12 Di dalam melaksanakan wiping lalang perlu diperhatikan cara kerja sebagai berikut (1) larutan herbisida yang digunakan glyphosfat konsentrasi0.5 %, (2) kain lap dicelupkan ke larutan, diperas, sebelum diangkat dari ember, agar tidak terlau banyak larutan yang menetes terbuang ke tanah, (3) kain lap dipijitkan secara perlahan-Iahan pada pangkal batang lalang, sehingga larutan mengalir sedikit ke bawah melalui batang lalang ters~but, selanjutnya kain lap diurutkan ke atas untuk membasahi daun lalang, (4) untuk menandai lalang yang sudah
diwiping, ujung daun lalang dipotong sedikit, (5) rotasi wiping lalang pada suatu areal harus terjamin ketepatan waktunya, (6) pengawasan yang teliti menjadi faktor penting untuk kerberhasilan pengendalian lalang.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwarealisasi pelaksanaan kegiatan pengendalian lalang(wiping) pada kebun intisampai dengan bulan Mei 2002 adalah 56 HK/I05 ha atau prestasi tenaga kerjanya adalah 1.87 ha/HK.
Sedangkan prestasi kerja mahasiswa untuk kegiatan pengendalian lalang (wiping)
adalah 0.5 ha/ HK.
Menyiang Gawangan
Kegiatan menyiang gawangan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun dengan cara kimiawi. Tehnik menyiang gawangan secara manual
diantaranya adalah mencabut atau membersihkan gulma yang tumbuh di
gawangan, menggunakan garuk atau cangkul dengan rotasi yang teratur.
Sedangkan tehnik menyiang gawangan secara kimiawi diartaranya adalah dengan
membersihkan gulma dengan menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan
kimia dilakukan untuk mengatasi masalah gulma dalam skala yang luas dan
karena pertimbangan waktu yang mendesak. Namun d:::mikian pemberantasan
gulma secara kimiawi ini menghabiskan biaya mahal dan juga dapat menimbulkan
efek yang
burukterhadaplingkungandan pekerjanya.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan
bahwa rotasipenyiangan
gawanganpada kebun inti dilaksanakan
3 bulan
sekali atau
4 kali setahundengan
13
Mcnyiang Piringan Pohon
Kondisi piringan atau bokoran harus selalu ddlam keadaan bersih karena
bokoran adalah tempat jatuhnya berondolan dan tempat penaburan pupuk.
Penyiangan bokoran/piringan dilakukan dengan menyingkirkan semua jenis
tumbuhan dari permukaan tanah selebar piringan/bokoran tanaman yang telah
ditentukan, sehingga tanah bersih. Penyiangan bokoran dapat dilakukan dengan
menggunakan garuk atau cangkul, tanah dikikis tipis (bokor manual), atau dengan
menggunakan bahan kimia (bokor chemis). Rotasi penyiangan piringan/bokoran untuk tanaman menghasilkan satu (TM I) adalah lima kali dalam setahun,
sedangkan untuk TM II dan seterusnya adalah empat kali dalam setahun.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa realisasi dari kegiatan
bokor manual pada kebun inti sampai dengan bulan Mei 2002 adalah 200
HK/54.5 ha atau dapat dikatakan prestasi tenaga kerjanya adalah 0.27 halHK.
Sedangkan untuk realisasi pelaksanaan kegiatan bokor chemis pada kebun inti
sampai dengan bulan Mei
2002adalah 91 HK/70ha atau prestasi tenaga kerjanya
adalah 0.77 ha/HK. Prestasi kerja mahasiswa untuk kegiatan bokor manual adalah
0.25 ha/HK, dan untuk bokor chemis yaitu 0.5 ha/HK.
Pengendalian Barna dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit cukup banyak.
Efektivitas serangan tersebut menyababkan kerugian hasil tanaman. Apabila
serangan tidak membahayakan mungkin kerugian yang ditimbulkan kurang
berarti, namun apabila sudah menyerang pada tanaman mungkin tanaman tersebut
tidak akan menghasilkan selama dua tahun atau lebih. Banyak diantaranya
beberapa jenis hama yang dilaporkan menyerang tanaman kelapa sawit, baik
menyerang batang maupun yang menyerang buahnya. Pada umumnya, hama yang
merugikan tanaman kelapa saw it adalah serangga. Selain itu juga ada hama lain
yang merugikan diantaranya adalah tikus, tupai, dan babi. Sedangkan penyakit
yang banyak menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya disebabkan oleh
14
Tindakan pengendalian penyakit pada tanaman kelapa sawit pada
umumnya dilaksanakan dengan memotong bagian tanaman, membongkar dan
membakar pohon yang terkena penyakit. Oalam pengendalian penyakit tindakan
pencegahan lebih bermanfaat dan m~nguntungkan seperti penggunaan bibit tahan
penyakit, dengan cara sanitasi dan sebagainya. Perlu diingat bahwa faktor iklim
dan tanah sering membantu penyebaran penyakit.
Peralatan yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit
memerlukan persyaratan yang harus diperhatikan diantaranya adalah (I)
terjaminnya keseragaman volume dan konsentrasi pestisida maupun insektisida,
(2) penyebaran bahan kimia seragam untuk tiap-tiap satuan luas, (3) penetrasi
bahan kimia tinggi atau bahan kimia yang diberikan tersebut dapat menyebar
merata keseluruh bagian tanaman yang mengalami serangan atau sebagai sumber
serangan hama dan penyakit, (4) bahan kimia yang dapat tahan melekat pada tanaman.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa realisasi
pelaksanaan kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada kebun inti adalah 22
HK/30 ha atau dapat dikatakan prestasi tenaga kerjanya adalah 1.36 ha/HK. Oari
hasil kegiatan ini diperoleh bahwa kegiatan yang sering dilakukan sampai dengan
bulan Mei 2002 adalah kegiatan sensus hama dan penyakit. Sedangkan prestasi
kerja mahasiswa untuk kegiatan pengendalian hama dan penyakit (kegiatan sensus
hama dan penyakit) adalah 1 ha/HK.
Pemupukan
Pelaksanaan pemupukan pada tanaman yang menghasilkan kelapa sawit
dilaksanakan dua kali dalam satu tahun (dibagi menjadi dua semester dalam
setahun). Pemupukan semester I biasanya dilaksanakan pada bulan Maret/April
(akhir musim hujan) dan semester II dilaksanakan pada bulan September/Oktober
(awal musim hujan). Jumlah pupuk yang diberikan, frekuensi pemberian pupuk
pada tanaman menghasilkan berdasarkan atas hasil analisis daun, produktivitas,
dan kesuburan tanahnya. Rekomendasi pemupukan kelapa sawit diberikan oleh
pusat penelitian perkebunan. Sebagai gambaran ditentukan nilai kritis kandungar.
hara makro pada tanaman kelapa sawit pada pelepah no. 17 sebagai pencerminan
15
Tabel 2. Pcrsentase Kandungan Hara Makro tcrhadap Berat Kcring Daun Kelapa Sawit
Dari hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa realisasi kegiatan
pemupukan sampai dengan bulan Mei 2002 prestasi tenaga kerjanya adalah 55
HK/67 450 kg atau I 226.36 kg/HK untuk kegiatan angkutlecer pupuk, dan 564
HK/304.61 ha atau 0.5 halHK untuk kegiatan menabur pupuk. Sedangkan prestasi
kerja mahasiswa adalah 1 halHK untuk kegiatan menabur pupuk.
Penunasan
Yang dimaksud dengan kegiatan penunasan adalah kegiatan membuang
pelepah tua dan pelepah kering. Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan
penunasan diantaranya adalah (1) membantu memudahkan pelaksanaan
pemotongan buah, (2) membantu penilaian pemotongan buah, (3) mengurangi
penghalang pembesaran buah/tandan, (4) mengurangi kehilangan berondolan buah
yang terjepit pada pelepah daun, (5) mengurangi kelembaban dan pertumbuhan
ephiphyt sehingga mencegah timbulnya penyakitMarasmius.
Dalam kegiatan penunasan tidak dibenarkan ada daun yang masih hijau
dibuang atau dipotong, karena bila daun yang masih muda dipotong berarti
unsur-unsur yang seharusnya masih bisa dipergunakan oleh tanaman akan terbuang.
Pada TM muda, panen pada tahun yang pertama dilaksanakan tanpa
membuang/memotong pelepah penyangga (dirogoh). Setelah delapan bulan
tanaman kelihatan banyak pe!epah daun di bawah tandan yang terbawah, pada
keadaan terse but tanaman perlu ditunas. Jumlah pelepahyangditinggalkan/jumlah Nilai Persen (%) terhadap Berat K'ring Daun
N P K Mg
Umur dibawah 5 tahun :
Rendah 2.7 0.16 1.0 0.23
Normal 2.7 - 2.9 0.16 - 0.18 1.0- 1.3 0.23 - 0.27
Tinggi 2.9 0.10 1.3 0.27
Umur di atas 5 tahun :
Rendah 2.5 0.14 0.85 0.23
Normal 2.5 - 2.6 0.14 - 0.18 0.85 - 1.0 0.23 - 0.27
Tinggi 2.5 0.18 1.0 0.27
16
frond sesuai dengan umur tanaman adalah sebagai berikut (1) umur 3
-
5 tahunjumlah pelepah
=
48-
56 pel~pah, (2) umur 5-
10 tahun jumlah pe1epah minimum= 46
-
48 pelepah, (3) umur lebih 10 tahunjumlah pelepah minimum = 40 pelepah (Vademecum Kelapa Sawit, 1993).Dari hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa realisasi
pelaksanaan kegiatan penunasan sampai dengan bulan Mei 2002 adalah 687
HK/62.8 ha atau dapat dikatakan prestasi tenaga kerjanya adalah 0.09 ha/HK.
Sedangkan prestasi kerja mahasiswa untuk kegiatan penunasan adalah 0.05 ha/HK.
Persia pan Panen
Hanca Panen
Pada sistem hanca panen ditetapkan dengan sistem hanca giring yang
artinya masing-masing pemanen digiring dan diatur oleh mandor panen untuk
setiap kali panen (untuk seorang pemanen hancanya tidak tetap), digiring sesuai
rotasi panen. Kemampuan panen seorang pemanen berkisar 2
- 2.5 ha, dengan
kerapatan pohon 130 pohon/ha. Di dalam hanca giring untuk satu kemandoran
pemanen mempunyai hanca yang tetap, dimana untuk setiap panen menguasai
blok-blok tertentu yang harus dipertanggungjawabkan dalam kegiatan pemanenan.
Pembagian hanca panen untuk masing-masing regu panen pada kebun unit
usaha Talo Pino menurut informasi yang diperoleh di lapangan dilakukan dengan
cara acak dengan rotasi panen617.Hanca panen bisa berubah, menurut situasi dan
kondisi yang terjadi di lapangan.
Kriteria Matang Panen
Kriteria matang panen berhubungan dengan penentuan buah yang akan
dipanen. Buah kelapa sawit akan matang setelah berumur 5.5 - 6 bulan dari saat
penyerbukan. Kriteria buah matang panen ditentukan pada saat kandungan
minyak maksimal dengan kandungan ALB serendah mungkin. Kualitas minyak
saw it ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan kadar minyak sawit dan kadar
Asam Lemak Bebas (ALB). Semakin matang buah sawit akan semakin meningkat
17
ideal dipanen adalah t~ndan yang memiliki kadar minyak c;awitmaksimal dengan
kadar ALB rendah (Yahya, 1990).
Dari hasil pengamatan diperoleh kriteria matang panen ortimal dua
berondolan/kilogram tandan. Tingkat kematangan buah berdasarkan persentase
buah luar yang memberondol dapat dilihat pada Tabel 3. Buah yang telah matang
akan lepas dad bulirnya yang disebut dengan memberondol. Keadaan ini
digunakan sebagai tolak ukur kematangan buah. Semakin banyak buah yang
memberondol maka buah dinyatakan semakin matang. Untuk mempermudah
pengolahan dan penyeragaman kualitas tandan maka ditetapkan kriteria matang
panen.
Tujuan dari budidaya kelapa sawit adalah untuk memproduksi minyak dan
inti saw it. Oleb sebab itu ukuran yang dipakai bukan berat tandan/ha, akan tetapi
jumlah minyak dan inti sawit/ha. Pada kegiatan panen, tandan buah yang
dianjurkan untuk dipanen adalah tandan buah yang telah membrondol.
Pada Kebun Unit Usaha Talo Pino yang merupakan kriteria matang panen
adalah fraksi 2 dan fraksi 3. Akan tetapi yang terjadi di lapangan sering kali
[image:39.612.18.562.23.772.2]ditemukan buah yang masih mentah (fraksi 00, fraksi 0) dan buah lewat matang (fraksi 4 dan fraksi 5).
Tabel 3. Tingkat Kematangan Buah Kelapa Sawit
Jumlah Berondolan yang Jatuh Tidak ada, buah berwarna hitam Satu brondolan s / d. 12.5 % buah luar
I 12.5 % - 25.0 % buah luar Kurang matang
2 25.0 % - 50.0 % buah luar Matang I
3 50.0 % - 75.0 % buah luar Matang II
4 75.0 % - 100.0 % buah luar Lewat matang I 5 Buah dalam ikut membrondol Lewat matang II Sumber: Vademecum Kelapa Sawit PT Perkebunan x/Persero (1993)
Fraksi 00
o
Derajat Kematangan Sangat mentah Mentah Rotasi PanenPenentuan rotasi panen erat hubung<'.nnyadengan kerapatan panen, dimana
pengertian kerapatan panen diartikan dengan jumlah pohon yang dapat dipanen
18
tertentu dibagi menjadi 5 h:ui panen dengan rotasi ulang 7 hari. SeJain itu rotasi
panen juga bisa 4/7, 3/7 atau 6/7, disesuaikan dengan kerapatan panen. Rotasi
yang dilakukan Jebih dari tujuh hari dapat mengakibatkan (I) meningkatkan buah
yang terJaJu matang (fraksi 4 dan 5), sehingga berondoJan akan lebih banyak, (2)
meningkatkan ALB.
Peningkatan ALB dapat menurunkan rendemen minyak sebagai akibat dari
tandan buah yang dipanen menginap dan dapat dilihat pada Tabel 4. Mengingat
kondisi demikian, maka jalan-jalan kebun harus dalam keadaan baik dan teratur
sehingga dapat memperJancar proses pengangkutan tandan buah dari kebun ke
pabrik pengolahan keJapa sawit.
Tabel4. Hasil Rendemen Minyak dan ALB Akibat Lamanya Penginapan Tandan Buah yang Dipanen.
Lama Menginap (Hari)
o
1
2
3
Sumber: Purbadan Lubis(1989).
Rendemen Minyak terhadap Buah (%)
50.44 50.60 50.73 48.66 ALB (%) 3.90 5.01 6.09 6.90
Untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi panen maka dilakukan
pembagian ancak panen yang akan dipanen sekali dalam satu minggu. Oleh sebab
itu dalam penetapan rotasi panen perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara
lain adalah sebagai berikut (1) kerapatan panen; kerapatan panen yang rendah
akan memberi peluang panen buah mentah lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tanaman yang memiliki kerapatan panen yang lebih tinggi, (2) basis borong dan
jumlah panenan; basis borong adalah yang harus dipenuhi oleh pemanen sebagai
kewajiban yang telah ditetapkan berdasarkan upah tetap yang diterimanya dan
apabila pemanendapat melampuibatas yang ditetapkan
makayangbersangkutan
layak mendapat premi baik sebagai premi tandan maupun premi berondolan, (3)
jumlah pemanen; jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan ialah 0.08 HOK/ha.
Perhitungan ini didasarkan atas panen puncak, sedangkan panen rendah tidak
19
Taksasi Pruduksi
Peramalan produksi atau lebih dikenal dengan taksasi produksi adalah
menghitung jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh dimasa mendatang
berdasarkan jumlah dan keadaan bunga betina yang kemungkinan menjadi tandan
buah. Untuk mengetahui perkembangan bunga betina dan tandan kelapa sawit
dapat dilihat pada Tabel 5. Untuk membuat peramalan atau taksasi produksi pada
bulan mendatang maka ditentukan pohon Adapun yang menjadi tujuan dari
peramalan produksi antara lain (1) untuk memudahkan pengaturan dan
[image:41.612.5.565.31.756.2]pelaksanaan pekerjaaan di lapangan dan pabrik, (2) untuk penyediaan transportasi.
Tabel 5. Perkembangan Bunga Betina dan Tandan Kelapa Sawit.
Umur setelah Seludang Terbuka
10 hari I bulan
Keadaan Bungaffandan Daging Buah
Bunga anthesis Belum ada
Buah kecil terbentuk pada Putih kehijauan lunak berair tandan
2 bulan Tandan muda Putih kehijauan
3 bulan Tandan muda Kuning kehijauan
4 bulan Tandan mentah Kuning kemerahan
5 bulan Hampir masak Kuning kemerahan
Sumber: Vademecum Kelapa Sawit P.T. Perkebunan X/Persero (1993).
Peramalan produksi harian di lapangan dilakukan oleh mandor panen satu
hari sebelum panen yaitu dengan menghitung penyebaran pohon yang memiliki
tandan yang dapat dipanen. Rata-rata berat pertandan pada masing-masing tahun
tanam dapat dilihat pada Tabel 6, yang perlu diperhatikan pada peramalan produksi.
Tabel 6. Berat Tandan Rata-rata Menurut Umur Tanaman.
Umur (Tahun) 4-7 8 -10 11 - 15 16 -19 20 - 23 24 - 25
Sumber: Vademecum Kelapa Sawit PT X/Perse.J (1993).
Berat Tandan(Kg)
4 - 9
10 - 15
12-18
20 - 22
22 - 25
20
20
Sistem Prem! Panen
Premi panen kelapa sawit merupakan suatu penghargaan yang diberikan
oleh suatu perusahaan kepada karyawan yang telah melpksanakan tugasnya
dengan baik, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Tujuan dari premi adalah (I) untuk peningkatan disiplin pekerja dan penigkatan
produksi baik secara kualitas maupun kuantitas yang berkesinambungan sesuai
dengan sasaran perusahaan, (2) sebagai penghargaan atas prestasi kerja secara
kualitatif dan kuantitatif yang diberikan dalam bentuk uang, karena yang
bersangkutan telah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sehingga pendapatan pekerja meningkat.
Adapun faktor-faktor yang menentukan premi panen kelapa sawit antara
lain (I) hasil panen harian selama satu bulan, (2) perhitungan prognosa produksi
bulan berjalan, (3) realisasi produksi bulan lalu, (4) nilai pemanenan (kelas
panen), (5) kualitas produksi TBS hasil panen, (6) tarif premi panen (Rp/kg), (7)
kerajinan dan disiplin pemanen. Kelas pemanen dapat dibedakan berdasarkan
besamya pinalti atas hasil kerja secara teknis yang berkaitan dengan pekerjaan
[image:42.612.0.568.36.766.2]panen. Untuk mengetahui kelas pemanen dan nilai kesalahan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Kelas Pemanen dan Nilai Kesalahan Pemanen.
No Kelas Jumlah Nilai Pinalti
I A 0 -15
2 B 15 - 30
3 C > 30
Sumber : Sistem Premi Panen Kelapa Sawit PTPN VII/Persero (200 I).
Premi panen pada tanaman kelapa sawit dengan potensi produksi di bawah
4 ton/ha/tahun maka pengaturan pemberian premi adalah untuk pemanen kelas A
mendapat premi sebesar Rp 4 500,00/hari panen. Sedangkan untuk pemanen
kelas B mendapat premi sebesar Rp 3 OOO,OO/haripanen. Apabila pemanen tidak
menyelesaikan tugas yang ditentukan (hanca tidak tembus) maka premi
ditiadakan. Premi pemanen pada tanaman dengan potensi produksi ~4
ton/ha/tahun dihitung berdasarkan fraksi dan kelas pemanen. Tarif premi pemanen
21
dan basis premi yang diberikan dibuat dari hasil prognosa produksi. Besarnya
prognosa produksi diperoleh dari hasil sensus akhir bulan ditambah dengan
realisasi bulan lalu dibagi dua. Untuk Besarnya basis tugas diperoleh dari 87 %
dari prognosa produksi (tidak termasuk berondolan), dan untuk besarnya basis
premi diperoleh dari 70 % dari basis tugas.
Premi prestasi diberikan kepada pemanen kelas A dan telah mencapai
basis tugas secara terus-menerus setiap hari dalam satu bulan. Besarnya premi
prestasi yang diberikan adalah Rp 40 OOO,OO/bulan.Untuk pemanen yang telah
mencapai syarat-syarat tersebut, tetapi tidak melaksanakan panen secara
terus-menerus selama satu bulan penuh, karena dialihkan tugasnya ke pekerjaan lain,
sakit dengan keterangan dokter, cuti, maka premi prestasi diberikan secara
[image:43.612.16.573.23.745.2]proporsional pada bulan yang bersangkutan.
Tabel 8. Tarif Premi Berdasarkan Standar Kematangan Buah (Fraksi)
Kelas Pemanen Premi Panen (Rp/kg TBS)
Fraksi
o 1. 2. 3 4. 5
A 4 ]2 6
B 3 9 4
C 2 6 3
Sumber: Sistem Premi Panen Kelapa Sawit PTPN VIIIPersero (200]).
Besamya premi yang diberikan untuk PPH adalah ]50 % dari rata-rata
premi pekerja pemanen yang dikoordinimya, untuk mandor panen besarnya premi
yang diterima adalah 200 % dari rata-rata premi pekarja panen yang dibawahinya,
dan besarnya premi yang diberikan untuk mandor besar adalah ]50 % dari mandor
panen yang dibawahinya.
Pelaksanaan panen yang dilakukan pada hari minggu/hari libur dengan
tujuan untuk mengejar target produksi yang telah ditetapkan maka pekerja
pemanen juga mendapatkan premi yaitu berupa premi hari Minggullibur. Premi
tersebut dihitung tanpa basis tugas dan dan besarnya tarif premi yang diberikan
dapat dilihat pada Tabel 9. Sedangkan untuk premi hari Minggu/libur yang
Tabel 9. Tarif Premi Hari Minggu/Libur Pekerja Pemanen Berdasarkan Standar Kematangan Buah (Fraksi)
Kelas Pemanen Premi Pant'n Hari Minggu/Libur (Rp/kg TBS) Fraksi
o 1. 2. 3 4. 5
4 14 6
3 12 4
2 10 3
Panen Kelapa Sawit PTPN VlIIPersero (2001) A
B C
Sumber : Sistem Premi
Tabell0. TarifPremi Hari Minggu/Libur untuk PPH, Mandor dan Mandor Besar
No Jumlah Pekerja/Mandor (Orang) Premi Mandor Panen (% pekerja) Mandor Besar (% Mandor Panen)
1 > 15 150 200 150
2 ] ]
-
15 125 ]50 1253 > ]0 100 125 ]00
Sumber : Sistem Premi Panen Kelapa Sawit PTPN VlIIPersero (200]). PPH (%
Pekerja)
Premi insentif produksi diberikan kepada pamanen kelas A dan B dengan
melihat realisasi produksi di afdelingnya pada bulan tersebut di atas target yang
ditetapkan. Bagi afdeling yang realisasi produksinya pada bulan tersebut tidak
mencapai target maka premi insentif produksi tidak diberikan. Perhitungan premi
insentif produksi pemanen dihitung berdasarkan jumlah produksi kilogram TBS
ditambah dengan berondolan yang diperoleh pemanen dalam satu bulan termasuk
produksi hari Minggu dan libur dikalikan dengan tarif berdasarkan kelas pemanen
antara lain adalah sebagai berikut (1) pemanen kelas A
=
Rp 150,00/kgTBS +
berondolan, (2) pemanen kelas B = Rp 0.75,00/kg TBS + berondolan. Sedangkan
besarnya premi insentif produksi yang diberikan kepada PPH, mandor panen dan mandor besar perhitungannya adalah sebagai berikut (1) PPH = ] 25 % x rata-rata
premi tlnsentif produksi pemanen yang dinilainya, (2) mandor panen = 200 % x
rata-rata premi insentif produksi pemanen yang dibawahinya, (3) mandor besar =
150 % x rata-rata premi insentifproduksi mandor panen yang dibawahinya.
Sanksi pengurangan premi yang dimaksud adalah apabila terjadi
penyimpangan/pelanggaran disiplin seorang pekerja baik pemanen, mandor panen 22
-23
dan mandor besar dan yang berhak memberikan sanksi adalah administratur atas
usulan sinder afdeling dan sinder kepala tanaman. Besamya
pemotongan/pengurangan premi sesuai dengan tingkat kesalahan yang
dilakukannya yaitu berupa pengurangan premi sebesar 15 %, 30% dan 45 % dari
perolehan premi.
Adapun jenis kesalahan yang dinilai untuk pemanen sehingga dapat
mengurangi premi adalah (I) datang terlambat tanpa alasan (alasan tidak dapat
diterima), (2) panen tidak selesai (hanca tidak tembus), (3) meninggalkan tempat
tugas (hanca) 1anpa seizin mandor, (4) tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan
sebelumnya, (5) dalam satu bulan ada mangkir lebih dari tiga hari. Sedangkan
jenis kesalahan yang dapat dinilai untuk PPH sehingga dapat mengurangi permi
adalah (I) datang terlambat tanpa alasan (alasan tidak dapat diterima), (2)
meninggalkan tempat tugas tanpa seizin sinder afdeling, (3) produksi tidak
terangkut seluruhnya karena kelalaiannya dan tidak melapor kepada sinder
afdeling. Jenis kesalahan yang dapat dinilai untuk mandor panen dan mandor
besar sehingga dapat mengurangi premi adalah (I) datang terlambat tanpa alasan
(alasan tidak dapat diterima), (2) meninggalkan tempat tugas tanpa seizin sinder
afdeling, (3) pencurian tidak dilaporkan secara tertulis, (4) serangan hama dan
penyakit tidak dilaporkan secara tertulis, (5) tidak membawa buku pedoman
mandor, (6) tidak melaksanakan perintah atasan (yang berkaitan dengan tugas dinasnya).
Pelaksanaan Panen
Regu Panen
Pada satu regu panen terdiri dari satu orang mandor panen, satu orang
petugas pengumpulhasil (PPH), dan 15
-
20 pemanen. Masing-masingpemanen
harus membawaseorangpembantuuntuk memungutberondolandan mengangkut
buah ke TPH. Kebutuhantenaga yang diperlukan selama kegiatan panen adalah
0.08 - 0.1 HOKlha.Pada Tabel II dapat dilihatjumlah tenaga kerja panen dalam
perkebunan kelapa sawit. Panen biasanya dikerjakan oleh beberapaorang dalam
satu regu panen. Satu orang bertugas sebagai pemotong tandan, satu atau dua
24
Tabel 11. jumlab Tenaga Kerja Panen pada Perkebunan Sawit
Banyaknya Tandan yang
Dipero leh 166
100
75
40
Sumber: Purba dan Lubis (1989).
Pada Kebun Unit Usaha Talo Pino PTPN VII Bengkulu Selatan regu
panen dibagi menjadi tiga regu, dengan tiga orang mandor panen dan tiga orang
PPH. Untuk masing-masingregu panenterdiridari 16
-
17 pemanen dengan satu
orang mandor panen dan satu orang PPH. Persiapan tenaga pemanen dari salah
regu panen dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Persiapan Tenaga Pemanen dari Salab Satu Regu Panen
Peralatan Panen
Untuk memperlancar proses pemotongan buab maka pertu dipersiapkan
alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan panen dapat
dilihat pada Tabel 12. Chisel dan kapak digunakan untuk panen tanaman muda
Umur (tabun)
Luas Arel /Regu
(ha)
-3 -5
4
6-9
3-5
10-16
3-5
25
sampai dengan TM IV. Sedangkan egrek dan kapak digunakan untuk tanaman
dewasaltua dengan menggunakan bambu egrek. Pikulan buah yang dilengkapi
dengan karung/keranjang untuk alas buah. Sedangkan karung bekas pupuk
digunakan untuk menampung berondolan (Naibaho, 1996). Untuk lebih jelasnya
mengenai peralatan panen yaitu egrek dan dodos dapat dilihat pada Gambar 2.
Keterangan :
A. Dodos/Chide}Besar
B. Egrek
C. Dodos/Chisel Kecil
D. Tojok
[image:47.612.8.563.18.762.2]E. Ganco
26
Tabel 12. Alat dan Bahan yang Dipcrlukan untuk Kegiatan Pemanenan.
Nama Alat dan Bahan Jumlah
Satuan
(Bahanffahun/Pemanen) 1 1 3 2 I 6 12 10 100 2 I 10 Dodos / chisel
Kapak Egrek
Keranjang buah/goni
Batu
asah
Bambu
egrek
Tali ikat egrek Kawat licin
Karung bekas pupuk Pikulan buah Gagang dodos Cat (tanda acak)
Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan (1996).
Cara Panen
Pada tanaman muda, panen tahun pertamadan kedua tandan
buahmasihberada sekitar 30
-
80 em di atas permukaan tanah dan pada umumnya disetiappelepah daun terdapat tandan buah. Untuk memotong tandan buah yang sudah
matang tersebut dapat dipergunakan chisel Gojoh) dengan ukuran lebar chisel 6
-8 em dengan tanpa harus memotong pelepah penyangga tandan buah tersebut.
Pada TM tahun ke-3 dan ke-4 pemotongan dengan menggunakan chisel
berukuran mata 12
-
15 em, dengan sekaligus memotong pelepah penyangga
tandan buah. Panen pada TM tahun ke-5 adalah
masa peralihanpanendengan
mempergunakan kapak buah dengan ukuran mata 15 em. Sedangkan untuk panen
pada TM tahun ke-6 dan seterusnya menggunakanegrek. Panen kelapa
sawitdenganmenggunakanegrek untuk lebih
jelasnyadapatdilihat
padaGambar3.
Langkah-Iangkah yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemanenan
kelapa sawit adalah sebagai berikut (1) sebelum melakukan pemotongan buah,
peralatan' panen harus siap dalam keadaan tajam/baik dan sesuai dengan peralatan
yang diperlukan untuk panen TM, (2) dengan masuk areal melalui jalan buah
pemanen memilih tandan-tandan buah yang matang panen,
dalammemotong
tandanbuahmakadaun penyanggabuah
dapat dipotongterlebih dahulu, kecuali
padapohon-pohonyang pelepahnyakurangdari standar
, (3) pemotonganpelepah
[image:48.612.25.561.22.759.2]27
disusun rapi di gawangan (bukan di jalan buah) dan dipotong minimal menjadi 3
bagian supaya eeapt melapuk, (5) berondolan yang masm tertffiggal di ke6ak
pelepah agar diambil dan dikumpulkan bersama-sama dengan berondo!an yang
jatuh di tanah/bokoran, (6) pohon yang telah dipanen harus dalam keadaan bersih,
terutama dari bekas bunga yang sudah mati/kering, tandan buah yang gugur dan
kotoran lainnya, (7) tidak boleh memanen buah mentah (ftaksi 00 dan 0), (8)
semua tandan yang matang harus dipanen, (9) selesai panen di barisan/lorong
pertama, kemudian pindah ke barisan/lorong berikutnya yang belum dihanea
orang lain, (10) gagang tandan harns dipotong pendek, maksimum 2 em dari
[image:49.612.9.564.23.789.2]tandan dan dipotong dengan basil potongan membentuk huruf V.
Gambar 3. Panen Kelapa Sawit dengan Menggunakan Egrek
Dari hasil pengamatan di lapangan mbnunjukkan bahwa prestasi kerja
tenaga pemanenan adalcih 1
-1
ha/HK. Sedang~ab prestasi kerja mahasiswa untuk
28
Pengumpulan Buah dan Berocdolan
Tandan buah yang sudah dipanen segera dikumpulkan dan diangkut ke
Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) yang terdekat (diusahakan TPH berada rli
pinggir jalan kebun) dan kemudian disusun rapi di TPH agar mudah untuk
dihitung jumlah TBS yang dipanen. Setelah selesai pengangkutan TBS dan
berondolan ke TPH, pada tandan bekas potongan yang sudah dibentuk sedemikian
rupa diberi tanda tanggal panen, nomor pcmanen/mandor dan jumlah tandan di
TPH tersebut. Setiap berondolan harus dipungut, baik yang ada di bokoran,
gawangan maupun yang tercecer di jalan buah, dikumpulkan ke dalam kantong
bekas pupuk seberat :t 25 kg. Pada setiap kantong berondolan juga harus diberi
tanda. Selanjutnya perlu dihindarkan berondolan tertumpuk di atas tanah
langsung, karena akan menaikkan ALB berondolan tersebut. Pada kegiatan
pengumpulan berondolan, prestasi kerja tenaga pengumpul berondolan adalah 300
kglHK sedangkan prestasi kerja mahasiswa adalah 200 kg/HK.
Pengangkutan Hasil
Tandan buah yang telah dipotong dan dikumpulkan di TPH harus segera
diangkut ke pabrik (PPKS), dikarenakan untuk mencegah peningkatan ALB.
Pengutipan berondolan yang tidak bersih dapat menyebabkan penurunan mutu minyak sawit.
Pengangkutan hasil tandan buah segar (TBS) adalah merupakan kegiatan
pengangkutan dari TPH di lapangan dibawa ke pabrik pengolahan (PPKS). Buah
yang telah dipanen hari itu harus diangkut secepatnya pada hari itu ke pabrik. Hal
ini bertujuan agar minyak yang dihasilkan dari buah tersebut mempunyai mutu yang baik.
Peran angkutan panen sangat penting sekali agar tandan dapat masuk
segera ke pabrik pada hari panen. Perencanaan angkutan panen dan koordinasinya
antara sinder afdeling dan sinder tehnik harus diatur sebaik-baiknya.
Pengaturan pengangkutan buah tergantung pada sistim panen.
Pengangkutan tandan ke truk kendaraan pengangkut hasil umumnya dilakukan
dengan menggunakan gancu dan tandan dilemparkan ke atas truk. Waktu yang
diperlukan untuk memuat tandan satu truk umumnya sekitar 30 - 45 menitdan
--29
waktu pembokaran ditransfer ke
loading ramp
sekitar 15
-
20 menit. Tandan
diusahakan tidak terbanting dan karung berondolan diletakkkan di sebelah atas.
Tandan busuk (kosong) ditinggalkan di TPH dan semua berondclan diangkut.
Dari hasil di lapangan diperoleh prestasi kerja mahasiswa untuk kegiatan
pengangkutan TBS adalah
1600 kg/HK.
Pada Gambar 4 dapat diHhat
[image:51.612.37.561.21.763.2]pengangkutan TBS dengan menggunakan kendararaan truk mini.
Gambar 4. Pengangkutan TBS dengan Menggunakan Kendaraan Truk Mini.
PeDgawasan daD AdmiDistrasi PaDeD
Seorang mandor panen mempunyai tugas-tugas antara lain (1) membuat
taksasi panen harian, (2) mengatur penempatan kerja pemanen pada areal yang
akan dipanen setiap hari, (3) mengisi buku ro~ (4) mengontrol apakah instruktur
panen telah dilaksanakan sesuai dengan peraturanlketentuan yang telah diberikan,
(5) mengecek pada setiap pemanen apakah sudah mencapai basis tugas atau
belum, sebab bila ditemukan seorang pemanen belum mencapai basis tugas
sementara waktu masih ada, maka kepada pemanen tersebut harus ditambah
hancanya untuk memenuhi basis tugas, (6) mencatat hasil panen hari tersebut baik
jumlah tandan maupun berondolan dan dimasukan ke dalam lembaran PB 24 M
30
Seorang petugas pengumpul hasil (PPH) memiliki tugas antara lain (I)
mencatat jumlah tandan dan jumlah berondolan yang telah dikumpulkan di TPH
dari masing-masing pemanen, (2) bersama-sama dengrn sopir kendaraan
pengangkut produksi menghitung jumlah tandan dan berondolan yang akan
diangkut ke pabrik oleh kendaraan pengangkut, (3) mengisi buku produksi
afdeling yang memuat antara lain jumlah tandan yang dihasilkan, luas (ha) yang
akan dipanen, jumlah HK panen, dan kilogram tandan dan berondolan hasil
panen.
Untuk melaksanakan panen dan mencapai hasil yang optimal maka perlu
adanya sistem administrasi panen antara lain (I) PH 24 M diisi setiap hari panen
oleh mandor panen, (2) PH 24 PH diisi setiap hari panen oleh sopir pengangkut
hasil dan disaksikan oleh krani buah, untuk setiap rit angkutan buah dibuat 1
formulir PH 24 PH yang telah dilengkapi tanda tangan sopir pengangkut dan krani
buah, (3) setelah PH 25 (daftar hasil timbang) diterima dari pabrik angka sesuai
kolom dalam PH 24 PH dilengkapi dengan angka yang tercantum dalam PH 25,
(4) PH I I(daftar premi) diisi setiap hari oleh krani afdeling dan pada akhir bulan
direkap dan selanjutnya untuk dipindahkan ke daftar upah karyawan, (5) laporan
harian panen mengenai banyaknya tandan dipanen diisi oleh mendor panen di
lapangan setelah selesai panen, sedangkan kolom pembayaran premi dihitung dan
diisi lengkap oleh krani afdeling, (6) buku produksi setiap hari panen diisi lengkap
oleh krani buah dan perlu diperhatikan angka-angka yang tercantum dalam buku
produksi harus sarna dengan angka-angka ikhtisar laporan produksi harian (PH
11). Dari hasil kegiatan di lapangan diperoleh prestasi kerja mahasiswa sebagai
PEMBAHASAN
Potensi Panen dan Kehilangan Produksi Akibat Tidak Terpanen
Pada tahun 2002, pertanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan di
kebun inti unit usaha Talo Pino adalah tanaman dengan Tahun Tanam (IT) 1986,
1987, 1988, 1989, 1990, 1991, dan 1997. Dari tanaman yang sudah menghasilkan
tersebut dapat ditentukan potensi panen dan taksasi produksi yang dihitung
berdasarkan sensus buah. Taksasi produksi dapat digunakan untuk menentukan
kebutuhan tenaga kerja, peralatan dan kebutuhan alat angkut (Girsang, 2000).
Hasil pengamatan potensi panen yang dilakukan di lapangan pada
masing-masing blok sampel (dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3) menunjukkan bahwa
potensi panen pada blok sampel dengan kondisi topografi standar (kemiringan
topografi < 20%) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan blok sam pel dengan
kondisi topografi sedang (kemiringan topografi 20%
-
30%) dan blok sampel
dengan kondisi topografi berat (kemiringan topografi > 30%).
Dari pengamatan itu diperoleh rata-rata potensi panen yang dimiliki oleh
masing-masing blok yang menjadi hanca panen pada kondisi topografi standar,
sedang dan berat untuk setiap rotasi panen. Rata-rata potensi panen tersebut secara
berurutan adalah 35 tandan, 45 tandan dan 41 tandan.
Dengan mengkonversikan rata-rata potensi panen yang dimiliki oleh
masing-masing blok, Kebun Inti Unit Usaha Talo Pino memiliki rata-rata potensi
panen sebesar 14.59 ton TBS/ha/tahun untuk daerah dengan topografi standar,
18.76 ton TBS/ha/tahun untuk daerah dengan topografi sedang dan 17.09 ton
TBS/ha/tahun untuk daerah dengan topografi berat. Salah satu Contoh
perhitungan konversi potensi panen berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
adalah sebagai berikut :
Rata-rata potensi panen
=
35 tandan/pemanen/hari x 288 hari/tahun x 50 Demanen x 15 kg/tandan 518 ha32
Kehilangan produksi dalam arti buah matang tidak dipanen pada blok
sam pel dengan lokasi standar lebih kecil dibandingkan dengan blok sampel pada
lokasi sedang dan lokasi berat (dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3). Hal tersebut
disebabkan pada lokasi dengan kondisi topografi standar pemanen tidak
mengalami kesulitan untuk mengambil buah yang matang tersebut.
Pada lokasi dengan kondisi topografi sedang dan berat kehilangan
produksi dalam arti buah matang tidak dipanen besar. Penyebab dari terjadinya
kehilangan produksi tersebut antara lain : faktor topografi (lahan-Iahan yang
berjurang), faktor ketelitian dan kedisiplinan pemanen, faktor kondisi tanaman
(pelepah banyak tidak ditunas, dekat dengan jurang), ketersediaan dan
penggunaan alat panen (kurang tersedianya egrek untuk memanen pohon yang
tinggi) dan kondisi piringan yang kotor.
Dari Tabel Lampiran 3 menunjukkan kehilangan produksi (buah matang
tidak terpanen) pada masing-masing blok menurut kondisi topografi. Jika
dikonversikan maka diperoleh rata-rata kehilangan produksi terse but sebesar 3.75
ton TBSlhaltahun untuk daerah topografi standar, 10 ton TBSlhaltahun untuk
daerah topografi sedang, dan 9.17 ton TBS/haltahun untuk daerah topografi berat.
Untuk salah satu contoh konversi perhitungan kehilangan produksi tersebut adalah
sebagai berikut :
Kehilangan produksi
= 9 tandan/pemanenlhari x 15 kgftandan x 288 hari/tahun x 50 pemanen 518 :la
= 3.75 ton TBS/haltahun
Keterangan:
.
35 tandan : Rata-rata potensi buah yang dapatdiperoleh satu orang pemanen
setiap hari panen pada lokasi standar
.
288 hari
: Banyaknya hari panen dalam satu
tahun
.
50 pemanen
: Banyaknyatenaga pemananen
.
15kg
: Berat rata-rataltandan
33
Keterangan :
.
9 tandan Rata-rata banyaknya tandan yang tidakdipanen untuk daerah topografi standar Berat rata-rata/tandan.
Banyaknya hari panen dalam satu tahun.
Luas areal tanaman menghasilkan
Banyaknya tenaga pemanen
.
15kg
.
288 hari
.
518 ha
.
50 PemanenTarget dan Realisasi Produksi Kebun Inti
Data realisasi produksi menunjukkan target produksi pada tahun 1996
sampai dengan tahun 2002 yang dibuat pada masing-masing tahun tersebut tidak
semuanya tercapai. Untuk mengetahui target dan realisasi produksi pada kebun
[image:55.618.9.568.23.756.2]inti dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Target dan Realisasi Produksi Tahun 1996-2002 pada Kebun Unit Usaha Talo Pino
Tahun Tanam
Luas Produksi
Areal TM Target Realisasi
(ha) (kg TBS) (kg TBS) (%
1996 471 5708000 4401 040 77
1997 471 7522000 5886780 78
1998 471 6051 000 4238780 70
1999 471 5 887000 4 874357 83
2000 471 5652000 5611 422 99
2001 *) 318 3331000 3970840 119
2001 **) 318 4039000 3970840 96
2002 *** 518 6734000 2437000 36
Sumber : Monitoring Produksi Kebun Afdeling I (inti) Unit !!saha Talo Pino Catatan : *) Target dan realisasi produksi sidOktober 200 I.
**) Target Produksi sid Desember 200 I dan realisasi produksi sid Oktober 2001.
Areal seluas 200 ha bermasalah dengan masyarakat sehingga panen di areal tersebut tidak efektif. Target produksi sid Desember 2002 dan realisasi produksi sidMei 2002. .
*) dan **)
34
Tidak tercapainya target produksi yang dibuat diantaranya disebabkan oleh
terlambatnya rotasi panen sehingga mengakibatkan buah lewat masak dan
berondolan yang tertinggal di piringan semakin banyak. Dengan menggunakan
sistem rotasi panen617,yang artinya dalam satu minggu ada enam hari panen dan
rotasi ulang pada hari ketujuh diharapkan dapat membantu dalam pencapaian
target produksi dan juga dapat meminimalisasikan kehilangan produksi akibat
buah matang tidak dipanen.
Menurut Lubis (1992) kondisi iklim dan areal sangat menentukan
tercapainya produksi yang tinggi. Pencapaian produksi di bawah standar potensi
produksi yang ada juga dipengaruhi oleh kondisi areal, pemeliharaan tanaman,
dan pengelolaan pemanenan yang belum optimal.
Dari pengamatan di lapangan menunjukkan dalam perolehan TBS
pemanen dengan status sebagai karyawan KIT (Karyawan Tidak Tetap) lebih
sedikit dibandingkan dengan pemanen sebagai karyawan tetap. Namun dengan
adanya perubahan status pada pemanen dari status KIT menjadi pemanen dengan
status dikontrak atau dikenal sebagai karyawan dengan status KKWT diharapkan
dapat mengurangi ketidakstabilan dalam kegiatan panen sehingga tidak terdapat
perbedaan perolehan TBS dengan pemanen sebagai karyawan tetap.
Menurut Naibaho dan Taniputra (1986) perlu dilakukan pemberian premi
yang sesuai bagi pengutipan berondolan karena pengutipan berondolan secara
sempurna membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pemotongan
tandan. Dengan pemberian premi berondolan yang sesuai maka proauksi dapat
ditingkatkan sekaligus memberi peningkatan pendapatan karyawan.
Selain faktor manajemen kebun yang baik, faktor sosial juga
mempengaruhi dalam pencapaian target produksi yaitu berupa persengketaan
lahan perusahaan dengan warga setempat seperti yang terjadi pada tahun 2001 ada
200 ha yang bermasalah sehingga areal tersebut tidak dapat dipanen. Oleh karena
itu pihak perusahaan perlu melakukan pendekatan-pendekatan sehingga
permasalahan sosial tersebut dapat diselesaikan. Pendekatan itu seperti dengan
banyak melibatkan warga setempat sebagai karyawan (disesuaikan dengan
35
berkoordinasi pada instasi yang terkait (seperti dinas-dinas pertanian, kehutanan, perkebunan).
Upaya Menekan Kehilangan Buah Restan
Curah hujan yang tinggi (Iebih dari 200 mm/bulan) akan mempengaruhi
secara langsung kegiatan pemanenan di lapangan. Curahhujan yang tinggi setiap
bulannya menyebabkan jalan menjadi lunak dan rusak sehingga tidak dapat
dilewati oleh kendaraan pengangkut TBS. Masalah kerusakan jalan produksi
(collection road dan main road) pada titik-titik tertentu sehingga tidak
memungkinkan alat transportasi untuk mengangkut buah yang dikumpulkan di
TPH menjadi penyebab utama terjadinya buah res/an (TBS hasil panen tidak
terangkut pada hari yang sarna). TBS hasil panen yang tidak terangkut pada hari
panen yang sarna dapat dilihat pada Tabel14.
Dari tabel tersebut dapat dilihat rata-rata buah yang tidak terangkut pada
hari panen yang sarna (buah res/an). Buah res/an tersebut sering terdapat pada lokasi-Iokasi dengan topografi berat. Penyebab buahres/an selain disebabkan oleh
kondisi jalan produksi yang rusak juga disebabkan oleh kurangnya koordinasi
antara mandor panen, PPH dan sopir pengangkut buah. Buah res/an tersebut
diangkut pada hari panen berikutnya sesuai dengan rotasi panen atau tidak
diangkut karena sudah busuk atau dimakan oleh binatang seperti babi.
Perbaikan jalan merupakan hal penting dalam upaya menurunkan
kehilangan produksi karena kondisi jalan yang baik akan memperlancar
pengangkutan TBS dari lapangan ke PPKS. Kondisi jalan yang baik juga
berpengaruh terhadap frekuensi pengiriman TBS ke PPKS. Perbaikan jalan secara
intensif perlu melibatkan alat berat road greeder. Perbaikan jalan secara intensif
terutama dilakukan pada saat musim hujan dan akhir musim hujan sehingga upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas kebun dapat terlaksana dengan baik.
Selain perbaikan jalan, perusahaan juga perlu melakukan kebijaksanaan
dengan lebih mengoptimalkan alat angkut yang ada sehingga dapat mengangkut
sebanyak mungkin buah yang sudah dipanen. Upaya mengoptimalkan alat angkut
36
penyedia alat angkut dan pihak afdeling 1 (inti) selaku pihak kebun yang
rnenghasilkan buah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penyarnpaian informasi yang jelas tentang hanca panen dari kegiatan panen j:Jadasaat itu oleh
pihak kebun pada pihak tehnik sehingga dapat dilakukan pengaturan kendaraan
pengangkut buah. Selain itu penyampaian informasi tersebut juga perlu
disampaikan pada PPH. Mandor panen terus mengontrol pada hanca panennya
[image:58.612.12.567.0.784.2]sampai kegiatan pengangkutan selesai.
Tabel. 14 TBS Hasil Panen yang tidak Terangkut pada Hari Panen yang Sarna
Tgl/Bulan Buah yang Dipanen Buah yang
(Tandan) Diangkut(kg)
02/Januari 1031 21 920
03/Januari 1141 15 640
04/Januari ]254 20 820
08/Januari 1260 22470
09/Januari ]095 18370
10/Januari 1163 20470
1lIJanuari 1268 29 810
12/Januari 1100 2] 450
17/Januari 862 15050
18/Januari 1210 25 890
] 9/Januari 1145 18380
23/Januari 1257 14920
24/Januari 1016 18960
30/Januari 1232 21 130
311Januari 799 16 020
OIIFebruari 1171 22690
04/Februari 1131 I 1 870
06/Februari 1312 20 160
07IFebruari 1285 20480
1]/Februari 1546 22450
14IFebruari 1128 18 170
25/Februari 930 15 480
22/Maret 1016 20 150
10/April 949 14300
16/April 999 16 130
Rata-rata 961.04 19 327.2
Surnber : Monitoring Produksi Harian Afdeling I (2002)
,
Buah yang tidak
37
Catatan :
.
Data monitoring bulan Januari s.d Mei 2002.
Buah tersebut diangkut pada hari panen berikutnya sesuai dengan rotasi pan!:n atau tidak diangkut karena busuk, dimakan binatangPengaruh Curah Hujan Terhadap Produksi
Pertumbuhan dan produksi tanamar. kelapa sawit dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Iklim dan tanah adalah unsur utama pembentuk kondisi lingkungan.
Unsur iklim yang penting bagi tanaman adalah eurah hujan, suhu dan ketinggian
tempat, dan penyinaran matahari. Unsur tanah yang penting terdiri atas sifat fisik
tanah dan sifat kimia tanah. Sifat fisik tanah meliputi solum yang dalam (Iebih
dari 80 em), tekstur tanah yang baik, perkembangan struktur tanah yang kuat,
permukaan air harus berada di bawah 80 em dan semakin dalam semakin baik.
Sedangkan sifat kimia tanah meliputi keasaman tanah, nisbah C/N, kapasitas tukar
kation K+,dan perbandingankapasitastukar Mg
++dan K+'Kajian hubungan eurah hujan dengan produksi tanaman kelapa sawit
khususnya pada kebun unit usaha Talo Pino PTPN VII Bengkulu Selatan praktis
dapat dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan mengkaji data distribusi eurah
hujan dan data produktivitas. Untuk mengkaji hubungan antara eurah hujan
dengan produktivitas dapat dilakukan dengan analisis data dengan
langkah-langkah seperti yang ada pada bab metodologi. Hasil nilai korelasi dan koefisien
[image:59.612.2.566.24.746.2]determinasi dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15.Nilai Korelasidan KoefisienDeterminasiantara Curah Hujan
ke-i denganProduktivitas
Tahun
Produktivitas
(tonlha)
9.00
9.26
11.90
15.34
CO 3628 3 193 2248 2060 -0.906 0.821Curah Hujan (mm/tahun)
Cl C2 C3 C4
994 2618 2851 1553
3628 994 2618 2851
3 193 3628 994 2618
2248 3 193 3628 994
0.054 0.612 0.265 -0.566 0.001 0.375 0.070 0.320
38
Ketcrangan
· co
· CI
· C2
· C3
· C4
· C5
: Curah hujan pada saat produktivitas.
: Curah hujan pada saat satu tahun sebelum produktivitas. : Curah hujan pada saat dua tahun sebelum produktivitas. : Curah hujan pada saat tiga tahun sebelum produktivitas. : Curah hujan pada saat empat tahun sebelum produktivitas. : Curah hujan pada saat lima tahun sebelum produktivitas.
Dari Tabel 15 terlihat curah hujan pada saat produktivitas (CO)
menunjukkan nilai negatif sebesar -0.906, yang berarti mendekati nilai negatif satu. Dapat diperlihatkan untuk nilai korelasi terletak antara -I dan + I atau -I ::s
korelasi ::s+1. Hal ini berarti nilai -I dan +1 menandakan adanya korelasi linear
yang sempurna atau hubungan fungsional antara curah hujan dan produktivitas.
Nilai korelasi CO memperlihatkan curah hujan dan hari hujan yang tinggi,
yang berarti terdapat bulan basah yang banyak. Untuk tanaman kelapa sawit curah
hujan per tahun adalah 1500 - 4000 mm, optimum berkisar antara 2000
-
3000mm. Pembagian curah hujan yang merata sepanjang tahun adalah tipe curah hujan
yang dikehendaki. Besar pengaruh CO dapat lihat pada nilai koefisien determinasi
yaitu sebesar 0.821, yang berarti sebanyak 82, I % mempengaruhi produktivitas.
Defisit air yang tinggi menyebabkan produksi turun dan kembali normal
pada tahun ketiga dan keempat karena merusak perkembangan bunga sebelum
anthesis dan pada bunga yang telah anthesis mengakibatkan kegagalan matang tandan. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan kelebihan air, terjadinya erosi
yang dapat menurunkan kesuburan tanah. Adanya bulan kering yang panjang
mengakibatkan terjadinya defisit air dan dapat menurunkan produksi.
Seks rasio adalah angka perbandingan jumlah bunga betina dibagi total
bunga. Makin tinggi angka seks rasio berarti jumlah bunga betina makin banyak.
Seks rasio diantaranya dipengaruhi oleh status hara daun. Kemarau yang panjang akan mengurangi penyerapan hara tanah yang menyebabkan status nutrisi di
dalam tanaman berada di bawah normal, sehingga menyebabkan angka seks rasio menurun.
Tinggi rendahnya aborsi bunga berhubungan dengan kondisi lengas tanah.
Terbatasnya penyerapan air oleh akar akan mempertinggi aborsi bunga. Proses
39
penyeburkan. Prosc;s pematangan ter3ebut dipengaruhi olch keadaan iklim
setempat. Cuaca yang kering memperlambat proses pematangan buah tersebut.
Dari Tabel 15 juga dapat dilihat curah hujan pada lima tahun s.:belum
produktivitas (C5), yang menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.724, yang menandakan nilai tersebut mendekati + I. Untuk tanaman kelapa saw it saat
terbentuk primordia bunga sampai dengan penyerbukan membutuhkan waktu tiga
puluh tiga bulan. Dari selesai penyerbukan sampai dengan buah siap dipanen
(buah matang) membutuhkan waktu enam bulan. Seks Diferensiasi bunga pada
tanaman dewasa terjadi selama lima belas bulan
.
Dengan demikian curah hujanpada saat lima tahun sebelum produktivitas diduga berpengaruh terhadap mulai
dari terbentuknya primordia bunga, seks diferensiasi sampai dengan buah siap
untuk dipanen. Besar pengaruh C5 dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi
yaitu sebesar 0.524, yang berarti sebanyak 52,4 % mempengaruhi produktivitas. Pada Gambar 5 dapat dilihat hubungan antara curah hujan dengan
produktivitas yang umumnya memperlihatkan kecenderungan hubungan linier.
Dari gambar tersebut juga dapat dilihat batas optimum curah hujan terhadap
produktivitas tanaman kelapa sawit. Dari nilai korelasi yang ada, nilai korelasi CO
dan C5 yang menunjukkan adanya korelasi linier, yang berarti adanya hubungan
fungsional antara curah hujan dan produktivitas.
c/) ~ ~ 9,26 ... ::> 't:I e a.. 9,00
o 2000 4000
[image:61.612.3.565.24.747.2]Curah Hi4an (mmltahun)
KESiMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pelaksanaan Kegiatan Magang memberikan pengetahuan dan pengalaman
teknis dan manajerial tentang pengelolaan perkebunan kelapa sawit pada kondisi
yang sebenarnya. Pelaksanaan teknis meliputi pengendalian gulma, \
pembuatan/pemeliharaan TPH, pemeliharaan jalan, pemupukan dan kegiatan dari
pemanenan. Sedangkan pelaksanaan manajerial kebun meliputi kegiatan yang
berhubungan dengan pelaksanaan fungsi manajemen, yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan ataupun pengontrolan.
Keberhasilan panen dicapai dari persiapan, perencanaan dan pelaksanaan
panen yang baik. Pengaturan rotasi yang tepat terUtama saat panen raya dan bulan
produksi rendah sangat penting dilakukan karena rotasi panen erat hubungannya
dengan mutu buah dan sebaliknya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehilangan hasil seperti
keadaan jalan yang rusak, piringanlbokoran yang kotor, penggunaan alat yang
tidak tepat, penunasan yang terlambat serta kurang ketelitian pemanen perlu
mendapat perhatian yang serius agar kehilangan hasil dapat ditekan sekecil
mungkin.
Dari pengamatan di lapangan diperoleh rata-rata potensi panen yang
dimiliki oleh masing-masing blok yang menjadi hanca panen pada kondisi
topografi slandar, sedang dan berat untuk setiap rotasi panen. Rata-rata potensi panen tersebut secara berurutan adalah 35 tandan, 45 tandan dan 41 tandan.
Untuk kehilangan produksi dalam arti buah matang tidak dipanen pada
blok sampel dengan lokasi standar lebih kecil dibandingkan dengan blok sampel
pada 10kasi sedang dan lokasi berat. Kehilangan produksi tersebut bisa mencapai antara 3.75 - 10 ton TBS/ha/tahun.
Dari hasil uji korelasi antara curah hujan dengan produktivitas diperoleh
nilai korelasi CO dan C5 yang menunjukkan adanya korelasi linier, yang berarti
41
Saran
Perlu diadakannya pembekalan sebelum pelaksanaan kegiatan magang.
Pembekalan tersebut dilaksanakan dengan memberikan materi-materi yang
berkaitan dengan kegiatan magang tersebut, sehingga mahasiswa yang akan
melaksanakan magang ada persiapan yang cukup.
Sebelum pelaksanaan magang, perlu diadakannya peninjauan kelayakan
kebun yang menjadi tempat pelaksanaan magang. Selama pelaksanaan magang
berlangsung, pihak panitia penyelenggara magang melakukan supervisi pada
kebun tempat mahasiswa tersebut melakukan kegiatan magang. Dana supervisi
tersebut tidak sepenuhnya dibebankan kepada mahasiswa yang bersaogkutan.
Sebagai persiapan magang, maha~i~wa yang akan melakukan magang
dapat memanfaatkan fasilitas yang mendukung dari kegiatan magang tersebut.
Fasilitas tersebut diantaranya dengan menfaatkan perpustakaan, yaitu dengan
DAFT AR PUST AKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2000. Statistik Perkebunan Indonesia. Kelapa Sawit. Ditjenbun. Jakarta.
Girsang, J. P. 2000. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit dengan Aspek Khusus Pemanenan di P. T. Surya Intisari Raya Kebun Sei Lukut Riau. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 54 hat.
Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. 453 hat.
Naibaho, P. M. dan Taniputra. 1986. Penanganan pasca panen tandan sebagai
bahan olahan pabrik kelapa sawit. Buletin Perkebunan. 17 (3) : 67
-76.
1990. Diversifikasi minyak sawit dan inti sawit dalam upaya peningkatan daya saing dengan minyak nabati lainnya. Buletin Perkebunan. 21 (2): 107-124.
. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Purba, P dan A. U. Lubis. 1989. Aspek Panen dan PengangkutanTandan Dalam
ManajemenKelapa Sawit. Dalam Lubis,A. U. et at. (Ed). Budi Daya
Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis
Jacq.). Pusat Penelitian Marihat.
Indonesia.Him. 83 - 98.
P.T. Perkebunan X (PERSERO). 1993. Vademecum Kelapa Sawit. Bandar
Lampung.163hat.
Setyam idjaja, D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 hat.
Syamsulbahri.1996. Bercocok Tanam Tanaman PerkebunanTahunan. Fakultas
P:rtanian Briwijaya.Malang.Jawa Timur. 160hat.
Tabel Lampiran I. Jumal Kegiatan Magang di Kebun Unit Usaha Talo Pino PTPN VII Bengkulu Selatan FebruarisidJuni 2002
~ J::..
Nr Tanggal Uraian Kegiatan Status Lokasi Prestasi
Mahasiswa Standar
1. 08-09 Februari Orientasi kantor
-
Kantor sentral unit usaha Talo-
-Pino
2.
II Februari
Orientasikantor
-
Kantor afdeling 1(inti)-
-3.
12-16 FebruariOrientasikebun
-
KebunafdelingI (inti)
-
-4.
18-28 FebruariKegiatanpanendari
BHL
KebunafdelingI (inti)
0.5 haIHK
2 haIHK
regu panen 1
5.
01-08 Maret
Kegiatanpanendari
Pendamping
KebunAfdeling1(inti)
5 haIHK
-regu panen II
mandor
6.
09-16 Maret
Kegiatanpanendari
Mandor
KebunafdelingI (inti)
II haIHK
30 haIHK
regu panen III
7.
18-28 MaretKegiatan
BHL
Kebunafdeling1(inti)
1.67 ton/HK4 ton/HK
pengangkutanTBS
dari regu PPHI
8.
08-18 April
Kegiatan
BHL
Kebunafdeling1(inti)
2.5 ton/HK
4 ton/HK
pengangkutanTBS
dari regu PPHII
9.
19-30April
Kegiatan
BHL
Kebunafdeling1(inti)
1.67 ton/HK4 ton/HK
pengangkutanTBS
dari regu PPHIII
10.
01-02 Mei
Pemupukan
BHL
KebunafdelingI (inti)
IhaIHK
IhaIHK
(menaburpupuk)
II.
03Mei
Penunasan
BHL
Kebunafdeling1(inti)
0.05 ha/HK
0.25 ha/HK
Tabel LampiranI (Lanjutan)
Keterangan
*BHL : Buruhharian lepas
~ VI
No
Tanggal
UraianKegiatan
Status
Lokasi
Prestasi
Mahasiswa
Standar
14.
08- II Mei
Kegiatansensus
BHL
KebunafdelingI (inti)
I ha/HK
1.2haIHK
hama dan penyakit
IS.
13-14Mei
Kegiatanwiping
BHL
KebunafdelingI (inti)
0.5 ha/HK
3ha/HK
16.
15-16Mei
Kegiatanbokor
BHL
KebunafdelingI (inti)
0.25 ha/HK
0.28 ha/HKmanual
17.
17-18Mei
Kegiatanbokor
BHL
KebunafdelingI (inti)
0.5 ha/HK
0.83ha/HK
chemis
18.
20-22Mei
Pengutipan
BHL
KebunafdelingI (inti)
200 kgIHK
500 kg/HK
berondolan
19.
23-28Mei
Kegiatan
Pendamping
KantorafdelingI (inti)
-
-administrasi
krani afdeling
I (inti)
20.
29-31Mei
Kegiatan
Pendamping
KantorafdelingI (inti)
-
-administrasi krani produksi afdeling I (inti)
21. 01-06 Juni Pengumpulan data-
-
-
Kantor sentral-
-datayang
-
KantorafdelingI (inti)
~ 0\ Tabel Lampiran 2. Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Kebun Unit Usaha Talo PinPTPN VII Bengkulu Selatan (1991
-
2001)Tahun 199] 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
Bulan CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
mm hari mm hari mm hari mm hari Mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari
]anuari 222 15 20 4 560 15 14 I 356 14 175 II 205 13 463 9 475 24 432 II 124 16
Februari 282 14 420 8 218 7 96 8 279 13 104 4 125 13 271 8 106 10 313 13 108 13
Maret 99 8 259 9 236 6 211 9 247 8 150 5 97 12 263 15 169 10 III 19 203 12
April 23] 14 172 6 192 8 199 4 122 5 107 5 170 13 119 9 30 2 162 II 183 12
Mei 52 4 317 8 309 13 340 7 234 10 83 6 110 16 453 II 262 II 66 12 127 II
]uni 61 8 134 5 23 6 98 5 249 6 122 7 23 4 ]06 6 132 5 133 4 49 7
]uli 14 2 168 7 II 5 II 2 179 10 210 II 13 I 320 II 193 8 136 II 52 10
Agustus 31 5 232 17 44 14 68 I 93 8 328 8 . . 369 14 331 10 240 8 23 3
September 287 10 481 15 76 13 22 2 220 9 362 14 . . 280 10 214 6 277 14 250 10
Oktober 496 15 425 II 158 16 9 I 432 14 124 9 8 I 194 12 512 20 378 16 361 12
November 486 13 248 12 96 7 166 II 197 9 230 II 6 6 155 10 198 16
-
-
374 14Desember 486 14 245 8 ] 18
-
319 12 243 17 623 18 182 8 635 21 571 17-
-
206 13Total 2747 122 3121 110 204] 110 1553 63 2851 123 2618 109 994 87 3628 136 3193 139 2248 110 2060 133
Rata.Rata 229 10 260 9 170 9 129 5 237 10 218 9 83 7 302 II 266 II 187 9 171 II
BB 7 11 7 5 II II 5 12 II 9 9
BK 3 I 3 4 0 0 3 0 I 0 3
Tabel Lampiran 3. Potensi Panen Kebun Inti Unit Usaha Talo Pino PTPN VII Bengkulu Selatan pada Kondisi Topografi Standar, Sedang dan Berat
Standar (kemirin an to 0 rafi < 20 % Sedan (kemirin an to 0 rafi 20%-30%) Berat (kemirin an to ocrrafi> 30%
Blok C X Y Z AKP Blok C X Y Z AKP Blok C X Y Z AKP
1-6 113 23 7 30 27 N-6 120 15 23 38 31 T-I0 102 33 6 39 38
M-782 21 0 21 26 N-7 90 19 11 30 33 T-9115 21 42 63 55
1-7 110 24 5 29 26 N-7 115 22 30 52 45 0-11 130 9 22 31 24
1-6 III 24 5 29 26 0-7133 10 63 73 54 U-I0 125 31 8 39 31
M-7 171 29 8 37 21 0-8 106 25 24 49 46 U-9 125 24 24 48 38
M-7 158 18 23 41 70 0-8 133 21 19 40 30 P-ll 116 10 31 41 35
K-8104 17 6 23 22 R-ll III 22 23 45 40 0-9 81 21 27 48 59
K-7 105 16 6 22 20 R-l1 84 20 20 40 47 0-7 80 19 34 53 66
K-7 131 42 25 67 51 P-9 124 24 26 50 40 Q-8 87 12 14 26 29
M-6 188 42 9 51 27 P-8 130 29 5 34 26 -8 87 12 14 26 29
X 127 25 9 35 31 X 114 20 24 45 37 X 105 19 22 41 40
Sumt,er: Data Pengamatan Lapang Kebun Unit Usaha Talo Pino PTPN VII Bengkulu Selatan (2002)
Catatan
* C
=
lumlah pohon sampel yang diamati* X
=
lumlah produksiyang dipanen(tandan)
* Y
=
lumlah produksi yang tidak dipanen* Z
=
Potensipanen : X+Y
* AKP = Angka Kerapatan"panen :ZICx 100 %
~ J
48
Tabei. Lampiran 4. Produksi Kelapa Sawit Kebun Afdeling 1(Inti) Unit US3haTalo Pino PTPN V" Bengkulu Selatan (1994-2001)
Bulan Produksi Tahun ke-(Ton) TBS
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
Januari 228 290 507 443 265 585 508 386
Februari 246 165 300 393 273 553 440 236
Maret 142 187 415 444 198 512 499 222
April 241 132 402 558 196 429 412 256
Mei 228 316 479 546 175 412 622 373
Juni 306 368 313 605 251 429 345 459
Jul i 259 .
238
317 652 225 413 774 508Agustus 294 320 314 576 224 312 621 508
September 241 518 275 536 290 338 550 493
Oktober 260 615 389 445 546 336 423 525
November 274 643 349 332 752 284 388 595
Desember 244 462 341 357 844 257 224 326
Jumlah 2961 4255 4401 5887 4239 4360 5606 4877
I
:I
~
-J
HI
II
JI
KILl
M'I
NI
01-.:-1
QI
RI
s~
TI
uI
vI
wI
XI
'":
'3 I \ ~ Ui
I
I'
.{i
j II - I
l.'j
!8
I , -1 i I C1 I I --.jI
I I'1
I 12. u.
-:ri:.~~-:'
~;::J.' ~
,.
*
~.;..~-2-~;'~
- ~JH P r ~'
.,.
..
")1
'::..E l' S'3...~N.QA N
PETA.ARfAl 1AHAMAN KELAPA SAwn
KEBUN INT I
ro. ""' LINIT USAHA TAL 0 P I NO
,'-;--,'"\ ::-' ," ,. f'''~ ' 1 C=.::J
. --:1
i . __J
'::""1 ,,'__ J
L-- J
[ :J
f ~F Jr. ~
I ~
--t_t.~. t.k;> ,...~
TQI
111"'--t ' ,... I. lr~fI>loCaI'
£""".., ~i\, L,£.,...
«..0 ~'biIO... , i' I'tA
I ...~I,... ~ ~.""1::'"
...t)~.' o.~", ~c:I/o.f, ,', .~IO;'T["...
"'WI 1t f' .
't""I01'''.~t1.JI. ".. . n1.q: Ho&.
~"'.:I' fQ.'fJ.,,,,
~.~.. M.~)V
"~'" . }', .'.c- ...
'",,. '41"~ t. ~
... .1:..J.
, , ,
...
~
<
t:,
'- "'....s._,.> ~~
l(Jf" !." L~.:!I'. __,t!._~~~;-.:.. [image:71.834.90.787.23.568.2]~. -.'-
=--*
-
:.
.. '7. '~ . '. ~., ... o,.u:..-T'C'.., ~ C::::J C=:J C=-:::J L::.:..J :<j'-" ~--1.,~.. I~ !.~'.r, ,.~ A ~.: r~~ "'~I.. 'trl'll 10'. , . ~ I""'~"
..~ 1.:-: ~...;.,~
Gambar Lampiran 2. Struktur Organisasi Kebun Unit Usaha Talo Pino PTPN VII Bengkulu Selatan
VI o
I AdrninistraturI
I
Sinder Sinder
KepalaTanarnan KepalaTehnik
Sinder Sinder
I
Urnurn / TlJK Sinder Sinder Sinder
SDM Tanaman Tehnik
Pengolahan Afdeling IV
Sinder Sinder Sinder
I Krani Tanarnan Tanaman Tanarnan
Afdeling I Afdeling II Afdeling III Mandor
I
BesarMandor Mandor Mandor Mandor
Besar Besar Besar Besar
I
I
Mandor Mandor Mandor Besar Besar Besar
I I I
Krani Kepala Kepala Bina KraniKepala Kepala Kepala
Kepala Puskesbun Satpam Tani Pernbukuan Gudang Laboratoriurn
"::
~
"-' R
. A
.. ~~ ." t ;:. I' .,t' ' .:'\
,. '.' " ~ ~. -. it-. 't...
1
/
b "~-!..;..., ,,./ ./!' V\
:/1
>~,.'" ::,'). i'...t .1.. , ,"'0 ..'
"
f
.: I ',. ,'.,\(1' m
, ': ::*}'" !J:2
j ',.
.'
I - ,.' .. <.. ...'::_'... Tiga Mandor Tiga PPH Pemanen :Dua Puluh Pekerja
Dua Pu\uhKIT
I,
[image:73.835.131.779.32.576.2]Tiga :.Iandor Pemeliharaan Satu Mandor HPT Tiga Mandor Sensus Buah Tiga Pelaksana Land Aplication f') Sinder Mandor Besar Administrasi Krani Krani produksi Pos Loper
Gambar Lampiran 3. Struktur Organisasi Kebun Afdeling I (Inti) Unit Usaha Talo Pino