kesuksesan.

10.Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, tidak lupa Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa terselesaikan.

Jakarta, 23 November 2014 Penulis,

(10)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ...1

B. Identifikasi masalah ...5

C. Pembatasan masalah...5

D. Rumusan masalah...6

E. Tujuan dan kegunaan penelitian...6

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat ...8

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ...8

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ...9

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ...11

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ...12

B. Daur Ulang Sampah Plastik ...14

1. Pengertian Daur Ulang ...14

2. Teknologi Daur Ulang Sampah ...16

3. Manfaat Daur Ulang ...17

(11)

vi

5. Karakteristik Sampah Plastik ...19

6. Daur Ulang Sampah Plastik ...20

7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik ...20

C. Komunitas Bank Sampah ...21

1. Pengertian Komunitas Bank Sampah ...21

2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah...22

3. Peran Bank Sampah Dalam Kehidupan Masyarakat ...23

D. Partisipasi Masyarakat ...23

E. Hasil Penelitian Yang Relevan ...24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...26

1. Tempat Penelitian ...26

2. Waktu Penelitian ...27

B. Metode Penelitian...28

C. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data ...29

1. Prosedur Pengumpulan Data ...29

2. Instrumen Pengumpulan Data ...31

3. Prosedur Pengolahan Data ...36

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ...37

E. Analisis Data ...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...40

1. Kondisi Geografis ...40

2. Kondisi Iklim...41

3. Kondisi Geologi Dan Geomorfologi ...41

4. Kondisi Kependudukan ...41

5. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik ...44

(12)

vii

B. Pembahasan ...53

1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik ...54

2. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik...63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...69

B. Saran ...70

DAFTAR PUSTAKA ...71

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu penelitian ...27

Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik ...31

Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah ...32

Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah ...33

Tabel 3.5 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah ...34

Tabel 3.6 Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik ...36

Tabel 4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin ...41

Tabel 4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ...42

Tabel 4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian ...43

Tabel 4.4 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan...44

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah merupakan dambaan setiap masyarakat, lingkungan yang bersih juga menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Jalan yang bersih, sungai yang bebas dari sampah, dan udara yang segar merupakan keadaan lingkungan ideal yang membuat masyarakat disekitarnya hidup dengan sehat. Dengan terciptanya lingkungan yang bersih maka akan membawa masyarakatnya menjadi lebih semangat, kreatif, inovatif dan selalu ingin berubah kepada kondisi yang lebih baik.

Menjaga kebersihan lingkungan pada masa ini telah menjadi hal yang sangat sulit ditemukan, masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan dan tidak peduli pada keindahaan lingkungan. Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini masih belum bisa ditangani dengan baik, terutama pada negara-negara berkembang. Kemampuan pengelolaan sampah yang masih rendah dengan ketidakseimbangan produksi sampah membuat sampah menjadi menumpuk dimana-mana. Sampah yang tidak terurus dengan baik akan menghasilkan kualitas lingkungan yang tidak baik pula, air yang dihasilkan dari sampah menyebabkan pencemaran baik di tanah, air, dan udara, meningkatkan perkembangan hama penyakit, menurunnya kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, tanah dan udara.

(16)

Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni terjadi penumpukan sampah dimana-mana. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok tengah memperkenalkan konsep pengolahan sampah, pasalnya timbunan sampah di Depok sudah melebihi kapasitas. Rata-rata timbunan sampah di seluruh kota Depok berkisar antara 3500 sampai 4000m3/hari, sementara kapasitas angkut pelayanan hanya sekitar 35% atau hanya tersedia 54 truk sampah dan sekitar 250 orang sumber daya manusia.1

Keberadaan tempat pembuangan sampah atau TPS sangat diperlukan ditiap-tiap kota, tempat pembuangan sampah yang terorganisir dengan baik akan membuat lingkungan tempat tinggal di sekitar menjadi terlihat rapi. Namun sebagian banyak tempat pembuangan sampah kurang terorganisir dengan baik, penumpukan sampah di TPS semakin menggunung, sampah yang belum diolah sehingga belum terpilah sesuai bahannya, hingga aroma sampah yang membuat resah masyarakat sekitar. Tempat pembuangan sampah yang belum ideal ini juga memberikan dampak yang buruk untuk kesehatan masyarakat, baik masyarakat yang menetap di sekitar TPS dan masyarakat yang melewati TPS. Salah satunya dapat dilihat di TPS Sukmajaya yang berada tepat di depan Perumahan Griya Lembah Depok, TPS ini sangat membuat masyarakat geram karena aroma bau yang tersebar sampai ke area perumahan.

Namun bukan hanya permasalahan pada tempat pembuangan sampah atau TPS saja yang menjadi masalah utama, kurangnya kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya juga merupakan masalah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah dengan praktis di jalan, bahkan di depan rumah sampah masih berserakan. Kesadaran akan kebersihan harus dibangun dari diri sendiri. Seperti yang terjadi pada masyarakat di Perumahan Griya Lembah Depok, sebelum terbentuknya Bank Sampah, mereka masih buang sampah sembarangan,

1

(17)

tempat sampah yang terdapat di depan rumah masing-masing juga terlihat kurang terawat sehingga pemandangan di area perumahan tampak kurang nyaman.

Kesadaran masyarakat yang kurang untuk buang sampah pada tempatnya akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjaga lingkungan. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan bersama membersihkan lingkungan membuat sampah-sampah yang ada belum ditangani dengan baik.

Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi terdapat salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mendaur ulang sampah. Kegiatan daur ulang sampah ini melibatkan seluruh anggota masyarakat dan kerjasama antara masyarakat sekitar, sehingga masyarakat dapat diberdayakan dengan baik. Program pemberdayaan melalui daur ulang sampah ini menjadi sangat penting dan strategis sebagai upaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan sampah, terutama sampah rumah tangga. Program daur ulang sampah ini dapat dilakukan dalam ruang lingkup kecil seperti kawasan perumahan warga, jika program itu telah berhasil maka tidak menutup kemungkinan perumahan-perumahan warga lain pun juga akan mengikuti langkah-langkah daur ulang tersebut, karena mereka pun menginginkan kebersihan dan keindahan, sehingga sedikit demi sedikit permasalahan sampah akan teratasi.

Pemanfaatan sampah belakangan ini sudah banyak dilakukan oleh berbagai kelompok warga yang dibantu oleh pemerintah agar sampah yang menjadi masalah masyarakat di daerah perkotaan dapat diminimalisir sehingga barang-barang yang tadinya tidak memiliki nilai menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai jual bagi masyarakat.

(18)

sampah saja, namun juga untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Pemberdayaan masyarakat ini dapat menangani penumpukan sampah sangat beragam, seperti mengolah cangkang telur menjadi sebuah lukisan, sampah plastik menjadi kerajinan tangan, hingga limbah kotoran hewan menjadi biogas.

Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang sekelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan berupa sampah yang terjadi di Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sekelompok warga tersebut memberdayakan sampah menjadi barang-barang yang bernilai jual tinggi. Sampah-sampah yang mereka olah itu didapatkan dari rumah mereka sendiri dan rumah warga lain yang dikumpulkan dalam satu tempat yang

mereka beri nama “Bank Sampah Poklili (kelompok peduli lingkungan)”.

Kegiatan pengelolaan sampah dilingkungan Griya Lembah Depok bermula dari adanya kegiatan di RT 003 RW 004 dalam rangka untuk mengurangi volume sampah dilingkungan RT pada awal tahun 2008. Kegiatan yang dilakukan beraneka ragam, awalnya bank sampah poklili mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, sejalan dengan kegiatan tersebut bank sampah poklili juga mengadakan kegiatan mengolah sampah kering (anorganik) menjadi produk kerajinan yang bermanfaat dan bernilai jual. Tentu hal ini sangat positif karena bank sampah mengajak masyarakat agar lebih peka terhadap permasalahan yang mereka alami bersama. Lembaga ini tidak hanya mengolah sampah secara kreatif di Bank Sampah mereka saja, tetapi juga mengadakan workshop ke daerah-daerah lain dan ikut mengajak masyarakat tersebut untuk peduli terhadap lingkungan.

(19)

ide-ide dan pemikiran kreatif para warga untuk dijadikan menjadi sebuah produk yang bermanfaat dan juga bernilai jual.

Dengan memperhatikan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai pemberdayaan masyarakat di Perumahan Griya Lembah Depok dalam kegiatan daur ulang sampah plastik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengkaji permasalahan tersebut untuk dijadikan sebuah penelitian dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis buat, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Penumpukan sampah yang terjadi di daerah perkotaan

2. Tempat pembuangan sampah (TPS) yang mengancam kesehatan lingkungan sekitar

3. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih kurang

4. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih kurang

(20)

Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya penyusunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat pertanyaan dasar yaitu bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah plastik (studi kasus pada komunitas Bank Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.

Dari pertanyaan dasar tersebut terdapat rumusan masalah, yakni sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pemberdayaan masyarakat Perumahan Griya Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?

2. Bagaimanakah manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Perumahan Griya Lembah Depok setelah dilakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui pemanfaatan sampah plastik sebagai upaya kreativitas dalam masyarakat. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat Perumahan Griya Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok.

(21)

ulang sampah plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Praktis

1) Untuk bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

2) Untuk bahan evaluasi bagi Bank Sampah Poklili di Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok dalam melaksanakan program selanjutnya.

3) Untuk masyarakat penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan tentang pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah plastik serta memberikan penyadaran akan pentingnya peran mereka dalam menyukseskan kegiatan ini. b. Kegunaan Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, tentang pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah plastik.

(22)

8

A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu empowerment, yang secara harfiah berarti pemberkuasaan. Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung (disadventaged). Pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun eksistensi seseorang dalam kehidupannya dengan memberi dorongan agar memiliki kemampuan/keberdayaan.2

Pemahaman pemberdayaan ini adalah sebagai cara untuk memberikan kekuatan kepada masyarakat yang mengalami situasi ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan dimaksudkan bukan hanya dari segi ekonomi saja, tapi juga ketidakberdayaan dalam menciptakan ide-ide kreatif, ketidakberdayaan dalam hubungan sosial, dan ketidakberdayaan dalam segi ekologi.

Shardlow melihat bahwa berbagai pengertian mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan mereka.

Sementara itu, Ife melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai upaya untuk meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged).3

Seperti yang telah Shardlow dan Ife kemukakan, pemberdayaan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kemampuan menuju

2

Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 232.

3

(23)

kemandirian, pemberdayaan menekankan pada pentingnya masyarakat untuk mengorganisir diri mereka sendiri secara mandiri untuk meningkatkan kemampuan.

Lebih lanjut Ife berpendapat bahwa “pemberdayaan adalah upaya menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk mengambil bagian dan mempengaruhi kehidupan masyarakat”.4

Masyarakat yang dimaksud disini bukan berarti tidak memiliki potensi dan pengetahuan, namun masyarakat belum memiliki kemampuan, pengetahuan, peluang dan keterampilan untuk mengelola potensi yang ada. mereka belum mengetahui potensi-potensi yang ada disekitar mereka atau belum mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri mereka sendiri.

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai tujuan maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.5

Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. Pemberdayaan masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk

4

Salam, op. cit., h. 233

5

(24)

pada keadaan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.6

Seperti yang telah dijelaskan di atas, tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang lemah atau tidak beruntung. Penulis mengartikan orang-orang yang lemah dan tidak beruntung ini bukan hanya dilihat dari perekonomiannya saja tapi lemah dan tidak beruntung dapat dilihat dari berbagai ragam, seperti lemah dan tidak beruntung dalam kreativitas, lemah dan tidak beruntung dalam segi sosial, dan lemah dan tidak beruntung dalam ilmu. Dalam hal ini masyarakat harus difasilitasi agar memiliki kekuasaan atau mempunyai keilmuan yang bisa memberdayakan dirinya baik yang bersifat fisik, sosial, dan ekonomi.

Kristiadi melihat bahwa ujung dari pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat menjadi swadiri, swadana, dan swasembada.

a. Swadiri : yaitu mampu mengurusi dirinya sendiri. b. Swadana : yaitu mampu membiayai keperluan sendiri

c. Swasembada : yaitu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan. 7

Sebuah masyarakat yang telah menjalankan kegiatan pemberdayaan haruslah memiliki tujuan yang signifikan, masyarakat sudah harus bisa mengurusi dirinya sendiri dan tidak selalu bergantung kepada orang lain, mampu membiayai dirinya sendiri sehingga masyarakat bisa terus menerus terampil dalam kegiatan pemberdayaan, dan terakhir masyarakat mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.

6

Ibid., h. 60.

7

(25)

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Sebagai suatu proses, pemberdayaan merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang hidup seseorang (on going) dan sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja. Sebagai suatu program, pemberdayaan dilihat dari tapahan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya.8

Tahapan pemberdayaan merupakan salah satu langkah dimana lembaga melakukan kegiatan pemberdayaan terhadap komunitas atau masyarakat disekitarnya. Tahapan pemberdayaan masyarakat seperti yang diungkapkan oleh Nana Mintarti yaitu:

a. Penyadaran

Dimana kegiatan penyadaran yang dilakukan meliputi proses pengenalan potensi diri dan lingkungan serta membantu komunitas untuk merefleksikan dan memproyeksikan keadaan dirinya, baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan domistik maupun kekuatan global dalam bentuk informasi, teknologi, modal sosial, budaya dan peluang politik.

b. Pengorganisasian

Tahapan ini merupakan tahapan dimana suatu organisasi dan kelembagaan harus berawal dari prakasa masyarakat secara sukarela serta diadakannya suatu penguatan organisasi. c. Kaderisasi

Suatu tahapan dimana suatu organisasi mempersiapkan kader-kader pengembangan keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas pendampingan setelah program berakhir. Kader-kader dipillih secara partisipatif oleh masyarakat.

8

(26)

d. Dukungan Teknis

Dukungan teknis ini diberikan pada proses produksi yang mencakup dukungan untuk memperbaiki proses atau teknologi yang sedang digunakan.

e. Pengelolaan Sistem

Tahapan dimana organisasi membantu kliennya dalam upaya memperlancar upaya masyarakat memperoleh kebutuhan, baik secara individu maupun kelompok.9

Tahapan pemberdayaan ini akan berjalan dengan baik bila adanya dukungan dari pihak-pihak internal dan eksternal seperti dukungan dari para anggota bank sampah POKLILI, masyarakat disekitar perumahan Griya Lembah Depok, pihak RT dan RW, pihak kelurahan hingga pemerintah kota Depok. Karena untuk menciptakan masyarakat yang terbedaya membutuhkan dukungan dari semua pihak.

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan tuntutan utama pembangunan, ini terkait dengan teori sumber daya manusia yang memandang mutu penduduk sebagai kunci utama pembangunan.10 Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.

a. Aras Mikro

Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management crisis

9 Siti Habibah, “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang

Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h.18-19, tidak dipublikasikan.

10

(27)

intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas.

Pemberdayaan dalam aras mikro ini lebih kepada membimbing dan melatih masyarakat untuk menjalankan tugas-tugas kehidupan. Dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah poklili ini bertujuan juga untuk membimbing dan melatih masyarakat agar dapat melakukan tugas-tugas daur ulang secara mandiri.

b. Aras Mezzo

Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

Dalam aras mezzo ini, pemberdayaan masyarakat juga dilakukan dengan mengadakan seminar-seminar pelatihan dan pendidikan di luar bank sampah poklili. Seminar pelatihan dan pendidikan bertujuan agar masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan terutama sampah. Selain meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat juga dapat memberdayakan diri sendiri dan bahkan juga masyarakat sekitar untuk meningkatkan kreativitas dan perekonomian keluarga.

c. Aras Makro

(28)

yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.11

Menurut penulis melalui pendekatan tiga model pemberdayaan ini diharapkan agar masyarakat dapat berdayakan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan sesuai rencana dan langkah yang sudah direncanakan.

B. Daur Ulang Sampah Plastik

1. Pengertian Daur Ulang

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah, empat (4R) prinsip yang dapat digunakan dalam menangani masalah sampah antara lain sebagai berikut:

a. Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau material yang kita pergunakan.

b. Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai (disposable).

c. Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna lagi bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.

11

(29)

d. Replace (mengganti), yakni mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Selain itu menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya mengganti kantong keresek dengan keranjang bila berbelanja, dan menghindari penggunaan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa terdegradasi secara alami.12

Pada penelitian ini, penulis membahas mengenai Recycle atau mendaur ulang. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi bahan baju yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurang polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan komponen utama dalam menajemen sampah modern.13

Sampah padat dapat di daur ulang dengan cara memisahkan, mengumpulkan, memproses, mendistribusi dan membuatnya menjadi barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah padat juga menjadi bahan utama dalam proses daur ulang.

Sampah dapat mencemari lingkungan dan mambahayakan kesehatan. Sampah juga menyebabkan timbulnya banjir. Akan tetapi, melalui daur ulang, sampah dapat diolah lagi menjadi barang yang berguna. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali barang-barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.14

12

Arif Zulkifli, Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan, (Jakarta: Salemba Teknika, 2014), h. 106.

13

A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011), h.35.

14

(30)

Pendaurulangan sampah di masyarakat dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain pendaurulangan sampah secara manual dan pendaurulangan dilakukan oleh pabrik. Sampah yang didaur ulang secara manual biasanya berasal dari benda-benda, misalnya plastik, kertas, karton, besi, tembaga, tulang, kaca, dan lain sebagainya. Pendaurulangan yang dilakukan oleh pabrik juga memerlukan bahan baku yang berasal dari plastik, kaca, besi, kertas, tembaga, tulang, tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang bersangkutan.15

Sampah memiliki jenis yang bermacam-macam, pengolahan terhadap sampah juga bervariasi tergantung dari jenis sampah tersebut. Pengolahan sampah dapat dilakukan secara manual dengan diolah langsung oleh manusia, dan juga dapat diolah oleh pabrik. Sampah yang diolah secara manual biasanya berbentuk kreasi dan produk yang diolah dengan ide-ide kreatif. Sampah yang diolah oleh pabrik biasanya akan menjadi produk yang sama seperti barang yang telah di daur ulang sebelumnya.

2. Teknologi daur ulang sampah

Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik, ada beberapa pendekatan teknologi, diantaranya penanganan pendahuluan. Penanganan pendahuluan umumnya dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang lebih baik dan memudahkan penanganan yang akan dilakukan. Penanganan pendahuluan yang umum dilakukan saat ini adalah pengelompokan limbah sesuai jenisnya, pengurangan volume dan pengurangan ukuran.16

Usaha penanganan pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan memudahkan dan mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya,

15

Achmad Serudji Hadi, “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan”, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 28-29.

16

(31)

termasuk upaya daur ulang. Dalam pengelolaan sampah, upaya daur ulang akan berhasil baik bila dilakukan pemilahan dan pemisahan komponen sampah mulai dari sumber sampi ke proses akhirnya.

Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan sehingga termasuk yang paling penting didahulukan. Persoalannya adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat. Pemilahan yang dianjurkan adalah pola pemilahan yang dilakukan mulai dari level sumber atau sifat awal yaitu belum tercampur atau terkontaminasi dengan sampah lainnya.17

3. Manfaat Daur Ulang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , manfaat adalah guna, faedah, laba, untung. Arti memanfaatkan adalah „menjadikan ada

manfaatnya‟, sedangkan pemanfaatan adalah „proses, cara, perbuatan memanfaatkan‟.18

Dengan daur ulang, sampah dapur dan sampah pasar dapat diolah menjadi pupuk. Sampah plastik dapat dilebur dan dicetak ulang menjadi alat-alat rumah tangga. Sampah kayu dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan. Sampah kayu juga dapat digunakan sebagai bahan bakar. Sampah logam atau besi dapat didaur ulang menjadi alat-alat pertanian dan pertukangan.19

Sudah pasti daur ulang sampah sangat banyak manfaatnya, karena dengan daur ulang sampah-sampah yang ada di lingkungan dapat diminimalisir. Sampah terdiri dari berbagai macam jenis, dan dapat dimanfaatkan kembali sehingga sampah barang-barang yang tadinya hanya sampah dapat berubah menjadi barang berguna.

Pendaurulangan sampah sudah mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi di negara-negara maju. Banyak berdiri pabrik-pabrik pendaurulangan sampah, mereka menjadikan sampah tersebut sebagai

17

Ibid, h.55.

18

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, versi 1.3

19

(32)

bahan baku atas produk benda-benda tertentu, hal ini jelas meningkatkan nilai ekonomi dari benda yang bersangkutan.

Pengelolaan sampah yang baik memberikan dua manfaat penting yaitu:

a. Mengurangi pencemaran lingkungan

b. Pemanfaatan sampah dapat meningkatkan nilai ekonomi atas benda yang bersangkutan, sehingga menguntungkan masyarakat tertentu yang mengelolanya.20

4. Pengertian Sampah Plastik

Sampah adalah suatu bahan atau benda yang bersifat padat, yang sudah tidak dipakai lagi, atau harus dibuang, sebagai hasil dari aktivitas manusia, yang bukan biologis, belum memiliki nilai ekonomis dan bersifat padat (solid waste).21

Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah dari plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurrang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna.22

Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah rumah tangga yang punya peran besar dalam perusakan lingkungan. Sampah plastik yang kita buang akhirnya akan menumpuk di tempat pembuangan sampah atau terkubur di dalam tanah. Akibatnya struktur dan

20

Achmad Serudji Hadi, “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan”, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 64.

21 Misbahul Ulum, dkk, “

Pengertian Sampah”, dalam suisyanto (ed), “Model-Model Kesejahteraan Sosial Islam”, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

bekerjasama dengan IISEP-CIDA, 2007), cet. 1, h. 170.

22

(33)

kesuburan tanah akan terganggu, apalagi kalau sampai mencemari aliran sungai.23

Menurut Buntoro, “perkembangan industri plastik di Indonesia dimulai sekitar tahun 1963. Perkembangan ini disebabkan oleh kegunaan plastik yang sangat luas, baik untuk rumah tangga maupun untuk industri dan alat-alat lainnya”.24

5. Karakteristik Sampah Plastik

Plastik yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai polimer banyak dikenal sebagai material sintetik atau bahan kimia yang memiliki karakteristik yang khas. Karakteristik plastik dianggap khas karena selain bisa menjadi menjadi substansi bagi meterial lain, plastik juga mempunyai karakter tersendiri sebagai material alternatif selain material yang sudah ada.

Polimer adalah material yang molekul-molekulnya berupa pengulangan atau gabungan iktan-ikatan kovalen pertikelnya yang lebih kecil.25

Berdasarkan strukturnya polimer diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

a) Platik, yaitu polimer yang strukturnya permanen b) Elastomer, yaitu polimer yang strukturnya elastis c) Fibre, yaitu polimer yang strukturnya berupa serat

Dari klasifikasi di atas, dapat diketahui bahwa material plastik adalah salah satu jenis polimer yang strukturnya permanen atau dengan kata lain bahwa istilah material platik merupakan sebuah istilah spesifik dan berbagai macam jenis polimer.26

23

Mien R. Uno dan Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia, 2011), h.34.

24

(34)

6. Daur Ulang Sampah Plastik

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, peellet, serbuk, pecahan) limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.27

Daur ulang sampah yang dilakukan oleh industri/pabrik yaitu melalui pemisahan limbah plastik, pemotongan limbah plastik, pencucian limbah plastik yang telah dipotong sebelumnya, dan menghilangkan zat-zat berbahaya pada plastik setelah limbah plastik dipotong. Selain daur ulang yang dilakukan oleh industri atau pabrik, daur ulang sampah plastik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali barang-barang dari limbah plastik.

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang platik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru untuk meningkatkan kualitas.28

7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik

(35)

Sampah plastik akan terus mengotori lingkungan hidup karena sifatnya yang tidak mudah hancur. Akan tetapi, sampah plastik masih bisa didaur ulang. Plastik-plastik itu dibawa ke pabrik untuk dilebur dan diolah kembali menjadi barang yang berguna. Hasil daur ulang plastik contohnya kantong plastik, mainan anak-anak, alat rumah tangga, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.29

Sampah sebagai sumber bahan untuk dimanfaatkan adalah apabila digunakan kembali atau di daur ulang (recycling), antara lain dengan melakukam pengolahan kembali (reused) dengan hasil yang sama, berubahnya fungsi menjadi benda baru yangberbeda dengan fungsi semula, atau menjadi bahan mentah atau bahan baku suatu produk tertentu dengan mengalami pengolahan kembali (recuperated material).

Sampah yang dapat dimanfaatkan bergantung dari jenis sampah tersebut. Jenis sampah (limbah padat) yang dapat dimanfaatkan kembali tersebut adalah plastik, kertas, kain, besi, gelas, tembaga, kaleng, alumunium, tulang, dan lain sebagainya.30

C. Komunitas Bank Sampah

masyarakat agar dapat „berkawan‟ dengan sampah untuk mendapatkan

manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R

29

Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet. 2, h. 50.

30

Achmad Serudji Hadi, “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan”, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 27.

31

(36)

sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.

Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan.32

Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan penelitian di bank sampah yang terdapat di kota Depok, tepatnya di Perumahan Griya Lembah Depok Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya. Bank sampah ini dikenal dengan nama Bank Sampah Poklili (Kelompok Peduli Lingkungan). Kegiatan utama dalam bank sampah adalah daur ulang sampah, baik sampah kertas, plastik, rumah tangga, logam. Namun sebagian besar kegiatan disini adalah daur ulang sampah plastik, karena volume sampah plastik sangat besar. Bank sampah ini juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang sampah plastik.

2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah

Tujuan didirikannya bank sampah tentu saja menerima penyimpanan sampah masyarakat sekitar, dan menjadikan sampah tersebut uang. Jumlah sampah yang masuk dengan uang yang diterima tentu akan berbeda jauh. Kalau sampah yang masuk banyak, jangan harap uang yang masuk sebanyak sampah yang disetorkan.

Bank sampah bertujuan menjaga lingkungan, sisanya agar masyarakat mampu memberdayakan barang bekas menjadi sesuatu yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya lebih pada sampah di sekitar masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang.33

32

Ibid, h. 69.

33

(37)

Tujuan didirikannya bank sampah adalah untuk mengubah barang bekas menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang. Namun tidak hanya sekedar itu saja, adanya bank sampah juga untuk menjaga lingkungan agar lebih bersih, rapi, dan indah. Bank sampah tidak hanya mengubah sampah menjadi uang saja, namun lebih jauh dari itu bank sampah memberdayakan mayarakat agar lebih mandiri dan dapat mengembangkan ide dan kreativitas dalam mengolah dan mendaur ulang sampah.

3. Peran Bank Sampah dalam Kehidupan Masyarakat

Bank sampah ini fungsinya bukan melulu menumpuk sampah, namun bank ini menyalurkan sampah yang didapat sesuai dengan kebutuhan. 34

Peran bank sampah dalam kehidupan masyarakat memiliki misi misi tertentu, yaitu mengelola sampah hingga memiliki nilai ekonomi tinggi, mendirikan bank sampah melalui kemitraan yang sinergi dan menguntungkan, melahirkan pengusaha Indonesia baru bidang lingkungan, menghidupkan kembali PKK dilingkungan sekitar, dan menyediakan wadah kreativitas untuk masyarakat sekitar.35

Bank sampah sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat, bank sampah juga memberikan pelatihan dan pengajaran kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatan daur ulang dan bahkan bisa mendirikan bank sampah di lingkungan tempat tinggalnya, sehingga keberadaan bank sampah semakin banyak dan bisa megelola lingkungan dengan baik secara mandiri.

D. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,

34

Ibid., h. 60.

35

(38)

Mikkelsen mengutip dari Chambers melihat partisipasi digunakan untuk menggambarkan proses pemberdayaan (empowering process).

Dalam hal ini partisipasi dimaknai sebagai suatu proses yang memampukan masyarakat lokal untuk melakukan analisis masalah mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan rasa percaya diri untuk mengatasi masalah, engambil keputusan sendiri tentang alternatif pemecahan masalah apa yang ingin mereka pilih.36

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan ketelibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.37

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Maka setelah peneliti berusaha membaca, mempelajari, dan mengkaji tentang hasil karya ilmiah sebelumya maka peneliti mengacu kepada karya ilmiah yang ditulis oleh:

1. Bunga Nur Mawaddah Nasution, dengan judul skripsi “Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan”. Skripsi mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakata (2013). Penelitian ini mengkaji mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di bank sampah melati bersih BPI, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah untuk mengelola sampah dari sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Bank sampah melati bersih telah berhasil membangun kepercayaan potensi dan kreativitas warga Bukit Pamulang Indah. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas pemberdayaan masyarakat dan mengolah sampah dengan

36

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), cet-2, h.106-108.

37

(39)

mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai jual. Perbedaannya adalah pada tempat penelitian dan pengolahan yang berbeda.

2. Arif Nurmuhamad, dengan judul artikel jurnal ilmiah “Merubah

Sampah Menjadi Uang”. Artikel jurnal ilmiah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang (2013). Penelitian ini mengkaji mengenai sampah yang dimanfaatkan untuk didaur ulang dan dibuat sebagai kerajinan dan produk baru, serta dapat dijual dan menambah pendapatan. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana sampah didaur ulang dan merubahnya menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian mengenai jenis sampah yang diolah dan tempat penelitian yang berbeda.

3. Faizah, dengan judul tesis “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

(40)

26

A. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Bank Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok Blok B1 RT 003 RW 024 Nomor 5, Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat dan memiliki titik koordinat S 6o23.8213‟ dan E 106o50.2357‟.

Gambar 3.1

Peta Lokasi Penelitian38

Sumber: mediacenterkpudepok

38

(41)

Lokasi ini dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian karena bank sampah poklili perumahan griya lembah depok ini telah berhasil mengajak hampir semua warga yang tinggal di perumahan ini untuk lebih peduli terhadap lingkungan, serta mengumpulkan berbagai sampah untuk diolah atau didaur ulang menjadi barang yang dapat digunakan kembali.

Bank sampah pokllili ini juga telah memberikan berbagai manfaat untuk para nasabahnya, namun seiring berjalannya waktu sebagian besar para nasabah mendaur ulang sampah plastik secara individu dan tidak lagi di tuntun oleh bank sampah. Hal ini membuat para nasabah harus lebih mandiri dan memberdayakan kreativitas mereka masing-masing.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan penyusunan proposal skripsi, pendalaman pustaka, membuat rancangan penelitian, observasi awal ke tempat penelitian, penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data penelitian, dan pengolahan dan analisis data penelitian. Rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, mulai pada ulan Desember dan berlanjut pada bulan Juni sampai November 2014.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan

Des Jun Jul Ag Sep Okt Nov

1 Penyusunan proposal skripsi 2 Pendalaman

(42)

3 deskriptif. Peneliti menggunakan metode ini untuk menggambarkan atau memaparkan suatu keadaan dan untuk membedah suatu fenomena yang ada di lapangan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.39

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, secara harfiah penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau

39

(43)

kejadian. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif.40

Sumber data dalam penelitian ini yaitu Bank Sampah Kelompok Peduli Lingkungan Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok atau biasa disebut “Bank Sampah POKLILI” dan data-data yang menunjang dalam penelitian ini. Penelitian dengan metode kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik pada komunitas bank sampah poklili Perumahan Griya Lembah Depok.

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi seperti di bawah ini:41

a. Observasi

Menurut Ngalim Purwanto, observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah lakudengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati

40

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), cet-23, h. 76.

41

(44)

secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.42

Dalam observasi ini peneliti mengadakan observasi di Bank Sampah Poklili di Perumahan Griya Lembah Depok dengan melihat langsung kegiatan yang dilakukan oleh anggota Bank Sampah, bagaimana kegiatan mendaur ulang sampah-sampah plastik dan apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di perumahan griya lembah depok setelah melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.43

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti di Bank Sampah POKLILI, penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik snowball sampling yaitu penentuan sampel yang awalnya dalam jumlah kecil, kemudian membesar karena terus menerus mencari data sampai data yang ditemukan dirasa lengkap. Subjek dari penelitian ini adalah anggota bank sampah POKLILI, mencakup ketua, pengurus, dan nasabah karena mereka semua yang berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik.

c. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap,sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data

42

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), cet. 1,h. 94.

43

(45)

yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah ada, pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya.44

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data melalui data monografi Kelurahan Abadijaya, data profil bank sampah POKLILI, dan foto-foto kegiatan di bank sampah POKLILI.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Selain peneliti, instrumen penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Lembar observasi

Lembar observasi yaitu hasil dari observasi yang dilakukan saat penelitian. Setiap temuan yang ditulis menjadi bahan kajian dalam penelitian.

Tabel 3.2

Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan daur ulang sampah plastik

No Data yang

diperlukan Objek yang dilihat

1 Sampah plastik Proses daur ulang sampah plastik

2 Daur ulang sampah Warga mengumpulkan, memilah, dan mengolah sampah plastik

44

(46)

plastik

3 Sampah disekitar

lokasi penelitian Pengangkutan sampah di wilayah perumahan 4 Kegiatan daur ulang

sampah plastik Pelatihan kegiatan daur ulang 5 Hasil kegiatan daur

ulang Produk-produk hasil daur ulang 6 Penjualan hasil daur

ulang Kegiatan jual beli produk daur ulang

7 didapat dari responden dan nantinya akan menjadi sumber penelitian.

Tabel 3.3

Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah

No Data yang

Apa yang anda ketahui tentang sampah plastik?

2

Latar belakang bergabung dengan bank sampah

Sudah berapa lama anda tergabung dalam komunitas bank sampah poklili, dan apa yang menjadi motivasi anda bergabung ke dalam bank sampah poklili? 3 Proses daur ulang

sampah plastik

Bagaimana proses daur ulang sampah plastik yang dilaksanakan di bank sampah poklili?

(47)

dihasilkan sampah ini?

5 Pemberdayaan masyarakat

Bagaimana anda mendapatkan ide-ide untuk menciptakan suatu produk atau barang dari sampah plastik ini?

6

Pemberdayaan masyarakat

Berapa rata-rata hasil hasil tabungan yang anda peroleh dalam sebulan selama menjalani kegiatan dan menjadi nasabah bank sampah poklili?

7

Adakah peningkatan taraf hidup setelah bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah poklili?

8 Manfaat kegiatan daur ulang

Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah ikut bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah poklili?

9 Kendala kegiatan daur ulang

Apa saja kendala yang anda rasakan setelah ikut bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah poklili?

10

Harapan setelah melakukan kegiatan daur ulang

Apa harapan anda kedepan setelah mengikuti program daur ulang sampah plastik?

Tabel 3.4

Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah

No Data yang

diperlukan Pertanyaan

1 Latar belakang bank sampah

Apa yang melatarbelakangi berdirinya bank sampah Kelompok Peduli Lingkungan di Perumahan Griya Lembah Depok?

(48)

mendirikan bank sampah ini?

3 Peran bank sampah Bagaimana peran bank sampah untuk mengembangkan potensi diri dan lingkungan? 4 Modal awal Darimanakah modal awal untuk melaksanakan

kegiatan ini? 5 Daur ulang sampah

plastik

Mengapa sebagian besar bahan sampah plastik yang didaur ulang?

6

Kaderisasi

Bagaimana proses perekrutan anggota dan sudah berapa banyak anggota yang bergabung?

7

Bagaimana cara bank sampah mempersiapkan kader-kader untuk melaksanakan program-program di bank sampah?

8 Dukungan teknis Apa saja dukungan-dukungan yang diberikan bank sampah untuk memberdayakan masyarakat sekitar?

9 Pemberdayaan masyarakat

Apakah tiap anggota digaji setiap bulannya? Kalau ya, berapa rata-rata gaji yang diperoleh anggota setiap bulannya? yang telah dibuat dan berapa kisaran harganya?

11 Pemberdayaan masyarakat

Berapakah omset yang diperoleh setiap bulannya dari hasil daur ulang dan pemanfaatan sampah plastik ini?

12 Pengelolaan sistem Bagaimana cara bank sampah mengelola kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan?

14 Manfaat kegiatan Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah melakukan kegiatan daur ulang di bank sampah? 15 Harapan setelah

melakukan

(49)

kegiatan daur ulang pemanfaatan sampah plastik ini?

Tabel 3.5

Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah

No Data yang

diperlukan Pertanyaan

1 Awal kegiatan dijalankan

Sejak kapan program daur ulang sampah plastik ini berjalan?

2 Partisipasi masyarakat

Bagaimanakah cara para pengurus bank sampah disini untuk mengajak warga berpartisipasi di dalam bank sampah?

3 Bahan baku daur ulang

Bagaimana cara bank sampah mendapatkan bahan baku berupa sampah plastik untuk di daur ulang?

4 Partisipasi masyarakat

Apakah pengurus bank sampah poklili juga ikut serta melaksanakan kegiatan daur ulang sampah plastik?

Ada berapa orang yang ikut serta melakukan daur ulang dalam sekali pelaksanaan?

7 Manfaat bergabung dalam bank sampah

Bagaimana manfaat yang anda rasakan setelah ikut bergabung ke dalam bank sampah?

8 Pemberdayaan masyarakat

Adakah peningkatan taraf hidup setelah anda ikut bergabung disini?

9 Kendala selama menjadi pengurus

Apa saja kendala yang anda rasakan selama menjadi pengurus di bank sampah poklili?

10

Harapan setelah melakukan

kegiatan daur ulang

(50)

c. Studi dokumentasi

Pengumpulan data dengan studi dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melaluui dokumen-dokumen.

Tabel 3.6

Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan daur ulang sampah plastik

No Data yang

diperlukan Dokumen yang diperlukan

1 Lokasi penelitian Peta lokasi penelitian

2 Kependudukan Monografi kelurahan Abadijaya 3 Struktur organisasi

bank sampah Data profil bank sampah poklili 4 Kegiatan bank

sampah POKLILI Foto-foto kegiatan bank sampah POKLILI

3. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data selesai dikumpulkan maka tahap selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data. Pengolahan data mencakup kegiatan penyusunan data, klasifikasi data, manipulasi data, dan interpretasi data.

a. Penyusunan data

Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua. b. Klasifikasi data

Merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti

c. Manipulasi data

(51)

dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena.

d. Interpretasi data

Peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya dan menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian penelitian dan membuat rekomendasinya.45

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan teknik-teknik berikut ini:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, peningkatan ketekunan, triangulasi, dan diskusi teman sejawat.

Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan teknik trianggulasi. Secara definisi trianggulasi adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti. Denzin mengemukakan empat tipe trianggulasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu theory triangulation (trianggulasi dalam hal teori), methodological triaangulation (trianggulasi dalam hal metodologi), data triangulation (trianggulasi dalam hal metode pengumpulan data), dan observer triangulation (trianggulasi dalam hal observer).

Namun dari sekian banyak tipe trianggulasi yang dikemukakan oleh Denzim, peneliti menggunakan data triangulation (trianggulasi dalam hal metode pengumpulan data) dan observer triangulation (trianggulasi dalam hal observer) untuk penelitian ini.

45

Teknik Pengolahan Data, diakses pada 04 November 2014 pukul 21.34 WIB melalui

(52)

a. Data Triangulation (Trianggulasi dalam hal metode pengumpulan data)

Yaitu penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data dalam kasus tunggal. Metode pengumpulan data data yang pada umumnya dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara, observasi, FGD, dokumentasi, dan lain sebagainya. Karena sifat penelitian kualitatif yang dinamis, penggunaan data trianggulation sering kali diperlukan, sehingga hampir tidak dianjurkan dalam penelitian kualitatif hanya mengandalkan satu metode pengumpulan data.

b. Observer Triangulation (Trianggulasi dalam hal observer) Yaitu penggunaan lebih dari satu orang observer dalam satu kasus tunggal dalam rangka untuk mendapatkan kesepakatan intersubjektif antar observer. Alasan lain penggunaan Observer Triangulation adalah untuk mengurangi bias observer yang biasanya terjadi ketika peneliti melakukan penelitian.46

2. Pengujian Konfirmability

Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.47

E. Analisis Data

Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pertama adalah

46

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet.3, h. 201-202.

47

(53)

tahap pengumpulan data, kedua adalah tahap reduksi data, ketiga adalah tahap display data, keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi.

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data berisi tentang serangkaian proses pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, baik melalui wawancara atau studi pre-elementary.

2. Tahap Reduksi Data

Selanjutnya tahap reduksi data yang berisi tentang proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.

3. Tahap Display Data

Setelah dua tahap diatas, selanjutnya tahap display data berisi tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokan dan dikategorisasikan. kuantitatif adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami lebih spesifik dan diakui dalam suatu perspektif ilmiah yang sama, sehingga hasil dari analisis data yang baik adalah data olah yang tepat dan dimaknai sama atau relatif sama dan tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.49

48

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet-3, h. 180.

49

Gambar

Gambar 4.2 Siklus Daur Ulang Sampah Plastik di Bank Sampah POKLILI .59
Peta Lokasi PenelitianGambar 3.1 38
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 46 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

Keempat , karakteristik tingkah laku/ behaviour wisatawan yang datang ke Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo Baru mayoritas berkunjung untuk rekreasi

Kegunaan praktisnya adalah untuk melestarikan kebudayaan islam yang berupa pemikiran tentang sifat-sifat yang dimiliki Allah SWT dengan cara mempelajari dan

Dia adalah sarjana Sta s ka dari Universitas Padjajaran dan juga mengiku beberapa ujian yang diselenggarakan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia untuk menjadi

Mengetahui morfologi usus dengan melihat rata-rata tinggi vili di mukosa usus halus bayi tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) pada kelompok yang diberi kurma

Pengujian hipotesis yang pertama adalah uji kesamaan dua rata-rata yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata penguasaan konsep ikatan

Meskipun Tahun Pembinaan Wajib Pajak telah berakhir dengan program kerja pemerintah yaitu reinventing policy dan telah memberikan dampak yang signifikan terhadap

Apabila dikemudian hari terbukti dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis