• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak

dengan masa dewasa yang disertai banyak perubahan baik fisik, kognitif,

maupun sosial (Papalia, Old, & Feldman, 2001). Masa remaja dianggap

sebagai masa yang paling rentan masalah.

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah

tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat menerima secara

penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja berada diantara anak

dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase

“mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu

menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun

psikisnya (Monks dkk, 1989).

Masa remaja bisa disebut masa sosial karena sepanjang masa remaja

hubungan sosial semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan

kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan

mencari hubungan dengan orang lain atau berusaha mencari pergaulan.

Penghayatan kesadaran akan kesunyian yang mendalam dari remaja

merupakan dorongan pergaulan untuk menemukan pernyataan diri akan

kemampuan kemandiriannya.

Bagi remaja, kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain diluar

lingkungan keluarganya ternyata sangat besar, terutama kebutuhan

berinteraksi dengan teman sebayanya. Hasil penelitian Larson dkk yang

dikutip oleh Sears (dalam Ling & Daryo, 2002) menemukan fakta bahwa 74,1

% waktu remaja dihabiskan bersama orang lain dilingkungan keluarganya.

Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan, bahwa interaksi sosial menjalin

huungan dengan orang lain merupakan kebutuhan yang penting dan mendasar

(2)

2

orang-orang diluar lingkungan keluarganya. Maka keluarga, khususnya orang

tua perlu memberikan pemahaman kesempatan pada anak-anaknya agar dapat

mengembangkan kemampuan interkasi sosialnya dengan baik.

Penelitian terdahulu tentang Pola Asuh Orangtua yang dilakukan oleh

Wahyu Triantika Sari pada tahun 2007 dengan judul ”Hubungan Pola Asuh

Orangtua dengan Perilaku Agresi pada siswa kelas V SDN 1 Gaprang Blitar”.

Menyatakan bahwa ada korelasi yang positif antara Pola Asuh Orangtua

dengan Perilaku Agresi pada siswa kelas V SDN 1 Gaprang Blitar. Dengan

hasil yaitu r hitung = 0,606> dan r tabel = 0, 463.

Penelitian terdahulu tentang penyesuaian sosial yang dilakukan oleh

Mina Fadilah Ustadzah pada tahun 2004 dengan judul ”Hubungan antara

Rasa Percaya Diri dengan Penyesuaian Sosial pada remaja di SMK YP

”Tujuh Belas” – 2 Malang”. Hasilnya yaitu nilai r = 0, 436 p = 0,001.

Lavengeld (Simanjuntak dan Pasaribu, 1984) berpendapat bahwa

kemiskinan akan hubungan atau perasaan kesunyian remaja disertai

kesadaran sosial psikologis yang mendalam, yang kemudian menimbulkan

dorongan yang kuat akan pentingnya pergaulan untuk menemukan suatu

bentuk sendiri.

Manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosial tempat ia berada. Ia harus mampu

menyesuaikan diri dengan orang lain atau kelompok lain yang memiliki nilai,

aturan ataupun budaya yang berbeda agar ia diterima.

Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa

ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya, begitu pula

dengan remaja. Dalam perkembangannya, setiap individu ingin tahu

bagaimanakah cara melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia

sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Hubungan sosial diartikan

sebagai “cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya dan

bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya” (Anna Alisyahbana,

dkk., 1984). Hubungan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap

(3)

3

peraturan, membangun komitmen bersama kelompok atau organisasinya, dan

sejenisnya.

Tindakan atau perilaku untuk menyesuaikan diri dengan orang lain

dikenal sebagai penyesuaian sosial atau sosial adjustment. Penyesuaian sosial

menurut Hurlock (1978) merupakan keberhasilan seseorang untuk

menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap

kelompoknya pada khususnya.

Dijelaskan oleh Scheneider (dalam Sylva dan Lunt, 1988)

menerangkan bahwa penyesuaian sosial merupakan suatu proses mental dan

tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan

kehidupan yang berasal dari dalam diri sendiri, yang dapat diterima oleh

lingkungannya. Dalam hal ini penyesuaian diri berarti bahwa individu dapat

melebur diri dalam lingkungan sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Selain itu yang dimaksud penyesuaian sosial adalah tidak sekedar

keberhasilan penyesuaian diri individu dalam memainkan perannya, tetapi

juga bagaimana individu tersebut mampu merespon lingkungan sosial,

mengadakan hubungan dengan orang lain yang akan menunjukkan

keberhasilannya dalam melakukan penyesuaian sosial. Sehingga penyesuaian

diri yang dihasilkan tidak hanya bersifat statis, tapi dinamis. Sedangkan

konsep diri yang tidak menyenangkan akan menimbulkan penyesuaian diri

yang buruk dan hubungan sosial yang tidak memuaskan, akan merusak rasa

percaya diri dan harga diri individu tersebut (Hurlock, 1999).

Hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan sekolah, dan

dilanjutkan kepada lingkungan luas lagi, yaitu tempat berkumpulnya teman

sebaya. Namun demikian, yang sering terjadi adalah bahwa hubungan sosial

anak dimulai dari rumah, dilanjutkan dengan teman sebaya, baru kemudian

dengan teman-temannya di sekolah. Kesulitan hubungan sosial dengan teman

sebaya atau teman di sekolah sangat mungkin terjadi manakala individu

dibesarkan dalam suasana pola asuh yang penuh unjuk kuasa dalam keluarga.

Penyebab kesulitan hubungan sosial sebagai akibat dari pola asuh orang tua

yang penuh dengan unjuk kuasa ini adalah timbul dan berkembangnya rasa

(4)

4

tidak berani mengambil keputusan, dan tidak berani memutuskan pilihan

teman yang dianggap sesuai.

Pola asuh orang tua idealnya mampu menciptakan anak-anak yang

memiliki disiplin dan rasa percaya diri yang baik, sehingga anak mampu

mengekspresikan dirinya dengan cara yang baik dalam kehidupan sosialnya.

Walau demikian ada juga orang tua yang tanpa disadari memberikan model

yang tidak baik pada anaknya. Orang tua sering berpikir bahwa dirinya

sebagai orang tua jarang berbuat salah dalam mengasuh anaknya. Mereka

merasa sudah berpengalaman, sehingga mereka tidak senang kalau melihat

tindakan anak remajanya bertentangan dengan pendapatnya. Mereka juga

tidak suka pendapatnya disalahkan. Mereka umumnya lupa atau bahkan tidak

mengerti bahwa remaja itu adalah orang yang peka, kritis, dan tidak mau

didekte atau menerima pendapat tanpa analisi yang positif. Jika hal tersebut

terjadi maka remaja akan mengalami hambatan dalam menjalani hubungan

sosial dengan orang lain atau teman sebayanya, sehingga mereka kurang

dapat diterima oleh kelompoknya. Selanjutnya dapat mengakibatkan hal-hal

yang lebih serius seperti kurang percaya diri, harga diri rendah dan

selanjutnya remaja awal lebih senang menyendiri daripada bergaul

(Tambunan, 1981). Rosenberg, dkk (1992) menambahkan bahwa yang paling

utama dari perilaku menarik diri adalah mereka tidak mampu melakukan

perilaku prososial secara khusus sehingga ada hambatan dalam

mengembangkan keterampilan sosial, terutama dalam mengawali suatu

interaksi sosial.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

perbedaan penyesuaian sosial remaja ditinjau dari pola asuh orang tua.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah apakah ada

(5)

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

penyesuaian sosial remaja ditinjau dari pola asuh orang tua.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan khasanah

ilmu psikologi terutama psikologi perkembangan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada orang tua

(6)

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA

SKRIPSI

Oleh : Billy Hasmoro B. P.

07810143

FAKULTAS PSIKOLOGI

(7)

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Billy Hasmoro B.P.

07810143

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)
(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Perbedaan Penyesuaian Sosial Remaja Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua, sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Linda Yani P., S.Psi, M.Si selaku pebimbing I dan

pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan baik.

3. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal

kuliah sampai penulisan skripsi ini.

5. Subyek yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

6. Papa dan mama yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga

penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua kakakku Rita Maya Nova Vidyasari dan Rizky Agustin Mahdalena yang

selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Keempat ponakanku Cika, Ivel, Kei, Azca yang selalu menemani dan menghibur

(12)

9. Sahabat karibku Kodok (Eko), Momon (Herman), Alm. J-Punk (Fandi), Rino,

Cinde yang selalu menemani, mengingatkan dan memberi support untuk

menyelesaikan skripsi ini. “Kalian motivasiku, kalian sahabat terbaik yang

pernah ada.”

10. Teman-teman seperjuangan Idris, Sari, Happy, Romo, Resty, Shinta yang saling

memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi dan lulus bersama.

11. Sahabat-sahabatku di Fakultas Psikologi, Mak Ni, Rosi, Dita, Nandar, Erfan,

Findi, Afin, Koetil, Martha, Ardi, Azwar, Kholis, Indi, Yuli, Ayu, Riri dan

teman-teman kelas C pada khususnya dan teman-teman angkatan 2007 pada

umumnya, yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman kost “73C Corporation”, mas Haqi, mas Arif, Shofa, Tito, Ifan

yang sudah menjadi keluarga baru selama di Malang.

13. Teman-teman IndoManUtd Malang, Orpheus Kickers, KKN 36 yang memberi

inspirasi serta semangat bagi penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan

saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Malang, 26 April 2012

(13)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

INTISARI ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSATAKA ...6

A. Penyesuaian Sosial ...6

1. Pengertian Penyesuaian Sosial ...6

2. Proses Penyesuaian Sosial ...6

3. Kriteria Penyesuaian Sosial...7

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial 8 5. Alasan-alasan mengadakan penyesuaian sosial ...11

6. Penyesuaian sosial yang baik atau efektif ...12

7. Penyesuaian sosial yang buruk ...12

8. Hambatan dalam penyesuaian sosial ...12

B. Pola Asuh Orang Tua ...14

1. Pengertian pola asuh ...14

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua . 14 3. Jenis-jenis pola asuh orang tua ...15

C. Remaja ...17

a. Pengertian remaja ...18

b. Tugas-tugas perkembangan remaja ...20

c. Ciri-ciri masa remaja ...21

D. Perbedaan Penyesuaian Sosial Remaja Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua ...22

(14)

F. Hipotesa ...26

BAB III METODE PENELITIAN ...27

A. Rancangan Penelitian ...27

B. Variabel Penelitian ...28

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...29

D. Prosedur Penelitian ...30

E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan data ...31

F. Metode Analisa Data ...41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...44

A. Deskripsi Data ...44

B. Analisa Data ...46

C. Pembahasan ...46

BAB V PENUTUP ...49

A. Kesimpulan ...49

B. Saran ...49

DAFTAR PUSTAKA ...51

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pola asuh orang tua menurut Baumrind dan indikator ...16

Tabel 2 : Blue print Penyesuaian Sosial ...34

Tabel 3 : Blue print skala Penyesuaian Sosial ...34

Tabel 4 : Blue print Pola Asuh Orang Tua ...35

Tabel 5 : Uji Validitas item skala Penyesuaian Sosial ...38

Tabel 6 : Blue print Penyesuaian sesudah try out ...39

Tabel 7 : Uji validitas item skala Pola Asuh Orang Tua ...40

Tabel 8 : Uji reliabilitas skala penyesuaian sosial ...41

Tabel 9 : uji reliabilitas skala pola asuh orang tua ...41

Tabel 10 : Hasil perhitungan T-Score Penyesuaian Sosial ...45

Tabel 11 : Hasil pola asuh ...45

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M, & Asrori, M. 2011. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Azwar, S. 2001. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________. 2009. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Brooks, Jane. 2011. The Process of Parenting. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial. Diakses pada 10 Februari 2012. Dari http://www.aryesnovianto.com/2005/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses.html

Gerungan, W,A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga

___________. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga

___________. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Kartono, Kartini. 2011. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers

Kerlinger, Fred, N. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., dan Hardinoto, S.R. 2006. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

(17)

Papalia, Diane E, Old, Wendkos, & Feldman, dkk. 2008. Psikologi Perkembangan: Human Development. Jakarta: Prenada Media Group

Poerwanti, E. 1998. Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. Malang: UMM Press

Santoso, Slamet. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Santrock, John, W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga

_________________. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga

Sarwono, W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Shochib. 1998. Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT. Rinka Cipta

Silalahi, K, & Meinarno, Eko A. 2010. Keluarga Indonesia: Aspek Dan Dinamika Zaman. Jakarta: Rajawali Pers

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sylva, K, & Lunt. 1988. Perkembangan Anak. Bandung: Arcan

Tarmuji, T. 2001. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Agresivitas Remaja. http//www.depdiknas.go.id

Walgito, B. 1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset

Referensi

Dokumen terkait

Waktu setting 8 menit ditambah auxiliary time 1 menit setiap lubang. Jika waktu delay adalah 12 % dari waktu machining

Berdasarkan 17 (tujuh belas) data kasus yang digunakan untuk pengujian, sistem menghasilkan 5 (lima) data kasus yang memiliki urutan nilai akhir terbesar

Adapunyang menyebabkan penerapan syariah menjadi sangat urgen dalam bisnis jasa konstruksi, antara lain dikarenakan maraknya budaya bisnis yang tidak sehat dalam dunia

1) Kelompok fauna daratan / terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas: insekta, ular, primata, dan burung. Kelompok ini tidak memiliki sifat

Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar kelompok kami menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia adalah zoon

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pembelajaran praktikum berbasis lingk ungan untuk mereduksi miskonsepsi siswa

Atas dissenting opinion dari dua orang hakim anggota, maka di Halaman 358 Berkas Putusan Majelis Hakim menyatakan bahwa Perbuatan melawan Hukum pada diri terdakwa atas penerbitan

Kertas dan pulp merupakan produk yang dihasilkan dari pemanfaatan selulosa tanaman (kayu). Kertas berfungsi sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan