• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

Oleh AMRI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui meningkatnya prestasi belajar matematika pada bilangan pecahan dengan menggunakan alat peraga pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Sukaraja Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian dalam proposal ini menggunakan rancangan penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar yaitu test hasil belajar. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Sukaraja yang berjumlah 41 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Matematika dapat meningakatkan prestasi hasil belajar siswa. Peningkatan hasil dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar Matematika siswa kelas IV pada siklus I sebesar 67, pada siklus II meningkat sebesar 76. Presentase ketuntasan belajar siswa juga meningkat pada siklus I sebesar 60,97 % (25 siswa tuntas) pada siklus II sebesar 97,6 % (40 siswa tuntas),terjadi peningkatan 35,63%.

(2)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Masalah belajar adalah masalah yang pelik dan komplek, sehingga tiada seorang ahlipun yang dapat membahas secara tuntas dan sempurna. Oleh karena itu kebanyakan dari pakar pendidikan menjadikan masalah belajar sebagai sentral pembahasannya. Dan sewajarnya apabila antara pakar yang satu dengan yang lain mempunyai perbedaan pendapat dalam mengemukakan definisi tentang belajar meskipun bukan perbedaan yang mendasar.

Menurut Selameto (2003 : 2)

u proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

Slameto (2003: 3),belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyertai proses pertumbuhan yang semua itu disebabkan melalui penyesuaian terhadap keadaan yang diawali lewat rangsangan panca indera .

Dalam hal ini seorang yang belajar akan mendapatkan perubahan tingkah laku yang sesuai dengan proses pertumbuhan yang dimiliki anak tersebut akibat adanya penyesuaian diri oleh anak terhadap apa yang telah dipelajarinya. Dari pengertian Slameto ini jelas bahwa belajar merupakan upaya sadar dari seorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru sehingga seseorang itu akan mendapatkan pengalaman hidup yang baru akibat dari adanya hubungan antara si anak dengan lingkungan dimana anak menjalankan proses belajar.

(3)

perubahan pengetahuan, pemahaman ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berkas.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif), serta ketrampilan (psikomotor) sebagai hasil pengalaman, latihan dan interaksi dengan lingkungannya.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan suatu cerminan atau kesimpulan yang mantap pada penampilan atau tingkah laku potensial dengan akibat dari praktek pengalaman situasi pada masa lalu.

2.1.1 Faktor-faktor Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : (Sutopo, 1997 : 41-42)

1. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain :

a. Kematangan

b. Kecerdasan/Intelegensi c. Latihan dan Ulangan d. Motivasi

e. Sifat-sifat pribadi seseorang

2. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa atau yang sering dikenal dengan faktor sosial.

Faktor ekstern ini meliputi sebagai berikut : a. Keadaan keluarga.

b. Guru dan cara mengajar c. Alat-alat pelajaran d. Motivasi sosial

(4)

Faktor-faktor situasional ini meliputi : a. Keadaan politik ekonomis

b. Keadaan waktu yang mencakup jumlah hari dan jumlah jam setiap hari yang tersedia bagi kegiatan belajar mengajar

c. Keadaan musim iklim kerap menciptakan kondisi psikis dan kondisi fisik pada siswa dan guru yang kurang menguntungkan.

2.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. (Rooijakkers, 1982:1). Sedangkan menurut Sulistriyo (1997:1) Pembelajaran adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Apabila definisi tersebut dijadikan pegangan maka kita akan mengetahui bahwa: a. Dalam kegiatan mengajar ada dua pihak yang terkait yaitu pengajar dan yang

diajar. Dalam hal ini guru dan siswa.

b. Dalam kegiatan mengajar harus ada bahan yang diajarkan yaitu pengetahuan. c. Dalam kegiatan mengajar harus terjadi suatu proses, yaitu proses belajar.

2.2.1 Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Banyak jenis metode pengajar yang ada dalam dunia pendidikan, yaitu antara lain: (Syaiful Sagala, 2005: 261)

a. Metode Ceramah.

b. Metode Diskusi dan Musyawarah. c. Metode Tanya Jawab.

d. Metode pemberian tugas dan resitasi. e. Metode Karwa Wisata.

f. Metode Demonstrasi dan Alat Peraga. g. Metode Problem Solving.

h. Metode Discovery-Inquiiry. i. Metode Role Playing.

(5)

2.2.2 Faktor-faktor dalam Memilih Metode Pembelajaran

Agar dalam memilih jenis metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan tujuan pengajaran maka guru haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Tujuan yang hendak dicapai. b. Siswa.

c. Bahan Pelajaran. d. Fasilitas yang tersedia. e. Guru.

f. Kebaikan dan kelemahan metode tertentu.

2.3 Pembelajaran Matematika di SD 2.3.1 Bilangan Pecahan

Dalam pelaksanaan penelitian ini materi bilangan pecahan dikutip dari buku Matematika Kelas VI SD. Sub pokok bahasan bilangan pecahan terdiri dari: (1) arti bilangan pecahan (2) pecahan senilai (3) menyederhanakan pecahan (4) membandingkan dua pecahan (5) mengubah bentuk pecahan ke bentuk decimal dan sebaliknya (6) operasi pecahan.

2.3.2 Arti Bilangan Pecahan

a. Suatu bilangan Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk b adengan b =0, a disebut pembilang dan b disebut penyebut

b. Suatu bilangan Pecahan dapat dipandang sebagai hasil bagi dari dua bilangan bulat a dan b dengan b bukan faktor dari a, b=0

c. Suatu Pecahan dapat dipandang sebagai bagian dari keseluruhan, bagian dari suatu daerah atau bagian dari suatu himpunan.

(6)

gambar: a gambar: b Gambar 2.1 Arti Pecahan Keterangan:

Gambar a, sebuah kue dibagi menjadi 4 bagian untuk setiap bagian memperoleh ¼ bagian dari seluruhnya.

Gambar b, sebuah kue dibagi menjadi 2 bagian untuk setiap bagian memperoleh ½ bagian dari seluruhnya.

Bilangan ¼ dan ½ disebut bilangan pecahan. Pada pecahan ¼ angka 1 disebut pembilang dan angka 4 disebut penyebut.

2.3.3 Pecahan Senilai

Suatu Pecahan nilainya tetap sama jika pembilang atau penyebutnya dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, tetapi bilangan yang sama itu bukan nol.

Contoh:

(i) (ii) (iii)

(7)

gambar (i) = ½ gambar (ii) = 2/4 gambar (iii) = 4/8 Pecahan: 1/2 = 2/4 = 4/8

2.3.4 Menyederhanakan Pecahan

Untuk menyederhanakan suatu pecahan bagilah pembilang dan penyebutnya dengan FPB terbesar dari pembilang dan penyebut. Pecahan itu jika FPB tidak segera ditemukan maka untuk menyederhanakan pecahan secara bertahap. Suatu pecahan dikatakan paling sederhana jika pembilang dan penyebutnya tidak memiliki faktor persekutuan lagi selain satu (1) .

Contoh:

1) 30/ /45:15/15 = 2/3 2) 20/36 = 20/36:2/2 = 10/8

10/18 = 10/18:2/2 = 5/9

3) 825/1000 = 825/1000:25/25 = 33/40.

2.4 Pengertian Prestasi Belajar

(8)

dkk (1995: 768), bahwa Prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian.

Dari pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang dicapai. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik adapula yang memiliki prestasi belajar yang buruk, tergantung bagaimanakah siswa itu dalam belajarnya. Siswa yang sungguh-sungguh dalam belajarnya akan mendapat prestasi yang baik dan memuaskan, dan siswa tersebut akan lebih baik dan giat dalam belajarnya. Berbeda dengan siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam belajarnya akan mendapatkan prestasi belajar yang buruk sehingga tidak memuaskan hatinya.

Prestasi belajar dapat diukur dan dievaluasi langsung dengan tes dan hasil inilah yang disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang meliputi perubaha tingkah laku, perubahan sikap, perubahan kebiasaan, perubahan kualitas penguasaannya. Prestasi belajar dapat juga digunakan untuk mengetahui kualitas materi pelajaran yang diberikan sampai di mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Selain itu prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar yang bisa menentukan perubahan sikap.

2.4.1 Pengertian Evaluasi

(9)

diajarkannya. Definisi pengukuran dan evaluasi, pengukuran dapat dirumuskan sebagai kegiatan untuk menetapkan dengan pasti tentang luas, dimensi, atau kualitas seuatu, dengan membandingkan dengan ukuran tertentu. Sedangkan evaluasi adalah sebagai usaha untuk memberikan nilai terhadap hasil pengukuran tersebut (Hartoyo, 1989 :4).

Apabila kedua definisi tersebut diterapkan dalam pengukuran hasil belajar maka diperoleh pengertian sebagai berikut : Mengukur akan diperoleh skore tertentu, dan dengan mengevaluasi akan diintepretasikan apakah seorang siswa yang memperoleh skore tertentu tersebut tergolong anak yang pandai atau bodoh menurut norma tertentu.

Dari pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa dalam pengukuran akan berhubungan dengan kuantitatif / angka, sedangkan dalam evaluasi berhubungan dengan kualitatif / kualitas tertentu.

2.5 Pengertian Alat Peraga

(10)

Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan (Rooijakkers, 1982 :1). Lebih lanjut dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Dari uraian di atas berarti dalam mengajar guru dituntut agar mampu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan baik. Selain itu guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran dengan tepat. Banyak cara yang dapat dipergunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

Pembelajaran dengan alat peraga, maksudnya adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan alat bantu adalah memudahkan guru dan siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.

(11)

2.5.1. Jenis- jenis Alat Peraga yang Dipakai

Pada dasarnya anak belajar melalui benda kongkrit. Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit sebagai perantara atau media. Benda-benda tersebut biasanya disebut dengan alat peraga.. Penggunaan alat peraga tidak hanya pembentukan konsep anak, tetapi dapat pula digunakan utuk pemahaman konsep, latihan dan penguatan, pelayanan terhadap perbedaan individu, pemecahan masalah, dan lain sebagainya. Beberapa macam alat peraga pembelajaran matematika antara lain:

a. Alat peraga Kekekalan Luas

Luas daerah persegi panjang, luas daerah persegi, luas daerah segitiga, luas daerah lingkaran, dalil Pythagoras, luas permukaan kubus, luas permukaan balok, luas permukaan limas, tangram.

b. Alat Peraga Kekekalan Panjang

Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung dan batang Cuisenaire.

c. Alat Peraga Kekekalan Volume

Blok Dienes, volume kubus, volum balok, volum prisma, volum tabung, volum kerucut, volum bola.

d. Alat Peraga Kekekalan Banyak

Abakus biji, lidi, dan kartu nilai tempat.

e. Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan

Uang logam, dadu, gasingan, paku payung, kartu, distribusi Galton (sesatan hexagon).

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

0

Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahowk, jepit bola, spereometer.

g. Bangun-Bangun Geometri

Macam-macam model bangun geometri.

h. Alat Peraga Untuk Permainan Dalam Matematika

Mobius, aritmetika jam, kartu domino, kartu penebak hati.

2.5.2 Langkah-langkah Penggunaan Alat Peraga 1. Papan Flanel

Fungsi/Kegunaan : Sebagai sarana atau alat bantu guru untuk memperagakan topik-topik yang menggunakan peraga yang dibuat dari kain flanel atau berlapiskan busa tipis.

Petunjuk kerja :

a. Sebelum digunakan, sikatlah papan flanel terlebih dahulu dengan sikat yang lembut agar bulu-bulu papan flanel tidak menggumpal.

b. Guru mendemonstrasikan peraga-peraga yang terbuat dari kain flanel atau kartu-kartu yang berlapiskan busa dengan menempelkan ke papan flanel sesuai dengan topik yang dibawakan.

2. Pengenalan Lambang Bilangan

(13)

Gambar 2.3.Pengenalan konsep bilangan

Fungsi/kegunaan :Pengenalan konsep bilangan

a. Tempelkan sejumlah kartu bergambar buah atau binatang yang sejenis pada papan flanel.

b. Jodohkan dengan lambang bilangan yang senilai dengan banyaknya buah atau binatang dalam kartu tersebut.

3. Kartu Bilangan

Fungsi/kegunaan : Untuk menambah ketrampilan siswa dalam memahami atau mendalami suatu materi.

Petunjuk kerja :

1. Permainan ini dimainkan oleh 2, 3 atau 4 pemain.

2. Aturan permainan sama dengan permainan kartu domino 3. Kartu dikocok dan dibagi rata kepada peserta

4. Satu kartu diletakkan terbuka ditengah

5. Secara bergiliran pemain menyambung susunan kartu dengan syarat sisi kartu yang menyambung memiliki pengertian yang sama.

(14)

Gambar 2.4.Contoh kartu bilangan

6. Pemain yang tidak memiliki kartu yang sesuai kehilangan gilirannya. Pemenang adalah yang menghabiskan kartu terlebih dahulu.

7. Jika tidak ada pemain yang dapat melangkah, maka pemenangnya adalah pemaian yang memegang kartu paling sedikit.

4. Pembuatan Kartu Permainan (Domino)

Kegunaannya : Untuk menambah ketrampilan siswa setelah mendalami/memahami suatu topik tertentu.

(15)

5 5 Gambar 2.5. Permainan Kartu Domino

Sehingga terlihat bahwa pada kolom 1 ada 8 nilai yang bervariasi di mana nilainya sama (misal kolom 1 nilainya 0, kolom 2 nilainya 1 dan seterusnya). Setelah 56 kotak (nilai) terisi semua baru kita beri tanda huruf-huruf dengan aturan seperti diatas. Kemudian baru kita masukkan kedalam kartu-kartu kosong sesuai dengan huruf dalam kotak.

Perhatikan contoh berikut :

Kartu A Kartu B Kartu C

Sehingga setiap set kartu terdapat 28 lembar.

1. Satu set kartu jumlahnya tidak harus 28 lembar. Jumlah kartu bisa 21 lembar, 25 lembar, 36 lembar, atau sejumlah fungsi yang akan dibedakan.

Contoh :

Topik : Mengubah persen kedalam pecahan biasa

Kita tulis bentuk persen pada bagian kiri dan bentuk pecahan yang senilai dengan bentuk persen pada kolom sebelah kanan,

(16)

III 50%

Sehingga jumlah kartu seluruhnya ada 6 6 = 36 kartu Cara Penggunaannya :

- Permainan ini dimainkan oleh 2, 3, 4 atau 6 orang pemain.

- Bagikan kartu domimo yang khusus dibuat untuk permainan ini, sampai habis terbagi untuk masing-masing pemain

- Pemain pertama meletakkan sebuah kartu di meja ( undilah siapa yang jadi pemain pertama )

- Dengan urutan sesuai arah jarum jam para pemain mejatuhkan satu kartu pada setiap gilirannya

- Nilai kartu yang dipasangkan ( dijatuhkan ) diseuaikan dengan nilai kartu yang ada ( yang dijatuhkan ) sampai pemain tidak memiliki kartu lagi.

(17)

b) Persen

c) Pecahan

Contoh : Permainan Kartu Pecahan Senilai Tabel 2.1 Permainan kartu untuk pecahan Senilai

1 2 3 4 5 6 7

A. Bentuk dasar lingkaran.

I. Fungsi / Kegunaan : Menanamkan konsep : 1. Pecahan adalah hal yang tidak utuh

75%

20%

(18)

2. menyatakan pecahan ke bentuk lain yang ekuivalen 3. menyederhanakan pecahan

4. membandingkan dua pecahan II. Cara kerja :

Dalam membarikan penanaman konsep guru melakukannya dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Konsep pecahan sebagai hal yang tidak utuh

- peragakan konsep bilangan bulat 1 dengan menempelkan lingkaran satuan ke papan flanel.

-tengahan yang dirangkai membentuk lingkaran satuan ( ditempelkan di papan flanel). Kemudian kedua tengahan itu kita pisahkan dengan cara menggeser. Katakanlah bahwa

masing-Gambar 2.6 Blok bilangan pecahan 1/2

(19)

Gambar 27 Blok bilangan pecahan 1/3 2. Menyatakan pecahan ke bentuk lain

yang ekuivalen (pecahan yang senilai) Contoh :

½ dapat dinyatakan sebagai 2/4 dengan cara :

- letakkan pecahan ½ kemudian di atasnya letakkan pecahan 2/4. - Setelah dihimpitkan terlihat bahwa kedua pecahan tersebut sama. - Gambar pecahan yang dihimpitkan.

½ dapat dinyatakan sebagai 3/6 dengan cara : - letakkan pecahan ½ kemudian di

atasnya letakkan pecahan3/ 6

- Setelah dihimpitkan terlihat bahwa kedua pecahan tersebut sama.

2/3 dapat dinyatakan sebagai 4/6

- letakkan pecahan 2/3 kemudian di atasnya letakkan pecahan 4/6

- setelah dihimpitkan terlihat bahwa kedua pecahan tersebut sama

- Diperoleh 2/3 = 4/6.

Setelah diberikan beberapa contoh lain, diperoleh kesimpulan bahwa : - suatu pecahan tidak berubah nilainya jika pembilang dan penyebutnya

(20)

- Suatu pecahan bisa disederhanakan dengan cara membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama, dengan syarat pembaginya

3. Membandingkan dua pecahan

Contoh : ½ ... 1/3

gambar pecahan ½, gambar pecahan 1/3, dihimpitkan, diperoleh ½ > 1/3

4/5 ... 5/6

gambar pecahan 4/5, gambar pecahan 5/6, dihimpitkan, diperoleh 4/5 < 5/6. Untuk menjawab tanpa menggunakan alat peraga (diberikan setelah penanaman konsep dengan alat peraga diperagakan) dilakukan dengan cara menyamakan penyebut kedua pecahan.

4 ...

5

5 6

Kedua ruas disamakan penyebutnya

(21)

Gambar 2.6. Pecahan dalam bentuk persegi panjang Kegunaan :

1. Dapat digunakan juga untuk penanaman konsep membandingkan dua pecahan, menyatakan pecahan ke bentuk lain yang senilai dan

menyederhanakan pecahan, hanya saja agak sulit untuk memberikan konsep bahwa pecahan adalah sesuatu yang tidak utuh.

2. Cara kerja : Sejalan dengan bentuk dasar lingkaran.

2.6 Kerangka berfikir

Dengan menggunakan alat peraga diharapkan siswa dengan mudah menerima dan memahami materi pelajaran. Siswa akan memperoleh prestasi belajar yang baik dan maksimal.

2.7 Hipotesis Tindakan

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Tempat yang penulis jadikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SD Negeri 5 sukaraja Kecamatan telukbetung selatan Kota bandar lampung., dimana tempat ini sekaligus tempat penulis melaksanakan tugas mengajar. Alasan penulis memilih tempat tersebut adalah : 1) Penulis saat ini menjadi salah satu guru yang mengajar di sekolah tersebut sehingga memudahkan penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu yang cukup singkat yaitu dalam waktu + Selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai dengan Juni 2012, dengan perincian sebagai berikut :

1. Pengambilan Sampel : Awal Februari 2012 Minggu ke 3. 2. Pembelajaran Siklus I : Maret 2012 Minggu ke 1dan 2. 3. Pembelajaran Siklus II : April 2012 Minggu ke 2.

4. Evaluasi dan pembuatan PTK : Februari 2012 s/d Juni 2012.

1.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 5 sukaraja Kecamatan telukbetung selatan Kota bandar lampung sebanyak 41 siswa.

(23)

Data penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi kinerja guru. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis yang dievaluasi dengan skor (angka).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan:

1. Lembar Observasi

Digunakan untuk mengamati aktivitas kinerja guru pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk (1) mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perencanaan tindakan, (2) mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang dikehendaki. Dalam pelaksanaan observasi digunakan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh observer termasuk guru pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Instrumen Tes Tertulis

(24)

dianalisis untuk menentukan letak kesalahan atau kekurangan siswa dalam menyelesaikan tugas dalam mendeskripsi secara tertulis.

3. Dokumentasi

Digunakan untuk mendokumentasikan kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan kamera.

3.5 Teknik Analisis Data

Data penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan:

1. Analisis Kualitatif

Teknik ini digunakan untuk menganalisis kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Rumus Analisis Kinerja Guru selama Proses Pembelajaran

= × 100 %

Keterangan:

86% - 100% = Baik Sekali 71% - 85% = Baik 56% - 70% = Cukup 41% - 55% = Kurang

00% - 40% = Sangat Kurang

(Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional)

(25)

Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru, yaitu kemampuan siswa memahami materi pembelajaran. Analisis data yang digunakan untuk membuktikan adanya peningkatan hasil belajar pada siswa kelas IV dalam pelajaran Matematika di dalam penelitian ini dengan melihat hasil nilai siswa selama pelaksanaan siklus. Untuk lebih jelas analisis data ini sebagai berikut:

1. Menjumlah skor nilai secara utuh.

2. Menghitung rata-rata perolehan nilai pada setiap siswa.

3. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan hasil kerja kelompok dan penugasan.

Hasil tes dihitung menggunakan cara sebagai berikut:

2. Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

= × 100

=

(26)

Nilai Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika kelas IV di SD Negeri 5 Sukaraja adalah 65. Persentase ketuntasan belajar dianalisis dengan rumus:

= × 100%

Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal STB = Siswa Tuntas Belajar SS = Seluruh Siswa (Mulyasa, 2002: 56).

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah pelaksanaan penelitian, yaitu : 1. Perencanaan atau Planning 2. Tindakan atau Acting 3. Pengamatan atau Observasing danRefleksi atau Reflekting (Arikunto, 2002: 83). Adapun alur tahapan pada setiap siklus sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 sebagai berikut:

Perencanaan I

(27)

Dst

Gambar. 3.1 Siklus PTK Menurut Arikunto 2002

1. Siklus I a. Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah mendata seberapa banyak anak yang kesulitas belajar matematika.

b. Pelaksanaan Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Anak anak yang akan ditingkatkan prestasi belajar matematika dengan menggunakan alat peraga.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :

a) Pengumpulan data diri anak yang prestasi belajar matematikanya rendah. b) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya.

Perencanaan II Pengamatan I

SiklusII

Pengamatan II

(28)

c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tepat yakni Pembelajaran dengan alat peraga.

2) Tahapan Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan metode pembelajaran dengan alat peraga.

b) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran matematika dengan alat peraga. c) Memantau perkembangan prestasi belajar yang terjadi pada anak.

3) Tahapan Observasi

Tindakan guru memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan selama pengajaran matematika dengan alat peraga.

4) Tahapan Refleksi Tahapan Rekomendasi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang meliputi :

a) Tahap Perencanaan Tindakan b) Tahap Pelaksanaan Tindakan c) Tahap Observasi

d) Tahap Refleksi

5) Tahapan Rekomendasi

(29)

2. Siklus II

a. Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah mendata seberapa banyak anak yang kesulitas belajar matematika.

b. Pelaksanaan Siklus II

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Anak anak yang akan ditingkatkan prestasi belajar matematika dengan menggunakan alat peraga.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :

a) Pengumpulan data diri anak yang prestasi belajar matematikanya rendah. b) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya. c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tepat yakni

Pembelajaran dengan alat peraga.

2) Tahapan Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan metode pembelajaran dengan alat peraga.

b) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran matematika dengan alat peraga.

c) Memantau perkembangan prestasi belajar yang terjadi pada anak. 3) Tahapan Observasi

Tindakan guru memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan selama pengajaran matematika dengan alat peraga.

(30)

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1), 2), 3). Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang meliputi :

a) Tahap Perencanaan Tindakan b) Tahap Pelaksanaan Tindakan c) Tahap Observasi

d) Tahap Refleksi

5) Tahapan Rekomendasi

Tahap ini dilakukan dengan merumuskan tindakan pembelajaran dengan alat peraga yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Sukaraja Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

3.7 Indikator Keberhasilan

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam dalam Bab IV dapat diketahui bahwa: 1. Pembelajaran dengan menggunakan Alat peraga dapat meningkatan prestasi

belajar matematika pada siswa kelas IV SD negeri 5 Sukaraja. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi nilai rata-rata prestasi belajar Matematika siswa sebelum siklus I sebesar 61, pada siklus II sebesar 76 naik dari siklus I ke siklus II.

2. Alat peraga dapat meningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Sukaraja. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa, (1). Persentase nilai ketuntasan belajar Matematika siswa kelas IV pada siklus. siklus I menunjukkan angka sebesar 60,97 % (25 siswa tuntas) pada siklus II sebesar 97,6 % (40 siswa tuntas) atau mencapai KKM. Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

5.2 Saran

Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

(32)

a. Untuk siswa kelas IV agar lebih giat lagi dalam belajar dan terus berlatih untuk memahami materi yang diajarkan didalam kehidupan sehari-hari.

2. Kepada Guru

a. Agar memilih dan menggunakan media pembelajaran yang lengkap sesuai dengan topik yang dibahas dalam proses belajar-mengajar. b. Memberikan dorongan/motivasi kepada siswa untuk memiliki cara

belajar yang baik.

3. Kepada Sekolah

a. Menyediakan media pembelajaran yang dirancang bagi siswa dan guru atau memakai yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran matematika. b. Ikut mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik,

khususnya dalam mata pelajaran Matematika.

(33)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA (Skripsi)

Oleh AMRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

Oleh

AMRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 4

1.3 Pembatasan masalah ... 5

1.4 Rumusan masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 8

2.1.1 faktor-faktor mempengaruhi belajar ... 9

2.2 Pengertian Pembelajaran ... 10

2.2.1 Jenis-jenis Metode Pembelajaran ... 10

2.2.2 Faktor-faktor dalam Memilih Metode Pembelajaran ... 11

2.3 Pembelajaran Matematika di SD ... 11

2.3.1 Bilangan Pecahan ... 11

2.3.2 Arti bilangan Pecahan ... 11

2.3.3 Pecahan senilai ... 12

2.3.4 Menyederhanakan Pecahan ... 13

2.4 Pengertian Prestasi Belajar ... 14

2.4.1 Pengertian Evaluasi ... 15

2.5 Pengertian Alat Peraga ... 16

(36)

2.5.2 Langkah-Langkah penggunaan Alat Peraga ... 18

2.6 Kerangka Berpikir ... 28

2.7 Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian ... 29

3.2 Subjek penelitian ... 29

3.3 Sumber Data ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Teknik Analisis Data ... 31

3.6 Prosedur Penelitian ... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 38

4.2 Pembahasan ... 51

4.2.1 pembahasan dari setiap siklus ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2002.Penelitian TindakanKelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Hartoyo, 1999. Evaluasi Hasil Belajar dan Pengajaran Remidial. Surakarta : FKIP UNS.

Lukman. Ali,Kamus besar Bahasa Indonesia.Jakarta. Balai Pustaka.

Muhibbin Syah, 2004.Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. 2002.Kurikulum Yang Disempurnakan.Rosda. Bandung Ngadino, 1989.Media Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurdin dkk, 1999.Matematika Untuk SD Kelas IV. Bandung : Rosda Katya. Roijakkers, 1982.Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : Gramedia.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor Belajar yang Mempengaruhinya. Jakarta. Raja Grafindo.

Sulistriyo, 1987.Strateri Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press.

Sutopo, 1997.Psikologi Belajar. Surakarta: Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa.

Syaiful Sagala. 2005.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.

(38)
(39)

DAFTAR TABEL

Table Halaman

Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Belajar Sebelum Siklus I ... 38

Table 2 Nilai Belajar Sebelum Siklus I... 39

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Pada Siklus I ... 42

Table 4 Nilai Hasil Belajar Pada Siklus I ... 43

Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Belajar Pada Siklus II ... 49

Table 6 Nilai Hasil Belajar Pada Siklus II ... 49

(40)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Mahasiswa : AMRI

NPM : 1013069005

Program Studi : S-1 PGSD SKGJ Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul: Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Sukaraja adalah benar-benar hasil karya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis orang lain atau dipergunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-undang dan Peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, Juni 2012 Yang membuat pernyataan,

AMRI

(41)

Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5

SUKARAJA. Nama mahasiswa :Amri

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013069005

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

(42)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji :Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Sugiman, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(43)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohiim

Dengan mengucapkan rasa puji syukur kehadiran allah SWT, yang telah menimpahkan nikmat hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan

disanjungkan kepada nabi muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulisan ini dimaksudkan sebagai salah satu tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selama penulisan skripsi ini berlangsung, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak khususnya pembimbing dan keluarga. Oleh karena itu melalui skripsi ini penulis ucapkan terimakasih kepada :\

1. Bapak Prof. Dr. Sugeng P Haryanto, M.S selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku dekan FKIP UNILA.

3. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd selaku penguji sekaligus Dosen Pembimbing.

4. Bapak Drs. Sugiman, M.Pd. selaku pembahaas

5. Ibu Daharni MT. S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 5 Sukaraja. 6. Bapak, ibu Guru serta staf tata usaha SD 5 Sukaraja, dan

(44)

Terimakasih atas bantuannya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya, atas kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penelitian ini.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis

(45)

MOTTO

Artinya

, jika kamu tidak

memotongnya (menggunakan dengan sebaik-baiknya)

maka ia akan memotongmu (membuat kamu menyesal di

kemudian hari) (Nasehat dari Sahabat Rasulullah SAW,

(46)

PERSEMBAHAN Bismillahirrohmanirrohim,

Segala puji bagi Allah SWT atas segala kenikmatan dan kemudahan. Kupersembahkan karyaku pada kedua orang tuaku untuk almarhum Ayah dan untuk

Istriku tercinta, yang selalu membantuku selama menyelesaikan karya ini, memberikan motivasi serta dorongan semangat untukku, juga anak-anakku yang menjadi kekuatanku.

Serta untuk teman-teman yang selalu memberikan dorongan serta motivasi.

(47)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Sukabumi Lampung Barat pada tanggal 28 Agustus 1957, merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan bapak H. Muhammad Hatta dan Hj. Siti Alma.

Riwayat Pendidikan Peneliti dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Kembahang tahun 1970, Sekolah Menengah Pertama di Kotabumi diselesaikan tahun 1973, kemudian melanjutkan sekolah di SPG selesai tahun 1976.

Gambar

Gambar 2.3.Pengenalan konsep bilangan
Gambar 2.4.Contoh kartu bilangan
Gambar 2.5. Permainan Kartu Domino
Tabel 2.1 Permainan kartu untuk pecahan Senilai
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul: ” Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan Pemecahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 2

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga sederhana untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas IV

Meningkatkan Minat Serta Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Penjumlahan Dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Siswa Kelas Dua SD Kanisius Sorowajan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dan pengaruh minat dalam pelajaran IPA dengan penggunaan alat peraga kelas IV SD Negeri 1 Dekso

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Papan Pin Perkalian untuk Operasi Perkalian Terhadap Prestasi Belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika siswa menjadi termotivasi, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul PEMBELAJARAN KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGARANG SISWA KELAS IV SD BIRRUL