• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur

di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

 

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

WIJAYA PRANATA 102500080

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)

Lembar Pengesahan

KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur

di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

Medan, 15 Juli 2013

Pembimbing

(Ismayadi, S.Kep, Ns, CWCCA, M.Kes) NIP : 19750629 200212 1 002

Penguji

(Iwan Rusdi, S.Kp, MNS) NIP : 19730909 200003 1 001

Prodi DIII Keperawatan Ketua,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas”. Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk dapat menyelesaikan pendidikan DIII fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah (KTI), sebagai berikut:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan

4. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns, CWCCA, M.Kes selaku Dosen Pembimbing KTI, yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang sangat berharga dalam penulisan karya tulis ilmiah (KTI) sehingga dapat diselesaikan.

5. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS selaku penguji

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. 7. Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda, Syabirin, Ibunda

(4)

8. Kepada sahabat-sahabatku, Fajar Amanah Ariga, Samsul Bahri, Aulia Baiturrahmah, Hariati, Novia Astarina Simangunsong, Eko Aprizon Nanda, Srikam Ulina Boru Ginting, Ade Irma Lubis, Lufi Aprilia, Yulia Warni dan Teman-teman Fakultas Keperawatan stambuk 2010, serta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian karya tulis ilmiah (KTI) dan perkuliahanku, terima kasih atas dukungan, kritik, dan saran kalian semua.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu mendukung penulis. Harapan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, Juli 2013

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.2.1 Tujuan Umum ... 2

1.2.2 Tujuam Khusus ... 2

1.3 Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur ... 4

2.2 Askep pada Masalah Kebutuhan Istirahat dan Tidur ... 4

2.2.1 Pengkajian Keperawatan ... 4

2.2.2 Diagnosa Keperawatan ... 5

2.2.3 Perencanaan Keperawatan ... 6

2.3.Asuhan Keperawatan Kasus... 8

2.3.1. Pengkajian Keperawatan ... 8

2.3.2. Diagnosa Keperawatan ... 18

2.3.3. Perencana Keperawatan ... 21

2.3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ... 23

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

3.1 Kesimpulan ... 26

3.2 Saran... 26

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan menurun serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2001). Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas metabolisme tubuh menurun (Choppra, 2003), tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal (Wahid, 2007). Tidur merupakan proses yang sangat diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism),

memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat dan menjaga keseimbangan metabolisme dan kimiawi tubuh (Prijosaksono, 2002).

Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Keadaan tidur yang normal dapat berubah, perubahan keadaan tidur ini dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan non fisiologis. Faktor fisiologis yaitu penyakit fisik sedangkan faktor non fisiologis yaitu obat-obatan dan substansi, gaya hidup, pola tidur yang biasa dan mengantuk berlebihan pada siang hari, stress emosional, lingkungan, latihan fisik dan kelelahan serta asupan makanan dan kalori (Potter & Perry, 2005).

Pada lansia kualitas tidur menjadi berubah, lanjut usia membutuhkan tidur 6 jam perhari (Bliwise, 1993). Pada lansia episode tidur REM cenderung memendek, terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan NREM 4, dan beberapa lansia tidak memiiki tahap NREM 4 yaitu tahap tidur dalam (Potter & perry, 2005).

(7)

Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam seringkali terjadi diantara lansia dan kecenderungan untuk tidur siang kelihatan meningkat secara progresif dengan bertambahnya usia. Peningkatan waktu tidur disiang hari dapat terjadi karena seringnya terbangun pada malam hari (Evans & Rogers, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).

Pada kelompok lanjut usia (60 tahun), hanya ditemukan 7% kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari lima jam perhari). Hal yang sama ditemukan pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun. Demikian pula kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh terbangun lebih awal . selain itu, terdapat 30% kelompok usia 70 tahun yang banyak terbangun pada malam hari. Angka ini ternyata tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia 20 tahun (Nugroho, 2006).

1.2.Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan umum 

Mengetahui asuhan keperawatan pada Lansia dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur. 

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi masalah kebutuhan istirahat dan tidur pada lansia. 2. Mengetahui diagnosa keperawatan yang terkait dengan masalah

kebutuhan istirahat dan tidur pada lansia

3. Mengetahui perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur pada lansia.

(8)

1.3.Manfaat Penulisan

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya mata kuliah keperawatan gerontik sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif berhubungan dengan pola tidur pada lansia.

2. Pelayanan Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi praktek keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan pola tidur pada lansia.

3. Bagi penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis dalam memahami asuhan keperawatan pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur pada lansia.

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle, 1995). Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor & Lemone, 2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat menurun (Potter & Perry, 2005).

2.2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Istirahat dan Tidur

2.2.1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).

Pengkajian keperawatan menurut hidayat (2006) pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur, antara lain : riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan tidur.

1. Riwayat Tidur

(10)

2. Gejala klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.

3. Penyimpangan tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual, dan auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.

2.2.2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005).

Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon manusia (atau masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Iyer & Camp, 2004).

Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan: - Proses penuaan

- Kerusakan transpor oksigen - Kerusakan eliminasi

- Pengaruh obat - Immobilitas

- Pola aktivitas siang hari - Nyeri

- Kecemasan

(11)

2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur (sleep apnea).

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia. 4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan somnabolisme.

5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.

Kemungkinan data yang ditemukan:

- Perubahan penampilan dan perilaku. - Iritabilitas atau letargi.

- Sering menguap.

- Lingkaran hitam disekitar mata - Perubahan tingkat aktivitas - Mata/ konjungtiva merah

2.2.3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).

(12)

Rencana Tindakan Keperawatan pada Gangguan Pola Tidur

Intervensi Rasional

1. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien, Karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

2. Anjurkan klien untuk mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur.

3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, seperti posisi setengah duduk(semifowler).

4. Anjurkan klien untuk meningkatkan aktivitasnya pada siang hari.

5. Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur.

6. Anjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari.

7. Anjurkan klien makan yang cukup satu jam sebelum tidur.

8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara

mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi.

1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.

2. Mengurangi gangguan saat tidur.

3. Meningkatkan tidur

4. Menghindari tidur siang yang berlebihan.

5. Dapat mempercepat klien untuk masuk pada tahap tidur.

6. Tidur siang hari dapat

menyebabkan malamnya tidak bisa tidur

7. Meningkatkan tidur

(13)

2.3. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

2.3.1. Pengkajian Keperawatan

I. Identitas

a. Nama : Tn.M

b. Tempat/ tanggal lahir : Tanjung Balai, 24 Mei 1942 c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Status Perkawinan : Menikah e. Agama : Islam

f. Suku : Melayu g. Pendidikan : SD

h. Pekerjaan : Wiraswasta

i. Alamat : Jl. Garu IIB Gg. Amal No.43 Lingkungan XII kelurahan Harjosari I Medan Amplas

Komposisi Keluarga Lansia : Tn.M memiliki tiga orang anak yang terdiri dari dua orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, ketiga anak Tn.M telah berkeluarga

II. Riwayat kesehatan keluarga? Genogram

Keterangan: : Tinggal serumah : Laki-laki : Tn.M

: Perempuan , : Meninggal Tn.M

71Thn

(14)

III. Riwayat Kesehatan saat ini

Tn.M saat ini menderita Hipertensi. Kadang ia merasa sesak napas saat tidur dimalam hari, ia juga mengeluh nyeri pada persendiannya.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu

Tn.M mengatakan bahwa ia dulu pernah dirawat dirumah sakit karena terjatuh dari atap rumah yang menyebabkan lengan kirinya patah, ia dirawat dirumah sakit ±2 bulan.

V. Riwayat sehari-hari

a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit

Tn.M mengatakan sehat itu saat tubuh merasa segar dan bisa bekerja, sedangkan sakit adalah saat dia tidak bisa bekerja seperti biasanya.

b. Kebiasaan

Keseharian Tn.M ialah berjualan dirumah. Ia terbiasa dengan tidur pada siang hari ±2jam.

c. Pola nutrisi

Tn.M makan tiga kali sehari yaitu sarapan pagi dengan nasi+sayur+telur+teh manis, makan siang dengan nasi+sayur+ikan dan makan malam dengan nasi+sayur+ikan. Pada saat makan ia tidak memiliki keluhan-keluhan. Ia selalu menghabiskan porsi makan dan minum air putih sekitar 1,5-2 liter perhari.

d. Pola istirahat/ tidur

(15)

e. Pola eliminasi

Tn.M mengatakan BAK lancar tidak ada hambatan,tidak inkontinen. Ia mengatakan biasanya setiap pagi ia selalu BAB, tidak mengalami konstipasi.

f. Kebiasaan olahraga

Tn.M tidak melakukan olahraga. g. Kemampuan melakukan aktifitas

aktivitas sehari-hari Tn.M ialah berjualan dirumah dan melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu.

h. Rekreasi

Tn.M biasanya menonton TV sama cucu-cucunya. Ia mengatakan jarang berpergian atau rekreasi.

VI. Riwayat psikologi

Tn.M merasa senang jika cucu-cucunya datang kerumahnya

VII. Riwayat sosial

Tn.M mengikuti pengajian para teman sebaya yang diadakan setiap kamis malam. Ia juga bersosialisasi dengan tetangga disekitar rumahnya.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural

Tn.M menganut agama islam, ia rutin melaksanakan ibadah sholat baik dirumah maupun di mesjid.

IX. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum

(16)

b. Tanda-tanda vital

TD : 150/100 mmHg Nadi : 96 x/i RR : 24 x/i T : 370C

c. Pemeriksaan head to toe 1. Kepala dan rambut

a. Kepala

o Bentuk : simetris

o Kulit kepala : kulit kepala tampak bersih

b. Rambut

o Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rata dan rambut

tampak sudah beruban.

o Bau : rambut terasa bau keringat

2. Mata

o Bentuk : simetris

o Ketajaman penglihatan : kurang baik, penglihatan kabur

dan tidak jelas

o Konjungtiva : anemia (-)

o Skela : tidak ikterus

o Pupil : isokor (kanan dan kiri) o Pemakai alat bantu : tidak memakai alat bantu

penglihatan 3. Hidung

o Bentuk : simetris

o Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan bau o Perdarahan : tidak ada perdarahan

4. Telinga

(17)

o Lubang telinga : terdapat serumen (dalam

batas normal)

o Ketajaman pendengaran : kurang baik karena proses

penuaan 5. Mulut dan faring

o Keadaan bibir : lembab

o Keadaan gigi dan gusi : tidak ada perdarahan gigi dan

gusi, gigi tampak bersih dan tidak lengkap

o Keadaan lidah : tidak ada tanda perdarahan

6. Leher

o Tyroid : tidak tampak perbesaran pada

kelenjar

o Suara : jelas

o Nadi : teraba

d. Pemeriksaan integumen

o Kebersihan klien : klien tampak bersih dan rapi o Warna : kulit kuning langsat

o Turgor : turgor kulit cepat kembali o Kelembaban : kulit lembab sedikit keriput

e. Pemeriksaan payudara dan ketiak Tidak dilakukan pemeriksaan.

f. Sistem pernafasan

o Frekuensi : 24 x/i o Irama nafas : teratur o Tanda kesulitan bernafas : tidak ada

(18)

o Perkusi : resonan o Auskultasi : suara nafas teratur

g. Sistem kardiovaskuler

o Tekanan darah : 150/100 mmHg

o Nadi : 96 x/i

o Inspeksi : kulit normal (tidak pucat)

o Palpasi : -

o Perkusi : dulness

o Auskultasi : -

h. Sistem gastrointestinal

o Inspeksi : bentuk abdomen normal,

simetris, tidak terdapat tanda-tanda ascites dan distensi

o Palpasi : nyeri tekan (-),

benjolan/massa ), asietas (-), pembesaran hepar (-)

o Perkusi : terdengar suara tymphani o Auskultasi : peristaltik usus 8-15 x/i

i. Sistem genitourinary

sumbatan pada saluran perkemihan (-), warna dan bau (normal).

j. Sistem muskuloskeletal

Klien masih dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya, sendi lutut kiri dan kanan klien sering terasa ngilu dan nyeri dengan skala nyeri 3(ringan).

o Kesimetrian otot : simetris kanan dan kiri o Pemeriksaan edema : tidak ada edema

(19)

k. Sistem neurologi 1. Tingkat kesadaran

o GCS : 15 ( E : 4, V : 5, M : 6 )

2. Status mental

o Kondisi emosi/perasaan : Stabil

o Orientasi : orientasi waktu, tempat dan

orang baik

o Proses berpikir : ingatan klien masih kuat,

klien masih ingat akan kejadian masalalunya.

o Motivasi : klien ingin sesak berkurang

sehingga dapat bekerja seperti dulu.

o Persepsi : klien tidak yakin akan

kesembuhan penyakitnya secara total

o Bahasa : klien menggunaankan bahasa

indonesia.

3. Nervus Cranialis

a. Nervus Olfaktorius/ N1

Klien dapat membedakan bau-bauan. b. Nervus Optikus/ N II

Lapangan pandang klien mengalami gangguan Visus mata terganggu pada jarak jauh.

c. Nervus Okulomotoris/ N III, Trochealis/ N IV, Abdusen/ N VI

(20)

d. Nervus Trigeminus/ N V

Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxila dan mandibulla kanan dan kiri. Klien dapat merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getaran yang diberikan di kulit pasien. Reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kanan dan kiri serta gerakan mandibulla simetris.

e. Nervus Fasialis/ N VII

Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis dan asin baik. Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik.

f. Nervus Vestibulocochlearis/ N VIII Klien dapat berdiri tegak.

g. Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X

Gerakan palatum dan vulva normal, palatum normal, palatum lunak dan sedikit terangkat, letak uvula ditengah. Gerakan menelan klien baik dan vokal suara jelas.

h. Nervus Assesorius/ N XI

Gerakan bahu kanan dan kiri simetris, rentang gerak sendi servikal normal, kekuatan daya dorong disisi bahu klien baik, kekuatan otot sternokledomastoideus klien baik.

i. Nervus Hipoglosus/ N XII

Gerakan lidah klien normal dan baik. Kekuatan otot lidah baik.

4. Fungsi motorik a. Cara berjalan

Klien sulit berjalan karena pandangan rabun dan nyeri pada lutut kanan dan kiri..

b. Romberg test

(21)

Klien mampu melakukan tes jari-jari. d. Pronasi-supinasi test

Klien mampu melakukan gerakan pronasi dan supinasi di atas tempat tidur dengan baik.

e. Heel to shin test

Heel to shin test klien normal dan baik.

5. Fungsi sensorik

a. Identifikasi sentuhan ringan

Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh perawat.

b. Test tajam tumpul

Klien dapat mengidentifikasi barang yang tajam dan tumpul yang disentuhkan ke kulitnya.

c. Test panas dingin

Klien dapat mengidentifkasi rasa panas dan dingin yang disentuh ke kulitnya.

d. Test getaran

Klien dapat merasakan lokasi getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya.

e. Streognosis test Kurang baik. f. Graphestesia test

Kurang baik.

g. Membedakan dua titik

Klien mampu membedakan dua titik bagian yang disentuh ke kulitnya.

(22)

6. Reflek

a. Reflek bisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. b. Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. c. Reflek brachioradialis

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. d. Reflek patelar

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. e. Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. f. Reflek plantar

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

X.Pemeriksaan penunjang

Tidak ada pemeriksaan penunjang

XI. Riwayat terapi

(23)

2.3.2. Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS: - Tn.M mengatakan sering terbangun dimalam hari, dan sulit untuk

melanjutkan tidurnya kembali.

(24)

2. DS: Tn.M mengatakan ia kadang merasa sesak napas saat tidur dan saat bekerja terlalu lelah

DO: - frekuensi pernapasan Tn.M 24x/menit kadang ia merasa sesak napas saat bekerja terlalu lelah. - Tn.M mengatakan

persendian lutut kanan dan kirinya sering ngilu dan nyeri saat digerakkan. DO: - frekuensi pernapasan

(25)

2. Masalah Keperawatan

a. Gangguan pola tidur b. Gangguan pola pernapasan c. Intoleransi aktifitas

3. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak mengantuk disiang hari dan sering tidur siang.

b. Gangguan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan fungsi paru ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit.

(26)

2.3.3. Perencanaan Keperawatan

No.

Dx

Tujuan dan kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional

1 Tujuan : Untuk mempertahankan Kebutuhan tidur dalam batas normal. Kriteria Hasil: - Rasa

mengantuk klien disiang hari berkurang - Tidur siang klien

berkurang.

- Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam. - Frekuensi terbangun

dimalam hari berkurang.

1. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien, Karakteristik, dan penyebab kurang tidur. 2. Anjurkan klien untuk

mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur.

3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang

nyaman, seperti posisi setengah

duduk(semifowler). 4. Anjurkan klien untuk

meningkatkan aktivitasnya pada siang hari.

5. Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur.

6. Anjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari.

7. Anjurkan klien makan yang cukup satu jam sebelum tidur.

gangguan saat tidur.

3. Meningkatkan tidur

4. Menghindari tidur siang yang

berlebihan.

5. Dapat mempercepat klien untuk masuk pada tahap tidur. 6. Tidur siang hari

dapat menyebabkan malamnya tidak bisa tidur

(27)

8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi.

8. Meningkatkan pola tidur.

2. Tujuan: untuk

mempertahankan pola pernapasan klien dalam batas normal.

Kriteria Hasil:- klien dapat mendemonstrasikan pola pernapasan yang efektif. - Data objektif

menunjukkan pola pernapasan yang efektif. - Klien merasa lebih

nyaman dalam bernapas.

1. Lakukan pengkajian terhadap pola pernapasan klien.

2. Ajarkan klien tekhnik bernapas dan relaksasi yang benar.

3. Anjurkan klien posisi semifowler (setengah duduk) saat istirahat atau tidur

4. Anjurkan klien untuk hindari pekerjaan yang berlebihan.

pola napas kembali efektif.

3. Posisi dapat meningkatkan pengembangan paru 4. Pekerjaan yang lebih

dapat meningkatkan proses respirasi. 3. Tujuan: mempertahankan

kemampuan aktivitas seoptimal mungkin. Kriteria Hasil: - Kelemahan

yang berkurang - Sesak dan nyeri sendi

saat aktivitas berkurang.

1. Lakukan pengkajian terhadap keterbatasan aktivitas dan kelemahan klien saat aktivitas. 2. Anjurkan klien untuk

istirahat yang cukup. 3. Anjurkan klien untuk

(28)

2.3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam

hari/insomnia ditandai dengan klien tampak mengantuk disiang hari dan sering tidur siang.

1. Melakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien,

Karakteristik, dan penyebab kurang tidur. 2. Menganjurkan klien

untuk mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur. 3. Menganjurkan klien

untuk tidur dengan posisi yang nyaman, seperti posisi setengah duduk(semifowler). 4. Menganjurkan klien

untuk meningkatkan aktivitasnya pada siang hari.

5. Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur. 6. Menganjurkan klien

untuk tidak banyak tidur pada siang hari. 7. Menganjurkan klien

Klien melaporkan bahwa ia dapat tertidur dalam waktu 15 menit

(29)

makan yang cukup satu jam sebelum tidur. 8. Memberikan

pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi.

2. Gangguan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan fungsi paru ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit.

1. Melakukan pengkajian terhadap pola

pernapasan klien. 2. Mengajarkan klien

tekhnik bernapas dan relaksasi yang benar. 3. Menganjurkan klien

posisi semifowler (setengah duduk) saat istirahat atau tidur 4. Anjurkan klien untuk

hindari pekerjaan yang berlebihan.

Klien

menunjukkan pola pernapasan efektif

RR klien 18-22x/i

Tidak ada penggunaan otot bantu napas

3. Intoleransi aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh, penurunan fungsi paru dan nyeri pada persendian ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan

1. Melakukan pengkajian terhadap keterbatasan aktivitas dan kelemahan klien saat aktivitas. 2. Menganjurkan klien

untuk istirahat yang cukup.

Klien

menunjukkan tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas

(30)

24x/menit, kesulitan dalam pergerakan.

3. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang cukup.

keterbatasan energi

(31)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Proses pengkajian yang penulis lakukan yaitu melalui proses wawancara kepada klien dan keluarga klien, juga dengan pemeriksaan fisik langsung kepada klien, sehingga dapat diperoleh data yang sesuai dengan keadaan klien dan dapat mempermudah dalam merencanakan tindakan keperawatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan kepada klien, penulis berusaha membina hubungan baik dengan menggunakan komunikasi teraupetik kepada klien dan keluarga klien sehingga lebih memudahkan dalam pelaksanaan rencana tindakan.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada Tn.M didapatkan prioritas masalah keperawatan yaitu : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak mengantuk disiang hari dan sering tidur siang.

Intervensi keperawatan yang dilakukan penulis kepada Tn.M pada masalah keperawatan diatas ialah efektif untuk mengatasi dan mengurangi masalah gangguan pola tidur klien dan dapat meningkatkan kualitas tidur klien menjadi lebih baik.

3.2. Saran

3.2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang kebutuhan istirahat dan tidur pada lansia, khususnya bagi mata kuliah keperawatan gerontik, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap masalah kebutuhan tidur pada lansia.

3.2.2. Bagi Praktek Keperawatan

(32)

3.2.3. Bagi Penulis

(33)

DAFTAR PUSTAKA   

Choppra, D. (2003). Tidur Nyenyak, Mengapa Tidak?Ucapkan Selamat Tinggal pada  Insomnia. Yogyakarta: Ikon Teralitera. 

Foreman, M.D. & Waykle, M. (1995). Nursing Standard of Practice Protocol: Sleep  Disturbances in elderly patients. Geriatric Nursing. Cleveland: Mosby.  Hidayat, A. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. 

Iyer, P. W & Camp, N. H. (2004). Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses  Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC. 

Lilis, C.,Taylor. C., & Lemone, P. (2001). Fundamentals Of Nursing: The art and science of  nursing care(4th ed), Philadelphia: J. B. Lippincott. 

Nugroho, H. Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC.  Potter, P. A & Perry, A. G. (2001). Fundamentals of Nursing, (5th ed), St. Louis: Mosby.  Potter, P. A.  & Perry, A. G.. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses 

dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC. 

Prijosaksono, A. (2002). Mengatasi Insomnia. Diakses pada tanggal 26 Juni 2013 di 

http://www.sinarharapan.com   

Syarif, Hilman. (2005). Kualitas Tidur dan Gangguan Tidur pada Lansia di Komunitas  Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas. Skripsi. Medan. 

Tartowo & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta:  Salemba Medika. 

(34)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Diagnosa Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak mengantuk disiang hari dan sering tidur siang.

18 Juni 2013 11.30 Wib 9. Melakukan pengkajian

masalah gangguan tidur klien, Karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

10.Menganjurkan klien untuk mengurangi distraksi

lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur. 11.Menganjurkan klien untuk

tidur dengan posisi yang nyaman, seperti posisi setengah duduk(semifowler). 12.Menganjurkan klien untuk

meningkatkan aktivitasnya

S : Klien mengatakan mengerti tentang cara memenuhi kebutuhan tidurnya.

O : Klien tampak mencoba latihan relaksasi dengan cara distraksi (pengalihan perhatian).

A : Masalah teratasi Sebagian

(35)

pada siang hari.

13.Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur.

14.Menganjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari.

15.Menganjurkan klien makan yang cukup satu jam sebelum tidur.

(36)

No. Diagnosa Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

2. Gangguan pola pernapasan

berhubungan dengan penurunan fungsi paru ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit.

20 Juni 2013 12.00 Wib 1. Melakukan pengkajian terhadap pola pernapasan klien.

2. Mengajarkan klien tekhnik bernapas dan relaksasi yang benar.

3. Menganjurkan klien posisi semifowler (setengah duduk) saat istirahat atau tidur 4. Menganjurkan klien untuk

hindari pekerjaan yang berlebihan.

S : Klien mengatakan mengerti tentang cara mengatur dan

mengatasi sesak napas.

O : Klien tampak mencoba latihan relaksasi (tarik napas dalam).

A : Masalah teratasi.

Referensi

Dokumen terkait

The essential oil of plants with ` ester a odour containing 50 } 70% of a -terpenyl acetate belong to a -terpenyl acetate chemotype, which was not noticed earlier in Thymus

[r]

In method OS (Osendorfer et al., 2013), a descriptor learning architecture based on a Siamese CNN similar to our work was used, but the authors concentrated more on

The system allows input of river maintenance information (Figure 9) at any points in the three-dimensional data. When the user clicks any points of three-dimensional

[r]

As Geographic Information Systems (GIS) play a crucial role in managing spatial information about buildings and the flood parameters for assessment and visualisation of damage, in

Dengan ini disampaikan daftar Pemenang Pengabdian yang didanai DIPA Unand (BOPTN) berdasarkan hasil Seleksi Administrasi dan Penilaian Reviewer dapat di download pada link yang telah

These methods are based on a segmentation process that combines spatial and spectral information to group pixels into homogeneous regions before their classification using new