• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Tidur dan Pola Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III yang Datang Memeriksakan Kehamilan Di Klinik Bersalin Mariyati Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kualitas Tidur dan Pola Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III yang Datang Memeriksakan Kehamilan Di Klinik Bersalin Mariyati Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS TIDUR DAN POLA TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER III YANG MEMERIKSAKAN KEHAMILAN DI KLINIK MARIYATI

LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013

PUTRI SRI ANDARI 125102143

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(2)
(3)

Kualitas Tidur dan Pola Tidur Ibu Hamil Trimester III yang Datang Memeriksakan Kehamilan di klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013

Abstrak

Putri Sri Andari

Latar Belakang : Secara umum, kondisi kurang tidur memang bisa menggangu kesehatan fisik dan psikis. Ibu jadi mudah lelah, lemas, terasa pagal-pegal badannya, tidak bersemangat, konsentrasi berkurang, tidak mood melakukan sesuatu, mudah marah atau emosional, uring-uringan, dan lainnya. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, akan mempengaruhi staminanya dan ibu hamil akan mudah sakit.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Kualitas Tidur dan Pola Tidur Ibu Hamil Trimester III di klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013.

Metodologi penelitian : Bersifat deskriptifdengan jumlah sampel 41 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner yang terdiri dari data demografi, kualitas tidur dan pola tidur ibu hamil trimester III di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013.

Hasil penelitian : Menunjukan bahwa kualitas tidur dan pola tidur ibu hamil trimester III adalah Buruk pada 41 orang ibu hamil (63%).

Kesimpulan : Dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur dan pola tidur ibu hamil adalah buruk karena perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami ibu hamil dan Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk memberikan dan mengoptimalkan pola tidur pada ibu hamil trimester III.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Kualitas Tidur dan Pola Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III yang Datang Memeriksakan Kehamilan Di Klinik Bersalin Mariyati Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara..

3. Evi Karota Bukit, S.Kp. MNs selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

4. Ikhsanuddin, SKp.MNs selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. dr. Sarma N. Lumbanraja, SpOG selaku dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada orangtua tercinta dan saudara-saudariku yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material, serta doa kepada peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Para rekan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa, peneliti mengharapkan kepada berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2013 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tidur ... 5

1. Fisiologi Tidur ... 5

2. Tahapan Tidur ... 6

3. Siklus Tidur……….……….. 9

B. Kualitas Tidur ... 10

C. Pola Tidur ... 10

D. Pola Tidur Ibu Hamil ... 11

E. Kehamilan ... 12

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tidur ... 14

(7)

2. Total jam tidur ... 16

3. Frekuensi terbangun malam hari ... 17

4. Kepuasan Tidur ... 17

G. Penyebab sulit tidur ... 18

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep ... 21

B. Defenisi Operasional ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelelitian ... 29

1. Karateistikresponden ... 29

2. Kualitas tidur ibu hamil trimester III ... 30

3. Pola tidur ibu hamil trimester III ... 32

B. Pembahasan ... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 35

(8)
(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur, usia kehamilan, pendidikan, pendidikan di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013……….……… 27

Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan katagori kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 ……….……….. 28

Tabel 5.3. Distribusi responden berdasarkan parameter tidur di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 …………..……….. 29

(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Siklus tidur ... 9

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Balasan

Lampiran 5 : Surat Selesai

Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Data SPSS

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(12)

Kualitas Tidur dan Pola Tidur Ibu Hamil Trimester III yang Datang Memeriksakan Kehamilan di klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013

Abstrak

Putri Sri Andari

Latar Belakang : Secara umum, kondisi kurang tidur memang bisa menggangu kesehatan fisik dan psikis. Ibu jadi mudah lelah, lemas, terasa pagal-pegal badannya, tidak bersemangat, konsentrasi berkurang, tidak mood melakukan sesuatu, mudah marah atau emosional, uring-uringan, dan lainnya. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, akan mempengaruhi staminanya dan ibu hamil akan mudah sakit.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Kualitas Tidur dan Pola Tidur Ibu Hamil Trimester III di klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013.

Metodologi penelitian : Bersifat deskriptifdengan jumlah sampel 41 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner yang terdiri dari data demografi, kualitas tidur dan pola tidur ibu hamil trimester III di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013.

Hasil penelitian : Menunjukan bahwa kualitas tidur dan pola tidur ibu hamil trimester III adalah Buruk pada 41 orang ibu hamil (63%).

Kesimpulan : Dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur dan pola tidur ibu hamil adalah buruk karena perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami ibu hamil dan Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk memberikan dan mengoptimalkan pola tidur pada ibu hamil trimester III.

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu proses yang normal dan alamiah tetapi seorang wanita akan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis dan emosional selama kehamilan yang tentunya dapat berdampak terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan janin (Bobak, 2004). Secara fisiologis Perubahan fisik pada ibu hamil yang terjadi adalah morning sicknes, pembesaran payudara, sering buang air kecil, konstipasi atau sembelit, sakit kepala atau pusing, kram perut, mual dan muntah. Kondisi ini dapat berdampak terhadap gangguan tidur ibu (Delfi, 2006).

Sedangkan secara psikologis ibu hamil akan mengalami perubahan emosional seperti merasa kesal dengan kehamilannya, dimana dapat terjadi penolakan, kecemasan, dan kesedihan, karena harus mengurangi kegiatan dan membatasi pekerjaannya (Saifudin, 2002). Ibu hamil harus memperhatikan kualitas dan pola istirahat dan tidur untuk mendukung kehamilannya, hal ini sering menimbulkan stress dan depresi, ibu sehingga memiliki resiko mengganggu tidurnya yang dapat berdampak pada penurunan kualitas tidur ibu hamil (Rafknowledge, 2004).

Kebutuhan Tidur malam pada ibu hamil lebih kurang 8 jam dalam 24 jam termasuk tidur siang selama 1 jam. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani, dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin (Bobak, 2004).

Dilaporkan wanita hamil yang mengalami penurunan kualitas tidur yang

disebabkan oleh rasa mual dan ganguan pernafasan pada trimester III. Kurang tidur ketika hamil beresiko terhadap terjadinya preeclampsia. Itulah hasil penelitian dari center for perinatal studies di Swedish medical center, amerika serikat (Parenting, 2011).

Hasil penelitian dari Center For Perinatal studies di Swedish Medical Center, Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidur kurang dari 6 jam malam hari pada trimester pertama kehamilan memiliki resiko terhadap peningkatan tekanan darah sistolik 4 mmhg lebih tinggi dibanding ibu hamil yang tidur lebih dari 7 jam. Resiko terkena pre eklampsia meningkat menjadi 9 kali lebih tinggi,

sedangkan pada bayi memiliki dampak terjadinya stress dalam kandungan, dan berat badan lahir akan lebih rendah (Parenting, 2011).

Pola tidur ibu hamil yang dialami ibu hamil umumnya paling sering terjadi pada trimester satu dan tiga. Karena pada masa-masa itu, ibu sedang melakukan

(14)

Secara umum, kondisi kurang tidur memang bisa menggangu kesehatan fisik dan psikis. Ibu jadi mudah lelah, lemas, terasa pagal-pegal badannya, tidak bersemangat, konsentrasi berkurang, tidak mood melakukan sesuatu, mudah marah atau emosional, uring-uringan, dan lainnya. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, akan

mempengaruhi staminanya dan ibu hamil akan mudah sakit (Bobak, 2004).

Salah satu dampak dalam gangguan pemenuhan istirahat tidur adalah terjadinya stress emosional yang dialami oleh wanita hamil, sehingga mengakibatkan

peningkatan detak jantung dan peningkatan hormone pemicu stress. Detaknjantung yang semakin deras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak dalam rahim, selain iti stress yang muncul dapat

mempengaruhi nafsu makan ibu sehingga kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin berkurang. Jika intake makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin akan tergangu (hendra, 2007)

Gangguan tidur yang awalnya ringan dapat menjadi berat, bahkan bisa menimbulkan stress baru yang dialami ibu hamil akan membawa pengaruh pada janin yang dikandungnya. Stress ringan hanya akan membuat janin mengalami peningkatan denyut jantung janin, tetapi bila stress yang dialami tergolong berat dan lama, janin akan menjadi hiperaktif (Musbikin, 2005).

Selain itu, kurang tidur memberi efek buruk pada stamina diantaranya sakit kepala dan sulit konsentrasi.kondisi ini tentu akan membuat pekerjaan menjadi terbengkalai. Kurang tidur juga dapat menggangu metabolisme tubuh. Seperti yang sudah diketahui, tidur adalah proses pemulihan sel-sel tubuh.. jika proses ini

tergangu tentu regenerasi sel-sel tubuh tidak akan maksimal akibatnya tubuh menjadi lemas, dan rentan terhadap berbagai penyakit. Keadaan kurang tidur dapat juga menggangu kesehatan psikis, seperti mudah marah, dan menjadi sangat sensitive, oleh Karena itu wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur yang teratur dan cukup, untuk mencapai tidur yang berkualitas (Carolina, 2007).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membuat rumusan masalah “Bagaimanakah kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil trimester III di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan?”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kualitas tidur dan Pola tidur pada ibu hamil trimester III yang datang untuk memeriksakan kehamilannya di Klinik Bersalin Mariati Kecamatan Medan Marelan.

(15)

1. Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi kesehatan pada ibu hamil tentang pola tidur dan kualitas tidur yang dialami selama periode kehamilan trimester III.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pendukung tentang kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil trimester III ataupun bidang tersebut dengan kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tidur

Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan

yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan

fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis & Tailor, 2001).

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk

memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energy dan kesehatan, memiliki

manfaat untuk memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta

diperlukan untuk bertahan hidup (foreman & wykle, 1995). Sehingga tanpa tidur

yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, membuat keputusan serta

melakukan kegiatan sehari-hari dapat menurun ( potter & perry, 2003 ).

1. Fisiologi tidur

Siklus tidur dan terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respon perilaku (potter & perry, 2003). Lama siklus sebagai bagian dari kehidupan manusia setiap hari. Irama yang paling dikenal adalah siklus 24 jam. Siklus tidur dan bangun diatur secara terpusat di otak dan dipengaruhi oleh kebutuhan sehari-hari dan faktor lingkungan (white, 2003).

(17)

System Aktivasi Reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada pada posisi rileks, stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun. Pada beberapa bagian, BSR mengambil alih yang menyebabkan tidur (Potter dan Perry, 2003).

Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas, meskipun

demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental,

emosional, dan kesehatan (uliyah, 2006). Salah satu teori mengatakan bahwa

tidur adalah saat memulihkan dan mempersiapkan energy untuk periode bangun

berikutnya, denyut nadi saat tidur juga menurun yang dapat memelihara jantung

(McCante dan Hueter, 2002 dalam potter & perry, 2003). Tidur diperlukan untuk

memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang

dalam (NREM Tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk

memperbaiki dan memperbaruhi sel epitel dan khusus seperti sel otak (Home,

1983; dalam Potter & Perry, 2003). Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan

kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah cerebral,

peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan

epinefrin. Hubungan dapat membantu penympanan memori dan pembelajaran

(potter & perry, 2003)

2. Tahapan Tidur

Tahapan tidur dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu Non Rapid

Eye Movement (NREM), dan Rapid Eye Movement (REM). Tidur NREM terdiri

dari 4 tahapan. Kualitas dari tahapan 1 sampai 4 menjadi semakin dalam. Tidur

yang dangkal merupakan merupakan karakteristik dari tahapn 1 dan 2 dan pada

(18)

dalam, disebut tidur gelombang rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM

merupakan fase terakhir siklus tidur, dan terjadi pemulihan psikologis (perry dan

potter, 2003). Pada tahap tidur REM seseorang biasanya lebih sukar dibangunkan

dari pada waktu tahap gelombang lambat (guyton dan hill, 1997).

a. Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM)

Tidur NREM adalah periode tidur yang berlangsung lama dan tanpa

mimpi. Pada periode tidur ini, gelombang otak berlangsung lambat dan

bervoltase tinggi, sementara aktivitas otonomnya (denyut jantung

danpernafasan) rendah dan teratur (Desy, 2010).

Tidur NREM dibagi atas 4 tahapan, yaitu tahap 1 adalah tidur ringan,

tahap 2 adalah tidur konsolidasi, dan tahap 3 dan 4 adalah tidur dalam atau

tidur gelombang lambat.

Tahap 1 : keadaan mengantuk, tidur ringan, pupil mata berkonstriksi dan

dilatasi secara lambat, bola mata bergerak pelan bolak-balik, kelopak mata

menutup mata sebagian atau semuanya. Bila pada saat tahap 1 ini diukur

waktu reaksi terhadap rangsang, terlihat melamban dan ketajaman intelektual

menurun.

Tahap 2 : Individu yang berada dalam tahap ini, bila dibangunkan ia

merasa bahwa ia memang tertidur. Pada stadium ini gerakan badan berkurang

dan ambang bangun terhadap rangsang taktil dan bicara lebih tinggi dan juga

terhadap rangsang menggerakkan badan.

Tahap 3 dan 4 : tidur gelombang lambat stadium ini merupakan tingkat

tidur yang paling dalam, ditandai oleh imobilitas dan lebih sulit dibangunkan,

(19)

disebut juga sebagai tidur –gelombang-delta atau tidur dalam (S.M.

Lumbantobing, 2008).

b. Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Tidur REM adalah periode tidur yang dengan gelombang otak yang cepat

dalam voltase rendah disertai aktivitas otonom (seperti denyut jantung dan

pernafasan) yang tidak teratur. Pola tidurini berhubungan dengan mimpi,

denyutan otot involunter rinan dan gerakan mata yang cepat. Pada orang

dewasa, periode tidur REM terjadi setiap 90 menit, sedangkan pada

anak-anak terjadi setiap 60 menit. (desy, 2010)

Aktivitas EEG waktu tidur REM menyerupai aktifitas waktu terbangun,

keadaan ini disebut tidur yang desinkronisasi, atau tidur paradoksikal, dank

arena fase ini berasosiasi dengan bermimpi pada manusia, ia sering disebut

juga tidur-mimpi. Pola tidur REM didapatkan yaitu gambaran EEG serupa

dengan keadaan bangun, dengan aktifitas, cepat dan amplitude rendah, dan

gerakan bola mata serupa dengan keadaan bangun, terdapat bukti peningkatan

penggunaan energy olah otak, tonus otot skelet berada dalam keadaan atoni.

Tidur REM yang ditandai oleh dominasi parasimpatetik, tidur REM

berasosiasi dengan aktivitas simpatetik yang intens. Hal ini bermanifestasi

pada peningkatan irama jantung dan napas, demikian juga variabilitasnya dan

peningkatan vasokonstriksi perifer dan tekanan darah sistemik lebih jauh lagi.

3. Siklus Tidur

Pada saat seseorang tidur akan melewati 4 sampai 6 siklus tidur yang lengkap

(20)

Siklus tidur setiap orang berbeda karena memiliki total waktu tidur yang berbeda

pula (potter dan perry, 2003).

Siklus tidur meliputi rangkaian tidur yang dimulai dengan 4 tahap tidur

NREM secara berurutan, dan kembali lagi ketahap tidur NREM ke tiga kemudian

tahap tidur NREM kedua dan selanjutnya diikuti dengan tahap tidur REM.

Lamanya satu siklus tidur keseluruhan sekitar 70-90 menit (white, 2003) durasi

untuk masing-masing tahap tidur berbeda, tahap 1 yaitu 5% tidur, tahap 2 yaitu

46% tidur, tahap 3 yaitu 12% tidur, tahap 4 yaitu 12% tidur, REM 25% tidur

(postawski dalam rizasaputra, 2008).

Skema 1. Siklus tidur normal (lilies dan taylor, 2001)

Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkardian yang merupakan siklus dari 24 jam dari kehidupan manusia sehari-hari. Keteraturan irama sirkardian ini juga merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu maka fungsi fisiologik dan psikologi dapat terganggu. (potter dan perry, 2003).

B. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari kemampuan individu

(21)

REM dan NREM (Kozier, & erb, 1987). Kualitas tidur dapat diketahui dengan

melakukan pengkajian yang meliputi data subjektif dan objektif (Craven & Hirnle,

2000).

Data subjektif merupakan kriteria yang sangat penting untuk menetukan kualitas

tidur seseorang melalui pernyataan subjektif mengenai kualitas tidur yang

dialaminya. Pernyataan subjektif ini sangat bervariasi pada individu. Contohnya, ada

seorang yang tidur selama 4 jam namun sudah merasa puas dengan tidurnya

sementara yang lain membutuhkan tidur selama 10 jam untuk merasa puas akan

tidurnya (potter & perry, 2001). Dalam pernyataan subjektif, individu biasanya

melaporkan pengalaman tidur yang dialami berkaitan dengan lamanya waktu yang

dibutuhkan untuk tertidur, total waktu tidur, frekuensi seringnya terbangun pada

malam hari, kepuasan tidur dimalam hari dan perasaan waktu bangun dipagi hari

(Craven &Hirnle, 2000).

Data objektitif dapat dilihat dari pemeriksaan fisik dan diagnostic. Pemeriksaan

fisik dapat diobservasi dari penampilan wajah seperti adanya lingkaran hitam sekitar

mata, mata sayu dan konjungtiva merah. Dapat juga dilihat dari perilaku dan tingkat

energi individu seperti kurang perhatian, respon lambat, sering menguap, bingung

dan kurang koordinasi. (Tarwoto & Wartonah, 2003).

C. Pola Tidur

Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang

relative menetap dan meliputi jadwal masuk tidur dan bangun, irama tidur, frekuensi

tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur, kepuasan tidur (Depkes dalam

wahyuni, 2007). Pola tidur normal berdasarkan usia, yaitu bayi baru lahir

membutuhkan tidur 14-18 jam/hari, pernafasan teratur, 50% tidur REM, infant

(22)

11-12jam/hari 25% tidur REM, Preschooler tidur sekitar 11 jam 20% tidur REM, Usia

sekolah tidur sekitar 10 jam/hari 18,5% tidur REM, Adolescent tidur sekitar 8,5

jam/hari 20% tidur REM, usia dewasa tidur sekitar 7-8 jam/hari 20-25% tidur REM,

usia dewasa tengah sekitar 7 jam/hari 20% tidur REM, usia lanjut tidur kira-kira 6

jam/hari 20-255 tidur REM (Kozier, 2004).

Pola tidur yang dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah jam dan total tidur

normal pada malam hari, jumlah terbangun pada malam hari, lama waktu untuk tidur

malam hari dan tidur pada siang hari. Gangguan pola tidur merupakan suatu keadaan

ketika individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan jumlah dan kualitas

pola istirahat yang menyebabkan ketidak nyamanan atau menganggu gaya hidup

yang diinginkan (Carpenito, Uliyah, 2006). Gangguan ini terlihat dengan adanya

perasaan lelah dan gelisah, lesu, kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata

bengkak konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan

sering menguap dan mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain

kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme tubuh, kerusakan eliminasi,

pengaruh obat, immobilitas, dan sebagainya (uliyah, 2006).

D. Pola Tidur Ibu Hamil

Pola tidur akan berubah selama kehamilan dan sedikit tidur dimalam hari menjadi

hal yang biasa bagi ibu hamil, terutama masa kehamilan akhir. Gangguan tidur akan

menjadi hal biasa dalam kehamilan, sehingga kesehatan ibu mungkin dapat

terganggu. Pada malam hari ibu hamil akan khawatir, cemas, depresi dan semua

perasaan yanag akan menggangu kemampuan untuk tidur. Banyak wanita hamil

mendapat pola tidurnya berubah. Pada usia kehamilan lanjut, banyak wanita takut

bayinya akan lahir cacat atau bahwa persalianannya membahayakan atau sakit.

(23)

kebentuk tubuh sebelum hamil. Wanita yang memperoleh dukungan sosial dan

psikologis selama kehamilan lebih sedikit mengalami perasaan negatif tentang

kehamilan dan persalinan yang akan dating dibandingkan dengan wanita yang tidak

mendapatkannya.

Menurut Bobak (2004) perubahan pola tidur ibu yang dimulai sejak masa

kehamilan khususnya selama trimester akhir terjadi karena ketidaknyamanan fisik

dan gerakan janin yang seringkali menggangu istirahat ibu, dispnea, peningkatan

urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises yang dialami oleh kebanyakan

wanita pada hamil trimester akhir. Peningkatan abdomen mempengaruhi kemampuan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan posisi yang nyaman sulit didapat.

E. Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang normal dan alamiah, tetapi seseorang

akan mengalami perubahan fisik, psikologis, dan emosional selama kehamilan.

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnhya janin. Lamanya kehamilan yang

normal adalah 380 hari atau 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid yang terakhir

(syaifudin, 2001).

Seiring dengan pertumbuhan janin dalam rahim, muncul berbagai tanda yang

menunjukkan terjadinya kehamilan. Pada kehamilan, terjadi perubahan pada seluruh

tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna, serta pada payudara

(mammae). Hal ini disebabkan karena peran hormone somatomamotropin, estrogen,

dan progesterone dalam kehamilan (Vivian, 2011).

Perubahan fisik ibu hamil trimester I. tanda fisik pertama yang dapat dilihat pada

beberapa ibu adalah perdarahan sedikit atau spoting sekitar 11 hari setelah konsepsi

pada saat embrio melekat pada lapisan uterus. Perdarahan implantasi ini biasanya

(24)

perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara diikuti

oleh rasa kelelahan yang kronis/menetap dan sering BAK. Ibu akan mengalami dua

gejala yang terakhir selama tiga bulan berikutnya. Morning sickness atau mual

muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu.

Pada usia kehamilan 12 minggu, pertumbuhan uterus diatas simfisis pubis dapat

dirasakan. Dan ibu akan mengalami kenaikan berat badan 1-2 kg selama trimester I.

Pada trimester II uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu,

uterus biasanya berada pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat.

Penambahan berat badan sekitar 0,4-0,5 kg. Ibu mungkin akan merasa banyak energi.

Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus berada dekat dengan pusat. Payudara mulai

akan mengeluarkan kolostrom. Ibu dapat merasakan gerakan janin dan juga

mengalami perubahan yang normal pada kulitnya, meliputi adanya chloasma, linea

nigra, dan striae gravidarum.

Pada trimester III, pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada

pertengahan antara pusat dan sifodeus. Pada usia kehamilan 32-36 minggu, fundus

mencapai prosesus sifoideus. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering BAK kembali

terjadi. Sekitar 38 minggu bayi masuk/turun kedalam panggul. Sakit punggung dan

sering BAK meningkat. Ibu mungkin menjadi sulit tidur.

Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester I, seorang ibu akan selalu mencari

tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Kehamilan

merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain

atau dirahasiaknnya. (Pusdiknakes, 2003).

Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada wanita trimester pertama ini

berbeda walaupun beberapa wanita mengallami gairah seksual yang lebih tinggi,

(25)

menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.

Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakn kuat untuk mencintai,

namun tanpa melakukan hubungan seksual. Libido sangat dipengaruhi oleh

kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran. Semua

ini proses yang normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.

Pada trimester kedua, biasanya adalah saat ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil

sudah berkurang. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan

energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada masa ini pula ibu sudah mulai

merasakan gerakan janinnya dan kehadiran bayinya.

Pada trimester ketiga, seringkali disebut periode menuggu kelahiran bayinya.

Terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Keadaan

ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala

terjadinya persalinan. Seringkali ibu merasakan khawatir atau takut apabila bayi yang

akan dilahirkannya tidak normal.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi tidur

Banyak faktor yang mempengaruhi tidur seperti faktor fisik, psikologis, dan

lingkungan (Potter & Perry, 2001). Faktor fisik dimana tidur dan kualitas tidur tidak

sama pada setiap tahap perkembangan dimana semakin menua usia seseorang

kemampuannya untuk dapat mempertahankan kualitas tidur berkurang. Faktor

psikologis respon emosional seperti stress, kecemasan dapat mengakibatkan

seseorang terbangun pada malam hari, sedangkan faktor lingkungan dimana suara

bising adalah gangguan lingkungan yang sangat berpotensial dalam mengganggu

(26)

Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur adalah waktu yang dihabiskan

oleh seseorang sejak munculnya keinginan untuk tidur sampai tercapainya

tidur tahap Rapid Eye Movement. Orang yang dapat beristarahat dengan baik

memerlukan waktu lima belas hingga dua puluh menit untuk tertidur (Maas,

2002). Tetapi, jika seseorang sering membutuhkan waktu 30 menit sampai

berjam-jam untuk bisa tetidur di malam hari maka kemungkinan mengalami

salah satu masalah tidur (Rafknowledge, 2004).

Gangguan tidur sering terjadi pada wanita hamil, terutama pada

bulan-bulan terakhir. Gangguan tidur ini mungkin terjadi karena kecemasan,

mungkin pula terjadi karena terlalu asyiknya seorang wanita hamil dalam

mempersiapkan diri untuk menjadi ibu, seolah-olah bayi akan lahir satu atau

dua minggu mendatang. Keasyikan wanita hamil dalam melakukan semua

pekerjaan, bisa timbul dari kecemasan tidak bisa menjadi ibu yang baik, bisa

juga karena terlalu bahagia, sehingga wanita tidak ingat waktu. Terjaga

sampai dini hari membuat wanita hamil tidak segera bisa jatuh tidur.

Keinginan yang kuat untuk segera tidur, karena kecemasan akan kelelahan

sepanjang hari, semakin membuatnya tidak bisa tidur (Adhim, 2006).

2. Total Jam Tidur

Total jam tidur adalah lamanya waktu tidur dikurangkan dengan lamanya

waktu terbangun saat tidur. Masa kehamilan dan sesudah melahirkan

merupakan masa yang rawan bagi seorang wanita untuk mengalami gangguan

(27)

menghabiskan waktu untuk tidur, biasanya tidur 6-7 jam bisa menjadi 8-10

jam seharinya. Mendekati saat melahirkan, posisi tidur yang serba sulit dan

juga seringnya buang air kecil (Prasadja, 2006).

Menurut Stopard (2002) bahwa selama kehamilan sangat perlu unntuk

beristirahat secara cukup dan harus selalu tidur setidaknya delapan jam setiap

malam, tetapi karena merasa lelah dan letih wanita hamil sulit untuk tidur.

Istirahat dan tidur harus dilakukan kapanpun, baik itu siang maupun

malam, khususnya setelah bayi lahir, karena ibu hamil mengalami kelelahan

yang hampir bersifat universal., khususnya pada masa awal kehamilan dan

berulang lagi pada akhir kehamilan. Pada awal karena tubuh berusaha

membiasakan dengan sirkulasi level hormone kehamilan, kemudian nantinya

disebabkan oleh meningkatnya berat badan dan masalah gangguan tidur

(Tiran, 2007).

Tidur siang hanya dianjurkan jika memang malam sebelumnya

kekurangan tidur. Karena tidur siang akan mengurangi hutang tidur, padahal

hutang tidur diperlukan untuk meningkatkan dorongan homeostatic untuk

tidur. Tidur siang selama 15 menit biasanya sudah cukup memberikan

kesegaran untuk beraktivitas (Prasadja, 2006).

3. Frekuensi Terbangun

(28)

berpengaruh terhadap kualitas kualitas tidur yang tidak adekuat atau kualitas tidur yang rendah. Kesulitan untuk kembali tertidur berpengaruh secara nyata terhadap penurunan jumlah tidur (Lueckenotte, 2000).

Pada kehamilan lanjut, saat perut sudah membesar dan disertai kondisi lain, seperti bertambahnya frekuensi buang air kecil, kram, nyeri pinggang, meningkatnya tekanan darah, kurang teraturnya ritmik pernapasan, menyebabkan ibu sering sekali terbangun dimalam hari (Putri, 2006). Ibu semakin sulit tidur karena bayi sudah dapat menendang dan berputar sepanjang malam. Waktu tidur mungkin tidak sama, tetapi karena sering bangun, ibu jarang bisa tidur nyenyak (Musbikin, 2005). Selama tidur malam, seorang dewasa muda normal akan terbangun sekitar 2-4 kali (Amir, 2004).

4. Kepuasan Tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas akan membantu seseorang memiliki

energy dan gairah dalam menjalani akifitas sehari-hari. Setiap manusia

menghabiskan seperempat sampai sepertiga dari kehidupannya untuk tidur

(Prijoksaksono, 2002). Waktu tidur seorang wanita lebih sedikit dari pada

waktu tidur seorang pria, ini disebabkan oleh faktor fisiologis yang selalu

terjadi pada seorang wanita, sehingga membuatnya merasa kurang dalam

merasakan tidur yang nyenyak (Ibrahim, 2007).

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa wanita hamil umumnya

mengalami kesulitan tidur disebabkan perubahan fisiologis dan psikologis,

sehingga faktor tersebut dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur

(Rafknowledge, 2004). Kepuasan tidur tergantung dengan kondisi

lingkungan, kesehatn fisik, dan kesehatan jiwa (Neubauer, 1999).

(29)

1. Perubahan Fisik

Rahim yang membesar terutama pada trimester III membuat ibu

mengalami kesulitan dengan kondisi posisi tidur. Selain itu, perut yang

semakin membesar akan menekan usus ke atas sehingga mendesak

diafragma, akibatnya gerak nafas jadi terbatas. Tentunya dengan adanya

penambahan bobot ini akan memunculkan sederet keluhan dan rasa tidak

nyaman, seperti terasa sesak, pegalpunggung, nyeri dibagian belakang

termasuk pinggang. Janin yang semakin membesar sering kali menekan

kandung kemih ibu. Akibatnya ibu ingin buang air kecil dan bolak balik ke

kamar mandi. Keadaan ini yang membuat ibu hamil jadi sulit tidur.

CARA MENGATASI

a. Atur Posisi Tidur

- Secara ilmu kedokteran, ibu hamil dianjurkan tidur dengan posisi

miring kiri. Posisi ini dianggap baik untuk janin, karena rahim

tidak menekan pembuluh darah besar yang dapat mengganggu

aliran darah dari ibu ke janin. Asupan untuk pertumbuhan janin

pun tetap berjalan baik.

- Hindari posisi tidur telentang karena dapat menghambat aliran

darah dari ibu ke janin, selain itu membuat napas menjadi sesak.

- Hindari pula posisi mringkuk dan tengkurap. Posisi tidur

meringkuk juga membuat berat janin menekan jaringan-jaringan

di dalam rahim yang berhubungan dengan paha dan punggung.

Akibatnya bisa timbul sakit di perut, pinggul, dan rasa pegal di

(30)

semakin membesar, karena sudah pasti sangat tidak nyaman

dilakukan.

- Bila ingin lebih rileks, cobalah ganjal kaki dengan bantal, dari

tumit hingga betis dengan dua bantal, dan dari lutut hingga

pangkal paha di ganjal dengan satu bantal. Tidur dengan posisi ini

memungkinkan ibu hamil merasa lebih nyaman karena seluruh

bagian kakinya memiliki penahan.

b. Tidak banyak minum sebelum tidur

- Agar ibu hamil tidak sering bolak-balik ke kamar mandi di waktu

malam, sebaiknya tidak minum 2-3 jam sebelum tidur, juga jangan

lupa untuk mengosongkan kandung kemih.

- Lakukan olah napas dan gerakan senam hamil. Jika ibu merasa

pegal-pegal atau tubuh terasa kaku, lakukan gerakan-gerakan

ringan seperti yang disarankan dalam senam hamil, sehingga

otot-otot menjadi rileks. Lakukan juga olah napas teratur.

2. Perubahan Hormon

Biasanya di awal – awal kehamilan, ada ibu hamil yang mengalami

mual-muntah, pusing, suhu tubuh sedikit naik, merasa kepanasan atau kedinginan,

dan lainnya sebenarnya kondisi yang dialami wajar.

(31)

- Jaga asupan makanan yang bergizi. Upayakan untuk tetap

mengkonsumsi makanan bergizi. Kecukupan nutrisi membuat tubuh

jadi bugar dan tidur menjadi nyenyak dan minum susu 2-3 jam

sebelum tidur dan sikapi semua dengan senang hati

3. Kondisi psikis

Jika dikaitkan dengan perubahan tubuh, penampilan ibu mungkin

dirasa tidak lagi sempurna. Karena perut yang membuncit dan pinggul yang

melebar. Yang akan menimbulkan kekhawatiran akan kehilangan perhatian

dari pasangan.

CARA MENGATASI

- Uraikan masalah satu-persatu. Jika ibu sulit tidur lihat dari apa

penyebab masalahnya dan kemudian diatasi masalah ibu tersebut.

- Berpikir positif. Hilangkan pikiran-pikiran negatif, usahakan bersikap

santai.

- Diperlukan dukungan dan dorongan dari pasangan. Suami harus

member perhatian kepada istri agar istri tidak merasa dijauhkan atau

(32)

BAB III

Kerangka Penelitian

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggaambarkan pola tidur dan kualitas tidur pada ibu hamil. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Dengan berbagi perubahan fisik, maupun psikologi yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan hormon yang dapat menggangu tidur ibu hamil. Perubahan fisik yang terjadi pada saat trimester III usia kandungan 7–9 bulan pada usia kehamilan ini ibu hamil akan merasakan sering merasakan buang air kecil kembali terjadi, sakit pinggang, timbulnya kontraksi Braxton hicks, dan rasa cemas yang terjadi pada ibu hamil akan keadaan janin yang akan melahirkan janinnya, Perasaan cemas tersebut akan dapat menggangu tidur ibu hamil tersebut.

Kualitas tidur adalah total waktu tidur dimalam hari, kepuasan terhadap tidurnya, rasa segar saat bangun dari tidur, rasa kelelahan dan rasa berenergi saat beraktivitas kembali setelah tidur.

(33)

Skema 2 kerangka konsep penelitian pola tidur dan kualitas tidur pada ibu hamil di klinik bersalinan Mariyati Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.

Kualitas Tidur ibu hamil:

• Lama ibu tidur di malam hari • Lama waktu yang ibu butuhkan

untuk dapat tertidur dimalam hari • Frekuensi ibu terbangun pada

malam hari

• Perasaan ibu dengan tidurnya pada malam hari

• Perasaan ibu ketika bangun tidur pada pagi hari

• Gangguan tidak berenergi pada saat beraktivitas setelah terbangun tidur dipagi hari

• Kelelahan ketika bangun pada pagi hari

• Kualitas tidur yang dirasakan ibu

Ibu Hamil Trimester III

Pola Tidur :

• Lama waktu yang ibu butuhkan untuk dapat tidur selama kehamilan

• Total jam tidur ibu pada malam hari selama kehamilan ini

(34)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur

Cara • Perasaan ibu ketika

bangun tidur pada

• Kualitas tidur yang dirasakan ibu

(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menjadi dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan objek penelitian tertentu secara objektif (Notoadmojo, 2002).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang untuk memeriksakan kehamilan di klinik Mariati Medan Marelan dari Maret – Mei 2013 sebanyak 41 orang.

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik Total Sampling yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang datang memeriksakan kehamilannya di klinik Mariati sebanyak 41 orang.

Kriteria sampel yang diteliti adalah ibu hamil Trimester III, bersedia menjadi

responden, dapat membaca dan menulis, dapat berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan bersedia menjawab pertanyaan serta memberikan

(36)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Kotamadya Medan, dengan pertimbangan lokasi klinik yang terjangkau, jumlah sampel yang mencukupi, efisiensi waktu dan biaya penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei tahun 2013.

E. Pertimbangan Etik

Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat persetujuan dari institusi pendidikan yakni ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti mengajukan permohonan kepada pimpinan Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan untuk melakukan penelitian di klinik tersebut. Setelah mendapat persetujuan dari Ibu klinik peneliti mulai mengumpulkan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut atau bersedia secara lisan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap pada lembar pengumpulan data, tetapi mencatumkan kode pada masing-masing lembar kuisioner. Kerahasian informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.

F. Instrument Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini instrumen yang digunakan berupa lembar

(37)

Instrumen terdiri dari tiga bagian, yaitu Kuesioner Data Demografi (KPD),

Kuesioner Kualitas Tidur (KKT) dan Kuesioner Pola Tidur (KPT) pada ibu hamil.

Kuesioner data demografi meliputi no responden, umur, status perkawinan, usia

kehamilan, pendidikan, pekerjaan, agama. Kuesioner pola tidur bertujuan untuk

mengidentifikasi pola tidur ibu hamil.

Kuesioner kualitas tidur (KKT) yang digunakan adalah berupa pertanyaan untuk

mengidentifikasi kualitas tidur ibu hamil di klinik Mariyati. Kuesioner ini diadopsi

dari peneliti terdahulu dari kuesioner kulaitas tidur (Karota-Bukit, 2003). Kuesioner

kualitas tidur ini terdiri dari 7 aspek parameter tidur. Yang terdiri dari 7 item

pertanyaan yang disusun berdasarkan pilihan berganda dengan skor terendah adalah

1 dan skor yang tertinggi adalah 4. dan total skor antara 7 - 28. Semakin tinggi skor

hasil penelitian maka semakin baik kualitas tidurnya.

Kuesioner pola tidur bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur ibu hamil yang

disusun berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

yang dimodifikasi dari Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) oleh Buysse et al,

(1989). Kuesioner ini merupakan yang dapat digunakan untuk mengkaji tentang pola

tidur orang dewasa termasuk ibu hamil. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) terdiri

dari 4 komponen tidur dimana diantaranya dimodifikasi untuk kuesioner pola tidur

yaitu waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur, total jam tidur, merasa lelah dan

mengantuk disiang hari. kuesioner ini terdiri dari 4 item pertanyaan yang disusun

berdasarkan pilihan berganda dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4 dan total

skor antara 4 sampai 16. Semakin tinggi skor maka semakin baik kualitas tidurnya.

(38)

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur. Pada penelitian ini menggunakan Content Validity, dimana validitas dikonsultasikan kepada pembimbing dan disetujui kuisioner tersebut digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau

kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner

yang diujikan.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat

permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Pimpinan Klinik Mariati

Kecamatan Medan Marelan. Peneliti dibantu oleh pegawai di klinik Mariati dan

selajutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat

penelitian, sekaligus meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi

responden dengan menandatangani informed consent.

(39)

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisis data kembali dengan tahapan:

1) Editing, yaitu data diperiksa/ dicek isian kuasioner. Jika tidak lengkap maka meminta responden untuk melakukan pengisian kembali,

2) Coding, yaitu dengan memberikan code pada setiap jawaban responden untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpuln data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel,

3) Entering, yakni memasukkan data yang telah diskor kedalam system komputerisasi,

4) Cleaning, mengecek kembali data yang sudah di entry agar terhindar dari kesalahan pengolahan data.

5) Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat yang bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, berupa tabel distribusi frekuensi dan persentase untuk masing-masing jawaban responden.

(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai Kualitas Tidur

dan pola Tidur pada ibu hamil Trimester III yang datang melakukan pemeriksaan

kehamilan di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 di peroleh hasil

sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, usia kehamilan,

pendidikan dan pekerjaan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas ibu

hamil yang datang memeriksakan kehamilan berusia 20-30 tahun (61%), usia

kehamilan 32-35 minggu (64%), pendidikan terakhir responden SMA (68%),

pekerjaan responden ibu rumah tangga (83%).

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Pendidikan, dan usia kehamilan di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013

(n = 41)

Karakteristik Frekuensi Persentase

(41)

2. Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III

Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan table 5.2 menunjukkan total skor

kualitas tidur yang diperoleh dengan nilai terendah adalah 7 dan skor tertinggi

adalah 28. Berdasarkan analisa skor kualitas tidur, diidentifikasi bahwa 63% dari

responden mengalami kualitas tidur buruk dan sebanyak 15% dari responden

mengalami kualitas tidur yang baik.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan kategori kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III (n = 41)

Kualitas Tidur Frekuensi Persentase (%)

Kualitas Tidur Baik

2.1Parameter Tidur pada Ibu Hamil Trimester III

Pada tabel 5.3 menunjukkan gambaran parameter tidur pada ibu hamil trimester III

Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar total jam tidur adalah 6-7 jam (54%). Sebagian responden melaporkan waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur 16-30 menit adalah (51%). Frekuensi terbangun pada malam hari 3-4 kali (49%). Sebanyak (54%) responden melaporkan sedikit puas dengan tidurnya. Responden yang melaporkan mengantuk di pagi hari (56%). Responden yang melaporkan sedang merasa tidak berenergi saat beraktifitas kembali setelah terbangun dari tidur (51%). Responden yang melaporkan sedikit lelah setelah terbangun dari tidurnya (71%). Responden yang mengatakan bahwa kualitas tidur yang dikatakan Buruk adalah (63%).

(42)

 >60 Menit - -

 30-60 Menit 9 22

 16-30 Menit 22 54

 <15 Menit 10 24

Total jam tidur malam hari

 <5 Jam - -

Perasaan ibu pagi hari

 Sangat mengantuk - -

 Mengantuk 23 56

 Sedikit mengantuk 15 37

 Segar 3 7

Aktifitas pada pagi hari

 Sangat banyak - -

 Sedang 20 49

 Sedikit 18 44

 Tidak sama sekali 3 7

Kelelahan ketika bangun tidur

 Sangat lelah - -

 Lelah 10 24

 Sedikit lelah 29 71

 Tidak lelah sama sekali 2 5

(43)

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 63% ibu hamil yang mengalami kualitas

tidur buruk. Hasil ini didukung oleh faktor perubahan fisik ibu hamil trimester III

yaitu nyeri punggung, peningkatan urinasi, dan pembesaran pada perut ibu (Bobak,

2004)

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar waktu yang dibutuhkan untuk tertidur

pada ibu hamil trimester III adalah 30-60 Menit (54%). Hasil ini mengidentifikasikan

bahwa waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur pada ibu hamil trimester III dapat

mengganggu tidur ibu hamil, sesuai dengan pendapat adhim (2006) bahwa pada

wanita hamil sering terjadi gangguan tidur terutama pada bulan terakhir kehamilan

disebabkan kecemasan dalam menghadapi persalinan dan mempersiapkan diri untuk

menjadi seorang ibu sehingga tidak ingat waktu dan terjaga sampai dini hari

membuat wanita hamil tidak segera bisa tidur.

Selanjutnya Tingkat kepuasan tidur yang dialami responden yaitu sedang (56%)

hal ini sesuai dengan yang dikemukakan hestiantoro 2001, bahwa pada kehamilan

7-9 bulan mulai terjadi gangguan tidur. Adanya rasa panas didaerah dada, rasa gerah,

0

(44)

kram pada tungkai bawah, lebih sering berkemih akan menggangu kualitas dan

kuantitas tidur wanita hamil.

Responden melaporkan bahwa perasaan bangun dipagi hari mengantuk (56%) hal

ini sesuai dengan pernyataan Ronald (2005), yang menyatakan kesulitan tidur

merupakan masalah yang dapat mengakibatkan timbulnya kelelahan berlebihan dan

berkelanjutan sehingga menggangu aktifitas sehari-hari dan menyebabkan tidak

mampu untuk tertidur walaupun sudah sangat lelah, tidur tidak pernah nyenyak,

sehingga merasa lelah dan mengantuk saat bangun tidur, dan terbangun terlalu cepat.

Pada wanita hamil selalu mengalami kelelahan yang hampir bersifat universal,

khusnya pada masa awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan (tiran,

2007).

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat tabel 54 bahwa pola tidur ibu

hamil pada trimester III mengalami perubahan dari pola tidur normalumumnya pada

wanita. Hal ini dapat dilihat dari gambaran parameter tidur ibu hamil tersebut, yaitu

terjadi peningkatan jumlah frekuensi terbangun pada malam hari (51%) hal ini

beralasan karena pada kehamilan trimester III terjadi berbagai perubahan fisik karena

peningkatan frekuensi berkemih, payudara nyeri saat berbaring, dan nyeri punggung

(Tiran, 2007).

Sedangkan jumlah jam tidur pada ibu hamil trimester III mengalami penurunan

dari kondisi normal 6-7 jam (49%), hal ini dapat di karenakan berbagai gangguan

tidur seperti merasa tidak nyaman karena meningkatnya frekuensi berkemih,

kecemasan menghadapi persalinan dan kehadiran bayi (Pearlben, 2007).

Selanjutnya pada pola tidur ibu hamil pada trimester III ini mengalami perubahan

total jam tidur, lamanya waktu untuk tertidur, frekuensi terbangun, tidak adanya tidur

(45)

psikologi, namun demikian pada ibu hamil trimester III mengalami hal yang sama

pada kondisi normal bahwa umumnya mereka dapat tidur siang dengan baik.

(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang kualitas tidur dan pola tidur pada

ibu hamil trimester III yang datang memeriksakan kehamilannya di Klinik Mariati

Kecamatan medan Marelan Tahun 2013 maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kualitas tidur ibu hamil pada trimester III memiliki kecenderungan kualitas

tidur yang buruk, walaupun diantaranya ada juga ibu hamil yang memiliki

kualitas tidur yang baik.

2. Berdasarkan pola tidur ibu hamil pada trimester III mengalami kecendrungan

perubahan pola tidur dari yang normal, dapat dilihat pada tabel 5.4 pola tidur

yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur, total jam tidur di

malam hari, frekuensi terbangun pada malam hari, ada atau tidaknya tidur

pada siang hari.

3. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk memberikan dan

mengoptimalkan pola tidur pada ibu hamil trimester III.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai kualitas tidur dan pola tidur

pada ibu hamil trimester III yang datang memeriksakan kehamilannya di Klinik

Mariati Kecamatan medan Marelan Tahun 2013, maka peneliti ingin memberikan

saran pada semua pihak yaitu

1. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai informasi pendukung untuk

dijadikan masukan dalam menambah referensi tentang kualitas tidur dan pola

(47)

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan wawasan masyarakaat

khususnya ibu hamil tentang kualitas dan pola tidur ibu hamil trimester III

sehingga mereka juga dapat memperhatikan pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur selama kehamilan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang

dikandungnya.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar pendukung referensi

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Moh fauzil. (2006). Bahagia saat hamil.yogyakarta : Mitra Pustaka

Amir, N. (2007). Gangguan tidur dan penatalaksanaan. Jurnal cermin dunia kedokteran

Bobak, Lowdernik, & Jensen. (2004). Keperawatan maternitas. Jakarta : EGC

Buysse, D. et al (1988). Pittsburh sleep quality indeks: A new instrument for psychiatric practice and research. Psychiatric research. Ireland: Elsevier scientific publishers

Depkes RI. (2001). Pedoman pembinaan kesehatan. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan.

Guyton, A. C. & Hill, J, E. (1997). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC Hayashi, Mitsuo.(2003). The effect of short daytime naps for five conseculive

days.dibuka pada http://www//sro.org/2003/hayashi/13.

Hendrawan, Desy. 2010. Tidur Bayi. Jakarta: Pustaka Phoenix.

Hidayat, A, Azis. 2010.Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Karocan, et al. (1969). Some implication of the sleep patterns of pregnancy for

postpartum emotional. Dibuka pada

http://bjp.repsych.org/cgi/conten/abstract/115/525/929.

Karota-Bukit, E. (2003). kualitas tidur dan faktor-faktor gangguan Lanjut Usiayang Dirawat Inap di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Medan. Indonesia. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 9, 4-47, Jakarta: FIK UI.

Kozier B, et al. (2004). Fundamental of nursing concepts, process, and practice. New jersey : pearson Prentice Hall

Lilis, C, Taylor., & Lemone, P. (2001). Fundamental of nursing. St. Louis : mosby Louis, M. (2006). Keluhan kehamilan : susahnya tidur. Dibuka

http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Lueckenote. (2000). Gerontic nursing. St Louis company

Lumbantobing, Prof. Dr. dr. S.M. 2008. Gangguan Tidur. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Masrony. 2009. Posisi Tidur Ibu Hamil.

tanggal 28 oktober 2012.

(49)

National Sleep Foundation. 2007. Most Common Sleep Problem In Women.

Notoadmojo, S. 2002. Metodologi Penelitin Kesehatan. Jakarta: Salemba

http://www.sleepfoundation.org/site/c.hulXKjM01xF/b.2419235/k.66CE/Mos t_Common_Sleep_Problems_in_Women.htm

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta: Salemba

Parenting. 2011. Bahaya Kurang Tidur Saat Hamil.

Pearlben, E. & Joseph. 2007. Sleeping During Pregnancy. Di akses pada

Prasadja., A. (2006). Problematika tidur pada wanita. Dibuka pada

Prijaksono, A. (2006). Gambaran pola tidur_arsitektur tidur

Putri, A. (2006). Sulitnya tidur di masa seperti ini. Dibuka pada

Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: Pt Elec Media Komputindo.

Ronald. (2005). Jurus ampuh mengatasi kesulitan tidur tanpa obat. Dibuka pada http://www.mediastore.com

Sarimpi. 2012. Ibu Hamil Sulit Tidur

November 2012.

Stopard, M. (2002). Panduan mempersiapkan kehamilan dan kelahiran. Intemedia & Ladang Pustaka

Sunarsih, Tri & dkk. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono, Prof. Dr. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Susilo, dr. Yekti. 2011. Insomnia. Yogyakarta: Astaku Phoenix

Tiran, Denise. (2007). Mengatasi mual –mual dan gangguan lain selama kehamilan. London

Uliyah, M. & A, Aziz, A.H. 2006. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Wahyuni. (2007). Pola tidur perawat di ruang rawat inap RSU Dr pirngadi Medan. Medan : skripsi PSIK USU

(50)

Kuesioner Kualitas Tidur

A. Data Demografi

No Responden :

Umur :

Usia Kehamilan :

Pendidikan :

Pekerjaan :

B. Petunjuk Umum

Petunjuk pengisian kuesioner : pertanyaan-pertanyaan berikut ini berhubungan dengan kualitas tidur ibu hamil dan jawablah dengan member tanda checklist (√ ) sesuai dengan pengalaman tidur.

1. Berapa jam ibu tidur di malam hari?

< 5 Jam

5 – 6 Jam

6- 7 Jam

>7 Jam

2. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan ibu untuk dapat tertidur dimalam hari?

>60 Menit

30-60 Menit

16-30 Menit

(51)

3. Berapa kali ibu terbangun pada malam hari?

>5 kali

3-4 kali

1-2 kali

Tidak ada

4. Apakah ibu merasa puas dengan tidurnya pada malam hari?

Tidak merasa puas

Sedikit puas

Sedang

Sangat merasa puas

5. Bagaimana perasaan ibu ketika bangun tidur pada pagi hari?

Sangat mengantuk

mengantuk

Sedikit Mengantuk

Segar

6. Apakah ibu mengalami gangguan tidak berenergi, tidak bersemangat pada

saat beraktivitas setelah terbangun tidur dipagi hari?

Sangat banyak

Sedang

Sedikit

(52)

7. Apakah ibu mengalami kelelahan ketika bangun pada pagi hari?

Sangat lelah

Lelah

Sedikit lelah

Tidak lelah sama sekali

8. Bagaimanakah kualitas tidur yang dirasakan ibu?

Ya

(53)

A. Data Demografi

Kuesioner Pola Tidur

No Responden :

Umur :

Usia Kehamilan :

Pekerjaan :

B. Petunjuk Umum

Petunjuk pengisian kuesioner : pertanyaan-pertanyaan berikut ini berhubungan dengan pola tidur ibu hamil dan jawablah dengan member tanda checklist (√ ) sesuai dengan pengalaman tidur.

1. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk dapat tidur selama

kehamilan?

>60 Menit

30-60 Menit

16-30 Menit

<15 Menit

2. Berapa total jam tidur ibu pada malam hari selama kehamilan ini?

<5 Jam

5-6 Jam

6-7 Jam

(54)

3. Berapa kali ibu terbangun sewaktu tidur dimalam hari selama kehamilan

ini?

>5 kali

3-4 kali

1-2 kali

Tidak ada

4. Berapa lamakah ibu tidur siang?

Tidak Ada

1-2 jam

<1 jam

(55)
(56)
(57)
(58)

MASTER TABEL

KUALITAS TIDUR DAN POLA TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER III YANG DATANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI KLINIK MARIATI LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN 2013

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Putri Sri Andari

Tempat/ Tanggal Lahir : Belawan, 16 Januari 1991

Agama : Islam

Alamat : Jln. Young Panah Hijau. Gg. Kemuning Labuhan Deli

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1997-2003 : SD Muhammadiyah 04

Tahun 2003-2006 : SMP Hang Tuah 2 Titi Papan

Tahun 2006-2009 : SMA Wahidin Sudiro Husodo

Tahun 2009-2012 : D-III Kebidanan Stikes Medistra Lubuk Pakam

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Pendidikan, dan usia kehamilan di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 (n = 41)
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan
Tabel 5.4 Pola Tidur

Referensi

Dokumen terkait

Model Pembelajaran Kreatif dengan subjek berkemampuan awal tinggi menekankan memiliki ciri pembelajaran berbasis pada pengembangan kognitif tingkat tinggi, model

Incentives and Disincentives for Voluntary Disclosure by Pension Funds: International Evidence PAUL

Tentang Permintaan Pengawasan Terhadap Pelunasan Persekot Gaji, Serta menindaklanjuti surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : 476A/SEK/KU.01/07/2017 tanggal 28 Juli 2017..

Cost Eciency in Australian Local Government: A Comparative Analysis of Mathematical Programming and Econometric Approaches ANDREW

[r]

Sources of Systematic Risk in Futures and Spot Markets: A Study of Market Integration JOLLE MIFFRE and RICHARD PRIESTLEY. Forecasting Beta: How Well Does the `Five-Year-Rule of

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD oleh bidan di IGD Kebidanan dan Kamar Bersalin RSU Anutapura Palu