LAMPIRAN
Gambar 1.1 Pembungkusan Arsip
Gambar 1.3 Rak Arsip
Gambar 1.5 Memasukkan Arsip dalam Boks
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Hadi .Cara-Cara Pengolahan Kearsipan Yang Praktis dan Efisien. Jakarta: Djambatan, 1997
Bartos, Basir. Manajemen Kearsipan : untuk lembaga negara, swasta dan perguruan
tinggi. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.
Hermawan S, Rachman dan Zulfikar Zen. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan
Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Martono, Budi. Arsip Korespondensi : Penciptaan dan Penyimpanan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997.
Martono, Budi. Penataan Berkas Dalam Managemen Kearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar, 1992
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
1992.
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan umum. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2000.
Sedarmayanti. Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung: Mandar Maju, 2003.
Sulistyo , Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sutarno, NS. 2000. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
Syahrial, Pamunjak. Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.
Widjaja, A.W. 1990. Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.
Wursanto. 1991. Kearsipan I. Yogyakarta: Kanisius.
BAB III
Rekonstruksi Arsip Konvensional Pada Kantor Perpustakaan¸Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan
3.1 Sejarah Perpustakaan
Kantor Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan pertama
kali dibentuk tahun 2003 dengan nama Bagian Arisp dan Perpustakaan Setdakab
Asahan yang berada dilingkungan Sekretariat Kantor Bupati Asahan¸ berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 3 Tahun 2003 tentang Perubahan
Pertama atas Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 01 Tahu 2001 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Asahan¸
Sekteraris DPRD Kabupaten Asahan¸ Kecamatan dan Kelurahan.
Dengan Susunan Organisasi:
1. Kepala Bagian Arsip dan Perpustakaan Setdakab Asahan.
2. Sub Bagian Pegelolaan Arsip.
3. Sub Bagian Pembinaan Arsip.
4. Sub Bagian Pengelolaan Perpustakaan
Pada Tahun 2007 Bagian Arisp dan Perpustakaan Setdakab Asahan diubah
namanya menjadi Kantor Perpustakaan¸ Arsip Kabupaten asahan. bertempat di Jl.
HOS. Cokroaminoto No. 30 A Kisaran.
Pada Tahun 2008 Kantor Perpustakaan¸ Arsip kabupaten Asahan diubah lagi
namanya menjadi Kantor Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 7 tahun 2008 tangga 09
April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja.
Dengan susunan organisasi sebagai berikut :
1. Kepala Kantor.
3. Seksi- seksi:
-Seksi Perpustakaan.
-Seksi Arsip.
-Seksi Dokumentasi.
STRUKTUR KANTOR PERPUSTAKAAN¸ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN ASAHAN
Sumber : Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi 2008
Dengan adanya struktur organisasi akan dapat diketahui gambaran yang jelas
tentang kedudukan dan tanggung jawab serta tugas dari masing-masing bagian dalam
lembaga tersebut.
3.2Visi dan Misi
Kantor Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan memiliki visi
dan misi sebagai berikut :
3.2.1 Visi
Terwujudnya Masyarakat asahan yang Gemar Membaca¸ tertib Arsip dan
Dokumentasi dibarengi Keimanan dan Ketagwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI ARSIP SEKSI
DOKUMENTAS I
3.2.2 Misi
a. Meningkatkan pelayanan bagi pemustaka¸ pengguna arsip dan dokumentasi
melalui kegiatan semua jenis perpustakaan dan arsip.
b. Meningkatkan jumlah koleksi karya cetak¸ karya rekam¸ karya tulis dan
naskah-naskah dokumen sebagai hasil bjudaya bangsa.
c. Melakukan pembinaan dan pengenbangan semua jenis perpustakaan dan kearsipan
pada instansi pemerintahan¸ swasta dan masyarakat.
d. Meningkatkan pengetahuan teknis bagi petugas pengelola perpustkaan dan
kearsipan
3.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung kegiatan kerja di Kantor
Perpustakaan¸Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan Sebagai berikut :
a. Gedung Kantor
Ukuran luas tanah : 2.744 m2 (56 x 49 m)
Ukuran luas bangunan : 648 m2 (41 x 12 m dan 12.30 m x 12¸35 m)
Ruang baca anak : 60¸25 m2
Ruang baca umum : 239¸ 4 m2
Ruang referensi : 34¸56 m2
Ruang baca remaja : 60¸05 m2
Ruang pengolahan : 30¸24 m2
Ruang sirkulasi : 19¸20 m2
Ruang internet : 39¸00 m2
Ruang sekretariatan : 30¸00 m2
Ruang kepala kantor : 39¸50 m2
Ruang KTU : 31¸65 m2
Ruang aula : 147¸6 m2
Ruang arsip : 8 m2 x 12 m2
GOL/RUANG PENDIDIKAN JLH
3.3.2 Koleksi Buku Perpustakaan
Judul Buku = 12.922 judul
Jumlah eksamplar = 34.002 eksamplar
3.3.3 Peraturan perpustakaan
1. Jam Buka perpustakaan
Senin - Jum’at : jam 07.30 – 16.15 wib
Sabtu – Minggu : jam 08.00 – 13.00 wib
2. Sistem layanan terbuka¸ yaitu pengunjung datang ke Perpustakaan Umum
Kabupaten Asahan untuk membaca baik pelajar¸ mahasiswa dan masyarakat umum
sesuai jam layanan yang telah ditentukan degan terlebih dahulu melapor kebagian
sirkulasi untuk mengisi buku tamu / pengunjung yang tersedia setelah petugas
sirkulasi member kartu bagi pengunjung dan selanjutnya diperbolehkan masuk ke
ruang baca sesuai yang diinginkan oleh pengunjung
3. Peminjaman buku¸ persyaratan untuk meminjam buku perpustkaan umum yaitu:
harus memiliki kartu keanggotaan perpustkaan yang dikeluarkan perpustakaan umum
Kabupaten Asahan¸ setiap peminjaman buku harus menunjukkan kartu anggota
perpustakaan¸ buku yang dipinjamkan adalah apabila jumlah buku lebih dari dua
eksampar perjudul¸ buku yang boleh dipinjamkan maksimal dua judul¸ buku dapat
dipinjam selama-lamanya tiga hari¸ apabila buku yang dipinjam rusak atau hilang
harus diganti dengan buku baru¸ setiap peminjaman buku harus melapor pada bagian
sirkulasi¸ bagi pelajar yang akan meminjam buku harus membawa surat jaminan yang
ditanda tangani keapla sekolah masing-masing¸ bagi mahasiswa dan masyarakat
umum yang akan menminjam buju harus meningkalkan jaminan berupa fotocopy
KTP/SIM.
4. Penggunaan internet
Setiap pengunjung yang menggunakan internet harus memiliki kartu anggota
pustaka¸ mendaftar kepada petugas dengan menunjukkan kartu anggota pustaka¸
5. Pembuatan kartu anggota
Bagi pengunjung perpustakaan yang akan menjadi anggota pustaka harus mengisi
formulir yang telah disediakan oleh petugas dan setelah formulir diiisi kemudian
diserahkan kepada petugas dengan melampirkan foto copy KTP dan pas photo ukuran
4x6 sebanyak 2 lembar¸ selanjutnya petugas akan menerbitkan kartu anggota pustaka
dan setelah selesai akan diserahkan kepada anggota pustaka.
3.4 Rekonstruksi Arsip Kantor Perpustakaan,Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan
3.4.1 Pemilahan Arsip / Penyortiran Arsip
Pemilahan arsip dilakukan untuk membedakan antara arsip dan non arsip¸ yang
berupa arsip diberkaskanSedangkan non arsip dan duplikasi yang berlebihan dapat
dimusnahkan, contohnya : blanko kosong, ordner, sampul, amplop, duplikat dll.
Pemusnahan non arsip dan duplikasi yang berlebihan di Perpustakaan¸Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Asahan biasanya di bakar karena itu sudah tidak dibutuhkan
lagi. Setelah melakukan pemilahan arsip lalu tahap selanjutnya adalah pemberkasan
arsip.
3.4.2 Pemberkasan arsip
Pemberkasan arsip dimaksudkan untuk mengelompokkan atau menggabungkan
arsip¸ pembuatan klasifikasi masalah sebagai dasar untuk menyusun kartu-kartu
deskripsi¸ di Perpustakaan¸Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan
pengelompokan arsip berdasarkan pola subyek atau masalah.
3.4.3 Pendeskripsian arsip
Deskripsi arsip merupakan kegiatan merekam informasi setiap series arsip. Arsip
Tabel 4 Kartu deskripsi
Pencipta Arsip: Pembantu Bupati
Wil. I
Inisial sementara:
Petugas/No : pegawai
perpustakaan kab. Asahan
No
Definitif:
01
Kode: 100 Indeks:
laporan BAPPEDA
Isi Masalah Arsip: Paparan Bupati
KDH TK. II Asahan dalam rangka
rapat koordinasi pembangunan
TK. I Sumatera Utara
Keterangan: Arsip BAPPEDA Jumlah: 8 Tahun:
1990
3.4.4 Penomoran Definitif dan Penataan Fisik Arsip
Setelah seluruh arsip dilakukan pendeskripsian pada kartu
deskripsi,selanjutnya dilakukan penomoran definitif dan penataan fisik arsip.
Kegiatan ini meliputi : penentuan skema arsip, pengelompokan dan penomoran kartu
deskripsi serta penomoran definitif dan penataan fisik arsip.
a. Penentuan Skema Arsip
Skema arsip merupakan susunan kelompok arsip yang dibuat
berdasarkansubyek/fungsi-fungsi organisasi atau klasifikasi arsip instansi bagi yang
telah memiliki system penataan arsipnya.
b. Pengelompokan dan Penomoran Definitif Kartu Deskripsi
Pengelompokan kartu deskripsi dilakukan berdasarkan skema arsip yang telah
ditentukan sebelumnya. Kartu deskripsi yang telah tersusun berdasarkan skema,
diberi nomor definitif yang akan digunakan sebagai nomor penyimpanan berkas.
Penomoran dilakukan secara berurutan sesuai sususnan pada skema arsip dari nomor
1,2,3 dan seterusnya sehingga seluruh series arsip selesai.
Tabel 5 Penomoran definitive kartu deskripsi
Kartu Deskripsi
No Sub Masalah
1 Expose pembantu bupati wil. I dalam rangka rapat koordinasi pembangunan TK. II Asahan
2 Expose camat meranti dalam rangka kunjungan team penilaian perlombaan kecamatan TK. II Asahan
3 Laporan bupati KDH TK. II Asahan tentang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan semestrer II
Penomoran Definitif dan Penataan Fisik Arsip
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan pada susunan kartu deskripsi yang telah
dilakukan penomoran definitifnya. Apabila terjadi penggabungan kartu deskripsi
dalam satu nomor definitif maka perlu dilakukan penggabungan fisik arsip sesuai
kesatuan series arsipnya. Langkah ini dilanjutkan dengan penomoran definitive pada
Tabel 6 Penomoran definitif pada pembungkus arsip
3.4.5 Memasukkan folder kedalam boks dan pelabelan boks
Memasukkan arsip dalam bok dan Penulisan Label Bok Setelah diberi nomor
pada sampul/pembungus maka arsip dimasukkan dalam bok dengan posisi baring dan
diurut mulai nomor 1 s.d nomor selanjutnya, sampai bok penuh atau isinya maksimal
18 cm. Bok sudah penuh maka tulislah label bok yang memuat : Nomor Bok, Isi bok,
unit kerja, tahun. Label bok berukuran : 15 Cm x 10 Cm. Catatan Isi Bok tidak boleh
ditulis masalah berkasnya,Contoh : berkas kepegawaian an. Amat / Nip. 5200001001.
Tetapi cukup nomor bungkus saja, maksudnya adalah untuk keamanan arsip. Pusat arsip daerah kabupaten asahan
Tahun : 1990 Kode: 100
Masalah : Pemerintahan
Sub masalah : Paparan bupati KDH TK. II Asahan dalam rangka rapat
koordinasi pembangunan
No bungkus : 1-8
Tabel 7 Label Boks
3.4.6 Membuat Daftar Pertelaan arsip
Membuat daftar pertelaan arsip yang berisi: nomor¸uraian masalah¸ sub masalah¸
KIN¸ tahun. pertelaan arsip berfungsi sebagai sarana penemuan kembali arsip¸ sarana
penyusutan¸ serta digunakan untuk membantu dalam menentukan nilai guna arsip dan
retensi arsip.
ARSIP DAERAH
KABUPATEN ASAHAN
No. Boks : 359
Masalah : Kepegawaian
No. Bungkus: : 1- 10
Tahun : 2004
KIN :
Tabel 8 Daftar Pertelaan Arsip
Masalah No Sub Masalah KIN Tahun
Pemerintahan 1 Paparan bupati KDH TK. II Asahan pada
rapat konsultasi priodik wil. IV
01 1991
Asahan dalam rangka kunjungan komisi
gabungan DPRD TK. I Sumatera Utara
01 1991
Pemerintahan 4 Laporan bupati KDH TK. II Asahan
tentang penyelenggaraan pemerintahan
pembangunan dan kemasyarakatan
01 1991
3.4.7 Penataan Arsip Dalam Rak Arsip Atau Roll O”pack
Tahap terakhir yaitu menata bok kedalam rak arsip. Arsip yang sudah tertata
dalam bok arsip dan di buatkan daftar arsip maka disimpan atau di tata pada tempat
penyimpanan arsip baik di rak arsip, lemari arsip.
3.5 Penyusutan dan Pemusnahan Arsip 3.5.1 Penyusutan Arsip
Kegunaan arsip pada umumnya tidak berlangsung untuk selama - lamanya¸
karena pada suatu waktu ada di antara arsip yang sudah tidak mempunyai daya guna
dan tidak perlu lagi disimpan secara terus menerus.
Penyusutan arsip adalah termasuk kegiatan yang harus dilakukan dalam
penataan arsip. Jadi salah satu kegiatan yang dilakukan dalam administrasi kearsipan
adalah menyingkirkan atau menyusutkan arsip yang dapat berupa pemindahan arsip
Adapun cara yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan¸ Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Asahan dalam proses penyusutan arsip adalah dengan
memisahkan arsip aktif dengan arsip in-aktif. Yang dimaksud arsip aktif disini adalah
arsip yang masih digunakan terus menerus bagi kelangsungan pekerjaan pada suatu
kantor atau organisasi¸ sedangkan arsip in-aktif adalah arsip yang sudah tidak
diperplukan lagi secara langsung dalam kegiatan kantor sehari-hari setelah kedua
arsip ini dipisahkan maka arsip yang masih aktif disimpan pada unit pengolah yakni
pada bagian administrasi¸ sedangkan arsip in-aktif dipindahkan dari unit pengolah ke
pusat penyimpanan ke pusat penyimpanan arsip agar tidak mengganggu keamanan
arsip yang masih aktif.
3.5.2 Pemusnahan Arsip
Pemusnahan arsip adalah aktivitas menghancurkan arsip yang telah habis
kegunaannya¸ pemusnahan dapat dilakukan dengan cara membakar arsip dengan
maksud agar sama sekali tidak terbaca lagi sehingga tidak dapat digunakan untuk
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Arsip yang tidak dikelola dapat mengakibatkan ruangan sempit, kotor, dan
suasana tidak nyaman sehingga dapat mengakibatkan kinerja pegawai bahkan
lembaga/organisasi menurun, demikian pula apabila arsip tidak ditata dengan baik
maka pencarian surat/arsip menjadi sulit dan lama sehingga dapat menghambat
dalam proses pengambilan keputusan.
2. Arsip yang disimpan secara teratur, berencana karena mempunyai suatu kegunaan
agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali. Arsip merupakan hal
yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan organisasi. Penataan arsip
yang benar harus sesuai dengan klasifikasinya agar arsip yang disimpan dapat
diketemukan kembali dengan cepat dan tepat.
3. Kendala yang dihadapi dalam penataan arsip ini adalah kurangnya jumlah tenaga
yang menangani bidang kearsipan, penataan arsip di Perpustakaan¸ Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Asahan sudah ditata dengan baik namun belum sempurna¸
sehingga proses penataan tidak dapat berjalan lancar.
4.2 Saran
1. Membutuhkan tempat penyimpanan yang luas, dan harus lebih menjaga kebersihan
ruang tempat penyimpanan arsip sehingga arsip yang berbentuk kertas tidak mudah
rusak.
2. Perlunya peningkatan kualitas SDM dengan cara mengikutsertakan pegawai yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perpustakaan
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1 Angka 1 menyebutkan bahwa “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,karya cetak, atau karya rekam secara professional dengan system baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi para pemustaka”.
Sedangkan ‘Sutarno, NS 2008, 164“Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan masyarakat pemakai”.
2.2 Pengertian Perpustakaan umum
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan tercetak serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Pengertian perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya (Hermawan 2006, 30).
Sedangkan ‘Sjahrial, Pemunjak 2000, 3 menyatakan bahwa Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan, dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan tersebut.
Selain kedua pendapat diatas (Sulistyo, Basuki 1993, 46) , mengemukakan bahwa “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”
Pendapat diatas mengemukakan bahwa, perpustakaan umum adalah perpustakaan
yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan
pendidikan dan sebagainya. Perpustakaaan ini dibiayai oleh dana umum serta jasa
yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma.
2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa
tujuanyang ingin dicapai. Menurut ‘Yusuf 1996, 18 , tujuan perpustakaan umum
antara lain :
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan umum;
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola, dan memanfaatkan informasi yag tersedia di Perpustakaan Umum;
3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum;
4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri;
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apreasiasi dan imajinasi masyarakat;
6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.
Sedangkan dalam manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh ‘Sulistyo-Basuki 1993, 46 dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai empat tujuan, yaitu:
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang baik; 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yag berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan
Selain uraian tersebut diatas dalam Buku panduan penyelenggaraan
(perpustakaan umum 1992, 6) , dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum dirinci
kedalam tiga jenis tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkaan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional. 2. Tujuan fungsional perpustaakan umum adalah:
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.
c. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri. d. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
e. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
f. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggug jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
g. Berpartisipasi aktif dengan menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. 3. Tujuan personal umum merupakan pernyataan formal yang terperinci
tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaliasi keberhasialannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum bertujuan
untuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
mereka.
2.2.2 Fungsi perpustakaan umum
Perpustakaan umum menyediakan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan
pada yang tercetak tetapi juga mencakup yang elektronik. Dengan tersedianya
koleksi, perpustakaan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Menurut Darmono fungsi perpustakaan secara umum yakni; “fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi kebudayaan, fungsi rekreasi, fungsi penelitian, dan fungsi deposit yaitu: perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan”.
Menurut ‘Yusuf 1996, 21’ fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
2. Fungsi informatif
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi , bacaan ilmiah popular berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang diperlukan pembaca.
3. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diukur perkembangannya melalui koleksi perpustakaannya
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah. Tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak,remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.
Sedangkan menurut ‘Sulistyo-Basuki 1993, 27 perpustakaan umum berfungsi
sebagai:
a. Sebagai saran simpan karya manusia
b. Fungsi informasi
Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan.
c. Fungsi rekreasi
Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dari bacaan ini disediakan oleh perpustakaan.
d. Fungsi pendidikan
Perpustakaan umum merupakan sarana pendidikan nonformal dan informasi, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat beajar dalam lingkungan pendidikan sekolah.
e. Fungsi kultural
Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mngembangkan apresiasi budaya masyarakat.
Dari uraian diatas dikemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi
edukatif, informasi, rekreasi, referensi, kultural, sebagai fungsi deposit dan sarana
simpan karya manusia dengan tujuan untuk nmemenuhi kebutuhan masyarakat.
2.2.3 Tugas perpustakaan umum
Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan
umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku pedoman umum penyelenggaraan
perpustakaan umum (2000, 5) “Tugas pokok perpustakaan umum adalah
menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka,
menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.
Sedangkan (Yusuf 1996, 18) menyatakaan bahwa tugas pokok perpustakaan
umum adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintahan dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat.
2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustakayang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin.
4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk membaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Dari kedua pendapat diatas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum
adalah menyediakan, memelihara dan mendayagunakan bahan pustaka untuk dibaca
agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi daam
pembangunan nasional.
2.3 Pengertian Arsip
Kearsipan merupakan salah satu pekerjaan yang dikelola setiap instansi atau
organisasi pemerintah maupun swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan yang
berhubungan dengan penyimpanan surat-surat atau dokumen-dokumen penting.
Kata arsip berasal dari Bahasa Belanda yakni Archief. Menurut Atmosudirjo
Archief dalam Bahasa Belanda mempunyai beberapa pengertian sbb:
1. Tempat penyimpanan secara teratur bahan-bahan arsip¸ bahan-bahan tertulis¸piagam-piagam¸ surat-surat¸ Keputusan-keputusan¸ akte-akte¸ daftar-daftar¸ dokumen-dokumen¸ peta-peta;
2. Kumpulan teratur dari pada bahan-bahan kearsipan tersebut;
3. Bahan-bahan yang harus diarsip itu sendiri (Wursanto¸Ig. 1991 : 14)
Arsip menurut Barthos (2009, 3) “Arsip dapat diartikan sebagai suatu badan yang melakukan segala kegiatan pencatatan penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat yang memiliki arti penting bagi pemertintah maupun instansi”.
Sedangkan pengertian arsip menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1971
tentang pokok-pokok kearsipan adalah:
1. Naskah-naskah yang dibuat dan dicetak oleh Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-Badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun dalam keadaan berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
Pengertian arsip menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2009 adalah:
Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dari pengertian arsip di atas dapat disimpulkan bahwa kearsipan berperan
penting dalam suatu organisasi dan merupakan bahwa informasi yang erat sekali
hubungannya dengan keputusan-keputusan yang harus diambil oleh pimpinan¸ baik
untuk kepentingan organisasi maupun untuk kepentingan pribadi.
Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN), arsip adalah segala naskah,buku, foto, film, mikrofilm, rekaman suara, gambar, peta, bagan atau dokumen-dokumen lain dalam segala macam bentuk dan sifatnya, aslinya dan salinanya, serta dengan segala penciptaannya, dan yang dihasilkan atau diterima oleh suatiu badan, sebagai bukti atau tujuan organisasi, fungsi-fungsi, kebijaksanaan-kebijaksanaan, keputusan-keputusan, prosedur-prosedur, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan pemerintaha yang lain, atau karena pentingnya informasi yang terkandung didalamnya.
Menurut (Margareth, Odell dan Earl, strong 1947, 336) Arsip adalah:
Sesuatu kertas, buku, potret, pilem kecil, peta, lukisan, bagan, kartu, pita magnetis, atau sesuatu salinan ataupun cetakan dari itu yang telah diciptakan atau diterima oleh suatu perusahaan atau satuan-satuan pelaksanaannya dan telah dipergunakan oleh perusahaan itu atau satuan pelaksanaannya ataupun penggantinya sebagai bukti dari kegiatan-kegiatannya atau karena adanya keterangan yang terkandung di dalamnya.
Istilah arsip menurut (Sedarmayanti 2003, 8) meliputi 3 pengertian, yaitu:
1. Kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan 2. Gedung penyimpanan kumpulan naskah atau dokumen
3. Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau dokumen.
Berdasarkan informasi di atas maka dapat dikatakan bahwa arsip adalah
kumpulan naskah atau dokumen dalam bentuk apapun yang didalamnya memberikan
proses kegiatan suatu organisasi yang mempunyai kegunaan yang disusun menurut
sistem tertentu untuk mempermudah dalam penyimpanan dan penemuan kembali
dengan cepat dan tepat.
2.3.1 Fungsi dan Tujuan Arsip
1. Fungsi Arsip
Menurut (Sedarmayanti 2003,9) fungsinya dan kegunaannya arsip/dokumen
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Arsip dinamis, yaitu arsip yang dipergunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. Arsip dinamis dapat dirinci lagi menjadi dua yaitu:
1) Arsip aktif yaitu arsip yang masih dipergunakan terus menerus, bagi kelangsungan pekerjaan di lingkungan unit pengolahan dari suatu organisasi/kantor,
2) Arsip inaktif, yaitu arsip yang tidak lagi dipergunakan secara terus menerus atau frekuensi penggunaannya sudah jarang, atau hanya dipergunakan sebgai referensi saja.
b. Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelengaraan sehari-hari administrasi negara. Arsip statis ini merupakan pertanggung jawaban nasional bagi kegiatan pemerintah dan nilai gunanya penting untuk generasi yang akan datang.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 poin 3 sampai dengan 7 dijelaskan
mengenai beberapa pengertian arsip sebagaimana disebutkan di atas, yaitu:
1. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.
2. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang.
3. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus.
5. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan.
Selanjutnya menurut (Barthos 2009, 11) berdasarakan fungsinya arsip dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara; b. Arsip statis, yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.
Ketentuan fungsi arsip tersebut menegaskan adanya dua jenis sifat arti arsip
secara fungsional, yaitu:
a. Arsip dinamis sebagai arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya
menurut fungsinya,
b. Arsip statis sebagai arsip yang sudah mencapai taraf nilai yang abadi
khusus sebagai bahan pertanggungjawaban nasional/Pemerintahan.
Perbedaan fungsi ini menjadi dasar dalam pelaksanaan tugas dan
penguasaannya oleh Pemerintah.
2. Tujuan Arsip
Tujuan kearsipan merupakan kegiatan untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawabannasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan Pemerintah (Widjaja, A.W. 1986 : 102)
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa tujuan kearsipan
mencakup :
1. Menyediakan data atau informasi secara cepat dan tepat bagi yang
2. Menyimpan surat-surat/arsip menurut system tertentu untuk memudahkan
penemuan kembali pasa saat diperlukan
3. Menjamin keselamatan dan penanggungjawaban atas perencanaan
penyelenggaraan kearsipan bagi kelangsungan kegiatan kearsipan
berikutnya
4. Menyediakan bahan penanggung jawaban bagi kegiatan pemerintahan
untuk mencapai terwujudnya tujuan arsip tersebut maka dibutuhkan
pegawai kearsipan yang ahli mengolah surat-surat tersebut Menurut (Sedarmayanti 2003, 19) “
Tujuan kearsipan secara umum adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang rencana, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan, serta untuk menyediakan bahan petanggung jawaban tersebut bagi pemerintah”.
(Martono 1990, 24) mengatakan ada beberapa tujuan dari arsip, yaitu:
a. Menyediakan warkat jika diperlukan
b. Menghindari pemborosan waktu dalam mencari warkat yang diperlukan c. Mengumpulkan warkat-warkat yang memiliki hubungan antara satu dengan yang lain
d. Menghemat tempat penyimpanan
e. Mengamankan warkat yang penting baik dari bahaya pencurian ataupun kebakaran
f. Menjaga kerahasiaan jika warkat benar-benar perlu dirahasiakan Sesuai dengan tujuan kearsipan dapat diketahui bahwa peranan arsip sangat penting bagi organisasi ataupun instansi maka pengelolaan arsip harus sesuai dengan sistemnya untuk memudahakan penyimpanan dan penemuan kembali arsip pada saat dibutuhkan.
2.4 Rekonstruksi arsip
Kegiatan mengembalikan penataan arsip sesuai dengan konteks dan
penataanaslinya. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatur susunan lembaran arsip
dalam setiap file, susunan file dalam setiap series dan pengaturan series arsip yang
pengelompokan arsip terdiri dari grup, series, file dan lembaran. Series terdiri dari
file-file dan file terdiri dari lembaran-lembaran.
a. Group arsip adalah keseluruhan arsip yang dikelola oleh suatu organisasi/individu
pencipta arsip (creating agency) yang dihasilkan karena pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
b. Series arsip adalah kelompok arsip yang diatur sebagai suatu kesatuan unit
informasi karena kesamaan aktivitas, kesamaan urusan dan kesamaan bentuk
redaksi atau kerena adanya hubungan satu sama lain saat arsip diciptakan atau
diterima.
c. File adalah kelompok arsip yang diatur sebagai satu kesatuan informasi untuk
aktivitas organisasi sehari-hari dan pada umumnya merupakan untuk pembentukan
series arsip
d. Lembaran adalah unit arsip terkecil yang secara intelektual tidak dapat dibagi.
Misalnya: surat, nota dinas.
Penataan arsip sama dengan penataan berkas adalah mengatur , menyusun sehingga membentuk berkas sesuai dengan tipe dan kegunaan arsip bagi kepentingan pekerjaan. Dalam pemberkasan ini termasuk didalamnya mempersiapkan kelengkapan atau sarana serta penempatan berkas pada tempat penyimpanan (Boedi Martono, 1992 : 21).
Sedangkan menurut (Abubakar, Hadi 1991, 66) Menata berkas (filling)
mengatur, menyusun berkas-berkas sesuai dengan pola klasifikasi kearsipan yang
telah dibuat.
Menurut ( Karso 1987 : 99) penataan arsip disini dimaksudkan sebagai urutan langkah-langkah kerja dengan cara-cara tertentu yang dilakukan oleh petugas penyimpanan atau penataan arsip aktif sejak penerimaan surat yag sudah selesai, penyimpanan sampai dengan meletakkan arsip dalam filling cabinet.
apa yang perlu diikuti. Sehingga apabila diperlukan arsip itu dapat dikemukan dengan mudah dan cepat.
.
Kegiatan rekonstruksi untuk penataan arsip terutama untuk memperoleh
series- series arsip yang lengkap. Adapun langkah-langkahnya :
a. Pemilahan untuk memisahkan arsip dan non arsip. Yang dimaksud non arsip
antara lain berupa map, blanko kosong, duplikat arsip termasuk membersihkan berkas
arsip dari penjepit besi dan lainnya yang dapat merusak arsip dan menggantinya
dengan bahan-bahan yang tidak merusak arsip.
b. Pengelompokan arsip berdasarkan azas provenance. Arsip dikelompokan
berdasarkan perubahan struktur dan fungsi organisasi. Di samping itu arsip yang
bukan milik organisasi bersangkutan dipisahkan.
c. Penyusunan lembaran arsip kedalam file sesuai dengan system filing atau system
pemberkasan yang berlaku pada saat arsip tersebut diciptakan (original order).
d. Penyusnan file-file kedalam series arsip dilaksanakan secara sistematis.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dakam Rekonstruksi arsip;
a. Mendaftar arsip tidak berarti mendaftar setiap lembar arsip¸ melainkan setiap
kelompok/berkas arsip.
b. Dalam menangani arsip tidak dibenarkan member tanda atau tulisan dengan alat
apapun.
c. Berhati-hati dalam menangani arsip yang kertasnya rapuh.
Sementara itu, untuk arsip-arsip yang tidak teratur terdapat 3 (tiga) kategori,yaitu:
1.Arsip kacau, adalah arsip yang tidak teratur disebabkan terjadinya
percampuradukan antara arsip dengan non arsip, berserakan tidak beraturan.
2. Arsip dengan susunan kronologis, yaitu terdapat batas tahun yang masih jelas,
tetapi masalah satu dengan yang lainnya masih bercampur, begitu juga antara arsip
3. Arsip yang sudah tersusun secara fisik dalam boks. Secara fisik sudah terlihat
teratur namun apabila diperlukan, untuk penemuan kembali (retrieval)sulit
dilakukan karena tidak memiliki sarana jalan masuk.
2.5 Arsip Konvensional
Arsip Konvensional adalah arsip yang informasinya terekam dalam media
kertas berupa tulisan tangan atau ketikan.
2.5.1 Kekurangan dan Kelebihan Arsip Konvensional.
1. Kekurangan Arsip Konvensional, diantaranya :
a. Jumlah arsip selalu bertambah,
b. Investasi media penyimpanan,
c. Tempat penyimpanan yang terbatas, butuh ruang penyimpanan yang luas,
d. Pencarian kembali dokumen yang rumit, Inefisiensi kerja,
e.Kertas mudah rusak,
f.Pendistribusian dokumen antar pegawai yang kurang cepat dan efektif.
2. Kelebihan Arsip Konvensional, diantaranya :
a. Tidak tergantung pada hubungan listrik,
b.SDM tidak harus mampu mengoperasikan computer,
c.Aman terhadap virus computer.
2.6 Prosedur penataan arsip
a. Melakukan pemilahan arsip dan Nonarsip
langkah pertama adalah memisahkan antara arsip dan nonarsip misalnya : blanko
kosong¸ ordner¸ sampul¸ duplikat dll.
b. Pemberkasan/pengelompokkan arsip
yaitu pembuatan klasifikasi masalah sebagai dasar untuk menyusun kartu-kartu
deskripsi. Penyusunan ini biasa berdasarkan : pola klasifikasi¸ struktur organisasi¸
c. Pendeskripsian Arsip
Pendeskripsian arsip adalah pencatatan arsip berdasarkan ciri-ciri arsipnya. Kegiatan
pendiskripsian ini menggunakan sarana berupa kartu fiches. Pendiskripsian arsip
minimal terdiri dari 6 (enam) unsur yaitu bentuk redaksi, isi informasi, periode/kurun
waktu arsip, volume/jumlah arsip, tingkat perkembangan/kealian, serta kondisi arsip.
Disamping 6 unsur tersebut perlu ditambahkan lagi dengan beberapa keterangan yaitu
kode inisial pelaksana dan unit kerja asal arsip.
Table 1Contoh Kartu Deskripsi
Pencipta Arsip: Inisial Petugas/No
Sementara
No Definitif:
Kode: Indeks:
Isi Masalah Arsip:
Keterangan: Jumlah: Tahun:
Keterangan kartu deskripsi :
1. Pencipta Arsip : Nama lembaga/unit pencipta arsip.
2. Kode Petugas : Kode nama petugas yang menangani arsip.
3. No Sementara : Nomor yang bersifat sementara karena setelah semua arsip
dibuatkan daftarnya maka nomor ini akan diganti dengan nomor definitif/nomor
berkas yang tetap.
4. No Definitif : Nomor berkas yang tetap setelah dilakukan penggabungan berkas
yang sama dan dibuat daftarnya.
5. Kode : Kode klasifikasi yang ada pada arsip.
6. Indeks : Kata tangkap yang bisa mewakili isi arsip.
7. Isi Masalah Arsip : Menggambarkan informasi arsip secara lengkap.
9. Jumlah : Berisi informasi tentang jumlah arsip.
10. Tahun :Periode terbitnya atau tahun terciptanya arsip sejak awal hingga
ditutupnya suatu series arsip sebagai tanda selesainya kegiatan.
d. Penomoran Definitif dan Penataan Fisik Arsip
Setelah seluruh arsip dilakukan pendeskripsian pada kartu deskripsi,selanjutnya
dilakukan penomoran definitif dan penataan fisik arsip. Kegiatan ini meliputi :
penentuan skema arsip, pengelompokan dan penomoran kartu deskripsi serta
penomoran definitif dan penataan fisik arsip.
1. Penentuan Skema Arsip
Skema arsip merupakan susunan kelompok arsip yang dibuat berdasarkan
subyek/fungsi-fungsi organisasi atau klasifikasi arsip instansi bagi yang telah
memiliki system penataan arsipnya.
Contoh : - 800 ( Kepegawaian),900 (Keuangan ), 000 ( Umum ) dll.
2. Pengelompokan dan Penomoran Definitif Kartu Deskripsi
Pengelompokan kartu deskripsi dilakukan berdasarkan skema arsip yang telah
ditentukan sebelumnya. Series-series arsip yang telah dituangkan pada kartu deskripsi
dilakukan pemeriksaan ulang. Apakah series arsip tersebut merupakan series
tersendiri atau merupakan sub series sebagai bagian dari series arsip yang lain.
Apabila merupakan sub series dari series arsip lain maka perlu dilakukan
pengelompokan pada series tersebut setelah pemeriksaan series pada kartu deskripsi
telah dilakukan secara keseluruhan sehingga series telah menjadi kesatuan series arsip
tersendiri maka kemudian dilakukan penomoran definitif pada kartu deskripsi seluruh
series arsip tersebut. Penomoran dilakukan secara berurutan sesuai susunan pada
skema arsip dari nomor 1,2,3 dan seterusnya sehingga seluruh series arsip selesai.
3. Penomoran Definitif dan Penataan Fisik Arsip
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan pada susunan kartu deskripsi yang telah
dilakukan penomoran definitifnya. Apabila terjadi penggabungan kartu deskripsi
kesatuan series arsipnya. Langkah ini dilanjutkan dengan penomoran definitif pada
sampul/pembungkus arsip sesuai nomor urut series arsip pada nomor kartu deskripsi.
e. Memasukkan folder kedalam boks dan pelabelan boks
Memasukkan arsip dalam boks dan Penulisan Label Bok Setelah diberi nomor
pada sampul/pembungus maka arsip dimasukkan dalam boks dengan posisi baring
dan diurut mulai nomor 1 s.d nomor selanjutnya, sampai boks penuh atau isinya
maksimal 18 cm. Boks sudah penuh maka tulislah label bok yang memuat : Nomor
boks, Isi boks, unit kerja, tahun, label boks berukuran : 15 Cm x 10 Cm. Catatan Isi
boks tidak boleh ditulis masalah berkasnya,Contoh : berkas kepegawaian an. Amat /
Nip. 5200001001. Tetapi cukup nomor bungkus saja, maksudnya adalah untuk
keamanan arsip.
f. Membuat daftar pertelaan arsip
Tahap terakhir adalah membuat daftar pertelaan arsip yang berisi:
nomor¸uraian masalah¸ sub masalah¸ KIN¸ tahun. pertelaan arsip berfungsi sebagai
sarana penemuan kembali arsip¸ sarana penyusutan¸ serta digunakan untuk membantu
dalam menentukan nilai guna arsip dan retensi arsip.
Table 2 Contoh Daftar Pertelaan Arsip
Masalah No Sub Masalah KIN Tahun
g. Penataan Arsip Dalam Rak Arsip Atau Roll O”pack
Arsip yang sudah tertata dalam bok arsip dan di buatkan daftar arsip maka disimpan
atau di tata pada tempat penyimpanan arsip baik di rak arsip, lemari arsip.
2.7.1 Penyusutan Arsip
Penyusutan Arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara :
1. Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolahan ke unit kearsipan 2. Memusnahkan arsip sesuai ketentuan – ketentuan yang berlaku 3. Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepal.
Asip nasional (Abubakar, Hadi 1985, 98)
Adapun yang menjadi tujuan penyusutan arsip adalah :
1. Menghemat tempat, ruangan, peralatan 2. Menghemat biaya (cost).
3. Memudahkan menyimpan dan menemukan kembali arsip. 4. Menghemat waktu dan tenaga.
5. Lebih menjamin keamanan arsip. 6. Lebih menjamin pemeliharaan arsip. 7. Pemberdayaan kinerja kearsipan.
8. Pemberdayaan arsiparis. (Jonner, Hasugian 2002, 5).
2.7.2 Pemusnahan arsip
Pada prinsipnya pemusnahan arsip hanya dilakukan oleh lembaga induk
kearsipan, namun unit pengolah dimungkinkan untuk memusnahkan arsip.
Langkah- langkah pemusnahan arsip dilakukan melalui prosedur sebagai berikut :
1. Memisahkan arsip- arsip inaktif yang habis masa simpannya. Pemisahan ini bias
dilakukan dengan meneliti daftar arsip inaktif yang di simpan oleh unit kearsipan.
2. Arsip yang telah dimusnahkan akan dicatat dalam daftar pertelaan arsip yang akan
dimusnahkan.
3. Arsip yang diusulkan musnah harus dimintakan persetujuan dari pimpinan unit
pengolah pencipta arsip dengan melampirkan daftar pertelaan arsip usul musnah.
4. Arsip yang disetujui pimpinan unit pengolahan harus mendapatkan persetujuan
dari pimpinan organisasi. Jika arsip - arsip ditingkat regional, maka usulan review.
5. Arsip – arsip inaktif yang sudah disetujui unt7uk dimusnahkan dibuat daftar
pertelaan arsip yang dimusnahkan dan berita acara pemusnahan
Di pusat rangkap dua
6. Pemusnahan dilakukan secara total sehingga tidak dikenali lagi bentuk maupun isi
informasinya. Pemusnahan dapat dilakukan dengan cara pembakaran, pencacahan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Dalam era globalisasi saat ini masyarakat sangat membutuhkan informasi,baik
informasi tercetak maupun non tercetak, sama halnya dengan arsip, informasi di
dalam arsip sangat dibutuhkan bagi masyarakat yang membutuhkannya baik
masyarakat formal maupun non formal. Tersedianya informasi yang cepat dan tepat
sangat di butuhkan dalam kemajuan sebuah lembaga. Arsip sebagai sumber informasi
berfungsi sebagai alat ingatan¸ sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang
diperlukan dalam kegiatan perencanaaan¸ pengembangan¸ perumusan kebijaksanaan¸
pembuat laporan¸ penanggung jawaban¸ penilaian¸ dan pengendalian
setepat-tepatnya. Arsip harus dikelola dengan baik agar arsip tersebut dapat terjaga baik fisik
maupun informasinya sehingga tidak akan ada arsip hilang dan akan mudah
ditemukan sewaktu-waktu diperlukan. Arsip mempunyai peran penting bagi sebuah
kantor maka arsip perlu dikelola menggunakan sistem penataan arsip yang baik dan
benar¸ sehingga apabila ada pihak yang membutuhkan arsip tersebut akan dapat
disajikan dengan cepat dan tepat . banyak faktor yang mempengaruhi agar kearsipan
mempunyai citra yang positif antara lain adalah kerapihan¸penyimpanan¸ petugas
yang terdidik dan terampil¸ kemudahan untuk menyimpan¸menemukan arsip kembali
arsip¸ terjaminnya arsip dan sebagainya.
Mengingat arti pentingnya arsip maka perlu adanya sistem pengelolaan yang
sistematis¸ efisien dan efektif . arti pentingnya arsip bukan menjadi alasan untuk
menyimpan seluruh arsip yang dimiliki oleh perpustakaan. Hanya arsip yang
memiliki nilai guna tinggi yang perlu disimpan permanen. Apabila telah habis retensi
perlu dilakukan pemusnahan.
melakukan rekonstruksi¸ yaitu menata kembali arsip-arsip tidak teratur berdasarkan
kaidah-kaidah kearsipan. Agar arsip-arsip yang dimiliki tertata dengan baik¸ dan jika
suatu saat arsip tersebut digunakan¸ dalam penemuan kembali akan lebih mudah dan
cepat.
Untuk peranan kearsipan di Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi harus siap
menampung¸ menyimpan¸ memelihara dan mengamankan arsip-arsip daerah yang
statis. Tentu menampung arsip dari berbagai lembaga¸ kantor perpustakaan¸ arsip dan
dokumentasi kabupaten asahan perlu melakukan rekonstruksi arsip. Oleh karena itu¸
instrument penting dalam melakukan rekonstruksi arsip adalah survei. Sehubungan
dengan hal tersebut yang menjadi permasalahan dalam penulisan kertas karya ini
adalah langkah-langkah dan cara apa saja yang dilakukan oleh pihak perpustakaan¸
arsip dan dokumentasi dalam melakukan penataan arsip.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka penulis berminat menulis kertas karya ini dengan judul “REKONSTRUKSI
ARSIP KONVENSIONAL DI PERPUSTAKAAN¸ ARSIP DAN
DOKUMENTASI KABUPATEN ASAHAN”.
1.2 Tujuan Penulisan
Pada umumnya setiap pekerjaan mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai.
Demikian juga halnya dengan penulisan kertas karya ini. Adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam melaksanakan observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Melalui tulisan ini, penulis ingin menambah pengalaman dan pengetahuan
sebagai calon pustakawan, terutama dalam bidang penataan arsip dan juga untuk
mengetahui bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak Perpustakaan¸
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dalam menata arsip kembali agar
dimiliki tertata dengan baik¸ dan jika suatu saat arsip tersebut digunakan¸ dalam
2. Secara formal tulisan ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat ujian
Diploma III pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
1.3 Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul kertas karya ini, maka penulis mengadakan observasi pada
Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi bagian Rekonstruksi Arsip Konvensional. Di
sini penulis membatasi ruang lingkup observasi yakni hanya membahas tentang
Penataan Arsip yang tercetak dan terekam dalam bentuk kertas.
Agar penyusunannya lebih jelas, maka penulis membuat ruang lingkup, dibagi
dalam empat bab yaitu :
Bab 1 yaitu : Pendahuluan, dimana pada bagian ini merupakan penguraian kertas
karya secara umum yang berisikan latar belakang dan masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup dan metode penelitian.
Bab 2 yaitu : Tinjauan Pustaka, pada bagian ini menguraikan Rekonstruksi
arsip¸Pemilahan¸ Pemberkasan Deskripsi¸penomoran definitif¸
penataan fisik arsip¸ Pembuatan Skema¸ Manuver Kartu¸ Penataan
dalam Boks¸ membuat daftar arsip/Daftar pertelaan arsip¸Penataan
arsip dirak.
Bab 3 yaitu : Pembahasan dalam bab ini menguraikan tentang keberadaan seksi .
Prosedur rekonstruksi arsip.
Bab 4 yaitu : Kesimpulan dan Saran, pada bab ini penulis membuat kesimpulan
berdasarkan bahan bacaan dan hasil pengamatan langsung, serta
memberikan saran-saran.
1.4 Metode Penelitian
Penulisan kertas karya ini¸ penulis menggunakan metode penelitian sebagai
1. Studi Perpustakaan
Studi perpustakaan yang dilakukan untuk memperoleh bahan ilmiah yang
dipergunakan dengan cara mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
penulisan kertas karya.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara observasi langsung ke obyek yang
ditentukan pada permasalahan tersebut dan dilakukan wawancara dengan pegawai
Abstrak
Dalam era globalisasi saat ini masyarakat sangat membutuhkan informasi,baik
informasi tercetak maupun non tercetak, sama halnya dengan arsip, informasi di
dalam arsip sangat dibutuhkan bagi masyarakat yang membutuhkannya baik
masyarakat formal maupun non formal. Tersedianya informasi yang cepat dan tepat
sangat di butuhkan dalam kemajuan sebuah lembaga. Arsip sebagai sumber informasi
berfungsi sebagai alat ingatan¸ sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang
diperlukan dalam kegiatan perencanaaan¸ pengembangan¸ perumusan kebijaksanaan¸
pembuat laporan¸ penanggung jawaban¸ penilaian¸ dan pengendalian
setepat-tepatnya. Arsip harus dikelola dengan baik agar arsip tersebut dapat terjaga baik fisik
maupun informasinya sehingga tidak akan ada arsip hilang dan akan mudah
ditemukan sewaktu-waktu diperlukan. Arsip mempunyai peran penting bagi sebuah
kantor maka arsip perlu dikelola menggunakan sistem penataan arsip yang baik dan
benar¸ sehingga apabila ada pihak yang membutuhkan arsip tersebut akan dapat
disajikan dengan cepat dan tepat . banyak faktor yang mempengaruhi agar kearsipan
mempunyai citra yang positif antara lain adalah kerapihan¸penyimpanan¸ petugas
yang terdidik dan terampil¸ kemudahan untuk menyimpan¸menemukan arsip kembali
arsip¸ terjaminnya arsip dan sebagainya.
REKONSTRUKSI ARSIP KONVENSIONAL PADA
PERPUSTAKAAN¸ ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN ASAHAN
KERTAS KARYA
Diajukan sebagai suatu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) dalam bidang Perpustakaan dan
Informasi
DISUSUN OLEH: Tiwi Agusti
132201037
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan terselesaikannya kertas karya yang berjudul “Rekonstruksi Arsip Konvensional Pada Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan”.
Kertas karya ini merupakan tugas akhir penulis dan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Departemen Studi D3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga menyadari bahwa sepenuhnya semua ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan segenap jiwa dari keluarga yang tiada henti-hentinya memberikan limpahan kasih sayangnya pada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ayahanda Awalluddin Tanjung dan Ibunda Erna Wati Rangkuti, yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan moral maupun materil kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini. Berkat keduanya pulalah penulis dapat menyelesaikan jenjang studi sampai saat ini.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustomo, MS., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd., selaku Ketua Departemen Studi D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya dan juga selaku Dosen Pembaca, yang telah memberikan arahan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan kertas karya ini.
3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membantu, serta dengan sabar mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan kertas karya ini.
4. Kepada seluruh Staf Dosen Pengajar di Departemen Studi D3 Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
5. Bapak Dr. Jonner Hasugian, M.Si., selaku Kepala Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada seluruh Pegawai Administrasi Departemen Studi D3 Perpustakaan dan Informasi terutama Bang Suryawan yang telah memberikan segala kemudahan dan bantuan serta support luar biasa kepada penulis.
8. Kepada khusunya Kakak saya tercinta Dedek Ramayani Tanjung Spd, Lili Chayrani Tanjung SE serta seluruh keluarga yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, doa, semangat dan dorongan baik dari segi moril maupun materil kepada penulis.
9. Kepada teman saya Ratu Anggraini, Yunita Fauziah, Ulfa Nadia, Nur
Halimah Tussa’diah, Dewi Triani, Ida Farida Sinurat yang selalu
menyemangati saya.
10. Kepada Maida Murti Insany, Muhammad Ridwan Nugroho, Novri Winanda, Rio Ramadiansyah, Taufik Riadi Lubis, M. Budi Syahputra Nurul Fadilla, Maida Murti Insany, Akbar Reng-Reng, dan Iqbal Permana serta semua teman-teman D3 Perpustakaan angkatan 2013 yang telah memberikan warna selama perjalanan kuliah pada kurun waktu beberapa tahun terakhir ini,kalian luar biasa.
Semoga semua yang telah mereka berikan baik berupa bimbingan, bantuan, maupun pengorbanan dalam rangka menyelesaikan studi dan penulisan kertas karya ini mendapat imbalan berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan menuju kesempurnaan penulisan dan penelitian berkelanjutan dengan topik yang sama dikedepannya.
Medan, 28 Juli 2016 Penulis
Tiwi Agusti
DAFTAR ISI
2.1 Pengertian Perpustakaan…………... 5
2.2 Pengertian Perpustakaan Umun……... …………... 5
2.7 Penyusutan dan Pemusnahan Arsip………... 20
2.7.1 Penyusutan……….………...……….……… 21
2.7.2 Pemusnahan……….………...……….…… 21
3.4.4 Penomoran Definitif dan Penataan Fisik Arsip…………... 29
3.4.5 Memasukkan Folder Dalam Boks dan Pelabelan Boks…… 31
3.4.6 Membuat Daftar Pertelaan Arsip……….……… 32
3.4.7 Penataan Arsip Dalam Rak Arsip atau Roll O’Pack…….. 33
3.5 Penyusutan dan Pemusnahan Arsip……….……… 33
3.5.1 Penyusutan Arsip……….………... 33
3.5.2 Pemusnahan Arsip……….………... 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………..………... 35
DAFTAR PUSTAKA…………..………...…………..…… 36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1………....……… 42
Gambar 1.2……… 42
Gambar 1.3……… 43
Gambar 1.4……… 43
Gambar 1.5……… 44
Gambar 1.6……… 44
DAFTAR TABLE
Halaman
Tabel 1………....……… 18
Tabel 2………....……… 20
Tabel 3………....……… 26
Tabel 4………..……….. 29
Tabel 5………....……….... 30
Tabel 6………....……… 31
Tabel 7………....……… 32
Abstrak
Dalam era globalisasi saat ini masyarakat sangat membutuhkan informasi,baik
informasi tercetak maupun non tercetak, sama halnya dengan arsip, informasi di
dalam arsip sangat dibutuhkan bagi masyarakat yang membutuhkannya baik
masyarakat formal maupun non formal. Tersedianya informasi yang cepat dan tepat
sangat di butuhkan dalam kemajuan sebuah lembaga. Arsip sebagai sumber informasi
berfungsi sebagai alat ingatan¸ sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang
diperlukan dalam kegiatan perencanaaan¸ pengembangan¸ perumusan kebijaksanaan¸
pembuat laporan¸ penanggung jawaban¸ penilaian¸ dan pengendalian
setepat-tepatnya. Arsip harus dikelola dengan baik agar arsip tersebut dapat terjaga baik fisik
maupun informasinya sehingga tidak akan ada arsip hilang dan akan mudah
ditemukan sewaktu-waktu diperlukan. Arsip mempunyai peran penting bagi sebuah
kantor maka arsip perlu dikelola menggunakan sistem penataan arsip yang baik dan
benar¸ sehingga apabila ada pihak yang membutuhkan arsip tersebut akan dapat
disajikan dengan cepat dan tepat . banyak faktor yang mempengaruhi agar kearsipan
mempunyai citra yang positif antara lain adalah kerapihan¸penyimpanan¸ petugas
yang terdidik dan terampil¸ kemudahan untuk menyimpan¸menemukan arsip kembali
arsip¸ terjaminnya arsip dan sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Dalam era globalisasi saat ini masyarakat sangat membutuhkan informasi,baik
informasi tercetak maupun non tercetak, sama halnya dengan arsip, informasi di
dalam arsip sangat dibutuhkan bagi masyarakat yang membutuhkannya baik
masyarakat formal maupun non formal. Tersedianya informasi yang cepat dan tepat
sangat di butuhkan dalam kemajuan sebuah lembaga. Arsip sebagai sumber informasi
berfungsi sebagai alat ingatan¸ sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang
diperlukan dalam kegiatan perencanaaan¸ pengembangan¸ perumusan kebijaksanaan¸
pembuat laporan¸ penanggung jawaban¸ penilaian¸ dan pengendalian
setepat-tepatnya. Arsip harus dikelola dengan baik agar arsip tersebut dapat terjaga baik fisik
maupun informasinya sehingga tidak akan ada arsip hilang dan akan mudah
ditemukan sewaktu-waktu diperlukan. Arsip mempunyai peran penting bagi sebuah
kantor maka arsip perlu dikelola menggunakan sistem penataan arsip yang baik dan
benar¸ sehingga apabila ada pihak yang membutuhkan arsip tersebut akan dapat
disajikan dengan cepat dan tepat . banyak faktor yang mempengaruhi agar kearsipan
mempunyai citra yang positif antara lain adalah kerapihan¸penyimpanan¸ petugas
yang terdidik dan terampil¸ kemudahan untuk menyimpan¸menemukan arsip kembali
arsip¸ terjaminnya arsip dan sebagainya.
Mengingat arti pentingnya arsip maka perlu adanya sistem pengelolaan yang
sistematis¸ efisien dan efektif . arti pentingnya arsip bukan menjadi alasan untuk
menyimpan seluruh arsip yang dimiliki oleh perpustakaan. Hanya arsip yang
memiliki nilai guna tinggi yang perlu disimpan permanen. Apabila telah habis retensi
perlu dilakukan pemusnahan.
melakukan rekonstruksi¸ yaitu menata kembali arsip-arsip tidak teratur berdasarkan
kaidah-kaidah kearsipan. Agar arsip-arsip yang dimiliki tertata dengan baik¸ dan jika
suatu saat arsip tersebut digunakan¸ dalam penemuan kembali akan lebih mudah dan
cepat.
Untuk peranan kearsipan di Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi harus siap
menampung¸ menyimpan¸ memelihara dan mengamankan arsip-arsip daerah yang
statis. Tentu menampung arsip dari berbagai lembaga¸ kantor perpustakaan¸ arsip dan
dokumentasi kabupaten asahan perlu melakukan rekonstruksi arsip. Oleh karena itu¸
instrument penting dalam melakukan rekonstruksi arsip adalah survei. Sehubungan
dengan hal tersebut yang menjadi permasalahan dalam penulisan kertas karya ini
adalah langkah-langkah dan cara apa saja yang dilakukan oleh pihak perpustakaan¸
arsip dan dokumentasi dalam melakukan penataan arsip.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka penulis berminat menulis kertas karya ini dengan judul “REKONSTRUKSI
ARSIP KONVENSIONAL DI PERPUSTAKAAN¸ ARSIP DAN
DOKUMENTASI KABUPATEN ASAHAN”.
1.2 Tujuan Penulisan
Pada umumnya setiap pekerjaan mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai.
Demikian juga halnya dengan penulisan kertas karya ini. Adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam melaksanakan observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Melalui tulisan ini, penulis ingin menambah pengalaman dan pengetahuan
sebagai calon pustakawan, terutama dalam bidang penataan arsip dan juga untuk
mengetahui bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak Perpustakaan¸
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dalam menata arsip kembali agar
dimiliki tertata dengan baik¸ dan jika suatu saat arsip tersebut digunakan¸ dalam
2. Secara formal tulisan ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat ujian
Diploma III pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
1.3 Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul kertas karya ini, maka penulis mengadakan observasi pada
Perpustakaan¸ Arsip dan Dokumentasi bagian Rekonstruksi Arsip Konvensional. Di
sini penulis membatasi ruang lingkup observasi yakni hanya membahas tentang
Penataan Arsip yang tercetak dan terekam dalam bentuk kertas.
Agar penyusunannya lebih jelas, maka penulis membuat ruang lingkup, dibagi
dalam empat bab yaitu :
Bab 1 yaitu : Pendahuluan, dimana pada bagian ini merupakan penguraian kertas
karya secara umum yang berisikan latar belakang dan masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup dan metode penelitian.
Bab 2 yaitu : Tinjauan Pustaka, pada bagian ini menguraikan Rekonstruksi
arsip¸Pemilahan¸ Pemberkasan Deskripsi¸penomoran definitif¸
penataan fisik arsip¸ Pembuatan Skema¸ Manuver Kartu¸ Penataan
dalam Boks¸ membuat daftar arsip/Daftar pertelaan arsip¸Penataan
arsip dirak.
Bab 3 yaitu : Pembahasan dalam bab ini menguraikan tentang keberadaan seksi .
Prosedur rekonstruksi arsip.
Bab 4 yaitu : Kesimpulan dan Saran, pada bab ini penulis membuat kesimpulan
berdasarkan bahan bacaan dan hasil pengamatan langsung, serta
memberikan saran-saran.
1.4 Metode Penelitian
Penulisan kertas karya ini¸ penulis menggunakan metode penelitian sebagai
1. Studi Perpustakaan
Studi perpustakaan yang dilakukan untuk memperoleh bahan ilmiah yang
dipergunakan dengan cara mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
penulisan kertas karya.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara observasi langsung ke obyek yang
ditentukan pada permasalahan tersebut dan dilakukan wawancara dengan pegawai