• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Surat Tagihan Pajak dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Purwakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Surat Tagihan Pajak dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Purwakarta)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

95

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Gia Meidha Giani

NIM : 21112148

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Akuntansi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tgl Lahir : Bandung, 11 Mei 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Maleer Timur VII No. 93/113 Rt. 07 Rw. 05 kel. Gumuruh, kec. Batununggal, Bandung

RIWAYAT PENDIDIKAN

(5)

PENGARUH SURAT TAGIHAN PAJAK DAN

JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

(Studi Kasus pada KPP Pratama Purwakarta)

THE INFLUENCE OF TAX COLLECTION LETTER AND

NUMBER OF TAXABLE EMPLOYERS TO

VALUE ADDED TAX REVENUE

(Case Study atKPP Pratama Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

Nama: Gia Meidha Giani Nim: 21112148

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahnya rahmat dan karunia serta hidayatnya yang telah diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Maksud Skripsi ini penulis buat adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada program studi akuntansi pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul

“PENGARUH SURAT TAGIHAN PAJAK DAN JUMLAH

PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berguna dan membangun bagi semua pihak, bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya untuk masa yang akan datang.

(7)

1. Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Soegoto Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., S.Pec., Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak, CA, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia Bandung dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., Ak, Selaku Dosen Wali.

5. Ery Rahmat, SE., M.Ak.. selaku Dosen Penguji I, Asri Julianti, S.Pd., M.Si. selaku Sosen Penguji II dan Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Penguji Pengganti yang berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh Staff Dosen Pengajar Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.

7. Staff Sekretariat Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis terimakasih atas pelayanan dan informasinya.

8. Kusno Kuntoaji selaku pembimbing perusahaan yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan bimbingan selama penelitian di KPP Pratama Purwakarta.

(8)

v

10. Orang tua tercinta, ibunda Heni dan ayahanda Sugiarto, terimakasih atas seluruh doa dan memberikan dorongan baik moril maupun materil serta kesabaran tanpa batas yang telah kalian berikan kepada penulis sehingga skirpsi ini dapat terselesaikan.

11. Untuk kakak dan adikku tercinta beserta keluarga besar, terimakasih atas semangat dan doa kalian semua.

12. Sahabat sahabatku Inta, Ichel, Upiya, Alma, Herny, Idip, Ajeng, terimakasih atas semua doa dan semangat motivasi serta kebersamaannya. 13. Sahabat seperjuangan Shinta, Lusy, Irma, Ubun dan untuk Dila, Siti, Ica

yang masih harus berjuang, terimakasih atas kerjasama, bantuan, motivasi, semangat yang telah kalian berikan dari awal perkuliahan hingga sekarang, kebersamaan kalian sangat berarti

14. Semua rekan-rekan seperjuangan skripsi 2016 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terutama kelas Ak-4, terima kasih untuk segala perhatian dan motivasinya kepada penulis.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi yang masih sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan mereka yang berkesempatan membacanya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, Agustus 2016

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan dan Maksud Penelitian... 7

1.4.1 Maksud Penelitian... 7

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Kegunaan Penelitian... 8

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 8

(10)

vii

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Surat Tagihan Pajak... 9

2.1.1.1 Penerbitan Surat Tagihan Pajak... 10

2.1.1.2 Sanksi Administrasi Surat Tagihan Pajak ... 10

2.1.1.3 Daluwarsa Penagihan Pajak... 11

2.1.1.4 Indikator Surat Tagihan Pajak ... 12

2.1.2 Jumlah Pengusaha Kena Pajak ... 12

2.1.2.1 Pengusaha Kena Pajak... 12

2.1.2.2 Kewajiban di Bidan PPN ... 13

2.1.2.3 Indikator Jumlah Pengusaha Kena Pajak... 15

2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai... 15

2.1.3.1 Penerimaan Pajak ... 15

2.1.3.2 Pajak Pertambahan Nilai ... 16

2.1.3.3 Pajak Masukan dan Pajak Keluaran ... 16

2.1.3.3.1 Pengkreditan Pajak Masukan... 17

2.1.3.4 Objek Pajak Pertambahan Nilai... 18

2.1.3.5 Barang Kena Pajak ... 18

2.1.3.6 Jasa Kena Pajak ... 19

2.1.3.7 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 19

(11)

2.2.1 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai ... 20

2.2.2 Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 20

2.2.3 Paradigma Pemikiran... 21

2.3 Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan... 23

3.2 Operasional Variabel ... 25

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.3.1 Sumber Data ... 27

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian ... 29

3.4.1 Populasi ... 29

3.4.2 Penarikan Sampel ... 30

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 31

3.4.3.1 Tempat Penelitian ... 31

3.4.3.2 Waktu Penelitian... 31

3.5 Metode Pengujian Data ... 32

3.5.1 Metode Pengujian Data ... 32

3.5.2 Metode Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

(12)

ix

4.1.1 Analisis Desktiptif ... 41

4.1.1.1 Analisis Variabel Surat Tagihan Pajak (X1) ... 41

4.1.1.2 Analisis Variabel Jumlah Pengusaha Kena Pajak (X2) ... 45

4.1.1.3 Analisis Variabel Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Y)... 48

4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif... 51

4.1.2.1 Pengujian Asusmsi Klasik ... 51

4.1.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda... 58

4.2 Pembahasan ... 65

4.2.1 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 65

4.2.2 Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

5.2.1 Saran Operasional... 72

5.2.2 Saran Akademis ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(13)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Djoko Muljono. 2010. Panduan Brevet Pajak: PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB, BPHTB. Yogyakarta: ANDI.

Djoko Muljono dan Baruni Wicaksono. 2009.Akuntansi Pajak Lanjutan. Yogyakarta: ANDI.

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3rdEd. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc

Hamidi. 2005.Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Husein Umar, 2008.Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip.

John Hutagaol. 2007.Perpajakan: Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mardiasmo. 2011.Perpajakan: Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI.

Mohammad Nazir. 1988.Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nanang Martono. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Rajawali Pers. Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan: Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siti Resmi. 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salaemba Empat.

Sugiyono. 2006.Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009.Metode Penelitian dan Bisnis.Bandung: CV.Alfabeta. Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(14)

75

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukrisno Agoes, Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan: Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Supramono dan Theresia Woro Damayanti. 2010. Perpajakan Indonesia: Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta: ANDI.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media

Umi Narimawati dkk. 2010.Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

________________. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010. Waluyo. 2011.Perpajakan Indonesia: Edisi 10 Buku 1. Jakata: Salemba Empat. Waluyo. 2011.Perpajakan Indonesia: Edisi 10 Buku 2.Jakata: Salemba Empat. Waluyo. 2014.Akuntansi Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

JURNAL

Arif Nurrokhman. 2014.Analisis Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat Pemberitahuan Masa Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Dedy Setya Utama Pandiangan. 2014.Pengaruh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Tagihan Pajak, Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat Pemberitahuan Terhadap Penerimaan Pajak Perambahan Nilai (PPN). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono. Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Jurna Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1, Januari 2013.

Wandha M. Supit., D.P.E. Saerang., H. Sabijono. Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi. ISSN 2303-1174.

(15)

ARTIKEL

Chandra Budi. 2014. Melalui: http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/01/04/batasan-omzet-pengusaha-kecil-wajib-ppn-dinaikkan

Ken Dwijugiasteadi. 2016. Melalui:

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/03/07/o3o854382-realisasi-penerimaan-pajak-februari-belum-capai-target

Sigit Priadi Pramudito. 2015. Melalui:

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150820150855-78-3399/demi-rp-77-triliun-ditjen-pajak-rela-kirim-353751-tagihan/

Yustinus Prastowo. 2015. Melalui:

(16)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Surat Tagihan Pajak

Siti Resmi (2014: 55) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah sebagai berikut:

“Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau

sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda”.

Mardiasmo (2011: 45) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah sebagai berikut:

“Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak

dan / atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda”.

Siti Kurnia Rahayu (2010: 186) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah sebagai berikut:

“Pengertian Surat Tagihan Pajak adalah untuk melakukan tagihan atau

sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda”.

Berdasarkan definisi-definisi tentang surat tagihan pajak diatas maka data disimpulkan bahwa surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa Bungan dan/atau denda.

(17)

10

2.1.1.1 Penerbitan Surat Tagihan pajak

Dalam buku Mardiasmo (2011: 45) disebutkan STP dikeluarkan apabila: a) Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar;

b) Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;

c) Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga; d) Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi

tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;

e) Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, yang tidak mengisi faktur secara lengkap (selain: identitas pembeli, nama dan tandatangan);

f) Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau

g) Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 ayat (6a) Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.

2.1.1.2 Sanksi Administrasi Surat Tagihan Pajak

Dalam buku Mardiasmo (2011: 45) disebutkan sanksi administrasi STP adalah sebagai berikut:

(18)

11

persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.

b) Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak (poin penerbitan d, e, atau f), selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.

c) Terhadap Pengusaha Kena Pajak (poin penerbitan g) dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal penerbitan Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

2.1.1.3 Daluwarsa Penagihan Pajak

Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.

(19)

12

b) Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung;

c) Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; atau

d) Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

2.1.1.4 Indikator Surat Tagihan Pajak

Indikator Surat Tagihan Pajak menurut Waluyo (2011: 43) adalah: • Jumlah STP PPN.

2.1.2 Jumlah Pengusaha Kena Pajak

2.1.2.1 Pengusaha Kena Pajak

Pengertian Pengusaha menurut Siti Resmi (2014: 19) adalah sebagai berikut:

“Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar pabean”.

Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Siti Resmi (2014: 19) sebagai berikut:

“Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Tahun1984 dan perubahannya”.

(20)

13

“Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan undang-undang pajak pertambahan nilai, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak”.

Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010: 12) adalah sebagai berikut:

“Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)”.

Berdasarkan definisi-definisi tentang pengusaha kena pajak diatas maka dapat disimpulkan pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang PPN dan PPnBM. Tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya telah ditentukan, kecuali pengusaha kecil yang memilih dikukuhkan sebagai PKP.

2.1.2.2 Kewajiban di Bidang PPN

Berdasarkan Pasal 3A UU No. 18 Tahun 2000 yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010: 164), pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak memiliki kewajiban di bidang PPN, yaitu:

a. Kewajiban melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

(21)

14

sebagai PKP wajib memungut, dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang.

Siti Resmi (2014: 25) menyebutkan setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Tahun 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).

b. Memungut PPN dan PPnBM

Kewajiban memungut PPN ini diimplemintasikan dalam wujud PKP wajib membuat Faktur Pajak atas setiap kegiatan penyerahan BKP/JKP di dalam Daerah Pabean.

c. Menyetor PPN dan PPnBM terutang

Setelah kewajiban seorang PKP yang lain adalah menyetorkan hasil perhitungannya tentang PPN/PPnBM yang terutang dalam suatu saat atau Masa Pajak. PKP menyetorkan pajak yang terutang dengan menggunakan sarana SSP paling lamba tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.

d. Melaporkan PPN dan PPnBM

(22)

15

2.1.2.3 Indikator Jumlah Pengusaha Kena Pajak

Indikator Jumlah Pengusaha Kena Pajak menurut Waluyo (2010:75) adalah:

• Jumlah PKP.

2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

2.1.3.1 Penerimaan Pajak

Pengertian Penerimaan Pajak dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 Pasal 1 adalah sebagai berikut:

“Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional”.

Pengertian Penerimaan Pajak menurut John Hutagaol (2007: 325) adalah sebagai berikut:

“Penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat”.

Pengertian Penerimaan Pajak menurut Suryadi (2006: 105) adalah sebagai berikut:

“Penerimaan Pajak adalah sumber pembiayaaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan”.

(23)

16

secara terus menerus dan dapat dikembangkan secara optimal dan digunakan sebagai sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan.

2.1.3.2 Pajak Pertambahan Nilai

Pengertian Pajak Pertambahan Nilai menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010: 125) adalah sebagai berikut:

“Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (daerah pabeaan) baik konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) maupun konsumsi Jasa Kena Pajak (JKP)”.

Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010: 235) adalah sebagai berikut:

“Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi umum dalam

negeri berupa Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak.”

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas mengenai pajak pertambahan nilai dapat disimpulkan pajak penambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (daerah pabean) berupa Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak.

2.1.3.3 Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

Pengertian Pajak Masukan menurut Waluyo (2014: 328) adalah sebagai beikut:

(24)

17

Pengertian Pajak Keluaran menurut Waluyo (2014: 329) adalah sebagai beikut:

“Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak”.

2.1.3.3.1 Pengkreditan Pajak Masukan

Waluyo (2014: 329) menuliskan bahwa Pajak Masukan yang telah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu perolehan atau impor Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang dipungut Pengusaha Kena Pajak pada waktu menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran tersebut harus dilakukan dalam Masa Pajak yang sama.

Penghitungan PPN yang harus dibayar dan disetor oleh Pengusaha Kena Pajak ke kas negara, terlebih dahulu Wajib Pajak harus mengurangi Pajak Keluaran dengan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Apabila dalam suatu masa pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya meupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayarkan dan disetorkan oleh Pengusaha Kena Pajak ke Kas Negara, apabila Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dikompesasikan pada Masa Pajak berikutnya.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan:

(25)

18

2.1.3.4 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Dalam bukunya Waluyo (2011: 16) menyebutkan Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:

1) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha

2) Impor Barang Kena Pajak

3) Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha

4) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

5) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

6) Ekpor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak 7) Ekpor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

2.1.3.5 Barang Kena Pajak

Menurut Waluyo (2014: 308) Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang PPN dan PPnBM.

Dari uraian tersebut bahwa Barang Kena Pajak dipersyaraktkan:

1) Barang berwujud atau barang tidak berwujud (Merek Dagang, Hak Paten, Hak Cipta, dan lain-lain);

(26)

19

Dengan demikian batasan Barang Kena Pajak tidak dikaitkan dengan proses pengolahan (fabrikasi). Oleh karena itu, pengertian menghasilkan tidak berkaitan dengan penentun barang terutang PPN atau tidak, tetapi mempunyai hubungan dengan subjek pajak.

2.1.3.6 Jasa Kena Pajak

Menurut Waluyo (2014: 308) Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan, yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN dan PPnBM.

Batasan tersebut diatas mengandung makna bahwa semua jenis jasa dapat dikenakan pajak, kecuali ditetapkan sebaliknya. Dengan memperhatikan ketentuan pasal 4A Undang-udang PPN dan PPnBM beserta penjelasannya ditetapkanlah bentuknegative listyaitu daftar jenis jasa yang tidak dikenakan PPN.

2.1.3.7 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai menurut Ika Nursanti & Yazid Yud Padmono (2013) adalah:

(27)

20

2.2 Kerangkan Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai

Waluyo (2011: 43) menyebutkan bahwa STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan pajak yang harus dibayar bertambah.

Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono (2013), Yohanes Kresna (2014) dan Dedy Setya Utama Pansiangan (2014), menyimpulkan bahwa STP PPN memiliki pengaruh negatif (tidak searah) dan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan PPN. Karena semakin banyak STP PPN yang diterbitkan belum tentu menambah penerimaan PPN, hal ini disebabkan sebagian besar PKP yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya tersebut merupakan PKP yang bermasalah.

2.2.2 Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai

Waluyo (2010: 75) menyatakan bahwa pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukannya.

(28)

21

wajib pajak yang mengukuhkan diri sebagai PKP, maka semakin besar realisasi penerimaan PPN. Dengan bertambahnya jumlah PKP yang terdaftar maka akan menambah potensi penyerahan barang dan jasa kena pajak.

2.2.3 Paradigma Pemikiran

Berdasarkan konsep pemikiran diatas mengenai Surat Tagihan Pajak,

Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai maka penulis menghubungkan ketiganya dengan mengemukakan paradigma penelitian yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :

Ika Nursanti & Yazid Yud Padmono (2013) Waluyo (2011: 43)

Dedy Setya Utama Pansiangan (2014) Siti Kurnia Rahayu (2010: 164)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96):

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan”. Surat Tagihan Pajak

(X1)

Mardiasmo (2011: 45)

Jumlah Pengusaha Kena Pajak (X2)

Siti Kurnia Rahayu (2010: 164)

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

(Y)

(29)

22

Dalam penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Surat Tagihan Pajak mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

(30)

PENGARUH SURAT TAGIHAN PAJAK DAN JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

(Studi Kasus pada KPP Pratama Purwakarta)

THE INFLUENCE OF TAX COLLECTION LETTER AND NUMBER OF TAXABLE EMPLOYERS TO VALUE ADDED TAX REVENUE

(Case Study at KPP Pratama Purwakarta)

GIA MEIDHA GIANI

21112148

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

This study empirically examine the influence of tax collection letter and number of taxable employers to value added tax revenue on KPP Pratama Purwakarta in 2013 - 2015. The problem that occurs on KPP Pratama Purwakarta is the increased amount of tax collection letter issued and the addition of number of taxable employers registered but the value added tax revenue is not yet reached the target.

This research uses descriptive analysis verification by as many as 36 data on the number of tax collection letter issued, the number of registered of taxable employers and value added tax revenue monthly from year 2013 to 2015 on KPP Pratama Purwakarta and using goals saturated samples. Mechanical data used is multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that variable tax collection letter positive effect on value added tax revenue and variable number of taxable employers positive effect on value added tax revenue on KPP Pratama Purwakarta in the years 2013-2015.

Keywords: Number Of Taxable Employers, Number Of Taxable Employers, Value Added Tax Revenue

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintahan di negara manapun hanya dapat dilaksanakan dengan adanya unsur pendukung yang salah satunya adalah tersedianya dana, guna pembiayaan fungsi pemerintah secara optimal (Siti Kurnia Rahayu 2010: 52). Sumber dana tersebut diperoleh dari pajak, hasil penjualan barang dan jasa oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang dan sebagainya. Maka secara sederhana penerimaan negara dapat dibedakan atas penerimaan pajak dan bukan pajak (Siti Kurnia Rahayu 2010: 53).

STP PPN dapat diterbitkan karena PKP tidak melaporkan kewajiban berkaitan dengan PPN. STP PPN juga dapat diterbitkan karena adanya kesalahan dari WP atau PKP seperti, bukan PKP menerbitkan faktur pajak, faktur pajak tidak lengkap, kesalahan hitung dan lain-lain (Djoko Muljono dan Baruni Wicaksono, 2009: 277).Menurut Waluyo (2011:43) yang menyebabkan pajak yang harus dibayarkan bertambah adalah Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali (Waluyo, 2011: 43).

(31)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka masalah yang dapat di identifikasikan adalah:

1) Penerimaan pajak per Februari 2016 belum sesuai ekspektasi atau perencanaan yang telah disusun karena target penerimaan terlalu tinggi.

2) STP yang diterbitkan tahun ini lebih banyak dari periode tahun sebelumnya. 3) Tidak semua STP PPN yang diterbitkan dibayar oleh PKP.

4) Tidak semua PKP yang terdaftar merupakan PKP Efektif.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah yang diangkat oleh penulis dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1) Seberapa besar pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

2) Seberapa besar pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

1.4 Tujuan dan Maksud Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari kebenaran atas pengaruh surat tagihan pajak dan jumlah pengusaha kena pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai dengan menggunakan data yang diperoleh dan uji empiris, guna memecahkan masalah.

1.4.2 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengkaji dan menganalisis besar pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

2) Untuk mengkaji dan menganalisis besar pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Paja Pertambahan Nilai.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi baik pada surat tagihan pajak, jumlah pengusaha kena pajak maupun penerimaan pajak pertambahan nilai. Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang dihasilkan maka fenomena pada penerimaan pajak pertambahan nilai dapat diperbaiki melalui pelaksanaan surat tagihan pajak dan jumlah pengusaha kena pajak yang benar.

1.5.2 Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini sebagai pembuktian kembali dari teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang diharapkan dapat menunjukan bahwa penerimaan pajak pertambahan niai seharusnya tidak menurun dengan diterbitkannya surat tagihan pajak dan jumlah pengusaha kena pajak yang taat pada peraturan dan membayar STPnya, serta untuk pengembangan ilmu terkait perihal surat tagihan pajak, pengusaha kena pajak, dan penerimaan pajak pertambahan nilai.

II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Surat Tagihan Pajak

Siti Resmi (2014: 55) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah sebagai berikut:

(32)

2.1.2 Jumlah Pengusaha Kena Pajak

Pengertian Pengusaha menurut Siti Resmi (2014: 19) adalah sebagai berikut:

“Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar pabean”.

2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Pengertian Pajak Pertambahan Nilai menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010: 125) adalah sebagai berikut:

“Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (daerah pabeaan) baik konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) maupun konsumsi Jasa Kena Pajak (JKP)”.

2.2 kerangka pemikiran

2.2.1 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono (2013), Yohanes Kresna (2014) dan Dedy Setya Utama Pansiangan (2014), menyimpulkan bahwa STP PPN memiliki pengaruh negatif (tidak searah) dan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan PPN. Karena semakin banyak STP PPN yang diterbitkan belum tentu menambah penerimaan PPN, hal ini disebabkan sebagian besar PKP yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya tersebut merupakan PKP yang bermasalah.

2.2.2 Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Dedy Setya Utama Pansiangan (2014) dan Yohanes Kresna, menyimpulkan bahwa PKP terdaftar berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan PPN dan menunjukan nilai koefisien bertanda positif. Dengan kata lain semakin banyak wajib pajak yang mengukuhkan diri sebagai PKP, maka semakin besar realisasi penerimaan PPN. Dengan bertambahnya jumlah PKP yang terdaftar maka akan menambah potensi penyerahan barang dan jasa kena pajak.

2.3 Hipotesis

Dalam penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Surat Tagihan Pajak mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

H2: Jumlah Pengusaha Kena Pajak mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

Metode penilitian menurut Umi Narimawati (2008: 127) adalah sebagai berikut:

“Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”

Metode penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh Variabel X1 dan Variabel X2 terhadap Variabel Y dan menguji teori dengan pengujian hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Jenis Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua variabel yaitu: 1) Variabel Bebas (Independent Variabel (X))

(33)

“Variabel independent merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).” Variabel independen dalam penelitian ini adalah Surat Tagihan Pajak yang berindikator jumlah STP PPN dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang berindikator jumlah PKP.

2) Variabel Terikat (Dependen Variabel (Y))

Pengertian varibel dependent menurut Sugiyono (2014: 39) yaitu:

“Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang berindikator Jumlah Penerimaan PPN.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan peneliti adalah data sekunder, dimana data tersebut sudah tersedia dan tidak perlu diubah lagi. Data-data ini merupakan data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber dari laporan penerimaan PPN, jumlah PKP dan STP PPN dari KPP Pratama Purwakarta.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode dokumentasi, penelitian kepustakaan dan wawancara.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian

Populasi yang menjadi sasaran populasi adalah laporan penerimaan PPN, jumlah PKP dan STP PPN dari KPP Pratama Purwakarta yang diambil data perbulan dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2015, karena jika pertahun data tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan perhitungan statistic pada uji asumsi klasik sehingga data yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 36 bulan di KPP Pratama Purwakarta. Teknik sampel yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus.

3.5 Metode Pengujian Data

Metode pengujian data yang penulis pakai dalam penelitian ini dalah analisis kuantitatif. Metode Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data penelitian ini dengan menggunakan regresi linier berganda, yaitu metode analisis untuk lebih dari satu variabel independen. Penelitian ini menggunakan program pengolahan data yaitu SPSS.

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(34)

2) Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Besar presentasi jumlah pengusaha kena pajak adalah sebesar 57,9% terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di KPP Pratama Purwakarta. Artinya penerimaan pajak pertambahan nilai di perngaruhi oleh jumlah pengusaha kena pajak sebesar 57,9% dan sebanyak 42,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya pevngaruh jumlah pengusaha kena pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan memberikan pengaruh dengan korelasi yang kuat dan bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin tinggi jumlah pengusaha kena pajak, maka semakin tinggi penerimaan pajak pertambahan nilai.

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Surat Tagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Dimana ketika jumlah pengusaha kena pajak meningkat maka penerimaan pajak pertambahan nilaipun akan meningkat. Keterbatasan penelitian terkait data yang diolah tidak menunjukan hasil sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Masalah penerimaan pajak pertambahan nilai pada penelitian ini tidak dikarenakan kenaikan dari jumlah STP PPN yang diterbitkan, hal ini terjadi karena STP PPN yang jumlah tagihannya cenderung kecil telah dilunasi sehinga tidak menimbulkan dampak yang besar terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

2. Jumlah Pengusaha Kena Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Dimana ketika jumlah pengusaha kena pajak meningkat maka penerimaan pajak pertambahan nilaipun akan meningkat. Masalah penerimaan pajak pertambahan nilai pada penelitian ini yang tidak mencapai target, hal ini dikarekan jumlah pengusaha kena pajak yang terdaftar tidak seluruhnya membayar kewajiban perpajakannya dan juga akibat restitusi PPN di KPP Pratama Purwakata yang lumayan besar.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Operasional 1) Bagi Pemerintah

Perlunya kebijakan yang tepat dalam menentukan berapa jumlah denda maksimal yang dikenakan pada wajib pajak dan juga dalam hal penentuan target pajak sehingga tidak merugikan pengusaha kena pajak maupun pemerintah, karena apabila target pajak terlalu tinggi tapi tanpa melihat kondisi ekonomi Indonesia dan pengusahanya itu sendiri akan sangat membebankan kepada pengusaha dan akan menyebabkan banyak PKP yang akan berpeluang melakukan pelanggaran dalam bidang perpajakan.

2) bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwakarta

KPP Pratama Purwakarta diharapkan lebih mengawasi jumlah pengusaha kena pajak terdaftar dan pengusaha kena pajak yang bermasalah terkait belum atau terlambat dalam membayar atau melunasi kewajiban perpajakannya dan disarankan agar semakin gencar untuk mengosialisasikan mengenai pentingnya perpajakan secara berkala, agar pengusaha pajak yang kurang paham dan bermasalah dapat mengerti pentingnya pajak sebagai sumber penerimaan pajak.

5.2.2 Saran Akademis

(35)

VI DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Djoko Muljono. 2010. Panduan Brevet Pajak: PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB, BPHTB. Yogyakarta: ANDI.

Djoko Muljono dan Baruni Wicaksono. 2009. Akuntansi Pajak Lanjutan. Yogyakarta: ANDI.

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3rd Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc

Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Husein Umar, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip.

John Hutagaol. 2007. Perpajakan: Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan: Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI.

Mohammad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nanang Martono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan: Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siti Resmi. 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salaemba Empat.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukrisno Agoes, Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan: Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

(36)

Umi Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

________________. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia: Edisi 10 Buku 1. Jakata: Salemba Empat.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia: Edisi 10 Buku 2. Jakata: Salemba Empat.

Waluyo. 2014. Akuntansi Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

JURNAL

Arif Nurrokhman. 2014. Analisis Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat Pemberitahuan Masa Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Dedy Setya Utama Pandiangan. 2014. Pengaruh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Tagihan Pajak, Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat Pemberitahuan Terhadap Penerimaan Pajak Perambahan Nilai (PPN). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono. Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Jurna Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1, Januari 2013.

Wandha M. Supit., D.P.E. Saerang., H. Sabijono. Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi. ISSN 2303-1174.

Yohanes Kresna. 2014. Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

ARTIKEL

Chandra Budi. 2014. Melalui: http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/01/04/batasan-omzet-pengusaha-kecil-wajib-ppn-dinaikkan

Ken Dwijugiasteadi. 2016. Melalui:

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/03/07/o3o854382-realisasi-penerimaan-pajak-februari-belum-capai-target

Sigit Priadi Pramudito. 2015. Melalui: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150820150855-78-3399/demi-rp-77-triliun-ditjen-pajak-rela-kirim-353751-tagihan/

Yustinus Prastowo. 2015. Melalui:

Gambar

Gambar 2.1Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Terkelolanya kegiatan Lingkungan Hidup yang didanai dengan Dana DAK, melalui Pengadaan Gerobak sampah 38 buah, bak sampah 300 unit, alat daur ulang sampah ( mesin jahit untuk

Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter Seminar internasional ini juga menerima makalah yang berhubungan dengan..

Menurut Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, Pajak Daerah yang selanjutnya disebut adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang

Using data on manufacturing firms in two developing countries, Colombia and Zimbabwe, we find that the different methods produce surprisingly similar pro- ductivity estimates when

[r]

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui struktur bentuk musik dan pesan syair lagu peringatan misa arwah di Kerkof Mendut Paroki Santo Petrus Borobudur Kabupaten

Implikasi penelitian ini adalah diharapkan guru di RA Al-Hidayah Medan menggunakan egrang batok kelapa sebagai metode untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia

Results of Honestly Significant Difference test showed that germination capacity of seeds soaked in sulfuric acid for 25 minutes differed in highly significant magnitude with