1 S K R I P S I
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
MERY PANJAITAN 070503097
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan
judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua
sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Maret 2011 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih
dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku Dosen Penguji I dan Bapak Iskandar Muda, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji II, atas segala saran dan masukan
yang telah diberikan.
5. Orang tua penulis, Ayahanda Sanga Panjaitan dan Ibunda Sonta br
Nainggolan yang telah memberikan doa dan dukungan yang tulus baik moril maupun materil selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
6. Buat keluarga Abang Ferry/ Eda dan ponakanku Saut dan Elisabeth,
keluarga Abang Hotler / Eda dan ponakanku Alex dan Rafael, keluarga Kakak Friska / Abg samosir dan ponakanku Nadine, keluarga kakak
Sondang / Abg Pangaribuan dan ponakanku Gabriel dan abangku Pandapotan.
Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat
dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan yang Maha Esa menyertai kita semua.Amin.
Medan, 16 Maret 2011 Penulis,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial,dan kepemilikan institusional secara bersama-sama terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2009.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2009. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan yang go public diperoleh 9 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder.
Penelitian ini menganalisis pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial,dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang karena Fhitung < Ftabel (2,050 <3,23)
dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,122>0,05.
ABSTRACT
The objective of this research is to know the simultaneous influence between free cash flow, managerial ownership, and institutional ownership to debt policy of food and beverages companies that listed in Indonesian Stock Exchange since 2005 up to 2009.
This research is classified as causal research and replication of former research. Population of this research are food and beverages firms on Indonesian Stock Exchange during the period of 2005 to 2009. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 19 food and beverages firms, 9 are used as the samples of this research. The used data of this research is secondary data.
This research has analyzed the influence between free cash flow, managerial ownership and institutional ownership to debt policy. The used statistic method is linear duoble regression with assumption classic test for the first.
The result of this research shows that free cash flow, managerial ownership and institutional ownership didn’t have simultaneous significant effect to debt policy because Fcount < Ftable ( 2,050 < 3,23 ) and significancy value more
than 0,05 as 0,122 > 0,05.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN...i
KATA PENGANTAR ...ii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ...v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Rumusan Masalah Penelitian ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
A. Kebijakan Hutang ...6
1. Definisi dan Pengklasifikasian Hutang...6
2. Kebijakan Hutang ...7
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang...8
1. Struktur Kepemilikan ...8
a. Kepemilikan Manajerial...8
b. Kepemilikan Institusional ...10
2. Free Cash Flow ...10
C. Teori Keagenan ...11
1. Agency Theory ...11
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...12
E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis penelitian ...14
1. Kerangka Konseptual ...14
2. Hipotesis penelitian ...17
BAB III METODE PENELITIAN ………18
A. Desain Penelitian ………18
C. Jenis dan Sumber Data ………20
D. Metode Pengumpulan Data ………20
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….20
F. Metode Analisis Data ...23
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...28
A. Data Penelitian ...28
B. Analisis Hasil Penelitian ...28
1. Analisis Statistik Deskriptif ...28
2. Uji Asumsi Klasik ………..30
a. Uji Normalitas ………30
b. Uji Multikolonieritas ………..34
c. Uji Heteroskedasitas ………...34
d. Uji Autokorelasi ……….36
3. Analisis Regresi ………...37
a. Persamaan Regresi ………..37
b. Pengujian Hipotesis ………39
C. Pembahasan Hasil Penelitian ………...42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...45
A. Kesimpulan ...45
B. Keterbatasan ...46
C. Saran ...46
DAFTAR PUSTAKA ...48
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 13
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 19
Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel………23
Tabel 4.1 Descriptive statistic ... 29
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 31
Tabel 4.3 Coefficients ... 34
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin Watson ...36
Tabel 4.5 Coefficientsa ... 38
Tabel 4.6 Coefficientsa ... 39
Tabel 4.7 ANOVAb ... 40
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 15
Gambar 4.1 Regression Standardized Residual ... 32
Gambar 4.2 Observed Cum Prob ... 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Data Penelitian...50
Lampiran ii Descriptive...54
Lampiran iii Regression ...54
Lampiran iv Multikolonieritas ...56
Lampiran v One Sample Kolmogorov Smirnov Test ...57
Lampiran vi Autokorelasi ...57
Lampiran vii Normalitas ...58
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial,dan kepemilikan institusional secara bersama-sama terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2009.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2009. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan yang go public diperoleh 9 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder.
Penelitian ini menganalisis pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial,dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang karena Fhitung < Ftabel (2,050 <3,23)
dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,122>0,05.
ABSTRACT
The objective of this research is to know the simultaneous influence between free cash flow, managerial ownership, and institutional ownership to debt policy of food and beverages companies that listed in Indonesian Stock Exchange since 2005 up to 2009.
This research is classified as causal research and replication of former research. Population of this research are food and beverages firms on Indonesian Stock Exchange during the period of 2005 to 2009. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 19 food and beverages firms, 9 are used as the samples of this research. The used data of this research is secondary data.
This research has analyzed the influence between free cash flow, managerial ownership and institutional ownership to debt policy. The used statistic method is linear duoble regression with assumption classic test for the first.
The result of this research shows that free cash flow, managerial ownership and institutional ownership didn’t have simultaneous significant effect to debt policy because Fcount < Ftable ( 2,050 < 3,23 ) and significancy value more
than 0,05 as 0,122 > 0,05.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global. Akan tetapi dalam
perjalanannya, dunia usaha mengalami berbagai hambatan, salah satunya adalah masalah pendanaan. Oleh karena itu, disini manager diberi kepercayaan oleh para
pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaannya. Dalam menjalankan perusahaannya, manajer dalam mengambil keputusan pendanaan harus teliti secara sifat dan biaya dari sumber yang dipilih. Hal ini karena
masing-masing sumber pendanaan mempunyai konsekuensi financial yang berbeda-beda. Masalah keputusan pendanaan akan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik
yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (external ) yang sangat mempengaruhi nilai perusahaan.
Keputusan pendanaan keuangan perusahaan juga akan sangat menentukan
kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya.Sumber dana perusahaan berasal dari dana internal maupun eksternal perusahaan. Sumber dana
perusahaan berasal dari internal berasal dari laba ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambilan bagian dalam perusahaan. Perusahaan cenderung lebih menyukai
hutang memiliki biaya berupa tingkat bunga yang harus dibayarkan yang dapat mengurangi laba perusahaan yang kemudian akan mengurangi jumlah pajak yang
harus dibayarkan kepada pemerintah. Namun, pada titik tertentu hutang justru akan menimbulkan risiko yaitu pada saat perusahaan berhutang lebih tinggi dari
aktiva yang menjamin hutang tersebut, sehingga perusahaan tidak akan likuid dan terancam mengalami kesulitan keuangan.
Teori keagenan menerangkan bahwa kepentingan manajemen seringkali
bertentangan dengan kepentingan pemegang saham sehingga akan menimbulkan konflik diantaranya. Hal tersebut terjadi karena manajer cenderung berusaha
mengutamakan kepentingan pribadi dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham.Sedangkan pemegang saham tidak suka jika manajer mengutamakan kepentingan pribadinya karena hal tersebut akan menambah cost
bagi perusahaan sehingga akan mengurangi keuntungan yang diterima oleh pemegang saham. Akibat dari perbedaan kepentingan inilah maka terjadi konflik
yang sering disebut agency conflict yang menimbulkan agency cost .
Agency cost dari sisi pemegang saham dapat dikurangi dengan cara
melibatkan pihak ketiga (debtholders) yang masuk melalui kebijakan hutang.
Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen disamping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow
yang ada didalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan dilakukan oleh manajemen karena adanya pembayaran kembali bunga dan pokok pinjaman. Hal ini dapat membuat manajemen lebih disiplin sehingga penggunaan
Saham yang dijual perusahaan dapat dimiliki oleh pihak manajemen ataupun di luar manajemen. Kepemilikan manajerial merupakan persentase
kepemilikan saham oleh pihak manajerial. Kepemilikan manajerial akan dapat mensejajarkan kepentingan manajemen den pemegang saham sehingga manajer
akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian jika keputusan yang diambil salah terutama pada pengambilan keputusan mengenai utang. Kepemilikan institutional merupakan
persentase kepemilikan saham oleh investor-investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun berupa kepemilikan
lembaga dan perusahaan-perusahaan lain. Dengan peningkatan mekanisme pengawasan dalam perusahaan yaitu dengan mengaktifkan monitoring melalui investor-investor institutional dapat mengurangi agency cost. Dengan adanya
kepemilikan institutional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh (Tarjo, 2002) tentang analisa free cash flow dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang pada perusahaan mempublik di Indonesia.Penelitian
tersebut menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang, sedangkan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif. (Shelly, 2009)
tentang pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverages di BEI. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. (Nurhayati,
hutang. Sedangkan Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijkan hutang. Berdasarkan uraian sebelumnya menunjukkan adanya
ketidakkonsistenan hasil yang diperoleh, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada pengaruh free
cash flow,kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap hutang..
Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah penelitian untuk menguji faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah data yang digunakan sebagai sampel dan penggunaan tahun dalam menguji dampak yang
ditimbulkan dari adanya struktur kepemilikan dan free cash flow terhadap kebijakan utang. Dalam hal ini penulis mengambil sampel perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai dengan
tahun 2009, dimana perusahaan food and beverages tersebut masih termasuk dalam kategori perusahaan manufaktur. Perusahaan food and beverages cukup
menarik untuk dijadikan obyek penelitian karena saham-sahamnya yang stabil dan penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun. Penjualan yang meningkat dikarenakan perusahaan food and beverages lebih stabil dan tidak mudah
terpengaruh oleh musim ataupun perubahan kondisi perekonomian karena dalam keadaan apapun orang akan tetap mengkonsumsi makanan ataupun minuman
sehat sebagai kebutuhan dasar sehingga diharapkan penelitian ini dapat memperbarui penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan
Hutang pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka
masalah yang muncul dapat dirumuskan dengan: Apakah Free cash flow, Kepemilikan Manajerial dan kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan hutang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah free cash flow, kepemilikan manajerial,dan kepemilikan institusional berpengaruh secara
bersama-sama terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di bursa efek indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengambil tindakan antisipasi
terhadap agency conflict dengan melakukan kebijakan hutang dalam perusahaan.
2. Memperluas wawasan penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan utang perusahaan.
3. Sebagai bahan referensi dan sumber informasi bagi pembaca dan pihak-pihak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Hutang
1. Definisi Hutang dan Pengklasifikasian hutang
Semua perusahaan baik kecil maupun perusahaan yang besar mempunyai hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang
akan datang (Jusuf, 2001). Menurut Nurwahyudi dan Mardiyah (2004) bahwa “Hutang adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan perusahaan di masa yang akan datang karena tindakan atau transaksi sebelumnya.” Pengorbanan
ekonomi dapat berbentuk uang,aktiva,jasa-jasa atau dilakukannya pekerjaan tertentu. Hutang mengakibatkan adanya ikatan yang memberikan hak kepada
kreditur untuk mengklain aktiva perusahaan.
Untuk tujuan pelaporan hutang diklasifikasikan menjadi dua jenis utama
yaitu hutang lancar dan hutang tidak lancar (Stice, 2004). Hutang lancar merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun dalam siklus operasi normal perusahaan.Selain itu, hutang lancar biasanya dibayar dengan
aktiva lancar. Jika hutang yang telah diklasifikasikan sebagai tidak lancar akan jatuh tempo di tahun depan, maka kewajiban tersebut harus dilaporkan sebagai
penyerahan aktiva tidak lancar yang telah diakumulasikan untuk tujuan pelunasan
kewajiban.
Perbedaan antara kewajiban lancar dan tidak lancar adalah hal penting karena berpengaruh terhadap rasio lancar perusahaan, dimana rasio lancar ini
menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancarnya (Stice, 2004).
2. Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang mempunyai pengaruh pendisiplinan perilaku manajer. Hutang akan mengurangi konflik agensi dan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan hutang meningkatkan leverage sehingga meningkatkan kemungkinan
kesulitan kesulitan keuangan atau kebangkrutan. Kekhawatiran kebangkrutan mendorong manajer agar efisien, sehingga memperbaiki biaya agensi. Hutang
memaksa perusahaan membayar pokok hutang dan bunga sehingga mengurangi free cash flow dan menurunkan insentif manajer untuk berperilaku memuaskan
diri sendiri. Haris dan Raviv (1991) menyimpulkan berdasarkan bukti empirisnya
yang menunjukkan konsistensi teori bahwa hutang dapat menurunkan konflik agensi dan meningkatkan nilai perusahaan. Namun, hutang meningkatkan biaya
marginal. Tambahan dana hutang menyebabkan pemegang saham terpaksa menerima proyek yang lebih beresiko (Jensen dan Meckling, 1976; Crutchley dan Hansen, 1989). Alasannya jika proyek berhasil, kepentingan kreditur
menanggung biaya resiko yang meningkat, karena pemegang saham memiliki kewajiban terbatas. Kreditur mengantisipasi resiko ini dengan memindahkan
resiko kepada pemegang sahammelaui peningkatan biaya hutang.
Kebjakan hutang diukur menggunakan rasio hutang terhadap aktiva yang
mencerminkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang untuk membayar hutang (Horngren et al., 1999).Oleh karena itu semakin rendah DEBT maka semakin tinggi kemampuannya untuk membayar seluruh
kewajibannya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
1. Struktur Kepemilikan
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Isrina Damayanti, 2006). Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh
manajer. Karena hal ini merupakan informasi pentingbagi pengguna laporan keuangan maka informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan. Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Dalam kerangka agency theory, hubungan antara manajer dan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dan
principal.Agent diberi mandat oleh principal untuk menjalankan bisnis demi
principal. Keputusan bisnis yang diambil manajer adalah keputusan untuk
mamaksimalkan sumber daya (utilitas) perusahaan. Suatu ancaman bagi
pemegang saham jikalau manajer bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Dalam konteks ini masing-masing pihak
memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Inilah yang menjadi masalah dasar dalam agency theory yaitu adanya konflik kepentingan. Pemegang saham dan manajer
masing-masing berkepentingan untuk mamaksimalkan tujuannya. Masing-masing
pihak memiliki risiko terkait dengan fungsinya, manajer memiliki resiko untuk tidak ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya, sementara
pemegang saham memiliki resiko kehilangan modalnya jika salah memilih manajer.
Kondisi ini merupakan konsekuensi adanya pemisahan fungsi pengelolaan
dengan fungsi kepemilikan. Situasi tersebut di atas tentunya akan berbeda, jika kondisinya manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham atau pemegang
saham juga sekaligus manajer atau disebut juga kondisi perusahaan dengan kepemilikan manajerial. Keputusan dan aktivitas di perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya dengan
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institutional merupakan persentase kepemilikan saham oleh
investor-investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun berupa kepemilikan lembaga dan perusahaan-perusahaan lain
(Isrina Damayanti, 2006). Kepemilikan saham institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya ntuk
memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan saham institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi
kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen. Hal ini berarti semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh investor institutional akan menyebabkan usaha monitoring menjadi
semakin efektif karena dapat mengendalikan perilaku opportunistik yang dilakukan oleh para manajer. Tindakan monitoring tesebut akan mengurangi biaya
keagenan karena memungkinkan perusahaan menggunakan tingkat utang yang lebih rendah.
2. Free Cash Flow
Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang
dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap ( Ross et al., 2000). Aliran
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Free cash flow yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk
yang bukan untuk kepentingan pemegang saham. Dengan kata lain, para manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk
konsumsi dan perilaku opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau menangggung risiko dari
biaya yang dikeluarkan.
Dengan adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga
akan menikmati kontrol yang lebih atas tim manajemennya misalnya, jika perusahaan menerbitkan hutang baru dan menggunakan hasilnya untuk membeli kembali saham biasa yang terutang maka manajemen wajib membayar tunai untuk
menutupi utang ini, secara simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada manajemen untuk dipermainkan. Dengan adanya hutang ini, manajemen akan
bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga akan mengurangi biaya agensi arus kas bebas.
C. Teori Keagenan
1. Agency Theory
Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu hubungan
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Dalam teori agensi, principal(pemilik) dan agent (manajer) mempunyai kepentingan
yang berbeda. Manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan tidak berdasar memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan
pendanaan. Hal ini terjadi karena adanya pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan. Pemisahan inilah yang menimbulkan konflik agensi.
Teori agensi terfokus pada dua individu, yaitu principal dan agent.
Principal adalah pemegang saham dan agent adalah manajemen yang mengelola
perusahaan. Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen sering
kali bertentangan dengan kepentingan pemegang saham, sehingga sering terjadi konflik di antaranya (Tarjo, 2002). Konflik tersebut terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang saham sering
kali tidak menyukai kepentingan pribadi manajer, karena hal tersebut akan menambah cost bagi perusahaan sehingga menurunkan keuntungan yang diterima.
Akibat dari perbedaan kepentingan itulah maka terjadi konflik yang biasa disebut konflik agensi.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel
Penelitian
Hasil penelitian
1. Shelly (2009) Pengaruh Free Cash Flow terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Food and Beverages di BEI
Variabel independen adalah Free Cash flow. Sedangkan Variabel dependen adalah Kebijakan Hutang
Free Cash Flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang.
2 Tarjo (2002) Analisa Free Cash
Flow dan
Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia. Variabel Independen adalah Free Cash Flow dan kepemilikan Manajerial. Sedangkan variabel dependen adalah Kebijakan Hutang
Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Sedangkan Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijkan hutang
E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel adalah
konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Sedangkan dalam penelitian ini, Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2003). Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti
(Sugiyono, 2007).
Dari berbagai kerangka teori diatas menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang, akan tetapi dalam penelitian ini
akan di lihat tiga variabel yang dianggap cukup penting dan cukup dominan yang mempengaruhi kebijakan hutang. Adapun tiga variabel itu adalah free cash
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan hutang
H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Hutang merupakan suatu mekanisme lain yang bisa digunakan untuk mengurangi
atau mengontrol konflik keagenan. Jensen (1986), berpendapat bahwa dengan utang maka perusahaan harus melakukan pembayaran periodic atas bunga dan principal. Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer untuk menggunakan aliran
kas bebas atau free cash flow. Free cash flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak
digunakan untuk operasi atau investasi. Pemegang saham menginginkan kelebihan dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan manajer berkeinginan menggunakan kelebihan dana yang ada
Debt
(Y)
Free Cash Flow
(X1)
Kepemilikan Manajerial (X2)
[image:30.595.139.511.172.455.2]untuk investasi pada proyek-proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan menambah insentif bagi manajer. Para manajer mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh
dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung risiko dari biaya yang dikeluarkan tersebut. Dengan kata lain manajer lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Dengan adanya utang dapat digunakan untuk mengendalikan
penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manajer. Dengan demikian dapat menghindari investasi yang sia-sia karena ketika utang meningkat maka manajer
harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya secara periodik, sehingga dana yang tersisa menjadi kecil.Jadi free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Kepemilikan Manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan. Jadi jika tingkat kepemilikan manajerialnya tinggi maka akan mengurangi tingkat penggunaan hutang. Sebaliknya jika tingkat kepemilikannya rendah maka tingkat penggunaan hutangnya akan meningkat.Jadi kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Kepemilikan Institusional adalah persentase kepemilikan saham oleh
investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain.Dengan adanya kepemilikan institutional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal
dimiliki oleh investor institutional akan menyebabkan usaha monitoring menjadi semakin efektif karena dapat mengendalikan perilaku opportunistik yang
dilakukan oleh para manajer. Tindakan monitoring tesebut akan mengurangi biaya keagenan karena memungkinkan perusahaan menggunakan tingkat utang yang
lebih rendah.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang
masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah dan konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H1 : Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan klausal, berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai variabel bebas dan kebijakan hutang sebagai variabel terikat.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik keimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang
terdaftar di BEI sejak tahun 2005-2009. Sugiyono (2007) menyatakan bahwa “ sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). Adapun yang
menjadi kriteria dalam penentuan sampel adalah :
1. Perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009
3. Perusahaaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama tahun 2005-2009
Berdasarkan kriteria di atas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 9 data perusahaan emiten dengan 45 unit analisis (9 x 5 tahun).
Daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat dalam table 7.1
Tabel 3.1 Daftar Sampel
No NAMA PERUSAHAAN KODE
PERUSAHAAN
Kriteria
Sampel 1 2 3
1 Ades Alfindo Putrasetia Tbk ADES √ √ x
2 Aqua Golden Missisippi Tbk AQUA √ √ √ 1
3 Delta Djakarta Tbk DLTA √ √ √ 2
4 Indofood Indonesia Tbk INDF √ √ x
5 Mayora Indah Tbk MYOR √ √ √ 3
6
Pioneerindo Gourment International (d/h
Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk)
PTSP
√ √ x
7 Prasida Aneka Niaga Tbk PSDN √ √ x
8 Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ 4
9 Siantar Top tbk STTP √ √ √ 5
10 Sinar Mas Agro Resources and Technology Corporation Tbk
SMART
√ √ x
11 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA √ √ x
12
Ultra Jaya Milk Industry and Trading
Company Tbk
ULTJ
√ √ √ 6
13 Sierad produce Tbk SIPD √ √ x
14 Tiga Pilar Sejahtera Tbk AISA √ √ √ 7
15 Cahaya Kalbar Tbk CEKA √ √ x
16 Davomas Abadi Tbk DAVO √ √ x
17 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI √ √ √ 8
18 Fast Food Indonesia Tbk FAST √ √ √ 9
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data
yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI. Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari 95 perusahaan Food and Beverages (section) selama periode waktu 5 tahun (series) yaitu tahun 2005
sampai dengan tahun 2009.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dengan
komputer yaitu teknik pengumpulan data-data atas kejadian historis yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data dengan format elektronik. Data yang dikumpul adalah data yang berkenaan dengan objek yang diteliti yang diperoleh
dari Indonesian Stock Exchange (IDX). Peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan cara pengkajian dan pendalaman literatur-literatur, seperti
buku, jurnal dan laporan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti guna memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data yang diperoleh dari penelusuran internet.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Independen
Variabel independen menurut Erlina dan Mulyani (2007) adalah “variabel yang
dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu a. Free Cash Flow
Free Cash Flow merupakan kelebihan yang digunakan untuk mendanai
semua proyek yang memiliki net present value positif. Free Cash Flow dalam penelitian kali ini dipakai sebagai variabel bebas. Free Cash Flow diukur merujuk
pada (Ross et.al, 2000) yang digunakan oleh Rosdini (2009)dalam penelitiannya adalah dengan persamaan sebagai berikut:
Free Cash Flow =
Keterangan :
CFO (Cash flow operations) = Nilai bersih kenaikan/penurunan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan
NCE ( Net Capital expenditure)= nilai perolehan aktiva tetap akhir dikurangi nilai perolehan aktiva tetap awal
Changes in working capital = Modal kerja akhir tahun dikurangi modal kerja awal tahun
b. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial menggunakan dummy untuk menunjukkan adanya kepemilikkan manajerial. Kecenderungan bahwa data bersifat binomial (ada atau
yang dilakukan oleh Aditya Oktavianto (2009).Perusahaan yang memiliki kepemilikkan manajerial bernilai 1(satu), sedangkan perusahaan yang tidak
memiliki kepemilikkan manajerial bernilai 0 (nol). Variable ini diberi symbol MOWN.
c. Kepemilikan institusional.
Kepemilikan institutional diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham oleh investor institusi seperti perusahaan asuransi, bank, maupun
kepemilikan lembaga dan perusahaan-perusahaan lain. Variabel ini diberi simbol INST.
INST
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen.Variabel Dependen dalam penelitian ini menggunakan DEBT Ratio. Kebjakan hutang diukur menggunakan rasio hutang terhadap aktiva yang
mencerminkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang untuk membayar hutang (Horngren et al., 1999).Oleh karena itu semakin rendah
DEBT maka semakin tinggi kemampuannya untuk membayar seluruh kewajibannya.
Tabel 3.2
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi operasional Pengukuran Skala Debt (Y) rasio hutang terhadap
aktiva yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang untuk membayar hutang
Total Kewajiban pertotal aktiva perusahaan
Rasio
Free cash flow(X1)
Kas lebih yang dimiliki perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap
Nilai bersih
kenaikan/penurunan arus kas dari aktivitas
perusahaan dikurang dengan jumlah dari nilai perolehan aktiva tetap akhir dikurangi nilai perolehan aktiva tetap awal dengan perubahan modal kerja
Rasio
Kepemilikan Manajerial (X2)
Kepemilikan saham oleh pihak manajerial
perusahaan (direktur dan komisaris)
Dummy variabel (ada atau tidak ada)
Nominal
Kepemilikan Institusional (X3)
Kepemilikan saham oleh pihak institusional (bank, investor)
Jumlah kepemilkan saham institusional per jumlah saham yang beredar
Rasio
F. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian
asumsi klasik tersebut meliputi :
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2005) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
melihat normalitas data dapat diklakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen (Erlina, 2008). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya
independen antara yang satu dengan yang lainnya. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dan korelasi di
antara variabel independen. Jika nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independen.
c. Uji Heteroskedasitas
Menurut (Ghozali, 2005) uji heteroskedasitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedasitas adalah
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heteroskedasitas.
d. Uji Autokorelasi
Pada data time series sering ditemukan adanya masalah autokorelasi. Menurut (Ghozali, 2005) uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.
Analisis regresi ini digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan hubungan antara dua variabel dengan membuat sebuah asumsi ke dalam suatu bentuk fungsi tertentu. Dimana varibel dependen dapat diprediksikan melalui variabel
apakah naik atau turunnya variabel dipenden dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan variabel independen.
Dalam penelitian ini terdapat tiga varibel independen, yaitu free cash flow, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan satu variabel dependen,
yaitu debt ratio, maka yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi berganda.
Persamaan umum regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 +b2X2+b3X3+ e
Dimana :
Y = Kebijakan Hutang(debt)
X 1 = free cash flow
X2 = kepemilikan manajerial
X3 = kepemilikan institusional a = konstanta
b 1 = angka arah (koefisien regresi) variabel FCF
b2 = koefisien regresi variabel MOWN b3 = koefisien regresi INST
e = error a. Uji Parsial ( t-test)
Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variable
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2005). Kriteria yang digunakan dalam menerima atau
1). H1 diterima apabila t-hitung > t-tabel, pada α = 5% dan nilai p-value < level of significant sebesar 0,05.
2). H1 ditolak apabila t-hitung < t-tabel, pada α = 5% dan nilai p-value > level of significant sebesar 0,05
b. Uji Simultan (F-test)
Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel u independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :
1). H1 diterima apabila F-hitung > F-tabel, pada α = 5% dan nilai p-value < level of significant sebesar 0,05
2). H1 ditolak apabila F-hitung < F-tabel, pada α = 5% dan nilai pvalue >
level of significant sebesar 0,05. c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variable independen (Ghozali, 2005). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square. Jika nilai R Square dikatakan baik jika di
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18 for windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan
variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, didapat 9 perusahaan food and beverages yang memenuhi
kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2009.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai
rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan
Directory berupa data keuangan sampel perusahaan food and beverages dari tahun
2005 sampai tahun 2009 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari free cash flow, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional sebagai variabel bebas (independent
variabel) dan debt(kebijakan hutang) sebagai variabel terikat (dependent variabel.
Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan food and beverages selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 disajikan dalam
tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai Tahun 2009
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
DEBT 45 0,21 0,89 0,4612 0,17622
FCF 45 -1,81 0,76 0,0057 0,32807
MOWN 45 0,00 1,00 0,2444 0,43461
INST 45 0,21 0,96 0,7175 0,23222
Valid N (listwise)
[image:44.595.113.501.389.548.2]45
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel free cash flow (FCF), memiliki nilai minimun negatif sedangkan variabel kepemilikan manajerial (MOWN), kepemilikan institusional(INST) dan Kebijakan Hutang (DEBT) memiliki nilai
minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
b variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 1,00 dengan rata-rata MOWN 0,2444 dengan jumlah sampel
sebanyak 45 observasi
c variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai minimum 0,21 dan nilai
maksimum 0,96 dengan rata-rata INST 0,7175 dengan jumlah sampel sebanyak 45 observasi
d variabel DEBT memiliki nilai minimum 0,21 dan nilai maksimum 0,89
dengan rata-rata DEBT 0,4612 dengan jumlah sampel sebanyak 45 observasi
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan
perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan
uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal : Data residual berdistribusi normal
Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam
1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribisi data tidak normal, 2) jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.
Tabel 4.2 Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,16432817 Most Extreme
Differences
Absolute 0,148
Positive 0,148
Negative -0,130
Kolmogorov-Smirnov Z 0,995
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,276
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,995 dan signifikansinya pada 0,276 maka disimpulkan data terdistribusi
secara normal karena p = 0,276 > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data
Gambar 4.1 Histogram
Berdasarkan gambar 4.5 terlihat bahwa grafik histogram pola distribusi
Gambar 4.2 Grafik normal P-P Plot
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal
yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot,
terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik
korelasi variabel-variabel independen. Besarnya tingkat multikolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, dan nilai Variance Inflation Factor
[image:49.595.114.521.254.503.2](VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.3 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF (Consta
nt)
0,389 0,087 4,447 0,000
FCF -0,118 0,085 -0,221 -1,398 0,170 0,852 1,174 MOWN -0,116 0,064 -0,285 -1,797 0,080 0,840 1,191 INST 0,142 0,111 0,187 1,271 0,211 0,983 1,018
a. Dependent Variable: DEBT
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tolerance FCF adalah 0,852,
MOWN 0,840,dan INST 0,983. nilai VIF dari keempat variabel independen juga lebih kecil dari 10 yaitu nilai FCF 1,174, MOWN 1,191, dan INST 1,018. maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati
[image:50.595.125.505.495.718.2]penyebaran titik-titik pada gambar.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi DEBT berdasarkan masukan variable independen FCF,
MOWN, dan INST. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data
observasi yang lain .
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah
[image:51.595.149.502.592.738.2]autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson.
Tabel 4.4
Hasil uji Durbin Watson
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 0,361a 0,130 0,067 0,17023 1,575
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 1,575. Cara menguji autokorelasi adalah dengan melihat apabila nilai Durbin Watson terletak
antara -2 sampai +2, maka tidak terjadi autokorelasi. Dari output tersebut diperoleh nilai Durbin Watson 1,575. Maka pada data tersebut tidak terjadi
autokorelasi
3. Analisis Regresi
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model
regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh FCF, MOWN,dan INST terhadap DEBT.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,389 0,087 4,447 0,000
FCF -0,118 0,085 -0,221 -1,398 0,170
MOWN -0,116 0,064 -0,285 -1,797 0,080
INST 0,142 0,111 0,187 1,271 0,211
a. Dependent Variable: DEBT
Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut DEBT = 0,389 - 0,118 FCF - 0,116 MOWN + 0,142 INST + e
Keterangan:
1) konstanta sebesar 0,389 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0, X2 = 0,dan X3 = 0) maka debt sebesar 0,389
2) β1 sebesar -0,118 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Free Cash Flow
sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan debt sebesar 0,118 dengan asumsi variabel lain tetap,
3) β2 sebesar -0,116 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan
manajerial sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan debt sebesar 0,116 dengan
asumsi variabel lain tetap,
4) β3 sebesar 0,142 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan
institusional sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan debt sebesar 0,142 dengan
b. Pengujian hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji T (T test) dan uji F (F test).
1. Uji t (t-test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil
[image:54.595.113.518.332.511.2]sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,389 0,087 4,447 0,000
FCF -0,118 0,085 -0,221 -1,398 0,170
MOWN -0,116 0,064 -0,285 -1,797 0,080
INST 0,142 0,111 0,187 1,271 0,211
a. Dependent Variable: DEBT
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel free cash
flow sebesar -1,398 dengan nilai signifikan 0,170 sedangkan ttabel adalah 2,02,
sehingga thitung < ttabel (-1,398 < 2,02), maka FCF secara individual tidak
mempengaruhi kebijakan hutang. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 yaitu 0,170> 0,05, maka H0
Kepemilikan manajerial memiliki t
diterima dan Ha ditolak, artinya FCF tidak
berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan hutang.
hitung sebesar -1,797 dengan nilai
2,02), maka kepemilikan manajerial secara individual tidak mempengaruhi kebijakan hutang. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 yaitu
0,080 > 0,05, maka H0
Besarnya t hitung untuk variabel kepemilikan institusional sebesar 1,271 sedangkan ttabel adalah 2,02, sehingga thitung < ttabel (1,271 < 2,01), maka kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang secara
individual. Signifikansi 0,211 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 yaitu 0,211 > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
diterima dan Ha ditolak, artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
2. Uji F (F-test)
Untuk melihat pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap debt secara simultan dapat dihitung dengan
[image:55.595.112.514.554.712.2]menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 0,178 3 0,059 2,050 0,122a
Residual 1,188 41 0,029
Total 1,366 44
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 2,050 dengan
tingkat signifikansi 0,122, sedangkan Ftabel sebesar 3,23 dengan signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan
earning per share secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham karena Fhitung < Ftabel
c. Analisis koefisien determinasi
(2,050< 3,23) dan sig penelitian > 0,05 yaitu 0,122 > 0,05.
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka
variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi
variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen
Tabel 4.8 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,361a 0,130 0,067 0,17023
a. Predictors: (Constant), INST, FCF, MOWN b. Dependent Variable: DEBT
Model Summary pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien (r) sebesar
0,361 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara Kebijakan Hutang(DEBT) dengan variabel independennya (FCF, MOWN, dan INST) lemah karena kurang dari 0,5. Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi
adalah 0,130. Hal ini berarti 13% variasi atau perubahan dalam debt dapat dijelaskan oleh variasi dari free cash flow, kepemilikan manajerial, dan
kepemilikan institusional sedangkan sisanya (87%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,17023 , yang mana semakin besar SEE akan membuat model
regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,067. Hal ini berarti bahwa 6,7% variasi
atau perubahan dalam kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variasi free cash flow, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional sedangkan sisanya
sebesar 93,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam
[image:57.595.162.445.116.236.2]Dari hasil uji t pada Tabel 4.7, secara parsial free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansinya
menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 yaitu 0,170>0,05. Hal ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang. Semakin tinggi free cash flow suatu perusahaan akan meningkatkan kebijakan hutang karena biasanya free cash flow menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Konflik
kepentingan ini dapat diminimalisasi dengan adanya hutang. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Shelly (2009) tetapi tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tarjo (2002) yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Alasan perbedaan
hasil penelitian ini dengan teori adalah karena sebagian besar nilai free cash flow
dari Sembilan perusahaan sampel dari perusahaan food and beverages yang diteliti adalah bernilai negatif. Artinya rata-rata perusahaan-perusahaan sampel
tidak memiliki aliran kas bebas ( free cash flow) hal ini dapat dilihat dari nilai free cash flow yang bernilai negatif. Sehingga hasil penelitian diperoleh berbeda dari
teori yang ada.
Variabel kepemilikan manajerial pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tapi tidak signifikan
terhadap kebijakan hutang dimana nilai signifikansinya yaitu 0,08 > 0,05.Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan
Variabel kepemilikan institusional pada tabel 4.7 diperoleh hasil bahwa kepemilkan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
Free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara
simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang karena
Fhitung < Ftabel (2,050 <3,23) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh Free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional
terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverages baik secara simultan maupun parsial.
1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverages
yang terdaftar di BEI.
2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
signifikan dari free cash flow,kepemilikan manajerial,kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverages.sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menggambil keputusan
yang berkaitan dengan pendanaan khususnya kebijakan berhutang,perusahaan tidak perlu menggunakan free cash flow, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional sebagai tolak ukur. B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
1. Penelitian ini hanya mengambil tiga buah variabel yaitu free cash flow,kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai variabel
independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi kebijakan hutang,
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2005-2009,
3. Sampel yang digunakan hanya perusahaan food and beverages saja.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya. 1. Bagi Perusahaan
Untuk meningkatkan kepercayaan investor serta kreditor terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan
yang baik dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor dan kreditor mengenai perkembangan perusahaan.
2. Bagi kreditor dan calon kreditor
Untuk kreditor dan calon kreditor disarankan untuk memanfaatkan informasi yang telah dipublikasikan oleh perusahaan khususnya informasi mengenai laporan
keuangan yang termasuk didalamnya laporan laba rugi dan laporan arus kas unuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan. Informasi ini akan berguna untuk kepentingan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendanaan yang
3. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memanfaatkan informasi yang
telah dipublikasikan oleh perusahaan seperti size perusahaan,kebijakan perusahaaan dan variabel lain yang mempengaruhi kebijakan hutang. Peneliti
selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak manajemen perusahaan ketika akan mengambil keputusan yang berkaitan
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Oktavianto, 2009. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik di Indonesia. Skripsi Universitas Stikubank: Semarang.
Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitaian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Horngren, Sundem, Elliot, 1999. Pengantar Akuntansi Keuangan, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Isrina, Damayanti, 2006. Analisa pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Sah