• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN ALAT PRESS MEDIA JAMUR MANUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUJIAN ALAT PRESS MEDIA JAMUR MANUAL"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Proyek Akhir

ABSTRAK

PENGUJIAN ALAT PRESS MEDIA JAMUR MANUAL Oleh:

M ROBY HUSNI

Usaha home industri merupakan usaha mikro yang keberadaannya di Indonesia semakin mendapatkan perhatian pemerintah dan masyarakat sehingga jumlahnya semakin banyak. Terutama untuk industri jamur, selain digunakan sebagai obat jamur juga makanan yang bisa dimakan buat camilan. Untuk mendapatkan produk yang memiliki kualitas yang baik maka

sistem industri atau sistem operasional dalam pembuatan media jamur perlu dibenahi, selain itu untuk menjaga agar mesin bisa bekerja secara optimal maka perlu diadakan suatu

perawatan dan pemeliharaan terhadap mesin yang digunakan untuk produksi jamur.

Dalam membuat mesin press media jamur bahan yang digunakan ialah: besi plat, besi siku UNP, dan pipa. Dimana besi plat dan besi siku UNP digunakan untuk membuat kerangka,

sedangkan pipa digunakan untuk hoper.

Untuk mengetahui kapasitas produksi pada alat press media jamur manual ini, maka dilakukanlah pengujian pada alat press media jamur manual itu sendiri. Pengujian 10 baglog

dilakukan dengan 3 tahap, pengujian pertama dengan 3 baglog waktu yang diperlukan 1 menit dan, pengujian kedua dengan 6 baglog waktu yang diperlukan 2 menit, sedangkan pengujian ketiga 10 baglog waktu yang diperlukan 3 menit. Kapasitas produksi pada alat press media jamur manual ini adalah 180 baglog/jam.

(2)

Laporan Proyek Akhir

ABSTRACT

THE TESTING OF MANUAL PRESS TOOL IN MUSHROOM MEDIA By:

M ROBY HUSNI

Home industry is a micro enterprises which more increase presence in Indonesia because it gained the attention of government and society. Particularly in mushroom industry, it was not only use as a medicine but also as a snack. To get a product which has best quality then industry system and operational system in mushroom media production should be repair. To keep the machine can work optimally, it is necessary to care and maintenance of machine which used in mushroom media production.

In the process of manual press tool in mushroom media, the materials used are iron plate, UNP brackets, and pipe. Iron plate and UNP brackets used to make the framework while the pipe used to make hoper.

To know the production capacity of press tool in mushroom media then the testing was done in mushroom media. The testing of 10 baglog was done in 3 phases. First phases, 3 baglog took 1 minutes. Second phases, 6 baglog took 2 minutes. Third phases, 10 baglog took 3 minutes. The production capacity of the manual press tool in mushroom media is 180baglog/jam

(3)

Laporan Proyek Akhir

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama M. Roby Husni, dan dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 09 Oktober 1991. Penulis beralamat di jl. Pangeran Antasari Gg

Sadar No 21 Tanjung Karang Timur Bandar Lampung. Penulis anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Husni Arifin dan Ibu Lusiana K.N.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselsaikan di SDN 4 Sawah Berebes 2003, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Kartika II-2 Bandar Lampung pada tahun 2006, Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK 2Mei Bandar Lampung

pada tahun 2009.

Tahun 2009, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Lampung melalui jalur NON SPMB, dan diterima pada Program Studi Diploma III Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa

(4)

Laporan Proyek Akhir

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur penyusun kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, serta yang menguasai jagat raya dan seisinya, serta teladan dan panutan kita Nabi Muhamad SAW

Dengan ketulusan hati ku persembahkan karya ini untuk:

Ayah dan Ibu tercinta

Atas bimbingan, kasih sayang yang tulus yang tak pernah lelah, untuk doa dan kesabarannya saat menantikan keberhasilan ku.

Kakanda ku Tersayang

Yang telah bisa mengerti kesibukan saya sehingga bisa menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini. Inilah kakakmu, yang tengah mencari jalan hidup

Almamater Tercinta

Dimana tempatku belajar dan menimba ilmu sungguh proses yamg sangat berharga. Inilah saya dengan hasil sementara masih jauh dari kata sempurna.

(5)

Laporan Proyek Akhir

MOTTO

Berfikir, berkata dan berbuat baik dimanapun kita berada

(M Roby Husni)

Jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini

(M Roby Husni)

Hanya orang yang tulus hati, senantiasa aktif bekerja dan tidak mengenal lelah akan berhasil dalam meniti hidup.

(M Roby Husni)

Karena seungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S Al-Insyrah 94:5)

Saat yang paling membahayakan dating bersama kemenangan yang besar

(Christopher Columbus)

Hal yang terpenting dalam hidup bukanlah menjadi yang terbaik, melainkan berusahalah memberikan yang terbaik pada semua hal yang kita lakukan meski itu berat dan menyakitkan

(6)

Laporan Proyek Akhir

SANWACANA

Assalamu”alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNyah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

Judul laporan Tugas Akhir ini adalah “ PENGUJIAN ALAT PRESS MEDIA JAMUR MANUAL “ Laporan Proyek Akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa pada jenjang Studi Diploma III di Fakultas Universitas Lampung. Selain itu,

Tugas Akhir ini merupakan penerapan ilmu yang telah didapatkan selama proses perkuliahan dan merupakan salah satu media untuk menambah wawasan penyusun.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini dapat diselsaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

2. Bapak Harmen Burhanuddin, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lampung.

3. Bapak Zulhanif, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Mesin Universitas

Lampung.

4. Bapak Rudolf S Saragih S.T. M.T, selaku pembi,bing Proyek Akhir yang ditengah kesibukannya telah bersedia menyempatkan waktu untuk mebimbing penulis

(7)

Laporan Proyek Akhir

5. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T. selaku dosen penguji Proyek Akhir.

6. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu dan tenaganya kepada

penulis.

7. Ayahanda Husni Arifin dan Ibunda Lusiana K.N tercinta yang telah memberikan

bimbingan baik moral maupun materi yang selalu mengucurkan keringat, tenaga tanpa mengenal lelah atas kasih sayangnya dan selalu memberi semangat kepada penulis.

8. Kakakku tercinta Sari Nova Fesna tercinta yang telah memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis

9. Siti Mardeliza Dea yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

10.Staf dan Karyawan di Jurusan Teknik Mesin Unila.

11.Rekan seperjuangan Proyek Akhir Robi Pahmardon atas kerjasama team serta

kebersamaan membuat alat press media jamur manual.

12.Teman-teman semasa kuliah, Irsad, Sugi, Sepri, Dwi, Rendra, Ida, Yusi, Wilson, Taufik, Miftah, Irfan, Agustinus dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

(8)

Laporan Proyek Akhir

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Proyek Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat menharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Proyek Akhir ini berguna bagi kita semua khususnya dalam dunia teknologi tepat guna.

Bandar Lampung, April 2013

Penulis

(9)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini banyak pelaku usaha kecil menengah dibidang budidaya jamur tiram yang mulai berkembang tidak mampu memenuhi pesanan

jamur tiram dipasaran disebabkan alat pengepress media jamur yang ada untuk kapasitas yang banyak bekerja lambat, sedangkan pesanan para pelanggan semakin banyak dengan batas waktu pengerjaan yang singkat. Untuk membantu

para pengusaha jamur tersebut, maka dibuat alat press media jamur manual yang harganya terjangkau untuk pengusahaa kecil atau Home Industri, namun pembuatan alat didesain dengan bentuk yang lebih sederhana dan perawatannya lebih mudah, sehingga pengusaha jamur dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan untung yang besar, penulis tertarik untuk membuat dan menguji alat

press media jamur manual yang telah dibuat oleh saudara Robi Pahmardon untuk mengetahui perfoma dan kapasitas serta kualitas alat pengepress media jamur

(10)

Laporan Proyek Akhir 1.2 Tujuan Dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan proyek akhir dengan judul pengujian Mesin Press Media Jamur Manual sebagai berikut :

a. Mengetahui hasil pengujian alat press media jamur manual dan mekanis.

b. Mengetahui kapasitas hasil produksi yang dihasilkan dari alat press media jamur manual.

2. Manfaat yang diperoleh dari pembuatan alat press media jamur manual antara lain :

a. Melatih kreatifitas mahasiswa.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang dunia industri.

c. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam pembuatan mesin penggerak tangan.

d. Mempercepat proses produksi serta memperbaiki kualitas produksi dari mesin press media jamur sebelumnya.

(11)

3

Laporan Proyek Akhir 1.3 Batasan Masalah

Dengan memperhatikan beberapa permasalahan yang ada maka dalam pengujian Proyek Akhir ini hanya dibatasai pada perbandingan proses pengepressan media

jamur antara mesin press media jamur manual dengan mesin otomatis.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan proyek akhir ini terdiri dartugas akhir ini terdiri

lima bab, dan setiap beb berisikan sub–sub bab. Adapun sistematika penulisan laporan proyek akhir ini dapat diurakan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah yang diambil, dan sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori yang yang berisi teori-teori dasar yang bersesuaian dengan materi yang dibahas pada laporan proyek akhir.

III. METODE PROYEK AKHIR

Berisikan tentang metode penelitian, bahan dan peralatan penelitian,dan tahap pengujian alat press media jamur manual.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(12)

Laporan Proyek Akhir

V. SIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jamur

Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara

teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain

beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing

atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).

Jamur Tiram dalam bahasa Yunani disebut Pleurotus, artinya “ bentuk samping atau posisi menyamping antara tangkai dengan tudung”. Sedangkan sebutan nama

tiram”, karena bentuk atau tubuh buahnya menyerupai kulit tiram (cangkang

kerang). Dibelahan Amerika dan Eropa, jamur ini lebih populer dengan sebutan

Oyster mushroom, mempunyai tangkai tudung tidak tepat ditengah seperti yang lainnya. Asal usul jamur tiram berasal dari Negara Belanda, kemudian menyebar

(14)

Laporan Proyek Akhir

penelitian dan riset Badan Kesehatan Dunia (WHO), jamur tiram memenuhi

standar gizi sebagai makanan yang layak dikonsumsi, enak dimakan, tidak beracun, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi serta berkhasiat sebagai obat

berbagai macam penyakit.

Gambar 1. Jamur Tiram (id.wikpedia.org/wiki/jamur_tiram)

Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang awalnya tumbuh secara alami pada batang-batang pohon yang telah mengalami pelapukan, umumnya mudah di

jumpai di daerah hutan-hutan. Sementara itu di Indonesia sendiri budi daya jamur tiram baru mulai dirintis sejak lebih kurang tahun 1988. pada waktu itu petani atau

pengusaha jamur tiram masih sedikit sekali. Namun sesuai dengan laju perkembangan zaman, akhir-akhir ini jamur tiram mulai dilirik untuk dibudidayakan besar-besaran dengan metode yang lebih sophisticated, yakni tidak

mengandalkan batang pohon yang dinilai tidak efisien melainkan menggunakan hasil rekayasa teknologi moderen dengan memanfaatkan bahan media tanam dari

serbuk kayu (gergajian), jerami padi dan alang-alang.

(15)

7

Laporan Proyek Akhir

petani jamur lebih suka menggunakan media tanam dari serbuk kayu dan jerami,

karena bahan baku tersebut selain mudah didapat harganya juga relatif murah.

2.1.1. Siklus hidup

Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual.

Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada

kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina

membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada

kantung basidium.

Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid. Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada

(16)

Laporan Proyek Akhir

Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora

pada basidium. Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela). Dari spora yang terlepas ini akan

berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus). Kemudian hifa monokarion akan

mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan

hifa dikarion). Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa

ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.

2.1.2. Syarat pertumbuhan

Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur

dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai

bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar

(17)

9

Laporan Proyek Akhir

Gambar 2. Habitat alami jamur tiram (id.wikpedia.org/wiki/jamur)

Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya

matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.

Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah

memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya

(18)

Laporan Proyek Akhir

Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk

mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase

inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembapan 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.

Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan

terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).

Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan

iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.

2.1.3. Kandungan gizi

Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air,

(19)

11

Laporan Proyek Akhir

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan

kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi,

kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%.

Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori,

10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori

yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.

Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua

kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%.Jamur tiram juga mengandung 9

macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72%

Lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya

(20)

Laporan Proyek Akhir

vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2

(ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral utama tertinggi

adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman

dikonsumsi setiap hari.

2.1.4. Manfaat

Gambar 3. Jamur tiram sebagai bahan makanan (id.wikpedia.org/wiki/jamur)

Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan

kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam

(21)

13

Laporan Proyek Akhir

Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi

kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever,

diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol.

Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat

badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. Jamur tiram ini mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan

kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan. Adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans pada jamur tiram mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri,

dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol

(komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).

Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini

termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu lignoselulosa baik untuk pencernaan. USDA (United States Drugs and Administration) yang melakukan

penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40 %

(22)

Laporan Proyek Akhir

kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi

jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat mencegah timbulnya tumor.

2.2. Pengelasan

Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah atau lebih logam dasar (base metal) dengan cara pencairan material tersebut melalui masukan panas (het input).

2.2.1 Las listrik

Elektroda-elektroda yang digunakan untuk menekan benda kerja dengan tekanan yang cukup arus listrik akan mencairkan benda kerja sehingga membentuk paduan

yang kokoh. Bentuk hasil pengelasan ditentukan oleh bentuk-bentuk elektroda. Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa macam yaitu (Daryanto,

1987):

a. Mesin las arus searah (DC)

Pesawat las arus searah (DC) dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin maupun pesawat pembangkit lstrik yang digerakkan oleh motor listrik.

Mesin las DC ada dua macam, yaitu las stasioner dan mesin las portable. Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat-tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik permanen. Adapun mesin las portable yang memp[unyai bentuk relatif lebih kecil biasanya digunakan untuk

(23)

15

Laporan Proyek Akhir

Gambar 4. Mesin Las DC (Saputra, 2008)

b. Mesin las arus bolak balik (AC)

Mesin las arus AC meperoleh busur nyala dari transformator dimana di

dalam pesawat ini arus dari jaring-jaring listrik diubah menjadi arus bolak balik oleh transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk

mengelas sehingga mesin las ini disebut juga mesin las transformator. Mesin las ini mempunyai dua buah kumparan primer dililit oleh kawat tembaga berukuran lebih besar dengan jumlah yang lebih sedikit dan di

dalam transformator terdapat sebuah inti besi (regulator) yang dapat digerakkan untuk mengatur besarnya arus listrik dalam pengelas

(24)

Laporan Proyek Akhir 2.2.2 Las Oksi Asitilin

Pengelasan dengan oksi asitilin adalah proses secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas

asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam

pengisi. Proses penyambungannya dapat dilakukan dengan tekanan. Pembakaran gas C2H2 oleh oksigen (O2) dapat menghasilkan suhu panas yang sangat tinggi

sehingga dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu melakukan pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2

ditambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari suhu titik lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan logam tersebut yang cukup tebal. Oleh karena itu las ini sangat baik

untuk memotong logam. Namun, pemotongan dengan las ini tidak baik untuk memotong baja paduan misalnya steinless steel yang sangat peka terhadap oksidasi.

(25)

17

Laporan Proyek Akhir 2.2.3 Teknik Pengelasan

Sebelum proses pengelasan dilaksanakan sebaiknya mengetahui tentang teknik-teknik pengelasan untuk mengurangi tingkat kegagalan pada proses pengelasan.

Dalam mengelas pelat tipis, teknik-teknik ini sangat diperlukan. Ada beberapa hal yang harus diketahui tentang teknik pengelasan antara lain (Daryanto, 1993):

a. Menentukan arus tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan

yang diatur sesuai dengan kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan tegangan listrik yang

digunakan. Hal ini dikarenakan penggunaan tegangan tidak boleh terlalu tinggi hanya sekitar 55 volt sampai 85 volt. Hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja operator las. Tubuh manusia

tidak akan mampu menahan arus listrik dengan tegangan tinggi. Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada

ujung-ujung terminal) berkisar 55 volt sampai 85 volt, tegangan ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila nyala busur listrk sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40 volt, tegangan ini

disebut dengan tegangan kerja. Semakin besar diameter elektoda maka semakin besar pula arus yang terjadi.

b. Menyalakan dan mematikan elektroda

Untuk menyalakan atau membuat busur listrik perlu diperhatikan jenis

(26)

Laporan Proyek Akhir

sudah terhubung dengan kabel massa. Adapun cara menyalakan mesin

las arus DC dengan cara menggoreskan dengan arah naik turun. Elektroda digerakkan lurus ke bawah sampai menyentuh benda kerja

kemudian diangkat setinggi diameter elektroda.

2.3Penggerindaan

Penggerindaan adalah proses menghaluskan permukaan material yang dilakukan

oleh betu gerinda dengan jumlah mata potongan yang tak terhitung yang merupakan serbuk abrasive di permukaannya.

Pada dasarnya mesin gerinda berguna untuk menggerinda permukaan benda kerja sehingga rata dan halus, khususnya untuk mengasah pahat pemotong dari mesin

perkakas. Bentuk mesin ini ada yang duduk dan ada yang berdiri serta ada gerinda tangan. Yang dimaksud mesin gerinda duduk adalah mesin gerinda yang pemasangannya diikat dengan baut pada bangku kerja, sedangkan mesin gerinda

berdiri adalah mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi (Daryanto, 1987).

(27)

19

Laporan Proyek Akhir 2.4Pemotongan

Pemotongan dilakukan terhadap baja profil “U” yang digunakan sebagai kerangka

mesin dengan ukuran profil 50 mm x 33 mm x 2 mm. Selain pemotongan besi

baja profil U, pemotongan juga dilakukan pada pelat tipis yang mempunyai ketebalan 2 mm yang nantinya digunakan untuk pembuatan hooper, housing dan saluran pembuangan. Untuk pemotongan pelat kita menggunakan gerinda potong,

gergaji besi, gunting pelat dan terkadang menggunakan mesin las asitilin.

Gambar 8. Mesin Gerinda Potong

2.5Pengeboran (Drilling)

Pengeboran (drilling) dilakukan pada kerangka mesin bertujuan sebagai tempat dudukan baut. Pengeboran dilakukan agar komponen mesin dapat dibongkar pasang saat terjadi kerusakan sehingga dapat diganti dengan hanya melepas

(28)

Laporan Proyek Akhir

Gambar 9. Mesin Bor Tangan

2.6. Jenis-Jenis alat Pres media jamur.

Umumnya, pada proses pengepresan dilakukan dengan menggunakan alat bantu.Alat bantu tersebut dapat berupa alat bantu manual atau alat bantu

mekanis.

Adapun jenis-jenis alat pres media jamur, diantaranya:

2.6.1. Pengepress media jamur manual

(29)

21

Laporan Proyek Akhir

Fungsi alat : Pres baglog adalah suatu alat cetak yang digunakan khusus

untuk pembuatan baglog jamur.

2.6.2. Pengepress Log jamur 2 mata.

Gambar 11. Mesin press media jamur mekanik

Fungsi alat : Mengepress Log jamur dalam plastik agar padat Dimensi : 400 x 350 x 600 mm

Penggerak : EM 1/4 Hp 220 V 1 Ph

(30)

PENGUJIAN ALAT PRESS MEDIA JAMUR MANUAL

( Laporan Proyek Akhir)

Oleh

M ROBY HUSNI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(31)

PENGUJIAN ALAT PRESS MEDIA JAMUR MANUAL

Laporan Proyek Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

AHLI MADYA (A.Md)

Pada

Program Diploma III Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

Oleh

M ROBY HUSNI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(32)

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari data–data hasil pengujian yang telah dilaksanakan, maka penulis dapat menyimpulkan :

1. Cara kerja alat press media jamur manual terbilang cukup mudah yaitu dengan 2 operator, dimana operator pertama bertugas memasukan baglog kedalam hoper, kemudian operator kedua mengepress media jamur menggunakan tenaga manusia.

2. Hasil produksi pada alat press media jamur manual ini lebih banyak dibandingkan mesin press media jamur mekanis, kapasitas kerja pada alat press media jamur manual 180 baglog/jam sedangkan kapasitas kerja pada mesin press media jamur mekanis hanya 100 baglog/jam.

3. Hasil pengepressan pada alat press media jamur manual sangat dipengaruhi oleh operator, semakin cepat dalam proses pengepressan

media jamur semakin lebih banyak kapasitas produksi yang dihasilkan.

(33)

37

Laporan Proyek Akhir

Dari data–data yang telah didapat setelah melakukan pengujian alat press media

jamur manual, penulis dapat member beberapa saran diantaranya :

1. Pada alat press media jamur manual ini jauh lebih praktis penggunaannya dan lebih terjangkau harga nya dari mesin press media jamur mekanis, karena kapasitas produksi lebih banyak dan lebih cepat untuk memenuhi pesanan media jamur bagi pengusaha kecil atau ( home industi ).

2. Untuk kedepannya agar alat press media jamur manual lebih optimal produksinya, perlu ditambahkan 1 hoper lagi untuk meningkatkan kapasitas produksi media jamur yang lebih banyak.

3. Sebelum melakukan pengujian alat press media jamur manual, jangan lupa memberi pelumas pada as poros karena hal ini sangat penting saat

pengepressan alat media jamur manual, untuk menunjang hasil pengepressan yang optimal dan memperpanjang usia pakai alat press

(34)

Laporan Proyek Akhir

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jamur Tiram ... 6

2. Habitat alami jamur tiram ... 9

3. Jamur tiram sebagai bahan makanan... 12

(35)

Laporan Proyek Akhir

20. Kapur ... 27

(36)

Laporan Proyek Akhir

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Dan Manfaat ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Sistematika Penulisan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur ... 5

2.2. Pengelasan ... 14

(37)

Laporan Proyek Akhir

2.4. Pemotongan ... 19

2.5. Pengeboran (Drilling)………... . 19

2.6. Jenis-Jenis Alat Press Media Jamur……… 20

III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat ... 22

3.2. Alat Dan Bahan………... 22

3.3. Prosedur Percobaan………. . 28

3.4. Diagram Alur Pengujian……… ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian ... 31

4.2. Pembahasan……….. 34

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 35

5.2. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Z. 2006. Elemen Mesin 1. Refika Aditama. Bandung.

Daryanto. 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta. Jakarta. Daryanto. 1987. Mesin Perkakas Bengkel. Rineka Cipta. Jakarta.

Sularso, MSME. 1997. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Mesin. PT. Pradyna Paramita. Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6c27

(39)

xv

Laporan Proyek Akhir

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbandingan Komposisi Bahan Baglog ... 28

(40)

Judul Proyek Akhir : PENGUJIAN ALAT PRESS MEDIA JAMUR MANUAL

Nama Mahasiswa : M ROBY HUSNI Nomor Pokok Mahasiswa : 0905101014 Program Studi : DIII Teknik Mesin

Jurusan : Teknik Mesin

Fakultas : Teknik

Bandar Lampung, 25 April 2013

MENYETUJUI,

Ketua Program Studi

Diploma III Teknik Mesin Dosen Pembimbing

Zulhanif, S.T., M.T Rudolf S Saragih, S.T, M.T NIP.197304022000031002 NIP. 197008022000121001

MENGETAHUI, Ketua Jurusan Teknik Mesin

(41)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua Penguji : Rudolf S Saragih, S.T. M.T

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung

Dr. Ir. Lusmelia Afriani, D.E.A NIP 19650510 199303 2 008

Gambar

Gambar 1. Jamur Tiram (id.wikpedia.org/wiki/jamur_tiram)
Gambar 2. Habitat alami jamur tiram (id.wikpedia.org/wiki/jamur)
Gambar 3. Jamur tiram sebagai bahan makanan (id.wikpedia.org/wiki/jamur)
Gambar 4. Mesin Las DC (Saputra, 2008)
+6

Referensi

Dokumen terkait

dapat tumbuh pada media yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk. pertumbuhan dan produksinya yaitu lignin, karbohidrat (selulosa dan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah ultisol sebagai media tanam, berbagai jenis bahan kompos yaitu sampah pasar; jerami padi, limbah tanaman

Durian juga mengandung gula yang cukup banyak dengan sifatnya yang panas sehingga penderita diabetes dan ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi buah durian.. Fosfor dan zat besi

Jamur Tiram adalah salah satu jenis jamur yang populer dijadikan produk makanan. Untuk membudidayakan jamur diperlukan media tanam yaitu baglog. Meningkatnya permintaan jamur

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah ultisol sebagai media tanam, berbagai jenis bahan kompos yaitu sampah pasar; jerami padi, limbah tanaman

Jamur Tiram adalah salah satu jenis jamur yang populer dijadikan produk makanan. Untuk membudidayakan jamur diperlukan media tanam yaitu baglog. Meningkatnya permintaan jamur

Jenis bahan keras yang dapat dibuat produk kerajinan banyak sekali ragamnya. Bahan tersebut dapat berbentuk bahan keras alami atau organik dan bahan buatan atau anorganik

Pengaruh Pemberian Kompos Jerami dan Jenis Media tumbuh terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih ( Pleurotus ostreatus)4. Dipersiapkan dan disusun oleh : LIDIA MAKMUR NIM