• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN POLITIK (Studi Di Kantor Partai Golkar Dan Partai PDI Kabupaten Nunukan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN POLITIK (Studi Di Kantor Partai Golkar Dan Partai PDI Kabupaten Nunukan)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik (parpol), pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan parpol tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau warga Negara.1

Pendidikan politik dapat dipahami sebagai perbuatan memberi latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusia, melalui proses dialogik yang dilakukan dengan suka rela antara pemberi dan penerima pesan secara rutin, sehingga para penerima pesan dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara. Kita ketahui bersama bahwa Negara Indonesia sendiri yakni Negara yang menganut system demokrasi dalam memilih para pemimpin baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, dari sisi lokasi (Negara Indonesia) dituntut kemampuan sistem politik yang ideal untuk dapat manjaga, mengatur dan mengelolah baik masalah integrasi nasional.2

1http://www.psb-psma.org/blog/pendekatan-pendekatan-dalam-teori-pendidikan, 16 Oktober 2010. 2

(2)

Dalam sistem perpolitikan di Indonesia adalah budaya politik masyarakat, dapat diketahui bahwah secara esensial salah satu ciri penting dari masyarakat adalah keadaan transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Dengan begitu masih terdapat sejumlah nilai atau tradisi yang tetap dipegang masyarakat terhadap pemimpinnya. Berdasarkan tradisi, posisi pemimpin adalah sentral di dalam kehidupan masyarakat apa lagi seperti Negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi murni.3

Jika melihat mulanya perkembangan politik di Indonesia yang mana terjadi dimasa yang cukup lama, yang mana masyarakat masih dalam tahap transis politik tradisional ke masyarakat modern. Dan dengan semakin berkembangnya Negara Indonesia pada saat ini semakin berkembang pula perpolitikan di masa sekarang secara tujuan utama dari pada perpolitikan Indonesia adalah mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat. Salah satu tujuan reformasi adalah untuk mewujudkan suatu Indonesia baru, yaitu Indonesia yang lebih demokratis. Hal ini bisa dicapai dengan mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat. Selama ini baik masa Orde Baru maupun di era reformasi, kedaulatan sepenuhnya berada ditangan lembaga-lembaga eksekutif, dan di tangan lembaga legislatif. Bahkan di Era Reformasi ini, kedaulatan seolah-olah berada di tangan partai politik. Partai politik, melalui fraksi-fraksinya di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dapat melakukan apa pun, yang berkaitan dengan kepentingan bangsa dan Negara, bahkan dapat memberhentikan Presiden dan /

3

(3)

atau Wakil Presiden4 sebelum berakhir masa jabatannya, seperti layaknya pada Negara dengan sistem parlementer padahal nengara kita menganut sistem Presidentil. Di daerah-daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui pemungutan suara, dapat menjatuhkan kepala daerah sebelum berakhir masa jabatanya.5

Kekuasaan yang dimiliki partai politk ini, antara lain disebabkan oleh sistem pemilu yang dianut dimasa lalu, yaitu sistem proporsioanal. Dalam sistem ini para pemilih hanya memilih tanda gambar partai politik tertentu. Selanjutnya partai politiklah yang bahkan menentukan siapa-siapa yang akan duduk sebagai wakil rakyat (wakil partai politik) di DPR dan atau DPRD Kabupaten Kota. Akibatnya anggota dewan lebih merasakan dirinya sebagai wakil partai politik, dari pada sebagai wakil rakyat sehingga mereka lebih banyak berbuat untuk kepentingan partai dari pada kepentingan rakyat. Dalam sistem ini seseorang yang tidak disukai dan tidak didukung oleh rakyat pemilih, sepanjang yang bersangkutan masih disukai oleh partainya, keberadaannya di dewan akan selalu terjamin dapat dinyatakan aman.

Satu-satunya hak politik yang masih dimiliki rakyat adalah hak memberikan suara pada saat pemilu berlangasung. Sesudah itu semua hak politik yang dimiliki rakyat beralih kepada partai politik sehingga rakyat tidak memiliki apa-apa lagi, bahkan sudah dilupakan sama sekali. Untuk mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat, sistem pemilu harus diubah,

4

Lihat Pasal 7A Undang-Undang Dasar Republik Indonesai Tahun 1945.

5

(4)

dengan sistem yang memberi peluang kepada rakyat pemilih. Untuk dapat menggunakan hak pilihnya secara langsung. Melalui amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menambahkan pasal 6A dan pasal 22E, sistem pemilu diubah menjadi pemilu secara langsung, baik untuk pemilu legislatif maupun untuk pemilu Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagai kepala Negara dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Untuk pemilu legislatif yang diatur dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 yang mana diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

sedangkan untuk pemilu Presiden Dan/Atau Wakil Presiden diatur dalam pasal 6A yang selanjutnya dijabarkan Dalam Undang-undang No.23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden.

Pemilu legislatif berdasarkan Undang-undang No.12 Tahun 2003 yang mana telah diperbarui dengan Undang Nomor 10 Tahun 2008, dengan menggunakan sistem proporsional dengan daftar calon terbuka telah dilaksanakan pada 5 April 2004. Sementara itu, pemilu Priseden dan/atau Wakil Presiden secara langsung berdasarkan UU No.23 Tahun 2003, untuk putaran pertama dilakukan pada 5 Juli 2004, lalu untuk putaran kedua dilaksanakan pada 20 September 2004, hal ini semua dilakukan mengenai tuntutan reformasi guna mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat.6

6

(5)

Sebagai sebuah Negara, Indonesia masih belum bisa dikatakan Negara yang berdemokrasi secara utuh dibandingkan dengan sejumlah Negara Eropa dan Amerika Serikat. Meskipun telah berusia lebih dari 60 tahunan sejak kemerdekaan pada tahun 1945. Indonesia masih harus belajar banyak untuk menjadi Negara yang dewasa. berbagai coreng-moreng masih saja mewarnai kehidupan bangsa ini. Dapat dilihat dari pada pemilu yang baru saja terjadi yang mana pesta demokrasi pemilu 2009 bukan ajang pendidikan politik cerdas bagi rakyat. Dalam konteks politik publik, pemilu 2009 hanya sekedar ajang transaksi dan kontrak nasional yang timpang dan tidak adil antara rakyat dan politisi. Rakyat menawarkan suaranya, sedangkan para politisi memberikan janji-janji abstrak (tidak pasti). Aksi saling tipu diantara dua kubu yang bertransaksi tidak bisa dihindarkan, akibatnya rakyat yang memiliki hak suara menjadi pragmatis serta apatis dalam pesta demokrasi tersebut. Berdasarkan pantauan UPC di 15 Kota di Indonesia selama masa kampanye berlangsung telah terjadi transaksi politik yang timpang antara politisi dan rakyat. Untuk mendapat suara rakyat seringkali partai politik memberikan barang kepada rakyat seperti sembako, minyak, kaos dan sebagainya. Padahal dalam proses transaksi, imbuhnya, partai politik perlu menjabarkan kebijakan-kebijakan dan platform partai yang lebih rinci, bukan janji-janji yang abstrak. ”Jadi pemilu legislatif 2009 bukan sarana pendidikan politik mencerdaskan bagi rakyat yang terjadi justru pembodohan.

(6)

tawar-menawar yang seimbang dengan elit politik. Tawar-tawar-menawar politik itu dapat dilakukan melalui deklarasi publik sebagai kontrak politik. Hal mendasar yang perlu didesakkan bersama yakni, pertama, adanya jaminan hak atas pekerjaan dan pembukaan lapangan pekerjaan. Kedua, kebijakan pembangunan tanpa penggusuran. Sebab, penggusuran hanya mengakibatkan kemiskinan semakin parah. Ketiga, pelayanan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau. Dan keempat, pelayanan kesehatan universal yang diperlakukan sama dan adil, sebab kelompok rentan miskin kota sering tidak diuntungkan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.7

Kenyataan demokrasi di Negara Indonesia pada saat sekarang ini belum bisa menunjukan demokrasi yang menuju kesuksesan, dengan realitas yang terjadi dapat kita lihat pada pemilu-pemilu pemilu eksekutif khusunya yakni pemilihan umum Bupati Nunukan yang mana tercatat angka golput yang diperoleh oleh Kabupaten Nunukan dalam ajang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tercatat angka golput yang dipeoleh yakni kurang lebih 20% (dua puluh persen). Yang mana dalam hal ini tercatat salah satu kabupaten yang berada di Kalimantan Timur yang memperoleh angka golput tinggi.

Dengan semakin meningkatnya angka golput dibeberapa daerah dalam pemilu baik pemilu eksekutif maupun pada pemilu legislatif, hal ini menunjukkan bahwa partai politik dan lembaga-lembaga yang berperan dalam pemilu dewasa ini tidak memberikan secara sepenuh pendidikan politik kepada masyarakat dalam pemilu, seharusnya partai politik pada khususnya

7

(7)

memberikan pengertian yang berupa pendekatan terhadap masyarakat untuk memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat yang mana telah dikemukan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik yang mana sudah jelas tertera dalam Pasal 11 huruf a Partai Politik berfungsi sebagai sarana: a. pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.8

Dalam Negara demokrasi modern, fungsi parpol secara umum9 adalah: a. Sebagai sarana komunikasi politik, yaitu satu pihak merumuskan

kepentingan (interest articulation) dan menggabungkan atau menyalurkan kepentingan (interest aggregation) masyarakat untuk disampaikan dan diperjuangkan kepada pemerintah, sedangkan pihak lain juga berfungsi menjelaskan dan menyebarluaskan kebijaksanaan pemerintah kepada masyarakat (khususnya anggota parpol yang bersangkutan);10

b. Sebagai sarana sosialisasi politik, yaitu proses di mana seseorang memperoleh pandangan orientasi, dan nilai-nilai dari masyarakat dimana dia berada. Proses tersebut juga mencangkup proses dimana masyarakat mewariskan norma-norma dan nilai-niai suatu generasi kegenerasi berikutnya. Melalui kursus-kursus pendidikan, partai politik

8

Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, Pasal 11 huruf a, 2008, Pustaka Timur , Yogyakarta.

9

Mukthie Fadjar, 2008, Partai Politik Dalam Perkembangan Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Institute for Sterengthening Transition Societi Studies, Malang (Jatim), Hal, 22

(8)

menanamkan nilai-nilai ideologi dan loyalitas kepada Negara dan partai. seperti Indonesia, yang bangsanya pada umumnya masyarakatnya sangat plural. Partai politik dapat membantu peningkatan indentitas nasional dan pemupukan integrasi nasional. Istilah sosialisasi politik (political socialization) merupakan istilah longgar pengertiannya adalah pendidikan politik (political education), sedangkan yang paling ketat disebut indoktrinasi politik (political indoctrination);11

c. Sebagai sarana rekrutmen politik (instrument of political tecruitment) yakni melalui mana proses partai politik mencari anggota baru dan mengajak orang-orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik. Rekrutmen politik akan menjamin kontinuitas dan kelestarian partai, dan sekaligus merupakan salah satu cara untuk menyeleksi para calon pemimpin partai atau pemimpin bangsa;12

d. Sebagai sarana pengatur konflik, yakni bahwa dalam Negara demokratis yang masyarakatnya terbuka dan plural, perbedaan dan persaingan pendapat sangatlah wajar, akan tetapi sering menimbulkan konflik sosial yang sangat luas. Oleh karena itu, konflik harus bisa dikendalikan atau dijinakkan agar tidak berlarut-larut yang bisa mengoyahkan dan membahayakan eksitensi bangsa. Dalam hal ini,

11

Ibid 12

(9)

Partai Politik (Parpol) dapat berperan menekan konflik seminimal mungkin.13

Secara esensial melihat dari pemaparan yang telah terterah di atas yang dapat dilihat dari hal yang riil yang terjadi di Kabupaten Nunukan yang mana tergolong salah satu daerah yang mempunyai angka golput tertinggi dapat kita lihat pada pemilihan umum (pemilu) Presiden pada tahun 2009 yang mana tercatat Kab.Nunukan memperoleh angka golput mencapai 20,4%14 dengan jumlah total suara golput mencapai 24,057, dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) berjumlah 84.851 dan yang memilih 60.794 orang dan tercatat suara yang sah yakni 59.377 suara dan suara yang tidak sal mencai 1.417 suara.

Sehingga peneliti berasumsi dalam penelitian ini pemilihan umum yang terjadi di Kabupaten Nunukan KAL-TIM khususnya yang masih tercatat cukup tingginya angka golput, adanya suatu tanggung jawab yang hilang dari para pemberi pendidikan politik terhadap masyarakat Kabupaten Nunukan (warga Kabupaten Nunukan) “khusunya” dalam menjalankan suatu sistem demokrasi yang seutuhnya sehingga terdorong keinginan dari peneliti untuk meneliti dengan judul PELAKSANAAN FUNGSI PARTAI POLITIK

SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN POLITIK (STUDI DI KANTOR

PARTAI GOLKAR DAN PARTAI PDI KABUPATEN NUNUKAN).

13

Ibid 14

(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan fungsi pendidikan politik kepada masyarakat Kabupaten Nunukan oleh DPC Partai Golkar dan DPC PDIP di Kabupaten Nunukan?

2. Apakah pendidikan politik yang diberikan DPC Partai Golkar dan DPC PDIP mengarah pada kesadaran politik masyarakat Kabupaten Nunukan?

C.Maksud dan Tujuan Penelitian

a) Maksud Penelitian

Bedasarkan paparan dalam latar belakang yang terterah di atas adapun maksud dalam penelitian ini yakni adalah untuk menggambarkan peran dan fungsi PDC Partai Golkar dan DPC PDIP Kab.Nunukan dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Kabupaten Nunukan pada khusunya dalam ajang pemilihan umum.

b) Tujuan Penelitian

(11)

2) Untuk mengetahui pendidikan politik yang diberikan DPC Partai Golkar dan DPC PDIP mengarah pada kesadaran politik masyarakat Kabupaten Nunukan.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat kepada beberapa lembaga, masyarakat dan diri penulis pada khusunya yakni:

a. Keguanaan Teoritis

1. Bagi Organisasi Partai Politik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada seluruh partai politik yang berada di Kabupaten Nunukan pada khususnya dalam memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat yang ideal dan baik serta dapat membangun partisipasi aktif.

2. Bagi Masyarakat

(12)

3. Bagi Penulis

Agar dapat mengetahui lebih mendalam mekanisme dari pada fungsi partai politik dalam memberikan pendidikan politik masyarakat dalam ajang pemilu.

b. Kegunaan Praktis

1. Dalam penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam upaya mengambil langkah-langkah perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas kenerja kedua partai politik khusunya DPC PDIP dan DPC Partai Golkar Kabupaten Nunukan untuk mencapai kesempurnaan dalam pemilihan umum.

2. Dalam penelitian ini diharapkan untuk dapat digunakan dalam perkembangan ilmu sosial kemasyarakat dan ilmu pemerintahan khususnya yang mempunyai relevansi dengan peran dan fungsi partai politik dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dalam ajang pemilihan umum.

E. Definisi Konseptual

1. Pengertian Politik

(13)

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

a. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles);

b. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan Negara;

c. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat;

d. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.15

2. Pengertian Partai Politik

Partai politik, per definisi, merupakan sekumpulan orang yang secara terorganisir mem-bentuk sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secara sah untuk bisa menjalankan program-programnya. Parpol biasanya mempunyai asas, tujuan, ideolog, dan misi tertentu yang diterjemahkan ke dalam program-programnya. Parpol juga mempunyai pengurus dan massa.16

Ada pula Roger F Saltou yang mendefinisikan partai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan,

15

http://id.wikipedia indonesia.org/wiki/Politik. (Akses 11 Februari 2011).

16

(14)

yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat. Mengacu pada dua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan hasil pengorganisasian dari sekelompok orang agar memperoleh kekuasaan untuk menjalankan program yang telah direncanakan.17

3. Pengertian Pendidikan Politik

Pendidikan politik adalah bukan proses sepihak ketika partai politik memobolisasi dan memanipulasi warga/masyarakat untuk menerima nilai, norma, maupun simbol yang dianggapnya ideal dan baik, seperti yang terjadi di negara-negara yang menganut sistem politik totaliter.18

Pendidikan politik dalam dipahami sebagai perbuatan memberi latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusia, melalui proses dialogik yang dilakukan dengan suka rela antara pemberi dan penerima pesan secara rutin, sehingga para penerima pesan dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara.19

Definisi pendidikan politik ini mengandung tiga anasir penting, yakni: Pertama, adanya perbuatan memberi latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusia.

17 ibid 18

Paul Sinla Eloe, “Parpol Dan Pelaksanaan Pendidikan Politik” http://www.sumbawanews.com/berita/opini/parpol-dan-pelaksanaan-pendidikan-politik.html, 2008.(11 Februari 2011).

(15)

Kedua, perbuatan di maksud harus melalui proses dialogik yang dilakukan

dengan suka rela antara pemberi dan penerima pesan secara rutin. Ketiga, perbuatan tersebut ditujukan untuk para penerima pesan dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara.20

F. Definisi Oprasional

Definisi oprasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu oprasioanal yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.21

Dalam hal ini penelitian dilakukan pada kantor DPC Golkar dan PDC PDIP Kabupaten Nunukan yang mengacu pada beberapa indikatornya sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan fungsi pendidikan politik yang dilakukan oleh DPC Golkar dan PDC PDIP Kabupaten Nunukan.

a. Internal partai; b. Eksternal partai;

c. Terus menerus dalam setiap tahun; d. Hanya menejelang pemilu.

2. Pengaruh pendidikan politik yang mengarah pada kesadaran politik masyarakat Kabupaten Nunukan;

a. Meningkatnya jumlah pemili dalam ajang pemilihan umum;

20 Ibid. 21

(16)

b. Berkurangnya peserta pemilu (golput);

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Mendifinisikan bahwa

“penelitian” kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasan maupun dalam peristilahannya.”22

Pendekatan Induktif:

“Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi gambaran atu lukisan secR sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”.23

Dari pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa metode deskriptif menuju kepada suatu pemecahyan masalah atau gejala yang akan dihadapi maupun berlangsung tetapi masih dirasakan atau masih dapat terjadi dimasa yang akan dating.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif yakni berangkat dari fakta-fakta dalam menemukan kebenaran.

Analisi induktif digunakan karena beberapa alas an, yaitu:

22

Sugiono, 2009, “Motode Penelitian Kualitatif dan R&D, hal.2.

23

(17)

1. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana terdapat dalam data:

2. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit:

3. Analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar yang lain:

4. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan:

5. Analisis demi8kian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa metodde penelitian dskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif merupakan suatu metode dengan menggambarkan dan melukiskan keadaaan obyek penelitian yang ada dilapangan pada saat ini secara nyata dan sistematis terhadap fakta-fakta yang tampak secara khusus sehingga dapat ditarik gambaran secara umum tanpa membandingkannya dengan variable lainnya.24

24

(18)

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah: 1.3Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari lapangan dan penelitian hasil wawancara yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara bertanya secara langsung kepada subyek yakni fungsionaris partai PDIP dan Golkar dan warga Kabupaten Nunukan.

2.3Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara melakukan study kepustakaan serta mengumpulkan beberapa keterangan atau fakta secara langsung melalui referensi buku-buku, perundang-undangan, surat kabar, hasil penelitian, jurnal-jurnal, artikel, internet dan bahan-bahan lainnya yang mempunyai relevansi dengan objek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian adapun teknik pengumpulan data yang digunak peneliti adalah sebagai berikut:

a. Observasi

(19)

b. Wawancara atau Interview

Yaitu melakukan wawancara langsung kepada responden yang mana dalam hal ini anggota partai politik (anggota PDIP dan Golkar Kabupaten Nunukan), masyarakat Kota Nunukan dan instansi terkait (KPUD Kabupaten Nunukan). Antara lain: dengan fungsionaris partai (anggota partai), dari masyarakat sendiri. Antra lain: pegawai swasta, pedagang dan diantaranya:

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara melakukan penelusuran terhadap dokumen berupa arsip dari partai politik (PDIP dan Partai Golkar) Kabupaten Nunukan yang mempunyai relevansi dengan obyek penelitian.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada kantor PDIP dan Golkar Kabupaten Nunukan, penelitian di lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam ajang pemilihan umum yang beberapa kali berlangsung di Kabupaten Nunukan, Kabupaten Nunukan terhitung salah satu kabupaten yang memperoleh tingginya angka Golongan Putih (Golput), dengan kisaran lebih dari 20% (dua puluh persen).

5. Teknik Analisa Data

(20)
(21)

S K R I P S I

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Sarjana S-1 Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

RAHMAD ANDRIYANSYAH 06230012

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(22)

Nama : Rahmad Andriansyah

NIM : 06230012

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : PELAKSANAAN FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI

SARANA PENDIDIKAN POLITIK (Studi Di Kantor Partain Golkar Dan Partai PDIP Kabupaten Nunukan)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si Drs. Jainuri, M.Si

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Kajur Ilmu Pemerintahan

(23)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 9 April 2012

Jam : 13.00 WIB

Tempat : Ruang Ketua Jurusan

Dewan Penguji

1. Drs. Asep Nurjaman, M.Si :

2. Hevi Kurnia Hardini, S.IP., MA. Gov :

3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si :

4. Drs. Jainuri, M.Si :

Mengesahkan

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(24)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur alhamdulilahi robbil al-amien penulis hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan yang tidak ada henti-hentinya dari zaman ke zaman. Tidak lain ini semua berkat hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Pelaksanaan Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Pendidikan Politik (Studi Di Kantor Parti Golkar

Dan Partai PDIP Kabupaten Nunukan). Dengan ini penulis sadari karena

dialah semua ini dapat terlaksana dengan sempurna.

Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan junjungan

kepada Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga, yang senantiasa

memberikan perjuangan untuk menegakkan islam dimuka bumi ini.

Dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rangkaian terimakasih yang sedalam-dalamnya dan dengan ketulusan hati kepada orang-orang yang telah berjasa dan senatiasa memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis menempu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, diantaranya yakni:

1. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP . selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, berserta jajaran Pembantu Rektor untuk segala bimbingan, nasehat serta pesan-pesan positif agar penulis dapat menjadi lebih baik selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

2. Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang, beserta jajaran Pembantu Dekan atas segala pengabdiannya selama penulis menjadi mahasiswa.

3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan, selaku Dosen Wali yang tanpa mengenal kelelahan memberikan pengawalan dan nasehat kepada penulis mulai dari awal perkuliahan sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan di Fakultas Ilmu Pemerintahan.

(25)

vi

ini. Semoga Allah dapat memberikan balasan yang setimpal kepada beliau. Amin.

5. Anggota Partai DCP Partai Golkar Dan DPC PDIP Kabupaten Nunukan. 6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang, jasa dan pengabdian merekalah, tidak terlupakan dibenak penulis sampai dengan akhir hayat penulis.

7. Abah dan Umiku yang tercinta, serta keluarga yang ada di Kabupaten Nunukan,yang tidak ada henti-hentinya memberikan doa dan pembiayaan yang cukup besar selama punulis bersekolah.

Semoga tulisan ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua dan atas segala kekhilafan dan kesalahan penulis yang pernah dilakukan, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Billahittaufiq wal Hidayah, Wassalamu’allaikum Wr.Wb

Malang, April 2012

(26)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Kata Pengantar ... v

Lembar Persembahan ... vii

Lembar Moto ... viii

B. Rumusan Masalahan ... 10

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Konsep ... 12

F. Metode Penlelitian ... 15

1. Jenis Penelitian ... 15

2. Populasi Sampel ... 17

3. Sumber Data ... 18

4. Teknik Pengumpulan Data ... 18

5. Lokasi Penelitian ... 19

BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Politik ... 21

B. Partai Politik Dan Fungsi,Hak,Dan Kewajiban ... 24

1. Pengertian Partai Politik ... 24

2. Fungsi Partai Politik ... 28

3. Hak Partai Politik ... 29

4. Kewajiban Partai Politik ... 30

C. Pendidikan Politik ... 31

D. Demokrasi ... 32

1. Pengertian Demokrasi ... 34

E. Konsep Pemilihan Umum(Pemilu) ... 35

F. Teori Fungsi Partai Politik ... 39

1. Rekrutmen Dan Seleksi Pemimpin ... 39

2. Program Politik Dan Opini Publik ... 41

3. Kontrol Pemerintah ... 42

(27)

xii

5. Edukasi Politik ... 46

6. Persaingan Partai Politik Menurut Teori Prilaku ... 48

7. Profesionalisme partai Politik ... 49

8. Peraturan, Moralitas, Dan Etika Persaingan ... 50

BAB III DESKRIPSI PARTAI A. Gambaran Umum PDIP Dan Partai Golkar ... 53

1. Partai PDIP ... 51

2. Partai Golkar ... 60

BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Fungsi Pendidikan Politik Kepada Masyarakat Kabupaten Nunukan Oleh DPC Partai Golkar Dan DPC PDIP Kabupaten Nunukan ... 66

1. Pelaksanaan Fungsi Pendidikan Politik Yang Diberikan Oleh DPC Golkar Kabupatn Nunukan ... 66

2. Pelaksanaan Fungsi Pendidikan Politik Yang Diberikan Oleh DPC PDIP Kabupaten Nunukan ... 74

B. Pendidikan Politik Yang Diberikan DPC Partai Golkar Dan DPC PDIP Mengarah Pada Kesadaran Politik Masyarakat Kabupaten Nunukan ... 84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 96

(28)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel . Struktur Komposisi Dan Personalia DPC PDIP Kabupaten Nunukan

Masa Bakti 2010-15 ... 59

Tabel 2. Sturuktur Komposisi Dan Personalia DPC Partai Golkar Kabupaten

(29)

Abdullah Rozali, 2007, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung, PT. Grafindo Persada, Jakarta.

Asshiddiqie Jimly, 2006, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia,

Sekertariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahakamah Konstitusi RI, Jakarta.

Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tahun 2005.

Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golongan Karya (Golkar) Tahun 2004-2009.

Cangara Hafied, 2009, Komunikasi Politik Konsep,Teori, dan Strategi,

Rajawali Pers, Jakarta.

Fajar Mukti, 2008, Partai Politik Dalam Perkembangan Sistem

Ketatanegaraan Indonesia, Institute For Sterengthening Transition Societi Studies, Malang.

Fimanzah, 2008, Mengelola Partai Politik,. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Rodde , (et.all.), 2006, Pengantar Ilmu Politik, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Sumartini. L,2004, Money Politics Dalam Pemilu, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM, Jakarta.

2. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik, 2008, Pustaka Timur, Jakarta.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota

(30)

Hendry, 2006, “Golput Pilwali Mencapai 32 Persen” http://

canaprastya.wordpress.com-Gpolput-Pun-Kembali-Menangi-Pilkada/html, 9 Mei 2009.

Http://id.wikipedia indonesia.org/wiki/Politik.

M. Nur Khoiron,2009, “Pendidikan Poltik Bagi Masayarkat Indonesia”

http://www.scribd.com/dhuvaa/d/47001260-Pemilu-2009-Dan-Pendidkan-Politik-Bagi-Masyarakat-Indonesia-Yang-Multi-Kultur (3 Dember 2011).

Paul Sinla Eloe, 2008 “Parpol Dan Pelaksanaan Pendidikan Politik”

http://www.sumbawanews.com/berita/opini/parpol-dan-pelaksanaan-pendidikan-politik.html.

Siswoyo, Wahid.1994. Pendidikan Politik dalam Prespektif Politik, Moral

dan Kultural.(http://andlovephobe bolgspot. Com/1994/Persppektif

Pendidikan Politik), html.

Sofyardi Rahmat, 2008 “Mengenal Partai Politik”, http://gagasanardi.wordpress.com//mengenal-partai-politik/.

Warda Hafidz, “Pemilu 2009 Bukan Pendidikan Politik Cerdas”

http://www.konasham.go.id/Portal/id/content/pemilu-2009-bukan-pendidikan politik-cerdas/html.

Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia,

Demokrasi.

4. WEB SIDE

http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan politik

Referensi

Dokumen terkait

Pada relasi bonding , arus informasi dan jaringan kewirausahaan digital relatif setara dan seimbang karena semua anggota komunitas memiliki intensitas tinggi untuk bertemu

Konfirmasi hasil penandaan dilakukan dengan metode kromatografi kertas menaik dengan fase diam Whatman 3MM dan fase gerak aseton serta NaCl fisiologis Hasil

4) Karmaşõk parçalar, bir ya da iki mõknatõslama ile bölümler halinde mõknatõslanmalõdõr. kolaylõkla muayene edilebilir. 5) Malzemenin artõk mõknatõslõk özelliklerini

Perendaman bakso filler roti dalam asap cair ternyata menurunkan rasa bakso filler roti yang dihasilkan, tetapi hanya sedikit berpengaruh terhadap warna, lendir, tektur, dan

Analisis yang digunakan adalah model persamaan struktural (SEM) dan terlebih dahulu dilakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi

Salah satu campuran zat aktif yang sering digunakan adalah campuran pseudoefedrin HCl dan triprolidin HCl yang merupakan salah satu jenis kombinasi dalam formula sediaan

[r]

Perusahaan pasangan usaha yang termasuk dalam kategori bermasalah atau wanprestasi, maka dilakukan tindakan penyehatan atau penyelamatan dan penyelesaian