• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA AKSI

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH

PASCA BENCANA GEMPA BUMI

KABUPATEN ACEH TENGAH DAN

BENER MERIAH

(2)

RENCANA AKSI

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH

PASCA BENCANA GEMPA BUMI

(3)
(4)

BADAN NASIONAL PENANGULANGAN BENCANA

PERATURAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

NOMOR : 01 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

WILAYAH PASCABENCANA GEMPA BUMI

DI KABUPATEN ACEH TENGAH DAN BENER MERIAH

TAHUN 2013 - 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Menimbang

:

a.

bahwa dalam rangka pemulihan kembali kehidupan masyarakat dan

pembangunan kembali di wilayah pascabencana gempa bumi di Kabupaten

Aceh Tengah dan Bener Meriah pada tanggal 2 Juli 2013, diperlukan Rencana

Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana;

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

tentang Rencana Aksi Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana

Gempa Bumi di Kabupaten Aceh Tengah Dan Bener Meriah Tahun 2013 -

2014;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang - Undang Nomor 12 Tahun

2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 484),

2.

Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang

(5)

4.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2008 tentang

Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2008 Nomor 43. Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4829),

5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2008 tentang Peran

Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008

Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830);

6.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan

Nasional Penanggulangan Bencana;

7.

Keputusan Presiden Nomor 29/M Tahun 2008 tentang Pengangkatan Kepala

dan Pejabat Eselon I Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

8. Peraturan Kepala Badan No. 17 tahun 2010 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana,

MEMUTUSKAN

Menetapkan

: PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TENTANG

RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA

GEMPA BUMI KABUPATEN ACEH TENGAH DAN BENER MERIAH TAHUN 2013 - 2014.

Pasal 1

Rencana Aksi Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana Gempa Bumi Kabupaten Aceh

Tengah Dan Bener Meriah Tahun 2013 - 2014, merupakan acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Propinsi.

Pemerintah Kabupaten serta pihak lain yang terkait dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah

pascabencana gempa bumi di Kabupaten Aceh Tengah Dan Bener Medah.

Pasal 2

Rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan lampiran dan bagian yang tidak

terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal, 30 Agustus 2013

KEPALA

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

(6)

KATA PENGANTAR

Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penganggulangan Bencana adalah

merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah terdampak, Pemerintah, Masyarakat

dan Dunia Usaha. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi akan melibatkan peran

berbagai pihak yang menyediakan sumber daya. Di tingkat Pusat pelaksanaan

rehabilitasi dan rekonstruksi akan dikoordinasikan oleh Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) dan di tingkat daerah akan dikoordinasikan oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Untuk efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan rehabilitasi dan rekonstruksi

wilayah pasca bencana yang akan dilaksanakan oleh berbagai pihak, maka perlu

disusun dan ditetapkan suatu dokumen Rencana Aksi. Recana Aksi akan merupakan

acuan yang diharapkan dapat menyamakan persepsi dan langkah penyelenggaraan

rehabilitasi dan rekonstruksi bagi seluruh pihak yang terkait.

Sesuai dengan sifat rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca

bencana, maka penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

gempabumi di Wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah Tahun

2013-2014, yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala BNPB Nomor 01 Tahun 2013

Tanggal 30 Agustus 2013 dilakukan melalui suatu proses koordinasi dengan

Kementerian/Lembaga dari sektor terdampak maupun Pemerintah Aceh dan

Pemerintah Kabupaten terdampak bencana. Koordinasi telah dilaksanakan sejak

pelaksanaan penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana serta pengkajian

kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Namun demikian, sebagaimana halnya suatu dokumen perencanaan, maka

Rencana Aksi ini terbuka untuk direvisi apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan

maupun dinilai perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi yang terkini demi

(7)

Akhir kata, kami memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terkait, khususnya Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas), yang memberikan bantuan moril dan materiil demi

tersusunnya dan ditetapkannya Rencana Aksi ini.

Jakarta, 30 Agustus 2013

KEPALA

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Ttd

(8)

RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

WILAYAH PASCABENCANA GEMPA BUMI

DI KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

TAHUN 2013 - 2014

Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh, pada

hari Selasa tanggal 2 Juli 2013, pukul 14.37 WIB diguncang gempa berkekuatan 6.2

SR. BMKG melaporkan gempa berada dengan koordinat 4.70 LU, 96.61 BT, 35 Km

barat daya Bener Meriah pada kedalaman 10 kilometer. Lokasi gempa diperkirakan

di sekitar Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah berbatasan dengan

Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan Laporan posko BNPB,

gempa ini mengakibatkan korban jiwa di Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 34

orang meninggal dunia, 92 orang luka berat dan 352 orang luka ringan dengan

jumlah pengungsi sebanyak 48.563 jiwa. Di Kabupaten Bener Meriah mengakibatkan

korban meninggal dunia sebanyak 8 orang, 52 orang luka berat, dan 62 orang luka

ringan dengan jumlah pengungsi sebanyak 4.776 jiwa.

Kerusakan yang diakibatkan gempa bumi tersebut berdampak pada sektor

permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor yang mengakibatkan

terganggunya aktivitas dan layanan umum di wilayah terdampak bencana.

Berdasarkan hasil penilaian kerusakan dan kerugian yang dilaksanakan oleh

BNPB dengan melibatkan Kementerian/ Lembaga sektor terdampak dan Satuan

Kerja Pemerintah Kabupaten (SKPK) Aceh Tengah dan Bener Meriah, gempa bumi

sudah mengakibatkan kerusakan dan kerugian sebesar Rp.1,419 Triliun. Kerusakan

dan kerugian terbesar terjadi pada sektor permukiman sebesar Rp.679,33 milyar

(47,87%), sektor sosial sebesar Rp.380,98 milyar (26,85%), sektor infrastruktur

sebesar Rp.229,57 milyar (16,18%), lintas sektor sebesar Rp.75,79 milyar (5,34%)

dan ekonomi produktif sebesar Rp.53,43 milyar (3,77%).

Akibat dampak kerusakan dan kerugian, diperkirakan total kebutuhan

(9)

miliar. Kebutuhan pemulihan di peruntukkan bagi pendanaan sektor permukiman

sebesar Rp.530,951 miliar (52,51%), sektor sosial sebesar Rp.266,854 miliar

(26,39%), sektor infrastruktur sebesar Rp.143,970 miliar (14,24%), lintas sektor

sebesar Rp.36,787 miliar (3,74%) dan sektor ekonomi sebesar Rp.32,569 miliar

(3,22%).

Proses penyusunan rencana aksi pemulihan wilayah pascabencana

gempabumi Aceh tanggal 2 Juli 2013 dikoordinasikan oleh Badan Nasional

Penganggulangan Bencana (BNPB) dengan pelibatan partisipasi aktif dari Badan

Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Tengah dan BPBK Bener Meriah

beserta Kementerian/ Lembaga terkait di tingkat pusat dan Satuan Kerja Pemerintah

Kabupaten (SKPK) terdampak. Penyusunan rencana aksi ini didasarkan kepada hasil

pengkajian kebutuhan pascabencana (Jitu PB) yang dipadukan dengan kebijakan

dan kemampuan pembiayaan rehabilitasi dan rekonstruksi dari Pemerintah maupun

Pemerintah Daerah dan sumber dana lainnya yang sah.

Jitu PB ini dilakukan melalui penilaian kerusakan dan kerugian akibat

gempabumi Aceh dengan pendekatan sektoral serta penilaian kebutuhan pemulihan

kemanusiaan dengan metodologi riset sosial oleh tim terpadu. Hasil Jitu PB ini

dipadukan dengan kebijakan dan strategi pembangunan pemerintah daerah

terdampak serta penyediaan anggaran dari berbagai pihak yang berkomitmen untuk

membiayai kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksinya.

Beberapa arahan Presiden dan Wakil Presiden yang menjadi bagian dalam

Rencana Aksi ini adalah sebagai berikut:

1.

Bantuan pemulihan perumahan diberikan berupa dana stimulan untuk rumah

rusak berat sebesar Rp.40 Juta per unit, rumah rusak sedang sebesar Rp.20 Juta

per unit dan rumah rusak ringan sebesar Rp.10 Juta per unit.

2.

Pembangunan rumah harus memenuhi persyaratan rumah yang ramah/tahan

gempa.

3.

Warga yang berada di kawasan rawan bencana tinggi, yaitu Kampung Serapah

dan Kampung Bah harus dilakukan relokasi.

(10)

5.

Untuk program/kegiatan dan pembiayaan pemulihan harus mensinergikan

program/kegiatan Kementerian/Lembaga yang sudah ada.

Jangka waktu pemulihan di wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener

Meriah adalah selama periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Prioritas

pemulihan di sektor permukiman yaitu pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi

masyarakat terdampak gempabumi, sudah harus selesai dalam tahun 2013. Selama

pelaksanaan pembangunan Huntap ini Pemerintah melalui Kementerian Sosial

menyediakan dana sebesar Rp.2 miliar untuk jaminan hidup (jadup). BNPB juga

mengalokasikan dana melalui mekanisme

Cash for Work

yang untuk setiap pemilik

rumah (KK) sebesar Rp.50.000,- per hari sebagai bantuan untuk pembersihan

puing-puing rumah dengan jangka waktu untuk rumah rusak berat dan sedang maksimal 2

bulan dan untuk rusak ringan maksimal 1 bulan. Disamping itu, apabila masih

terdapat masyarakat korban yang berhak memperoleh bantuan perumahan namun

belum terakomodasi di dalam Rencana Aksi ini, maka Kementerian Perumahan

Rakyat akan menyediakan pendanaannya.

Perencanaan pembangunan di wilayah terdampak bencana merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur

dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004. Sama halnya dengan Rencana Aksi

Rehabilitasi dan Rekonstruksi adalah merupakan kebijakan yang di-integrasikan

dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah. Dalam kaitannya

dengan mekanisme perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan,

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dituangkan dalam Rencana Kerja

Pemerintah untuk penyusunan RAPBN, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota untuk penyusunan RAPBK, sesuai dengan mekanisme

dalam peraturan dan perundang-undangan terkait.

Sumber pendanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah

pascabencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten

Bener Meriah berasal dari APBN dan APBD. Mekanisme dan prosedur pendanaan

(11)

dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang tentang Perbendaharaan serta aturan

pelaksanaan yang terkait dengan undang undang dimaksud. Setiap Kementerian/

Lembaga sesuai dengan

sharing

nya akan langsung menyampaikan bantuan

pendanaannya kepada Pemerintah Kabupaten terkait sesuai dengan mekanisme dan

prosedur yang berkenaan dengan bentuk kegiatannya masing-masing dan alokasi

pendanaannya.

Seluruh rangkaian penyelenggaraaan rehabilitasi dan rekonstruksi sejak

perencanaan kegiatan termasuk identifikasi dan penghimpunan sumber pembiayaan,

pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, pengorganisasian pelaksana

kegiatan, pelaporan dan pertanggungjawaban, pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan termasuk pengawasan baik yang dilaksanakan oleh pihak

internal maupun eksternal pemerintah dan/atau pemerintah daerah sampai kepada

langkah pengalihan hasil rehabilitasi dan rekonstruksi kepada program

pembangunan yang berkelanjutan pada daerah tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku baik yang bersifat

umum maupun yang bersifat khusus.

Pemantauan diperlukan sebagai upaya pengendalian proses rehabilitasi dan

rekonstruksi, sedangkan evaluasi dilakukan dalam rangka menilai efisiensi dan

efektifitas penggunaan anggaran serta manfaat kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi di wilayah pascabencana. Pelaporan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan

(12)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

i

RINGKASAN EKSEKUTIF ...

iii

DAFTAR ISI ...

vii

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR TABEL ...

x

BAB I

PENDAHULUAN

...1

A.

Latar Belakang ...1

B.

Maksud dan Tujan ...4

C.

Ruang Lingkup ...6

D.

Sistematika Penulisan ...6

BAB II KONDISI UMUM WILAYAH BENCANA ...

9

A.

Kabupaten Aceh Tengah ... 9

B.

Kabupaten Bener Meriah ... 17

BAB III PENGKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN WILAYAH PASCA BENCANA ....

25

A.

Penilaian Kerusakan Dan Kerugian ... 26

B.

Kajian Kebutuhan Pemulihan Pasca Bencana ... 53

BAB IV PRINSIP, KEBIJAKAN DAN STRATEGI REHABILITASI DAN

REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA ...

61

A.

Prinsip Dasar Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... 63

B.

Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... 65

C.

Ruang Lingkup Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... 66

D.

Strategi Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... 68

BAB V

PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH

PASCABENCANA ...

77

A.

Perencanaan Dan Pendanaan Pelaksanaan Rehabilitasi Dan

Rekonstruksi ... 77

B.

Mekanisme Pelaksanaan Anggaran ... 83

C.

Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi ... 86

D.

Kelembagaan Pelaksana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi ... 89

(13)

F.

Kesinambungan Pemulihan Pasca Rehabilitasi Dan Rekonstruksi

Dan Manajemen Berbasis Pengurangan Risiko Bencana ... 96

BAB VI PENUTUP ...

99

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Peta Sebaran Dampak Akibat Bencana Gempa Bumi Aceh Tengah

dan Bener Meriah ... 2

Gambar 4.1

Proses Penilaian Kebutuhan Pascabencana s/d Penyusunan Rencana

Aksi ... 62

Gambar 4.2

Penyusunan Rencana Aksi ... 68

Gambar 5.1

Kedudukan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam

sistem Perencanaan Pembangunan ... 78

Gambar 5.2

Mekanisme Penyaluran BLM ... 85

Gambar 5.3

Mekanisme Penyaluran Non BLM ... 86

Gambar 5.4

Siklus Pelaksanaan Program REKOMPAK ... 88

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk dan Sex Rasio Menurut Kecamatan

di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011 ... 10

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011 ... 11

Tabel 2.3

Banyaknya TK/BA/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK

Di Kabupaten Aceh Tengah ... 11

Tabel 2.4

Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis Menurut Kecamatan

di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011 ... 12

Tabel 2.5

Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah Kabupaten

Aceh Tengah Tahun 2011 ... 13

Tabel 2.6

Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah

Tahun 2011 ... 14

Tabel 2.7

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008 – 2011

(Juta Rupiah) ... 15

Tabel 2.8

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Tengah

Tahun 2008 – 2011 (%) ... 15

Tabel 2.9

Penggunaan Tanah Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tengah

Tahun 2011 (Ha) ... 16

Tabel 2.10

Panjang Jalan Berdasarkan Kewenangan, Kondisi dan Jenis

Di Kabupaten Aceh Tengah ... 17

Tabel 2.11

Jumlah Penduduk dan Sex Rasio Per Kecamatan Kabupaten

Bener Meriah Tahun 2011 ... 18

Tabel 2.12

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin

Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 ... 19

Tabel 2.13

Banyaknya Sekolahan di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 ... 20

Tabel 2.14

Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 ... 20

Tabel 2.15

Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis Kabupaten Bener Meriah

Tahun 2011 ... 21

Tabel 2.16

Realisasi Pendapatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 ... 21

Tabel 2.17

Realisasi Belanja Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 ... 22

Tabel 2.18

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008 – 2011

(Juta Rupiah) ... 23

Tabel 2.19

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bener Meriah

Tahun 2008 – 2011 (%) ... 23

(16)

Tabel 3.2

Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten Aceh Tengah dan

Kabupaten Bener Meriah (Dalam Ribu Rupiah) ... 28

Tabel 3.3

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Aceh Tengah (Dalam Ribu Rupiah)... 29

Tabel 3.4

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Aceh Tengah Sektor Permukiman (Dalam Ribu Rupiah) ... 31

Tabel 3.5

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Aceh Tengah Sektor Infrastruktur (Dalam Ribu Rupiah) ... 32

Tabel 3.6

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Aceh Tengah Sektor Ekonomi (Dalam Ribu Rupiah) ... 35

Tabel 3.7

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Aceh Tengah Sektor Sosial (Dalam Ribu Rupiah) ... 37

Tabel 3.8

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Aceh Tengah Sektor Lintas Sektor (Dalam Ribu Rupiah)... 40

Tabel 3.9

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di

Kabupaten Bener Meriah (Dalam Ribu Rupiah) ... 41

Tabel 3.10

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Bener Meriah Sektor permukiman (Dalam Ribu Rupiah) ... 43

Tabel 3.11

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Bener Meriah Sektor Infrastuktur (Dalam Ribu Rupiah) ... 45

Tabel 3.12

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Bener Meriah Sektor Ekonomi (Dalam Ribu Rupiah) ... 47

Tabel 3.13

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Bener Meriah Sektor Sosial (Dalam Ribu Rupiah) ... 49

Tabel 3.14

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten

Bener Meriah Sektor Lintas Sektor (Dalam Ribu Rupiah) ... 52

Tabel 3.15

Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Pemulihan Pasca Bencana

Gempa Bumi Di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah ... 55

Tabel 4.1

Total Dampak Bencana ... 69

Tabel 4.2

Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana ... 69

Tabel 5.1

Indikasi Sumber Pendanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pada Kabupaten Aceh Tengah (ribu rupiah) ... 81

Tabel 5.2

Komposisi Alokasi APBN Pada Kabupaten Aceh Tengah ... 81

Tabel 5.3

Indikasi Sumber Pendanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruski

pada Kabupaten Bener Meriah (ribu rupiah) ... 82

Tabel 5.4

Komposisi Alokasi APBN pada Kabupaten Bener Meriah ... 83

Tabel 5.5

Jadwal Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana

pada Kab. Aceh Tengah dan Kab.Bener Meriah ... 89

(17)
(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dataran Tinggi Gayo adalah daerah yang berada di salah satu bagian punggung

pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatera. Secara

administratif dataran tinggi Gayo meliputi wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener

Meriah serta Gayo Lues. Tiga kota utamanya adalah Takengon, Simpang Tiga Redelong

dan Blang Kejeren.

Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, pada hari Selasa tanggal 2 Juli 2013,

pukul 14.37 WIB diguncang gempa berkekuatan 6.2 SR. BMKG melaporkan gempa

berada dengan koordinat 4.70 LU, 96.61 BT, 35 km barat daya Bener Meriah pada

kedalaman 10 kilometer. Lokasi gempa diperkirakan di sekitar Kecamatan Timang

Gajah, Kabupaten Bener Meriah berbatasan dengan Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh

Tengah. Gempa ini mengakibatkan korban jiwa di Kabupaten Aceh Tengah sebanyak

34 orang meninggal dunia, 92 orang luka berat dan 352 orang luka ringan dengan

jumlah pengungsi sebanyak 48.563 jiwa. Di Kabupaten Bener Meriah mengakibatkan

korban meninggal dunia sebanyak 8 orang, 52 orang luka berat, dan 62 orang luka

ringan dengan jumlah pengungsi sebanyak 4.776 jiwa (sumber data Laporan Harian

Posko BNPB per tanggal 17 Juli 2013). Peta sebaran dampak bencana gempa bumi di

Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah sebagaimana terdapat pada Gambar 1.1.

Sampai dengan tanggal 17 Juli 2013, penanganan darurat yang telah

dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1.

Membentuk Posko terpadu tanggap darurat bencana gempa bumi di Mess

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah.

2.

Upaya pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban bencana akibat gempa bumi.

3.

Presiden RI mengunjungi lokasi pengungsian di Desa Kute Gelime, Kec. Ketol,

(19)

Gambar 1.1

Peta Sebaran Dampak Akibat Bencana Gempa Bumi Aceh Tengah dan Bener Meriah

4.

Memobilisasi sumber daya (yang tercatat):

a.

Mobilisasi personil untuk penanganan darurat bencana yang terdiri dari 1.003

personil TNI, 676 Polisi, 25 orang BPBA, 38 orang BNPB, 60 petugas BASARNAS,

15 PEMDA dan 9 RAPI.

b.

BNPB memberikan bantuan Dana Siap Pakai dan bantuan logistik dan peralatan

berupa tenda keluarga 25 unit, tenda pengungsi 4 unit, tenda pengungsi payung

4 unit, tenda dapur umum 3 unit, selimut 5.000 lembar, genset 1,2 KW 30 unit,

lampu solar 100 unit, velbed 200 buah, lauk pauk 203 koli, makanan siap saji

273 kardus.

c.

Kementerian Sosial telah memberikan bantuan tenda keluarga 71 unit dan

(20)

d.

Kementerian Pekerjaan Umum telah memberikan bantuan berupa mobil tangki

air 10 unit dari 19 unit yang sudah dioperasikan, hidran umum 40 unit, WC

darurat 40 unit dan jerigen 400 unit.

e.

Kementerian Kesehatan telah memberikan bantuan obat-obatan emergency

untuk RSUD Bener Meriah, RSUD Datu Beru dan Dinas Kesehatan Kabupaten

Aceh Tengah yang cukup selama masa tanggap darurat.

f.

Kementerian Kesehatan memberikan bantuan vaksin rabies, paket obat diare,

kelambu, abate, emergency kit dan pamflet kesehatan keliling.

g.

Negara - negara anggota ASEAN melalui AHA Centre memberikan bantuan

berupa 500 paket peralatan pertukangan dan 250 tenda keluarga.

h.

Aus-AID memberikan bantuan tenda gulung sebanyak 1.020 lembar untuk

Kabupaten Bener Meriah, dan 1.000 lembar untuk Kabupaten Aceh Tengah.

i.

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara membantu 1

paket alat kesehatan untuk operasi di RSUD Datu Beru dan 1 unit tenda

pelayanan kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah.

j.

BPBA Provinsi Aceh telah membantu logistik senilai Rp. 150.000.000,00 dan

telah mengoperasikan Communications Mobile, dapur umum lapangan dan mobil

toilet dan truk serbaguna.

k.

Dinas Sosial Provinsi Aceh telah membantu logistik senilai Rp. 450.000.000,00.

l.

Dinas Kesehatan Provinsi Aceh telah menurunkan tim medis (4 dokter umum, 2

dokter spesialis bedah dan 3 perawat bedah) dan tim surveilans serta tim

kesehatan lingkungan.

m.

Telah dioperasikan 2 unit dapur umum TNI dengan kapasitas 1000 porsi

ditempatkan di Blang Mancung dan Simpang Rajawali.

n.

Telah dilakukan distribusi air bersih, pangan, selimut dan tenda telah di

distribusikan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan.

5.

Pelayanan kesehatan yang telah dilakukan antara lain:

a.

Pelayanan darurat bagi korban luka.

b.

Pelayanan rujukan ke Rumah Sakit PMI di Lhokseumawe dan RSU Zainal Abidin

(21)

c.

Membuka Pos Pelayanan Kesehatan Lapangan di 6 titik pengungsian di

Kabupaten Aceh Tengah.

6.

Pelayanan sosial yang telah dilakukan :

a.

Pendistribusian air bersih, pangan dan selimut kepada warga yang rumahnya

mengalami kerusakan.

b.

Pendistribusian tenda di titik lokasi pengungsian.

c.

Pelayanan dapur umum lapangan bagi pengungsi.

d.

PMI melakukan pendataan masyarakat korban bencana.

Selain menimbulkan korban jiwa, gempa ini juga menimbulkan kerusakan dan

kerugian yang cukup besar tersebar di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener

Meriah. Dengan memperhatikan dampak yang ditimbulkan akibat kejadian gempa di

dataran tinggi Gayo ini, maka perlu disusun sebuah dokumen perencanaan rehabilitasi

dan rekonstruksi pasca bencana Gempabumi, sebagaimana diamanatkan oleh

Peraturan Kepala BNPB Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekontruksi

wilayah pasca bencana secara komprehensif dan terpadu, perlu memperhatikan :

1.

Hasil pengkajian kebutuhan pasca bencana.

2.

Penentuan prioritas.

3.

Pengalokasian sumberdaya dan waktu pelaksanaan.

4.

Dokumen rencana kerja pemerintah baik pusat maupun daerah.

5.

Dokumen perencanaan pembangunan terkait lainnya.

B.

Maksud dan Tujuan

Dokumen Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana

Gempa Bumi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Tahun 2013 - 2014, disusun

sebagai rencana program dan kegiatan dalam rangka:

1.

Membangun kesepahaman dan komitmen antara pemerintah, pemerintah daerah,

dunia usaha, masyarakat, perguruan tinggi/akademisi, dan lembaga swadaya

masyarakat, untuk membangun kembali seluruh sendi kehidupan masyarakat yang

(22)

2.

Menyelaraskan seluruh kegiatan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah

pascabencana Gempa Bumi yang disusun oleh Pemerintah (Kementerian/Lembaga),

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah.

3.

Memaduserasikan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pascabencana

Gembumi dengan perencanaan jangka menengah, perencanaan tahunan

pemerintah, dan pemerintah kabupaten.

4.

Memberikan gambaran yang jelas kepada pemangku kepentingan

(stakeholders)

lainnya mengenai pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, sehingga

tidak terjadi tumpang tindih kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.

5.

Mengembangkan sistem dan mekanisme mobilisasi pendanaan dari sumber APBN

APBA dan APB Kabupaten serta masyarakat secara efektif, efisien, transparan,

partisipatif dan akuntabel, sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik

(good

governance).

Dokumen Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana

Gempabumi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Tahun 2013 - 2014

bertujuan untuk mewujudkan:

1.

Keseragaman pemahaman dan persepsi di antara Pemerintah dan Pemerintah

Daerah serta unsur-unsur swasta, masyarakat nasional dan daerah, agar

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana dapat berlangsung

dengan baik.

2.

Perencanaan program dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

sesuai dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

3.

Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan sesuai dan selaras dengan

dokumen perencanaan nasional dan daerah.

4.

Perencanaan dan penganggaran yang partisipatif dan konsultatif, yakni program dan

kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang telah dikonsultasikan dan

memuat masukan dari dan kepada seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders)

.

5.

Kemudahan dalam pemantauan dan pengendalian atas kegiatan rehabilitasi dan

(23)

6.

Penggunaan dan pengelolaan sumber dana untuk kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi pasca bencana yang mematuhi prinsip kehati-hatian

dan bertanggung

jawab.

C.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca

Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Tahun 2013 - 2014

meliputi:

1.

Aspek kemanusiaan, antara lain terdiri dari sosial psikologis, pelayanan kesehatan,

pelayanan pendidikan, partisipasi dan peran serta lembaga, organisasi

kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat.

2.

Aspek permukiman, terdiri dari perbaikan lingkungan daerah bencana, pemberian

bantuan perbaikan rumah masyarakat.

3.

Aspek infrastruktur, terdiri dari perbaikan sarana prasarana umum, pembangunan

kembali sarana prasarana umum, peningkatan fungsi pelayanan publik dan

peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

4.

Aspek ekonomi, terdiri dari pemulihan ekonomi, peningkatan kondisi ekonomi,

mendorong peningkatan ekonomi lokal seperti pertanian, perdagangan dan industri.

5.

Aspek sosial, terdiri dari pemulihan konstruksi sosial, pemulihan kearifan dan tradisi

masyarakat, pemulihan keagamaan dan pembangkitan kembali kehidupan sosial

budaya masyarakat.

6.

Aspek lintas sektor yang antara lain terdiri dari pemulihan dan peningkatan kegiatan

yang meliputi tata pemerintahan, ketertiban, keamanan dan perbankan.

D.

Sistematika Penulisan

Dokumen Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana

Gempa Bumi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Tahun 2013 – 2014 terdiri dari

(24)

1.

Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang perlunya penyusunan rencana aksi rehabilitasi

dan rekonstruksi pasca bencana gempabumi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener

Meriah, tindakan penanganan darurat yang telah dilakukan sebelumnya, maksud

dan tujuan yang ingin dicapai, ruang lingkup pembahasan, serta sistematika

penulisan.

2.

Bab II. Kondisi Umum Wilayah Bencana

Bab ini menguraikan gambaran singkat atas karakteristik wilayah sebelum kejadian

bencana, yang ditinjau dari kondisi geografi, demografi, sosial, ekonomi, dan

infrastruktur.

3.

Bab III. Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Wilayah Pascabencana

Bab ini menguraikan hasil penilaian kerusakan dan kerugian dan hasil kajian

kebutuhan pemulihan termasuk pemulihan kemanusiaan, yang dianalisis dalam 5

sektor, yaitu Sektor Permukiman, Sektor Infrastruktur, Sektor Ekonomi Produktif,

Sektor Sosial dan Lintas sektor.

4.

Bab IV. Prinsip, Kebijakan, Strategi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Bab ini menguraikan prinsip dasar, kebijakan, ruang lingkup, serta strategi

rehabilitasi dan rekonstruksi.

5.

Bab V. Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana

Bab ini menguraikan proses perencanaan dan pendanaan, mekanisme pelaksanaan

anggaran, pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, kelembagaan pelaksanaan

rehabilitasi dan rekonstruksi, pemantauan dan evaluasi, serta kesinambungan

pemulihan berbasis pengurangan risiko bencana.

6.

Bab VI. Penutup

Bab ini menjelaskan bahwa Dokumen Rencana Aksi ini merupakan acuan rehabilitasi

dan rekonstruksi yang masih harus dijabarkan lebih lanjut mengenai teknis

pelaksanaannya oleh setiap pihak pelaku rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca

bencana gempabumi tanggal 2 Juli 2013 di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten

(25)
(26)

BAB II

KONDISI UMUM WILAYAH BENCANA

Dataran tinggi Gayo adalah daerah yang berada di salah satu bagian punggung

pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatera, secara

administratif dataran tinggi Gayo meliputi wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Bener

Meriah dan Gayo Lues. Terkait dengan kejadian gempa bumi tanggal 2 Juli 2012 yang

melanda Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, diuraikan kondisi umum sebelum

bencana dari daerah terdampak bencana sebagai berikut:

A.

Kabupaten Aceh Tengah

1.

Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Aceh Tengah terletak pada 4º 10’ 33’’ - 5º

57’ 50’’ LU dan 95º 15’ 40’’ - 97º 20’ 25’’ BT dengan luas wilayah 4.318,39 Km².

Tinggi rata-rata Kabupaten Aceh Tengah adalah 200 – 2.600 meter diatas

permukaan laut. Batas wilayah Kabupaten Aceh Tengah yaitu :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Pidie.

2.

Kondisi Demografis

Jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2011 sebanyak

179.546 jiwa, dengan kepadatan penduduk 42 jiwa/km². Sebagian besar

penduduknya berasal dari suku Gayo. Selain itu terdapat pula suku-suku lainnya,

seperti Suku Aceh, Suku Jawa, Suku Minang, Suku Batak, Suku Tionghoa dan

99

persen masyarakat Aceh Tengah beragam Islam. Pada umumnya orang Gayo

sangat menentang segala bentuk penjajahan dan dikenal sebagai kawasan yang

sangat menentang pemerintahan kolonial Belanda. Masyarakat di Gayo banyak

yang memelihara kerbau sehingga, jika melihat banyak kerbau di Aceh maka

(27)

Jumlah penduduk Laki-laki di Kabupaten Aceh Tengah lebih besar

daripada jumlah penduduk perempuan dengan sex rasio 102 dengan jumlah

penduduk laki-laki sebesar 90.826 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan

sebesar 88.720 jiwa. Gambaran jenis kelamin, jumlah penduduk dan sex rasio

menurut kecamatan dan di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2011 dijelaskan pada

tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Jumlah Penduduk dan Sex Rasio Menurut Kecamatan

di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

No

Kecamatan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Sex Rasio

1. Linge

4.557

4.401

8.958

104

2. Bintang

4.417

4.282

8.699

103

3.

Lut Tawar

9.176

9.196

18.372

100

4. Kebayakan

7.112

7.250

14.362

98

5. Pegasing

9.242

8.802

18.044

105

6. Bebesen

17.457

17.672

35.129

99

7.

Kute Panang

3.634

3.337

6.971

109

8.

Silih Nara

10.589

10.423

21.012

102

9. Ketol

5.979

5.623

11.602

106

10. Celala

4.393

4.165

8.558

105

11.

Jagong Jeget

4.676

4.398

9.074

106

12.

Atu Lintang

3.058

2.877

5.935

106

13. Bies

3.225

3.336

6.561

97

14.

Rusip Antara

3.311

2.958

6.269

112

Total : 2011

90.826

88.720

179.546

102

Total : 2010

175.527

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kab. Aceh Tengah

Perkembangan/ laju pertambahan penduduk di Kabupaten Aceh Tengah

mengalami kenaikan sebesar 2,3 persen, dari tahun 2010 sebesar 175.527 jiwa

terhadap tahun 2011 menjadi 179.546 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin di Kabupaten Aceh Tengah tahun

(28)

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

No

Golongan Umur

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1. 0-4

10.521

10.022

20.543

2. 5-9

10.335

9.993

20.328

3. 10-14

9.420

9.309

18.729

4. 15-19

7.961

7.871

15.832

5. 20-24

7.818

7.875

15.693

6. 25-29

8.271

8.319

16.590

7. 30-34

8.173

8.049

16.222

8. 35-39

7.492

6.907

14.399

9. 40-44

5.933

5.419

11.352

10. 45-49

4.615

4.420

9.035

11. 50-54

3.492

3.207

6.699

12. 55-59

2.437

2.299

4.736

13. 60-64

1.607

1.803

3.410

14. 65-69

1.298

1.306

2.604

15. 70-74

699

861

1.560

16. 75+

754

1.060

1.814

Total 90.826

88.720

179.546

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kab. Aceh Tengah

3.

Kondisi Sosial

Pada tahun 2011, Kabupaten Aceh Tengah memiliki 121 TK/BA/RA, 207

SD/MI, 46 SMP/MTs dan 33 SMA/MA/SMK, dengan total jumlah sekolah yang

dimiliki 418 buah dengan jumlah murid sebanyak 23.507 orang. Gambaran sub

sektor Pendidikan dapat dijelaskan pada tabel 2.3.

Tabel 2.3.

Banyaknya TK/BA/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK

Di Kabupaten Aceh Tengah

No

Sekolah

Negeri

Swasta

Jumlah

1. TK/BA/RA

5

116

121

2. SD

179

3

182

3. MI

22

3

25

4. SMP

39

2

41

5. MTs

7

9

16

6. SMA

15

4

19

7. MA

3

7

10

(29)

Pada Tahun 2011, jumlah dokter yang berada di Kabupaten Aceh Tengah

sebanyak 49 dokter dengan total tenaga paramedis sebanyak 654 orang dan

terdapat 1 Rumah Sakit, jumlah Puskesmas sebanyak 14 Unit dan Puskesmas

Pembantu 51 unit. Gambaran sub sektor Kesehatan dijelaskan pada tabel 2.4.

Tabel 2.4.

Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis

Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

No

Kecamatan

Rumah

Sakit

Pos

-yandu

Polin

- des

Pus

-kesmas

Pustu

Dokter

Pera

– wat

Bidan

Far

-masi

1. Linge

-

25

9

1

7

2

6

27

2

2. Bintang

-

24

7

1

4

2

7

29

1

3.

Lut

Tawar

- 21

3

1

1

1 12 23

2

4.

Kebayakan

1 21

3

1

3

2 11 29

1

5.

Pegasing

- 32

11

1

4

2 10 26

1

6. Bebesen

1

28

8

1

2

2

9

40

1

7.

Kute Panang

-

24

8

1

6

3

6

24

-8.

Silih Nara

-

30

14

1

6

2

7

38

1

9.

Ketol

- 25

12

1

6

3 18 29

1

10. Celala

-

17

9

1

2

2

7

23

-11. Jagong Jeget

-

11

6

1

3

2

8

17

-12. Atu Lintang

-

10

5

1

2

2

6

37

-13.

Bies

- 12

5

1

3

2 11 19

2

14. Rusip Antara

-

16

7

1

2

3

9

27

-Total

2 296

107

14

51

49 187 447

20

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Aceh Tengah

4.

Kondisi Ekonomi

Realisasi anggaran pendapatan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

sebesar Rp.612.461.523.677,- dimana sumber pendanaan terbesar dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp.20.834.397.526,- dan terkecil bersumber dari

Pendapatan lain-lain yang sah sebesar Rp.133.743.173.768,-. Realisasi

anggaran pendapatan pemerintah Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2011

(30)
[image:30.538.76.464.113.467.2]

Tabel 2.5.

Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

No

Uraian

Jumlah (Rp.)

Realisasi Anggaran Pendapatan

612.461.523.677

I

Pendapatan Asli Daerah 20.834.397.526

1.1

Pajak Daerah

4.000.506.268

1.2

Retribusi Daerah

8.909.909.452

1.3

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

1.758.157.071

1.4

Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah

6.165.824.735

II Perimbangan

457.883.952.383

2.1

Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

31.764.158.383

2.2

Dana Alokasi Umum

388.635.894.000

2.3

Dana Alokasi Khusus

37.483.900.000

2.4 Lain-lain

-III

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

133.743.173.768

3.1 Hibah

-3.2

Dana Darurat

-3.3

Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov. dan Pemda Lainnya

7.628.079.835

3.4

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

106.331.597.320

3.5

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya

13.580.260.728

3.6

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

6.203.235.885

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Aceh Tengah

Realisasi belanja Pemerintah di Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2011

sebesar Rp.609.372.962.628,- dimana belanja terbesar berasal dari Belanja

Tidak Langsung sebesar Rp.375.595.325.322,- dan terkecil dari belanja

Pembiayaan Daerah sebesar Rp.7.582.340.306,- dengan rincian tergambar pada

(31)
[image:31.538.81.452.113.496.2]

Tabel 2.6.

Realisasi Belanja Pemerintah Daerah

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

No

Uraian

Jumlah (Rp.)

Realisasi Belanja Daerah

609.372.962.628

I

Belanja Tidak Langsung

375.595.325.322

1.1

Belanja Pegawai

322.925.664.267

1.2

Belanja Bunga

46.246.323

1.3

Belanja Subsidi

-1.4

Belanja Hibah

25.477.598.100

1.5

Belanja Bantuan Sosial

5.212.922.632

1.6

Belanja Bagi Hasil Kepada Prov./ Kab./ Kota

-1.7

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov./ Kab./ Kota

21.070.340.000

1.8

Belanja Tidak Terduga

82.554.000

1.9 Lain-lain

-II

Belanja Tidak Langsung

233.777.637.306

2.1

Belanja Pegawai

28.231.664.816

2.2

Belanja Barang dan Jasa

71.219.523.322

2.3

Belanja Modal

134.326.449.168

Surplus/ (Defisit)

3.088.561.049

III

Pembiayaan Daerah

7.582.340.306

3.1

Penerimaan Pembiayaan

3.750.798.186

3.2

Pengeluaran Pembiayaan

3.831.542.120

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Aceh Tengah

Perekonomian tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011 Kabupaten Aceh Tengah

yang dilihat dari kontribusi sektor usaha terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) berdasarkan atas dasar harga konstan, digambarkan pada tabel

(32)

Tabel 2.7.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008 – 2011

(Juta Rupiah)

No

Lapangan Usaha

2008

2009

2010

2011

1. Pertanian

505.975

507.056

508.643

514.883

2.

Pertambangan dan penggalian

7.272

7.438

7.730 8.042

3.

Industri Pengolahan

25.652

26.795

27.788

28.875

4.

Listrik, gas dan air bersih

5.963

6.886

8.042

8.925

5. Bangunan

119.640

128.311

138.613

150.769

6. Perdagangan,

hotel dan bangunan

124.796

136.339

146.989 159.618

7.

Pengangkutan dan komunikasi

64.344

70.736

76.828

82.359

8.

Keuangan dan persewaan

16.022

16.914

17.942

18.955

9. Jasa-jasa

221.814

237.638

254.659

273.374

Jumlah 1.091.481

1.138.118

1.187.238 1.245.800

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Aceh Tengah

Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan nilai Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Aceh Tengah pada

tahun 2009 sebesar 4,27%, tahun 2010 sebesar 4,32% dan Tahun 2011

sebesar 4,93%, rincian gambaran pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan pada

[image:32.538.115.444.460.639.2]

tabel 2.8.

Tabel 2.8.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008 – 2011 (%)

NO

Sektor

2009

2010

2011

1

Pertanian

0.21

0.31

1.23

2

Pertambangan dan penggalian

2.28

3.93

4.04

3

Industri Pengolahan

4.46

3.71

3.91

4

Listrik, gas dan air bersih

15.48

16.79

10.98

5

Bangunan

7.25

8.03

8.77

6

Perdagangan, hotel dan bangunan

9.25

7.81

8.59

7

Pengangkutan dan komunikasi

9.93

8.61

7.20

8

Keuangan dan persewaan

5.57

6.08

5.65

9

Jasa-jasa

7.13

7.16

7.35

4.27

(33)

Penggunaan tanah dalam rangka peningkatan perekonomian di

Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2011 paling besar digunakan untuk

perkebunan yaitu sebesar 50.843 hektar dan terkecil untuk kolam/tambak

sebesar 772 hektar, Gambaran penggunaan tanah menurut kecamatan pada

[image:33.538.81.460.225.504.2]

tahun 2011 tertuang pada tabel 2.9.

Tabel 2.9.

Penggunaan Tanah Menurut Kecamatan

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011 (Ha)

No Kecamatan

Tanah

Sawah

Tanah

Bangunan

Tegal/

Kebun

Ladang/

Huma

Perke

-bunan

Kolam/

Tambak

1. Linge

826

176

1.002

595

1.795

20

2. Bintang

1.221

35

2.840

1.208

2.808

20

3.

Lut Tawar

693

318

243

98

2.101

9

4. Kebayakan

346

203

415

106

3.053

20

5. Pegasing

1.008

122

1.088

759

3.678

304

6. Bebesen

510

823

100

90

2.104

130

7.

Kute Panang

80

352

348

216

2.050

10

8.

Silih Nara

850

419

638

300

6.072

95

9. Ketol

680

310

1.500

125

9.296

63

10. Celala

697

664

494

232

3.213

32

11. Jagong Jeget

12

373

10

246

4.338

24

12. Atu Lintang

-

108

571

221

1.320

10

13. Bies

119

116

156

142

1.365

15

14. Rusip Antara

285

550

1.320

1.430

7.650

20

Total

7.327 4.569

10.725

5.768

50.843 772

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kab. Aceh Tengah

5.

Kondisi Infrastruktur/ Sarana Prasarana Umum

Sesuai dengan kewenangan Kabupaten Aceh Tengah memiliki jalan

sepanjang 694,97 Km, dengan gambaran mengenai kondisi dan jenis

permukaan jalan pada tabel 2.10.

(34)

Tabel 2.10.

Panjang Jalan Berdasarkan Kewenangan, Kondisi dan Jenis

Di Kabupaten Aceh Tengah

No

Keadaan

Panjang Jalan (km)

I Kewenangan

1.1 Jalan Negara

189,69

1.2 Jalan Provinsi

207,99

1.3 Jalan Kabupaten

694,97

Total 1.092,65

II

Kondisi Jalan

2.1 Baik

345,07

2.2 Sedang

52,28

2.3 Rusak

131,94

2.4 Rusak Berat

165,68

Total 694,97

III

Jenis Permukaan

1.1 Aspal

415,15

1.2 Kerikil

114,14

1.3 Tanah

165,68

Total

694,97

Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka 2012 - BPS Kab. Aceh Tengah

B.

Kabupaten Bener Meriah

1.

Kondisi Geografis

Kabupaten Bener Meriah dengan Ibukotanya Simpang Tiga Redelong

terletak antara 4° 33’ 50” - 4° 54’ 50” Lintang Utara dan 96° 40’ 75” – 97° 17’

50” Bujur Timur dengan tinggi rata-rata di atas permukaan laut 100 - 2.500

meter. Secara administratif wilayah Kabupaten Bener Meriah berbatasan

dengan:

Bagian Utara

: Kabupaten Aceh Utara Dan Bireuen

Bagian Timur : Kabupaten Aceh Timur

Bagian Selatan : Kabupaten Aceh Tengah

[image:34.538.153.386.123.391.2]
(35)

Kabupaten yang memiliki luas 1.919,69 km2 terdiri dari 10 kecamatan,

dan 233 kampung dengan kecamatan paling luas yaitu Kecamatan Syiah Utama

yang luasnya hampir setengah dari luas Kabupaten Bener Meriah.

2.

Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Bener Meriah tahun 2011 sebanyak 125.076

jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai 65 jiwa/km2, penduduk terpadat

berada pada Kecamatan Wih Pesam yang mencapai 311 jiwa/km2 dan

kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Syiah Utama

dengan tingkat kepadatan 2 jiwa/km2 karena wilayah dominasi oleh hutan.

Jumlah penduduk Laki-laki di Kabupaten Bener Meriah lebih besar

daripada jumlah penduduk perempuan dengan sex rasio 103 dengan jumlah

penduduk laki-laki sebesar 63.480 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan

sebesar 61.596 jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, jumlah penduduk

Kabupaten Bener Meriah bertambah sebanyak 2.779 orang atau naik sekitar

2,28 persen dan gambaran jenis kelamin, jumlah penduduk dan sex rasio

menurut kecamatan dan di Kabupaten Bener Meriah tahun 2011 dijelaskan pada

tabel 2.11.

Tabel 2.11.

Jumlah Penduduk dan Sex Rasio Per Kecamatan

Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

No

Kecamatan

Laki - laki Perempuan

Jumlah

Sex Rasio

1

Timang Gajah

9.028 8.785 17.813

102

2

Gajah Putih

3.916 3.814 7.730

102

3

Pintu Rime Gayo

5.419 5.124 10.543

105

4

Bukit

11.297 11.213

22.510

100

5

Wim Pesam

10.523

10.061

20.584

104

6

Bandar

11.147

10.967

22.114

101

7

Bener Kelipah

2.017 1.957 3.974

103

8

Syiah Utama

660 656 1.316

100

9

Mesidah

1.749 1.552 3.301

112

(36)

Jumlah penduduk berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin di

[image:36.538.110.420.171.480.2]

Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2011 dituangkan pada tabel 2.12.

Tabel 2.12.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin

Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

No

Golongan Umur

Laki - laki

Perempuan

Jumlah

1

0 – 4

7.481

7.180

14.661

2

5 – 9

7.050

6.837

13.887

3

10 – 14

6.626

6.422

13.048

4

15 – 19

5.186

4.924

10.110

5

20 – 24

5.164

5.121

10.285

6

25 – 29

6.074

6.232

12.306

7

30 – 34

6.204

5.804

12.008

8

35 – 39

5.278

4.844

10.122

9

40 – 44

3.977

3.662

7.639

10

45 – 49

3.042

3.029

6.071

11

50 – 54

2.407

2.382

4.789

12

55 – 59

1.824

1.664

3.488

13

60 – 64

1.259

1.334

2.593

14

65 – 69

901

946

1.847

15

70 – 74

486

551

1.037

16 75

521

664

1.185

Total 63.480

61.596

125.076

Sumber: Bener Meriah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Bener Meriah

3.

Kondisi Sosial

Secara umum penduduk perkotaan di Kabupaten Bener Meriah

mempunyai kemampuan baca tulis yang lebih baik dibandingkan penduduk

perdesaan, pada tahun 2011 sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atas

telah mampu membaca dan menulis. Gambaran sub sektor Pendidikan dapat

(37)

Tabel 2.13

Banyaknya Sekolahan di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

No

Kecamatan

TK

SD

SMP

SMA

Negeri Swasta

Negeri Swasta

Negeri Swasta Negeri Swasta

1

Timang

Gajah 0 14

16 0 4 0 4 0

2

Gajah

Putih

0 6 10 0 2 0 0 1

3

Pintu

Rime

Gayo

0 5 16 3 6 0 1 3

4

Bukit

0 12

13 0 6 2 3 1

5

Wim

Pesam

1 17

18 0 3 1 1 0

6

Bandar

0 18

17 0 7 2 2 0

7

Bener

Kelipah 0 1 2 0 0 1 0 1

8

Syiah

Utama

0 0 6 0 3 0 0 0

9

Mesidah

0 2 3 1 0 0 0 1

10

Permata

0 7 13 2 6 1 1

Jumlah

1 82

114 6 37 7 12 7

Sumber: Bener Meriah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Bener Meriah

Jumlah sarana kesehatan dan tenaga medis pada Tahun 2011, seperti

puskesmas sebanyak 10 Unit dan Puskesmas pembantu 33 Unit, lebih rincian per

Kecamatan tertuang dalam tabel 2.14 dan 2.15:

Tabel 2.14

Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

No

Kecamatan

Puskesmas

Pustu

1

Timang Gajah

1

5

2

Gajah Putih

1

4

3

Pintu Rime Gayo

2

2

4 Bukit

1

4

5

Wim Pesam

2

4

6 Bandar

1

5

7

Bener Kelipah

-

-

8

Syiah Utama

1

4

9 Mesidah

-

-

(38)

Tabel 2.15.

Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis Kabupaten Bener Meriah

Tahun 2011

No

Keterangan

Jumlah

1.

Rumah Sakit

1

2. Puskesmas

10

3.

Puskesmas Pembantu

33

4. Posyandu

234

5. Dokter

47

6. Bidan

312

7. Perawat

160

Sumber: Bener Meriah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Bener Meriah

4.

Kondisi Ekonomi

Realisasi Pendapatan Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2011

Rp.394.990.278.885,- dimana sumber pendapatan terbesar bersumber dari

pendapatan transfer sebesar Rp.376.944.059.588,-. Rincian realisasi

pendapatan pemerintah Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2011 dapat

dijelaskan pada tabel 2.16.

Tabel 2.16

Realisasi Pendapatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

No

Uraian

Jumlah (Rp.)

Realisasi Anggaran Pendapatan

394.990.278.885

I

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Yang Lalu

5.000.000.000

II

Pendapatan Asli Daerah

13.046.219.297

2.1

Pajak Daerah

1.307.414.108

2.2

Retribusi Daerah

3.045.579.640

2.3

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

1.117.955.438

2.4

Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah

2.722.907.057

2.5 Zakat

4.852.363.054

III

Pendapatan Transfer 376.944.059.588

3.1

Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan

330.449.700.897

3.2

Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya

16.957.578.000

[image:38.538.69.471.421.635.2]
(39)

Realisasi belanja pemerintah Kabupaten Bener Meriah tahun 2011

sebesar Rp.432.940.294.039,- dengan rincian belanja pemerintah tertuang

[image:39.538.100.441.179.421.2]

dalam pada tabel 2.17.

Tabel 2.17

Realisasi Belanja

Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

No

Uraian

Jumlah (Rp.)

Realisasi Belanja Daerah

432.940.294.039

I

Belanja Operasional

319.744.499.712

1.1

Belanja Pegawai

201.470.734.308

1.2

Belanja Barang

74.776.617.606

1.3

Belanja Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

-1.4

Belanja Subsidi

-1.5

Belanja Hibah

22.338.122.798

1.6

Belanja Bantuan Sosial

11.915.625.000

1.7

Belanja Bantuan Keuangan

9.243.400.000

II

Belanja Modal

109.128.825.802

III

Belanja Tak Terduga

4.066.968.520

Sumber: Bener Meriah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Bener Meriah

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas

ekonomi yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh

suatu wilayah dalam setahun. Perekonomian tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011

Kabupaten Bener Meriah yang dilihat dari kontribusi sektor usaha terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan atas dasar harga konstan

tahun 2000, dapat dijelaskan pada tabel 2.18.

Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Bener Meriah pada

tahun 2009 sebesar 4.54%, tahun 2010 sebesar 4,81% dan tahun 2011 sebesar

(40)

Tabel 2.18.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008 – 2011

(Juta Rupiah)

No

Lapangan Usaha

2008

2009

2010

2011

1. Pertanian

375.202

379.605

385.628

397.664

2.

Pertambangan dan penggalian

5.347

5.867

6.364

6.872

3.

Industri Pengolahan

23.676

25.242

26.894

29.709

4.

Listrik, gas dan air bersih

4.168

5.394

6.269

7.104

5. Bangunan

53.976

58.674

63.490

65.305

6.

Perdagangan, hotel & bangunan

65.221

70.458

76.791 84.411

7.

Pengangkutan dan komunikasi

27.877

30.212

32.736

34.945

8.

Keuangan dan persewaan

11.397

12.546

13.734

14.356

9. Jasa-jasa

123.442

133.646

144.453

154.608

Jumlah 690.307

721.644

756.360 794.976

Sumber: Bener Meriah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Bener Meriah

Tabel 2.19.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008 – 2011 (%)

Sumber: Bener Meriah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Bener Meriah

No

Lapangan Usaha

2009

2010

2011

1

Pertanian

1.17

1.59

3.12

2

Pertambangan dan penggalian

9.73

8.47

7.98

3

Industri Pengolahan

6.61

6.54

10.47

4

Listrik, gas dan air bersih

29.41

16.22

13.32

5

Bangunan

8.70

8.21

2.86

6

Perdagangan, hotel & bangunan

8.03

8.99

9.92

7

Pengangkutan dan komunikasi

8.38

8.35

6.75

8

Keuangan dan persewaan

10.08

9.47

4.53

9

Jasa-jasa

8.27

8.09

7.03

4.54

[image:40.538.113.433.397.581.2]
(41)

5.

Kondisi Infrastruktur/ Sarana Prasarana Umum

Dalam Tahun 2011 sarana jalan yang ada di Kabupaten Bener Meriah

adalah sepanjang 921,43 Km, dengan rincian kondisi dan jenis permukaan jalan

dituangkan dalam tabel 2.20.

Tabel 2.20.

Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi dan Jenis Permukaan

di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

No

Keadaan

Panjang Jalan (km)

I

Kondisi Jalan

1.1 Baik

679,57

1.2 Sedang

220,86

1.3 Rusak

21,00

1.4 Rusak Berat

-

Total 921,43

II

Jenis Permukaan

2.1 Aspal

380,72

2.2 Kerikil

243,58

2.3 Tanah

297,13

Total

921,43

Sumber: Bener Meriah Dalam Angka 2012 - BPS Kabupaten Bener Meriah

(42)

1

BAB III

PENGKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN

WILAYAH PASCABENCANA

Pada saat terjadinya bencana gempa bumi pada tanggal 2 Juli 2013 yang

berdampak pada wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah,

serangkaian kegiatan penanganan darurat telah dilaksanakan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak lainnya. Seluruh tindakan yang dilakukan

berupa evakuasi dan penyelamatan nyawa manusia dimaksudkan untuk membantu

masyarakat terdampak agar tidak lebih menderita. Sesuai dengan siklus penanggulangan

bencana, maka setelah berakhirnya masa penanganan darurat harus segera dilaksanakan

kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana, sehingga pertolongan

terhadap masyarakat yang terdampak bencana dapat berkesinambungan.

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau

masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran

utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan

kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. Rehabilitasi bersifat segera dan

kegiatannya masih berfokus utama kepada pemulihan kehidupan manusia yang masih

terselamatkan nyawanya pada tahap penanganan darurat. Pelayanan kepada masyarakat

di wilayah bencana tidak boleh sampai terhenti ketika masa penanganan darurat berakhir.

Berkaitan dengan upaya pemulihan segera terhadap kehidupan masyarakat, maka bentuk

kegiatan diarahkan kepada pemberdayaan masyarakat. Masyarakat sebagai pelaksana

utama kegiatan rehabilitasi dan mendapatkan manfaat termasuk upah.

Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,

kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun

masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,

sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta

(43)

Rencana Aksi Rehabilitasi dan

Gambar

Tabel 2.5.
Tabel 2.6. Realisasi Belanja Pemerintah Daerah
Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008 – 2011 (%)
Tabel 2.9.
+7

Referensi

Dokumen terkait

menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang

Penjelasan secara online ini dihadiri oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, di Jakarta Pusat,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pedoman Pergudangan Penanggulangan Bencana,

Dalam penelitian ini peneliti menguji pengaruh pemberian pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi terhadap kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi

Struktur RPB di Jepang Jepang Penanganan Bencana Gempa Bumi Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Penanganan Badai dan Hujan Penanganan Bencana Gunung Api Penanganan

G. DAFTAR PUSTAKA...100 Lampiran-lampiran.. vii Badan Penanggulangan Bencana Aceh)”. Aceh sebagai daerah rawan bencana sudah semestinya memiliki langkah antisipatif yang

Dalam penelitian ini peneliti menguji pengaruh pemberian pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi terhadap kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi

• Pelaksanaan tanggap darurat lainnya yang ditugaskan BNPB • Kegiatan transisi darurat bencana sebelum dilaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi TAHAP REHABILITASI DAN