• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA PENURUNAN TANAH ORGANIK TERHADAP BEBAN LIR (LOAD INCREAMENT RATIO) YANG DISUBTITUSI MATERIAL BERGRADASI KASAR (PASIR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POLA PENURUNAN TANAH ORGANIK TERHADAP BEBAN LIR (LOAD INCREAMENT RATIO) YANG DISUBTITUSI MATERIAL BERGRADASI KASAR (PASIR)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

SETTLEMENT RELATED OF ORGANIC SOIL SUBTITUTION OF

GRADATION MATERIALS (SAND) CORNCERN LOAD INCREAMENT

RATIO

Oleh

CATUR BUDI SEPTIAWAN

In civil constructions building, soil have important things. Function of soil is load

restrain for load construction upper soil. At different location, soil have different

characteristic. With the result that need to test for soil. For mechanic charateristict of

organic soil have compression and low bearing capacity. Construction building upper

soil will getting some geotecnic problems. It’s will influence for significant soil

settlement and bearing capacity to restrain construction building upper soil.

In this researcher have done chemical soil examiner and physical soil test,

consolidation test for organic soil substitution of gradation materials with compare

load Increament Ratio related for LIR = 0,5 and LIR = 1. Procedure of consolidation

examiner have done with loading to look consolidation coefficient (Cv), indeks

compression (Cc) and recompression indeks (Cr) of three samples A, B, and C sand

substitution as big as 5%, 10%, and 15%.

At examiner procedure to three sampels have getting result that loading for LIR = 0,5

and LIR = 1 have difference for consolidation coefificint (Cv), compression indeks

(Cc) and recompression indeks (Cr). From result of test with LIR methode is very

influence for consolidation process. At examiner consolidation with LIR = 0,5 have

getting result that soil settlement is lower than LIR =1. And from examiner , Cv, Cc,

and can be interprestated.

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN POLA PENURUNAN TANAH ORGANIK TERHADAP BEBAN LIR ( LOAD I NCREAMENT RATI O) YANG DISUBTITUSI MATERIAL BERGRADASI

KASAR (PASIR)

Oleh

Catur Budi Septiawan

Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat

penting. Tanah disini berfungsi sebagai penahan beban akibat konstruksi di atas tanah

tersebut. Setiap lokasi yang berbeda memiliki karakteristik tanah yang berbeda pula.

Sehingga perlu dilakukan penyelidikan mengenai karakteristik dari tanah tersebut.

Dari sifat mekanik tanah organik mempunyai sifat kompresibilitas dan daya dukung

yang rendah pada perilaku konsolidasinya. Pembangunan konstruksi di atas tanah

organik akan mendapatkan beberapa masalah Geoteknik. Hal ini akan berpengaruh

terhadap penurunan signifikan pada tanah yang akan mempengaruhi berkurangnya

daya dukung tanah untuk menahan beban yang ada di atas tanah tersebut.

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian karakteristik kimia tanah dan sifat fisik

tanah, serta pengujian konsolidasi pada tanah organik yang disubtitusi material

bergradasi kasar dengan membandingkan hubungan LIR (Load Increament Ratio)

unuk LIR = 1 dan LIR = 0,5. Prosedur pengujian konsolidasi dengan melakukan

pembebanan dilakukan untuk melihat koefisien konsolidasi (Cv) yang terjadi dan

indeks pemampatan (Cc), serta indeks pemampatan kembali (Cr) pada ketiga sampel

yaitu sampel A, B, dan C dengan masing-masing persentase subtitusi pasir sebesar

5%, 10%, dan 15%.

Pada prosedur pengujian pada ketiga sampel ini didapatkan hasil bahwa pada terdapat

perbedaan antar LIR = 0,5 dan LIR = 1 dilihat dari koefisien konsolidasi (Cv), indeks

pemampatan (Cc) dan indeks pemampatan kembali (Cr). Dari Hasil pengujian dengan

metode LIR ( Load Increament Ratio) sangat mempengaruhi proses konsolidasi. Pada

pengujian LIR = 0,5 dapat disimpulkan bahwa penurunan dan besarnya penurunan

relatif lebih kecil dibandingkan dengan LIR = 1. Dan dari pengujian tersebut dapat

dinterprestasikan nilai Cv, Cc, dan Cr nya.

(3)

PERILAKU LOADING UNLOADING PADA TANAH ORGANIK

YANG DISUBTITUSI MATERIAL BERGRADASI KASAR

(PASIR)

Oleh

CATUR BUDI SEPTIAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Catur Budi Septiawan lahir di Bandar Lampung, pada tanggal

10 September 1991, merupakan anak pertama dari pasangan

Bapak Mujitiman dan Hanges Dariah.

Penulis memiliki dua orang saudara perempuan bernama Eka

Sapti Mandari dan Tri Hayati.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD. Sejahtera 1 Kedaton Bandar selama 1

tahun kemudian pindah dan menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD

Negeri 6 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2003. Pendidikan tingkat

pertama ditempuh di SMPN 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun

2006. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMAN 3 Bandar

Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009.

Penulis diterima menjadi mahasiswa di Teknik sipil Universitas Lampung melalui

jalur PKAB pada tahun 2009. Selama berkuliah aktif dalam kehidupan sosial serta

keorganisasian di Fakultas Teknik. Banyak hal di Teknik yang menjadi pelajaran

untuk penulis terutama dari sisi kekeluargaan. Pada tahun 2010 penulis diterima di

UKMF Matalam FT Unila. Dan pada tahun 2011 penulis menjadi Ketua Umum

(7)

M OTO

“Barangsi apa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya it u adalah unt uk dirinya sendiri”

(QS Al-Ankabut [29] : 6)

“Jika kamu berbuat baik (berart i) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat , maka kejahat an it u unt uk dirimu sendiri”

(QS. Al-I sra': 7

“M arah it u gampang. Tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan t ujuan yang t epat , sert a dengan cara yang benar it u yang

sulit ” (Arist ot eles)

“K etika kau melihat seseorang, yang diberi t it ipan hart a dan keadaan yang lebih baik daripada dirimu, lihat lah mereka yang diberi lebih sedikit oleh

Allah SWT” (Nabi M uhammad SAW)

“Spirit L ike A Sea Brave L ike A M ount ain” (M at alam )

“Kit a berdiri diatas sebuah pijakan, pijakan yang berpengaruh besar terhadap langkah-langkah kit a, pijakan kit a adalah sahabat , maka haragailah pijakan

t ersebut “

“When you have eliminated t he impossible, what ever remains, however improbable, must be t he t rut h “

“Semua benda yang bergerak pasti akan berubah, tapi mau berubah kemana it u kit a sendiri yang menent ukan”

(8)

Persembahan

Sebuah karya kecil buah pemikiran dan kerja keras untuk,

Ayahandaku tercinta M ujitiman

I bundaku tercinta Hanges Dariah

K akakku Eka Sapti M andari, S.Pd

K akakku Tri Hayati, S.Pd

Serta saudara seperjuangan Teknik Sipil Angkatan 2009

SI PI L JAYA !!!!!

K eluarga rimba dalam berpetualang M atalam FT U nila

(9)

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga skripsi dengan judul

Hubungan Pola Penurunan Tanah Organik

Terhadap Beban LIR (Load Increament Ratio) Yang Disubtitusi Material

Bergradasi Kasar (Pasir)

dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada program reguler Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis mohon maaf dan

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya

kepada :

1.

Prof. Drs. Suharno, M.sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Lampung.

2.

Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Lampung.

(10)

ii

4.

Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Dosen Pembimbing II skripsi.

5.

Ir. Lusmelia Afriani , DEA selaku Dosen Penguji skripsi.

6.

Ir. Dwi Herianto, M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademis

7.

Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

8.

Kedua orang tua penulis ( Mujitiman dan Hanges Dariah ) yang telah

memberikan restu dan doanya, Kedua Kakakku (Eka Sapti Mandari dan Tri

Hayati) yang selalu memberi warna dan do’a di kehidupan penulis

9.

Rekan-rekan

seperjuangan

dari

awal

hingga

akhir

(Ari,Anton,Anwar,Armen,Veny,Rian,Renol,Tumi,Dony,Heru,Rangga,Brames,

Riyo,Ivana,Reza,Iqbal, dan semua Angkatan 2009)

10.

Teknisi di laboratorium (Mas Pardin, Mas Miswanto, Mas Budi, Mas Bayu).

11.

Seluruh keluarga besar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung.

12.

Keluarga Besar Matalam FT UNILA

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis sangat berharap karya

kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri.

Bandar Lampung, September 2014

Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

SANWACANA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR NOTASI ... x

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Tujuan Penelitian ... 3

C.

Batasan Masalah ... 3

D.

Lokasi ... 3

E.

Manfaat Penelitian...

5

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tanah ... 6

B.

Klasifikasi Tanah ... 8

(12)

iv

D.

Sifat – sifat Fisik Tanah Organik ... 20

E.

Kemampumampatan Tanah Organik ... 22

F.

Sifat Kembang Susut (Swelling) ... 23

G.

Penurunan ... 24

H.

Konsolidasi ... 25

I.

Landasan Teori ... 26

1. Konsolidasi ... 27

2. Load Increament Ratio (LIR) ... 27

3. Analogi Konsolidasi satu dimensi ... 32

4. Pengaruh gangguan benda uji pada grafik e – log p’ ... 39

III.

METODE PENELITIAN

A.

Sempel Tanah ... 48

B.

Metode Pengambilan Sampel ... 49

C.

Pelaksanaan Pengujian di Laboratorium ... 50

1. Pengujian Sifat Kimia Tanah ... 50

a. Kadar Abu ... 50

b. Kadar Organik ... 51

c. Kadar Serat ... 52

2. Pengujian Sifat Fisik Tanah ... 53

a. Kadar Air ... 53

b. Berat Volume ... 54

(13)

v

d. Batas Cair ... 57

e. Batas Plastis ... 58

f. Analisis Saringan ... 59

g. Hidrometer……… 61

h. Pencampuran Tanah dengan Pasir………. 63

i. Pemadatan Tanah Standar……….. 64

j. Pengujian Konsolidasi ... 66

D.

Analisis Data ... 68

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Fisik ... 69

1.

Analisa Hasil Pengujian Kadar Air ... 70

2.

Analisa Hasil Pengujian Berat Jenis ... 70

3.

Analisa Hasil Pengujian Berat Volume ... 71

4.

Uji Berat Volume ... 71

5.

Uji Analisa Saringan ... 72

6.

Data Hasil Pengujian Pemadatan Tanah ... 74

B.

Uji Kimia ... 75

1.

Kadar Organik ... 75

2.

Kadar Abu ... 76

3.

Kadar Serat ... 76

C.

Klasifikasi Tanah ... 77

(14)

vi

D.

Analisis Hasil Pengujian Konsolidasi ... 78

1.

Hasil Pengujian Konsolidasi ... 78

E.

Variasi Hubungan Persentase Persentase Pasir dengan Nilai Cv, Cc, Cr ... 85

1.

Hubungan Persentase Pasir dengan Nilai Cv ... 85

2.

Hubungan Persentase Pasir dengan Nilai Cc ... 88

3.

Hubungan Persentase Pasir dengan Nilai Cr ... 90

F.

Analisa Hasil Pengujian Perilaku Loading Unloading Pada Tanah Organik.... 93

1.

Sampel A ... 93

2.

Sampel B ... 95

3.

Sampel C ... 97

V.

PENUTUP

A.

Simpulan ... 106

B.

Saran ... 108

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1.Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO ... 11

2.2.Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan Unified Soil Classification System 13

2.3.Klasifikasi Tanah Berdasarkan Unified Soil Classification System ... 14

2.4.Penggolongan Tanah Berdasarkan Kandungan Organik ... 20

2.5.Penggolongan Klasifikasi tanah gambut menurut ASTM 1969 (D S-2607)…. 21 4.1.Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Organik ... 69

4.2.Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Asli ... 72

4.3.Hasil Pengujian Analisis Saringan ... 73

4.4.Hasil Uji Pemadatan Standar ... 75

4.5.Hasil Uji Kadar Organik ... 76

4.6.Hasil Uji Kadar Abu ... 76

4.7.Hasil Uji Kadar Serat ... 76

4.8.Hasil Perhitungan T90 LIR =1 ... 78

4.9.Hasil Perhitungan T90 LIR =0,5 ... 79

4.10.Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel A LIR=1…...79

4.11.Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel A LIR=0,5…80 4.12.Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel B LIR=1…...81

(16)

viii

4.14.Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel C LIR=1 ... 82

4.15.Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel C LIR=0,5 .. 82

4.16.Hasil Perhitungan Cc dan Cr pada LIR = 1 ... 83

4.17.Hasil Perhitungan Cc dan Cr pada LIR = 0,5 ... 84

4.18.Nilai Rata-rata Cv dan Persentase Pasir LIR = 1 ... 85

4.20.Nilai Rata-rata Cv dan Persentase Pasir LIR = 0,5 ... 86

4.21.Nilai Rata-rata Cc dan Persentase Pasir LIR = 1 ... 88

4.22.Nilai Rata-rata Cc dan Persentase Pasir LIR = 0,5 ... 89

4.23.Nilai Rata-rata Cr dan Persentase Pasir LIR = 1 ... 90

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat

penting. Dalam hal ini, tanah berfungsi sebagai penahan beban akibat konstruksi

di atas tanah yang harus bisa memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya

yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke dalam tanah

sampai ke lapisan atau kedalaman tertentu. Sehingga kuat atau tidaknya

bangunan/konstruksi itu juga dipengaruhi oleh kondisi tanah yang ada. Salah satu

tanah yang biasa ditemukan pada suatu konstruksi yaitu jenis tanah organik.

Tanah organik memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan tanah

lempung. Misalnya, dalam hal sifat fisik tanah organik adalah tanah yang

mempunyai kandungan organik tinggi, kadar air tinggi, angka pori besar, dan

adanya serat yang mengakibatkan tanah organik tidak mempunyai sifat plastis.

Dari sifat mekanik tanah organik mempunyai sifat kompresibilitas dan daya

dukung yang rendah, pada perilaku konsolidasinya tanah organik memiliki

kompresibilitas volumetrik yang tinggi.

Pembangunan konstruksi di atas tanah organik akan mendapatkan beberapa

masalah Geoteknik. Salah satunya adalah terjadinya penurunan (konsolidasi)

(18)

2

naik sehingga air-pori ke luar yang menyebabkan berkurangnya volume tanah,

oleh karena itu akan terjadi penurunan signifikan pada tanah yang akan

mempengaruhi berkurangnya daya dukung tanah untuk menahan beban yang ada

di atas tanah tersebut.

Tanah organik memiliki kemampuan menyerap air yang cukup tinggi dan kondisi

pengaliran air cukup tinggi. Pada tanah organik jika dibuat bangunan diatasnya

akan menimbulkan tegangan air pori, yang apabila tanah organik menerima beban

diatasnya akan mengalami penurunan yang tinggi. Dalam waktu lama hal ini

dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bangunan akibat penurunan yang

berlebihan.

Permasalahan yang timbul dewasa ini adalah meningkatnya jumlah konstruksi

sipil untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana yang menunjang

aktifitas manusia. Akibatnya tanah sebagai tempat berdirinya suatu konstruksi

cenderung semakin sempit, dan karena tuntutan perencanaan yang harus

memenuhi spesifikasi atau standar tertentu, maka penelitian terhadap kondisi

tanah mutlak harus dilakukan.

Selain itu penambahan beban diatas suatu permukaan tanah dapat menyebabkan

lapisan tanah di bawahnya mengalami pemampatan. Pada pemampatan tersebut

diakibatkan oleh adanya deformasi partikel tanah yang menyebabkan penurunan

tanah. Untuk itu perlu diadakan uji konsolidasi yang berguna untuk mengetahui

penurunan tanah yang terjadi. Pada uji konsolidasi sering digunakan istilah LIR

(Load Increment Ratio), yaitu rasio penambahan beban yang diterapkan pada saat

(19)

3

tambahan tegangan dibagi dengan tegangan awal sebelum beban beban

diterapkan.

Dengan ∆ adalah tambahan tegangan dan Pa’ adalah tegangan sebelumnya.

Tujuan dari LIR sendiri adalah untuk membandingkan tanah prakonsolidasi (Pc’)

dengan pada saat konsolidasi dan digunakan rasio sebagai bahan perbandingan.

Pada percobaan ini tanah organik disubtitusikan dengan material bergradasi kasar

(pasir) untuk diteliti dan dapat diketahui hubungan pola penurunannya terhadap

beban LIR (Load Increment Ratio).

B. Tujuan Penelian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan gambaran tentang pengaruh LIR (Load Increament Ratio)

atau Rasio Penambahan Beban terhadap perilaku tanah organik.

2. Untuk mengetahui nilai koefisien konsolidasi (Cv), nilai kemampumampatan

tanah (Cc) dan nilai kemempumampatan kembali tanah (Cr) pada setiap

sampel dengan subtitusi pasir 5%, 10%, 15% pada LIR = 0.5 dan LIR = 1.

3. Membandingkan hubungan data hasil pengujian penurunan pada tanah

organik akibat pengaruh LIR = 0.5 dan LIR =1 dan mengetahui korelasinya.

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini lingkup pembahasan dan masalah yang akan dianalisis dibatasi

dengan:

1. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah organik.

(20)

4

a. Pengujian kadar serat.

b. Pengujian kadar abu.

c. Pengujian kadar organik.

3. Pengujian sifat fisik tanah yang dilakukan di Laboratorium :

a. Pengujian kadar air.

b. Pengujian berat volume.

c. Pengujian analisa saringan.

d. Pengujian berat jenis.

e. Pengujian batas atterberg.

f. Pengujian hidrometer.

4. Pengujian sifat mekanik tanah yang dilakukan adalah:

Pengujian Konsolidasi pada tanah organik yang disubtitusi material bergradasi

kasar dengan memperhatikan hubungan penurunan tanah terhadap beban LIR

(Load Increment Ratio) pada saat prakonsolidasi dan pada saat konsolidasi.

D. Lokasi

1. Pengujian sifat fisik tanah untuk menentukan karakterisktik tanah organik

dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

2. Pengujian sifat fisik tanah untuk menentukan karakteristik tanah organik serta

kandungan organik tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Polinela

(Politeknik Negeri Lampung) dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian

(21)

5

3. Pengujian sifat mekanik tanah untuk menentukan hubungan pengaruh LIR =

0,5 dan LIR = 1 pada penurunan tanah organik dengan pengujian konsolidasi

dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada ilmu

pengetahuan tentang sifat – sifat fisik dan mekanik tanah organik.

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang prilaku tanah

organik dengan perbandingan LIR (Load Increament Ratio).

(22)

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Tanah organik yang digunakan sebagai sampel penelitian berasal dari Desa

Gedong Pasir Kelurahan Benteng Sari Kecamatan Jabung, Kabupaten

Lampung Timur termasuk dalam kategori tanah organik dengan kandungan

organik antara 25% - 75% dengan nilai organik 30,0851%.

2. Dari hasil pengujian pemadatan standar untuk masing-masing sampel

didapatkan persentase KAO sebesar 87% untuk tanah asli, 83,5 % untuk

sampel A, 72 % untuk sampel B dan 71 % untuk smpel C, pada setiap sampel

dengan presentase pasir lebih tinggi memiliki presentase KAO lebih kecil.

3. Dari hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium nilai kecepatan waktu

konsolidasi diperoleh dari grafik hubungan penurunan dengan waktu (akar

waktu) dan dari grafik ini waktu untuk mencapai konsolidasi 90% (T90) dapat

ditentukan.

4. Pada pngujian Konsolidasi dilakukan dengan metode LIR (load Increament

(23)

104

dengan beban (500 kg/cm², 1000 kg/cm², 2000 kg/cm², 4000 kg/cm², 8000

kg/cm²), yang berarti penambahan beban yang dilakukan adalah dua kali

beban sebelumnya. Dan LIR dengan rasio = 0,5 dengan beban (500 kg/cm²,

750 kg/cm², 1125 kg/cm² , 1687,5 kg/cm² , 2531,25 kg/cm²) adalah setengah

dari beban sebelumnya ditambah dengan beban sebelumnya untuk beban yang

diterapkan.

5. Kecepatan penurunan konsolidasi dapat dihitung dengan menggunakan

koefisien konsolidasi (Cv). Dapat disimpulkan bahwa pada konsolidasi

dengan LIR = 1 dan LIR = 0,5 kecepatan penurunan yang semakin tinggi

dipengaruhi oleh subtitusi pasir yang lebih besar atau dengan kata lain

cepatnya penurunan konsolidasi tanah berbanding lurus dengan presentase

pasir pada tanah. Nilai koefisien konsolidasi (Cv) tertinggi terjadi pada sampel

C dengan subtitusi pasir 15%, dengan nilai Cv rata-rata = 1,2 untuk LIR = 1

dan 0,2667 untuk LIR = 0,5.

6. Nilai indeks kemampumampatan tanah (Cc) pada LIR = 1 dan LIR = 0,5

berbanding terbalik dengan nilai koefisisen konsolidasi tanah (Cv). Hal ini

sesuai dengan ketentuan yang ada, bahwa semakin cepat tanah terkonsolidasi

maka semakin kecil kemampumampatan tanah. Hal ini dikarenakan presentasi

pasir yang besar mengisi rongga pori tanah yang mengakibatkan tanah

mengalami kemapumampatan yang rendah. Nilai Cc terendah terjadi pada

sampel C dengan subtitusi pasir 15%, dengan nilai rata-rata Cc = 0,9077 untuk

(24)

105

7. Nilai kemampumampatan kembali tanah berbanding lurus dengan nilai

kemapumampatan tanah. Hal ini dapat dilihat dari nilai kemampumampatan

kembali tanah (Cr). Nilai Cr terendah terjadi pada sampel C dengan subtitusi

pasir 15%, dengan nilai rata-rata = 0,1060 untuk LIR = 1 dan 0,1687 . Tapi

dikarenakan sifat plastis tanah organik yang rendah mempengaruhi Nilai Cr

pada sampel tanah berbeda jauh dengan kemapumampatan tanah.

8. Pengujian konsolidasi dengan metode LIR dengan rasio = 1 dan rasio = 0,5.

Korelasi yang didapatkan menunjukkan bahwa LIR dengan rasio = 0,5

mengalami penurunan konsolidasi yang lebih kecil dibandingkan dengan LIR

dengan rasio 1. Hal ini mempengaruhi nilai kemampumampatan tanah (Cc)

dan nilai kemampumampatan tanah kembali (Cr). Hal ini disebabkan karena

pembebanan dengan LIR = 0,5 dilakukan pembebanan yang lebih kecil pada

penerapan bebannya dibandingkan pada LIR = 1.

B. Saran

1. Sampel tanah yang akan digunakan sebaiknya adalah jenis tanah yang tak

terganggu agar keadaan tanah yang sebenarnya dapat diketahui pada pengujian

fisik tanah.

2. Perlu memperbanyak teori mengenai pengujian yang dilakukan serta

pehamaman yang mendalam terhadap pengujian yang akan dilakukan.

3. Ketelitian dalam pengujian sangat diperlukan hal ini akan berpengaruh pada

(25)

106

4. Sebaiknya ada pembuktian yang sesuai dengan teori yang digunakan, sehingga

terjaganya korelasi antara teori dengan penelitian yang dilakukan.

5. Dalam pengolahan data sebaiknya secara benar dan teliti, karena dari hasil

pengolahan data kita dapat mengerti secara keseluruhan apa yang kita teliti

(26)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Fisik

Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini

dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas

Lampung. Dari hasil pengujian sifat fisik tanah didapatkan nilai-nilai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Organik

NO. PENGUJIAN HASIL UJI SATUAN

1 Kadar Air 201,050 %

2 Berat Volume 1,827 gr/cm3

3 Berat Jenis 1,090

4 Analisis Saringan

a. Lolos Saringan no. 10 93,390 %

b. Lolos Saringan no. 40 80,340 %

c. Lolos Saringan no. 200 67,390 %

5 Batas-batas Atterberg

a. Batas Cair (Liquid Limit) 115,338 %

b. Batas Plastis (Plastic Limit) 35,360 %

(27)

67

Hasil Analisis :

1. Analisa Hasil Pengujian Kadar Air

Pengujian kadar air tanah asli dilakukan sebanyak tiga sampel dengan jenis tanah

yang sama. Dari hasil pengujian tersebut dapat diambil rata-rata kadar air pada

tanah tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah yang berasal dari Desa

Gedong Pasir, Kecamatan Jabung, Lampung Timur memiliki kadar air sebesar

201,05%. Hasil tersebut mengandung kadar air yang cukup tinggi, air yang

terkandung lebih besar dari kandungan butirannya sehingga kadar air yang terjadi

mencapai 201,05%. Biasanya, kadar air yang lebih besar dari 100% adalah jenis

tanah organik (Pradoto, 1992). Hal ini di buktikan juga dengan referensi yang ada

(Mulya Luther, 2014) bahwa jenis tanah yang berasal dari Desa Gedong Pasir

Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur ini adalah tanah organik. Untuk

penelitian selanjutnya, tanah tersebut di hamparkan dahulu agar kadar airnya

menyusut menjadi ±80%. Hal ini supaya dapat dilakukan percobaan konsolidasi.

Setelah didapatkan kadar air optimum, maka semua sampel menggunakan kadar

air optimum. Tidak lagi menggunakan tanah yang kadar airnya 201,05%.

2. Analisa Hasil Pengujian Berat Jenis

Hasil pengujian berat jenis (Gs) yang sudah dilakukan di laboratorium dilakukan

dengan pengujian sebanyak dua sampel. Dari pengujian tersebut didapatkan nilai

berat jenis sebesar 1,827. Angka ini menunjukan bahwa sampel tanah tersebut

termasuk dalam golongan tanah organik. Percobaan berat jenis yang lain juga

disyaratkan oleh Dhowian (1981) berkisar antara 1,41 – 1,94 juga terpenuhi.

(28)

68

3. Analisa Hasil Pengujian Berat Volume

Hasil pengujian berat volume (γw) yang sudah dilakukan di laboratorium

dilakukan dengan pengujian sebanyak tiga sampel. Dari pengujian tersebut

didapatkan nilai berat volume sebesar 1,09 gr/cm3. Semakin tinggi penambahan

jumlah kadar air, maka berat kering tanah akan berkurang karena pertambahan air

tadi akan memperkecil konsentrasi partikel-partikel padat tanah persatuan volume

(Braja M. Das Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis, Halaman 244).

4. Uji Berat Volume

Uji berat volume adalah pengujian yang didefinisikan sebagai perbandingan

antara berat tanah dan volume tanah. Pengujian berat volume tergantung pada

jumlah kadar air. Semakin sedikit kadar air yang terkandung di dalam tanah maka

semakin besar berat volume kering tanah. Pada pengujian ini menggunakan tiga

sampel, pada kondisi tanah yang sama, dengan hasil pengujian yang dapat dilihat

(29)

69

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Asli

NO.

BERAT VOLUME

KETERANGAN TABUNG

1 2 3

1 No Cawan

2 Berat Cawan + Tanah Basah (gram) 101.99 98.50 104.53 3 Berat Cawan (gram) 36.69 36.69 36.69

4 Berat Tanah Basah (gram) 65.30 61.81 67.84

5 Volume tabung (gram) 59.73 59.73 59.73

6 Kadar Air (ω) (%) 25.32 25.32 25.32

7 Berat Volume Tanah Kering (gr/ml3) 0.87 0.83 0.91

8 Berat Volume Tanah Kering (Rt2) (gr/ml3) 0.87

9 Berat Volume Tanah (gr/ml3) 1.09 1.03 1.14

10 Berat Volume Tanah (Rerata) (gr/ml3) 1,44

Dari hasil pengujian dan perhitungan diperoleh nilai berat volume tanah kering

rata-rata (γd rata-rata) sebesar 0,87 gram/cm3 , dan berat volume tanah rata-rata

sebesar 1,0867 gram/cm3 . Semakin tinggi penambahan jumlah kadar air, maka

berat kering tanah akan berkurang karena pertambahan air tadi akan memperkecil

konsentrasi partikel-partikel padat tanah persatuan volume (Braja M. Das

Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis, Halaman 244).

5. Uji Analisa Saringan

Pengujian analisis saringan bertujuan untuk mengetahui persentase ukuran butiran

tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di

atas saringan No. 200. Pengujian ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu sampel

tanah diguncang dengan kecepatan tertentu di atas sebuah susunan ayakan,

kemudian masing-masing tanah yang tertahan di atas saringan ditimbang beratnya

(30)

70

(mm) dengan persentase lolos. Diperoleh hasil pengujian analisa saringan pada

[image:30.612.172.489.182.510.2]

tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Analisis Saringan

No. Saringan Ukuran Partikel (mm) Persentase Lolos (%)

4 4,750 97,940

10 2,000 93,390

20 0,850 86,470

30 0,600 85,980

40 0,430 80,340

60 0,250 79,030

80 0,180 76,790

100 0,150 71,520

120 0,125 71,000

200 0,075 67,390

Pan 0 0,00

Hasil pengujian analisis saringan ditunjukkan pada Tabel 4.3 yang menunjukkan

bahwa sampel tanah yang digunakan memiliki persentase lolos saringan No. 200

(0,075 mm) sebesar 67,39 %. Gambar 15 adalah grafik dari pengujian analisis

saringan.

(31)

71

Gambar4.1 Grafik Hasil Analisa Saringan

Menurut sistem klasifikasi tanah Unified Soil Classification System (USCS),

berdasarkan nilai persentase butiran lolos saringan No. 200 sebesar 67,39 % (lebih

besar dari 50%), maka berdasarkan tabel klasifikasi tanah USCS, sampel tanah

yang diambil dari Daerah Rawa Sragi, Desa Gedong Pasir, Kecamatan Jabung,

Kabupaten Lampung Timur secara umum diketegorikan pada golongan tanah

organik.

6. Data Hasil Pengujian Pemadatan Tanah

Dilakukan pengujian pemadatan tanah ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan

tanah dengan cara dipadatkan sehingga rongga-rongga udara pada sampel tanah

asli dapat berkurang yang mengakibatkan kepadatan menjadi meningkat. Hal

tersebut dilakukan dengan cara memberikan beban yang ditumbuk secara berulang

sehingga didapat lah nilai kadar air optimum dan nilai berat isi kering maksimum.

(32)

72

dengan metoda pemadatan standarsi (standart proctor) didapat nilai kadar air

optimum (ωopt) untuk masing-masing sampel A (5%) pasir, sampel B (10%) pasir

dan sampel C (15%) pasir dan nilai berat isi kering optimum (γdmax) yang dapat

dilihat pada tabel :

Tabel 4.4 Hasil Uji Pemadatan Standar

Sampel + Campuran

Pasir

Kadar Air Opimum (%) Berat Volume Kering

(gram/cm3)

Tanah Asli 87 0,69

A (5%) Pasir 83,5 0,72

B (10%) Pasir 72,0 0,78

C (15%) Pasir 71,0 0,77

B. Uji Sifat Kimia

1. Kadar Organik

Kadar organik merupakan hal yang paling penting dalam geoteknik, dalam hal ini

hambatan air mayoritas dari tanah gambut yang tergantung pada kadar

organiknya. Menurut klasifikasi tanah ASTM D-2488 untuk tanah organik

mempunyai kandungan organik berkisar antara 25 % - 75 %. Hasil uji kadar

[image:32.612.133.506.234.407.2]

organik di laboratorium analisis POLINELA yaitu :

Tabel 4.5 Hasil Uji Kadar Organik

NO. Parameter Uji Satuan Kandungan Metode

(33)

73

Dari table di atas dapat diketahui nilai kadar organic sebesar 30,0851% yang

menunjukan bahwa tanah ini tergolong tanah organik.

2. Kadar Abu

Pengujian kadar abu merupakan tahapan untuk mendapatkan nilai dari kadar

organik suatu tanah. Kadar abu pada tanah organik ini cukup tinggi akibat lahan

yang pernah terbakar. Hasil uji kadar abu di laboratorium analisis POLINELA

[image:33.612.166.497.287.343.2] [image:33.612.164.493.549.632.2]

yaitu :

Tabel 4.6 Hasil Uji Kadar Abu

NO. Parameter Uji Satuan Kandungan Metode

1 Kadar Abu % 66,4125 Gravimetri

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai kadar abu sebesar 66,4125 %. Yang

menunjukan tanah ini tergolong tanah organik.

3. Kadar Serat

Pengujian kadar serat dilakukan untuk mengetahui persentase kadar serat yang

terkandung pada tanah organik untuk menentukan karakteristik tanah. Hasil uji

kadar serat di laboratorium THP POLINELA yaitu :

Tabel 4.7 Hasil Uji Kadar Serat

NO. Parameter Uji Sampel Satuan Kandungan

1 Kadar Serat Tanah 1

Tanah 2

%

%

18,5146

18,5991

Dari tabel diatas diatas didapat dua sampel pengujian kadar serat tanah pada

(34)

74

Hasil yang tidak berbeda jauh menunukkan bahwa tanah ini tergolong tanah

organik.

C. Klasifikasi Tanah

Berdasakan hasil pengujian sifat fisik, sampel tanah yang digunakan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Sistem Unified Soil Classification System (USCS)

Klasifikasi tanah berdasarkan sistem Unified ini sering digunakan untuk

menggolongkan jenis-jenis tanah.

Adapun berdasarkan data yang diperoleh dari uji sifat fisik tanah yang berupa :

 Tanah yang lolos saringan No. 200 = 67,39%

Maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Berdasarkan nilai persentase lolos saringan No. 200, sampel tanah di atas

memiliki persentase lebih besar dari 50%, maka berdasarkan tabel klasifikasi

USCS tanah ini secara umum dikategorikan golongan tanah organik.

b. Dari tabel sistem klasifikasi USCS untuk data batas cair dan indeks plastisitas

untuk tanah organik menggunakan ASTM D-2487 dan ASTM D-2488 yaitu :

 Tanah lempung organik dengan kandungan organik yang cukup

mempengaruhi sifat-sifat tanah. Untuk klasifikasi, sebuah tanah lempung

organik adalah tanah yang akan diklasifikasikan sebagai tanah lempung,

kecuali bahwa nilai batas cair setelah oven pengeringan kurang dari 75% dari

nilai batas cair sebelum oven pengeringan.

 Lanau organik dengan kandungan organik yang cukup mempengaruhi

(35)

75

diklasifikasikan sebagai lanau kecuali bahwa nilai batas cair setelah oven

pengeringan kurang dari 75% dari nilai batas cair sebelum oven pengeringan.

 Tanah gambut memiliki kandungan organik ≥ 75%, tanah organik memiliki

kandungan organik 25%-75%, dan tanah organik rendah memiliki kandungan

organik ≤ 25%.

D. Analisa Hasil Pengujian Konsolidasi

1. Hasil Pengujian Konsolidasi LIR 1 dan 0,5

Nilai kecepatan waktu konsolidasi diperoleh dari grafik penurunan dengan waktu

(akar waktu). Dari grafik ini waktu untuk mencapai konsolidasi 90 % (t90) dapat

ditentukan. Nilai-nilai hasil dari grafik konsolidasi pada sampel a, sampel b, dan

[image:35.612.87.566.403.575.2]

sampel c dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan T90 Pada LIR = 1

BEBAN (gr)

500 1000 2000 4000 8000

SAMPEL 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

A, T90

(menit)

2,4 2,3 3,6 2,8 2,6 3,3 2,0 4,3 3,9 4,2 5,7 4,6 5,0 4,3 4,4

B, T90

(menit)

3,4 4,6 4,1 3,0 2,0 2,6 3,3 2,7 2,3 2,0 4,4 3,0 3,3 4,0 3,5

C, T90

(menit)

(36)
[image:36.612.92.570.104.276.2]

76

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan T90 Pada LIR = 0.5

BEBAN (gr)

500 750 1125 1687.5 2531.25

Sampel 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

A, T90

(menit)

2,4 2,5 4,7 5,6 2,7 5,9 3,4 5,2 3,6 3,7 3 2 2,8 3,4 3,4

B, T90

(menit)

3,7 3,5 4,1 2,8 1,2 2,6 2,5 3,5 4,7 1,9 2,4 1,7 2,7 1,1 1,2

C, T90

(menit)

3,8 4,6 5,2 2 2,2 2,9 1,6 2,8 2,4 2 1,3 1,6 1,2 1,2 1,5

Kurva yang dibentuk pada kertas semi-logaritma (lampiran) dari hasil percobaan

konsolidasi di laboratorium menunjukkan bahwa tanah tersebut struktur tanahnya

tidak rusak (Undisturbed), dan terkonsolidasi secara normal (Normaly

Consolidated) dengan derajat sensitivitas rendah sampai sedang.

Koefisien konsolidasi (Cv) yang diperoleh dari grafik yang terdapat pada lampiran

berbanding lurus dengan waktu terjadinya konsolidasi. Semakin besar koefisien

konsolidasi, maka konsolidasi akan berlangsung semakin cepat. Berikut hasil dari

perhitungan koefisien konsolidasi (Cv) pada sampel a, sampel b, dan sampel c

(37)

77

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel A

Sampel A (5 %) Pasir (LIR 1)

Sampel A1 Sampel A2 Sampel A3

0,4 cm²/det 0,5 cm²/det 0,5 cm²/det

Dari data di atas dapat diambil nilai rata-rata dari data yang nilainya mendekati

sebagai berikut :

Sampel A1 = 0,4 cm²/det.

Sampel A2 = 0,5 cm²/det.

Sampel A3 = 0.5 cm²/det.

Nilai rata-rata = (0,4 + 0,5 + 0.5)/ 3 = 0,4667 cm²/det.

Dari table diatas dapat dilihat nilai cv untuk sampel A pada LIR = 1 memiliki nilai

rata-rata sebesar 0,4667 cm²/det.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel A

Sampel A (5 %) Pasir (LIR 0,5)

Sampel A1 Sampel A2 Sampel A3

0.1 cm²/det 0.09 cm²/det 0.24 cm²/det

Dari data di atas dapat diambil nilai rata-rata dari data yang nilainya mendekati

sebagai berikut :

Sampel A1 = 0,1 cm²/det.

Sampel A2 = 0,09 cm²/det.

(38)

78

Nilai rata-rata = (0,1 + 0,09 ) / 2 = 0,095 cm²/det

Dari table diatas dapat dilihat nilai cv untuk sampel A pada LIR = 0,5 memiliki

nilai rata-rata sebesar 0,095 cm²/det.

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel B

Sampel B (10 %) Pasir (LIR 1)

Sampel B1 Sampel B2 Sampel B3

1,3 cm²/det. 0,8 cm²/det. 1,4 cm²/det.

Dari data di atas dapat diambil nilai rata-rata dari data yang nilainya mendekati

sebagai berikut :

Sampel B1 = 1,3 cm²/det.

Sampel B2 = 0,8 cm²/det..

Sampel B3 = 1,4 cm²/det.

Nilai rata-rata = (1,3 + 1,4) / 2 = 1,350 cm²/det.

Dari table diatas dapat dilihat nilai cv untuk sampel B pada LIR = 1 memiliki nilai

rata-rata sebesar 1,350 cm²/det.

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel B

Sampel B (10 %) Pasir (LIR 0,5)

Sampel B1 Sampel B2 Sampel B3

0,22 cm²/det 0,08 cm²/det 0,22 cm²/det

Dari data di atas dapat diambil nilai rata-rata dari data yang nilainya mendekati

sebagai berikut :

[image:38.612.133.512.183.277.2]
(39)

79

Sampel B2 = 0,08 cm²/det.

Sampel B3 = 0,22 cm²/det.

Nilai rata-rata = (0,22 + 0,22)/ 2 = 0,22 cm²/det.

Dari table diatas dapat dilihat nilai cv untuk sampel B pada LIR = 0,5 memiliki

nilai rata-rata sebesar 0,22 cm²/det.

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel C

Sampel C (15 %) Pasir (LIR 1)

Sampel C1 Sampel C2 Sampel C3

1,1 cm²/det. 1,2 cm²/det. 1,3 cm²/det.

Dari data di atas dapat diambil nilai rata-rata dari data yang nilainya mendekati

sebagai berikut :

Sampel C1 = 1,1 cm²/det.

Sampel C2 = 1,2 cm²/det.

Sampel C3 = 1,3 cm²/det.

Nilai rata-rata = (1,1 + 1,2 + 1,3)/ 3 = 1,2 cm²/det.

Dari table diatas dapat dilihat nilai cv untuk sampel B pada LIR = 0,5 memiliki

nilai rata-rata sebesar 1,2 cm²/det.

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv) Pada Sampel C

Sampel C (15 %) Pasir (LIR 0,5)

Sampel C1 Sampel C2 Sampel C3

[image:39.612.132.510.237.331.2] [image:39.612.131.509.585.679.2]
(40)

80

Dari data di atas dapat diambil nilai rata-rata dari data yang nilainya mendekati

sebagai berikut :

Sampel C1 = 0,27 cm²/det.

Sampel C2 = 0,23 cm²/det.

Sampel C3 = 0,3 cm²/det.

Nilai rata-rata = (0,27 + 0,23 + 0,3) / 3 = 0,2667 cm²/det.

Dari table diatas dapat dilihat nilai cv untuk sampel B pada LIR = 0,5 memiliki

nilai rata-rata sebesar 1,2 cm²/det.

Nilai indeks pemampatan Cc serta indeks pemampatan kembali (Cr)

(recompression indeks) berhubungan dengan penurunan konsolidasi. (semakin

kecil Cc maka penurunan konsolidasi semakin kecil) sedangkan indeks

rekompresi (Cr) adalah kemiringan dari kurva pelepasan beban dan pembebanan

kembali pada grafik e-log p’ . Dari hasil perhitungan Cc dapat dihitung dengan

rumus : (Cc = e0 – e1 / log P2 – P1). Sedangkan Cr dapat dihitung dengan rumus :

(Cr = Δ e / Δ log p’ atau Cr = e0 – e1 / log P2 – P1). diperoleh Cc pada

masing-masing sampel a, sampel b, dan sampel c dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Indeks Pemampatan (Cc) dan Recompression Indeks (Cr) LIR = 1

Sampel + Pasir

Cc Cr

1 2 3 1 2 3

Sampel A (5%) 2,473 1,756 1,724 0,224 0,149 0,048

[image:40.612.132.507.524.690.2]
(41)

81

Sampel C (15%) 1,7 0,506 0,517 0,092 0,141 0,085

Dari data di atas dapat diambil nilai Cc dan Cv rata-rata pada masing-masing

sampel sebagai berikut :

 Cc (Indeks Pemampatan)

 Nilai Rata-rata Cc Pada Sampel A + 5% pasir = 1,9843

 Nilai Rata-rata Cc Pada Sampel B + 10% pasir = 1,4727

 Nilai Rata-rata Cc Pada Sampel C + 15% pasir = 0,9077

 Cr (Recompression Indeks)

 Nilai Rata-rata Cr Pada Sampel A + 5% pasir = 0,1403

 Nilai Rata-rata Cr Pada Sampel B + 10% pasir = 0,1183

 Nilai Rata-rata Cr Pada Sampel C + 15% pasir = 0,1060

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Indeks Pemampatan (Cc) dan Recompression Indeks (Cr) LIR = 0,5

Sampel + Pasir

Cc Cr

1 2 3 1 2 3

Sampel A (5%)

0,442 0,445 0,252 0,369 0,119 0,134

Sampel B (10%) 0,269 0,315 0,164 0,272 0,020 0,271

Sampel C (15%) 0,208 0,259 0,168 0,199 0,092 0,215

Dari data di atas dapat diambil nilai Cc dan Cr rata-rata pada masing-masing

sampel sebagai berikut :

[image:41.612.131.511.79.116.2]
(42)

82

 Nilai Rata-rata Cc Pada Sampel A + 5% pasir = 0,3797

 Nilai Rata-rata Cc Pada Sampel B + 10% pasir = 0,2493

 Nilai Rata-rata Cc Pada Sampel C + 15% pasir = 0,2117

 Cr (Recompression Indeks)

 Nilai Rata-rata Cr Pada Sampel A + 5% pasir = 0,2073

 Nilai Rata-rata Cr Pada Sampel B + 10% pasir = 0,1877

 Nilai Rata-rata Cr Pada Sampel C + 15% pasir = 0,1687

E. Variasi Hubungan Persentase Pasir Dengan Nilai Cv, Cc, dan Cr

1. Hubungan Persentase Pasir dengan Nilai Cv (LIR 1 dan 0,5)

Dari data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata Cv pada sampel (LIR 1) a sebesar

0,4667 cm²/det, sampel b sebesar 0,1667 cm²/det, dan sampel c sebesar 1,2

cm²/det. Hubungan grafik antara persentase pasir dengan nilai Cv adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.18 Nilai Rata-rata Cv dan Persentase PasirLIR 1

Sampel

Cv

(cm²/det)

Persentase pasir (%)

A 0,4667 5

B 1,1667 10

[image:42.612.171.500.499.636.2]
(43)

83

Gambar 4.2 Variasi Hubungan Persentase Pasir dengan Cv LIR 1

Kemudian dari data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata Cv pada sampel (LIR

0,5) a sebesar 0,1433 cm²/det, sampel b sebesar 0,1733 cm²/det, dan sampel c

sebesar 0,2667 cm²/det. Hubungan grafik antara persentase pasir dengan nilai Cv

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.19 Nilai Rata-rata Cv dan Persentase PasirLIR 0,5

Sampel

Cv

(cm²/det)

Persentase pasir (%)

A 0,1433 5

B 0,1733 10

[image:43.612.166.507.77.348.2] [image:43.612.171.500.523.660.2]
(44)

84

Gambar 4.3 Variasi Hubungan Persentase Pasir dengan Cv LIR 0,5

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pada persentase pasir dalam

pencampuran sampel pada setiap tanah mempengaruhi kecepatan

terkonsolidasinya tanah. Hal ini dapat dilihat pada data dan grafik diatas bahwa

semakin banyaknya subtitusi pasir pada sampel tanah koefisien konsolidasi (Cv)

lebih tinggi. Hal itu terjadi dikarenakan pada saat konsolidasi tanah berkurangnya

rongga pori dari tanah yang terisi dengan pasir, sehingga konsolidasi berlangsung

lebih cepat.

Dan dari data diatas juga dapat diketahui bahwa sampel dengan LIR = 0,5

mengalami konsolidasi lebih lambat dibandingkan dengan LIR = 1. Hal ini

dipengaruhi faktor pembebanan yang dilakukan, dalam LR = 0,5 penambahan

beban dilakukan dengan 0,5 beban sebelumnya ditambah dengan beban

(45)

85

2. Hubungan Persentase Pasir dengan Nilai Cc (LIR 1 dan 0,5)

Dari data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata Cc pada sampel (LIR 1) a sebesar

1,9843, sampel b sebesar 1,4727, dan sampel c sebesar 0,9077 Hubungan grafik

antara persentase pasir dengan nilai Cc adalah sebagai berikut :

Tabel 4.20 Nilai Rata-rata Cc dan Persentase PasirLIR 1

Sampel Cc Persentase pasir (%)

A 1,9843 5

B 1,4727 10

[image:45.612.169.518.207.620.2]

C 0,9077 15

(46)

86

Dari data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata Cc pada sampel (LIR 0,5) a sebesar

0,3797, sampel b sebesar 0,2493, dan sampel c sebesar 0,2117 Hubungan grafik

antara persentase pasir dengan nilai Cc adalah sebagai berikut :

Tabel 4.21 Nilai Rata-rata Cc dan Persentase PasirLIR 0,5

Sampel Cc Persentase pasir (%)

A 0,3797 5

B 0,2439 10

C 0,2117 15

Gambar 4.5. Variasi Hubungan Persentase Pasir dengan Cc LIR 0,5

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa terjadinya pemampatan tanah semakin

rendah pada setiap subtitusi pasir pada setiap sampel. Nilai kemampumampatan

(47)

87

pasir rendah akan menghasilkan pemampatan yang tinggi dikarenakan proses

terkonsolidasinya tanah yang cepat menyebabkan terperasnya air dari rongga pori.

Selain itu subtitusi pasir yang dilakukan masuk kedalam rongga pori yang

menyebabkan tanah terkonsolidasi lebih cepat.

3. Hubungan Persentase Pasir dengan Nilai Cr (LIR 1 dan 0,5)

Dari data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata Cr pada sampel (LIR 1) a sebesar

0,1403, sampel b sebesar 0,1183, dan sampel c sebesar 0,1060. Hubungan grafik

[image:47.612.172.504.340.453.2]

antara persentase pasir dengan nilai Cr adalah sebagai berikut :

Tabel 4.22 Nil ai Rat a-r at a Cr dan Per sent ase Pasir LIR 1

Sampel Cr Persentase pasir (%)

A 0,1403 5

B 0,1183 10

(48)

88

Gambar 4.6 Variasi Hubungan Persentase Pasir dengan Cr LIR 1

Dari data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata Cr pada sampel (LIR 0,5) a sebesar

0,2073, sampel b sebesar 0,1877, dan sampel c sebesar 0,1687. Hubungan grafik

antara persentase pasir dengan nilai Cr adalah sebagai berikut :

Tabel 4.23 Nilai Rata-rata Cr dan Persentase Pasir LIR 0,5

Sampel Cr Persentase pasir (%)

A 0,2073 5

B 0,1877 10

[image:48.612.172.517.77.349.2]
(49)

89

Gambar 4.7 Variasi Hubungan Persentase Pasir dengan Cr LIR 0,5

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa terjadinya kemampumampatan tanah

kembali atau recompresiion index (Cr) pada setiap persentase. Hal ini terjadi

seperti indeks pemampatan atau indeks kompresi (Cc) akibat persentase yang

berbeda-beda. Dari data diatas kita bias mengamati bahwa terjadi pemampatan

tanah kembali, dimana pemampatan kembali berbanding lurus dengan pemapatan

tanah. Dari ketiga sampel tanah subtisusi pasir 5%, 10%, 15%, semakin tinggi

presentase pasir maka kemapumampatan tanah lebih rendah.

F. Analisa Hasil Pengujian Hubungan Pola Penurunan Tanah Organik

Terhadap Beban LIR Yang Disubtitusi Material Bergradasi Kasar (Pasir)

Hasil penelitian hubungan pola penurunan yang terjadi pada tanah organik yang

disubtitusi material bergradasi kasar (pasir) yang dilakukan di laboratorium

(50)

90

pembebanan LIR 1 dengan tekanan 0,025 kg/cm² (500 gr), 0,05 kg/cm² (1000 gr),

0,1 kg/cm² (2000 gr), 0,2 kg/cm² (4000 gr) dan LIR 0,5 dengan tekanan 0,025

kg/cm² (500 gr), 0,0325 kg/cm² (750 gr), 0,0563 kg/cm² (1125 gr), 0,0934 kg/cm²

(1867,5 gr), 0,1266 kg/cm² (2531,25 gr) dapat dilihat pada hubungan grafik

antara angka pori dengan p’ (skala log) .

1. Sampel A LIR 1

Terdiri dari 3 sampel yang disubtitusi pasir dengan persentase campuran 5 %.

Hubungan grafik antara angka pori dengan p’ (skala log) pada sampel a dapat

dilihat pada gambar di bawah ini .

Gambar 4.8 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log)

[image:50.612.172.474.349.575.2]

Sampel A1 (LIR 1)

(51)

91

Sampel A2 (LIR 1)

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel A3 (LIR 1)

Dari sampel A1, A2, A3 dapat dilihat nilai indeks pemampatan atau besaran

penurunan (Cc) serta pemampatan kembali atau recompression index (Cr)

diperoleh hasil yang cukup berbeda. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai

rata-rata Cc dan Cr sebesar 1,9843 dan 0,1403. Faktor ketelitian dan koreksi alat

yang berbeda-beda menyebabkan terjadinya perbedaan pada setiap sampel.

2. Sampel B LIR 1

Terdiri dari 3 sampel yang disubtitusi pasir dengan persentase campuran 10 %.

Hubungan grafik antara angka pori dengan p’ (skala log) pada sampel b dapat

[image:51.612.173.473.113.335.2]
(52)
[image:52.612.180.478.78.293.2]

92

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log)

Sampel B1 (LIR 1)

Gambar 4.12 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log)

(53)

93

Gambar 4.13 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log)

Sampel B3 (LIR 1)

Dari sampel B1, B2, B3 dapat dilihat nilai indeks pemampatan atau besaran

penurunan (Cc) serta pemampatan kembali atau recompression index (Cr)

diperoleh hasil yang cukup kecil dibandingkan sampel A, hal ini dikarenakan

proses masukya pasir ke dalam rongga pori dalam tanah, sehingga prosese

konsolidasi berlangsung cepat.. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai

rata-rata Cc dan Cr sebesar 1,8563 dan 0,1183.

3. Sampel C LIR 1

Terdiri dari 3 sampel yang disubtitusi pasir dengan persentase campuran 15 %.

Hubungan grafik antara angka pori dengan p’ (skala log) pada sampel b dapat

(54)

94

Gambar 4.14 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel C1 (LIR 1)

Gambar 4.15 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala

[image:54.612.203.499.78.297.2] [image:54.612.199.497.389.614.2]
(55)

95

Gambar 4.16 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) sampel C3 (LIR 1)

Dari grafik pada tiap sampel dapat dilihat perbedaan indeks pemampatan atau

indeks kompresi (Cc) dan recompression index (Cr) yang berbeda-beda pada

setiap masing-masing sampel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan

data-data yang telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pada campuran

persentase pasir pada sampel A yaitu sebesar 5 % didapatkan hasil Cv 0,4667

cm²/det lebih rendah dari sampel B dan C.

Dari hasil grafik Cc menunjukkan perbedaan pola penurunan indeks pemampatan

atau indeks kompresi (Cc) dan recompression index (Cr) yang berbeda-beda pada

setiap masing-masing sampel. Pada sampel A besarnya Cc dan Cr lebih tinggi

dibandingkan dengan sampel B dan C. Hal ini disebabkan karena subtitusi pasir

yang tinggi sangat mempengaruhi pemampatan yang terjadi sehingga proses

besaran penurunan terjadi rendah dan waktu yang cepat dibandingkan dengan

[image:55.612.202.500.78.305.2]
(56)

96

4. Sampel A LIR 0,5

Terdiri dari 3 sampel yang disubtitusi pasir dengan persentase campuran 5 %.

Hubungan grafik antara angka pori dengan p’ (skala log) pada sampel a dapat

dilihat pada gambar di bawah ini .

(57)

97

Gambar 4.18 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel A2 (LIR 0,5)

Gambar 4.19 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel A3 (LIR 0,5)

Dari sampel A1, A2, A3 pada LIR 0,5 dapat dilihat nilai indeks pemampatan atau

[image:57.612.174.472.77.297.2] [image:57.612.175.470.371.595.2]
(58)

98

diperoleh hasil yang berbeda beda, grafik cenderung lebih berdekatan dan hampir

sama dikarenakan variasi pembebanan yang digunakan untuk pengujian

digunakan beban lebih kecil dibanding pengujian pada sampel LIR 1.

5. Sampel B LIR 0,5

Terdiri dari 3 sampel yang disubtitusi pasir dengan persentase campuran 10 %.

Hubungan grafik antara angka pori dengan p’ (skala log) pada sampel a dapat

[image:58.612.174.471.294.509.2]

dilihat pada gambar di bawah ini .

(59)
[image:59.612.175.471.78.294.2] [image:59.612.175.472.354.568.2]

99

Gambar 4.21 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel B2 (LIR 0,5)

Gambar 4.22 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel B3 (LIR 0,5)

Dari sampel B1, B2, B3 pada LIR 0,5 dapat dilihat grafik cenderung lebih

mempunyai jarak dibandingkan dengan sampel A, campuran pasir pada sampel ini

(60)

100

digunakan sangat berpengaruh pada pengujian LIR 0,5 karena proses pembebanan

yang digunakan dari beban yang kecil ke beban yang lebih besar sehingga tanah

mengalami proses pemampatan yang cukup rendah. Karakteristik tanah organic

yang memiliki plastisitas rendah juga mempengaruhi proses pemampatan kembali

tanah.

6. Sampel C LIR 0,5

Terdiri dari 3 sampel yang disubtitusi pasir dengan persentase campuran 15 %.

Hubungan grafik antara angka pori dengan p’ (skala log) pada sampel C dapat

dilihat pada gambar di bawah ini .

[image:60.612.172.472.338.550.2]

(61)
[image:61.612.176.474.357.575.2]

101

Gambar 4.24 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel C2 (LIR 0,5)

Gambar 4.25 Grafik Hubungan Angka Pori (e) dengan P’(Skala Log) Sampel C3 (LIR 0,5)

Dari grafik pada sampel a,b dan c pada LIR 0,5 dapat dilihat perbedaan pola

penurunan indeks pemampatan atau indeks kompresi (Cc) dan recompression

(62)

102

LIR 1 dan LIR 0,5 ini tidak begitu mengalami hasil yang berbeda namun dapat

dilihat suatu perbedaan dihasil pengujian LIR 0,5 cenderung mengalami besaran

dan lamanya waktu penurunan yang cukup rendah dibandingkan dengan LIR 1 hal

ini dapat diasumsikan bahwa dari proses cara pengujian yang berbeda, pada LIR 1

sampel uji dibebani secara bertahap sedangkan pada LIR 0,5 untuk proses

pembebanan tidak langsung bertahap melainkan variasi pembebanan yang

digunakan dari interval beban yang lebih kecil. Proses pembebanan bertahap

dengan pembebanan tidak bertahap sangat berpengaruh pada suatu jenis tanah

pada penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari sampel a, sampel b, dan sampel c,

pada sampel a memiliki nilai Cc dan Cr lebih tinggi dibandingkan dengan sampel

b dan sampel c. Hal ini disebabkan karena subtitusi pasir yang rendah sangat

mempengaruhi pemampatan yang terjadi sehingga terjadinya proses konsolidasi

yang lebih lama dibandingkan dengan campuran subtitusi pasir yang tinggi. Hal

itu dikarenakan proses konsolidasi yang cepat terdapat pada campuran subtitusi

pasir yang tinggi dan untuk besaran penurunan yang rendah juga terjadi pada

presentase pasir yang tinggi. Pada penelitian ini dapat ditarik suatu asumsi bahwa

campuran subtitusi pasir yang tinggi sangat berpengaruh untuk suatu pola

penurunan tanah atau besaran penurunan dan lamanya penurunan suatu jenis tanah

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Adha, Idharmahadi. 1992. Penuntun Praktikum Mekanika Tanah.

Bowles. J. E. 1989. Sifat – sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta, 302 Halaman.

Craig, R. F. 1991. Mekanika Tanah. Erlangga. Jakarta.

Das, B. M. Endah Noor, B. Mochtar. 1985. Mekanika tanah. (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid I. Penerbit Erlangga. Surabaya.

Das, B. M. 1993. Mekanika Tanah. (Prinsip – prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid I Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dhowian, A,W and T.B. Edil (1980). ” Consolidation Behaviour of Peat”. Geatechnical Testing Journal, Vol.3. No. 3. pp 105-144

Hardiatmo, Hary Christady. 1992. Mekanika Tanah Jilid I. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Hardiyatmo, Hary Christady. 1996. Teknik Fondasi I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

(64)

http://primurlib.net/show_detail/39517/dasar-dasar-ilmu-tanah-henry-d-foth-penerjemah-soenartono-adisoemarto

https://www.google.com/#q=pengertian+tanah+verhoef+1994.digilib.unila.ac.id/5 04/7/BAB%20II.pdf-Tinjauan Pustaka Pengertian Tanah

http://www.sipil.itm.ac.id/content/download.php?page=download&id=70.

Luther Mulya. 2014. Studi karakteristik kuat geser pada jenus tanah lunak dengan menggunakan alat vane shear. Skripsi Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

Noor, E. M., 1997, Perbedaan Perilaku Teknis Tanah Lempung dan Tanah Gambut (peat soil), Jurnal Geoteknik. Volume, III. Bandung.

Sutedjo, M. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara Jakarta.

Terzaghi, K., Peck, R. B. 1987. Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gambar

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Analisis Saringan
Tabel 4.5 Hasil Uji Kadar Organik
Tabel 4.6 Hasil Uji Kadar Abu
Tabel 4.8  Hasil Perhitungan T90 Pada LIR = 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN MULSA TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH SERTA PRODUKSI BUNGA MAWAR (Rose baybrida). PADA ANDOSOL (Typic Hapladand)

Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitanya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah serta bahan organik

Penerapan sistem pertanian organik belum mampu memperbaiki karakteristik sifat kimia tanah yaitu pH tanah, C-organik tanah, N-total tanah, dan P-tersedia tanah masih memiliki

Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang selanjutnya berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Salah

Sifat-sifat fisik tanah seperti bobot isi, porositas, infiltrasi, permeabilitas serta sifat-sifat kimia tanah seperti bahan organik dan pH tanah mengalami perbaikan seiring

Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukupbaik karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah yang kurang subur seperti

Untuk mengetahui pengaruh pemupukan organik, semi organik dan anorganik terhadap perubahan sifat fisik (berat volume tanah dan permeabilitas) dan sifat kimia

Penggunaan bahan organik ke dalam tanah diyakini dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sedangkan pemakaian pupuk anorganik dapat merusak sifat-sifat tanah