EFFECT OF LEVEL OF KNOWLEDGE RELIGIOSITY AND ISLAMIC BANK OF INTEREST IN THE STUDENT BEING ISLAMIC BANK
CUSTOMERS
(Case Study High School in Yogyakarta)
Oleh :
AMELIA ELFITRA SAVITRI 20130420374
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
EFFECT OF LEVEL OF KNOWLEDGE RELIGIOSITY AND ISLAMIC BANK OF INTEREST IN THE STUDENT BEING ISLAMIC BANK
CUSTOMERS
(Case Study High School in Yogyakarta) SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
AMELIA ELFITRA SAVITRI 20130420374
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
v (Aristoteles)
“Sesuatu yang belum dikerjakan, sering kali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah
berhasil melakukannya dengan baik.”
(Evelyn Underhill)
“Karena sesungguhnyasesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap”
vi skripsi ini dapat terselesaikan
Terimakasih juga kepada junjungan-Nya, Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan
bagi kita semua.
Untuk Kedua orangtuaku yang tercinta, Bapak dan Mamah terimakasih yang telah
memberikan kasih sayang yang tidak hentinya, motivasi, perhatian, dukungan finansial, doa,
kebahagiaan, serta kesabaran yang tiada henti. Terimakasih juga Masku dan adikku yang telah
memberikan doa dan dukungan. Semangat. Serta Om Dedi dan Bulek Fifi yang telah memberikan
banyak dukungan, doa, membantu biaya kuliah awal sampai selesai.
Untuk Mas Khoirul Umam, terimakasih yang telah memberikan semangat, motivasi,
dukungan, perhatian, kasih sayang, cinta, kesabaran menghadapi aku, serta kebahagiaan yang tiada
hentinya.
Untuk hewan peliharaanku (Kucing) si Jambul, Acil, Tono, Toni, dll yang memberikanku
hiburan dikala hati dan pikiran lagi gundah-gulana menghadapi skripsi. Terimakasih mpusss.
Untuk Sahabatku SMA (Bidadari dari Surga) Atika, Dilla, Tari, Riska, Desy, Clara, Resha
Jesika yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, nasehat-nasehat, masih tetap komunikasi,
masih tetap solid, walaupun kalau kumpul susah full team yang penting dijaga silaturahminya
vii
Terimakasih telah membuat pertemanan yang dapat berkembang satu sama lain, begadang ngerjain
tugas bareng-bareng sampai nginep bareng-bareng, kalau udah curhat gak kenal batas waktu,
terimakasih udah sabar banget hadepin aku, nasehat yang tiada henti-hentinya agar dapat menjadi
lebih baik. Sekali lagi terimakasih gengten.
Untuk Teman-teman Seperjuangan Pendakian Gunung yang pernah muncak bareng.
Terimakasih kalian semua telah mengajarkanku artinya kesabaran, pengorbanan, perjuangan yang
tiada henti, semangat yang terus-menerus, mengatur waktu, kondisi tubuh, perlengkapan yang
dibayar sama kebahagiaan keindahan alam semesta sama halnya perjuangan untuk menyelesaikan
skripsi untuk kebahagiaan masa depan.
Teman Seperjuangan dalam mengerjakan skripsi dan mengejar ACC Siti Hajar, Iqbal, dan
Mbak Syam, Nisa, Kukuh yang selalu sabar mengajarkan dan memberikan dukungan agar cepat
di revisi dan selesai. Serta teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu,terimakasih
x
RELIGIUSITAS DAN TINGKAT PENGETAHUAN BANK SYARIAH PADA SISWA TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH BANK SYARIAH (Studi Kasus Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta)”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat
meningkatkan minat menjadi nasabah bank syariah dan memberikan ide
pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan melindungi penulis
dalam penulisan karya tulis ini.
2. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ahim Abdurahim, S.E., M.Si., SAS., Ak., CA selaku dosen
pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan
masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen Akuntansi untuk ilmu yang telah diberikan kepada
xi
motiasi dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.
7. Seluruh staff karyawan dan karyawati Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
8. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari banyak
kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kitik, saran, dan pengembangan
penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik
ini.
Yogyakarta, 24 Maret 2017
Penulis
xii
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9
A. Landasan Teori... 9
1. Teori Tindakan Beralasan ... 9
2. Pengertian Religiusitas ... 10
3. Pengertian Pengetahuan Bank Syariah... 14
4. Pengertian Bank Syariah ... 18
5. Produk-produk Bank Syariah ... 20
6. Pengertian Minat Menjadi Nasabah ... 26
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 27
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 31
B. Jenis dan Sumber Data ... 31
C. Teknik Pengambilan Sampel... 32
D. Teknik Pengumpulan Data... 32
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 36
1. VariabelIndependen (X)………... 36
2. Variabel Dependen (Y)……….... 37
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data... 37
1. Uji Validitas……….. 37
2. Uji Reliabilitas……….. 40
G. Uji Analisis Data ... 42
1. Uji Statistik Deskriptif………... 42
2. Uji Asumsi Klasik………. 42
H. Uji Hipotesis………... 44
1. Uji Regresi Linear Berganda……….. 44
2. Uji KoefisienDeterminasi……….... 44
3. Uji Simultan (F)………... 45
4. Uji Parsial (t)………... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 46
A. Gambaran Umum Subyek dan Obyek Penelitian ... 46
B. Uji Statistik Deskriptif ... 49
C. Uji Kualitas Data... 50
D. Uji Asumsi Klasik ... 53
E. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 55
xiv
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 63
A. Simpulan ... 63
B. Saran... 63
C. Keterbatasan Penelitian ... 64
xv
3.2 Nilai SkorUnfavorable... 33
3.3 Kisi-kisi Instrumen Religiusitas ... 34
3.4 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan ... 35
3.5 Kisi-kisi Instrumen Minat ... 35
3.6 Validitas Butir Soal Angket Religiusitas ... 38
3.7 Validitas Butir Soal Angket Pengetahuan Bank Syariah ... 39
3.8 Validitas Butir Soal Angket Minat Nasabah Bank Syariah ... 39
3.9 Reliabilitas Angket Religiusitas ... 41
3.10 Reliabilitas Angket Pengetahuan Bank Syariah... 41
3.11 Reliabilitas Angket Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 41
4.1 Deskriptif Statistik. ... 49
4.2 NilaiPearson CorrelationReligiusitas... 50
4.3 Nilai Pearson Correlation Pengetahuan ... 51
4.4 NilaiPearson CorrelationMinat Nasabah Bank Syariah ... 52
4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 52
4.6 Uji Normalitas... 53
4.7 Uji Multikolinearitas ... 54
4.8 Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.9 Koefisien Determinasi... 55
4.10 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 56
4.11 Uji Parsial (Uji T)... 57
xvi
viii
Bank Syariah. Subjek dalam penelitian ini adalah sekolah menengah atas yang ada di Yogyakarta yaitu SMA MAN 1 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 3, dan SMA Negeri 5 Yogyakarta. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 139 yang dipilih responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS versi 15. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda.
Berdasarkan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat religiusitas pada siswa berpengaruh positif signifikan terhadap minat menjadi nasabah bank syariah dibuktikan dengan nilai sig 0,000 < α (0,05) dan arah koefisien regresi positif 0,328. Sedangkan tingkat pengetahuan bank syariah pada siswa berpengaruh positif signifikan terhadap minat menjadi nasabah bank syariah dibuktikan dengan nilai sig 0,000 < α (0,05) dan arah koefisien regresi positif 0,400.
ix
Yogyakarta. The schools are SMA MAN 1 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 3, and SMA Negeri 5 Yogyakarta. In this study, the researcher selected sample of 139 responses by using purposive sampling method .The analytical tool that used by researcher is SPSS version 15. The data were analyzed using multiple linear regression models.
Based on the data that has been done showed by researcher. The level of religiosity in becoming customers of Islamic banks is significant positive effect on students' interest that proved by sig 0.000 < α (0.05) and the direction of positive regression coefficient 0.328. Besides that, the level of students' knowledge of Islamic banks is significant positive effect on customer interest into Islamic banks proved with sig 0.000 <α (0.05) and the direction of positive regression coefficient 0,400.
1
A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian indonesia menjadikan salah satu faktor
kestabilan kondisi ekonomi global modern saat ini. Hal ini dibuktikan dengan
adanya perbankan syariah menjadikan tolak ukur eksistensi ekonomi syariah.
Dengan berdirinya Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama di Indonesia
pada tahun 1992 bank ini menjadi pelopor yang menerapkan sistem ini
ditengah maraknya bank-bank konvensional (Yaya dkk, 2009). Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 jumlah masyarakat yang
beragama islam mencapai 207.176.162 jiwa dengan presentase yaitu 87,18%.
Hal ini menjadikan potensi yang sangat besar bagi perekonomian syariah di
Indonesia.
Perbankan di Indonesia menerapkan “dual banking system”, artinya
Bank Konvensional diperkenankan untuk membuka unit usaha syariah yang
khusus beroperasi dengan menggunakan sistem syariah. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan penduduk islam dalam mengembangkan bank syariah
untuk menjadi nasabah bank syariah. Perbankan Syariah adalah lembaga
keuangan dimana dalam operasionalnya berlandaskan pada prinsip-prinsip
islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Penerapan prinsip islam inilah yang
membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah. Perbankan
Syariah dapat diterima oleh penduduk islam karena sistem bank syariah
Dewan Syariah (DSN) No.15/DSN-MUI/IX/2000 menjelaskan bahwa dalam
mekanisme perhitungan bagi hasil sendiri terdapat 2 jenis pendekatan
berdasarkan Revenue Sharing ( bagi hasil / pendapatan) yaitu bagi hasil yang
dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal atau Profit Sharing (bagi
untung) yaitu bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal
dan biaya-biaya. Pendekatan tersebut pada dasarnya digunakan untuk
keperluan distribusi hasil usaha dalam Perbankan Syariah. DSN juga
mempertimbangkan kepastian tentang prinsip mana yang boleh digunakan
dalam perbankan syariah untuk dijadikan sebagai pedoman.
Hal ini menjadi pertimbangan masyarakat untuk memilih bank syariah
daripada bank konvensional. Dengan kata lain prinsip syariah yang dimaksud
adalah adanya larangan riba atau bunga yang dipungut kepada peminjam.
Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 275 yang artinya :
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainka seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,” padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;mereka kekal di dalamnya”.
Firman Allah SWT diatas menjelaskan bahwa riba telah jelas dilarang
oleh Allah SWT. Hal ini juga dijelaskan pada ayat dan hadist yang
menerangkan mengenai keharaman riba seperti bertransaksi jual-beli maupun
merugikan sesama manusia. bank syariah merupakan lembaga keuangan
syariah yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-sunnah yang mempunyai
prinsip yaitu keadilan, kemakmuran, dan kemaslahatan umat manusia. Tujuan
bank syariah sendiri untuk menerapkan ajaran agama islam kepada
masyarakat.
Berdasarkan hasil survey Sindonews menyatakan bahwa rekening
penduduk Indonesia di bank syariah hanya 5,68% dari total jumlah penduduk
Indonesia artinya hanya 17 juta penduduk Indonesia yang memiliki rekening
di Bank Syariah. Jumlah tersebut masih sangat sedikit dikarenakan perbankan
syariah sudah beroperasi sejak tahun 1992. Pertumbuhan Perbankan Syariah
saat ini dinilai semakin baik jika masyarakat mempunyai antusias yang tinggi
terhadap pemahaman dan pengetahuan tentang bank syariah. Sedangkan,
upaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang bank syariah
menjadi pokok permasalahan yang masih terjadi dikarenakan masyarakat
masih belum memahami prinsip maupun operasional bank syariah tersebut.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan saat ini bagaimana memberikan
pemahaman yang rasional terhadap bank syariah sehingga memberikan
dampak bagi perekonomian Indonesia.
Pelajar merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
kemampuan diri dengan cara melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Jumlah
pelajar di Indonesia mencapai lebih dari 58 juta orang/siswa yang mayoritas
kemungkinan dari pelajar akan tertarik menabung atau menjadi nasabah di
bank syariah karena tuntutan era globalisasi dan kebutuhan ekonomi yang
sesuai dengan konsep syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2008) menyatakan bahwa
adanya sistem pembelajaran ekonomi syariah memberikan pemahaman
intelektual dan membentuk pola pikir yang matang dalam meningkatkan
wawasan yang lebih luas tentang bank syariah. Hal ini juga harus didukung
oleh Guru Pengajar yang mempunyai pengetahuan yang luas mengenai
ekonomi syariah, khususnya mengenai perbankan syariah sehingga siswa
dapat mengembangkan pemahaman bank syariah. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan perbankan syariah bagi sekolah antara lain
pengetahuan dan agama (religiusitas). Pengetahuan tentang bank syariah
antara lain di peroleh dari adanya aktivitas pembelajaran, media, organisasi
sekolah, maupun Informasi yang lain. Hal ini memberikan kesadaran diri bagi
siswa untuk menjadi nasabah di bank syariah.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa (dalam hal ini produk
dan jasa bank syariah), serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk
dan jasa tersebut serta informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen (Sumarwan, 2004). Pengetahuan konsumen tentang bank syariah
seperti riba, ijarah, mudharabah, musyarakah dan murabahah. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi pola pikir siswa yaitu tingkat pemahaman keagamaan
Menurut (Rokeach dan bank dalam Sahlan, 2011) mengartikan
Religiusitas merupakan suatu sikap dan kesadaran diri dalam seseorang yang
muncul di dasarkan pada suatu keyakian atau kepercayaan seseorang terhadap
suatu agama yang dianut. Sikap tersebut merupakan suatu keadaan yang
mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan tingkat ketaatannya
terhadap agama yang dianut (Jalaluddin, 2010). Tingkat religiusitas seseorang
bukan hanya dilihat dari beribadah saja, namun diwujudkan dalam berbagai
sisi kehidupannya. Dalam islam, perilaku seseorang harus mencerminkan
hubungan dirinya dengan Allah SWT agar kehidupannya dapat selamat baik di
dunia maupun di akhirat. Di Sekolah, siswa juga dilandasi dengan bekal
Agama yang diajarkan oleh Guru PAI ataupun mengikuti kegiatan kerohanian
(ROHIS). Hal ini dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap suatu kepercayaan
kepada bank syariah dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai ajaran agama
islam dan pengetahuan tentang bank syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh (Masruroh, 2015) menyatakan bahwa
adanya pengaruh signifikan dari disposable Income terhadap minat menabung
di bank syariah jika dimoderasi dengan variabel religiusitas. Semakin tinggi
tingkat religiusitas seseorang maka semakin tinggi seseorang tersebut
menghindari larangan Allah SWT seperti menabung di bank syariah.
Menabung yaitu suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mencukupi
kebutuhan masa depan. Sikap menabung ini harus didasari keinginan diri
sendiri untuk menabung. Kebiasaan menabung juga harus memerlukan niat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
menggunakan variabel religiusitas dan variabel pengetahuan sebagai variabel
independen dan variabel minat sebagai variabel dependen, Modifikasi
instrument penelitian serta setting lokasi . Berdasarkan pembahasan di atas,
peneliti tertarik akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat
Religiusitas dan Tingkat Pengetahuan Bank Syariah Pada Siswa terhadap
Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah” Penelitian ini mengambil sampel
siswa di Yogyakarta karena Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai kota
pelajar di Indonesia. Siswa juga bisa dikatakan sebagai pasar potensial bagi
dunia perbankan syariah. Sebelum siswa memberikan keputusan untuk
menabung terutama di bank syariah, diperlukan adanya pertimbangan tujuan
dan manfaatnya. Diharapkan dengan dilaksanakan penelitian ini, akan
memberikan kontribusi bagi siswa supaya meningkatkan perbankan syariah.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini terdapat batasan masalah dalam penelitian, yaitu :
1. Penulisan ini mengutamakan pembahasan pengaruh tingkat religiusitas dan
tingkat pengetahuan bank syariah pada siswa terhadap minat menjadi
nasabah bank syariah
2. Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta
3. Pengambilan Sampel hanya dilakukan pada siswa di Sekolah Menengah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana pengaruh tingkat religiusitas siswa terhadap minat menjadi
nasabah bank syariah ?
2. Bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan siswa terhadap minat menjadi
nasabah bank syariah ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penilitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan
studi kasus mengenai:
1. Menguji dan memperoleh studi kasus pada peneiltian tersebut
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas siswa terhadap minat
menjadi nasabah bank syariah
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan siswa terhadap minat
menjadi nasabah bank syariah
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Di Bidang Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi
akademisi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
2. Bagi Kalangan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi dari berbagai
informasi mengenai mata pelajaran ekonomi syariah pada tingkat
pendidikan menengah, sehingga penelitian ini dapat memperkaya ilmu
pengetahuan dan menjadi rujukan dalam sebuah refrensi untuk penulisan
berikutnya.
3. Bagi Pihak Sekolah
Mengingat penerapan pelajaran ekonomi syariah baru diterapkan di
beberapa sekolah saja, maka penulis berharap tulisan ini dapat memberikan
masukan atas sebuah koreksi dan bisa menjadi masukan dalam penerapan
mata pelajaran ekonomi syariah sehingga pembelajarannya menjadi lebih
baik.
4. Bagi Siswa
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan mengenai perbankan syariah berkaitan dengan minat untuk
menjadi nasabah bank syariah
5. Bagi Guru
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi para Guru
agar dapat mengajar dan mengembangkan lebih pada sekolah-sekolah di
seluruh Indonesia
6. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil Peneliti ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
9
A. Landasan Teori
1. Teori Tindakan Beralasan
Teori tindakan beralasan (Reasoned Action Theory) dikemukakan
oleh (Albarracin et al, 2001). Teori ini mengatakan bahwa sikap terhadap
perilaku dilihat dari bagaimana seseorang membentuk perilaku tertentu.
Teori ini melihat adanya penyebab perilaku yang didasarkan pada asumsi,
yaitu seseorang melakukan sesuatu dengan cara yang masuk akal,
mempertimbangkan semua informasi yang ada dan memperhitungkan
dampak dari tindakan itu sendiri. Teori ini dipengaruhi oleh 2 variabel yaitu
variabel sikap dan variabel norma subyektif. Variabel sikap adalah faktor
yang berasal dari diri sendiri sedangkan variabel norma subyektif berasal
dari orang lain.
Diri sendiri adalah sikap dimana diri seseorang memikirkan suatu
tindakan yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan tertentu. Norma
subyektif atau pengaruh orang lain adalah sikap dimana seseorang yang
akan mengambil sebuah keputusan akan merasa bimbang atau ada pilihan
lain karena ada pendapat lain dari keputusan yang akan diambil. Pengaruh
ini akan mengakibatkan seseorang akan memikirkan ulang pilihan atau
Pada dasarnya teori ini memberikan sebuah gambaran sikap yang
dapat dipengaruhi melalui suatu proses pengambilan keputusan yang sangat
teliti dan penuh pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang terbaik.
Dapat dijabarkan ada tiga implikasi yang bisa dijelaskan yaitu; pertama,
sikap yang spesifik lebih dapat mempengaruhi suatu proses pengambilan
keputusan dari pada ditentukan sikap yang umum. Kedua, norma subyektif
merupakan suatu situasi yang dapat mempengaruhi suatu pengambilan
keputusan, maka tidak hanya dipengaruhi oleh sikap saja.
Norma subyektif adalah suatu keinginan orang lain yang
mengharapkan apa yang mereka ungkapkan dapat dilakukan sebagai
landasan pengambilan keputusan. Ketiga, sikap yang terjadi atas
kebersamaan cenderung akan membuat suatu niatan berperilaku tertentu.
Jadi untuk mengetahui minat konsumen dalam memilih bank syariah
mengacu pada teori ini karena konsumen berpendapat bahwa perilaku
tersebut berdampak positif untuk diri sendiri dan orang lain tidak keberatan
jika ia berperilaku seperti itu.
2. Pengertian Religiusitas
Religiusitas berasal dari bahasa latin relegio yang berarti mengikat.
Ini mengandung makna bahwa dalam religi atau agama memiliki
aturan-aturan atau kewajiban – kewajiban yang harus dipatuhi oleh para
sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan
alam sekitarnya (Stark, dalam Wahyuni 2010)
Religius adalah keadaan dimana dalam diri seseorang merasakan
dan mengakui adanya kekuatan spiritual untuk mencapai tujuan hidup
manusia dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan dan
meninggalkan seluruh larangannya, sehingga hal ini akan membawa
ketenangan dan ketentraman diri. Religius merupakan salah satu faktor yang
tidak mempengaruhi masyarakat muslim untuk tidak memilih bank syariah
(Wahyuni, 2010)
Sedangkan menurut (Sartika, et al, 2011) religiusitas adalah suatu
keyakinan terhadap adanya Tuhan dan pengalaman seseorang terhadap
ajaran agama sehingga ada ketertarikan seseorang terhadap agama yang di
peluknya. Agama islam adalah agama yang sempurna, ajarannya tidak
hanya menyentuh aspek-aspek ritual saja, melainkan islam juga menuntut
manusia untuk mencapai ajarannya dalam setiap segi kehidupan. Seperti
halnya sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 2 ayat 208
yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam
Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu”. Dimana disini religiusitas
seseorang akan mempengaruhi tingkat keimanan individu dalam
Terdapat beberapa dimensi dalam religiusitas menurut (Glock dan
Stark dalam El-Menouar, 2014) adalah sebagai berikut:
a. Dimensi Keyakinan
Dimensi ini melihat tingkatan sejauh mana seseorang berpegang teguh,
menerima, dan mengakui ajaran-ajaran dalam agamanya. Keyakinan ini
sangat berkaitan dengan kemampuan untuk mengenal Tuhan. Dengan
mengenal Tuhan manusia mampu menghayati keberadaan-Nya untuk
diakukan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya percaya pada
Allah, percaya kepada kitab Allah, percaya adanya surga dan neraka, dan
sebagainya. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imran 19 :
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada agama yang diterima disisi-Nya
kecuali agama islam, yaitu dengan mengikuti ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Keyakinan adanya kekuasaan Allah akan meningkatkan
keimanan seseorang agar dapat menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangannya.
b. Dimensi Peribadatan/praktik agama
Dimensi ini melihat sejauh mana tingkatan seseorang dalam
menjalankan kewajiban kewajiban praktek agamanya. Dimensi ini meliputi
perilaku peribadatan dalam menjalani kewajiban yang beragama, dan
dianutnya. Misalnya zakat, puasa, haji, dan sebagainya. Di jelaskan dalam
al Qur’an surat Al-Bayyinah (98) ayat 5 :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus“.
Dapat disimpulkan bahwa Allah menegaskan bahwa manusia tidak
diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan melaksanakan
ibadah secara ikhlas dan menunaikan zakat agar mendapat ridho Allah.
c. Dimensi Pengalaman
Dimensi ini melihat sejauh mana implikasi agama mempengaruhi
perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dimensi ini
menggambarkan perasaan seseorang dalam mengalami dan merasakan
pengalaman spiritual. Misalnya perasaan dekat dengan Allah, dicintai Allah,
doa-doa sering dikabulkan, perasaan tenteram dan bahagia karena
menuhankan Allah (Ancok dan Suroso, 2002), dan diselamatkan dari
musibah, memilih produk yang halal, menerima pendapatan yang tidak
terpikirkan sebelumnya, seperti hibah, hadiah, dan warisan.
d. Dimensi Pengetahuan Agama
Dimensi ini melihat seberapa jauh seseorang mengetahui dan
memahami ajaran-ajaran agamanya yang terdiri dari dasar-dasar keyakinan,
tradisi terutama yang ada dalam Kitab Suci, Hadits, Al-Qur’an. Misalnya
pengetahuan tentang hukum riba, pengetahuan tentang jual-beli sesuai
syariat islam, dan sebagainya. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al
"Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat".
Dapat disimpulkan bahwa Allah akan meninggikan derajat
seseorang jika memperdalam pengetahuan tentang isi Al-Quran,
pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan serta pemahaman
terhadap kaidah-kaidah ilmu ekonomi islam/perbankan syariah.
e. Dimensi Konsekuensi
Dimensi ini mengenai sejauh mana seseorang dalam berperilaku
yang dimotivasi oleh ajaran agamanya, Perbuatan kebaikan ini sebagai
wujud dari keimanan dan ibadah dalam bentuk nyata ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya perilaku suka menolong, berderma,
menegakkan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur, menjaga amanah,
menjaga lingkungan, tidak mencuri, tidak berjudi, tidak menipu, berjuang
untuk kesuksesan hidup menurut ukuran Islam (Ancok dan Suroso, 2002),
dan mematuhi serta menjalankan norma-norma Islam dalam berbudaya,
bermasyarakat, berpolitik, dan berekonomi (transaksi bisnis/perbankan)
secara non-riba.
3. Pengertian Pengetahuan Bank Syariah a. Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dari seseorang yang telah melakukan penginderaan terhadap obyek
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sedangkan
menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pengetahuan dapat
dimaknai sebagai segala sesuatu yang diketahui, kepandaian, atau segala
sesuatu yang diketahui berkenaan dengan berbagai hal (mata pelajaran).
Pengertian pengetahuan sering dikaitkan dengan pendidikan dan sekolah.
Namun pada hakikatnya pengetahuan tidak terbatas pada hal tersebut. Hal
ini dikarenakan pengetahuan dapat didiperoleh dari berbagai hal.
Menurut Sumarwan (2004) pengetahuan konsumen adalah semua
informasi yang dimilki konsumen mengenai berbagai macam produk dan
jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut
dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan Produk yaitu kumpulan dari berbagai jenis informasi tentang
produk, pengetahuan ini mencakup kategori tentang produk, merek, atribut
atau fitur produk, dan harga produk serta kepercayaan mengenai produk.
Jika Pemasar/penjual dapat memberikan pemahaman tentang pengetahuan
produk yang baik dan benar kepada konsumen/pelanggan maka hal
tersebutakan mudah untuk melakukan konfirmasi dan memastikan
pembelian produk.
Pengetahuan produk juga mencakup dari berbagai
informasi-informasi yang diproses oleh konsumen/pelanggan untuk mendapatkan
suatu produk. Pengetahuan produk mempertimbangkan di mana membeli
memutuskan untuk membeli suatu produk, maka konsumen/pelanggan akan
menentukan di mana konsumen/pelanggan membeli produk tersebut dan
kapan membelinya. Keputusan konsumen mengenai tempat pembelian
produk ditentukan oleh pengetahun yang didapat. Oleh karena itu
Pengetahuan yang semakin tinggi akan memberikan keputusan terhadap
pembelian produk dan menghindari risiko kekecewaan pada
konsumen/pelanggan tersebut.
Menurut (Peter dan Olson dalam Kurriwati, 2015) Pengetahuan
produk di bagi menjadi 3 jenis, yaitu: Pengetahuan mengenai
karakteristik/atribut produk, Pengetahuan mengenai manfaat produk,
Pengetahuan mengenai kepuasan yang diberikan produk bagi
konsumen/pelanggan.
1) Pengetahuan mengenai karakteristik/atribut produk
konsumen/pelanggan akan melihat produk berdasarkan
karakteristik/atribut produk tersebut. Bagi konsumen/pelanggan jika
memutuskan menabung pada bank syariah, maka produk yang dipilih harus
memiliki kejelasan akad dan produk yang diambil sesuai dengan minat
konsumen.
2) Pengetahuan mengenai manfaat produk.
Konsumen/pelanggan menjadi nasabah bank syariah karena
mempunyai manfaat produk bagi konsumen tersebut. Manfaat yang
kepuasan dalam menabung di bank syariah. Konsumen/pelanggan sering
memikirkan apa saja manfaat yang konsumen/pelanggan rasakan, jika
membeli suatu produk namun bukan mengenai atributnya.
Manfaat yang dirasakan konsumen/pelanggan setelah membeli
produk dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1) Manfaat Fungsional
Manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis. Contohnya
dengan menjadi nasabah bank syariah memudahkan dalam bertransaksi
atau berinvestasi. Karena bank syariah tidak menggunakan bunga atau riba
namun dengan bagi hasil.
2) Manfaat Psikososial
Aspek psikologis seperti perasaan, emosi, dan mood serta aspek
sosial ( persepsi konsumen/pelanggan mengenai pandangan orang lain
terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah membeli produk.
3) Pengetahuan mengenai kepuasan yang diberikan produk bagi
konsumen/pelanggan.
Konsumen akan merasakan kepuasan produk yang telah di berikan
jika produk tersebut digunakan dengan benar, maka akan memberikan
kepuasan yang tinggi. Biasanya kesalahan yang dilakukan oleh
konsumen/pelanggan dalam menggunakan produk adalah ketidaktahuan
menyalahkan produk itu sendiri, Sedangkan kesalahan terjadi dikarenakan
dari konsumen/pelanggan itu sendiri. Produsen/Pemasar tidak ingin
konsumen menghadapi hal karena itu produsen/pemasar sangat
berkepentingan untuk memberikan konsumen bagaimana cara
menggunakan produknya dengan benar dan tepat.
4. Pengertian Bank Syariah
Menurut Hadits, Istilah Syariah berasal dari bahasa Arab yang
berarti “Jalan menuju sumber kehidupan”, yang secara hukum Islam
diartikan sebagai hukum atau peraturan yang ditentukan Allah SWT untuk
hamba-Nya sebagaimana yang terkandung didalam Al-Qur’an Surat An
-Nahl ayat 36 yang artinya “Dan sungguh telah kami utus Rosul untuk setiap
umat, agar menyembah (ibadah) kepada Alloh dan menjauhi thoghut, maka
di antara mereka (umat) ada yang diberi hidayah oleh Alloh, dan sebagian
dari mereka diberi kepastian sesat.”
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa para Rasul itu diutus
sesuai dengan Sunatullah, yang berlaku pada umat sebelumnya. Mereka itu
adalah pembimbing manusia ke jalan yang lurus. Bimbingan Rasul-rasul itu
diterima oleh orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT dan
menyampaikan mereka kepada kesejahteraan dunia dan kebahagiaan
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasar prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum
syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah (UU No.10 Tahun 1998).
Menurut Schaik (2001) bank syariah adalah bentuk dari bank modern yang
berdasar pada hukum Islam, dikembangkan pada abad pertengahan Islam,
menggunakan konsep bagi risiko sebagai metode utama dan meniadakan
sistem keuangan berdasarkan kepastian dan keuntungan yang telah
ditentukan sebelumnya. Sedangkan menurut Sudarsono (2004) bank syariah
adalah lembaga keuangan yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan
prinsip-prinsip syariah.
Bank Syariah menurut Muhammad (2002) Bank Islam adalah
lembaga keuangan yang operasionalnya dikembangkan berlandaskan pada
Al-Qu’ran salah satunya terdapat pada QS. Ali Imron ayat 130 yang
artinya“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan” Berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa bank syariah adalah bank yang pelaksanaan
kegiatannya dengan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembayaran kegiatan
Tabel 2.1.
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Jenis perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional Sistem operasional Sistem Bagi hasil
(Nisbah)
Sistem Bunga
Landasan hukum Al-Qur’an &as Sunnah yang difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia baru mendapatkan hasil bila diputar/diusahakan terlebih dahulu
Dana masyarakat merupakan simpanan yang harus dibayar bunganya saat jatuh tempo
Sektor penyaluran dana
Harus yang halal Tidak memerhatikan halal/haram
5. Produk-Produk Bank Syariah
Menurut (Nofinawati, 2014) secara umum produk yang ditawarkan
perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Produk Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi kedalam tiga kategori yang dibedakan
1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang
dilakukan dengan prinsip jual beli.
2. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa
dilakukan dengan prinsip sewa.
3. Transaksi pembiyaan untuk usaha kerja sama yang dituju guna
mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil
Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank
ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang
dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang
menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah, salam dan istishna serta
produk yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan kategori
ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya usaha sesuai
dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan
oleh nisbah bagi hasil yang disepakati dimuka. Produk perbankan yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudhrabah.
a) Prinsip jual beli (Ba’i)
Prinsip jual beli diadakan sehubung diadanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan bank ditentukan
didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual
beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli, dimana bank mendapat
sejumlah keuntungan. Dalam hal ini, bank menjadi penjual dan nasabah
menjadi pembeli. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka
waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika
telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Sumber
Hukum Akad Murabahah dijelaskan dalam Al-Hadits dari Abu Sa’id Al
-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya jual beli itu harus
dilakukan suka sama suka.” (HR.Al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Shahih
menurut Ibnu Hibban)
2) Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, sehingga pembeli
melakukan pembayaran di muka sedangkan penyerahan barang baru
dilakukan di kemudian hari. Sumber Hukum Akad Salam dijelaskan dalam
Al-Qu’ran 2:282 yaitu “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya
kamu menuliskannya dengan benar”.
3) Istishna
Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
al-Khudri berkata: “Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang
lain.” (HR.Ibnu Majah)
b) Prinsip Sewa (Ijarah)
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang
atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Sumber hukum
ijarah dijelaskan dalam Al-Qur’an 43:32 yaitu “Apakah mereka yang
membagi-bagi rahmat Tuhan-mu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian
mereka dapat mempergunakan yang lain. Dan rahmat Tuhan-mu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan.”
c) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan dengan prinsip bagi
hasil adalah :
1) Musyarakah
Musyarakah adalah bentuk akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Sumber
hukum akad musyarakah dijelaskan yaitu “Pertolongan Allah tercurah atas
dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak saling berkhianat.”
2). Mudarabah
Mudarabah adalah bentuk akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik dana. Sumber
hukum akad mudarabah dijelaskan dalam Al-Quran yaitu “Maka, jika kamu
memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya.” (QS 2:283)
b. Produk Penghimpunan Dana
Produk penghimpunan dana dibank syariah dapat berupa giro,
tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah wadi’ah dan mudharabah.
1. Wadi’ah
Wadiah merupakan simpanan barang atau dana kepada pihak lain
yang bukan pemiliknya untuk tujuan keamanan. Wadiah adalah akad
penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang
menerima titipan. Sumber hukum wadi’ah dijelaskan dalam Al-Qur’an
yaitu “Maka, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan
2. Mudharabah
a) Mudarabah Mutlaqah adalah Mudarabah yang tidak disertai
dengan pembatasan penggunaan dana dari Sahibul Mal.
b) Mudarabah Muqayadah on Balance Sheet adalah Akad
Mudarabah yang disertai dengan pembatasan penggunaan dana
dari Sahibul Mal untuk investsi-investasi tertentu.
c) Mudarabah of Balance Sheet, dalam Mudarabah of Balance
Sheet, Bank bertindak sebagai arranger, yang mempertemukan
nasabah pemilih modal dan nasabah yang akan menjadi
mudharib.
3. Wakalah
Wakalah dalam praktek perbankan syariah dilakukan apabila
nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer uang. Sumber hukum
wakalah dijelaskan yaitu “Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu
pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS 17:34)
c. Jasa Perbankan
Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan
kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan.
Jasa perbankan tersebut antara lain berupa :
1. Sharf (jual beli valuta asing)
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip Sharf,
keuntungan dari jual beli valuta asing ini. Sumber hukum akad sharf yaitu
“Rasulullah SAW melarang menjual perak dengan emas secara piutang
(tidak tunai).” (HR.Muslim)
2. Ijarah (Sewa)
Jenis kegiatan Ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe
deposit box) dan jasa tata-laksana administrasi dokumen (custodian). Bank
mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.
6. Pengertian Minat Menjadi Nasabah
Menurut Slameto (2010) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
sebenarnya adalah suatu penerimaan pada suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka
semakin besar minat tersebut. Menurut Daryanto (2009) “minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan”. Aktivitas yang diminati oleh seseorang akan diperhatikan terus
menerus dan disertai dengan rasa senang. Sedangkan menurut Suryo
Subroto (2002) menyatakan bahwa “minat adalah kecenderungan dalam diri
individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu
obyek”. Ketika seseorang mempunyai minat terhadap suatu objek, maka
akan tertarik dengan objek tersebut. Perkembangan informasi juga akan
selalu diikuti dan akan tertarik untuk mencari tahu dan mempelajari obyek
tersebut serta akan mengikuti kegiatan yang berhubungan pada obyek
Kesimpulan dari beberapa pendapat menyatakan bahwa minat
adalah kecenderungan dari dalam diri seseorang untuk tertarik pada suatu
obyek, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar
minatnya. Maka minat tersebut biasanya ditunjukkan dengan menyukai
sesuatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam
kegiatan yang diminatinya.
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis
a. Pengaruh Tingkat Religiusitas Siswa terhadap Minat Menjadi Nasabah di Bank Syariah
Religiusitas merupakan suatu kondisi atau tingkatan seseorang
dalam memahami, memaknai, dan mengikuti suatu ajaran agama tertentu
dalam kehidupan ini. Dimana seseorang yang mempunyai tingkat
religiusitas baik dapat mudah untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, karena cenderung untuk menunjukan perilaku dan sifat
yang dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Seseorang yang
sudah mampu dan menjalankan kewajiban-kewajiban dalam agamanya
secara baik, cenderung untuk mengikuti segala peraturan yang ditetapkan
dalam agama tersebut, baik itu perintah (kewajiban) atau larangan. Semua
itu berdampak pada proses dimana seseorang untuk mengambil keputusan
atas tindakan atau memilih suatu produk dan jasa.
Suatu produk atau jasa yang dikonsumsi dan dipakai secara
ritualistik dan simbolik cenderung mengikuti perintah dalam agamanya
keagamaan dalam agama tersebut. Adanya tingkat religiusitas dapat
membentengi seseorang dari hal-hal yang dilarang oleh agamanya baik
dalam hal duniawi maupun akhirat. Tak terkecuali dalam hal urusan
kehidupan bermuamalat, khususnya dalam hal menyimpan uang dan
berinvestasi dapat lebih memilih yang sesuai dengan anjuran agama yang
dianutnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anilda (2014),
menunjukan bahwa faktor religiusitas berpengaruh positif signifikan
terhadap minat mahasiswa akuntansi menjadi nasabah dana pihak ketiga di
bank syariah. Disamping itu, Penelitian yang dilakukan oleh Abdallah
(2013), tentang faktor keyakinan (agama) mempengaruhi minat siswa MAN
dalam memutuskan menabung pada bank syariah di Kota Medan. Hasil
penelitian tersebut didukung oleh penelitian Pertiwi dan Ritonga (2012),
yang menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh positif signifikan
terhadap minat menabung di bank syariah. Berdasarkan uraian hasil
penelitian diatas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
H1: Religiusitas berpengaruh positif signifikan terhadap minat menjadi
nasabah bank syariah
b. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Siswa terhadap Minat Menabung di Bank Syariah
Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pola pikir
yang didapat. Tingkat Informasi yang didapat akan berhubungan dengan
mengambil suatu keputusan untuk menjadi nasabah di bank syariah.
Pengetahuan yang didapat oleh siswa yaitu dengan adanya Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dikelas dengan mata pelajaran ekonomi islam. Hal ini
menjadikan suatu pengetahuan yang dapat mempengaruhi siswa untuk
menabung di Bank Syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2008) yang menyatakan
bahwa adanya sistem pembelajaran ekonomi syariah memberikan
pemahaman intelektual dan membentuk pola pikir yang matang dalam
meningkatkan wawasan yang lebih luas tentang Bank Syariah. Hal ini juga
didukung oleh Guru Pengajar yang mempunyai pengetahuan yang luas
mengenai Ekonomi Islam, khususnya mengenai perbankan syariah sehingga
siswa dapat mengembangkan pemahaman Bank Syariah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian oleh Ghozali
Maski (2010), menunjukkan bahwa keputusan nasabah dalam memilih atau
tidak memilih bank syariah dalam menabung dipengaruhi oleh variabel
karakteristik bank syariah, variabel pelayanan dan kepercayaan pada bank,
variabel pengetahuan dan variabel obyek fisik bank. Namun Penelitian lain
yang dilakukan oleh Wiwiek (2010) menunjukan bahwa faktor pengetahuan
konsumen terhadap bank syariah masih terbatas, sebagian besar hanya
mengetahui tentang riba dan syariah. Berdasarkan uraian diatas dapat
H2: Pengetahuan berpengaruh positif signifikan terhadap minat menjadi
nasabah bank syariah
C. Model Penelitian
Penelitian ini menguji pengaruh tingkat religiusitas dan tingkat
pengetahuan bank syariah pada siswa terhadap minat menjadi nasabah bank
syariah. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini, sebagai berikut:
H1
H2 TINGKAT
RELIGIUSITAS MINAT MENJADI NASABAH
31
A. Obyek dan Subyek Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2009 ) menyatakan objek penelitian merupakan
sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu tentang sesuatu hal yang objektif dan reliable (variabel tertentu).
Obyek Penelitian yang digunakan adalah SMA (Sekolah Menengah Atas)
yang ada di Yogyakarta yaitu SMA MAN 1 Yogyakarta, SMA
Muhammadiyah 3, dan SMA Negeri 5 Yogyakarta. Dalam penelitian ini
subyek yang dituju adalah siswa-siswi SMA yang telah menempuh ekonomi
syariah. Penelitian ini menggunakan 2 variabel independen yaitu Tingkat
Religiusitas dan Tingkat Pengetahuan Bank Syariah serta 1 variabel
dependen yaitu Minat menjadi nasabah bank syariah.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang
dianalisis menggunakan regresi berganda linier. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer berasal dari survei penyebaran
kuesioner pada siswa-siswi SMA MAN 1 Yogyakarta, SMA
Muhammadiyah Yogyakarta, dan SMA Negeri 5 Yogyakarta yang
dikumpulkan secara khusus dan berkaitan langsung tentang permasalahan
C. Teknik Pengumpulan Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah siswa dan siswa SMA di
Yogyakarta yaitu SMA MAN 1 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah
Yogyakarta, dan SMA Negeri 5 Yogyakarta.
2. Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik ini dilakukan karena adanya tujuan tertentu
(Ghozali, 2011), yaitu dengan adanya pembelajaran ekonomi syariah.
Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 10 dan 11 jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 139
siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen adalah alat
bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Adapun
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah daftar pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden. Tujuan pokok penyusunan kuesioner
adalah untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian.
Melalui kuesioner, informasi yang diperoleh mempunyai reliabilitas dan
Hasil dari kuesioner yang sudah diisi akan diperiksa kembali dan
dilihat apakah kuesioner sudah terisi secara lengkap, maka kuesioner
tersebut akan dimasukan dalam analisis. Pernyataan dalam kuesioner yang
mengandung kecenderungan favorable, yaitu pernyataan yang mendukung
pada subjek, diberi nilai sebagai berikut :
Tabel 3.1 Nilai Skor Favorable
No Respon Skor Sumber : Data Primer
Sedangkan pernyataan dalam angket yang mengandung
kecenderungan unfavorable, yaitu pernyataan yang tidak mendukung pada
subjek diberi nilai sebagai berikut :
Tabel 3.2
Nilai Skor Unfavorable
No Respon Skor Sumber : Data Primer
Peneliti menggunakan skala Likert dan kisi-kisi dalam penyusunan
intrumen penelitian. Berikut kisi-kisi sebagai panduan menyusun intrumen
Tabel 3.3
Kisi – kisi Instrumen Religiusitas
Dimensi Religiusitas Indikator No.Item Jml
Dimensi Keyakinan - Keyakinan kepada Allah 1 1 - Keyakinan kepada Kitab Allah 2 1 Dimensi Peribadatan - Menghadiri Pengajian 3 1 - Mempelajari ilmu agama 4 1 Dimensi Pengalaman - Merasa dekat dan dicintai
Allah
5,6 2
Dimensi Pengetahuan - Mengetahui tentang isi Al-Quran, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan
7 1
- Mengetahui hukum islam 8 1 - Mengetahui kaidah-kaidah
keilmuan ekonomi islam/perbankan syariah
9 1
Dimensi Konsekuensi - Berlaku jujur, menjaga amanat, tidak berjudi, tidak menipu menurut ukuran islam
10,12 1
- Suka Menolong sesama 11 1 - Mematuhi serta menjalankan
norma-norma Islam dalam berekonomi (transaksi bisnis/ perbankan) secara non-riba.
13,14 2
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen Indikator No.Item Jml
Pengetahuan mengenai karakteristik/atribut produk
Ketertarikan ekonomi syariah 1 1 Mengetahui prinsip bank syariah 2 1
Mengetahui jenis/ragam produk bank syariah
3 1
Mengetahui perbedaan bank syariah dengan bank konvensional
4 1
Pengetahuan mengenai manfaat produk.
Mengetahui bagi hasil dan bonus untuk investasi
5 1
Mengetahui bagi hasil, margin, dan fee untuk pembiayaan
6 1
Perhatian dan Kesadaran Ketertarikan untuk menjadi nasabah
1,2,5 3
Perasaan Persepsi antara bank konvensional dengan bank syariah acuan dalam memilih bank
6 1
Sikap Mencari Informasi terkait bank syariah
7,8,9 3
E. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, yaitu
Tingkat religiusitas, Tingkat pengetahuan bank syariah, dan Minat menjadi
nasabah bank syariah. Jika diklasifikasikan menjadi :
1. Variabel bebas ( Independen ), merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan variabel terikat, terdiri dari:
a. Tingkat religiusitas (X1)
Tingkat religiusitas dapat diartikan sebagai tingkat ketertarikan
individu terhadap agamanya. Hal ini menunjukkan bahwa individu telah
menghayati dan menginternalisasikan ajaran agamanya sehingga
berpengaruh dalam segala tindakan dan pandangan hidupnya (Ismail, 2009).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan
intrumen pertanyaan ini terdiri dari 14 item pertanyaan.
b. Tingkat pengetahuan bank syariah (X2)
Tingkat Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang
dimiliki nasabah mengenai berbagai macam produk dan jasa (dalam hal ini
produk dan jasa bank syariah), serta pengetahuan lainnya yang terkait
dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai nasabah (Sumarwan, 2004). Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan intrumen pertanyaan ini terdiri
2. Variabel terikat ( Dependen ), merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu
Minat menjadi nasabah bank syariah (Y).
Minat menjadi nasabah dapat diartikan sebagai minat beli. Minat
beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi.
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan (Dwityanti, 2008). Variabel
ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan intrumen
pertanyaan ini terdiri dari 9 item pertanyaan.
H1 (+)
H2 (+) Keterangan :
X1 : Tingkat Religiusitas
X2 : Tingkat Pengetahuan Bank Syariah
Y : Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas
Validitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
seberapa valid suatu item pertanyaan untuk mengukur variabel yang diteliti.
Uji validitas menggunakan bantuan program SPSS for windows. Penelitian
ini menggunakan uji validitas yang tujuannya untuk mengukur sah atau TINGKAT
RELIGIUSITAS MINAT MENJADI
NASABAH BANK SYARIAH TINGKAT
valid tidaknya setiap kusioner yang dibagikan. Valid tidaknya suatu
kuesioner ditentukan dari kemampuan pertanyaan pada kuesioner untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur pada penelitian. Uji Validitas dapat
dilakukan dengan melihat nilai correlated item dengan menggunakan
software SPSS. Total correlation diukur dengan kriteria, jika nilai Pearson
Correlation > 0,25, maka butir pertanyaan atau indicator tersebut dikatakan
“valid” (Ghozali, 2011).
Tabel 3.6
Validitas butir soal angket Religiusitas
Butir Soal Nilai Pearson Correlation Keterangan
1 0.530 Valid
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa Nilai Person
Correlation pada variabel Religiusitas terdapat 14 butir soal yang
dinyatakan valid karena lebih dari 0,25 yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
Tabel 3.7
Validitas butir soal angket Pengetahuan Bank Syariah Butir Soal Nilai Pearson Correlation Keterangan
1 0.531 Valid
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa Nilai Person
Correlation pada variabel Pengetahuan bank syariah terdapat 7 butir soal
yang dinyatakan valid karena lebih dari 0,25 yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5,
6, dan 7
Tabel 3.8
Validitas butir soal angket minat nasabah bank syariah Butir Soal Nilai Pearson Correlation Keterangan
1 0.739 Valid
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa Nilai Person
Correlation pada variabel Minat menjadi nasabah bank syariah terdapat 9
butir soal yang dinyatakan valid karena lebih dari 0,25 yaitu soal nomor 1,
2. Uji Reliabilitas
Analisis reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat
keandalan suatu butir soal. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan. Analisis reliabilitas menggunakan rumus Alpha dengan dibantu
program SPSS.
Adapun rumus Alpha :
� = [ � − 1 ] [� � 2− ∑ ��²
�² ]
� : Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
� : Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑ �²� : Jumlah varians skor item
��² : Varians skor-skor tes ( Seluruh item K )
Ada pula penilaiannya sebagai berikut :
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
Pengujian instrument penelitian dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai Cronbach Alpha dengan 0,70. jika nilai Cronbach’s
Alpha > 0,70. Maka ini mengindikasikan memiliki reliabilitas yang
memadai atau cukup kuat (Nazaruddin dan Basuki, 2015). Sementara jika
reliabilitas yang kuat. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu . (Ghozali, 2011)
Tabel 3.9
Reliabilitas angket religiusitas
Tabel 3.10
Reliabilitas angket pengetahuan bank syariah
Tabel 3.11
Reliabilitas angket minat menjadi nasabaha bank syariah
Dari ketiga tabel diatas menunjukkan reliabilitas instrumen dari
variabel religiusitas, pengetahuan bank syariah dan minat menjadi nasabah
bank syariah. Adapun hasil perhitungan reliabilitas dengan program SPSS Reliability Statistics
.801 14
Cronbach's
Alpha N of Items
Reliability Statistics
.825 7
Cronbach's
Alpha N of Items
Reliability Statistics
.828 9
Cronbach's
versi 15 pada variabel religiusitas yaitu 0.801, pada variabel pengetahuan
bank syariah yaitu 0.825 dan pada variabel minat menjadi nasabah bank
syariah yaitu 0.828. dari ketiga hasil reliabilitas yang diperoleh, semuanya
menunjukkan lebih dari 0.5. Jadi ketiga angket yang sudah melalui validitas
dapat dikatakan reliabel atau dapat dipercaya.
G. Uji Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif akan menggambarkan atau memaparkan
bagaimana suatu data dalam bentuk grafik maupun tabel. Karakteristik
frekuensi data yang dihasilkan akan dilihat melalui nilai rata-rata (mean),
maximum, minimum, dan standar devition.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi
pada analisis regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik pada
penelitian ini menggunakan software SPSS, dan akan dilakukan pengujian
terlebih melalui Uji Heteroskedastisitas yaitu untuk mengukur apakah
terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan lainnya,
Uji Normalitas yaitu untuk mengukur apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Uji Multikolinearitas yaitu untuk mengukur ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel bebas dalam suatu model
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi masing- masing
variabel penelitian, apakah memiliki skor yang berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov SmirnovZ dengan
membandingkan nilai signifikansi 0,05. Jika hasilnya signifikansi> 0,05
maka distribusi datanya normal, tetapi sebaliknya signifikansi < 0,05 maka
distribusi datanya tidak normal ( Nazaruddin dan Basuki, 2015).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan
varian. Model regresi yang baik menyarankan tidak adanya kesamaan
varian. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat
kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap
atau disebut homoskedastisitas. Pengujian ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan cara pengujian Glejser. Jika nilai probabilitas
masing-masing variabel independen > 0,05, maka disimpulkan bahwa
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali,
2011).
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan
linier antara peubah bebas X dalam Model Regresi Ganda. Pendekatan
multikolinearitas dapat dilihat melalui Variance Inflation Factos (VIF) dan
Nilai Tolerance dengan kriteria pengujiannya yaitu, apabila nilai Tolerance