• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Teori Graph Dalam Perhitungan Koefisien Korelasi Rank Kendall (τ)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Teori Graph Dalam Perhitungan Koefisien Korelasi Rank Kendall (τ)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN TEORI GRAPH DALAM PERHITUNGAN KOEFISIEN

KORELASI RANK KENDALL (

SKRIPSI

OKTAVIA BR TARIGAN

090823075

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGGUNAAN TEORI GRAPH DALAM PERHITUNGAN KOEFISIEN

KORELASI RANK KENDALL (

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

OKTAVIA BR TARIGAN

090823075

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGGUNAAN TEORI GRAPH DALAM

PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI RANK KENDALL (

Kategori : SKRIPSI

Nama : OKTAVIA BR TARIGAN

Nomor Induk Mahasiswa : 090823075

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 22 Juni 2011

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs.Pasukat sembiring , M. Si Drs.Ujian Sinulingga, M. Si NIP. 195311131985031002 NIP. 195603031984031004

Diketahui /Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si

(4)

PERNYATAAN

PENGGUNAAN TEORI GRAPH DALAM PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI RANK KENDALL (

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan

dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, juni 2011

Oktavia Br Tarigan

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada jurusan Matematika di FMIPA USU.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, tetapi penulis berharap kiranya skripsi ini dapat menambah bahan bacaan

yang bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Selama proses penulisan skripsi

ini penulis banyak mendapat bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak,

karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si dan Drs. Pasukat Sembiring, M.Si, selaku

pembimbing pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberi panduan dan

penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan skripsi ini. Panduan

ringkas dan padat serta profesional telah diberikan agar penulis dapat

menyelesaikan tugas ini.

2. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku ketua dan Sekretaris Departemen

Matematika FMIPA USU.

3. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara

4. Seluruh dosen pengajar pada Departemen Matematika FMIPA USU yang telah

membagikan ilmunya serta bimbingan dan arahan kepada penulis dan seluruh

staff pegawai yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ayahanda tercinta S. Tarigan Tambun dan Ibunda tercinta M Br Sitepu, kakak

serta adik - adik ku atas segala dukungan yang diberikan baik moril maupun

materil selama penyelesaian skripsi ini.

6. Sahabat-sahabatku yang telah banyak memberi dorongan semangat dan atas

semua bantuannya.

Akhirnya penulis berharap kiranya Tuhan Yang Maha Esa membalasnya kebaikan

dari semua pihak dan kiranya tulisan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi

(6)

ABSTRAK

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana suatu complete

asymmetric digraph sebagai suatu adjacency matriks dapat digunakan untuk

menentukan nilai koefisien korelasi rank kendall ( ). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa suatu complete asymmetric digraph sebagai suatu adjacency

matriks dapat digunakan untuk menentukan koefisien korelasi rank kendall ( ).

(7)

USING GRAPH THEORY TO FIND COEFFICIENT CORRELATION RANK KENDALL ( )

ABSTRACT

The problem which is discussed in this research is how to use a complete asymmetric

digraph as a adjacency matrix to find value of coefficient correlation rank kendall ( ).

The result obtained from this research is that a complete asymmetric digraph can be

used to find value of coefficient correlation rank kendall ( ).

(8)

DAFTAR ISI

1.2Perumusan Masalah 3

1.3Tinjauan Pustaka 3

1.4Batasan Masalah 4

1.5Tujuan Penelitian 4

1.6Kontribusi Penelitian 4

1.7Metode Penelitian 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1Pembagian Ilmu Statistik 6

2.2Langkah – langkah Pemilihan Metode Statistik 7

2.3Klasifikasi Data 9

2.4Statistik Nonparametrik 10

2.5Keunggulan Statistik Nonparametrik 11

2.6Keterbatasan Statistik Nonparametrik 12

2.7Korelasi 12

2.7.1 Pengertian Korelasi 12

2.7.2 Koefisien Korelasi 13

(9)

2.7.4 Koefisien Rank Korelasi 14

2.7.5 Koefisien Korelasi Rank Kendall ( ) 14

2.7.6 Metode Perhitungan Koefisien Korelasi Rank

Kendall ( ) 14

2.8 Graph Teori 16

2.8.1 Konsep Dasar Graph 16

2.8.2 Graph Tak Berarah (Undirected Graph) 19

2.8.3 Representasi Graph Tidak Berarah (Undirected Graph)

Dalam Matriks 20

2.8.4 Graph berarah (Directed) 23

2.8.4.1 Representasi Graph Berarah (Digraph)

dalam Matriks 24

2.8.4.2 Complete Digraph 25

2.8.4.3 Asymmetric Digraph 25

2.8.4.4 Complete Asymmetric Digraph 26

BAB 3 PEMBAHASAN 27

3.1 Bentuk Graph Sebagai suatu Adjacency Matriks dalam

Menentukan Koefisien Korelasi Rank Kendall ( ) 27

3.2 Penggunaan Model 30

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 41

4.1 Kesimpulan 41

4.2 Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 42

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 3.1 Data Pengamatan Dokter Kepala Bagian Penyakit Dalam

Terhadap 20 Pasien Penderita Darah Tinggi 30

Table 3.2 Ranking Pengamatan Dokter Kepala Bagian Penyakit Dalam

Terhadap 20 Pasien Penderita Darah Tinggi 34

Tabel 3.3 Susunan perankingan Pengamatan Dokter Kepala Bagian

Penyakit Dalam Terhadap 20 Pasien Penderita Darah Tinggi. 35

Tabel 3.4 pasangan yang terurut secara natural (+1) dan pasangan yang

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Simple Graph 16

Gambar 2.2 Graph G(6,11) 17

Gambar 2.3 complete graph 19

Gambar 2.4 graph G(5,8) 21

Gambar 2.5 digraph dengan 4 verteks dan 6 arcs 24

Gambar 2.6 complete digraph 25

Gambar 2.7 Asymmetric Digraph 25

Gambar 2.8 Complete Asymmetric Digraph 26

(12)

ABSTRAK

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana suatu complete

asymmetric digraph sebagai suatu adjacency matriks dapat digunakan untuk

menentukan nilai koefisien korelasi rank kendall ( ). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa suatu complete asymmetric digraph sebagai suatu adjacency

matriks dapat digunakan untuk menentukan koefisien korelasi rank kendall ( ).

(13)

USING GRAPH THEORY TO FIND COEFFICIENT CORRELATION RANK KENDALL ( )

ABSTRACT

The problem which is discussed in this research is how to use a complete asymmetric

digraph as a adjacency matrix to find value of coefficient correlation rank kendall ( ).

The result obtained from this research is that a complete asymmetric digraph can be

used to find value of coefficient correlation rank kendall ( ).

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Korelasi adalah studi yang membahas tentang derajat hubungan antara dua variabel

atau lebih. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis statistika yang banyak

digunakan oleh peneliti karena peneliti umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa

yang terjadi dan mencoba menghubungkannya. Besarnya tingkat keeratan hubungan

antara dua variabel atau lebih dapat diketahui dengan mencari besarnya angka korelasi

yang biasa disebut dengan koefisien korelasi.

Metode statistika nonparametrik sering disebut metode bebas sebaran

(distribution free) karena model uji statistiknya tidak menetapkan syarat-syarat

tertentu tentang bentuk-bentuk distribusi parameter populasinya. Uji satistik

nonparametrik hanya menetapkan asumsi/persyaratan bahwa observasi-observasinya

harus independen dan bahwa variabel yang diteliti pada dasarnya harus memiliki

kontinyuitias. Banyak diantara uji-uji statistik nonparametrik kadangkala disebut

sebagai uji ranking, Karena teknik-teknik nonparametrik ini dapat digunakan untuk

skor yang bukan skor eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan berupa skor yang

semata-mata berupa jenjang-jenjang (ranks).

Salah satu metode pengukuran koefisien korelasi nonparametrik adalah

koefisien korelasi rank kendall. Koefisien korelasi rank kendall pertama sekali

(15)

kendall dinotasikan dengan (tau). Koefisien korelasi rank Kendall ( digunakan

untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila

datanya berbentuk ordinal atau ranking.

Derajat keeratan antara dua peubah dapat ditunjukkan oleh rasio

(perbandingan) antara score +1 dan -1 yang sebenarnya (score actual) dengan

maximum score yang dapat dicapai. +1 diberikan untuk pasangan yang tersusun secara

natural dan -1 diberikan untuk pasangan yang tidak tersusun secara natural.

Koefisien korelasi rank kendall ( ) mempunyai kelebihan bila dibandingkan

dengan koefisien korelasi rank spearman (rs). bersifat lebih umum karena dapat

dihitung seperti sebaran normal dan dapat dicari koefisien korelasi parsilnya.

Teori graph pertama kali diperkenalkan oleh Leonard Euler pada tahun 1736

ketika dia membuktikan kemungkinan untuk melewati empat daerah yang terhubung

dengan tujuh jembatan di atas sungai Pregel di Königsberg, Rusia dalam sekali jalan

melewati tiap jembatan tepat sekali saja dan kembali ke tempat semula. Masalah

jembatan Königsberg tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk graph dengan

menetukan keempat daerah itu sebagai titik (verteks) dan ketujuh jembatan sebagai

sisi (edge) yang menghubungkan pasangan verteks yang sesuai.

Perhitungan menggunakan graph theory dilakukan dengan membentuk

complete asymmetric digraph dengan vertex adalah setiap objek-objek pada

penelitian. Complete asymmetric digraph kemudian dituangkan ke dalam adjancency

matrix. Dari adjancency matrix yang terbentuk dapat dihitung score actualnya. Dan

untuk score maximum yang dapat dicapai adalah sama dengan jumlah edges dengan n

vertex pada complete asymmetric digraph. Banyaknya arc dapat diperoleh dari .

Sehingga diperoleh koefisien korelasi rank kendall ( ) adalah rasio (perbandingan)

(16)

1.2Perumusan Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana bentuk digraph

sebagai suatu adjacency matrix digunakan pada penentuan koefisien korelasi rank

kendall ( ).

1.3Tinjauan Pustaka

Suatu graph G terdiri dari dua himpunan yang berhingga, yaitu himpunan titik – titik

tidak kosong yang disebut dengan verteks (symbol V(G)) dan himpunan garis – garis

yang disebut dengan edge (simbol E(G)). [6][7]

Suatu graph tak berarah (undirected graph) merupakan kumpulan dari titik

yang disebut dengan verteks dan segmen garis yang menghubungkan dua verteks yang

disebut edge. Secara matematis, sebuah graph G didefenisikan sebagai pasangan

himpunan dimana merupakan himpunan tidak kosong dari verteks – verteks

(simpul atau titik) dan merupakan himpunan tak terurut dari edge (sisi) yang

menghubungkan sepasang verteks. Atau dapat dinotasikan dengan . [2][6]

Suatu graph berarah (digraph) didefenisikan sebagai pasangan himpunan

, dimana merupakan himpunan tidak kosong dari verteks – verteks

(simpul atau titik) dan himpunan terurut yang menghubungkan sepasang verteks

(17)

1.4Batasan Masalah

Untuk memperjelas dan memudahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari

sasaran yang dituju maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Graph yang digunakan adalah graph berarah (digraph) yang tidak berbobot.

2. Graph sederhana (tidak memuat loop dan arc paralel)

3. Penelitian ini hanya menggunakan jumlah sampel sebanyak 20 sebagai data

simulasi.

1.5Tujuan Penelitian

Tulisan ini diharapkan dapat memperkenalkan model ( cara ) lain untuk menghitung

koefisien korelasi rank kendall . Pada tulisan ini dikenalkan cara menghitung

koefisien korelasi rank kendall menggunakan teori graph.

1.6Kontribusi Penelitian

Hasil dari pemecahan masalah dalam tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat

yaitu mendapatkan cara lain untuk mencari nilai koefisien korelasi rank kendall

(18)

1.7Metodologi Penelitian

Langkah-langkah untuk menentukan koefisien korelasi rank kendall ( ) melalui

pendekatan teori graphyaitu:

1. Membentuk complete asymmetric digraph dengan vertex adalah setiap objek

pada penelitian.

2. Membentuk adjacency matrix yang diperoleh dari complete asymmetric

digraph.

3. Menghitung score actual dari adjacency matrix yang terbentuk.

4. Menghitung score maximum yang mungkin. Score maximum sama dengan

jumlah arcs dengan n vertex pada complete asymmetric digraph. Banyaknya

arcs dapat diperoleh dari .

5. Mensubsitusikan score actual dan score maximum yang mungkin ke dalam

rumus koefisien korelasi rank kendall ( ) dengan pendekatan melalui graph

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pembagian Ilmu Statistik

Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Statistik Parametrik

Statistik parametrik adalah ilmu statistik yang digunakan untuk data – data yang

memiliki distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal maka statistik

nonparametrik dapat digunakan. Apa yang dapat dilakukan jika data tidak

berdistribusi secara normal, namum statistik parametrik tetap ingin digunakan?

Untuk kasus seperti ini data harus ditransformasikan terlebih dahulu. Transformasi

data perlu dilakukan agar data mengikuti distribusi normal. Bagaimana cara

melakukan tranformasi data tidak dibahas dalam tulisan ini.

2. Statistik nonparametrik

Statistik nonparametrik disebut juga statistik bebas distribusi. Statistik

nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk distribusi parameter populasi. Statistik

nonparametrik dapat digunakan pada data yang memiliki distribusi normal atau

tidak. Statistik nonparametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada

data nominal atau ordinal.

Contoh metode statistik nonparametrik antara lain adalah Median test, Friedman

(20)

2.2Langkah – Langkah Pemilihan Metode Statistik

Metode statistik nonparametrik digunakan bila salah satu syarat dalam statistik

parametrik tidak terpenuhi. Syarat – syarat yang perlu diperhatikan untuk menentukan

statistik apa yang digunakan dalam analisis, yaitu:

1. Apakah distribusi data diketahui?

Jika distribusi data tidak diketahui maka statistik yang sesuai adalah statistik

nonparametrik. Jika distribusi data diketahui, maka kita harus melihat jenis

distribusi data tersebut.

2. Apakah data berdistribusi normal?

Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistik yang sesuai adalah statistik

nonparametrik. Jika data berdistribusi normal, maka statistik yang sesuai

adalah statistik parametrik.

3. Apakah sampel ditarik secara random?

Jika sampel tidak ditarik secara random maka statistik yang digunakan adalah

statistik nonparametrik. Jika sampel ditarik secara random maka statistik yang

digunakan adalah statistik parametrik.

4. Apakah varians kelompok sama?

Jika varians kelompok tidak sama, maka statistik yang sesuai adalah statistik

nonparametrik. Jika varians kelompok sama, maka statistik yang sesuai adalah

statistik parametrik.

5. Bagaimana jenis skala pengukuran data?

Jika skala pengukuran data nominal dan ordinal, maka statistik yang sesuai

adalah statistik nonparametrik. Jika skala pengukuran data interval dan rasio,

(21)
(22)

2.3 Klasifikasi Data

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan diadakannya suatu observasi adalah

memperoleh keterangan tentang bagaimana kondisi suatu objek pada berbagai

keadaan yang ingin diperhatikan. Sebelum melakukan observasi terhadap variabel

yang akan diukur, terlebih dahulu perlu ditentukan skala pengukurannya, karena akan

mempengaruhi metode statistika yang akan digunakan.

Dergibson Siagian dan Sugiarto (2000, Hal: 19) menyatakan bahwa dalam

statistika dibedakan empat macam skala pengukuran yang mungkin dihasilkan yaitu:

1. Skala Nominal

Skala nominal merupakan pengukuran yang paling sederhana. Nominal berasal

dari kata ‘name’. Skala ini mengklasifikasikan (menggolongkan) setiap objek

atau kejadian ke dalam kelompok yang menunjukkan kesamaan atau

perbedaan ciri-ciri objek. Dengan skala nominal,hasil pengukuran bisa

dibedakan tetapi tidak bisa diurutkan mana yang lebih tinggi, mana yang lebih

rendah, mana yang utama dan mana yang bisa dikesampingkan. Setiap

observasi harus dimasukkan pada satu kategori saja tidak boleh lebih. Sebagai

contoh adalah variabel jenis kelamin (pria dan wanita).

2. Skala Ordinal

Dengan menggunakan skala ordinal,objek-objek juga dapat digolongkan dalam

kategori tertentu. Ukuran pada skala ordinal tidak memberika nilai absolute

pada objek, tetapi hanya urutan (ranking) relative saja sehingga kita dapat

mementukan mana yang lebih besar atau kecil (secara umum mana yang lebih

dan mana yang kurang). Sebagai contoh adalah status sosial (rendah, sedang,

(23)

3. Skala Interval

Skala interval memberikan ciri angka kepada kelompok objek yang

mempunyai skala nominal dan ordinal, ditambah dengan urutan yang sama

pada urutan objeknya.

Data skala interval diberikan apabila kategori yang digunakan bisa

dibedakan, diurutkan, mempnyai jarak tertentu, tetapi tidak bisa dibandingkan.

Data skala interval diperoleh sebagai hasil pengukuran dan biasanya

mempunyai satuan pengukuran. Cirri penting dari skala interval adalah

datanya bisa ditambahkan, dikurangi, digandakan, dan dibagi tanpa

mempengaruhi jarak relatif skor-skornya. Sebagai contoh, dalam penilaian

kinerja karyawan ( dengan skala 0 – 100 ), A mendapat penilaian 40 dan B

mendapat penilaian 80 bukan berarti kinerja B dua kali kinerja A.

4. Skala Rasio

Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat lain,

yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur.

Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil

pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan

bisa dibandingkan. Sebagai contoh adalah umur, nilai uang, tinggi badan, dan

lain sebagainya.

2.4 Statistik Nonparametrik

Istilah nonparametrik pertama kali digunakan oleh Wolfwitz pada tahun 1942. Metode

statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat digunakan dengan

mengabaikan asumsi – asumsi yang melandasi penggunaan metode statistik

parametrik terutama yang berkaitan dengan distribusi normal. Istilah lain yang sering

digunakan untuk statistik nonparametrik adalah statistik bebas distribusi (

(24)

banyak digunakan pada penelitian – penelitian sosial. Data yang diperoleh pada

penelitian sosial pada umumnya berbentuk kategori atau berbentuk ranking.

Uji statistik nonparametrik adalah suatu uji statistik yang tidak memerlukan

adanya asumsi – asumsi mengenai distribusi data populasi. Uji statistik ini disebut

juga sebagai statistik bebas distribusi (distribution free). Statistik nonparametrik tidak

mensyaratkan bentuk distribusi parameter populasi berdistribusi normal. Statistik

nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal atau

ordinal karena pada umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak berdistribusi

normal. Dari segi jumlah data, pada umumnya statistik nonparametrik digunakan

untuk data berjumlah kecil (n < 30).

2.5 Keunggulan Statistik Nonparametrik

Keunggulan statistik nonparametrik diantaranya:

1. Jika pengujian data menunjukkan bahwa salah satu atau beberapa asumsi yang

mendasari uji statistik parametrik (misalnya mengenai sifat distribusi data)

tidak terpenuhi, maka statistik nonparametrik lebih sesuai diterapkan

dibandingkan statistik parametrik.

2. Uji - ujinya lebih sederhana dan dapat dilaksanakan dengan cepat dan mudah,

sehingga hasil penelitiannya segera dapat disampaikan.

3. Untuk memahami uji – uji dalam statistik nonparametrik tidak memerlukan

dasar matematika serta statistika yang mendalam.

4. Uji – uji pada statistik nonparametrik dapat diterapkan jika kita menghadapi

keterbatasan data yang tersedia, misalnya jika data telah diukur menggunakan

skala pengukuran yang lemah (nominal atau ordinal).

5. Efisiensi statistik nonparametrik lebih tinggi dibandingkan dengan metode

(25)

2.6 Keterbatasan Statistik Nonparametrik

Disamping keunggulan, statistik nonparametrik juga memiliki keterbatasan. Beberapa

keterbatasan statistik nonparametrik antara lain:

1. Jika asumsi uji statistik parametrik terpenuhi, penggunaan uji nonparametrik

meskipun lebih cepat dan sederhana akan menyebabkan pemborosan

informasi.

2. Jika jumlah sampel besar, tingkat efisiensi statistik nonparametrik relatif lebih

rendah dibandingkan dengan metode parametrik.

3. Statistik nonparametrik tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi

(peramalan).

2.7 Korelasi

2.7.1Pengertian Korelasi

Korelasi adalah statistik yang menyatakan derajat hubungan antara dua variabel atau

lebih tanpa memperlihatkan ada atau tidaknya hubungan kausal di antara variabel –

variabel tersebut.

Dalam korelasi akan dijumpai bahwa dua variabel bernilai positif, negatif

dan/atau nol. Dua variabel dikatakan berkorelasi positif jika kenaikan pada satu

variabel diikuti oleh kenaikan variabel lainnya dan/atau penurunan pada satu variabel

diikuti oleh penurunan variabel lainnya. Dengan kata lain dua variabel berkorelasi

positif jika variabel – variabelnya cenderung berubah secara bersama. Dua variabel

dikatakan berkorelasi negatif jika kenaikan pada satu variabel diikuti oleh penurunan

(26)

cenderung berubah dalam arah yang berlawan. Dua variabel dikatakan berkorelasi nol

jika perubahan satu variabel tidak ada hubungannya dengan variabel lainnya. Dengan

kata lain dua variabel dikatakan tidak berkorelasi.

2.7.2 Koefisien Korelasi

Besarnya tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dapat diketahui dengan

mencari besarnya angka korelasi yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi

dinyatakan dengan lambang . Jika yang diukur adalah korelasi antara variabel x

dengan variabel y dinotasikan dengan .

Nilai dari koefisien korelasi berada diantara -1 dan +1. Jika dua variabel

berkorelasi positif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati +1, jika dua variabel

berkorelasi negative maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1, jika dua variabel

tidak berkorelasi maka nilai koefisien korelasi akan bernilai 0. Sehingga besarnya nilai

koefisien korelasi dapat ditulis dalam pertidaksamaan .

2.7.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan pangkat dua dari koefisien korelasi, dinotasikan

dengan . Koefisien determinasi yaitu koefisien yang menunjukkan/menentukan

berapa besar peranan variabel x dalam menentukan besarnya y.

Apabila suatu variabel x mempunyai korelasi dengan variabel y dengan

(27)

determinasinya adalah yang menyatakan besarnya persentase x

menjelaskan y.

2.7.4 Koefisien Rank Korelasi

Untuk data ; i = 1, 2, 3, …, n yang berskala ordinal maka koefisien korelasi

antara x dan y dihitung berdasarkan statistika nonparametrik yang disebut dengan

koefisien rank korelasi. Koefisien rank korelasi pada statistika nonparametrik antara

lain koefisien rank korelasi Spearman, Kendall, Somer, Crammer dan sebagainya.

2.7.5 Koefisien Korelasi Rank Kendall

Koefisien korelasi rank kendall mempunyai kegunaan untuk mengukur derajat

hubungan dari dua peubah yang pengukurannya minimal dalam skala ordinal. Metode

ini dikemukakan untuk pertama kalinya oleh Maurice G. Kendall pada tahun 1938.

Koefisien korelasi rank kendall dinotasikan dengan .

2.7.6 Metode Perhitungan Koefisien Korelasi Rank Kendall ( )

Koefisien korelasi rank kendall ( ) dapat diperoleh dengan cara membandingkan score

actual dengan score maximum yang mungkin dicapai. Atau dengan kata lain score

actual adalah score +1 dan -1 yang sebenarnya. +1 diberikan untuk pasangan yang

tersusun secara natural dan -1 diberikan untuk pasangan yang tidak tersusun secara

(28)

yang dapat diuraikan menjadi . Sehingga koefisien korelasi rank

Kendall ( ) dapat dirumuskan :

Selanjutnya score actual diberi symbol S, dan score maksimum ditentukan

oleh susunan , dimana n adalah jumlah objek atau individu pada variabel random X

dan Y. Secara matematis dapat ditulis:

Atau

Dimana : S = score actual (jumlah score +1 dan -1)

n = jumlah objek atau individu pada variabel random X dan Y

Ada kalanya pada variabel random X dan Y mempunyai objek yang sama atau

sering disebut dengan rank kembar. Jika ada dua atau lebih nilai pengamatan (baik

untuk variabel random X atau Y) yang sama, maka nilai – nilai tersebut diberi rank

rata – rata. Pengaruh dari nilai rank kembar tersebut adalah merubah besarnyanilai

penyebut pada rumus koefisien korelasi rank kendall ( ). Dalam hal ini rumus

(29)

Dimana : S = score actual (jumlah score +1 dan -1)

n = jumlah objek atau individu pada variabel random X dan Y

= ; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok

kembarnya untuk variabel X

= ; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok

kembarannya untuk variabel Y

2.8 Graph Theory

2.8.1 Konsep Dasar Graph

Defenisi 2.1 Graph

Suatu graph G terdiri dari dua himpunan yang berhingga, yaitu himpunan titik – titik

tidak kosong yang disebut dengan verteks yang disimbolkan dengan V(G) dan

himpunan garis – garis yang disebut dengan edge yang disimbolkan dengan E(G).

Defenisi 2.2 Loop, Edge Paralel dan Simpel Graph

Sebuah edge yang menghubungkan pasangan verteks yang sama yakni disebut

loop. Dua edge yang berbeda yang menghubungkan verteks yang sama disebut edge

paralel. Dan jika ada suatu graph yang tidak memuat loop dan edge paralel disebut

simple graph (graph sederhana).

V1 e6 V4

e1 e2 e3 e4

V2 e5 V3

(30)

Defenisi 2.3 incident dan adjacent

Suatu edge dalam suatu graph G dengan verteks – verteks ujung dan disebut

saling insiden dengan dan sedangkan dan disebut dua buah verteks yang

saling adjacent. Dua buah edge dan disebut saling adjacent jika kedua edge

tersebut incident pada suatu verteks persekutuan. Sebagai contoh dapat dilihat pada

gambar 2.2.

Gambar 2.2 Graph G(6,11)

Dari graph diatas dapat dilihat bahwa dan adalah lima buah edge

yang incident dengan verteks . Sedangkan dan merupakan dua buah edge

yang adjacent dan dengan adalah dua buah verteks yang adjacent.

Defenisi 2.3 Degree

Degree dari sebuah verteks dalam graph G adalah jumlah edge yang incident

dengan , dengan loop dihitung dua kali. Degree dari sebuah verteks dinotasikan

dengan . Bila jumlah edge yang incident dengan jumlah verteks adalah n

maka degree dari adalah n dan dinotasikan dengan .

Sebagai contoh, pada gambar 2.2dapat dilihat bahwa = = 3, = 5 ,

= = 2, dan = 6

Jika pada suatu graph ada suatu verteks yang tidak incident dengan suatu edge

atau dengan kata lain degree dari verteks tersebut sama dengan nol. Verteks itu

(31)

Defenisi 2.4 Graph Lengkap (Complete Graph)

Graph lengkap (complete graph) dengan n verteks (disimbolkan dengan ) adalah

graph sederhana dengan n verteks, dimana setiap 2 verteks bebeda dihubungkan

dengan suatu edge.

Teorema 2.4.1

Banyaknya edge dalam suatu graph lengkap dengan n verteks adalah atau

buah.

Bukti

Misalkan G adalah suatu graph lengkap dengan n verteks . Ambil

sembarang verteks (sebutlah ). Karena G merupakan graph lengkap, maka

dihubungkan dengan verteks lainnya ). Jadi ada buah

edge.

Selanjutnya, ambil sembarang verteks kedua (sebutlah ). Karena G adalah graph

lengkap, maka juga dihubungkan dengan semua verteks sisanya

sehingga ada buah edge yang berhubungan dengan . Salah satu edge

tersebut dihubungkan dengan . Garis ini sudah diperhitungkan pada waktu

menghitung banyaknya edge yang berhubungan dengan . Jadi ada edge

yang belum diperhitungkan.

Proses dilanjutkan dengan menghitung banyaknya edge yang berhubungan dengan

dan yang belum diperhitungkan sebelumnya. Banyak edge yang

didapat berturut – turut adalah : , , …, 3, 2, 1.

Jadi secara keseluruhan terdapat

(32)

Sebagai contoh dapat dilihat gambar 2.3 dibawah ini:

K2 K3 K4 K5

Gambar 2.3 complete graph

2.8.2 Graph Tak Berarah ( undirected Graph )

Suatu graph tak berarah (undirected graph) merupakan kumpulan dari titik yang

disebut verteks dan segmen garis yang menghubungkan dua verteks yang disebut

edge. Secara matematis, sebuah graph G didefenisikan sebagai pasangan himpunan

( ).

Dimana: = himpunan tak kosong dari verteks – verteks (simpul atau titik)

=

= himpunan tak terurut dari edge (sisi) yang menghubungkan sepasang

verteks.

Atau dapat dinotasikan dengan

Defenisi diatas menyatakan bahwa dimana V tidak boleh kosong,

sedangkan E mungkin kosong sehingga sebuah graph dimungkinkan tidak mempunyai

(33)

2.8.3 Representasi Graph Tidak Berarah (Undirected graph) dalam Matriks

Matriks dapat digunakan untuk menyatakan suatu graph. Untuk menyelesaikan suatu

permasalahan model graph dengan bantuan komputer maka graph tersebut dapat

disajikan dalam bentuk matriks. Matriks – matriks yang dapat menyajikan model

graph tersebut antara lain:

1. Matriks Ruas

Matriks ruas adalah matriks yang berukuran atau yang

menyatakan ruas (edge) dari graph. Matriks ini tidak dapat mendeteksi adanya

verteks terpencil.

2. Matriks adjacency

Matriks adjacency merupakan matriks simetri. Matriks adjacency digunakan

untuk menyatakan graph dengan cara menyatakannya dalam jumlah edge yang

menghubungkan verteks – verteksnya. Jumlah baris dan kolom matriks

adjacency sama dengan jumlah verteks dalam graph. Sehingga matriks

hubungnya berbentuk matriks bujur sangkar.

Defenisi matriks adjacency:

Misalkan G adalah graph tak berarah dengan verteks (n

berhingga). Matriks hubung yang sesuai dengan graph G adalah matriks

dengan = jumlah edge yang menghubungkan verteks dengan

verteks ; .

Karena jumlah edge yang menghungkan verteks dengan verteks selalu

sama dengan jumlah edge yang menghubungkan dengan verteks maka

jelas bahwa matriks adjacency selalu merupakan matriks yang simetris

Notasi dari matiks adjacency yaitu:

1 jika ada edge dari verteks ke verteks

=

(34)

3. Matriks Incidence

Matriks incidence adalah matriks yang menghubungkan verteks dengan edge.

Notasi dari matriks incidence yaitu:

1 jika verteks terhubung ke edge

= 2 jika edge menghubungkan verteks ke verteks

0 dalam hal lain

4. Matriks Connection

Matriks connection dapat mendeteksi suatu graph terhubung atau tidak. Graph

terhubung jika dan hanya jika matriks tidak mengandung elemen nol. Tetapi

matriks connection tidak ada mendeteksi adanya edge sejajar dan loop.

Notasi dari matriks connection yaitu:

1 bila atau ada edge dari verteks ke verteks

=

0 Dalam hal lain

Sebagai contoh untuk graph seperti dibawah ini:

e5

V1 e4 V4 e8 V5

e1 e2 e6 e7

V2 e3 V3

(35)

Maka,

Matriks ruas:

Atau

Matriks adjacency:

(36)

Matriks Incidence:

Matriks connection:

2.8.4 Graph Berarah ( Directed Graph )

Suatu graph berarah (digraph) D adalah merupakan suatu pasangan dari himpunan

{V(D), A(D)} dimana V(D) = adalah himpunan berhingga yang tidak

kosong yang elemennya disebut node/vertex dan A(D) = adalah suatu

(37)

Suatu vertex didalam digraph D disajikan dengan sebuah titik dan sebuah arc

yang digambarkan berupa suatu penggalan garis dengan suatu anak panah dari vertex

ke vertex . Sebagai contoh, gambar dibawah ini menampilkan suatu digraph yang

terdiri dari empat verteks dan enam arcs.

V1

2.8.4.1Representasi Graph Berarah (Digraph) dalam Matriks

Cara menyatakan graph berarah dalam matris sebenarnya tidaklah jauh berbeda

dengan cara menyatakan graph tak berarah dalam suatu matriks. Perbedaannya hanya

terletak pada keikutsertaan informasi tentang arah garis yang terdapat dalam graph

berarah. Sebuah graph berarah dapat juga dipersentasekan dalam matriks adjacency,

matriks incidence dan matriks sirkuit. Adapun reorentase matriks dalam graph berarah

yang dibahas dalam tulisan ini adalah matriks adjacency.

Defenisi dari Matriks Adjacency tersebut adalah sebagai berikut:

Misalkan G adalah graph berarah yang terdiri dari n verteks tanpa arc paralel. Matriks

hubung yang sesuai dengan graph G adalah matriks bujursangkar

dengan notasi

1 jika ada arc dari verteks ke verteks

=

(38)

2.8.4.2Complete Digraph

Digraph disebut sebagai complete digraph (graf berarah lengkap) jika setiap pasang

vertex dihubungkan oleh sebuah arc. Atau sebuah graph adalah komplit jika setiap

vertex terhubung ke setiap vertex yang lain. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat

suatu complete digraph.

Gambar 2.6 complete digraph

2.8.4.3Asymmetric Digraph

Suatu digraph dikatakan sebagai asymmetric digraph jika pada digraph yang terbentuk

memiliki paling banyak satu arc antara sepasang vertex tanpa loop. Dengan kata lain

tidak ada arc yang memiliki arc balik. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat suatu

asymmetric digraph.

(39)

2.8.4.4Complete Asymmetric Digraph

Complete asymmetric digraph adalah suatu asymmetric digraph dimana terdapat tepat

satu antara setiap pasang vertex. Complete asymmetric digraph dengan vertices

mengandung arcs.

Bukti

Misalkan D adalah suatu complete asymmetric digraph dengan n verteks

. Ambil sembarang verteks (sebutlah ). Karena D merupakan

complete asymmetric digraph, maka dihubungkan dengan verteks lainnya

). Jadi ada buah arc.

Selanjutnya, ambil sembarang verteks kedua (sebutlah ). Karena D adalah complete

asymmetric digraph, maka juga dihubungkan dengan semua verteks sisanya

sehingga ada buah arc yang berhubungan dengan . Proses

dilanjutkan dengan menghitung banyaknya arc yang berhubungan dengan

dan yang belum diperhitungkan sebelumnya. Banyak arc yang

didapat berturut – turut adalah : , , …, 3, 2, 1.

Jadi secara keseluruhan terdapat

buah arc

Pada gambar dibawah ini dapat dilihat suatu contoh dari complete asymmetric

digraph.

V1 a1 V2

a2 a3 a4 a5

V3 a6 V4

(40)

Complete asymmetric digraph dapat direpresentasikan dalam sebuah matriks

adjacency. Jumlah baris dan kolom adjacency matrix sama dengan jumlah vertex

dalam complete asymmetric digraph. Adjacency matrix yang sesuai adalah matrix

bujur sangkar , yaitu matriks A = dengan:

+1 jika ada arc dari titik ke dan ( ) tersusun secara natural

= -1 jika ada arc dari titik ke dan ( ) tidak tersusun secara natural

(41)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Bentuk Graph Sebagai Suatu Adjacency Matriks dalam Penentuan Koefisien Korelasi Rank Kendall ( )

Graph yang digunakan dalam penentuan koefisien korelasi rank kendall ( ) adalah

graph yang berarah (digraph), karena setiap objek pengamatan pada data yang

diberikan merupakan data berpasangan berurutan. Vertexnya adalah objek-objek

dalam penelitian. Dalam metode korelasi rank Kendall, objek-objek pengamatan

dihubungkan kesetiap objek-objek berikutnya yaitu dari objek pertama ke objek

kedua, kemudian dari objek pertama ke objek ke tiga, dan seterusnya sampai objek

ke-n. Setelah itu dilanjutkan dari objek kedua ke objek ketiga, objek kedua ke objek

keempat, dan seterusnya sampai objek n. Hal ini terus dilakukan sampai objek

ke-(n-1) ke objek ke-n. Atau dengan kata lain, jika objek-objek pada penelitian adalah

vertex dalam graph maka dari pengertian di atas dapat dituliskan:

(vi,vj) dengan i < j ; i,j = 1,2,3,…,n.

vi merupakan titik awal dan vj merupakan titik akhir, sehingga suatu arc dengan titik

ujung (vi,vj) menyatakan garis dari titik i dan titik j. Karena (vi,vj) dihubungkan hanya

sekali dengan i < j ; i,j = 1,2,3,…,n sehingga tidak ada garis paralel dan tidak ada arc

dengan titik ujung (vi,vi) maka graph yang terbetuk adalah suatu asymetric digraph.

Dan karena setiap pasang objek pada penelitian harus dihubungkan atau dengan kata

lain terdapat tepat satu arc antara setiap pasang vertex (vi,vj) dengan i < j ; i,j =

1,2,3,…,n maka bentuk graph yang digunakan dalam perhitungan adalah suatu

complete asymmetric digraph.

Complete asymmetric digraph yang terbentuk kemudian dituangkan ke dalam

(42)

vertex dalam complete asymmetric digraph. Adjacency matrix yang sesuai adalah

matrix bujur sangkar , yaitu matriks A = dengan:

+1 jika ada arc dari verteks ke dan ( ) tersusun secara natural

= -1 jika ada arc dari verteks ke dan ( ) tidak tersusun secara natural

1 jika tidak ada arc dari verteks ke

Sehingga terbentuk adjacency matrix-nya menjadi:

A=

Setelah adjacency matrix terbentuk dengan ketentuan seperti diatas,

selanjutnya ditentukan score actual dengan cara menjumlahkan nilai +1 dan -1 yang

diperoleh dari adjacency matrix. Kemudian menentukan score maximum yang

mungkin dicapai. Score maximum yang mungkin sama dengan banyaknya arcs dari

complete asymmetric digraph, sehingga score maximum dapat ditentukan dengan

dimana n adalah jumlah vertex dari complete asymmetric digraph.

Dengan demikian koefisien korelasi rank kendall ( dengan pendekatan

(43)

Atau

Untuk koefisien korelasi rank kendall dengan rank kembar maka rumus yang

digunakan adalah :

Dengan: S = score actual

; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok kembarnya

untuk peubah x

; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok kembarnya

untuk peubah y

Selanjutnya kita dapat menyusun hipotesis nihil dan hipotesis alternative yang

nantinya dapat diuji dengan uji hipotesis menggunakan rumusan:

Dimana : Z = test statistik untuk kendall rank korelasi

= koefisien korelasi rank kendall

(44)

3.2 Penggunaan Model

Sebagai uji model perhitungan koefisien korelasi rank Kendall ( ) menggunakan

graph theory, dicontohkan data berikut ini yang hanya merupakan data simulasi. Data

simulasi diambil dari buku statistik nonparametrik edisi kedua karangan Samsubar

Saleh. Berikut ini adalah data pengamatan dokter kepala bagian penyakit dalam

terhadap 20 pasien penderita darah tinggi.

Table 3.1 Data Pengamatan Dokter Kepala Bagian Penyakit Dalam Terhadap 20

Pasien Penderita Darah Tinggi

(45)

Untuk mendapatkan nilai skor maksimum dari data diatas maka dapat diperoleh dari

jumlah arc maksimum yang diperoleh dari complete asymmetric digraph. 20 pasien

penderita darah tinggi menjadi verteks dari complete asymmetric digraph. Score

maximum sama dengan banyaknya arcs dari complete asymmetric digraph, sehingga

score maximum dapat ditentukan dengan dimana n adalah jumlah vertex dari

complete asymmetric digraph. Dari data diatas diketahui banyaknya n adalah 20,

sehingga score maksimum dapat diperoleh dari banyaknya arc dari complete

asymmetric digraph dengan menggunakan teorema 2.4.1, maka nilai score maksimum

dapat diperoleh dengan:

=

(46)

Dapat direpresentasikan dengan digraph akan diperoleh graph dengan 20 verteks dan

190 arcs. Dan dapat dilihat dalam gambar berikut :

V1 V2

V3 V4 V5

V6 V7 V8 V9

V10 V11 V12 V13 V14

V15 V16 V17 V18 V19 V20

(47)

Sehingga skor maksimum yang diperoleh adalah sama dengan banyaknya arc dari

complete asymmetric digraph yaitu 190.

Untuk menentukan nilai skore actualnya dapat diperoleh dengan menggunakan

matriks adjacency yang berbentuk matriks segitiga atas. Langkah – langkah untuk

mendapatkan matriks adjacency adalah sebagai berikut:

Lakukan perangkingan dari data diatas, dan akan diperoleh urutan ranking sebagai

(48)

Table 3.2 Ranking Pengamatan Dokter Kepala Bagian Penyakit Dalam Terhadap

20 Pasien Penderita Darah Tinggi

(49)

Selanjutnya perankingan tersebut susun berdasarkan urutannya. Hasilnya disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Susunan perankingan Pengamatan Dokter Kepala Bagian Penyakit

Dalam Terhadap 20 Pasien Penderita Darah Tinggi.

(50)

Setelah rank umur diurutkan secara natural, langkah selanjutnya adalah membentuk

(51)

Dari adjacency matriks diatas dihitung total nilai +1 dan -1. Dari sini diperoleh score

actual. Besarnya score actual dapat dilihat dari table dibawah ini. Setiap baris dalam

table ini menunjukkan banyaknya nilai +1 (pasangan yang tersusun secara natural)

dan banyaknya nilai -1 (pasangan yang tidak tersusun secara natural) dari setiap baris

dalam adjacency matriks.

Tabel 3.4 pasangan yang terurut secara natural (+1) dan pasangan yang tidak tersusun

secara natural (-1) dari setiap baris dalam adjacency matriks

Banyak Pasangan Yang terurut secara

natural (+1)

Banyak pasangan yang tidak terurut

(52)

Dari table diatas diperoleh score actual dengan menjumlahkan banyak pasangan yang

terurut secara natural dengan banyak pasangan yang tidak tersusun secara natural.

Karena yang akan diuji memiliki rank kembar, maka selanjutnya dicari nilai Tx dan

Ty. Dimana pengamatan terhadap umur dimisalkan dengan x dan pengamatan

terhadap tekanan darah dimisalkan dengan y. Pada rank pengamatan terhadap umur

terdapat satu kelompok nilai kembar yaitu: ranking 15,5 dengan t = 2. Sehingga nilai

Tx adalah :

=

= 1

Pada rank pengamatan terhadap tekanan darah terdapat dua kelompok nilai kembar

yaitu: ranking 16,5 dengan t = 2 dan ranking 19,5 dengan t = 2. Sehingga nilai Ty

adalah :

=

(53)

Dengan demikian harga koefisien korelasi rank Kendall dapat dicari

menggunakan rumus (3.3):

Selanjutnya pengujian terhadap :

1. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternative, yaitu:

H0 : tidak ada korelasi antara umur dengan tekanan darah

H1 : ada korelasi antara umur dengan tekanan darah

2. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima dan H1 ditolak apabila - Zα/2 ZH ≤ + Zα/2

H0 ditolak dan H1 diterima apabila ZH > + Zα/2 atau ZH < - Zα/2

(54)

4. Nilai kritis pada = 5% = ± Z1/2(1 ) = Z1/2(1-0,05)

Z1/2(0,95) = Z0,475 = ± 1,96 (gunakan kurva normal)

5. Kesimpulan

H0 ditolak karena ZH = 5,2330 > Z0,025 = + 1,96

Artinya : ada korelasi yang cukup berarti antara umur dengan tekanan darah dari 20

(55)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. untuk menentukan score maksimum dapat diperoleh dari jumlah arc dari complete

asymmetric digraph.

2. Untuk mendapatkan score actual dapat diperoleh dengan menggunakan matriks

adjacency dari complete asymmetric digraph yang berbentuk matriks segitiga atas.

3. Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa graph berarah (digraph)

dapat digunakan untuk menentukan nilai koefisien korelasi rank kendall ( ).

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Diharapkan untuk dapat membuat suatu program komputerisasi untuk mencari

koefisien korelasi rank kendall menggunakan graph teori mengingat akan ada data

yang berskala besar. Dengan adanya program komputerisasinya bentuk graph dari

adjacency matriksnya juga dapat tersaji dengan jelas, sehingga pembaca bisa

(56)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alavi, Y, Dkk. 1985. Graph Theory with Applications to Algorithms and

Computer Science. USA: John Wiley & Sons, Inc

[2] Beineke, Lowell W & Wilson, Robin J. 1983. Selected Topics in Graph Theory 2.

New York: Academic Press Inc.

[3] Djarwanto Ps. Edisi 2004. Statistika Nonparametrik. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta

[4] Harary, Frank. 1971. Graph Theory. Second Printing. Philippines:

Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

[5

[6] Johnsonbaugh, R. 2002. Matematika Diskrit. Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia.

Terjemahan Pearson Education Asia Pte.ltd. dan PT. Prenhallindo.

[7] Munir, Rinaldi. 2007. Matematika Diskrit. Edisi Ketiga. Bandung: Informatika

[8] Narsingh, Deo. 1984. Graph Theory with application to Engineering and

Computer Science. New Delhi: Prentice Hall of India, Private Limited.

[9] Palmer, Edgar M. 1985. Graphical Evolution. Amsterdam: Mathematisch

Centrum.

[10] Siagian,dkk. 2000. Metode statistika untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

[11] Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Nonparametrik. Edisi Kedua. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta

[12] Wilson, Robin J. 1985. Introduction to Graph Theory. Third Edition. New York:

Gambar

Gambar 2.1 Simple Graph
gambar 2.2.
Gambar 2.3 complete graph
Gambar 2.4 graph G(5,8)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup penulisan tugas akhir ini meliputi studi kasus masalah klaim dari sudut pandang kontraktor (sebagai penyedia jasa), mulai dari faktor- faktor yang diakibatkan

Tekstur tanah yang diperoleh yaitu Liat memeliki luas sebesar 94,86 Ha, Liat berdebu 3,19 Ha dan Lempung liat berdebu 1,95 Ha.Pembakaran jerami padi dilahan sawah berpengaruh nyata

Namun Heny juga mengungkapkan kekhawatirannya apabila industri perumahan menggantungkan pembeli dari luar daerah akan tercipta jogja sebagai kota pensiunan yang berarti dalam 10

Untuk kesiapan keterampilan warga kampus terhadap program eco-campus dapat dikatakan tinggi yaitu sekitar 61,16%, hal ini terlihat dari banyaknya warga kampus

Setelah mengikuti kegiatan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan akan memiliki kemampuan dalam menggunakan komputer berbasis sistem operasi Windows dengan program aplikasi Word

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Mengetahui efek antijamur dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum.. Mengetahui

Sedangkan kewaspadaan ibu rumah tangga (variabel y) setelah mendapat terpaan berita penculikan anak di televisi, operasionalisasinya dapat diukur melalui indikator yang meliputi;