• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

REKRUTMEN CALON KEPALA DAERAH:

Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota

Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah

Kota Medan Tahun 2010

D

I

S

U

S

U

N

Oleh:

NAMA : HENDRA KURNIAWAN MANIK

NIM : 070906037

DOSEN PEMBIMBING : Warjio, SS, MA

DOSEN PEMBACA : Indra Fauzan, S.H.I, M.Soc. Sc

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun yang menjadi judul dari skripsi ini adalah “REKRUTMEN CALON KEPALA DAERAH: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010”. Ketertarikan penulis untuk membahas penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme perekrutan calon Kepala Daerah Kota Medan 2010 oleh Partai Demokrat dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan bagi Partai Demokrat dalam menetapkan calon Kepala Daerah Kota Medan yang akan diusungnya pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010.

Dalam skripsi ini penulis mengunakan metode penelitian deskripsi dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan kepustakaan, sehingga dapat menjelaskan terhadap permasalahan yang ada. Sekiranya skripsi ini dapat memperkaya kajian ilmiah tentang pelaksanaan rekrutmen politik.

Akhirnya penulis menyadari akan ketidaksempurnaan dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis membuka diri atas saran yang diberikan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Februari 2011 Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI……… ii

DAFTAR TABEL……… v

ABSTRAK……… vi

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan masalah……… 10

1.3 Tujuan Penelitian………. 10

1.4 Manfaat Penelitian……….. 11

1.5 Kerangka Teori……… 11

1.5.1. Rekrutmen Politik……….. 11

1.5.2. Sistem Rekrutmen Politik……….. 13

1.5.3. Rekrutmen Calon Kepala Derah……… 17

1.5.4. Pemilihan Kepala Daerah langsung……… 19

1.5.5. Jenis Sistem Pencalonan……… 20

1.6 Metodologi Penelitian……… 21

1.6.1. Jenis Penelitian……….. 22

1.6.2. Lokasi Penelitian……… 22

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data……… 22

1.6.4. Teknik Analisis data………. 23

(4)

BAB II DESKRIPSI PARTAI DEMOKRAT………. 25

2.1 Sejarah Pembentukan Dan Berdirinya Partai Demokrat…………. 25

2.2 Pengesahan Partai Demokrat……….. 27

2.3 Deskripsi Tentang Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Medan………... 28

2.4 Kewajiban Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Medan……… 30

2.5 Hak Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Medan……… 31

2.6 Visi, Misi dan Tujuan Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Medan……… 31

2.6.1. Visi partai Demokrat………. 31

2.6.2. Misi Partai Demokrat……… 32

2.6.3. Tujuan Partai Demokrat……… 33

2.7 Program Kerja Partai Demokrat………... 33

2.7.1. Sasaran Dan Pokok-Pokok Program……… 35

2.7.2. Program Operasional Konsolidasi……… 37

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA……….. 42

3.1 Mekanisme Rekrutmen Calon Kepala Daerah Oleh Partai Demokrat……… 42

3.2 Mekanisme Rekrutmen Calon Walikota Kota Medan Oleh Partai Demokrat……… 45

(5)

4.1 Kesimpulan………. 61

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Simulasi Pilihan Terbuka

(7)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

NAMA : HENDRA KURNIAWAN MANIK

NIM : 070906037

REKRUTMEN CALON KEPALA DAERAH:

Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

ABSTRAK

Penyelengaraan pemilihan kepala daerah secara langsung saat ini sudah seharusnya juga membawa dampak baik bagi partai politik. Di mana pilkada semacam ini mampu menjadi motivasi bagi partai politik dalam melaksanakan fungsinya yaitu rekrutmen politik, dalam artian mempersiapkan kader-kadernya terbaiknya yang nantinya akan mampu bersaing dalam setiap pemilihan kepala daerah. Rekrutmen politik pada dasarnya menjadi fungsi strategis dalam membesarkan partai politik atau pun menghimpun masyarakat suara dalam memenagkan Pilkada apabila partai-partai politik menjalankan fungsi ini.

Partai Demokrat merupakan salah satu partai politik yang ikut ambil bagian dalam pertarungan perebutan jabatan nomor satu di lembaga eksekutif Kota Medan. Partai Demokrat mempunyai 32% dari jumlah kursi DPRD Medan sehingga berhak untuk mendaftarkan pasangan calon Walikota Kota Medan dalam Pilkada Kota Medan 2010. Dalam rangka menghadapi Pilkada Kota Medan tersebut, Partai Demokrat pun melaksanakan proses rekrutmen calon walikota dan wakil walikota. Dalam penetapan akhir, Partai Demokrat memutuskan mengusung Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin sebagai pasangan calon Walikota dan calon Wakil Walikota yang merupakan berasal dari kalangan luar Partai Demokrat.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan observasi, metode wawancara dan studi pustaka untuk mengetahui tentang mekanisme perekrutan calon Kepala Daerah Kota Medan 2010 oleh Partai Demokrat dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan bagi Partai Demokrat dalam menetapkan calon Kepala Daerah Kota Medan.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Rekrutmen calon kepala daerah yang dilakukan oleh Partai Demokrat didasarkan atas Peraturan Organisasi Nomor: 10/PO-02/DPP/PD/II/2007 tentang pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Proses rekrutmen calon kepala daerah dari Partai Demokrat menggunakan sistem rekrutmen politik terbuka yang dirangkai dalam suatu tata cara penjaringan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pemilihan kepala daerah dengan memilih secara langsung oleh rakyat telah menjadi gaya baru dalam menerapkan demokrasi di negara kita saat ini Indonesia. Hampir tidak ada hentinya pemilihan kepala daerah ini dilaksanakan di negeri ini yang akrab disebut dengan Pilkada. Dalam menegakkan demokrasi, Pilkada semacam ini memberikan wewenang yang besar bagi masyarakat dalam memilih pemimpinnya, di mana masyarakat dapat menetukan pilihan secara langsung sesuai dengan kehendaknya. Sebagai mana yang dikemukakan Prihatmoko, ia mengemukakan bahwa Pillkada langsung merupakan mekanisme demokratis dalam rangka rekrutmen pemimpin di daerah, di mana rakyat secara menyeluruh memiliki hak dan kebebasan untuk memilih calon-calon yang didukungnya, dan calon-calon bersaing dalam suatu medan permainan dengan aturan main yang sama.1

Keadaan semacam itu seharusnya tidaklah harus terjadi karena masyarakat saat ini akan semakin cerdas dalam menentukan pilihannya. Sehingga dalam hal ini peran partai politik lah yang seharusnya diperhatikan dalam memaksimalkan

fungsi-Pilkada saat ini menjadi kegiatan rutinitas lima tahunan, di mana masyarakat seakan dijadikan konsumen ataupun aktor penting yang diperebutkan suaranya bagi para calon pemimpin kepala daerah yang betarung di Pilkada. Masyarakat pun dimanjakan dengan berbagai perhatian dan diberikan impian untuk hidup lebih baik oleh para petarung dalam Pilkada demi kemenangannya.

1 Joko J. Prithatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Yogyakarta, pustaka pelajar. 2005. Hal.

(9)

fungsi partai politik. Adanya pelaksanaan Pilkada langsung di Indonesia yang pertama sekali diterapkan sejak bulan Juni 2005 memang menjadi ujian bagi partai politik untuk lebih terbuka atau membuka diri terhadap dinamika masyarakat. Pemberdayaan masyarakat sipil sebenarnya ditumbuh kembangkan melalui kemampuan partai politik dalam menarik dukungan dan minat rakyat untuk berpolitik, dalam arti menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan secara langsung.2

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Koirudin bahwa partai politik merupakan salah satu institusi inti dari pelaksanaan demokrasi modern.3

Selain hal tersebut pemimpin juga menjadi salah satu faktor penting lainnya untuk membawa perubahan dan perkembangan suatu bangsa. Pemimpin dalam hal ini adalah kepala daerah. Kepala daerah adalah jabatan politik dan jabatan publik yang bertugas memimpin birokrasi menggerakkan jalannya roda pemerintahan. Kepala daerah menjalankan fungsi pengambilan kebijakan atas fungsinya yaitu menjadi perlindungan, pelayan publik dan pembangunaan. Istilah jabatan public mengandung pengertian bahwa kepala daerah menjalankan fungsi pengambilan Demokrasi modern mengandalkan sebuah sistem yang disebut keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga formal kenegaraan maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian. Upaya menegakkan demokrasi tentulah dibutuh sarana atau saluran politik yang koheren dengan kebutuhan masyarakatnya. Dalam hal tersebut partai politik adalah salah satu sarana yang dimaksud, di mana partai politik mempunyai ragam fungsi, platform, dan dasar pemikiran. Hal itulah yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menilai demokrasi tidaknya suatu pemerintahan.

2

Pnenie Chalid (ed), Pilkada Langsung, Demokratisasi Daerah dan Mitos Good Governance, Jakarta, Pertnership Kemitraan, 2005, hal.19-20.

(10)

kebijakan yang terkait langsung dengan kepentingan rakyat, berdampak terhadap rakyat, dan dirasakan oleh rakyat.4

Partai politik saat ini hanya dianggap sebagai suatu jalan menuju tampuk kekuasaan tanpa memandang makna dan fungsi sebuah partai politik sebagai sarana untuk melakukan pendidikan politik, rekrutmen politik, dan sosialisasi politik sudah terlupakan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ramlan Surbakti bahwa terdapat beberapa fungsi dari partai politik, yaitu sosialisasi politik, rekrutmen politik, partisipasi politik, pemadu kepentingan, komunikasi politik, pengendali konflik, dan kontrol politik.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepala daerah lah yang menjadi penentu bagi kemajuan atau pun kemunduran dari kondisi kehidupan masyarakatnya. Namun jika kita perhatikan saat ini ketidakmenentuan menjadi keaadan yang dominan yang dihasilkan para pemimpin. Kepala daerah yang saat ini dilahirkan dari pemilihan langsung oleh rakyatnya ternyata bukan lah secara murni untuk memperjuangkan nasib rakyat. Nasib rakyat hanya diperhatikan sebatas saat menjelang pemilihan kepala daerah saja, setelah pemilihan kepala daerah berlangsung maka mulai ditinggalkan lah nasib rakyat. Ini lah yang selama ini menjadi pemaknaan yang keliru dari partai politik dan pemilihan kepala daerah.

5

Partai politik sebagai suatu organisasi sangat beperan dalam mencetak pemimpin yang berkualitas dan berwawasan nasional dengan tidak hanya berorientasi pada kepentingan partai politik yang diwakilinya.

Salah satu fungsi partai politik yang menarik disorot terkait pelaksanaan Pilkada langsung ini adalah rekrutmen politik.

6

4 Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2005.

hal.203.

5 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta, Grasindo, hal.161.

6 Firmanzah, Mengelolah Partai Politik, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia,2008, hal. 70.

(11)

mereka mengungkapkan bahwa partai politik mempunyai peran dalam menyeleksi orang-orang berbakat ataupun orang-orang pilihan untuk mengisi posisi-posisi politik tertentu dan selanjutnya memotivasi mereka untuk bekerja dalam kerangka kepentingan serta tuntutan partai politik yang bersangkutan. Miriam Budiardjo pun mengemukakan hal yang sama, bahwa rekrutmen politik menjadi fungsi partai politik untuk mencari orang-orang muda berbakat untuk aktif dalam kegiatan politik.7 Dalam menjalankan fungsi ini setidaknya ada dua cara yang dilakukan partai politik, yaitu secara terbuka dan secara tertutup. Rekrutmen terbuka berarti bahwa seluruh warga negara tanpa kecuali mempunyai kesempatan yang sama untuk direkrut apabila yang bersangkutan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetukan. Sedangkan rekrutmen politik tertutup merupakan suatu proses rekrutmen secara terbatas, di mana hanya individu-individu tertentu saja yang dapat diangkat ataupun direkrut untuk menduduki jabatan politik atau jabatan politik.8

Penyelengaraan pemilihan kepala daerah secara langsung saat ini sudah seharusnya juga membawa dampak baik bagi partai politik. Di mana pilkada semacam ini mampu menjadi motivasi bagi partai politik dalam melaksanakan fungsinya yaitu rekrutmen politik, dalam artian mempersiapkan kader-kadernya

Rekrutmen politik tertutup ini mengindikasikan tidak adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk direkrut partai politik, dengan artian bahwa hanya individu-individu yang dekat dengan penguasa atau pemimpin politiklah yang mempunyai kesempatan untuk masuk dalam partai politik dan menduduki jabatan-jabatan politik. Fungsi partai sebagai rekrutmen politik lah yang menjadi landasan dalam membahas permasalahan ini.

7

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT. Gramedia, 2008,hal,408.

8 Syamsudin Haris (ed), Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai Proses Nominasi dan Seleksi

(12)

terbaiknya yang nantinya akan mampu bersaing dalam setiap pemilihan kepala daerah. Sebagaimana yang dikemukakan Eriyanto, bahwa dalam Pilkada langsung semacam ini, kandidat yang mempunyai ketokohan tinggi akan lebih dipilih, tidak peduli berasal dari partai mana. Hal inilah yang menyebabkan betapa pentingnya tahap rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik.9

Namun, pada kenyataan yang ada saat ini sering dijumpai partai politik yang melakukan cara praktis dalam menentukan aktor yang dia usung sebagai kepala daerah. Seperti yang dikemukakan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Leo Nababan menyatakan strategi partai politik (parpol) merekrut calon pemimpin instan dianggap merusak proses kaderisasi internal. Selain itu, langkah tersebut telah merusak citra parpol sebagai pencetak calon pemimpin. Ia juga mengemukakan munculnya banyak parpol di era reformasi merupakan sebuah kemajuan dalam demokrasi. Namun, sayangnya kebanyakan parpol lupa mempersiapkan infrastruktur yang bisa menjadi pondasi kuat seperti kaderisasi.

Rekrutmen politik atau suatu proses seleksi terhadap calon-calon atau kader partai yang akan ditempatkan dalam jabatan pemerintahan merupakan salah satu fungsi partai politik yang menarik untuk diperhatikan. Rekrutmen politik pada dasarnya menjadi fungsi strategis dalam membesarkan partai politik atau pun menghimpun masyarakat suara dalam memenagkan Pilkada apabila partai-partai politik menjalankan fungsi ini.

10

9Eriyanto, Pilkada dan Penguasaan Partai Politik, Kajian LSI Edisi 03-juli 2007,

www.isi.co.id/2007/07.

10 Dalam Okezone.com. Kaderisasi Parpol Terancam Gagal. www.okezone.com. Kamis, 11

September 2008.

(13)

berasal dari kalangan birokrasi, pengusaha dan partai politik terkadang lebih memilih figur yang berasal dari kader partai politik lain ketimbang dari kadernya sendiri. Hal semacam itu dapat terjadi dilakukan karena adanya tujuan yang telah melekat dalam partai politik yaitu mengambil bagian ataupun dapat dikatakan memenangkan perebutan kekuasaan. Partai politik memaknai Pilkada langsung ini sebagai sebuah jalan dalam mencapai tujuannya tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad Nyarwi, bahwa terdapat beberapa makna penting kemenangan Pilkada bagi partai politik yaitu: pertama, sebagai kata kunci awal di dalam memperebutkan kekuasaan eksekutif di masing-masing daerah. Setidaknya, arena eksekutif inilah nantinya bisa menjadi mesin yang ampuh dalm menjalankan kebijakan dan visi-visi politik masing-masing paratai politik. Kedua, sebagai peluang bagi partai politik dalam proses pembelajaran para kader politiknya. Hal ini terutama bagi partai politik yang selama proses Pilkada cendrung mendorong para kadernya untuk maju sebagai kandidat. Ketiga, sebagai arena untuk menjaring para kader potensial yang popular.11

Kota Medan pada Rabu 12 Mei 2010 melakasanakan Pemilihan Kepala Daerah Langsung yang merupakan wujud dari demokrasi, di mana masyarakat kota Medan mempunyai hak dalam menentukan pemimpin kotanya. Partai Demokrat merupakan salah satu partai politik yang ikut ambil bagian dalam pertarungan perebutan jabatan nomor satu di lembaga eksekutif Kota Medan. Kesempatan Partai Ddemokrat untuk ikut serta dalam pilkada tersebut diperoleh berdasarkan pada UU NO. 32 Tahun 2004 tentang Pemerinthan Daerah pasal 59 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Partai politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15% (lima belas

11Ahmad Nyarwi, Siasat Partai Politik dan Strategi Pencalonan , Kajian LSI Edisi 03-juli 2007,

(14)

persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15% (lima belas persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilihan Umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan”. Partai Demokrat sendri diketahui dalam pemilu legislatif DPRD Medan, Partai Demokrat mampu meraih 16 kursi dari 50 kursi anggota DPRD Medan yang ada.12

Dalam rangka menghadapi Pilkada Kota Medan tersebut, Partai Demokrat pun melaksanakan proses rekrutmen calon walikota dan wakil walikota. Terdapat beberapa nama bakal calon yang melakukan pendekatan, sebagaimana yang dikemukakan Koordinator tim 9 DPC Partai Demokrat Kota Medan Parlindungan Sipahutar, diantaranya Akhwan Ismadi, Amin Daulay, Safwan Khayat, Bahdin Nur Tanjung dan Maulana Pohan.

Dengan demikian Partai Demokrat mempunyai 32% dari jumlah kursi DPRD Medan dan berhak untuk mendaftarkan pasangan calon Walikota Kota Medan dalam Pilkada Kota Medan 2010.

13

Penetapan calon walikota dan wakil walikota Medan dari partai Demokrat terlihat tidak mudah. Pendaftaraan Denni Ilham bersama Dianto ke KPU 10 Februari 2010 sebagai pasangan calon walikota dan wakil walikota Kota Medan, menjadi pemicu selisih paham antara DPP Partai Demokrat dengan DPC Partai Demokrat Sementara terdapat dua nama bakal calon walikota maupun wakil walikota yang berasal dari kalangan internal Partai Demokrat sendiri yakni Denni Ilham Panggabean yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan dan nama bakal calon berikutnya yakni Nurhasanah sebagai bakal calon wakil Walikota Medan.

12 Dalam hariansib.com.

13

Dalam Skala Indonesia.com, Ketua Partai Demokrat Medan Denni Ilham Dinonaktifkan,

Pencalonannya Menjadi Walikota Medan Ditarik dari KPU.

(15)

Kota Medan yang diketuai oleh Denni Ilham.14 Mereka keduanya merupakan kader Partai Demokrat yang didukung sepenuhnya oleh Dewan Pengurus Anak Cabang Partai Demokrat Kota. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Atan Gultom Ketua DPAC Medan Kota mewakili DPAC se Kota Medan, “Kami atas nama DPAC Partai Demokrat Se- Kota Medan, mendukung sepenuhnya pasangan Denni dan Dianto MS (DEDI) untuk menjadi Walikota dan Wakil Walikota priode 2010 – 2015, yang akan di gelar tanggal 12 Mei 2010 nanti. Dukungan ini murni dari DPAC, tidak ada bentuk paksaan apapun atau intimidasi dari siapapun. Karena, menurut kami, pasangan DEDI ini layak untuk mengambil posisi tersebut”. Selain itu ia juga mengemukakan bahwa Para DPAC secara tegas menolak balon Walikota dan Wakilnya diluar dari pada pengurus maupun kader partai Demokrat sendiri. Sebab, kalau bukan dari kalangan pengurus dan kader partai,artinya partai ini sudah tidak jelas lagi arahnya. Pasangan DEDI adalah, merupakan kader partai terbaik,yang telah membesarkan partai Demokrat di Kota Medan. Jadi, wajib hukumnya kepada seluruh kader dan simpatisan partai Demokrat untuk mensukseskan dan memenangkan pasangan DEDI menjadi Walikota dan Wakil Walikota Medan.15

Namum, pada kenyataanya keputusan Denni Ilham untuk mendaftarkan diri sebagai calon walikota Medan mendapat tentangan dari DPP Partai Demokrat. Berdasarkan Anggaran Dasar Partai Demokrat pasal 16 ayat (5) yang menggariskan bahwa “DPP Partai Demokrat yang mempunyai wewenang dalam menetapkan calon bupati, calon wakil bupati, calon walikota, dan calon wakil walikota atas usul Dewan Pimpinan Cabang melalui Dewan Pimpinan Daerah”. Dapat dikatakan pendaftaran

14 Ibid,.

15

Dalam DNABerita.com, DPAC Partai Demokrat se- Kota Medan Dukung “DEDI”.

(16)

Denni Ilham ke KPU Medan yang telah ia lakukan bukanlah berdasarkan atas keputusan DPP Partai Demokrat mekipun ia telah mendapat dukungan dari DPAC se Kota Medan.

Keadaan semakin mengejutkan ketika DPP Partai Demokrat membuat keputusan bahwa yang menjadi pasangan calon walikota dan calon wakil walikota yang diusung Partai Demokrat dalam Pilkada Kota Medan adalah Rahudman dan Eldin yang diketahui bukan berasal dari kader Partai Demokrat. Denni Ilham yang sempat mendaftarkan diri pun kemudian menarik pendaftarannya dan di nonaktifkan sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan. Melihat hal tersebut terlihat bahwa kader bukan lah menjadi priyoritas penting bagi Partai Demokrat dalam mempertimbangkan penetapkan calon kepala daerah. Kader partai seperti Denni Ilham yang yang juga menjabat sebagai Ketua Demokrat ternyata tidak menjamin ia akan mulus melangkah menjadi calon walikota Kota Medan. Suara dari para DPAC Partai Demokrat yang mendukung pencalonan Denni Ilham pun seakan diabaikan. DPP Partai Demokrat yang mempunyai kewenangan atas penetapan calon kepala daerah ternyata lebih memilh pasangan Rahudman dan Eldin.

(17)

Medan ternyata terlihat masih belum memberikan kepercayaan diri lebih bagi Partai Demokrat untuk memajukan kader-kadernya sendiri sebagai calon kepala daerah Kota Medan.

Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota dan Wakil Walikota dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010.

1.2.Rumusan Masalah

Bedasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mekanisme perekrutan calon kepala daerah Kota Medan yang dilakukan oleh Partai Demokrat?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan bagi Partai Demokrat dalam merekrut Rahudman Harahap menjadi calon kepala daerah dalam Pilkada Kota Medan 2010?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mekanisme perekrutan calon Kepala Daerah Kota Medan 2010 oleh Partai Demokrat.

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kreatifitas dan mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis serta sebagai media bagi penulis untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah.

2. Penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmiah tentang mekanisme perekrutan

calon kepala daerah yang dilakukan oleh Partai Demokrat pada Pilkada Kota Medan 2010.

3. Menambah informasi bagi partai politik ataupun masyarakat tentang mekanisme perekrutan calon kepala daerah serta faktor-faktor yang menjadi kriteria partai politik dalam menetapkan seseorang menjadi calon kepala daerah.

1.5. Kerangka Teori

Dalam membahas permaslahan ini digunakan beberapa konsep teori sebagai berikut:

1.5.1. Rekrutmen Politik

Mochtar Mas’oed mengemukakan bahwa rekrutmen politik merupakan fungsi penyeleksi rakyat untuk kegiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam media komunikasi, menjadi anggota organisasi, mencalonkn diri untuk jabatan tertentu, pendidikan dan ujian.16

16 Hesel Nogi Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta: Yayasan Pembaruan

Administrasi Publik Indonesia & Lukman Offset, 2003, hal. 188.

Peran dan

(19)

berdasarkan ideology tertentu. Cara yang digunakan oleh suatu partai politik dalam sistem politik demokrasi untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan adalah ikut serta dalam pemilihan umum. Ketika melaksanakan fungsi itu partai politik dalam sistem politik demokrasi melaksanakan tiga kegiatan, yaitu meliputi seleksi calon-calon, kampanye, dan melaksanakan fungsi pemerintahan (legislatif/ yudikatif). Apabila kekusaan untuk memerintah telah diperoleh maka partai politik itu beperan pula sebagai pembuat keputusan politik. Partai politik yang tidak mencapai mayoritas di badan perwakilan rakyat akan beperan sebagai pengontrol terhadap partai mayoritas.

Ramlan Surbakti juga mengemukakan bahwa rekrutmen politik adalah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem sistem politik pada utmen umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Fungsi ini semakin besar posisinya manakala partai politik itu merupakan partai politik tunggal seperti dalam sistem politik totaliter, atau manakala partai politik ini merupakan partai mayoritas dalm badan perwakilan rakyat sehingga berwenang membentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Fungsi rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan. Selain itu fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya, kelangsungan hidup sistem politik akan terancam.17

(20)

1.5.2. Sistem Rekrutmen Politik

Menurut Nazaruddin Syamsudin, sistem rekrutmen politik dibagi menjadi dua cara18

Pertama, rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan

kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing dalam proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-syarat yang telah ditentukan, melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif rasional, di mana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan baik jabatan politik maupun administrasi atau pemerintahan.

:

Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan

dapat menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati posisi dalam politik maupun pemerintah. Dalam sistem yang tertutup ini orang yang mendapatkan posisi elite melalui cara-cara yang tidak rasional seperti pertemanan, pertalian keluarga dan lain-lain.

Sistem rekrutmen politik bakal calon yang diberlakukan partai politik berbeda-beda, antara lain sistem pemilihan tertutup dan dan sistem konvensi: 1. Sistem Pemilihan Tertutup

Sistem pemilihan tertutup adalah sistem rekrutmen bakal calon yang dilakukan hanya oleh pengurus partai politik dangan berbagai variasi sistem. Istilah variasi sistem merujuk pada mekanisme penentuan akhir bakal calon yang akan mengikuti kompetisi pilkada langsung atau menjadi calon.

(21)

partai politik yang demokrasi, umumnya menetapkan bahwa penentuan akhir pencalonan adalah pengurus partai politik setempat. Sedangkan partai-partai politik konservatif, dengan sistem kepemimpinan yang bergantung pada figure, pencalonan akhir pada ditentukan oleh pengurus pusat.

2. Sistem Konvensi

Sistem rekrutmen politik yang sangat popular di negara-negara demokrasi adalah sistem konvensi. Sistem ini dilakukan dengan cara pemilihan pendahuluan terhadap bakal calon dari partai politik oleh pengurus dan atau anggota partai, sebagaimana dilakukan partai Golkar dalam pemilu presiden atau wakil presiden 2004. Kelebihan dari sistem ini terletak pada pengembangan atau peningkatan popularitas bakal calon melalui proses kampanye internal partai dan pendidikan politik yang ditawarkan. Sistem politik sangat efektif bagi partai kader, dan sebaliknya kurang efektif bagi partai massa.19

Sedangkan menurut Miftah Thoha bahwa terdapat tiga sistem yang sering digunakan dalam proses rekrutmen, yaitu:20

Sistem Patronik (patronage sistem)

Sistem patronik dikenal sebagai sistem kawan, karena dasar pemikirannya dalam proses rekrutmen berdasarkan kawan, di mana dalma mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan, baik dalam bidang pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan masih kawan dekat, sanak famili dan ada juga karena asal daerah yang sama. Sistem kawan ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki

19

Joko. J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung Filosofi, Sistem dan Problema di

Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hal. 238-239.

(22)

satu aliran politik, ideology dan keyakinan yang sama tanpa memperhatikan keahlian dan keterampilan.

Sistem Merita (merit sistem)

Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha mengangkat atau menduduki padaa jabatan tertentu sehingga sistem ini lebih bersifat objektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Dengan dasar pertimbangan seperti ini, maka acapkali sistem ini di Indonesia dinamakan sistem jasa. Penilaian objektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan ialah ijazah pendidikan, sistem seperti ini sering disebut dengan “spoil sistem”.

Sistem Karir (career sistem)

Sistem ini sudah lama dikenal dan dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik.

Sistem rekrutmen politik memiliki keberagaman yang tiada terbatas, namun pada dasarnya ada dua cara khusus seleksi pemilihan, yaitu melalui kriteria universal dan kriteria partikularistik. Pemilihan dengan kriteria universal merupakan seleksi untuk memainkan peranan dalam sistem politik berdasarkan kemampuan dan penampilan yang ditunjukkan lewat tes atau ujian prestasi. Sedangkan yang dimaksud dengan kriteria partikularistik adalah pemilihan yang bersifat primordial yang didasarkan pada suku, agama, ras, keluarga, almamater atau factor status.

(23)

politik terpilih membutuhkan adanya mekanisme yang dapat menyentuh semua lapisan, golongan serta kelas sosial masyarakat.

Oleh karena itu, Seligman dalam Kebijakan Politik yang Membumi memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang terdiri dari21

• Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada (pemenuhan

syarat calon).

:

• Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan

penguatan.

• Seleksi, yakni pemilihan calon elite politik yang sebenarnya.

Rekrumen politik diharapkan agar memperhatikan mekanisme berlaku karena penting dalam hal pengambilan keputusan atau pembuatan kebijaksanaan. Pada umumnya elit politik yang direkrut biasanya orang-orang yang memiliki latar belakang sosial, budaya disamping memiliki kekuatan ekonomi yang memadai menjadi persyaratan. Walaupun prosedur-prosedur yang dilaksanakan oleh tiap-tiap sistem politik berbeda satu dengan yang lainnya, namun terdapat suatu kecendrungan bahwa individu-individu yang berbakat yang akan dicalonkan menduduki jabatan-jabatan politik maupun jabatan pemerintahan.

Putnam juga mengemukakan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam proses seleksi elit politik, yaitu:22

1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan peranan dalam proses sosial.

21 Ibid, hal. 190.

(24)

2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting untuk pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya dibutuhkan keterampilan negoisasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya.

3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan politik dari berbagai kekuatan atau golongan masyarakat, karena hal ini akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

1.5.3. Rekrutmen Calon Kepala Daerah

Tidak semua anggota ataau pengurus partai politik atau warga Negara dapat menjadi calon kepala daerah. Kedudukan kepala daerah, baik Gubernur, Bupati, dan Walikota, membutuhkan kompetisi tertentu yang menunjukkan kapasitas dan kapabilitas agar dapat memimpin pemerintahan dengan baik. Karena itulah sebelum memasuki kompetisi dalam Pilkada langsung, lazimnya partai-partai politik melakukan rekrutmen bakal calon. Rekrutmen bakal calon menjadi calon oleh partai politik atau gabungan partai, dikenal dengan seleksi partai yang merupakan seleksi tahap kedua setelah sistem dalam rangkaian proses rekrutmen politik.

Dalam melaksanakan rekrutmen bakal calon, partai politik memberlakukan sistem atau mekanisme yang berbeda-beda, antara lain sistem pemilihan tertutup dan sistem konvensi.23

(25)

1. Sistem pemilihan tertutup

Sistem pemilihan tertutup adalah sistem rekrutmen bakal calon yang dilakukan hanya oleh pengurus partai politik dengan berbagai variasi sistem. Istilah ini “variasi sistem” merujuk pada mekanisme penentuan akhir bakal calon yang mengikuti kompetisi pilkada langsung atau yang akan menjadi calon. Partai-partai politik yang demokratis, dengan sistem kepemimpinan demokratis pula, umumnya menetapkan bahwa penentu akhir pencalonan adalah pengurus partai politik setempat. Sedangkan partai-partai politik konservatif, dengan sistem kepemimpinan yang bergantung pada figure, pencalonan akhir ditentukan oleh pengurus pusat.

2. Sistem konvensi

Sistem rekrutmen calon yang sangat popular di negara-negara demokrasi adalah sistem konvensi. Sistem konvensi dilakukan dengan cara pemilihan pendahuluan terhadap bakal calon dari partai politik oleh pengurus dan atau anggota partai. Kelebihan sistem konvensi terletak pada pengembangan atau peningkatan popularitas bakal calon melalui prose kampanye internal partai dan pendidikan politik yang ditawarkan (debat public, penyampaian visi dan misi, dan lain-lain). Sistem konvensi sangat efektif bagi partai kader, dan sebaliknya kurang efektif bagi partai massa.

(26)

calon yang dipublikasikan secara luas melalui media massa. Selain itu, partai politik juga mengubah mekanisme rekrutmen dengan melakukan semacam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) kepada bakal calon. Kendati demikian, mekanisme dan kriteria yang ditetapkan sesungguhnya tetap memberi kesempatan yang lebih besar kepada pengurus dan/ atau anggota partai politik itu sendiri.

1.5.4. Pemilihan Kepala Daerah Langsung24

David Easton, teoritis pertama yang memperkenalkan pendekatan sistem dalam politik, menyatakan bahwa suatu sistem selalu memiliki sekurungnya 3 sifat. Ketiga sifat tersebut adalah (1) terdiri dari banyak bagian-bagian, (2) bagian-bagian itu saling berinteraksi dan saling tergantung, (3) mempunyai perbatasan yang memisahkannya dari lingkungan yang juga terdiri dari sistem-sistem lain.

Sebagai satu sistem, sistem pilkada langsung mempunyai bagian-bagian yang merupakan sistem sekunder atau sub-sub sistem. Bagian-bagian tersebut adalah

electoral regulation, electoral process, dan electoral law enforcement. Electoral

Regulation segala ketentuan atau aturan-aturan mengenai pilkada langsung yang berlaku, bersifat mengikat dan menjadi pedoman bagi penyelenggara, calon dan pemilih dalam menunaikan peran dan fungsi masing-masing. Electoral Process dimaksudkan seluruh kegiatan yang terkait secara langsung dengan pilkada yang merujuk pada ketentuan perundang-undangan baik yang bersifat legal maupun teknikal. Electoral Law Enforcement yaitu penegakan hukum terhadap aturan-aturan pilkada baik politis, administrative atau pidana.

(27)

Atas dasar itu, sistem pilkada langsung merupakan sekumpulan unsur-unsur yang melakukan kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan proses untuk memilih kepala daerah. Sebagai suatu sistem, sistem pilkada memiliki ciri-ciri antara lain bertujuan memilih kepala daerah setiap komponen yang terlibat dan kegiatan yang mempunyai batas, terbuka, tersusun dari berbagai dari kegiatan yang merupakan sub sistem, masing-masing kegiatan saling terkait dan tergantung dalam suatu rangkaian utuh, memiliki mekanisme kontrol, dan mempunyai kemampuan mengatur dan menyesuaikan diri.

1.5.5. Jenis Sistem Pencalonan

Dalam pilkada langsung dikenal dengan dua jenis sistem pencalonan dalam pilkada langsung yaitu :25

1. Sistem Pencalonan Terbatas

Sistem pencalonan terbatas adalan sistem pencalonan yang hanya membuka akses bagi calon-calon dari partai politik. Paradigma berpikir yang dianut sistem pencalonan terbatas adalah bahwa hanya partai-partai politik saja yang memiliki sumber daya manusia yang layak memimpin pemerintahan atau hanya partai-partai politik yang menjadi sumber-sumber kepemimpinan. Sistem pencalonan terbatas dikenal sebagai salah satu ciri demokrasi elitis, yang biasa dianut dinegara-negara otoritarian dan sosialis. Misalnya, sistem ini pernah digunakan Uni Soviet tahun 1990-an sehingga seluruh kepala daerah adalah pengurus partai komunis.

(28)

2. Sistem Pencalonan Terbuka

Sistem pencalonan terbuka memberikan akses yang sama bagi anggota atau pengurus partai-partai politik dan anggota komunitas atau kelompok-kelompok lain dimasyarakat, seperti organisasi masa, organisasi sosial, professional, usahawan-usahawan, LSM, bintang film dan intelektual, jurnalis, dan sebagainya. Paradigm sistem pencalonan terbuka adalah bahwa sumber daya manusia berkualitas tersebar dimana-mana dan sumber kepemimpinan dapat berasal dari latar belakang apapun. Sumber daya manusia memiliki kesempatan berkembang dan bertumbuh secara sama di sector sosial, bisnis, dan akademik. Sistem pencalonan terbuka semakin populer dengan berkembangnya industrialiasasi sehingga wajar dianut oleh Negara-negara demokrasi mapan, yang notabene Negara industri dengan tingkat ekonomi maju atau sangat maju, seperti Amerika Serikat, Prancis, Jerman dan sebagainya. Pilkada di Republik Rusia saat ini, misalnya, sudah mengakomodasikan sistem pencalonan terbuka. Demikian pula dengan pencalonan untuk anggota parlemen.

1.6.Metodologi Penelitian

(29)

1.6.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskritif. Penelitian deskritif merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada, di mana data yang ada dikumpul kemudian diklasifikasikan dan selanjutnya dianalisa.26 Pada dasarnya penelitian dengan menggunakan jenis penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian, kemudian ditarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi atuapun variable tertentu.27

1.6.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Medan.

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan cara:

a. Observasi atau pengamatan secara langsung yaitu mengamati setiap perkembangan objek penelitian secara langsung dan meninjau lokasi yang menjadi objek penelitian serta mencata hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

26 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995,

hal. 40.

27 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya:

(30)

b. Interview atau wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan pada sampel terpilih, guna mendapatkan jawaban langsung yang mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini.

2. Library research methods atau metode penelitian kepustakaan sumber-sumber

yang diambil berasal dari buku, majalah, surat kabar, dan literature lainnya, dengan demikian diharapkan diperoleh data skunder sebagai kerangka kerja teoritis.

1.6.4. Teknik Analisis Data

(31)

1.7.Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

BAB I ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metede penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini digambarkan secara umum tentang lokasi penelitian.

BAB III : PENYAJIAN dan ANALISIS DATA

Bab III ini berisi penyajian dan analisi data yang diperoleh dari lapangan yaitu obsevasi dan wawancara serta sumber-sumber lainnya baik buku dan literature yang terkait dengan penelitian.

BAB IV : PENUTUP

(32)

BAB II

DESKRIPSI PARTAI DEMOKRAT

2.1.Sejarah Pembentukan dan Berdirinya Partai Demokrat

Partai Demokrat sebagai sebuah partai politik didirikan pada tanggal 9 September 2001. Berdirinya Partai Demokrat ini tidak terlepas dari inisiatif Susilo Bambang Yudhoyono. Susilo Bambang Yudhoyono merasa tergerag untuk membentuk sebuah partai baru ketika ia mengalami kekalahan terhotmatnya pada pemilihan calon wakil presiden dalam sidang MPR tahun 2001. Popularitas Susilo Bambang Yudhoyono pun mulai terlihat dari hasil perolehan suara calon wakil presiden tersebut.

Hal tersebut pula lah yang kemudian menggundang kertetarikan beberapa orang untuk menjadikan Susilo Bambang Yudhoyono tidak hanya sebagai calon wakil presiden melainkan sebagai sosok pemimpin bangsa yang direncanakan mampu menjadi Presiden RI dimasa yang akan datang. Salah satu orang yang mempunyai pemikiran seperti itu adalah saudara Vance Rumangkang. Vance Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung Susilo Bambang Yudhoyono ke kursi Presiden RI, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya adalah mendirikan partai politik.

(33)

oleh Susilo Bambang Yudhoyono di apartemen Hilton untuk membentuk tim pelaksana yang nantinya akan mengadakan pertemuan secara maraton setiap hari. Tim itu terdiri dari: Vance Rumangkang, Drs. A. Yani Wahid, Achmad Kurnia, Adhiyaksa Dault, SH, Baharuddin Tonti, Shirato Syafei.28

Selanjutnya, dalam merealisasikan pembentukan sebuah partai politik, pada tanggal 20 Agustus 2001 Vance Rumangkang dengan dibantu oleh Drs. Sutan Bhatoegana berusaha mengumpulkan orang-orang. Pada akhirnya terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 orang yang bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik, yaitu: Vance Rumangkang, Dr. Ahmad Mubarok, MA, Drs. A. Yani Wachid, Prof. Dr. Subur Budhisantoso, Prof. Dr. Irzan Tanjung, RMH. Heroe Syswanto Ns, Prof. DR. RF. Saragih, SH, MH, Prof. Dardji Darmodihardjo, Prof. Dr. Ir. Rizald Max Rompas dan Prof. Dr T Rusli Ramli, MS.29

Sebagai mana diketahui untuk menjadi sebuah partai politik yang disahkan oleh undang-undang Kepartaian dibutuhkan minimal 50 orang sebagai pendirinya. Namun dalam mendirikan Partai Demokrat ini mencul gagasan agar pendiri partai politiknya dilengkapi saja menjadi 99 orang, yang juga mempunyai hubungan dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pengagas yang lahir tanggal 9 bulan 9. Untuk itu pada tanggal 9 September 2001, bertempat di gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH, 46 orang dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi pendiri Partai Demokrat, sedangkan 53 orang lainnya tidak dapat hadir, namun telah memberikan surat kuasanya kepada Vance Rumangkang.

(34)

Selanjutnya, sebagai sebuah partai politik kepengurusan Partai Demokrat pun mulai disusun sebagai mana mestinya. Dalam penyusunan kepengurusan disepakati bahwa kriteria calon ketua umum adalah putra Indonesia asli, kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan calon sekretaris jendral adalah dari luar Jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat Ketua Umum dan Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris Jendral, dan Bendahara umum dijabat oleh Vance Rumangkang.30

2.2.Pengesahan Partai Demokrat

Akhirnya, Partai Demokrat telah lengkap dan memenuhi syarat untuk menjadi sebuah partai politik yang sesuai dengan Undang-Undang Kepartaian. Maka pada tanggal 10 September 2001 Partai Demokrat didaftarkan kepada Departemen Kehakiman dan HAM.

31

Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB saudara Vence Rumangkang, saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso, saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung, saudara Drs. Sutan Bhatogana MBA, saudara Prof. Dr. Rusli Ramli dan saudara Prof. Dr. RF. Saragih, SH, MH mendaftarkan Partai Demokrat ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh dan diterima oleh Ka SUBDIT Pendaftaran Departemen Kehakiman dan HAM. Selanjutnya dalam menindaklanjuti hal tersebut, maka pada tanggal 25 September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan terbitnya Surat Keputusan tersebut maka Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai politik di Indonesia.

30 ibid

(35)

Kemudian pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang Pengesahan Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat. Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakemas) Pertama pada tanggal 18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia.

Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan AD/ART yang pertama sebagai peraturan sementara organisasi. Pada tahun. 2003 diadakan koreksi dan revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI sebagai Persyaratan berdirinya Partai Demokrat.

2.3. Deskripsi Tentang Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota

Medan.

(36)

S.Sos), DPAC Partai Demokrat Medan Tuntungan (Ketua Bapak Kun Swondo Keliat), DPAC Partai Demokrat Medan Barat (Ketua Bapak Muhammad Ridwan), DPAC Partai Demokrat Medan Helvetia (Ketua Bapak Ir. H. Lilik Ismadi), DPAC Partai Demokrat Medan Petisah (Ketua Bapak Rahmadsyah Putra Sitepu), DPAC Partai Demokrat Medan Marelan (Ketua Bapak Heri Irianto), DPAC Partai Demokrat Medan Johor (Ketua Bapak H. Agoesli), DPAC Partai Demokrat Medan Amplas (Pjs KetuaIbu Elida Hapni), DPAC Partai Demokrat Medan Kota (Pjs Ketua Bapak M. Marpaung), DPAC Partai Demokrat Medan Baru (Pjs Ketua Bapak Roni P Sibuea MPD), DPAC Partai Demokrat Medan Tembung (Pjs Ketua Bapak Ir. Yahya Payungan Lubis), DPAC Partai Demokrat Medan Timur (Pjs Ketua Ibu Yusnizar Husein), DPAC Partai Demokrat Medan Labuhan (Pjs Ketua Drs. Tengku Aswad).

Dewan Pimipinan Cabang adalah pelaksana partai di tingkat kabupaten/ kota yang keanggotaannya bersifat kolektif. Dewan Pimpinan Cabang adalah dewan pimpinan partai sebagai pelaksana keputusan kongres, peraturan organisasi, keputusan musyawarah daerah, musyawarah cabang serta memimpin semua kegiatan partai di tingkat cabang. Selain itu Dewan Pimpinan Cabang mewakili partai dalam bertindak ke dalam dan ke luar di tingkat cabang. Pengesahan berdirinya DPC ditetapkan oleh DPD.

(37)

partai di semua tingkatan di bawahnya dalam melaksanakan keputusan-keputusan dan Garis-Garis Besar Strategi, Kebijakan, dan Rencana Aksi serta ketentuan partai. Menyampaikan laporan berkala kepada kepada Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Cabang.

Demi kelancaran kegiatan partai di tingkat cabang maka DPC Partai Demokrat mempunyai hak untuk membuat berbagai peraturan pelaksana dalam rangka pelaksanaan keputusan musyawarah cabang. Selain hal tersebut pula DPC juga berhak untuk memberhentikan fungsionaris DPC melalui rapat pleno DPC dan dilaporkan dalam Rapat Pimpinan Cabang. Menerima atau menolak ketetapan rapat pleno Dewan Pimpinan Ranting dan Rapat Pimpinan Anak Ranting tentang pemberhentian fungsionaris Dewan Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting. Membatalkan keputusan Dewan Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting atau Musyawarah Ranting dan Rapat Pimpinan Anak Ranting melalui Rapat Pleno Cabang, apabila keputusan tersebut bertentangan dengan keputusan dan kebijakan partai atau membahayakan partai. Bertindak mewakili partai di tingkat cabang dan mengadakan hubungan kerjasama serta persahabatan dengan organisasi lain di tingkat cabang.

2.4. Kewajiban Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Medan.

1. Mengusahakan terlaksananya tujuan dan usaha-usaha partai di daerah yang bersangkutan, menjalankan keputusan-keputusan dan garis-garis kebijakan partai atau instruksi-instruksi yang diberikan oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan menjalankan keputusan musyawarah cabang. 2. Memberikan petunjuk-petunjuk kepada Anak Cabang Partai di tingkat

(38)

Pimpinan Ranting di tingkat kelurahan/ desa di dalam daerah yang bersangkutan dalam melaksanakan keputusan dan garis-garis kebijaksanaan partai serta ketentuan-ketentuan partai.

3. Memberikan arahan atas kegiatan-kegiatan Fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota.

4. Menyampaikan laporan kepada Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah mengenai: a. Perkembangan partai didaerahnya, b. fakta-fakta dan perkembangan politik dan lain-lain didaerahnya.

2.5. Hak Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Medan.

1. Membuat peraturan-peraturan bagi kelancaran usaha-usaha partai didaerahnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dan atau peraturan-peraturan yang lebih tinggi.

2. Mensahkan susunan Dewan Pimpinan Anak Cabang.

3. Mewakili partai dalam tindakan keluar sejauh yang menyangkuut hal-hal yang berhubungan dengan daerah cabangnya sesuai petunjuk dari Dewan Pimpinan Daerah masing-masing.

2.6. Visi, Misi dan Tujuan Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota

Medan.32

2.6.1. Visi Partai Demokrat

Partai Demokrat bersama masyarakat luas berperan mewujudkan keinginan luhur rakyat Indonesia agar mencapai pencerahan dalamm kehidupan berbangsa yang

(39)

merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur, munjunjung tinggi semangat nasionalisme, humanism, dan internasionalisme, atas dasar ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam tatanan dunia baru yang damai, demokratis dan sejahtera.

2.6.2. Misi Partai Demokrat

1. Memberikan garis yang jelas agar partai berfungsi secara optimal dengan peranan yang signifikan di dalam seluruh proses pembangunan Indonesia baru yang dijiwai oleh semangat reformasi serta pembaharuan dalam semua bidang kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan kedalam formasi semula sebagaimana telah diikrarkan oleh para pejuang, pendiri pencetus proklamasi kemerdekaan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan titik berat kepada upaya mewujudkan perdamaian, demokrasi (Kedaulatan rakyat) dan kesejahteraaan.

2. Meneruskan perjuangan bangsa dengan semangat kebangsaan baru dalam melanjutkan dan merevisi strategi pembangunan Nasional sebagai tumpuan sejarah bahwa kehadiran partai Demokrat adalah melanjutkan perjuangan generasi-generasi sebelumnya yang telah aktif sepanjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sejak melawan penjajah merebut Kemerdekaan, merumuskan Pancasila dan UUD 1945, mengisi kemerdekaan secara berkesinambungan hingga memasuki era reformasi.

(40)

terwujudnya representasi kedaulatan rakyat pada struktur lebaga perwakilan dan permusyawaratan.

2.6.3. Tujuan Partai Demokrat

1. Menegakkan, mempertahankan dan mengamankan keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, sesuai jiwa proklamasi kemerdekaan.

2. Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, sebagai mana diwujudkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat Indonesia baru yang berwawasan nasionalisme, pluralism, dan humanism.

4. Meningkatkan partisipasi seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan kehidupan bernegara yang memiliki pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, serta dinamis menuju terwujudnya Indonesia yang demokratis, sejahtera, maju, modern dalam suasana aman dan penuh kedamaian lahir dan batin.

2.7. Program Kerja Partai Demokrat33

Partai Demokrat dalam hal ini termasuk kekuatan politik di Indonesia yang diperhitungkan oleh banyak orang, peluang besar akan terjadi pemenangana utama pada Pemilu 2004 dan 2009. Oleh karena itu sangat tepat kalau Partai Demokrat harus mempersiapkan program umum kedepan. Penyusunan program kerja kedepan merupakan salah satu penyiapan bingkai kerja bagi jajaran dan kader partai yang senantiasa berada dalam kehidupan masyarakat pluralis. Oleh karena itu, program yang disusun setidaknya berangkat dari geografis, geopolitik dan geoekonomi serta wawasan partai luas.

(41)

Dengan kata lain secara garis besar proram umum yang dijalankan oleh Partai Demokrat itu adalah sebagai berikut: Membina Partai, Mengembangkan, dan

Memperkuat Partai.

Kesuksesan Partai Demokrat dalam memenangkan Bapak Susilo Bambang Yudoyono menjadi Presiden Republik Indonesia, merupakan salah satu indikator bahwa Partai Demokrat telah menjadi sebuah partai politik yang diperhitungkan dalm kancah perpolitikan di Indonesia. Meskipun, dapat dikatakan bahwa figur Susilo Bambang Yudoyono tidak terlepas sebagai salah satu factor keberhasilan besar tersebut.

Keberhasilan pelaksanaan manajemen partai politik terutama dalam mencapai visi dan misi, tujuan dan sasaran organisasi banyak dipengaruhi oleh efektifitas koordinasi pada tingkat DPP, DPD dan DPC. Disamping itu kemampuan, loyalitas, keuletan, moralitas dan militansi seorang kader sangat diperlukan bahkan menjadi syarat utama untuk menjadi pimpinan/pengurus partai. Kader partai yang akan kita bina tidak hanya dipersiapkan dalam kepemimpinan partai politik, tetapi kader partai dalam segala lini, termasuk memimpin dalam masyarakat dan pemerintahan.

Program pengembangan partai untuk tumbuh dan kuat di akar rumput, maka haruslah kita sadar bahwa Partai Demokrat tidak sekedar sebagai wadah perpolitikan saja, tetapi harus berperan sebagai organisasi masyarakat yang peduli pada kehidupan rakyat kecil. Mereka itu yang harus kita angkat harkat dan martabatnya sebagai manusia sesuai kodrat alam. Oleh karena itu program partai mendatang benar-benar berorientasi pada:

1. Manajemen partai harus pada tataran keselarasan, keserasian dan keseimbangan. 2. Manajemen partai haruslah bersih, simpatik, berwibawa, akuntabel, terbuka dan

(42)

3. Pembinaan kader dimulai dari struktur organisasi yang terendah adalah ranting (Pekarting: Pembinaan Kader Ranting, Pekarancab: Pembinaan Kader Anak Cabang, Pekarda: Pembinaan Kader Daerah, Pekapus: Pembinaan Kader Pusat). 4. Partai harus membuat wadah koordinasi yang kuat baik daerah maupun pusat

untuk merekam, mendiskusikan dan mencari solusinya terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat, baik isu perpolitikan maupun isu pembangunan yang sedang berjalan. Wadah ini harus melibatkan para tokoh masyarakat, agama, dan para akademis.

5. Untuk menjadi organisasi sosial yang kuat, perlu ada gerakan sosial yang menarik empati masyarakat.

2.7.1. Sasaran dan Pokok-Pokok Program

Pencapaian tujuan Partai Demokrat dilakukan melalui pelaksanaan program umum secara bersungguh-sungguh dengan berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai sasaran ke dalam maupun sasaran ke luar.

Sasaran ke dalam adalah:

1. Memantapkan Partai Demokrat sebagai organisasi kekuatan sosial politik dalam mengembangkan kepercayaan rakyat dalam memikul dan melaksanakan tugas pembaruan dan pembangunan bagi kepentingan rakyat. 2. Mantapnya Partai Demokrat sebagai organisasi kekuatan sosial politik yang

(43)

yang demokratis, sejahtera, maju dan modern dalam suasana aman, dan penuh kedamaian lahir dan batin.

3. Meningkatnya kemampuan dan peranan pengurus dan anggota disemua tingkatan organisasi Partai Demokrat melalui program pelatihan kepemimpinan dan wawasan nusantara bagi kader-kader Partai Demokrat. 4. Meningkatnya peranan semua perangkat organisasi disemua tingkatan.

5. Terwujudnya kader Partai Demokrat yang berkualitas, beriman, tidak tercemar, bermoral baik dan memiliki militansi yang tinggi.

Sasaran ke luar adalah:

1. Tetap tegaknya dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2. Suksesnya pembangunan nasional yang menjadi program pemerintah dalam mengusung perubahan menuju terwujudnya rakyat yang aman, adil dan sejahtera.

3. Kemenangan Partai Demokrat pada Pemilu 2009 baik untuk pemilihan legislatif maupun untuk pemilihan presiden dan wakil presiden.

• Partai Demokrat dapat memperoleh kemenangan 20% dari jumlah kursi

legislatif.

• Partai Demokrat dapat tampil menjadi 2 (dua) besar partai politik.

• Susilo Bambang Yudoyono terpilih kembali menjadi Presiden Republik

Indonesia kedua kalinya.

• Partai Demokrat memenangkan Pilkada dibeberapa daerah kabupaten/

kota.

(44)

5. Suksesnya Partai Demokrat membangun opini publik bahwa Partai Demokrat adalah partai yang yang dapat diharapkan oleh masyarakat Indonesia.

Sasaran sebagaimana yang dimaksud di atas dapat diupayakan untuk dicapai melalui kegiatan-kegiatan terencana, terarah, terkoordinir dan terus menerus yang dapat dirangkum dalam: Kosolidasi, Pembangunan nasional, Pemilu.

Mengenai sasaran Partai Demokrat tersebut Bapak Arip Surosu menegaskan bahwa keseluruh sasaran tersebutlah yang menjadi pedoman baik bagi anggota ataupun pengurus partai Demokrat dalam mengukur keberhasilan anggota maupun penggurus partai dalam membesarkan Partai Demokrat. Ia menambahkan Pemilihan umum kepala daerah yang dilaksankan baik ditingkat provinsi ataupun kabupaten/ kota, juga merupakan menjadi perhatian yang penting bagi partai Demokrat. Kemenangan calon kepala daerah yang diusung dari partai Demokrat menjadi kepala daerah merupakan sasaran yang harus dicapai partai Demokrat.34

2.7.2. Program Oprasional Konsolidasi35

1. Konsolidasi partai adalah segala usaha dan kegiatan yang terencana, terarah dan terpadu yang dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna, untuk memperkuat apa yang telah dicapai dan mempersiapkan diri dalam rangka usaha mencapai tujuan bersama.

2. Memperkokoh kesetiaan Partai Demokrat kepada ideologi Pancasila. Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang demokratis,

34

Wawancara dengan Bapak Arip Suroso di kantor DPD Partai Demokrat Prov. Sumut pada tanggal 9 Februari 2011 pukul 09.30.

(45)

meletakkan kedaulatan di tangan rakyat, menjamin hak azasi manusia, dan terwujudnya masyarakat yang aman, adil dan sejahtera.

3. Meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai ideologi, paham dan pola pikir yang bertentangan atau tidak sesuai dengan Pancasila.

4. Konsolidasi organisasi meliputi kegiatan-kegiatan dibidang keanggotaan,

kaderisasi, kelembagaan, penggalian dan pendayagunaan dana, hubungan dengan organisasi sosial/kemasyarakatan, profesi serta penerangan, penerbitan dan media massa.

 Kegiatan-Kegiatan Konsolidasi:

1. Konsolidasi dibidang keanggotaan.

Usaha-usaha yang dilakukan antara lain:

• Pemeliharaan dan meningkatkan pembinaan administrasi keanggotaan

untuk setiap tingkat organisasi.

• Melakukan inventarisasi kembali serta melanjutkan penerimaan/

pemberian KTA dengan berdasarkan pada profesi dalam rangka komunikasi timbale balik di antara anggota dan pengurus.

2. Konsolidasi dibidang kaderisasi.

Usaha-usaha yang harus dilakukan antara lain:

• Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kader sebagai penggerak inti

organisasi baik untuk tingkat provinsi, kabupaten/ kota dan kecamatan dan bila memungkinkan seluruh kelurahan/ desa.

• Mendata jumlah kader yang ada disetiap jajaran partai sesuai dengan

(46)

• Melakukan pembinaan, pengembangan dan pendayagunaan kader

sehingga tampil, matang, mempunyai pengetahuan, kegigihan berjuang dan kemampuan berprestasi.

• Menjalin hubungan komunikasi dengan kelompok masyarakat antara

lain generasi pemuda, wanita, mahasiswa, petani, nelayan, pendidik, cendikiawan, pengusaha, pemuka agama dan sebagainya sebagai sumber kader Partai Demokrat.

• Mendukung setiap kelancaran kader atau anggota Partai Demokrat

yang berkecimpung dalam ormas, organisasi profesi dan LSM agar dapat berprestasi secara nyata dalam bidang profesi dan pengabdian masyarakat.

• Menampilkan kader-kader atau anggota Partai Demkorat untuk tampil

memimpin organisasi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Konsolidasi dibidang kelembagaan.

Usaha-usaha yang harus dilakukan antara lain:

• Meningkatkan pendayagunaan kepengurusan Partai Demokrat

disemua tingkatan organisasi sesuai AD/ART dan peraturan organisasi.

• Mengefektifkan mekanisme kerja kepengurusan secara musyawarah

mufakat sesuai dengan prinsip kolektif, kekeluargaan dan penuh keterbukaan dalam suasana demokratis.

• Mengefektifkan pembagian tugas dalam organisasi dan meningkatkan

(47)

• Mewadahi kegiatan-kegiatan yang dilakukan kader atau anggota

Partai Demokrat secara tetap, dengan membentuk lembaga, badan dan kelompok yang dianggap perlu.

• Meningkatkan pendayagunaan Badan Pemenangan Pemilu Partai

Demokrat di daerah baik provinsi, kabupaten/ kota sebagai badan pengelolah kader Partai Demokrat.

4. Konsolidasi dibidang penggalian dan pemberdayaan dana. Usaha-usaha yang harus dilakukan antara lain:

• Melakukan pemungutan iuran anggota secara lebih tertib dan intensif.

• Peningkatan usaha penggalian dana dari sumber-sumber lain yang sah

dan tidak mengikat.

• Meningkatkan mekanisme pengadministrasian dan pengelolahan

kekayaan organisasi dan pendayagunaan dan secara tertib serta dapat mempetanggungjawabkan.

5. Konsolidasi dibidang hubungan ormas dan profesi. Usaha-usaha yang harus dilakukan antara lain:

• Mengatur dan meningkatkan mekanisme hubungan kerja sama dengan

ormas, organisasi profesi dalam rangka pelaksanaan program dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

• Mengatur dan meningkatkan mekanisme hubungan kerja sama dengan

berbagai lingkungan yang potensial seperti cendikiawan, budayawan, media massa, pemuda agama, tokoh-tokoh lembaga swadaya (LSM) dsb.

(48)

• Mengupayakan penerangan dan penertiban sebagai media informasi,

motifasi dan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang profesi dan sebagai sarana komunikasi timabal balik antara Partai Demokrat dan anggota-anggotanya serta masyarakat. • Memberi penerangan mengenai pemikiran, kebijaksanaan dan

program serta kegiatan-kegiatan Partai Demokrat untuk lebih meningkatkan pemahaman tanggapan positif masyarakat kepada Partai Demokrat.

• Meningkatkan pendayagunaan sarana komunikasi social lainnya

sebagai media organisasi untuk menyebarluaskan kebijaksanaan, program, dan kegiatan-kegiatan kepada jajaran organisasi Partai Demokrat dan masyarakat luas.

• Meningkatkan hubungan dan kerja sama lebih efektif dengan kalangan

(49)

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

3.1. Mekanisme Rekrutmen Calon Kepala Daerah oleh Partai Demokrat

Pada bab tiga ini penulis akan menyajikan data dan menganalisanya. Pelaksanaan analisa ini dilakukan dalam rangka memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang ada dengan berdasarkan atas data dan fakta yang ada.Data dan fakta yang ada diperoleh dari melalui wawancara kepada DPC Partai Demokrat Kota Medan maupun DPD Partai Demokrat Provinsi Sumatera Utara dan juga dilengkapi dengan penyajian fakta-fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan arsip-arsip yang dimiliki oleh DPC Partai Demokrat Kota Medan maupun dari DPD Partai Demokrat Provinsi Sumatera Utara.

Proses penelitian ini tidak terlepas dari mekanisme rekrutmen politik secara umum yang teoritis. Rekrutmen politik merupakan suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota kelompok-kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administrasi maupun politik.36

36 Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004. Hal.

99.

(50)

tersebut, Nazaruddin Syamsudin mengemukakan dua cara rekrutmen politik,37

Konsep rekrutmen kepala daerah yang dilakukan oleh Partai Demokrat pada dasarnya sejalan dengan teori yang dikemukakan diatas. Rekrutmen calon kepala daerah yang dilakukan oleh Partai Demokrat didasarkan atas Peraturan Organisasi Nomor: 10/PO-02/DPP/PD/II/2007 tentang pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Proses rekrutmen calon kepala daerah dari Partai Demokrat dirangkai dalam suatu tata cara penjaringan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Berdasarkan Peraturan Organisasi Partai Demokrat Nomor: 10/PO-02/DPP/PD/II/2007 dijelaskan bahwa proses penentuan calon kepala daerah dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

yaitu

pertama, rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan kesempatan

yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan, melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif rasional, di mana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan baik jabatan politik maupun administrasi atau pemerintahan.

Kedua, rekrutmen tertutup, yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat

menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga Negara, artinya hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati posisi dalam politik maupun pemerintahan. Dalam cara yang tertutup ini orang mendapatkan posisi elit melalui cara-cara yang tidak rasional seperti pertemanan, pertalian keluarga dan lain-lain.

38

37 Hesel Nogi Tangkilisan, Op. cit, hal. 189.

(51)

1. Pembentukan Tim 9

Pada tingkat kabupaten/ Kota tim 9 terdiri dari unsur Dewan Pimpinan Pusat sebanyak 3 orang, unsur Dewan Pimpinan Daerah sebanyak 3 orang dan unsur Dewan Pimpinan Cabang sebanyak 3 orang. Tim 9 tersebut diketuai Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Sekretaris Tim 9 adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Pembentukan Tim 9 ini diawali dengan penyampaian nama-nama calon anggota Tim 9 dari unsur DPD dan DPC. Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang harus menyampaikan nama calon anggota Tim 9 kepada Dewan Pimpinan pusat selambat-lambatnya tiga bulan sebelum pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah untuk mendapat persetujuan. Tim 9 ini nantinya melaksanakan tugasnya secara kolektif.

2. Pendaftaran dan Verifikasi

Pada tahap pendaftaran dan verifikasi ini Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) diharuskan untuk memberitahukan program pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (PEMILULKADA) didaerahnya kepada Dewan Pempinan Pusat (DPP) Partai Demokrat selambat-lambatnya tiga bulan sebelum pelaksanaan PEMILUKADA. Selanjutnya Tim 9 yang telah terbentuk, melakukan pembukaan pendaftaran bakal calon kepala daerah dengan seluas-luasnya, bila diperlukan melalui iklan media massa.

(52)

bakal calon secara transparan sehingga mendapatkan minimal tiga bakal calon melalui rapat Tim 9.

3. Penetapan dan Pengusulan Bakal Calon Kepala Daerah ke DPP

Pada tahap penetapan dan pengusulan bakal calon kepala daerah ke DPP, hasil penyaringan bakal calon oleh Tim 9 diteruskan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat untuk ditetapkan sebagai calon. Dalam hal tertentu dapat dilakukan dengan cara mekanisme polling, terutama mengenai pendapat dan tanggapan masyarakat calon hasil penjaringan. Polling dipimpin oleh Balitbang DPP Partai Demokrat dibantu oleh bidang-bidang/ lembaga-lembaga DPP Partai Demokrat, apabila dianggap perlu bisa menggunakan Lembaga Polling Independen.

Penetapan bakal calon menjadi calon diputuskan dalam Rapat Pengurus Harian DPP Partai Demokrat. Hasil keputusan tersebutlah yang menjadi rekomendasi DPP Partai Demokrat yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jendral sebagai dasar bagi Ketua DPC/DPD Partai Demokrat. Dalam hal ini untuk melakukan pendaftaran ke KPUD, rekomendasi kepada calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah dapat dibuat secara terpisah.

3.2. Mekanisme Rekrutmen Calon Walikota Kota Medan oleh Partai

Demokrat

(53)

Demokrat Nomor: 10/PO-02/DPP/PD/II/2007 yakni tentang Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

1. Pembentukan Tim 9

Proses perekrutan bakal calon Walikota yang dilakukan oleh Partai Demokrat adalah dengan menggunakan sistem pencalonana terbuka, artinya Partai Demokrat memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota atau pengurus Partai politik dan masyarakat untuk menjadi calon kepala daerah dari Partai Demokrat. Dalam menghadapi PEMILUKADA Kota Medan sistem pencalonan terbuka ini dilakukan Partai Demokrat dengan tujuan untuk menjaring sosok tokoh yang benar-benar layak untuk diperjuangkan. Tokoh tersebut dapat berasal dari masyarakat umum yang bukan anggota Partai Demokrat.

Gambar

Tabel 1. Simulasi Pilihan Terbuka:
Tabel 3. Simulasi Pilihan Tertutup 6 Nama:
Tabel 4. Simulasi Pilihan Tertutup 4 Nama
Tabel 6. Simulasi Pilihan Tertutup 2 Nama:

Referensi

Dokumen terkait

1) Menganalisis data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa lalu. 2) Menentukan metode yang dipergunakan. Metode yang baik adalah metode yang

Perubahan arah gelombang karena refraksi tersebut menghasilkan konvergensi (pengucupan) atau divergensi (penyebaran) energi gelombang dan mempengaruhi energi gelombang

Metode pengukuran berdasarkan faktor kemudahan penggunaan aplikasi (Usability) pada Model Kualitas Produk ISO/IEC 25010 digunakan untuk menunjukkan tingkat kemudahan

Pendidikan karakter di MIM Unggulan Kota Gorontalo telah diimplementasikan melalui beberapa strategi dan pendekatan yang meliputi: Integrasi nilai dan etika pada

kemampuan inulin dalam meningkatkan rasa kenyang (satiety), menurunkan produksi hormon ghrelin serum peptida orexigenic, dan menurunkan hormone peptide YY (PYY)

Ada perbedaan yang sangat signifikan intensitas penggunaan SMS untuk berbincang-bincang (p = 0.000) dan perbedaan yang signifikan intensitas penggunaan SMS untuk

Dikarenakan semua kelompok data berdistribusi normal dan variansnya homogen, maka untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika