• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU MENABUNG PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU MENABUNG PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU MENABUNG PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

S KR I PS I

Oleh :

Andhika Waskito A.

NIM : 06810079

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PERILAKU MENABUNG PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

S KR I PS I

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Andhika Waskito A.

NIM : 06810079

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Perilaku Menabung Pada Pekerja Sektor Informal

2. Nama Peneliti : Andhika Waskito Abriyanto

3. Nomor Induk Mahasiswa : 06810079

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : Maret 2011 sampai dengan April 2011

Malang, 28 April 2011

Pembimbing I

Drs. Tulus Winarsunu, M. Si

Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal 07 Mei 2011

Dewan Penguji :

Ketua Penguji : Muhammad Shohib, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Zakarija Achmat, M.Si ( )

2. Yuni Nurhamida, M.Si ( )

3.

Mengesahkan :

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Andhika Waskito Abriyanto

Nim : 06810079

Fakultas : Psikologi

Menyatakan bahwa skripsi saya/karya ilmiah yang berjudul:

Perilaku Menabung Pada Pekerja Sektor Informal

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali

dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan

sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan

Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan

apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai

dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui

Ketua Program Studi

M.Salis Yuniardi, S.Psi., M.Si

Malang, 28 April 2011

Yang Menyatakan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perilaku Menabung Pada Pekerja Sektor Informal”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyempaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang sekaligus pembimbing I dan Muhammad Shohib,

M.si selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ari Firmanto, S.Psi. selaku dosen wali yang telah mendukung, mengarahkan,

dan memberi banyak inspirasi selama menempuh studi hingga selesainya

skripsi ini.

3. Ayah, Mama dan adikku Alfan yang selalu memberi dukungan, do’a dan

kasih sayang yang menjadi kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Umi, Om Bagong dan Om Arief yang selalu memberi warna dalam

kehidupan penulis sekaligus kekuatan dalam skripsi ini.

5. Om Anang, Mas Dayun dan Mbak Endang yang telah memberi motivasi,

do’a, dan keyakinan besar terhadap penulis hingga selesainya skripsi ini

dengan baik.

6. Sahabat-sahabatku beserta anak-anak Kumpul Kumpul Nyantai 26 yang telah

memberikan banyak pengalaman dan cerita bagi penulis.

7. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas B atas kontribusi dalam proses

kehidupan subyek hingga sekarang dengan berbagai cerita, rasa, dan cinta

(7)

8. Keluarga besar H. Matabri yang selalu memberikan do’a dan perhatian bagi

penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga

kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususunya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 28 April 2011

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

1. Pengertian Perilaku Menabung ... 9

2. Pembentukan Perilaku Menabung... 19

3. Peran Budaya Dalam Perilaku Menabung ... 19

4. Faktor-faktor Dalam Menabung ... 20

5. Teori Perilaku Menabung ... 23

6. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Perilaku Menabung ... 25

7. Motif Menabung... 27

B. Pekerja Sosial Informal ... 28

1. Definisi Pekerja Sektor Informal ... 28

2. Tumbuhnya Sektor Informal ... 31

3. Sistem Pengupahan ... 32

4. Karakteristik Tenaga Kerja ... 32

5. Ciri Pekerja Sektor Informal ... 33

(9)

G. Metode Analisa Data ... 40

H. Teknik Keabsahan Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data... 43

1. Data Subyek Penelitian ... 43

2. Diskripsi Hasil Penelitian ... 47

B. Analisa Data ... 61

1. Adanya perilaku menabung yang negatif pada pekerja sektor informal ... 62

2. Munculnya orientasi untuk mendapatkan sesuatu dan kebutuhan akan rasa aman ... 63

3. Cara menabung banyak dilakukan dengan cara menyimpan sebagian penghasilannya di bank ... 64

4. Munculnya keyakinan kehidupan yang layak dan sikap positif, motivasi kerja, dan penguatan terhadap perilaku menabung ... 65

C. Pembahasan ... 66

1. Adanya perilaku menabung yang negatif pada pekerja sektor informal ... 67

2. Munculnya orientasi untuk mendapatkan sesuatu dan kebutuhan akan rasa aman ... 68

3. Cara menabung banyak dilakukan dengan cara menyimpan sebagian penghasilannya di bank ... 69

4. Munculnya keyakinan kehidupan yang layak dan sikap positif, motivasi kerja, dan penguatan terhadap perilaku menabung ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

1. Adanya perilaku menabung yang negatif pada pekerja sektor informal ... 72

2. Munculnya orientasi untuk mendapatkan sesuatu dan kebutuhan akan rasa aman ... 72

3. Cara menabung banyak dilakukan dengan cara menyimpan sebagian penghasilannya di bank ... 72

4. Muncul keyakinan kehidupan yang layak dan sikap

(10)

perilaku menabung ... 73

B. Saran ... 73

1. Bagi masyarakat dan pekerja sektor informal lainnya ... 73

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 73

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1 : Deskripsi Subjek ... 38

Tabel 2 : Data Subjek Penelitian ... 43

Tabel 3 : Kesimpulan Deskripsi Data ... 61

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian Edisi revisi. Malang : UMM Press

Antonides, G. (1982). Psychology in Economics and Business, Second, Revised Edition. Kluwer Academic Publiser Dordrecht/Boston/London.

Andriana, D. (2007). Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Kuantitatif. halaman 1&2

Bari’ah, Abidin, Z., Nurtjahjanti. (2004). Hubungan Antara Kualitas Layanan Bank Dengan Minat Menanbung Nasabah PT. BRI Kantor Cabang Unggaran. Diperoleh dari www.gahbo.com diakses tanggal 25 Januari 2011

Cahyono, Bambang T. (1986). Pengembangan Kesempatan Kerja. Yogyakarta : BPFE.

Canova, L., Rattazi, A. M. M., Webley, P. (2006) Struktur Secara Hirarki Motif Menabung. www.economicjurnal.com . diakses tanggal 27 Januari 2011

Chaplin, J. P. (1968). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Harefa, A., Sebel R., Ichsan, Wibawa H., Lubis P. (2007). Menabung Langkah Menuju Kesejahteraan. Disadur dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik Perencanaan Keuangan.

Harsiwi, A. (2003). Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pedagang Kaki Lima. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta vol. 14 (1).

Jhingan, M.L. (1975). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan: Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju.

Katona, G. (1951). Psychological Analysis of Economic Behavior, McGraw-Hill New York-Toronto-London.

Lea Stephen E.G, Tarpy Roger M, Webley Paul. (1987). The Individual in The Economy A Texbook of Economic Psychology. Cambridge-London-New York-Cambridge-London-New Rochelle-Melbourne-Sydney.

(13)

Nawawi, H.H. (1997). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

Partadirja. (1993). Pengantar Ekonomika. Yokyakarta : BPFE.

Patty, M.A.F., Woerjo, M.A.K., Syam , M. Ardhana M.A. I. W., Saleh, I.A. (1982). Pengantar Psikologi Umum. Surabaya : Usaha Nasional.

Rachmawati, N.D.I. (2008). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklan Berhadiah Dengan Keputusan Memilih Produk Tabungan. www.pdfcast.org diakses tanggal 20 Januari 2011

Sagir, S.H. (1990). Membangun Manusia Karya. Yogyakarta : SH Press.

Saputra, I.N., (1993). Pendekatan Sistem Perilaku dan Prestasi Kerja. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial FPIPS IKIP Malang.

Siagian, S. P. (1982), Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. CV. Haji Mas Agung

Sutikno. (2008). Mitos Seputar Menabung dan Investasi. www.pdfcast.org diakses tanggal 20 januari 2011

Smith, J.A. (2006). Dasar-Dasar Psikologi Kualitataif Pedoman Prakis Metode Penelitian. Bandung : Nusa Media.

Soekanto, S., (1983). Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta : CV. Rajawali.

Suryana. (2007). Tahapan-Tahapan Penelitian Kualitatif. www.pdfcast.org diakses tanggal 15 januari 2011

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sumanto. (1990). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset.

Suparmoko M, Ph.D. Suparmoko Maria R, 1986. Pokok-Pokok ekonomika edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan merupakan bagian integral dari sistem perekonomian modern

yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi, yaitu mengerahkan

dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada

masyarakat yang membutuhkannya serta penunjang sistem pembayaran. Sektor

perbankan dapat dikatakan sebagai motor penggerak perekonomian yaitu sebagai

lembaga penyuntik dana dalam mendukung dan menopang aktivitas-aktivitas

ekonomi rakyat.

Saat ini sektor perbankan mendapatkan perhatian yang sangat besar dari

pemerintah, karena sektor ini dapat mempengaruhi kesejahteraan rakyat dan laju

pertumbuhan perekonomian negara. Salah satu kebijakan perbankan dalam

mendukung laju pertumbuhan perekonomian adalah menghimpun seperti dana

masyarakat yang dapat dicapai melalui sektor tabungan. Menurut UU No 7 tahun

1992, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan

cek atau alat yang dipersamakan dengan itu. Frekuensi tabungan sangat

berkembang pesat bila dibandingkan dengan bentuk simpanan lainnya seperti giro

dan deposito, karena tabungan memiliki persyaratan yang relatif sangat mudah

dan hampir dari seluruh lapisan masyarakat mengetahuinya. Keseluruhan

simpanan ini merupakan rangkaian yang sama dalam menambah sumber dana

bank itu sendiri. Sumber dana itu adalah dana yang diperoleh masyarakat (pihak

III), berupa : tabungan, deposito dan giro.

Usaha dibidang jasa keuangan saat ini sedang banyak ditekuni oleh

orang-orang yang memiliki modal. Hal ini membawa para pelaku dunia usaha ke

persaingan yang sangat ketat untuk berusaha berlomba-lomba menarik konsumen

untuk menggunakan jasa keuangan yang ditawarkan. Berbagai pendekatan

dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui peningkatan

sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan pengembangan

(15)

konsumen telah menempatkan konsumen sebagai pengambil keputusan. Semakin

banyaknya perusahaan sejenis yang beroperasi dengan berbagai produk/jasa yang

ditawarkan, membuat masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan

kebutuhannya. Demikian juga pada konsumen yang semakin kritis dalam memilih

suatu jasa perbankan.

Berkembangnya paradigma masyarakat seiring percepatan pertumbuhan

ekonomi, keuntungan yang ditawarkan bank dalam bentuk bunga ataupun bagi

hasil menjadi alternatif kedua mengapa orang menyimpan uang di bank. Sekarang

ini nasabah bank dimanjakan berbagai kemudahan yang dikemas dalam pelayanan

ekstra cepat yang berskala teknologi tinggi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008 : 3) dijelaskan

bahwa pengambilan keputusan oleh konsumen untuk memilih produk tabungan

diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang

disebut need arousal. Maka konsumen mengambil keputusan untuk membeli jika

produk, barang atau jasa, memenuhi kebutuhannya, akan dirasakan

kefaedahannya, atau akan menunjang gaya hidupnya. Para konsumen mempunyai

kebiasaan-kebiasaan tertentu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya

sebelum memilih sebuah produk baik itu berupa barang ataupun jasa. Banyak

sekali pertimbangan yang mereka lakukan karena adanya pengaruh-pengaruh baik

secara pribadi, psikologis dan sosial.

Dulu orientasi menabung hanya untuk saving (menyimpan) uang semata

tanpa ada maksud lain. Uang disimpan sedikit demi sedikit dengan harapan

setelah terkumpul dalam jumlah banyak maka akan dipergunakan untuk suatu

keperluan tertentu. Sekarang motivasi menabung sedikit agak berbeda seiring

dengan terus berkembangnya dan sengitnya persaingan dunia perbankan. Dampak

dari kiat bank menarik nasabah, maka menabung di suatu bank sudah tidak lagi

berorientasi pada niat saving semata tetapi sudah banyak variasi harapan yang

timbul sebagai kompensasi dari bervariasinya layanan yang diberikan pihak bank

yang terkait dengan bentuk ragam hadiah yang dijanjikan bagi para penabung

yang menyimpan uangnya di bank.

Menurut Hadinoto dan Retnadi dalam Bari’ah (2004:13) antara tahun 1989

(16)

meningkat lebih dari 450 persen. Perubahan besar dalam dunia perbankan adalah

tingkat persaingan antara bank yang semakin kuat. Persaingan yang sehat antar

bank diperlukan sebagai salah satu unsur pendorong peningkatan efisiensi.

Tentunya situasi semacam itu tidaklah mudah, karena di sisi lain negara pernah

mengalami krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang berdampak sangat besar

pada dunia perbankan di Indonesia.

Nuh dalam Bari’ah (2004:15) selaku menteri komunikasi dan informatika

mengemukakan bahwa krisis keuangan di Amerika Serikat mengakibatkan

pengeringan likuiditas sektor perbankan dan institusi keuangan non bank yang

disertai berkurangnya transaksi keuangan. Kondisi demikian telah menyebabkan

minat menabung dalam masyarakat di bank mengalami penurunan. Masyarakat

menjadi enggan untuk menginvestasikan dananya, karena bank bukanlah tempat

yang aman lagi untuk berinvestasi. Bank tidak lagi memberikan keuntungan bagi

masyarakat dan sebaliknya, bank menambah beban masyarakat dengan segala

permasalahannya. Bank pemerintah berusaha mengembalikan kepercayaan

masyarakat dan merangsang minat masyarakat untuk menabung dengan

melakukan berbagai strategi marketing mix untuk menghimpun dana dari

masyarakat. Strategi ini dilakukan dengan mengeluarkan variasi produk,

penawaran tingkat bunga yang cukup tinggi, pembukaan kantor cabang, undian

berhadiah dan kampanye di media massa. Strategi tersebut diharapkan dapat

menarik minat masyarakat untuk menabung di bank.

Persoalan dalam kehidupan ini tidak pernah ada hentinya di mana saja

seseorang berada. Demikian pula dalam kehidupan finansial seseorang. Bahkan

ketika telah memiliki penghasilan yang stabil dan bertambah sesuai dengan karir,

seseorang masih akan menghadapai persoalan. Persoalan yang seringkali dihadapi

adalah apakah mampu memanfaatkan penghasilan yang dengan susah payah

dikumpulkan itu sesuai dengan tujuan hidup. Hal ini sangat terkait dengan

bagaimana seseorang mengatur arus kas keuangan. Karena persoalan arus kas

akan menentukan kemana uang yang selama ini dihasilkan akan pergi, maka

membangun kebiasaan menabung menjadi sangat dibutuhkan.

Prinsip mendasar yang sangat mudah diterima adalah realitas keterbatasan

(17)

tidak langsung menjadikan perencanaan arus kas menjadi sangat penting baik bagi

kepentingan jangka pendek apalagi untuk tujuan jangka panjang. Keduanya harus

dilakukan secara bersama-sama, simultan dan terencana.

Menabung merupakan suatu aktivitas guna memenuhi suatu kebutuhan

yaitu jaminan akan materi. Menabung merupakan kegiatan atau aktivitas yang

memerlukan adanya keinginan dalam diri seseorang untuk menyisihkan dana dari

pendapatan setiap bulannya untuk suatu tujuan keuangan di masa depan.

Menabung memerlukan minat agar perilakunya terarah pada aktivitas

tersebut/menabung (Harefa dkk, 2007:21).

Sering orang beranggapan bahwa dengan bertambahnya penghasilan,

maka keadaan ekonomi akan semakin baik. Namun pada kenyataannya dengan

bertambahnya penghasilan tersebut, maka akan bertambah pula standar hidup.

Dan apabila seseorang gagal merencanakan goal saving (menabung) maka tidak

menutup kemungkinan bahwa akan semakin menambah hutangnya.

Menurut Syah dalam Bari’ah (2004:29), minat atau interest berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat bukanlah sesuatu yang popular karena ketergantungannya pada

faktor-faktor internal seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan

kebutuhan. Rangsang yang diberikan oleh bank untuk menarik minat menabung

pada masyarakat terbatas pada rangsangan yang hasilnya dapat dirasakan

langsung oleh nasabah.

Nasabah saat ini lebih berhati-hati sebelum memutuskan bank manakah

yang akan dipilihnya untuk menginvestasikan dananya. Penilaian masyarakat

terhadap bank tidak hanya terpaku dalam masalah kuantitas seperti bunga bank,

tetapi sudah berkembang pada persoalan kualitas, baik mengenai produk bank

maupun layanannya. Palilati dalam Suparmoko (1986:47).

Penilaian masyarakat terhadap bank dipengaruhi bagaimana mereka

memaknai produk bank atau pelayanan yang diterima. Hasil survey awal

penelitian menunjukkan perlunya kualitas layanan sebagai salah satu unsur yang

mendukung pilihan nasabah pada suatu bank untuk menabung. Berdasarkan hasil

(18)

rekening pada dua bank yang berbeda. Satu tabungan di bank pemerintah dan satu

tabungan di bank lain.

Walaupun demikian menabung merupakan suatu hal yang sangat penting

untuk dilakukan. Menurut Sutikno dalam Partadirja (1993:173) siklus hidup

finansial sebuah keluarga ada tiga kategori tujuan keuangan yang harus dipenuhi,

yaitu jangka pendek kurang dari 3 tahun, seperti mempersiapkan dana uang muka

rumah dan mobil. Jangka menengah 3-5 tahun, misalnya mempersiapkan biaya

uang pangkal masuk sekolah TK dan SD. Jangka panjang lebih dari 5 tahun,

misalnya mempersiapkan uang pangkal masuk universitas, dan juga dana

pensiun. Ketiga kategori tersebut mengharuskan seseorang menyimpan uang

sekarang dan membelanjakannya nanti atau dengan kata lain menabung. Jadi

menabung tujuannya bukan sekedar mengumpulkan uang, melainkan dilakukan

dalam mempersiapkan dana untuk suatu tujuan keuangan tertentu.

Bila seseorang bisa menyisihkan sebagian dari pendapatannya secara

regular, maka potensi pencapaian tujuan yang diinginkan juga akan semakin

meningkat. Salah satu yang menyebabkan seseorang sulit menabung adalah tujuan

keuangan. Tanpa tujuan keuangan yang spesifik maka tidak ada dorongan atau

motivasi untuk mencapai apa yang diidamkan selama ini. Terlebih pada pekerja

sektor informal yang hanya mendapatkan sedikit uang, yang kemungkinan masih

sulit untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dengan berbagai

alasan yang mendasar, misalnya kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin

mahal, kebutuhan seseorang semakin banyak, atau bahkan untuk biaya anak

sekolah. Dari beberapa permasalahan tersebut tidak banyak pekerja pada sektor

informal misalnya pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang tambal ban

yang mampu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.

(19)

sektor informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak.

Definisi lainnya adalah segala jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan yang tetap, tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja (job security), tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum. Sedangkan ciri-ciri kegiatan-kegiatan informal adalah mudah masuk, artinya setiap orang dapat kapan saja masuk ke jenis usaha informal ini, bersandar pada sumber daya lokal, biasanya usaha milik keluarga, operasi skala kecil, padat karya, keterampilan diperoleh dari luar sistem formal sekolah dan tidak diatur dan pasar yang kompetitif. Contoh dari jenis kegiatan sektor informal antara lain pedagang kaki lima (PKL), becak, penata parkir, pengamen dan anak jalanan, pedagang pasar, buruh tani dan lainnya.

Hidayat dalam Harsiwi (2003 : 25) menjelaskan bahwa tumbuhnya sektor

informal didahului oleh terlalu banyaknya sektor industri padat modal dan

berlokasi di daerah perkotaan (disingkat Ik), karena pada umumnya pemilik

modal cenderung memilih sektor Ik. Ini menyebabkan banyak perusahaan berjalan

dengan "excess capacity" yang berarti biaya per unit lebih tinggi dari biaya pada

produksi yang paling optimum. Proses industrialisasi dengan mengutamakan Ik

menyebabkan permintaan terhadap bahan mentah dan barang modal yang diimpor

relatif besar. Akibatnya, tumbuh sektor jasa padat modal di kota (disingkat Jk)

terutama dalam bidang perdagangan besar dan lembaga keuangan. Tahapan

kebijakan substitusi barang impor ternyata tidak berhasil menggalakkan sektor

industri padat karya yang berlokasi di desa (disingkat Id). Akibatnya kesempatan

kerja di desa tidak berkembang cepat. Lama kelamaan di kota terjadi struktur

ekonomi yang dualistik yaitu sektor formal (terdiri dari Ik dan Jk) dan sektor

informal. Tenaga kerja asal desa yang tidak tertampung di sektor pertanian, sektor

industri padat modal dan berlokasi di daerah perkotaan (Ik), dan sektor jasa padat

modal di kota (Jk) mencari pekerjaan di sektor informal kota atau informal

pedesaan.

Hidayat dalam Harsiwi (2003:66) menyatakan bahwa sektor informal

(20)

menyangkut jenis barang, tata ruang, dan waktu. Berkebalikan dengan sektor

formal yang umumnya menggunakan teknologi maju, bersifat padat modal, dan

mendapat perlindungan pemerintah, sektor informal lebih banyak ditangani oleh

masyarakat golongan bawah. Sektor informal dikenal juga dengan “ekonomi bawah tanah” (underground economy). Sektor ini diartikan sebagai unit-unit usaha yang tidak atau sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara resmi dari

pemerintah. Pekerja sektor informal ini umumnya berupa usaha berskala kecil,

dengan modal, ruang lingkup dan pengembangan yang terbatas. Seperti misalnya

pedagang kaki lima atau street trading adalah salah satu usaha dalam perdagangan

kelas bawah.

Pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit,

berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang untuk memenuhi

kebutuhan kelompok tertentu didalam masyarakat. Usaha tersebut dilaksanakan

pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang

informal Winardi dalam Haryono dalam Harsiwi (2003:84).

Dengan keadaan seperti itulah maka tidak banyak pekerja di sektor

informal yang mampu berkehidupan sejahtera. Mereka hanya mampu untuk

mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan minimal, terlebih lagi pada kegiatan

menabung. Para pekerja sektor informal ini sangat kecil kemungkinannya untuk

mampu menyisihkan sebagian pendapatan perharinya untuk ditabung.

Kebanyakan dari mereka yang mendapatkan uang hanya bisa digunakan untuk

makan dan modal besok. Memang ada sebagian yang masih bisa menyisihkan

penghasilannya, namun kemungkinan sedikit dan jarang ada orang yang mampu.

Dari wawancara awal yang telah dilakukan terhadap beberapa pekerja

sektor informal, didapatkan beberapa hasil dimana ada beberapa pekerja yang

mendukung perilaku menabung, namun ada juga yang pekerja yang tidak terlalu

mendukung perilaku menabung.

Beberapa pekerja sektor informal yang mendukung perilaku menabung,

beralasan bahwa mereka perlu menyisihkan penghasilan mereka karena mereka

beranggapan bahwa di masa yang akan datang mereka pasti akan memiliki

(21)

menabung mulai dari sekarang, maka nanti mereka takut tidak dapat mencukupi

kebutuhan mereka di masa yang akan datang.

Sedangkan pekerja yang tidak terlalu mendukung perilaku menabung

dikarenakan mereka beranggapan bahwa mereka merasa belum memiliki

penghasilan yang cukup untuk ditabung. karena untuk mencukupi kebutuhan

sehari-hari pun mereka masih kurang.

Dengan beberapa masalah diatas terlebih dalam hal sulitnya menabung

pada orang-orang yang bekerja pada sektor informal maka penelitian ini diarahkan

untuk menjelaskan dan memahami fenomena atau gejala tentang perilaku

menabung pada pekerja sektor informal, mengetahui bagaimana para pekerja

mengartikannya, dan bagaimana cara mereka dalam melakukan perilaku ekonomi

khusunya menabung, motif serta tujuan apa yang mendasari perilaku menabung

para pekerja sektor informal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas maka rumusan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana para pekerja sektor informal ini mempersepsikan menabung

2. Apa yang menjadi tujuan para pekerja sektor informal untuk menabung

3. Bagaimana cara dan manfaat apa yang diperoleh dengan menabung

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi para pekerja sektor informal tentang menabung

2. Mengetahui apa yang menjadi tujuan para pekerja sektor informal untuk

menabung

3. Untuk mengetahui cara dan manfaat apa yang diperoleh dengan menabung

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi

(22)

1. Secara Praktis

- Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang dapat digunanakan untuk

dasar bagi para pekerja sektor informal untuk melakukan transaksi dalam

bentuk tabungan.

- Secara umum sebagai motivasi bagi seluruh kalangan yang selama ini

jarang untuk melakukan tindakan menabung.

2. Secara Teoritis

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan

kepustakaan dan sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut.

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian pustaka bagi

fakultas psikologi terutama psikologi industri dan organisasi tentang

bagaimana pengaruh besarnya pendapatan terhadap keinginan seorang

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dalam pemeriksaan didapatkan adanya penarikan kuat dari dinding dada bagian bawah ke dalam yang sering disebut dengan chest indrawing atau adanya nafas

Perbaikan dari kontrol kerja mesin Shotblast, Implementasi dari Software Proficy HMI/SCADA – CIMPLICITY 6.1 dapat digunakan sebagai Human Machine Interface (HMI)

Sibawaihi, Lc mengenai Manajemen kelas VIII di MTs Muallimin Univa Medan sebagai berikut “Manajemen kelas menurut saya adalah usaha yang dilakukan bagaimana kami seorang

Penulis memfokuskan penelitian pada bagaimana metode Iqro’ dalam.. meningkatkan kemampuan membaca al

Tidak berbeda jauh pada Gambar 4 juga dapat dilihat jumlah pohon perkelas diameter pada PSP 2 antara kedua jenis tersebut dengan jenis yang lain.. Akan tetapi untuk jenis

Waktu penetapan, T s , adalah waktu yang diperlukan kurva tanggapan untuk menetap dalam daerah di sekitar nilai akhir yang ukurannya ditentukan dengan persentase

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (Qs. Al-Takatsur: 1-2) turun berekanaan dengan dua kabilah Anshor: Bani Haritsah dan Bani Harits yang saling menyombongkan

Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh gaya