• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARANNHT DAN JIGSAW DILENGKAPI LKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARANNHT DAN JIGSAW DILENGKAPI LKS."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIAJAR DENGAN MODEL

PEMBELAJARANNHT DAN JIGSAW DILENGKAPI LKS

Oleh

Siska Ranti NIM 4122131027

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIAJAR DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN NHT DAN JIGSAW DILENGKAPI LKS Siska Ranti (NIM 4122131027)

ABSTRAK

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Diajar dengan Model Pembelajaran NHT dan Jigsaw Dilengkapi LKS”.

Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Hafni Indriati

Nasution, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan, pengarahan, saran motivasi dan waktunya kepada penulis sejak awal

perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si,

Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Ibu Dr. Destria Roza, M.Si sebagai dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi

ini.Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama

perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sahono,

S.PdI selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Perbaungan, Ibu Murnihayati Purba,

S.Pd selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang telah

banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada

sosok yang takkan lekang dari kalbu, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi,

sosok yang rela berkorban demi kebahagiaan penulis dan selalu mendoakan

penulis disetiap sujudnya, yakni ayahanda tersayang Maizal Efeni dan ibunda

tersayang Aideni. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Adinda Lindo

Fernando yang selalu memberikan motivasi dan do’anya untuk kelancaran

(5)

v

penulis yang telah memberikan do’a dan dukungannya baik moril maupun materil Ntepa, Deden, Makdang dan Mektek.

Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni

mahasiswa Pendidikan Kimia Dik C 2012, teristimewah untuk sahabat-sahabat

terbaik penulis Rinna, Rafika, Rafidah dan Noviarta. Terimakasih juga penulis

sampaikan kepada keluarga besar Griya Pendopo Putri Muslimat, dek Nisa, Kak

Aini dan buat Ibu Lipa yang dan memberikan motivasi yang tiada henti dan

mendoakan penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,

susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, September 2016

Penulis

Siska Ranti

(6)
(7)

vii

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 37

4.3. Uji Persyaratan Analisa Data 38

4.3.1. Uji Normalitas Data 39

4.3.2. Uji Homogenitas Data 39

4.4. Uji Hipotesis 40

4.5. Peningkatan Hasil Belajar 41

(8)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 44

5.2. Saran 44

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Alir Model Pembelajaran NHT 12

2.2. Dinamika Pembagian Kelompok dalam Pembelajaran Jigsaw 14

3.1. Skema Alur Penelitian 32

(10)

x

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif 9

2.2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 10

3.1. Matriks Rancangan Penelitian 30

4.2.1. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varian Pretes-Posttest 38

4.3.1. Uji Normalitas Data Sampel 39

4.3.2. Uji Homogenitas Data 40

4.4. Uji Hipotesis Penelitian 40

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

Lampiran 1. Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Siswa 48

Lampiran 2. Silabus Mata Pelajaran Kimia 50

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 52

Lampiran 4a. Kisi- Kisi Soal (Sebelum Divalidasi) 70

Lampiran 4a. Kisi- Kisi Soal (Setelah Divalidasi) 71

Lampiran 5a. Instrumen Tes (Soal Sebelum Divalidasi) 72

Lampiran 5b. Instrumen Tes (Soal Setelah Divalidasi) 78

Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes 81

Lampiran 7. Format Lembar Jawaban 82

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa 83

Lampiran 9. Jawaban Lembar Kerja Siswa 86

(12)

xii

Lampiran 25. Peningkatan Hasil Belajar 117

Lampiran 26. Tabel r-product Moment 119

Lampiran 27. Tabel chi kuadrat 120

Lampiran 28. Tabel Distribusi-t Tabel 121

Lampiran 29. Jadwal Penelitian 122

Lampiran 30. Dokumentasi 123

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas

pendidikannya. Hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam pencapaian kualitas

pendidikan adalah bagaimana sistem pendidikan tersebut dikelola oleh bangsa itu

sendiri (Diana, 2013). Pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis

karena selalu menuntut adanya perbaikan yang terus menerus. Peningkatan mutu

pendidikan tidak terlepas dari beberapa perbaikan, pendekatan dan strategi

pembelajaran harus disesuaikan dengan materi ajar dan kemampuan siswa. Siswa

dituntut untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan guru

sebagai fasilitator sehingga mampu mencapai kompetensi yang diharapkan

(Eralita, 2012).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia yang

dilakukan di SMA Negeri 2 Perbaungan, diperoleh bahwa hasil belajar kimia

siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian tengah

semester siswa dimana tingkat ketuntasan siswa hanya sebesar 22,95% sedangkan

yang tidak tuntas sebesar 77,05%. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh

berbagai hal, yaitu: (1) Peserta didik kurang memperhatikan materi yang

disampaikan karena merasa bosan dengan model atau metode pembelajaran yang

monoton (konvensional) yang lebih banyak didominasi oleh guru, sehingga siswa

menjadi kurang aktif dan hasil belajar rendah, (2) Dalam proses belajar mengajar

selama ini hanya sebatas upaya menjadikan siswa mampu dan terampil

mengerjakan soal-soal yang ada, sehingga pembelajaran kurang bermakna dan

terasa membosankan serta siswa kesulitan dalam menghubungkan materi dengan

peristiwa sehari-hari, (3) Suasana pembelajaran yang hanya terfokus menghadap

ke papan tulis saja tanpa menggunakan bantuan media pembelajaran, sehingga

proses pembelajaran terkesan kaku, (4) Ketakutan siswa dalam menyampaikan

gagasan atau persoalan yang dia peroleh karena takut salah. Hal ini apabila

dibiarkan terus menerus akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran

(14)

2 Pelajaran kimia merupakan disiplin ilmu yang bersifat khas oleh siswa.

Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep kimia dari

pada konsep pelajaran yang lain, hal ini disebabkan karena karakteristik ilmu

kimia bersifat abstrak. Selain itu, pada umumnya siswa sudah menganggap bahwa

mata pelajaran kimia menakutkan dan membosankan, akibatnya tidak sedikit

siswa yang kurang bahkan tidak tertarik dalam memahami dan menguasai

konsep-konsep dasar materi kimia. Salah satu materi pelajaran kimia yang dianggap sulit

oleh siswa adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dimana didalamnya

banyak materi hitungan sehingga dibutuhkan pemahaman yang lebih untuk

mempelajari konsepnya.

Untuk mencapai proses belajar mengajar yang tepat, efektif dan efisien,

tidak mungkin dicapai dengan metode yang bersifat “teacher centred” atau

komunikasi satu arah, akan tetapi harus dengan metode multi arah. Salah satu

metode multi arah yang cocok diterapkan adalah pembelajaran kooperatif. Tujuan

yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini tidak hanya kemampuan akademik

tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut.

Pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dapat membuat setiap siswa akan

saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota

kelompok memperoleh keberhasilan. Pembelajaran kooperatif juga melatih siswa

untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam bentuk diskusi,

sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran

bermakna membuat siswa dapat menemukan sendiri fakta dan konsep.

Model pembelajaran NHT adalah suatu model pembelajaran yang berpusat

pada siswa (student centered). NHT merupakan suatu model pembelajaran

kooperatif yang dapat membantu siswa untuk bekerjasama dan saling membantu

dalam pemahaman materi pelajaran. Model pembelajaran NHT, memungkinkan

siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh untuk memahami materi

pelajaran baik secara berkelompok maupun individual. Model pembelajaran NHT

secara signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar, aktifitas dan sikap siswa

(15)

3 Hal ini dapat dilihat dari penelitian sebelumnya oleh Murti, dkk (2014) di

mana penggunaan model pembelajaran kooperatif Number Head Together pada

materi pokok larutan penyangga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa

sebesar 76,36. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk (2014) menyatakan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together

disertai dengan media LKS dapat meningkatkan prestasi belajar aspek kognitif

dari 28,57% pada siklus I meningkat menjadi 82,86% pada siklus II pada materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian lain juga dilakukan oleh Baskoro,

dkk (2013) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Number Head

Together dilengkapi LKS pada materi Termokimia dapat meningkatkan prestasi

belajar kognitif siswa dimana pada siklus I sebesar 46,42% dan meningkatkan

pada siklus II 71,42%.

Model Pembelajaran Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran yang

bersifat kontruktivis, dimana siswa dituntut untuk membangun pengetahuan

sendiri sehingga aktivitas dalam pembelajaran menjadi student centered learning.

Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab dalam pembelajaran. Siswa dituntut

untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif dan penguasaan

pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa

mempelajari materi secara individual. Siswa yang kemampuannya lemah akan

terbantu dengan adanya model pembelajaran ini karena dalam pembentukan

kelompok belajar setiap siswa akan berada dalam kelompok heterogen. Model

pembelajaran Jigsaw akan membantu siswa yang memiliki kemampuan lebih

untuk berkreasi namun tidak meninggalkan siswa yang memiliki kemampuan

kurang pada pemahamannya sendiri melainkan siswa yang memiliki kemampuam

kurang akan terbantu untuk meningkatkan kemampuannya. . Model pembelajaran

Jigsaw secara signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran kimia (Ginting, 2010).

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana, dkk

(2013) yang menyatakan bahwa metode Jigsaw disertai media LKS dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon dengan rata-rata

(16)

4 oleh Agustina, dkk (2013) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran

Jigsaw yang dilengkapi media handout pada materi hidrokarbon dapat

meningkatkan prestasi belajar skognitif siswa dari 27,78% pada siklus I menjadi

77,78% pada siklus II. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Sukarini, dkk

(2013) membuktikan bahwa metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar

kognitif siswa dari 36,41 menjadi 83,20 pada materi koloid.

Bertolak dari karakteristik masalah dan akar masalah yang perlu diatasi

dapat dilihat bahwa penetapan model pembelajaran yang berfokus pada

pengembangan pemahaman konsep, pengembangan interaksi kelompok dengan

kerjasama, dan latihan memecahkan masalah merupakan pilihan yang terbaik

untuk meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa. Model pembelajaran NHT

dan Jigsaw merupakan model yang menekankan pada keaktifan belajar siswa

dalam bentuk kelompok, adanya penghargaan kelompok dan tanggung jawab

individual. Bahkan berdasarkan data diatas diperoleh bahwa NHT dan Jigsaw

selalu memberikan dampak yang meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan

uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan

menggunakan model NHT dapat memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan model Jigsaw atau sebaliknya. Berdasarkan latar belakang

di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran NHT Dan Jigsaw Dilengkapi LKS.”

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw dilengkapi LKS serta pengaruhnya terhadap

hasil belajar kimia siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terjangkau oleh kemampuan peneliti, maka peneliti

membatasi masalahnya yaitu pada:

1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model NHT dan Jigsaw

(17)

5 2. Hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa melalui tes

berupa pre-test dan post-test.

3. Materi yang diajarkan adalah Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di kelas XI

SMA Negeri 2 Perbaungan Tahun Ajaran 2015-2016.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah maka rumusan

masalah penelitian ini adalah: “Apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata

hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 2 Perbaungan yang diajar dengan model

pembelajaran NHT dan Jigsaw dilengkapi LKS pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

adanya perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar kimia siswa SMA Negeri

2 Perbaungan yang diajar dengan model pembelajaran NHT dan Jigsaw

dilengkapi LKS pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan .

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, merupakan suatu pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengajarkan kimia di SMA/MA kelas XI-IPA Semester II.

2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi koloid

dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

3. Bagi Guru, untuk menjadi bahan masukan bagi guru kimia dalam memilih

model pembelajaran yang tepat.

4. Bagi Sekolah, meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan

hasil belajar siswa dan kinerja guru serta menumbuhkan karakter siswa.

5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Lanjut, menjadi referensi untuk penelitian

(18)

6 1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran NHT (Number Head Together) adalah suatu model

pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam

mencari, mengolah dan melaporkan informasi yang akhirnya dipresentasikan

di depan kelas.

2. Model pembelajaran Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif dengan mengelompokkan siswa dalam tim yang beranggotakan

enam siswa, dalam mempelajarai materi pelajaran yang dibagi menjadi

sub-bab.

3. Lembar kerja siswa (LKS) adalah media pembelajaran yang berisi catatan

soal dan ringkasan materi yang dibuat oleh peneliti dalam penelitian agar

siswa dapat belajar secara mandiri.

4. Hasil belajar adalah akhir dari proses belajar atau hasil yang diperoleh siswa

dalam belajar mengajar yang berkaitan dengan aspek kognitif (pengetahuan)

(19)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran NHT dilengkapi LKS dengan hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran Jigsaw dilengkapi LKS pada Materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan sebesar 16,06%

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal

berikut:

1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan model pembelajaran

Jigsaw yang dilengkapi dengan media LKS sebagai salah satu alternatif

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran kimia materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

disarankan untuk membandingkan model pembelajaran Jigsaw dengan model

pembelajaran dan media yang lain, dan diterapkan pada pokok bahasan yang

berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan

(20)

45 DAFTAR PUSTAKA

Agustina, E., Nugroho, A., Mulyani, S., (2013), Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Handout Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X.C SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, 2: 66

Arikunto, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Azizah, N., (2007), Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numberd Head Together) dengan Pemanfaatan LKS pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP N 6 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007, Skripsi, Unnes, Semarang

Bahriah, E. S., Sofyatiningrum, E., dan Irwandi, D., (2014), Peningkatan Penguasaan Konsep Kesetimbangan Kimia dengan Pendekatan Inkuiri Terintegrasi Nilai, Jurnal Edusains, 6: 180-184

Baskoro,F., Saputro,S., dan Hastuti,B., (2013), Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar dengan Model Pembelajaran NHT Dilengkapi LKS Pada Materi Termokimia Siswa Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 6 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia, 2: 85-89

Dananjaya, U., (2013), Media Pembelajaran Aktif, Nuansa Cendekia, Bandung

Danim, S., ( 2013), Media Komunikasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta

Diana, N.R., Sukardjo,J.S., dan Martini,K.S., (2013) Pengaruh Metode Jigsaw Disertai Media LKS dan Power Point pada Pembelajaran Kimia Ditinjau dari Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X

Semester Genap di SMA Negeri 1 Ponorogo T.A. 2011/2012, Jurnal Pendidikan

Kimia, 2: 49-55

Djamarah, (2008), Psikologi Belajar Edisi.2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Eralita, N., Redzeki, T., dan Hastuti, B., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievement Divisions (Stad) Dan Team Assisted Individualization (Tai) Dilengkapi Lks Terhadap Prestasi Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Sma N Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/ 2012, Jurnal Pendidikan Kimia, 1: 60

Ginting, P., (2010), Penerapan Pendekatan Kontruktivisme dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Peta Konsep dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Lestari,W.T., Utami, B., dan Masykuri, M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran

(21)

46 pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI IPA 4 SMA

Negeri 2 Karanganyer Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, 3: 28

Murti, M.M.S., Redjeki. T., dan Utomo, S.B., (2014), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Koopewratif NHT dan TPS dengan Memperhatikan Kemampuan Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Larutan

Penyangga di SMA Negeri 1 Jumapolo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal

Pendidikan Kimia, 3: 75

Musfiqon, (2012), Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, Penerbit PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta

Novida, D., (2015), Pengaruh Jenis Bahan Ajar dan Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Panjaitan, H., (2014), Perbandingan Hasil Belajar dan Sikap Kerja Keras Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Model Jigsaw Berbantuan Lembar Kerja Siswa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Petrucci, R.A., (1985), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Purba, M., (2006), Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta

Sani, R.A., (2013), Inovasi Pembelajaran, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA-Unimed, Medan.

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA- Unimed, Medan.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukarini, A., Susilowati, E., dan Martini, K.S., (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode Jigsaw dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Koloid Kelas

XI Semester 2 SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal

Pendidikan Kimia, 2: 79

Suryosubroto,B.,(2009),Proses Belajar mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

(22)

47 Uno, H., dan Nurdin, M., (2014), Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, PT

Bumi Aksara, Jakarta

Watu, S.U., (2011), Efektivitas Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Wilkinson, G.L., (1984), Media dalam Pembelajaran, CV.Rajawali, Jakarta

Wulandari, S., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number Head Together) dengan Media Video Demonstrasi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Kelas X-8 SMA Negeri 8 Kota Bengkulu, Skripsi, FKIP, Universitas Bengkulu, Bengkulu

Gambar

GAMBAR
TABEL

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat diketahui bahwa internet memiliki peran penting dalam melaksanakan tugas pegawai di Sub Bidang Pemasaran pada PT PLN

ketidaknormalan fisik yang bisa menjadi masalah pada remaja adalah obesitas

Undang ­ Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

r. Hal ini dapat terjadi karena siswa belum memahami benar lingkaran dengan jari-jari r , dan tidak mengaitkannya dengan konsep kelilig lingkaran karena siswa masih memahami

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman..

Sebab, lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah