TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PADA MASA KLIMAKTERIUM TENTANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SIMPANG SELAYANG
MEDAN
Oleh :
LISTRA ISABELA NIM : 070100064
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PADA MASA KLIMAKTERIUM TENTANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SIMPANG SELAYANG
MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KELULUSAN SARJANA
KEDOKTERAN Oleh :
LISTRA ISABELA NIM : 070100064
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PADA MASA KLIMAKTERIUM TENTANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SIMPANG SELAYANG
MEDAN
Nama : LISTRA ISABELA NIM : 070100064
Pembimbing Penguji I
( dr. Muara P. Lubis, Sp.OG) (dr. Zairul Arifin, Sp. A, DAFK) NIP : 197510232008121001 NIP : 194604061969021001
Penguji II
(dr. Deske Muhadi, Sp. PD) NIP : 197112272005011002
Medan, 29 November 2010 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Menopause merupakan suatu keadaaan penting yang dialami wanita pada masa klimakterium, dimana akan terjadi penuaan sistem reproduksi yang menyebabkan seorang wanita tidak lagi mendapat haid. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause dapat menimbulkan gangguan, baik fisik maupun psikis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan desain yang digunakan adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 92 orang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 46 orang (50,0%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 30 orang (32,6%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (17,4%).
Petugas kesehatan setempat sebaiknya mengadakan program penyuluhan mengenai menopause terutama bagi wanita yang berada pada masa klimakterium (40-65 tahun). Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause sehingga seorang wanita dapat melewati menopause dengan baik.
ABSTRACT
Menopause is an important part of every woman’s life, especially woman in climacteric period and it is marked with no menstruation cycle anymore. There are many changes during this period that can make physical and physiological disturbances.
This research used descriptive study method and cross sectional design. These samples are taken using stratified random sampling method. A total of 92 respondents were selected in this reaserch.
The objective of this research is to estimate the level of knowledge of woman in climacteric period at Kelurahan Simpang Selayang Medan about menopause.
The result of this research showed that the level of knowledge of 46 respondents (50,0%) are at high category, 30 respondents (32,6%) are at medium category, and 16 respondents (17,4%) are at low category.
Medical service in this area should provide a program to educate women, especially women in climacteric period (40 – 65 years old) about menopause. By providing the program, woman in climacteric period can understand what is going on in theirselves so their life will be run well.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Wanita
pada Masa Klimakterium tentang Menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010” ini dengan tepat pada waktunya. Karya tulis
ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Selama penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan tanggapan dari berbagai pihak guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Muara P. Lubis, Sp.OG, selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak membantu dan memberikan saran-saran selama penulisan karya tulis ilmiah sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Para staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Warga Kelurahan Simpang Selayang Medan terutama wanita berumur 40-65 tahun atas partisipasi dan bantuannya dalam proses pengumpulan data penelitian ini.
6. Orang tua tercinta, bapak Ir. Mulia Barus, M.si dan ibu Ir. Arita Tarigan serta adinda Rini Paskah Barus dan Alfonzo Paripurna Barus yang sangat penulis sayangi, yang telah memberikan dukungan dan nasihat kepada penulis.
7. Seluruh rekan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membantu memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis selama ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang sebesar-besarnya.
Akhir kata dari penulis, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi kita semua dan di masa yang akan datang kiranya dapat menjadi rujukan penulisan yang lebih baik lagi.
Medan, November 2010
Penulis
Listra Isabela
DAFTAR ISI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan ... 5
2.1.1. Definisi ... 5
2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 5
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6
2.2. Masa Klimakterium ... 7
2.3. Menopause ... 8
2.3.1. Definisi... 8
2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menopause ... 8
2.3.4. Tahap-Tahap dalam Menopause ... 9
2.3.5. Kelainan Jadwal Menopause ... 11
2.3.5.1. Menopause Prematur ... 11
2.3.5.2. Menopause Terlambat ... 12
2.3.6. Perubahan yang Terjadi pada Wanita Menopause ... 12
2.3.7. Dampak Kesehatan Fisik dan Psikis ... 13
2.3.7.1. Keluhan Fisik ... 13
2.3.7.2. Keluhan Psikis ... 15
2.3.8. Upaya-upaya dalam Menghadapi Menopause ... 16
2.3.8.1. Pola Makan yang Tepat dan Aktivitas Fisik yang Cukup ... 16
2.3.8.2. Terapi Hormon ... 17
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 29
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29
5.1.2. Distribusi Responden Menurut Karateristik ... 29
5.1.3. Hasil Analisis Data ... 31
5. 2. Pembahasan ... 35
5.2.1. Karateristik Responden ... 35
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan ... 37 6.2.Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 39
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
4.1. Distribusi Jumlah Populasi dan Sampel
Menurut Lingkungan ... 25
4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 27
5.1. Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Simpang Selayang Tahun 2010 ... 30
5.2. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010 ... 30
5.3. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010 ... 31
5.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010 ... 32
5.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Berdasarkan Umur di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010 ... 32
5.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Menopause Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010 ... 33
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR SINGKATAN
DNA deoxyribonucleic acid
FSH follicle-stimulating hormone
HDL high-density lipoprotein
HRT hormon replacement therapy
LH luteinizing hormone
MAO monoamine oxidase
NIDDM non- insulin-dependent diabetes mellitus
PMS premenstrual syndrome
TSH terapi sulih hormon
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti
Lampiran 2 Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 Persetujuan Komisi Etik
Lampiran 7 Data Induk Responden
Lampiran 8 Master Data
ABSTRAK
Menopause merupakan suatu keadaaan penting yang dialami wanita pada masa klimakterium, dimana akan terjadi penuaan sistem reproduksi yang menyebabkan seorang wanita tidak lagi mendapat haid. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause dapat menimbulkan gangguan, baik fisik maupun psikis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan desain yang digunakan adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 92 orang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 46 orang (50,0%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 30 orang (32,6%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (17,4%).
Petugas kesehatan setempat sebaiknya mengadakan program penyuluhan mengenai menopause terutama bagi wanita yang berada pada masa klimakterium (40-65 tahun). Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause sehingga seorang wanita dapat melewati menopause dengan baik.
ABSTRACT
Menopause is an important part of every woman’s life, especially woman in climacteric period and it is marked with no menstruation cycle anymore. There are many changes during this period that can make physical and physiological disturbances.
This research used descriptive study method and cross sectional design. These samples are taken using stratified random sampling method. A total of 92 respondents were selected in this reaserch.
The objective of this research is to estimate the level of knowledge of woman in climacteric period at Kelurahan Simpang Selayang Medan about menopause.
The result of this research showed that the level of knowledge of 46 respondents (50,0%) are at high category, 30 respondents (32,6%) are at medium category, and 16 respondents (17,4%) are at low category.
Medical service in this area should provide a program to educate women, especially women in climacteric period (40 – 65 years old) about menopause. By providing the program, woman in climacteric period can understand what is going on in theirselves so their life will be run well.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa, yakni masa bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan. Salah satu keadaan penting yang terjadi pada masa klimakterium adalah menopause (Sastrawinata, 2008).
Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO, pada tahun 1990, total populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 476 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai 1,2 milyar orang (Aso, 2008). Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1997 mencapai 201,4 juta dengan 100,9 juta orang wanita. Jumlah wanita berusia di atas 50 tahun mencapai 14,3 juta orang. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia mencapai 203,46 juta orang yang terdiri dari 101,81 juta perempuan dengan jumlah perempuan yang berusia di atas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause sebanyak 15,5 juta orang. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause di Indonesia adalah 30,3 juta orang. (Baziad, 2003).
tahun, 22% pada wanita berumur 44-45 tahun, dan 45% pada wanita umur 48-49 tahun.
Menopause merupakan suatu keadaan penting yang terjadi pada masa klimakterium. Pada masa klimakterium terdapat penurunan produksi hormon estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin. Pada wanita dalam masa klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu, yang dapat menimbulkan gangguan-gangguan ringan atau kadang-kadang berat. Pada permulaan klimakterium kesuburan menurun, pada masa pramenopause terjadi kelainan perdarahan, sedangkan terutama pada masa pascamenopause terdapat gangguan vegetatif, psikis, dan organis (Sastrawinata, 2008). Bagi wanita begitu memasuki usia menopause akan timbul berbagai macam keluhan yang sangat mengganggu dan beberapa tahun setelah menopause, angka kejadian osteoporosis, osteoartritis, penyakit jantung koroner, stroke, dan demensia meningkat (Baziad, 2003).
Karena memang keluhan yang muncul pada perempuan tersebut kebanyakan disebabkan karena kekurangan hormon estrogen, maka dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, yang dikenal dengan istilah terapi sulih hormon. Namun sayang, meskipun terapi sulih hormon begitu banyak manfaatnya, tetapi penggunaannya masih rendah (Baziad, 2003).
Banyak wanita merasa khawatir menghadapi menopause karena mereka beranggapan bahwa wanita yang berusia lanjut akan mengalami hidup yang kurang sehat, kurang bugar, tidak cantik lagi, dan cepat marah. Padahal, menopause merupakan suatu fase kehidupan yang harus dialami dan tidak dapat dihindari oleh setiap wanita. Menjadi tua memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita, tetapi hal ini tidak berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Walaupun demikian, tidaklah dapat dipungkiri adanya aneka perubahan fisik dan emosi yang menyebabkan masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak (Northrup, 2006).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah “Bagaimana tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan?”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause berdasarkan umur.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause berdasarkan tingkat pendidikan.
3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause berdasarkan pekerjaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
2. Bagi subjek penelitian/masyarakat
Meningkatkan pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause, sehingga membantu mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada masa menopause.
3. Bagi bidang pelayanan kesehatan
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan menopause
4. Bagi instansi pendidikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa tingkat pengetahuan mencakup 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Tahu artinya dapat mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan.
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek materi atau objek penilaian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Umur
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi dan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir.
2. Pendidikan
satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang karena dapat membuat seseorang lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.
3. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin cocok jenis pekerjaan yang diemban, semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh.
2.2. Masa Klimakterium
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam gejala klinis berupa keluhan endokrinologis dan vegetatif. Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Kita menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir klimakterium, tetapi dapat dikatakan bahwa klimakterium dimulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon gonadotropin naik) serta gejala-gejala klinis yang muncul (Sastrawinata, 2008).
Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian, lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun (Sastrawinata, 2008).
2.3. Menopause 2.3.1. Definisi
Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. (Sastrawinata, 2008). Menopause merupakan suatu bagian dari proses penuaan pada wanita, termasuk penuaan sistem reproduksi yang menyebabkan seorang wanita tidak lagi mendapat haid (Curran, 2009).
Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang (Sastrawinata, 2008).
Umur terjadinya menopause pada sebagian besar wanita adalah antara 46-55 tahun (Phipps, 2003). Berdasarkan survey Perkumpulan Menopause Indonesia tahun 2005, usia menopause rata-rata wanita Indonesia adalah 49 ± 0,20 tahun (Soewondo, 2007). Menopause merupakan tahap yang normal dalam kehidupan. Dampaknya pada kesehatan baru mulai terlihat ketika angka harapan hidup wanita meningkat pesat di atas dekade ke-6. Secara fungsional, menopause dapat dianggap sebagai “sindrom kehilangan estrogen”. Keadaan ini diketahui dengan berhentinya menstruasi dan pada mayoritas wanita, timbul tanda dan gejala seperti hot flushes (rasa panas), insomnia, atrofi vagina, pengecilan payudara, dan
penurunan elastisitas kulit (Heffner, 2008).
2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menopause
Saat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-beda.
pada wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m. Wanita multipara dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami menopause lebih lambat (Baziad, 2003).
2.3.3. Penyebab Menopause Alami
Pada laki-laki, spermatogenesis terus berlanjut sampai usia tua, sedangkan pada wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial folikel hingga tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Penyebab berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu sendiri. Seperti sel-sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh stres biologik seperti radikal bebas, kerusakan permanen dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh. Karena oosit selalu mengalami kendali mutu yang ketat, oosit yang telah mengalami kelainan akan dikeluarkan melalui proses apoptosis (kematian sel yang terprogram) (Baziad, 2003).
Bila jumlah primordial folikel mencapai jumlah yang kritis, akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon, yang berakibat terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik, dan pada akhirnya terjadi oligomenorea. Bila sudah tidak tersedia lagi folikel, berarti wanita tersebut telah memasuki masa pascamenopause. Setiap wanita yang masih mengalami haid, meskipun sudah tidak teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan kemungkinan hamil selalu ada (Baziad, 2003).
2.3.4. Tahap-Tahap dalam Menopause
1. Pramenopause
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom prahaid atau sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikular yang memendek, kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetapi dapat juga ditemukan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
2. Perimenopause
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari, dan sisanya <18 hari. Sebanyak 40% wanita siklus haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron tetap rendah sedangkan kadar FSH, LH, dan estrogen sangat bervariasi.
3. Menopause
4. Pascamenopause
Pada fase ini ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat. Pada wanita pascamenopause masih saja dapat dijumpai jenis steroid seks lain dengan kadar yang normal di dalam darah. Ternyata, ovarium wanita pascamenopause masih memiliki kemampuan untuk mensintesis steroid seks. Sel-sel hilus dan korteks ovarium masih dapat memproduksi androgen, estrogen, dan progesteron dalam jumlah tertentu. Selain itu, jaringan tubuh tertentu, seperti lemak, uterus, hati, otot, kulit, rambut, dan bahkan bagian dari sistem neural sumsum tulang (bone marrow) memiliki kemampuan mengaromatisasi androgen menjadi estrogen. Kelenjar adrenal merupakan sumber androgen utama bagi wanita pascamenopause.
2.3.5. Kelainan Jadwal Menopause
Menopause bisa terjadi secara alamiah atau sebagai akibat pembedahan
atau penyinaran. Berhentinya haid karena operasi terjadi apabila uterus diangkat. Pengangkatan ovarium kadang-kadang dilakukan karena penyakit ovarium, akan tetapi lebih sering jika dilakukan histerektomi untuk suatu sebab, dan ovarium sekalian diangkat sebagai tindakan preventif terhadap karsinoma ovarium. Tindakan terakhir ini masih kontroversial jika dilakukan pada wanita sebelum menopause, tetapi umumnya dibenarkan pada wanita pascamenopause. Menopause buatan umumnya menimbulkan keluhan yang lebih berat dibandingkan dengan menopause alamiah (Sastrawinata, 2008).
2.3.5.1. Menopause Prematur
dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium (Sastrawinata, 2008).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan menopause prematur ialah herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit-penyakit menahun, dan penyakit-penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Menopause prematur tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan (Sastrawinata, 2008). Faktor lain yang dapat menyebabkan menopause prematur adalah rokok. Ada hubungan antara wanita yang merokok dengan prematur menopause. Perokok pasif serta konsumsi alkohol dan kopi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian menopause prematur (Mikkelsen, 2007).
2.3.5.2. Menopause Terlambat
Batas terjadinya menopause ialah umur 52 tahun. Apabila seorang wanita masih mendapat haid di atas umur 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah: a) konstitusional; b) fibromioma uteri; dan c) tumor ovarium yang menghasilkan estrogen (Sastrawinata, 2008).
2.3.6. Perubahan yang Terjadi pada Wanita Menopause
Menurut Sastrawinata (2008), perubahan-perubahan yang terjadi selama menopause adalah :
1. Perubahan organ reproduksi
2. Perubahan hormon
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi hipotalamus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadotropin ini, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH. Oleh karena itu, peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterium.
3. Perubahan vasomotorik
Perubahan ini dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
4. Perubahan emosi
Perubahan emosi muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
2.3.7. Dampak Kesehatan Fisik dan Psikis 2.3.7.1. Keluhan Fisik
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause, yaitu :
1. Hot flushes (gejolak rasa panas)
Sensasi ini dimulai dari daerah kepala atau leher dan meluas ke seluruh tubuh. Keringat seringkali dapat menyertai gejolak panas ini (Heffner, 2008).
2. Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut dan timbul rasa sakit saat buang air kecil ataupun saat berhubungan seksual (Curran, 2009).
3. Perubahan kulit
Perubahan pada kulit yang disebabkan oleh kekurangan estrogen dapat menyebabkan perburukan sistem pertahanan kulit, sehingga mudah terkena penyakit kulit (dermatosis). Terlihat peningkatan kejadian psoriasis dan eksema pada usia perimenopause (Baziad, 2003).
4. Pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh
Bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh dapat terjadi akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi yang tidak seimbang (Hillegas, 2005).
5. Perubahan pada mulut dan hidung
Seperti pada kulit, kekurangan estrogen juga menyebabkan perubahan mulut dan hidung. Selaput lendirnya berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering, dan mudah terkena gingivitis. Kandungan air liur juga mengalami perubahan (Baziad, 2003).
6. Kerapuhan tulang
adalah korpus vertebra, femur bagian atas, humerus, iga, dan lengan bagian distal. Osteoporosis yang disebabkan oleh defisiensi estrogen yang berkepanjangan meliputi penurunan kuantitas tulang tanpa perubahan pada komposisi kimianya (Heffner, 2008).
7. Nyeri otot dan sendi
Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi. Pemeriksaan radiologi umumnya tidak ditemukan kelainan. Sebagian wanita, nyeri sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang terjadi. Timbulnya osteoartrosis dan osteoartritis dapat dipicu oleh kekurangan estrogen, karena kekurangan estrogen menyebabkan kerusakan matriks kolagen dan dengan sendirinya pula tulang rawan ikut rusak (Baziad, 2003).
8. Penyakit
Bagi wanita begitu memasuki usia menopause akan timbul berbagai macam keluhan yang sangat mengganggu dan beberapa tahun setelah menopause, angka kejadian patah tulang, penyakit jantung koroner, stroke, demensia, dan kanker usus besar meningkat (Baziad, 2003).
2.3.7.2. Keluhan Psikis
Telah lama diketahui, bahwa steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan saraf pusat, terutama terhadap perilaku, suasana hati, serta fungsi kognitif dan sensorik seseorang. Dengan demikian, tidak heran bila terjadi penurunan sekresi steroid seks, timbul perubahan psikis yang berat dan perubahan fungsi kognitif. Kurangnya aliran darah ke otak menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Akibat kekurangan hormon estrogen pada wanita pascamenopause, akan timbul keluhan seperti mudah tersinggung, cepat marah, dan perasaan tertekan (Baziad, 2003).
terjadinya depresi. Depresi sering juga ditemukan beberapa hari menjelang haid pada wanita usia reproduksi. Perasaan tertekan, nyeri betis, mudah marah, mudah tersinggung, stres, dan cepat lelah merupakan keluhan yang sering dijumpai pada wanita usia klimakterik dan pada wanita usia reproduksi dengan keluhan sindrom prahaid (Baziad, 2003).
Penyebab depresi diduga akibat berkurangnya aktivitas serotonin otak. Estrogen menghambat aktivitas enzim monoamin oksidase (MAO). Enzim ini mengakibatkan serotonin dan noradrenalin menjadi tidak aktif. Kekurangan estrogen menyebabkan terjadinya peningkatan enzim MAO. Terbukti, bahwa wanita pascamenopause yang diberi estrogen terjadi penurunan aktivitas MAO dalam plasmanya. Pemberian serotonin-antagonis pada wanita pascamenopause dapat menghilangkan keluhan depresi (Baziad, 2003).
2.3.8. Upaya-Upaya Menghadapi Menopause
2.3.8.1. Pola Makan yang Tepat dan Aktivitas Fisik yang Cukup
Kehilangan estrogen pada wanita menopause menimbulkan berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung dan osteoporosis. Karena itu pengaturan asupan gizi sangat berpengaruh untuk mempertahankan kondisi tubuh yang maksimal. Aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi keluhan-keluhan yang terjadi pada wanita menopause (WHO, 2007). Selain itu, akupuntur juga dapat menolong untuk mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh menopause (Rosenthal, 2003).
Alternatif lain yang dapat dicoba adalah yoga. Yoga dapat menyeimbangkan perubahan hormonal, mengurangi keluhan fisik dan psikis, memperkuat tulang dan mencegah kerapuhan tulang, mencegah penyakit jantung, serta meningkatkan daya tahan tubuh (Francina, 2003).
Menurut Rosenthal (2003), ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
2. Makanan yang tinggi serat dan rendah lemak
3. Makanan yang tinggi kalsium dan zat besi
4. Vitamin
Vitamin yang diperlukan antara lain :
a. Vitamin A, C dan E untuk antioksidan
b. Vitamin D untuk penyerapan kalsium
c. Vitamin B kompleks
4. Hindari kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah, dan makanan berlemak. Kopi dan alkohol dapat menghambat absorbsi kalsium.
2.3.8.2. Terapi Sulih Hormon
Terapi sulih hormon atau HRT (Hormon Replacement Therapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan-keluhan yang timbul pada wanita yang mengalami menopause (Baziad, 2003).
Atas dasar bahwa keluhan-keluhan tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, maka pengobatan pilihan utama adalah pemberian substitusi estrogen dengan ketentuan tidak menderita tumor yang bergantung estrogen (estrogen dependent), misalnya miom uterus (Jacoeb, 2008).
koroner sebesar 40-50%. Atas dasar ini dianjurkan untuk memberikan estrogen sejak awitan masa perimenopause. Estrogen dapat diberikan 8-10 tahun, bahkan bila perlu bisa sampai 30-40 tahun (Jacoeb, 2008).
Menurut Jacoeb (2008), sediaan estrogen tidak diberikan jika ditemukan keadaan-keadaan berikut :
o tromboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis
o sindrom Dubin Johnson-Rotor (gangguan sekresi bilirubin)
o riwayat ikterus dalam kehamilan
o karsinoma endometrium, karsinoma mamma, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat
o varises berat, tromboflebitis
o penyakit ginjal
Syarat minimal yang harus dipenuhi sebelum pemberian estrogen dimulai adalah:
o tekanan darah tidak boleh tinggi
o pemeriksaan sitologik (uji Pap) normal
o besar uterus normal (tidak ada miom uterus)
o tidak ada varises di ekstremitas bawah
o tidak terlalu gemuk
o kelenjar tiroid normal
o kadar normal: Hemoglobin, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, dan fungsi hati
o nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes melitus perlu dikonsultasikan lebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.
kekurangan estrogen. Jika ada, maka keluhan-keluhan tersebut diatasi sesuai dengan penyebabnya (Jacoeb, 2008).
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini meliputi :
3.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan wanita pada masa klimakterium dalam menjawab pertanyaan tentang menopause.
Cara ukur : angket
Alat ukur : kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan
• Untuk jawaban yang benar diberi skor 4
• Untuk jawaban yang salah diberi skor 0
Hasil pengukuran dinyatakan dalam tingkat pengetahuan. Tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut (Pratomo, 1990) :
• Tingkat pengetahuan baik apabila nilai yang diperoleh responden antara 75%-100%, yaitu dengan skor nilai 60-80
• Tingkat pengetahuan cukup, apabila nilai yang diperoleh responden antara 40%-74%, yaitu dengan skor nilai 32-59
• Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh responden <40%, yaitu dengan skor nilai 0-31
Skala pengukuran : ordinal
3.2.2. Umur
Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai pengisian kuesioner.
Kategori : a. 40-45 tahun
b. 46-50 tahun
c. 51-55 tahun
d. 56-60 tahun
e. 61-65 tahun
Skala pengukuran : ordinal
3.2.3. Pendidikan
Pendidikan adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh responden secara formal dalam institusi atau lembaga pendidikan.
Kategori : a. Pendidikan Dasar : SD, SMP
b. Pendidikan Menengah : SMA
c. Pendidikan Tinggi : DIII, S1, S2
Skala pengukuran : ordinal
3.2.4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang dilakukan responden sehari-hari dengan mengharapkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kategori : a. Ibu Rumah Tangga
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
Skala pengukuran : nominal
3.2.5. Masa Klimakterium
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
3.2.6. Menopause
Menopause merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Desain cross sectional atau potong lintang ialah suatu bentuk
studi observasional (non-eksperimental) yang pengukurannya hanya dilakukan pada satu saat (Sastroasmoro, 2008).
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Simpang Selayang Medan. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan September 2010. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah :
1. Belum pernah dilakukan penelitian seperti ini di Kelurahan Simpang Selayang Medan.
2. Di Kelurahan Simpang Selayang Medan, terdapat banyak wanita pada masa klimakterium (usia 40 – 65 tahun).
3. Daerah penelitian dekat dengan daerah tempat tinggal peneliti sehingga dapat meringankan dalam hal waktu, tenaga dan dana dalam melaksanakan penelitian.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Terdaftar sebagai warga Kelurahan Simpang Selayang Medan 2. Wanita pada masa klimakterium (umur 40-65 tahun)
3. Bersedia menjadi responden dengan mengisi kuesioner penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak bersedia menjadi responden penelitian 2. Secara fisik dan mental tidak memungkinkan
4.3.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified random sampling, dimana sampel dibagi berdasarkan area wilayah,
yaitu berdasarkan lingkungan. Penggunaan metode ini dilakukan dengan pertimbangan agar sampel yang terkumpul dapat mewakili semua populasi yang akan diteliti. Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus di bawah ini (Wahyuni, 2007):
Keterangan :
n = besar sampel minimun
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N = jumlah di populasi
Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 2091 orang dan sampel 92 orang, sedangkan kelurahan ini sendiri terdiri dari 17 lingkungan, maka jumlah sampel dari masing-masing lingkungan ditentukan secara proporsional dengan perincian sampel untuk setiap lingkungan sebagai berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Populasi dan Sampel Menurut Lingkungan
No. Lingkungan Populasi % Sampel
1. I 223 10,7 10
2. II 164 7,8 7
3. III 162 7,7 7
4. IV 283 13,5 12
5. V 73 3,5 3
6. VI 85 4,1 4
7. VII 283 13,5 13
8. VIII 103 4,9 5
9. IX 102 4,9 5
10. X 252 12,1 11
11. XI 27 1,3 1
12. XII 45 2,2 2
13. XIII 117 5,6 5
14. XIV 66 3,2 3
15. XV 51 2,4 2
16. XVI 25 1,2 1
17. XVII 30 1,4 1
JUMLAH 2091 100 92
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden dengan membagikan kuesioner yang diisi oleh responden. Data sekunder diperoleh dari kantor Kelurahan Simpang Selayang Medan yaitu data wanita pada masa klimakterium yaitu wanita yang berumur 40-65 tahun.
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri atas 20 pertanyaan untuk mengumpulkan data tingkat pengetahuan responden tentang menopause. Kuesioner dijelaskan secara menyeluruh sampai benar-benar dimengerti dan dapat diisi secara benar oleh responden. Demikian juga, kuesioner dibuat semenarik mungkin sehingga dapat memberikan kemudahan bagi responden dalam melakukan pengisian kuesioner secara tepat dan lengkap. Pengisian kuesioner dilakukan saat itu juga ketika peneliti melakukan kunjungan, agar didapat respons rate yang tinggi.
Agar kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian, diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun tujuan dari validitas data adalah untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan bahasa khususnya perkataan dan struktur kalimat dalam kuesioner agar dapat dipahami oleh responden/sampel yang terlibat.
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kuesioner yang digunakan seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten dari waktu ke waktu. Hasil uji validitas dan reabilitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Variabel Nomor
Setelah kuesioner valid, peneliti membagikan kuesioner pada subjek penelitian yang telah menyetujui inform consent-nya. Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0. Setelah data diolah,
Langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut : a. Editing
Editing adalah langkah untuk meneliti apakah isian kuesioner sudah
lengkap atau belum sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Coding adalah suatu usaha memberikan kode/menandai
jawaban-jawaban responden atas pertanyaan yang ada pada kuesioner yang nantinya akan memudahkan proses dengan komputer.
c. Entry data
Entry data adalah memasukkan data melalui pengolahan komputer
dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.0.
d. Cleaning
Cleaning adalah pembersihan data. Kegiatan meneliti kembali data
yang sudah ada, apakah ada kesalahan atau tidak.
e. Saving
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kelurahan Simpang Selayang merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan luas ± 512 Ha, sebagian besar merupakan areal pemukiman (400 Ha), sedangkan sisanya (112 Ha) merupakan daerah perladangan.
Kelurahan Simpang Selayang terdiri dari 17 lingkungan dan terletak sekitar 1 Km dari kantor kecamatan dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sempakata
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kemenangan Tani
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Mangga
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sari
Kelurahan Simpang Selayang mempunyai jumlah penduduk 18.375 jiwa yang terdiri dari 4.483 Kepala Keluarga (KK), berbagai macam suku, dan agama. Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Simpang Selayang Medan terdiri dari :
- SD : 3 buah
- SLTP : 1 buah
Sarana Kesehatan terdiri dari :
- Posyandu : 10 buah
5.1.2. Distribusi Responden Menurut Karateristik
Tabel 5.1. Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Simpang Selayang Tahun 2010
Umur (Tahun) Jumlah Persentase
40 Tahun – 45 Tahun 28 30.4
46 Tahun – 50 Tahun 26 28.3
51 Tahun – 55 Tahun 15 16.3
56 Tahun – 60 Tahun 12 13.0
61 Tahun – 65 Tahun 11 12.0
Total 92 100
Dari tabel 5.1. terlihat bahwa responden yang berusia antara 40 tahun s/d 45 tahun ada sebanyak 28 orang (30.4%), sedangkan yang berusia antara 46 tahun s/d 50 tahun sebanyak 26 orang (28.3%), usia 51 tahun s/d 55 tahun sebanyak 15 orang (16.3%), usia 56 tahun s/d 60 tahun sebanyak 12 orang (13.0%), dan usia 61 tahun s/d 65 tahun sebanyak 11 orang (12.0%).
Distribusi frekuensi responden menurut pendidikan di Kelurahan Simpang Selayang Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Pendidikan Dasar : SD, SMP 22 23.9
Pendidikan Menengah : SMA 29 31.5
Pendidikan Tinggi : DIII, S1, S2 41 44.6
Dari tabel 5.2. terlihat bahwa responden dengan pendidikan dasar ada sebanyak 22 orang (23.9%), responden dengan pendidikan menengah ada sebanyak 29 orang (31.5%), dan responden dengan pendidikan tinggi ada sebanyak 41 orang (44.6%).
Distribusi responden menurut pekerjaan di Kelurahan Simpang Selayang Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Pekerjaan Jumlah Persentase
Ibu Rumah Tangga 35 38.0
Pegawai Negeri Sipil 25 27.2
Pegawai Swasta 12 13.0
Wiraswasta 20 21.7
Total 92 100
Dari tabel 5.3. terlihat bahwa responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga ada sebanyak 35 orang (38.0%), pegawai negeri sipil ada sebanyak 25 orang (27.2%), pegawai swasta sebanyak 12 orang (13.0%), dan wiraswasta sebanyak 20 orang (21.7%).
5.1.3 Hasil Analisis Data
Tabel 5.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Baik 30 32.6
Cukup 46 50.0
Kurang 16 17.4
Total 92 100
Dari tabel 5.4. terlihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik ada sebanyak sebanyak 30 orang (32,6%), responden dengan tingkat pengetahuan cukup ada sebanyak 46 orang (50,0%), dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang ada sebanyak 16 orang (17,4%).
Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang menopause berdasarkan umur di Kelurahan Simpang Selayang Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Berdasarkan Umur di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Umur (tahun)
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total
n % n % n % N %
40 – 45 14 50.0 12 42.9 2 7.1 28 100
46 – 50 8 30.8 16 61.5 2 7.7 26 100
51 – 55 5 33.3 7 46.7 3 20.0 15 100
56 – 60 2 16.7 7 58.3 3 25.0 12 100
61 - 65 1 9.1 4 36.4 6 54.5 11 100
Dari tabel 5.5. terlihat bahwa responden berumur 40 – 45 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 orang (50,0%) , responden dengan kelompok umur 46 – 50 tahun memiliki pengetahuan sedang sebanyak 16 orang (61,5%), responden berumur 51-55 tahun yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 7 orang (47,7%), responden berumur 56-60 tahun yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 7 orang (58,3%), responden berumur 61-65 tahun yang memiliki pengetahuan rendah ada sebanyak 6 orang (54,4%).
Distribusi tngkat pengetahuan responden tentang menopause berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Simpang Selayang Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.6
Tabel 5.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
sebanyak 19 orang (65,5%), sedangkan responden pada kelompok pendidikan tinggi yang memiliki pengetahuan baik ada sebanyak 20 orang (48,8%).
Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang menopause berdasarkan jenis pekerjaan di Kelurahan Simpang Selayang Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
5.2. Pembahasan
5.2.1. Karateristik Responden
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar responden berusia antara 40 tahun s/d 45 tahun, yaitu sebanyak 28 orang (30.4%), sedangkan yang berusia antara 46 tahun s/d 50 tahun sebanyak 26 orang (28.3%), usia 51 tahun s/d 55 tahun sebanyak 15 orang (16.3%), usia 56 tahun s/d 60 tahun sebanyak 12 orang (13.0%), dan usia 61 tahun s/d 65 tahun sebanyak 11 orang (12.0%).
Berdasarkan tingkat pendidikan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden berpendidikan tinggi, yaitu sebanyak 41 orang (44.6%), sedangkan yang berpendidikan menengah sebanyak 29 orang (31.5%), dan yang berpendidikan rendah sebanyak 22 orang (23.9%).
Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 35 orang (38.0%), sedangkan pegawai negeri berjumlah 25 orang (27.2%), wiraswasta sebanyak 20 orang (21.7%), dan pegawai swasta sebanyak 12 orang (13.0%).
5.2.2. Pengetahuan Responden
Dari hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan tahun 2010 adalah cukup dengan persentase 50%. Hasil penelitian ini memiliki prevalensi yang berbeda dengan penelitian di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat (Komalasari, 2010), dimana diperoleh prevalensi 80%. Sementara itu penelitian di Semarang (Teramisinta, 2009) diperoleh tingkat pengetahuan wanita tentang menopause dengan prevalensi 61,2% dan penelitian di Malang (Indriani, 2007) menunjukkan prevalensi 40%.
Dari hasil penelitian distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan umur terlihat bahwa responden pada kelompok umur 40 – 45 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 orang (50,0%), kelompok umur 46 – 50 tahun sebanyak 8 orang (30,8%), kelompok umur 51 - 55 tahun sebanyak 5 orang (33,3%), kelompk umur 56 – 60 tahun sebanyak 2 orang (16,7%), dan kelompok umur 61-65 tahun sebanyak 1 orang (9,1%). Hal ini menunjukkan wanita pada usia 40 – 45 tahun memiliki tingkat pengetahuan paling baik tentang menopause.
Dari hasil penelitian distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa responden pada kelompok pendidikan tinggi yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 orang (48,8%), responden pada kelompok pendidikan menengah sebanyak 8 orang (27,6%), dan responden pada kelompok pendidikan rendah sebanyak 2 orang (9,1%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan tentang menopause. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang diperoleh Komalasari (2010) di Langkat.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Dari 92 responden yang mengikuti penelitian ini diperoleh bahwa tingkat pengetahuan responden tentang menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan tahun 2010 adalah cukup yaitu sebanyak 46 orang (50%), selebihnya 30 orang (32,6 %) mempunyai tingkat pengetahuan baik, dan 16 orang (17,4%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang.
2) Berdasarkan kelompok umur, responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik berasal dari kelompok umur 40 – 45 tahun yaitu sebanyak 14 orang (50,0%).
3) Berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik berasal dari kelompok tingkat pendidikan tinggi yaitu sebanyak 20 orang (48,8%)
4) Berdasarkan jenis pekerjaan, responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik berasal dari kelompok pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 14 orang (56,0%).
6.2. Saran
benar tentang menopause sehingga dapat melewati menopause dengan baik.
2) Pemberdayaan organisasi sosial setempat, PKK, pengajian, acara-acara keagamaan dan sebagainya dalam penyampaian informasi mengenai menopause.
DAFTAR PUSTAKA
Aso, T., 2008. Demography of The Menopause and Pattern of Climacteric Symptoms in The East Asian Region, Department of Obstetrics and
Gynaecology, Tokyo Medical and Dental University School of Medicine,
Tokyo, Japan. Available from:
[Accesed 22 April 2010].
Baziad, A., 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Curran, D., 2009. Menopause, Department of Obstetrics and Gynecology,
University of Michigan Health Systems. Available from:
Accesed 14 April
2010].
Dorland, W.A. Newman, 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC.
Francina, S., 2003. Yoga and The Wisdom of Menopause : A Guide to Physical, Emotional, and Spiritual Health at Midlife and Beyond. United States of
America: Health Communications, Inc.
Heffner, L.J. & Schust, D.J., 2008. At A Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Indriani, N., 2007. Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa Klimakterium Dilihat dari Pengetahuan Tentang Menopause di Desa
Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Bali,
Malang. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Available from: lib.uin-malang.ac.id/abstrak/a03410068.pdf. [Accesed 1 November 2010].
Jacoeb, T.Z., 2008. Endokrinologi Reproduksi pada Wanita. Dalam: Hanifa Wiknjosastro, ed. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 96-101.
Komalasari, L., 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Pada Masa Menopause Tentang Gejala Fisik Dan Psikologis Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat,
Universitas Sumatera Utara. Available from:
2010].
Mikkelsen, et al, 2007. Early Menopause, Association with Tobacco Smoking, Coffee Consumption and Other Lifestyle Factors: A Cross-sectional Study.
Available from:
21 April 2010].
Northrup, C., 2006. Bijak di Saat Menopause. Bandung: Q-Press (Kelompok Penerbit Pustaka Hidayah).
Notoatmodjo, Soedkidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Phipps, B., 2003. Woman and Menopause. Available from:
[Accessed 22 April 2010].
Pratomo, H., 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rosenthal, Sara M., 2003. Issues Surrounding Natural and Surgical Menopause. In: Rosenthal, M. Sara, ed. The Gynecological Sourcebook. United States of
America: McGraw-Hill, 309-328.
Sastrawinata, S., 2008. Wanita dalam Berbagai Masa Kehidupan. Dalam: Hanifa Wiknjosastro, ed. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 128–131.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S., 2010. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.
Soewondo, P., 2007. Menopause, Andropause, dan Somatopause - Perubahan Hormonal pada Proses Menua. Dalam: Aru W. Sudoyo, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989-1991.
Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik—BPS) and Macro International, 2008. Indonesia Demographic and Health Survey 2007. Calverton, Maryland, USA:
BPS and Macro International.
Teramisinta, W., 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menjelang Menopause di Desa Krengseng
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, Universitas Muhammadiyah
[Accesed 1 November 2010].
Wahyuni, Arlinda S., 2007. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Listra Isabela
Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 18 Oktober 1989
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Bunga Rinte Raya No.37 Simpang Selayang Medan Nomor Telepon : 08126273502
Orang Tua
Ayah : Ir. Mulia Barus, M.si Ibu : Ir. Arita Tarigan Jumlah Bersaudara : 3 orang
Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri 040448 Kabanjahe 1995-2001
2. SLTP Negeri 1 Kabanjahe 2001-2004
3. SMA Negeri 1 Kabanjahe 2004-2007
4. Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatera Utara 2007
Riwayat Organisasi :
1. Sie. Olimpiade OSIS SMA Negeri 1 Kabanjahe Periode Tahun 2006-2007 2. Panitia Natal Fakultas Kedokteran USU Tahun 2009
3. Panitia Paskah Fakultas Kedokteran USU Tahun 2010
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya, Listra Isabela, mahasiswi tingkat III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita pada Masa Klimakterium tentang Menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pada masa klimakterium (masa peralihan yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah berhenti haid, terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun) tentang menopause (berhenti haid) di Kelurahan Simpang Selayang Medan.
Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini dengan benar dan sejujur-jujurnya, tanpa bekerja sama dengan orang lain. Setiap data yang terdapat dalam kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak terdapat sanksi apapun.
Apabila selama menjalani penelitian ini Anda memiliki keluhan atau membutuhkan penjelasan, Anda dapat menghubungi saya :
Nama : Listra Isabela
Alamat : Jl. Bunga Rinte No.37 Simpang Selayang Medan
No. HP : 08126273502
Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembar persetujuan berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan Anda dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Medan, ... 2010
Hormat saya,
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Wanita pada Masa Klimakterium tentang Menopause di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun
2010”.
Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang memerlukan waktu sekitar 15 – 20 menit dan saya bersedia mengikuti proses penelitian ini.
Medan, ...
Responden
KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PADA MASA KLIMAKTERIUM TENTANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SIMPANG SELAYANG
MEDAN TAHUN 2010
1. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan melingkari (O) atau menyilang (X) pilihan jawaban
2. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban
1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan menopause? a. Haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir
b. Haid pertama
c. Rasa nyeri yang timbul pada saat haid
2. Pada rentang usia berapakah terjadi menopause pada seorang wanita? a. 35-45 tahun
b. 46-55 tahun c. 65 tahun ke atas
3. Seorang wanita dikatakan mengalami menopause apabila tidak mendapat haid sekurang-kurangnya?
4. Apakah yang dimaksud dengan masa premenopause?
a. Kurun waktu 4-5 tahun setelah terjadinya haid pertama b. Kurun waktu 3-5 tahun setelah terjadinya menopause c. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum terjadinya menopause
5. Apakah nama hormon penting yang menurun sehingga timbul menopause pada seorang wanita?
a. estrogen b. progesteron c. prolaktin
6. Apakah hubungan antara haid pertama dengan menopause?
a. Makin dini haid pertama terjadi; makin cepat menopause terjadi b. Makin dini haid pertama terjadi; makin lambat menopause terjadi c. Tidak ada hubungan antara haid pertama dengan haid terakhir
7. Perubahan apa yang terjadi sebelum seorang wanita benar-benar berhenti haid?
a. Kesuburan meningkat dan haid menjadi lebih lancar
b. Kesuburan meningkat dan lamanya haid menjadi memanjang c. Kesuburan menurun dan kelainan perdarahan
8. Apa saja keluhan fisik yang dapat timbul pada wanita menopause?
a. Gejolak rasa panas, kekeringan vagina, kulit menjadi kendor, perubahan kulit, pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh
b. Produksi keringat berkurang, tekanan darah stabil, kulit menjadi kencang c. Tidak terjadi perubahan fisik pada wanita menopause
9. Apa saja keluhan psikis yang dapat timbul pada wanita menopause?
a. Rasa senang yang meningkat, semangat yang bertambah, tidur nyenyak b. Mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan cepat
marah
c. Tidak terjadi perubahan psikis pada wanita menopause
10.Penyakit apa saja yang sering muncul pada wanita menopause?
a. Penyakit jantung koroner, diabetes, osteoporosis, nyeri otot dan sendi b. Demam berdarah, TBC, kejang, influenza
Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda check list () pada tempat yang telah disediakan
2. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Pada masa menopause, seorang wanita akan mengalami gejolak rasa panas (hot flushes)
2. Pada masa menopause, seorang wanita akan mengalami peningkatan elastisitas kulit (kulit menjadi kencang)
3. Pada masa menopause, terjadi pertambahan pertumbuhan rambut di wajah dan badan
4. Pada masa menopause, seorang wanita sewaktu berhubungan seks dengan suami akan
menimbulkan perasaan sakit pada kemaluan
5. Pada wanita menopause, rahim dan alat-alat genital lainnya lambat laun akan membesar
6. Operasi pengangkatan rahim dapat menyebabkan menopause pada seorang wanita
7. Keluhan fisik dan psikis pada wanita menopause dapat diatasi dengan Terapi Sulih Hormon (TSH)
8. TSH dilakukan dengan cara pemberian hormon estrogen
9. Pemberian hormon estrogen dapat dilakukan pada wanita menopause yang menderita kanker payudara
10. Selain pemberian TSH, pengaturan diet
seimbang dan aktivitas fisik yang teratur dapat mengurangi keluhan pada wanita menopause
Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Simpang Selayang Tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Frequency Percent Valid Percent
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Simpang Selayang Medan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Statistics
1
N Valid 92
Missing 0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Berdasarkan Umur di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * Pengetahuan 92 100.0% 0 .0% 92 100.0%
Umur * Pengetahuan Crosstabulation
Pengetahuan
Total
Baik Cukup Kurang
Umur 40-45 tahun Count 14 12 2 28
% within Umur 50.0% 42.9% 7.1% 100.0%
46-50 tahun Count 8 16 2 26
% within Umur 30.8% 61.5% 7.7% 100.0%
51-55 tahun Count 5 7 3 15
% within Umur 33.3% 46.7% 20.0% 100.0%
56-60 tahun Count 2 7 3 12
% within Umur 16.7% 58.3% 25.0% 100.0%
61-65 tahun Count 1 4 6 11
% within Umur 9.1% 36.4% 54.5% 100.0%
Total Count 30 46 16 92
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan * Pengetahuan 92 100.0% 0 .0% 92 100.0%
Pendidikan * Pengetahuan Crosstabulation
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kelurahan Simpang Selayang Medan Tahun 2010
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pekerjaan * Pengetahuan 92 100.0% 0 .0% 92 100.0%
Pekerjaan * Pengetahuan Crosstabulation
Pengetahuan
Total
Baik Cukup Kurang
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Count 7 15 13 35
% within Pekerjaan 20.0% 42.9% 37.1% 100.0%
Pegawai Negeri Sipil
Count 14 10 1 25
% within Pekerjaan 56.0% 40.0% 4.0% 100.0%
Pegawai Swasta Count 6 5 1 12
% within Pekerjaan 50.0% 41.7% 8.3% 100.0%
Wiraswasta Count 3 16 1 20
% within Pekerjaan 15.0% 80.0% 5.0% 100.0%
Total Count 30 46 16 92