• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEKONSTRUKSI NGAYAU PADA SUKU DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DEKONSTRUKSI NGAYAU PADA SUKU DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

DEKONSTRUKSINGAYAU

PADA SUKU DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Kajian Budaya

Minat Utama Sastra

oleh Euneke S701208008

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user ii

DEKONSTRUKSI NGAYAU

PADA SUKU DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH

TESIS

oleh Euneke S701208008

Komisi Pembimbing

Nama Tanda

tangan

Tanggal

Pembimbing I Dr. Titis Srimuda Pitana, ST., M.Trop.Arch ……… ………….

NIP. 196806 09199402 1 001

Pembimbing II Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si ……… ………….

NIP.196505 21199003 1 003

Telah dinyatakan memenuhi syarat

Pada tanggal ...

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kajian Budaya Program Pasca Sarjana UNS

(3)

commit to user iii

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul “Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju Kalimantan

Tengah” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta

tidak terdapat karya atau pendapat yang pantas ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam

naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini

dapat dibuktikan terhadap unsur-unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima

sanksi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatakan serta diproses sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus

menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya.

Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya

bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 23 Juli 2014 Mahasiswa,

(4)

commit to user iv

Motto:

Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan

Baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan

pertimbangan

(Amsal 1:5)

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan,

Tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan

(Amsal 1:7)

Tesis ini saya persembahkan kepada

Ayah dan Ibu tercinta,

Bapak Drs. Gerli Gantialis dan Ibu Mujinam Parir A.md;

Kedua adik tersayang,

(5)

commit to user v

ABSTRAK

Euneke, S701208008. 2014: “Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju

Kalimantan Tengah”. Tesis Program Studi Kajian BudayaPasca sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Pembimbing 1 Dr. Titis Srimuda Pitana. ST., M.Trop.Arch dan pembimbing 2 Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si.

Kajian tentang tradisi ngayau yang dilakukan dalam disiplin ilmu Kajian Budaya ini dilatari oleh tiga problematik, yaitu (1) ngayau mengandung nilai-nilai budaya yang merupakan idiologi hidup masyarakat Dayak Ngaju dalam menjalani kehidupan bermasyarakat (kelompok); (2) terjadinya pergeseran fungsi dan peran

ngayau dari tradisi leluhur menjadi sebuah bentuk kekerasan yang melahirkan citra

baru terhadap ngayau dalam memenuhi standar modernisasi dan globalisasi yang dikemudikan oleh kekuatan ekonomi, pendidikan, politik dan budaya dominan (Belanda); (3) pemahaman baru terhadap nilai-nilai ngayau dalam era modern telah mengantarkan masyarakat Dayak kepada ruang-ruang kosong tanpa arti dan makna.

Penelitian ini tidak ditujukan untuk memahami aktivitas ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah dalam perwujudan fisiknya. Dalam kajian ini

ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah merupakan objek materialnya

dari sebuah kajian mengenai dekonstruksi pemaknaan ngayau yang mengambil fokus

kajian pada tiga masalah, yaitu (1) sebab terjadinya dekonstruksi ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah; (2) proses terjadinya dekonstruksi ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah; (3) implikasi dari dekonstruksi tersebut terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Dayak dan masyarakat diluar suku Dayak.

Kajian terhadap ngayau memberikan peluang berkembangnya kreativitas

dalam menafsirkan teks yang diamati secara berulang-ulang hingga diperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang makna ngayau pada suku Dayak Ngaju

Kalimantan Tengah. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan hermeneutik dengan teknik pengumpulan data yang lebih mengutamakan penggunaan teknik observasi dan wawancara mendalam, di samping studi dokumen dan studi kepustakaan.

Sebagaimana paradigma Kajian Budaya yang berada pada wilayah postmodernisme, penelitian ini diposisikan dalam sistem berfikir kritis dengan menggunakan teori-teori kritis, yaitu teori dekonstruksi oleh Jecques Derrida yang diposisikan sebagai teori utama untuk menjawab ketiga rumusan masalah penelitian yang dalam penggunaannya dibantu oleh teori wacana kuasa dan pengetahuan oleh Michel Foucault.

(6)

commit to user vi

metafisika ngayau pada masyarakat Dayak Ngaju yang merupakan akumulasi dari adanya penolakan dan/atau pengingkaran metafisika itu sendiri. Kedua, jejak-jejak dekonstruksi makna ngayau pada suku Dayak Ngaju yang terjadi adalah proses dokonstruksi itu sendiri yaitu dekonstruksi makna ngayau “ngayau menjadi bagian upacara tiwah”. Ketiga, dekonstruksi ngayau pada suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah memiliki dua implikasi, yaitu (1) terhadap ruang kesadaran baru yang dibangun oleh masyarakat Dayak dalam mengikuti arus modernisasi global; (2) terhadap masyarakat luar suku Dayak dalam menyikapi perubahan bentuk dan makna

ngayau dalam kerusuhan Sampit.

(7)

commit to user vii

ABSTRACT

Euneke .S8008012.2014 :Ngayau Deconstruction in Dayaknese of Ngaju, Central

Kalimantan”. Thesis. Postgraduate Studies in Cultural Study. SebelasMaret

University Surakarta.Supervisor 1Dr. Titis Srimuda Pitana. ST., M.Trop.Arch. Supervisor 2 Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si.

Research of ngayau tradition which was conducted from Culture Analysis approach, was analyzed based on three problematic, (1) ngayau contains of culture values, of which is an ideology of Dayaknese of Ngaju in living their social live; (2) function and role of ngayau has shifted from ancestors tradition into harmful that created another perspective of ngayau in meeting modernization and globalization dimensions that were driven by economy, education, politics and culture domination (Belanda); (3) new understanding of ngayau values in modern era has brought Dayaknese into meaningless spaces.

This research was not conducted in understanding physically ngayau activity in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan. In this analysis, ngayau was the object of the analysis of value deconstruction of ngayau that focused on three subjects, (1) cause of ngayau deconstruction in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan; (2) process ofngayau deconstruction in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan; (3) impact of ngayau deconstruction in social-culture live of Dayaknese and outsiders.

Ngayau analysis allowed the development of creativity in textual

understanding which was read repeatedly and produced in-depth knowledge about

ngayau’s value of Dayaknese of Ngaju, Middle of Kalimantan. This research used

qualitative method and hermeneutic approach with data collection that prioritized the using of observation and in-depth interview, beside literature study. As paradigm of Culture Analysis that stand on post-modernization area, this research was placed in critical thinking system with using critical theories such as deconstruction theory of Jecques Derrida as the main theory in satisfying the three research problems. That analysis also completed by power and knowledge theory of Michel Foucault.

Three conclusions have obtained as the research results. First, deconstruction

of ngayau’s value in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan was a

phenomenon as the impact of death of metaphysics of ngayau in Dayaknese of Ngaju.

It was the accumulation of rejection and/or denying of metaphysics itself. Second,

deconstruction process of ngayau’s value in Dayaknese of Ngaju is the

deconstruction itself, which was value deconstruction of ngayau that has became a part of tiwah ritual. Third, ngayau deconstruction in Dayaknese of Ngaju in Middle of Kalimantan has two impacts, (1) current awareness that has developed by Dayaknese in following the mainstream of global modernization; (2) the outsiders’ response as

the feedback of changing of ngayau’s form and meaning through Sampit disturbance.

(8)

commit to user viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sang maha pengasih dan maha

penyanyang. Atas ijin, kasih karunia, perlindungan, serta kekuatan-Nya penulisan

tesis yang berjudul Dekonstruksi Ngayau Pada Suku Dayak Ngaju Kalimantan

Tengah ini bisa diselesaikan.Hasil ini tidak lepas dari peran serta Dr. Titis Srimuda

Pitana, ST., M.Trop. Arch dan Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. sebagai pembimbing

yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

tuntunan, utamanya mengenai Teoti-teori dalam ranah Kajian Budaya, serta

menentukan unit-unit analisis berdasarkan pendekatan, paradigma, metode, dan

teknik pengumpulan data. Kepada beliau berdua, terima kasih yang tak terhingga

penulis sampaikan.

Kepada Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Direktur Pasca

Sarjana UNS, Dekan Fakultas Sastra dan Seni UNS, dan Ketua Program Studi Kajian

Budaya UNS, atas bantuannya, serta kesempatan yang telah diberikan kepada penulis

dalam mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakata (UNS) untuk

memperoleh gelar Magister.

Ucapan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada pembimbing

akademik, Dr. Hartini, M.Hum dan para dosen pangampu mata kuliah teori dan

metodologi penelitian kebudayaan kontenporer, antara lain Prof. Dr. Bani Sudardi,

M.Hum.Prof. Dr. Soediro Satoto. Prof. Dr. Nanang Rizali, MSD. Prof. Heddy Shri

(9)

commit to user ix

Srimuda Pitana, ST., M.Trop. Arch.Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. Dr. Hartini,

M.Hum. Dr. Nooryan Bahari, M.Hum. Dr. Dwi Purnanto, M.Hum. Dr. Warto,

M.Hum. Dra. SK. Habsari, M.Hum., Ph.D, Drs. Mugijatna, M.Si., Ph.D. Dra. Rara

Sugiarti, M.Tourism., yang telah membantu membuka wawasan penulis dalam

menempuh perkuliahan di Program Studi Kajian Budaya. Semoga Tuhan yang maha

kasih senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada beliau sekalian.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Pemerintah Kota Palangka Raya,

Provinsi Kalimantan Tengah yang telah mengijinkan penulis melakukan kegiatan

penelitian di kota Palangka Raya dan meluangkan waktunya untuk beberapa

wawancara yang peneliti lakukan. Demikian juga kepada teman-teman angkatan 2012

Prodi Kajian Budaya, terutama Anik Hikmah Wanti yang telah dengan senang hati

memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam melakukan

perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

Untuk itu penulis berikan penghargaan yang setinggi-tingginya semoga mendapat

balasan yang setimpal dari pada Tuhan yang Maha Kuasa.

Begitu juga ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada para

informan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena jumlahnya cukup

banyak, yang telah memberikan informasi yang sangat berharga bagi tersusunnya

tulisan ini. Memberikan ruang dan waktu yang seluas-luasnya bagi penulis untuk

belajar mengenai tradisi ngayau, bahkan membantu penulis dalam memahami

(10)

commit to user x

Terima kasih juga penulis tujukan kepada Pemerintah Kabupaten Malinau,

Provinsi Kalimantan Utara yang telah memberikan bantuan dana dalam bentuk

beasiswa, dengan bantuan tersebut dapat mengurangi beban penulis dalam

menyelesaikan pendidikan di Program Magister (S-2) Universitas Sebelas Maret

Surakarta (UNS).

Secara khusus, penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, bapak

Drs. Gerli Gantialis dan Ibu Mujinan Parir, A.md, atas ketulusan doa-doa serta

restunya; adik-adik tercinta, Kris Kurrniawan dan Dio Oktavian, serta pacar terkasih,

Aldi Marthin atas ketulusan doa-doa dan dukungan yang tidak henti-hentinya.

Kepada seluruh keluarga besar penulis dalam memberikan dukungannya kepada

penulis dalam menyelesaikan program S-2 pada ProgramStudi Kajian Budaya

Universitan Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Surakarta, Agustus 2014

(11)

commit to user xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

GLOSARIUM ...xviii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Perumusan Masalah……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian……….. 7

1.4 Manfaat Penelitian……… 8

1.5 Sistematika Tulisan………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN... 11

(12)

commit to user xii

2.2 Konsep……….. 16

2.2.1 Dekonstruksi Ngayau………... 16

2.2.2 Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah... 18

2.3 Landasan Teori...………... 19

2.3.1 Teori Dekonstruksi..………... 20

2.3.2 Teori Wacana……..………... 24

2.4 Model Penelitian... 29

BAB III METODOLOGI... 31

3.1 Rencana Penelitian………... 31

3.2 Lokasi Penelitian...……… 34

3.3 Jenis dan Sumber Data....………. 34

3.4 Teknik Pemilihan Informan……….. 35

3.5 Instrumen Peneitian……….. 37

3.6 Teknik Pengumpulan Data………... 37

3.7 Teknik Analisis Data...……… 42

3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data……….. 44

BAB IV PEMBAHASAN: GAMBARAN UMUM, SEBAB, PROSES, DAN IMPLIKASI DEKONSTRUKSI NGAYAU PADA MASYARAKAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGA……… . 46

4.1 Gambaran umum Kalimantan Tengah dan Tradisi Ngayau Dayak Ngaju.... 46

4.1.1 Letak Geografis...……… 46

(13)

commit to user xiii

4.2 Sebab Terjadinya Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju ………... 55

4.2.1 Ngayau Sebagai Tradisi Dayak Ngaju……….... 55

4.2.1.1 Ngayau (Berburu Kepala)……….... 55

4.2.1.2Ngayau sebagai Simbol Status Sosial... 59

4.2.1.3Ngayau dalam Upacara Tiwah ... 65

4.2.2 Asang Ngayau ……… 71

4.3 Proses Dekonstruksi Ngayau pada Suku Dayak Ngaju ……… 76

4.3.1 Jejak-jejak perubahan tradisi ngayau pada masyarakat Dayak Ngaju..….. 76

4.3.2 Ngayau dalam Konstelasi Global ………... 93

4.4 Implikasi Dekonstruksi Ngayaupada Suku Dayak Ngaju……… 97

4.4.1 Implikasi Ngayau Terhadap Pola Pikir Masyarakat Dayak ……….. 97

4.4.2PandanganMasyarakat diluar Suku Dayak Terhadap Ngayau……... … 105

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 112

5.1.Simpulan ……….. 112

5.2.Saran……….. 114

DAFTAR PUSTAKA ... .. 116

(14)

commit to user xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram Model Penelitian………... 30

Gambar 3.1 Diagram Rancangan Penelitian... 33

Gambar 3.2 Diagram Proses Analisis Data ... 44

Gambar 4.1 Peta Indonesia... 46

Gambar 4.2 Peta Pulau Kalimantan... 47

Gambar 4.3 Peta Sungai Kalimantan Tengah ………. 47

Gambar 4.4 Peta Kalimantan Tengah……….. 48

Gambar 4.5 Rumah Betang Suku Dayak Ngaju……….. 49

Gambar 4.6 Simpai sebelah kiri Peneliti ………. 58

Gambar 4.7 Suku Dayak Ngaju dengan kepala hasil ngayau………. 58

Gambar 4.8 Suku Dayak Ngaju dengan kepala hasil ngayau………... 58

Gambar 4.9 Kepala yang telah dingayau oleh suku Dayak Ngaju bertahun-tahun 61 Gambar 4.10 Kepala yang telah dingayau……….. 61

Gambar 4.11 Upacara tiwah ... 66

Gambar 4.12 Upacara tiwah ... 66

Gambar 4.13 Sandong (tempat meletakan tulang belulang yang telah ditiwahkan) 67 Gambar 4.14 Sandong (tempat meletakan tulang belulang yang telah ditiwahkan) 67 Gambar 4.15 Miniatur Sandong dalam upacara Tiwah (museum)…………..… 69

(15)

commit to user xv

Gambar 4.17 Pernikahan adat yang di lakukan sebelum pemberkatan nikah di

Gereja... 77

Gambar 4.18 Kampung Tumbang Anoi tahun 1894 ………... 82

Gambar 4.19 Orang-orang Belanda dan Jerman yang menjadi fasilotator rapat damai

Tumbang Anoi 1894……… 84

Gambar 4.20 Orang-orang Belanda dan Jerman yang menjadi fasilotator rapat damai

Tumbang Anoi 1894……… 84

Gambar 4.21 Orang-orang Belanda dan Jerman yang menjadi fasilotator rapat damai

Tumbang Anoi 1894……… 84

Gambar 4.22 Peserta rapat damai Tubang Anoi dari setiap suku Dayak di

Kalimantan... 87

Gambar 4.23 Peserta rapat damai Tubang Anoi dari setiap suku Dayak di

Kalimantan... 87

Gambar 4.24 Peserta rapat damai Tubang Anoi dari setiap suku Dayak di

Kalimantan... 87

Gambar 4.25 Rapat damai di desa Tumbang Anoi 1894………... 87

Gambar 4.26 Diagram perubahan sosial dan budaya………... 97

Gambar 4.27 Ormas Dayak dan massa di Bandara Tjilik Riwut saat melakukan

penolakan terhadap FPI ………... 102

Gambar 4.28Gawai 2011 ……….... 103

(16)

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Wawancara……… 122

(17)

commit to user xvii

GLOSARIUM

Agama helo = Agama dulu

Asang ngayau = Saling membunuh, memotong, mencincang (dalam

peperangan)

Bandar = Pahlawan suku Dayak dalam dongeng dan mitos

Baanga = Tempayan mahal/ tajal

Berhadat = Menyelesaikan masalah dengan menggunakan hukum adat

Betang = Rumah panjang yang ditempati oleh beberapa kepala

keluarga suku Dayak Ngaju (rumah adat suku Dayak

Ngaju)

Dirinjah = Disantet

Febunu = Saling membunuh (bahasa Dayak Lundayeh)

FPI = Forum Pembela Islam

Gawai = Perayaan panen oleh suku Dayak Kalimantan Barat

Habunu = Saling bunuh

Hajipen = Saling memperbudak

Halamaung = Tanah

HAM = Hak Asasi Manusia

(18)

commit to user xviii

Hatetek = Saling mencincang

Heiden = Kafir

Hindu-Kaharingan = Masuk dalam sekte Hindu (agama suku Dayak Ngaju)

Kaharingan = Agama masyarakat Dayak Ngaju sebelum Hindu masuk

ke Kalimantan

KKN = Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Lalang = Kebun

Lewu = Kampung

Lewu Liun = Negeri para arwah

Lewun Sangiang = Negeri/ zaman tiga bersaudara (silsilah keturunan suku

Dayak Ngaju)

Lewun Sansanan = Negeri/ zaman para Bandar/ pahlawan suku Dayak Ngaju

dalam dongeng dan mitos suku Dayak Ngaju)

Lewun Tetek Tatum = Negeri/ zaman ratap tangis (zaman masyarakat Dayak

Ngaju mengenal perang antar suku Dayak maupun penjajah

Meteri manta = Mati mentah yaitu kematian yang disebabkan oleh

kecelakaan dan lain sebagainya

Nayo = Roh leluhur suku Dayak Ngaju

(19)

commit to user xix

Ngayau/ kayau = Berburu kepala

Ngeleb = Memotong kepala/ ngayau (bahasa Dayak Lundayeh)

Pangkalima Burung = Roh nenek moyang suku Dayak yang menjadi panglima

perang suku Dayak Ngaju

PDLKT = Persekutuan Dayak Lundayeh Kalimantan Timur

RI = Republik Indonesia

Residen = Pemerintah Belanda yang ditempatkan di setiap daerah

kekuasaan Belanda

Sahiring = Sanksi adat dapat berupa uang, tanah, dan benda berharga

lainnya

Sangen = Bahasa Dayak kuno

SDM = Sumber Daya Manusia

Tajal = Tempayan mahal/ guci

Tempo Telon = Nama lain dari Ilah tertinggi suku Dayak Ngaju

Tetek tatum = Ratap tangis

Tiwah = Upacara kematian agama Hindu-Kaharingan

Tumbang Anoi = Salah satu desa yang berada di Kalimantan Tengah

(tempat dilaksanakannya rapat Damai 1893)

(20)

commit to user xx

Udik = Kampung/ kampungan

UPT = Unit Pemukiman Transmigrasi

Referensi

Dokumen terkait

• Hasil dekomposisi tensor momen menunjukkan bahwa gempa Gunung Soputan didominasi oleh gempa dengan persentase yang besar pada komponen ISO dan CLVD. • Mekanisme

diterima, berarti ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan, kemudian perhitungan dilanjutkan dengan uji HSD 5%... diterima, berarti ada perbedaan bermakna

3 Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan komparasi pengungkapan ISR antara perusahaan manufaktur dengan perbankan syariah, serta penambahan variabel

Jadi pengertian "Perancangan Sistem Propulsi LNG Carrier Menggunakan Dual Fuel Diesel -Electric Sebagai Pengganti Steam Turbine Ditinjau Dari Aspek Teknis dan

Perbedaan hasil belajar ini dapat disebabkan karena dalam proses pembelajaran di kelas yang menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa terlihat

Kriteria umumnya yaitu obat termasuk dalam daftar obat pelayanan kesehatan dasar (PKD), obat program kesehatan, obat generik yang tercantum dalam Daftar Obat

Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan sebuah perangkat lunak system pendukung keputusan analisis kinerja pegawai dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial

Menurut asumsi peneliti untuk menyelesaikan masalah tersebut dan meningkatkan ASI Eksklusif bila ditinjau dari dukungan petugas kesehatan maka perlu peningkatan