IRFAN KUSTOYO
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2014
PENGARUH FOSFAT ALAM,
BAHAN ORGANIK, DAN KOMBINASINYA TERHADAP
PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Perbaikan Sifat Kimia Tanah dan Produksi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
IRFAN KUSTOYO. Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya Terhadap Perbaikan Sifat Kimia Tanah dan Produksi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena). Dibimbing oleh LILIK TRI INDRIYATI dan BUDI NUGROHO.
Tanah-tanah yang tersedia untuk lahan pertanian saat ini pada umumnya bereaksi masam dan miskin unsur hara, karena tingkat kesuburannya yang rendah maka diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Podsolik merupakan tanah masam yang mengalami pelapukan lanjut sehingga memiliki tingkat kesuburan rendah, namun memiliki persebaran yang luas. Dua faktor utama yang membatasi kesuburan tanah ini yaitu bersifat masam; rendahnya unsur hara misalnya P, Ca, dan Mg serta adanya zat yang meracun misalnya Al dan Mn terlarut (Haynes dan Mokolobate 2001). Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas Podsolik yaitu dengan pemupukan, pemberian bahan organik dan pengapuran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya dalam memperbaiki sifat kimia tanah, dan produksi tanaman terung ungu (Solanum melongena) pada Podsolik dari Gajrug. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan. Perlakuan tersebut terdiri dari pemberian fosfat alam, SP-36, bahan organik dan kombinasinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan organik (kotoran sapi atau jerami) berpengaruh nyata terhadap N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd, dan Mg-dd, serapan P dan Ca, serta produksi tanaman terung ungu, sedangkan perlakuan fosfat alam tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Perlakuan bahan organik yang dikombinasikan dengan fosfat alam atau SP-36 menunjukkan produksi tanaman terung ungu yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan bahan organik yang diberikan secara tunggal (kotoran sapi atau jerami). Produksi tanaman terung ungu tertinggi terdapat pada perlakuan P-alam 100% + jerami, selanjutnya diikuti oleh perlakuan P-alam 100% + kotoran sapi.
ABSTRACT
IRFAN KUSTOYO. Effect of Rock Phosphate, Organic Materials and their Combinations on Improvement of Soil Chemical Properties and Crop Production of Eggplant (Solanum melongena). Supervised by LILIK TRI INDRIYATI and BUDI NUGROHO.
Arable land for farming system is commonly acid soils and has low nutrient content. As its low fertility, it is needed an effort to improve soil fertility and productivity. Podsolik is highly weathered acid soils that has low fertility level, but it has wide spread. Two fundamental factors limit the fertility of acid soils; nutrient deficiencies e.g. P, Ca and Mg, and the presence of phytotoxic substances e.g soluble Al and Mn (Haynes and Mokolobate 2001). Various efforts to improve the chemical properties of Podsolik such as fertilization, organic materials addition and liming.
This research was aimed to observe the effect of rock phosphate, organic materials and its combination in improvement of soil chemical properties and crop production of eggplant (Solanum melongena) in Podsolik from Gajrug. The treatment laid out in a randomized complete by design with three replications. Treatment consisted of addition of rock phosphate, SP-36, organic materials, and their combinations.
The results showed that the treatment of organic materials (cow dung or rice straw) affected significantly on total-N, available-P, exchangeable K, Ca, and Mg, the uptake of P and Ca, and crop production of eggplant. However, the treatment of singular rock phosphate did not effect significantly on all observed parameters. The treatment of organic materials which is combined with rock phosphate or SP-36 showed a higher crop production of eggplant than the treatment of singular organic materials (cow dung or rice straw). The highest crop production of eggplant was found in treatment of rock phosphate 100% + rice straw. It was followed by the treatment of rock phosphate 100% + cow dung .
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2014
IRFAN KUSTOYO
PENGARUH FOSFAT ALAM,
BAHAN ORGANIK, DAN KOMBINASINYA TERHADAP
PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI
Judul Skripsi : Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Perbaikan Sifat Kimia Tanah dan Produksi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena)
Nama : Irfan Kustoyo NIM : A14090039
Disetujui oleh
Dr Ir Lilik Tri Indriyati, MSc. Pembimbing I
Dr Ir Budi Nugroho, MSi. Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Baba Barus, MSc. Ketua Departemen
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala kasih dan karunia-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan, penelitian dan penulisan skripsi ini. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Perbaikan Sifat Kimia Tanah dan Produksi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Lilik Tri Indriyati, MSc. selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi selama penelitian sampai penulisan skripsi. Terima kasih kepada Dr Ir Budi Nugroho, MSi. selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas bimbingan dan berbagai saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Arief Hartono, MSc. selaku dosen penguji atas kritik, saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini dan telah membantu dalam pengambilan contoh tanah Podsolik dari Gajrug.
2. Seluruh staf Laboratorium dan staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
3. Kedua orang tua atas doa, kasih sayang dan kepercayaannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 ini.
4. Yudianie Maya Ulfa yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada penulis.
5. Sri Indahyani dan rekan-rekan MSL’46 atas kebersamaan dan dukungannya selama penelitian.
6. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membacanya.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 1
METODE PENELITIAN ... 2
Tempat dan Waktu Penelitian ... 2
Bahan dan Alat Penelitian ... 2
Pelaksanaan Percobaan ... 2
Analisis Statistik ... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4
Karakteristik Podsolik dari Gajrug ... 4
Karakteristik Pupuk Fosfat Alam ... 4
Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Sifat Kimia Tanah ... 5
Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Serapan P dan Ca Tanaman Terung Ungu ... 8
Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Produksi Tanaman Terung Ungu ... 9
SIMPULAN DAN SARAN... 10
Simpulan ... 10
Saran ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 11
LAMPIRAN ... 13
DAFTAR TABEL
1. Perlakuan dan Dosis Pupuk SP-36, Fosfat Alam, Kotoran Sapi, Jerami serta Kombinasinya dan Pupuk Dasar yang Diberikan ... 3 2. Analisis Awal Sifat Kimia Podsolik dari Gajrug ... 4 3. Hasil Analisis Pupuk Fosfat Alam ... 5 4. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya terhadap Kandungan N-total, P-tersedia dan K-dd Tanah ... 5 5. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya terhadap Serapan Hara Tanaman ... 8 6. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya terhadap Produksi Tanaman ... 9
DAFTAR GAMBAR
1. Analisis Awal Podsolik dari Gajrug ... 13 2. Analisis Kadar Bahan Organik ... 13 3. Kriteria Penilaian Analisis Tanah (1983) dan Persyaratan Mutu
Fosfat Alam menurut Badan Standarisasi Nasional (2005) ... 14 4. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada pH Tanah ... 15 5. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada N-total Tanah ... 15 6. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada P-tersedia Tanah ... 15 7. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada K-dd Tanah ... 15 8. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada Ca-dd Tanah ... 16 9. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada Mg-dd Tanah ... 16 10.Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
11.Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya pada Bobot Total Buah ... 16 12.Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada Bobot perbuah ... 17 13.Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada Serapan P Tanaman ... 17 14.Hasil Analisis Ragam Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan
Kombinasinya pada Serapan Ca Tanaman ... 17 15.Gambar 4 Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya
terhadap Tanaman Terung Ungu ... 18 16.Gambar 5 Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya
terhadap Pertumbuhan Tanaman Terung Ungu ... 18 17.Gambar 6 Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya
PENDAHULUAN
Latar BelakangTanah-tanah yang tersedia untuk lahan pertanian saat ini pada umumnya bereaksi masam dan miskin unsur hara, sehingga diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Podsolik merupakan jenis tanah masam yang memiliki tingkat kesuburan rendah. Ditinjau dari segi luasannya, Podsolik mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan lahan pertanian. Luas Podsolik di Indonesia mencapai 45.8 juta ha atau 25 % luas tanah Indonesia (Subagyo et al 2004). Dua faktor utama yang membatasi kesuburan tanah ini yaitu sifat tanah yang masam; rendahnya unsur hara misalnya P, Ca, dan Mg serta keberadaan zat yang meracun misalnya Al dan Mn yang terlarut (Haynes dan Mokolobate 2001).
Beberapa usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas Podsolik yaitu dengan pemupukan, pemberian bahan organik dan pengapuran. Pemupukan P menggunakan fosfat alam di Podsolik dinilai mempunyai lebih banyak keunggulan daripada pupuk fosfat larut air seperti SP-36 dan TSP (Rosliani et al. 2006). Hal ini karena fosfat alam bukan hanya merupakan sumber P tetapi juga sumber unsur Ca, Mg, S, Fe, Cu dan Zn (Dev 1996). Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) fosfat alam baik digunakan sebagai sumber pupuk P pada tanah masam karena kelarutan fosfat alam akan meningkat dengan meningkatnya kemasaman tanah dan efektif digunakan pada tanah dengan retensi serta fiksasi P yang tinggi.
Pemberian bahan organik ke dalam tanah mampu memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Bahan organik mampu mengendalikan senyawa meracun seperti Al dan Fe melalui proses pengkhelatan senyawa humik hasil dekomposisi, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan P, selain menambahkan hara dari hasil dekomposisi bahan organik tersebut (Tan 1998). Bahan organik sebagai sumber energi bagi mikroorganisme dapat merangsang kegiatan biokimia dalam tanah seperti pengeluaran enzim oleh mikroorganisme, dan enzim (fosfatase) yang dikeluarkan dapat mengubah P-organik menjadi lebih tersedia baik bagi mikroorganisme atau tanaman (Djuniwati et al. 2007).
Tujuan
2
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan University Farm Institut Pertanian Bogor, sedangkan analisis kimia tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2012 sampai dengan Agustus 2013.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: bahan tanah Podsolik dari Gajrug, fosfat alam, bahan organik (kotoran sapi dan jerami), urea, SP-36 dan KCl, benih terung ungu (Solanum melongena) varietas Tangguh, serta serangkaian bahan kimia untuk analisis tanah dan tanaman. Alat-alat yang digunakan yaitu cangkul, pot, timbangan dan alat-alat yang diperlukan di lapang. Selain itu digunakan alat laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.
Pelaksanaan Percobaan
Bahan tanah Podsolik dari Gajrug dikeringudarakan terlebih dahulu. Setelah itu, bahan tanah disaring hingga lolos saringan 5 mm dan ditimbang setara dengan 12 kg berat kering mutlak (BKM) dan dimasukkan kedalam pot. Bahan organik yang digunakan yaitu kotoran sapi dan jerami padi yang telah dicacah dengan ukuran 2-5 cm. Dosis bahan organik yang diberikan adalah setara dengan 5 ton ha-1. Masing-masing bahan organik kemudian dicampur dengan bahan tanah dalam pot dengan bobot tanah setara 12 kg berat kering mutlak (BKM) sesuai perlakuan. Selanjutnya campuran tanah dan kotoran sapi atau jerami diinkubasi selama 3 minggu pada kondisi kapasitas lapang. Dosis pupuk fosfat alam dan SP-36 yang diberikan setara dengan 54 kg P2O5/ha. Pupuk fosfat alam diberikan satu minggu sebelum tanam dan SP-36 diberikan pada saat tanam. Pupuk urea dengan dosis 200 kg ha-1 dan KCl dengan dosis 200 kg ha-1 diberikan dua kali yaitu setengah dosis pada saat tanam dan setengah dosis lagi pada saat tanaman berumur empat minggu setelah tanam. Benih terung ungu disemai terlebih dahulu dalam wadah persemaian. Setelah bibit berdaun 4-5 helai (umur 3 minggu) dilakukan penanaman dalam pot sebanyak satu bibit per pot.
3 analisis kadar hara tanaman. Parameter produksi tanaman yang diamati meliputi bobot total buah dan bobot per buah.
Contoh tanah pada akhir percobaan diambil dari setiap pot percobaan sesuai dengan perlakuan secara komposit, dikeringudarakan, dan diayak sehingga lolos ukuran 2 mm untuk selanjutnya dilakukan analisis kimia tanah. Parameter yang diamati adalah N-total (metode Kjeldahl), P-tersedia (Bray I), kalium dapat dipertukarkan (K-dd), kalsium dapat dipertukarkan (Ca-dd), magnesium dapat dipertukarkan (Mg-dd) (metode NH4OAC pH 7), dan pH tanah. Analisis tanaman yang dilakukan meliputi kadar P dan Ca bagian atas tanaman (metode pengabuan basah).
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal. Percobaan ini terdiri dari 12 perlakuan dengan empat kali ulangan, sehingga diperoleh 48 satuan percobaan. Model matematika dari rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut:
Yij = µ + αi + εij dimana :
Yij = Hasil Pengamatan/pengukuran pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j µ = Rataan umum
αi = Pengaruh perlakuan fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya ke-i
εij = Galat
Analisis statistik data dilakukan dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada selang kepercayaan (α) 5%. Apabila perlakuan terhadap parameter yang diamati berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut menggunakan
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau uji wilayah Duncan pada taraf α =
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Podsolik dari Gajrug
Sifat kimia Podsolik dari Gajrug disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah menurut Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Podsolik dari Gajrug termasuk masam (pH 4.5) dengan kadar P-tersedia (11.66 ppm) dan kadar N-total tergolong rendah (0.19%), C-organik, Ca-dd, K-dd, Na-dd, KTK, dan KB tergolong sedang, masing-masing sebesar (2.07%), (8.71 me/100g), (0.33 me/100g), (0.41 me/100g), (23.18 me/100g), dan (50.22%), Mg-dd dan Al-dd tergolong tinggi, masing-masing sebesar (2.19 me/100g) dan (12.06 me/100g).
Tabel 2. Analisis Awal Sifat Kimia Podsolik dari Gajrug
Unsur Kimia Satuan Nilai
pH (H2O) 1:1 4.50
Rendahnya kadar P-tersedia tanah diduga berkaitan dengan rendahnya pH tanah. Hal ini disebabkan oleh tingginya Al-dd dalam tanah yang dapat mengakibatkan pengikatan ion-ion fosfat oleh Al menjadi bentuk senyawa yang sukar larut, sehingga P-tersedia menjadi rendah atau tidak tersedia bagi tanaman. Kondisi tanah seperti ini memerlukan tindakan-tindakan seperti pemupukan, pemberian bahan organik dan pengapuran agar unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman semakin tersedia. Selain itu, hasil dari dekomposisi bahan organik berupa senyawa humik dapat secara efektif bereaksi dengan Al dan Fe membentuk persenyawaan kompleks, sehingga P-tersedia akan lebih tersedia bagi tanaman.
Karakteristik Pupuk Fosfat Alam
5 Tabel 3. Hasil Analisis Pupuk Fosfat Alam
No. Uraian Satuan Kadar Fosfat Alam
Kehalusan lolos 80 mesh Tyler %b/b 80.07
Kehalusan lolos 25 mesh Tyler %b/b 99.80
Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Sifat Kimia Tanah
Hasil analisis ragam (Lampiran 5 dan 6) menunjukkan bahwa perlakuan fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap kadar Nitrogen total (N-total) dan P-tersedia tanah. Hasil analisis lanjut pengaruh fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya terhadap N-total dan P-tersedia disajikan pada Tabel 4. Secara umum Tabel 4 menunjukkan bahwa kadar N-total dan P-tersedia dalam tanah meningkat pada perlakuan kotoran sapi, baik yang diberi secara tunggal maupun kombinasinya. Nilai N-total tanah tertinggi terdapat pada perlakuan P-alam 100% + kotoran sapi, sedangkan nilai P-tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan kotoran sapi tunggal dan SP-36 + kotoran sapi.
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Kandungan N-total, P-tersedia, dan K-dd tanah Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada
taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
6
terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas dengan proses mineralisasi yang merupakan tahap akhir dari proses perombakan bahan organik. Dalam proses mineralisasi akan dilepas mineral-mineral hara tanaman ke dalam tanah. Bahan organik sebagai sumber nitrogen pertama-tama akan mengalami peruraian menjadi asam-asam amino (aminisasi), yang selanjutnya oleh sejumlah besar mikroba heterotrofik mengurai menjadi amonium (amonifikasi).
Pengaruh bahan organik terhadap ketersediaan P dapat secara langsung melaui proses mineralisasi atau secara tidak langsung dengan membantu pelepasan P yang terfiksasi oleh komponen tanah. Stevenson (1982) menjelaskan ketersediaan P di dalam tanah dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui 5 aksi, antara lain 1) melalui proses mineralisasi bahan organik terjadi pelepasan P mineral (H2PO4-, HPO42-); 2) melalui aksi dari bahan humik atau senyawa pengkelat yang lain hasil dekomposisi, terjadi pelepasan fosfat yang berikatan dengan Al dan Fe yang tidak larut menjadi bentuk terlarut :
Al (Fe)(H2O)3 (OH)2 H2PO4 + Khelat ===> PO4
(larut) + Kompleks Al-Fe- khelat
3) bahan organik akan mengurangi jerapan fosfat karena asam humat dan asam fulvat berfungsi melindungi sesquioksida dengan memblokir tapak pertukaran; 4) penambahan bahan organik mampu mengaktifkan proses penguraian bahan organik tanah; 5) membentuk kompleks fosfo-humat dan fosfo-fulvat yang dapat ditukar dan lebih tersedia bagi tanaman.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat pula bahwa SP-36 nyata meningkatkan kandungan P-tersedia tanah dibandingkan dengan P-alam 100 % atau P-alam 150 %. Hal ini diduga disebabkan oleh karakteristik pupuk SP-36 yang bersifat larut air, sedangkan fosfat alam tidak larut air (Tabel 2). Akibatnya kandungan P-tersedia pada perlakuan dengan pupuk SP-36 lebih tinggi dibandingkan dengan fosfat alam.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap K-dd tanah (Lampiran 7). Secara umum Tabel 4 menunjukkan bahwa K-dd tanah cenderung meningkat pada perlakuan bahan organik tunggal maupun kombinasinya. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa jerami cenderung meningkatkan K-dd tanah lebih tinggi dibandingkan kotoran sapi. Data analisis (Lampiran 2) menunjukkan bahwa jerami memiliki kandungan K yang lebih tinggi (1.21%) dibandingkan dengan kotoran sapi (0.87%). Penelitian Wihardjaka (2002), menunjukkan bahwa jerami nyata meningkatkan kandungan K-dd tanah. Hal ini juga didukung oleh Supriyanto (2001) menyatakan bahwa kompos jerami memiliki potensi hara yang sangat tinggi. Meskipun kemampuan kotoran sapi lebih rendah memasok K daripada jerami, namun dapat meningkatkan hara K lebih tinggi dibandingkan tanpa bahan organik (kontrol) dan perlakuan tanpa kotoran sapi.
7 Tabel 5. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Kandungan Ca-dd dan Mg-dd Tanah Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada
taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Tabel 5 menunjukkan bahwa kandungan Ca-dd dan Mg-dd tanah meningkat pada pemberian kotoran sapi baik yang diberikan secara tunggal maupun yang dikombinasikan dengan fosfat alam atau SP-36. Perlakuan P-alam 100% + kotoran sapi mempunyai Ca-dd nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya kecuali perlakuan P-alam 100% + jerami dan P-alam 150% + kotoran sapi. Nilai Ca-dd tertinggi terdapat pada perlakuan P-alam 100% + kotoran sapi, sedangkan nilai Mg-dd tertinggi terdapat pada perlakuan kotoran sapi tunggal. Kotoran sapi meningkatkan nilai Ca-dd dan Mg-dd tanah lebih tinggi dibandingkan dengan jerami. Hal ini menunjukkan bahwa kotoran sapi yang diberikan mampu menambah jumlah Ca-dd dan Mg-dd tanah. Kotoran sapi menunjukkan bahwa fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya tidak nyata terhadap pH tanah.
8
Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Serapan P dan Ca Tanaman Terung Ungu
Hasil analisis ragam (Lampiran 13 dan 14) menunjukkan bahwa perlakuan fosfat alam, bahan organik atau kombinasinya berpengaruh nyata terhadap serapan P dan Ca tanaman terung ungu. Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya terhadap serapan P dan Ca disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan P-alam 100% + kotoran sapi mempunyai serapan P nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya kecuali, kotoran sapi, SP-36 + kotoran sapi, P-alam 100% + jerami dan P-alam 150% + kotoran sapi. Perlakuan SP-36 atau P-alam yang diberikan secara tunggal tidak berbeda nyata dengan kontrol. Pada serapan Ca perlakuan P alam 100 % + Jerami nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya kecuali Kotoran sapi, SP-36 + Jerami, SP-36 + Kotoran Sapi, P alam 100 % + Kotoran Sapi dan P alam 150% + Kotoran sapi. Perlakuan SP-36 atau P-alam yang diberikan secara tunggal mempunyai serapan Ca tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Tabel 6. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada
taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
9
Pengaruh Pemberian Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Produksi Tanaman Terung Ungu
Hasil analisis ragam (Lampiran 10, 11, dan 12) menunjukkan bahwa pemberian fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap bobot kering bagian atas tanaman, bobot buah total dan bobot per buah. Hasil uji Duncan pengaruh fosfat alam, bahan organik dan kombinasinya disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan P-alam 100% + jerami menghasilkan produksi (bobot kering bagian atas tanaman, bobot total buah dan bobot per buah) nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya kecuali kotoran sapi, S36 + jerami, alam 100% + kotoran sapi, alam 150% + jerami dan P-alam 150% + kotoran sapi. Perlakuan SP-36 atau P-P-alam yang diberikan secara tunggal tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Tabel 7. Pengaruh Pemberian Fosfat alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Produksi Tanaman Terung Ungu.
Perlakuan
bobot kering
bagian atas tnm bobot total buah bobot per buah ---gram/tanaman--- Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada
taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
10
Gambar 2. (a) Hubungan P-tersedia dengan Serapan P, (b) Hubungan Serapan P dengan Bobot Total Buah
Berdasarkan data yang diperoleh (Tabel 4, 5, 6, dan 7), pemberian fosfat alam yang diberikan secara tunggal tidak memberikan pengaruh nyata pada semua parameter yang diamati. Akan tetapi, perlakuan pemberian bahan organik (kotoran sapi atau jerami) berpengaruh nyata meningkatkan parameter yang diamati yaitu perbaikan sifat kimia tanah (N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd dan Mg-dd), serapan P dan Ca, serta produksi tanaman terung ungu. Peningkatan keseluruhan parameter yang diamati meliputi perbaikan sifat kimia tanah (N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd dan Mg-dd), serapan P dan Ca, serta produksi tanaman terung ungu berhubungan dengan peranan bahan organik yaitu sebagai sumber hara P selain N dan S, serta diduga dihasilkannya senyawa humik dan enzim-enzim diantaranya fosfatase selama proses dekomposisi sehingga mampu menekan aktivitas Al karena terbentuknya senyawa komplek logam-organik (Tan 1998).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Perlakuan pemberian bahan organik (kotoran sapi atau jerami) berpengaruh nyata terhadap N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd dan Mg-dd tanah, serapan P dan Ca, dan produksi tanaman terung ungu.
2. Perlakuan pemberian fosfat alam secara tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.
3. Perlakuan Bahan organik yang dikombinasikan dengan fosfat alam atau SP-36 menunjukkan produksi tanaman terung ungu lebih tinggi dibandingkan perlakuan bahan organik yang diberikan secara tunggal (kotoran sapi atau jerami).
4. Produksi tanaman terung ungu tertinggi terdapat pada perlakuan P-alam 100% + jerami, selanjutnya diikuti perlakuan P-alam 100% + kotoran sapi.
11
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh residu fosfat alam dan bahan organik pada tanah-tanah masam dan pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2005. Pupuk Fosfat Alam untuk Pertanian. Jakarta. Dev G. 1996. Use rock phospate in food grains production under irrigated and
rainfed conditions in india.in : Nutrient Management for Sustainable Food Production in Asia. International Conference in Asia, at December 9 fosfatase dan fraksi P tanah Latosol di Dramga, Bogor. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 9(1): 10-15.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta
Haynes RJ, and Mokolobate MS. 2001. Amelioration of Al toxicity and P deficiency in acid soils by additions of organic residues: a critical review of the phenomenon and the mechanisms involved. Nutrient Cycling in Agroecosystems 59:47–63, 2001.
Latif H, Sufardi, dan Yunus M. 2012. Efektivitas penggunaan kotoran ternak untuk memperbaiki sifat kimia tanah dan kulaitas rumput Brachiaria humidicola pada lahan penggembalaan. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. 9(1): 102-111
Leiwakabessy FM, dan Sutandi, A. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pusat Penelitian Tanah. 1983. Jenis dan macam tanah di Indonesia untuk keperluan survey dan pemetaan tanah daerah transmigrasi. Pusat Penelitian Tanah. Bogor.
Rosliani R, Hilman Y, dan Sumarni N. 2006. Pemupukan fosfat alam, pupuk kandang domba, dan inokulasi cendawan mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun pada tanah masam. Jurnal Hortikultura. 16(1): 21-30.
Stevenson FT. 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons. New York.
Subagyo H, Suharta N dan Siswanto AB. 2004. Tanah-tanah Pertanaian di Indonesia. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor
12
Suntoro WA. 2003. Peran bahan organik terhadap kesuburan tanah dan upaya pengelolaannya. Makalah Sidang Senat Pengukuhan Guru Besar. Universitas Sebelas Maret.
Supriyanto A. 2001. Aplikasi wastewater sludge untuk proses pengomposan serbuk gergaji. Seminar Bioteknologi untuk Indonesia abad 21. PPI Tokyo Institue of Technology. Tokyo
Tan KH. 1998. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Penerjemah D.H. Goenadi. Gajah Mada University Press.
13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Awal Podsolik dari Gajrug
Unsur Kimia Satuan Nilai Kriteria
pH (H2O) 1:1 4.50 Masam
Lampiran 2. Analisis Kandungan Bahan Organik
Analisis Jerami Kotoran Sapi
14
Lampiran 3. Kategori Sifat Kimia Tanah menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) dan Persyaratan Mutu Fosfat Alam menurut Badan Standarisasi Nasional (2005)
Sifat Tanah Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat
No. Uraian Satuan Persyaratan
Mutu A Mutu B Mutu C Mutu D 1 Kadar unsur hara fosfor
15 Perlakuan 11 1866.0000 169.6900 13.6800 <.0001*
16
Perlakuan 11 1716.3700 156.0330 3.7800 0.0012*
17 Perlakuan 11 13059.0000 1187.2600 2.2600 0.0326*
18
Gambar 4. Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Tanaman Terung Ungu
Gambar 5. Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Pertumbuhan Terung Ungu
19
Gambar 6. Pengaruh Fosfat Alam, Bahan Organik dan Kombinasinya terhadap Buah Tanaman Terung Ungu
Keterangan : P0, P1, P2, P3 = tanpa fosfat, SP-36, P-alam 100 %, P-alam150 % B0, B1, B2 = tanpa bahan organik, jerami, kotoran sapi
P2B1 30
20
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 November 1991 dan merupakan putra tunggal dari pasangan Kasnadi dan Sarifah Hasnah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Kelapa Dua Wetan 05 pada tahun 2003 kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN 20 Jakarta dan lulus tahun 2006. Pendidikan menengah atas dijalani penulis di SMAN 93 Jakarta dari tahun 2006 sampai 2009. Lulus dari SMA tahun 2009 penulis diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI).