• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Asam Lemak Dan Trigliserida Biji-Bijian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Asam Lemak Dan Trigliserida Biji-Bijian"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

Oleh :

ASTRIDA RENATA L. F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Astrida Renata. F24104090. 2009. Profil Asam Lemak dan Trigliserida pada Biji-bijian. Di bawah bimbingan Nuri Andarwulan.

RINGKASAN

Biji merupakan bagian yang berkembang dari ovule (bakal biji) dan mempunyai peran sebagai komponen regenerasi pada tanaman. Biji yang merupakan salah satu sumber pangan untuk manusia, juga dapat memberikan kegunaan-kegunaan lainnya, seperti obat-obatan, komponen dalam minuman, dan sebagai sumber minyak untuk industri. Pada tumbuhan tingkat tinggi, asam lemak terakumulasi dalam bentuk trigliserida pada biji yang berperan sebagai cadangan makanan. Setiap biji memiliki karakteristik lipida yang berbeda. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak penyusunnya dan bagaimana asam lemak itu tersusun dalam struktur trigliserida pada biji. Perbedaan karakteristik tersebut mengakibatkan adanya perbedaan pemanfaatan dari setiap lemak dan minyak yang terkstrak dari biji. Lemak dan minyak yang diekstrak ini dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam industri pangan maupun non pangan.

Penelitian ini bertujuan mendeteksi komponen asam lemak dan komponen trigliserida pada beberapa biji-bijian tanaman di Indonesia. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sebelas suku dengan total seluruh sampel adalah dua puluh biji, yaitu suku (family) : Lauraceae (alpukat), Sapindaceae (rambutan), Annonaceae (sirsak), Rubiaceae (mengkudu), Caricaceae (pepaya), Sterculiaceae (kepoh), Dipterocarpaceae (tengkawang tungkul), Moraceae (nangka dan cempedak), Euphorbiaceae (jarak kaliki, karet, kemiri, dan kemiri cina), Fabaceae (kacang tanah dan saga pohon), dan

Anacardiaceae (kuweni, mangga gedong, mangga indramayu, mangga simanalagi, dan mangga arum manis). Ekstraksi fraksi lipida dari biji-bijian ini menggunakan campuran methanol dan kloroform. Standar yang digunakan dalam analisis asam lemak adalah standar campuran C8-C22 dari fatty acid methyl esters

(FAME) dan standar yang digunakan dalam analisis trigliserida adalah campuran

dari standar tunggal (OOO, OOS, PPP, SSS, OOP), cocoa butter (POP, POS,

SOS, SOA), fully hydrogenated soybean oil (PPS, PSS), palm kernel oil,dan

refining bleaching deodorized palm oil (CaLaLa, CaLaM, LaLaLa, LaLaM, LaLaO, LaLaP/LaMM, MLL, MML/LaOM, MMM/LaPM, LMO/LaOO, MPL/LaOP/MMO, LaPP/MMP, PLO, PPL). Analisis yang dilakukan adalah analisis kadar air, analisis kadar lemak, analisis asam lemak dengan menggunakan GC column DB-23, dan analisis trigliserida dengan menggunakan HPLC column

(3)

dimana U dan S adalah unsaturated (tidak jenuh) dan saturated (jenuh). Hasil ini menunjukkan bahwa pada biji-bijian, asam lemak tidak jenuh umumnya teresterifikasi pada posisi sn-2.

Analisis kadar lemak pada sebelas suku biji-bijian menunjukkan bahwa tidak semua biji yang digunakan dalam penelitian ini berpotensi sebagai sumber penghasil lemak/minyak. Biji yang tidak berpotensi adalah biji cempedak dengan kadar lemak 0.42% bk atau 0.10% bb, biji nangka dengan kadar lemak 1.22% bk atau 0.41% bb, dan biji alpukat 1.77% bk atau 1.09% bb. Ekstrak minyak biji jarak kaliki dengan kandungan asam ricinoleat (berdasarkan literatur) yang tinggi biasanya diproses untuk diaplikasikan pada industri oleokimia, yaitu sebagai minyak pelumas. Minyak biji kepoh dengan tingginya kandungan asam lemak siklik membuat minyak ini tidak bisa digunakan dalam industri pangan karena dampak negatif yang bisa ditimbulkan (menghambat desaturasi asam lemak jenuh, menghambat reproduksi selular, dan mengubah permeabilitas membrane). Minyak kemiri, kemiri cina, dan karet memiliki kandungan asam linoleat cukup tinggi (27.78%-39.15%), profil trigliserida dengan komposisi UUU dan SUU yang dominan, serta dikategorikan sebagai minyak mengering. Ketiga minyak ini biasanya digunakan untuk industri cat dan varnish. Ekstrak lipida dari biji tengkawang tungkul, mangga, dan kuweni memperlihatkan adanya kesamaan profil asam lemak dan trigliseridanya dengan lemak coklat, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai penganti lemak coklat. Minyak kacang tanah, saga pohon, pepaya, dan mengkudu memperlihatkan adanya potensi untuk digunakan dalam industri pangan dengan asam lemak oleat dan asam linoleat sebagai komponen dominan, sedangkan minyak sirsak dan lemak rambutan bersifat tidak

(4)

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

Dilahirkan pada tanggal, 7 Juni 1986

di Jakarta

Tanggal Lulus :

Menyetujui

Bogor, Februari 2009

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi.

Pembimbing Akademik

Mengetahui,

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Juni

1986 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari

pasangan Bapak Anwar R. P. Lubis dan Ibu Hamida P.

Mamora.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan

pendidikan menengah di SDK-SMPK Ora et Labora, dan

pendidikan menengah atas di SMAN 8. Seluruh pendidikan

diselesaikan di Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2004, penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang sarjana pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama melakukan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,

penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Penulis pernah

menjabat sebagai wakil ketua di Persekutuan Fakultas (PF) Teknologi Pertanian

pada masa jabatan 2006-2008 dan sekretaris di Food Processing Club (FPC) pada masa jabatan 2006-2007. Penulis juga berperan serta sebagai panitia dalam

kegiatan suksesi HIMITEPA yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan

Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB dan pelatihan pengolahan pangan oleh FPC.

Pada tahun 2008 penulis ikut ambil bagian dalam National Student Conference

(NSC) yang diadakan oleh Universitas Soegijapranata, Semarang sebagai

presenter. Selain itu penulis juga menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia

Dasar (2005-2008) dan Biologi Dasar (2005).

Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul penelitian “Profil Asam

Lemak dan Trigliserida Biji-bijian” dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Nuri

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala karunia-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada :

1. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. Selaku dosen pembimbing akademik dan

sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan

memberikan dukungan, bimbingan, saran serta arahan selama penelitian dan

penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Feri Kusnandar, MSc. dan Didah Nur Faridah, STP. MSi. selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan berupa saran dan pemikiran yang

sangat berharga untuk menyempurnakan skripsi ini.

3. Ayah dan Ibu penulis atas dukungan moril, kasih sayang, perhatian,

kesabaran, dan materi yang tak terhitung jumlahnya yang telah diberikan sejak

kecil hingga menyelesaikan pendidikan Sarjana ini. Untaian doa-doa yang

tulus dan tak pernah putus adalah kekuatan bagi penulis.

4. Esther Mariana dan Ruth Theodora selaku adik penulis yang selalu

memberikan dorongan dan keceriaan selama penelitian ini.

5. Riska Rozida Bastomi (Riska). Terima kasih menjadi seorang sahabat dan

menemani disaat susah dan senang.

6. Lia dan Ancha sebagai teman satu bimbingan. Terima kasih atas dukungan,

canda tawa, dan kebersamaan selama penelitian.

7. Rekan-rekan penelitian di Southeast Asia Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) IPB : Sisi, Ririn, Eci, Chabib, Sofiyan, Netha, Sukma, Mas Rai, Mba Reno, Mas Ayusta, Mba Puspa, Mas Aziz, Mba

Anggi atas bantuan, kebersamaan, canda tawa, dan dukungan selama

(8)

8. Staf laboratorium SEAFAST Center IPB : Pak Soenar (terima kasih banyak

atas bantuan untuk analisis trigliseridanya), Mba Ria dan Mas Arief, Pak

Sukarna (Abah), Sofah, Mba Ari, Mba Ria dan Mba Deni, Mba Nia, Mas

Wawan, Mba Ira, Mba Hanna, Gugun, dan semuanya.

9. Staf SEAFAST Center IPB : Bu Tri Susilo, Bu Ani, Mba Desty, Pak Zul, Mba

Virna, Bu Elly, Pak Nana, Pak Udin, Bi Ana, Bi Entin, dan seluruh keluarga

SEAFAST Center IPB.

10.Prita dan Ka Septi. Terima kasih atas segala dukungan, semangat dan doanya.

11.Pak Aang, Pak Ahi, dan seluruh pihak Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat (BALITRO), Cimanggu. Terima kasih atas kerjasamanya.

12.Mba Lia dan pihak Puslit Biologi - LIPI, Cibinong. Terima kasih atas

kerjasamanya.

13.Teman-teman saya pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan : Arief,

Tuko, Tomi, Sherly, Rina, Yuli, Ros, Teni, Umul, Qia, Ety, Wacu, Mayland,

Jendi, Rapper, Tika, Mequ, Fina, Dikun, Andri, Iqbal, dan seluruh teman

TPG’41 lainnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas atas budi baik Bapak/Ibu/Saudara/i

semuanya, dan akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Februari 2009

Penulis.

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN ... 3

C. MANFAAT ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. TANAMAN BERBIJI ... 4

B. LIPIDA TANAMAN ... 26

III. BAHAN DAN METODE ... 41

A. BAHAN DAN ALAT ... 41

1.Bahan ... 41

2. Alat ... 41

B. METODE ... 43

1. Identifikasi/determinasi tumbuhan dan karakterisasi fisik-kimia biji .... 43

2. Karakterisasi profil asam lemak ... 44

3. Karakterisasi profil trigliserida ... 47

4. Identifikasi potensi ekstrak lemak/minyakberdasarkan profil asam lemak dan trigliserida ... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

A. IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN ... 54

B. KARAKTERISTIK BIJI ... 55

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 63

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 63

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 63

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 64

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 64

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 65

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 65

8. Suku Moraceae ... 66

a. Cempedak ... 66

b. Nangka ... 66

9. Suku Euphorbiaceae ... 67

(10)

b. Karet ... 67

11. Suku Anarcardiaceae ... 69

a. Mangga ... 70

b. Kuweni ... 71

C.PROFIL STANDAR ASAM LEMAK ... 72

D.ASAM LEMAK PADA BIJI-BIJIAN ... 73

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 78

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 79

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 80

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 82

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 83

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 84

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 86

8. Suku Moraceae ... 87

11. Suku Anarcardiaceae ... 97

a. Mangga ... 97

b. Kuweni ... 103

E. PROFIL STANDAR TRIGLISERIDA ... 105

F. TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN ... 107

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 111

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 122

(11)

SKRIPSI

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

Oleh :

ASTRIDA RENATA L. F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Astrida Renata. F24104090. 2009. Profil Asam Lemak dan Trigliserida pada Biji-bijian. Di bawah bimbingan Nuri Andarwulan.

RINGKASAN

Biji merupakan bagian yang berkembang dari ovule (bakal biji) dan mempunyai peran sebagai komponen regenerasi pada tanaman. Biji yang merupakan salah satu sumber pangan untuk manusia, juga dapat memberikan kegunaan-kegunaan lainnya, seperti obat-obatan, komponen dalam minuman, dan sebagai sumber minyak untuk industri. Pada tumbuhan tingkat tinggi, asam lemak terakumulasi dalam bentuk trigliserida pada biji yang berperan sebagai cadangan makanan. Setiap biji memiliki karakteristik lipida yang berbeda. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak penyusunnya dan bagaimana asam lemak itu tersusun dalam struktur trigliserida pada biji. Perbedaan karakteristik tersebut mengakibatkan adanya perbedaan pemanfaatan dari setiap lemak dan minyak yang terkstrak dari biji. Lemak dan minyak yang diekstrak ini dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam industri pangan maupun non pangan.

Penelitian ini bertujuan mendeteksi komponen asam lemak dan komponen trigliserida pada beberapa biji-bijian tanaman di Indonesia. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sebelas suku dengan total seluruh sampel adalah dua puluh biji, yaitu suku (family) : Lauraceae (alpukat), Sapindaceae (rambutan), Annonaceae (sirsak), Rubiaceae (mengkudu), Caricaceae (pepaya), Sterculiaceae (kepoh), Dipterocarpaceae (tengkawang tungkul), Moraceae (nangka dan cempedak), Euphorbiaceae (jarak kaliki, karet, kemiri, dan kemiri cina), Fabaceae (kacang tanah dan saga pohon), dan

Anacardiaceae (kuweni, mangga gedong, mangga indramayu, mangga simanalagi, dan mangga arum manis). Ekstraksi fraksi lipida dari biji-bijian ini menggunakan campuran methanol dan kloroform. Standar yang digunakan dalam analisis asam lemak adalah standar campuran C8-C22 dari fatty acid methyl esters

(FAME) dan standar yang digunakan dalam analisis trigliserida adalah campuran

dari standar tunggal (OOO, OOS, PPP, SSS, OOP), cocoa butter (POP, POS,

SOS, SOA), fully hydrogenated soybean oil (PPS, PSS), palm kernel oil,dan

refining bleaching deodorized palm oil (CaLaLa, CaLaM, LaLaLa, LaLaM, LaLaO, LaLaP/LaMM, MLL, MML/LaOM, MMM/LaPM, LMO/LaOO, MPL/LaOP/MMO, LaPP/MMP, PLO, PPL). Analisis yang dilakukan adalah analisis kadar air, analisis kadar lemak, analisis asam lemak dengan menggunakan GC column DB-23, dan analisis trigliserida dengan menggunakan HPLC column

(13)

dimana U dan S adalah unsaturated (tidak jenuh) dan saturated (jenuh). Hasil ini menunjukkan bahwa pada biji-bijian, asam lemak tidak jenuh umumnya teresterifikasi pada posisi sn-2.

Analisis kadar lemak pada sebelas suku biji-bijian menunjukkan bahwa tidak semua biji yang digunakan dalam penelitian ini berpotensi sebagai sumber penghasil lemak/minyak. Biji yang tidak berpotensi adalah biji cempedak dengan kadar lemak 0.42% bk atau 0.10% bb, biji nangka dengan kadar lemak 1.22% bk atau 0.41% bb, dan biji alpukat 1.77% bk atau 1.09% bb. Ekstrak minyak biji jarak kaliki dengan kandungan asam ricinoleat (berdasarkan literatur) yang tinggi biasanya diproses untuk diaplikasikan pada industri oleokimia, yaitu sebagai minyak pelumas. Minyak biji kepoh dengan tingginya kandungan asam lemak siklik membuat minyak ini tidak bisa digunakan dalam industri pangan karena dampak negatif yang bisa ditimbulkan (menghambat desaturasi asam lemak jenuh, menghambat reproduksi selular, dan mengubah permeabilitas membrane). Minyak kemiri, kemiri cina, dan karet memiliki kandungan asam linoleat cukup tinggi (27.78%-39.15%), profil trigliserida dengan komposisi UUU dan SUU yang dominan, serta dikategorikan sebagai minyak mengering. Ketiga minyak ini biasanya digunakan untuk industri cat dan varnish. Ekstrak lipida dari biji tengkawang tungkul, mangga, dan kuweni memperlihatkan adanya kesamaan profil asam lemak dan trigliseridanya dengan lemak coklat, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai penganti lemak coklat. Minyak kacang tanah, saga pohon, pepaya, dan mengkudu memperlihatkan adanya potensi untuk digunakan dalam industri pangan dengan asam lemak oleat dan asam linoleat sebagai komponen dominan, sedangkan minyak sirsak dan lemak rambutan bersifat tidak

(14)

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

Dilahirkan pada tanggal, 7 Juni 1986

di Jakarta

Tanggal Lulus :

Menyetujui

Bogor, Februari 2009

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi.

Pembimbing Akademik

Mengetahui,

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Juni

1986 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari

pasangan Bapak Anwar R. P. Lubis dan Ibu Hamida P.

Mamora.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan

pendidikan menengah di SDK-SMPK Ora et Labora, dan

pendidikan menengah atas di SMAN 8. Seluruh pendidikan

diselesaikan di Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2004, penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang sarjana pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama melakukan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,

penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Penulis pernah

menjabat sebagai wakil ketua di Persekutuan Fakultas (PF) Teknologi Pertanian

pada masa jabatan 2006-2008 dan sekretaris di Food Processing Club (FPC) pada masa jabatan 2006-2007. Penulis juga berperan serta sebagai panitia dalam

kegiatan suksesi HIMITEPA yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan

Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB dan pelatihan pengolahan pangan oleh FPC.

Pada tahun 2008 penulis ikut ambil bagian dalam National Student Conference

(NSC) yang diadakan oleh Universitas Soegijapranata, Semarang sebagai

presenter. Selain itu penulis juga menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia

Dasar (2005-2008) dan Biologi Dasar (2005).

Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul penelitian “Profil Asam

Lemak dan Trigliserida Biji-bijian” dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Nuri

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala karunia-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada :

1. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. Selaku dosen pembimbing akademik dan

sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan

memberikan dukungan, bimbingan, saran serta arahan selama penelitian dan

penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Feri Kusnandar, MSc. dan Didah Nur Faridah, STP. MSi. selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan berupa saran dan pemikiran yang

sangat berharga untuk menyempurnakan skripsi ini.

3. Ayah dan Ibu penulis atas dukungan moril, kasih sayang, perhatian,

kesabaran, dan materi yang tak terhitung jumlahnya yang telah diberikan sejak

kecil hingga menyelesaikan pendidikan Sarjana ini. Untaian doa-doa yang

tulus dan tak pernah putus adalah kekuatan bagi penulis.

4. Esther Mariana dan Ruth Theodora selaku adik penulis yang selalu

memberikan dorongan dan keceriaan selama penelitian ini.

5. Riska Rozida Bastomi (Riska). Terima kasih menjadi seorang sahabat dan

menemani disaat susah dan senang.

6. Lia dan Ancha sebagai teman satu bimbingan. Terima kasih atas dukungan,

canda tawa, dan kebersamaan selama penelitian.

7. Rekan-rekan penelitian di Southeast Asia Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) IPB : Sisi, Ririn, Eci, Chabib, Sofiyan, Netha, Sukma, Mas Rai, Mba Reno, Mas Ayusta, Mba Puspa, Mas Aziz, Mba

Anggi atas bantuan, kebersamaan, canda tawa, dan dukungan selama

(18)

8. Staf laboratorium SEAFAST Center IPB : Pak Soenar (terima kasih banyak

atas bantuan untuk analisis trigliseridanya), Mba Ria dan Mas Arief, Pak

Sukarna (Abah), Sofah, Mba Ari, Mba Ria dan Mba Deni, Mba Nia, Mas

Wawan, Mba Ira, Mba Hanna, Gugun, dan semuanya.

9. Staf SEAFAST Center IPB : Bu Tri Susilo, Bu Ani, Mba Desty, Pak Zul, Mba

Virna, Bu Elly, Pak Nana, Pak Udin, Bi Ana, Bi Entin, dan seluruh keluarga

SEAFAST Center IPB.

10.Prita dan Ka Septi. Terima kasih atas segala dukungan, semangat dan doanya.

11.Pak Aang, Pak Ahi, dan seluruh pihak Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat (BALITRO), Cimanggu. Terima kasih atas kerjasamanya.

12.Mba Lia dan pihak Puslit Biologi - LIPI, Cibinong. Terima kasih atas

kerjasamanya.

13.Teman-teman saya pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan : Arief,

Tuko, Tomi, Sherly, Rina, Yuli, Ros, Teni, Umul, Qia, Ety, Wacu, Mayland,

Jendi, Rapper, Tika, Mequ, Fina, Dikun, Andri, Iqbal, dan seluruh teman

TPG’41 lainnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas atas budi baik Bapak/Ibu/Saudara/i

semuanya, dan akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Februari 2009

Penulis.

(19)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN ... 3

C. MANFAAT ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. TANAMAN BERBIJI ... 4

B. LIPIDA TANAMAN ... 26

III. BAHAN DAN METODE ... 41

A. BAHAN DAN ALAT ... 41

1.Bahan ... 41

2. Alat ... 41

B. METODE ... 43

1. Identifikasi/determinasi tumbuhan dan karakterisasi fisik-kimia biji .... 43

2. Karakterisasi profil asam lemak ... 44

3. Karakterisasi profil trigliserida ... 47

4. Identifikasi potensi ekstrak lemak/minyakberdasarkan profil asam lemak dan trigliserida ... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

A. IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN ... 54

B. KARAKTERISTIK BIJI ... 55

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 63

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 63

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 63

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 64

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 64

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 65

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 65

8. Suku Moraceae ... 66

a. Cempedak ... 66

b. Nangka ... 66

9. Suku Euphorbiaceae ... 67

(20)

b. Karet ... 67

11. Suku Anarcardiaceae ... 69

a. Mangga ... 70

b. Kuweni ... 71

C.PROFIL STANDAR ASAM LEMAK ... 72

D.ASAM LEMAK PADA BIJI-BIJIAN ... 73

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 78

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 79

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 80

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 82

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 83

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 84

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 86

8. Suku Moraceae ... 87

11. Suku Anarcardiaceae ... 97

a. Mangga ... 97

b. Kuweni ... 103

E. PROFIL STANDAR TRIGLISERIDA ... 105

F. TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN ... 107

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 111

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 122

(21)

d. Kemiri cina ... 132

10. Suku Fabaceae ... 134

a. Kacang tanah ... 134

b. Saga pohon ... 135

11. Suku Anarcardiaceae ... 138

a. Mangga ... 138

b. Kuweni ... 144

F. IDENTIFIKASI POTENSI BERDASARKAN PROFIL ASAM LEMAK DAN PROFIL TRIGLISERIDA ... 107

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 150

A. KESIMPULAN ... 150

B. SARAN ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 152

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(22)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komponen asam lemak pada beberapa jenis biji-bijian ... 35 Tabel 2. Spesifikasi HPLC ... 42 Tabel 3. Spesifikasi GC ... 42 Tabel 4. Penentuan jenis standar TG yang ditambahkan pada ekstrak

lemak/minyak ... 49 Tabel 5. Hasil identifikasi/determinasi tumbuhan ... 54 Tabel 6. Karakteristik fisik dan kimia biji-bijian sebelas suku tanaman ... 56 Tabel 7. Respond factor standar asam lemak ... 72 Tabel 7. Profil asam lemak ekstrak lemak/biji-bijian dari sebesas suku

tanaman ... 75 Tabel 8. Waktu retensi standar trigliserida ... 105 Tabel 9. Trigliserida berdasarkan equivalent carbon number ... 107 Tabel 10. Profil trigliserida ekstrak lemak/biji-bijian dari sebesas suku

tanaman ... 109 Tabel 10. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

alpukat ... 111 Tabel 11. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak lemak biji

rambutan ... 113 Tabel 12. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

sirsak ... 115 Tabel 13. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

mengkudu ... 117 Tabel 14. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

pepaya ... 119 Tabel 15. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak lemak biji

cempedak ... 123 Tabel 16. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak lemak biji

nangka ... 124 Tabel 17. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

karet ... 129 Tabel 18. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

kemiri ... 130 Tabel 19. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

kemiri cina ... 132 Tabel 20. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

kacang tanah ... 135 Tabel 21. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

saga pohon ... 136 Tabel 22. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

mangga arum manis ... 139 Tabel 23. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

mangga indramayu ... 141 Tabel 24. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

(23)
(24)

Gambar 47. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji kemiri cina ... 94 Gambar 48. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji kacang tanah ... 96 Gambar 49. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji saga pohon ... 97 Gambar 50. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga arumanis ... 101 Gambar 51. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga indramayu . 101 Gambar 52. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga gedong ... 102 Gambar 53. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga simanalagi . 102 Gambar 54. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji kuweni ... 104 Gambar 55. Kromatogram standar trigliserida... 106 Gambar 56. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji alpukat ... 112 Gambar 57. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji alpukat

dengan penambahan standar OOO,OOP, dan OOS ... 112 Gambar 58. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji rambutan ... 114 Gambar 59. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji rambutan

dengan penambahan standar OOO,PPP, dan SSS ... 114 Gambar 60. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji sirsak ... 116 Gambar 61. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji sirsak dengan penambahan standar OOO dan OOP... 116 Gambar 62. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mengkudu ... 118 Gambar 63. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mengkudu

dengan penambahan standar OOP. ... 120 Gambar 64. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji pepaya ... 120 Gambar 65. Ko-kromatogram ekstrak minyak biji pepaya dengan

penambahan standar OOO dan OOS... 120 Gambar 66. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kepoh ... 121 Gambar 67. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji tengkawang tungkul . 122 Gambar 68. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji cempedak... 125 Gambar 68. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji cempedak

dengan penambahan standar OOO. ... 125 Gambar 70. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji nangka ... 126 Gambar 71. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji nangka

dengan penambahan standar OOP. ... 126 Gambar 72. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji jarak kaliki ... 128 Gambar 73. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji karet ... 129 Gambar 74. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji karet

dengan penambahan standar OOO dan OOS. ... 129 Gambar 75. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri ... 131 Gambar 76. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri

dengan penambahan standar OOP. ... 131 Gambar 77. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri cina ... 133 Gambar 78. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri cina

dengan penambahan standar OOO dan OOP ... 133 Gambar 79. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kacang tanah ... 136 Gambar 80. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kacang

tanah dengan standar OOO dan OOS... 136 Gambar 81. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji saga pohon ... 137 Gambar 82. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji saga pohon

(25)

Gambar 83. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mangga arum manis 140 Gambar 84. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga

arumanis dengan penambahan larutan lemak tengkawang tungkul 5% dalam aseton sebanyak 1:1. ... 140 Gambar 85. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga indramayu ... 142 Gambar 86. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga

indramayu dengan penambahan larutan lemak tengkawang

tungkul 5% dalam aseton sebanyak 1:1. ... 142 Gambar 87. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga gedong ... 143 Gambar 88. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga simanalagi .. 144 Gambar 89. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji kuweni ... 146 Gambar 90. Ko-kromatogram ekstrak lemak biji kuweni dengan

penambahan larutan lemak tengkawang tungkul 5% dalam

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kadar air sampel segar ... 158 Lampiran 2. Kadar air sampel kering ... 162 Lampiran 3. Kadar lemak biji-bijian ... 166 Lampiran 4. Hasil analisis asam lemak kesebelas suku tanaman ... 171 Lampiran 5. Hasil analisis trigliserida kesebelas suku tanaman ... 173

(27)

I.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biji merupakan bagian yang berkembang dari ovule (bakal biji) dan mempunyai peran sebagai komponen regenerasi pada tanaman. Biji dapat

terlindung oleh organ lain (buah pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Biji merupakan salah satu sumber pangan untuk manusia dan hewan. Selain itu, biji juga dapat memberi kegunaan lain seperti:

obat-obatan, fiber (kapas), komponen dalam minuman (kopi dan coklat), dan sumber minyak untuk industri (Esau,1977). Keberadaan tanaman penghasil

biji banyak terdapat di Indonesia, tetapi pemanfaatannya kurang, contohnya

pemanfaatan buah-buahan yang sering menjadikan biji buah-bahan tersebut

hanya menjadi limbah buangan.

Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang

menyusun jaringan tumbuhan dan binatang (Tarigan, 1983). Lipida

mempunyai sifat umum antara lain: larut dalam pelarut organik tertentu seperti

benzene, kloroform, dietil eter, heksana, dan metanol (Akoh et al., 2002); mengandung unsur: karbon, hidrogen, oksigen, dan kadang-kadang

mengandung nitrogen dan fosfor; proses hidrolisis menghasilkan asam lemak

atau dapat membentuk ester dengan asam lemak; dan berperan pada

metabolisme tumbuhan dan binatang (Tarigan, 1983). Hampir semua

tumbuhan berbiji mengandung lipida di bagian biji atau dibagian daging buah.

(Eteshola et al., 1996). Bagian lain tanaman juga mengandung lipida, namun hanya pada jumlah yang kecil. Lipida biasanya terdapat dalam bentuk

kombinasi sebagai glikolipida dan fosfolipida pada bagian daun, batang dan

akar, yaitu kurang dari 2% (Hitchcock dan Nichols, 1971). Bentuk umum

penyimpanan lipida dalam biji adalah trigliserida (hingga 90%). Lipida dibagi

menjadi dua berdasarkan properti fisiknya, yaitu minyak jika berwujud cair

dan lemak jika berwujud padat pada suhu kamar (Akoh et al., 2002). Setiap biji memiliki karakteristik lipida yang berbeda. Hal ini tergantung dari

komposisi asam lemak penyusunnya dan bagaimana asam lemak itu tersusun

(28)

mengakibatkan adanya perbedaan pemanfaatan dari setiap lemak dan minyak

yang terkstrak dari biji. Lemak dan minyak yang diekstrak ini dapat

diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam industri pangan maupun non

pangan. Jenis biji-bijian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

sebelas suku dengan jumlah keseluruhan dua puluh biji, yaitu biji dari suku

(family) : Lauraceae (alpukat), Sapindaceae (rambutan), Annonaceae (sirsak), Rubiaceae (mengkudu), Caricaceae (pepaya), Sterculiaceae (kepoh), Dipterocarpaceae (tengkawang tungkul), Moraceae (nangka dan cempedak), Euphorbiaceae (jarak kaliki, karet, kemiri, dan kemiri cina), Fabaceae

(kacang tanah dan saga pohon), dan Anacardiaceae (kuweni, mangga gedong, mangga indramayu, mangga simanalagi, dan mangga arum manis).

Asam – asam lemak yang ditemukan di alam biasanya merupakan

asam-asam monokarboksilat dengan jumlah atom karbon genap (Winarno, 1992).

Menurut Hitchcock dan Nichols (1971), distribusi asam lemak pada

tumbuhan dibagi menjadi tiga macam, yaitu : major fatty acids, minor fatty acids, dan unusual fatty acids. Kelompok asam lemak mayor merupakan kelompok asam lemak yang umum terdapat pada tumbuhan. Termasuk ke

dalam kelompok ini adalah: asam laurat, asam miristat, asam palmitat, asam

stearat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Kelompok asam lemak

minor merupakan kelompok asam lemak yang secara distribusi jarang terdapat

pada tumbuhan. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah: asam palmitoleat,

asam arachidonat, dan asam erucic. Kelompok asam lemak spesifik

merupakan kelompok asam lemak yang terdapat hanya pada sumber tertentu

saja, contohnya: asam sterkulat pada biji kepoh dan asam ricinoleat pada biji

jarak kaliki.

Deteksi komponen asam lemak yang terdapat pada biji-bijian dilakukan

dengan menggunakan metode gas chromatography (GC). Penggunaan metode ini mengharuskan asam lemak diderivatisasi terlebih dahulu sehingga asam

lemak berubah menjadi komponen volatil dan pemisahan komponen asam

lemak pada minyak nabati dapat terjadi akibat adanya perbedaan volatilitas.

Trigliserida terbentuk dari tiga asam lemak dan gliserol. Substituennya

(29)

Widjaja, 1985). Contohnya suatu trigliserida yang mengandung asam palmitat

(posisi sn-1), asam oleat (posisi sn-2), dan asam stearat (posisi sn-3)

dinamakan sn-gliseril-1-palmitat-2-oleat-3-stearat atau disingkat menjadi

POS. Umumnya lemak dan minyak dari biji mengandung asam lemak dengan

penempatan asam lemak tidak jenuh pada posisi sn-2. Sifat-sifat trigliserida

tergantung pada komposisi dan distribusi asam lemaknya. Titik cair dan

tingkat kepadatannya tergantung pada panjang rantai dan tingkat

kejenuhannya. Semakin banyak rantai pendek dan ikatan tidak jenuh semakin

rendah tingkat kepadatannya. Sebaliknya, semakin banyak asam lemak jenuh

rantai panjang semakin tinggi tingkat kepadatannya.

Deteksi komponen-komponen trigliserida yang terdapat pada biji-bijian

dilakukan dengan menggunakan metode high performance liquid

chromatography (HPLC). Dibandingkan dengan metode kromatografi cair lainnya, HPLC merupakan metode yang dominan dipakai untuk analisis

trigliserida. Hal ini dikarenakan pada metode yang melibatkan suhu yang

tinggi (kurang lebih 350oC) dengan menggunakan gas liquid chromatography

terjadi degradasi komponen asam lemak tertentu.

Pemilihan biji sebagai bagian yang diteliti adalah untuk memberikan

informasi tentang profil asam lemak dan trigliserida dari lemak dan minyak

yang diekstrak dari biji tanaman lokal sehingga tercipta peluang pemanfaatan

yang lebih luas.

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan mendeteksi komponen-komponen asam lemak

dan komponen-komponen trigliserida pada beberapa biji-bijian tanaman di

Indonesia.

C. MANFAAT

Manfaat penelitian ini adalah memberikan data mengenai profil

komposisi asam lemak dan trigliserida pada beberapa biji-biji tanaman di

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN BERBIJI

1. Suku Lauraceae : Alpukat(Persea americana Mill.)

Klasifikasi dari alpukat adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Laurales Family: Lauraceae Genus: Persea

Species: Persea americana Mill.

Tanaman alpukat (Persea americana) atau avocado (nama

Inggrisnya) merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanaman alpukat

berasal dari Amerika Tengah. Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas

alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh

varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi

masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi. Pohon alpukat tidak dapat

mentolerasi suhu yang dingin, sehingga hanya bisa tumbuh pada iklim

tropis dan subtropis (Anonim, 2008c).

Tinggi pohon alpukat mencapai 20 meter dengan panjang daun

berkisar 12-15 cm. Buahnya berbentuk seperti buah pear dengan panjang

antara 7-20 cm dan berat 100-1000 gram (Anonim, 2008c). Bagian

tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya, yaitu

sebagai makanan buah segar. Selain itu pemanfaatan daging buah

alpukat yang biasa dilakukan masyarakat Eropa adalah digunakan

sebagai bahan pangan yang diolah dalam berbagai masakan dan bahan

dasar kosmetik.

Menurut Kakuda dan Kamel (1992) biji alpukat memiliki

kandungan lemak sebesar 1-1.5%, sedangkan komposisi asam lemaknya

menurut Anonim (2008d) adalah asam palmitat sebesar 7.2-26.1%, asam

(31)

Gambar 1. Tanaman alpukat Gambar 2. Buah alpukat (Anonim, 2008s)

2. Suku Sapindaceae : Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

Klasifikasi dari rambutan adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Sapindales Famili: Sapindaceae Genus: Nephelium

Spesies: Nephelium lappaceum L.

Rambutan adalah tanaman tropis yang berasal dari daerah

kepulauan di Asia Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya

yang mempunyai kulit menyerupai rambut. Rambutan banyak terdapat di

daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India,

Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka (Anonim, 2007a).

Pohon rambutan hidup pada suhu tropika hangat, tingginya dapat

mencapai 8 m, dan tajuknya melebar hingga jari-jari 4 m. Daun majemuk

menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan

variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal. Buah rambutan

(32)

(eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning

hingga merah ketika masak/ranum. Selain bagian buahnya yang dapat

dimakan, bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat, antara lain:

kulit buah yang dapat digunakan untuk mengatasi disentri dan demam,

kulit kayu digunakan untuk mengatasi sariawan, daun digunakan untuk

mengatasi diare, akar untuk mengatasi demam, dan biji untuk mengatasi

kencing manis (Dalimarta, 2003).

Menurut M. Mohibbe Azam et al. (2005), biji rambutan memiliki kandungan asam palmitat sebesar 2.0 %, asam stearat 13.8 %, asam

arakhidat, 34.7%; asam oleat, 45.3%; dan ericosenoic acid sebesar 4.2%.

Gambar 3. Tanaman rambutan Gambar 4. Buah rambutan

3. Suku Annonaceae : Sirsak (Annona muricata L.)

Klasifikasi dari sirsak adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Magnoliales Familia: Annonaceae Genus: Annona

Spesies: Annona muricata L.

Sirsak berasal dari Amerika tropis, yakni sekitar Peru, Meksiko,

dan Argentina, kemudian menyebar ke Filipina dan Indonesia. Nama lain

(33)

adalah soursop. Buah sirsak, sesuai namanya berlapis seperti kantong (zak) dan zuur yang berarti masam (Sunarjono, 2005).

Tanaman sirsak lebih menyerupai semak atau perdu dengan batang

keras. Tinggi tanaman ini mencapai 5 m. Daun sirsak lebar dan agak tebal

dengan bau spesifik langu. Letak daun berhadapan. Daun berbentuk

lonjong berwarna hijau tua. Buahnya berukuran besar, umumnya

berbentuk lonjong, sering melengkung. Buah berduri penuh. Biji sirsak

banyak, pipih, berwarna kehitaman dan keras, letak bijinya sejajar. Biji

menyebar ke seluruh daging buah sehingga menyulitkan saat dimakan

(Sunarjono, 2005).

Analisis proksimat terhadap biji sirsak memberikan data : kadar air

8.5%, protein 2.4%, kadar abu 13.6%, serat kasar 8.0%, kadar lemak

20.5% dan karbohidrat 47.0% (Onimawo, 2002). Selain itu menurut Wélé

et al. (2004), biji sirsak mengandung asam oleat, asam palmitat dan asam stearat.

Gambar 5. Tanaman sirsak Gambar 6. Buah sirsak (Anonim, 2008t)

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Klasifikasi dari mengkudu adalah :

Kingdom: Plantae

(34)

Class: Magnoliopsida Ordo: Gentianales Familia: Rubiaceae Genus: Morinda

Spesies: Morinda citrifolia L.

Mengkudu termasuk tumbuhan yang berasal dari wilayah daratan

Asia Tenggara dan kemudian menyebar (Anonim, 2007b). Nama Inggris

mengkudu adalah queen of morinda, ia juga di panggil cheese fruit karena baunya yang menyerupai bau keju setelah masak.

Mengkudu atau lebih dikenali sebagai buah noni merupakan

sejenis tumbuhan yang biasa tumbuh dikawasan tropika. Mengkudu

merupakan tanaman yang mempunyai ketinggian antara 15-20 kaki.

Kayunya mudah dibelah setelah kering dan dijadikan kayu api atau bahan

bakar. Daunnya besar berukuran 15-50 x 5-17 cm dan berbentuk tunggal.

Pucuk mudanya biasa dijadikan sayuran. Bunganya kecil-kecil berwarna

putih dan berbau agak wangi. Buahnya bulat sebesar telur ayam,

permukaannya agak berkerut. Mengkudu akan bercambah setelah 3-9

minggu disemai dan akan mula mengeluarkan buah setelah lebih kurang 3

tahun ditanam dan akan mengeluarkan buah sepanjang tahun selama lebih

dari 25 tahun (Anonim, 2008j).

Menurut Anonim (2001a), minyak dari biji mengkudu

mengandung asam caprilat 0.5%, asam palmitat 8.4%, asam stearat 4.0%

asam oleat 13.8%, asam linoleat 66.8%, asam linolenat 0.2% asam

(35)

Gambar 7. Tanaman mengkudu Gambar 8. Buah mengkudu

5. Suku Caricaceae : Pepaya (Carica papaya L.)

Klasifikasi dari pepaya adalah:

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Brassicales Familia: Caricaceae Genus: Carica Spesies: Carica papaya L.

Tanaman pepaya diduga berasal dari Amerika tropis, yaitu

Meksiko yang kemudian menyebar ke seluruh dunia (Sunarjo, 2005).

Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh

hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa

spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan

tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah (Anonim, 2008k).

Buahnya bergetah, namun getahnya semakin hilang pada saat mendekati

tua (matang). Buah pepaya berbiji banyak dalam rongga buah yang lebar.

Biji-biji tersebut ada yang berwarna hitam (fertile) dan ada yang berwarna

putih yaitu jenis biji yang abortus atau tidak tumbuh (Sunarjo, 2005).

Selain untuk konsumsi buah segar, buah pepaya matang dapat

(36)

sedangkan buah muda disayur. Daunnya yang masih muda serta bunganya

dibuat urap dan buntil. Waktu panen dapat dilakukan setiap saat karena

tanaman pepaya tidak mengenal musim (Sunarjo, 2005).

Menurut Puangsri et al. (2005), minyak yang berasal dari biji

pepaya mengandung asam oleat (78%), asam palmitat ( 14%), asam stearat

(5%), dan asam linoleat (3.5%). Selain itu, minyak dari biji pepaya juga

mengandung triacylglycerols (TG): sn-glycerol-oleate-oleate-oleate

(OOO) (45.5%) and 1-palmitoyl-dioleoyl glycerol (POO) + stearoyl-oleoyl-linoleoyl glycerol (SOL) (30.5%). Kadar lemak yang dimiliki biji pepaya menurut Eckey (2002) adalah 25.3-28.8% (berat kering).

Gambar 9. Tanaman pepaya Gambar 10. Buah pepaya

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh (Sterculia foetida L.)

Klasifikasi dari kepoh adalah :

Kingdom: Plantae

(37)

Pohon kepoh atau yang mempunyai nama Inggris Java olive ini tumbuh cepat dengan tinggi pohon mencapai 35 m. Batangnya besar

dengan diameter 120 cm. Batang/kayunya berwarna putih keruh, ringan,

permukaan batang kasar. Bentuk daun dari tanaman kepoh menjari, bundar

telur sampai lanset dan meruncing ke ujung. Bunganya terdapat di ujung

batang/ranting, pada awalnya bunga berwarna kuning keabuan kemudian

menjadi merah. Buah mempunyai kulit yang tebal dan keras dan berwarna

hijau kehitam. Kepoh terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura dan

di pulau-pulau karang di laut Jawa. Tumbuhan ini tumbuh di dataran

rendah sampai ketinggian 500 m dpl (Anonim, 2007f). Budidaya pohon

kepoh belum dijumpai di Indonesia. Umumnya ditanam beberapa pohon

saja di pojok pekarangan atau di pagar kebun. Abu kulit buah dan buah

kepoh dan kembang pulu memberikan pewarnaan merah (Anonim, 2007f).

Minyak lemak dari inti biji pohon kepoh (Sterculia foetida L.) tergolong minyak nabati yang unik karena komponen utamanya adalah

asam lemak sterkulat dengan rumus molekul C19H34O2, rantai karbonnya

mengandung gugus siklopropenoid. Asam sterkulat dapat dikonversi

menjadi asam lemak bercabang metil oktadekanoat melalui penyusunan

ulang rantai karbon kemudian dilanjutkan dengan hidrogenasi untuk

menjenuhkan ikatan-ikatan rangkap. Asam-asam lemak bercabang

memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda dari asam-asam lemak berantai

lurus, sehingga zat-zat ini atau turunannya dapat digunakan sebagai

komponen racikan/ramuan yang melahirkan karakteristik unggul pada

berbagai produk seperti kosmetik, sabun, shampoo, pelembut kain,

pelumas, cat dan plastic (Pasae, 2007). Selain tersusun oleh sterculic acid

(71.8%), minyak dari biji kepoh juga mengandung oleat, linoleat, myristat,

(38)

Gambar 11. Tanaman kepoh Gambar 12. Buah kepoh

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul (Dipterocarpus retusus

Bl.)

Klasifikasi dari tengkawang tungkul adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Malvales Family: Dipterocarpaceae Subfamily: Dipterocarpoideae Genus: Dipterocarpus

Species: Dipterocarpus retusus Bl.

Tinggi pohon tengkawang tungkul dapat mencapai 30 m dengan

garis tengah sekitar 60 cm. Batang tegak, lurus, tidak berbanir. Permukaan

batang berwarna abu-abu serta berbercak-bercak. Warna batang pohonnya

coklat muda, tajuk lebat, daun tunggal, tebal, kaku, besar, bulat panjang.

Perbungaan bentuk mulai terdapat di ujung ranting atau di ketiak daun.

Buahnya bundar telur, berbulu tebal, bersayap 5. Penyebaran di

Kalimantan Barat.

(39)

nut) merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang penting sebagai bahan baku lemak nabati. Karena sifatnya yang khas, lemak

tengkawang dapat digunakan sebagai bahan pengganti minyak coklat,

bahan lipstik, minyak makan dan bahan obat-obatan. Pohon tersebut

merupakan pohon khas Kalimantan dan bijinya bernilai tinggi, sampai

sekarang biji tengkawang dipungut dari pohon tengkawang yang tumbuh

di hutan alam. Tengkawang tungkul merupakan jenis yang telah dikenal

baik sebagai penghasil biji yang telah diperniagakan secara luas, terutama

untuk tujuan ekspor (Anonim, 2008d).

Gambar 13. Tengkawang tungkul Gambar 14. Buah tengkawang tungkul

8. Suku Moraceae

a. Cempedak (Artocarpus integer (Thunb.) Merr.)

Klasifikasi dari cempedak adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Morales Family: Moraceae Genus: Artocarpus

(40)

Cempedak adalah tanaman buah-buahan yang mempunyai

bentuk buah, rasa dan keharumannya seperti nangka, namun aromanya

menusuk kuat mirip buah durian. Tanaman ini berasal dari Asia

Tenggara, dan menyebar luas. Pohonnya selalu hijau, tingginya dapat

mencapai 20 m. Ranting-ranting dan pucuk dengan rambut halus dan

kaku, kecoklatan. Buah semu majemuk (syncarp) berbentuk silinder sampai bulat, 10-15 × 20-35 cm, kehijauan, kekuningan sampai

kecoklatan, dengan tonjolan piramida serupa duri lunak yang rapat

atau licin berpetak-petak. Daging buah sesungguhnya adalah perhiasan

bunga yang membesar dan menebal, putih kekuningan sampai jingga,

manis dan harum, bertekstur lembut, licin berlendir di lidah dan agak

berserat. Tidak seperti nangka, keseluruhan massa daging buah mudah

lepas dari poros apabila masak.

Buah dimakan dalam keadaan segar atau diolah terlebih dulu.

Daging buah cempedak, terkadang beserta bijinya diberi tepung, gula

atau garam dan digoreng. Bijinya dapat digoreng, direbus atau dibakar,

sebelum dimakan dengan campuran sedikit garam. Buah mudanya,

seperti nangka muda, dapat dijadikan sayur. Kayunya digunakan

sebagai kayu bangunan, bahan perabotan rumah, bahan perahu, dan

bahan pewarna kuning.

Komposisi biji cempedak adalah : protein 10-13% (bk), lemak

0.5-1.5% (bk), karbohidrat 77-81%, kadar air 46-78% (Verheij et al., 1997). Minyak dari biji cempedak dilaporkan mengandung asam

(41)

Gambar 15. Tanaman cempedak Gambar 16. Buah cempedak

b. Nangka (Artocarpus heterophyllus Lmk.)

Klasifikasi dari nangka adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class Magnoliopsida Ordo: Rosales

Family: Moraceae Genus: Artocarpus

Spesies: Artocarpus heterophyllus Lmk.

Tanaman ini diduga merupakan tanaman asli India yang kini

telah menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk Asia tenggara

(Sunarjo, 2005). Nama Inggrisnya adalah jackfruit (Anonim, 2007c). Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20

m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 m. Batang bulat

silindris, sampai sekitar 1 m garis tengahnya. Tajuknya padat dan

lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian

tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Buah

majemuk (syncarp) berbentuk gelendong memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya hingga 100 cm, pada sisi luar membentuk duri

pendek lunak. Daging buah sesungguhnya adalah perkembangan dari

(42)

harum-manis yang keras, berdaging, terkadang berisi cairan (nektar)

yang manis (Anonim, 2007c).

Nangka terutama dipanen buahnya. Daging buah yang matang

seringkali dimakan dalam keadaan segar, dicampur dalam es,

dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi aneka jenis

makanan daerah. Biji nangka dapat direbus dan dimakan sebagai

sumber karbohidrat tambahan. Daun-daun nangka digunakan sebagai

pakan ternak (Anonim, 2007c). Biji nangka dilaporkan memiliki kadar

air 57.7 %, kadar protein 4.2%, kadar lemak 0.1%, karbohidrat 36.7%

(Nainggolan, 1985).

Gambar 17. Tanaman nangka Gambar 18. Buah nangka

9. Suku Euphorbiaceae

Jenis biji dari suku Euphorbiaceae yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari genus Ricinus, Hevea, Aleurites, dan Reutealis.

a. Jarak Kaliki (Ricinus communis L.)

Klasifikasi dari jarak kaliki adalah :

Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida

Ordo : Euphorbiales

(43)

Jarak kepyar (Ricinus communis L.) merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari Afrika bagian timur. Tumbuh di dataran

rendah maupun dataran tinggi hingga di ketinggian ± 2000 m dpl,

banyak dibudidayakan di perkebunan sebagai tanaman industri.

Penyebaran tanaman ini terdapat di seluruh Indonesia, terutama di

Jawa karena mutu bijinya bagus. (Anonim, 2008l). Tumbuhan ini

berupa pohon kecil yang tingginya 1 - 5 m. Daun warna hijau sampai

coklat merah. Perbungaan di ujung batang dan di dekat daun terdapat 1

- 7 bunga. Buahnya berupa buah kotak berbentuk bulat agak lonjong

berlekuk tiga, berkumpul dalam tandan. Buahnya berduri lunak,

berwarna hijau muda, dengan rambut berwarna merah. Setelah tua

buah akan berubah menjadi hitam (Verheij et al.,1997).

Jarak kaliki yang mempunyai nama Inggris castor bean

digunakan sebagai bahan baku minyak castrol, farmasi, dan kosmetika.

Menurut Soerawidjaja, 2005 kandungan lemak dalam biji tumbuhan ini

mencapai 45-50% dan sekitar 87.7% minyak yang dihasilkan dari jarak

kaliki memilki kandungan asam lemak 12-hydroxy-9c-octadecenoic acid (ricinoleic acid).

Genus : Ricinus

(44)

Gambar 19. Tanaman jarak kaliki

Gambar 20. Buah jarak kaliki (Anonim, 2008u)

b. Karet (Hevea brasiliensis (Willd. Ex A. Juss.) M. A.)

Klasifikasi dari karet adalah :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Hevea

Spesies : Hevea brasiliensis (Willd. Ex A. Juss)M.A

Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon

batang lurus dan berasal dari Brasil, Amerika Selatan. Di Indonesia,

Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan

pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di

Kebun Raya (Anonim, 2005b). Tanaman ini mempunyai tinggi sekitar

30-40 m dengan daun berbentuk elips (4-50) cm x (1.5-15) cm dan biji

berukuran 2 x 1 cm.

Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual

atau diperdagangkan di masyarakat berupa lateks segar, slab/koagulasi,

(45)

digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah, yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir

seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet

gelang, mainan dari karet, dan berbagai produk hilir lainnya. Hasil

sampingan dari pohon karet adalah kayu karet yang dapat berasal dari

kegiatan rehabilitasi kebun atau peremajaan kebun karet tua yang

sudah tidak menghasilkan lateks lagi (Anonim, 2005b).

Biji karet memiliki kadar lemak sekitar 40-50% menurut

Soerawidjaja (2005), sedangkan menurut Wille et al. (1995), komosisi dari asam lemak pada biji karet adalah C16:0 sebesar 8.8%, C18:0

sebesar 8.7%, C18:1 sebesar 24.9%, C18:2 sebesar 38.6, C18:3α

sebesar 16.7 %, dan asam lemak yang berupa komponen minor sebesar

2.3%.

Gambar 21. Tanaman karet Gambar 22. Buah karet (Anonim, 2008v)

c. Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.)

Klasifikasi dari kemiri adalah :

Kingdom: Plantae

(46)

Spesies: Aleurites moluccana (L.) Willd.

Kemiri adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai

sumber minyak dan rempah-rempah, dalam perdagangan antarnegara

dikenal sebagai candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau

kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat (Anonim

2007e).

Tanaman ini sudah tersebar luas di daerah tropis. Tinggi

tanaman ini mencapai sekitar 15-25 meter. Daunnya berwarna hijau

pucat. Biji yang terdapat di dalamnya memiliki lapisan pelindung yang

sangat keras dan mengandung minyak yang cukup banyak, yang

memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin. Kemiri adalah

tumbuhan resmi negara bagian Hawaii (Anonim 2007e).

Biji kemiri mengandung bahan beracun dengan kekuatan

ringan. Karena itu sangat tidak dianjurkan mengonsumsi biji kemiri

secara mentah. Penggunaan kemiri harus diawali dengan menyangrai

(memanaskan tanpa minyak atau air) hingga biji hangat. Pemanasan

akan menguraikan toksin. Kadar lemak dari biji kemiri adalah 57-69%

(berat kering), sedangkan komposisi asam lemaknya menurut Azam et

al. (2005) adalah : C16: 0 (5.5%), C18:0 (6.7%), C18:1 (10.5%), C18:2

(48.5%), dan C18:3 (28.5%).

(47)

d. Kemiri Cina (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw)

Klasifikasi dari kemiri cina adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales Family: Euphorbiaceae Genus: Reutealis

Spesies: Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw Tumbuhan ini memang belum banyak dikenal, namun setelah

diteliti, kandungan yang ada di dalam bijinya mampu memberikan

kontribusi positif terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Kemiri

cina atau yang disebut kemiri sunan merupakan tanaman asli Filipina,

namun saat ini banyak tumbuh di Jawa Barat. Belum diketahui secara

pasti, mengapa tanaman ini banyak tumbuh di Jawa Barat sementara di

daerah lain jarang terlihat. Sumedang merupakan daerah yang paling

banyak ditumbuhi tanaman ini.

Tanaman ini bisa tumbuh optimal sampai pada ketinggian

maksimal 1.000 meter dpl, dengan suhu 18,7 - 26,2oC pada tingkat

keasaman (pH) 5,4 - 7,1. Tingginya dapat mencapai 15 meter dan

mampu hidup sampai usia 75 tahun. Kanopinya yang cukup besar

mampu menahan tetesan air hujan jatuh langsung ke permukaan tanah.

Akar tunggangnya yang dalam diyakini mampu membantu mengurangi

erosi dan tanah longsor (Achadiat, 2007).

Kemiri sunan yang usianya di atas 7 tahun mampu

menghasilkan 500 kg biji kering per tahun. Dengan potensinya yang

demikian besar, satu, dua, atau tiga pohon kemiri sunan yang ditanam

di halaman akan sangat banyak memberikan manfaat bagi petani

(Achadiat, 2007). Kandungan asam lemak yang dimiliki oleh miyak

biji kemiri cina adalah asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan

(48)

Gambar 24. Tanaman kemiri cina

Gambar 25. Buah kemiri cina

10. Suku Fabaceae

Jenis biji dari suku Fabaceae yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari genus Arachis dan Adenanthera.

a. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

Klasifikasi dari kacang tanah adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Fabales Family: Fabaceae Genus: Arachis

Spesies: Arachis hypogaea L.

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman

polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di

Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini

telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis.

Tiongkok dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar

dunia. Tumbuhan ini memiliki tinggi sekitar 15-70 cm.

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen

(49)

direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika

Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan

merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak

kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia

pada tahun 2003 menurut FAO (Anonim, 2008g).

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki banyak

manfaat bagi manusia, digunakan secara tradisional sebagai obat sakit

sendi, aprodisiak, pencahar, obat bermacam-macam pendarahan dan

leukimia. Kacang tanah yang mempunyai kadar lemak 35-55%,

memiliki komposisi asam lemak : 20% asam lemak jenuh, 50% mono-unsaturated acid (asam oleat), 30% polyunsaturated acid (asam linoleat), dan kurang dari 1% asam linolenat (Bender, 2005).

Gambar 26. Tanaman kacang tanah

b.Saga pohon (Adenanthera pavonina L.)

Klasifikasi dari saga pohon adalah :

Kingdom: Plantae Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Fabales Family: Fabaceae Genus: Adenanthera

Spesies: Adenanthera pavonina L.

Saga pohon adalah pohon yang buahnya menyerupai petai

(tipe polong dengan bijinya merah kecil-kecil, dahulu biji saga

(50)

konstan. Saga pohon umum dipakai sebagai pohon peneduh di

jalan-jalan besar (Anonim, 2007d).

Biji saga pohon merupakan tanaman asal daerah tropis dan

hampir ditemukan semua pulau di Indonesia, disamping itu saga

banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai makanan kecil atau

dicampur nasi. Biji saga juga digunakan sebagai bahan baku pembuat

tempe dan kecap menggantikan kedelai. Nilai gizi yang terdapat pada

biji saga hampir sama tinggi dengan kacang kedelai, namun biji saga

mengandung saponin yang cukup tinggi. (Aminah et al.,2007).

Menurut Soerawidjaja (2005), biji saga pohon mengandung

kadar lemak sebesar 14-28% (berat kering), sedangkan menurut

Minami et al. (2007), minyak dari biji saga pohon mengandung asam

linoleat, asam oleat, dan lignocerotic acid.

(51)

11. Suku Anarcardiaceae

Jenis biji dari suku Fabaceae yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari genus Mangifera

a. Mangga (Mangifera indica L.)

Klasifikasi dari mangga adalah :

Kingdom: Plantae

Filum: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Sapindales Family: Anacardiaceae Genus: Mangifera Spesies: Mangifera indica L.

Mangga adalah nama sejenis buah, termasuk ke dalam marga

Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Nama buah ini berasal

dari bahasa melayu “manga” yang kemudian diindonesiakan

menjadi mangga (Anonim, 2008h). Tanaman mangga umumnya

mulai berbunga pada bulan Juli – Agustus dan buahnya masak pada

bulan November – Desember. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan

baik di dataran rendah dengan ketinggian 10 - 200 m dpl (Anonim,

2006a).

Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang

umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau

campuran es, sedangkan buah yang muda sering dijadikan rujak. Biji

mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas, minyak yang

diekstrak dari biji terkadang digunakan sebagai cocoa butter

substitute (Anonim, 2008i). Masyarakat India bahkan menjadikannya bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau

dijadikan sayuran (Anonim, 2008h). Minyak dari biji mangga

mengandung asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat

masing-masing sebesar 5.1-8.0%, 42-48%, dan 35-42% (Anonim, 2008i).

(52)

arummanis, mangga simanalagi, mangga gedong, dan mangga

indramayu.

•Mangga Arummanis.

Mangga ini berasal dari daerah Probolinggo, Jawa Timur

merupakan salah satu varietas unggul yang telah dilepas oleh

Menteri Pertanian. Buahnya berbentuk jorong, berparuh sedikit,

dan ujungnya meruncing. Pangkal buah berwarna merah keunguan,

sedangkan bagian lainnya berwarna hijau kebiruan. Kulitnya tidak

begitu tebal, berbintik-bintik kelenjar berwarna keputihan, dan

ditutupi lapisan lilin. Daging buahnya tebal, berwarna kuning,

lunak, tak berserat, dan tidak begitu banyak mengandung air.

Rasanya manis segar, tetapi pada bagian ujungnya kadang-kadang

terasa asam. Panjang buahnya dapat mencapai 15 cm dengan berat

rata-rata per buah 450 g (Anonim, 2005a).

•Mangga Indramayu

Mangga indramayu mengacu pada daerah Indramayu, Jawa Barat.

Buahnya besar, dagingnya sangat berair. Biji mangga indramayu

agak besar dan sebagian dari dagingnya melekat pada biji

(Anonim, 2006a). Tinggi tanaman ini mencapai 10 meter, warna

daun mudanya merah tua, tetapi ketika tua berwarna hijau tua.

Bentuk daunnya bulat panjang dengan panjang daun 10-30 cm dan

lebar 5-6 cm. Warna kulit buahnya hijau kekuningan sedangkan

warna daging buahnya kuning. Buahnya mempunyai tekstur yang

berserat halus dan berbentuk bulat panjang. Rasa daging buahnya

manis segar. Buahnya memiliki kadar air: ± 78,3%, kandungan

vitamin C ± 16 mg/100 g (Anonim, 2006a).

•Mangga Gedong

Mangga gedong berasal dari daerah Cirebon. Ciri khas mangga ini

adalah warna kulit serta daging buahnya kuning kemerahan dan

tampak mencolok. Buahnya berbentuk bulat dengan kulit tipis.

Daging buah cukup tebal, berwarna kuning kemerahan dan berserat

(53)

tergolong sedang, panjangnya antara 10-12 cm, dan berat rata-rata

200 g/buah. Mangga gedong yang matang dapat tahan selama 5-7

hari dalam masa penyimpanan. Selain dikonsumsi segar, mangga

gedong banyak digunakan sebagai bahan baku industri sari buah

(Anonim, 2005c).

•Mangga Simanalagi

Daerah Pasuruan, Jawa Timur, merupakan asal mangga ini. Rasa

buahnya manis dan aromanya harum. Mangga ini mempunyai

bentuk buah yang jorong, pangkal meruncing, dan ujung

membulat. Warna buah kuning pada pangkalnya dan hijau pada

ujungnya. Kulit buah tebal dengan lapisan lilin dengan

bintik-bintik kelenjar yang keputihan. Daging buah tebal, berwarna

kuning menarik, teksturnya lembut dan lunak, dan tidak banyak

mengandung air. Panjang buahnya sekitar 14 cm dan bobotnya

lebih dari 500 g. Produktivitas rata-rata sekitar 36 kg/pohon. Buah

mangga ini dipanen setelah tua benar. Cirinya, bagian pangkal

buah telah membengkak rata dan warnanya mulai menguning.

Pemungutan buah yang belum tua benar menyebabkan rasanya

agak asam dan kelat (mutu rendah).

Gambar

Gambar 2. Buah alpukat (Anonim, 2008s)
Gambar 24. Tanaman kemiri
Gambar 26. Tanaman kacang tanah
Gambar 28. Tanaman mangga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tempe kedelai juga diketahui mempunyai kadar asam lemak essensial (asam oleat, linoleat, dan linolenat) yang lebih tinggi dibanding kedelai.. Penelitian ini bertujuan untuk

Hasil penelitian menunjukkan komposisi asam lemak minyak biji pepaya tertinggi adalah asam oleat sebesar 63,22% dan diikuti asam palmitat sebesar 17,57%.. kandungan minyak

Biji karet mengandung sekitar 40–50%-b minyak nabati dengan komposisi asam lemak yang dominan adalah asam oleat.. dan asam linoleat, sementara sisanya berupa asam

Selain itu senyawa penyusun minyak biji kapuk ini sebagian besar disusun oleh asam lemak tidak jenuh (palmitoleat, oleat dan linoleat), sehingga kondisi minyak pada

Demikian pula asam lemak tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (asam oleat) akan mudah terjebak dalam kisi-kisi kristal urea daripada asam linoleat

Pada ikan manyung dan minyak ikan terubuk asam lemak omega-6 mengandung asam 9,12-oktadekadienoat (asam linoleat) dan terdapat Asam 5,8,11,14-eikosatetraenoat (asam

Demikian pula asam lemak tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (asam oleat) akan mudah terjebak dalam kisi-kisi kristal urea daripada asam linoleat

Kandungan asam lemak oleat dan linoleat yang meningkat setelah proses penggorengan dapat disebabkan oleh tercampurnya asam oleat dan linoleat yang berasal dari minyak dan