ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
(Studi di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung)
( Tesis )
Oleh
MUHAMMAD ERLANDO JAYA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRACT
ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENTS BY GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS (SAP)
(Study on Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung )
By
MUHAMMAD ERLANDO JAYA
With Government Accounting Standards (SAP), the government administration hopes that every region can give a good finance report, accurately and on time.
This research purposed to know the presentation of region financial statement at Government Regency of DISPENDA Kota Bandar Lampung have been reserved base on Government Accounting Standards (SAP). And to know other inhibiting factor base on Government Accounting Standards (SAP).
The techniques or methods of research by the authors is a descriptive study. Types and sources of data used in this study consists of primary data and secondary data. Primary data consisted of interviews about the presentation of Financial Statements by the Board of Finance and asset management areas. Secondary data from the data or information relating to the financial statements.
The results showed that Belfast City government in preparing the financial statements have been based on the Government Regulation No. 24 of 2005 on the Governmental Accounting Standards. In preparing the consolidated financial success in the area affected by the factors supporting the human resources and other inhibiting factor. And some of the factors inhibiting the implementation of SAP is the limited capacity of human resources who control the Government Accounting System application areas and also limited software (computer) application program contained Accounting Standards reign.
ABSTRAK
ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
(Studi di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung)
Oleh
MUHAMMAD ERLANDO JAYA
Dengan adanya SAP ini diharapkan dapat menyajikan laporan keuangan pada pemerintah daerah dengan baik, akurat dan tepat waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penyajian Laporan Keuangan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi pemerintahan (SAP) dan juga untuk mengetahui faktor penghambat dalam penyusunan laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan.
Adapun teknik atau metode penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari hasil wawancara tentang penyajian Laporan Keuangan Daerah dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan aset daerah. Data sekunder berupa data atau informasi yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung dalam penyajian laporan keuangan daerah telah berpedoman pada Peraturan Pemerintah daerah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dan beberapa faktor penghambat dalam penerapan SAP adalah terbatasnya kemampuan sumber daya manusia yang menguasai aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintahan daerah dan juga terbatasnya software (perangkat komputer) yang terdapat program aplikasi Standar Akuntansi Pemerintahannya.
ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
(Studi di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung)
Oleh
MUHAMMAD ERLANDO JAYA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Judul Tesis : ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (Studi di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung)
Nama Mahasiswa : M u ham m ad E r l an do J aya
Nomor Pokok Mahasiswa : 1026021041
Program Studi : Magister Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Bambang Utoyo Drs. Yana Ekana PS, M.Si
NIP. 19630206 198803 1 002 NIP. 19610817 199003 1 004
2. Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Ari Darmastuti, M.A.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Bambang Utoyo _____________
Sekretaris : Drs. Yana Ekana PS, M.Si _____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Feni Rosalia, M.Si _____________
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Drs. Agus Hadiawan, M.Si
NIP. 19580109 198603 1 002
3. Direktur Program Pasca Sarjana Unila
Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.
NIP. 19530528 198103 1 002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Tesis dengan judul “Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintah (Studi di Dinas Pendapatan Kota Bandar
Lampung)” adalah karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara yang tidak
sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau
yang disebut dengan plagiatisme.
2. Hak Intelektual atas karya ilmiah yang diserahkan sepenuhnya kepada
Universitas Lampung.
Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya
ketidakbenaran, saya bersedia menanggung akibatnya dan mendapatkan sanksi
sesuai ketentuan.
Bandar Lampung, Desember 2012 Yang Membuat
Muhammad Erlando Jaya
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 18 Maret 1984, merupakan
anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Drs. Hi. Erpani S. Jaya dan
Ibu Thahera Achmad.
Jenjang akademis penulis berawal dari pendidikan Sekolah Dasar yang ditempuh
di SD Kartika II Bandar Lampung pada tahun 1996, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP Al – Kautsar Bandar Lampung dan lulus
pada tahun 1999. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum
SMU Negeri 3 Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada tahun 2002.
Kemudian pada tahun 2003 penulis diterima pada program S1 non regular Jurusan
Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung.
Selanjutnya pada tahun 2010 penulis menempuh pendidikan pada program
Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
M OT T O
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhan-mu lah hendaklah kamu berharap” {QS. Al-Insyirah (Kelapangan) : 5-7}
Yakinlah Allah akan menuntun seseorang Yang sedang menuntut ilmu dijalan-Nya untuk menemukan jalan yang tepat dalam merintis karir kehidupan agar
menikmati sukses dunia dan akhirat {Adya Ali Ahmad}
“Sesungguhnya lika-liku kehidupan baik manis maupun pahit merupakan pengalaman yang harus dijadikan bahan evaluasi diri dalam berbuat yang
P ER SEM BA H A N
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Sembah syukur ku panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat,
ridho serta karunia-Nya kepadaku
Dengan senantiasa bersyukur kepada-Nya, kupersembahkan karyaku ini kepada :
Ayah dan Ibu yang telah memberikan seluruh kasih sayang
Adik-adikku yang menjadi motivasi dalam menuntut ilmu
Seluruh keluarga besar
Teman-teman yang selalu mendukung
SANWACANA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmatNya
penelitian tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis dengan judul "Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintahan Studi di Dinas Pendapatan Daerah Kota
Bandar Lampung” adalah sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Magister
atau S-2 pada Program Pascasarjana Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung;
2. Ibu Dra. Ari Darmastuti, M.A., selaku Ketua Prodi MIP, terima kasih atas
dorongan, motivasi, pengarahan, bimbingan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini;
3. Bapak Dr. Bambang Utoyo, selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya
untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian
tesis ini;
4. Bapak Drs. Yana Ekana PS, M.Si., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaan
5. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si., selaku Penguji Utama pada ujian Tesis.
Terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal
terdahulu;
6. Bapak Darmawan Purba, S.IP, M.IP., selaku Pengelola E-jurnal MIP;
7. Bapak dan Ibu Staf Asdministrasi Fisip Unila;
8. Seluruh rekan-rekan yang telah memberikan dorongan semangat dan bantuan.
Peneliti menyadari bahwa dalam tesis ini tidak menutup kemungkinan terdapat
kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan
kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan penulisan tesis ini.
Demikianlah tugas akhir ini saya buat semoga bermanfaat baik khususnya untuk
diri saya pribadi, serta masyarakat luas.
Bandar Lampung, Desember 2012
Peneliti,
DAFTAR ISI
Halaman
PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penatausahaan Keuangan Daerah ... 7
B. Latar Belakang Munculnya SAP ... 9
C. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan ... 10
D. Perbandingan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 dengan Standar Akuntansi Pemerintahan ... 12
F. Faktor Penghambat dalam Penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah ... 15
G. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34
B. Jenis Data ... 35
C. Tempat dan Waktu ... 35
D. Fokus Penelitian ... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Teknik Analisis Data... 37
G. Sumber Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
1. Gambaran Umum Pemda kota Bandar Lampung ... 37
2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ... 50
3. Cakupan kegiatan/Wilayah Pelayanan ... 51
4. Konversi Penyajian Laporan Keuangan Daerah ... 52
B. Pembahasan ... 60
1. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Daerah ... 62
2. Analisis Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung ... 67
3. Faktor Penghambat dalam Penyajian Laporan Keuangan Daerah ... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perbandingan Kepmendagri No. 29 tahun 2002 dengan SAP ... 13
2. Data Kependudukan Kota Bandar Lampung Tahun 2010 ... 41
3. Data Kecamatan dan Kelurahan di Bandar Lampung ... 41
4. Struktur Realisasi Anggaran ... 56
5. Perbedaan Struktur APBD dengan Pengkodean yang lalu ... 56
6. Tabel Akun... 57
7. Kode Rekening Penganggaran Kepmendagri No.29 Tahun 2002 . 58 8. Kode Rekening Penganggaran PP No.24 Tahun 2005 ... 59
9. Tabel Pos-Pos Ekuitas ... 61
10.Format Laporan Realisasi Pemerintah Kota Bandar Lampung ... 75
11.Neraca berdasarkan PP No. 24 tahun 2005... 77
12.Neraca DISPENDA Kota Bandar Lampung ... 79
13.Laporan Arus Kas berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 ... 81
14.Saldo Kas di bendahara DISPENDA Kota Bandar Lampung ... 83
15.Daftar Persediaan DISPENDA Kota Bandar Lampung ... 84
16.Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ... 85
17.Format Neraca Laporan SKPD ... 86
18.Format Laporan Realisasi ... 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Klasifikasi Aset ... 61
2. Kerangka Konseptual ... 91
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perbandingan Kepmendagri No. 29 tahun 2002 dengan SAP ... 13
2. Struktur Realisasi Anggaran ... 56
3. Perbedaan Struktur APBD dengan Pengkodean yang lalu ... 56
4. Tabel Akun... 57
5. Kode Rekening Penganggaran Kepmendagri No.29 Tahun 2002 . 58 6. Kode Rekening Penganggaran PP No.24 Tahun 2005 ... 59
7. Tabel Pos-Pos Ekuitas ... 61
8. Format Laporan Realisasi Pemerintah Kota Bandar Lampung ... 75
9. Neraca berdasarkan PP No. 24 tahun 2005... 77
10.Neraca DISPENDA Kota Bandar Lampung ... 79
11.Laporan Arus Kas berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 ... 81
12.Saldo Kas di bendahara DISPENDA Kota Bandar Lampung ... 83
13.Daftar Persediaan DISPENDA Kota Bandar Lampung ... 84
14.Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ... 85
15.Format Neraca Laporan SKPD ... 86
16.Format Laporan Realisasi ... 88
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ... 33
2. Klasifikasi Aset ... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) memerlukan waktu
yang lama. Awalnya, dengan berlakunya Undang Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, daerah diberi kewenangan yang
luas untuk menyelenggarakan pengelolaan keuangannya sendiri. Hal ini
tentu saja menjadikan daerah provinsi, kabupaten, dan kota menjadi
entitas-entitas otonom yang harus melakukan pengelolaan dan
pertanggung jawaban keuangannya sendiri mendorong perlunya standar
pelaporan keuangan. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 yang
merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dalam
pasal 35 mengamanatkan bahwa “penatausahaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah berpedoman pada standar akuntansi keuangan
pemerintah”, meskipun belum ada standar akuntansi pemerintahan yang
baku.
Belum adanya standar akuntansi pemerintahan yang baku memicu
2
pemerintahan. Sementara itu, pelaporan dan penyajian keuangan harus
tetap berjalan sesuai dengan peraturan perundangan meskipun standar
belum ada. Untuk mengisi kekosongan sambil menunggu penetapan yang
berwenang menyusun dan menetapkan standar akuntansi pemerintahan
dan terutama upaya untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan
daerah yang transparan dan akuntable maka pemerintah dalam hal ini
Departemen Dalam Negeri dan Departemen Keuangan mengambil inisiatif
untuk membuat pedoman penyajian laporan keuangan. Maka lahirlah
sistem akuntansi keuangan daerah dari Departemen Keuangan yang diatur
dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 355/KMK.07/2001 tanggal 5
Juni 2001. Dari Departemen Dalam Negeri keluar Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 18 Juni 2002 tentang
Pedoman Pengurusan, Pertangungjawaban dan Pengawasan Keuangan
Derah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Kedua keputusan ini bukanlah standar akuntansi sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 maupun
standar akuntansi pada umumnya.
Setelah pemerintah menyusun strandar akuntansi pemerintahan yang
berlaku baik pada pemerintah pusat ataupun pada pemerintah daerah
dengan dibentuknya Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
pada tanggal 13 Juni 2005 Pemerintah Republik Indonesia menetapkan
3
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pada SAP tersebut menyatakan
bahwa laporan keuangan pokok terdiri dari : a). Laporan Realisasi
Anggaran, b). Neraca, c). Laporan Arus Kas dan d). Catatan Atas Laporan
Keuangan.
Dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ini diharapkan
oleh Pemerintah untuk dapat menurunkan tingkat penyimpangan dan bias
anggaran yang tidak perlukan, serta akan diadanya transparansi laporan
keuangan dalam pengelolaan keuangan di setiap daerah yang ada, sehingga
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya tindak korupsi yang
merugikan masyarakat.
Dengan adanya ketentuan tersebut maka suatu Pemerintah daerah
diwajibkan untuk melaporkan perencanaan dan penggunaan anggaran di
daerahnya setiap satu tahun sekali dan dilaporkan kepada DPRD,
masyarakat, dan stakeholder sebagai lampiran dalam pertanggungjawaban
tahunan, laporan ini juga akan dimuat di surat kabat setempat. Pemerintah
Daerah juga tidak perlu menunggu SK Depdagri, karena sistem SAP dapat
diminta kapan saja kepada Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang
berada di bawah Depkeu.
Dengan adanya reformasi keuangan pada wacana diatas Pemerintah
Daerah khususnya harus dapat mengelola keuangan dengan baik, serta
4
Pemerintahan (SAP). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintahan
Daerah dapat menggunakan perkembangan teknologi informasi yang ada
saat ini.
Dari pemikiran diatas, penulis bermaksud membuat laporan Tugas Akhir
ini tentang data keuangan khususnya dalam penggunaan anggaran
Pemerintahan Daerah di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang akan diberi judul
“Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah” dimana studi dilakukan di Dinas Pendapatan
Kota Bandar Lampung.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penyusunan Laporan keuangan di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Bandar Lampung apakah telah menyajikan laporan
keuangan daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah ?
2. Apa saja faktor penghambat dalam penyajian laporan keuangan sesuai
5
C. Batasan Masalah
1. Penyajian laporan keuangan yang akan diteliti dibatasi pada
lingkungan yang terbatas yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar
Lampung.
2. Penulis membatasi pembahasan penyajian laporan keuangan untuk
tahun anggaran 2011.
3. Pengidentifikasian masalah yang muncul hanya dibatasi pada saat
penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan di Pemerintahan Kota Bandar
Lampung dalam Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah daerah.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari tugas akhir ini yaitu :
1. Untuk mengetahui kesesuaian penyajian laporan keuangan Dinas
Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
2. Untuk mengetahui faktor penghambat penyusunan laporan keuangan
6
E. Manfaat Penelitian
Secara Praktis
1. Bagi Penulis
Untuk memperluas cara berpikir secara ilmiah mengenai penyajian laporan
keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
2005 tentang SAP pada laporan keuangan Pemerintah Kota Bandar
Lampung.
2. Bagi pemerintah daerah
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada pihak-pihak yang terkait pada pemerintah daerah.
3. Bagi pihak – pihak lain
Sebagai suatu bahan tambahan ilmu pengetahuan dan bahan referensi yang
bermanfaat bagi penelitian sejenis sehingga dapat dikembangkan untuk
penelitian selanjutnya.
Secara teoritis :
Laporan keuangan mempunyai manfaat sebagai alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan/instansi yang bersangkutan.
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau
kemajuan instansi/perusahaan , faktor yang paling utama untuk mendapat
7
a. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu instansi/perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan instansi/perusahaan untuk memenuhi kewajiban
pada saat ditagih.
b. Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan instansi/perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila instansi/perusahaan
tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang.
c. Rentabilitas atau profitability adalah menunjukan kemampuan
instansi/perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Stabilitas Usaha adalah menunjukan kemampuan instansi/perusahaan
untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan instansi/perusahaan untuk membayar
beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penatausahaan Keuangan Daerah
Penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari proses Pengelolaan Keuangan Daerah, baik menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 maupun berdasarkan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Uraian tentang penatausahaan keuangan daerah mencakup hal-hal sebagai
berikut: (a) asas umum penatausahaan keuangan daerah; (b) pelaksanaan
penatausahaan keuangan daerah; (c) penatausahaan penerimaan; dan (d)
penatausahaan pengeluaran.
Menurut Mahmud dalam Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik (2003 :
24) menyatakan bahwa :
Selama masa pra otonomi daerah dan desentralisasi fiskal belum ada system akuntansi keuangan daerah yang baik, yang ada baru sebatas tata buku. Pengelolaan keuangan daerah mendasarkan pada buku manual administrasi keuangan daerah (MAKUDA) tahun 1981 yang pada esensinya tidak berisi akuntansi tetapi sekedar penatausahaan keuangan atau tata buku.
Sebagai upaya konkrit reformasi keuangan daerah, pemerintah kemudian
9
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan PP Nomor
108 Tahun 2000 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam
Pengelolaan Keuangan Daerah. Sementara itu, petunjuk teknis dan
petunjuk pelaksanaan PP Nomor 105 Tahun 2000 serta untuk secara
bertahap mengganti model tata buku sebagaimana dalam Manual
Administrasi Keuangan Daerah menjadi system akuntansi, maka
dikeluarkanlan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002.
Sejak masa reformasi masalah keuangan daerah merupakan masalah yang
banyak dibicarakan dalam konteks sektor publik. Halim (2004:19)
mengartikan ‘’keuangan daerah sebagai semua hak dan kewajiban yang
dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang itu belum
dimiliki/dikuasai oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta
pihak-pihak lain sesuai ketentuan/peraturan undangundang yang berlaku’’.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005,
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam ketentuan umumnya
menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan daerah
tersebut.
Kebijakan keuangan daerah senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran
10
usaha bersama atas asas kekeluargaan berdasarkan demokrasi ekonomi
yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan
peningkatan kemakmuran rakyat yang merata.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan
Pemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan,
serta peningkatan kualitas LKPP dan LKPD.
B. Latar Belakang Munculnya SAP
Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah lama
ada, namun baru pada sebatas wacana. Seiring dengan berkembangnya
akuntansi di sector komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya
Standar Akuntansi Keuangan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (1994),
kebutuhan standar akuntansi pemerintahan kembali menguat. Oleh karena
itu Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), Departemen Keuangan
mulai mengembangkan standar akuntansi.
Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya
adalah PP 105/2000 yang secara eksplisit menyebutkan perlunya standar
11
Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar
Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep
standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK
308/KMK.012/2002.
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan
bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar
tersebut disusun oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan
dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan
penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, bahkan mengamanatkan
pembentukan komite yang bertugas menyusun standar akuntansi
pemerintahan dengan keputusan presiden. Dalam penyusunan standar
harus melalui langkah-langkah tertentu termasuk dengar pendapat
(hearing), dan meminta pertimbangan mengenai substansi kepada BPK
sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
C. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah
Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),
pemerintah terus melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan transparansi
12
keuangan Negara mencakup bidang peraturan perundang-undangan,
kelembagaan, system, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Untuk dapat mencapai good goverence diharapkan penyusunan dan
penyajian laporan keuangan dapat berpedoman pada sebuah standar
akuntansi dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan.
Dibidang peraturan perundangan-undangan, pemerintah dengan
persetujuan DPR-RI telah menetapkan suatu paket undang-undang
dibidang keuangan Negara, yaitu Undang-undang Nomor 17 tahun 2003
tentang keuangan Negara, undang-undang Nomor 1 tentang
Perbendaharaan Negara, dan Undang-undang Nomor tahun 15 Tahun 2004
Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung Jawab Keuangan Negara.
Ketiga Undang-undang tersebut menjadi dasar bagi institusi Negara
mengubah pola administrasi keuangan menjadi pengelolaan keuangan.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 mewajibkan Presiden dan
Gubernur, Bupati, Walikota untuk menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN atau APBD, Neraca, Laporan
Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan
Laporan keuangan perusahaan Negara atau daerah dan badan lainnya.
Disebutkan pula bahwa bentuk dan isi laporan keuangan tersebut disusun
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Kedudukan SAP adalah sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 tahun
13
Pemerintah. Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah wajib menerapkan SAP. Selain itu, diharapkan adanya upaya
pengharmonisan berbagai peraturan baik di pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Ruang lingkup SAP diterapkan di lingkungan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi di lingkungan
pemerintah pusat atau daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
Dengan ditetapkannya PP SAP maka pemerintah pusat dan pemerintah
daerah telah memiliki suatu pedoman dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara
internasional. Hal ini menandai dimulainya suatu era baru dalam
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN atau APBD dalam rangka
memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Diharapkan seluruh instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat
mengimplementasikan SAP dengan baik sehingga laporan keuangan
pemerintah dapat memberikan informasi yang lengkap dan andal kepada
pihak lain.
D. Perbandingan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan
Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002 dan SAP memiliki pola perubahan
14
Tabel 1. Perbandingan Kepmendagri No.29 tahun 2002 dengan SAP
Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 SAP
Basis Kas Modifikasi Basis Kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja dan pembiayaan (LRA)
Aktiva tetap diakui pada akhir periode dengan menyesuaikan Belanja Modal yang terjadi
Aktiva tetap selain tanah di depresiasi dengan metode garis lurus berdasarkan umur ekonomisnya
Aktiva/asset tetap diakui pada saat hak kepemilikannya berpindah dan atau saat diterima
Asset tetap selain tanah dapat didepresiasi dengan metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi
Kewajiban diakui pada akhir periode akuntansi melalui penyusuaian
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan atau kewajiban timbul
Jenis Laporan Keuangan :
Laporan Perhitungan APBD
Neraca
Laporan Aliran Kas
Nota Perhitungan APBD
Jenis Laporan Keuangan :
Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
Neraca
Laporan Arus Kas
Catatan atas Laporan Keuangan
Belanja dikategorikan :
Belanja Administrasi Umum
Belanja Operasi dan Pemeliharaan
Belanja Modal
Belanja Tidak Tersangka Masing-masing belanja dikelompokan menjadi :
Belanja Pegawai dan Personalia
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan
Belanja dikelompokkan menurut klasifikasi yaitu :
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial Belanja Modal Belanja Tak Terduga
Laporan Aliran Kas dikelompokkan dalam 3 aktivitas yaitu :
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
Aktivitas Pembiayaan
Laporan Arus Kas dikelompokkan dalam 4 aktivitas yaitu :
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
Aktivitas Pembiayaan
Aktivitas non-anggaran Jadwal tahapan penyiapan dokumen
APBD tidak teratur secara rinci
Jadwal tahapan penyiapan dokumen penyusunan APBD diatur secara rinci dan ketat untuk mencapai target persetujuan DPRD paling lambat 1 tahun sebelum Tahun Anggaran dilakukan
15
Dengan terjadinya perubahan peraturan dari Kepmendagri No. 29 Tahun
2002 kepada Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang SAP,
terjadi perubahan yang signifikan baik bersifat pragmatik maupun teknik
operasionalnya terkait dengan penatausahaan keuangan daerah sampai
pada teknik atau sistem akuntansinya.
E. Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAP
Untuk menerapkan suatu peraturan ataupun system yang baru memang
membutuhkan pemahaman, waktu dan penyesuaian juga materi yang
mendukung. Tetapi dibalik kendala-kendala tersebut tentunya terdapat
manfaat yang baik dalam penyajian laporan keuangan agar sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah. Adapun beberapa manfaat yang dapat
dirasakan jika kita telah menerapka sistem yang ada adalah :
1) Dapat menyajikan laporan keuangan daerah tepat pada waktunya
sesuai dengan kalender anggaran tahunan yang telah ditetapkan dalam
peraturan yang berlaku dan tidak terjadi lagi keterlambatan.
2) Lebih akurat dan transparansi dalam penyusunan laporan keuangan
sehingga mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya penyimpangan
16
F. Faktor Penghambat dalam Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
1. Sumbar Daya Manusia
Menurut Nawawi (2001 : 37)
“Sumber daya manusia adalah orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, pekerja, tenaga kerja, dan lain-lain.”
Menurut Susilo (2002 : 3)
“Sumber daya manusia adalah pilar penyangga utama sekaligus penggerak oraganisasi dalam usaha mewujudkan visi, misi, dan tujuannya”.
Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan dibutuhkan tenaga
sumber daya manusia atau pegawai untuk menjalankan perangkat
pendukung yang dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan sehubungan dengan aplikasi Sistem Akuntasi Pemerintah
Daerah yang merupakan program tersendiri, sangat dibutuhkan pegawai
yang mengerti dengan baik dan dapat menjalankan secara benar program
aplikasi tersebut.
Karena sistem aplikasi tersebut merupakan sistem yang baru, maka
pemerintahan daerah mempersiapkan pegawai melalui program pelatihan.
Modul pelatihan disusun oleh Badan Akuntansi Keuangan Negara
Departemen Keuangan RI dan setiap provinsi telah ada aplikasi Sistem
Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Pelatihan dilakukan kepada
pegawai yang bekerja khusus dalam penyusunan dan penyajian laporan
17
Jumlah pegawai yang disyaratkan mengikuti pelatihan paling sedikit sesuai
dengan jumlah computer dengan aplikasi Sistem Pemerintah Daerah di
daerah yang bersangkutan. Kemampuan pegawai untuk dapat memahami
program aplikasi tersebut dan dapat menjalankannya dengan benar
tergantung kepada kualitas pegawai yang bersangkutan. Seorang pegawai
akan lebih mudah dan cepat mengerti program aplikasi tersebut jika telah
mengerti dasar-dasar pengoperasian komputer atau lebih mahir
menggunakan aplikasi dalam komputer khususnya program Office.
2. Perangkat Pendukung
Perangkat pendukung utama yang dibutuhkan dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan adalah perangkat pendukung teknis. Perangkat
pendukung teknis adalah hardware dan software. Pengertian dari
hardware atau dalam bahasa indonesia-nya disebut juga dengan nama
“perangkat keras” adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang
sifat alat nya bisa dilihat dan diraba secara langsung atau yang berbentuk
nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan software secara umum dapat diartikan
sebagai sekumpulan data-data elektronik yang tersimpan dan diatur oleh
komputer yang berupa program atau instruksi untuk menjalankan dan
mengeksekusi suatu perintah. Software merupakan perangkat yang ada di
dalam computer yang tidak dapat kita sentuh dan tidak pula dapat kita lihat
18
Software berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat
keras. Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah aplikasi khusus
yang dinamakan program Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan
selanjutnya secara otomatis mempersiapkan laporan keuangan daerah
ketika laporan tersebut dibutuhkan. Pemerintah daerah akan menyusun
laporan keuangan daerah mengacu pada standar akuntansi pemerintah.
G. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1. Definisi dan Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan PP No. 24 tahun 2005
tentang SAP adalah “merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan”
Menurut Erlina (2008 : 18)
19
Penggunaan laporan keuangan pemerintah daerah adalah :
a. Masyarakat
b. Para wali rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa
c. Pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman
d. Pemerintah
2. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah
a. Peranan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (2005 : 7) :
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Menurut Erlina (2008 : 21)
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan :
1) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2) Manajemen
20
aras seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4) Keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
b. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Erlina (2008:20) :
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Erlina (2008 : 20) menyatakan bahwa untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal :
1. Asset
2. Kewajiban
3. Ekuitas dana
4. Pendapatan
5. Belanja
6. Transfer
7. Pembiayaan
21
3. Karakteristik Kualitatif Laporan keuangan Pemerintah Daerah
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normative
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya.
Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (2005 : 10) :
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki :
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu attau
masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian,
informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya.
Informasi dapat dikatakan relevan jika memiliki kriteria :
1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Informasi
memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka dimasa lalu.
2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat
membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang
22
3) Tepat waktu. Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat
berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan
4) Lengkap. Informasi akuntansi keuangn pemerintah disajikan
selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi
karakteristik :
1) Penyajian jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi
transaksi serta peristiwa lainnya yang harus disajikan atau secara
wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
2) Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan
lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3) Netralitas. Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna
23
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
eksternal.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
Menurut Erlina (2008 : 35) :
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan atau karena alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah daerah yaitu :
1) Materialistis. Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan
keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang
memenuhi kriteria materialitas.
2) Pertimbangan biaya dan manfaat. Manfaat yang dihasilkan informasi
seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan
keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi
yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya.
3) Keseimbangan antar karakateristik kualitatif. Keseimbangan antar
24
diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara
berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan
keuangan pemerintah.
4. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan
yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar
akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam
melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan keuangan dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan.
Menurut Erlina (2008:31)
Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan
palaporan keuangan pemerintah :
a. Basis akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan
pembiayaaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual
untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan
diakui pada saat kas diterima direkening kas umum daerah atau oleh
entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari
rekening kas umum daerah atau entitas pelaporan. Entitas pelaporan
25
anggaran untuk setiap anggaran periode tergantung pada selisih
realisasi pendapatan dan belanja serta pembiayaan. Basis akrual untuk
neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan atau kondisi lungkungan berpengaruh pada
keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
b. Prinsip nilai historis
Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh
aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah
kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan
pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian
yang lain kerena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak
terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban
terkait.
c. Prinsip realisasi
Bagi pemerintah, pendapatan yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah selama satu tahun fiscal akan digunakan untuk
membayar hutang dan belanja dalam dalam periode tersebut. Prinsip
26
principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan
sebagaimana dipraktekan dalam akuntansi komersial.
d. Prinsip substansi mengungguli bentuk
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan lancar transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau
peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya.
Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten atau
berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus
diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
e. Prinsip Periodesitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu
dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas
dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat
ditentukan Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun,
Peremendagri Nomor 13 tahun 2006 menentukan pemerintah daerah
atau SKPD diharapkan membuat laporan semester pertama dan
laporan prognosis untuk satu semester kedepan.
f. Prinsip konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa
27
akuntansi (prinsip konsistesi internal). Hal ini tidak berarti bahwa
tidak boleh terjadi perubahan dari suatu metode akuntansi ke metode
akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah
dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu
memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama.
Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
g. Prinsip pengungkapan lengkap
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna, informasi yang dibutuhkan oleh pengguna
laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face)
laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan
h. Prinsip penyajian wajar
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan
diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan
hakikat sertatingkatnya dengan Menggunakan pertimbangan sehat
dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat
mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan
28
dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu
rendah. Namun demikian, pengguna pertimbangan sehat tidak
memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi,
sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah,
atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi,
sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.
5. Unsur-Unsur dan Bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai
informasi mengenai relisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dari suatu entitas yang masing-masing dapat diperbandingkan
dengan anggarannya. Laporan realisasi anggaran dapat
menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang
indikasi apakah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan
digunakan :
1) Telah dilaksanakan secara efisien, efektif dan hemat
2) Telah sesuai dengan anggarannya
3) Telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Menurut Ulum (2004 : 192)
29
1) Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum Negara/kas
daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
pusat/daerah, yang tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah pusat/daerah.
2) Belanja adalah semua pengeluaran kas umum Negara/kas
daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang didak akan diperoleh
kembali pembayarannya oleh pemerintah.
3) Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu
dibayar, atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Bentuk laporan realisasi anggaran pemerintah Kota Bandar
Lampung disajikan pada tabel 10 lampiran halaman 75.
b. Neraca
Neraca mengambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai
aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur
yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas
dana.
Menurut Ulum (2004:213) bahwa masing-masing unsur
30
1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan / atau
oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi/sosial dimasa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan untuk pemeliharaan sumber-sumber
daya karena alasan sejaarah dan budaya.
2) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masalalu
yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan aliran
keluaar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban
dikelompokkan ke dalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka paanjang. Kewajiban jangka pendek
merupakan kelompok kewajiban yang harus diselesaikan
dalam waktu kurang dari dua belas bulan sejak tanggal
pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok
kewajiban yang penyelesaiannya baru wajib dilakukan
setelah dua belas bulan sejak tanggal pelaporan
3) Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
Ekuitas dana dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ekuitas dana lancar, yaitu selisih antara aset lancar dan
31
Ekuitas dana investasi, yaitu selisih antara aset nonlancar
dan dana cadangan atas kewajiban jangka panjang
Ekuitas dana cadangan, yaitu dana yang dicadangkan
untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Bentuk neraca pemerintahan kota / kabupaten berdasarkan PP
No.24 tahun 2005 disajikan pada tabel 11 lampiran halaman 77
sedangkan bentuk Neraca pada DISPENDA kota Bandar Lampung
disajikan pada tabel 12 lampiran halaman 79.
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan
kegiatan oparasional, investasi, pembiayaan, dan transaksi
non-anggaran yang mengambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pada periode
tertentu.
Menurut Ulum (2004:228) unsur yang dicakup secara langsung
dalam laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran
kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut.
Penerimaan adalah semua penerimaan kas umum negara/kas
daerah yang dibukukan dalam tahun anggaran yang
bersangkutan
Pengeluaran adalah semua pengeluaran kas umum negara/kas
daerah yang dibukukan dalam tahun anggaran yang
32
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasi
berdasarkan aktivitas operasi, investasi. pembiayaan dan non
anggaran. Satu transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas
dari beberapa aktivitas.
Bentuk laporan arus kas pemerintahan kabupaten disajikan pada
tabel 13 di lampiran halaman 81.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan catatan atas laporan
keuangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
untuk tujuan umum. Catatan atas laporan keuangan dimaksudkan agar
laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas
hanya untuk tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Oleh karena
itu, laporan keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat
mempunyai potensi kesalahpahaman diantara pembacanya. Untuk
menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan harus dibuat catatan atas
laporan keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna
dalam memahami laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan
arus kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi tentang
33
lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan didalam Standar
Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Menurut Ulum (2004:235) catatan atas laporan keuangan mengungkapkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Menyajikan informasi tentang kebijakan fisikal/keuangan, ekonomi,
makro, pencapaian target Undang-undang APBD/Perda APBD,
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target
2. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan
3. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
4. Mengungkapkan informasi yang diharuskan standar akuntansi
pemerintah yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan.
5. Informasi yang menjelaskan pos-pos laporan keuangan sesuai dengan
urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam lembar muka
laporan keuangan, dan
6. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara
periodik yang dilakukan pihak management yang bersangkutan. Jadi laporan
keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress
report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
suatu kombinasi antara :
a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact)
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi
(accounting convention and postulate)
c. Pendapat pribadi (personal judgment)
d. Keterbatasan Laporan Keuangan
e. Prinsip Akuntansi
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode desktiptif, yaitu
35
diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk
pemecahan masalah yang dihadapi.
Bahwa metode yang di gunakan dalam menyusun Tesis ini adalah metode
deskriptif yang berusaha menyajikan dan mengembangkan secara jelas
mengenai objek yang diteliti dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Menurut Nazir (2005:54) adalah sebagai berikut :
“Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Adapun pengertian metodologi penelitian deskriptif menurut Sugiyono
(2005:2) adalah sebagai berikut :
“Metodologi penelitian deskriptif pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Berdasarkan kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa metode
yang di gunakan dalam menyusun Tesis ini adalah metode deskriptif yang
berusaha menyajikan dan mengembangkan secara jelas mengenai objek
yang diteliti dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
B. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penyusun penelitian ini
adalah :
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung yang
36
pemahaman sendiri oleh penulis. Seperti wawancara atau tanya jawab
kepada nara sumber, mengambil data dari perpustakaan daerah,
mengambil data dari internet, dan memperoleh data dari beberapa
sumber bacaan yang berkaitan dengan permasalahaan yang dibahas.
b. Data sekunder, yaitu data yang sudah diolah yang bersumber dari
kantor pemerintah yang diteliti, misalnya gambaran umum dari Dinas
Pendapatan Kota Bandar Lampung, struktur organisasi dan informasi
yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan.
C. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dimulai dari penulisan proposal hingga ujian Tesis.
Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan September
2012 pada bagian Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Jl. Dr.
Soesilo Teluk Betung Bandar Lampung.
D. Fokus Penelitian
Faktor apa saja yang akan diteliti
1. Penyusunan laporan keuangan daerah di Dinas Pendapatan Kota Bandar
Lampung diharapkan dibuat agar sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan, dan dapat disajikan secara cepat, akurat, dan tepat waktu.
Diantaranya laporan realisasi, neraca, dan laporan arus kas.
2. Melakukan tinjauan terhadap faktor penghambat serta upaya yang
37
Standar Akuntansi Pemerintah di Dinas Pendapatan Kota Bandar
Lampung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan instrumen atau alat pengumpulaan data sebagai
berikut :
a. Teknik wawancara, yaitu melakukan Tanya jawab langsung secara lisan
dengan beberapa pihak yang berkompeten dan berwenang dalam
memberikan data yang dibutuhkan pada badan pengelolaan keuangan
dan aset daerah sehubungan analisis penyajian laporan pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung sesuai dengan SAP.
Wawancara dilakukan penulis kepada salah seorang petugas di
DISPENDA Kota Bandar Lampung di bagian Administrasi dan
kearsipan.
b. Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan penghimpunan atas data-data
sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini,
seperti laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
38
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Data yang telah terkumpul diolah, kemudian selanjutnya data hasil
pengolahan tersebut harus dianalisis supaya data tersebut menjadi data yang
akurat. Yaitu dengan cara menyusun kembali data yang telah diperoleh
dalam bentuk tabel dan menyajikannya dalam bentuk laporan dan tabel.
G. Sumber Data
Dalam penyusunan penelitian ini penulis mendapatkan sumber data dan
bahan yaitu dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung pada Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian yaitu seksi bagian pengelolaan dan
administrasi umum, dimana bagian tersebut bertugas penataan kearsipan
dinas, dan hubungan masyarakat dan juga pada Seksi Pengolahan Data dan
Informasi dimana bagian tersebut bertugas memberikan data dan informasi
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung di dalam penyajian
laporan keuangan daerah telah berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintahan diantaranya dalam penyusunan laporan realisasi, neraca
dan laporan arus kas.
2. Terdapat faktor penghambat dalam penyusunan laporan keuangan yaitu
kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan dan
mengoperasikan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah untuk
menyusun laporan keuangan sendiri. Disamping itu juga karena
disebabkan oleh keterbatasan perangkat atau infastruktur berupa
komputer dan softwere menjadi faktor penghambat dalam penerapan
72
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Kualitas atau keterampilan sumber daya manusia (SDM) lebih
ditingkatkan dengan memberikan pelatihan teknis maupun nonteknis.
Pelatihan (training) maupun pengembangan pendidikan (development)
kedua-duanya menekankan peningkatan keterampilan ataupun
kemampuan dalam kualitas SDM. Pelatihan yang dapat diberikan
misalnya seperti Diklat Teknis yaitu diklat yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas pegawai.
2. Tersedianya perangkat komputer dengan fasilitas system aplikasi
Standar Akuntansi Pemerintahan atau softwere diperbanyak lagi, agar
penyajian laporan keuangan lebih cepat dan akurat, sehingga Dinas
Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung mampu menyajikan laporan
keuangan sendiri dengan program aplikasi Sistem Akuntansi
73
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Bahtiar dkk, 2002. Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta.
Batian, Indra, 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta
__________, 2006, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.
__________, 2007. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press, Medan.
Erlina, 2008. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah. USU Press, Medan.
Forum Diskusi Akuntansi Sektor Publik, 2006. Standar Akuntansi Pemerintahan Telaah Kritis – PP No. 24 Tahun 2005. BPFE, Yogyakarta.
Halim, Abdul, 2004. Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta.
Hartina, Silka. 2009. “Analisis Penyajian Laporan Keuangan Kabupaten Langkat”. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan
74
http://bandarlampung.go.id. Januari, 2012
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian Skripsi,
Fakultas Ekonomi USU, Medan.
Mahmud M. Hanafi, Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit AMP-YKN
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemeintahan, Salemba Empat, Jakarta.
Nazir Mohammad, 2005. Metode Penelitian, Ghalis Indonesia, Jakarta
Nawawi, Hadari, 2001. Perencanaan Sumber Daya Manusia untuk Organisasi Profit yang Kompetitif, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis cetakan kedelapan, Alfabeta, Bandung.
Susilo, 2002. Audit Sumber Daya Manusia, Penerbit Gemma Amini, Jakarta.
Ulum, Ihyahul MD, 2004. Akuntansi Sektor Publik Sebuah Pengantar, Edisi Pertama, Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Republik Indonesia, 2002. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 . Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta.