• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Ukm Melalui Analisis Swot Pada Bengkel Firdana Service Di Desa Tawar Sedenge, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pengembangan Ukm Melalui Analisis Swot Pada Bengkel Firdana Service Di Desa Tawar Sedenge, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN UKM MELALUI ANALISIS SWOT PADA BENGKEL FIRDANA SERVICE DI DESA TAWAR SEDENGE, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BENER

MERIAH

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

IRFAN ALHADI 110907006

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRACT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH MELALUI ANALISIS SWOT PADA BENGKEL FIRDANA SERVICE DESA TAWAR SEDENGE, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BENER MERIAH

Name : Irfan Alhadi

NIM : 110907006

Dept : Science Business Administration Faculty : Social Science and Political Science Advisor : Lagut Sutandra S.SOS M.SP

In the middle of 1997. The state aconomy suffered a prolongled financial

crisis. Realizing that, the small and medium enterprises (SME) was the best

solution because SME can created jobs that can reduced the problemof

unemployments in Indonesia. Firdana repair car Service is one of growing SME in

Bener meriah. Especially in Bandar Sub-district. In this modern Era four-Wheel

transpaortation (Car) have become a fundamental requirement for upper middle

class society. It's proved by increasingly demanded the number of new and used

car every year. With high rated grow of the car, that's mean the rated of car

damage can be even more because of the oppurtunity was not wasted ny SME

Firdana reapir car service. In that location also contained a similar business, this

repair car service needs a strategy to always competitive and can more develop the

business then others competitors.

To create a business development strategy, it's need SWOT analysis, in

which, in analyze with using SWOT it will be used grouping internal and

(3)

and SWOT matriks, then phased the business development strategies that have

been implemented.

The form of research that have been used in this research was used

descriptive kualitatif method. Informant in this reasearch was set into two,

namely, key informant and main informant. If looked from source of the data,

then the data collection it used the primary and secondary sources. And tehnique

analysis the data in this research was used. SWOT analysis, there are

identification and classification of internal and eksternal factors. To find out the

strength, weakness, opportunities and threats, then analyzed to determined the

condition of firdana car repair service and then to formulated the development of

strategy to be implemented.

The result of this research showed that firdana car repair service was in

quadran I. In cartesian diagram where the strength high than weakness and

opportunities was high than threat. Based on SWOT analysis, the strategy that can

be applied to firdana repair car service is an strategy that supported with an agresif

policy, in firdana car reapair service was diversification strategy, penetration

market, and four alternative strategy SO ( Strength Opportunity)

Keyword : SME, Firdana car repair service,SWOT analysis, EFAS,IFAS,

carteciant diagram,matriks swot, descriptive kualitatif research,

(4)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH MELALUI ANALISIS SWOT PADA BENGKEL FIRDANA SERVICE DESA TAWAR SEDENGE, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BENER MERIAH

Nama : IRFAN ALHADI

NIM : 110907006

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Lagut Sutandra, S.SOS M.SP

Pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Negara mengalami krisis

moneter yang berkepanjangan, menyadari hal tersebut maka Usaha Kecil

Menengah (UKM) merupakan solusi yang terbaik karena UKM dapat

menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi masalah pengangguran

di Indonesia. Bengkel Mobil Firdana Service adalah salah satu bentuk UKM

bengkel yang sedang berkembang di Kabupaten Bener Meriah, khususnya di

Kecamatan Bandar. Di era modern ini alat transportasi roda empat (mobil) sudah

menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat kalangan menengah keatas, terbukti

dengan semakin tingginya angka pembelian mobil baru maupun bekas disetiap

tahunnya. Dengan tingginya angka pertumbuhan mobil, maka tingkat kerusakan

mobil pun akan semakin banyak. Oleh sebab itu. Peluang ini tidak disia-siakan

oleh UKM Bengkel Mobil Firdana Service. Dilokasi bengkel mobil juga terdapat

usaha yang sejenis. Bengkel mobil ini perlu memiliki strategi untuk dapat tetap

bersaing dan bahkan dapat lebih mengembangkan usahanya dibanding dengan

(5)

Untuk menciptakan suatu strategi pengembangan usaha diperlukan analisis

SWOT, dimana dalam menganalisis menggunakan SWOT, akan dilakukan tahap

pengelompokkan faktor internal dan eksternal usaha, kemudian tahap EFAS

IFAS, diagram Cartesius, dan Matriks SWOT. Setelah itu, maka didapatlah

strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini

ditetapkan menjadi dua, yaitu informan kunci dan informan utama. Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer

dan sumber sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT,

yakni identifikasi dan pengklasifikasian faktor internal dan faktor eksternal untuk

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, kemudian dianalisis

untuk mengetahui kondisi Bengkel Firdana Service yang diteliti serta

merumuskan strategi pengembangan untuk kemudian dapat diimplementasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bengkel Mobil Firdana Service

berada di kuadran I. Pada diagram Cartesius dimana Strength lebih besar daripada

Weakness, dan Opportunity lebih besar daripada Threat. Berdasarkan Analisis SWOT tersebut pada strategi yang dapat diterapkan Bengkel Mobil Firdana

Service adalah strategi yang mendukung akan agresif. Strategi yang mendukung

kebijakan agresif pada Bengkel Mobil Firdana Service adalah Strategi

Diversifikasi dan Penetrasi Pasar, serta empat alternatif strategi SO (Strength

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi rabbil’alaamiin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncakan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Administrasi Bisnis (S.AB) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program

Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka

memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun skripsi ini dengan judul

“Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Melalui Analisis SWOT Pada Bengkel Firdana Service di Desa Tawar Sedenge Kecamatan

Bandar, Kabupaten Bener Meriah”.

Penulis mempersembahkan terima kasih dan rasa hormat yang

sedalam-dalamnya kepada kedua Orang tua saya yaitu, Abah saya Tgk. Abdurrahman dan

Ibu saya Sabariah yang telah memberikan motivasi dengan penuh kesabaran dan

kasih sayang, serta telah memberikan bantuan moril, materil dan do’a selama

penulis menjalankan perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

Segala bimbingan, bantuan, serta fasilitas yang tidak ternilai selama penulis

melaksanakan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesarn-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan ilmu politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, Selaku Ketua Program Studi

(8)

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekertaris

Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Lagut Sutandra, S.Sos M.SP, selaku dosen pembimbing.

5. Kak Siswati Saragi, S.Sos, MSP, selaku Administrator Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

7. Bang Ahmad Farid, selaku Administrator Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Sarhamija, Bapak Hadian, Karyawan dan Teknisi, serta

Pelanggan Bengkel Firdana Service, yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan penulis informasi dengan penuh keramahan.

9. Adik-adik saya Ainul husna, Nurul Safira, Rafiqa Hidayana, Dila

Sabila yang selalu mendorng saya agar dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik.

10.Sahabat terhebat Mawardi (Ono), Razmi Syahputra, Sesy Tamera Sari,

Nico, Tomy, Tambah, yang selalu membantu dan memberikan

motivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Komting Terhebat Sepanjang Masa, Boni Andreas Pasaribu.

12.Teman-teman AB`011 A-B, yang tidak dapat saya sebutkan satu per

(9)

Semoga Allah Yang Maha Kuasa Membalas amal dan kebaikan yang telah

diberikan berbagai pihak untuk penulis selama ini . Penulis menyadari bahwa

didalam penulisan skripsi ini mengandung banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai masukan bagi

penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

Kiranya dengan adanya skripsi ini, dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2015 Penyusun

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.5 Batasan Masalah Penelitian ... 8

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Strategi ... 14

2.2.1 Konsep Strategi ... 14

2.2.2 Strategi Bisnis ... 15

2.2.3 Tipe Strategi ... 15

2.2.4 Formulasi Strategi Melalui Pendekatan SWOT ... 19

2.2.5 Analisis Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman) ... 25

2.2.6 Analisis Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) ... 26

2.3 Pengertian Jasa ... 27

(11)

2.4 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) ... 32

2.4.1 Kriteria Usaha Kecil ... 34

2.5 Pengertian Bengkel ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 38

3.2 Lokasi Penelitian ... 38

3.3 Informan Penelitian ... 38

3.4 Defenisi Konsep ... 39

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 42

4.1.1 Profil UKM Bengkel Mobil Firdana Service ... 42

4.1.2 Biaya Operasional Bulanan Bengkel Firdana Service ... 44

4.1.3 Struktur Organisasi Bengkel Firdana Service ... 46

4.2 Penyajian Data ... 48

4.3 Analisis Data ... 53

4.4 Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

(12)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.2.4.1 Matriks Internal Factor Analysis Summar(IFAS)…..;21 Tabel2.2.4.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary(EFAS)…….22 Tabel 2.2.4.4 Matriks Analisis SWOT………..25 Tabel 4.2 Faktor Internal dan Faktor Eksternal Bengkel Mobil

Firdana service………..……..49

Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary Bengkel

Mobil Firdan Service………..….54

Tabel 4.4 Matriks External Factor Analysis Summary Bengkel

Mobil Firdana Service………..56

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Lampiran 1 : Hasil Wawancara

Lampiran 2 : Gambar Tempat Penelitian Lampiran 3 : Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 4 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 5 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 : Kartu Seminar

Lampiran 7 : Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi Lampiran 8 : Daftar Hasil Peserta Seminar Proposal Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian

(15)

ABSTRACT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH MELALUI ANALISIS SWOT PADA BENGKEL FIRDANA SERVICE DESA TAWAR SEDENGE, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BENER MERIAH

Name : Irfan Alhadi

NIM : 110907006

Dept : Science Business Administration Faculty : Social Science and Political Science Advisor : Lagut Sutandra S.SOS M.SP

In the middle of 1997. The state aconomy suffered a prolongled financial

crisis. Realizing that, the small and medium enterprises (SME) was the best

solution because SME can created jobs that can reduced the problemof

unemployments in Indonesia. Firdana repair car Service is one of growing SME in

Bener meriah. Especially in Bandar Sub-district. In this modern Era four-Wheel

transpaortation (Car) have become a fundamental requirement for upper middle

class society. It's proved by increasingly demanded the number of new and used

car every year. With high rated grow of the car, that's mean the rated of car

damage can be even more because of the oppurtunity was not wasted ny SME

Firdana reapir car service. In that location also contained a similar business, this

repair car service needs a strategy to always competitive and can more develop the

business then others competitors.

To create a business development strategy, it's need SWOT analysis, in

which, in analyze with using SWOT it will be used grouping internal and

(16)

and SWOT matriks, then phased the business development strategies that have

been implemented.

The form of research that have been used in this research was used

descriptive kualitatif method. Informant in this reasearch was set into two,

namely, key informant and main informant. If looked from source of the data,

then the data collection it used the primary and secondary sources. And tehnique

analysis the data in this research was used. SWOT analysis, there are

identification and classification of internal and eksternal factors. To find out the

strength, weakness, opportunities and threats, then analyzed to determined the

condition of firdana car repair service and then to formulated the development of

strategy to be implemented.

The result of this research showed that firdana car repair service was in

quadran I. In cartesian diagram where the strength high than weakness and

opportunities was high than threat. Based on SWOT analysis, the strategy that can

be applied to firdana repair car service is an strategy that supported with an agresif

policy, in firdana car reapair service was diversification strategy, penetration

market, and four alternative strategy SO ( Strength Opportunity)

Keyword : SME, Firdana car repair service,SWOT analysis, EFAS,IFAS,

carteciant diagram,matriks swot, descriptive kualitatif research,

(17)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH MELALUI ANALISIS SWOT PADA BENGKEL FIRDANA SERVICE DESA TAWAR SEDENGE, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BENER MERIAH

Nama : IRFAN ALHADI

NIM : 110907006

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Lagut Sutandra, S.SOS M.SP

Pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Negara mengalami krisis

moneter yang berkepanjangan, menyadari hal tersebut maka Usaha Kecil

Menengah (UKM) merupakan solusi yang terbaik karena UKM dapat

menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi masalah pengangguran

di Indonesia. Bengkel Mobil Firdana Service adalah salah satu bentuk UKM

bengkel yang sedang berkembang di Kabupaten Bener Meriah, khususnya di

Kecamatan Bandar. Di era modern ini alat transportasi roda empat (mobil) sudah

menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat kalangan menengah keatas, terbukti

dengan semakin tingginya angka pembelian mobil baru maupun bekas disetiap

tahunnya. Dengan tingginya angka pertumbuhan mobil, maka tingkat kerusakan

mobil pun akan semakin banyak. Oleh sebab itu. Peluang ini tidak disia-siakan

oleh UKM Bengkel Mobil Firdana Service. Dilokasi bengkel mobil juga terdapat

usaha yang sejenis. Bengkel mobil ini perlu memiliki strategi untuk dapat tetap

bersaing dan bahkan dapat lebih mengembangkan usahanya dibanding dengan

(18)

Untuk menciptakan suatu strategi pengembangan usaha diperlukan analisis

SWOT, dimana dalam menganalisis menggunakan SWOT, akan dilakukan tahap

pengelompokkan faktor internal dan eksternal usaha, kemudian tahap EFAS

IFAS, diagram Cartesius, dan Matriks SWOT. Setelah itu, maka didapatlah

strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini

ditetapkan menjadi dua, yaitu informan kunci dan informan utama. Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer

dan sumber sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT,

yakni identifikasi dan pengklasifikasian faktor internal dan faktor eksternal untuk

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, kemudian dianalisis

untuk mengetahui kondisi Bengkel Firdana Service yang diteliti serta

merumuskan strategi pengembangan untuk kemudian dapat diimplementasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bengkel Mobil Firdana Service

berada di kuadran I. Pada diagram Cartesius dimana Strength lebih besar daripada

Weakness, dan Opportunity lebih besar daripada Threat. Berdasarkan Analisis SWOT tersebut pada strategi yang dapat diterapkan Bengkel Mobil Firdana

Service adalah strategi yang mendukung akan agresif. Strategi yang mendukung

kebijakan agresif pada Bengkel Mobil Firdana Service adalah Strategi

Diversifikasi dan Penetrasi Pasar, serta empat alternatif strategi SO (Strength

(19)
(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Negara mengalami krisis

moneter yang berkepanjangan, memberi dampak besar terhadap banyak bidang

kehidupan masyarakat Indonesia, fenomena ini mennggambarkan tingginya

tingkat inflasi, tingginya tingkat pegangguran, pertumbuhan ekonomi yang negatif

pada umumnya dan perkembangan industri pada khususnya. Dalam kondisi krisis

tersebut ternyata Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat bertahan dan berkembang.

Usaha Kecil Menengah memiliki kemampuan dalam penyedia barang dan jasa

bagi konsumen dan memberikan kontribusi besar dalam peningkatan devisa

Negara.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka perlu dicari solusi untuk dapat

keluar dari permasalahan ekonomi agar roda ekonomi dapat berputar. Menyadari

peranan usaha kecil menengah (UKM) merupakan solusi yang terbaik karena

UKM dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi masalah

pengangguran. Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) mempunyai peluang

pasar yang besar karena selalu ada pasar bagi produksi barang dan jasa mereka

mengingat sektor usaha kecil menengah (UKM) merupakan penghasil barang dan

jasa khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawah dengan daya beli

yang relatif rendah.

Adanya UKM menjadi salah satu solusi penurunan tingkat pengangguran

(21)

menyerap tenaga kerja potensial. Pengembangan UKM menjadi suatu hal yang

krusial mengingat UKM mempunyai peranan yang demikian penting untuk

pertumbuhan ekonomi sebuah negara termasuk di negara Indonesia.

Pembangunan perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan ekonomi

makro dari pada ekonomi mikro sebagai indikator keberhasilan pembangunan

nasional ikut memberi andil terjadinya krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun

1997. Selain itu terpuruknya sektor perbankan dan meningkatnya suku bunga

pinjaman ikut memperparah keterpurukan sektor usaha dari segi permodalan,

khususnya industri berskala besar. Sebagian besar bahan baku industri skala besar

di Indonesia masih bergantung kepada pasokan impor. Oleh karena itu ketika

krisis ekonomi melanda, biaya bahan baku ikut naik akibat nilai rupiah yang turun

terhadap nilai tukar dolar. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memang turut

terpengaruh dampak dari krisis tersebut, tetapi hal tersebut tidak berlangsung

lama, karena relatif sedikit menggunakan bahan baku impor. Itulah mengapa pada

saat terjadi krisis ekonomi banyak perusahaan-perusahaan besar mengalami

colaps, sedangkan usaha kecil dan menengah relatif mampu bertahan, bahkan pertumbuhannya menunjukan peningkatan.

Analisa yang dikemukakan oleh banyak pihak, terutama para pengamat

ekonomi mengungkapkan bahwa usaha kecil menengah (UKM) memperlihatkan

untuk tetap survive meskipun mereka diterpa badai krisis. Hal ini tidaklah

mengherankan karena memang selama ini mereka eksis di atas usaha sendiri,

sumberdaya pribadi. Kemudian untuk perusahaan besar tidak cukup kuat

pondasinya untuk tetap bertahan dari terpaan badai krisis yang terjadi. Mereka

(22)

sumber pendanaan pada faktor eksternal. Kemampuan UKM untuk survive

dengan sumber daya pribadi inilah membuat banyak kalangan merasa optimis

bahwa UKM dimasa sekarang dan dimasa depan merupakan tonggak

penyelamatan ekonomi nasional. Kemudian yang menjadi permasalahan pada hal

ini adalah ketika orang –orang yang mempunyai pendapatan terbatas untuk

menjalani kehidupannya yang ahirya mereka menginginkan untuk membangun

usaha sendiri tetapi sebagian banyak dari mereka tidak mempuyai banyak dana.

Maka dalam pembahasan ini yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai

persoalan yang berkaitan dengan prospek dan problem yang dihadapi oleh usaha

kecil dan menengah sebagai sendi ekonomi nasional. Kekuatan usaha kecil dan

menengah dalam mendukung program pemerintah menghapus kemiskinan dan

pengangguran. Selanjutnya yaitu meskipun UKM menjanjikan bagi masa depan

ekonomi nasional, namun dalam perkembangannya seringkali dihadapkan oleh

berbagai dilema. Persoalan pendanaan, persaingan merupakan beberapa dilema

yang krusial bagi kelanjutan usaha kecil menengah (UKM).

Strategi pengembangan UKM yang mengintegrasikan keunggulan atau

potensi lokal UKM dengan peluang-peluang eksternal yang ada. Secara makro,

strategi yang dirumuskan dalam penelitian ini diawali dengan melakukan analisis

potensi dan masalah terhadap setiap sektor UKM yang ada, sehingga mampu

mengidentifikasi sektor UKM mana yang lebih berpotensi dan tepat untuk

dikembangkan, kemudian dirumuskan strategi pengembangannya berdasarkan

pada pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Dengan semakin berkembangnya ekonomi, baik perusahaan produk

(23)

Defenisi jasa mulanya berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang

pelayan untuk majikannya. Lambat laun, pengertian yang lebih luas mulai

berkembang menjadi suatu tindakan melayani, membantu, atau menguntungkan

yang dilakukan untuk kesejahteraan atau keuntungan pihak lain.

Menurut kotler dan keller (2009), jasa adalah segala tindakan dan

performa yang ditawarkan satu pihak untuk kepentingan pihak lain yang memiliki

sifat tidak berwujud dan tidak menimbulkan perpindahan kepemilikan. Jasa

mengarah pada kegiatan atau proses yang dilakukan oleh suatu perusahaan dan

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan pengguna jasa.

Menurut kotler dan keller, (2006) terdapat lima kategori yang dapat

membedakan antara lain:

1. Pure tangible good atau murni produk

Produk merupakan penawaran utama yang dilakukan oleh perusahaan.

Tidak ada jasa yang melengkapi produk seperti ban mobil, oli kendaraan,

dan accu mobil.

2. Tangible good with accompanying services atau produk yang dilengkapi jasa penawaran produk yang dilakukan oleh perusahaan disertai oleh satu

atau dua jasa. Semakin tinggi teknologi yang digunakan, semakin besar

kebutuhan akan pendukung jasa seperti agen tunggal pemegang merek

mobil.

3. Hybrid

Penawaran produk dan jasa memiliki nilai yang sama. Contohnya, orang

yang datang berkunjung ke bengkel selain melakukan perbaikan mobil,

(24)

4. Major service with accompanying minor goods and services

Perusahaan memberikan penawaran mayoritas jasa dengan produk sebagai

pendukung seperti jasa asuransi mobil kendaraan.

5. Pure service

Perusahaan hanya bergerak dalam jasa.

Di era modern ini alat transportasi roda empat atau mobil sudah menjadi

kebutuhan mendasar bagi masyarakat kalangan menengah keatas, terbukti dengan

semakin tingginya angka pembelian mobil baru maupun bekas disetiap tahunnya,

jumlah pengguna transportasi jenis roda empat atau mobil ini semakin tidak

terkendali hingga menyebabkan permasalahan yang kian rumit, seperti kemacetan

jalan raya yang semakin tidak terkendali, dan berpengaruh terhadap tingginya

tingkat kerusakan mobil. Tingginya angka pertumbuhan kendaraan roda empat

merupakan bukti bahwa adanya peluang bisnis yang terbuka lebar bagi jasa

bengkel mobil. Sehingga seiring berjalannya waktu pelaku bisnis di bidang jasa

bengkel mobil inipun semakin menjamur, dengan bermacam harga dan fasilitas

yang dimilikinya, yang akan memberikan pilihan bagi konsumen dalam

menggunakan jasa bengkel tersebut.

Bengkel otomotif adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi

atau tenaga mekanik. Bengkel dapat dibagi menjadi bengkel repair shop dan body

shop. Bengkel repair shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan mesin kendaraan, rem, knalpot, transmisi, ban, kaca mobil dan penggantian oil. Bengkel

body shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan cat terhadap goresan, lecet dan penyok terhadap kerusakan kendaraan serta kerusakan yang disebabkan oleh

(25)

Untuk itu paling tidak ada beberapa alasan mengapa bengkel mobil

dibutuhkan:

1. Mobil adalah salah satu alat transportasi yang tingkat komponen

consumable-nya (habis terpakai) sangat tinggi, misalkan saja :

a. Filter oli

b. Busi

c. Release bearing, Kopling

d. Dan sebagainya

2. Keterbatasan kemampuan pemakai mobil dalam memperbaiki mobil saat

memasang komponen sesuai dengan spesifikasi teknis

3. Keterbatasan alat untuk memasang komponen mobil, karena mobil adalah

salah satu alat tranportasi yang membutuhkan alat yang khusus saat

memasang komponen tertentu

4. Keterbatasan waktu, memperbaiki mobil bagi yang belum terbiasa dapat

menghabiskan waktu yang sangat lama, maka dari itu biasanya pemakai

mobil lebih memfokuskan pemakaian mobil bukan untuk membuang

waktu dirinya dalam memperbaiki mobil itu sendiri.

Persaingan yang semakin ketat ini, akan berdampak pada kinerja suatu

UKM. Keadaan ini, tidak terkecuali akan dihadapi oleh Bengkel Firdana Service.

Suatu manajerial sangat sederhana yang terdapat di dalamnya, sangat

membutuhkan perumusan strategi pengembangan yang tepat sebagai prioritas

utama untuk menghadapi persaingan pada lingkungan industri, sebagai upaya

menperluas pasar. Lingkungan industri UKM Bengkel Firdana Service ini

(26)

eksternal. Lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dapat digunakan

sebagai identifikasi kondisi lingkungan industri yang menunjukan strategi

pengembangan yang tepat untuk UKM Bengkel Firdana Service.

Kecamatan bandar merupakan salah satu Kota kecil di Kabupaten Bener

Meriah. UKM berkembang pesat di Kota Bandar pada beberapa tahun terakhir.

Usaha yang bergerak di bidang industri kecil, menengah, bahkan industri non

formal pun terus mengalami pertumbuhan dalam jumlahnya. Dampak positif yang

jelas terlihat dari fenomena yang terjadi di Kecamatan Bandar berkurangnya

pengangguran di usia produktif karena industri yang ada mampu terus menyerap

tenaga kerja. Dapat diketahui bahwa usaha yang berkembang pesat dikecamatan

Bandar didominasi oleh skala usaha kecil dan non formal yang mampu

memberikan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja. Kebijakan pemerintah Kota

yang lebih memperhatikan UKM dibanding usaha yang telah berpredikat

perusahaan besar menjadi alasan utama berkembangnya UKM di kota Bandar.

UKM yang berkembang diKota bandar didominasi oleh potensi daerah yang

berkarakter. Seperti yang diketahui bandar merupakan Kota peghasil Kopi terbaik

di bener Meriah yang tersohor di Indonesia dengan julukan Kopi Gayo. Selain

dari itu UKM yang berkembang dan terus tumbuh di Kota Bandar adalah industri

penjualan alat spare part dan Jasa service mobil. Pertumbuhan ekonomi

masyarakat Bandar menjadi faktor berkembagnya idustri dibidang “JASA

SERVICE MOBIL” salah satu betuk UKM penjualan alat sparepart dan jasa

service. Dalam usahanya, bengkel ini tidak melakukan produksi barang maupun

produk tetapi hanya melakukan penjualan barang dan jasa service. Dalam

(27)

usahanya serupa, pesaing yang ada antara lain Indah motor, Rezki Motor, Rahmat

Motor, RG Motor, Utama Motor, dan masih ada beberapa pesaing lainnya. Tetapi

dari begitu banyaknya pesaing, Bengkel Firdana Service masih menjadi yang

unggul baik dalam kualitas penjualan produk dan jasa service kendaraan roda

empat.

Dari paparan latar belakang di atas maka penulis berkeinginan untuk dapat

mempelajari sekaligus menganalisa lebih mendalam salah satu usaha Bengkel

penjualan alat spare part dan Jasa service mobil yang berada di Kecamatan Bandar

tersebut. Maka penulis akan mengambil judul “STRATEGI

PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH MELALUI ANALISIS SWOT (STUDI PENELITIAN BENGKEL FIRDANA SERVICE DI DESA TAWAR SEDENGE KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH)”

1.2 Batasan Masalah Penelitian

Pembatasan masalah merupakan hal yang sangat penting untuk

menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan pada penelitian ini. Adapun

yang menjadi batasan masalah yang diteliti adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada usaha kecil menengah Bengkel Firdana

Service, di Desa Tawar Sedenge, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener

Meriah

2. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi dalam

mengembangkan usaha kecil menengah Bengkel Firdana Service agar

(28)

3. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan data

keuntungan 3 tahun terahir pada usaha kecil menengah Bengkel Firdana

Service.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan dan kondisi yang telah dideskripsikan pada latar belakang

sebelumnya, dari permasalahan yang ada, maka perumusan masalah penelitian

pada UKM Bengkel Firdana Service adalah:

1. Faktor apa saja yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan

UKM Bengkel Firdana Service?

2. Bagaimana strategi bisnis yang tepat dalam pengembangan UKM Bengkel

Firdana Service untuk menghadapi persaingan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disusun di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadi peluang,

ancaman, kekuatan dan kelemahan sebagai strategiyang diterapkan di

UKM Bengkel Firdana Service Desa Tawar Sedenge, Kecamatan Bandar,

Kabupaten Bener Meriah.

2. Menentukan strategi bisnis yang tepat dalam pengembangan UKM

(29)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat bagi:

1. Bagi UKM Bengkel Firdana Service

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi akan

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan dalam

memberikan pelayanan kepada para konsumen. Selain itu, sebagai

masukan dan informasi akan strategi yang tepat dan dapat menerapkannya

dalam kegiatan operasional sehari-hari untuk meningkatkan pelayanannya

kepada para konsumen.

2. Bagi penulis

Penelitian ini menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana

menjalankan suatu bisnis bengkel mobil sekaligus pengaplikasian

ilmu-ilmu tentang bisnis yang selama ini dipelajari selama perkuliahan.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan ataupun referensi

(30)

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang Latar Belakang Penelitian, Batasan

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : KERANGKA TEORI

Bab ini terdiri dari Penelitian Terdahulu dan Teori.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan

Penelitian, Defenisi Konsep, Teknik Pengumpulan Data, dan

Teknik Analisis Data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi Deskripsi Lokasi Penelitian, Penyajian Data, dan

Analisis Data.

BAB V : PENUTUP

(31)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Penelitian Terdahulu

Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang

sedang dilakukan, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan

penelitian yang dilakukan sebelumnya. Sebagai bahan pertimbangan dalam

penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah

penulis baca diantaranya :

Abdillah (2013), dengan judul Upaya Pengembangan Usaha Rumah Kost

Melalui Pendekatan Analisis SWOT, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa

berdasarkan analisis pada penelitian ini diambil kesimpulan usaha rumah kost

kelas c dikawasan Padang Bulan berada pada Kuadran ke II yaitu dimana strategi

yang tepat untuk diimplementasikan merupakan strategi Turn-Around

(Retrenchment), dimana yang termasuk dalam strategi tersebut adalah

pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi

horizontal.

Budiono (2013) Pengembangan Strategi Bisnis Dalam Upaya

Mempertahankan Eksistensi Bisnis Di Perusahaan X, menyimpulkan bahwa

strategi bisnis dilakukan melalui beberapa langkah analisis. Analisis internal dan

eksternal, evaluasi situasi bisnis, formulasi strategi korporat, pengembangan

(32)

strategi. Alternatif strategi dipilih dengan menggunakan Quantitative Strategic

Planning Matrix dan alternatif yang terpilih adalah strategi pengembangan usaha

dengan membuka cabang baru perusahaan.

Maulansyah (2012), dengan judul Analisis Faktor Internal Dan Eksternal

Melalui Pendekatan SWOT Dalam Upaya Penentuan Strategi Pengembangan

Bisnis Di Rumah Makan Khas Sunda Pak H.Ihin Jl. Raya Puncak Km 92 Cipanas

Cianjur, menyimpulkan bahwa strategi yang perlu diterapkan adalah dengan

strategi agresif, yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang.

Sulistiono dan Mulyana (2012) Strategi Pengembangan Pemasaran UKM

Pengrajin Sepatu Sandal, menyimpulkan bahwa strategi pengembangan yang bisa

dilakukan oleh para pengarajin adalah, peningkatan kreatifitas, saluran pemasaran,

memperluas relasi, pemanfaatan website, dan pengalokasian dana.

Wijaya (2006), dengan judul Perencanaan Bisnis Bengkel Cat Mobil Pada

PT. Cahaya Ragam Sakti, menyimpulkan bahwa industry otomotif di Indonesia

mengalami perkembangan. Perkebangan otomotif ini memicu beberapa masalah,

bertambah padatnya kendaraan di jalan raya, polusi semakin meningkat, serta

tingkat konsumsi bahan bakar minyak meningkat. Akibat bertambah padatnya

kendaraan dijalan raya, membuat situasi dijalan raya tidak bisa ditebak, jumlah

kecelakaan kecil pada kendaraan semakin kerap terjadi. Namun hal ini justru

menghasilkan pemasukan bagi pada bengkel cat mobil.

Afgoni (2009), dengan judul Perancangan Informasi Administrasi Di

(33)

perancangan system informasinya menggunakan model object oriented, data

base, user interfase, bahwa system informasi yang telah dirancang sedemikian rupa secara teoritis dapat menghemat waktu kerja hingga 219 menit dan

meminimalkan tingkat kesalahan operator.

2.2 Strategi

2.2.1 Konsep Strategi

Tjiptono (2008:3) istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia

(stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi

seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi zaman dulu yang sering

diwarnai perang, dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan

perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan

sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan

material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. (1995) dalam Tjiptono (2008:3).

Konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua dua perspektif yang beda,

yaitu:

1) Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do)

2) Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya dilakukan (eventually

does).

Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai

program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan

(34)

strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap

lingkungannya sepanjang waktu.

Strategi (Solihin 2012:24) didefenisikan sebagai berbagai cara untuk

mencapai tujuan. Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik,

strategi tidak hanya didefenisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena

strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai

tujuan itu sendiri yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan

kompetitif perusahaannya. Menurut Porter dalam Solihin (2012:25) tujuan utama

pembuatan strategi oleh perusahaan adalah agar perusahaan mampu menghadapi

perubahan lingkungan yang terjadi.

Menurut David (2010:18), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan

jangka panjang. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,

akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi,

dan usaha patungan atau joint venture.

2.2.2 Strategi Bisnis

Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level

unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing

produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu

(Solihin 2012:196). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara

fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan

manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan

(35)

2.2.3 Tipe Strategi

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis

yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas

pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006:224) menyatakan ada

dua belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan

dalam empat bagian, yaitu:

1. Strategi Intergrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Strategi ini

memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas

distributor, pemasok, atau pesaing.

a. Integrasi ke depan, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan

kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor

organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing

dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan

keunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang

besar.

b. Integrasi ke belakang, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan

dari atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini strategi

tersebut sangat tepat ketika pemasok perusahaan yang ada saat ini tidk bisa

diandalkan, terlampau mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan

perusahaan.

c. Integrasi horizontal, yaitu merujuk pada strategi yang mengupayakan

kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing. Hal ini

(36)

dalam bidang atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industri

yang sedang tumbuh, meningkatnya skala ekonomis memberikan

keunggulan bersaing yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumber

daya manusia yang berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan,

pesaing ragu-ragu karena tidak memiliki kemampuan manajerial.

2. Strategi Intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena

mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi

kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik.

Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk

atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih besar.

Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain.

b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah

ada ke wilayah geografi baru.

c. Pengembangan produk, yaitu sebuah strategi yang mengupayakan

peningkatan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah

ada atau mengembangkan produk atau jasa yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus),

horizontal, dan konglomerat.

a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan

(37)

b. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak

berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk

meningkatkan pendapatan.

c. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba

menurun.

4. Strategi Defensif

Strategi defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis

dari strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Retrechment (Penciutan), yaitu mengubah pengelompokkan lewat penghematan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang

menurun.

b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.

Strategi ini digunakan untuk mendapatkan modal guna akuisis atau

investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan

strategi penciutan untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak

menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang

tidak begitu sesuai dengan aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain.

c. Likuidasi, yaitu menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah,

untuk kekayaan berwujudnya. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan

dan konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara

emosional. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan

(38)

2.2.4 Formulasi Strategi Melalui Pendekatan SWOT

Formulasi strategi merupakan perencanaan jangka panjang perusahaan. Formulasi strategi dimulai dengan kegiatan analisis situasi. Alat analisis situasional yang banyak dilakukan dalam melakukan formulasi strategi adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan (Kotler 2009:51). Analisis situasi ini

mengharuskan para manager strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternatif perusahaan untuk membantu manajer strategis memutuskan ke arah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.

Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu

memenangkan persaingan bisnis. Tanpa memiliki strategi yang baik, maka usaha tersebut akan mengalami kemerosotan.

Dalam menggunakan SWOT, setelah pengklasifikasian faktor internal dan

faktor eksternal diidentifikasi, maka selanjutnya dilakukan tahap penyusunan

Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks Eksternal Factor

Analysis Summary (EFAS). Berikut ini adalah tahap-tahap penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) :

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

(39)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk

kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat

baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,

jika kelemahan perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1,

sedangkan jika kelemahan dibawah rata-rata, maka nilainya adalah 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5) Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada

sub total. Setelah mendapatkan sub total pada kekuatan dan kelemahan,

maka selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka

[image:39.595.119.511.538.751.2]

tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT.

Tabel 2.2.4.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating

Bobot x Rating

Kekuatan (Strength)

Sub Total

Kelemahan (Weakness)

Sub Total

(40)

Selisih Skor Kekuatan dengan Skor

Kelemahan

Sumber : Rangkuti (2009:25)

Tahap-tahap penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan

dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk

kategori peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat

baik). Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,

jika ancaman perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1, sedangkan

jika ancaman dibawah rata-rata, nilainya adalah 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai

(41)

5) Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada

sub total. Setelah mendapatkan sub total pada peluang dan ancaman, maka

selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka

[image:41.595.120.510.188.499.2]

tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT.

Tabel 2.2.4.2 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x

Rating

Peluang(Opportunity)

Sub Total

Ancaman(Threat)

Sub Total

Total 1.00

Selisih Skor Peluang dengan Skor

Ancaman

Sumber : Rangkuti (2009:24)

Setelah mendapatkan selisih skor dari kekuatan dengan kelemahan, dan

peluang dengan ancaman, selanjutnya hasil dari selisih skor tersebut diaplikasikan

ke Diagram Cartesius Analisis SWOT, agar diketahui berdasarkan skor tersebut,

perusahaan/organisasi lebih cocok pada kuadran berapa. Diagram Cartesius

Analisis SWOT dapat dilihat sebagai berikut.

(42)

3.Mendukung Strategi Turn-Around 1.Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif 2.Mendukung Strategi Diversifikasi

Sumber : Rangkuti (2009:19)

Dari Gambar 2.2.4.3 Diagram Cartesius Analisis SWOT, dapat

diterangkan hal sebagai berikut :

Kuadaran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi di lain

pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadaran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Kekuatan Internal Kelemahan

Internal

(43)

Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang-peluang bisnis serta mengantisipasi ancaman. Sehingga dari matriks SWOT tersebut akan diperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT (Kuncoro 2006:51).

[image:43.595.147.500.258.648.2]

Adapun matriks dari analisis SWOT dapat dilihat seperti berikut.

Tabel 2.2.4.4 Matriks Analisis SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTH (S)

Daftar semua kekuatan

yang dimiliki. WEAKNESS (W) Daftar semua kelemahan yang dimiliki. OPPORTUNITIES (O)

Daftar semua peluang yang

dapat diidentifikasi.

Strategi SO

Gunakan semua

kekuatan yang dimiliki

untuk memanfaatkan

peluang yang ada.

Strategi WO Atasi semua kelemahan dengan memanfaatkan semua peluang yang ada. THREATS (T)

Daftar semua ancaman

yang dapat diidentifikasi.

Strategi ST Gunakan semua kekuatan untuk menghindari semua ancaman. Strategi WT Tekan semua kelemahan dan cegah semua ancaman.

Sumber : Kuncoro (2006) (diolah penulis)

IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary

(44)

2.2.5 Analisis Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Analisis lingkungan eksternal perusahaan terutama bertujuan untuk

mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan

eksternal perusahaan. Peluang (oppotunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang tersebut dieksploitasi

oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba

bagi perusahaan secara berkelanjutan.

Adapun yang dimaksud dengan ancaman (threats) adalah berbagai tren negatif yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini

tidak diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Perusahaan harus melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan

dengan tujuan untuk memperoleh potensi keuntungan dari peluang usaha dan

meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman (Solihin

2012:128).

2.2.6 Analisis Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Kemampuan menemukan peluang yang menarik dan kemampuan

memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang berbeda. Setiap bisnis harus

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internalnya. Bisnis dapat mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dengan menggunakan Analisis Kekuatan

(45)

Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk

mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber

daya dan proses bisnis internal yang dimiliki perusahaan. Sumber daya dan proses

bisnis yang bisnis internal, dikatakan memiliki kekuatan apabila sumber daya dan

proses bisnis internal tersebut memiliki kemampuan yang akan menciptakan

distinctive competencies sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif. Sedangkan bila sumber daya dan proses bisnis internal perusahaan

tidak mampu menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan kalah

bersaing dibandingkan perusahaan pesaing, maka sumber daya dan proses bisnis

internal perusahaan dikatakan memiliki berbagai kelemahan.

Perusahaan melakukan analisis kekuatan dan kelemahan sumber daya dan

proses bisnis internal dengan membandingkan sumber daya dan proses bisnis

internal yang dimiliki perusahaan dengan sumber daya dan proses bisnis internal

yang dimiliki oleh perusahaan pesaing, baik yang menghasilkan produk yang

sejenis maupun perusahaan yang menghasilkan produk subtitusi (Solihin

2012:147).

2.3 Pengertian Jasa

Dengan semakin berkembangnya ekonomi, baik perusahaan produk

maupun jasa mulai mengembangkan faktor jasa dalam kegiatan bisnis mereka.

Perusahaan manufaktur, distribusi, dan retailer mulai menyediakan value-added

service ataupun costumer service untuk membedakan diri mereka. Defenisi jasa pada mulanya berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan seorang pelayanan

(46)

menjadi suatu tindakan melayani, mambantu, atau menguntungkan yang

dilakukan untuk kesejahteraan atau keuntungan pihak lain.

Kotler (2002) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak dapat menghasilkan

kepemilikan sesuatu. Oleh sebab itu, jasa memiliki beberapa karakteristik unik

yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya.

Menurut Tjiptono (2005:18) ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli utamanya, yaitu :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat,

atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,

proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat

dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat

dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa

dan bagaimana yang akan diterima konsumen, umumnya tidak diketahui

sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang bisa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

(47)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa,

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. karena jasa melibatkan unsur

manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa

diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang

kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan.

5. Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi,

menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu. 2.3.1 Bauran Pemasaran Jasa

Tjiptono (2008:145) Secara garis besar bauran pemasaran jasa yang pokok

berkaitan dengan tiga hal berikut:

1. Melakukan diferensiasi produk

Perusahaan dapat melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat

pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive disini adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu, karena merupakan yang pertama

maka dapat menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mecegah

atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat

(48)

Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra dimata

pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan merek yang digunakan. Selain itu

perusahaan dapat melakukan diferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa

(service delivery) melalui 3 aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam pemasaran

jasa, yaitu melalui:

a. Orang (people)

Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut

dan melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih dapat diandalkan

dalam berhubungan dengan pelanggan, daripada karyawan pesaingnya.

b. lingkungan fisik (Physical environment)

Perusahaan dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih

antraktif.

c. Prosess (Process)

Perusahaan jasa dapat merancang proses penyampaian jasa yang

superior, misalnya home banking yang dibentuk oleh bank tertentu.

2. Mengelola Kualitas Jasa

Cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten meberikan

kualitas jasa yang lebih baik daripada pesaing.

Tiga pakar pemasaran jasa, Leonard L. Berry, A Parasuraman, dan Valerie

A. Zeithaml (1985) di kutip dari Tjiptono (2008:146) melakukan penelitian

(49)

Dalam penelitian tersebut, mereka mengidentifikasi 5 gap yang menyebabkan

kegagalan penyampain jasa, kelima gap tersebut adalah:

a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajeman

Pada kenyataannya pihak manajeman suatu perusahaan tidak selalu

dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan

secara tepat. Akibatnya manajeman tidak mengetahui bagaimana suatu

jasa seharusnya didesain, dan jasa-jasa pendukung apa saja yang

diinginkan konsumen.

b. Gap antara persepsi manajeman terhadap harapan konsumen dan

spesifikasi kualitas jasa

Kadangkala manajeman mampu memahami secara tepat apa yang

diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar

kinerja tertentu yang jelas. Hal ini bisa dikarenakan tiga faktor, yaitu tidak

adanya komitmen total terhadap kualitas jasa, kekurangan sumberdaya,

atau karena adanya kelebihan permintaan.

c. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaiannya

Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan

kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), beban kerja melampaui batas,

tidak dapat memenuhi standar kinerja, atau bahkantidak mau memenuhi

standar kinerja yang ditetapkan.

d. Gap antara penyamppaian jasa dan komunikasi eksternal

Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan

(50)

kenyataannya janji yang diberikan perusahaan kepada pelanggan tidak

sesuai dengan apa yang diiklankan.

e. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan

Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi

perusahaan dengan cara berlainan, atau juga bisa juga keliru

mempersepsikan kualitas jasa tersebut.

3. Mengelola produktivitas

Ada enam pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan

produktivitas jasa yaitu:

a. Penyedia jasa bekerja lebih keras

b. Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi sebagian kualitasnya

c. Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan menambah perlengkapan dan

melakukan standarisasi produksi

d. Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu

dengan jalan menemukan suatu solusi berupa produk, seperti halnya TV

menggantikan hiburan luar rumah, pakaian wash and wear mengurangi

kebutuhan akan commercial laundries

e. Merancang jasa yang lebih efektif

f. Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan sebagian

tugas perusahaan.

(51)

MenurutTohar (2000:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil, dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Kegiatan

ekonomi rakyat yang berskala kecil adalah kegiatan ekonomi yang menghidupi

sebagian besar rakyat. Pengertian usaha kecil disini mencakup usaha kecil

informal dan usaha kecil tradisional.

Usaha kecil informal merupakan usaha-usaha yang belum terdaftar, belum

tercatat, dan belum berbadan hukum. Pengusaha kecil yang termasuk dalam

kelompok ini antara lain petani penggarap, pedagang kaki lima, dan pemulung,

sedangkan yang dimaksud dengan usaha kecil tradisional adalah usaha yang

menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun,

dan/atau berkaitan dengan seni dan budaya.

Pedagang keliling, pedagang kaki lima, petani penggarap, dan sebagainya

adalah pengusaha kecil yang berjuang untuk menghidupi keluarganya. Tetapi ada

juga pengusaha yang memiliki alat transfortasi seperti truk dan karyawannya, dan

hasil produksinya bisa dikirim keluar daerah sehingga bisa menghidupi para

karyawan dan keluarganya. Lebih dari itu, ada juga pengusaha yang memiliki

banyak transportasi, banyak karyawan, dengan hasil produksi yang bahkan

dikirim keluar negeri. Dan pengusaha tersebut juga membayar pajak kepada

pemerintah dalam jumlah yang besar. Dari kenyataan ini maka timbullah istilah

(52)

Pengertian kecil didalam usaha kecil bersifat relatif, sehingga diperlukan

batasan-batasan yang dapat menimbulkan definisi-definisi usaha kecil dari

beberapa segi. Definisi-definisi usaha kecil tersebut adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan total aset

Berdasarkan total aset, pengusaha kecil adalah pengusaha yang

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000.00 (dua ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha.

b. Berdasarkan total penjualan bersih pertahun

Berdasarkan total penjualan bersih pertahun, pengusaha kecil adalah

pengusaha yang memiliki hasil total penjualan bersih pertahun paling

banyak Rp 1.000.000.000.00 (satu milyar rupiah).

c. Berdasarkan status kepemilikan

Berdasarkan status kepemilikan, usaha kecil adalah usaha berbentuk

perseorangan, berbadan hukum atau tidak berbadan hukum, yang

didalamnya termasuk koperasi.

2.4.1 Kriteria Usaha Kecil

Menurut Tohar (2000:2) usaha kecil termasuk koperasi merupakan

kegiatan ekonomi rakyat dengan skala kecil yang memiliki kriteria-kriteria

sebagai berikut.

a. Mimiliki kekayaan bersih atau total aset paling banyak Rp 200.000.000.00

(53)

b. Memiliki hasil penjualan bersih pertahun paling banyak Rp

1.000.000.000.00 (satu milyar rupiah)

c. Milik warga negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, artinya bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun

tidak langsung dengan usaha menengah atau dengan besar

e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

Menurut Tohar (2000:3) Usaha menengah atau usaha besar adalah

kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan

lebih besar dari kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan usaha kecil. Usaha

menengah dan usaha besar meliputi usaha nasional (milik Negara atau swasta),

usaha patungan, warga Negara asing dan/atau badan hukum asing yang

melakukan kegiatan ekonomi di negara Indonesia.

2.5 Pengertian Bengkel

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, Bengkel memiliki arti tempat

memperbaiki kendaraan seperti, mobil, sepeda motor dan lainnya. Bengkel

otomotif adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi atau tenaga

mekanik. Bengkel dapat dibagi menjadi dua yaitu bengkel repai shop dan body

shop. Bengkel refair shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan mesin kendaraan, rem, knalpot, transmisi, ban, kaca mobil dan penggantian oli. Bengkel

(54)

penyok terhadap kerusakan kendaraan serta kerusakan yang disebabkan oleh

tabrakan dan kecelakaan besar.

Sebuah bengkel menawarkan beberapa kategori jasa utama kepada

pelangganya antara lain:

a. Mekanik

b. Ketok dan cat (denting dan painting)

c. Wheel Aligment And Balancing d. High Pressure Cleaning

Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam menjalakan bisnis bengkel

antara lain (SMEDA Pre-Feasibility Study, 2004:4-5):

a. Hands on experience

Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dan cermat yang

tentunya berhubungan dengan rincian teknis dalam bisnis bengkel.

Memiliki pengalaman merupakan kunci utama yang mempengaruhi

kesuksesan manajeman.

b. Marketing skill

Perusahaan harus memiliki public relation kemampuan pemasaran

yang baik. Dengan kemampuan pemasaran yang cermat dapat

mengembangkan keinginan bisnis untuk mencapai pelanggan yang

tepat dan mejaga data pelnggan yang sudah ada.

c. Technical skill

Kemampuan teknis terutama dalam melakukan perbaikan mesin dan

(55)

sebaiknya mendapatkan pelatihan secara rutin dalam menggunakan

perlatan yang menggunakan teknologi computer.

Semakin mudahnya orang untuk memiliki mobil dan mengkredit mobil

menjadikan pertumbuhan jumlah mobil di Indonesia semakin meningkat dari hari

ke hari, selain itu dengan pesatnya perkembangan industri otomotif menjadikan

Usaha Bengkel Mobil terus berkembang. Pelanggan biasanya mendatangi bengkel

mobil untuk untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan pada mobil mereka

antara lain; service mobil mulai dari skala ringan sampai berat, ganti oli, aki, tune

up, modifikasi mobil dan masih banyak lainnya, agar mobil mereka tetap aman

dan nyaman selama dikendarai. Karena merawat dan memelihara mobil sudah

menjadi hal yang wajib dilakukan bagi semua pemilik dan pengguna mobil.

Usaha Bengkel Mobil yang baik dan bagus dituntut untuk memiliki

mekanik yang handal dalam bidang otomotif serta memberikan pelayanan yang

memuaskan dan keramahan dari seluruh pegawai bengkel kepada setiap

pelanggan yang datang, dan biasanya pelanggan akan senang dan menjadi loyal

dengan kembali datang untuk memakai jasa bengkel mobil tersebut, pelanggan

yang puas akan bercerita kepada orang lain dan bisa dipastikan bengkel mobil

tersebut akan bertambah ramai oleh pelanggan-pelanggan baru. Usaha Bengkel

Mobil merupakan salah satu bidang usaha yang menjanjikan keuntungan yang

besar apabila dikelola dengan baik dan benar dengan pangsa pasar yang sangat

luas.

Dengan semua kelebihan Usaha Bengkel Mobil, tidaklah heran bila

(56)

ini. Oleh karena itu pelaku usaha perlu meningkatkan strategi pengembangan

bisnis dengan cara menentukan target pemasaran dan mencari peluang Usaha

Bengke

Gambar

Tabel 2.2.4.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Tabel 2.2.4.2 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)
Tabel 2.2.4.4 Matriks Analisis SWOT
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bengkel Mobil Firdana Service
+7

Referensi

Dokumen terkait

resistensi metabolik dipertimbangkan sebagai mekanisme utama resistensi terhadap organofosfat. Resistensi dapat terjadi jika terjadi peningkatan aktivitas enzim atau

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan 3 sampel daun kelor di wilayah kabupaten jombang.Teknik pegambilan sampel menggunakan purposive sampling dan

Adalah salah satu tool untuk melakukan query terhadap sebuah atau beberapa feature yang letaknya berhubungan antara satu dengan lainnya, window select by location ini akan

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara status gizi remaja dengan premenstruasi sindrom pada siswi kelas XI di SMK Muhammadiyah Yogyakarta tahun

Strengthening of Local Agroforestry Policy towards Food Security for the Community around the Marga Forest in Lampung Province 1).. Christine Wulandari 2) , Mahrus Aryadi 3) ,

The result of the dimension reduction algorithm can select all the grid units that are passed by the vector line and make the result is closer to the

Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia 0 sampai dengan 6

Sistem penjajaran dokumen rekam medis yang digunakan di UPT Puskesmas Gajahan sudah baik karena sesuai dengan teori yang ada yaitu dengan menggunakan sistem