PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII B
SMP WIYATA BHAKTI NATAR LAMPUNG SELATAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
Rustini
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII B
SMP WIYATA BHAKTI NATAR LAMPUNG SELATAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh Rustini
Siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan memiliki
karakteristik aktivitas dan hasil belajar yang belum optimal. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang dominan
melibatkan siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS
siswa. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah
pembelajaran metode diskusi kelompok.
Tujuan penelitian tindakan kelas (classroom action research) ini adalah untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata
Bhakti Natar Lampung Selatan dengan menggunakan pembelajaran metode
diskusi kelompok.
Penelitian ini dilakukan di kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung
Selatan semester ganjil tahun 2013/2014 yang berjumlah 38 siswa dengan
refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa pada
siklus I adalah 62,89 dan tergolong cukup dan persentase ketuntasan siswa sebesar
60,5. Pada siklus II rata-rata hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan
sebesar 1,85 dari siklus I menjadi 64,74 tergolong cukup. Persentase ketuntasan
pada siklus II meningkat mencapai 68,42. Pada siklus III, nilai rata-rata
pencapaian kompetensi belajar siswa naik 3,29 sehingga pencapaian rata-rata
menjadi 68,03, sedangkan ketuntasan pada siklus III mencapai 76,31.
Setelah dilakukan analisia data dan pembahasan dari Penelitian Tindakan Kelas
ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dalam belajar
IPS dapat meningkatkan penguasaan, pemahaman materi dan dapat meningkatkan
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ………. 6
B. Deskripsi Persiklus ………... 19
1. Siklus I ………. 20
2. Siklus II ………. 22
3. Siklus III ………. 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………. 26
B. Sejarah Berdirinya SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan ..……….………. 26
C. Keadaan Sekolah ………. 28
D. Hasil Penelitian ………. 30
1. Siklus I ………. 30
2. Siklus II ………. 38
3. Siklus III ……….. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 56
B. Saran ……… 57 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan guru mata pelajaran IPS pada kurun waktu tahun
pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013, terungkap bahwa daya serap siswa
khususnya kelas VII di SMP Wiyata Bhakti Natar terhadap mata pelajaran IPS
masih rendah, hasilnya masih jauh dari harapan. Hal tersebut terlihat dari hasil
nilai murni ulangan umum semester ganjil dan genap dan hasil nilai ujian akhir
sekolah (UAS) yang hanya mencapai rata-rata 5,96 yang dapat dilihat pada
lampiran 1. Hasil tersebut masih jauh dari tingkat keberhasilan belajar yaitu
rata-rata 65 untuk klasikal dan 85 untuk individual (tingkat keberhasilan). Dari
pengamatan guru selama pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa hanya sekitar
45 % siswa kelas VII yang mendapat nilai ≥ 65. Hasil tersebut masih jauh dari
tingkat keberhasilan siswa dengan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM)
yaitu 65. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS karena selama ini guru
mengajar menggunakan metode ceramah langsung.
Dengan penerapan metode diskusi kelompok pada mata pelajaran IPS siswa kelas
yang semula rata-rata hasil belajar ulangan hariannya hanya 56 dapat meningkat
menjadi 70. Mengapa perlu ditingkatkan, karena jika hasil belajar siswa tidak
meningkat maka keberhasilan belajar pun tidak akan tercapai.
Penerapan metode diskusi kelompok yang dilakukan peneliti merupakan cara
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas
VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan. Karena penerapan metode
diskusi kelompok dianggap paling tepat untuk meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Subroto (2002:179), dinyatakan bahwa diskusi
kelompok adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung
dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat suatu masalah atau
bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban atau kebenaran atas
suatu masalah.
Pada kenyataannya hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP
Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan masih rendah. Harapannya hasil belajar
mata pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan
menjadi meningkat.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII B
SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan ini perlu dilakukan suatu tindakan
yaitu dengan penerapan metode diskusi kelompok. Tindakan pertama, yaitu untuk
Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan dengan menggunakan diskusi kelompok
secara klasikal. Selanjutnya tindakan kedua yaitu untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung
Selatan dengan menggunakan diskusi kelompok besar. Kemudian dilanjutkan
dengan menggunakan diskusi kelompok kecil. Tindakan yang dilakukan dengan
penerapan diskusi kelompok klasikal, diskusi kelompok besar dan kelompok kecil
untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP
Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan kumpulan dari permasalahan-permasalahan yang
ada. Pada penelitian tindakan ini identifikasi masalahnya adalah:
1. Mengapa hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata
Bhakti Natar Lampung Selatan rendah?
2. Mengapa hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata
Bhakti Natar Lampung Selatan perlu ditingkatkan?
3. Apakah metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII
B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata
Bhakti Natar Lampung Selatan?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan ini memiliki dua tujuan, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar IPS bagi siswa kelas VII B SMP
Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan.
2. Tujuan Khusus
Melalui upaya penerapan menggunakan metode diskusi kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar
Lampung Selatan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Meningkatnya hasil belajar IPS bagi siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti
Natar Lampung Selatan.
2. Bagi Guru
Melalui penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatnya hasil
belajar IPS bagi siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung
3. Bagi Sekolah
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas akan meningkatkan
penguasaan materi IPS kelas VII, sehingga dapat meningkatkan jumlah nilai
ulangan umum semester ganjil dan genap, serta nilai ujian akhir sekolah
(UAS) mata pelajaran IPS yang pada akhirnya meningkatkan peringkat dan
prestasi sekolah. Selain itu jika sekolah yang para gurunya memiliki
keterampilan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas tentu saja
sekolah itu akan memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan
REFERENSI
Subroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 179
Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. PT. Diponegoro. Halaman 15
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Konsep Belajar IPS
a. Hakikat Belajar
Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Ada beberapa pendapat para ahli
tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam
Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :
1) Cronbach memberikan definisi :
“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari
pengalaman”.
2) Harold Spears memberikan batasan:
“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen,
to follow direction”.
3) Geoch, mengatakan :
“Learning is a change in performance as a result of practice”.
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami
atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan
individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim
kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang
dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu
dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan
bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative
tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar
juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini
diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan
seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak
mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang
tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk
meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan
eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa,
seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya. Kondisi eksternal
adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang
bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai. Kemampuan intelektual siswa
sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk
mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu
evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses
belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang
beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan
menuntut ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi
yang bersangkutan.
b. Hakikat IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu
sosial (Sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi). Pembelajaran geografi
memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah,
sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa
dari berbagai periode. Ekonomi tergolong ke dalam ilmu tentang kebijakan pada
aktivitas yang berkenaan tentang pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi
sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok,
institusi, proses interaksi, dan kontak sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti
ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.
2. Konsep Hasil Belajar IPS
a. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Setiap mata pelajaran/bidang studi
memiliki tugas tersendiri dalam membentuk pribadi siswa, sehingga hasil belajar
suatu mata pelajaran/bidang studi berberbeda dengan mata pelajaran/bidang studi
Dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar dinyatakan dalam rumusan tujuan.
Menurut Gagne terdapat lima kategori hasil belajar pertama, informasi verbal;
kedua, keterampilan intelektual; ketiga, strategi kognitif; keempat, sikap dan
kelima, keterampilan motorik. Sedangkan Bloom, dkk mengemukakan tiga jenis
hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Hakikat Hasil Belajar IPS
Hasil belajar IPS adalah tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran IPS. Adapun
tujuan dari pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
3. Metode Diskusi Kelompok dalam pembelajaran IPS
a. Hakikat pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam
system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide,
dan film, audio dan video tape. Fasilitas dari perlengkapan terdiri dari ruangan
kelas, perlengkapan audio visual, juga computer. Prosedur meliputi jadwal dan
b. Hakikat Pembelajaran IPS
IPS merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial, antara lain :
sosiologi, geogarafi, ekonomi dan sejarah. Materi yang terdiri dari sejumlah
konsep, prinsip dan tema yang berkenaan dengan hakikat kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial. Kajian IPS dikembangkan melalui pendekatan yaitu :
pendekatan fungsional, pendekatan interdisipliner, dan pendekatan multidisipliner.
Selain itu materi IPS berkenaan dengan fenomena dinamika sosial, budaya, dan
ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke
waktu dan dari tempat ke tempat, baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal,
nasional, regional dan global
c. Hakikat Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu pembahasan bersama suatu topik oleh dua orang atau lebih
dengan tujuan tertentu.
d. Hakikat Metode Diskusi Klasikal
Diskusi klasikal adalah pembahasan suatu topik/masalah di dalam kelas maupun
di luar kelas yang melibatkan semua yang terdapat dalam suatu tempat yang sama.
Diskusi klasikal dapat dipimpin langsung oleh guru maupun dipimpin oleh siswa
yang ditunjuk oleh guru sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam diskusi
e. Hakikat Metode Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran
antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling
menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang
masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan
metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau
mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan. Setelah diskusi
kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang
digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari
diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.
f. Penerapan Metode Diskusi Klasikal
Penerapam metode diskusi klasikal berupa guru memberikan suatu masalah
kepada seluruh anggota kelas, dan anggota kelas memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk mengemukan pendapat dan gagasan. Guru berperan lebih aktif
dalam diskusi kelas, karena guru sebagai sumber informasi, fasilitator dan
sekaligus motivator di dalam kegiatan diskusi klasikal.
g. Penerapan Metode Diskusi Kelompok
Penerapan metode diskusi kelompok berupa guru membagai siswa ke dalam
kelompok-kelompok yang heterogen untuk berdiskusi memecahkan masalah/topik
yang dibicarakan. Guru kemudian memfasilitasi jalannya diskusi sebagai
B.Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dengan permasalahan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan terhadap siswa kelas VII B,
karena dari hasil nilai Ujian Sekolah tahun pelajaran 2012/2013 diperoleh hasil
yang masih rendah dan jauh dari yang diharapkan.
2. Penelitian yang relevan dengan variable
Variable yang diambil oleh peneliti adalah metode diskusi kelompok sebagai
variable bebas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS sebagai variable
terikatnya.
C.Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas:
Melalui penerapan metode Diskusi Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar
KONDISI
kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung• Kondisi awal: Guru belum menerapkan metode Diskusi Kelompok kepada
siswa, dan hasil belajar IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar
Lampung Selatan masih rendah.
• Supaya hasil belajar siswa tidak rendah, maka perlu adanya action atau
tindakan yang dilakukan oleh guru/peneliti yaitu dengan menerapkan metode
Diskusi Kelompok dalam pembelajaran IPS kepada siswa kelas VII B SMP
Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan
• Siklus 1: Siswa diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
• Siklus 2: Siswa diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
kelompok besar.
• Siklus 3: Siswa diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
kelompok kecil.
• Dari siklus 1 ke siklus 2 dan ke siklus 3, diharapkan hasil belajar IPS siswa
kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan meningkat.
• Kondisi akhir: diduga melalui penerapan metode Diskusi Kelompok dalam
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII B SMP
Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan.
D. Hipotesis Tindakan
Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut: Melalui penerapan metode Diskusi Kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti Natar
REFERENSI
Udin S. Winata Putra. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud. Jakarta. Halaman 2
Sardiman A.M 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta. Halaman 20
Slameto.2003. Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 2
Thursan Hakim. 2000. Belajar Secara Efektif.Puspaswara. Jakarta. Halaman 1 Lie. 2002. Cooperativ Learning. Grasindo. Jakarta. Halaman 12
Eggen,Paul.D.1996. Strategis For Teacher Teaching Content And Thinking Skills
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Setting Penelitian
a.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun 2013/2014 dari
tanggal 7 Oktober sampai tanggal 25 November 2013. Pada bulan
pertama yaitu bulan Oktober digunakan untuk membuat proposal,
kemudian pada bulan kedua yaitu November pelaksanaan penilitian.
b. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan pada siswa kelas VII B SMP Wiyata
Bhakti yang terletak di Jln. Sitara Atas No. 5 Merak Batin
Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini melibatkan satu orang guru sebagai
teman sejawat, dan peneliti. Guru sebagai teman sejawat bernama Sri
b. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini yaitu:
Metode Diskusi Kelompok, dan hasil belajar.
3. Sumber Data
a.Sumber data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dari hasil
penelitian langsung yang dilakukan oleh peneliti.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diambil dari arsip
rekap hasil belajar siswa pada Ujian Sekolah pada mata pelajaran IPS
yang dilakukan dalam 1 tahun terakhir.
4. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, test, dan
dokumentasi. Data tersebut masih berupa data mentah, dan untuk
memberi makna data tersebut perlu dirangkum, dikategorikan dan
dimodifikasikan sesuai dengan aspek yang dikembangkan.
5. Validasi Data
Validasi data dilakukan dalam penelitian tindakan ini untuk memperoleh
data yang valid. Validasi data untuk belajar pada siklus 1 menggunakan
trianggulasi sumber yang dikenal dengan istilah kolaborasi. Kemudian
6. Analisis Data
Data yang telah dikategorikan validasinya dianalisis. Temuan-temuan
data diinterprestasikan. Untuk data kualitatif maka analisis datanya
menggunakan deskriptif kualitatif untuk kemudian dilakukan refleksi,
yaitu membandingkan data tentang hasil belajar IPS siswa kelas VII B
sebelum dilakukan penerapan metode Diskusi Kelompok dengan
kompetensi belajar IPS siswa kelas VII B setelah dilakukan tindakan
yaitu penerapan metode Diskusi Kelompok untuk Diskusi Kelompok
klasikal, Diskusi Kelompok pada kelompok besar dan Diskusi Kelompok
kecil.
Untuk data kuantitatif data dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif komparatif yaitu membandingkan data tentang hasil belajar
IPS siswa kelas VII B sebelum dilakukan penerapan Diskusi Kelompok
dengan kompetensi belajar IPS siswa kelas VII B setelah dilakukan
tindakan yaitu penerapan metode Diskusi Kelompok untuk kelompok
besar dan Diskusi kelompok kecil.
7. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dari penelitian tindakan ini adalah target dari kondisi
awal hasil belajar IPS ke hasil belajar IPS pada siklus 1 yaitu dengan
penerapan metode Diskusi Klasikal meningkat. Selanjutnya target dari
Dan pada akhirnya hasil belajar IPS pada siklus 3 telah meningkat
dengan baik.
8. Prosedur Tindakan
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu:
a.Menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu
metode penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan penerapan metode Diskusi Kelompok dalam
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII B SMP Wiyata Bhakti
Natar Lampung Selatan.
b.Menentukan banyaknya tindakan-tindakan yang dilakukan dalam
siklus, dalam penelitian ini tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu dengan melakukan tindakan tiga siklus. Yaitu siklus 1
penerapan metode diskusi klasikal, dan pada siklus 2 peneliti
melakukan tindakan dengan penerapan metode Diskusi kelompok
besar dan siklus 3 peneliti melakukan tindakan dengan penerapan
metode diskusi kelompok kecil.
B. Deskripsi Persiklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri
dari tahap perencanaan, pelaksanaan (observasi), dan refleksi. Setiap siklus
Siklus Pertama dilaksanakan di kelas VII B pada tanggal 16 – 23 Oktober 2013, siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 24 – 31 Oktober 2013, dan siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 1 – 8 November 2013.
Adapun pelaksanaan siklus-siklus tersebut dibagi dalam tiga tahap sebagai
berikut :
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus pertama dilaksanakan dengan Standar Kompetensi :
Memahami tentang uang. Tiap pertemuan terdiri dari 2 Jam Pelajaran
masing- masing 40 Menit.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan :
1. Tahap perencanaan
a. Merencanakan jumlah siklus berdasarkan waktu yang tersedia.
b. Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas VII B.
c. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator.
d. Mempersiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan.
e. Membuat rencana pembelajaran.
f. Menetapkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran
diskusi secara klasikal.
g. Mempersiapkan media dan bahan yang akan digunakan.
h. Membuat lembar observasi (lembar pengamatan).
i. Menetapkan observasi yaitu menggunakan observasi tertutup di
2. Tahap Pelaksanaan/Observasi
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
mengadakan apersepsi, prasyarat pengetahuan, dan memotivasi
siswa.
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari.
c. Guru menjadi fasilitator diskusi secara klasikal.
d. Siswa melakukan diskusi secara klasikal dengan cara saling
mengajukan dan menjawab pertanyaan.
e. Untuk mengecek pemahaman siswa, guru memberikan umpan
balik dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang lain.
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi untuk
mendapatkan rumusan materi yang benar.
g. Pelaksanaan observasi (pengamatan) dilakukan secara bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan oleh guru
mitra sebagai observer.
h. Sebagai penutup pelajaran guru melaksanakan tes formatif.
3. Tahap Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan pelaksanaan pembelajaran di
kelas siklus I akan dianalisis. Dari hasil analisis akan dijadikan
bahan refleksi, dalam arti merenungkan apa yang terjadi dan belum
dan kekurangan selama tindakan pembelajaran berlangsung. Hasil
ini yang menentukan apakah tindakan berhasil atau tidak.
Pelaksanaan refleksi akan digunakan untuk membuat rencana
tindakan baru yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan hasil refleksi Siklus I.
1. Tahap perencanaan meliputi :
a. Menerapkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator.
b. Mempersiapkan materi pembelajaran.
c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
d. Menetapkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran diskusi
kelompok besar.
e. Mempersiapkan media dan bahan yang akan digunakan.
f. Mempersiapkan lembar observasi (pengamatan).
g. Menetapkan observasi yaitu menggunakan observasi tertutup di
mana hadir seorang guru sebagai observer.
2. Tahap Pelaksanaan/Observasi
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
mengadakan apersepsi sebagai prasyarat pengetahuan, dan
memotivasi siswa.
b. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang beranggotakan 8-9
c. Guru membagikan wacana/materi kepada tiap kelompok untuk
didiskusikan secara kelompok.
d. Masing-masing kelompok membuat ringkasan dan kesimpulan dari
hasil diskusi yang diperoleh masing-masing kelompok.
e.
Beberapa perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusi,kelompok lain memberikan tanggapan (guru memandu jalannya
diskusi).
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi untuk
mendapatkan rumusan materi yang benar.
g. Pelaksanaan observasi (pengamatan) dilakukan secara bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan oleh guru mitra
sebagai observer.
h. Penutup pelajaran guru melaksanakan tes formatif.
3. Tahap Refleksi
Data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan kelas siklus II akan
dianalisis. Dari hasil analisis akan dijadikan bahan refleksi, dalam arti
merenungkan apa yang terjadi dan belum terjadi pada saat proses belajar
dan mengajar berlangsung, kelebihan dan kekurangan selama tindakan
pembelajaran berlangsung. Hasil ini yang menentukan apakah tindakan
berhasil atau tidak. Pelaksanaan refleksi akan digunakan untuk membuat
3. Siklus III
Siklus III merupakan perbaikan hasil refleksi siklus II dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan
a. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator.
b. Mempersiapkan materi pembelajaran.
c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
d. Menetapkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran diskusi
kelompok kecil.
e. Mempersiapkan media dan bahan yang akan digunakan.
f. Mempersiapkan lembar observasi.
g. Menetapkan observasi yaitu menggunakan observasi tertutup di
mana hadir seorang guru sebagai observer.
2. Tahap Pelaksanaan/Observasi meliputi :
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
mengadakan apersepsi sebagai prasyarat pengetahuan, dan
memotivasi siswa.
b. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 4 – 5 orang siswa yang heterogen.
c. Guru membagikan wacana/materi kepada tiap kelompok untuk
d. Masing-masing kelompk membuat ringkasan dan kesimpulan dari
hasil diskusi yang diperoleh masing-masing kelompok.
e.
Beberapa perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusi,kelompok lain memberikan tanggapan (guru memandu jalannya
diskusi).
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi untuk
mendapatkan rumusan materi yang benar.
g. Pelaksanaan observasi (pengamatan) dilakukan secara bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan oleh guru mitra
sebagai observer.
h. Penutup pelajaran guru melaksanakan tes formatif.
3. Tahap Refleksi
Data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan kelas siklus III akan
dianalisis dijadikan bahan refleksi untuk memperbaiki proses
REFERENSI
Wiriatmadja, Rochiati. Metode Penelitian dan Tindakan Kelas. PT.Remaja Rosda Karya Bandung. Halaman 24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dari
penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
diskusi kelompok dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan penguasaan dan
pemahaman materi, meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas VII B di
SMP Wiyata Bhakti Natar Lampung Selatan.
Penerapan metode pembelajaran tersebut berdampak terhadap peningkatan minat,
aktivitas, semangat, dan kepedulian siswa terhadap pembelajaran IPS serta
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif terutama respon
terhadap guru dan kerja sama antara siswa dan guru yang akhirnya prestasi hasil
belajar akan lebih baik.
Dari ketiga cara yang diberikan pada tiga siklus ini, penggunaan diskusi kelompok
yang paling tepat dan ideal untuk meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata - rata hasil belajar IPS siswa pada siklus I
tergolong cukup yaitu 62,89 dan persentase ketuntasan siswa sebesar 60,5. Pada
siklus II rata-rata hasil belajar IPS pada siswa mengalami peningkatan sebesar
1,85 dari siklus I menjadi 64,74 tergolong cukup. Pada siklus III, nilai rata-rata
hasil belajar siswa meningkat 3,29 sehingga menjadi 68,03 dan ketuntasan pada
siklus III mencapai 76,31
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan maka penulis
menyarankan agar dalam penggunaan metode diskusi kelompok perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Manajemen waktu
2. Persiapan perangkat pembelajaran dengan baik
3. Guru harus mampu menjadi fasilitator dan motivator
4. Guru harus menguasai materi pelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 210
Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 245
As’ari Abdurahman. 2003. Pembelajaran Matematika Dengan Koperatif Learning. Malang. Halaman 6
Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. PT. Diponegoro. Halaman 15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . 1989. Model Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta. Halaman 71
Eggen,Paul.D.1996. Strategis For Teacher Teaching Content And Thinking Skills Allyn And
Balcon Publishers. United States Of Amerika. Halaman 329
Etin S. Dan Raharjo.2007. Analisis Model Pembelajaran IPS. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 5
http:www.google.co.id. Pembelajaran Diskusi Kelompok Lie. 2002. Cooperativ Learning. Grasindo. Jakarta. Halaman 12
Sardiman A.M 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta. Halaman 20
Slameto.2003. Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 2
Subroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 179
Thursan Hakim. 2000. Belajar Secara Efektif.Puspaswara. Jakarta. Halaman 1
Udin S. Winata Putra. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Jakarta. Halaman 2
b. bertanya kepada guru atau teman diskusi
c. merumuskan jawaban terhadap masalah yang diberikan
d. memberikan saran / tanggapan terhadap jawaban teman diskusi
2) listening activities
a. mendengarkan pendapat teman dalam diskusi b. mendengarkan penjelasan guru
c. mendengarkan perintah guru
d. mendengarkan interupsi dari teman diskusi
3) writing activities
a. membuat peta konsep/mengisi tabel yang disediakan
b. menulis jawaban pada buku latihan dengan baik (bisa terbaca) c. menyalin penjelasan guru pada buku catatan
d. menulis jawaban sesuai dengan arahan guru
4) mental activities
a. berusaha memecahkan soal yang diberikan b. menganalisa masalah yang diberikan c. melihat hubungan antar soal yang diberikan
d. mengambil keputusan dalam menjawab pertanyaan berdasarkan hasil diskusi
5) emosional activities
a. menaruh minat terhadap materi yang diberikan
b. bergembira dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran c. tenang dan tidak membuat keributan selama diskusi
d. berani dan bertanggung jawab dalam mempertahankan argumen selama diskusi
6) interaksi siswa dengan guru selama proses belajar mengajar berlangsung a. menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
b. memperhatikan demontrasi yang disampaikan oleh guru c. sering bertanya kepada guru
d. melakukan perintah guru
Deskriptor:
4 = jika 4 indikator terlaksana ; 3 = jika 3 indikator terlaksana 2 = jika 2 indikator terlaksana ; 1 = jika 1 indikator terlaksana
Keterangan:
Pengamat cukup mengamati siswa dengan berkeliling kelas dengan menggunakan papan dada/duduk di meja asalkan semua siswa dapat teramati.
Pengamatan aktivitas dilakukan selama proses diskusi berlangsung.
1 09-250-001-8 AYU KUSIATI 6.00
8 09-250-009-8 BAYU BAGAS KARA 6.00
9 09-250-010-7 DEVI SUSANTI 7.00
10 09-250-011-6 DEAN SAGITA 6.60
11 09-250-012-5 DWI BELLASARI 6.00
12 09-250-013-4 FITRI DWI AYU 6.00
13 09-250-014-3 HENDRI KURNIAWAN 5.50
14 09-250-015-2 GUSTI ADE PRAYUGO 7.00
15 09-250-016-9 KURNIA MAHARANI 8.00
16 09-250-017-8 LARAS MONICA OKTAVIA 7.00
17 09-250-018-7 IKA PRATIWI 6.80
18 09-250-019-6 IRMA TYAZ AVIANTI 6.80
19 09-250-020-5 NUR'AINI 5.50
20 09-250-021-4 M. SARIFUL RIJAL 6.00
21 09-250-022-3 RAMA ANDIKA 6.00
22 09-250-023-2 REKY NUR INDRA PRATAMA 6.00
23 09-250-024-9 SUPRI YANDI 5.50
24 09-250-025-8 RISKA DAMAI YANTI 6.00
25 09-250-026-7 RIA SUKTIANA 6.00
26 09-250-027-6 SEPDA BILLY FERNANDO 6.00
27 09-250-028-5 SEDAYU 7.00
28 09-250-029-4 SISKA TRI RAHAYU 6.00
29 09-250-030-3 SUCI KURNIA 5.50
30 09-250-031-2 SUGIYANTO 7.00
31 09-250-032-9 SISKA PUJI ASTUTI 6.00
32 09-250-033-8 SANDI IRAWAN 7.00
33 09-250-034-7 TARA SULISTYAWATI 6.00
34 09-250-036-5 ADI SAPUTRA 6.50
35 09-250-037-4 ADI WIJAYA 6.00
36 09-250-038-3 APRIYANTO 5.50
41 09-250-043-6 ABHI MUHAMMAD ROMDHON 5.50
42 09-250-044-5 DEVI SANDI 5.50
43 09-250-045-4 DAVID MAULANA 5.50
44 09-250-046-3 DWI RISTIANA NOVI 5.50
45 09-250-048-9 EDI PRAYITNO 5.50
46 09-250-049-8 FIKO PRIHANTORO 5.50
47 09-250-050-7 HASRI SRI RAHMAH 5.50
48 09-250-051-6 HERNAH WATI 6.50
49 09-250-052-5 IMAM ADE SAPUTRA 6.00
50 09-250-053-4 HARISH IZZAN 5.50
51 09-250-054-3 JERRY ARIANTO 6.00
52 09-250-055-2 M. FEBRI DARMAWAN 5.50
53 09-250-056-9 MUHAMMAD NURUL AZIZ 5.50
54 09-250-057-8 M. AWALUDIN WICAKSONO 5.50
55 09-250-058-7 NOVA YULINDA 5.50
56 09-250-059-6 PUJI TITIS AYU SURYANI 5.50
57 09-250-060-5 RIAN ADI TAMA 6.00
58 09-250-061-4 RIKA AYU APTRIANI 6.00
Kelas : VII B Guru Peneliti : Rustini
1 Adam Malik 55 55 65
2 Agus Firendra 65 65 70
3 Ahmad Wahyudi 80 85 85
4 Aidil Saputra 65 65 65
5 Anggun Mardianita 65 70 75
6 Ayuda Susandi 65 65 70
7 Cyndy Evita Sari 65 65 65
8 Depi Kartika 65 65 70
9 Dimas Wahyu 65 65 70
10 Doni Setiawan 50 55 60
11 Dwi Pramudia 55 60 65
12 Ela Fatmawati 50 50 60
13 Efa Sopiyah 45 50 55
14 Farid Yansa 65 65 65
15 Feni Yulia Putri 65 65 70
16 Firman Dwi A 70 75 70
17 Fitri Wulandari 75 75 75
18 Hendri Okta Priyansyah 65 65 70
19 Inka Kristiana 75 75 75
20 Iqbal Ramadhan 65 65 70
21 Julia Cahya Umami 45 50 55
22 Kevin Renaldi 60 65 65
23 Luki Ardiyanto 75 80 85
24 Maulana M 65 65 70
25 Mia Julia Sari 65 65 70
26 Novita Sari 55 60 60
27 Panca Hartono 50 50 55
28 Ramadhani H 60 65 70
29 Risa Nuraini 70 75 70
30 Rizki Pratama 55 60 60
31 Roni Ramadani 50 50 65
32 Saiful Anwar 75 75 75
33 Santi Septriyani 85 85 90
34 Sella Triariani 75 75 75
35 Surtiawati 60 65 65
36 Tia Alvionita 70 70 70
37 Vikri Dwi Ananda 55 55 60
38 Wulandari 50 50 55
Nama Sekolah : SMPN WIYATA BHAKTI Siklus : I s.d III
Nama Guru : Rustini Kelas/Semester : VII B/1
Mata Pelajaran : IPS Nama Pengamat : (isi Teman)
No Aspek yang diamati
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Guru mengecek kesiapan siswa dan keadaan kelas
3 4 75 Baik 3 4 75 Baik 3 4 75 Baik
2 Guru mengecek kehadiran siswa 3 4 75 Baik 3 4 75 Baik 3 4 75 Baik
3 Guru memberikan apersepsi kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
2 4 50 Kurang 3 4 75 Baik 3 4 75 Baik
4 Guru memberikan motivasi pada siswa 4 4 100 Baik Sekali 4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali
Kegiatan Inti
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
4 4 100 Baik Sekali 4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali
6 Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
2 4 50 Kurang 3 4 75 Baik 3 4 75 Baik
7 Guru membentuk kelompok diskusi secara heterogen
3 4 75 Baik 3 4 75 Baik 3 4 75 Baik
8 Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan materi bersama-sama
10 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran dari hasil diskusi
4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali
11 Guru memberikan tes formatif setelah melaksanakan 2 kali pertemuan
4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali
12 Memberikan penghargaan 4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali 4 4 100 Baik sekali
Pengolahan Waktu
13 Ketepatan waktu dalam mengajar 2 4 50 Kurang 3 4 75 Baik 3 4 75
Jumlah 39 52 75 Baik 44 52 84.62 Baik sekali 45 52 86.54 Baik sekali
No Aspek yang diamati
Siklus I Siklus II Siklus III
Skor Skor
maks Nilai
(%) Predikat Skor
Skor
maks Nilai (%) Predikat Skor
Skor maks
Nilai
(%) Predikat
1. Kegiatan awal 12 16 75 Baik 13 16 81.25 Baik sekali 13 16 81.25 Baik sekali
2. Kegiatan Inti 14 20 70 Baik 16 20 80 Baik sekali 17 20 85 Baik sekali
3. Penutup 12 12 100 Baik sekali 12 12 100 Baik sekali 12 12 100 Baik sekali
4. Pengolahan Waktu 2 4 50 kurang 3 4 75 Baik 3 4 75 Baik
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d 73.03 76.32 68.42 60.53 62.50 71.05
111 116 104 92 95
Jumlah Aspek Yang Diamati
Nama
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d Persentase 74.34 78.29 73.03 64.47 65.13 74.34 Jumlah Total 113 119 111 98
Nama Sekolah : SMP WIYATA BHAKTI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VII/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa Pra Aksara di Indonesia.
Alokasi Waktu : 8 X 40 Menit (4 kali pertemuan)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran Siswa dapat : 1. Menjelaskan pengertian masa Pra Aksara
2. Mennjelaskankan kurun waktu masa Pra Aksara 3. Menyebutkan jenis-jenis manusia purba di indonesia
4. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa Pra Aksara
5. Menjelaskan perkembangan kehidupan pada masa Pra Aksara
6. Menyebutkan peralatan kehidupan yang dipergunakan pada masa Pra Aksara 7. Menjelaskan pembagian zaman berdasarkan hasil kebudayaan yang ditinggalkan
pada masa pra aksara.
8. Mengidentifikasi peninggalan-peninggalan kebudayaan pada masa Pra Aksara 9. Menjelaskan asal usul kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke Nusantara 10. Melacak pada peta tempat-tempat persebaran nenek moyang bangsa Indonesia di
Nusantara
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian dan kurun waktu masa Pra Aksara
2. Jenis-jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa Pra Aksara
3. Perkembangan kehidupan pada masa Pra Aksara dan peralatan kehidupan yang dipergunakan
4. Peniggalan-peninggalan kebudayaan pada masa Pra Aksara
5. Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia di Nusantara
Apersepsi : Memberi pertanyaan tentang asal usul manusia
Motivasi : dijelaskan pentingnya mempelajari manusia yang hidup pada masa Pra Aksara
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan pengertian masa Pra Aksara Mennjelaskankan kurun waktu masa Pra Aksara Menyebutkan jenis-jenis manusia purba di indonesia
Mengidentifikasi jenis-jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa Pra Aksara
Menjelaskan perkembangan kehidupan pada masa Pra Aksara
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; Mengarahkan siswa untuk mendiskusikan tentang pengertian dan kurun
waktu masa Pra Aksara
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, maksimal 5 orang untuk mendiskusikan pengertian tentang :
1. pengertian pra aksara
2. pembagian kurun waktu masa pra aksara 3. jenis jenis manusia purba di Indonesia
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain agar memberikan tanggapan
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
memberikan tugas rumah (tugas kelompok) untuk mengumpulkan gambar
manusia masa Pra Aksara dan peninggalan kebudayaannya di Indonesia dan dikelompokkan seusia dengan kurun waktu
Pertemuan Ketiga dan keempat 1. Penadahuluan
Apersepsi : Menampilkan jenis-jenis manusia purba dari hasil tugas siswa
Motivasi : Memberikan gambaran kehidupan modern dengan kemajuan
ilmu dan teknologi.
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, tiap kelompok 5 orang
setiap kelompok menerima 5 buah kartu soal, kemudian dibagikan kepada masing-masing anggota kelompok.
Masing-masing kartu soal berisi pertanyaan yang berbeda;
1. kartu 1 : jelaskan perkembangan kehidupan pada masa pra aksara 2. kartu 2 : sebutkan peralatan yang dipergunakan manusia pada masa
pra aksara.
3. kartu 3 : jelaskan pembagian zaman berdasarkan hasil kebudayaan yang ditinggalkan.
4. kartu 4 : identifikasikan hasil-hasil peninggalan kebudayaan masa pra aksara.
5. kartu 5 : jelaskan asal usul nenek moyang bangsa indonesia.
Siswa yang mendapat kartu yang nomornya sama berkumpul
mendiskusikan dan merumuskan permasalahan tersebut.
Siswa kembali ke kelompoknya semula untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari kelompok ahli.
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
Memberikan tugas rumah (tugas individu) membuat peta kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa indonesia di nusantara dan dikumpulkan minggu berikutnya.
E. SUMBER BELAJAR
1. Buku Sejarah IPS KTSP . 2. Atlas Sejarah
3. Peta
4. Gambar-gambar fosil, artefak 5. Globe
Menjelaskan pengertian dan kurun waktu masa pra –aksara
Mengidentifikasi jenis- jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa pra- aksara
Mendeskripsikan perkembangan kehidupan pada masa pra- aksara dan peralatan kehidupan
Jelaskan pengertian masa pra aksara. pada masa pra aksara dan berilah contoh-contoh peralatan kehidupan yang dipergunakan.
Peninggalan budaya Megalithikum diantaranya ialah ....
persebaran nenek moyang
Gaya dan cara hidup manusia purba tentu berbeda dengan manusia sekarang. Cara hidup
manusia purba yang paling awal adalah... roche adalah bukti bahwa manusia purba...
Penugasan Tugas rumah
Nama Sekolah : SMP WIYATA BHAKTI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 1
Standar Kompetensi : 2. Memahami kehidupan sosial manusia
Kompetensi Dasar : 2.1. Mendiskripsikan interaksi sebagai proses sosial
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajarfan, siswa dapat : 1. Menjelaskan pengertian interaksi sosial
2. Menjelaskan pengertian proses sosial
3. Menjelaskan kaitan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan terdekat
4. Membedakan antara interaksi sosial dan proses sosial
5. Menyebutkan pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan social
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
B. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Pengertian interaksi sosial 2. Pengertian proses sosial
3. Kaitan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan sehari-hari 4. Perbedaan interaksi sosial dan proses sosial
5. Pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan social
C. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi 3. Inquiry 4. Tanya jawab 5. Simulasi
6. Observasi / pengamatan
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Pertemuan I : a. Pendahuluan
~ Apersepsi : Siswa memilih kawan yang memiliki hobi berbeda
Menjelaskan pengertian proses sosial
Menjelaskan kaitan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan terdekat
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
Siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar, tiap kelompok besar dibagi menjadi 3 kelompok kecil beranggotakan 5 – 7 anak.
Kelompok besar I: Memperagakan interaksi dua arah melalui alat komunikasi
Kelompok besar II : Memperagakan proses interaksi dengan cara berdialog.
Setiap kelompok melakukan diskusi :
Kelompok besar I :
a. Mendiskusikan manfaat alat komunikasi, misal HP.
b. mendiskusikan tata cara / performent dalam berkomunikasi,
c. mendiskusikan berbagai kemungkinan akibat penggunaan alat komunikasi.
Kelompok besar II :
a.Mendiksusikan manfaat berdialog
b.mendiskusikan tata cara / performent dalam berdialog c.mendiskusikan kelebihan dan kelemahan interaksi dialog. Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok
Setiap kelompok besar mewakilkan salah satu kelompok kecil yang disepakati untuk mempresentasikan.
Kelompok lain menanggapi/tanya jawab.
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
Siswa mengungkapkan kelebihan dan kekurangan interaksi dengan menggunakan alat komunikasi maupun dengan cara dialog.
Pertemuan II :
a. Pendahuluan
1. Apersepsi : Siswa mengadakan simulasi tentang rapat organisasi 2. Motivasi : Ditampilkan gambar suasana rapat reorganisasi
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; Siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar, tiap kelompok besar dibagi
menjadi 3 kelompok kecil beranggotakan 5 -7 orang
Kelompok I : mendiskusikan pengertian interaksi sosial terhadap keselarasan sosial.
Kelompok II : mendiskusikan pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan sosial
Kelompok I :
1. Pengertian interaksi sosial, 2. Keselarasan sosial
3. Hubungan antara interaksi sosial dengan keselarasan sosial
Kelompok II :
a.Berbagai penyebab interaksi sosial b.Berbagai bentuk interaksi sosial
c.Berbagai pengaruh sebab akibat interaaksi sosial.
d. Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan dan kelompok
lain memberikan tanggapan
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
assosiatif dan 5 proses dissosiatif dari surat kabar atau tabloid.
Penilaian :
No Nama Proses
Interaksi Diskusi Lap.Diskusi Presentasi Tanya Jawab
Nama Sekolah : SMP WIYATA BHAKTI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 1
Standar Kompetensi : 2. Memahami kehidupan sosial manusia
Kompetensi Dasar : 2.2. Mendiskripsikan sosialisasi sebagai proses
pembentukan kepribadian
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran ( 3 x pertemuan )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajarfan, siswa dapat : 1. Menjelaskan pengertian sosialisasi
2. Mengkaji penyebab terjadinya sosialisasi
3. Menjelaskan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
B. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Pengertian dan tujuan sosialisasi 2. Faktor yang mempengaruhi sosialisasi
3. Fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
C. METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah bervariasi 2. Diskusi
3. Inquiry 4. Tanya jawab 5. Simulasi
6. Observasi / pengamatan
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Pertemuan I : a. Pendahuluan
- Apersepsi : Jelaskan pengertian proses sosialisasi
- Motivasi : Siswa dapat bertukar pendapat mengenai fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: