• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL MUSIK TRADISIONAL CINA PADA IBADAH GEREJA BETHEL HOUSE OF SACRIFICE MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL MUSIK TRADISIONAL CINA PADA IBADAH GEREJA BETHEL HOUSE OF SACRIFICE MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL MUSIK TRADISIONAL CINA PADA IBADAH GEREJA BETHEL HOUSE OF SACRIFICE MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:

ROHANI KRISTIANI DAMANIK NIM.2102142008

JURUSAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Rohani Kristiani Damanik. NIM 2102142008. Skripsi. Bentuk Penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina Pada Ibadah Gereja Bethel House Of Sacrifice Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini membahas tentang bentuk penyajian ansambel musik tradisional Cina pada ibadah Gereja Bethel House Of Sacrifice Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pertunjukan pada ibadah gereja bethel House Of Sacrifice Medan dan juga diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi peneliti, ataupun pembaca nantinya.

Kerangka teoritis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Pengertian Penyajian, Bentuk penyajian, Pengertian Alat Musik, Pengertian ansambel, Pengertian musik, Pengertian musik tradisional, Pengertian Guzheng, Pengertian musik Gerejawi, dan Sejarah gereja House of Sacrifice sehingga dapat disimpulkan bahwa musik merupakan suatu hal yang berkembang searah kehidupan sepanjang sejarah peradaban manusia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di House Of Sacrifice Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Juni-Agustus 2016. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah 5 orang musisi tradisional. Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini Observasi lapangan, Wawancara, Visual dan Studi Kepustakaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa alat musik tradisional Guzheng memiliki 21 senar dan untuk mengetahui bentuk penyajian asnsambel musik tradisional Cina pada lagu-lagu yang dibawakan ke seluruh jemaat yang ada digereja tersebut, Untuk mengetahui instrument pengiring alat musik tradisional Cina, dan mengetahui tanggapan jemaat terhadap alat musik tradisional tersebut.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

Rahmat dan BerkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul ”Bentuk Penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina Pada Ibadah Gereja

Bethel House Of Sacrifice Medan”.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak baik dari segi moril dan materil. penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan

datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai

kesulitan. Namun, berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Di sini penulis dengan segala

kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS

Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Pulumun P. Ginting, Sn., M.Sn selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Seni Musik Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan.

5. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi I dan Bapak Dr.

Pulumun P. Ginting, Sn., M.Sn selaku Pembimbing Skripsi II yang selalu

sabar dan rendah hati dalam membimbing penulis serta memberikan arahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unimed yang telah

banyak memberikan sumbangan ilmunya selama perkuliahan.

7. Terimakasih saya ucapkan kepada Johanes Parhusip selaku Kepala

(8)

iii

8. Teristimewa kepada kedua Orang Tua saya tercinta dan terhebat di dunia

(Alm. Janner Damanik dan Mariettha Saragih, yang telah banyak memberikan

moral maupun materil kepada saya sampai dengan selesainya studi ini dengan

baik.

9. Kakak saya tercinta Rossi Emma Tahapari Damanik, S.Th, Dedek Marini

Damanik, Abang saya tercinta Doddy Barklay Damanik, Adik saya tercinta

Lumban Raja Hamonangan Damanik yang telah banyak membantu saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Terkasih Jan Benedict SM Parlindungan Saragi yang telah memberikan doa,

motivasi dan telah membantu saya berjuang menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan Seni Musik 2010.

12. Sahabat-sahabat terbaik seluruh musisi Gereja Bethel House of Sacrifice

Medan, yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi penulis untuk

mengembangkan kemampuan.

13. Teman-teman yang tak bisa disebutkan satu persatu untuk kesetiaan waktu,

tempat dan semangat, terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan

skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca

pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Medan, September 2016

Penulis

(9)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK………..i

KATA PENGANTAR……….iii

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah ...1

A. Identifikasi Masalah ...7

B. Pembatasan Masalah ...8

C. Rumusan Masalah ...9

D. Tujuan Penelitian ...10

E. Manfaat Penelitian ...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis ...10

1. Pengertian Minat Remaja ...9

2. Bentuk Penyajian ...14

3. Pengertian Alat Musik ...15

4. Pengertian Ansambel ……… 5. Pengertian Musik ...16

6. Pengertian Musik Tradisional………...20

7. Pengertian Musik...1 15

(10)

iv

8. Musik Punk...16

B. Kerangka Konseptual ...18

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...19

B. Populasi dan Sampel ...19

1. Pengertian populasi ...19

2. Pengertian Sampel ...19

C. Teknik Pengumpulan Data ...20

1. Studi Pustaka ...20

2. Observasi ...21

3. Angket/Kuisioner ...23

4. Dokumentasi ...23

D. Teknik Pengolahan Data ...23

E. Teknik Analisis Data ...24

F. Analisis Kolerasi ...26

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Minat Remaja di Kota Kisaran Kecamatan Kisaran Timur Terhadap Musik……….………27

B. Uji Kualitatif Minat Remaja dan Musik Punk di Kota Kisaran Kecamatan Kisaran Timur……….………...28

 Data Kualitatif Musik Punk...31

 Hubungan Antara Minat Remaja Terhadap Musik Punk...32

(11)

iv

C. Analisis Hubungan Antara Minat Remaja Terhadap Musik Punk di Kota

Kisaran Kecamatan Kisaran Timur Dengan Rumus Product

Moment...34

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...36

B. Saran...37

Daftar Pustaka ...38

Lampiran...

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kebudayaan adalah produk dari hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh

sekelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas kegiatan yang mempunyai

tujuan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Setiap negara yang ada di dunia

pasti memiliki kebudayaan yang khas. Kebudayaan merupakan suatu aset

terpenting yang dimiliki negara Indonesia untuk memperkenalkan keseluruh dunia

bahwa Indonesia kaya akan kebudayaan. Kebudayaan itu menjadi salah satu

pembentukan dan pembagian integral yang tidak terpisahkan dari kebudayaan

Indonesia sekarang ini.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kesenian serta

kebudayaan tradisional yang beranekaragam. Setiap suku bangsa memiliki

kekhasan budaya yang membedakan jati diri mereka dengan suku bangsa yang

lain. Kebudayaan merupakan kebiasaan yang dilakukan berdasarkan hasil olah

budipekerti dan akal manusia. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan

Koentjaraningrat (Widyosiswoyo, 2004:31), bahwa kebudayaan adalah

“Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar

serta keseluruhan dari hasil budipekerti”.

Sebagai unsur kebudayaan, kesenian mengalami perkembangan berdasarkan

tempat atau lokasi, diantaranya adalah kesenian rakyat. Kesenian rakyat

(13)

2

tradisional atau kesenian daerah (Widyosiswoyo, 2004:78). Kesenian tradisional

mengandung sifat dan ciri-ciri yang khas dari masyarakat pendukungnya, karena

tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tradisional tiap-tiap daerah.

Oleh karenanya kesenian tradisional akan tetap hidup selama masih ada

masyarakat pendukungnya atau masih ada yang memelihara atau

mengembangkannya. 2 Hal ini juga dijelaskan dalam penjelasan pasal 32

(Undang- Undang Dasar 1945, 2008:48 ) bahwa: „‟Kebudayaan bangsa ialah

kebudayaan yang timbul sebagai usaha budidaya rakyat Indonesia seluruhnya.

Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di

daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha

kebudayaan hampir menuju kearah kemajuan adat, budaya, dan persatuan, dengan

tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat

memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri , serta

mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia‟‟.

Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam bentuk

bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi,irama dan tempo. Musik juga

merupakan perwujudan dari rasa emosional atau ekspresi manusia. Sebagai bagian

dari salah satu kesenian, musik memiliki fungsi sosial yang secara umum dapat

ditemukan disetiap kebudayaan suku bangsa diseluruh Indonesia. Musik yang

merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia dapat dilihat pada acara-acara

seperti mengiringi perayaan-perayaan hari besar, mengiringi ritual ibadah, ritual

(14)

3

Musik tradisional merupakan salah satu unsur budaya yang penting. Musik

merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu hal yang akan dan telah terjadi

dalam kebudayaan itu sendiri. Berbagai macam kegunaan alat musik tradisional

yang dimiliki oleh etnik-etnik yang ada di Indonesia, dapat kita ketahui bahwa

secara umum alat musik tradisional terdiri dari alat musik pukul, alat musik tiup,

alat musik gesek dan alat musik petik.

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak etnik khususnya Sumatera

Utara adalah salah satu provinsi yang mempunyai banyak etnik seperti Melayu,

Toba, Mandailing, Karo, Simalungun, Pak-Pak Dairi, Angkola dan Nias, namun

ada juga etnik yang berasal dari luar Sumatera Utara yang menetap di Sumatera

Utara diantaranya Jawa, Padang, Aceh, India, Cina/Tionghoa.

Masyarakat Cina yang ada di Sumatera Utara, berbaur dengan masyarakat

setempat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perayaan acara nasional (17 agustus),

perayaan agama (natal, imlek), dan beberapa acara pertujukan musik. Etnik China

yang ada dikota Medan merupakan masyarakat yang berimigrasi dari daerah

asalnya. Mereka berimigrasi dengan membawa segala bentuk budaya dan

kesenian yang merupakan warisan nenek moyang, budaya ini telah berjalan secara

turun-temurun dan dilaksanakan dengan ketentuan yang telah berlaku bagi mereka

untuk melaksanakan adat tersebut.

Musik tradisional Cina selalu dipertunjukkan pada acara pernikahan, ritual

keagamaan, ritual upacara kematian, dan perayaan-perayaan hari besar misalnya

Cap Go Meh. Alat musik tradisional cina yang dipergunakan pada acara tersebut

(15)

4

Pada saat ini keberadaaan instrument tradisional Cina terancam punah, hal

ini disebabkan masyarakat lebih memilih instrument barat untuk dimainkan pada

upacara adat mereka sehingga alat musik tradisional Cina dianggap sebagai

pelengkap alat musik barat. Penyebab lainnya adalah orang Cina/Tionghoa yang

sudah menjadi makmur (kaya) sering membuat acara adat dalam bentuk modern

misalnya, dengan mendatangkan alat musik, band dan artis ternama. Mereka

membawa estetis kosmopolitan yang ada kalanya melawan estetis tradisinya,

tanpa menggunakan alat musik tradisional Cina. Pesta pernikahan yang

seharusnya sakral dengan menggunakan alat musik tradisional Cina menjadi pesta

pernikahan yang tidak mempunyai kesakralan. Karena bagi mereka pesta

pernikahan yang lengkap karena adanya keyboard atau alat tiup yang memainkan

lagu pop barat dan lagu-lagu lainnya.

Begitu juga perkembangan musik gereja dalam agama kristen dari waktu ke

waktu semakin lama semakin berkembang. Awalnya musik digunakan digereja

ortodoks dan khatolik musik gereja ini menggunakan modus-modus dorian,

frigian, lydian, miksolidian, eolian dan ionian, yang berkharakter kuat

menggunakan melodi. Modus-modus musik gereja ini bertumpu pada masa

yunani dan romawi sebagai sumber kebudayaan barat. Didalam gereja-gereja

protestan unsur-unsur musik Eropa juga muncul dalam teori dan praktiknya

demikian juga yang terjadi didalam aliran kharismatik, khususnya di Gereja

Bethel Indonesia.

Perkembangan budaya musik yang mendunia di era globalisasi ini, bukan

(16)

5

musik juga mengalami perkembangan dan pemungsian dalam

masyarakat-masyarakat baru. Demikian juga musik agama atau musik religi. Jika di dalam

agama Islam terdapat musik yang genrenya nasyid, maka musik ini menyebar ke

seluruh Dunia Islam. Demikian juga musik zapin, musik padang pasir, hadrah,

kasidah, dan lainnya. Begitu juga agama Hindu dari India menggunakan

elemen-elemen musik India dan tradisi Kitab Weda. Unsur-unsur ini kemudian ada yang

menyebar seiring dengan kedatangan orang-orang Hindu dari India ke berbagai

tempat. Begitu juga elemen musik Bali digunakan dalam ritus-ritus agama Hindu

(Dharma Bali) di berbagai pura di tempat merantau orang-orang Bali yang

beragama Hindu. Begitupun juga perkembangan musik gereja dalam agama

Kristen dari waktu ke waktu semakin lama semakin berkembang fungsi dan

strukturnya. Awalnya musik digunakan di Gereja Ortodoks dan Katholik. Musik

dalam gereja ini menggunakan modus-modus seperti dorian, frigian, lidian,

miksolidian, eolian, dan ionian, yang berkarakter kuat menggunakan melodi.

Modus-modus musik gereja ini bertumpu kepada masa Yunani dan Romaqi

sebagai sumber kebudayaan Barat. Sementara musik-musik Gereja Ortodoks

seperti di Eropa Timur dan Koptik seperti di Timur Tengah menggunakan

modus-modus musik setempat.Kemudian selepas itu, muncullah Protestan sebagai

gerakan reformasi karena berbagai “kesalahan” dalam praktik agama Kristen

Katholik. Pada masa Protestan ini berkembang, maka tradisi musik di Eropa

terutama yang berbentuk koor (choir) dan berasas kepada harmoni, begitu

berkembang pesat. Di dalam Gereja Protestan unsur-unsur musik Eropa juga

(17)

6

kharismatik, khususnya di Gereja Bethel Indonesia. Setelah era reformasi gereja

yang digerakkan oleh Marthin Luther King dalam agama Kristen Protestan

munculah aliran-aliran seperti Pietisme, Anglikan, Revival,dan Karismatik.

Sebahagian besar perkembangan musik dalam aliran-aliran gereja tersebut banyak

dipengaruhi oleh orang-orang Barat, yang berlatar belakang peradaban Barat.

Persebaran atau difusi musik religi, selain bersumber kepada ajaran-ajaran agama

yang bertumpukan kepada kitab suci juga membawa kebudayaan-kebudayaan

darimana agama tersebut dikembangkan. Dalam konteks persebaran agama

Kristen ke seluruh dunia, selain ajaran-ajaran Kristen yang tertuang dalam Kitab

Suci Injil, juga para penyiar agamanya (misionaris) membawa

kebudayaan-kebudayaan seperti Timur Tengah, Eropa, maupun Amerika. Demikian pula yang

terjadi dalam Gereja Bethel Indonesia.

Gereja Bethel Indonesia (GBI) merupakan salah satu organisasi keagamaan

dan telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang. GBI didirikan oleh

Pendeta (Pdt.)H.L Senduk beserta rekan-rekannya pada tanggal 6 Oktober 1970

diwilayah Suka bumi Jawa Barat. Kemudian gereja ini diakui pemerintah secara

resmi melalui surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 41

pada tanggal 9 Desember 1972 di kota Jakarta dan pada bulan mei tahun 2016

yang lalu berganti nama dengan Gereja Bethel House of Sacrifice yang terletak di

jalan Jamin Ginting km 11,5 Simpang Selayang Medan dan sekarang memiliki

jemaat sebanyak lebih dari 40.000 orang.

Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah salah satu dari denominasi gereja

(18)

7

Ibrani yaitu : la-tyb Beyth-„El atau yang sering dikenal dengan istilah “Bethel”

yang berarti “House of God” dalam bahasa Indonesia yang berarti “Rumah Tuhan”. Gereja ini mempunyai ciri khas dengan Pujian dan Penyembahan untuk

mendukung seluruh visi gereja yaitu “Memulihkan pondok Daud yang telah

roboh” dan melakukan penginjilan untuk memenangkan jiwa

sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan hal diatas, penulis ingin membuat penelitian yang membahas

tentang bentuk penyajian ansambel musik tradisional cina dengan judul : “Bentuk

Penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina pada Ibadah Gereja Bethel House of

Sacrifice Medan”.

B.Identifikasi Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dalam penelitian ini, dan karena

keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan penulis, maka peneliti membatasi

masalah untuk mempermudah memecahkan masalah yang dihadapi dalam

penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi

(2004:30) yang mengatakan bahwa :

“Dalam merumuskan ataupun membatasi pemasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perllu hati hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dandirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian

sebagai berikut:

(19)

8

2. Bagaimana bentuk penyajian ansambel musik tradisional Cina pada pada

ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

3. Instrument apa sajakah yang digunakan dalam mengiringi ibadah di Gereja

Bethel House of Sacrifice Medan?

4. Bagaimana teknik bermain Ansambel Musik Tradisional Cina pada ibadah di

Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

5. Bagaimana tanggapan jemaat terhadap penyajian Ansambel musik

Tradisional Cina pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

C.Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti,

maka agar penelitian itu lebih terarah pada tujuan yang diharapkan, dalam hal ini

penelitian mengadakan pembatasan masalah yang akan dihadapi dalam penelitian

ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2006:30) yang

mengatakan bahwa:

“Dalam merumuskan ataupun membatasi pemasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Instrument apa sajakah yang digunakan dalam mengiringi ibadah di Gereja

(20)

9

2. Bagaimana bentuk penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina pada ibadah

di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

3. Bagaimana teknik bermain Ansambel Musik Tradisional Cina pada ibadah di

Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

4. Bagaimana tanggapan jemaat terhadap penyajian Ansambel Musik

Tradisional pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang

hendak dilakukan. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk

menemukan jawaban pertanyaannya, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik

sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.

Berdasarkan uraian diatas hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani

(2005:14), yang menyatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan jabatan detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabatan fokus penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut

“Bagaimana Bentuk Penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina pada Ibadah di

(21)

10 E.Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan selalu mengarah kepada tujuan yang merupakan suatu

keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan

jawaban atas pertanyaan dari penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai penulis

adalah:

1. Untuk mengetahui instrument apa sajakah yang digunakan dalam mengiringi

ibadah Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian ansambel musik tradisional

Cina pada ibadah Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

3. Untuk mengetahui bagaimana teknik bermain ansambel musik tradisional

Cina pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan ?

4. Untuk mengetahui tanggapan jemaat terhadap penyajian ansambel musik

tradisional Cina pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

F.Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Salah satu informasi musik tradisional Cina sebagai bagian dari kebudayaan

luar Indonesia bagi Jurusan Sendratasik UNIMED.

2. Sebagai bentuk pelestarian alat musik tradisional Cina yang tidak dikenal

(22)

11

3. Sebagai salah satu motivasi bagi generasi-generasi penerus yang ingin

melestarikan alat musik tradisional Cina pada ibadah gereja bethel House of

Sacrifice.

4. Sebagai informasi dan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan

tentang ansambel musik tradisional Cina dan menambah keterampilan

penelitian.

5. Sebagai bahan acuan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya yang

(23)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada sebelumnya, dapat ditarik

beberapa kesimpulan seebagai berikut:

1. Guzheng yang berarti dari dinasti Chin (221-206 SM) dan mengalami masa

keemasan di era dinasti Tang (618-907 SM), dimana alat musik Guzheng

hanya dimainkan oleh para bangsawan dan diperdengarkan kepda para

raja-raja pada zaman dahulu. Kemudian alat musik Guzheng pada zaman dinasti

Qin dan Han jumlah senarnya bertambah menjadi 12 senar, pada zaman

dinasti Ming dan Qing jumlah senarnya bertambah lagi menjadi 14-16 senar.

Standarnya alat musik Guzheng yang digunakan sejak tahun 1970 hingga saat

ini terdiri dari 21 senar.

2. Keberadaan alat musik Tradisional Cina Guzheng belum hanya diketahui oleh

masyarakat luas akan tetapi alat musik ini akan tetap dilestarikan,

diperkenalkan, dikembangkan dan dipopulerkan sebagai alat musik

tradisional Cina khususnya kepada masyarakat Cina/ Tionghoa maupun

masyarakat pribumi yang ada di Kota Medan.

3. Alat musik Guzheng dapat diiringi dengan alat musik apa saja seperti alat

musik piano, gendang dan alat musik lainnya, akan tetapi alat musik ini lebih

(24)

55

4. Bentuk pertunjukan alat musik Tradisional Guzheng ini tampil dengan

membawakan dua lagu yang dibawakan dengan berbagai gerak yang dapat

mengekspresikan dalam pertunjukan dan kemampuan yang mereka miliki

yang telah menguasai alat musik Guzheng tidak tampil individu akan tetapi

berkelompok. Biasanya dalam menampilkan alat musik Guzheng mereka

terdiri dari 5 sampai 8 orang.

5. Tanggapan jemaat dan pengerja terhadap pertunjukan tersebut adalah positif

dalam arti tidak mengganggu para jemaat yang sebagian besar pribumi dari

berbagai suku.

B. Saran

Dari beberapa hasil penelitian dan pembahasan, maka diajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Departemen musik yang bernaung dibawah Gereja

Bethel Indonesia House of Sacrifice untuk mempertahankan alat musik

tradisional Cina yaitu Guzheng agar tidak tersaingi dengan alat musik

tradisional lainnya yang saat ini semakin banyak.

2. Diharapkan kepada Departemen musik yang bernaung dibawah Gereja

Bethel Indonesia House of Sacrifice semakin sering tampil dan mengisi

acara-acara yang ada di Kota Medan maupun diluar Kota Medan Sebagai

jalan untuk memperkenalkan alat musik Guzheng ke masyarakat.

3. Diharapkan kepada Departemen musik yang bernaung dibawah Gereja

(25)

56

musisi gereja dan musisi tradisional dalam membangun dan

mengembangkan dan ikut melestarikan alat musik Guzheng di Kota Medan.

4. Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman

(26)

Daftar Pustaka

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.

Subagyo, B. Andreas, 2001. Pengantar Riset kuantitatif & kualitatif, Bandung;

Kartini. Sembiring. 2008. Keberadaan alat musik tradisional Cina pada upacara keagamaan Dewa Quin pada masyarakat tionghoa di Wihara Raksa Medan. Medan : skripsi.USU

Choid, Nabarko (2005) metodologi penelitian. Jakarta ; Bumi Aksara

Arikunto, suharsini, 2002, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Purba, kenan dan J. D. Poerba. (1995). Sejarah Cina Jakarta : Bina Budaya

http://id.wikipedi.org/wiki/alat_musik

http://id.wikipedi.org/wiki/guzheng

http://tano_medan.blogspot.com/2012/08/guzheng_dalam_masyarakat cina.html

Sumarjo, Jakob.2000. Filsafat Seni. Bandung : Penerbit ITB

Surya dinata, Leo. 1999. Etnis Tionghoa dan pembangunan Bangsa Jakarta : pustaka2 P3ES

Mauly dan Jalaludin Rahmat. 2006. Komunitas antar budaya : Panduan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya.bandung : Remaja Rosda karya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan musik mamözi göndra, bentuk penyajian musik mamözi göndra, fungsi musik mamözi göndra dan instrumen

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana bentuk penyajian dan bentuk musik serta ciri khas gondang Batak Arang-arang Dairi sebagai musik pengiring tor-tor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus pada acara ibadah minggu, Instrumen yang digunakan dalam musik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bentuk Penyajian Ansambel Gondang Sabangunan di desa Partor Janji Matogu, dan Ansambel Gondang Sabangunan dalam upacara

Kata Kunci : Fungsi, Bentuk Penyajian Instrumen, Karungut ... Bentuk penyajian musik.. Penelitian yang dilakukan oleh Argo Binantoro angkatan 2010 mahasiswa Pendidikan Seni

Dari ketiga penelitian tersebut skripsi ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dan mendukung dalam hal Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Tradisional Badendo Suku

Gereja GBI menganut konsep tata ibadah yang pada umumnya sama dengan gereja beraliran kharismatik lainnya dalam hal penggunaan ansambel musik barat seperti

Dari hasil penelitian, telah ditemukan tentang: 1 bentuk penyajian Gendang Beleq Gutur Tlu adalah bentuk musik orkestra tari menggunakan berbagai alat musik tradisional dan meliputi