• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari /

Tanggal Pukul Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Rabu,

peningkatan tekanan vaskuler

selebral karena hipertensi

ditandai dengan wajah

meringis, skala nyeri 6,

tampak memegangi kepala.

2. Resiko cidera berhubungan

dengan keterbatasan

penglihatan ditandai dengan

terdapat adanya katarak di

mata kanan, pengaturan

susunan ruangan kurang rapi.

a. Mengkaji keluhan nyeri,

catat intensitasnya

(dengan skala 0-10)

karakteristiknya (misal :

berat, berdenyut, konstan).

Lokasinya, lamanya,

faktor yang memperburuk

atau meredakan.

b. Memberikan tindakan non

farmakologi untuk

menghilangkan sakit

kepala misal: kompres

dingin pada dahi, pijat

punggung dan leher,

tenang, redupkan lampu

kamar lampu kamar,

tehnik relaksasi (panduan

imajinasi, diktraksi) dan

aktifitas waktu senggang.

a. Mengantisipasi dan

perkirakan kebutuhan

klien dalam memenuhi

kebutuhan untuk

toileting, makan atau

(2)

b. Menjelaskan kepada

klien, dengan bahasa

yang jelas dan dapat

dimengerti klien

mengenai keterbatasan

pergerakan dan gangguan

sensori yang dimilikinya

tentang penyebab,

rencana tindakan yang

harus dilakukan.

c. Mengorientasikan klien

terhadap ruangan dan

lingkungan tempat klien

tinggal, termasuk orang

yang dapat klien hubungi

atau panggil bila klien

membutuhkan bantuan.

peningkatan tekanan vaskuler

selebral karena hipertensi

ditandai dengan wajah

meringis, skala nyeri 6,

tampak memegangi kepala.

a. Mengkaji keluhan nyeri,

catat intensitasnya

(dengan skala 0-10)

karakteristiknya (misal :

berat, berdenyut, konstan).

Lokasinya, lamanya,

faktor yang memperburuk

atau meredakan.

b. Menghilangkan/

meminimalkan aktivitas

vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala

(3)

2. Resiko cidera berhubungan

dengan keterbatasan

penglihatan ditandai dengan

terdapat adanya katarak di

mata kanan, pengaturan

susunan ruangan kurang rapi.

membungkuk.

c. Membantu klien dalam

ambulasi sesuai

kebutuhan.

a. Bersama – sama klien,

melakukan pengaturan

peralatan atau dekatkan

alat-alat yang klien

butuhkan terutama dalam

hal makan, minum,

toileting, dan bicarakan

dengan klien posisi

masing-masing alat untuk

penempatannya sehingga

mudah dijangkau oleh

klien.

b. Modifikasi ruangan

bersama keluarga untuk

mengurangi resiko jatuh

atau cedera (Lingkungan

yang aman bagi lansia)

menghindari ruangan yang

tidak teratur, seperti

penempatan kursi yang

mudah di jangkau atau

tidak menghalangi jalan,

pencahayaan ruangan,

menyediakan keset di

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Klien. Edisi 3. Jakarta:

EGC

Effendy, Onong. 1994.Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Lueckennote, Annette Giesler. 1997. Pengkajian Gerontologi.Edisi 2.

Jakarta: EGC

Mubarak, Wahid Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia : teori dan

Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3.Jakarta:

EGC

Potter, P.A., Perry, A.G. 2005. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC

Stanley, Mickey.(2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi 2. Jakarta: EGC

Tarwoto dan Wartonah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan.Edisi 4.Jakarta : Salemba Medika

Willkinson, Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku

(5)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 17 Juni 2013 di

Kelurahan Harjosari I Medan Amplas, ditemukan seorang lansia bernama Ny. S

berumur 73 tahun yang tinggal di jalan Garu IIA Kelurahan Harjosari I Medan

Amplas.Pada saat pengkajian, klien mengeluh nyeri di bagian kepala dengan skala

nyeri 6.Juga terdapat katarak/ glaukoma di mata sebelah kanan.Klien mengatakan

mempunyai riwayat hipertensi sejak berumur 50 tahun.Keadaan ini sangat

mengganggu dalam aktivitas sehari-hari klien karena nyeri kepala dan

keterbatasan penglihatannya.

Dari hasil analisa yang didapat, ditemukan masalah keperawatan yaitu

nyeri kepala dan resiko cidera. Sehingga muncul diagnosa keperawatan : Nyeri

(sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler selebral karena

hipertensi ditandai dengan wajah meringis, skala nyeri 6, tampak memegangi

kepala; dan Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai

dengan terdapat adanya katarak di mata kanan, pengaturan susunan ruangan

kurang rapi.

Intervensi yang bisa dilakukan adalah kaji skala nyeri dan berikan

manajemen nyeri yang dapat mengurangi skala nyeri yang dirasakan klien, seperti

:berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala misal:

kompres dingin pada dahi,pijat punggung dan leher,tenang,redupkan lampu

kamar,tehnik relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi) dan aktifitas waktu senggang

dan sebagainya.

Implementasi yang telah dilakukan kepada klien yaitu mengkaji skala

nyeri klien dan memberikan manajemen nyeri yang dapat mengurangi skala nyeri

yang dirasakan klien, seperti : memberikan tindakan non farmakologi untuk

menghilangkan sakit kepala misal: kompres dingin pada dahi,pijat punggung dan

(6)

dan aktifitas waktu senggang, membantu kliendalam ambulasi sesuai

kebutuhannya.

Dari hasil implementasi yang dilakukan, didapatkan evaluasi terhadap Ny.

S yaitu berkurangnya rasa nyeri kepala yang dirasakan, skala nyeri 6 menjadi 3,

ekspresi wajah berubah, klien tidak ragu-ragu dalam beraktifitas yang minimal,

seperti berjalan secara mandiri, susunan ruangan tertata rapi.

B. Saran

1) Bagi Mahasiswa

Agar mampu memahami tentang bagaimana asuhan keperawatan pada

lansia dengan gangguan nyeri sehingga dapat meningkatkan kesehatan

lansia yang ada di masyarakat.

2) Bagi Institusi

Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang asuhan

keperawatan pada lansia dengan gangguan nyeri dan dapat lebih banyak

menyediakan referensi-referensi buku tentang keperawatan gerontik.

3) Bagi Masyarakat

Agar lebih mengerti dan memahami tentang asuhan keperawatan pada

lansia dengan gangguan nyeri untuk meningkatkan mutu kesehatan lansia

(7)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri

a. Defenisi Nyeri

Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang

tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi

kerusakan.Apabila seseorang mengalami nyeri, maka perilakunya akan berubah.

(Potter & Perry, 2005).

Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan

dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

(Judith M. Wilkinson 2002).

b. Etiologi Nyeri

Adapun etiologi nyeri yaitu:

1. Stimulasi Kimia (Histamin, bradikirun, prostaglandin, bermacam-macam

asam)

2. Pembengkakan Jaringan

3. Spasmus Otot

4. Kehamilan

5. Inflamasi

6. Keletihan

7. Kanker

c. Manifestasi klinis

1. Gangguam tidur

2. Posisi menghindari nyeri

3. Gerakan menghindari nyeri

4. Pucat

(8)

d. Komplikasi

1. Edema pulmonal

2. Kejang

3. Masalah mobilisasi

4. Hipertensi

5. Hipovolemik

6. Hipertermia

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Rasa nyeri yang timbul tersebut akan dirasakan berbeda tingkatan arti

nyeri bagi tiap manusia. Hal ini diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1) Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya

pada anak-anak dan lansia. Herr dan Mobily (1991) mencatat bahwa klien

lansia tidak melaporkan nyeri untuk alasan-alasan berikut :

1. Klien lansia yakin bahwa nyeri merupakan sesuatu yang mereka harus

terima.

2. Klien lansia mungkin menyangkal bahwa mereka merasakan nyeri

karena takut akan konsekuensi yang tidak diketahui seperti kebebasan

mereka.

3. Klien lansia memilih untuk tidak mengakui bahwa mereka merasakan

nyeri karena ketakutan akan mengalami penyakit yang berat atau

meninggal.

4. Klien lansia menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk

mendiskripsikan pengalaman nyeri.

5. Banyak klien lansia yakin bahwa merupakan hal yang tidak dapat

diterima apabila memperlihatkan respon terhadap nyeri.

2) Jenis Kelamin

Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin (misal.

menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh

menangis, sedangkan seorang anak perempuan boleh menangis dalam situasi

(9)

merupakan hal yang unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis

kelamin.

Gill (1990) mengungkapkan laki – laki dan wanita tidak berbeda secara

signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi factor budaya.

3) Dukungan keluarga dan Sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respons nyeri ialah kehadiran

orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.

Individu yang mengalami nyeri sering kali tergantung kepada anggota

keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan

perlindungan.

4) Gaya Koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat anda

merasa kesepian.Hal yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan

kontrol terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari

peristiwa-peristiwa yang terjadi.Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan,

baik sebagian maupun keseluruhan/total. Pola koping yang adaptife akan

mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang

maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.

5) Pengalaman Sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri

sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri

dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Individu yang mengalami

nyeri dengan jenis yang sama berulang-ulang dan kemudian nyeri dapat

dihilangkan, maka individu ini akan lebih mudah menginterprestasikan rasa

nyeri dibandingkan dengan individu yang sejak lama mengalami serangkaian

nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat.

Kelima faktor di atas menyebabkan pengalaman nyeri yang dirasakan

seseorang dapat berbeda dengan orang lain. Sehingga dari pengalaman nyeri

tersebut manusia akan melakukan upaya untuk mengatasi nyeri tersebut. Dan

(10)

1) Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima

oleh kebudyaan mereka.

2) Makna Nyeri

Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman

nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.

3) Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya terhadap nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri.Perhatian yang meningkat dihuibungkan

dengan nyeri yang meningkat.

4) Ansietas

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali

meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu

perasaan ansietas.

5) Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan

sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. (Effendy, 1995).

Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri

yang efektif.Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara

berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua

faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti factor psikologis, fisiologis, perilaku,

emosional, dan sosiokultural.Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien

observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.Tujuan

(11)

Fokus Pengkajian

1. Riwayat Keperawatan

a. Keluhan Utama : Klien mengatakan Nyeri

b. Riwayat Kesehatan sekarang : Mulai kapan dimulai nyeri (Akut/kronis)

Pola Nyeri, Skala Nyeri

Menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :

Skala intensitas nyeri deskritif

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak nyeri ringan nyeri sedang nyeri nyeri

Nyeri berat berat tidak

terkontrol terkontrol Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

4-6 :Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,

dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak

dapatmengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi

nafas panjang dan distraksi

10 :Nyeri sangat berat : Klien sudah tidak mampu

lagiberkomunikasi, memukul.

c. Riwayat Penyakit Dahulu melalui kemungkinan pernah nyeri, atau

pengalaman nyeri dimasa lalu, penyakit penyebab Nyeri

d. Riwayat Penyakit keluarga : meliputi penyakit menular atau menahun

(12)

2. Hal Pemenuhan KDM berdasarkan :

a. Pola Oksigenasi : Keluhan sesak (nyeri), pola nafas ,bersihan jalan

nafas.

b. Pola Nutrisi : asupan nutrisi, pola makanan, kecukupan gizi, pantangan

makanan.

c. Pola Eliminasi : Pola BAB dan BAK, konsistensi fases, warna urin,

volume out put, frekuensi BAB dan BAK sebagai identifikasi nyeri.

d. Pola Aktivitas : meliputi gerakan (mobilitas) klien, aktivitas/ pekerjaan

klien yang dapat menimbulkan nyeri/ mengurangi nyeri.

e. Pola Istirahat : meliputi kebiasaan tidur/ istirahat klien, kebiasaan dalam

istirahat.

f. Pola Berpakaian: meliputi baju yang sesuai berpakaian dan melepas

pakaian.

g. Pola Mempertahankan temperatur tubuh dan lingkungan : meliputi suhu

tubuh, akral (dingin / hangat) warna (kaji adanya sianosis, kemerahan)

h. Pola Personal Hygiene

i. Meliputi : kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan yang

baik serta melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi dll untuk

menjaga kebersihan.

j. Pola menghindari bahaya lingkungan dan rasa nyaman.

k. Pola komunikasi : bagaimana berinteraksi dengan orang lain

l. Pola beribadah

m. Pola bekerja : meliputi waktu bekerja

3. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum

b. Kesadaran

c. Tekanan darah (TD)

d. Nadi (HR)

e. Suhu / Temperatur (T)

f. Respirasi / Pernapasan (RR)

(13)

P (Provokative) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri

Q (quality) : seperti apa : tajam, tumpul, atau tersayat

R (region) : daerah perjalanan nyeri

S (severity/skala nyeri) : keparahan / intensitas nyeri

T (time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri

4. Pengkajian Nyeri

a. Meliputi : titik nyeri berasal :

1) Pada bagian nyeri mulai terasa

2) Kapan Rasa Nyeri Terasa

3) Apa yang dikerjakan pada saat nyeri mulai terasa

4) Apakah rasa nyeri mulai menyebar

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi

1) Apa yang dapat membuatnya lebih baik

2) Apa yang membuatnya semakin terasa nyeri

3) Obat-obatan penghilang

c. Intensitas Nyeri

d. Sifat Nyeri

Gambaran rasa nyeri : tidak nyaman, rasa terbakar, tegang, patah, kram.

5. Fokus Intervensi

Intervensi Prioritas NIC

a. Penatalaksanaan Nyeri : Meringankan dan mengurangi nyeri sampai

pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh klien.

b. Pemberian Analgetik : penggunaan agen-agen farmakologi untuk

mengurangi dan menghilangkan nyeri.

2. Analisa Data

Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan,

membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, dan menarik

(14)

Jenis data :

1. Data Objektif

Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan

pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti :

warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data tersebut

diperoleh melalui `senses` : Sight, smell, hearing, touch dan taste.

2. Data Subjektif

Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan

oleh klien, misalnya rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan,

ketidaktahuan, dll.

Contoh kasus :

Do : klien tampak memegangi lokasi yang terasa nyeri, ekspresi wajah

meringis, wajah pucat, dan lainnya.

Ds : klien mengatakan nyeri di kaki kanannya.

3. Perumusan Masalah

Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi

masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan

perawatan masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik (Potter & Perry,

2005). Rumusan masalah merupakan hasil pengkajian yang sudah didapat dari

klien. Setelah di analisa, maka akan diketahui masalah yang dialami klien.

Seperti : Gangguan tidur, intoleransi aktivitas, ansietas, dan sebagainya.

4.

Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang

berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan klien secara optimal

agar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin suatu kerjasama yang

saling membantu dalam proses pencapaian tujuan keperawatan dalam

(15)

. Diagnosa yang dapat muncul terkait nyeri :

a. Nyeri kronik berhubungan dengan :

1. Proses keganasan

2. Jaringan perut

3. Kontrol nyeri yang tidak adekuat

b. Cemas berhubungan dengan nyeri yang dirasakan

c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan nyeri kronik

d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal

e. Resiko injuri berhubungan dengan kekurangan persepsi terhadap nyeri

f. Ansietas yang berhubungan dengan nyeri yang tidak hilang.

g. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal

h. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri

i. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan nyeri yang dirasakan.

j. Nyeri adalah yang berhubungan dengan :

1. Cedera fisik atau trauma

2. Penurunan suplai darah ke jaringan

Intervensi

a. Mengidentifikasi tujuan untuk penatalaksanaan nyeri

Informasi yang diperoleh perawat melalui pengkajian klien digunakan untuk

mengidentifikasi tujuan-tujuan menangani nyeri.Tujuan yang diidentifikasi

didiskusikan atau divalidasi bersama klien.Bagi beberapa klien, tujuan dapat

merupakan peredaan nyeri total.Namun, begitu, bagi banyak orang harapan

ini adalah tidak realistic.Tujuan lainnya dapat mencakup penurunan

intensitas, durasi atau frekuensi dari nyeri dan menurunkan efek-efek negatif

nyeri yang ada pada klien.

b. Hubungan perawat-klien dan penyuluhan klien

Dua tindakan keperawatan yang menjadi dasar dari semua penatalaksanaan

nyeri lainnya adalah:

1. Hubungan perawat-klien

2. Penyuluhan pada klien tentang nyeri dan cara meredakannya.

Hubungan perawat-klien yang positif dan penyuluhan merupakan kunci

(16)

komunikasi yang terbuka dan kerja samaklien penting untuk

keberhasilannya. Penyuluhan sama pentingnya karena klien atau keluarga

mungkin bertanggung jawab terhadap penanganan nyeri di rumah dan

mencegah serta menangani efek samping.

c. Memberikan perawatan fisik

Klien dengan nyeri mungkin tidak mampu untuk melakukan aktivitas

sehari-hari yang lazim atau untuk melakukan perawatan diri yang lazim.Karenanya,

penting artinya untuk membantu individu yang nyerinya mengganggu

perawatan diri untuk menjalani aktivitas ini.Klien sering lebih nyaman saat

kebutuhan fisik dan perawatan dirinya terpenuhi dan upaya telah dibuat untuk

memastikan posisinya senyaman mungkin.

d. Menangani ansietas yang berhubungan dengan nyeri

Ansietas dapat mempengaruhi respon klien terhadap nyeri.Klien yang

mengantisipasi nyeri lebih cemas. Mengajarkan klien tentang sifat dari

pengalaman nyeri yang akan dialami dan cara-cara yang ada untuk

menurunkan nyeri sering menurunkan ansietas. Orang yang mengalami nyeri

akan menggunakn strategi yang dipelajari sebelumnya untuk mengurangi

nyeri. Pembelajaran tentang tindakan pereda nyeri dapat mengurangi

ancaman nyeri dan memberikan individu indera kendali. (Brunner &

Suddarth, 2002)

Implementasi

Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan,

kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.

a) Ketidakpercayaan.

Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang di derita klien dapat mengurangi

nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan

dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri klien, dan mengatakan pada

klien bahwa perawat mengkaji rasa nyeri klien agar dapat lebih memahami

(17)

b) Kesalahpahaman.

Mengurangi kesalahpahaman klien tentang nyerinya akan mengurangi nyeri.

Hal ini dilakukan dengan memberitahu klien bahwa nyeri yang dialami sangat

individual dan hanya klien yang tahu secara pasti tentang nyerinya.

c) Ketakutan.

Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan klien dengan

menganjurkan klien untuk mengekpresikan bagaimana mereka menangani

nyeri.

d) Kelelahan.

Kelelahan dapat memperberat nyeri.Untuk mengatasinya, kembangkan pola

aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.

e) Kebosanan.

Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri.Untuk mengurangi nyeri dapat

digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik.

Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti :

a) Tehnik latihan pengalihan

1. Menonton televisi

2. Berbincang-bincang dengan orang lain

3. Mendengarkan music

b) Tehnik relaksasi

Menganjurkan klien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru

dengan udara, menghembuskan secara perlahan, melemaskan otot-otot

tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil

terus berkonsentrasi sehingga didapat rasa nyaman, tenang dan rileks.

c) Stimulasi kulit

1. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri

2. Mengggosok punggung

3. Menggunakan air hangat dan dingin

(18)

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. Pengkajian

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN

1. BIODATA

IdentitasKlien

a. Nama :Ny. S

b. Tempat/Tanggal lahir :Jawa Barat / 24 April 1940

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Status Perkawinan : Kawin

e. Agama : Islam

f. Suku :Jawa

g. Pendidikan : SD

h. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

i. Alamat : Jalan Garu IIALingkungan II

Kelurahan Harjosari I Kecamatan

Medan-Amplas

(19)

I. Riwayat kesehatan keluarga/genogram

Ny. S

73 tahun Keterangan:

Laki-Laki

Perempuan

Meninggal

Serumah

Ny. S memiliki riwayat penyakit hipertensi, katarak dan reumatik.Adik Ny.S juga

memiliki riwayat penyakit yaitu hipertensi.Ayah Ny. S telah meninggal dunia

akibat penyakit hipertensi dan Ibu Ny. B juga telah meninggal dunia akibat

penyakit diabetes mellitus dan hipertensi.

II. Riwayat kesehatan saat ini

Ny. S mengatakan kaki kanan nya sering nyeri dan kesemutan sejak

5bulan yang lalu.Tetapi klien tidak pernah memeriksakannya ke dokter.

Pada saat pengkajian, klien mengatakan selain nyeri di kaki, klien juga

mengeluh nyeri di kepala seperti ditusuk-tusuk. Nyeri kepala dialami sejak

1 bulan ini.Klien mengatakan tidak berobat ke dokter maupun ke

mantri,hanya membeli obat di warung saja.Menurutnya dengan minum

(20)

III. Riwayat kesehatan masa lalu

Ny. S mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit

sebelumnya.Sekitar5 tahun yang laluNy. S mengatakanpandangan mata

mulai kabur. Mata sebelah kananhampir tidak bisa melihat sama sekali dan

terasa nyeri, klien di bawa ke dokter spesialis mata dan dokter

mendiagnosa bahwa ia menderita katarak dan harus di operasi. Tetapi ia

tidak mau di operasi karena takut. Keluarga juga mengatakan klien

mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak berumur 50 tahun,tekanan

darahnya selalu tinggi kadang mencapai 200/100 mmHg.Klien berobat ke

praktek dokter dan di beri obat.

IV. Riwayat sehari-hari

a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit

Ny. S mengatakan bahwa dirinya merasa sehat jika ia dapat melakukan

kegiatan aktivitas sehari –hari yang biasa dilakukan.Dan ia mengatakan

bahwa dirinya sedang sakit jika ia merasa lemah dan tidak mampu

melakukan kegiatan sehari-hari yang biasa ia lakukan.

b. Kebiasaan

Ny. S memiliki kebiasaanmenonton siaran televisi. Pada sore hari Ny. S

juga memiliki kebiasaan duduk-duduk di teras rumahnya.

c. Pola nutrisi

Ny. S makan 3 (tiga) kali dalam sehari yaitu pagi, siang, dan malam hari,

jenis makanan adalah makanan biasa.Tidak ada kehilangan selera

makan.Tidak ada tanda-tanda kesulitan menelan.Terdapat diet makanan

rendah gula dan asupan garam dibatasi.

d. Pola istirahat / tidur

Ny. S mengatakan malam hari dapat tidur sekitar 6-7 jam, siang hari

sekitar 1 jam.Klien tidak ada masalah tidur.Pola tidur terganggu jika rasa

(21)

e. Pola eliminasi

BAK: buang air kecil lancar dan tidak terdapat rasa nyeri pada saat

berkemih.Frekuensi berkemih 5-7 x/hari, Warna urinjernih

kekuningan, tidak ada riwayat penyakit ginjal.

BAB:Frekuensi buang air besar 1x/hari yaitu pada pagi hari, tidak ada

penggunaan laktasi, konsistensi lunak, bau menyengat, tidak

terdapat tanda- tanda konstipasi.

f. Kebiasaan olah raga

Ny. S mengatakan terkadang berjalan kaki di sekitar rumah setiap selesai

sholat subuhbersama cucunya.

g. Kemampuan melakukan aktifitas

Ny. S tidak dapat melakukan kegiatan aktivitas sehari-harinya secara

mandiri lagi.Ia selalu dibantu oleh anak atau cucunya.

h. Rekreasi

Ny. S mengatakan sering berpergian khusus bersama keluarganya seperti

ke pantai, atau berkunjung ke rumah saudara. Terkadang Ny. S hanya

berkumpul dengan orang-orang sekitar rumahnya.

V. Riwayat psikologi

Ny. S selalu merasa sedih, dan cemas dengan keadaannya.Ia belum

sepenuhnya menerima keadaan sakitnya sekarang ini.

VI. Riwayat sosial

Ny. S semenjak sakit menjadijarang mengikuti kegiatan perwiritan ibu-ibu

di lingkungan rumahnya.

VII. Riwayat spiritual dan kultural

Ny. S beragama Islam dan mengatakan selalu melakukan ibadah sholat

lima waktu.Ia tetap mengikuti adat istiadat sukunya yaitu suku Jawa

seperti membuat sesajen untuk acara-acara tertentu, seperti :untuk keluarga

(22)

VIII. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Keadaan umum Ny. S compos mentis.Klien tampak meringis kesakitan

menahan nyeri di kepala dan kaki kanannya.Wajah tampak pucat.

b. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 36,4°C

Nadi : 84 kali/menit

Tekanan darah : 180/100 mmHg

Pernapasan : 22 kali/menit

c. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala dan rambut

a) Kepala

Bentuk : simetris

Kulit kepala : kulit kepala tampak bersih

b) Rambut

Penyebaran dan keadaan rambut : rambut sudah banyak uban

Bau : rambut seperti bau keringat

c) Wajah

Warna kulit : hitam

2. Mata

a) Bentuk : simetris tehadap wajah

b) Ketajaman : tidak baik

c) Konjunctiva : tidak anemia (tidak pucat)

d) Sclera : tidak icterus, kekuningan karena

faktor usia

e) Pupil : isokor (kanan dan kiri), terdapat

katarak

3. Hidung

a) Bentuk : simetris

b) Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan bau

(23)

4. Telinga

a) Bentuk telinga : simetris antara kanan dan kiri

b) Lubang telinga : terdapat serum dalam batas normal

c) Ketajaman pendengaran : dapat mendengar dengan baik

5. Mulut dan faring

a) Keadaan bibir : bibir kering

b) Keadaan gusi dan gigi : tidak ada pendarahan gusi dan gigi

Gigi terlihat bersih dan tidak lengkap

c) Keadaan lidah : tidak ada tanda pendarahan

6. Leher

a) Tyroid : tidak terdapat pembesaran KGB

b) Suara : mengeluarkan dengan kata-kata

jelas

c) Denyut nadi karotis : teraba

d) Vena jugularis : teraba

d. Pemeriksaan integument

Kebersihan : tampak bersih

Warna kulit : hitam

Kelembaban : kulit tampak kering, keriput

e. Sistem pernafasan

Frekwensi pernapasan : 24 kali/menit

Irama nafas : Teratur

Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada

Palpasi getaran suara : Getaran suara merata kiri dan kanan

Perkusi : Terdapat suara rensonan

Auskultasi : Suara nafas vesikuler

f. Sistem kardiovaskuler

Tekanan darah : 180/100 mmHg

Nadi : 82 kali/menit

Inspeksi : Warna kulit tampak pucat

Perkusi : Terdengar dullnes pada jantung

(24)

g. Sistem gastrointestinal

Ny. S kadang – kadang minum kopi.Ny. S mampu menghabiskan 1 porsi

makanan yang diberikan oleh anaknya tanpa keluhan mual.

Inspeksi : Bentuk abdomen normal simetris

Palpasi :Tidak ada tanda nyeri tekan

Tidak ada terdapat benjolan atau massa

Tidak terdapat tanda –tanda ascites

h. Sistem genitourinary

Ny. S mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi dibantu

anaknya.Buang air kecil lancar dan tidak terdapat rasa nyeri pada saat

berkemih.Frekuensi berkemih 5-7 x/hari, Warna urin jernih kekuningan.

i. Sistem musculoskeletal / ekstremitas

1. Kesimetrisan otot : simetris kanan dan kiri

2. Pemeriksaan edema : tidak ada edema

3. Kekuatan otot : kekuatan otot berkurang pada ektremitas

bawah dextra. Klien lebihbanyakduduk, dan

sulit dalam berjalan dan lambat.

j. Sistem Neurologi

1. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis

2. Status Mental

a) Kondisi emosi / perasaan

Dalam keadaan stabil

b) Orientasi

Klien masih dapat berorientasi dengan baik, baik waktu, tempat

dan orang

c) Proses berfikir

Ingatan klien masih kuat, klien masih ingat masa lalunya

Perhitungan : dapat berhitung dengan cepat

d) Motivasi : klien berkeinginan untuk sembuh

e) Persepsi : klien menganggap/ kurang yakin penyakitnya

(25)

3. Nervus Cranialis

a) Nervus Olfaktorius/ N I

Dapat membedakan bau-bauan dengan jelas dan baik.

b) Nervus Optikus/ N II

Lapangan pandang terganggu akibat adanya katarak di mata

kanan.

c) Nervus Okulomotoris/ N III, Trochealis/ N IV, Abdusen/ N VI

Kontriksi pupil sinilis, tidak terdapat edema pada kelopak mata,

kelopak mata tidak jatuh (ptosis), reaksi pupil terhadap cahaya

abnormal, ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda

perdarahan, gerakan bola mata normal kesegala arah.

d) Nervus Trigeminus/ N V

Dapat membuka dan mengatupkan rahang dengan baik,

kemampuan mengunyah juga baik, merasakan dengan baik rasa

raba di kulit wajah pada bagian maxilla dan mandibulla kiri dan

kanan serta bagian frontal, bisa merasakan nyeri, sentuhan

panas dan dingin serta getaran yang diberikan di kulit, reflek

berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester

dan temporalis kiri dan kanan baik, gerakan mandibulla

simetris.

e) Nervus Fasialis/ N VII

Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis, dan asin

baik.Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik.

f) Nervus Vestibulocochlearis/ NVIII

Keseimbangan terganggu sejak klienterkena penyakit

katarak.Tidak dapat berdiri dengan normal.

g) Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X

Gerakan palatum dan vulva normal, palatum lunak dan sedikit

terangkat,letak uvula ditengah, gerakan menelan baik, dan

vokal suara jelas.

(26)

Gerakan memutar kepala dan mengangkat bahu baik.Bahu

simetris kiri dan kanan.

i) Nervus Hipoglosus/ N XII

Gerakan lidah klien normaldan baik.Kekuatan otot lidah sangat

baik.

4. Fungsi Motorik

a) Cara berjalan

Ny. S dapat berjalan namun sulit, terkadang dibantu anaknya.

b) Romberg test

Ny. S dapat berdiri tegak.

c) Tes-jari hidung

Mampu menyentuh hidung.

d) Pronasi-supinasi test

Baik, mampu membalik-balikkan tangan.

5. Fungsi sensori

a) Identifikasi sentuhan ringan

Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh

perawat.

b) Test tajam-tumpul

Klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul yang

disentuhkan ke kulitnya.

c) Test panas dingin

Klien dapat mengidentifikasi rasa panas dan dingin yang

disentuh ke kulitnya.

d) Test getaran

Klien dapat merasakan getaran dengan baik yang disentuhkan

di area wajahnya.

e) Membedakan dua titik

Ny.S mampu membedahan dua titik yang disentuh ke kulitnya.

6. Reflek

(27)

b) Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

c) Reflek brachioradialis

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan dan

kiri

d) Reflek patelar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan

dan kiri.

e) Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan

dan kiri.

f) Reflek plantar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan

dan kiri.

IX. Pemeriksaan Penunjang

Ny. S tidak pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan kontrol

kesehatan kepada dokter dalam 6 bulan belakangan.Klien hanya beli obat

di warung atau ke klinik dokter atau bidan terdekat di lingkungan

rumahnya.

X. Riwayat Terapi

Ny. S sedang tidak dalam terapi obat dokter.Ia hanya membeli obat

(28)

2. ANALISA DATA

Pengelompokan data berdasarkan kriteria klinis yang dapat diambil adalah:

No Data Etiologi Masalah

keperawatan

1. Ds :

Klien mengatakan nyeri

di bagian kepala

beberapa hari ini. Klien

memiliki riwayat

hipertensi sejak berumur

50 tahun.

Tekanan darah 180/100

mmHg

Gangguan rasa nyaman (Nyeri)

berkurang, klien juga

mengatakan takut

berjalan sendiri karena

keterbatasan

penglihatannya.

Do :

Klien dibantu saat

Usia Lanjut

Katarak

Penglihatan berkurang

Resiko Cidera

(29)

Terdapat adanya katarak/

glaukoma di mata

kanannya

Susunan ruangan rumah

kurang rapi, berantakan.

3. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien (Potter &

Perry, 2005). Masalah yang ditemukan pada klien adalah :

1) Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

selebral karena hipertensi ditandai dengan wajah meringis, skala nyeri 6,

tampak memegangi kepala.

2) Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai

dengan terdapat adanya katarak di mata kanan, pengaturan susunan

(30)

4. PERENCANAAN

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / Tanggal

No.

DX Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan dan Kriteria Hasil : Tujuan :

Rasa nyaman terpenuhi, dan tidak mengeluh nyeri lagi.

Kriteria Hasil :

Klien mengungkapkan tidak adanya nyeri kepala

Klien tampak nyaman

TTV dalam batas normal

Rencana Tindakan Rasional

a. Teliti keluhan nyeri, catat

intensitasnya (dengan skala 0-10)

karakteristiknya (misal : berat,

berdenyut, konstan). Lokasinya,

lamanya, faktor yang

memperburuk atau meredakan.

b. Berikan tindakan non farmakologi

Nyeri merupakan

pengalaman subjektif

dan harus dijelaskan oleh

klien. Identifikasi

karakteristik nyeri dan

faktor yang berhubungan

merupakansuatu hal

yang sangat penting

untuk memilih

intervensiyang cocok

dan untuk mengevaluasi

ke efektifan dari terapi

yang diberikan.

(31)

misal: kompres dingin pada

dahi,pijat punggung dan

leher,tenang,redupkan lampu

kamar,tehnik relaksasi(panduan

imajinasi,diktraksi) dan aktifitas

waktu senggang.

c. Hilangkan/minimalkan aktivitas

vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala misal :

mengejan saat BAB, batuk panjang

dan membungkuk.

d. Bantu klien dalam ambulasi sesuai

kebutuhan.

e. Berikan cairan, makanan lunak,

perawatan mulut yang teratur bila

terjadi pendarahan hidung atau

kompres hidung telah dilakukan

untuk menghentikan pendarahan.

f. Kolaborasi pemberian obat

analgesik.

g. Kolaborasi pemberian obat

Antiansietas misal :

lorazepanm(ativan),diazepam,(vali

vaskuler serebral dan

yang

memperlambat/memblok

respon simpatis efektif

dalam menghilangkan

sakit kepala dan

komplikasinya.

Aktivitas yang

meningkatkan

vasokontriksi

menyebabkan sakit

kepala pada adanya

peningkatan tekanan

vascular serebral.

Meningkatkan

kenyamanan umum.

Kompres hidung dapat

mengganggu proses

menelan atau

membutuhkan napas

dengan

mulut,menimbulkan

stagnasi sekresi oral dan

mengeringkan membran

mukosa.

Munurunkan/mengontrol

(32)

um). rangsang sistem saraf

simpatis.

Dapat mengurangi

ketegangan dan

ketidaknyamanan yang

diperberat oleh stress.

2 Tujuan dan Kriteria Hasil : Tujuan :

Dapat terbebas dari cedera dan mampu untuk melakukan

aktifitas secara optimal berdasarkan kemampuan yang

dimiliki

Kriteria hasil :

Tidak terjadi penurunan fungsi pada otot yang sehat.

Ruangan termodifikasi sehingga mengurangi resiko jatuh.

Klien terorientasikan terhadap ruangan.

Rencana Tindakan Rasional

a. Antisipasi dan perkirakan kebutuhan

klien dalam memenuhi kebutuhan

untuk toileting, makan atau minum.

b. Jelaskan kepada klien, dengan

bahasa yang jelas dan dapat

dimengerti klien mengenai

keterbatasan pergerakan dan

gangguan sensori yang dimilikinya

tentang penyebab, rencana tindakan

yang harus dilakukan.

c. Orientasikan klien terhadap ruangan

dan lingkungan tempat klien tinggal,

Memperkirakan resiko

klien untuk jatuh

sehingga dapat

diprediksikan bantuan

yang harus diberikan.

(33)

hubungi atau panggil bila klien

membutuhkan bantuan.

d. Bersama – sama klien, lakukan

pengaturan peralatan atau dekatkan

alat-alat yang klien butuhkan

terutama dalam hal makan, minum,

toileting, dan bicarakan dengan klien

posisi masing-masing alat untuk

penempatannya sehingga mudah

dijangkau oleh klien.

e. Fasilitasi alat – alat yang dapat klien

gunakan untuk membantu mobilisasi

seperti tongkat atau side walker di

dinding ruangan.

f. Modifikasi ruangan bersama

keluarga untuk mengurangi resiko

jatuh atau cedera (lingkungan yang

aman bagi lansia) menghindari

ruangan yang tidak teratur, seperti

penempatan kursi yang mudah di

jangkau atau tidak menghalangi

jalan, pencahayaan ruangan,

menyediakan keset di depan pintu

toilet.

kebingungan dan

antisipasi terhadap

resiko jatuh.

Agar pemenuhan dapat

dipenuhi dengan cepat,

aman dan diharapkan

klien lebih mandiri.

Alat bantu berjalan

diperlukan untuk

membantu menopang

beban tubuh klien,

sehingga titik tumpu

beban yang terlalu

berat pada punggung

akan lebih tereliminir.

Ruangan yang teratur,

penempatan peralatan

furniture yang tidak

tepat dan pencahayaan

yang kurang baik akan

meningkatkan resiko

jatuh dikarenakan pada

lansia telah terjadi

penurunan koordinasi

(34)

5. IMPLEMENTASI dan EVALUASI

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari /

Tanggal

No.

DX Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Rabu,

19 Juni 2013

1. a. Mengkaji keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala

0-10) karakteristiknya (misal :

berat, berdenyut, konstan).

Lokasinya, lamanya, faktor

yang memperburuk atau

meredakan.

b. Memberikan tindakan non

farmakologi untuk

menghilangkan sakit kepala

misal: kompres dingin pada

dahi,pijat punggung dan

leher,tenang,redupkan lampu

kamar lampu kamar,tehnik

relaksasi(panduan

imajinasi,diktraksi) dan aktifitas

waktu senggang.

c. Menghilangkan/ meminimalkan

aktivitas vasokontriksi yang

dapat meningkatkan sakit kepala

misal : mengejan saat BAB,

batuk panjang dan

membungkuk.

d. Membantu kliendalam ambulasi

sesuai kebutuhan.

wajah berubah,

TD : 150/90 mmHg

RR : 22 x/i

HR : 82 x/i

Skala nyeri 6 berubah

menjadi 3

A :

Nyeri (sakit kepala)

P :

Menganjurkan kepada

klien untuk terus

melatih teknik yang

telah diajarkan.

(35)

memenuhi kebutuhan untuk

toileting, makan atau minum.

b. Menjelaskan kepada klien,

dengan bahasa yang jelas dan

dapat dimengerti klien

mengenai keterbatasan

pergerakan dan gangguan

sensori yang dimilikinya tentang

penyebab, rencana tindakan

yang harus dilakukan.

c. Mengorientasikan klien

terhadap ruangan dan

lingkungan tempat klien tinggal,

termasuk orang yang dapat klien

hubungi atau panggil bila klien

membutuhkan bantuan

d. Bersama – sama klien,

melakukan pengaturan peralatan

atau dekatkan alat-alat yang

klien butuhkan terutama dalam

hal makan, minum, toileting,

dan bicarakan dengan klien

posisi masing-masing alat untuk

penempatannya sehingga mudah

dijangkau oleh klien.

e. Memfasilitasi alat – alat yang

dapat klien gunakan untuk

membantu mobilisasi seperti

tongkat atau side walker di

dinding ruangan.

f. Modifikasi ruangan bersama

keluarga untuk mengurangi

tidak ragu lagi bila

berjalan mandiri

O :

Susunan ruangan

menjadi tertata baik,

A :

Resiko cidera

P :

Menganjurkan kepada

keluarga untuk tetap

mempertahankan

susunan ruangan agar

(36)

resiko jatuh atau cedera

(Lingkungan yang aman bagi

lansia) menghindari ruangan

yang tidak teratur, seperti

penempatan kursi yang mudah

di jangkau atau tidak

menghalangi jalan, pencahayaan

ruangan, menyediakan keset di

(37)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan

manusia. WHO dan Undan-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

lanjut usia menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua.

Perubahan-perubahan akan terjadi pada manusia seiring bertambahnya usia. Pada

lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara

perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang terjadi.Pada usia lanjut banyak terjadi perubahan fisiologis pada

fungsi organ-organ tubuh yang dapat menjadi faktor pencetus terjadinya berbagai

penyakit, salah satunya adalah nyeri. (Wahjudi Nugroho, 2008)

Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu, termasuk

juga lansia.Nyeri merupakan alasan paling umum seseorang mencari perawatan

kesehatan.Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik klien maupun tenaga

kesehatan.Nyeri dapat menjadi faktor utama yang menghambat kemampuan dan

keinginan inviduuntuk pulih dari suatu penyakit. (Potter & Perry, 2005)

Nyeri terkait erat dengan kenyamanan karena nyeri merupakan faktor utama

yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seorang individu.Klien merespon

terhadap nyeri yang dialaminya dengan berbagai cara., misalnya berteriak,

meringis, dan sebagainya. Oleh karena nyeri bersifat subjektif, perawat mesti peka

terhadap sensasi nyeri yang dialami klien. (Asmadi, 2008)

Studi secara konsisten menunjukkan nyeri yng tidak ditangani dengan baik

adalah suatu masalah. Penggunaan analgesic menurun seiring bertambahnya usia,

dan lansia menambah sejumlah kecil nyeri pada saat masuk ke klinik. Suatu studi

pada penghuni rumah perawatan lansia melaporkan bahwa 83% mengalami nyeri,

banyak berada pada tingkat berat.

Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai,baik di praktek

seorang dokter umum, maupun di praktek seorang spesialis. Di praktek seorang

(38)

kepala. Di Amerika Serikat telah dicatat bahwa terdapat 25 juta penderita, yang

menyebabkan hilangnya 180 juta hari krja dan menyebabkan biaya yang terbuang

10 milyar dolar.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, didapatkan bahwa mayoritas lansia

memiliki kualitas hidup dalam kategori baik sebanyak 75%.Didapat dasi survey

yang dilakukan seorang peneliti dari pernyataan sebuah kuesioner data demografi.

(Sagala, 2006)

Berdasarkan hasil pengkajian terhadap klien, maka penulis akan

mengangkat judul ”Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui, memahami dan memberikan asuhan keperawatan pada

lansia yang mengalami gangguan kenyamanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada Ny. S dengan masalah kebutuhan

dasar nyeri.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan masalah

kebutuhan dasar nyeri.

c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S dengan

masalah kebutuhan dasar nyeri.

d. Melakukan implementasi pada Ny. S dengan masalah kebutuhan

dasar nyeri.

e. Melakukan evaluasi pada Ny. S dengan masalah kebutuhan dasar

(39)

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Agar mampu memahami tentang bagaimana asuhan keperawatan pada

lansia dengan gangguan nyerisehingga dapat meningkatkan kesehatan

lansia yang ada di masyarakat.

2. Bagi Institusi

Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang asuhan

keperawatan pada lansia dengan gangguan nyeri dan dapat lebih banyak

menyediakan referensi-referensi buku tentang keperawatan gerontik.

3. Bagi Masyarakat

Agar lebih mengerti dan memahami tentang asuhan keperawatan pada

lansia dengan gangguan nyeri untuk meningkatkan mutu kesehatan lansia

(40)

Asuhan Keperawatan pada Ny. S Dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri

di Kelurahan Harjosari I

Medan-Amplas

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh Lufi Aprilia

102500062

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

(41)
(42)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas” ini. Karya Tulis Ilmiah merupakan salah satu syarat yang harus dibuat guna melengkapi persyaratan dalam penyelesaian Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian penulisan ini, penulis banyak menerima bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembatu Dekan I Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns, CWCCA, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini

5. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS selaku dosen penguji

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan dukungannya

7. Ayahanda, kakak dan abang tercinta, serta kamu yang disana ( Mr.U ) yang

selalu menyayangi, mencintai, mendoakan, memberikan dukungan dan

nasehat, serta senantiasa memberikan yang terbaik

8. Sahabat-sahabatku, Ade Irma Lubis, Sri Kam Ulina, Wijaya Pranata, Chalida

Sari Tanjung, Citra Ayu Setiani, Fatma Dewi Kartika, Melisari, Chaera Alhani,

Ulfa Anggraini dan seluruh teman-teman Fakultas Keperawatan stambuk 2010,

serta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu yang

(43)

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa

banyak kesulitan yang dihadapi, namun berkat usaha dan ridho Allah SWT serta

dukungan semuanya, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan walau

masih jauh dari kata sempurna.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan karunia-Nya kepada semua pihak

yang telah membantu, mendukung dan memberikan dorongan kepada penulis.Dan

semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak

yang berkepentingan serta bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan

profesi Keperawatan.

Medan, Juli 2013

(44)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

Bab II Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri ... 4

1. Pengkajian ... 7

2. Analisa Data ... 10

3. Rumusan Masalah ... 11

4. Perencanaan ... 11

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 15

1. Pengkajian ... 15

2. Analisa Data ... 25

3. Rumusan Masalah ... 26

4. Perencanaan ... 27

5. Implementasi ... 31

6. Evaluasi ... 31

Bab III Penutup ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35

Daftar Pustaka ... 36

Referensi

Dokumen terkait

Some techniques blur the same image at different scales and levels of blur using a Gaussian function; the keypoints are the points that remain as maximas at different levels of blur

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menerima sanksi

In this research, 3D data capturing for 3D cadastre was one of the main objectives, the authors proposed a rapid indoor building surveying methodology suitable

Volume II-2/W1, ISPRS 8th 3DGeoInfo Conference & WG II/2 Workshop, 27 – 29 November 2013, Istanbul, Turkey.. its implementation demonstrated that RESTful web services can be used

The RSPO Re-Certification assessment of PT Swakarsa Sinarsentosa is scheduled to commence from 16 – 20 October 2017 The assessment shall be carried out for 1

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXVIII-3/W22, 2011 ISPRS Conference PIA 2011, 5-7 October, Munich,

4.3.1 Disajikan beberapa gambar Peta pulau Wilayah Indonesia ( peta pulau jawa Kalimantan sumatra,sulawesi irian jaya dll), Siswa dapat menceritakan lisan atau tulisan

Siswa dapat memainkan alat musik melodis sesuai dengan irama lagu tersebut.. 4.2 Menyanyikan lagu wajib dan daerah nusantara dengan