• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI

PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JABAR

MUHAMMAD HANHAN SEPTIANTO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar. Dibimbing oleh LUKMAN M BAGA.

Peran koperasi dalam pembangunan perekonomian dapat terwujud dengan adanya peran aktif anggota. Peran anggota dalam setiap kegiatan usaha koperasi berguna untuk meningkatkan kesejahteraan dalam bentuk manfaat sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat paratisipasi anggota dalam kegiatan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar. Metode analisis

yang digunakan adalah analisis Rank Spearman untuk mengetahui hubungan

antara manfaat sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota koperasi. Uji

analisis Rank Spearman menunjukan bahwa hasil hubungan antara manfaat sosial

dan ekonomi anggota dengan partisipasi pada bidang organisasi, usaha dan

permodalan memiliki hubungan yang kuat atau high moderately associations.

Hubungan yang paling kuat terlihat antara manfaat sosial dan ekonomi dengan partisipasi dalam bidang organisasi pada saat menghadiri RAT. Manfaat sosial yang dirasakan yaitu semakin terjalinnya hubungan kerjasama yang baik antara pengurus dengan anggota dalam hal pelayanan dan pemenuhan kebutuhan bagi peternak. Sedangkan manfaat ekonomi yang dirasakan yaitu adanya jaminan pemasaran susu dan penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KPSBU Jabar.

Kata kunci : koperasi, manfaat sosial ekonomi, partisipasi

ABSTRACT

MUHAMMAD HANHAN SEPTIANTO. Analysis of Member Participation Level of North Bandung Cattle Breeder Cooperative (KPSBU), West Java. Supervised by LUKMAN M. BAGA.

The role of cooperatives in economic development can be realized by exsisting their member active participations in every cooperative business activity which are benefit for improving welfare in the form of social and economic benefits. This study aims to analyze the level of member participation in the activities of North Bandung Cattle Breeder Cooperative (KPSBU) West Java. The method of analysis used was the Spearman Rank analysis which determined the relationship between the cooperative’s socio-economic benefits and its member participation level. The results showed that the relationship between social-economic benefits and member participation level in the fields of organization, business and capital had a strong relationship or moderately high association. The strongest relationship which was seen between the social-economic benefits and the member participation level was the relationship in a field of organization,

especially the members’attendant in annual member meeting (RAT). The perceived social benefits are the relations of good cooperation between executive board members in terms of service and the fulfillment of the requirements for breeders. While the economic benefits perceived is the guarantee marketing milk and additional income after being a member (KPSBU) West Java.

(4)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

MUHAMMAD HANHAN SEPTIANTO

NIM H34114042

(5)

PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JABAR

MUHAMMAD HANHAN SEPTIANTO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar

Nama : Muhammad Hanhan Septianto

NIM : H34114042

Disetujui oleh

Dr Ir Lukman M Baga, MAEc Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(7)
(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini adalah koperasi, dengan judul Analisis Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tertulis sebagai bentuk penghargaan kepada kedua orang tua serta kedua adik tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, dan materi yang mengantarkan penulis pada satu titik menuju masa depan, Dr Ir Lukman M Baga, MAEc sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Dr Ir Ratna Winandi, MS sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan banyak saran, keluarga besar KPSBU Jabar yang telah memberikan kesempatan untuk

melaksanakan kegiatan penelitian dantelah membantu selama pengumpulan data,

serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan 8

Manfaat 8

Ruang Lingkup Penelitian 9

TINJAUAN PUSTAKA 9

Koperasi Peternakan Sapi perah 9

Tujuan dan Manfaat Koperasi 10

Keanggotaan Koperasi 10

Peranan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi 11

Hubungan antara Manfaat dengan Partisipasi Anggota Koperasi 11

KERANGKA PEMIKIRAN 12

Kerangka Pemikiran Teoritis 12

Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi 12

Partisipasi Anggota 13

Kerangka Pemikiran Operasional 15

METODE PENELITIAN 19

Lokasi dan Waktu 19

Jenis dan Sumber Data 19

Metode Pengumpulan Data 19

Metode Penentuan Responden 19

Metode Analisis Data 20

Uji Validitas dan Reabilitas 20

Analisis Manfaat 22

Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Anggota KPSBU Jabar dan

Tingkat Partisipasinya 22

Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Manfaat Sosial Terhadap

Tingkat Partisipasi dengan Ranks Spearman 24

HASIL DAN PEMBAHASAN 25

Sejarah dan Perkembangan Koperasi 25

Lokasi Koperasi 27

Struktur Organisasi Koperasi 27

(10)

Analisis Manfaat Sosial Anggota Peternak KPSBU Jabar 44

Analisis Manfaat Ekonomi Anggota Peternak KPSBU Jabar 47

Analisis Partisipasi Anggota KPSBU Jabar 49

Hubungan Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi

Anggota KPSBU Jabar 58

Hubungan Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota 60

KPSBU Jabar 60

SIMPULAN DAN SARAN 63

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 69

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan modal, total aset, dan volume usaha Koperasi Peternak

Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar Tahun 2008-2012 6

2 Perkembangan jumlah anggota dan SHU Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar Tahun 2008-2012 7

3 Indikator manfaat ekonomi dan skor 23

4 Indikator manfaat sosial dan skor 23

5 Susunan pengurus KPSBU Jabar periode 2006-2011 29

6 Susunan pengawas KPSBU Jabar perode 2011-2016 30

7 Keanggotaan KPSBU Jabar per 30 Maret 2012 31

8 Rataan kualitas susu KPSBU Jabar Tahun 2012 32

9 Komposisi makanan konsentrat KPSBU Jabar 32

10 Pendapatan unit bisnis pakan konsentrat tiga tahun terakhir 33

11 Laba kotor unit bisnis waserda tiga tahun terakhir 34

12 Laba kotor unit pembibitan sapi tiga tahun terakhir 35

13 Jumlah populasi sapi perah KPSBU Tahun 2012 36

14 Jumlah kekayaan bersih KPSBU Jabar tiga tahun terakhir 38

15 Tingkat pendidikan karyawan KPSBU Jabar 39

16 Karakteristik responden berdasarkan umur 40

17 Karakteristik responden tingkat pendidikan 40

18 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan lain 41

19 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan 42

20 Karakteristik responden berdasarkan skala usaha ternak 42

21 Karakteristik responden berdasarkan lama keanggotaan 43

(11)

23 Tanggapan anggota KPSBU Jabar terhadap manfaat sosial 45

24 Tanggapan anggota KPSBU Jabar terhadap manfaat ekonomi 47

25 Tanggapan anggota KPSBU Jabar terhadap partisipasi organisasi 50

26 Tanggapan anggota KPSBU Jabar terhadap partisipasi usaha 54

28 Korelasi antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi KPSBU Jabar 59

29 Korelasi antara manfaat ekonomi dengan tingkat partisipasi KPSBU Jabar 61

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini menarik pemerintah untuk terus menjadikan pembangunan pertanian perhatian utama. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia masih bergerak dalam sektor pertanian terutama di daerah pedesaan yang memiliki daya saing dan tingkat kehidupan masyarakat masih rendah, sehingga memerlukan dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS 2013) pertanian merupakan sektor terbesar kedua dalam total Produk Domestik Bruto (PDB) setelah industri pengolahan, dimana sektor tersebut memberikan konstribusi sebesar Rp327.6 triliun atau 15.14% dari total PDB nasional. Selain itu sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak sebesar 36.52% dari 112.8 juta penduduk Indonesia yang bekerja. Peranan sektor pertanian yang demikian besar dalam perekonomian nasional memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional kedepan, sehingga pembangunan nasional dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat

luas dapat tercapai (Saragih 1997).

Subsektor peternakan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa terpisahakan dari pembangunan sektor pertanian, sangat penting untuk dikembangkan dalam menunjang perekonomian masyarakat khususnya pedesaan yang sangat membutuhkan penanganan secara efektif dalam proses pengembangannya terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan rata-rata pendapatan, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Pengembangan sektor peternakan setidaknya memiliki tiga peranan strategis dalam pembangunan perekonomian Indonesia, yaitu a) sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat, b) sebagai bahan makanan masyarakat khususnya sumber protein dan vitamin dan, c) sebagai

salah satu sumber negara non-migas (Baga et al 2009).

Sektor peternakan memiliki beberapa komoditi unggulan yang menjadi komponen utama dalam pengusahaan beberapa pelaku bisnis peternakan di Jawa Barat salah satunya komoditi susu sapi perah. Pengembangan usaha peternakan sapi perah di Jawa Barat, tidak telepas dari peranan Koperasi Peternak Susu dan Usaha Peternakan yang merupakan lembaga ekonomi sekaligus lembaga sosial yang secara langsung menjadi wadah suatu kegiatan usaha peternakan sapi perah rakyat sebagai anggotanya. Koperasi sangat berperan terutama dalam menampung dan menjual susu sapi perah dari anggotanya, memproduksi dan juga menjual pakan ternak, menyediakan peralatan untuk perlengkapan peternakan, pembinaan dan sekaligus memberikan pelayanan teknis peternakan serta jasa pengankutan. Sehingga koperasi harus tumbuh menjadi badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, kuat, tangguh, dan mandiri yang berfungsi sebagai wadah untuk menggalang ekonomi rakyat (Soedjono 1996).

(13)

saat ini jumlah koperasi ada sekitar 25 000 unit dengan jumlah anggota koperasi 4

280 700 orang dengan volume usaha mencapai Rp10.834 triliun, modal usaha

Rp11.046 triliun, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Rp1.002 triliun dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UKM) jumlahnya saat ini mencapai 9 juta orang. Selain itu Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) daerah Jawa Barat mencatat bahwa jumlah anggota GKSI Jawa Barat terdapat 22 unit koperasi susu dan anggota sebanyak 27 135 peternak sapi perah, dengan populasi sapi perah sebanyak 111 235 ekor, dan volume produksi sebanyak 540 000 liter susu segar per hari. Hal ini merupakan sebuah bukti ekonomi di Jawa Barat tumbuh dengan baik dengan banyaknya koperasi dan pelaku UMKM yang merupakan salah satu faktor penyebab turunnya tingkat kemiskinan di Jawa Barat. Sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk perkembangan koperasi di Jawa Barat, sebab banyak sisi positif yang dapat dirasakan dari keberadaan koperasi terutama untuk mensejahterakan masyarakat. Pengembangan koperasi dapat dijadikan sebagai sebuah wahana yang efektif bagi anggota untuk saling bekerja sama, membuka akses pasar, modal, informasi, teknologi dengan mengoptimalkan potensi, dan memanfaatkan peluang usaha yang terbuka (Nasution 2002).

Keberadaan koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat Jawa Barat. Pada kondisi saat ini masyarakat telah merasakan bahwa peran dan manfaat koperasi lebih besar dibandingkan lembaga lain. Sehinga koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya dan rasa memiliki tersebut menjadi nilai utama yang menyebabkan koperasi bisa tumbuh berkembang pada berbagai kondisi apapun dengan mengandalkan loyalitas anggota koperasi. Masyarakat yang sadar akan kebutuhannya untuk memperbaiki diri, meningkatkan kesejahteraan, atau mengembangkan diri secara mandiri yang akan menjadi motivasi anggota untuk terus berkoperasi. Keberadaan koperasi akan ditentukan oleh pemahaman nilai-nilai koperasi oleh para anggota. Faktor pembeda koperasi dengan lembaga usaha lain adalah adanya nilai-nilai lain seperti keterbukaan, demokrasi, partisipasi, kemandirian, kerjasama, pendidikan, dan kepedulian secara sosial yang dijadikan pilar utama dalam suatu koperasi dan diwujudkan dalam kegiatan berkoperasi. Koperasi akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam hal keanggotaan koperasi. Hal ini mengacu pada pemahaman anggota akan perbedaan hak dan kewajiban serta manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi anggota atau tidak menjadi anggota. Jika terdapat pemahaman atas keanggotaan koperasi dan manfaat yang akan diterima anggota dan yang tidak diterima non-anggota maka akan terdapat insentif dan loyalitas untuk menjadi anggota koperasi yang kemudian akan menjadi basisi kekuatan koperasi. Sehingga dengan pemahaman dan keterlibatan aktif anggota dalam gerakan koperasi menyebabkan meningkatnya produksi dan nilai tambah produksi di suatu sisi, sementara di sisi lain peternak terlindungi dari kekejaman pasar maupun lingkungan bisnis lain yang tidak bersahabat dengan upaya peningkatan kesejahteraan peternak. Oleh karena itu, gerakan koperasi berperan penting dalam meningkatakan kekuatan

tawar (barganing power) para peternak, bahkan dalam situasi tertentu dapat

menjadi kekuatan penyeimbang (countervailing power) terhadap berbagai bentuk

keserakahan dan ketidakadilan dan hal itu semua akan sangat berpengaruh terhadap pengembangan suatu aktivitas perekonomian wilayah khususnya

(14)

Secara kuantitatif koperasi tumbuh dengan cepat di Jawa Barat, akan tetapi dalam perjalanan pergerakan koperasi kebanyakan dari semua koperasi di Jawa Barat hanya sedikit sekali yang didukung oleh kemampuan sumberdaya yang memadai baik dilihat dari manusia, modal, maupun teknologi. Berdasarkan data Dinas KUMKM Jawa Barat jumlah koperasi yang tercatat mencapai 25 000 unit koperasi dan dari jumlah tersebut terdapat koperasi aktif sebanyak 7 955 unit, koperasi tidak aktif sebanyak 18 000 unit, dan sebanyak 88 unit koperasi hanya tinggal papan nama dan dicabut ijinnya. Selain masih tingginya tingkat koperasi yang tidak aktif di Jawa Barat, ditambah masih sangat rendah tingkat koperasi aktif yang rutin melakukan kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tiap tahunnya. Saat ini tercatat sebanyak 7 955 unit koperasi aktif yang berada di Jawa Barat, akan tetapi hanya 20.5% atau 5 125 unit dari 25 000 unit koperasi yang rutin melaksanakan kegiatan RAT tiap tahunnya dengan jumlah anggota sebanyak 4 280 700 orang. Masih rendahnya tingkat koperasi aktif yang melakukan RAT ini disebabkan oleh kurang pahamnya pengurus dan anggota terhadap sistem perkoperasian. Padahal kegiatan RAT sangat penting untuk dilakukan, karena akan menjadi media komunikasi antar pengurus dan anggota, termasuk untuk melihat kondisi neraca koperasi. Oleh karena itu, banyaknya koperasi yang tidak aktif dikarenakan koperasi tersebut tidak berhasil melakukan RAT dan rendahnya partisipasi anggota (Jakiyah 2011). Sehingga partisipasi anggota merupakan faktor terpenting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui organisasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua pogram yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi. Tanpa dukungan semua unsur atau komponen, pelaksanaan program-program manajemen tidak akan berhasil (Hendar dan Kusnadi 2002).

Banyaknya koperasi yang tidak aktif dan tidak berjalan sesuai koridornya

disebabkan pembentukan koperasi dengan cara pendektan top down (Baga et al

2009). Proses pembentukan koperasi dengan cara top down kurang sesuai dengan

asa koperasi yang seharusnya dibentuk oleh anggota dari anggota dan untuk

anggota (bottom up). Perusahaan koperasi dapat dikatakan perusahaan yang unik.

Unik, karena keberhasilannya sangat ditentukan oleh pemiliknya sendiri yakni para anggotanya. Anggota di dalam organisasi koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Oleh karena itu, keberhasilan koperasi akan sangat tergantung pada konsistensi atas komitmen anggotanya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pelanggan atau pengguna jasa koperasi. Sebagai pemilik, anggota dapat memajukan koperasi melalui konstribusi permodalan, ide-ide atau saran-saran yang sifatnya konstruktif, dan ikut serta dalam mengawasi pengelolaan koperasi agar tidak menyimpang dari program yang telah disepakati. Sedangkan sebagai pelanggan, anggota dapat mengembangkan koperasi melalui konstribusinya dalam memanfaatkan layanan-layanan koperasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa anggota adalah aset yang penting dan merupakan kunci yang dapat menentukan keberhasilan koperasi.

Komitmen yang kuat akan tumbuh pada diri anggota, manakala koperasi yang dimilikinya ini dibentuk dengan sadar atas harapan yang akan dapat

menolong diri mereka sendiri melalui kompetensi organisasinya (bottom up).

(15)

kepedulian sosial, sikap percaya diri, dan kebersamaan, yang merupakan kesatuan yang bulat, yang menjadi motivasi yang kuat anggota untuk selalu berusaha mewujudkan tujuan mereka yang beragam, bukan hanya di bidang ekonomi tetapi juga di bidang sosial. Komitmen yang kuat dan mengakar ini akan mendorong anggota untuk tetap loyal pada koperasi, oleh karena itu harus terus dipupuk dan dipelihara keberadaanya, khususnya oleh pengurus selaku pihak manajemen koperasi. Maka dari itu, pengurus wajib melaksanakan harapan dan amanah yang diterima dari anggota tersebut dengan sebaik-baiknya. Pengurus harus mampu menjabarkan kebutuhan dan keinginan anggota ke dalam program kerja secara teknis. Semua itu dilakukan untuk sebesar-besarnya memberikan manfaat kepada para anggota koperasi. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, maka pengurus dituntut selain memiliki pemahaman terhadap internak koperasi yang mendalam termasuk di dalamnya nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi, juga harus memiliki wawasan yang luas tentang lingkungan eksternal, khususnya yang berhubungan dengan bisnis koperasi. Hal ini sangat penting, mengingat keberhasilan koperasi sangat terkait pada pengusahaan kedua hal tersebut. Peningkatan manfaat keanggotaan secara operasional dapat dilakukan dengan berbagai macam cara tergantung dari situasi dan kondisi sesuai kemampuan koperasi seperti menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan oleh anggota yang relatif lebih baik dari pada pesaingnya dipasaran (Hendar dan Kusnadi 2002).

Pertumbuhan pergerakan koperasi sebaiknya disikapi oleh pemerintah

dengan tidak terlalu berlebihan (over sympathy). Hal tersebut dikarenakan

pemerintah memberikan perhatian atau bantuan yang sangat besar bahkan berlebihan kepada koperasi. Sikap tersebut dikarenakan pemerintah beranggapan bahwa koperasi sebagai organisasi yang tepat untuk mengatasi perbaikan ekonomi dan sosial masyarakat di daerah pedesaan. Salah satu contoh sikap pemerintah di Jawa Barat yaitu dengan adanya dorongan aktif untuk membentuk koperasi secara cepat. Pendirian koperasi dalam waktu yang relatif cepat dan tidak wajar mengakibatkan mutu koperasi tidak baik dan mengakibatkan tingginya tingkat koperasi yang tidak aktif di Jawa Barat. Pemerintah seharusnya membantu koperasi dengan sewajarnya sehingga tidak menimbulkan sifat ketergantungan koperasi kepada pemerintah. Maka seharusnya bentuk perhatian dan keterlibatan pemerintah pada tahap ofisialisasi yaitu pemerintah memberikan perhatian yang lebih besar karena peran koperasi masih sangat kecil. Hal ini dilakukan jika koperasi masih dalam tahap pendirian dan baru tumbuh. Sedangkan sikap pemerintah sudah muali dikurangi sehingga terjadi keseimbangan antara koperasi dan pemerintah disebut tahap de-ofisialisasi. Tahap yang lebih tinggi setelah tahap de-ofisialisasi yaitu tahap kemandirian. Pada tahap ini pemerintah mengurangi bantuan dan peran koperasi yang lebih besar dari pemerintah, artinya koperasi telah mampu mandiri dan fungsi pemerintah bersifat mengawasi dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan koperasi. Bantuan-bantuan pemerintah pada koperasi

dapat berupa modal, pendidikan dan pelatihan, dan pendampingan (Baga et al

2009).

(16)

Manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota koperasi merupakan motivasi bagi anggota untuk terus bergabung menjadi anggota koperasi. Tanpa manfaat sosial dan ekonomi yang diberikan koperasi, maka koperasi akan sama seperti badan usaha lainnya. Keberhasialan koperasi tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh peran aktif anggota dalam kegiatan koperasi. Karena, partisipasi merupakan kebutuhan dasar bagi usaha koperasi, karena maju mundurnya suatu koperasi sangat tergantung pada partisipasi anggota dalam berbagai aspek seperti pendidikan dan penyuluhan, pertemuan, pembentukan modal, pengembangan usaha dan komunikasi pembuatan program. Semakin besar partisipasi anggota, semakin mudah koperasi berkembang. Rendahnya partisipasi anggota disebabkan oleh kurang mampunya koperasi dalam meningkatkan dan memberikan pelayanan yang baik kepada anggota. Dengan demikian berhasil atau tidaknya dan maju mundurnya suatu koperasi sangat tergantung pada partispasi aktif dari anggotanya. Apabila setiap anggota koperasi melaksanakan partisipasi secara aktif dan berkesinambungan maka kelangsungan hidup dan perkembangan koperasi akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Namun, dalam prakteknya sebagian besar anggota koperasi kurang berpartisipasi secara aktif sehingga koperasi kurang berkembang. Koperasi yang dinamis akan ditunjukan oleh partisipasi anggotanya dan sekaligus menunjukan kegiatan dan kinerja koperasi yang dapat menarik partisipasi anggota. Hal itu semua akan bisa tercapai jika kegiatan koperasi sesuai dengan kebutuhan anggota. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan anggota koperasi serta hubungannya terhadap tingkat partisipasi organisasi, permodalan, dan bisnis.

Perumusan Masalah

Koperasi merupakan salah satu wadah golongan usahawan ekonomi lemah dan menengah agar ikut aktif dalam proses pembangunan. Pengelolaan manajemen tidak terlepas dari peran anggota, pengurus, dan pengawas harian sebagai komponen pendukung dalam melakukan evaluasi terhadap keberhasilan koperasi. Keberhasilan koperasi selain didukung oleh suatu sistem dan peraturan, juga didukung oleh sumberdaya manusia didalamnya. Peran partisipasi aktif dan berkualitas dari anggota akan sangat mempengaruhi kemajuan dan eksistensi sebuah koperasi, berlaku juga untuk semua koperasi terutama Koperasi Peternak Sapi di Jawa Barat.

Keberhasilan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat (Jabar) yang telah berdiri sejak tahun 1971 tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh partisipasi aktif dari anggotanya. Koperasi ini memberikan pelayanan kepada peternak sebagai anggotanya, berupa pemasaran hasil produksinya, melayani kebutuhan konsentrat, obat-obatan, Inseminasi Buatan (IB), memberikan fasilitas penyaluran kredit, dan memberikan pelayanan penyuluhan. Pada saat ini, KPSBU Jabar menjadi salah satu koperasi terbaik di Indonesia. KPSBU Jabar menempati urutan pertama sebagai koperasi susu terbaik

dan merupakan leader, baik dari segi manajemen, pengembangan organisasi,

maupun kualitas produk di Jawa Barat. Keberhasilan KPSBU Jabar dapat terukur

dengan diberikannya penghargaan Indonesia Cooperative Award dari

(17)

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara semakin berkembang setiap tahunnya yang ditandai dengan semakin meningkatnya produksi susu yang dihasilkan 149 492 lt atau 150 ton per hari. Peningkatan tersebut didukung oleh kerja sama pengembangan susu segar dengan PT. Frisian Flag Indonesia (FFI). Mulai tahun 2002 KPSBU Jabar bekerja sama dengan PT. FFI untuk memasok susu segar.

Perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabe l 1 Perkembangan modal, total aset, dan volume usaha Koperasi Peternak

Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar Tahun 2008-2012a

a

Sumber : Laporan RAT KPSBU Jabar 2008-2012.; b(Rp 000).; cPersentase (%)

Perkembangan total aset, modal dan volume usaha KPSBU Jabar lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang positif. Pada Tabel 1, perkembangan total asset pada tahun 2009 sebesar 9.38%, kemudian pada tahun 2010 naik menjadi 15.52% sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 0.12%. Kemudian pada tahun 2012 terjadi kembali kenaikan sebesar 16.59% Peningkatan juga terjadi pada modal dan volume usaha koperasi. Perkembangan modal pada tahun 2009 sebesar 2.67%, kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi 7.23%, pada tahun 2011 turun menjadi 0.74% dan pada tahun 2012 meningkat kembali menjadi 13.77%. Sedangkan untuk volume usaha pada tahun 2010 yaitu sebesar 10.34%, kemudian pada tahun 2011 turun menjadi 6.76%, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 7.11%.

Peningkatan total aset, modal dan volume usaha yang sangat tinggi dari tahun 2009 ke tahun 2010 disebabkan oleh peningkatan jumlah anggota koperasi yang cukup tinggi yaitu dari 6 351 di tahun 2008 menjadi 6 907 di tahun 2009. Sedangkan penurunan yang sangat melonjak terjadi pada tahun 2011, penurunan tersebut dikarenakan oleh keluarnya beberapa anggota koperasi dan juga ditambah terjadinya cuaca atau musim ekstrim yang menghambat kuantitas dan kualitas susu di KPSBU Jabar. Cuaca ekstrim atau musim kemarau berkepanjangan di akhir tahun, mengakibatkan produksi susu sapi menurun sehingga pendapatan peternak pada umumnya mengalami penurunan. Akibat musim kemarau tersebut produksi susu terus mengalami penurunan bahkan produksi terendah sampai 98 500 Liter/hari, dan rataan produksi tahun 2011 119 006 Liter/hari, padahal dalam hitungan rataan produksi 128 500 Liter/hari. Kemudian ditambah naiknya harga bahan kebutuhan rumah tangga seperti beras yang melampau Rp8 000/liter, ditambah naiknya bahan baku untuk membuat pakan sapi seperti konsentrat sehingga KPSBU Jabar tidak bisa memproduksi dalam jumlah banyak yang berimbas pada naiknya harga konsentrat yang dibebankan kepada peternak.

Tahun Total

Assetb

Persentasec Modalb Persentasec Volume

(18)

Dari data-data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa peningkatan dan penurunan jumlah anggota pada KPSBU Jabar diikuti pula dengan peningkatan dan penurunan SHU dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Perkembangan jumlah anggota dan SHU Koperasi Peternak Sapi

Bandung Utara (KPSBU) Jabar Tahun 2008-2012a

Tahun Jumlah anggotab Persentasec SHUd Persentasec

2008 6 351 - 1 215 907 -

Sumber : Laporan RAT KPSBU Jabar 2008-2012.; bOrang.; cPersentase (%).; d(Rp 000)

Perkembangan jumlah anggota pada tahun 2009 adalah sebesakr 8.75%, kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi 0.65%, pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan menjadi 0.24%, dan pada tahun 2012 turun menjadi 0.56% akan tetapi penurunan anggota yang terjadi pada tahun 2012 tidak berdampak langsung apada penurunan hasil SHU. Dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah anggota setiap tahun, KPSBU Jabar telah menunjukan keberhasilan yang bisa dirasakan langsung oleh para anggota yang terdiri beberapa profesi seperti peternak, pegawai negri sipil, karyawan, pedagang, buruh tani, dan juga berbagai profesi lainnya. Untuk perkembangan jumlah SHU pada tahun 2009 adalah 61.38%, kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi 7.52%, pada tahun 2011 kembali naik sebesar 0.14%, dan pada tahun 2012 terjadi kenaikan menjadi 14.61%.

Berdasarkan penjelasan pada Tabel 1 dan 2, dapat dilihat bahwa perkembangan modal, total aset, volume usaha, SHU dan jumlah anggota KPSBU Jabar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal tersebut akan sangat mempengaruhi perkembangan kelangsungan usaha koperasi. Tujuan utama koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pelayanan koperasi terhadap anggota harus lebih diutamakan dari pada pengambilan keuntungan sehingga anggota benar-benar dapat merasakan manfaat berkoperasi. Jika manfaat sudah dirasakan oleh para anggota maka akan timbul rasa memiliki terhadap koperasi dan akan timbul semangat untuk mengembangkan koperasi. Selain pelayanan terhadap anggota, partisipasi anggota juga merupakan bagian yang sangat penting dalam perkembangan koperasi. Karena dalam kegiatan usahanya, koperasi banyak ditentukan oleh tingkat konstribusi dari para anggotanya.

(19)

dasarnya banyak yang beranggapan bahwa manfaat sosial maupun ekonomi yang diperoleh dari koperasi sering dianggap lebih kecil dibandingkan dengan yang diperoleh dari perusahaan terutama bukan koperasi.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah seperti yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara manfaat sosial dan ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota pada Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar. Sehingga permasalahan yang akan dikaji dalam koperasi ini yaitu:

1. Bagaimana profil anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)

Jabar dan kaitannya dengan partisipasi?

2. Bagaimana manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota

KPSBU Jabar?

3. Bagaimana tingkat partisipasi anggota KPSBU Jabar pada aktivitas organisasi,

permodalan, dan bisnis?

4. Bagaimana manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota

KPSBU Jabar serta hubungannya dengan tingkat partisipasi?

Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dapat dikaji adalah :

1. Mengetahui bagaimana profil anggota yang telah bergabung dengan Koperasi

Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar dan kaitanya dengan partisipasi.

2. Menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota

KPSBU Jabar.

3. Menganalisis tingkat partisipasi anggota KPSBU Jabar pada aktivitas

organisasi, permodalan, dan bisnis.

4. Menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota

KPSBU Jabar serta hubungannya dengan tingkat partisipasi.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:

1. Bagi Koperasi KPSBU Jabar

Dapat mengetahui tingkat manfaat sosial ekonomi yang dirasakan oleh anggota koperasi. Sehingga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan yang berkaitan dengan pengembangan koperasi melalui tingkat pelayanan yang berakibat pada peningkatan partisipasi anggota. Dapat menjadi acuan KPSBU Jabar dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja koperasi yang telah berjalan selama ini dan memberikan informasi serta menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam melakukan pengembangan koperasi.

2. Bagi Perguruan Tinggi

(20)

3. Bagi Mahasiswa

Kajian analisis tingkat partisipasi anggota koperasi merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan serta sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima selama kuliah.

Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis partisipasi untuk mengetahui manfaat keberadaan koperasi itu sendiri bagi anggotanya. Adapun data yang digunakan dalam menganalisis kinerja meliputi data laporan RAT dari tahun 2008 sampai 2012, pelanggan sebagai narasumber dalam pengukuran manfaat sosial-ekonomi terhadap tingkat partisipasi. Pelanggan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah dimana selain menjadi anggota KPSBU Jabar juga sebagai pihak yang menerima pelayanan dari KPSBU Jabar, sedangkan untuk karyawan yang akan dijadikan responden ditentukan oleh pihak KPSBU Jabar.

TINJAUAN PUSTAKA

Koperasi Peternakan Sapi perah

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal yang bergabung dan bekerjasama secara sukarela berdasarkan persamaan hak, derajat, dan kewajiban untuk mencapai kepentingan bersama (Departemen Koperasi 2008).

Salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dipedesaan adalah dengan membentuk suatu koperasi dalam rangka untuk meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat. Koperasi merupakan salah satu lembaga perekonomian rakyat formal yang langsung berkaitan dengan masyarakat pedesaan dan tersebar di seluruh wilayah tanah air termasuk di daerah dataran tinggi. Beberapa koperasi yang berkembang didataran tinggi adalah koperasi peternak sapi perah yang bergerak di sektor peternakan. Tujuan didirikannya koperasi peternakan yaitu untuk menyatukan dan menggabungkan usaha peternak yang umumnya masih berjalan secara individu dan belum begitu banyak mengetahui pengetahuan beternak secara keseluruhan. Dengan bersatunya para petrernak bekerja sama dalam sebuah koperasi peternakan, para peternak akan mudah mengumpulkan modal dan dapat mengembangkan usahanya dengan tidak bergantung kepada para tengkulak atau kaum pemodal (Trisya 2002). Koperasi sangat memegang peranan penting dalam memperbaiki perekonomian rakyat dan koperasi dituntut harus memiliki daya saing yang kuat, sehingga diperlukannya peran aktif anggota dalam bentuk partisipasi dalam setiap kegiatan koperasi. Dengan begitu koperasi dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi anggotanya yang berdampak pada tingkat partisipasi (Puspasari 2000).

(21)

diusahakannya. Seiring dengan berkembangnya jumlah peternak yang mengusahakan sapi perah, diikuti pula semakin meningkatnya permintaan susu oleh masyarakat sejalan dengan pengertian yang semakin luas mengenai mafaat susu yang disertai semakin meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat yang sadar akan kesehatan (Andri 2006).

Tujuan dan Manfaat Koperasi

Ropke (2003) koperasi tidak akan menarik bagi anggota, calon anggota dan masyarakat lainnya yang ingin menjadi anggota karena hanya merasa memiliki kelebihan modal, sebaliknya koperasi akan sangat menarik bila koperasi

dapat memberikan manfaat ekonomi (economi benefit) bagi anggotanya. Untuk

itulah pelayanan harus menjadi tujuan utama dalam koperasi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Jakiyah (2011), bahwa tujuan utama dari didirikannya sebuah koperasi bukan hanya untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, akan tetapi untuk lebih memberikan pelayanan dan melayani kebutuhan anggota dan sekaligus berfungsi sebagai wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil atau dengan kata lain koperasi tersebut akan dapat memberikan manfaat baik sosial maupun ekonomi kepada anggotanya.

Hendar dan Kusnadi (2002), menyatakan ada dua faktor yang

mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanannya kepada anggotanya. Pertama, adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non koperasi). Kedua, adanya perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota pada koperasi akan meningkat. Apabila koperasi memiliki kualitas pelayanan yang tinggi, maka keuntungan yang dapat dinikmati anggota dari pelayanan koperasi akan besar, dalam arti anggota akan menikmati keuntungan yang besar. Jika anggota dapat menikmati pelayanan yang besar, maka anggota akan aktif berpartisipasi. Semakin banyak manfaat pelayanan yang dapat dinikmati oleh anggota, maka akan semakin besar partisipasi anggota dalam koperasinya. Berdasarkan hasil penelitian Jakiyah (2011), hubungan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota petani dengan tingkat partisipasi di bidang usaha menunjukan hubungan yang kuat. Hal tersebut dikarenakan petani sangat membutuhkan saprotan yang disediakan oleh koperasi dengan harga yang murah dapat mengurangi biaya input paroduksi. Sehingga manfaat ekonomi yang diperoleh petani mengakibatkan adanya partisipasi di bidang usaha.

Keanggotaan Koperasi

(22)

sebagai suatu badan baik dilihat dari segi organisasi maupun ekonomi. Seharusnya koperasi dikelola dan dibiayai oleh para anggota, semakin bertambahnya anggota berarti bertambahnya pemasukan modal yang bersumber dari simpanan-simpanan anggota. Dalam penelitian Jakiyah (2011), permodalan koperasi dikatakan kuat dengan jumlah aset jauh melebihi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Aset terbesar yang dimiliki koperasi terletak pada piutang anggota yang mencapai Rp1.862 miliyar. Piutang anggota terus meningkat yang berasal dari unit usaha perdagangan, KUT, perumahan, dan konstruksi listrik.

Peranan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi

Partisipasi anggota adalah keterlibatan aktif anggota dalam segala kegiatan koperasi yang akan menentukan dan mempengaruhi tingkat perkembangan suatu koperasi (Pudjiastuti 1992). Partisipasi anggota dalam permodalan menentukan keberhasilan koperasi. Peningkatan modal koperasi diharapkan berasal dari anggota bukan dari pihak luar, anggota dituntut harus jauh lebih besar jumlahnya dari pada modal dari luar koperasi sehingga keterlibatan anggota akan jauh lebih aktif dan lebih baik. Salah satu bentuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan dengan cara memberikan sumbangan modal kepada koperasi dengan cara yang adil.

Partisipasi anggota dalam organisasi yaitu peran aktif anggota dalam semua bentuk kegiatan koperasi seperti kehadiran anggota dalam RAT. Rapat anggota tahunan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam rapat anggota, para anggota koperasi bebas untuk berbicara, memberikan saran, usul, pandangan dan tanggapan serta demi kemajuan usaha koperasi (Firdaus dan Agus, 2004). Trisya (2002), bahwa partisipasi tetinggi terjadi pada saat kegiatan RAT yaitu sebesar 50% dan digolongkan pada partisipasi tinggi. Kehadiran, keaktifan menghadiri rapat, dan sikap dalam menghadiri pemilihan pengurus menunjukan peran dan kepedulian yang terhadap kemajuan koperasi.

Partisipasi dalam usaha dapat terwujud jika koperasi dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan para anggotanya. Oleh karena itu kebutuhan yang berubah-ubah dari para anggota maupun usaha dan juga tantangan dari lingkungan luar, maka pelayanan koperasi harus terus disesuaikan untuk mewujudkan peran aktif partisipasi anggota pada usaha koperasi. Jakiyah (2011), bidang usaha merupakan bidang yang menjadi tonggak dalam berjalannya kegiatan koperasi dalam menghasilkan keuntungan bersama sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi anggota koperasi. Para petani membeli pupuk di koperasi karena harga pupuk lebih murah di banding harga ditoko-toko lain.

Hubungan antara Manfaat dengan Partisipasi Anggota Koperasi

(23)

dikategorikan pada hubungan lemah. Sedangankan korelasi antar manfaat sosial dengan partisipasi anggota pada organisasi dikategorikan hubungan kuat. Sedangkan dalam penelitian Dartiana (2005), adanya tingkat keeratan antar variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang modal menunjukan yang kuat. Dapat dilihat dari semakin banyak susu yang di pasok maka baik simpanan wajib maupun simpanan lebaran akan semakin besar yang dibayarkan anggota kepada KPS Bogor. Hal ini menunjukan dengan semakin tingginya manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pelayanan KPS Bogor maka keinginan untuk beraprtisipasi di bidang permodalan juga tinggi. Tingkat keeratan yang kuat pun ditunjukkan oleh hubungan antara variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota di bidang usaha. Hal ini dikarenakan anggota akan berpartisipasi secara maksimal jika adanya peningkatan pelayanan usaha KPS Bogor terhadap anggotanya. Hal ini menunjukkan semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh anggota maka pelayanan usaha KPS Kota Bogor pun akan tinggi.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Konseptual

Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi

Manfaat diartikan sebagai nilai yang subjektif dari suatu alternatif yang

terbuka bagi seseorang. Manfaat atau value merupakan nilai yang menunjukkan

(24)

yang lemah kondisi ekonominya, motivasi ekonomi lebih dominan menjadi alasan bergabung kedalam koperasi.

Kebutuhan sosial yang diinginkan oleh anggota koperasi dilihat dari seluruh kegiatan dan program yang dilakukan oleh koperasi. Kebutuhan sosial terkait dengan hubungan anggota dengan sesama anggota maupun hubungan anggota dengan pengurus koperasi. Kebutuhan sosial lainnya dilihat dari pelayanan dan pembinaan pengurus kepada anggota koperasi. Manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota menunjukkan terjalinnya hubungan kekeluargaan dan gotong royong dalam koperasi. Manfaat sosial lainnya yang diinginkan oleh anggota adalah adanya jaminan pendidikan bagi anggota maupun keluarga dan adanya jaminan kesehatan.

Manfaat ekonomi merupakan alasan dasar bagi sebagian besar masyarakat bergabung menjadi anggota koperasi dan merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi (Hendar dan Kusnadi 2002). Pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi kebutuhan seseorang, maka alasan ekonomi untuk menjadi anggota koperasi menjadi alasan dasar bergabungnya anggota dalam koperasi. Kebutuhan ekonomi disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan baik jasa maupun usaha koperasi. Nasution (2008) menyatakan bahwa motivasi anggota untuk membangun jati diri dan otonomi koperasi akan semakin besar jika koperasi memiliki kemampuan untuk mempromosikan manfaat ekonominya kepada anggota dan masyarakat disekitarnya.

Koperasi dalam pergerakannya harus dapat memberikan pelayanan kepada anggota baik secara sosial maupun ekonomi. Begitu juga pada KPSBU Jabar merupakan koperasi yang membantu masyarakat di Kecamatan Lembang. Jika hanya mengunggulkan ekonomi tanpa sosial maka gerakan koperasi sebagai korporasi yang mengutamakan keuntungan dibanding kebutuhan sosial (Soedjono 2003).

Partisipasi Anggota

Partisipasi anggota adalah keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi, memiliki motivasi berkontribusi kepada koperasi dan berbagai tanggung jawab atas pencapian tujuan organisasi maupun usaha koperasi (Kementerian Koperasi dan UKM 2010). Perkembangan dan pertumbuhan suatu koperasi sangat tergantung pada kualitas dan partisipasi dari para anggotanya. Partisipasi anggota sangat berpengaruh dan menentukan terhadap keberhasilan koperasi, karena partisipasi anggota merupakan unsur utama dan paling penting dalam mencapai keberhasilan koperasi (Hendar dan Kusnadi 2002). Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan dapat direalisasikan.

(25)

Sumber : Hendar dan Kusnadi, 2002 Gambar 1 Dimensi partisipasi pada koperasi

Berdasarkan Gambar 1, dilihat dari sifatnya partisipasi terdiri dari

partisipasi yang dipaksakan (Forced) dan partisipasi sukarela (voluntary).

Partisipasi yang pertama yang bersifat memaksa yang timbul dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan dengan cara memaksa anggota untuk berpartisipasi dalam rangka mendukung keputusan yang dibuat manajemen. Partisipasi yang kedua yaitu partisipasi sukarela disini manajemen memulai membuat suatu gagasan dan para bawahan atau anggota menyetujui untuk berpartisipasi dan mendukung gagasan tersebut. Partisipasi yang sesuai dengan koperasi berdasarkan sifatnya adalah partisipasi sukarela. Dengan sifat kesukarelaan anggota dalam berpartisipasi lebih baik dan sesuai dengan prinsip koperasi.

Dimensi partisipasi berdasarkan bentuknya, terbagi menjadi dua yaitu bersifat formal dan informal. Ciri dari partisipasi yang bersifat formal biasanya dalam stiap kegiatan dan pada saat pengambilan keputusan dilakukan secara formal dan diatur oleh manajemen koperasi. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal hanya sekedar persetujuan lisan antara atasan dan bawahan. Kedua bentuk partisipasi tersebut dapat terjadi dalam manajemen koperasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku dalam manajemen koeprasi.

Dimensi partisipasi dilihat dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi secara langsung terjadi jika anggota memberikan masukan atau pendapat tentang apa yang diinginkannya yang berhubungan dengan kinerja koperasi. Berbeda dengan partisipasi tidak langusng, biasanya terbentuk jika ada salah seorang yang mewakili aspirasi sekelompok anggota.

Berdasarkan kepentingannya, partisipasi anggota bisa berupa kontributif dan insentif. Partisipasi kontributif artinya dalam kedudukan sebagai pemilik para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan peningkatan kontribusi dalam hal keuangan seperti penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi. sedangkan partisipasi insentif dapat berupa pengawasan terhadap jalannya koperasi, penetapan tujuan, serta pembuat keputusan.

Tinggi rendahnya tingkat partisipasi anggota ditentukan oleh baik atau tidaknya kinerja manajemen koperasi. Partisipasi anggota yang tinggi memudahkan koperasi untuk mengetahui infomasi mengenai kebutuhan dan

(26)

kepentingan dari setiap anggota sehingga dengan mudah koperasi dapat

menyediakan kebutuhan tersebut (high associations). Jika suatu tujuan koperasi

tercapai dengan hubungan yang tinggi akan tetapi pelayanan masih kurang terhadap kebutuhan atau kepentingan anggota akan berdampak pada partisipasi

yang rendah (moderately high associations). Sedangkan jika hubungan dalam

koperasi tidak terjadi sehingga tidak ada sama sekali anggota yang berkontribusi

mencirikan koperasi tersebut tidak baik (low associations). Adanya tingkat

partisipasi dalam koperasi seperti penyediaan serta pembelian akan membuat koperasi mendapatkan keuntungan yang secara langsung dapat di rasakan oleh anggota. Dengan adanya manfaat ekonomi maupun organisasi yang di rasakan oleh anggota akan meningkatkan konstribusi anggota dalam berpartisipasi bahkan bisa menarik orang lain untuk ikut menjadi anggota koperasi.

Kerangka Pemikiran Operasional

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar merupakan koperasi yang bergerak di bidang peternakan dan hampir semua anggotanya merupakan peternak sapi perah. Dalam perkembangan usaha peternakan sapi perahnya, KPSBU Jabar telah menjalin kerjasama dengan pihak Industri Pengolahan Susu (IPS) yaitu PT. FFI dan KPSBU Jabar dituntut untuk dapat bisa meningkatkan produksi susu yang dihasilkan. Saat ini produksi susu KPSBU

Jabar adalah 350 ton per hari dimanaKPSBU Jabar belum dapat memenuhi target

karena kebutuhan produksi susu di PT FFI setiap harinya dapat mencapai 2 500

ton.Oleh karena itu pengurus KPSBU Jabar terus melakukan kerjasama mengenai

perbaikan sistem penerimaan susu ditingkat peternak, kredit sapi bergulir dan membangun Desa Susu yang bekerjasama dengan PT. FFI. Selain itu KPSBU Jabar melakukan negosiasi dengan IPS melalui GKSI (Gabungan Koperasi Susu

Indonesia) untuk meningkatkan harga susu dengan harga terrendah Rp3 500 per

liter. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi khususnya para peternak sapi perah. Dalam upaya peningkatan susu tersebut, KPSBU Jabar terus meningkatkan pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan peternak anggota koperasi. Pemberian dan pemenuhan kebutuhan dalam pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada anggota koperasi dimaksudkan untuk meningkatkan produksi susu dan mempertahankan kualitas susu yang dihasilkan agar mampu memenuhi permintaan IPS. Terpenuhinya kebutuhan anggota sebagai upaya pencapaian tujuan bersama diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada anggota yang selanjutnya akan meningkatkan partisipasi anggota koperasi.

Perkembangan KPSBU Jabar pada tahun 2012 memperoleh beberapa prestasi yang diraih diantaranya adalah KPSBU Jabar masuk 100 Koperasi Besar

Indonesia, KPSBU Jabar mendapat Dekopin Awward, KPSBU Jabar mendapat

Top Service Excellent of The Year, dan KPSBU Jabar adalah satu dari lima koperasi besar Indonesia yang dicalonkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM

untuk mewakili Indonesia menjadi 300 Global Cooperative. Selain prestasi

(27)

2010 naik menjadi 15.52% sedangakan pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 0.12%. Kemudian pada tahun 2012 terjadi kembali kenaikan sebesar 16.59%. Peningkatan juga terjadi pada modal dan volume usaha koperasi. Perkembangan modal pada tahun 2009 2.67%, kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi 7.23%, pada tahun 2011 turun menjadi 0.74% dan pada tahun 2012 meningkat kembali menjadi 13.77%. Sedangkan untuk volume usaha pada tahun 2010 yaitu sebesar 10.34 %, kemudian pada tahun 2011 turun menjadi 6.76%, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 7.11%. Peningkatan total aset, modal dan volume usaha yang sangat tinggi dari tahun 2009 ke tahun 2010 disebabkan oleh peningkatan jumlah anggota koperasi yang cukup tinggi yaitu dari 6 351 di tahun 2008 menjadi 6 907 di tahun 2009. Sedangkan penurunan yang sangat melonjak terjadi pada tahun 2011, penurunan tersebut dikarenakan oleh keluarnya beberapa anggota koperasi dan juga ditambah terjadinya cuaca atau musim ekstrim yang menghambat kuantitas dan kualitas susu di KPSBU Jabar.

Saat awal pendirian KPSBU Jabar telah rutin melaksanakan RAT satu kali setiap tahunnya. Terhitung sampai tahun 2012 sudah sebanyak 41 kali RAT yang diselenggarakan oleh pengurus koperasi. Dari total jumlah anggota koperasi sebanyak 6 930 orang, tercatat anggota yang aktif sekitar 5 285 orang dan rutin hadir dalam RAT sekitar 90%. Dilihat dari tingkat kehadiran anggota dalam RAT tiga tahun terakhir menunjukan perkembangan yang positif. Pada tahun 2010 jumlah undangan pelaksanaan RAT yang dibagikan kepada anggota sebanyak 5 166 undangan dan anggota yang menghadiri kegiatan RAT tersebut sebanyak 5 045 orang atau dengan persentase 97.6% anggota memenuhi undangan dan hadir pada saat pelaksanaan RAT. Pada tahun 2011 jumlah undangan pelaksanaan RAT yang dibagikan kepada anggota sebanyak 5 291 undangan dan anggota yang menghadiri kegiatan RAT tersebut sebanyak 5 285 orang atau dengan persentase 99.8% anggota yang memenuhi undangan dan hadir pada saat pelaksanaan RAT. Kemudian pada tahun 2012 jumlah undangan pelaksanaan RAT yang dibagikan kepada anggota sebanyak 5 182 undangan dan anggota yang menhadiri kegiatan RAT tersebut sebanyak 5 151 orang atau dengan persentase 99.4% anggota yang memenuhi undangan dan hadir pada saat pelaksanaaan RAT. Dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi anggota KPSBU Jabar pada saat menghadiri RAT tinggi dan anggota melaksanakan kewajibannya dengan baik.

(28)

Keberhasilan KPSBU Jabar saat ini tidak akan tercapai jika tidak didukung dengan tingginya tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi. Partisipasi anggota merupakan faktor penentu utama dalam mendukung keberhasilan atau kinerja koperasi. Partisipasi akan meningkat jika koperasi dapat memberikan pelayanan yang baik dan motivasi kepada anggota untuk berperan serta pada koperasi. Peran serta aktif anggota akan timbul dengan sendirinya jika koperasi dapat memberikan manfaat serta keuntungan kepada anggota.

Manfaat yang diperoleh anggota berupa manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Manfaat ekonomi yang diperoleh berupa jaminan ketersediaan sarana produksi peternakan, jaminan harga beli susu, peningkatan pendapatan, jaminan pemasaran hasil produksi peternakan dan bantuan kredit. Sementara itu, dalam hal manfaat sosial yang diperoleh anggota berupa hubungan yang baik sesama anggota dan pengurus serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota. Semakin besar manfaat yang diperoleh anggota maka semakin tinggi tingkat partisipasi anggota. Partisipasi anggota terhadap kegiatan yang dilaksanakan koperasi terlihat dari peran aktif anggota dibidang organisai, usaha dan modal koperasi.

Analisis hubungan antara manfaat yang diperoleh anggota dengan tingkat

partisipasi anggota dilakukan melalui uji korelasi Rank Spearman. Dengan

(29)

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Tingtkat Partisipasi Anggota Koperasi dalam Kegiatan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar

Rekomendasi Peningkatan Kinerja dan Pelayanan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara

(KPSBU)Jabar

KPSBU Jabar Mengalami Peningkatan Perkembangan Total Asset, Modal dan Volume Usaha dan Lebih dari 95 Persen

Anggota yang Menghadiri Kegiatan RAT dalam Lima Tahun Terakhir Masih Tingginya Tingkat Koperasi yang

Tidak Aktif dan Tidak Sehat ditambah Masih Rendahanya Koperasi Aktif yang Rutin

Melaksanakan RAT Tiap Tahunnya

Identifikasi dan Analisis Tingtkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar

Analsisi Hubungan

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar Merupakan Lembaga Ekonomi Rakyat yang

Bergerak Pada Sektor Peternakan

Manfaat

1. Ekonomi

2. Sosial

Partisipasi Anggota

1. Organisasi

2. Permodalan

(30)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian mengenai Analisis Tingkat Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar yang bertempat di Komplek Pasar Baru Lembang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan KPSBU Jabar menempati urutan

pertama sebagai koperasi susu terbaik dan merupakan leader, baik dari segi

manajemen, pengembangan organisasi, maupun kualitas produk di Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dalam waktu dua bulan, dari bulan Juni hingga bulan Juli 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapat dari sumber informasi melalui pengamatan langsung, diskusi, dan wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang disesuaikan untuk menjawab masalah penelitian. Data sekunder merupakan data yang diambil berdasarkan data yang telah ada dari data internal laporan tahunan KPSBU Jabar, internet, artikel, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini. Data tersebut digunakan sebagai data pendukung dan pembanding penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perangkat KPSBU Jabar. Langkah-langkah dalam melakukan pengumpulan data antara lain :

1. Survei pendahuluan terhadap KPSBU Jabar

2. Wawancara terhadap anggota KPSBU Jabar untuk menganalisis tingkat

partisipasi

3. Wawancara dan diskusi dengan manajemen KPSBU Jabar yaitu anggota,

ketua pengurus, sekretaris, manajer, dan pengawas untuk menganalisi tingkat partisipasi

Metode Penentuan Responden

Responden yang digunakan dalam dalam Analisis Tingkat Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar dilihat dari populasi yang diambil adalah anggota KPSBU Jabar yang tergabung dalam keanggotaan lebih dari satu tahun. Penentuan responden dari anggota

(31)

kebutuhan penelitian berdasarkan penilaian kemampuan responden dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Ukuran responden dalam penelitian terhadap anggota koperasi ditentukan berdasarkan ukuran minimum responden yang dapat diterima berdasarkan metode

deskriptif dan korelasional minimal 30 responden (Umar 2004). Screening

dilakukan untuk menentukan anggota yang lebih dari satu tahun menjadi anggota yang menjadi responden. Hal ini dilakukan karena anggota yang telah bergabung lebih dari satu tahun pernah mengikuti RAT dan mendapatkan SHU. Alasan lain menggunakan responden yang telah bergabung lebih dari satu tahun adalah anggota KPSBU Jabar selalu mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir. Anggota yang pernah mengikuti RAT dan mendapatkan SHU lebih mengetahui mengenai keragaan koperasi serta visi dan misi koperasi.

Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30. Menururt Sugiyono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah sampel responden anggota KPSBU Jabar sebanyak 30 responden. Jumlah responden tersebut dianggap mampu mewakili keragaman populasi KPSBU Jabar dan mampu memberikan infromasi yang cukup bagi penelitian ini. Jumlah sampel KPSBU Jabar terdiri dari lima orang anggota yang merangkap sebagai pengurus koperasi, lima orang ketua kelompok TPK, dan 20 orang anggota yang dikelompokan berdasarkan tingkat pendapatan masing-masing peternak.

Metode Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa analisis data adalah suatu upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui relevan tidaknya pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini. Dimana pertanyaan dalam penelitian yang relevan memiliki tingkat validitas lebih dari 60 persen dan uji reabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal-hal yang ditanyakan. Pertanyaan dikatakan reliabel apabila menghasilkan jawaban yang sama (Umar 2004). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus alpha-Cronbach dengan bantuan software SPSS 15 for

windows. Suatu pertanyaan dianggap reliabel jika nilai alpha lebih dari 0.60 (Nugroho 2005). Dengan rumus :

(32)

Nilai varian total dan varian item dapat diketahi dengan menggunakan rumus :

dan

Dimana :

ri = reliabilitas instrument

k = jumlah butir pertanyaan

Σ = jumlah varian item

= varian total

Jki = jumlah kuadrat seluruh skor item

Jks = jumlah kuadrat subyek

n = jumlah responden

x = nilai skor yang dipilih

Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden dimana nilai korelasi yang

dihitung dinyatakan sahih dengan nilai α lebih dari 0.6. Penggunaan 30 responden

dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini dengan dilakukan pengujian

data menggunakan SPSS 15 for windows. Hasil uji reliabilitas dan validitas untuk

setiap indikator partisipasi, manfaat ekonomi dan manfaat sosial peternak.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri variabel sosial dan ekonomi terhadap tingkat partisipasi anggota. Variabel terikat (X) yaitu manfaat ekonomi dan manfaat sosial, sedangkan variabel bebas (Y) yaitu partisipasi anggota. Dimana indikator dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial serta partisipasi antara lain :

1. Penentuan indikator manfaat sosial yang dirasakan peternak sama yaitu

hubungan baik dengan pengurus yang dilihat dari intensitas hubungan dalam berbagai kegiatan yang ada di koperasi, hubungan kerjasama dengan sesama anggota, kepuasan fasilitas dan pelayanan, serta kepuasan pelatihan. Hal ini berdasarkan prinsip setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama terhadap koperasi tanpa ada pengecualian. Anggota-anggota di dalam koperasi diperlakukan sama sebagai pelanggan dan pemilik. Indikator-indikator tersebut dapat mewakili penelitian mengenai manfaat sosial yang dirasakan anggota koperasi.

2. Penentuan indikator manfaat ekonomi peternak dalam bidang usaha, dan dalam

bidang jasa yaitu pinjaman. Hal ini dikarenakan perbedaan kebutuhan antara peternak. peternak lebih membutuhkan makanan ternak atau konsentrat dan obat-obatan yang disediakan koperasi. Sehingga peternak melakukan pembelian terhadap makanan ternak atau konsentrat dan obat-obatan dan juga melakukan pembelian terhadap bahan kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, asumsi yang digunakan dalam penentuan indikator manfaat ekonomi petenrak terhadap barang agribisnis atau bahan kebuthan sehari-hari.

(33)

pemberian saran. Indikator-indikator dalam partisipasi usaha adalah kegiatan pembelian anggota terhadap barang-barang atau jasa yang disediakan oleh koperasi. Sedangkan indikator-indikator partisipasi dalam permodalan dilihat dari keaktifan anggota dalam melakukan simpanan wajib dan simpanan sukarela. Menurut Umar (2004) setiap data Xi maupun Yi ditetapkan peringkatnya relatif terhadap X dan Y yang lain dari yang terkecil sampai yang terbesar.

Analisis Manfaat

Analisis ini menunjukkan persentase jawaban anggota koperasi terhadap manfaat yang diberikan koperasi baik manfaat ekonomi maupun manfaat sosial. Manfaat ekonomi mencakup kepuasan anggota terhadap harga barang agribisnis yang ditawarkan koperasi. Manfaat sosial terjalinnya hubungan baik dengan sesama anggota maupun pengurus, kepuasan terhadap pelayanan koperasi, serta pembinaan dan pelatihan usaha yang diadakan oleh koperasi.

Pengukuran manfaat dilakukan dengan cara pemberian nilai dengan tujuan untuk mempermudah pengukuran secara kuantitatif. Responden yang merasakan kepuasan diberi nilai tiga, merasakan kurang puas diberi nilai dua dan kategori merasakan tidak puas diberi nilai satu. Menurut Nazir (2005), nilai responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total nilai, dan total nilai inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala rating (rating scale).

( Xib – Xik )

Range =

Banyaknya Skala Pengukuran

Dimana : Xib = Nilai terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban merasakan manfaat (skor 3) terhadap setiap unsur i dari aspek manfaat yang diperoleh anggota (3x30=90).

Xik = Nilai terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban tidak merasakan manfaat (skor 1) terhadap setiap unsur i aspek manfaat yang diperoleh anggota (1x30=30).

Maka besarnya range untuk tiap kelas yang diteliti adalah :

(90-30)

Range = = 20 3

Sehingga pembagian kelas berdasarkan pengukuran manfaat yang diperoleh adalah :

a) 30 – 49 : Kategori Rendah

b) 50 – 70 : Kategori Sedang

c) 71 – 90 : Kategori Tinggi

Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Anggota KPSBU Jabar dan Tingkat Partisipasinya

(34)

setelah menjadi anggota koperasi bagi peternak. Manfaat ekonomi yang di analisis mencakup kepuasan anggota terhadap harga barang agribisnis yang ditawarkan koperasi. Hasil dari jawaban responden mengenai manfaat ekonomi yang dirasakan anggota dilakukan pemberian skor untuk mengetahui kesimpulan umum. Indikator-indikator dari manfaat ekonomi dan pemberian skor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Indikator manfaat ekonomi dan skora

No Indikator Manfaat Ekonomi Skor Manfaatb Total skor Total skor

1 2 3

1 Pendapatan SHU

2 Kepuasan harga sembako

3 Kepuasan harga konsentrat

4 Kemudahan memperoleh bahan

kebutuhan ternak/non ternak

Sumber : Jakiyah (2011).; bSkor Manfaat (orang)

Keterangan : 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan

Pemberian skor bertujuan untuk mengetahui tingkat manfaat yang dirasakan responden misalnya tidak merasakan manfaat ekonomi dikarenakan tidak adanya transaksi pembelian dan tidak merasakan adanya pendapatan di dalam koperasi. Kemudian dilihat dari manfaat sosial yang dirasakan anggota koperasi adalah terjalinnya hubungan baik dengan sesama anggota maupun pengurus, kepuasan terhadap pelayanan koperasi, serta pembinaan dan pelatihan usaha yang diadakan oleh KPSBU Jabar. Indikator-indikator dari manfaat sosial dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Indikator manfaat sosial dan skora

No Indikator Manfaat Sosial Skor Manfaatb Total skor Kategori

manfaat sosial

Sumber : Jakiyah (2011).; bSkor Manfaat (orang)

(35)

Tingkat partisipasi anggota koperasi dilihat dari partisipasi organisasi, usaha, dan permodalan. Partisipasi anggota dalam organisasi dilihat dari kehadiran anggota dalam RAT dan keaktifan anggota dalam memberikan saran kepada pengurus dan manajemen koperasi. Partisipasi anggota dalam permodalan dilihat dari keaktifan anggota dalam membayar simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela. Sedangkan dalam bidang usaha dilihat dari keaktifan anggota dalam memanfaatkan unit usaha agribisnis koperasi yaitu saprotan dan pinjaman. Penentuan skor dalam melihat kategori partisipasi rendah, sedang, dan tinggi sama dengan pengukuran manfaat ekonomi. Tabel indikator partisipasi organisasi, usaha, dan permodalan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Manfaat Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Ranks Spearman

Korelasi rank spearman dalam penelitian ini digunakan untuk pengukuran

korelasi pada statistik non parametric khususnya untuk data ordinal yaitu data

yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Korelasi rank spearman

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat partisipasi (Y) dengan manfaat ekonomi (X) yang dirasakan oleh anggota peternak. Selain itu, dapat mengetahui tingkat partisipasi dengan manfaat sosial yang dirasakan oleh peternak. Dimana tingkat partisipasi merupakan variabel Y dan manfaat sosial variabel X. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan

bantuan program aplikasi software SPSS 15.0 for windows. Rumus koefisien

korelasinya (Sugiyono 2007):

Keterangan :

rs = koefisien korelasi Rank Spearman

N = jumlah responden

di = beda antara dua variabel berpasangan

1dan 6 = bilangan koefisien

Berdasarkan nilai korelasi, kriteria pengujian hubungan observasi dilakukan pada taraf nyata (α = 5%). Pengambilan keputusan dapat dilihat dari

kuat lemahnya hubungan dengan ditunjukkan pada nilai korelasi rank Spearman

Gambar

Gambar  2    Kerangka  Pemikiran  Operasional  Analisis  Tingtkat  Partisipasi  Anggota  Koperasi    dalam  Kegiatan  Koperasi  Peternak  Sapi  Bandung Utara (KPSBU) Jabar
Gambar 3  Struktur Organisasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)  Jabar
Tabel 9  Komposisi makanan konsentrat KPSBU Jabar a
Tabel 13   Jumlah populasi sapi perah KPSBU Tahun 2012
+6

Referensi

Dokumen terkait

itu sebelum mendirikan bangunan harus ada kejelasan status tanah yang bersangkutan. Artinya, pemilik bangunan tersebut harus memiliki surat-surat yang bersangkutan dengan

Hasil penelitian menunjuk bahwa partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan cukup baik tetapi masih perlu ditingkatkan, karena (1) Kesadaran masyarakat untuk hadir dan

Menjelaskan dari semua jawaban rumusan masalah yang ada yang meliputi perhitungan curah hujan, catchment area, debit air, kolam penampungan (sump), jumlah pompa yang akan

semakin besar suhu temper yang digunakan maka semakin menurun kekuatan tariknya dan sebaliknya semakin besar suhu temper yang digunakan maka semakin besar pula

Pembelajaran matematika memerlukan perbaikan yang mampu memfasilitasi siswa untuk dapat memahami materi matematika dengan lebih mendalam agar hasil belajar

Novel-novel komponen sastera dalarn bahasa Melayu ialah novel yang digunakan untuk dijadikan bacaan wajib untuk pelajar-pelajar tingkatan 1 hingga tingkatan 5 dilaksanakan

Pada beberapa beberapa gerak mulut yang telah disegmentasi dilakukan deteksi tepi dengan operator canny, didapatkan hasil bahwa untuk setiap gerak mulut tertentu memiliki pola

[r]