LAMPIRAN 1
Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Menerbitkan Obligasi Dan Pemilihan Sampel
No. Kode
Emiten Nama Emiten
Kriteria Sampel Perusahaan Sampel 13 LPPI PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry
LAMPIRAN 2
Faktor Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Data Leverage Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2011-2014
No Kode Emiten Nama Emiten
Leverage (DER) 2011 2012 2013 2014
1 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 0,41 0,54 0,71 0,85
2 APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk 1,63 2,05 14,97 28,19
3 BWPT PT Eagle High Plantations Tbk 1,52 1,95 2,15 1,36
4 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 0,86 0,80 0,84 0,81
5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,70 0,74 1,05 1,08
6 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1,18 1,30 1,84 1,97
7 LTLS PT Lautan Luas Tbk 3,24 2,58 2,26 2,00
8 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk 2,02 2,15 1,82 2,01
9 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1,72 1,71 1,49 1,54
10 PPKT PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk 0,72 0,67 1,42 1,36
11 SIMP PT Salim Ivomas Pratama Tbk 0,68 0,65 0,74 0,84
Data Likuiditas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2011-2014
No Kode Emiten Nama Emiten
Likuiditas (CR) 2011 2012 2013 2014
1 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 10,76 2,51 1,84 1,64
2 APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk 1,36 5,88 1,04 1,06
3 BWPT PT Eagle High Plantations Tbk 0,85 0,65 1,00 0,52
4 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 1,80 1,77 1,70 1,88
5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1,91 2,00 1,68 1,81
6 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1,59 1,82 2,06 1,77
7 LTLS PT Lautan Luas Tbk 1,04 0,84 1,14 1,20
8 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk 1,61 2,65 2,00 1,61
9 MYOR PT Mayora Indah Tbk 2,22 2,76 2,40 2,09
10 PPKT PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk 2,28 2,54 1,41 1,47
11 SIMP PT Salim Ivomas Pratama Tbk 1,69 1,48 0,83 0,87
Data Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2011-2014
No Kode Emiten Nama Emiten
Profitabilitas (ROA)
2011 2012 2013 2014
1 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 0,13 0,05 0,02 0,01
2 APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0,08 0,03 0,01 0,02
3 BWPT PT Eagle High Plantations Tbk 0,13 0,08 0,02 0,02
4 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 0,15 0,12 0,08 0,07
5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,09 0,08 0,04 0,06
6 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0,08 0,10 0,04 0,02
7 LTLS PT Lautan Luas Tbk 0,02 0,03 0,03 0,04
8 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk 0,03 0,01 0,01 0,00
9 MYOR PT Mayora Indah Tbk 0,07 0,09 0,10 0,04
10 PPKT PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk 0,14 0,16 0,06 0,11
11 SIMP PT Salim Ivomas Pratama Tbk 0,09 0,06 0,02 0,04
Lampiran 3
Data Faktor Non Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Jaminan (Bond Secure) No. Kode
Emiten Nama Emiten
Biner
8 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk
9 MYOR PT Mayora Indah Tbk
Emiten Nama Emiten
Biner
8 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk
LAMPIRAN 4
Data Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Peringkat Obligasi (Rating)
No. Kode
Emiten Nama Emiten
Peringkat
LAMPIRAN 5 Hasil
1. Statistik Deskriptif dari DER, CR, ROA, Secure, Maturity, dan Rating
X1 X2 X3 X4 X5 Y
Mean 2.608958 1.949792 0.073125 0.416667 0.750000 0.812500 Maximum 28.19000 10.76000 0.240000 1.000000 1.000000 1.000000 Minimum 0.410000 0.520000 0.003 0.000000 0.000000 0.000000 Std. Dev. 5.315946 1.534040 0.058279 0.498224 0.437595 0.394443
Observations 48 48 48 48 48 48
2. Uji Regresi Logistik 2.1 Uji Multikolineritas
X1 X2 X3 X4 X5
X1 1.000000 -0.184026 -0.139397 -0.068036 0.177691 X2 -0.184026 1.000000 0.217100 0.000951 -0.243815 X3 -0.139397 0.217100 1.000000 -0.097092 0.131402 X4 -0.068036 0.000951 -0.097092 1.000000 -0.292770 X5 0.177691 -0.243815 0.131402 -0.292770 1.000000
2.2 Uji Model Fit (Overall Model Fit Test)
Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
Hannan-Quinn criter. 0.819642 Deviance 23.10005
Restr. Deviance 46.32745 Restr. log likelihood -23.16372
2.3 Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Test) Goodness-of-Fit Evaluation for Binary Specification
Andrews and Hosmer-Lemeshow Tests Equation: UNTITLED
Date: 09/28/16 Time: 12:25
Grouping based upon predicted risk (randomize ties)
H-L Statistic 4.0342 Prob. Chi-Sq(8) 0.8540
2.4 Koefisien Model Determinasi (McFadden R-Square)
Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
McFadden R-squared 0.501374
3. Uji Hipotesis
3.1 Uji Signifikansi Model Simultan
Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
3.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UMM Press, Malang.
Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, 2006. Investments, Buku 2, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.
Brealey, Myres, Marcus, 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.
dan J.F Weston, 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.
Damodar N. Gujarati, 2003. Basic Econometrics, Fourth Edition McGraw-Hill, New York.
Fabozzi, Frank J., 2000. Manajemen Investasi, Buku 2. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Fahmi, Irham, 2011. Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gumanti, Tatang Arya, 2011. Manajemen Investasi Konsep, Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Mitra Wacana Medika, Jakarta.
Hartono, Jogiyanto, 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kesepuluh, BPFE, Yogyakarta.
Husnan, Pudjiastuti Enny, 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Keenam, UPP STIM YKPN, Jakarta.
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketujuh, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, 2009. Manajemen Keuangan: Based on Emperical Research, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Martono dan Agus Harjito, 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Ekonisia, Yogyakarta.
Munawir, S., 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sadalia, Isfenti. 2010. Manajemen Keuangan. Medan: USU Press.
Sartono, R.A, 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Scott, William R, 2012. Financial Acoounting Theory, Sixth Edision, Pearson Canada Inc., Toronto.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keenambelas, Alfabeta, Bandung.
Sunariyah, 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Van Horne, James dan Wachowisz, 2005 Fundamentals of Finance Management 2, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.
Wolk, H. I., Tearney, M.G., and Dodd, J.L. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach, Fifth edition, South-Western College Publishing.
Jurnal
Andry, Widya. 2005.”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”, Jurnal Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, pp. 242-262.
Burton, B; Mike, A; dan Hardwick, P, 2000. “The Determinants of Credit Rating in United Kingdom Insurance Industry”, Journal of Finance, Vol. 28, No. 1, pp. 57-89.
Kaur, Kuljeet and Rajinder Kaur, “Credit Rating in India: A Study of Rating Methodology of Rating Agencies”, Global Journal of Management and Business Research, Vol. 11, Issue 12, 2011. pp. 1-7.
Mahfudhoh, Ratih Umroh dan Cahyonowati. 2014. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1, pp. 1-13.
Manurung, Adler H, Silitonga dan Tobing, Wilson R.L. 2011. “Hubungan Rasio-rasio Keuangan dengan Rating Obligasi”, Jurnal Buletin Ekonomi dan Perbankan, ABFI Institute Perbanas Jakarta.
Murcia, Flavia Cruz de Souza, Fernando, Suliani, dan Jose A.B. 2013. “The Determinants of Credit Rating: Brazilian Evidence”, Brazilian Administration Review, Vol. 11, No. 2, pp. 188-209.
Raharja dan Mayla Pramono Sari, 2012. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit Rating)”, Maksi, Vol. 8, No. 2, pp. 213-231.
Susilowati, Luky dan Sumarto, 2010. “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis. Vol. 1, No. 2.
Widowati, Dewi, Yeterina, dan Ari. 2013. “Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Pada Prediksi Peringkat Obligasi di Indonesia”, Jurnal Manajemen, Vol. 13, No. 1, pp. 35-54.
Skripsi
Pertiwi, Ayyu, 2013. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”. SKRIPSI. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Winardi, Rachmat Dwi, 2013. “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang
Yuliana, Rika, 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. SKRIPSI. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Andrian, Nicko, 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. SKRIPSI. Universitas Diponegoro, Semarang.
Internet
Bursa Efek Indonesia. 2011. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id (diakses 22 April 2016).
___________________. 2012. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id (diakses 22 April 2016).
___________________. 2013. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id (diakses 22 April 2016).
___________________. 2014. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id
OJK. 2016. Perdagangan dan Kapitalisasi Pasar Obligas (diakses 22 April 2016.
pada 22 April 2016.
PEFINDO 2016. Rating Obligasi Perusahaan Manufaktur diakses pada 22 April 2016.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yang
terdiri dari leverage, likuiditas, profitabilitas, jaminan dan umur obligasi dengan
variabel terikat, yaitu peringkat obligasi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan
situs ibpa.co.id, ojk.go.id,
www.sahamok.com
3.3 Batasan Operasional
. Waktu penelitian adalah akan di mulai Juni 2016 sampai
dengan selesai.
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Objek dalam penelitian ini adalah obligasi perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.
b. Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas,
likuiditas, jaminan, dan umur obligasi.
3.4 Defenisi Operasional Variabel
1. . Variabel Terikat (Y)
Varibel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi
(bond rating) yang merupakan peringkat yang menunjukkan mutu atau
kualitas dari suatu obligasi dengan kemungkinan gagal bayar atau disebut
sebagai risiko kredit. Suatu peringkat obligasi naik jika peringkat obligasi
pada periode saat ini lebih tinggi daripada peringkat obligasi pada periode
sebelumnya. Peringkat obligasi dikatakan turun jika di periode saat ini
peringkat obligasi lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Peringkat 1 untuk obligasi high investment grade (AAA,AA, dan A) dan 0
untuk obligasi low investment grade (BBB).
2. Variabel Bebas (X)
1. Leverage (X1)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Salah satu alat
pengukur yang digunakan adalah debt to equity ratio (DER) yang
dirumuskan dengan: (Gumanti, 2011: 113).
Debt to equity ratio
=
����������
������������
2. Likuiditas (X2)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
pendek perusahaan. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio (Gumanti, 2011:112).
Current Ratio = ������ ������
����� ������
3. Profitabilitas (X3)
Menunjukkan kemampuan dari perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan dengan menunjukkan laba yang dihasilkan
dari aktivitas perusahaan dari penjualan dan pendapatan investasi. Rasio
yang digunakan adalah return on asset (Gumanti, 2011:112):
Return on Asset = ���� ����� ℎ
����� ����
4. Secure (X4)
Perjanjian
secara finansial) terhadap obligasi dengan aset atau harta apabila
perusahaan mengalami suatu yang menyebabkan tidak dapat memenuhi
kewajibannya sebagai penerbit obligasi. Skala pengukurannya
menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy.
Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi dijamin
dengan asset khusus dan 0 jika obligasi hanya berupa surat hutang yang
tidak dijamin dengan aset khusus.
5. Maturity (X5)
pengukurannya menggunakan skala nominal karena variabel maturity ini
merupakan variabel dummy. Pengukurannya dilakukan dengan
memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima
tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Parameter Skala
Ukur
Peringat Obligasi (Y)
Peringkat obligasi (bond
rating) menunjukkan mutu
atau kualitas dari suatu obligasi dengan kemungkinan gagal bayar atau disebut sebagai risiko kredit.
Kategori yang berjenis numerik Nominal
Leverage (X1)
Rasio yang digunakan untuk mengukur atau menunjukkan sampai sejauh mana
penggunaan dari utang untuk membiayai investasi
Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan ganti rugi secara finansial) terhadap suatu obligasi dengan aset atau harta kekayaan apabila perusahaan mengalami suatu kejadian yang dapat menyebabkan perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disetujui sebagai pihak yang telah melakukan penerbitan obligasi.
Kategori yang berjenis numerik Nominal
Umur
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan adalah obligasi perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang tercatat di Indonesia Bond Market Directory (IBMD)
pada periode 2011-2014. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:122). Kriteria penarikan sampel
yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi di Bursa
Efek Indonesia yang tercatat di Indonesia Bond Market Directory (IBMD)
pada tahun 2011-2014.
2. Mempunyai laporan keuangan lengkap akhir tahun selama periode
2011-2014.
3. Obligasi diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO).
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Penarikan Sampel
No Karakteristik Sampel Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia
yang tercatat di Indonesia Bond Market Directory (IBMD) tahun 2011-2014 30 2. Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan lengkap 2011-2014 di Bursa
Efek Indonesia (3)
3. Obligasi Perusahaan yang tidak diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO) pada tahun 2011-2014 (15)
Jumlah Sampel 12
Sumber: (data diolah, 2016)
Berdasarkan karakteristik penarikan sampel, maka diperoleh sampel
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu berupa laporan keuangan, penelitian
sebelumnya, jurnal-jurnal, dan sumber dari media internet yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan studi dokumentasi. Dengan mengumpulkan data pendukung
dari literatur, meneliti dokumen-dokumen dan sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber media internet maupun
media massa lainnya.
3.8 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik, karena variabel
terikat (dependent) yang digunakan adalah variabel dummy. Dalam teknik analisis
penelitian ini tidak memerlukan uji normalitas data karena regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225).
Artinya, variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi normal linear
maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup.
3.9 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum dan generalisasi (Sugiyono, 2012:206). Penyajian data pada
statistik deskriptif dapat berbentuk tabel, diagram, ukuran, dan gambar.
3.10 Uji Regresi Logistik
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi (high investment grade dan
low investment grade). Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik
digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat
diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225)
dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003:597).
3.10.1 Uji Multikolinearitas
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang
kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya
korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam
penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar
variabel yang terdapat dalam matriks korelasi.
3.10.2 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test)
Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit
atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara
-2 log likelihood (Restr. deviance) terhadap nilai --2 log likelihood pada akhir
3.10.3 Uji Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan
menggunakan goodness of fit test yang diukur berdasarkan nilai Chi-Square pada
Hosmer and Lemeshow Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
3.10.4 Koefisien Determinasi (McFadden R-Square)
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik McFadden R-Square untuk
mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau
menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari McFadden R-Square
dapat diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel-variabel dependen.
3.11 Uji Hipotesis
3.11.1 Uji Signifikansi Model Simultan
Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients (L-R Statistic) berfungsi untuk
melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik, yakni melihat
pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama (simultaneously)
terhadap variabel dependen.
3.11.2 Uji Signifikansi Model Parsial
Pengambilan keputusan dalam pengujian pengaruh parsial, dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai probabilitas (Prob.). Berikut
Adapun ketentuan mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Ini berarti bahwa secara
parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ha diterima. Ini berarti bahwa secara parsial
variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Menguji hipotesis digunakan model regresi logistik. Analisis ini dilakukan
untuk menentukan pengaruh dari setiap variabel bebas (independen variabel)
terhadap variabel terikat (dependen variabel) yaitu prediksi peringkat obligasi
perusahaan manufaktur tahun 2011 sampai tahun 2014, karena variabel terikatnya
merupakan variabel dummy yaitu variabel yang memiliki dua alternatif. Adapun
model hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ln = �
1−�
=
α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4+ β5X5 +eKeterangan :
Ln = �
�−� = Prediksi Peringkat obligasi
Ln = �
Ln = �
�−�
=
0, jika peringkat obligasi termasuk non investment gradeα : Konstanta
β1-5 : Koefisien regresi
X1: Rasio Leverage
X2: Rasio Likuiditas
X3: Rasio Profitabilitas
X4: Secure
X5: Maturity
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Profil Perusahaan Manufaktur yang Menerbitkan Obligasi di BEI 1. PT Aneka Tambang Tbk.
Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka
Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 30
Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi Perseroan Terbatas. ANTAM
merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara
vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di
seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup
eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel,
feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka
panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Perusahaan menerbitkan obligasi yang
memiliki tenor 7 tahun sejumlah Rp 900.000.000.000 dengan tingkat bunga
8,375% per tahun.
2. PT Apexindo Pratama Duta Tbk.
PT Apexindo Pratama Duta Tbk. didirakan pada tanggal 20 Juni 1984 sebagai
perusahaan penyedia jasa pengeboran untuk perusahaan eksplorasi dan produksi
yang bergerak di industry minyak dan gas bumi di Indonesia. Pada tanggal 12 Juni
sampai tanggal 19 Juni 2014 dengan nilai Rp 300.000.000.000 yang memiliki
tingkat bunga tetap sebesar 15% per tahun.
3. PT Eagle High Plantations Tbk.
PT Eagle High Plantations Tbk (dahulu PT BW Plantation Tbk) didirikan
pada tanggal 6 November 2000 dengan nama PT Bumi Perdana Prima
Internasional Tbk. Perseroan mengubah namanya menjadi PT BW Plantation Tbk
pada tahun 2007. Maksud dan tujuan usaha Perseroan meliputi mengembangkan,
membudidayakan, dan memanen Tandan Buah Segar (TBS), serta mengekstraksi
minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit atau Palm Kernel
(PK). Pada tanggal 16 November 2010, Perusahaan menerbitkan dengan nominal
Rp 700.000.000. Obligasi ini mempunyai tingkat bunga tetap sebesar 10,675% per
tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 16 November 2015.
4. PT Fastfood Indonesia Tbk.
Fast Food Indonesia T
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Pada akhir 2011,
Perseroan mengoperasikan total 421 gerai, yang tersebar di 32 dari 33 propinsi, di
lebih dari 95 kota-kota di seluruh Indonesia, dan mempekerjakan sekitar 16.365
karyawan dengan hasil penjualan lebih dari Rp3,317 triliun. Pada minggu pertama
bulan Oktober di tahun ini, untuk pertama kali sejak Perseroan terdaftar sebagai
perusahaan publik. Pada tanggal 3 dan 4 Oktober 2011, Perusahaan telah
menawarkan kepada masyarakat obligasi tanpa hak konversi dengan tingkat suku
jatuh tempo dalam waktu lima tahun sampai dengan tanggal 6 Oktober 2016
dikenakan tingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun, dibayarkan setiap kuartal.
5. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen berbagai jenis
makanan dan minuman yang berkantor di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya
Intikusuma yang pada tahun 1994 berubah nama menjadi Indofood. Perusahaan
ini mengekspor bahan makanan yang diproduksinya hingga Australia, Asia, dan
Eropa. Pada tanggal 11 sampai 15 Juni 2009, perusahaan telah menawarkan
kepada masyarakat obligasi tanpa hak konversi dengan tingkat suku bunga tetap
13,00% per tahun, yang dibayarkan setiap kuartal, dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rp 1.610.000.000.000 yang memiliki periode jatuh tempo
dalam waktu lima tahun sampai dengan tanggal 18 Juni 2014.
6. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk adalah Produksi dan perdagangan pakan
ternak, pembibitan ayam serta penyertaan saham pada beberapa anak perusahaan
yang bergerak di bidang budidaya perairan, peternakan sapi dan produk konsumen
yang berdiri pada 18 Januari 1971. Pada tanggal 13 Januari 2012 perusahaan
menerbitkan obligasi berjangka waktu lima tahun dengan nilai Rp
7. PT Lautan Luas Tbk.
Sebagai perusahaan bahan kimia dasar dan khusus yang terkemuka di
Indonesia, PT Lautan Luas Tbk didirikan pada 13 Juli 1951 sebagai Persekutuan
Andil Maskapai Dagang dan Industri “Lim Teck Lee” (Indonesia), atau NV Lim
Teck Lee (Indonesia) Coy. Ltd. Perseroan mengawali usahanya sebagai importir
dan distributor bahan kimia dasar untuk industri batik dan makanan di Indonesia.
Pada tahun 1965, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Lautan Luas. Lautan
Luas mendirikan pabrik asam sulfat swasta pertama di Indonesia pada tahun 1969,
menandai komitmen Perseroan di bidang manufaktur. Perusahaan menerbitkan
obligasi tanpa jaminan dengan nilai nominal sebesar Rp 700.000.000.000 dengan
tingkat bunga tetap sebesar 9,75% per tahun. Obligasi ini telah dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 20 Juni 2013 dan akan jatuh tempo pada
tanggal 19 Juni 2018.
8. PT Mayora Indah Tbk.
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan
pabrik pertama berlokasi di Tangerang dengan target market wilayah Jakarta dan
sekitarnya. Setelah mampu memenuhi pasar Indonesia, Perseroan melakukan
Penawaran Umum Perdana dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1990
dengan target market; konsumen Asean. Kemudian melebarkan pangsa pasarnya
ke negara negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah tersebar di 5 benua di
dunia. Pada tanggal 9 Mei 2012, Perusahaan menerbitkan obligasi Rupiah senilai
atau sama dengan Rp 63.875.000.000 per tahun yang dibayarkan secara
triwulanan dan akan jatuh tempo pada tanggal 9 Mei 2019.
9. PT Medco Energi Tbk.
PT Medco Energi Internasional Tbk didirikan pada tanggal 9 juni 1980
sebagai perusahaan kontraktor pengeboran swasta Indonesia pertama. nama
perseroan telah mengalami tiga kali perubahan nama dari PT Meta Epsi Pribumi
Drilling Company di awal pendiriannya menjadi PT Medco energi corporation
sebelum penawaran perdana saham ke publik pada 1994 dan terakhir berubah
menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk pada 2000. Medco Energi telah
mendisversifikasi usahanya dalam bidang energi terkait lainnya, seperti
ketenagalistrikan, pengelolaan LPG, transportasi gas, pertambangan batu bara,
perdagangan dan distribusi high speed diesel, kontraktor anjungan untuk kegiatan
work-over dan unit perekaman (logging). Penerbitan obligasi dilakukan pada 12
Juli 2009 dengan tingkat kupon 14,25% dengan total nilai obligasi
986.500.000.000 yang jatuh tempo pada 17 Juni 2014.
10. PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk.
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk berdiri pada tanggal 7 Desember 1977.
Melakukan usaha di bidang industri, perdagangan dan jasa dibidang pemupukan,
petrokimia, agrokimia, agroindustri dan kimia lainnya serta pemanfaatan sumber
daya Perusahaan untuk menghasilkan barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan atau mengejar keuntungan guna
Perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) yang didirikan pada 7 Desember
1977. Obligasi Pupuk Kaltim II Tahun 2009, dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 7 Desember 2009 dengan nilai nominal sebesar Rp 660.000.000
Obligasi berjangka waktu 5 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 4
Desember 2014 dengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 10,75% per tahun
dan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal emisi dimulai pada 4 Maret
2010.
11. PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Salim Ivomas Pratama Tbk
Pratama tanggal 12 Agustus 1992 dan memulai kegiatan komersial pada tahun
1994. Kelompok Usaha memiliki perkebunan-perkebunan dan pabrik-pabrik di
provinsi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara. PT Salim
Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) beroperasi sebagai produsen minyak goreng dan
lemak, dengan aktivitas utama terdiri dari pembibitan kelapa sawit, penanaman
perkebunan kelapa sawit, produksi dan pengolahan minyak sawit mentah dan
minyak kelapa mentah, penanaman perkebunan karet dan pemasaran dan
penjualan prduk jadi, mengelola dan menanam tebu, kokoa, kelapa, teh, dan kopi,
dan memproses, memasarkan dan menjual produk agrikultur terkait. Perseroan
menerbitkan Obligasi pada 1 Desember 2009 dalam mata uang Rupiah sebesar Rp
12. PT Selamat Sempurna Tbk.
PT Selamat Sempurna Tbk. (“Perseroan”) didirikan di Indonesia pada
tanggal 19 Januari 1976. Pada tahun 1994, Perseroan mengakuisisi PT Andhi
Chandra Automotive Products (ACAP). Selanjutnya pada tahun 1995, Perseroan
juga melakukan kegiatan investasi pada PT Panata Jaya Mandiri, suatu
perusahaan patungan (joint venture) bersama Donaldson Company Inc, USA.
Pada tahun 1996, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) agar publik dapat ikut berpartisipasi
memiliki saham Perseroan tersebut. Obligasi Selamat Sempurna II Tahun 2010
dengan tingkat bunga tetap 10,8% dengan jangka waktu lima tahun dengan total
nominal 80.000.000.000.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum dan generalisasi (Sugiyono, 2012:206). Variabel yang
digunakan untuk melihat statistic deskriptif dari penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio (X1), Current Ratio (X2), Return on Assets (X3), Secure (X4),
Maturity (X5) dan Rating (Y). Berdasarkan statistik deskriptif didapatkan nilai
maksimum, minimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi dari data yang ada
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif DER, CR, ROA, Secure, Maturity, dan Rating
X1 X2 X3 X4 X5 Y
Mean 2.608958 1.949792 0.073125 0.416667 0.750000 0.812500 Maximum 28.19000 10.76000 0.240000 1.000000 1.000000 1.000000 Minimum 0.410000 0.520000 0.003 0.000000 0.000000 0.000000 Std. Dev. 5.315946 1.534040 0.058279 0.498224 0.437595 0.394443 Observations 48 48 48 48 48 48 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan output statistik deskriptif variabel
penelitian dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Berdasarkan tabel tersebut dapat
dijelaskan statistik deskriptif sebagai berikut:
1. Leverage atau DER (X1) dengan nilai minimum 0,410000 dimiliki oleh
Selamat Sempurna Tbk pada tahun 2013 karena perbandingan jumlah
utang dengan ekuitas yang dimilikinya lebih rendah dibanding dengan
perusahaan lain. Nilai maksimum 28,19000 dimiliki oleh Apexindo
Pratama Duta Tbk pada tahun 2014 karena perbandingan jumlah utang
yang lebih besar dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan merupakan
yang terbesar dibandingkan dengan perusahaan lain. Sementara rata-rata
dan standar deviasi dari DER adalah 2,608958 dan 5,315946.
2. Likuiditas atau Current Ratio (X2) minimum adalah 0,52 yang dimiliki
oleh Eagle High Plantations Tbk pada tahun 2014 karena perbandingan
antara aset lancar yang lebih rendah daripada utang lancar merupakan
yang terkecil dibandingkan dengan perusahaan lain. Nilai maksimum
10,76 pada Aneka Tambang Tbk pada tahun 2011 karena perbandingan
dibandingkan dengan perusahaan lain. Sementara rata-rata dan standar
deviasi dari CR adalah 1,949792 dan 1,534040.
3. Profitabilitas atau Return on Assets (X3) minimum adalah 0,003 pada
Medco Energi Internasional Tbk pada tahun 2014 karena laba yang
dihasilkan lebih kecil dari total aset jika dibandingkan dengan perusahaan
lain. Nilai maksimum 0,24 pada Selamat Sempurna Tbk pada 2014 karena
perbandingan antara laba yang dihasilkan dengan total aset merupakan
yang paling besar dibandingkan perusahaan lain. Sementara rata-rata dan
standar deviasi dari ROA adalah 0,073125 dan 0,058279.
4. Secure (X4) minimum adalah 0 dan maksimum 1 karena merupakan
bilangan yang dipakai untuk mengkategorikan variabel dummy. Sementara
rata-rata dan deviasi standar dari secure 0,416667 dan 0,498224.
5. Maturity (X5) minimum adalah 0 dan maksimum 1 karena merupakan
bilangan yang dipakai untuk mengkategorikan variabel dummy. Sementara
rata-rata dan deviasi standar dari maturity adalah 0,75 dan 0,437595.
6. Rating (Y) minimum adalah 0 dan maksimum 1 karena merupakan
bilangan yang dipakai untuk mengkategorikan variabel dummy, sementara
rata-rata dan deviasi standar dari maturity adalah 0,394443.
4.3 Uji Regresi Logistik
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi (high investment grade dan
low investment grade). Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik
diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225)
dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003:597).
4.3.1 Uji Multikolinearitas
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang
kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya
korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam
penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar
variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil pengujian ditampilkan dalam
Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Matriks Korelasi
X1 X2 X3 X4 X5
X1 1.000000 -0.184026 -0.139397 -0.068036 0.177691 X2 -0.184026 1.000000 0.217100 0.000951 -0.243815 X3 -0.139397 0.217100 1.000000 -0.097092 0.131402 X4 -0.068036 0.000951 -0.097092 1.000000 -0.292770 X5 0.177691 -0.243815 0.131402 -0.292770 1.000000 Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 (Data diolah)
Menurut Ghozali (2006:91), jika antar variabel independen ada korelasi
yang cukup tinggi diatas 0,90 maka hal ini indikasi adanya multikolinaritas. Hasil
pengujian menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 0,90 maka dapat disimpulkan tidak
4.3.2 Uji Model Fit (Overall Model Fit Test)
Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit
atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara
-2 log likelihood (Restr. deviance) terhadap nilai --2 log likelihood pada akhir
(Deviance), yang dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini (Tabel 4.3).
Tabel 4.3
Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test) Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
Hannan-Quinn criter. 0.819642 Deviance 23.10005
Restr. deviance 46.32745 Restr. log likelihood -23.16372
LR statistic 23.22740 Avg. log likelihood -0.240626
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 (Data diolah)
Diketahui nilai Restr. deviance (log likelihood awal) 46,32745, sementara
nilai Deviance (log likelihood akhir) 23,10005. Adanya penurunan nilai antara log
likelihood akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data
(Ghozali, 2006:233). Penurunan nilai log likelihood menunjukkan bahwa model
penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan variabel bebas
yaitu DER, CR, ROA, secure, dan maturity ke dalam model penelitian akan
memperbaiki model fit dalam penelitian ini.
4.3.3 Uji Kelayakan Model Regresi
Tabel Hosmer and Lemeshow Test (Tabel 4.4). Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan
model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit).
Tabel 4.4
Hosmer and Lemeshow Test Goodness-of-Fit Evaluation for Binary Specification
Andrews and Hosmer-Lemeshow Tests Equation: UNTITLED
Date: 09/28/16 Time: 12:25
Grouping based upon predicted risk (randomize ties)
H-L Statistic 4.0342 Prob. Chi-Sq(8) 0.8540
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 (Data diolah)
Pada Tabel 5.4 hasil pengujian menunjukkan nilai H-L Statistic sebesar
4,0342 dengan signifikansi sebesar 0,8540 yang nilainya lebih besar daripada
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu untuk
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model menerima Ho yang
berarti tidak ada perbedaan klasifikasi yang diamati. Itu berarti model regresi
logistik bisa digunakan untuk analisis selanjutnya.
4.3.4 Koefisien Determinasi (McFadden R-Square)
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik McFadden R-Square
untuk mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau
menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari McFadden R-Square
variabel-variabel independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel-variabel dependen.
Tabel 4.5 menyajikan nilai statistik dari McFadden R-Square.
Tabel 4.5 McFadden R-Square
Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
McFadden R-squared 0.501374
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai statistik McFadden
R-Square 0,501374 atau 50,14% yang artinya nilai tersebut diinterpretasikan sebagai
kemampuan variabel X1 (DER), X2 (CR), X3 (ROA), X4 (secure), dan X5
(maturity) dalam mempengaruhi rating sebesar 50,14%, sisanya 49,86%
dijelaskan oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain di luar model penelitian.
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikansi Model Simultan
Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients (L-R Statistic) (Tabel 4.6)
berfungsi untuk melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik,
yakni melihat pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama
(simultaneously) terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh
kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan secara
bersama-sama berpengaruh signifikan secara statistik terhadap rating.
Tabel 4.6
Uji Signifikansi Model Simultan Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
LR statistic 23.22740 Prob(LR statistic) 0.000305
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 (Data diolah)
4.4.2 Uji Signifikansi Model Parsial
Pengambilan keputusan dalam pengujian pengaruh parsial, dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai probabilitas (Prob.). Berikut
aturan pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan nilai probabilitas.
Adapun ketentuan mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Ini berarti bahwa secara
parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ha diterima. Ini berarti bahwa secara parsial
variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Tabel 4.7
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Dependent Variable: Y
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 09/28/16 Time: 12:23
Sample: 1 48
Included observations: 48
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
X1 0.033213 0.135052 0.245927 0.8057 X2 4.139182 1.769111 2.339696 0.0193 X3 -20.00093 13.50189 -1.481343 0.1385 X4 -2.589911 1.320336 -1.961554 0.0498 X5 0.807448 1.372507 0.588301 0.5563 C -2.391356 2.726318 -0.877138 0.3804
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi logistik sebagai
berikut.
��= �
� −1=−2,391 + 0,033�1+ 4,139�2−20,00093�3−2,5899�4
+ 0,8074�5
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat
signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Berdasarkan Tabel 4.7
diketahui:
1. Nilai Prob. dari konstanta pada Tabel 4.7 sebesar -2,391 menyatakan
bahwa jika variabel independen (leverage, likuiditas, profitabilitas, secure,
2. Nilai Prob. dari X1 (DER) terhadap prediksi peringkat obligasi (rating)
pada Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi 0,8057> 0,05. Dengan demikian
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
leverage berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap peringkat
obligasi.
3. Nilai Prob. dari X2 (CR) terhadap prediksi peringkat obligasi (rating) pada
Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi 0,0193<0,05. Dengan demikian nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa current
ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi.
4. Nilai Prob. dari X3 (ROA) terhadap prediksi peringkat obligasi (rating)
pada Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi 0,1385>0,05. Dengan demikian
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
return on assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi.
5. Nilai Prob. dari X4 (Secure) terhadap peringkat obligasi pada Tabel 4.7
diperoleh nilai signifikan 0,0498<0,05. Dengan demikian nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secure (jaminan)
berpengaruh negatif namun signifikan terhadap peringkat obligasi.
6. Nilai Prob. dari X5 (maturity) terhadap peringkat obligasi pada Tabel 4.7
diperoleh nilai signifikansi 0,5563>0,05. Dengan demikian nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa maturity
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil penelitian ini menunjukkan Leverage yang diproksikan dengan debt
to equity ratio (DER) memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan
terhadap peringkat obligasi. Penambahan leverage 1 poin, maka peringkat
obligasi juga akan naik 0,033213. Hal ini menujukkan bahwa perubahan yang
terjadi pada leverage, baik itu meningkat ataupun menurun tidak akan
memberikan dampak yang nyata pada peringkat obligasi. Rasio leverage
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh utang atau menunjukkan berapa besarnya beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva. Dengan menggunakan lebih
banyak utang berarti perusahaan memperbesar risiko yang ditanggung karena
perusahaan akan semakin sulit dalam melunasi utang yang dimiliki.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung, et. al
(2007) dan Adrian (2009) bahwa leverage tidak dapat digunakan dalam
memprediksi peringkat obligasi perusahaan. Penelitian ini bertentangan dengan
penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Nurhasnah (2003) yang menyatakan
bahwa rasio leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil penelitian ini menujukkan Likuiditas memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan. Dimana jika likuiditas mengalami kenaikan 1 poin, maka nilai
perusahaan juga akan naik sebesar 4,139182. Dalam hal ini likuiditas diukur
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik.
Peminjam (lender) menggunakan aset paling likuid sebagai sumber pembayaran
utama dan bunga sekuritas dalam asset financed (Joseph, 2002). Jadi semakin
perusahaan banyak memiliki aset yang likuid maka secara tidak langsung akan
mempengaruhi pelunasan kewajiban jangka panjangnya (pelunasan obligasi) yang
diharapkan dapat mengurangi default risk, sehingga kemungkinan peringkat
obligasi perusahaan tersebut semakin baik. Peringkat obligasi dapat menjadi
sinyal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang akan
terjadi terkait utang yang dimiliki (Raharja dan Sari, 2008). Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widowati, et. al (2014) dan Adrian (2009)
menunjukkan bahwa variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio
mempunyai pengaruh terhadap peringkat obligasi. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari pada utang
lancarnya. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Mahfudhoh dan Cahyonowati (2014) yang menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.5.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel
profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap peringkat obligasi yang
pengukuran profitabilitas yang berdasarkan proksi ROA kurang sesuai. Hal ini
dikarenakan ROA menunjukkan hasil (return) atas penggunaan aktiva perusahaan
dan penilaian yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat obligasi didasarkan pada
kinerja perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan utama. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Maharti dan Daljono (2011) yang menyatakan bahwa
profitabilitas dengan proksi return on assets berpengaruh tidak signifikan
terhadap peringkat obligasi. Namun tidak sama dengan yang dinyatakan penelitian
yang dilakukan oleh Yulianingsih (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.5.4 Pengaruh Jaminan (Secure) Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian menunjukkan jaminan (secure) memiliki pengaruh yang
negatif namun signifikan. Dimana jika secure mengalami kenaikan 1 poin akan
menurunkan peringkat obligasi sebesar 2,589911. Artinya jumlah jaminan
obligasi yang besar akan membuat peringkat obligasinya rendah. Jaminan obligasi
yang besar dapat menunjukkan bahwa risiko yang mungkin terjadi akan lebih
besar dan hal ini berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan dalam mengelola
kinerja keuangannya. Jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating
obligasi dapat dikategorikan aman. Brister (1994) dalam Amalia dan Devi (2007)
menyatakan bahwa investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibanding
obligasi yang tidak dijamin. Dengan jaminan aset yang dimiliki perusahaan dalam
menjamin obligasinya maka ketidakpastian keuangan perusahaan dapat
diminimalkan dan dikatakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmayanti (2009), namun bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widowati, et. al (2013) yang menyatakan
bahwa jaminan tidak membawa pengaruh terhadap peringkat obligasi.
4.5.5 Pengaruh Maturity Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa umur obligasi (maturity)
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini
berarti jika terjadi kenaikan 1 poin, maka peringkat obligasi juga akan naik
sebesar 0,807448. Maksud dari berpengaruh positif namun tidak signifikan adalah
perubahan yang terjadi pada maturity, baik lama atau tidaknya umur obligasi tidak
akan memberi dampak yang nyata bagi peringkat obligasi. Hasil pengujian ini
sesuai dengan hasil penelitian Amalia dan Devi (2007) yang menyatakan bahwa
maturity dinilai tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi. Namun
penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adrian
(2009) yang menunjukan bahwa maturity dinilai berpengaruh terhadap prediksi
peringkat obligasi dimana dinyatakan bahwa umur obligasi yang lebih pendek
maka akan meminimalkan risiko gagal bayar sehingga dapat meningkatkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa secara bersamaan (simultan) leverage (DER), likuiditas (CR), profitabilitas
(ROA), secure, dan maturity berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi
(rating). Secara parsial leverage (DER) berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap peringkat obligasi, likuiditas (CR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap peringkat obligasi, profitablitas (ROA) berpengaruh negatif
namun tidak signifikan, secure berpengaruh negatif namun signifikan terhadap
peringkat obligasi dan maturity berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap peringkat obligasi (rating) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
Dilihat bahwa nilai statistik McFadden R-Square 0,501374 atau 50,14%
yang artinya nilai tersebut diinterpretasikan sebagai kemampuan variabel X1
(DER), X2 (CR), X3 (ROA), X4 (secure), dan X5 (maturity) dalam mempengaruhi
rating sebesar 50,14%, sisanya 49,86% dijelaskan oleh variabel-variabel atau
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan seperti yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi emiten/ Perusahaan Manufaktur yang mengeluarkan obligasi harus
memperbaiki atau meningkatkan kinerja keuangannya, misal dengan tidak
terlalu bergantung dalam penggunaan utang dalam melakukan aktivitas
perusahaan, memanfaatkan aset yang dimiliki oleh perusahaan seoptimal
mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dengan
meningkatkan kinerja perusahaan akan dapat meningkatkan peringkat
(rating) obligasi yang baik dan memiliki daya jual tinggi.
2. Bagi para investor yang ingin menginvestasikan dana dalam bentuk
obligasi hendaknya memperhatikan peringkat obligasi perusahaan, melihat
kinerja keuangan perusahaan dan melihat keamanan dari obligasi yang
akan dibeli.
3. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan objek penelitian seluruh obligasi perusahaan di Bursa Efek
Indonesia termasuk dari perusahaan keuangan sesuai sektor industri setiap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Obligasi
Menurut Brealey, et al., (2008:130) obligasi adalah sekuritas yang
mewajibkan penerbitnya untuk melakukan pembayaran tertentu pada pemegang
obligasi. Emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi investor pemegang
obligasi, berupa kupon yang dibayarkan secara periodik terhadap investor. Kupon
merupakan bunga yang besarnya tetap dan dibayarkan oleh penerbit obligasi
sesuai waktu yang telah ditetapkan. Akan tetapi dalam perkembanganya ada pula
bunga obligasi yang dibayarkan dalam jumlah yang tidak tetap besarnya sesuai
dengan perkembangan tingkat suku bunga secara umum, atau yang disebut
dengan bunga mengambang. Dengan demikian, obligasi dikatakan sebagai salah
satu instrumen pasar modal yang memberikan pendapatan tetap (fixed-income
securities) bagi pemegangnya. Perusahaan penerbit (emiten) dari obligasi
berkewajiban untuk membayarkan bunga dalam jumlah tertentu secara periodik
selama obligasi tersebut belum jatuh tempo, dan juga melakukan pembayaran
kembali nilai principal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo yang telah
ditentukan.
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut
(www.idx.co.id).
Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh
pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berutang, yang
mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga
secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap (Rika, 2011:2). Secara
umum obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang. Menurut konvensi yang
berlaku di Indonesia, surat utang dengan tenor di atas 5 (lima) tahun disebut
obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 (tiga) tahun yang diterbitkan
perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi. Kebanyakan
obligasi yang di Indonesia bertenor 5 (lima) tahun dan paling panjang adalah 30
(tiga puluh) tahun.
Ditinjau dari sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif
yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga
yang dibayar secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang
yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan
(Susilowati dan Sumarto, 2010:1). Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang
diisyaratkan oleh investor pada obligasi ini bergantung pada risiko kegagalan
obligasi yang diperkirakan oleh investor. Jika bunga obligasi lebih tinggi dari
tingkat bunga yang berlaku dipasar, harga (nilai) obligasi lebih tinggi dari nilai
nominalnya. Sebaliknya jika bunga obligasi lebih rendah dari tingkat bunga yang
2.1.2 Jenis-jenis Obligasi
Berdasarkan Bursa Efek Indonesia, obligasi dapat dibagi dalam beberapa
jenis, yaitu:
A. Dilihat Dari Sisi Penerbit:
1. Corporate Bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik
yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha
swasta.
2. Government Bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
3. Municipal Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan
publik (public utility).
B. Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga
1. Zero Coupon Bonds, yaitu obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus
pada saat jatuh tempo.
2. Coupon Bond, yaitu obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
3. Fixed Coupon Bonds, yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
4. Floating Coupon Bonds, yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
C. Dilihat dari Hak Penukaran (Opsi):
1. Convertible Bonds, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah
saham milik penerbitnya.
2. Exchangeable Bonds, adalah obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah
saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
3. Callable Bonds, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
4. Putable Bonds, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
D. Berdasarkan Jaminan atau Kolateralnya:
1. Secured Bonds, yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini,
termasuk didalamnya adalah:
a. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan penanggungan dari pihak ketiga.
b. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
c. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan
yang dimilikinya.
2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu
tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
E. Berdasarkan Nilai Nominal:
1. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjual belikan dalam satu
nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal
yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
F. Berdasarkan Perhitungan Imbal Hasil:
1. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan
sistem kupon bunga.
2. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua
macam obligasi syariah, yaitu:
a. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
b. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
bersifat tetap, dan bisa diketahui/ diperhitungkan sejak awal
obligasi diterbitkan.
2.1.3 Karakteristik Obligasi
Menurut Bursa Efek Indonesia karakteristik obligasi dibagi kedalam
beberapa bagian, yaitu:
1. Nilai Nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang
akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh
tempo.
2. Kupon (the interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah
setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual
persentase.
3. Jatuh Tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari
sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam
waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memiliki
risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang
jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon / bunganya.
4. Penerbit / Emiten (issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu
(default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic
Indonesia.
2.1.4 Risiko Obligasi
Obligasi berdasarkan sudut pandang investor, merupakan suatu aset (aset
finansial), yaitu: suatu sekuritas yang dapat memberikan pendapatan tetap
sehingga dianggap berbobot risiko. Bagi investor yang selalu mengelak risiko,
maka investasi dalam obligasi adalah instrumen yang paling tepat. Berikut ini
beberapa risiko yang dihadapi oleh para investor dalam investasi obligasi
(Fabozzi, 2000), yaitu:
1. Default Risk
Risiko bahwa emiten akan tidak mampu memenuhi pembayaran bunga
dan pokok utang sesuai dengan kontrak. Obligasi perusahaan mempunyai default
risk yang lebih besar daripada obligasi pemerintah. Tidak bagi masyarakat umum
untuk melihat besar kecilnya risiko ini. Cara terbaik untuk melihat risiko ini
adalah dengan terus memonitor peringkat yang diberikan oleh perusahaan efek. Di
Indonesia badan tersebut dikenal dengan Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO). Obligasi yang paling aman diberi peringkat AAA dan yang paling
besar risikonya diberi peringkat D.
2. Risiko Tingkat Bunga
Pada umunya harga obligasi bergerak berlawanan arah terhadap perubahan
Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan obligasi sampai jatuh tempo,
perubahan harga obligasi sebelum maturity tidak menarik perhatiannya akan
tetapi bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, suatu
kenaikan suku bunga setelah membeli obligasi berarti adalah capital loss yang
direalisasikan. Risiko tersebut disebut interest rate risk atau disebut juga price
risk. Kenaikan tingkat bunga pasar menyebabkan menurunnya harga obligasi
karena sebesar apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang
obligasi tetap hanya akan menerima tingkat bunga yang sudah ditetapkan.
3. Risiko Inflasi
Risiko inflasi disebut pula risiko terhadap daya beli. Risiko inflasi merupakan
risiko bahwa return yang direalisasikan dalam investasi obligasi tidak akan cukup
untuk menutupi kerugian menurunnya daya beli yang disebabkan inflasi. Bila
inflasi meningkat dan tingkat bunga obligasi tetap, maka terjadi penurunan daya
beli yang harus ditanggung investor.
4. Call Risk (Risiko waktu)
Risiko ini melekat pada callable bonds, yakni obligasi yang dapat ditarik
sewaktu-waktu oleh emitennya dengan harga yang telah ditetapkan. Risiko waktu
terjadi jika: (a) pola aliran kas emiten tidak pasti; (b) penarikan dilakukan pada
saat suku bunga rendah dan (c) potensi kenaikan harga obligasi lebih tinggi dari
harga call-nya.
5. Reinvestment Risk
Pendapatan obligasi berasal dari pembayaran suku bunga dari coupon, setiap