• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan

Infeksi Saluran Kemih

Oleh:

POPY PARAMITHA RTG 070100019

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan

Infeksi Saluran Kemih

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

POPY PARAMITHA RTG 070100019

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih Nama : POPY PARAMITHA RTG

NIM : 070100019

Pembimbing Penguji I

(dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD) (dr.Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes) NIP: 19680525200003 1 001 NIP: 19690609 199903 2 001

Penguji II

(dr.Aliandri, Sp.THT- KL) NIP : 19660309 200012 1 007

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Lebih kurang 35% kaum wanita selama hidupnya pernah menderita infeksi saluran kemih akut dan umur tersering adalah di kelompok umur antara 20 sampai 50 tahun. Angka kejadian bakteriuri pada wanita meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Ini dibuktikan dengan banyaknya temuan yang menunjukkan kelompok wanita yang tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang sudah menikah.

Penelitiaan ini bertujuaan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih. Subjek penelitian ini adalah mahsiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara satmbuk 2007 . Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Subjek diwawancarai dengan menggunakan kuesioner, kemudian data diolah dengan menggunakan SPSS 17.

Dari hasil penelitian diperoleh gambaran pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih berada pada kategori baik (52,5%), sikap pada kategori sedang (56,2%), dan tindakan pada kategori baik (56,3%).

(5)

ABSTRACT

The women suffer acute urine tract infection during their life for less than 35% and it is mostly between the age 20 to 50 years old. The bacterium rate is increased for the women in accordance with the increased of age and the sexual activity. The prevalence during the school period (school girls) increases from 1 % into 5% during the active sexual period. It can be seen from the more findings showing up the unmarried women group with the occurrence rate of urine tract infection compared to those married women.

This research is intended to know the description of knowledge, attitude and action of the students of Faculty of Medicine, North Sumatera University toward the prevention of urine tract infection. The subjects of the research are those students of 2007 Registration Number at Faculty of Medicine, North Sumatera University. The sample is taken using cluster sampling. The subjects are interviewed using the questionnaire. The data is analyzed using SPSS 17.

The results of the research show that the description of knowledge, attitude and action of the students of Faculty of Medicine, North Sumatera University toward the prevention of urine tract infection is categorized good (52.5%), attitude is categorized medium (56,2%) and the action is categorized good (56.3%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD. KGEH selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Syafrizal, Sp.PD selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan KTI ini.

3. Ibu dr.Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes selaku dosen penguji I serta dr.Aliandri, Sp.THT-KL selaku dosen penguji II yang telah bersedia meguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. Drs. H. Paro Iman Ritonga dan Hj. Rosilawaty Siregar selaku orang tua penulis, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan KTI.

5. Seluruh dosen-dosen Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran USU.

6. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu selama perkuliahan.

7. Seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi responden selama penelitian.

8. Seluruh mahasiswi Fakultas Huku m Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi responden selama penelitian.

9. Saudara-saudara penulis, Sry Kartika Ritonga dan Syahdany Rizky

(7)

10.Sahabat-sahabat saya Sholahuddin Adlan, Mita, Mirna, Yan, yang telah memberikan banyak motivasi dan meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang KTI.

11.Teman-teman satu kelompok, Putri, Mahdi, dan Yusuf yang telah banyak memberikan dukungan.

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Medan, Desember 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Infeksi Saluran Kemih ... 3

2.1.1. Defenisi Infeksi Saluran Kemih ... 3

2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih ... 3

2.1.3. Patogenesis dan Sumber Infeksi ... 4

2.1.4. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih ... 6

2.1.5. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih ... 7

2.2. Pengetahuan ... 8

2.2.1. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif ... 8

2.3. Sikap ... 10

2.3.1. Komponen Pokok Sikap ... 11

2.3.2. Berbagai Tingkatan Sikap ... 11

(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 13

3.2. Definisi Operasional dan Variabel ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

4.1. Jenis Penelitian ... 15

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.3.1.Populasi Penelitian ... 15

4.3.2.Sampel Penelitian ... 15

4.4.Metode Pengumpulan Data ... 16

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas ... 16

4.4.2. Etika Penelitian ... 18

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 19

5.1. Hasil Penelitian ... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19

5.1.2. Karakteristik Responden ... 19

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 20

5.2. Pembahasan ... 29

5.2.1. Pengetahuan ... 29

5.2.2. Sikap ...30

5.2.3. Tindakan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judu l Halaman Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jawaban pengetahuan mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih ... 20 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi jawaban pengetahuan mahasiswi

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih ... 21 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan

mahasiswi Fakultas Kedokteran dan mahasiswi

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ... 22 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi jawaban sikap mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih ... 23 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi jawaban sikap mahasiswi

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih ... 24 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan sikap

mahasiswi Fakultas Kedokteran dan mahasiswi

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ... 25 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi jawaban tindakan mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih ... 26 Tabel 5.8 Distribusi frekuensi jawaban tindakan mahasiswi

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih... 27 Tabel 5.9 Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan

Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan mahasiswi

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Informed Consent Lampiran 4 Ethical Clereance

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 6 Master Data

(12)

ABSTRAK

Lebih kurang 35% kaum wanita selama hidupnya pernah menderita infeksi saluran kemih akut dan umur tersering adalah di kelompok umur antara 20 sampai 50 tahun. Angka kejadian bakteriuri pada wanita meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Ini dibuktikan dengan banyaknya temuan yang menunjukkan kelompok wanita yang tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang sudah menikah.

Penelitiaan ini bertujuaan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih. Subjek penelitian ini adalah mahsiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara satmbuk 2007 . Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Subjek diwawancarai dengan menggunakan kuesioner, kemudian data diolah dengan menggunakan SPSS 17.

Dari hasil penelitian diperoleh gambaran pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih berada pada kategori baik (52,5%), sikap pada kategori sedang (56,2%), dan tindakan pada kategori baik (56,3%).

(13)

ABSTRACT

The women suffer acute urine tract infection during their life for less than 35% and it is mostly between the age 20 to 50 years old. The bacterium rate is increased for the women in accordance with the increased of age and the sexual activity. The prevalence during the school period (school girls) increases from 1 % into 5% during the active sexual period. It can be seen from the more findings showing up the unmarried women group with the occurrence rate of urine tract infection compared to those married women.

This research is intended to know the description of knowledge, attitude and action of the students of Faculty of Medicine, North Sumatera University toward the prevention of urine tract infection. The subjects of the research are those students of 2007 Registration Number at Faculty of Medicine, North Sumatera University. The sample is taken using cluster sampling. The subjects are interviewed using the questionnaire. The data is analyzed using SPSS 17.

The results of the research show that the description of knowledge, attitude and action of the students of Faculty of Medicine, North Sumatera University toward the prevention of urine tract infection is categorized good (52.5%), attitude is categorized medium (56,2%) and the action is categorized good (56.3%).

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi saluran kemih dari pria (Sukandar, 2006).

Lebih kurang 35% kaum wanita selama hidupnya pernah menderita infeksi saluran kemih akut dan umur tersering adalah di kelompok umur antara 20 sampai 50 tahun. Angka kejadian bakteriuri pada wanita meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Ini dibuktikan dengan banyaknya temuan yang menunjukkan kelompok wanita yang tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang sudah menikah (Sukandar, 2006). Menurut Journal of Oxford prevalensi infeksi saluran kemih meningkat dari 0,47% pada tahun 2000 menjadi 1,7% pada tahun 2003 (Calbo, 2006).

Tetapi data menunjukkan bahwa kebanyakan kasus-kasus infeksi saluran kemih pada wanita yang belum menikah baik yang berstatus pelajar maupun mahasiswi biasanya disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dicegah. Yang diakibatkan kurangnya pengetahuan dan kelalaian dalam mencegah terjadinya infeksi saluran kemih.

(15)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswi fakultas kedokteran tentang pencegahan infeksi saluran kemih?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utaraterhadap pencegahan infeksi saluran kemih.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi fakultas kedokteran tentang pencegahan infeksi saluran kemih.

2. Untuk mengetahui sikap mahasiswi fakultas kedokteran terhadap pencegahan infeksi saluran kemih.

3. Untuk mengetahui tindakan mahasiswi fakultas kedokteran terhadap pencegahan infeksi saluran kemih

1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Peneliti

Dapat menambah wawasan peneliti tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswi fakultas kedokteran tentang pencegahan infeksi saluran kemih.

2. Untuk Responden

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi saluran kemih.

3. Untuk Ilmu Pengetahuan

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infeksi Saluran Kemih

2.1.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme di dalam urin. Pada kebanyakan kasus, pertumbuhan mikroorganisme lebih dari 100.000 per mililiter sampel urin porsi tengah, yang dikumpulkan secara benar dan bersih, menunjukkan adanya infeksi. Namun, pada beberapa keadaan mungkin tidak didapati bakteriuria yang bermakna meskipun benar-benar infeksi saluran kemih. Terutama pada pasien yang memberikan gejala, sejumlah bakteri yang lebih sedikit (10000-100000 per mililiter urin porsi tengah) sudah menunjukkan adanya infeksi (Stamm, 1999).

2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi dua kategori umum berdasarkan lokasi anatomi, yaitu :

a. Infeksi saluran kemih bawah b. Infeksi saluran kemih atas

Presentasi klinis infeksi saluran kemih bawah tergantung dari gender : a. Perempuan

- Sistisis

Sistisis adalah presentasi klinik infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna.

- Sindrom uretra akut (SUA)

Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistisis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistisis bakterialis.

b. Laki-laki

(17)

Infeksi saluran kemih atas terbagi menjadi 2, yaitu : a. Pielonefritis akut (PNA)

Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri.

b. Pielonefritis kronis (PNK)

Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik (Sukandar, 2006).

2.1.3. Patogenesis dan Sumber Infeksi

Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal berupa saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal. Pada sebagian besar infeksi, bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Kemudian dapat diikuti oleh naiknya bakteri dari kandung kemih yang merupakan jalur umum kebanyakan infeksi parenkim renal (Stamm, 1999).

Introitus vagina dan uretra distal secara normal dialami oleh spesies-spesies difteroid, streptokokus, laktobasilus, dan stafilokokus, tapi tidak dijumpai basil usus gram negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun, pada perempuan yang mudah mengalami sisitis, didapatkan organisme usus gram negatif yang biasa terdapat pada usus besar pada intortius, kulit periuretra, dan uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi bakteriuria.

(18)

Keadaan-keadaan yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih, yaitu : 1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual

Uretra perempuan tampaknya lebih cenderung didiami oleh basil gram negatif, karena letaknya di atas anus, ukurannya pendek (kira-kira 4 cm), dan berakhir dibawah labia. Pijatan uretra, seperti yang terjadi selama hubungan seksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih dan hal yang penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada perempuan muda. Buang air kecil setelah hubungan seksual terbukti menurunkan resiko sistisis, mungkin karena tindakan ini meningkatkan eradikasi bakteri yang masuk selama hubungan seksual.

2. Kehamilan

Kecenderungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kehamilan disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter, dan inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil.

3. Sumbatan

Adanya halangan aliran bebas urin seperti tumor, striktura, batu atau hipertrofi prostat yang menyebabkan hidronefrosis dan peningkatan frekuensi infeksi saluran kemih yang sangat tinggi. Super infeksi pada sumbatan saluran kemih dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang cepat.

4. Disfungsi neurogenik kandung kemih

Gangguan saraf yang bekerja pada kandung kemih, seperti pada jejas korda spinalis, tabes dorsalis, multipel sklerosis, diabetes, atau penyakit lain dapat berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat diawali oleh penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan didukung oleh stasus urin dalam kandung kemih untuk jangka waktu yang lama.

5. Refluks vesikoureteral

(19)

vesikoureteral menyebabkan refluks bakteri dan karena itu terjadilah infeksi saluran kemih.

6. Faktor virulensi bakteri

Faktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu, begitu dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi traktus urinarius. Hampir semua strain E.coli yang menyebabkan pielonefritis pada pasien dengan traktus urinarius normal secara anatomik mempunyai pilus tertentu yang memperantarai perlekatan pada bagian digaktosida dan glikosfingolipid yang ada di uroepitel. Strain yang menimbulkan pielonefritis juga biasanya merupakan penghasil hemolisin, mempunyai aerobaktin dan resisten terhadap kerja bakterisidal dari serum manusia.

7. Faktor genetik

Faktor genetik penjamu mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi urinarius. Jumlah dan tipe reseptor pada sel uroepitel tempat bakteri dapat menempel dan dapat ditentukan, setidaknya sebagian, secara genetik (Stamm, 1999).

2.1.4. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Komplikasi infeksi saluran kemih tergantung dari tipe yaitu infeksi saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated). 1. Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated)

Infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (sistisis) yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disiase) dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.

2. Infeksi saluran kemih berkomplikasi (complicated) - Infeksi saluran kemih selama kehamilan

(20)

2.1.5. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Sebagian kuman yang berbahaya hanya dapat hidup dalam tubuh manusia. Untuk melangsungkan kehidupannya, kuman tersebut harus pindah dari orang yang telah kena infeksi kepada orang sehat yang belum kebal terhadap kuman tersebut. Kuman mempunyai banyak cara atau jalan agar dapat keluar dari orang yang terkena infeksi untuk pindah dan masuk ke dalam seseorang yang sehat. Kalau kita dapat memotong atau membendung jalan ini, kita dapat mencegah penyakit menular. Kadang kita dapat mencegah kuman itu masuk maupun keluar tubuh kita. Kadang kita dapat pula mencegah kuman tersebut pindah ke orang lain (Irianto dan Waluyo, 2004).

Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum, yaitu pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan

pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi. Ketiga tingkatan pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaannya sering dijumpai keadaan tumpang tindih (Noor, 2006).

Beberapa pencegahan infeksi saluran kemih dan mencegah terulang kembali, yaitu:

1. Jangan menunda buang air kecil, sebab menahan buang air seni merupakan sebab terbesar dari infeksi saluran kemih.

2. Perhatikan kebersihan secara baik, misalnya setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rektum.

3. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti, bakteri akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam.

4. Pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan katun dapat memperlancar sirkulasi udara.

5. Hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi ventilasi udara, dan dapat mendorong perkembangbiakan bakteri.

(21)

7. Gunakan air yang mengalir untuk membersihkan diri selesai berkemih.

8. Buang air seni sesudah hubungan kelamin, hal ini membantu menghindari saluran urin dari bakteri (Schoenstadt, 2008).

2.2. Pengetahuan

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam memahami alam dan sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebagai hasil tahu manusia), ilmu, dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Mempunyai objek kajian b. Mempunyai metode pendekatan

c. Bersifat universal (mendapat pendekatan secara umum)

Perjalanan manusia menuju pengetahuan yang sempurna merupakan suatu usaha manusia yang terus-menerus, tidak mengenal lelah, dan pantang mundur selama berabad-abad. Ini disebabkan oleh dua dorongan manusia yang kuat. Pertama ialah usaha manusia untuk memperbaiki hidupnya dengan menaklukkan fenomena alam. Dorongan kedua ialah hasrat manusia untuk mengerti dan menerangkan segala sesuatu di sekelilingnya. Dengan mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman selama perjalanan sejarah, manusia menemukan jalan untuk pendekatan kebenaran.

2.2.1.Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

(22)

know). Untuk belajar, pertama-tama manusia membutuhkan persepsi yang terjadi

melalui pancaindera. Persepsi merupakan keseluruhan proses mulai dari stimulus (rangsangan) yang diterima pancaindera, kemudian stimulus diantar ke otak yang selanjutnya dikode dan diartikan hingga mengakibatkan pengalaman yang disadari. Setelah manusia mengetahui dunia melalui persepsi, kemudian mereka akan bertindak (Maramis, 2006)

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

(23)

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dpat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

2.3. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

(24)

2.3.1. Komponen Pokok Sikap

Sikap memiliki 3 bagian pokok, yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

2.3.2. Berbagai Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tindakan.

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu maslah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

(25)

2.4. Tindakan

Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support). Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4. Adopsi (adoption)

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1.Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2.Definisi Operasional dan Variabel

Pencegahan infeksi saluran kemih ialah segala upaya yang dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih.

a. Pengetahuan adalah kemampuan mahasiswi untuk menjawab pertanyaan mengenai pencegahan infeksi saluran klemih . Pengetahuan diukur melalui kuesioner. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Total skor adalah 10. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 8.

2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-8.

3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4 (Notoatmodjo, 2005).

b. Sikap adalah pandangan mahasiswi terhadap perilaku kebersihan sebagai tindakan pencegahan infeksi saluran kemih. Sikap diukur melalui jawaban kuesioner yang telah diberikan. Tiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban

Mahasiswi Pencegahan ISK

Pengetahuan

Sikap

(27)

salah diberi skor 0. Total skor adalah 10. Penilaian sikap dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 8.

2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-8.

3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4 (Notoatmodjo, 2005).

c. Tindakan merupakan reaksi atau respons mahasiswi yang terbuka terhadap suatu stimulus atau objek. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 sampai 1; dengan kriteria ; jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Total skor adalah 10. Penilaian tindakan dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 8.

2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-8.

(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau suatu fenomena (Arikunto, 2007) dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dengan desain deskriptif dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan dari penelitian, yaitu ingin mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, yang dilaksanakan pada bulan Agustus.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran stambuk 2007 Universitas Sumatera Utara yang telah mendapat kuliah mengenai infeksi saluran kemih pada tanggal yang telah ditetapkan oleh peneliti asumsinya bahwa mereka dianggap lebih tahu terhadap pencegahan infeksi saluran kemih dibanding fakultas lainnya. Dan sebagai kontrol mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4.3.2.Sampel Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster sampling, dimana seluruh mahasiswi fakultas kedokteran stambuk 2007 yang

(29)

mengenai infeksi saluran kemih, selanjutnya kelas akan diacak dan unit sample akan diambil dari kelas yang sudah tertarik.

Sampel penelitian ini berdasarkan rumus :

n =

N

1 + N.(d2)

Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2005)

Dalam hal ini, jumlah mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2007 ialah 269 orang. Sehingga dengan memasukkan angka tersebut ke dalam rumus di atas dengan tingkat kepercayaan d = 0,1, didapatkan jumlah sampel (n) sebesar 73 orang, dan dibulatkan menjadi 80 orang.

4.4.Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah bentuk kuesioner (angket). Jenis kuesioner ini adalah kuesioner tertutup, dimana pertanyaan yang diikuti oleh pilihan-pilihan jawabannya telah disediakan dan disusun oleh peneliti sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal menjawab pertanyaan tersebut dengan membuat silang (X) pada kolom jawaban yang telah disediakan. Alasan peneliti menggunakan kuesioner tersebut karena:

1.Memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawabannya. 2.Lebih praktis dan sistematis.

Adanya keterbatasan waktu dan biaya penelitian.

(30)

mahasiswa Fakultas Kedokteran yang memiliki karakteristik sama dengan sampel. Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam kuesioner dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 0,780 0,902 0,480 0,748 0,722 0,551 0,943 0,902 0,486 0,682 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,773 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sikap p1

p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 0,927 0,509 0,894 0,939 0,892 0,672 0,756 0,805 0,939 0,726 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,783 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Tindakan p1

p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 0,693 0,578 0,658 0,928 0,712 0,896 0,845 0,607 0,566 0,758 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

[image:30.595.126.501.194.692.2]
(31)

4.4.2. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan sebelum pengisian angket akan dilampirkan lembaran persetujuan responden. Dalam angket tersebut nama responden tidak dicantumkan. Angket tersebut berisi tentang pengetahuan mahasiswa terhadap pencegahan infeksi saluran kemih. Hasil penelitian dan jawaban responden tersebut akan digunakan untuk keperluan penelitian. Pengisian angket menggunakan waktu responden kurang lebih 10-15 menit.

4.5.Pengolahan dan Analisis Data

(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses dalam pengambilan data pada penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrument kuesioner yang diisi langsung oleh responden di depan peneliti di wilayah kampus. Hasil dari kuesioner telah dikumpul dan dianalisa sehingga mendapatkan kesimpulan yang menjadi hasil dari penelitian.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan dr. Mansyur No.5 Medan, Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara didirikan pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Kampus Fakultas Kedokteran memiliki lahan seluas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas 100 Ha yang berada di tengahnya.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(33)

5.1.3. Hasil Analisa Data

[image:33.595.134.512.257.619.2]

5.1.3.1.Pengetahuan Mahasiswi terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variable pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

No Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

F % F %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Pengertian infeksi saluran kemih

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan Penyebab infeksi saluran kemih

Cara pencegahan infeksi saluran kemih Pakaian yang baik digunakan dalam upaya pencegahan

Bahan celana dalam yang baik digunakan Waktu yang baik mengganti celana dalam Cara yang baik membersihkan diri selesai berkemih

Sumber air yang baik untuk membasuh pada saat berkemih

Arah yang benar dalam membersihkan diri setelah berkemih 36 70 79 56 71 75 49 67 78 72 45 87,5 98,8 70 88,8 93,8 61,3 83,8 97,5 90 44 10 1 24 9 5 31 13 2 8 55 12,5 1,3 30 11,3 6,3 38,8 16,3 2,5 10

(34)
[image:34.595.138.510.240.597.2]

Data lengkap yang distribusi frekuensi jawaban kuesioner yang didapat pada variable pengetahuan pada mahasiswa Fakultas Hukum dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

No Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

F % F %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Pengertian infeksi saluran kemih

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan Penyebab infeksi saluran kemih

Cara pencegahan infeksi saluran kemih Pakaian yang baik digunakan dalam upaya pencegahan

Bahan celana dalam yang baik digunakan Waktu yang baik mengganti celana dalam Cara yang baik membersihkan diri selesai berkemih

Sumber air yang baik untuk membasuh pada saat berkemih

Arah yang benar dalam membersihkan diri setelah berkemih 24 35 61 56 63 59 55 68 59 59 30 43,8 77,5 70 78,8 73,8 68,8 85 73,8 73,8 56 45 18 24 17 21 25 12 21 21 70 56,3 22,5 30 21,3 26,3 31,3 15 26,3 26,3

(35)

Berdasarkan hasil uji dari setiap pertanyaan responden maka tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dapat dikategorikan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Mahasiswi Hukum Universitas Sumatera Utara terhadap

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Pengetahuan Fakultas Kedokteran Fakultas Hukum

F % F %

Baik 42 52,5 9 11,3

Sedang 37 46,3 63 78,8

Buruk 1 1,3 8 10

Total 80 100 80 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran dengan kategori baik memiliki persentase sebesar 52,5%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang 46,3%, dan 1,3% pada tingkat pengetahuan buruk. Dan pada mahasiswi Fakultas Hukum tingkat pengetahuan dengan kategori baik memiliki persentase sebesar 11,3%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang yaitu 78,8%, dan sebesar 10% pada tingkat pengetahuan buruk.

5.1.3.2.Sikap Mahasiswi terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

(36)
[image:36.595.132.502.177.579.2]

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

No Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

F % F %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Menahan berkemih dapat menyebabkan infeksi saluran kemih

Penggunaan pengharum kewanitaan

Penggunaan toilet duduk lebih baik daripada penggunaan toilet jongkok

Penggunaan tissue untuk membasuh setelah selesai berkemih

Banyak minum air merupakan salah satu upaya pencegahan infeksi saluran kemih Pemakaian celana yang ketat

Mengganti celana dalam sekali dalam sehari Menggunakan air mengalir untuk membasuh setelah berkemih

Menggunakan tissue saja untuk membersihkan diri setelah berkemih

Tidak berkemih di kamar mandi yang kotor 72 64 60 29 69 74 73 77 71 75 90 80 75 36,3 86,3 92,5 91,3 96,3 88,8 93,8 8 16 20 51 11 6 7 3 9 5 10 20 25 63,8 13,8 7,5 8,8 3,8 11,3 6,3

(37)
[image:37.595.129.503.219.618.2]

Data lengkap yang distribusi frekuensi jawaban kuesioner yang didapat pada variable sikap pada mahasiswa Fakultas Hukum dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

No Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

F % F %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Menahan berkemih dapat menyebabkan infeksi saluran kemih

Penggunaan pengharum kewanitaan

Penggunaan toilet duduk lebih baik daripada penggunaan toilet jongkok

Penggunaan tissue untuk membasuh setelah selesai berkemih

Banyak minum air merupakan salah satu upaya pencegahan infeksi saluran kemih Pemakaian celana yang ketat

Mengganti celana dalam sekali dalam sehari Menggunakan air mengalir untuk membasuh setelah berkemih

Menggunakan tissue saja untuk membersihkan diri setelah berkemih

Tidak berkemih di kamar mandi yang kotor 69 55 56 31 70 76 68 71 72 65 86,3 68,8 70 38,8 87,5 95 85 88,8 90 81,3 11 25 24 49 10 4 12 9 8 15 13,8 31,3 30 61,3 12,5 5 15 11,3 10 18,8

(38)
[image:38.595.137.490.257.392.2]

Dari hasil yang didapat dari jawaban responden maka sikap mahasiswi Fakultas Kedokteran dan mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dapat dikategorikan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terhadap

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Sikap Fakultas Kedokteran Fakultas Hukum

F % F %

Baik 35 43,8 31 38,8

Sedang 45 56,2 47 58,8

Buruk 0 0 2 2,5

Total 80 100 80 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa sikap mahasiswi Fakultas Kedokteran dengan kategori baik memiliki persentase sebesar 43,8%, sikap yang dikategorikan sedang yaitu 56,2%, dan tidak ada yang memiliki sikap yang buruk. Dan sikap mahasiswi Fakultas Hukum dengan kategori baik memiliki persentase sebesar 38,8%, sikap yang dikategorikan sedang yaitu 58,8%, dan 2,5% pada kategori buruk.

(39)
[image:39.595.124.504.177.614.2]

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Jawaban Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

No Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

F % F %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Sering menahan berkemih

Tetap berkemih walaupun tidak ada sumber air yang mengalir

Mengganti pembalut 1 kali sehari pada saat mensturasi

Memakai pengaharum kewanitaan Mengganti celana dalam setiap habis mandi

Mengganti celana dalam setiap kotor/bernoda

Lebih suka memakai celana dalam yang bahannya dari katun

Menggunakan tissue setelah membasuh dengan air sehabis berkemih

Menggunakan air yang mengalir untuk membasuh setelah selesai berkemih Arah membasuh selesai berkemih dari belakang ke depan

63 43 77 75 79 74 73 50 73 68 78,8 53,8 96,3 93,8 98,8 92,5 91,3 62,5 91,3 85 17 37 3 5 1 6 7 30 7 12 21,3 43,3 3,8 6,3 1,3 7,5 8,8 37,5 8,8 15

(40)
[image:40.595.124.505.219.664.2]

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel tindakan dapan dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8.

Distribusi Frekuensi Jawaban Tindakan Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

No Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

F % F %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Sering menahan berkemih

Tetap berkemih walaupun tidak ada sumber air yang mengalir

Mengganti pembalut 1 kali sehari pada saat mensturasi

Memakai pengaharum kewanitaan Mengganti celana dalam setiap habis mandi

Mengganti celana dalam setiap kotor/bernoda

Lebih suka memakai celana dalam yang bahannya dari katun

Menggunakan tissue setelah membasuh dengan air sehabis berkemih

Menggunakan air yang mengalir untuk membasuh setelah selesai berkemih Arah membasuh selesai berkemih dari belakang ke depan

61 45 74 66 80 72 52 33 71 56 76,3 56,3 92,5 82,5 100 90 65 41,3 88,8 70 19 35 6 14 0 8 28 47 9 24 23,8 43,8 7,5 17,5 0 90 35 58,8 11,3 30

(41)

Penilaian tindakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang dan buruk. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 8-10 pertanyaan tindakan dengan benar sedangkan responden bertindakan sedang bila menjawab 4-7 pertanyaan tindakan dengan benar dan dikatakan buruk apabila menjawab pertanyaan lebih kecil sama dengan 3 dari pertanyaan tindakan dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dapat dikategorikan pada tabel 5.9.

Tabel 5.9.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Tindakan Fakultas Kedokteran Fakultas Hukum

F % F %

Baik 45 56,3 24 30

Sedang 35 43,8 54 67,5

Buruk 0 0 2 2,5

Total 80 100 80 100

(42)

5.2. Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (Notoatmodjo, 2007).

Dari data yang telah didapat maka diperoleh hasil pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran kategori baik (52,5%), sedang (46,3%), dan buruk (1,3%), sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum kategori baik (11,3%), sedang (78,8%), dan buruk (10%).

Apabila ditinjau dari setiap item jawaban mahasiswi, terlihat bahwa pengetahuan mahsiswi Fakultas Kedokteran jauh lebih baik dibandingkan mahasiswi Fakultas Hukum. Hal ini dapat dilihat dari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan khusus di bidang kedokteran.

Hasil jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan mengenai infeksi saluran kemih dapat kita lihat seperti pada pertanyaan nomor 3 mengenai penyebab infeksi saluran kemih, hampir seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran yang menjawab dengan benar sebanyak 79 (98,8%), sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum yang menjawab benar sebanyak 61 (77,5%). Begitu juga dengan pertanyaan nomor 9 tentang sumber air yang baik untuk membasuh pada saat berkemih, yang sebenarnya pertanyaan ini tidak harus dididapat pada pendidikan formal, mahasiswi Fakultas Kedokteran yang menjawab benar sebanyak 78 (97,5%), sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum yang menjawab benar hanya 59 (73,8%).

(43)

5.2.2. Sikap

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoatmodjo, 2007).

Dalam penelitian sikap, pengukuran dilakukan dengan menggunakan angket yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap pencegahan infeksi saluran kemih.

Secara umum, dari hasil yang diperoleh sikap mahasiswi Fakultas Kedokteran pada kategori baik (43,8%), sedang (56,2%), dan tidak memiliki kategori yang buruk. Sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum yang kategori baik (38,8%), sedang (58,8%), dan buruk (2,5%).

Apabila ditinjau dari jawaban setiap item pertanyaan, sikap mahasiswi Fakultas Kedokteran tidak jauh berbeda dengan mahasiswi Fakultas Hukum, yaitu pada kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden dari masing-masing pertanyaan yang diberikan, seperti pada pertanyaan nomor 8 mengenai penggunaan air mengalir untuk membasuh setelah berkemih, mahasiswi Fakultas Kedokteran yang menjawab benar 77 (96,3%) sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum yang menjawab benar 71 (88,8%). Pertanyaan nomor 7 tentang mengganti celana dalam sekali sehari, mahasiswi Fakultas Kedokteran yang menjawab benar 74 (92,5%) sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum yang menjawab benar 76 (95%).

(44)

5.2.3. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Secara umum, tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran terhadap pencegahan infeksi saluran kemih pada kategori baik (56,3%), sedang (43,8%), dan tidak ada pada kategori buruk. Sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum pada kategori baik (30%), sedang (67,5%), dan buruk (2,5%).

Apabila ditinjau dari setiap item jawaban dari pertanyaan-pertanyaanyang diberikan, tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran berbeda dengan mahasiswi Fakultas Hukum. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden terhadap pertanyaan yang diberikan, seperti pada nomor 4 mengenai pemakaian pengharum kewanitaan, mahasiswi Fakultas Kedokteran yang menjawab benar sebanyak 75 (93,8%), sedangkan pada mahasiswi Fakultas Hukum yang menjawab benar sebanyak 66 (82,5%). Pertanyaaan nomor 7 tentang lebih menyukai celana dalam yang bahannya dari katun, mahasiswi Fakultas Kedokteran yang menjawab benar sebanyak 73 (91,3%) sedangkan mahasiswi Fakultas Hukum yang menjawab benar sebanyak 52 (65%).

(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu :

a. Pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 42 responden (52,5%), sedangkan pada kategori sedang sebanyak 37 responden (46,3%), dan pada kategori buruk sebanyak 1 responden (1,3%).

b. Sikap mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih berada pada kategori sedang, yaitu 45 responden (56,2%), pada kategori baik sebanyak 35 responden (43,8%), dan tidak ditemui pada kategori buruk.

c. Tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap pencegahan infeksi saluran kemih berada pada kategori baik, yaitu 45 responden (56,3%), pada kategori sedang sebanyak 35 responden (43,7%), dan tidak didapati responden dengan kategori buruk.

6.2. Saran

a. Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara supaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakannya mengenai pencegahan infeksi saluran kemih.

(46)

DAFRTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Dahlan, Sopiyudin M, 2008. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian

Bidang Kedokteran dan Kesehatan ed. Jakarta : Sagung Seto.

Garcia, 2006. Risk factors for community-onset urinary tract infections due to Escherichia coli harbouring extended-spectrum ß-lactamases. Available

from: February 2010].

Irianto, Kus, and Waluyo, Kusno, 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama Widya, 286.

Isselbacher, Kurt J, Braunwald, Eugene, Wilson, Jean D, Martin, Joseph B, Fauci, Anthony S, 1999. Infeksi Saluran Kemih dan Pielonefritis. In : Stamm, Walter E, ed. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam ed. Volume 2. Jakarta : EGC, 616-623.

Maramis, Willy F, 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press, 15; 35.

Noor, Nur Narsy, 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : Rineka Cipta, 39-40; 82-83.

(47)

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta, 133-151.

O’Callaghan, C.A, 2006. Infeksi Saluran Kemih. In : Safitri, Amalia, ed. At a

Glance Sistem Ginjal ed. Jakarta : Erlangga, 102-103.

Satroasmoro, Sudigdo, and Ismael, Sofyan, 2008. Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. ed. Jakarta : Sagung Seto.

Schoenstadt, Arthur, 2008. Urinary Tract Infection Prevention. Available from : http://www.honafrica.org [ Accessed 27 March 2010].

Gambar

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.4.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kekerasan verbal yang dialami anak akan berdampak secara holistik yaitu dampak psikis yang dirasakan oleh korban antara lain berkeringat, jantung berdetak

Mad Shilah Qashirah adalah apabila ada kata ganti (ha’ dlomir) yang didahului dengan huruf yang berharakat ( ̶ )/ ( ̶ )... Mad

1) Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia

Pencemaran tanah tidak jauh berbeda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, sehinngga sumber pencemar udara dan sumber

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

[r]

Kendal PELELANGAN UMUM E-PROCUREMENT Setda Kabupaten Kendal 3 Sewa Gedung/kantor/tempat Rp 121.253.400,- APBD Kab.. Kendal PENUNJUKAN LANGSUNG

Dalam hal ini perlu dilakukan upaya untuk manyakinkan masyarakat tentang partisipasi dalam pembangunan yang sangat memerlukan adanya komunikasi antara pemerintah dengan