• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual Pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan Tungtungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual Pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan Tungtungan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG AKTIFITAS SEKSUAL PADA ISTRI MENOPAUSE DI KELURAHAN

SIMALINGKAR B KEC. MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2011

Oleh

EFA NUHARTA BR. PURBA 105102052

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Efa Nuharta

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual Pada Istri Menopause

di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan Tungtungan ix + 33 hal + 4 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Menopause merupakan proses kehidupan yang dialami setiap wanita dan terjadi pada usia rata-rata 51 tahun. Banyak wanita diliputi oleh rasa kecemasan menjelang menopause. Keinginan seks biasanya menurun pada masa menopause, tetapi dapat pulih sesudah gejala menghilang. Bahkan bagi sebagian suami menopause digunakan sebagai alasan untuk menikah lagi karena sang istri dianggap sudah tidak mampu lagi melakukan hubungan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tungtungan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi, populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah suami yang memiliki istri menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tungtungan sebanyak 88 sampel. Pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Penelitian dilakukan pada September 2010. Hasil analisa dengan mencari frekwensi dan persentase menunjukkan bahwa pengetahuan suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause mayoritas baik yaitu 97,7 %. Dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause seluruhnya bersikap positif yaitu 100%. Hubungan pengetahuan dan sikap dianalisa dengan product moment diperoleh nilai p = 0,04 adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap suami tentang seksual pada istri menopause, dan diperoleh juga nilai r = 0,301. Semakin baik pengetahuan suami maka semakin baik pula sikap suami tentang seksual pada istri menopause. Dengan pengetahuan yang benar, dapat mempengaruhi sikap yang diberikan sehingga pasangan suami istri tetap bisa menikmati kehidupan seksual yang menyenangkan. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengkaji tentang seksual pada masa menopause menurut suami istri sehingga masalah seksual dalam masa menopause dapat lebih dalam diketahui .

Daftar Pustaka : 22 (2001 – 2010)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan

Medan Tuntungan 2011’’ yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns. M.Kep. selaku Ketua Program D IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Hj.Juliani, SST, MARS selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah 4. Bapak Setiawan, SKp, MNS, (c) Phd. selaku penguji I yang telah

memberikan saran dan masukan bagi saya.

5. Ibu dr. Rina Amelia, selaku penguji II yang telah memberikan saran dan masukan bagi saya

(6)

7. Seluruh Staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Orang tua dan Abang yang penulis cintai yang telah memberikan

dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Program D IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada peneliti.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilimiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi

perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya Penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.

Medan, Juni 2011

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

4. Bagi Institusi Pendidikan... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 6

1. Pengertian Pengetahuan ... 6

2. Tingkat Pengetahuan ... 6

3. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif .... 7

(8)

C. Menopause ... 11

1.Pengertian ... 11

2.Penyebab ... 11

3.Gejala-Gejala Menopause ... 12

D. Definisi Aktifitas Seksual ... 12

1.Perubahan Hasrat Seks ... 13

2.Masalah Aktifitas Seksual ... 13

E. Penatalaksanaan Masalah Menopause ... 14

1.Terapi Hormon... 14

2.Manfaat Terapi ... 15

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 16

B. Hipotesis ... 16

C. Definisi Operasiosional... 17

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18

G. Validitas dan Realibilitas ... 22

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 23

I. Analisis Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 35 B. Saran ... 36

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Data Demografi Suami Yang Memiliki Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan

Tuntungan... ... 27

Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Pengetahuan Suami Tentang Seksual pada

Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan Tuntungan...

... 28

Tabel 5.3 Distribusi Frekwensi Sikap Suami Tentang Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan

Tuntungan... ... 29

Tabel 5.4 Distribusi Frekwensi Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan

Simalingkar B Kec. Medan

(11)

DAFTAR SKEMA

Skema 1: Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Aktifitas

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Instrumen Penelitian

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Kota Medan BALITBANG

Lampiran 5 : Surat Izin Dari Kelurahan Simalingkar B Lampiran 6 : Distribusi Frekwensi Data Kuesioner Lampiran 7 : Hasil Olah Data dengan SPSS

(13)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Efa Nuharta

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual Pada Istri Menopause

di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan Tungtungan ix + 33 hal + 4 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Menopause merupakan proses kehidupan yang dialami setiap wanita dan terjadi pada usia rata-rata 51 tahun. Banyak wanita diliputi oleh rasa kecemasan menjelang menopause. Keinginan seks biasanya menurun pada masa menopause, tetapi dapat pulih sesudah gejala menghilang. Bahkan bagi sebagian suami menopause digunakan sebagai alasan untuk menikah lagi karena sang istri dianggap sudah tidak mampu lagi melakukan hubungan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tungtungan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi, populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah suami yang memiliki istri menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tungtungan sebanyak 88 sampel. Pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Penelitian dilakukan pada September 2010. Hasil analisa dengan mencari frekwensi dan persentase menunjukkan bahwa pengetahuan suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause mayoritas baik yaitu 97,7 %. Dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause seluruhnya bersikap positif yaitu 100%. Hubungan pengetahuan dan sikap dianalisa dengan product moment diperoleh nilai p = 0,04 adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap suami tentang seksual pada istri menopause, dan diperoleh juga nilai r = 0,301. Semakin baik pengetahuan suami maka semakin baik pula sikap suami tentang seksual pada istri menopause. Dengan pengetahuan yang benar, dapat mempengaruhi sikap yang diberikan sehingga pasangan suami istri tetap bisa menikmati kehidupan seksual yang menyenangkan. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengkaji tentang seksual pada masa menopause menurut suami istri sehingga masalah seksual dalam masa menopause dapat lebih dalam diketahui .

Daftar Pustaka : 22 (2001 – 2010)

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause bukan gangguan kesehatan, menopause merupakan proses

kehidupan yang dialami setiap wanita. Berbagai keadaan yang timbul sebagai

dampak menopause adalah berkurangnya fungsi hormon estrogen yang diproduksi indung telur dan usia rata-rata wanita menopause adalah 51 tahun (Caroline,

2001).

Banyak wanita diliputi oleh rasa kecemasan menjelang menopause. Mereka takut akan kehilangan kewanitaannya, kehilangan nafsu dan kemampuan

koitus, kehilangan rasa cinta sang suami (Prawirohardjo, 2009).

Telah diketahui hubungan seksual tidak sekedar ditunjukkan untuk

reproduksi melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang bersifat psikologis yang jika terpenuhi manusia akan merasa puas, bahagia, nyaman, tentram, dan mengalirkan energi baru pada tubuh (Prawirohardjo, 2009).

Menurut Bambang, faktor seks cukup besar pengaruhnya terhadap keharmonisan suami-istri yang dapat mencapai 30% (Bambang, 2010).

Keinginan seks biasanya menurun pada masa menopause, tetapi dapat pulih sesudah gejala menghilang. Banyak wanita menopause yakni vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina, sehingga ketika

(15)

Setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia mengalami

menopause jumlah usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta

pada saat ini menjadi lebih dari 1 milyar pada tahun 2030. Di Asia menurut data

WHO, pada tahun 2025, jumlah wanita yang berusia tua akan melonjak dari 107 juta ke 373 juta (Ali, 2010,¶ 5) .

Penelitian Jones di Amerika Serikat menunjukkan 7 dari setiap 10

pasangan yang diteliti aktif secara seksual setelah usia 60 tahun, banyak diantaranya lanjut sampai usia 70-an atau 80-an (Jones, 2005).

Menurut laporan Nachtigall tahun 2000, bahwa penurunan aktifitas seksual setelah usia 35 tahun ini disebabkan kelelahan atau ketidaktertarikan pada pria. Mayoritas wanita mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan

dalam hasrat seksual kesenangan erotic atau orgasme dan penurunan potensial, seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses penuaan (Varney,

2007).

Dalam penelitian Jones, mengenai seksualitas di Amerika Serikat, bahwa gairah dan dorongan seksual tidak berubah dalam 60% wanita dan 20%

mengalami penurunan dorongan seksual, 70% lainnya mengalami peningkatan gairah seksual (Jones, 2005, hal 415).

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan proyeksi penduduk pada 2008 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia memasuki masa menopause pertahunnya. Di Sumatera, sekitar 1.235.000,- perempuan akan memasuki masa menopause per

tahunnya ( Ali, 2009, ¶ 2).

Mitos yang masih beredar secara luas mengatakan bahwa kehidupan

(16)

menopause sehingga suami menjauhi istrinya yang telah mengalami menopause.

Bahkan bagi sebagian suami menopause digunakan sebagai alasan untuk menikah lagi karena sang istri dianggap sudah tidak mampu lagi melakukan hubungan

seksual. Anggapan yang salah ini sering berakibat buruk, seperti pasangan usia lanjut bercerai karena masalah seksual atau pria menikah lagi dengan perempuan yang jauh lebih muda (Djamhoer, 2005, hal 332).

Penelitian yang dilakukan Magdalena di Kelurahan Pangkalan Masyhur Medan Johor tahun 2007 terdapat 140 wanita menopause yang masih bersuami

dan dari diperoleh gambaran bahwa 32,0% ibu-ibu usia menopause di daerah ini memilih menjarangkan aktifitas hubungan seksual dan 44,7% yang menjalani aktifitas hubungan seksual seperti biasanya meskipun merasa ketidaknyamanan

saat berhubungan seksual.

Dari survei awal peneliti di daerah Kelurahan Simalingkar B Kecamatan

Medan Tuntungan terdapat 114 suami memiliki istri menopause. Pada wawancara awal dengan suami yang memiliki istri menopause, diperoleh pernyataan menurut 2 dari 5 suami mengatakan aktifitas seksual mereka tetap tidak ada masalah

sedangkan 2 suami mengatakan aktifitas seksual dengan istri semakin berkurang karena istri merasa sakit untuk berhubungan seksual. Ada 1 suami mengatakan

bahwa pada usia menopause, seksual tidak penting dibicarakan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan

(17)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” Bagaimanakah

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ?’’

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang aktifitas seksual pada istri

menopause.

b. Untuk mengetahui sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat antara lain bagi :

(18)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

tentang hubungan seksual pada masa menopause, sehingga dapat menerapkan dalam pelayanan dilapangan.

2. Bagi Tempat Peneliti

Memberikan informasi tentang aktifitas seksual pada masa menopause bagi Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tungtungan.

3.Bagi pelayanan kesehatan

Dapat menambah pengetahuan bidan/tenaga kesehatan sehingga dapat

memberikan konseling kepada pasangan suami istri tentang hubungan seksual pada masa menopause sehingga dapat menjadi dasar untuk mengatasi masalah-masalah hubungan seks yang dihadapi pasangan suami istri selama menopause.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi mahasiswa khususnya mata kuliah

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1.Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi melalui proses sensoris

khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu (Sunaryo, 2004).

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

pengliahatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2003). 2. Kategori pengetahuan

a.Awarenes, dimana orang tersebut menyadaridalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek).

b.Interest, terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah

mulai timbul.

c.Evaluation, terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya

d.Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

yang dikehendaki oleh stimulus.

e.Adaption, dimana subjek telah berperilaku barubsesuai dengan

(20)

3. Tingkat Pengetahuan

a.Know

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b.Comprehension

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c.Aplication

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagi aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam kontek atau situasi lain.

d.Analyisis

(21)

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja. e.Syntesis

Menunjuk pada suatu kemampuan ntuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. f.Evaluation

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

B.Sikap

1.Pengertian Sikap

Thustone (2004), berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi,baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek psikologis, seperti : simbol, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan.

Paul Massen dan David Krech (2004), berpendapat sikap itu merupakan suatu sistem pengenalan, perasaan, dan kecendrungan untuk bertindak .

Sarlito Wirawan Sarwono (2004), mengemukakan bahwa sikap adalah kesiapan seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu

Dari pengertian tersebut, pengertian sikap adalah kondisi mental relatif

menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti,baik bersifat positif,atau netral atau negatif, mangangkat aspek-aspek kognisi,

(22)

2.Komponen Sikap

Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap,yaitu komponen kognitif merupakan hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana

persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan representati apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Seringkali komponen kognitif disamakan dengan pandangan (opini) apabila menyngkut masalah issu atau problem controversial.

Sedangkan komponen afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senag terhadap objek sikap. Merupakan perasaan

individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen afeksi disamakan dengan perasaan yang dimilki terhadap sesuatu.

Serta komponen yang terakhir adalah komponen konatif yaitu komponen

yang berhubungan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap. Merupakan aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.

Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapi (Sunaryo, 2004).

3.Berbagai Kategori Sikap

Sikap terdiri dari 4 kategori yaitu menerima diartikan bahwa individu ingin dan memperhatikan stimulus yang diberikan, dan merespon adalah

memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

Suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

(23)

Sedangkan menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah. Kategori yang terakhir adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dan siap dengan segala risiko.

4. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap

Sikap dapat dibentuk atau berubah, menurut Sarlito (2000) ada beberapa cara yaitu :

1. Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan terus -

menerus dan berulang secara bertahap mempengaruhi terbentuknya sikap 2.Diferensiasi adalah dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang

tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya 3.Intelegensi terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengetahuan

dan pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.

4.Trauma terjadi dari pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang

bersangkutan.Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap (Sunaryo, 2004).

5. Pengukuran Sikap

(24)

pendapat bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal yang

diharapkannya kepadanya.

C. Menopause 1. Pengertian

Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat

hilangnya aktivitas ovarium dan bila terjadi amenore selama 12 bulan

berturut-turut, tanpa ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas (Djamhoer, 2005).

Menopause merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju usia

tua (Senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif atau endokrinologik dari ovarium, penurunan produksi hormon estrogen menimbulkan berbagai

keluhan pada seorang wanita.

Menopause adalah apabila ovarium berhenti berfungsi haid berhenti secara

permanen selama 1 tahun (Sinclair, 2009).

Menopause adalah adalah haid terakhir atau saat terjadi haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu

tahun (Prawirohardjo, 2009).

Wanita menopouse terjadi antara 50 dan 55 tahun dan rata-rata pada umur

51 tahun ,sementara sebagian kecil mungkin masih mengalami haid hingga mereka berumur 60 - tahunan (Gilly, 2009).

2.Penyebab

Menopause terjadi dimana siklus menstruasi yang dikontrol oleh dua

hormon yang diproduksi di kelenjar yang ada di otak dan dua hormon yang

(25)

yang dihasilkan otak tetap diproduksi oleh hipofise tetapi ovarium tidak dapat

meresponnya, sehingga produksi estrogen dan progesteron tidak dapat diproduksi lagi dan siklus menstruasi tidak dapat dipertahankan lagi (Rebecca, 2007).

3. Gejala-Gejala Menopause

Gejala menopause dapat dibagi :

a.Hot flushes mulai dari pipi terasa panas dan merah menjalar ke leher,

tengkok, dada bahkan seluruh badan saat timbul panas diikuti pengeluaran keringat malam hari

b.Gejala psikologis merasa kurang menarik terhadap suami, perasaan murung tanpa sebab

c.Gejala fisik penurunan estrogen akan mempengaruhi semua endrogen

sehingga menimbulkan gejala klinis-gejala klinis ini mungkin dapat diterima,tetapi sebagian memerlukan pengobatan hormon pengganti

(Manuaba, 2005).

d.Gejala-gejala seksual : kekeringan vagina, mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual dan menurunya libido (Rebecca,

2007).

D.Definisi Aktifitas Seksual

Aktifitas seksual merupakan naluri asasi manusia atau hasrat manusia yang

(26)

Freud menyatakan seks adalah naluri asasi manusia dan harus dinikmati

kedua belah pihak, seks haruslah tidak sekedar tindakan bersenggama secara fisik, tetapi melibatkan emosi kedua pasangan,

dengan kata lain kedua belah pihak perlu memahami dan sepenuhnya melibatkan diri dalam tindakan seksual (Jones, 2005,).

1. Perubahan Hasrat Seks

Fungsi seksual merupakan area lain yang sangat dipengaruhi oleh menopause. Gangguan seksual tidak selalu diakibatkan menopause.

Keinginan seks biasanya menurun pada masa menopause, tetapi dapat pulih sesudah gejala menghilang. Salah satu penyebab perubahan hasrat seks pada wanita menopause yakni vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada

dinding vagina, sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa menimbulkan rasa nyeri (Hutapea, 2005).

2. Masalah Aktivitas Seksual Selama Menopause

Pria memiliki jumlah sperma yang tidak terbatas sedangkan wanita memiliki suplai telur yang sangat terbatas. Oleh karena itu disimpulkan bahwa

pria memiliki dorongan untuk memastikan keanekaragaman dan keberhasilan reproduksi, yang berarti mendukung persetubuhan dengan siapa saja, sedangkan

wanita memiliki minat ke arah insting untuk melindungi diri sehingga lebih mendukung monogami ( Gilly, 2009).

Kebanyakan wanita pada masa menopause mengalami penurunan

(27)

Sekitar 20% pria dan wanita mengalami fenomena seks padam pada

pertengahan usia. Menopause terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen sampai mendekati nol ditandai dengan berhentinya menstruasi, pada saat ini sel

telur (ovum) tidak diperoduksi lagi (Jones, 2005).

Vagina kering disebabkan oleh menurunya/hilangnya hormon estrogen,

kehilangan hormon ini menyebabkan terjadinya atrofi lapisan vagina dan

mengurangi kemampuan untuk menghantarkannya cairan dari jaringan sekitarnya (Siti candra, 2009).

Mengurangi kekeringan dan ketidaknyamanan vagina dengan melakukan hubungan seksual, tetapi nyeri dirasakan sehingga hasrat untuk melakukan hubungan seksual hilang dan mengakibatkan pelumasan semakin berkurang dan

semakin memperparah ketidaknyamanan (Gilly, 2009).

E. Penatalaksanaan Masalah Menopause 1. Terapi Hormon

Terapi sulih hormon (TSH) menyangkut suplai hormon estrogen bagi

wanita yang mengalami menopause juga dapat membantu memulihkan hasrat seks serta mengurangi kekeringan pada vagina (Prawirohardjo, 2009).

2. Penggunaan Hormon Pertumbuhan (HCG)

Sebagai treatment untuk gangguan seksual serta mempengaruhi libido namn bisa memperkuat otot dan mengencangkan kulit (Hutapea, 2005).

(28)

Latihan ini dapat dilakukan secara teratur minimal 5 kali setiap latihan

bermanfaat untuk mengencangkan saluran vagina dan memperbaiki orgasme (Hutapea, 2005).

4. Manfaat Penggunaan TSH (Terapi Sulih Hormon)

Banyak ahli menganjurkan menggunakan TSH dengan tujuan : a.Mengurangi resiko osteoporosis

b.Menghilangkan Hot Flashes c.Mengurangi insomnia

d.Memulihkan hasrat seks

e.Membantu mengurangi kekeringan vagina (Hutapea, 2005).

Namun tidak selamanya terapi sulih hormon selalu dapat mengatasi

masalah pada masa menopause, menangani masalah menopause dapat juga dengan konseling (Gilly, 2009).

Masa menopause bukan merupakan halangan untuk melakukan aktifitas seksual. Sebagian mereka dengan masa menopause masih dapat menikmati hubungan seksual. Sekalipun sudah dapat dipastikan kuantitasnya berkurang yang

menjadi perhatian dalam hubungan seksual pada masa menopause adalah kualitasnya (Manuaba, 2005).

Semua anggapan salah tentang aktifitas seksual pada masa menopause dapat diberi informasi yang benar. Dengan pengetahuan yang benar,dapat mempengaruhi sikap yang diberikan sehingga pasangan suami-istri tetap bisa

menikmati kehidupan seksual yang menyenangkan. Tiada resiko hamil setelah menopause justru bisa menjadi hal positif yang akan membuat hubungan intim

(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A.Kerangka konsep

Adapun kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diamati atau diukur pada penelitian yang akan dilakukan.

Variabel Independen Variabel Dependen

PPPPPP a a a

Skema 1. Kerangka Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Aktifitas

Seksual pada Istri Menopause .

B.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri

menopause.

C.Definisi Operasional

Sikap suami tentang aktifitas

seksual pada istri menopause Pengetahuan suami

tentang aktifitas seksual pada istri menopause

(30)
(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah bersifat Korelasi Deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan

dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang memiliki istri yang menopause dengan usia 50-55 tahun di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan

Tuntungan, selama Januari sampai Oktober sebanyak 114 orang suami (Kelurahan Simalingkar B).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Tehnik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara simple random sampling

yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut. Menentukan sampel dengan menggunakan ketetapan absolute

(32)

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Diketahui :

N = 114 d = 0,05

n = 88

Sample yang diperoleh adalah 88 orang. Jadi sample pada penelitian ini sebanyak 88 orang suami yang memiliki istri menopause.

Dilakukan dengan cara membuat undian pada kertas-kertas kecil, yang telah ditulis nama-nama responden pada satu kertas undian. Kemudian kertas

undian diambil secara acak sebanyak 88 buah.

Jadi nama responden yang telah didapatkan dari kertas undian, akan dijadikan sampel pada penelitian ini. Dengan teknik pengambilan sampel acak ini,

(33)

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan dengan pertimbangan lokasi ini mudah terjangkau oleh peneliti,adanya

populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden,serta lokasi ini belum pernah ada penelitian yang sama sebelumnya.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2010 - Mei 2011.

E. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari Ketua

Pelaksanaan Program Studi Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin peneliti ke

Kelurahan Simalingkar B Kec.Medan Tuntungan.

Setelah memperoleh persetujuan, peneliti melakukan pertimbangan etik yaitu: Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta memberitahukan

bahwa tidak ada pengaruh negatif yang terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia maka responden harus menandatangani lembar

persetujuan riset (Informed Consent). Bila responden menolak maka responden mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian karena responden tersebut sifatnya sukar rela .

Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar pengumpulan data (Kuesioner) hanya nomor kode yang akan digunakan sehingga

(34)

yang diperoleh tidak akan dipergunakan kecuali untuk meningkatkan kualitas

kesehatan dan tetap menjaga kerahasiaan identitas tidak akan dipublikasikan.

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner yang disusun berdasarkan literatur yang ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing.

Kuesioner terdiri dari tiga bagian, pertama berupa data demografi (umur, pendidikan, pekerjaan). Bagian kedua berupa kuesioner pengetahuan, yang terdiri

dari 20 buah pertanyaan tertutup, jawaban salah mendapat nilai 0 (nol), dan apabila jawaban benar mendapat nilai 1 (satu).

Untuk menentukan nilai digunakan rumus : Skor yang diperoleh x 100 Skor tertinggi

Bagian ketiga berupa kuesioner sikap, yang terdiri dari 10 pernyataan positif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), jawaban SS diberi nilai

3, S diberi nilai 2, TS diberi nilai 1 (Hidayat, 2001, hlm. 91)

Untuk menentukan nilai digunakan rumus : Skor yang diperoleh x 100 Skor tertinggi

G.Validitas dan Reliabilitas 1.Uji Validitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan relabilitas data

(35)

pembimbing dan di konten validity oleh dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CMFM,

MPd.Ked. Nilai koefisien dari instrumen penelitian yang telah di konten validity pada pertanyaan pengetahuan adalah 0,75, sedangkan untuk nilai koefisien sikap

adalah 0,8.

Menurut Davies dan Hodnett (2002, dalam Williams & Wilkins, 2004, hal. 312) besarnya sebuah koefisien menunjukkan bagaimana kesahan sebuah

instrumen. Rentang koefisien, antara 0,00 sampai 1,00, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kriteria ke validan yang lebih besar. Nilai koefisien yang

diharapkan adalah 0,70 atau lebih. 0,8. 2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

ukur memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil pengukuran yang relatif sama

menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut. Apabila dari waktu kewaktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak

reliabel. Uji reliabilitas akan diujikan sebelum penelitian berlangsung,.

Menurut Burn dan Grove (2001) suatu instrumen yang menggunakan

pengukuran yang sudah berkembang dikatakan reliabel bila koefisiennya lebih dari 0,80, sedangkan untuk instrumen baru yang reliabel jika koefisiennnya lebih dari 0,70.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha croabanch, dengan bantuan program SPSS, jika didapatkan r hasil > dari r tabel maka

(36)

dinyatakan tidak reliabel (Hidayat, 2007). Nilai dari Alpha croabanch instrumen

adalah 0,835

H. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : saat pengumpulan data melakukan pendekatan kepada calon responden

dengan melakukan kunjungan kerumah pada sore hari hingga malam hari karena sebagian dari calon responden telah pulang dari tempat kerja dan pengumpulan

data ini juga akan dibantu oleh kepala lingkungan dan kader untuk memperlancar proses pengumpulan data. Setelah peneliti bertemu dengan calon responden dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini, untuk mendapatkan

persetujuan sebagai sampel penelitian. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya mengisi lembar kuesonersioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian menjelaskan apabila ada

pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Waktu dalam pengisian kuesioner adalah 30 menit. Namun ada juga responden yang tidak mau mengisi

(37)

I. Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul, maka analisis data akan dilakukan melalui pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap ini dilakukan untuk memeriksa atau mengecek kelengkapan data pada instrumen apakah telah diisi sesuai dengan petunjuk yang telah

diberikan sebelumnya. 2. Coding

Mengklasifikasikan jawaban-jawaban kuesioner dari para responden kedalam kode-kode tertentu untuk mempermudah tabulasi dan analisa data.

3. Tabulating

Dimana pada tahap ini peneliti memindahkan jawaban dari daftar

pertanyaan yang telah diberi kode ke dalam table-tabel yang telah dipersiapkan..

4. Cleaning

Dimana pada tahap ini peneliti akan memeriksa atau mengecek kembali data yang telah dimasukka kedalam tabel dengan data pada instrumen

untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisis data dilakukan dengan:

a. Analisis data Univariat

Data demografi bersifat kategori hanya dicari persentase dan

(38)

sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause dicari frekwensi dan

persentasenya, disajikan dalam bentuk tabel. Untuk pengetahuan akan dibuat kategori baik, cukup ,kurang dan untuk sikap dikategorikan positif dan negatif.

b.Analisis data Bivariat

Hubungan pengetahuan dan sikap suami terhadap aktifitas seksual pada

istri menopause dianalisis dengan menguji hipotesis penelitian, kemudian ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Analisis ini digunakan untuk menguji keeratan hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause. Hipotesis menggunakan uji Product Moment, dengan taraf signifikan 95 %, Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) < 0.05

maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Data disajikan dalam

(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan

mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause, didapat dari pengumpulan data pada Maret

2011 di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tungtungan. Adapun jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah 88 responden yang terdiri atas 88 suami yang memiliki istri menopause dapat dilihat sebagai

berikut :

1. Karakteristik Data Demografi

. Berdasarkan hasil penelitian dari data demografi, data yang diperoleh menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang usia 61 - 65 tahun yatu sebanyak 35 orang ( 39, %) dan minoritas usia 56 – 60 tahun sebanyak 22 orang

(25,0%) , dan jenjang pendidikan minoritas SD sebanyak 2 orang ( 2,3%), mayoritas SMU sebanyak 43 orang (48,9%). Pekerjaan yang dilakoni responden

(40)

Tabel 5.1

Distribusi Frekwensi Data Demografi Suami yang Memiliki Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kec. Medan Tuntungan

Data Demografi Frekwensi

2. Pengetahuan Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause

Deskripsi responden berdasarkan pengetahuan suami tentang

aktifitas seksual pada istri menopause, diperoleh bahwa pengetahuan suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause paling banyak adalah

pengetahuan suami yang baik sebanyak 86 orang (97,7%) dan 2 orang (2,3%) pengetahuannya cukup. Distribusi frekwensi pengetahuan suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause dapat dilihat pada tabel 5.2

(41)

Tabel 5.2

Distribusi Frekwensi Pengetahuan Suami tentang Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B

Pengetahuan suami Frekwensi Persentase N Baik 86 97,7 88

Cukup 2 2,3 88 Kurang 0 0 88

3. Sikap Suami tentang Seksual pada Istri Menopause

Deskripsi sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause, diperoleh bahwa sikap suami tentang aktifitas seksual pada

istri menopause yang dikategorikan kedalam sikap positif dan negatif adalah semua resp[onden memiliki sikap positif sebanyak 88 0rang (100%) dan tidak ada yang memiliki sikap negatif tentang aktifitas seksual

pada istri menopause. Sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut

.Tabel 5.3

Distribusi Frekwensi Sikap Suami tentang Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B

(42)

5. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Seksual pada Istri Menopause

Untuk hubungan pengetahuan dan sikap dapat dilihat hubungan

pengetahuan dan sikap dengan taraf signifikan,dimana bila nilai p < dari 0,05 maka pengetahuan dan sikap memiliki hubungan (saling mempengaruhi). Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0,004 adanya

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap suami tentang seksual pada istri menopause, dan diperoleh juga nilai r = 0,302 ini berarti

hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan suami maka semakin baik pula sikap suami tentang seksual pada istri menopause.

Tabel 5.4

Distribusi Frekwensi Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B

Variabel yang dikorelasikan r p

Pengetahuan suami tentang seksual pada istri menopause dan sikap suami

tentang seksual pada istri menopause 0,302 0,004

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini

(43)

menguji hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang seksual pada istri

menopause.

1. Pengetahuan Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause

Dari hasil penelitian menunjukkan pengetahuan suami adalah baik tentang aktifitas seksual pada istri menopause. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata jawaban responden baik dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 97,7 %.

Ini berarti bahwa suami mengetahui tentang aktifitas seksual pada istri menopause.

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Winda (2006) di dapati sebanyak 19 orang (63,3%) dari 30 responden yang berpengetahuan kurang tentang menopause. Dan tetap melakukan aktifitas seksual seperti biasa. Artinya

bahwa pengetahuan yang kurang tidak membatasi pasangan suami istri untuk

beraktifitas seksual pada masa menopause.

Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian Sharron di Inggris

studi mengungkap bahwa 27% wanita menopause ternyata memiliki gairah seks lebih tinggi ketimbang mereka yang masih dalam masa subur. Ini berarti masa

menopause tidak berarti kehidupan seksual wanita berakhir.

Menurut Sunaryo (2004), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang

terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang.

Sesuai pendapat Notoadmojo (2007), pengetahuan merupakan dasar yang

(44)

dikatakan pengetahuan merupakan faktor yang mendukung tindakan

seseorang.

Menurut asumsi peneliti bahwa pengetahuan yang baik membuat suami

mengerti tentang masalah yang berkaitan dengan aktifitas seksual. Kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai seksual pada masa istri menopause dapat membawa pengaruh psikologis yang buruk bagi

hubungan suami istri itu sendiri, namun kemungkinan karena kurang tahu mengenai menopase sehingga suami tidak cemas dengan masalah seksual

pada istri menopause dan tetap beraktifitas sesksual seperti biasa. 2. Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap suami positif tentang

aktifitas seksual pada istri menopause. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata jawaban responden baik dan responden yang memiliki sikap yang positif sebanyak 100%.

Ini berarti bahwa suami menerima masalah tentang aktifitas seksual pada istri menopause dengan sikap positif. Dan tidak ada perbedaan sikap yang diberikan suami kepada istri walaupun istri memasuki masa menopause

Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian Magdalena (2007) menunjukkan 44,7% responden tetap memilih melakukan aktifitas seksual seperti

biasa. Ini berarti responden memiliki sikap yang positif terhadap aktifitas seksual pada masa menopause.

Sunaryo (2006), menjelaskan bahwa sikap adalah kondisi mental yang

(45)

Menurut Nurthrop (2006), sikap yang kurang baik tentang aktifitas seksual

mmberikan dampak penolakan terhadap aktifitas seksual, padahal masa menopause merupakan masa yang bebas melakukan aktifitas seksual karena

disamping tidak perlu was-was dengan kehamilan, dan usia menopause tidak lagi disibukan dengan pengurusan rumah tangga dan anak-anak.

Menurut asumsi peneliti dapat diketahui sikap suami sangat

mempengaruhi suami dalam aktifitas seksual pada istri menopause. Dengan sikap yang baik maka pasangan suami istri tetap bisa menikmati kehidupan seksual

yang menyenangkan. Sikap yang negatif membuat suami beranggapan salah dan berakibat buruk terhadap kehidupan suami istri. Artinya bahwa tidak ada perubahan sikap yang ditunjukkan suami kepada istri pada masa menopause akan

membuat aktifitas seksual tetap berjalan seperti biasa.

3. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai diperoleh juga nilai r = 0,302 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif karena nilai r

positif, artinya semakin baik pengetahuan suami tentang seksual pada istri menopause maka semakin baik pula sikap suami tentang seksual pada istri

menopause.

Dan diperoleh juga p = 0,004 atau < 0,05 hal ini berarti adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap suami tentang seksual pada istri

menopause. Ini berarti bahwa suami yang memiliki pengetahuan baik akan

(46)

aktifitas seksual pada masa menopause seperti biasa, tidak memilih menjarangkan

atau menjahui istri yang menopause.

Hipotesis ini berbeda dengan hipotesis penelitian Aisiah (1991) dimana nilai p >

0,05, ini berarti tidak ada perbedaan sikap yang diberikan pada masa menopause, dan perubahan sikap tidak dipengaruhi oleh pengetauan.

Teori yang dikemukakan Notoadmojo bahwa penerimaan sikap dan prilaku

didasari oleh pengetahuan. Tingginya pengetahuan suami juga mempengaruhi sikap suami tentang seksual pada istri menopause. Dengan pengetahuan yang

benar, dapat mempengaruhi sikap yang diberikan sehingga pasangan suami istri tetap bisa menikmati kehidupan seksual yang menyenangkan.

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima

yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap suami tentang seksual pada istri menopause. Peneliti juga berpendapat bahwa sikap

(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause di Kelurahan Simalingkar B

Kecamatan Medan Tungtungan tahun 2011. Maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Pengetahuan yang dimiliki suami mayoritas berpengetahuan baik tentang aktifitas seksual pada istri menopause sebanyak 86 responden

2. Sikap yang dimiliki suami mayoritas bersikap positif tentang aktifitas

seksual pada istri menopause sebanyak 88 responden

3. Dari hasil analisis diperoleh nilai r = 0,302 ini berarti hubungan yang ada

berkekuatan sedang dengan arah positif karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan suami maka semakin baik pula sikap suami tentang seksual pada istri menopause dan diperoleh juga nilai p = 0,004

(48)

B. Saran

1. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengkaji tentang seksual pada masa menopause menurut suami istri sehingga masalah seksual dalam

masa menopause dapat lebih dalam diketahui.

2. Diharapkan bagi Kelurahan Simalingkar B untuk lebih meningkatkan informasi tentang masalah seksual pada masa menopause.

3. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan untuk lebih mensosialisasikan tentang

masa menopause dan masalah pada menopause,serta adanya kelas konseling

bagi pasangan menopause

4. Diharapkan bagi Institusi Pendidikan untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam menambah informasi dan pengetahuan mahasiswa

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Aisiah, E. (1991). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap dalam Menghadapi Masa Menopause dan Masalah Menopause.BPPS UGM.

Ali, B.M (2009). Jangan Panik Hadapi Menopause.http : //www.waspada.co.id. Diperoleh tanggal 25 Oktober.

Andrews, Gilly (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita : Edisi 2. Jakarta: EGC.

Bohme, Caroline. (2001). Kesehatan Wanita Di atas Umur 40 Tahun. Jakarta. Elex Media Komputindo.

Candra, Siti. (2009). Disfungsi Seksual. Andi.Yogyakarta.

Djamhoer, Martaadisoebrata. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Fox, Rebecca (2007). Menopause. Penerbit Erlangga. Jakarta

Hamid, A.Y. (2007).Buku Ajar Riset Keperawatan: Konsep, Etika, & Instrument. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A.H. (2010).Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisa Data. Jakarta. Salemba Medika.

Hutapea, Ronald. (2005). Sehat Diusia Senja. Jakarta. Rineka Cipta. Jones, D.(2005). Setiap Wanita. Jakarta. Delaprakarsa Publishing.

Magdalena, A. (2004). Pengetahuan Ibu Usia Menopause tentang aktifitas seksual pada usia menopause dikelurahan pangkalan mansyhur.

Medan: Universitas Sumetera Utara (Skripsi Tidak Dipublikasikan).

Manuaba, I.B.G. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Kb. EGC. Jakarta.

Manuaba, I.B.G. (2005). Memahami Kesehatan Reproduksi. Arcan. Jakarta. Northrup, C. ( 2006). Bijak di Saat Menopause, Jakarta.Q-press

Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta:

(50)

Nursalam, (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. (2009) .Ilmu Kandungan. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka. Sinclair, Constance .(2009). Buku Saku Kebidanan. EGC. Jakarta.

Sunaryo, (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suryanto, Salamah.(2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Suryono. (2010) .Andropause. Nuha Medika. Yogyakarta.

Varney, Helen.(2007) .Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta.

Winda ,C. (2006) Gambaran Pengetahuan Pasangan Suami Istri tentang Aktifitas

Seksual Masa Menopose di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan

(51)
(52)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Aktifitas

Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Januari – Mei 2011

Peneliti : Efa Nuharta Br. Purba

Dengan menanda tangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti.Saya mengerti bahwa penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Aktivitas Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan

Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Januari – Mei 2011.Saya mengerti

bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahukan bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada

siapapun.

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya.Saya secara sukarela berperan dalam peneltian ini

Tanda Tangan Medan,Januari 2011

Responden Peneliti

(53)
(54)
(55)
(56)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan SuamiI Tentang Aktifitas Seksual Pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan

Tungtungan

A. Data Demogafi

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√) pada data yang sudah disediakan. No. Responden :

Umur : ( ) 1.51-55 Tahun ( ) 2.56-60 Tahun ( ) 3.61-65 Tahun

Pendidikan : ( ) 1.SD ( ) 2.SMP

( ) 3.SMA

( ) 4.PERGURUAN TINGGI

Pekerjaan : ( ) 1.PNS ( ) 2.Petani ( ) 3.Wiraswasta

(57)

LEMBAR KUESIONER

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang(x) pada pertanyaan dibawah ini.

1.Pengertian menopause adalah.... a.Haid pertama

b.rasa nyeri saat berhubungan seeksual

c.wanita yang tidak mendapat haid lagi 2.Menopause biasanya terjadi pada usia...

a.30-40 tahun b.41-50 tahun c.51-60 tahun

3.Menopause akan menyebabkan tidak terjadi.... a.Proses Kehamilan

b. Proses Penuaan Kulit c.Proses Penurunan Hormon

4.Penyebab terjadiny menopause adalah....

a.adanya penurunan aktivitas seksual b.adanya penurunan kesehatan

c.adanya penurunan hormon alat kelamin

5.Gejala-gejala yang sering timbul pada saat menopause adalah... a.alat kemaluan menjadi kering

b.badan menjadi gemuk c.penglihatan kabur

(58)

a.panas pada wajah

b.panas pada tangan c.dingin pada wajah

7. Salah satu dibawah ini yang merupakan gejala-gejala menopause adalah... a.badan menjadi gemuk

b.berkeringat dimalam hari

c.terjadi peningkatan hormon

8. Penyebab timbulnya rasa nyeri pada saat melakukan hubungan seksual saat

menopause...

a.alat kemaluan kering

b.penipisan dinding kemaluan

c.a dan b benar

9. Salah satu penyebab perubahan hasrat seksual selama menopause adalah...

a.pengaruh usia tua b.alat kemaluan kering

c.penebalan pada dinding kemaluan

10. Perubahan hasrat seksual pada masa menopause adalah... a.menurun

b.meningkat c.tetap

11. Hubungan seksual bukan hanya tindakan senggama secara fisik tetapi juga

dibarengi oleh... a. emosi kedua pasangan

(59)

c.tingkah laku kedua pasangan

12. Masalah seksualitas pada masa menopause adalah... a. hubungan seksual terasa sakit

b. penurunan gairah seksual c. a dan b benar

13. Usia menopause merupakan usia yang rentan terhadap berbagai masalah

yaitu:...

a, masalah aktifitas seksual

b. masalah penurunan gairah c. a dan b benar

14. Aktifitas hubungan seksual yang sehat di usia menopause adalah...

a. kedua belah pihak mencapai orgasme

b. salah satu pihak saja yg mampu menikmati hubungan seksual

c. tidak ada jawaban yang benar

15. Gairah atau dorongan saat akan melakukan aktifitas seksual diusia menopause

sangat dipengaruhi oleh...: a. faktor perasaan

b. faktor lingkungan c. a dan b benar

16. Ketakutan akan rasa sakit saat berhubungn seksual mengakibatkan... a. kepekaan terhadap rangsangan seksual berkurang

(60)

c. a dan b benar

17. Penolakan untuk berhubungan seksual di usia menopause dipengaruhi oleh.... a. ketakutan akan rasa sakit saat bersenggama

b. hasrat seksual/gairah yang menurun c. a dan b benar

18. Menurut anda nyeri saat berhubungan seksual di usia menopause disebabkan

karena ...

a. kurangnya komunikasi

b. kekeringan pada kemaluan c. a dan b benar

19. Beberapa hal yang menyebabkan seorang wanita mengalami penurunan

aktifitas hubungan seksual diakibatkan oleh... a. sakit saat berhubungan intim

b. kekejangan yang menyakitkan dalam otot-otot kemaluan c. a dan b benar

20. Menurut anda anggapan yg salah tentang seksualitas menopause adalah...

a. kehidupan seks wanita telah berakhir pada saat memasuki menopause

b. wanita yg berada di usia menopause dinggap tidak layak dan tidak mampu

melakukan hubungan seks c. tidak ada jawaban yang benar

II. Kuesioner Pernyataan Sikap Suami Tentang Aktifitas Seksual Pada Istri Menopause

Petunjuk Pengisian: Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di

(61)

No Penyataan sikap Sangat

Saling pengertian dapat mengurangi masalah hubungan seksual pada istri menopause

Menopause tidak menyebabkan hasrat saya dan istri untuk berhubungan seksual menurun Istri menopause membuat hubungan saya semakin erat karena kami berdua tidak lagi disibukkan mengurus anak

Menopause tidak menjadi alasan istri saya menolak untuk melakukan hubungan seksual Saya selalu berkomunikasi dengan istri saya dan saya tidak menganggap menopause membuat istri saya tidak berguna lagi

Hubungan seksual pada istri menopause bukan ditinjau dari kuantitasnya, melainkan kualitasnya

Hubungan seksual pada istri menopause semakin meningkat karena saya tidak takut istri saya hamil

Saya tidak akan memaksa istri saya untuk berhubungan seksual,bila istri saya merasa tidak nyaman untuk melakukannya,,dan saya mengerti masalahnya tanpa memandang itu kekurangannya

Hubungan seksual dapat menjaga keharmonisan keluarga dan istri menopause tidak membuat saya mencari alasan untuk berselingkuh.

(62)
(63)
(64)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Efa Nuharta Br Purba

Tempat Tanggal Lahi r : Tigabinanga,14 Juli 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : B. Purba

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : L Br Tarigan

Pekerjaan : Wiraswasta

Jumlah Bersaudara : Anak ke 4 dari 4 bersaudara

Alamat : Jl. Lingkar, Kuala Baru, Tigabinanga

Riwayat Pendidikan :

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi  Data Demografi Suami yang Memiliki Istri
Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi  Pengetahuan Suami tentang Seksual pada Istri

Referensi

Dokumen terkait

d. Seorang pembimbing utama dipilih berdasarkan pertimbangan keahlian dan minat pada bidang kajian yang sesuai dengan bidang minat penelitian mahasiswa... Pembimbing

10 Mahasiswa mendapatkan Constumer segment, Value Proposition, Channels pada proyek dibindang

Untuk Penilaian mahasiswa pada proses belajar mengajar di dalam kelas, evaluasi dilakukan dengan menyebarkan Kuesioner Evaluasi Dosen sekali setiap semester.. Penyebaran

 Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk menggambarkan suatu usaha bisnis

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

adalah bidang usaha yang memiliki keterkaitan dengan bidang ilmu.

133/II/2017 Tanggal 14 Februari 2017 Tentang Pembentukan Tim Pelaksana dan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu, telah

PA/KPA Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I), Kecamatan Peranap Alamat, Kecamatan Peranap mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa