• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU

PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO (PDRB) KABUPATEN BATU BARA

TUGAS AKHIR

ARIFIN HIDAYAT

112407036

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(2)

2

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

KABUPATEN BATU BARA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli

Madya

ARIFIN HIDAYAT 112407036

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(3)

i

PERSETUJUAN

Judul : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

Kategori : Tugas Akhir Nama : Arifin Hidayat Nim : 112407036 Program Studi : D-3 Statistika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera utara

Disetujui di Medan, Juni 2014

Diketahui/Disetujui Oleh:

Program Studi D-3 Statistika FMIPA USU Pembimbing Ketua,

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Suwarno Ariswoyo, M.Si NIP. 19531218 198003 1 003 NIP. 19502103 198003 1 001

(4)

ii

PERNYATAAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

KABUPATEN BATU BARA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

ARIFIN HIDAYAT

112407036

(5)

iii

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku pembimbing dan Sekertaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D dan ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekertaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh Staf dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda Ngadikun, Ibunda Murni dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Medan, Juni 2014 PenuliS

ARIFIN HIDAYAT

(6)

iv

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 3

1.4. Batasan Masalah 3

1.5. Tinjauan Pustaka 3

1.6. Metode Penelitian 5

1.7. Metode Analisis yang Digunakan 6

1.8. Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

2.1Pengertian Regresi 9

2.2Analisis Regresi Linear 10

2.3Analisis Regresi Linear Sederhana 12 2.4Analisis Regresi Linear Berganda 13

2.5Uji Keberartian Regresi 15

2.6Koefisien Determinasi 16

2.7Uji Koefisien Korelasi 17

2.8Kesalahan Standar Estimasi 19

2.9Pengujian Hipotesis 20

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

3.1Sejarah Badan Pusat Statistik 23 3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 23 3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 24 3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 24

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 26 3.2Visi dan Misi Badan Pusat Statistik (BPS) 27

(7)

v

3.2.1 Visi Badan Pusat Statistik 27 3.2.2 Misi Badan Pusat Statistika 28 3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistika (BPS) 28 3.4 Job Description 30

BAB 4 ANALISIS DATA

4.1 Data dan Pembahasan 40

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 41 4.3 Analisis Residu 44 4.4 Uji Regresi Linier Berganda 46 4.5 Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda 49 4.6 Perhitungan Korelasi Antara Variabel 50 4.7 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas 52 4.8 Pengujian Koefisien Regresi Linear Berganda 55

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 59

5.2 Mintab dalam Statistika 59 5.3 Mengaktifkan Minitab 60 5.4 Mengoperasikan dan Pengolahan Minitab 61

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 64

6.2 Saran 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batu Bara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 40 Tabel 4.2 Data Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batu Bara

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 41 Tabel 4.3 Perhitungan Masing-masing Variabel 41 Tabel 4.4 Selisih Nilai Sebenarnya dengan Nilai Perkiraan 45 Tabel 4.5 Nilai-nilai yang diperlukan untuk Uji Regresi Linier Ganda 47

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistika (BPS) 29 Gambar 5.1 Tampilan Awal Saat Membuka MINITAB pada Windows 60 Gambar 5.2 Tampilan input data pada Minitab 61 Gambar 5.3 Tampilan kotak dialog Regression 61 Gambar 5.4 Tampilan kotak dialog Graphs 62 Gambar 5.5 Tampilan kotak dialog options 62 Gambar 5.6 Tampilan kotak dialog Storage 63 Gambar 5.7 Tampilan hasil analisis menggunakan Minitab 6

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Berdasarkan indikator ini maka akan memperoleh gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

Laju pertumbuhan PDRB setiap tahun mengalami perubahan sehingga perlu dilakukan penyusunan. Pertumbuhan positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian sedangkan pertumbuhan negatif menunjukkan adanya penurunan perekonomian.

(11)

Pada dasarnya semua lapangan usaha yang berada di kabupaten Batu Bara berperan dalam meningkatkan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), namun dari keseluruhan lapangan usaha itu, ada beberapa lapangan usaha yang memang mempunyai peranan atau pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan perekonomian di kabupaten Batu Bara yang ditunjukkan lewat besarnya angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di masing-masing sektor lapangan usaha.

Dari uraian di atas, maka penulis memilih judul “FAKTOR – FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BATU BARA”.

1.2 Perumusan Masalah

Sebagai rumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Batu Bara

2. Sektor manakah yang memberikan pengaruh besar terhadap laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Batu Bara

(12)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi maksud dan tujuan penelitian ini diadakan adalah:

1. Untuk mengetahui sektor apa yang mempengaruhi laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Batu Bara

2. Untuk mengetahui sektor mana yang paling besar dalam mempengaruhi laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Batu Bara

1.4 Batasan Masalah

Ada begitu banyak lapangan usaha yang mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Maka penulis membatasi pokok permasalahan hanya kepada tiga lapangan usaha yaitu pertanian, industri pengolahan, serta perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini dikarenakan dari ketiga lapangan usaha inilah yang lebih berpengaruh besar terhadap perkembangan laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Batu Bara

1.5 Tinjauan Pustaka

Regresi linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang mempengaruhi sering disebut variabel bebas, variabel independen atau variabel penjelas. Variabel yang dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat atau variabel dependen.

(13)

Secara umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana yaitu dengan satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat; dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu buah variabel terikat. Program komputer yang paling banyak digunakan adalah SPSS (Statistical Package For Service Solutions). Dalam penelitian ini penulis menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda.

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Rumus yang digunakan dalam regresi berganda adalah :

Ŷ =

Dimana:

Ŷ = Variabel tak bebas ( nilai estimasi ) = Koefisien regresi

X = Variabel bebas

(14)

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu dapat terwujud.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah :

1. Metode penelitian kepustakaan

Merupakan suatu cara penelitian yang bersumber dari buku-buku dan media cetak yang digunakan untuk memperoleh ilmu ataupun rumus-rumus yang dapat digunakan untuk mencari model regresi liniernya serta korelasi dari data yang telah diperoleh serta dapat membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini. Penulis melakukannya dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.

Data sekunder tersebut adalah data yang diperoleh dan dirangkum ulang berdasarkan data yang telah tersedia dan disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur/disusun dan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi angka-angka yang

(15)

diperlukan, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang data tersebut.

Dalam hal ini penulis mengambil pedoman dari literature-literatur buku tentang regresi linier dan tugas akhir tahun sebelumnya. Penulis mengambil kebaikan tugas akhir sebelumnya yaitu cara penulisannya yang tepat dan jelas.

1.7 Metode Analisis yang Digunakan

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap sektor dalam meningkatkan laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Batu Bara, maka data yang diperoleh penulis akan dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda.

Suatu persamaan regresi linier yang memiliki lebih dari satu variabel bebas X dan satu variabel terikat Y akan membentuk suatu persamaan regresi yang baru, disebut persamaan regresi linier berganda (multiple regression). Model persamaan regresi linier berganda hampir sama dengan model regresi linier sederhana, letak perbedaannya hanya pada banyak variabel bebasnya, secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Ŷ =

Dimana:

Ŷ = Variabel tak bebas ( nilai estimasi ) = Koefisien regresi

X = Variabel bebas

(16)

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang dipergunakan penulis antara lain:

Bab 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, metode analisis yang digunakan, dan sistematika penulisannya.

Bab 2 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai konsep dan defenisi tentang pengertian analisa linier, analisis regresi linier sederhana, analisa regresi linier berganda, koefisien korelasi dan koefisien determinasi, pengujian regresi linier berganda

Bab 3 : GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran mengenai sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS).

Bab 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini merupakan bab yang berisikan mengenai proses pembentukan regresi linier berganda, mencari koefisien determinasi dan koefisien korelasi.

(17)

Bab 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian dan tujuan implementasi sistem, rancangan program yang dipakai dan hasil outputnya.

Bab 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan dan beberapa saran kepada pembaca sesuai hasil analisa yang telah diperoleh.

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia telah melakukan studi tentang kecendrungan tinggi badan anak. Hasil studi tersebut merupakan suatu kesimpulan bahwa kecendrungan tinggi badan anak yang lahir terhadap orang tuanya adalah menurun mengarah pada tinggi badan rata-rata penduduk. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel terhadap variabel yang lain. Pada perkembangan selanjutnya, analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. (Alfigari, 2000. Analisis Regresi Teori, kasus dan solusi, Edisi Kedua, Yogyakarta : halaman 1 dan 2).

Pada dasarnya dalam suatu persamaan regresi terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yang dinyatakan dengan simbol dan variabel terikat (dependent variable) yang biasanya dinyatakan dengan simbol

. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang nilainya bergantung dari nilai variabel lain. Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh. Bila variabel bebas diketahui maka variabel terikatnya

(19)

dapat diprediksi besarnya. Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel terikat dengan variabel bebas mempunyai sifat hubbungan sebab-akibat.

2.2 Analisis Regresi Linier

Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fugsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier atau regresi garis lurus digunakan untuk:

1. Menentukan hubungan fungsional antar variabel dependen dengan independen. Hubungan fungsional ini dapat disebut sebagai persamaan garis regresi yang berbentuk linier.

2. Meramalkan atau menduga nilai dari satu variabel dengan hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan garis regresi.

Variabel yang lain diketahui melalui persamaan garis regresinya. Analisis regresi terdiri dari dua bentuk, yaitu

1. Analisis Regresi Linier Sederhana 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel terikat dan variabel bebas. Sedangkan analisis regresi berganda adalah bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tergantung

(20)

dengan variabel lainya, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel lainya.

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya beluum diketahui dengan baik, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel bebas mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang komplek. Jika adalah variabel-variabel bebas dan adalah variabel terikat, maka terdapat hubungan antara fungsional antara dan , dimana variasi dari akan diiringi pula oleh variasi dari . Jika dibuat secara matematis hubungan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Dependen) X = Variabel bebas (Independen) e = Variabel residu (disturbace term)

Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang lazim dilaksanakan yakni :

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.

2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi independen.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.

(21)

4. Melihat apakah tanda menghitung dari estimasi parameter cocok dengan teori.

2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Dengan kata lain variabel yang dianalisis terdiri dari satu variabel prediktor dan satu variabel kriterium. Model regresi linier sederhanaya adalah:

Keterangan :

Ŷ = Variabel terikat (dependent variable)

= Variabel bebas (independent variable)

a = Konstanta (intrcept)

b = Kemiringan (slope)

Penggunaan regresi linier sederhana didasarkan pada asumsi, diantaranya sebagai berikut:

1. Model regresi harus linier dalam parameter

2. Variabel bebas tidak berkolerasi dengan disturbance term (error) 3. Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan symbol sebagai e

4. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan 5. Tidak terjadi autokorelasi

6. Model regresi dispesifikasikan secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.

(22)

Koefisien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus:

∑ ∑

∑ ∑

∑ ∑ ∑

Jika koefisien b terlebih dahulu dihitung, maka koefisien a dapat dihitung dengan rumus:

̅ ̅

Dengan ̅ dan ̅ masing-masing rata-rata untuk variabel-variabel dan .

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi Linier ganda (Mulltiple Regression) berguna untuk mencari pengaruh atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Suatu persamaan regresi linier yang memiliki lebih dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat akan membentuk suatu persamaan regresi yang baru, disebut persamaan regresi linier berganda (multiple regression). Model persamaan regresi linier berganda hampir sama dengan model regresi linier sederhana, letak perbedaanya hanya pada jumlah variabel bebasnya.

Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

(23)

Keterangan:

= Variabel terikat (dependent variable)

= Variabel bebas (independent variable)

= Konstanta regresi

= Koefisien regresi variabel bebas

ɛ = Pengamatn variabel error

Dalam penelitian ini digunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel terikat ( ) dan tiga variabel bebas ( ). Maka persamaan regresi bergandanya adalah:

Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk, yaitu:

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Sistem persamaan tersebut dapat disederhanakan, apabila diambil ̅ ̅ ̅ ̅

Maka persamaan sekarang menjadi:

(24)

Koefisien-koefisien untuk persamaan tersebut dapat dihitung dengan rumus:

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Dengan penggunaan dan y yang baru, maka diperoleh harga . Harga setiap koefisien penduga yang diperoleh kemudian disubsitusikan

ke persamaan awal sehingga diperoleh model regresi linier berganda atas .

2.5 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa setidak-setidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari. Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu jumlah kuadrat untuk regresi yang ditulis dan jumlah kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan

(25)

. Jika ̅ ̅ ̅ ̅ maka secara umum jimlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dengan rumus :

∑ ∑ ∑

Dengan derajat kebebasan dk = k

∑ ̂

Dengan derajat kebebasan dk = (n – k – 1) untuk sampel berukuran n. Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan :

Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang

2.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas ( ) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas ( ) yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka akan ditentukan dengan rumus, yaitu:

(26)

Keterangan:

= Jumlah kuadrat regresi

Harga yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi tersebut. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja atau pun dengan kata lain hanya yang bersifat nyata.

2.7 Uji Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(bivariate correlation) atau lebih dari 2 variabel (multivariate correlation) dalam suatu penelitian. Untuk menentukan seberapa besar hubungan antar variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Rumus untuk koefisien regresi adalah:

√{ ∑

}{ ∑

}

Adapun untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas yaitu :

1. Koefisien antara dan

(27)

√{ ∑

}{ ∑

}

2. Koefisien korelasi antara dengan

√{ ∑

}{ ∑

}

3. Koefisien korelasi antara dan

√{ ∑

}{ ∑

}

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah (+) ataupun minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna dari sifat korelasi adalah:

1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan searah atau koefisien positif. Artinya jika nilai suatu variabel mengalami kenaikan mmaka nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya.

2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang berlawanan arah atau korelasi negatif. Artinya jika nilai suatu variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain akan mengalami penurunan dan demikian juga sebaliknya.

(28)

Sifat korelasi akan menentukan arah korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. 0,00-0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah. 2. 0,21-0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.

3. 0,41-0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 4. 0,71-0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat. 5. 0,91-0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6. 1 berarti korelasi sempurna.

2.8 Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketetapan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukan ketetapan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi tersebut, makin tinggi ketetapan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, maka semakin rendah persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak sesungguhnya.(Algifari. 2000. Analisa regreesi Teor,, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Hal 17). Kesalahn standar estimasi (kekeliruan baku taksiran) dapat ditentukan dengan rumus :

(29)

̂

Dimana adalah nilai data sebenarnya dan ̂ adalah nilai taksiran.

2.9 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis.

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu : tingkat signifikansi atau probabilitas dan tingkat kepercayaan atau

confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe 1, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu: (hipotesis 0) dan (hipotesis alternatif). bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang akan diteliti.

(30)

bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang akan diteliti.

Pembentukan suatu hipotesis memerlukan toeri-teori maupun hasil penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu:

1. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diusulkan.

2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed

atau two tailed).

3. Penentuan nilai hitung statistik.

4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan dalam uji keberartian regresi.

Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain.

1.

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Minimal satu parameter koefisien regresi yang 0

Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Pilih taraf nyata yang diinginkan.

3. Hitung statistik dengan menggunakan persamaan.

4. Nilai menggunakan daftar table F dengan taraf signifikansi yaitu: .

(31)

5. Kriteria pengujian: jika , maka ditolak dan diterima. Sebaliknya jika , maka diterima dan ditolak.

(32)

BAB 3

GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:

3.1.1 Masa pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasi data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan

(33)

dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen

(IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah Kementrian Kemakmuran.

Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan

(34)

pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggungjawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi di bawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.

Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.

Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistik ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan – kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat II dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Di setiap daerah

(35)

administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat II dan di bawah pengawasan Kepala Kecamatan.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik.

2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.

3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata

Kerja BPS.

7. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

(36)

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik (BPS)

3.2.1 Visi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

(37)

3.2.2 Misi Badan Pusat Statistik

Dalam menunjuk pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu, handal, efektif, dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan ilmu pengetahuan statistik.

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik (BPS)

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupaun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Dimana organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungannya yang satu dengan yang lain.

Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara adalah struktur organisasi berbentuk Lini dan staff.

1. Bagian Tata Usaha 2. Bidang Statistik Produksi 3. Bidang Statistik Distribusi

(38)

4. Bidang Statistik Kependudukan

[image:38.595.124.497.149.668.2]

5. Bidang Pengolahan, Penyajian, dan Pelayanan Statistik 6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik (BPS)

(39)

3.4 Job Description

Dalam menjalankan suatu organisasi maka diperlukan personal-personal jabatan tertentu dalam organisasi tersebut dimana masing-masing diberi tugas dan fungsi job description atau pembagian kerja. Kepala kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

1. Sub Bagian Urusan Dalam 2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian 5. Sub Bagian Bina Program

Sedangkan bidang penunjang statistik ada 5 bidang, yaitu:

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik pertanian, industri, serta statistik konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar,statistik keuangan dan harga produsen serta Statistik Kesejahteraan.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik ketenagakerjaan, dan statistik kesejahteraan.

(40)

4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Distribusi Sosial

Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan dan penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan penyusunan neraca produksi, neraca konsumen, dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian :

1. Bagian Tata Usaha

a. Menusun program kerja tahunan bidang.

b. Mengatur dan melaksanakan dan menyusun program kerja tahunan rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan menyampaikan ke Badan Pusat statistik.

c. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam, yang meliputi syarat-syarat penggandaan/percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaaan gedung keamanan dan lingkungan serta perjalanan dinas maupun diluar negeri.

d. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan, penyimpanan/penggudangan, inventarisasi, dan penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan.

e. Mengatur dan melaksanakan urusan kepegawaian yang meliputi tata usaha kepegawaian, penggandaan dan mutasi pegawai, pembinaan

(41)

pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi tata laksana, serta penyajian.

f. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan waktu-waktu tertentu.

2. Bidang Statistik Produksi

a. Menyusun program kerja tahunan.

b. Mengatur dan menyiapkan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pengumpulan statistik produksi yang mencakup kegiatan statistik Pertanian, Industri, Pertambangan, Energi, Konstruksi, dan kegiaan statistik produksi lainnya yang ditentukan.

c. Mengatur dan melaksanakn keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan dalam kegiatan statistik produksi.

d. Membantu kepala Badan Pusat Statistik propinsi dan atau pemimpin/proyek dalam menyiapkan program pelatihan lapangan. e. Mengatur dan mengkordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas

lapangan di pusat pelatihan serta mengatur pembagian instruktur. f. Mengatur dan melaksanakan pembagian dokumen dan peralatan yang

diperlukan untuk pelaksanaan lapangan kegiatan statistik produksi. g. Melaksanakan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan

lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik produksi.

h. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi.

(42)

i. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik produksi sesuai dengan sistem dan program yang ditetapkan, bekerjasama dengan organisasi terkait.

j. Mengatur dan menyiapkan dokumen dan hasil pengolahan statistik produksi yang akan ke Badan Pusat Statistik sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

k. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kegiatan statistik produksi sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan selanjutnya.

l. Membantu kepala Badan Pusat Statistik propinsi dalam melaksanakan pembinaan petugas lapangan dalam rangka pengumpulan data statistik produksi baik di produksi Kabupaten/Kota maupun Kecamatan.

m. Membantu kepala Badan Pusat Statistik propinsi dalam dalam penyelenggaraan kordinasi dan kerjasama kegiatan statistik produksi baik dengan Pemerintah daerah maupun Instansi lainnya.

n. Mengatur dan meyiapkan naskah publikasi statistik produksi dan menyampaikan kesatuan organisasi terkait untuk pelaksanaan pencetakan dan penyebarannya.

o. Membantu kepala BPS propinsi dalam melaksanakan pembinaan penyusunan publikasi statitik produksi di BPS Kabupaten/Kota dalam bentuk buku publikasi.

p. Membantu kepala BPS propinsi dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan, pengendalian pelaksanaan kegiatan statistik produksi. q. Menyusun laporan kegiatan statistik produksi secara berkala.

(43)

r. Mengatur dan melaksanakan penghmpunan data cara dan hasil kegiatan yang dilakukan di lingkungan bidang statistik produksi. s. Mengatur dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

langsung.

3. Bidang Statistik Distribusi

a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan statistik Pertanian, Industri, Pertambangan, Energi, dan statistik produksi lainnya.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat di bidang statistik produksi.

c. Membantu kepala BPS propinsi memimpin proyek untuk menyiapkan proyek tugas lapangan.

d. Mengatur dan mengkordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur pelatihan.

e. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap kegiatan statistik produksi.

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik produksi.

g. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik distribusi.

h. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat.

(44)

i. Bersama-sama dengan bidang pengolahan statistik distribusi melalui komputer sesuai yang ditetapkan.

j. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan selanjutnya.

k. Membantu kepala BPS propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah, pengawas, dan pemeriksaan pengumpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya maupun di kecamatan. l. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik produksi sesuai

dengan sistem program yang ditetapkan, bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

m. Mengatur dan menyiapkan dokumen dan hasil pengolahan statistik produksi yang akan ke badan pusat statistik sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

n. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kegiatan statistik produksi sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan selanjutnya.

o. Membantu kepala badan pusat statistik propinsi dalam melaksanakan pembinaan petugas lapangan dalam rangka pengumpulan data statistik produksi baik di produksi, Kabupaten/Kota maupun di Kecamatan.

p. Membantu kepala badan pusat statistik propinsi dalam melksanakan pembinaan petugas lapangan dalam rangka pengumpulan data statistik produksi baik dengan pemerintah daerah maupun instansi.

(45)

q. Mengatur dan menyiapkan naskah publikasi statistik produksi dan menyampaikan kesatuan organisasi terkait untuk pelaksanaan pencetakan dan penyebarannya.

r. Membantu kepala BPS propinsi dalam melaksanakan pembinaan penyusunan publikasi statistik produksi di badan pusat statistik Kabupaten/kota dalam bentuk buku publikasi.

s. Membantu kepala BPS propinsi dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan.

t. Pengendalian pelaksanaan kegiatan statistik produksi.

u. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan data cara dan hasil kegiatan yang dilakukan di lingkungan bidang statistik produksi. v. Menyusun laporan kegiatan statistik produksi secara berkala.

w. Mengatur dan melaksankan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung.

4. Bidang Statistik Kependudukan

a. Menyusun program kerja tahunan. Bidang yang terutama ruang lingkup bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demokrasi dan rumah tangga dan statistik kependudukan.

b. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggarakan oleh statistik bidang penduduk.

c. Membantu keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggarakan oleh statistik bidang penduduk.

(46)

d. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan latihan tugas lapangan dipusat serta mengatur pelatihannya.

e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas lapangan.

f. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan statistik penduduk.

g. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data statistik kependudukan.

h. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang ditetapkan.

i. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan dikirim kepusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. j. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik

kependudukan sebagai bahan untuk penyempurnaan.

5. Bidang Pengolahan dan Pelayanan statistik. a. Menyusun program kerja tahunan.

b. Melaksankan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penerapan teknologi informasi. c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program pelatihan yang diselenggarakan oleh BPS dalam program pelatihan dalam bidang pengolahan, penyajian, dan pelayanan statistik.

(47)

d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data. e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi

pengolahan data statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya. f. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan serta pengembangan sistem

basis data managemen sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

g. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan komputer dengan kerja sama dengan satuan organisasi terkait.

6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

a. Menyusun program kerja tahunan bidang neraca wilayah dan analisis statistik.

b. Mengatur dan menyiapkan bahan yang diperlukan untuk menyusun neraca wilayah dan analisis statistik yang mencakup neraca produksi dan neraca konsumen, analisis dan pengembangan statistik serta penyusunan neraca wilayah dan analisis statistik lainnya yang ditentukan.

c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program pelatihan yang diselenggarakan oleh BPS dalam bidang neraca wilayah dan analisis statistik.

d. Membantu kepala badan pusat statistik propinsi atau pemimpin bagian proyek dalam penyiapan program pelatihan petugas lapangan.

(48)

e. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas dipusat latihan serta mengatur pembagian instruksi.

f. Mengatur dan melaksanakan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan.

g. Melakukan penggunaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan neraca dan neraca konsumen.

(49)

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Data dan Pembahasan

[image:49.595.112.514.440.637.2]

Data yang diolah pada Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu data Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batu Bara Atas Dasar Harga Berlaku dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 dalam bentuk persen. Datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batu Bara

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun Total Keseluruhan PDRB

Lapangan Usaha

Pertanian Industri pengolahan

Perdagangan, hotel dan restoran

2007 12,04 8,37 13,65 11,25

2008 15,22 13,50 15,73 15,68

2009 10,05 10,98 10.80 6,69

2010 14,28 14,84 14,35 13,34

2011 14,49 13,43 14,45 14,33

2012 10,59 10,61 10,69 9,85

Untuk memudahkan proses analisa, maka untuk seluruh variabel dilambangkan dengan:

(50)

= Total keseluruhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) = Nilai PDRB dari sektor pertanian

= Nilai PDRB dari sektor industri pengolahan

[image:50.595.113.513.276.448.2]

= Nilai PDRB dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran

Tabel 4.2 Data Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batu Bara

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun Variabel bebas

2007 12,04 8,37 13,65 11,25

2008 15,22 13,50 15,73 15,68

2009 10,05 10,98 10,80 6,69

2010 14,28 14,84 14,35 13,34

2011 14,49 13,43 14,45 14,33

2012 10,59 10,61 10,69 9,85

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

[image:50.595.79.546.644.752.2]

Untuk membentuk persamaan regresi linier berganda, diperlukan perhitungan masing-masing satuan variabel yang disusun dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Perhitungan masing-masing variabel

Tahun

2007 12,04 8,37 13,65 11,25 144,9616 70,0569 186,3225 2008 15,22 13,50 15,73 15,68 231,6484 182,25 247,4329 2009 10,05 10,98 10.80 6,69 101,0025 120,5604 116,64

(51)

2010 14,28 14,84 14,35 13,34 203,9184 220,2256 205,9225 2011 14,49 13,43 14,45 14,33 209,9601 180,3649 208,8025 2012 10,59 10,61 10,69 9,85 112,1481 112,5721 114,2761 Jumlah 76,67 71,73 79,67 71,14 1003,639 886,0299 1079,397

Sambungan tabel 4.3

Tahun

2007 126,5625 100,7748 164,346 135,45 114,2505 94,1625 153,5625 2008 245,8624 205,47 239,4106 238,6496 212,355 211,68 246,6464 2009 44,7561 110,349 108,54 67,2345 118,584 73,4562 72,252 2010 177,9556 211,9152 204,918 190,4952 212,954 197,9656 191,429 2011 205,3489 194,6007 209,3805 207,6417 194,0635 192,4519 207,0685 2012 97,0225 112,3599 113,2071 104,3115 113,4209 104,5085 105,2965 Jumlah 897,508 935,4696 1039,802 943,7825 965,6279 874,2247 976,2549

Dari tabel 4.3 diperoleh:

∑ = 76,67 ∑ = 1003,639

∑ = 71,73 ∑ = 886,0299

∑ = 79,67 ∑ = 1079,397

∑ = 71,14 ∑ = 897,508 ∑ = 935,4696 ∑ = 965,6279 ∑ = 1039,802 ∑ = 874,2247 ∑ = 943,7825 ∑ = 976,2549

n = 6

(52)

Harga-harga perkalian antar variabel kemudian disusun ke dalam persamaan, untuk mendapatkan harga koefisien regresi

Dengan persamaan diatas dapat disubstitusikan ke dalam nilai-nilai yang bersesuaian sehingga diperoleh persamaan:

76,67 = 6 + 71,73 + 79,67 + 71,14

935,4696 =71,73 + 886,0299 + 965,6279 + 874,2247

1039,802 = 79,67 + 965,6279 + 1079,397 + 976,2549

943,7825 = 71,14 + 874,2247 + 976,2549 + 897,508

Harga-harga koefisien regresi dan dicari dengan menggunakan matriks invers dengan rumus:

[ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

(53)

[

]

[

]

Maka diperoleh koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut: =

= = 0,52777 =

Dari nilai-nilai diatas maka dapat dibentuk model persamaan regresi linier bergandanya, yaitu:

̂

̂

4.3 Analisis Residu

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesalahan baku taksiran dari persamaan

regresi yang telah didapatkan, maka diperlukan harga Ŷ.

(54)
[image:54.595.113.512.117.341.2]

Tabel 4.4 Selisih nilai sebenarnya dengan nilai perkiraan

Ŷ

12,04 12,0422 -0,00222 0,0000049284 15,22 15,3241 -0,1041 0,01083681 10,05 10,0335 0,01649 0,00027192 14,28 14,337 -0,05702 0,00325128 14,49 14,3128 0,17716 0,031385666 10,59 10,6426 -0,05258 0,002764656

∑Y =

76,67

∑Ŷ =

76,6923

∑Y - Ŷ = -0,02227

∑ = 0,048515261

Sehingga kesalahan baku taksiran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

√∑

Dengan penyimpangan nilai yang didapat ini berarti bahwa rata-rata laju pertumbuhan PDRB yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata laju pertumbuhan PDRB yang diperkirakan sebesar 0,156.

(55)

4.4 Uji Regresi Linier Ganda

Perumusan hipotesa:

Sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Batu Bara.

Sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Batu Bara.

Kriteria pengujian: Jika , maka ditolak dan diterima. Sebaliknya jika , maka diterima dan ditolak

Dalam pengujian model regresi yang telah ada, maka perlu diambil nilai-nilai: ̅ ̅

̅ ̅

Dengan:

̅ =11,95 ̅ = 11,86 ̅ =13,28 ̅ = 12,78

Kemudian disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini:

(56)
[image:56.595.112.513.362.590.2]

Tabel 4.5 Nilai-nilai yang diperlukan untuk Uji Regresi Linier Ganda

Sambungan tabel 4.5

Tahun

2007 0,138384 0,368449 2,64573 -0,274536 0,447966 2008 6,012304 14,615329 3,77289 5,987784 9,335766 2009 6,140484 26,697889 2,6598 6,759984 14,09557 2010 1,149184 2,199289 4,33327 1,610144 2,227466 2011 1,373584 6,115729 2,5252 2,006464 4,233776 2012 6,697744 4,028049 2,94286 5,662544 4,391316 Jumlah 21,511684 54,024734 18,87975 21,752384 34,73186

Dari tabel 4.5 dapat dicari:

∑ ∑ ∑

Tahun y

2007 -0,7380 -3,585 0,372 -0,607 0,5446 12,852225 2008 2,4420 1,545 2,452 3,823 5,963364 2,387025 2009 -2,7280 -0,975 -2,478 -5,167 7,441984 0,950625 2010 1,5020 2,885 1,072 1,483 2,256004 8,323225 2011 1,7120 1,475 1,172 2,473 2,930944 2,175625 2012 -2,1880 -1,345 -2,588 -2,007 4,787344 1,809025 Jumlah 0,0020 0 0,002 -0,002 23,924284 28,49775

(57)

Maka nilai dapat dicari dengan rumus:

Dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang = 3, dk penyebut = 2 dan nilai kekeliruan sebesar 5% = 0,05, diperoleh = 19,16. Artinya lebih besar dari maka ditolak dan diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat nyata. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sektor lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran secara bersama-sama mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

(58)

4.5 Perhitungan Koefisien Regresi Linier Berganda

Untuk menghitung seberapa besar pengaruh dari ketiga sektor lapangan usaha terhadap laju pertumbuhan PDRB, maka akan dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh ∑ = 23,9243, sedangkan = Sehingga didapat koefisien determinasi:

Dan untuk koefiisen korelasi ganda dapat digunakan: √

Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar dan dengan mencari akar dari , diperoleh koefisien korelasinya

sebesar . Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap perubahan variabel dependent. Artinya 99% laju pertumbuhan PDRB dipengaruhi oleh ketiga sektor lapangan usaha, yaitu pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan

(59)

1% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.6 Perhitungan Korelasi Antara Variabel

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel tak bebas, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya, yaitu:

1. Koefisien korelasi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor pertanian ( )

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

√{ } { }

=

=

=

=

=

(60)

2. Koefisien korelasi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor industri pengolahan ( )

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

√{ } { }

=

=

=

=

=

3. Koefisien korelasi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran ( )

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

√{ } { }

(61)

=

=

=

=

=

4.7 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas

1. Koefisien korelasi antara sektor pertanian ( ) dengan sektor industri pengolahan ( )

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

√{ } { }

=

=

=

(62)

=

=

2. Koefisien korelasi antara sektor pertanian ( ) dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran ( )

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

√{ } { }

=

=

=

=

=

3. Koefisien korelasi antara sektor industri pengolahan ( ) dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran ( )

(63)

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

√{ } { }

=

=

=

=

=

Dari perhitungan korelasi diatas diperoleh harga korelasi antara laju pertumbuhan PDRB dengan sektor lapangan usaha dibidang pertanian sebesar 0,723, dengan sektor industri pengolahan sebesar 0,958 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,97. Dari ketiga sektor lapangan usaha tersebut yang memiliki hubungan yang paling kuat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang hampir mencapai satu.

(64)

4.8 Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda

Hipotesis pengujian

Kriteria pengujian:

Tolak jika >

Terima jika <

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai dengan menggunakan harga-harga korelasi antara variabel bebas dan harga kekeliruan baku maka dapat dihitung kekeliruan baku koefisien yaitu:

√ √ ∑

√ √

(65)

√ ∑

√ √

√ ∑

(66)

√ √

Sehingga diperoleh distribusi dengan perhitungan

sebagai berikut:

(67)

Dari tabel distribusi t dengan dk = 5 dan α = 0,05 maka dapat dilihat bahwa Maka dari perhitungan diatas diperoleh:

1. > 2. > 3. >

Ketiga koefisien regresi tersebut variabel (pertanian), variabel (industri pengolahan) dan variabel (perdagangan, hotel dan restoran) memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap persamaan regresi yang ditentukan.

(68)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang telah disetujui, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming. Dalam pengolahan data pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan perangkat lunak (softwere) sebagai implementasi sistem yaitu Minitab for windows dalam masalah memperoleh perhitungan.

5.2 Minitab Dalam Statistika

Minitab adalah program komputer yang dirancang untuk melakukan pengolahan statistik. Minitab mengkombinasikan kemudahan penggunaan layaknya Microsoft Excel dengan kemampuannya melakukan analisis statistik yang kompleks. Minitab dikembangkan di Pennsylvania State University oleh periset Barbara F. Ryan, Thomas A. Ryan, Jr., dan Brian L. Joiner pada tahun 1972. Minitab memulai versi ringannya OMNITAB, sebuah program analisis statistik oleh NIST. Minitab didistribusikan oleh Minitab Inc, sebuah perusahaan swasta yang bermarkas di State College, Pennsylvania, dengan kantor cabang di Coventry,

(69)

Inggris (Minitab Ltd.) Paris, Perancis (Minitab SARL) dan Sydney, Australia (Minitab Pty.). Kini, Minitab seringkali digunakan dalam implementasi Six Sigma, CMMI serta metode perbaikan proses yang berbasis statistika lainnya. Minitab 16, versi terbaru perangkat lunak ini, tersedia dalam tujuh bahasa: Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Korea, Mandarin, dan Spanyol.

5.3 Mengaktifkan MINITAB

Harus dipastikan terlebih dahulu bahwa Minitab terinstal pada komputer. Jika pada dekstop sudah ada ikon Minitab, maka Mintab dapat dibuka dengan cara:

1. Klik dua kali menu Minitab yang terdapat pada icon shortcut pada tampilan dekstop.

2. Selain itu program Minitab dapat diaktifkan melalui: Klik tombol Start

pada jendela windows.

[image:69.595.117.503.512.736.2]

3. Klik All Program, lalu pilih MINITAB, kemudian klik MINITAB 16 Statistucal software, maka akan ditampilkan dalam bentuk s

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 4.1 Data Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batu Bara
Tabel 4.2 Data Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batu Bara
Tabel 4.4 Selisih nilai sebenarnya dengan nilai perkiraan
+6

Referensi

Dokumen terkait

PRC-0022 Dewi &amp; Candra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta S1 Laporan Kerja Praktek Pembangunan Wilayah Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Instruksi Bupati Bantul tentang Penertiban Bangunan Atau Tempat Usaha Pada Ruas-Ruas Jalan

TAN-0039 Riana estriani Universitas Gadjah Mada Yogyakarta S1 Pengaruh Penyuluhan Melalui Media Cetak Terhadap Motivasi Dalam Penerapan Inovasi Ayam Kampung Unggul Badan

bahwa dengan semakin meluasnya bentuk-bentuk penyakit masyarakat di Kabupaten Bantul, maka perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

Dalam Tugas Akhir ini akan membahas tentang bagaimana cara mengukur dan menganalisis kualitas layanan data pada jaringan HSDPA di kota Medan dengan metode Drive Test..

Untuk melihat perubahan gambaran darah tepi sebelum dan sesudah pemberian kemoradioterapi pada penderita karsinoma nasofaring guna untuk menunjang pengambilan

Perusahaan Manufaktur dengan memiliki 55 sampel dan menggunakan analisis regresi linear sederhana sebagai alat analisis menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR

Artinya berdasarkan pasal tersebut Undang- Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dapat juga digunakan untuk mengadili tindak pidana lain seperti tindak