• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI 2011-2013"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013

OLEH

Dhyta Permatasari 110503186

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH NILAI

PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA

PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

(3)

ABSTRAK

PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE

YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Nilai Perusahaan diproksikan dengan Price Earning Ratio, Profitabilitas diproksikan dengan Return On Equity, Likuiditas diproksikan dengan Cash Ratio dan Ukuran Perusahaan diproksikan dengan LN Total Asset terhadap Dividend Payout Ratio.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 14 perusahaan yang sesuai dengan kriteria. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dengan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan uji asumsi klasik untuk analisis data yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Uji F dan uji t digunakan dalam menguji hipotesis penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, namun secara parsial hanya nilai perusahaan yang pengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio.

(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF VALUE OF FIRM, PROFITABILIT, LIQUIDITY ANDFIRM SIZEAGAINTSDIVIDEND PAYOUT RATIO AT THE

PROPERTY AND REAL ESTATE CORPORATE THAT IS LISTED ON THE INDONESIAN STOCKS EXCHANGE

PERIOD 2011-2013

This research aimed to examine the relationship Value of Firm proxied by Price Earning Ratio , Profitability proxied by Return On Equity , Liquidity Ratio and Cash proxied by Company Size proxied by LN Total Assets for Dividend Payout Ratio.

This research as carried out at property and real estate corporate in the Indonesia Stock Exchange in 2011–2013 period. Sample selection do by purposive sampling method and obtained 14 companies in criteria accordingly. The data obtained are secondary data with the method of documentation. This study used multiple linear regression and classic assumption test for data analysis that included normality test, multicolinierity test, autocorrelation test and heteroskedastisitas test. F test and t-test have been used to test the research hypothesis.

Based on result of the research, simultaneous significance test conclude that all independent variables together influences the dependent variable, but partial significance test showed that only firm of value has effect on accounting dividend payout ratio, in other hand profitability, liquidity and firm size have no effect on dividend payout ratio.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah yang Insya Allah akan selalu diberikan pada setiap hamba-Nya. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa alam kegelapan ke alam terang benderang.

Penulisan skripsi ini merupakan satu di antara syarat penyelesaian pendidikan Strata 1 pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec.Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., selalu Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku

Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(6)

4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E, M.Acc, Ak., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan masukan yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak., selaku dosen pembanding dan Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., selaku dosen penguji yang telah membantu penulis melalui kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Teristimewa kepada kedua Orangtua tercinta Eddy Syofian dan Amelida Amin serta saudara kandung tersayang Izha Farhan Syofian dan (Alm.) M. Nurcholish yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan baik materi maupun non materi.

7. Kepada para sahabat saya Kak Icha, Audy, Debby, Dika, Hanin, Indhy, Upen, Dynda yang setia menemani, menghibur dan mengisi hari-hari saya.

8. Kepada teman-teman kampus saya tersayang, Debbyboy, Tia, Bimo, Dhana, Arinda, Putri, Nando, Reza dan Zebra (Fika, Ocha, Nadia, Yudith, Zia, Dessy), serta teman-teman S1-Akuntansi Lainnya, yang telah membantu saya dalam seminar proposal skripsi dan penyusunan penyusunan skripsi, semoga yang masih menyusun skripsinya cepat kelar dan yang sudah selesai cepat dapat kerja. Insya Allah, kita bakal jadi orang yang sukses.

(7)

10. Kepada teman-teman organisasi dan komunitas saya, seperti UKM Fotografi USU, 1000 Foundation, dan Medan Street Hunting yang telah mendukung dan berbagi keceriaannya bersama.

11. Dan yang terakhir teruntuk sepupu-sepupu saya Maya, Surya, Nanda, Salsa, Dea, Tassya, Dhienny, Rini, Vera, Rani yang selalu mendengarkan keluh-kesah saya dan memberikan nasehat selama penyusunan skripsi.

Penulis telah berusaha dengan maksimal untuk menghasilkan skripsi yang terbaik. Namun untuk kebaikan pengembangan ilmu, penulis tetap menerima kritik dan saran. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

(9)

3.6.Metode Pengumpulan Data 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 46

4.2.5. Pengaruh Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap DPR 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan 62

5.2.Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 64

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Sampel Perusahaan Property dan Real Estate 5

2.1. Peneliti Terdahulu 26

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 37

3.2. Sampel Penelitian 39

4.1. Hasil Uji Normalitas Kolmorogov-Smirnov (K-S) 47

4.2. Hasil Uji Multikoloniearitas 50

4.3. Hasil Uji Autokorelasi 51 4.4. Hasil Analisis Regresi Berganda 53

4.5. Hasil Uji t 56

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual 29

4.1. Grafik Histogram 48

4.2. Grafik Probabilty Plot 49

4.3. Grafik Scatterplot Sebelum LN 52

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Daftar Pemilihan Sampel Perusahaan 69

2. Data Perusahaan Sampel Tahun 2011-2013

(Sebelum Transformasi Ln) 71 3. Data Perusahaan Sampel Tahun 2011-2013

(Sesudah Transformasi Ln) 73

4. Hasil Uji Normalitas Setelah Ln 75

5. Hasil Uji Multikoloniearitas, Regresi Berganda dan

Uji t 76

6. Hasil Uji Autokorelasi 77

7. Hasil Uji Heteroskedatisitas Sebelum Ln 78 8. Hasil Uji Heteroskedatisitas Setelah Ln 78

(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF VALUE OF FIRM, PROFITABILIT, LIQUIDITY ANDFIRM SIZEAGAINTSDIVIDEND PAYOUT RATIO AT THE

PROPERTY AND REAL ESTATE CORPORATE THAT IS LISTED ON THE INDONESIAN STOCKS EXCHANGE

PERIOD 2011-2013

This research aimed to examine the relationship Value of Firm proxied by Price Earning Ratio , Profitability proxied by Return On Equity , Liquidity Ratio and Cash proxied by Company Size proxied by LN Total Assets for Dividend Payout Ratio.

This research as carried out at property and real estate corporate in the Indonesia Stock Exchange in 2011–2013 period. Sample selection do by purposive sampling method and obtained 14 companies in criteria accordingly. The data obtained are secondary data with the method of documentation. This study used multiple linear regression and classic assumption test for data analysis that included normality test, multicolinierity test, autocorrelation test and heteroskedastisitas test. F test and t-test have been used to test the research hypothesis.

Based on result of the research, simultaneous significance test conclude that all independent variables together influences the dependent variable, but partial significance test showed that only firm of value has effect on accounting dividend payout ratio, in other hand profitability, liquidity and firm size have no effect on dividend payout ratio.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, di antaranya dengan mengetahui tingkat perkembangan perusahaan-perusahaan go public terhadap pasar modal dan respon investor terhadap perusahaan. Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang di arahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Kamaruddin, 1996 : 17).

Pemerintah telah memberikan fasilitas dan peraturan kepada perusahaan-perusahaan dalam bertransaksi atas jual beli saham/obligasi, sekaligus memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memilih perusahaan yang layak untuk berinvestasi, sehingga return baik berupa dividen atau capital gain sesuai dengan harapan.

Pada perkembangan akhir tahun 2011, tercatat lebih dari 300 perusahaan terdaftar (terlisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyak jumlah perusahaan yang masuk ke pasar modal, tentunya akan di hadapkan pada kepercayaan investor kepada perusahaan untuk berinvestasi. Pentingnya sikap kehati-hatian (prudent principal) merupaka modal penting dalam berinvestasi (Fahmi, 2012 : 2).

(15)

mempunyai tujuan utama dalam menanam modalnya ke dalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembali investasi (Return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih antara harga jual dan harga beli saham (capital gain).

Keputusan pembagian dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam bidang keuangan, yang melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan yaitu kepentingan perusahaan dengan laba di tahannya dan para investor dengen pembagian dividennya. Kebijakan dividen merupakan suatu masalah yang sering di hadapi oleh perusahaan dimana manajemen sering mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan terhadap laba perusahaan.

Para investor umumnya menginginkan dividen dalam bentuk stabil, karena dapat meningkatkan kemakmuran investor, serta kepercayaannya kepada perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menginvestasikan dananya ke perusahaan, namun investor lebih menginginkan pendapatan dividen dalam bentuk tunai (cash dividend) dan capital gain. Dividen Tunai (Cash Devidend) adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Capital gain merupakan selisih antara harga penjualan investasi yang lebih tinggi dengan harga pembelian yang lebih rendah.

(16)

saham atau di tahan sebagai laba di tahan (retained earning) guna untuk investasi perusahaan di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen untuk memakmurkan para pemegang saham maka akan mengurangi laba di tahan yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Berhubungan dengan hal itu maka itu timbul masalah pengaruh nilai perusahaan terhadap kebijakan deviden. Khasanah (2009).

Nilai Perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan go public. Yang sering dikaitkan dengan harga saham. Apabila harga saham semakin tinggi, maka semakin besar persepsi investor. Dividen yang akan dibagikan cenderung lebih besar.

Teori Modiglami Miller (MM) mengatakan bahwa nilai perusahan dan dividend payout ratio bersifat independen, maka tidak saling berpengaruh. Hasil Penelitian oleh Deitiana (2009), nilai perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. PER merupakan salah satu rasio nilai perusahaan, rasio yang digunakan. Deitiana (2009).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan guna memperoleh laba. Profitabilitas di samping mempengaruhi nilai perusahaan, juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik terutama dalam dividen kepada pemegang saham Ayuningtias (2013).

(17)

dengan adanya laba yang tinggi (mengacu pada ROE yang tinggi). Dengan demikian, perusahaan tersebut dianggap mampu untuk membagi sebagian labanya dalam bentuk dividen tunai. Semakin tinggi laba perusahaan yang mampu dihasilkan, semakin besar pula probabilitas perusahaan untuk membagikan dividen. Ketika dalam kondisi laba yang rendah atau rugi, perusahaan akan menahan labanya. Penelitian oleh Pradana (2014) dan Rafique (2014) bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

Likuiditas adalah tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera di konversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang di peroleh. Jika perusahaan memerlukan likuiditas yang tinggi, dalam hal ini dapat berbentuk sumber dana internal yang berupa laba di tahan, maka dividen yang akan di bagikan seharusnya di kurangi karena membayar dividen berarti mengeluarkan kas dan pengeluaran kas berarti pengurangan kemampuan likuiditas (memenuhi kewajiban lancar) (Gumanti, 2013 : 82).

Likuiditas mempengaruhi daya tarik saham kepada investor. Investor mungkin memerlukan pengembalian yang diharapkan lebih tinggi pada aset yang di investasikan terhadap likuiditas. Griffin (2010).

(18)

likuiditas pasar merupakan penentu penting dalam keputusan perusahaan apakah akan membayar dividen. Perusahaan berukuran besar cenderung membagi dividen kepada investor daripada perusahaan berukuran lebih kecil. Redding (1997).

Penelitian oleh Liandra (2013) bahwa Cash Ratio tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan Penelitian oleh Idawati (2014) bahwa Likuiditas dengan menggunakan Cash Ratio berpengaruh Positif terhadap Dividend Payout Ratio.

Pada tahun 2011-2013, Perusahaan Property dan Real Estate mengalami perkembangan pesat, banyak perusahaan property dan real estate membuat proyek pembangunan secara besar-besaran, seperti pembangunan perumahan, apartemen, dsb. Salah satu contohnya adalah Podomoro Land City, Tbk melakukan pembangunan perdananya di medan yang merupakan satu -satunya kota yang dibangun oleh Podomoro City di Pulau Sumatera.

Tabel 1.1

Sampel Perusahaan Property dan Real Estate

Tahun 2013

No Kode Nama Perusahaan Firm Size Dividend

Payout Ratio

GMTD Gowa Makassar Tourism

Development, Tbk 27,89 5,53%

7 GPRA Perdana Gaputra Prima, Tbk 27,91 8,67%

8 JRPT Jaya Real Property, Tbk 22,54 127,8%

(19)

10 MKPI Metropolitan Kentjana, Tbk 28,67 42,80%

11 MTLA Metropolitan Land, Tbk 21,76 16,87%

12 PLIN Plaza Indonesia Realty, Tbk 22,14 372,15%

13 PUDP Pudjati Prestige, Tbk 26,62 14,50%

14 SMRA Summarecon Agung, Tbk 23.34 56,28%

Sumber: www.idx.co.id, 2015 (diolah)

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa besarnya pembayaran ukuran perusahaan (firm size) tidak selalu menjamin akan membagikan dividen dengan jumlah yang besar. Plaza Indonesia Reality, Tbk dengan firm size sebesar 22,14 (diukur dengan logaritma natural total asset), persentase pembagian dividennya sebesar 372,15% lebih besar jika dibandingkan dengan Pudjati Prestige, Tbk dengan firm size yang lebih besar yaitu 26,62 dengan persentase pembagian dividennya sebesar 14,50%. Perbedaan jumlah persentase pembagian dividen yang sangat jauh.

Penelitian oleh Swatyastu (2014) bahwa Size tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan Penelitian oleh Penelitian oleh Liandra (2013) bahwa firm size mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

Berdasarkan fenomena, theory dan research gap di atas maka saya mengangkat judul “Pengaruh Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas

dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio pada

Perusahaan Property dan Real Estate pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2011-2013”.

(20)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah adalah

Apakah Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Dividend Payout Ratio ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio(DPR) pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis dan Mengetahui Pengaruh Nilai Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang di bagikan

2. Menganalisis dan Mengetahui Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang di bagikan

3. Menganalisis dan Mengetahui Pengaruh Likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang di bagikan

4. Menganalisis dan Mengetahui Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang di bagikan

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividend payout ratio khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia.

b. Bagi Perusahaan (Emiten), Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan dividen. Faktor-faktor yang diteliti tersebut diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan.

c. Bagi Investor, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal sehubungan dengan harapan pemegang saham untuk memperoleh dividen atas sejumlah saham yang diinvestasikan.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menyempurnakan atau perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis dan ingin melakukan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Dividen

Dividen merupakan pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Dividen dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang di pegang oleh masing-masing pemilik.

Pendapatan yang di harapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang di hasilkan dari pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan sebagian labanya untuk kepentingan sejahtera pemegang saham.

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut (Gumanti, 2013 : 82 - 89) kebijakan dividen di pengaruhi oleh 11 faktor yaitu:

1. Undang-undang (Peraturan)

Peraturan atau perundangan yang di tetapkan pemerintah atau perserikatan dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menetapkan besar kecilnya dividen. Jadi, keberadaan peraturan yang mensyaratkan batasan-batasan tertentu atas kebijakan dividen yang di ambil oleh perusahaan.

2. Posisi Likuiditas

(23)

3. Kebutuhan untuk Pelunasan Utang

Jika perusahaan memiliki kewajiban (utang) yang besar dan harus segera di bayar, maka sangat mungkin bahwa pemegang saham harus di korbankan, yaitu menunda atau mengurangi pembayaran dividen.

4. Batasan-batasan dalam Perjanjian Utang (Debt Convenants) Perjanjian utang, khususnya utang jangka panjang adalah persyaratan untuk membatasi perusahaan membayar dividen kas (tunai). Ada dua hal umum yang di nyatakan dalam perjanjian utang piutang (Debt Convenants), yaitu

a. Dividen pada masa yang akan dating hanya boleh di bayar jika uangnya bersumber dari laba tahun berjalan, bukan dari laba tahun-tahun yang lalu

b. Dividen hanya dapat di bayarkan jika tingkat modal kerja perusahaan mencapai level tertentu

5. Posisi Ekspansi Aktiva

Siklus kehidupan perusahaan akan menentukan kapasitas perusahaan yang tercermin pada skala usahanya dan jika skala usaha menunjukkan tren semakin besar yang konsekuensinya membuat perusahaan semakin membutuhkan tambahan dana untuk ekspansi, maka dividen akan terpengaruh.

6. Perolehan Laba

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan kestabilan tingkat laba yang di peroleh sangat menentukan berapa besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Keyakinan manajemen akan prospek capaian laba di tahun depan juga menjadi faktir kunci atas berupa besarnya dividen yang akan di bayarkan tahun ini (tahun berjalan).

7. Stabilitas Laba

Laba yang stabil dari waktu ke waktu sangat menentukan besar kecilnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Kestabilan berarti kemampuan menjaga laba pada level yang di tetapkan sesuai keinginan. Jika perusahaan memiliki tingkat kestabilan laba yang baik, ada kecenderungan untuk berusaha mempertahankan bahkan menaikkan dividen yang di bayarkan

8. Peluang penerbitan Saham di Pasar Modal

(24)

sumber pembiayaan dengen menerbitkan saham dapat menjadi salah satu alternatif. Manajemen perusahaan berskala besar akan memiliki kesempatan lebaih baik untuk membagi labanya dalam bentuk dividen.

9. Kendali Kepemilikan

Kebutuhan akan dana bagi perusahaan seakan-akan merupakan sesuatu yang tidak ada habisnya. Kebutuhan dana untuk aktivitas investai dari waktu ke waktu akan semakin besar seiring dengan semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan yang sejalan dengan prinsip kelanggengan usaha (going concern principle).

10. Posisi Pemegang Saham

Siapa pemegang saham utama atas suatu perusahaan public dapat mempengaruhi kebijakan dividen yang di tetapkan. Jika jumlah pemegang saham institusi tidak banyak dan diversitas pemegang saham sangat heterogen dalam arti jumlah skala kecil yang ada banyak sekali (retail owners), dividen tunai tentu akan lebih menarik.

11. Kesalahan Akumulasi Pajak atas Laba

Pada kasus pemegang saham yang tidak menyukai dividen, misalnya karena berusaha menghindar tarif pajak penghasilan pribadi yang tinggi, mereka lebih memilih untuk membiarkan perusahaan menumpuk labanya dalam bentuk laba di tahan atau sisa laba.

Menurut Nuhu (2014) kebijakan dividen di pengaruhi oleh 8 faktor yaitu:

1) Profitability

Jumlah keuntungan perusahaan telah menjadi penentu dalam mengambil keputusan terhadap kebijakan dividen yang akan diambil.

2) Investment Opportunity Sets

(25)

3) Taxation

Kebijakan dividen nol dapat memaksimalkan nilai saham. Dalam kondisi seperti ini, investasi akan dibiayai secara internal dan pembayaran dividen berkurang. Maka pajak dapat meningkatkan pembayaran dividen.

4) Leverage

Perusahaan yang melunasi hutangnya menimimalisir jumlah likuiditasnya. Hutang pokok dan pembayaran bunga mengurangi kemampuan perusahaan dalam membagi laba sebagai jaminan pembayaran dividen. Akibatnya, hutang akan berpengaruh negatif pada jumlah dividen yang dibayarkan dalam suatu periode.

5) Firm Size

Ukuran perusahaan mempunyai potensi mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Perusahaan yang lebih besar memiliki keuntungan di pasar modal dalam penggalangan dana eksternal.

6) Board Size

Jumlah dari anggota dewan komisioner (ekseskutif atau non eksekutif) yang terlibat dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) di dalam perusahaan. Semakin besar jumlah keanggotaan dewan komisioner, lebih tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.

7) Board Independence

Jumlah anggota non eksekutif dalam RUPS, cenderung mengurangi biaya keagenan. Dengan mencatat, bahwa direksi eksternal mewakili para pemegang saham secara efektif dan menjamin hak-hak mereka di perusahaan. Akibatnya, muncul suatu hipotesis bahwa semakin banyak anggota non eksekutif, maka semakin besar dividen yang akan dibagikan kepada para stockholder.

8) Audit Type

(26)

2.1.3. Teori Kebijakan Dividen

Beberapa Teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen dan asumsi-asumsi dasar lainnya terdiri dari:

1. Teori Ketidakrelevanan Dividen

Menurut Modiglani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tidak ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko perusahaan, dividend adalah tidak relevan. Nilai Perusahaan dapat juga disebut dengan total asset perusahaan. Marco Pagano (2005), nilai perusahaan tidak mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio sesuai dengan penelitiannya berdasarkan Teori Modiglami dan Miller (1961) yang berbunyi:

The first MM theorem states the conditions under which the choice between debt and equity to finance a given level of investment does not affect the value of a firm, implying that there is no optimal leverage ratio. The second MM theorem shows that under the same conditions also dividend policy does not affect a firm’s value, so that there is no optimal payout ratio.

Beberapa asumsi tentang lemahnya teori MM seperti:

a) Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional b) Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan

menerbitkan saham baru c) Tidak ada pajak

d) Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah

2. Teori The Bird in The Hand

(27)

dividen dibandingkan capital gain. Dividen memiliki risiko yang lebih rendah di bandingkan capital gain, oleh karenanya investor akan merasa lebih aman untuk mengharapkan dividen saat ini dibandingkan dengan menunggu capital gain yang di masa depan. Menurut Laurence (2010) dalam bukunya mengenai Teori The Bird in The Hand yang berbunyi:

a) Myron Gordon suggests that dividends are more stable than capital gains and are therefore more highly valued by investors.

b) This implies that investors perceive non-dividend paying firms to be riskier and apply a higher discount rate to value them causing the share price to fall

3. Teori Sinyal

(28)

Menurut Zare (2013) dalam jurnal penelitiannya menunjukkan bahwa

1) Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. Karena semakin besar profitabilitas, maka semakin besar kecenderungan perusahaan untuk membagikan dividen.

2) Asimetri informasi pada teori sinyal memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaaan. Karena asimetri informasi dapat berpotensial mempengaruhi respon para investor untuk menanam sahamnya pada perusahaan. Sesuai dengan isi dari penelitiannya di bawah ini:

The company profitability is important as an important factor influencing the ‘Dividend Policy” because the profitable companies have more tendency to pay more shares profit. So it is expected that there would be a positive relation between the company profitability and shares profit payment. Another strand of literature suggests that corporate risk management alleviates information asymmetry problems and hence positively affects firm value. Information asymmetry between managers and outside investors is one of the key market imperfections that make hedging potentially beneficial.

4. Teori Perataan (Smoothing Theory)

Menurut (Gumanti, 2013 : 50), Teori Peralatan (Smoothing Theory) ini dikemukakan oleh Lintner pada tahun 1956. Dalam tulisannya, Lintner menyimpulkan empat hal dalam hasil penelitiannya.

a) Perusahaan memiliki target rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) jangka panjang. Perusahaan yang memiliki laba yang stabil akan cenderung membayar dividen sebagai bagian dari laba yang tinggi.

(29)

c) Dalam jangka panjang, perubahan-perubahan dividen yang terjadi mengikuti pola pergerakan yang stabil jika laba perusahaan cenderung bertahan pada level tertentu

d) Manajer enggan untuk melakukan perubahan dividen yang mungkin akan menyebabkan perusahaan melakukan penanahan laba.

5. Teori Efek Pajak ( tax effect theory )

Menurut (Gumanti, 2013 : 55), Memasuki era tahun 1970-an, isu yang mencuat ke permukaan dari dunia empiris (riset) adalah efek pajak pada dividen terhadap harga saham.

Menurut teori ini, yang dikenal dengan teori preferensi pajak (tax preference theory), semakin tinggi pajak yang dikenakan pada dividen relatif terhadap capital gain dan adanya kemungkinan menunda pajak pada capital gain, maka efeknya akan negatif pada perusahaan yang membayar yang tinggi.

6. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut (Manurung 2012 : 62), Teori agensi menyangkut dua pihak yaitu agent dan principal. Agent adalah pihak yang mengelola perusahaan. Principal adalah pemilik perusahaan atau penyetor dana kepada perusahaan.

(30)

antara manajer dan pemilik dengan mengurangi penggunanaan biaya atas kewenangan manajer.

7. Teori Efek Klien (clientele effect theory)

Pemegang saham perusahaan bervariasi dari segi pendapatan dan karakteristik lainnya. Akibatnya, investor tersebut mempunyai preferensi tersendiri atas investasinya pada saham. Kelompok berpendapatan rendah menginginkan dividen yang tinggi untuk menambah pendapatan, sementara kelompok berpendapatan tinggi menginginkan dividen yang rendah dan capital gain yang tinggi. Sehingga, terbentuk kelompok pada pemilik perusahaan yang bisa disebut dengan Clientele. Perusahaan harus memperhatikan Clientele ini dalam mengambil keputusan untuk membayar dividen.

2.1.4. Kebijakan Pembagian Dividen

Dividen merupakan pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Dividen dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang di pegang oleh masing-masing pemilik.

(31)

membayarkan dividen tunai, yaitu tersedianya laba ditahan, cukup uang kas, dan adanya tindakan resmi dari dewan direksi.

Laba ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan akan menjadi dividen yang lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan di bayarkan kepada pemegang saham sebagai kas dividend payout ratio.

Kebijakan dividen adalah salah satu keputusan penting bagi perusahaan, karena kebijakan tersebut berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam menentukan besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen dan beberapa laba akan di investasikan kembali sebagai laba di tahan. (Pasaribu : 2014, 2)

2.1.5. Prosedur Pembayaran Dividen

Pembayaran dividen tunai kepada para pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi mengadakan pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah tahunan dimana mereka:

 Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dan

 Menentukan jumlah dividen yang harus di bayar

(32)

a) Tanggal Pengumuman

Mengumumkan tentang pembayaran dividen b)Tanggal Pencatatan

Dividen yang di umumkan untuk di bagikan kepada para pemegang saham dicatat pada suatu tanggal yang khusus c) Tanggal Ex-Dividend

Sejumlah saham menjadi ex-dividend pada tanggal penjual diberi hak untuk menyimpan dividen, menurut aturan-aturan bursa efek: NYSE, saham-saham yang diperdagangkan ex-dividend pada dan sesudah hari kedua sebelum tanggal pencatatan

d)Tanggal Pembayaran

Cek pembayaran dividen dikirimkan kepada buku para pemegang saham

2.1.6. Nilai Perusahaan

Nilai Perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan go public, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan semakin tinggi.

(33)

saham. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Menurut Herawati (2014), Nilai Perusahaan merupakan harga yang dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut akan dijual. Nilai Perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya. Nilai Perusahaan dapat di ukur dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER). Meningkatnya PER berarti meningkatnya Nilai Perusahaan. (Tandelilin: 2001 : 243) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi PER yaitu: (1) Rasio pembayaran dividen (dividen Payout ratio/ DPR), (2) Tingkat return yang disyaratkan investor, (3) Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan.

Menurut Yustitianingrum (2013), Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai Perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti dengan tingginya harga saham. PER yaitu rasio yang mengukur secara besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.

(34)

rupiah pada periode berjalan. Semakin tinggi PER, semakin banyak mereka membayar, sehingga semakin besar pula pendapatan yang mereka harapkan.

Rumus yang digunakan adalah:

PER =

P

m

pe

m

Price earning ratio merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh investor untuk menentukan apakah investasi modal yang dilakukan menguntungkan atau merugikan. Price earning ratio berguna untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang tercernin dalam earning per share.

2.1.7. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Menurut Adil (2011), Profitabilitas sejak lama merupakan indikator utama dalam kapasitas perusahaan untuk membagikan dividen. Sesuai dengan pernyataan dalam penelitiannya yang berisi:

(35)

Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE sangat menarik bagi pemegang saham ataupun calon pemegang saham, dan juga manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder value creation. Artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di dalam perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang di capai perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Pemilik perusahaan lebih tertarik pada seberapa besar keuntungan perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada modal yang telah di tanamkan. Alasannya adalah rasio ROE ini banyak di amati oleh para pemegang saham beserta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham yang bersangkutan.

ROE = P

2.1.8. Likuiditas

(36)

likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Menurut Banerjee (2005), Semakin tinggi tingkat perdagangan pasar modal, maka semakin tinggi permintaan dividen tunai. Sesuai dengan isi penelitian dari banerjee:

A firm will pay cash dividends is positively related to investor demand for dividend payments and therefore inversely related to the market liquidity of the firm’s stock. Examining the empirical evidence, we find strong support for our hypothesis

Menurut Symbolon (2009), Likuiditas suatu perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang di bayarkan sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di waktu mendatang, semakin tinggi dividen tunai yang dibayarkan. Ada pula suatu perusahaan yang keadaan likuiditasnya sangat baik tetapi membayar dividen yang rendah karena laba yang diperoleh perusahaan diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai.

(37)

kemampuan kas perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Dengan semakin meningkatnya cash ratio akan dapat meningkatkan keyakinan para investor akan menerima pembayaran dividen tunai dari perusahaan

CR= ℎ ℎ � �� � � �

2.1.9. Ukuran Perusahaan

Menurut Devi (2014), Ukuran suatu perusahaan dapat ditunjukkan dari total aset, penjualan, tenaga kerja, dan kapitalisasi pasar. Salah satu skala pengukuran besar kecilnya perusahaan dapat dilihat berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar akan memberikan pembayaran dividen yang tinggi, karena perusahaan besar tentu lebih stabil dalam menghasilkan laba, serta lebih mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya daripada perusahaan kecil.

Menurut Mahaputra (2014), Perusahaan yang besar biasanya mempunyai akses yang lebih baik dan lebih mudah ke pasar modal guna meningkatkan dana dengan biaya yang lebih rendah serta lebih sedikitnya masalah dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Selain itu perusahaan besar sangat mungkin guna mampu membayar dividen lebih besar ke pemegang saham. Menurut Musiega (2013) dan Idawati (2014) perusahaan dihitung dengan menggunakan rumus:

(38)

2.1.10 Dividend Payout Ratio (DPR)

Menurut Ritha (2013), Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan dividen yang dibayarkan dengan laba yang tersedia bagi pemegang saham, serta Semakin tinggi Dividend Payout Ratio yang ditetapkan perusahaan, semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali (Reinvestment) di dalam perusahaan.

Menurut (Warsono, 2003 : 275) DPR banyak digunakan dalam penilaian sebagai cara pengestimasian dividen untuk periode yang akan datang, sedangkan kebanyakan analisis mengestimasikan pertumbuhan dengan menggunakan laba ditahan dengan lebih baik daripada dividen. Menurut Idawati (2014), Jika rasio pembayaran dividen dihitung dalam basis per lembar saham, maka rumus perhitungannya adalah:

Dividend Payout Ratio (DPR) = � � �ℎ P

� � �ℎ P

(39)

1. Proyek-proyek tidak baik dan DPR rendah

Jika DPR dalam suatu perusahaan rendah mengindikasikan bahwa kas akan terakumulasi di perusahaan. Akumulasi kas dalam jumlah besar, tanpa diimbangi penyediaan rencana investasi yang baik dan akan berakibat pada penurunan nilai perusahaan.

2. Proyek-proyek yang baik dan DPR rendah

Dengan DPR rendah berarti pembelanjaan dilakukan secara internal, sehingga dalam dalam jangka panjang pertumbuhan pendapatan para pemegang saham akan terjamin.

3. Proyek-proyek tidak baik dan DPR tinggi

DPR tinggi akan menciptakan terjadinya suatu defisit kas. Untuk pembelanjai suatu proyek investasi, perusahaan harus menggunakan dana eksternal, yaitu dengan melakukan pinjaman atau menerbitkan saham baru. Kemungkinan semakin tinggi leverage keuangan perusahaan akan semakin tinggi.

4. Proyek-proyek baik dam DPR tinggi

Proyek-proyek yang baik adalah proyek-proyek yang menghasilkan pengembalian minimum sebesar pengembalian yang disyaratkan oleh para pemegang sahamnya. Dengan adanya peluang investasi, berarti perusahaan akan menciptakan nilai bagi para pemegang sahamnya.

2.2. Peneliti Terdahulu

Terdapat hasil-hasil dari penelitian sebelumnya yang relevan dan mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh penulis diantara lain

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No. Peneliti dan Judul Variabel Hasil Penelitian

(40)
(41)

6. Pradana dan I Putu

(42)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Dalam penelitian ini, dividend payout ratio menjadi variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Nilai Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), Likuiditas (X3) dan Ukuran Perusahaan (X4)). Alasan peneliti menjadikan dividend payout ratio sebagai variabel dependen adalah untuk mengetahui

Nilai Perusahaaan (X1)

Profitabilitas (X2)

Likuiditas (X3)

Dividend Payout Ratio (Y)

(43)

apakah kebijakan dividend payout ratio yang dibagikan oleh Perusahaan Property dan Real Estate dapat dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas.

Dividend Payout Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan oleh Perusahaan untuk mengestimasi pertumbuhan laba pada tahun mendatang. Besarnya laba merupakan penilaian para investor terhadap perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus membagi dividen dalam jumlah yang besar untuk menambah penilaian para investor terhadap perusahaan serta menanam modal. Dividend Payout Ratio diukur dengan cara membagi besarnya dividen per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Kemungkinan terdapat faktor yang mungkin mempengaruhi besarnya pembayaran dividen diantaranya Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan.

1. Pengaruh Nilai Perusahaan (X1) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) Nilai perusahaan atau value of the firm merupakan konsep penting bagi investor karena merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti dengan tingginya kemakmuran para pemegang saham

H1: Nilai Perusahaan (X1) berpengaruh terhadap Dividend Payout

Ratio

2. Pengaruh Profitabilitas (X2) terhadap Dividend Payout Ratio

(44)

jumlah dividen yang dibagikan. Terdapat dua kebijakan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menggunakan laba: (1) pendapatan dividen sebagai salah satu harapan para investor, (2) laba ditahan sebagai tambahan dana internal perusahaan.

H2 : Profitabilitas (X2) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio

3. Pengaruh Likuiditas (X3) terhadap Dividemd Payout Ratio

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan memerlukan likuiditas yang tinggi, maka dividen yang akan dibagikan akan dikurangi karena membayar dividen merupakan pengeluaran kas, pengeluaran kas merupakan memenuhi kewajiban lancar.

H3: Likuiditas (X3) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio

(45)

H4: Ukuran Perusahaan (X4) berpengaruh terhadap Dividend Payout

Ratio

5. Pengaruh Nilai Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), Likuiditas (X3), dan Ukuran Perusahaan (X4) terhadap Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan oleh Perusahaan untuk mengestimasi pertumbuhan laba pada tahun mendatang. Banyak faktor menentukan besar kecilnya pembagian dividen oleh perusahaan. Di antaranya Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan yang diukur dengan log natural total asset. Total asset perusahaan merupakan cerminan perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan yang biasanya tercatat dalam neraca, terutama aset lancar yaitu kas. Jumlah laba merupakan cerminan perusahaan dalam mengatur arus masuk kas. Pembayaran dividen merupakan pengeluaran kas (likuiditas).

H5: Nilai Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), Likuiditas (X3) dan

Ukuran Perusahaan (X4) berpengaruh terhadap Dividend Payout

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014-2015. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Erlina, 2008:34). Penelitian ini menggunakan hubungan kausal, yaitu hubungan keterkaitan atau ketergantungan antara variabel-varibel penelitian.

Tujuan dari penelitian ini untuk menguji seberapa besar pengaruh dari Nilai Perusahaan diproksikan dengan Price Earning Ratio, Profitabilitas diproksikan dengan Return On Equity, Likuiditas diproksikan dengan Cash Ratio dan Ukuran Perusahaan diproksikan dengan Ln Total Asset terhadap kebijakan dividen di dalam perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan, serta yang menjadi variabel dependen adalah kebijakan dividend payout ratio (DPR).

3.2.Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Dependen

(47)

DPR = � � �ℎ P

� � �ℎ P

3.2.2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi peruabahan didalam variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan yang dijelaskan dibawah ini:

3.2.2.1. Nilai Perusahaan

Nilai Perusahaan merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh investor untuk menentukan apakah investasi modal yang dilakukan menguntungkan atau merugikan. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER). Price Earning Ratio merupakan salah satu rasio yang mengukur secara besar perbandingan antara harga saham pada perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.

Harga Pasar Saham

PER = --- Laba per Saham

3.2.2.2. Profitabilitas

(48)

ROE = P

3.2.2.3. Likuiditas

Cash Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas. Cash Ratio yaitu rasio yang menggunakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan

CR= ℎ ℎ � �� � � �

3.2.2.4. Ukuran Perusahaan

Menurut Devi (2014), Ukuran suatu perusahaan dapat ditunjukkan dari total aset, penjualan, tenaga kerja, dan kapitalisasi pasar, serta Salah satu skala pengukuran besar kecilnya perusahaan dapat dilihat berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan, Ukuran perusahaan (Size) dapat diukur dari jumlah total asset perusahaan yang menjadi sampel yang kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (LN).

(49)

3.3.Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel merupakan indikator untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel. Skala pengukuran variabel terdiri dari Skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Skala nominal hanya berlaku untuk klasifikasi. Skala ordinal selain berprinsip klasifikasi juga berurutan (order). Skala interval selain klasifikasi dan berurut, juga memiliki jarak angka yang konsisten. Skala rasio sebagai skala sempurna karena dapat dibagi, ditambah atau di kurangi. (Augustine, 2013 : 63)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel lain (Augustine : 2013 : 25). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan diproksikan dengan PER, profitabilitas diproksikan dengan ROE, likuiditas diproksikan dengan CR dan ukuran perusahaan diproksikan Ln Total Asset

b. Variabel Dependen (Y)

(50)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

(51)

(X4) total asset,

3.4.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik (Erlina, 2008 : 75). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai 2013 yaitu sejumlah 46 perusahaaan. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008 : 75). Jika sampel kurang representative, akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya. Menurut Erlina ( 2008 : 80), secara umum metode pengambil sample terdapat dua metode, yaitu;

a. Probability sampling merupakan metode pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel, terbagi atas dua metode yaitu:

1) Simple random sampling 2) Complex random samping

b. Non probability sampling merupakan metode pengabilan sampel dimana tidak setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk terpilih sebagai sampel penelitian, terbagi atas tigametode yaitu:

1) Convenince sampling, pengambilan sampel sesuai kehendak hati 2) Purposive sampling, pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu 3) Judgement sampling, pengambilan sampel berdasarkan suatu

(52)

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1) Perusahaan sektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013

2) Berturut-turut mengeluarkan laporan keuangan yang telah di audit periode 2011-2013

3) Perusahaan yang membagi dividen secara berturut-turut selama tahun penelitian

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas, maka dari 46 perusahaan sektor property and real estate yang terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013, terpilih menjadi 14 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel di atas dengan 42 unit analisis (14 x 3 tahun).

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing

1 ASRI Alam Sutera Realty, Tbk 18 Desember 2007

2 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 06 Juni 2008

3 CTRA Ciputra Development, Tbk 28 Maret 1994

4 CTRP Ciputra Property, Tbk 07 November 2007

5 CTRS Ciputra Surya, Tbk 15 Januari 1999

6 GMTD Gowa Makassar Tourism Development, Tbk

11 Desember 2000

7 GPRA Perdana Gaputra Prima, Tbk 10 Oktober 2007

8 JRPT Jaya Real Property, Tbk 29 Juni 1994

9 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 28 Juni 1996

10 MKPI Metropolitan Kentjana, Tbk 10 Juli 2009

11 MTLA Metropolitan Land, Tbk 20 Juni 2011

12 PLIN Plaza Indonesia Realty, Tbk 15 Juni 1992

13 PUDP Pudjati Prestige, Tbk 18 November 1994

14 SMRA Summarecon Agung, Tbk 07 Mei 1990

(53)

3.5.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak-pihak melalui media tertentu (Agustine, 2013 : 90). Data penelitian, laporan keuangan audit periode 2011-2013 diambil dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id , buku-buku, jurnal referensi dan literature ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.6.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan studi pustaka, yaitu mencari jurnal penelitian, skripsi, tesis, buku-buku dan literature lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Tahap kedua adalah mendownload laporan keuangan audit periode 2011-2013 dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id dan www.saham.ok untuk kode perusahaan.

3.7.Asumsi Klasik

(54)

3.7.1. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal ( Erlina, 2008: 102). Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

3.7.2. Uji Multikoliniearitas

Tujuan dilakukannya uji multikoliniearitas adalah melihat apakah model regresi memiliki korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, serta variance inflation factor (VIF).

Jika nilai VIF > 2, maka terjadi multikoloniearitas diantara variabel independen. Di samping itu suatu model dikatakan terdapat gejala multikoloniearitas, jika korelasi di antara variabel independen > 0.9 (Erlina, 2008 : 105)

3.7.3. Uji Autokorelasi

(55)

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi di antaranya dengan Uji Durbin Watson, karena uji ini umum digunakan. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut ( Erlina, 2008 : 107) :

1. Bila nilai Durbit-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) DAN 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, maka tidak ada autokorelasi

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-Du) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.7.4. Uji Heteroskedatisitas

Menurut (Erlina, 2006 : 106), “uji heteroskedatisitas bertujuan

untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Umumnya

heteroskedatisitas terjadi pada model penelitian yang menggunakan data silang waktu ( cross section ) dibandingkan dengan data kurun waktu (time series). Model regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedatisitas.

(56)

3.8.Metode Analisis Data

3.8.1. Analisis Linear Berganda

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis linear berganda. Analisis ini digunakan untuk menentukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Model analisis linier dalam penelitian ini adalah

Y = α + β1X

1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Dimana:

Y = Dividend Payout Ratio (DPR)

∝ = Konstanta

, , , = Koefisien Regresi

X1 = Nilai Perusahaan (PER)

X2 = Profitabilitas (ROE)

X3 = Likuiditas (CR)

X4 = Ukuran Perusahaan (FS)

e = error-terms atau kesalahan gangguan

(57)

3.9.Uji Hipotesis

3.9.1. Uji Parsial (Uji T)

Menurut (Ghozali, 2006 : 84), Uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut (Ghozali, 2006 : 84), Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (i) sama dengan nol, atau:

H0 : i = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau

H0 : i ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Menurut (Ghozali, 2006 : 85), Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

(58)

b. Membandingkan nilai statistic t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistic t hasil perhitungan > t tabel, maka hipotesis alternatif dapat diterima menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

3.9.2. Uji Simultan (Uji F)

Uji-F menunjukkan “apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen” (Ghozali, 2006 : 84). Hipotesis nol (H0) yang hendak di uji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol yaitu:

H0 : = = … = =

Artinya, semua variabel independen bukan penjelas signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (HA) tidak parameter secara simultan sama dengan nol yaitu:

HA : ≠ ≠ … ≠ ≠

Artinya, semua variabel independen secara serentak dan simultan merupakan penjelas signifikan variabel dependen.

Menurut (Ghozali, 2006 : 84), Cara pengujiannya: 1) Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan menerima HA

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Umum

Metode analisis pada penelitian ini menggunakan metode analisis statistik regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft Excel, selanjutnya melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dengan menggunakan software SPSS versi 18.0.

Prosedur dimulai dengan memasukkan data variabel-variabel yang sudah diolah melalui Microsoft Excel ke dalam software SPSS. Setelah, data-data tersebut di-entry, data Microsoft Excel bersifat heteroskedatisitas, kemudian dilakukan tabulasi data melalui transformasi Logaritma Natural (Ln) dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang digunakan. Berdasarkan metode purposive sampling, maka di peroleh 14 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian 2011-2013, sehingga di peroleh 42 data pengamatan.

4.1.2. Deskripsi Khusus

(60)

variabel independen terdiri dari Nilai Perusahaan dengan proxy LN_PER, Profitabilitas dengan proxy LN_ROE, Likuiditas dengan proxy LN_CR dan Ukuran Perusahaan dengan proxy LN_SIZE.

4.1.3. Uji Asumsi Klasik

4.1.3.1. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian Normalitas yang digunakan adalah uji statistik mon-parametrik Kolmorogov-Smirniov (K-S). Jika nilai signifikasi > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Tabel 4.1

Hasil Uji Normalitas Kolmorogov Smirnov (K-S)

Asymp. Sig. (2-tailed) .985

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS, 2015

(61)

terdistribusi secara normal yang menunjukkan nilai signifikasi lebih besar dari 0.05 (p = 0,985 > 0,05).

Uji Normalitas juga dapat dilakukan dengan uji grafik yang terdiri dari grafik histogram dan Probabilty – plot. Untuk lebih menguatkan peneliti bahwa data berdistribusi normal maka dilakukan uji grafik.

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Ssumber: Output SPSS, 2015

(62)

Gambar 4.2 Grafik Probabilty-Plot

Sumber: ouput SPSS, 2015

Dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini berdistribusi normal dan memenuhi syarat signifikan K-S, grafik histogram dan grafik probability-plot.

4.1.3.2. Uji Multikoloniearitas

(63)

Tabel 4.2

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa penelitian ini terbebas dari multikoloniearitas. Tabel di atas menunjukkan seluruh nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 2.

4.1.3.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.

5. Bila nilai Durbit-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, maka tidak ada autokorelasi 6. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau

Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif

7. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

(64)

regresi tersebut tidak mengandung auto korelasi positif dan negatif.

4.1.3.4. Uji Heteroskedatisitas

Uji Heteroskedatisitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Gambar 4.3 menunjukkan terjadinya heteroskedatisitas, membentuk pola yang jelas. Oleh sebab itum dilakukan tabulasi data Logaritma Natural (LN). Regresi yang baik adalah tidak terdapat hetereoskedatisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas.

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), LN_SIZE, LN_CR, LN_ROE, LN_PER

b. Dependent Variable: LN_DPR

(65)

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot Sebelum LN Sumber: Output SPSS 2015

Gambar 4.4

(66)

Gambar 4.4.tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka gambar 4.3 tidak terjadi heteroskedatisitas. Dengan demikian, model ini layak digunakan untuk memprediksi Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Property dan Real Estate.

4.1.4. Analisis Persamaan Regresi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y = α + β1X

1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

(67)

Dari Tabel 4.4 maka persamaan regresi berganda dapat dituliskan sebagai berikut :

LN_DPR = 0, 522 + 0,531LN_PER – 0,024LN_ROE – 0,054 LN_CR – 1,095LN_SIZE

Persamaan regresi di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta diperoleh sebesar 0,522 artinya apabila nilai variabel independen Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan bernilai nol, maka variabel dependen Dividend Payout Ratio (DPR) adalah sebesar 0,522 %.

2. Koefisien regresi Nilai Perusahaan sebesar 0,531 memberikan pengertian bahwa perubahan Nilai Perusahaan sebesar 1 Rupiah per lembar akan memberikan dampak peningkatan Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 0,531%.

3. Koefisien regresi Profitabilitas sebesar -0,024 memberikan pengertian bahwa semakin tinggi tingkat Profitabilitas sebesar 1 Rupiah akan memberikan dampak penurunan Dividend Payout Ratio sebesar -0,024%. 4. Koefisien regresi Likuiditas sebesar -0,054 memberikan pengertian bahwa

semakin tinggi tingkat Likuiditas sebesar 1 Rupiah akan memberikan dampak penurunan Dividend Payout Ratio sebesar -0,054%.

(68)

4.1.5. Pengujian Hipotesis

4.1.5.1. Uji Signifikasi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen yaitu Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) dengan kriteria pengujian hipotesis untuk uji t:

H0 : � = 0,

artinya Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

H0 : �≠ 0,

artinya Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

Dengan ketentuan dasar sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kolmorogov Smirnov (K-S)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Buku “Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2008” merupakan kumpulan data statistik yang setiap tahun diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berdasarkan temuan penelitian bahwa dalam tindak lanjut perbaikan mutu di ketiga madrsah aliyah negeri berbasis pondok pesantren tersebut dalam melakukan tindak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja bidan yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan Desa Siaga sebanyak 40 orang (64,5%), Pendidikan bidan sebagian besar lulusan

The model has four variables: internet banking service quality, user satisfaction, perceived. risk, and intention

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL- QUR'AN HADITS M sLALUI METODE VISUAL PADA SISWA KELAS IV Ml MA'ARLF BIGARAN KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN

Tujuan secara umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk memformulasi model penanganan pertama psikologis pada korban kekerasan domestik yang mengalami krisis dan

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada sampel sebanyak 62 orang dosen tetap dari program studi D3 Manajemen Informatika, D3 Komputerisasi Akuntansi, dan