commit to user i
DEKONSTRUKSINGAYAU
PADA SUKU DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kajian Budaya
Minat Utama Sastra
oleh Euneke S701208008
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user ii
DEKONSTRUKSI NGAYAU
PADA SUKU DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH
TESIS
oleh Euneke S701208008
Komisi Pembimbing
Nama Tanda
tangan
Tanggal
Pembimbing I Dr. Titis Srimuda Pitana, ST., M.Trop.Arch ……… ………….
NIP. 196806 09199402 1 001
Pembimbing II Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si ……… ………….
NIP.196505 21199003 1 003
Telah dinyatakan memenuhi syarat
Pada tanggal ...
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kajian Budaya Program Pasca Sarjana UNS
commit to user iii
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul “Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju Kalimantan
Tengah” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta
tidak terdapat karya atau pendapat yang pantas ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam
naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini
dapat dibuktikan terhadap unsur-unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima
sanksi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatakan serta diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus
menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya.
Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya
bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 23 Juli 2014 Mahasiswa,
commit to user iv
Motto:
Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan
Baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan
pertimbangan—
(Amsal 1:5)
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan,
Tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan
(Amsal 1:7)
Tesis ini saya persembahkan kepada
Ayah dan Ibu tercinta,
Bapak Drs. Gerli Gantialis dan Ibu Mujinam Parir A.md;
Kedua adik tersayang,
commit to user v
ABSTRAK
Euneke, S701208008. 2014: “Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju
Kalimantan Tengah”. Tesis Program Studi Kajian BudayaPasca sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Pembimbing 1 Dr. Titis Srimuda Pitana. ST., M.Trop.Arch dan pembimbing 2 Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si.
Kajian tentang tradisi ngayau yang dilakukan dalam disiplin ilmu Kajian Budaya ini dilatari oleh tiga problematik, yaitu (1) ngayau mengandung nilai-nilai budaya yang merupakan idiologi hidup masyarakat Dayak Ngaju dalam menjalani kehidupan bermasyarakat (kelompok); (2) terjadinya pergeseran fungsi dan peran
ngayau dari tradisi leluhur menjadi sebuah bentuk kekerasan yang melahirkan citra
baru terhadap ngayau dalam memenuhi standar modernisasi dan globalisasi yang dikemudikan oleh kekuatan ekonomi, pendidikan, politik dan budaya dominan (Belanda); (3) pemahaman baru terhadap nilai-nilai ngayau dalam era modern telah mengantarkan masyarakat Dayak kepada ruang-ruang kosong tanpa arti dan makna.
Penelitian ini tidak ditujukan untuk memahami aktivitas ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah dalam perwujudan fisiknya. Dalam kajian ini
ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah merupakan objek materialnya
dari sebuah kajian mengenai dekonstruksi pemaknaan ngayau yang mengambil fokus
kajian pada tiga masalah, yaitu (1) sebab terjadinya dekonstruksi ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah; (2) proses terjadinya dekonstruksi ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah; (3) implikasi dari dekonstruksi tersebut terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Dayak dan masyarakat diluar suku Dayak.
Kajian terhadap ngayau memberikan peluang berkembangnya kreativitas
dalam menafsirkan teks yang diamati secara berulang-ulang hingga diperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang makna ngayau pada suku Dayak Ngaju
Kalimantan Tengah. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan hermeneutik dengan teknik pengumpulan data yang lebih mengutamakan penggunaan teknik observasi dan wawancara mendalam, di samping studi dokumen dan studi kepustakaan.
Sebagaimana paradigma Kajian Budaya yang berada pada wilayah postmodernisme, penelitian ini diposisikan dalam sistem berfikir kritis dengan menggunakan teori-teori kritis, yaitu teori dekonstruksi oleh Jecques Derrida yang diposisikan sebagai teori utama untuk menjawab ketiga rumusan masalah penelitian yang dalam penggunaannya dibantu oleh teori wacana kuasa dan pengetahuan oleh Michel Foucault.
commit to user vi
metafisika ngayau pada masyarakat Dayak Ngaju yang merupakan akumulasi dari adanya penolakan dan/atau pengingkaran metafisika itu sendiri. Kedua, jejak-jejak dekonstruksi makna ngayau pada suku Dayak Ngaju yang terjadi adalah proses dokonstruksi itu sendiri yaitu dekonstruksi makna ngayau “ngayau menjadi bagian upacara tiwah”. Ketiga, dekonstruksi ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah memiliki dua implikasi, yaitu (1) terhadap ruang kesadaran baru yang dibangun oleh masyarakat Dayak dalam mengikuti arus modernisasi global; (2) terhadap masyarakat luar suku Dayak dalam menyikapi perubahan bentuk dan makna
ngayau dalam kerusuhan Sampit.
commit to user vii
ABSTRACT
Euneke .S8008012.2014 :“Ngayau Deconstruction in Dayaknese of Ngaju, Central
Kalimantan”. Thesis. Postgraduate Studies in Cultural Study. SebelasMaret
University Surakarta.Supervisor 1Dr. Titis Srimuda Pitana. ST., M.Trop.Arch. Supervisor 2 Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si.
Research of ngayau tradition which was conducted from Culture Analysis approach, was analyzed based on three problematic, (1) ngayau contains of culture values, of which is an ideology of Dayaknese of Ngaju in living their social live; (2) function and role of ngayau has shifted from ancestors tradition into harmful that created another perspective of ngayau in meeting modernization and globalization dimensions that were driven by economy, education, politics and culture domination (Belanda); (3) new understanding of ngayau values in modern era has brought Dayaknese into meaningless spaces.
This research was not conducted in understanding physically ngayau activity in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan. In this analysis, ngayau was the object of the analysis of value deconstruction of ngayau that focused on three subjects, (1) cause of ngayau deconstruction in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan; (2) process ofngayau deconstruction in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan; (3) impact of ngayau deconstruction in social-culture live of Dayaknese and outsiders.
Ngayau analysis allowed the development of creativity in textual
understanding which was read repeatedly and produced in-depth knowledge about
ngayau’s value of Dayaknese of Ngaju, Middle of Kalimantan. This research used
qualitative method and hermeneutic approach with data collection that prioritized the using of observation and in-depth interview, beside literature study. As paradigm of Culture Analysis that stand on post-modernization area, this research was placed in critical thinking system with using critical theories such as deconstruction theory of Jecques Derrida as the main theory in satisfying the three research problems. That analysis also completed by power and knowledge theory of Michel Foucault.
Three conclusions have obtained as the research results. First, deconstruction
of ngayau’s value in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan was a
phenomenon as the impact of death of metaphysics of ngayau in Dayaknese of Ngaju.
It was the accumulation of rejection and/or denying of metaphysics itself. Second,
deconstruction process of ngayau’s value in Dayaknese of Ngaju is the
deconstruction itself, which was value deconstruction of ngayau that has became a part of tiwah ritual. Third, ngayau deconstruction in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan has two impacts, (1) current awareness that has developed by Dayaknese in following the mainstream of global modernization; (2) the outsiders’ response as
the feedback of changing of ngayau’s form and meaning through Sampit disturbance.
commit to user viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sang maha pengasih dan maha
penyanyang. Atas ijin, kasih karunia, perlindungan, serta kekuatan-Nya penulisan
tesis yang berjudul Dekonstruksi Ngayau Pada Suku Dayak Ngaju Kalimantan
Tengah ini bisa diselesaikan.Hasil ini tidak lepas dari peran serta Dr. Titis Srimuda
Pitana, ST., M.Trop. Arch dan Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. sebagai pembimbing
yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
tuntunan, utamanya mengenai Teoti-teori dalam ranah Kajian Budaya, serta
menentukan unit-unit analisis berdasarkan pendekatan, paradigma, metode, dan
teknik pengumpulan data. Kepada beliau berdua, terima kasih yang tak terhingga
penulis sampaikan.
Kepada Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Direktur Pasca
Sarjana UNS, Dekan Fakultas Sastra dan Seni UNS, dan Ketua Program Studi Kajian
Budaya UNS, atas bantuannya, serta kesempatan yang telah diberikan kepada penulis
dalam mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakata (UNS) untuk
memperoleh gelar Magister.
Ucapan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada pembimbing
akademik, Dr. Hartini, M.Hum dan para dosen pangampu mata kuliah teori dan
metodologi penelitian kebudayaan kontenporer, antara lain Prof. Dr. Bani Sudardi,
M.Hum.Prof. Dr. Soediro Satoto. Prof. Dr. Nanang Rizali, MSD. Prof. Heddy Shri
commit to user ix
Srimuda Pitana, ST., M.Trop. Arch.Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. Dr. Hartini,
M.Hum. Dr. Nooryan Bahari, M.Hum. Dr. Dwi Purnanto, M.Hum. Dr. Warto,
M.Hum. Dra. SK. Habsari, M.Hum., Ph.D, Drs. Mugijatna, M.Si., Ph.D. Dra. Rara
Sugiarti, M.Tourism., yang telah membantu membuka wawasan penulis dalam
menempuh perkuliahan di Program Studi Kajian Budaya. Semoga Tuhan yang maha
kasih senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada beliau sekalian.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Pemerintah Kota Palangka Raya,
Provinsi Kalimantan Tengah yang telah mengijinkan penulis melakukan kegiatan
penelitian di kota Palangka Raya dan meluangkan waktunya untuk beberapa
wawancara yang peneliti lakukan. Demikian juga kepada teman-teman angkatan 2012
Prodi Kajian Budaya, terutama Anik Hikmah Wanti yang telah dengan senang hati
memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam melakukan
perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
Untuk itu penulis berikan penghargaan yang setinggi-tingginya semoga mendapat
balasan yang setimpal dari pada Tuhan yang Maha Kuasa.
Begitu juga ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada para
informan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena jumlahnya cukup
banyak, yang telah memberikan informasi yang sangat berharga bagi tersusunnya
tulisan ini. Memberikan ruang dan waktu yang seluas-luasnya bagi penulis untuk
belajar mengenai tradisi ngayau, bahkan membantu penulis dalam memahami
commit to user x
Terima kasih juga penulis tujukan kepada Pemerintah Kabupaten Malinau,
Provinsi Kalimantan Utara yang telah memberikan bantuan dana dalam bentuk
beasiswa, dengan bantuan tersebut dapat mengurangi beban penulis dalam
menyelesaikan pendidikan di Program Magister (S-2) Universitas Sebelas Maret
Surakarta (UNS).
Secara khusus, penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, bapak
Drs. Gerli Gantialis dan Ibu Mujinan Parir, A.md, atas ketulusan doa-doa serta
restunya; adik-adik tercinta, Kris Kurrniawan dan Dio Oktavian, serta pacar terkasih,
Aldi Marthin atas ketulusan doa-doa dan dukungan yang tidak henti-hentinya.
Kepada seluruh keluarga besar penulis dalam memberikan dukungannya kepada
penulis dalam menyelesaikan program S-2 pada ProgramStudi Kajian Budaya
Universitan Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Surakarta, Agustus 2014
commit to user xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PERSETUJUAN PENGUJI ... iii
PERNYATAAN ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
GLOSARIUM ...xviii
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Perumusan Masalah……….. 6
1.3 Tujuan Penelitian……….. 7
1.4 Manfaat Penelitian……… 8
1.5 Sistematika Tulisan………... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN... 11
commit to user xii
2.2 Konsep……….. 16
2.2.1 Dekonstruksi Ngayau………... 16
2.2.2 Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah... 18
2.3 Landasan Teori...………... 19
2.3.1 Teori Dekonstruksi..………... 20
2.3.2 Teori Wacana……..………... 24
2.4 Model Penelitian... 29
BAB III METODOLOGI... 31
3.1 Rencana Penelitian………... 31
3.2 Lokasi Penelitian...……… 34
3.3 Jenis dan Sumber Data....………. 34
3.4 Teknik Pemilihan Informan……….. 35
3.5 Instrumen Peneitian……….. 37
3.6 Teknik Pengumpulan Data………... 37
3.7 Teknik Analisis Data...……… 42
3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data……….. 44
BAB IV PEMBAHASAN: GAMBARAN UMUM, SEBAB, PROSES, DAN IMPLIKASI DEKONSTRUKSI NGAYAU PADA MASYARAKAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGA……… . 46
4.1 Gambaran umum Kalimantan Tengah dan Tradisi Ngayau Dayak Ngaju.... 46
4.1.1 Letak Geografis...……… 46
commit to user xiii
4.2 Sebab Terjadinya Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju ………... 55
4.2.1 Ngayau Sebagai Tradisi Dayak Ngaju……….... 55
4.2.1.1 Ngayau (Berburu Kepala)……….... 55
4.2.1.2Ngayau sebagai Simbol Status Sosial... 59
4.2.1.3Ngayau dalam Upacara Tiwah ... 65
4.2.2 Asang Ngayau ……… 71
4.3 Proses Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju ……… 76
4.3.1 Jejak-jejak perubahan tradisi ngayau pada masyarakat Dayak Ngaju..….. 76
4.3.2 Ngayau dalam Konstelasi Global ………... 93
4.4 Implikasi Dekonstruksi Ngayaupada Suku Dayak Ngaju……… 97
4.4.1 Implikasi Ngayau Terhadap Pola Pikir Masyarakat Dayak ……….. 97
4.4.2PandanganMasyarakat diluar Suku Dayak Terhadap Ngayau……... … 105
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 112
5.1.Simpulan ……….. 112
5.2.Saran……….. 114
DAFTAR PUSTAKA ... .. 116
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Model Penelitian………... 30
Gambar 3.1 Diagram Rancangan Penelitian... 33
Gambar 3.2 Diagram Proses Analisis Data ... 44
Gambar 4.1 Peta Indonesia... 46
Gambar 4.2 Peta Pulau Kalimantan... 47
Gambar 4.3 Peta Sungai Kalimantan Tengah ………. 47
Gambar 4.4 Peta Kalimantan Tengah……….. 48
Gambar 4.5 Rumah Betang Suku Dayak Ngaju……….. 49
Gambar 4.6 Simpai sebelah kiri Peneliti ………. 58
Gambar 4.7 Suku Dayak Ngaju dengan kepala hasil ngayau………. 58
Gambar 4.8 Suku Dayak Ngaju dengan kepala hasil ngayau………... 58
Gambar 4.9 Kepala yang telah dingayau oleh suku Dayak Ngaju bertahun-tahun 61 Gambar 4.10 Kepala yang telah dingayau……….. 61
Gambar 4.11 Upacara tiwah ... 66
Gambar 4.12 Upacara tiwah ... 66
Gambar 4.13 Sandong (tempat meletakan tulang belulang yang telah ditiwahkan) 67 Gambar 4.14 Sandong (tempat meletakan tulang belulang yang telah ditiwahkan) 67 Gambar 4.15 Miniatur Sandong dalam upacara Tiwah (museum)…………..… 69
commit to user xv
Gambar 4.17 Pernikahan adat yang di lakukan sebelum pemberkatan nikah di
Gereja... 77
Gambar 4.18 Kampung Tumbang Anoi tahun 1894 ………... 82
Gambar 4.19 Orang-orang Belanda dan Jerman yang menjadi fasilotator rapat damai
Tumbang Anoi 1894……… 84
Gambar 4.20 Orang-orang Belanda dan Jerman yang menjadi fasilotator rapat damai
Tumbang Anoi 1894……… 84
Gambar 4.21 Orang-orang Belanda dan Jerman yang menjadi fasilotator rapat damai
Tumbang Anoi 1894……… 84
Gambar 4.22 Peserta rapat damai Tubang Anoi dari setiap suku Dayak di
Kalimantan... 87
Gambar 4.23 Peserta rapat damai Tubang Anoi dari setiap suku Dayak di
Kalimantan... 87
Gambar 4.24 Peserta rapat damai Tubang Anoi dari setiap suku Dayak di
Kalimantan... 87
Gambar 4.25 Rapat damai di desa Tumbang Anoi 1894………... 87
Gambar 4.26 Diagram perubahan sosial dan budaya………... 97
Gambar 4.27 Ormas Dayak dan massa di Bandara Tjilik Riwut saat melakukan
penolakan terhadap FPI ………... 102
Gambar 4.28Gawai 2011 ……….... 103
commit to user xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara……… 122
commit to user xvii
GLOSARIUM
Agama helo = Agama dulu
Asang ngayau = Saling membunuh, memotong, mencincang (dalam
peperangan)
Bandar = Pahlawan suku Dayak dalam dongeng dan mitos
Baanga = Tempayan mahal/ tajal
Berhadat = Menyelesaikan masalah dengan menggunakan hukum adat
Betang = Rumah panjang yang ditempati oleh beberapa kepala
keluarga suku Dayak Ngaju (rumah adat suku Dayak
Ngaju)
Dirinjah = Disantet
Febunu = Saling membunuh (bahasa Dayak Lundayeh)
FPI = Forum Pembela Islam
Gawai = Perayaan panen oleh suku Dayak Kalimantan Barat
Habunu = Saling bunuh
Hajipen = Saling memperbudak
Halamaung = Tanah
HAM = Hak Asasi Manusia
commit to user xviii
Hatetek = Saling mencincang
Heiden = Kafir
Hindu-Kaharingan = Masuk dalam sekte Hindu (agama suku Dayak Ngaju)
Kaharingan = Agama masyarakat Dayak Ngaju sebelum Hindu masuk
ke Kalimantan
KKN = Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Lalang = Kebun
Lewu = Kampung
Lewu Liun = Negeri para arwah
Lewun Sangiang = Negeri/ zaman tiga bersaudara (silsilah keturunan suku
Dayak Ngaju)
Lewun Sansanan = Negeri/ zaman para Bandar/ pahlawan suku Dayak Ngaju
dalam dongeng dan mitos suku Dayak Ngaju)
Lewun Tetek Tatum = Negeri/ zaman ratap tangis (zaman masyarakat Dayak
Ngaju mengenal perang antar suku Dayak maupun penjajah
Meteri manta = Mati mentah yaitu kematian yang disebabkan oleh
kecelakaan dan lain sebagainya
Nayo = Roh leluhur suku Dayak Ngaju
commit to user xix
Ngayau/ kayau = Berburu kepala
Ngeleb = Memotong kepala/ ngayau (bahasa Dayak Lundayeh)
Pangkalima Burung = Roh nenek moyang suku Dayak yang menjadi panglima
perang suku Dayak Ngaju
PDLKT = Persekutuan Dayak Lundayeh Kalimantan Timur
RI = Republik Indonesia
Residen = Pemerintah Belanda yang ditempatkan di setiap daerah
kekuasaan Belanda
Sahiring = Sanksi adat dapat berupa uang, tanah, dan benda berharga
lainnya
Sangen = Bahasa Dayak kuno
SDM = Sumber Daya Manusia
Tajal = Tempayan mahal/ guci
Tempo Telon = Nama lain dari Ilah tertinggi suku Dayak Ngaju
Tetek tatum = Ratap tangis
Tiwah = Upacara kematian agama Hindu-Kaharingan
Tumbang Anoi = Salah satu desa yang berada di Kalimantan Tengah
(tempat dilaksanakannya rapat Damai 1893)
commit to user xx
Udik = Kampung/ kampungan
UPT = Unit Pemukiman Transmigrasi