• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA

Oleh: MELLIYANI

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Rajabasa jaya. yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar Pasing Atas Permainan Bola Volly pada siswa SD Negeri 2 rajabasa jaya,serta memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar passing atas jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( Classrom Action Research ) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Rajabasa jaya yang berjumlah 3 siswa.

Hasil penelitian didapat dari setiap siklus , dan pada Tes awal diperoleh persentase sebesar 27,3 %, hasil persentase dari siklus Pertama sebesar 56,76%, hasil persentase dari siklus kedua sebesar 70,27%, dan hasil dari persentase siklus ketiga sebesar 83,78%.

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat modifikasi,

1. Ternyata dapat meningkatkan gerak dasar pasing atas melalui alat modifikasi pada siswa kelas VI SD Negeri 2 rajabasa jaya.

(2)

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk meningkatkan kualitas manusia. Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral adalah melalui pendidikan jasmani.

Menurut Wuest dan Lombardo (1994:16), pendidikan jasmani adalah suatu proses belajar yang di desain untuk membantu setiap peserta didik dalam mengembangkan keterampilan, pengalaman, dan mempunyai sikap agar tetap berpartisipasi dalam kegiatan jasmani sepanjang hayat. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari TK hingga SMA, bahkan perguruan tinggi.

(3)

diri / senam, aktivitas ritmik, aquatik, kecakapan hidup di alam terbuka dan kecakapan personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap perilaku).

Bola voli merupakan materi permainan yang harus mampu ditampilkan Sekolah Dasar khususnya keias VI. Bola voli terdiri dari beberapa gerak dasar, salah satunya adalah gerak dasar passing atas.

Pada semester ganjil passing atas hanya diajarkan dalam alokasi waktu 4 x 45 menit (2 kali perternuan). dan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Rajabasa Jaya, pembelajaran materi gerak dasar passing atas permainan bola voli siswa kelas VI , mengalami kesulitan terutama dirasakan pada siswa putra- putri.

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa kelas VI SD Negeri Rajabasa Raya, terdapat faktor-faktor kesulitan dalam mefakukan gerak dasar passing atas, yaitu 1). Kemampuan kekuatan jari-jari tangan yang kurang kuat, 2). Tidak terbiasa melakukan gerak dasar passing atas dalam bermain bola voli. Berdasarkan faktor tersebut, maka bola standar yang digunakan dalam pembelajaran gerak dasar passing atas terasa berat bagi siswa. Untuk itu peneliti mencoba melakukan pendekatan pembelajaran dengan cara memodifikasi alat.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain :

(4)

2. Terlalu beratnya alat (bola) yang dipakai dalam pembelajaran passing atas bola voli pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011 terutama bagi siswa putra-putri.

3. Kurangnya intensitas waktu yang diperlukan dalam pembelajaran passing atas bola voli pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011. 4. Tidak tersedianya jumlah alat sehingga kesempatan melakukan gerak dasar

passing atas pada siswa kelas VI relatif kurang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : apakah melalui pendekatan belajar menggunakan alat modifikasi berupa bola plastik dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran dalam gerak dasar passing atas pada siswa SD Negeri 2 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011 ?

D. Tujuan Penelitian

Peneiitian ini bertujuan untuk :

1. Memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar passing atas permainan bola voli

siswa kelas VI SD Negeri 2 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011 melalui perlengkapan alat modifikasi bola plastik.

2. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar passing atas

permainan bola voli siswa kelas VI SD Negeri 2 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011.

3. Mengetahui tingkat efektifitas pembelajaran gerak dasar passing atas melalui alat

(5)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi guru Penjas

Sebagai suatu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas permainan bola voli sehingga lebih mudah menguasai materi berikutnya dan proses pembelajaran dapat lebih efektif.

2. Bagi Siswa

Sebagi upaya meningkatkan hasil gerak dasar passing atas pada aktivitas permainan bola voli.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNILA

Sebagai upaya pengembangan permainan bola voli terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran gerak dasar passing atas.

F. Ruang Lingkup

Agar tidak terjadi salah penafsiran, maka perlu adanya batas ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas VI SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2011.

2. Modifikasi alat adalah perubahan pada alat dari keadaan lama menjadi keadaan baru.

(6)
(7)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Menurut Fontana dalam Paulina (1999:1) belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Sejalan dengan pengalaman tersebut Gagne daiam Paulina (1999:1) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan dari proses pertumbuhan. Bower dan Hilgard dalam Paulina (1999:1) juga menyatakan bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh insting, kematangan atau kelelahan dan kebiasaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.

B. Hakikat Belajar Gerak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1990, gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. Gerak manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan keterampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif (Depdiknas, 2004:8).

(8)

a. Tahap Kognitif

Siswa beiajar keterampilan baru harus mengetahui lebih dahulu keterampilan apa yang akan dipelajari, urutan gerak-gerik yang tepat serta mengkoordinasikan keterampilan gerak terhadap anggota badan (penyesuaian).

b. Tahap Fiksasi

Masa latihan untuk memperkenalkan kegiatan menurut urutan gerak-gerik yang tepat dlan mengkoordinasikan keterampilan gerak tersebut kepada anggota badan.

c. Tahap Otomatisasi

Tahap ini harus sudah berjalan lancar tanpa perlu memikirkan lagi urutan dan latihan sebagainya, namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkatnya hasil gerak harus diperhatikan.

C. Pembelajaran

(9)

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang dan disusun agar terjadi proses belajar pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Guna mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus dapat memilih cara pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat untuk mencapai sasaran yang telah diprogramkan pemerintah melalui kurikulum di sekolah.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang dan disusun agar terjadi proses belajar pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Guna mencapai tujuan tersebut, seorang guru hams dapat memilih cara pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat untuk mencapai sasaran yang telah diprogramkan pemerintah melalui kurikulum di sekolah.

D.Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses yang sering diartikan sebagai penambahan pengetahan. Guru yang menerapkan pengertian ini dalam pembalajarannya akan berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada siswa.

(10)

Manurut Oemar Hamalik(2003:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat diatas Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:10), belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah stimulasi lingkungan, melewati pengolahan infbrmasi menjadi kapabilitas baru.

Berdasarkan;pendapat beberapa pakar, diatas, maka disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan prilaku yang dalarrf hal ini akan melalui proses agar seseorang dapat menguasai kompetensi, keterampilan agin sikap yang dapat bertahan lama yang merupakanm hasil dari pengalaman belajar.

E. Karateristik Pembelajaran

(11)

F. Strategi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1990, strategi adalah siasat perang atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus strategi pembelajaran permainan bola voli menuntut kesadaran dan kerelaan serta kemauan para murid agar dapat menempa pengalamangerak sebanyak mungkin untuk mencapai tujuan pendidikan.

Disamping itu murid harus senang, sesuai dengan tingkat emosi, social dan kemampuan fisiknya. Menurut Depdiknas (2004), srategi pembelajaranmerupakan kegiatan perencanaan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran untuk menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Joyce dan Weil dalam Richey (1992:34), strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Menurut Bahri dalam Eko (2005:13), strategi adalah pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang digariskan.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu siasat atau cara yang direncanakan untuk mengakali pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diterapkan terhadap siswa agar tercapai tujuan yang telah ditentukan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka seorang guru hams dapat memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan pemerintah melalui kurikulum yang ada di sekolah.

G. Pendekatan Pembelajaran

(12)

cepat informasi tersebut dapat mempermudah perilaku belajar. Meskipun demikian kepedulian tentang "Bagaimana membelajarkan orang" tampaknya belum memadai.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan mampu menyelesaikan tugas-tugas berikut ini:

a. Mengenal pengertian pembelajaran dengan mengorganisasikan secara individual, kelompok dan klasikal.

1. Pembelajaran secara individual

Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan kepada masing-masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan individual secara umum.

2. Pembelajaran secara kelompok

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adakalanya guru membentuk kelompok kecil. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3-8 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi, sebab (i) hubungan antar guru siswa menjadi lebih sehat dan akrab, (ii) siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan minat serta, (iii) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar, kriteria keberhasilan.

3. Pembelajaran secara klasikal

(13)

tergolong efisien. Secara ekonomis, pembiayaan kelas lebih murah. Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran secara individual dan kelompok kecil berlaku dalam pembelajaran secara klasikal. Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Dalam pembelajaran kelas, guru dapat mengajar seorang diri atau bertindak sebagai tim pengajar.

b. Menganalisis posisi guru-siswa dalam pengolahanpesan secara exspository maupun inquiry.

1. Pembelajaran dengan strategi ekspository

Perilaku mengajar dengan strategi ekspositori juga dinamakan model ekspositori. Model pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah "memindahkan" pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kepada siswa. Hal yang esensial pada bahan pengajaran hams dijelaskan kepada siswa.

2. Pembelajaran secara inkuiri

(14)

utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah scara ilmiah.

c. Mengenal kemampuan-kemampuan yang akan dicapai pembelajar di bidang kognitif, afektif dan keterampilan.

Perkembangan kemampuan siswa dalam ranah koognitif, afektif psikomotorik berkat pembelajaran. Siswa bersangkutan memiliki kemampuan pra-belajar, kemampuan tersebut berupa kemampuan-kemampuan koognitif, afektif dan psikomotor. Dalam kegiatan belajar tersebut siswa mengembangkan atau meningkatkan kemampuan koognitif, afektif dan psikomotornya jadi lebih baik. Pembelajaran ranah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, yaitu meningkatkan isi bahan ajar, atau proses pemerolehan, Pembelajaran ranah-ranah itu masih bertingkat-tingkat, menurut Bloom dan kawan-kawan.

Memasukkan perhatian pada isi dan proses juga mementingkan hal yang diutamakan. Pembelajaran ranah koognitif terlaksana dengan pengajaran cabang-cabang pengetahuan di sekolah, dan acara-acara pemerolehan. Pembelajaran afektif berkenaan dengan didikan sengaja tentang nilai seperti keadilan, dan keterampilannya seperti membagi adil atau berbuat sopan. Pembelajaran psikomotorik berkenaan dengan keterampilan tangan atau olahraga, seperti latihan-latihan tertentu.

d. Menerapkan proses pembelajaran secara dedukatif dan induktif.

(15)

induktif kegiatan bermula dari adanya fakta atau peristiwa khusus, penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta, kemudian disusun generalisasi atas dasar konsep-konsep. Dalam usaha pembelajaran guru dapat menggunakan pengolahan pesan secara deduktif atau induktif tergantung pada karakteristik bidang studinya.

H. Penggunaan Evaluasi dalam Pembelajaran

Secara khusus fungsi evaluasi pada dunia pendidikan dapat ditilik dari tiga segi, yaitu: (a) segi psikologis, (b) segi didaktik (c) segi administrative.

a. Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam pendidikan sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta didik dari sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan diadakannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah dirinya termasuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata atau berkemampuan rendah. Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketepatan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya Selma ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menetukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilanjutkan selanjutnya.

(16)

masing-masing individu siswa. Ada siswa yang nilainya jelek (prestasinya rendah), oleh karena itu siswa tersebut terdorong untuk memperbaikinnya, agar untuk waktu-waktu yang akan datang nilai hasil belajarnya tidak jelek seperti sekarang.

Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan setidaMidaknya memiliki lima macam fungsi yaitu:

Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai untuk peserrta didiknya.

1. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing- masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.

2. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.

3. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.

4. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.

c. Adapun secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu:

1. Memberikan laporan mengenai kemajuan perkembangan peserta didik setelahmereka mengikuti pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data) yang sangat penting untukkeperluan pengambilan keputusan dari hasil evaluasi.

(17)

I. Belajar Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan system pusat syaraf, otak dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

(18)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1990, gerak adalah peraliha tempat atau kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. Gerak manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan keterampilan motoric, mengembangkan sikap dan prilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif (Depdiknas, 2004:8). Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik berupa perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Dalam proses pembelajaran peserta didik harus menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar, dan kepercayaan diri. Didasari hal tersebut, maka guru mempunyai peran untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan proses pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini pembelajaran keterampilan gerak.

Winkel dalam Eko (2005:11), mengatakan ada tiga tahapan keterampuilan gerak.yaitu:

1. Tahap Kognitif

Siswa belajar keterampilan bam, harus lebih dahulu harus mengetahui keterampilan apa yang akan dipelajari, urutan gerak-gerik yang tepat dan mengkoordinasikan keterampilan gerak terhadap anggota badan (penyesuaian).

2. Tahap Fiksasi

(19)

3. Tahap otomatisasi

Tahap ini hams berjalan lancer tanpa perlu memikirkan lagi urutan dan latihan sebagainya, namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkatnya hasil gerak hams diperhatikan.

J. Media dan Alat Pembelajaran a. Media

Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah proses komunikasi. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi tersebut perlu dipergunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi yang disebut dengan media.

Menurut National Education Asociation, media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan dalam suatu kegiatan. Sedangkan menurut Santoso S. Hamidjaya dalam Ahmad Rohani (1997:2), media adalah suatu bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan tersebut sampai pada penerima. Brigg dalam Ahmad Rohani (1997:2), mengatakan bahwa, media adalah segala alatfisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang yang sesuai untuk belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala jenis informasi yang dapat diterima oleh panca indera yang berfungsi sebagai dalam proses komunikasi.

(20)

1. Media cetak

Media cetak biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui percetakan professional, seperti buku, modul dan majalah. Masih ada bahan lain yang dapat digolongkan dalam istilah cetak seperti tulisan.gambar, bagan yang difotokopi atau hasil buatan sendiri.

2. Media elektronik

Ada berbagai macam media elektronik yang sering dipilih dan digunakan dalam pembeiajaran, antara lain:

1) Perangkat slide atau film bingkai 2) Rekaman

3) Film strips

4) Overhead transparencies 5) Video tape

3. Relia (objek nyata atau benda sesungguhnya)

Untuk mencapai hasil yang optimal dari proses pembeiajaran, salah satu hal yang sangat disarankan adalah media yang bersifat nyata yang langsung dapat memberikan rangsangan yang sangat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama untuk mengembangkan keterampilan.

b. Alat Pembelajaran

Menurut Ibrahim dan Syaodih S (1996:123), alat pembeiajaran dapat dikelompokkan dalam jenis alat, yaitu :

(21)

Yang dimaksud dengan jenis ini adalah alat-alat pembelajaran yang penggunaannya beriaku untuk semua mata pelajaran, seperti: papan tulis, spidol, kapur, penggaris.

2. Mat pembelajaran yang bersifat khusus

Yang dimaksud dengan jenis ini adalah alat-alat pembelajaran yang penggunaanya beriaku khusus untuk mata pelajaran tertentu, misalnya: jangka untuk matematika, dan kuas untuk menggambar.

K. Permainan Bolavoli

Dalam buku permainan bola voli internasional tahun 1997, permainan bola voli adalah permainan berregu, dimainkan dua regu tiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Menurut Amung Ma'mun dan Toto Subroto dalam Prasetyo (2005:13) permainan bola voli adalah memantul-mantulkan bola sebelum sampai menyentuh lantai, bola yang dimainkan sebnyak-banyaknya tiga kali pantulan dalam lapangan sendiri dengan bergantian dengan mengusahakan bola yang dipantulkan tersebut diseberangkan ke lapangan lawan melewati atas jarring dan masuk sesulit mungkin. Menurut Soejoedi (1979:17), permainan bola voli adalah gerakan memvoli bola di udara hilir mudik di atas jarring atau net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola ke dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan dalam permainan. Memvoli dan memantulkan bola ke udara hams mempergunakan bagiab tubuh pinggang ke atas dengan pantukan yang sempuma.

(22)

memainkan tiga kali pantulan untuk mengembalikan bola itu (kecuali dalam perkenan block).

Soejoedi (1979:29), menjelaskan teknik-teknik dasar permainan bolavoli, yaitu meliputi:1). Teknik passing atas, 2). Teknik passing bawah, 3). Teknik set up (umpan), 4). Teknik smash, 5). Teknik servis, 6). Teknik block.

L Prinsip-Prinsip Permainan Bolavoli

Pada awalnya ide dasar permainan bola voii adalah memasukkan bola kedalam daerah lawan melewati satu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya memainkan/memantulkan bola sebelum bola jatuh atau sebelum bola menyentuh lantai. Sebagai aturan dasar, bola boteh dipantulkan dibagian badan, pinggang ke atas.

Pada dasarnya permainan bola voii ini adalah permainan tim atau regu, meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan dua atau satu lawan satu yang lebbih mengarah pada tujuan rekreasi seperti voii pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola boleh dimainkan/dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut-turut sebelum diseberangkan ke daerah lawan.

(23)

meningkatkan kesegaran jasmani/kesehatan. Dilihat dari perkembangan bola voli dari masa ke masa terlihat ide-ide dasar yang terkandung dalam permainan tersebut yaitu permainan bola voli adalah olahraga beregu. Setiap regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing dengan dibatasi oleh net. Bola dimainkan dengan satu atau dua tangan dengan hilir mudik atau bolak balik melalui atas net secara teratur sampai bola menyentuh lantai (mati) di petak iawan dan mempertahankan agar bola tidak mati di petak permainan sendir.

M. Azaz Permainan Bolavoli

Sejalan dengan perkembangan peraturan-peraturannya, ide dan karakteristik permainan bolavoli juga berkembang seperti yang kita amati saat ini yaitu:

a. Ide permainan dimulai dari pemukulan bola pertama dari belakang garis akhir bola dipukul dengan tangan.sesuai dengan peraturan servis.

b. Regu yang lain menerima bola dan mencoba mengembalikan dengan satu atau dua tangan atau lengan.

c. Permainan dapat beriangsung dengan cara memvoli atau memainkan dengan satu atau dua tangan hilir mudik melewati pita atas net.

d. Setiap regu dapat memainkan bola di daerahnya sebanyak tiga kali sentuhan kecuali seorang pemain melakukan sentuhan berturut-turut.

e. Setiap regu berusaha memainkan bola agar bola mati di petak Iawan atau berusaha agar bola tidak mati di petaknya, sehingga diperoleh angka atau kesempatan melakukan servis.

(24)

g. Berdasarkan bahwa b\a tidak boteh menyentuh lantai, maka setiap pemain diharapkan dapat memainkan bola dengan baik. Dengan kata lain setiap pemain dituntut untuk terampil memainkan bola dengan tangannya.

h. Kemenangan daiam pertandinagn bolavoli ditentukan oleh jumlah set yang dimenangkan oleh salah satu regu.

i. Setiap set dikatakan selesai apabila salah satu regu mencapai 25 angka atau bila terjadi angka yang sama pada kedudukan 24-24 terjadi douce. Regu yang telah mencapai seliisih angka dua dinytakan sebagai pemenang.

Permainan beregu melibatkan lebih dari satu orang pemain misalnya bolavoli pantai terdiri dari dua orang pemain tiap regu, bolavoli system intemasiionai tiap regu terdiri dari enam pemain. Untuk berlangsungnya permainan ini dengan baik masing-masing pemain dalam tiap regu harus memiliki keterampilan bermain yang baik daiam memainkan bola srta kerjasama yang baik, yang diperlukan untuk memenangkan pertartdingan.

N. Tujuan Permainan Bolavoli

(25)

Pilihan jenis olahraga yang diprioritaskan seringkali telah ditentukan berdasarkan kondisi sekolah serta mempertiatikan konsekuensi teknik maupun organisasi sekolah yang bersangkutan. Tidak jarang pula prioritas ditentukan oleh pengetahuan mengenai olahraga yang digemari atau sudah dimiliki oieh anak didik, tradisi sekolah serta kecenderungan pribadi dan kemampuan guru.

Kebaikan dan manfaat permainan bolavoli sebagai olahraga sekolah tidak perlu diragukan lagi, mskipun masih ada hal-hal yang kurang menguntungkan. Apabila hal-hal yang kurang menguntungkan itu diimbangi dengan tindakan yang tepat, maka tidak salah lagi permainan bolavoli dipiiih sebagai olahraga prioritas di sekolah menengah maupun sekolah dasar.

Hal-hal yang menguntungkan jika permainan bolavoli dipiiih sebagai olahraga prioritas di sekolah:

a. Lapangan permainan relative kecil dan dapat dimodifikasi serta memungkinkan anak-anak ikut dalam permainan daiam jumlah yang relative bayak.

b. Periengkapan yang digunakan sederhana dan mudah didapat,

c. Sifat permainan tidak berubah apabia lapangan dimodifikasi atau pemain dikurangi.

d. Dapat dimainkan dalam ruangan tertutup atau lapangan terbuka, dilantai gedung olahraga, diatas rumput atau di tepi pantai.

e. Dapat dimainkan bersama-sama atau menimbulkan kegairahan. f. Dapat dimainkan oieh laki-laki atau perempuan dan segala usia.

(26)

dipelajari

h. Merupakan oiahraga tanpa kontak badan, yang dapat mengurangi cidera.

O. Smash Bolavoli

Proses dalam melakukan smash dalam bolavoii, pada saat akan meiakukan lengkah ke depan tertebih dahulu melakukan awalan dengan melakukan langkah-langkah kecil di tempat. Langkah-langkah ini dimaksudkan agar pada saat melakukan smash badan telah dalam batas seimbang labil dan pada saatnya untuk bergerak ke depan. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah ke depan dan agar tetap dijaga disamping kontinyuitasnya dan letak bahu kiri yang relative akan selaiu berada lebih dekat kepada jarring daripada bahu kanan.

Tolakan hams dilakukan dengan menumpu tertebih dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat akan menumpu ini tidak boleh lebar ataupun dengan satu loncatan. Kemudian diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan menekuk lutut agak kebawah serta kedua lengan masing-masing telah berada disamping belakang badan. Kemudian diikuti dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan didantu dengan ayunan kedua lengan dari arari belakang ke depan atas, setelah menolak ke atas maka kedua kaki hams daiam keadaan relax. Setelah kaki menolak tangan kanan berada di amping atas kepala agak kebelakang dan lengan agak sedikit lurus, dengan telapak tangan terbuka menghadap kedepan sedang tangan kiri berada disamping depan kepala kira-kira setinggi telinga.

(27)

mengakibatkan bola menjadi top spin serta secepatnya bergerak menurun, Masil pukuian akanlebih sempuma laggi bila lecutan lengan dan tangan diikuti gerakan membungkuk dari togok. Dalam hal ini gerakan lecutan tangan, lengan dan togok adalah merupakan suatu gerakan yang harmonis dan eksplosif. Sikap akhir setelah bola berhasii dipukul maka smasher akan segera mendarat kembaii ke tanah. Saat mendarat kembali maka smasher harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentur (mengeper). Tempat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan. Setelah smasher berhasii mendarat kembali ke tanah segeraiah disusul dengan pengambilan sikap siap normal.

Dalam smash normal, cara pengambilan persiapan, saat berkenaan dan akhir gerakan smasher harus memukul bola diatas jarring. Pengambilan awalan adalah saat bola lepas dari tangan set-uper, pada saat itu segeraiah smasher bergerak kea rah bola sambil mengontroinya. Jika bola sudah berada dalam jangkauan smasher segera meloncat dan meraih bola diatas jarring dengan suatu pukulan dengan cepat. Keberhasilan suatu smash juga tergantung pada sempurna atau tidaknya set-uper dalam memberikan umpan.

P. Proses Gerak Dasar Smash Dalam Bermain Bolavoli a. Tahap persiapan

- Berdiri dengan kedua kaki sejajar dibuka selebar bahu - Berat badan bertumpu pada kedua telapak kaki

- Tangan lurus berada disamping badan - Pandangan kea rah datangnya boia.

(28)

- Melakukan awalan dengan melangkah

- Rendahkan kedua lutut bersamaan kedua Iengan ditarik ke belakang

- Tolsksn kedua kaki ke atas (vertical jump) bersamaan kedua Iengan diayun keatas

- Posisi tangan yang memukul lurus

- Pukul boia pada bagian belakang dengan telapak tangan. c. Ahkir gerakan

- Mendarat dengan kedua ujung telapak kaki - Badan condong ke depan

- Sikap kedua lutut mengeper dan kedua Iengan disamping depan badan.

Q. Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Melakukan Smash

Setelah mengetahui macam-macam teknik dasar dalam permainan boiavoli, secara teiiti dan sempurna maka pelatih.guru dan pemain mempergunakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan gerakan dalam melaksanakan teknik. Biasanya kesalahan gerakan itu terdapat pada sikap permulaan, saat perkenaan dan sikap akhir dalam menjalankan teknik. Cara pembetulan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam setiap pemain selalu berbeda-beda meskipun terdapat kesalahan-kesalahan yang sama dari dua orang atau lebih.

Dengan maksud membantu para pelatih, guru dan pemain berikut akan dituliskan kesalahan-kesalahan umum dalm melakukan smash menurut Soejoedi (1979:45):

a. Langkah awalan terlalu lebar dan meloncat, hal ini mengurangi daya tolak ke atas.

(29)

c. Start awalan tertalu awal atau teriambat.

d. Meloncat ke atas di bawah bola, sehingga pukulan tidak dapat keras dengan penuh tenaga.

e. Persiapan untuk meioncat lutut kurang ditekuk (step terakhir dan awaian), seringpula ayunan kedua lengan lewat samping belakang badan, sehingga tinggi toncatan akan berkurang dan loncatan akan banyak ke depan dibandingkan dengan daya ke atas.

f. Jari-jari menggenggam saat memukul bola.

g. Lengan pemukul terlaiu ditekuk pada siku sehingga pengambilan bola smash tidak bias mencapai titik tertinggi raihan diatas net.

h. Kurang aktifnya gerakan pergelangan tangan saat memukul bola.

i. Mendarat dengan satu kaki dan tidak lentuk, sehingga mudah payah serta cepat mengalami kerusakan tendon-tendon ototdan ligamentum.

j. Meloncat ke depan yang sering mengakibatkan menyentuh net, apalagi bola umpan dekat net.

k. Tidak melihat bola secara teliti pada saat meioncat dan memukul.

l. Badan dan kaki pasif saat meiakukan pukulan, sehingga kekerasan smash berkurang dan seni gerakan juga tidak tercapai.

m. Lengan pemukul berada di belakang kepaia, sehingga pemain meiakukan smash dengan banyak membusurkan togok, kepaia dan kaki.

n. Pada saat akan menolak ke atas, kedua kaki dari awalan terakhir kurang sejajar, jarak kedua telapak kaki terlaiu lebar dan terlaiu dekat sehingga daya ioncat akan berkurang.

(30)

p. Kurangnya kontinyuitas antara awalan dan tofakan ke atas, sehingga tidak ada manfaat dari langkah awalan tersebut.

q. Gerakan Iengan pemukul sebelum memukul sudah mengalami tonus yang tinggi, sehingga saat cambukan boia, tenaga dari Iengan sudah berkurang banyak.

R. Hasil Belajar(Evaluasi)

Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran, karena dengan evaluasi dapat ditentukan tingkat keberhasttan suatu program, dan dapat juga diukur hasil-hasil yang dicapai oleh suatu program. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang teriibat kegiatan pembelajaran, tentu mereka juga berkeinginan mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan, Untuk menyediakan informasi tentang baik dan buruknya proses dan hasil kegiatan, maka seorang guru harusmenyeienggarakan evaluasi.

Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaransekaligus. Di sisi lain, evaluasi juga merupakan salah satu komponen system pembelajaran/pendidikan. Hal ini berarti, evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan/proses pembelajaran. Dengan kata lain, kagiatan evaluasi (baik evaluasi belajar maupun evaluasi pembelajaran) merupakan kegiatan integral yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/pendidikan.

(31)

tersebut Abdul (1996:2.6) mengatakan, evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan dan dilakukan secara sistematis untuk mengetahui sampai sejauh mana tujuan pendidikan telah dicapai. Sedangkan menurut Norman E. Grondiund dalam Abdul (1992:2.6), mengatakan evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan atau membuat suatu keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah tercapai.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah merupakan cara pengumpuian data untuk dianalisis yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar.

S. Hakikat Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merujuk pada suatu proses pengaturan lingkungan belajar. Menurut Depdiknas (2004:26), strategi pembelajaran merupakan kegiatan perencanaan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran untuk menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan menurut Bahri dalam Eko (2005:13), strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang digariskan. Dan menurut kamus besar Bahasa indonesia tahun 1990, strategi adalah siasat perang atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

(32)

Guna mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus dapat memilih cara pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat untuk mencapai sasaran yang telah diprogramkan pemerintah melalui kurikulum di sekolah.

T. Modifikasi

Secara harfiah modifikasi merupakan perubahan. Menurut Lutan dalam Fajar (2005:20), modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan lama menjadi keadaan baru. Perubahan itu dapat berupa bentuk isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karakteristik semula. Pendekatan modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan gerak agar sukses dalam pengembangan terampilan (Soepartono, 2000:40).

Penyelengaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu "Developmentally Appropriate Practice“ (DAP). Arti adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.

U.Kerangka Pikir

Pembelajaran menggunakan pendekatan modifikasi alat, di dalam pelaksanaan proses pembelajaran akan dtberikan setelah pelaksanaan tes awal. Siswa akan mengikuti pembelajaran mempeiajari dan melatih gerak dasar passing atas dengan menggunakan bola yang terbuat dari piastik.

(33)

siswa yang melakukan dapat terlihat. Jika guru melihat gerakan yang kurang tepat, maka guru memberikan koreksi, bimbingan serta motivasi.

V.Hipotesis

(34)

III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Depdikbud (2000:3) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas biasanya dilakukan oleh guru dikelas atau sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan hasil pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang befrsifat refliksi yang melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat diperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan-persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang di hadapi oleh guru.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah peneliti kegiatannya di kelas sendiri, dengan melibatkan siswa melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi oleh guru sendiri yang akan mendapatkan umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini selalu dilaksanakan dalam belajar-mengajar.

(35)

teori yang ada untuk kepentingan proses dan atau produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal, dan fungsional.

Selanjutnya dalam PTK, guru / dosen dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektifitas yang tinggi. Jika dengan penghayatan itu dapat menyimpulkan bahwa praktik-praktik pembelajaran tertentu seperti pemberian tugas rumah yang terlalu banyak, umpan balik yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas tidak efektif, cara bertanya guru dengan siswanya dikelas tidak mampu merangsang siswanya untuk berfikir atau berbuat dan sebagainya, maka guru dapat merumuskan secara tentatif tindakan tartentu untuk memperbaiki keadaan tersebut melalui prosedur PTK.

Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesionalisme guru dalam menangani proses belajar mengajar bagaimana tujuan itu dapat dicapai. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan altarnatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu fokus PTK terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan, kemudian dicobakan , dan kemudian di evaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi.

B. Rancangan Penelitian

(36)

pada siklus berikutnya, serta hasil refleksi merupakan tindakan lanjut pada siklus berikutnya.

C. Subjek Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini maka yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 2 Rajabasa Jaya, yang berjumlah 32 siswa.

D. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Tempat Penelitian

Penelitian in dilakukan di SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung

Pelaksanaan Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian semester genap pada bulan Januari Sampai Februari 2011.

A. Variabel dan Data

Variabel merupakan faktor yang berperan dalam penelitian. Suharsimi Arikunto (1992:91) menyatakan "Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian. Sedangkan data adalah hasil pengukuran terhadap variabel".

1. Variabel

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan terdahulu maka yang menjadi variabel dalam PTK ini adalah modifikasi alat passing atas dalam permainan bola voli untuk mata pelajaran penjas di SD Negeri 2 Rajabasa Jaya.

(37)

Data dalam penelitian ini ada dua data yaitu data primer dan skunder dari seluruh siswa/i SD Negeri 2 Rajabasa Jaya kelas VI yang dbutuhkan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian gerak dasar passing atas dalam permainan bola voli. Bentuk indikator dalam gerak dasar passing atas dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut :

1. Sikap Persiapan 2. Sikap Pelaksanaan 3. Sikap Akhir

4. Sikap Pemulihan

Instrumen ini diberikan bobot nilai 0-1 untuk setiap indikator yang ada pada gerak dasar passing atas di adopsi dari PBSI dan IVBF tahun 2001. Untuk melihat apakah instrumen yang digunakan valid sebagai alat ukur pada PTK "apakah permasalahan dalam tindakan terpecahkan (terselesaikan) disebut lokally valid" . maka alat ukur untuk instrumen dalam PTK dikatakan valid (Freire and cuninghom). Bahwa hasil penelitian tindakan itu valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga kriteria validitas PTK terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

(38)

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus yaitu dari siklus satu sampai siklus ketiga selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, prosentase, dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus :

P = f / N x 100 % (Subagio dalam Surisman 1997:27) Keterangan rumus

P = Prosentase Keberhasilan

F = Jumlah gerakan yang dilakukan benar N = Jumlah siswa yang mengikuti tes / ujian.

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif untuk menjelaskan hasil PTK yang dilakukan.

SIKLUS PERTAMA

Rencana

Penyediaan peralatan yang diperlukan berupa bola plastik, masing-masing siswa memegang satu bola dilanjutkan dengan membuat lingkaran pembatas untuk melakukan latihan passing atas.

Tindakan

Pemberian latihan lempar tangkap bola plastik, kegiatan tersebut antara lain meliputi :

 Memberi contoh cara melempar bola plastik melalui atas kepala  Latihan melakukan gerakan tangan saat melempar bola

 Latihan gerakan badan, yaitu perpaduan antara gerakan dan kelenturan badan sehingga menghasilkan gerak passing atas yang maksimal.

(39)

Observasi

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus pertama melihat kemampuan siswa dalam melakukan passing atas.

Refleksi

Siswa mengalami kesulitan dalam melakukan gerak dasar passing atas, yaitu jari-jari tangan tidak membentuk mangkuk dan kurang terbuka / merenggang sehingga gerakan passing atas tidak maksimal.

SIKLUS KEDUA

Rencana

Penyediaan peralatan yang diperlukan berupa bola plastik, pembuatan lingkaran, dan meningkatkan latihan passing atas.

Tindakan

Pemberian latihan passing atas antara lain meliputi :

 Menambah pengulangan cara passing atas dengan bola plastik melalui atas kepala.

 Menambah pengufangan gerakan passing atas tanpa bola.

Meningkatkan latihan gerak badan untuk menghasilkan gerakan passing atas yang maksimal.

 Menambah latihan gerakan tangan untuk mencapai gerak passing atas yang maksimal.

(40)

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus kedua melihat kemampuan siswa cara melakukan passing atas yang benar.

Refleksi

Siswa masih mengatami kesulitan dalam metakukan gerak dasar passing atas, yaitu jari-jari tangan tidak membentuk mangkuk namun sudah terbuka / merenggang.

SIKLUS KETIGA Rencana

Penyediaan peralatan bola voli, pembuatan garis pembatas dan meningkatkan tatihan gerak dasar passing atas.

Tindakan

 Meningkatkan jumlah pengulangan gerak dasar passing atas melalui atas kepala.

 Meningkatkan jumlah pengulangan gerak dasar passing atas melalui atas kepala tanpa bola.

 Meningkatkan latihan gerakan tangan untuk menambah kekuatan.  Menambah variasi latihan gerakan kaki dan tangan

 Meningkatkan frekuensi latihan gerakan akhir gerak dasar passing atas.

Observasi

(41)

Refleksi

(42)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik pada siklus

pertama dapat meningkatkan dan memperbaiki hasil pembelajaran

gerak dasar passing atas pada siswa kelas VI di SD Negeri 2 Rajabasa

Raya.

2. Dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dengan alat

bantú lingkaran pada siklus kedua dapat meningkatkan dan

memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar passing atas pada siswa kelas VI di SD Negeri 2 Rajabasa Raya.

3. Dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola karet dengan garis

pembatas pada siklus ketiga dapat meningkatkan dan memperbaiki

hasil pembelajaran gerak dasar passing atas pada siswa kelas VI di SD

Negeri 2 Rajabasa Raya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai

berikut :

1. Bagi Siswa

Dalam usaha memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran

(43)

44

modifikasi berupa bola plastik, bola karet dengan menggunakan lingkaran

atau garis pembatas.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang

lebih baik, sebaiknya guru menjadikan penggunaan alat modifikasi atau

media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan siswa sebagai alternatif pembelajaran dengan tujuan agar

siswa lebih aktif bergerak dan memperbaiki konsep gerak yang dipelajari

sehingga tercapai hasi pembelajaran yang optimal.

3. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP Unila

Sebaiknya hasil penelitian pembelajaran passing atas ini dapat dijadikan salah satu bahan pengkajian dan analisis pada cabang olahraga bola volly

khususnya pada pembelajaran gerak dasar passing atas.

siklu

(44)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ... I

B. IdentifikasiMasalah ... 3

C. RumusanMasalah... 3

D. TujuanPenelitian ... 4

E. ManfaatPenelitian ... 4

F. RuangLingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. HakikatBelajar ... 6

B. HakikatBelajarGerak ... 6

C. Pembelajaran ... 7

D. PengertianBelajar ... 9

E. KarakteristikPembelajaran ... 10

F. StrategiPembelajaran ... 10

G. PendekatanPembelajaran ... 11

H. PenggunaanEvaluasiDalamPembelajaran ... 15

I. BelajarGerak ... 17

J. Media danAlatPembelajaran ... 20

K. Permainan Bola Volli ... 22

L. Prinsi-prinsipPermainan Bola Volli... 23

(45)

N. TujuanPermainan Bola Volli ... 26

O. Smash BolaVolli ... 28

P. Proses GerakDasar Smash DalamPermainan Bola Volli ... 30

Q. Kesalahan-kesalahanUmumDalamMelakukan Smash ... 31

R. HasilBelajar (Evaluasi) ... 33

S. HakikatStrategiPembelajaran ... 34

T. Modifikasi ... 35

U. KerangkaPikir ... 35

V. Hipotesis ... 36

III. METODOLOGI PENELITIAN A. JenisPenelitian ... 37

B. RancanganPenelitian ... 39

C. SubjekPenelitian ... 39

D. TempatdanPelaksanaanPenelitianTindakanKelas ... 39

E. VariabeldanData ... 40

F. InstrumenPenelitian ... 40

G. TeknikAnalisis Data ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 46

B. Pembahasan ... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

(46)

DAFTAR PUSTAKA

(47)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Hasil PTK pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar

(48)

JUDUL : UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING

ATAS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA

KELAS VI SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA

NAMA : MELLIYANI, A.Ma.

NPM : 1013068035

PROGRAM STUDI : S1 PENJASKES

FAKULTAS : FKIP UNILA

Mengetahui,

Pembimbing KetuaJurusan

Pendidikan

Drs. Wiyono, M.Pd. Drs. BaharudinRisyak, M.Pd.

(49)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS MELALUI

ALAT MODIFIKASIPADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2

RAJABASA JAYA

TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh

MELLYYANI

1013068035

(50)

MOTTO

Sesungguhnyasesudahdarikesulitanituadalahkemudahan ,makaapabilatelahselesai

(darisuatuurusan) kerjakanlahdengansungguh-sungguh yang lain

danhanyakepadaTuhan-Mulahhendaknyakamuberharap ‘’

(51)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd. ………

Penguji

BukanPembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. ………

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Drs. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(52)

PERNYATAAN

Bahwasaaangbertandatangandiwahini :

Nama : MELLIYANI

NPM : 1013068035

Tempattanggallahir : Tulangbawang, 30 mei 1982

Alamat : Jln. Saburai, Sukajaa. Kec.rajabasa, Bandar

Lampung

Denganinimenyatakanbahwatugasakhir yang saatbuatdenganjudul

“UpayaMeningkatkanGerakDasarPasingAtasMelaluiAlatModifikasipadasiswa SD

Negeri 2 rajabasajaya “

adalahbenarhasilkarapenulisberdasarkanpenelitianangdilaksanakanpadatanggal 26

januari -7 februari 2012. PTK inibukanhasilmenjiplak ,danatauhasilkara orang lain.

Demikianpernataaninipenulisbuatdengansebenarnya

.Atasperhatiannasayaucapkanterimakasih.

Bandar lampung, 27 maret 2012

(53)

PERSEMBAHAN

Bismillahhirmanirrohim

PenelitianTindakanKelas (PTK) inikupersembahkankepada:

1. Kedua orang tuaku yang selalumencurahkancintanyakepadaseluruhanaknya

2. Suamikutercinta yang selalumemberikandorongandanmotivasi

3. Putra-putrakutercinta yang selalumenyayangiku

4. Adik-adikku yang selalumembantuku

5. Teman-temanseperjuangan di SI Dalamjabatan

6. Sepupuku yang selalumenemanikudikampus

7. Kepalasekolahdan guru-guru SD Negeri II raja basajaya

(54)

RIWAYAT HIDUP

PenulisdilahirkandiTulangBawang, padatanggal 30 Mei 1982 ,

jenjangpendidikanpenulisdimulaidari TK KartiniTulangbawangbarat,SDNegeri 3

Tulangbawangbarattahun 1994, SMP Negeri I Tulangbawangbarat, SMK Negeri I

PoncowatiTerbanggibesartahun 2000, dan DII Penjaskes di Universitas Lampung

FKIP tahun 2003.

Padatahun 2003 sampai 2006 penulismenjadi Guru bantu di SD Negeri II

Rajabasajaya , Bandar lampungdansejak 1 April 2006

penulisdiangkatmenjadiPegawaiNegeriSipil (PNS) pada SD Negeri II raja

basajayaKec Raja Basa Bandar Lampung sampaidengansekarang.

Pada 15 Januari 2006 penulismenikahdengan Salman ,A.md dantelahdikaruniaidua

orang putra yang pertamaMerchelAftaKaifan yang sedangdudukdiTK Al-Hikmahdan

(55)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh Swt atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan judul ‘’ Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Pasing Atas Melalui Alat

Modifikasi pada siswa kelas VI SD Negeri II raja basa jaya Bandar Lampung ‘’.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan dan berbagai bimbingan dari

berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karna itu ,dengan segala

kerendahan hati sebagai wujut rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan,

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., Selaku Ketua Jurusan FKIP

3. Drs. Wiyono, M.Pd , selaku bimbingan I dalam menelasaikan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini, y ang dengan penuh ketegasan dan memberi

motivasi yang kuat , serta arahan yang membuat saa termotivasi untuk

menelasaikan PTK ini dengan segera.

4. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penulisan PTK ini.

5. Bapak dan ibu dosen jurusan penjaskes FKIP Universitas Lampung

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu,

(56)

PTK ini bisa bermanfaat bagi kita semua , khususnya dalam pengajaran Penjaskes

diSekolah.

Bandar Lampung, Maret 2012 Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Adapun orang yang diundang oleh allah untuk melaksanakan puasa hanyalah orang-orang yang beriman, selain orang yang beriman tidak mendapatkan undangan allah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul: “Efektivitas Model Pembelajaran Problem solving pada Materi Kelarutan dan Hasil

membaca siswa, sehingga judul dalam penelitian ini ad alah “Kontribusi Manajerial Perpustakaan, Motivasi Orang Tua dan Fasilitas Perpustakaan terhadap Minat.

(3) Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin baik kesiapan belajar siswa dan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kesiapan

Penjelasan di atas memiliki makna dengan diadakannya upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan melalui pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis finansial yang dilakukan, maka usaha budidaya ikan kerapu macan dengan sistem KJA ukuran 2 kotak, 4 kotak, maupun 6 kotak dan KJT 4x4 meter layak

Penelitian yang dilakukan oleh Salamina, Program studi komunikasi Islam dengan judul “ Komunikasi Politik Gerakan Aceh Merdeka dalam Membangun Ideologi Masyarakat di Kabupaten Aceh

Umumnya dalam melakukan pemesanan tiket tour dan travel, pelanggan sering merasa kesulitan, karena kurangnya informasi mengenai tempat tour dan harga yang diinginkan Untuk mengatasi