• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor Pulp di negara eksportir dan importir utama dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor Pulp di negara eksportir dan importir utama dunia"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

DUNIA

DEWI KURAESIN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada pengguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

(4)
(5)

ABSTRAK

DEWI KURAESIN. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia. Dibimbing oleh NOVINDRA.

Pulp merupakan bahan baku utama yang sangat penting untuk industri kertas. Produksi dan konsumsi pulp di dunia mengalami fluktuasi. Hal ini mengakibatkan jumlah ekspor dan impor pulp dunia juga mengalami fluktuasi. Jumlah ekspor dan impor yang berfluktuasi juga disebabkan oleh tingginya permintaan kertas dunia, adanya penetapan ekolabeling, dan terjadinya krisis ekonomi yang melanda Amerika dan Eropa pada tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis perkembangan ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia sebagai salah satu negara eksportir terbesar di dunia dan perkembangan impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai salah satu negara importir terbesar di dunia; (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Penelitian ini menggunakan data time series tahun 1990-2012. Model ekspor dan impor pulp negara utama merupakan model regresi linear berganda yang diestimasi menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS). Penetapan ekolabeling menyebabkan ekspor dan impor pulp di negara utama mengalami penurunan. Ekspor pulp di negara utama dipengaruhi oleh harga ekspor pulp, jumlah produksi pulp, dan kurs rill . Impor pulp di negara utama dipengaruhi oleh harga impor pulp, jumlah konsumsi pulp, dan produk domestik bruto.

(6)

ABSTRACT

Dewi Kuraesin. Analysis of Affecting Factors in Pulp Export and Import of

World’s Main Exportir and Iimportir Countries. Supervised by NOVINDRA.

Pulp is the most important raw material for paper industry. Production and consumption of the world's was pulp fluctuated. It caused the fluctuation of

world’s pulp export and import. Total export and import were fluctuated due to high world’s demand for paper, the establishment of ecolabeling, and economic crisis afflicting the US and Europe in 2009. The purposes of this research are: (1)

to analyze the development of Canada’s, Brazil’s, and Indonesia’s pulp export and to analyze the development of China’s, United State of America’s, and Indonesia’s pulp import after the establishment ecolabeling; (2) to analyze the

affecting factors of Canada’s, Brazil’s, and Indonesia’s pulp export and to analyze the affecting factors of China’s, United State of America’s, and Indonesia’s pulp import. This research is using time series data from 1990-2012.

The world’s pulp export and import model was estimated by the doubled linear

regresion with Ordinary Least Square (OLS) estimation method. Formulations

exports were divided into 3 single formulations, which are Canada’s pulp export,

Brazil’s pulp export, and Indonesia’s pulp export. Formulations import were

divided into 3 single formulations, are another single formulations of China’s

pulp import United State of America’s import and Indonesia’s pulp import. Result

of this research the establishment of Ecolabeling caused exports and imports of pulp in the main countries has decreased. Exports of pulp in the main countries are influenced by the export price of pulp, pulp production, and the real exchange rate. Imports of pulp in the main countries are influenced by the price of imported pulp, pulp consumption, and gross domestic product.

Key words: ecolabeling, export, import, Ordinary Least Square (OLS) Method,

(7)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR

DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA

DEWI KURAESIN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai Agustus 2014 adalah perdagangan pertanian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orangtua saya Bapak H. Endang Abdurrahman dan Ibu Hj. Titi Asiah, serta kakak-kakak tercinta Iis, Dewi, Dadang, Ei, Zen, Ilyas , dan Yusif, serta ponakanku Felina , Aria, Rajindra, dan Keysa atas segala doa, cinta dan dukungannya baik moril dan materil.

2. Orangtua kedua saya Bapak Ir. S. Negoro yang senantiasa mengarahkan dan membimbing saya dan memberikan dukungan baik moril maupun materil. 3. Bapak Novindra SP, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing

akademik yang telah menyediakan waktu, tenaga, perhatian dan pikirannya untuk mengarahkan dan membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini dan selama menjadi mahasiswa.

4. Bapak Rizal Bachtiar, sebagai dosen pembimbing akademik, atas bimbingan dan perhatiannya selama penulis menjalani perkuliahan.

5. Dosen dan staf Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan yang telah membantu selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

6. Teman-teman satu bimbingan Anggi, Astari, Debbie, Satria, Dian, Miranti, dan Neng atas segala semangat dan perhatiannya; serta kepada teman-teman ESL 47 atas kebersamaannya selama ini.

7. Sahabat-sahabatku: Asri, Atika, Dian, Dita, Dyah, Elin, Emma, Esya, Fibri, Hanif, Kak Lan, Lia, Mami Alfi, Mentari, Putri, Rana, Rizka, Rola, Shella, Suci, Vany, dan Yani.

8. Semua pihak yang telah mendukung dan memotivasi penulis bahwa skripsi harus dikerjakan agar bisa menyandang gelar sarjana.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 12

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1. Proses Pembuatan Pulp ... 14

2.2. Ekolabeling…….. ... 16

2.3. Kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai Ekolabeling ... 17

2.4. Produksi Pulp Dunia ... 18

2.5. Konsumsi Pulp Dunia ... 18

2.6. Ekspor Pulp Dunia ... 19

2.7. Impor Pulp Dunia ... 20

2.8. Penelitian Terdahulu ... 21

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 25

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 25

3.1.1. Teori Perdagangan Internasional ... 25

3.1.2. Teori Penawaran Ekspor dan Permintaan Impor ... 26

3.1.3. Model Regresi Linier Berganda ... 28

3.2.Kerangka Operasional ... 31

IV. METODE PENELITIAN ... 34

4.1. Jenis dan Sumber Data ... 34

4.2. Metode Analisis Data ... 34 4.2.1. Analisis Perkembangan Ekspor Pulp Kanada, Brazil dan

(14)

dan Indonesia Permintaan Pulp ... 34

4.2.2. Analisis Faktor-Faktor ... 35

4.2.2.1. Perumusan Model ... 35

4.2.2.2. Estimasi Model ... 39

4.2.2.3. Metode Pengujian Model Regresi Linier Berganda ... 39

V. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA ... 48

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA……… ... 58

VII. SIMPULAN DAN SARAN ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 81

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 200 Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 ... 1

2. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000, dalam Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-211 ... 2

3. Data 10 Negara Produsen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012 3

4. Data 10 Negara Konsumen Pulp Terbesardi Dunia Tahun 2008-2012 4

5. Ekspor dan Impor Pulp Dunia Tahun 2008-2012 ... 5

6. Data 10 Negara Eksportir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012 6

7. Data 10 Negara Importir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012 . 8

8. Produksi dan Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2008-2012 ... 9

9. Jumlah Konsumsi Kertas Dunia Tahun 2008-2012 ... 10

10. Jumlah Permintaan Kertas Indonesia Tahun 2007-2011 ... 11

11. Persamaan dan Perbedaan Antara Penelitian “Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia” dengan Penelitian Terdahulu.. ... 22

12. Perkembangan Ekspor Pulp Negara Kanada Tahun 1990-2012 ... 48

13. Perkembangan Ekspor Pulp Negara Brazil Tahun1990-2012 ... 49

14. Perkembangan Ekspor Pulp Negara Indonesia Tahun 1990-2012 ... 50

15. PerkembanganImpor Pulp Negara Cina Tahun 1990-2012 ... 52

16. Perkembangan Impor Pulp Negara Amerika Serikat Tahun 1990-2012. 53

17. Perkembangan Impor Pulp Negara Indonesia Tahun 1990-2012 ... 55

18. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Kanada ... 58

19. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Brazil ... 61

20. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Indonesia ... 63

(16)

22. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor

Pulp Negara Amerika Serikat ... 68

23. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor Pulp Negara Indonesia ... 72

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Pulp and Paper Mill Eco-Industry Park ... 14

2. Pekembangan Produksi Pulp Dunia Tahun 2002-2012 ... 18

3. Pekembangan Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2002-2012 ... 19

4. Pekembangan Ekspor Pulp Dunia Tahun 2002-2012 ... 20

5. Pekembangan Impor Pulp Dunia Tahun 2002-2012 ... 21

6. Kurva Proses Terjadinya Perdagangan Internasional ... 26

7. Kerangka Pemikiran Operasional ... 32

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Data dan Sumber Data Model Ekspor dan Impor Pulp di Dunia Tahun 1990-2011 ... 82

2. Keterangan Notasi Variabel ... 85

3. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ... 86

4. Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ... 86

5. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ... 87

6. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ... 87

7. Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada... 88

8. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Brazil ... 89

9. Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil ... 89

10. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Brazil ... 90

11. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil ... 90

(17)

13. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk

Ekspor Pulp Negara Indonesia ... 92

14. Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ... 92

15. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ... ... 93

16. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ... 93

17. Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ... 94

18. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Cina ... 95

19. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Cina ... 95

20. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Cina ... 96

21. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Cina ... 97

22. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat ... 98

23. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat ... 98

24. Uji Autokorelasi untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat ... 99

25. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat ... 99

26. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat .... 100

27. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Indonesia ... 101

28. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia ... 101

29. Uji Autokorelasi untuk Impor Pulp Negara Indonesia ... 102

30. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia ... 103

(18)
(19)

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis yang disebabkan negara ini dilewati garis khatulistiwa. Hal inilah yang mendasari kekayaan sumberdaya alam yang melimpah sehingga menunjang industri pengolahan dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut. Sumberdaya alam yang melimpah menyebabkan Indonesia mempunyai keunggulan di sektor industri pengolahan. Sektor industri pengolahan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan peningkatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga devisa negara meningkat.

Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (dalam Triliun Rupiah)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011

(20)

Rata-rata laju pertumbuhan industri pengolahan tiap tahun meningkat sebesar 4,00% dari tahun 2007 sampai 2011.

(21)

Berdasarkan Tabel 2, pada tahun 2007 nilai PDB sektor industri pengolahan sebesar 538,08 triliun rupiah. Pada tahun 2011 PDB sektor ini mengalami peningkatan menjadi 633,78 triliun rupiah. Hal ini tentunya ditunjang oleh sub sektor industi pengolahan yang terdiri dari sektor industri pengolahan migas dan industri pengolahan non migas. Sub sektor industri pengolahan yang menyumbangkan PDB terbanyak adalah sub sektor non migas dengan PDB sebesar 587,00 triliun rupiah dibandingan sub sektor migas sebesar 46,80 triliun rupiah pada tahun 2011. Salah satu penyumbang PDB pada sektor non migas adalah industri hasil kayu dan produk olahan lainnya dengan rata- rata kontribusi sebesar 3,42%. Industri hasil kayu dan produk lainnya merupakan agregasi dari industri hasil olahan kayu primer. Salah satu produk dari olahan industri kayu adalah pulp.

Tabel 3. Data 10 Negara Produsen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012

No Tahun

Jumlah Produksi Pulp ( jutaTon) Rata-rata Rata-rata Laju

(22)

terutama Amerika Serikat dan Kanada. Hal ini dikarenakan pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global yang menyababkan industri khususnya pulp di negara bagian Eropa dan Amerika mengalami penurunan produksi

Tabel 4. Data 10 Negara Konsumen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008- 2012

No Tahun

Jumlah Konsumsi Pulp ( 1 juta Ton)

Rata-rata Rata-rata

Berdasarkan Tabel 4 Amerika Serikat juga merupakan negara konsumen terbesar pulp di dunia dengan rata-rata kontribusi sebesar 37,3% dari total konsumsi pulp dunia pada tahun 2008-2012. Total konsumsi Amerika Serikat pada tahun 2012 sebesar 127,0 juta ton. Jumlah konsumsi pulp negara ini selalu diatas 100 juta ton per tahun. Hal ini dikarenakan Amerika Selatan merupakan negara produsen kertas terbesar di dunia, khususnya Amerika Serikat (Tang 2008) Akibatnya negara Amerika Serikat membutuhkan pulp dalam jumlah yang besar. Jumlah konsumsi pulp Amerika Serikat menurun pada tahun 2009 dari 133,1 juta ton menjadi 122,2 juta ton dan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 1,29% pada periode 2008-2012. Konsumen terbesar pulp ke dua pada tahun 2008-2009 adalah Cina dengan rata-rata kontribusi 9,7%. Konsumsi pulp negara Cina yang tinggi disebabkan oleh terus berkembangnya industri kertas di Cina (Zhuang 2006)

(23)

pada tahun 2009 dari 33,3 juta ton menjadi 28,4 juta ton sedangkan peningkatan konsumsi pulp terbesar terjadi pada tahun 2010 dari 28,4 juta ton menjadi 34,4 juta ton. Indonesia menjadi negara dengan jumlah konsumsi pulp urutan ke sembilan dengan rata-rata kontribusi sebesar 2,8% dari total konsumsi pulp di dunia. Jumlah konsumsi pulp di Indonseia yang kecil dsebabkan jumlah industri kertas masih berkembang (Junaedi 2001). Jumlah konsumsi pulp Indonesia pada tahun 2012 mencapai 10,3 juta ton. Pada tahun 2009 jumlah konsumsi Indonesia menurun dari 9,0 juta ton menjadi 8,3 juta ton sedangkan tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,8% dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Jumlah komsumsi pulp dunia pun berfluktuasi, penurunan konsumsi pulp lebih besar terjadi pada tahun 2009 dari 371,1 juta ton menjadi 326,9 juta ton. Jumlah produksi dan konsumsi tiap negara dapat mempengaruhi jumlah ekspor dan impor pulp dunia.

Tabel 5. Ekspor dan Impor Pulp Dunia Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Ekspor (juta

(24)

ekspor dan impor pulp dunia. Beberapa negara eksportir dan importir utama pulp dunia menurunkan jumlah ekspor dan impor pulp

Tabel 6. Data 10 Eksportir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012

No Negara

(25)

Jumlah ekspor pulp Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan yaitu dari 8,09 juta ton turun menjadi 6,68 juta ton dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 3,23% periode 2008-2012. Krisis ekonomi global terjadi dibeberapa negara bagian Amerika dan Eropa namun Indonesia terkena dampaknya.

Berdasarkan Tabel 7, Indonesia juga merupakan negara pengimpor pulp menempati urutan ke sembilan dengan rata-rata jumlah pulp yang diimpor setiap tahunnya sebesar 3,13 juta ton. Tidak jauh berbeda dengan jumlah ekspor, jumlah impor pulp Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 3,21% periode 2008-2012. Pada tahun 2009 jumlah impor pulp Indonesia menurun dari 2,96 juta ton menjadi 2,87 juta ton dan tahun selanjutnya meningkat hingga mencapai 3,39 juta ton pada tahun 2012. Penurunan impor pulp dikarenakan harga impor pulp dari negara pengekspor tinggi saat terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2009.

Indonesia belum bisa memproduksi pulp serat panjang sehingga Indonesia mengimpor pulp serat panjang dari negara lain. Selain ittu, Indonesia juga masih mengimpor pulp jenis serat pendek karena kualitas pulp dari negara lain lebih baik.

(26)

pulp tertinggi terjadi pada tahun 2010 dari 13,65 juta ton naik menjadi 16,56 juta ton.

Tabel 7. Data 10 Importir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012

No Negara

jumlah Impor Pulp (juta ton) Rata-rata Laju Pertumbuhan Industri pulp merupakan salah satu penghasil emisi gas terbesar. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pulp dibagi menjadi tiga yaitu limbah cair, padat, dan gas. Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit kayu, fines, serbuk, sludge, HBL, ash boiler, lime. Kulit kayu, fines, dan serbuk dihasilkan dari proses pembuatan chips.

Sludge merupakan kumpulan serat reject yang dihasilkan dari proses pembuatan pulp. Proses kraft pulp sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan yang berupa bau. Gas yang berbau ini secara umum dinamakan NCG (Non Condensible Gas). NCG berasal dari Digester Plant, Washing Screening, dan Evaprator Plant.

Komponen NCG yaitu H2S (hidrogen sulfit), CH3S (metil mercaptan), (CH3)2S2 (dimetil disulfit), VOC (Volatile Organic Component), dan metanol. Limbah gas NCG terbagi menjadi 2 yaitu CNCG (Concentrate Non Condensable Gas) dan DNCG (Dilute Non Condensable Gas). Hal ini diperlukan adanya ekolabeling untuk menjaga kelestarian lingkunagan.

(27)

sehingga daya saing pulp Indonesia masih lemah dan mampu menurunkan impor pulp. Oleh sebab itu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia penting untuk dilakukan agar pulp Indonesia mampu bersaing dan ekspor pulp Indonesia dapat meningkat di pasar internasional.

1.2. Perumusan Masalah

Peningkatan kebutuhan pulp yang terus bertambah ditandai dengan berkembangnya ekspor dan impor pulp. Jumlah ekspor dan impor pulp di dunia mengalami fluktuasi. Penurunan produksi pulp yang besar terjadi pada tahun 2009 di negara-negara maju. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa dan Amerika yang menyebabkan biaya produksi tinggi sehingga banyak perusahaan yang tutup produksi. Jumlah ekspor pulp yang meningkat diduga disebabkan oleh peningkatan jumlah produksi pulp sedangkan jumlah impor pulp yang meningkat disebabkan oleh peningkatan jumlah konsumsi pulp. Jumlah produksi yang tinggi mendorong negara untuk meningkatkan jumlah ekspor karena dapat meningkatkan pendapatan negara. Jumlah konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah produksi mendorong suatu negara untuk mengimpor.

Tabel 8. Produksi dan Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2008-2012

Tahun

Jumlah Pulp

Produksi (juta ton) Laju Pertumbuhan

(%) Konsumsi (juta ton)

(28)

Rata-rata jumlah produksi pulp setiap tahunnya sebesar 496,77 juta ton dan jumlah pulp yang dikonsumsi rata-rata sebesar 348,07 juta ton per tahun periode 2008-2012. Akan tetapi, kebutuhan kertas dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini yang mendorong terjadinya peningkatan jumlah ekspor pulp karena pulp merupakan bahan baku utama dalam pembuatan kertas.

Berdasarkan Tabel 9, rata-rata laju pertumbuhan konsumsi kertas sebesar 1,55%. Jumlah konsumsi kertas dunia meningkat dikarenakan bidang pendidikan dunia, khususnya Indonesia, meningkat pesat sehingga kebutuhan akan kertas untuk buku semakin meningkat. Bidang industri juga dari tahun ke tahun meningkat menimbulkan kebutuhan akan kertas dan kardus meningkat. Selain itu, media cetak juga membutuhkan kertas sebagai media untuk mencetak berita.

Tabel 9. Jumlah Konsumsi Kertas Dunia Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Konsumsi Kertas (juta ton) Laju Pertumbuhan (%)

2008 659,80

2009 642,93 -2,62

2010 687,20 6,44

2011 697,22 1,44

2012 703,74 0,93

Rata-rata 678,18 1,55

Sumber : FAO 2013

Pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah konsumsi pulp yang besar yaitu dari 659,80 juta ton menjadi 642,93 juta ton karena pada tahun yang sama terjadi penurunan yang besar pada produksi pulp di negara-negara maju. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa dan Amerika yang menyebabkan perusahan-perusahan di negara tersebut tidak berproduksi dengan baik

(29)

Tabel 10. Jumlah Permintaan Kertas Indonesia Tahun 2007-2011

Tahun Permintaan Kertas (juta ton) Laju Pertumbuahan (%)

2007 5,98

2008 6,35 5,83

2009 6,55 3,05

2010 7,75 15,48

2011 7,61 -1,84

Rata-rata 6,85 5,63

Sumber: APKI 2011

Permasalahan lainnya yang dihadapi oleh industri pulp adalah terkait dengan masalah lingkungan. Pada saat ini masalah lingkungan merupakan masalah utama dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan mempengaruhi kebijakan ekonomi dan perdagangan luar negeri dan internasional. Dimana suatu negara harus memperhatikan aspek lingkungan dalam berbagai kegiatan produksi agar lingkungan tetap lestari. Hal ini juga mendasari penetapan ekolabelling dalam bidang industri, khususnya kehutanan.

Berdasarkan hal tersebut International Tropical Timber Organization (ITTO) pada tahun 1990 Hasil Konferensi pada bulan Mei di Bali, ITTO telah menentukan target bahwa pada tahun 2000 seluruh kayu tropis yang diperdagangkan harus berasal dari hutan yang diproduksi secara lestari (Kim 2001). Hal ini mennjelaskan bahwa penetapan ekolabeling terjadi pada tahun 2000.

Pulp merupakan produk turunan kedua kayu sehingga industri pulp terkena dampak dari penetapan ekolabelling tersebut. Akibat adanya penetapan ekolabeling beberapa perusahaan di Amerika dan Eropa mengalami peningkatan secara besar biaya produksi dan biaya atas pengeluaran polusi, polusi air maupun polusi udara akibat kegiatan produksi pulp atau meningkat sekitar 635-700 juta dollar Amerika Serikat dari tahun 1994-2000. Akan tetapi, hal ini menjadi peluang yang besar bagi negara di kawasan Asia,terutama Indonesia (Coplan et al 2000 ).

(30)

negara-negara tujuan ekspor menolak ekspor pulp dari Indonesia karena adanya tuduhan dumping. Selain itu, illegal loging yang terjadi di Indonesia merupakan salah satu faktor terjadinya kampanye hitam yang menyebabkan Indonesia mendapatkan tuduhan dumping (Kementerian Perindustrian 2013)

Berdasarkan uraian permasalahan maka dapat dirumuskan dalam beberapa

pertanyaan penelitian yaitu :

1. Bagaimana perkembangan ekspor pulp di Negara Kanada , Brazil, dan

Indonesia sebagai salah nergara eksportir pulp terbesar di dunia dan

perkembangan impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia

sebagai negara importir pulp terbesar di Dunia akibat pemberlakuan

ekolabeling ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp di Negara Kanada,

Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor pulp

di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai eksportir dan

importir pulp terbesar di dunia?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari perkembangan ekspor dan impor pulp dunia. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Menganalisis perkembangan ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia sebagai salah satu nergara eksportir terbesar di dunia dan

perkembangan impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan

Indonesia sebagai negara importir terbesar di dunia akibat pemberlakuan

ekolabeling.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi

impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai

eksportir dan importer pulp terbesar di dunia.

1.4. Ruang Lingkup

(31)
(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proses Pembuatan Pulp

Tujuan utama dalam pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara mekanik dan kimia atau dengan kombinasi dua tipe perlakuan tersebut. Pulp-pulp perdagangan yang umum dapat dikelompokkan menjadi tipe-tipe kimia, semikimia, kimia mekanik, dan mekanik. Istilah-istilah pulp rendemen tinggi sering secara bersama digunakan untuk tipe-tipe yang berbeda dari pulp-pulp yang kaya-lignin yang memerlukan defibrasi secara mekanik (Departemen Perindustrian 1990).

Sumber: Pryke 2008

Gambar 1. Pulp and Paper Mill Eco-industrial Park

a. Proses Pemasakan

Proses pemasakan (pulping) bahan baku kayu berupa serpih (chips) dilakukan di dalam digester (batch atau continuous). Pemasakan menggunakan bahan kimia pemasak (white liquor) yang terdiri dari Na2S dan NaOH. Hasil pemasakan berupa pulp dan limbah cair pemasakan berupa lindi hitam (black liquor). Pulp dicuci sebelum disimpan atau diproses lebih lanjut. Lindi hitam yang

(33)

dikirim ke chemical recovery process (CRP). Di dalam CRP, lindi hitam diuapkan, kemudian dibakar untuk menghasilkan panas dan bahan baku bahan kimia pemasak. Di dalam CRP ini dilakukan make up bahan kimia untuk memenuhi kadar bahan kimia pemasak yang diperlukan. Hasil pembakaran berupa salt cake dilarutkan dalam lindi hijau (green liquor). Komponen green liquor adalah Na2CO3 dan Na2S. Green liquor mengalami proses kaustisasi (causticizing) dengan penambahan CaO dan mengeluarkan limbah berupa CaCO3. Kaustisasi green liquor menghasilkan white liquor yang terdiri dari komponen NaOH dan Na2S dengan kadar yang telah sesuai untuk pemasakan chips di dalam digester (Wistara 2010).

b. Pengelolaan Limbah

Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit kayu, fines, serbuk, sludge, HBL,

ash boiler, lime. Kulit kayu, fines, dan serbuk dihasilkan dari proses pembuatan chips.

Sludge merupakan kumpulan serat reject yang dihasilkan dari proses pembuatan pulp.

Limbah padat digunakan kembali sebagai bahan bakar sedangkan untuk limbah gas diolah terlebih dahulu melalui filter dimana emisi gas yang keluar tidak boleh melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sebagian besar limbah cair berasal dari proses pemasakan chips sampai pembuatan lembaran pulp. Air limbah tersebut disalurkan melalui pipa ke Junction Box. Di tangki penampung ini buangan limbah diatur pH nya hingga

6-8.5. Jika air limbah bersifat asam ditambah dengan larutan kapur (CaCO3) dan H2SO4 jika airnya basa. Benda-benda seperti plastik, kertas, dan logam di saring melalui Traveling Screen. Air limbah selanjutnya masuk ke dalam Primary Splitter Box dimana alat ini berfungsi untuk membagi dua aliran limbah menuju Primary Clarifier. Primary Clarifier berfungsi untuk mengendapkan air limbah. Hasil endapan dibawa ke Mixing Tank sedangkan cairan limbah dialirkan dan didinginkan dalam Cooling Tower yang berjumlah enam buah. Deep Tank

merupakan tempat penampungan air limbah yang telah melewati Cooling Tower.

Perlakuan biologis seperti pemberian oksigen dan nutrient ke bakteri dilakukan pada

saat air limbah masuk ke dalam Deep Tank. Air limbah kemudian dialirkan ke dalam

mesin penjernih kedua atau Secondary Clarifier. Bak penampung limbah di

(34)

Clarifier dan Secondary Clarifier selanjutnya dibawa ke Thickner untuk dilakukan

proses pengentalan. Setelah pengentalan, endapan tersebut di press untuk

menghilangkan airnya. Endapan hasil pengepresan disebut sludge yang akan

digunakan sebagai bahan bakar di multi boiler. Air limbah yang sudah melalui tahap

penjernihan kedua di Secondary Clarifier akan mengalir melalui saluran yang

terdapat mesin pengatur pH-nya.

Kulit kayu, fines, serbuk, dan sludge akan digunakan sebagai bahan bakar di

multi boiler. HBL merupakan limbah cairan kimia pemasak yang diproses dengan

evaporator dan consentrator hingga solid mencapai 65-67% dan siap untuk di bakar

di tungku bakar (furnance) pada recovery boiler. Lime dan sebagian ash boiler

digunakan sebagai pupuk di HTI dan sebagian ash boiler lagi digunakan sebagai

bahan baku campuran pembuatan paving block (Bahri 2013)

2.2. Ekolabeling

Ekolabeling merupakan tanda yang mengandung informasi bahwa produk tersebut dalam proses produksinya telah memenuhi suatu standard pelestarian lingkungan, sehingga tujuan dari sistem ekolabeling untuk memberikan informasi bahwa dari hasil penilaian tingkat pelestarian lingkungan dari suatu proses produksi, sehingga konsumen dalam atau luar negeri dapat memilih produk yang dihasilkan melalui proses pelestarian lingkungan (Suratmo 2000). Secara umum dikenal 2 (dua) macam ekolabel sebagai berikut (ITTO 2000) :

1. Single issue Assessment: pelabelan yang ditujukan pada satu atau beberapa produk. Salah satu contoh system ekolabel yang ditujukan pada produk kayu (log) dan dalam penilaian mengarah pada Sustainable Forest Management (SFM).

(35)

Labeling pada produk industri hasil hutan (misalnya pulp dan kertas) akan meliputi sejak:

1. Proses pengolahan hutannya, berarti bahan baku industri harus telah mendapat ekolabel.

2. Pengangkutan kayu dari hutan ke pabrik

3. Proses dalam industri misalnya limbah gas, cair dan padatnya tidak merusak lingkungan disamping indicator lain seperti hemat air dan energi, kesejahteraan masyarakat dan karyawan pabrik.

4. Produk yang dihasilkan tidak merusak apabila digunakan/dimanfaatkan. 5. Pengangkutan dan penyebaran dari produk ke konsumen tidak merusak

lingkungan

6. Limbah dari produk yang telah selesai dipakai tidak merusak lingkungan

2.3. Kebijakan Pemerintah mengenai Ekolabeling

Pemerintah memiliki peranan penting dalam mengembangkan komoditi pertanian dan produk olahannya termasuk pulp dan kertas melalui kebijakan pemerintah. Dalam kebijakan ekolabeling terdapat peraturan yang berasal dari Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 31 Tahun 2009 yang membahas tentang pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih,dan teknologi berwawasan lingkungan di daerah. Peraturan tersebut dilatarbelakangi oleh UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

(36)

peredaran hasil hutan yang legal di Indonesia. SVLK memiliki tujuan diantaranya adalah memberikan kepastian bagi pasar bahwa kayu dan produk kayu Indonesia merupakan produk yang legal dan berasal dari sumber yang legal, meningkatkan daya saing produk perkayuan Indonesia, dan dapat mereduksi praktek illegal logging dan illegal trading (Sudharto 2012).

2.4. Produksi Pulp Dunia

Perkembangan produksi pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 3. Pada Gambar 3 terlihat bahwa jumlah produksi pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi. Jumlah produksi pulp dunia terbesar terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah pulp yang diproduksi sebesar 523,18 juta ton. Jumlah produksi pulp dunia terendah terjadi tahun 2009 yaitu sebesar 466,18 juta ton. Jumlah produksi pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2007 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Peningkatan jumlah produksi pulp tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu dari 506,6 juta ton meningkat menjadi 523,18 juta ton.

Produksi pulp dunia mulai mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009. Penurunan jumlah produksi pulp terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu dari 513,89 juta ton turun menjadi 466,15 juta ton. Pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi yang mengakibabtkan industri pulp menurunkan produksi. Penurunan produksi disebabkan biaya produksi yang tinggi (Carthy 2010)

Sumber: FAO 2013 (diolah)

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Produksi Pulp Dunia Tahun 2002-2012

420 440 460 480 500 520 540

(37)

2.5. Konsumsi Pulp Dunia

Perkembangan konsumsi pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 4. Pada Gambar 4 terlihat bahwa jumlah konsumsi pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi. Jumlah konsumsi pulp dunia terbesar terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah pulp yang dikonsumsi sebesar 381,73 juta ton. Jumlah konsumsi pulp dunia terendah terjadi tahun 2009 yaitu sebesar 326,87 juta ton.

Sumber: FAO 2013 (diolah)

Gambar 3. Perkembangan Jumlah Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2002-2012

Jumlah konsumsi pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2005 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2007. Peningkatan jumlah konsumsi pulp tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu dari 370,02 juta ton meningkat menjadi 381,73 juta ton. Konsumsi pulp dunia mulai mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga tahun 2006 dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2008 dan 2009 serta 2011 hingga tahun 2012 . Penurunan jumlah produksi pulp terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu dari 371,11 juta ton turun menjadi 326,87 juta ton. Krisis ekonomi global pada tahun 2009 menyebabkan produksi pulp dunia menurun sangat besar sehingga harga pulp tinggi akibatnya jumlah konsumsi turun.

2.6. Ekspor Pulp Dunia

Perkembangan ekspor pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 5. Pada Gambar 5 terlihat bahwa jumlah impor pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Jumlah ekspor pulp dunia terbesar terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah pulp yang diproduksi sebesar

280 300 320 340 360 380 400

(38)

157,73 juta ton. Jumlah ekspor pulp dunia terendah terjadi tahun 2002 yaitu sebesar 119, 93 juta ton.

Sumber: FAO 2013 (diolah)

Gambar 4. Perkembangan Jumlah Ekspor Pulp Dunia Tahun 2002-2012

Jumlah ekspor pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2008 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Peningkatan jumlah ekspor pulp tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu dari 146, 84 juta ton meningkat menjadi 156,86 juta ton. Ekspor pulp dunia mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu dari 142,78 juta ton turun menjadi 139,84 juta ton. Hal ini karenakan pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global sehingga memberikan dampak negatif terhadap ekspor pulp.

2.7. Impor Pulp Dunia

Perkembangan impor pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 6. Pada Gambar 6 terlihat bahwa jumlah impor pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Jumlah impor pulp dunia terbesar terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah pulp yang diproduksi sebesar 154,21 juta ton. Jumlah impor pulp dunia terendah terjadi tahun 2002 yaitu sebesar 118,40 juta ton. Jumlah impor pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2008 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Peningkatan jumlah impor pulp tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu dari 140,70 juta ton meningkat menjadi 150,93 juta ton. Ekspor pulp dunia mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu dari 139,12 juta ton turun menjadi 133,03 juta

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

(39)

ton. Pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan jumlah impor pulp menrurun.

Sumber: FAO 2013 (diolah)

Gambar 5. Perkembangan Jumlah Impor Pulp Dunia Tahun 2002-2012

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan berbagai literatur untuk memperkuat landasan dalam memecahkan permasalahan. Penelitian mengenai pulp telah banyak dilakukan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian ini, yaitu penelitian Situmorang (2005), Ningrum (2005), Wulandari (2011), Widyantoro et al (2011), . F Gunawan Suratno (2000), Sukmananto (2007), Karikallio et al

(2011), Carthy (2011), Gan (2010). Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang disajikan pada Tabel 11.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

(40)

Tabel 11. Persamaan dan Perbedaan antara Penelitian “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia” dengan Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Metode Persamaan Perbedaan Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode OLS. Tujuan dari penelitan ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengatuhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan mempengatuhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia

3 Fitri Wulandari Struktur dan Kinerja industri Kertas dan Pulp

(41)

No. Nama Judul Metode Persamaan Perbedaan

menggunaka OLS dan software Eviews 6 dan analisis

faktor-Analisis Deskriptif pulp dan pengaruh ekolabeling terhadap

Pada penelitian ini menggunaka OLS dan software Eviews 6 dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksporir dan dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan

Menggunaka OLS dan software Eviews 6 dan tuhuan penelitian analisis faktor-faktor yang

2

(42)

No. Nama Judul Metode Persamaan Perbedaan

mempengaruhi ekspor dan impor pulp dunia

9. Jianbang Gan Effects of China’s WTO accession on global forest product trade

Menggunakan

computable general equilibrium (CGE) analysis dan Cobb– Douglas utility function

mengenai ekspor dan impor pulp Cina

(43)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan kerangka pemikiran mengenai teori-teori dan landasan dasar yang digunakan dalam penelitian guna menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini. Teori –teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori perdagangan internasional, teori penawaran ekspor dan permintaan impor, dan model regresi linear berganda.

3.1.1. Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan baik barang atau jasa yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya (Halwani 2002). Menurut Halwani (2002) terdapat empat faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional yaitu sumberdaya alam, sumberdaya modal, tenaga kerja, dan teknologi. Menurut Samueson dan Nordhaus (2001) terdapat tiga faktor mengapa suatu negara melakukan perdagangan internasional yaitu adanya keberagaman sumberdaya alam, perbedaan citarasa, dan perbedaan biaya produksi.

Secara teoritis, Misalkan negara A akan mengekspor pulp ke negara B. Apabila harga domestik di negara A (sebelum terjadinya perdagangan) relatif lebih rendah dibandingkan harga domestik di negara B (Gambar 7). Kondisi awal di negara A berada dalam kondisi keseimbangan dan harga berada pada PA. Pada

kondisi ini tidak terjadi ekspor dari negara A. Ketika harga berada pada posisi PW,

ceteris paribus, harga menjadi relatif lebih tinggi ini menyebabkan terjadinya

kelebihan penawaran (excess supply) di negara A yaitu sebesar daerah r. Hal ini dikarenakan produksi atau supply negara A lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi atau demand domestik sehingga negara A menjual atau melakukan ekspor dari stok produksi yang berlebih yaitu sebesar daerah x.

Sebaliknya di negara B, pada kondisi harga berada di PB dikarenakan di

(44)

membeli pulp dari negara lain sebesar daerah m dan mengakibatkan harga turun diposisi PW.

Apabila kemudian terjadi komunikasi antara negara A dan negara B maka akan terjadi perdagangan antar kedua negara tersebut. Suplai di pasar komoditas perdagangan akan sama dengan besarnya impor komoditas tersebut.

Sumber : Tweeten, 1992

Gambar 6. Kurva Proses Terjadinya Perdagangan Internasional

3.1.2. Teori Penawaran Ekspor dan Permintaan Impor

(45)

emas, devisa asing atau untuk menyelesaikan utang. Negara menujukan sumber daya dalam negeri mereka bagi ekspor karena mereka dapat memperoleh lebih banyak barang dan jasa dengan devisa internasional yang mereka peroleh dari ekspor daripada yang akan mereka peroleh dengan menujukan sumberdaya itu bagi produksi barang dan jasa di dalam negeri (Kusnedi 1995). Ekspor adalah kegaitan perdagangan dari dalam negeri ke luar negeri dimana hasil transaksi tersebut mendatangkan pemasukan bagi daerah yang mengekspor. Bila nilai ekspor suatu daerah semakin besar, maka akan berbanding lurus dengan pendapatan daerah tersebut, dan mengekspor berupa barang jadi atau bahan olahan bukan berupa bahan baku. Karena bila suatu barang telah melalui proses dari bahan baku menjadi barang jadi, maka nilainya akan semakin tinggi daripada nilai bahan baku karena telah melalui proses pengolahan lebih lanjut.

Dalam pengertian atau batasan yang lebih luas, ekspor suatu negara merupakan kelebihan produksi barang atau jasa yang tidak dikonsumsi oleh konsumen negara yang bersangkutan atau tidak disimpan dalam bentuk stock (Labys 1973; Kindleberger and Lindert 1982). Penawaran ekspor pulp dipengaruhi oleh harga ekspor pulp pada tahun ke-t dan harga ekspor pulp tahun ke-t-1. Selain dua faktor tersebut, penawaran ekspor suatu negara juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing, dan jumlah ekspor tahun sebelumnya (Branson and Litvak 1981). Berdasarkan pengertian ini, maka ekspor pulp atau kertas dapat didefinisikan sebagai berikut :

QXt = Qt + Pt + Ert + QXt-1 ... (3.18)

keterangan:

QXt = Jumlah pulp atau kertas yang diekspor pada tahun ke-t (unit)

Qt = Jumlah produksi pulp dan kertas pada tahun ke-t (unit)

Pt = Harga ekspor pulp pada tahun ke-t

Ert = Nilai tukar mata uang asing tahun ke-t

QXt-1= Jumlah ekspor pulp pada tahun ke-t-1.

(46)

konsumsi yang tidak sanggup diproduksi di dalam negeri (Labys 1973). Dengan kata lain, suatu negara akan mengimpor suatu komoditas karena produksi di negara tersebut relatif sedikit dibandingkan dengan konsumsinya Permintaan impor juga dipengaruhi oleh harga impor pulp atau kertas, nilai tukar valuta asing, impor tahun pulp atau kertas ke-t-1 Permintaan impor dapat dirumuskan sebagai berikut :

QMt = Ct- PMt - Ert + QMt-1 ... (3.23)

keterangan :

QMt = Jumlah impor pulp tahun ke-t (unit)

Ct = Jumlah konsumsi pulp tahun ke-t (unit)

PMt = Harga impor pulp atau kertas pada tahun ke-t

Ert = Nilai tukar valuta asing pada tahun ke-t

QMt-1 = Impor pulp atau kertas pada tahun ke-t-1

3.1.3. Model Regresi Linear Berganda

Analisis regresi merupakan teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan antara variabel-variabel yang digunakan. Sasaran utama dalam analisis regresi linier adalah menjelaskan perilaku suatu variabel tak bebas sehubungan dengan perliaku satu atau lebih variabel bebas, dengan memperhitungkan fakta bahwa hubungan antara semua variabel tersebut bersifat tidak pasti. Model regresi liner berganda adalah model regresi dengan lebih dari satu variabel penjelas yang mungkin mempengaruhi variabel tak bebas (Gujarati 2006).

(47)

menghasilkan pendugaan yang baik apabila asumsi-asumsi yang mendasarinya terpenuhi, antara lain:

1. Memiliki parameter-parameter yang bersifat linier dan model ini ditentukan secara tepat;

2. Tidak adanya autokorelasi dalam setiap variabel dalam model; 3. Asumsi homoskedastisitas atau penyebaran yang sama

4. Tidak terdapat multikolinearitas, yang berarti tidak terdapat hubungan linier yang pasti antara variabel bebas; serta

5. Untuk pengujian hipotesis, faktor kesalahan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata sebesar nol dan homoskedastis.

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi diantara anggota observasi yang diurut menurut waktu (seperti data deret berkala) atau ruang (seperti data lintas sektoral) (Kendal et al dalam Gujarati 2006). Autokorelasi dalam suatu model akan menyebabkan suatu model memiliki suatu selang kepercayaan yang semakin lebar dan pengujian menjadi kurang akurat. Hal ini mengakibatkan hasil pengujian dari uji-t dan uji-F menjadi tidak sah dan penaksiran regresi akan menjadi sensitif terhadap fluktuasi penyampelan. Uji yang paling umum untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji statistik Durbin-Wattson. Masalah autokorelasi dapat diatasi dengan menggunakan prosedur generlized differencing, prosedur Cochrane-Orcutt, atau prosedur Hilderth-Lu (Juanda 2009).

Heteroskedastisitas merupakan suatu penyimpangan terhadap asumsi homoskedastisitas. Asumsi homoskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana semua observasi dalam suatu model memiliki varians yang sama. Homoskedastisitas terjadi karena fungsi regresi populasi (PRF) memberikan nilai mean/rata-rata variabel tak bebas untuk tingkat variabel-variabel penjelas tertentu

(48)

dengan melakukan beberapa pengujian antara lain dengan metode grafik, uji Park, uji Glejser, uji Breusch-Pagan, Uji Godfeld-Quandt, atau white test (Juanda 2009). Jika heteroskedastisitas terjadi dalam model, maka dapat diatasi dengan melakukan teknik pendugaan yang tepat, sesuai dengan diketahui atau tidaknya ragam sisaan. Apabila ragam sisaan diketahui, pendugaan parameter dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kuadrat Terkecil Terboboti atau Weighted Least Square (WLS), sedangkan jika ragam sisaan tidak diketahui maka

perlu dipertimbangkan kasus-kasus khusus dimana informasi yang tersedia cukup untuk memperkirakan ragam sisaan yang sebenarnya. Selain itu, masalah heteroskedastisitas dapat diatasi dengan mentransformasi data dengan logaritma.

Multikolinearitas terjadi akibat adanya hubungan linier diantara variabel-variabel penjelas dalam suatu regresi berganda. Hubungan linier yang sempurna antara variabel penjelas disebut sebagai multikolinearitas sempurna, apabila hal ini terjadi maka akan mengakibatkan estimasi dan pengujian hipotesis koefisien regresi individual dalam regresi berganda menjadi tidak dapat dilakukan. Adapun hubungan kolinearitas yang tinggi namun tidak sempurna disebut sebagai multikolinearitas tidak sempurna (Gujarati 2006). Konsekuensi dari adanya multikolinearitas tidak sempurna antara lain varians menjadi besar dan kesalahan standar estimator OLS, interval keyakinan yang lebih lebar, rasio t tidak signifikan, nilai R2 yang tinggi tapi sedikit rasio t signifikan, serta estimator OLS dan kesalahan standarnya cenderung tidak stabil. Pengujian korelasi parsial, regresi subsider atau tambahan, dan faktor inflasi varians atau Variance Inflation Factor (VIF) dapat mendekteksi adanya multikolinearitas Beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi multikolinearitas (Juanda 2009), antara lain:

1. Memanfaatkan informasi sebelumnya (a prior information);

2. Mengeluarkan peubah dengan kolinearitas tinggi, namun dapat menimbulkan kesalahan spesifikasi;

3. Melakukan transformasi terhadap peubah-peubah dalam model dengan first difference form untuk data deret waktu;

(49)

7. Penambahan data baru.

Uji normalitas penting untuk dilakukan guna memastikan bahwa data yang digunakan untuk analisis berasal dari data variabel yang terdistribusi normal. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji histogram (secara grafis), normal probability test, uji Skewness-Kurtosis, dan uji Kolmogorov Smirnov (Mulyanto

et al, 2010). Prosedur pengujian yang termasuk sederhana antara lain dengan

menggunakan histogram residu, gambar probabilitas normal, dan uji Jarque-Bera (Gujarati 2006).

Selain itu, proses pembuatan model regresi linier berganda diperlukan pengujian secara statistik untuk mengetahui seberapa bagus model yang telah dibuat. Pengujian tersebut antara lain uji-F, uji-t, dan uji koefisien determinasi. Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas, sedangkan uji-t yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel tidak bebas. Adapun koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar keragaman variabel tidak bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas di dalam model (Gujarati 2006). Besaran nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1. R2 sering secara informal digunakan sebagai statistika untuk kebaikan dari kesesuian model (goodness of fit), dan membandingkan validitas hasil analisis model regresi (Juanda 2009), namun terdapat beberapa masalah dengan penggunaan R2, yaitu: 1. Semua hasil analisis statistika berdasarkan asumsi awal bahwa model tersebut

benar, kita tidak memiliki prosedur untuk membandingkan spesifikasi alternatif;

2. R2 sensitif terhadap jumlah peubah bebas dalam model;

3. Interpretasi dan penggunaan R2 menjadi sulit jika suatu model diformulasikan mempunyai intersep = 0. Dalam kasus ini, nilai R2 dapat diluar selang 0 sampai dengan 1.

(50)

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan akan kertas di dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan permintaan pulp di dunia juga mengalami peningkatan karena pulp merupakan bahan baku utama kertas. Permintaan pulp dunia yang tinggi memicu produsen pulp meningkatkan jumlah produksi pulp dan juga meningkatkan jumlah ekspor sedangkan negara yang tidak memiliki sumberdaya alam yang banyak meningkatkan jumlah impor pulp guna memenuhi kebutuhan pulp.

impor pulp di Negara Cina , Permintaan kertas

Informasi mengenai perkembangan ekspor dan pulp dunia dan fakor-faktor yang pemempengaruhi ekspor

(51)

Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional

Krisis ekonomi yang terjadi di sejumlah negara bagian Eropa dan Amerika. Akibat terjadinya krisis ini adalah terjadinya peningkatan biaya produksi yang tinggi bagi industri pulp sehingga beberapa produsen pulp menurunkan jumlah produksi dan ada beberapa yang tutup produksi. Penetapan ekolabeling pada tahun 2000 mengakibatkan peningkatan biaya produksi industri pulp hingga pemasaran produk dan ketentuan lain mengenai produk hutan lestari yang terkait dengan ekspor dan impor pulp sehingga produksi pulp menurun.

Adanya permintaan kertas yang tinggi, permintaan pulp yang tinggi, dan krisis ekonomi pada tahun 2009, serta penetapan ekolabeling menyebabkan jumlah produksi dan konsumsi pulp mengalami fluktuasi. Permasalahan ini juga mengakibatkan Jumlah ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Inodnesia serta jumlah impor pulp Cina, Amerika Serikat dan Indonesia mengalami fluktuasi.

(52)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (Lampiran 1). Bentuk data sekunder yang digunakan adalah dalam bentuk data deret waktu atau time series dengan periode waktu tahun 1990-2012. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga terkait lainnya yaitu Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI), Kementrian Industri Republik Indonesia (Kemendus RI), World Trade Organization (WTO), Food and Agriculture Organization (FAO), International Financial Statistics (IFS), jurnal-jurnal penelitian, serta literatur-literatur yang terkait.

4.2 Metode Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007, SPSS 17, dan Eviews 6. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

yaitu analisis deskriptif dan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Analisis deskriptrif menggunakan tabulasi data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu dengan menghitung laju ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia serta menghitung laju impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan menggunakan model ekonometrika melalui model regresi linear berganda.

4.2.1. Analisis Perkembangan Ekspor Pulp Kanada, Brazil dan Indonesia dan Perkembangan Impor Pulp Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia

(53)

menganalisa fenomena yang terjadi berdasarkan data ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Indonesia juga mencakup impor pulp Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Adapun rumus menghitung laju yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Laju Ekspor atau Impor =

% Keterangan:

Laju Ekspor atau Impor = persen (%) Nilai selisih Ekspor atau Impor = x-xt-1

Nilai lag Ekspor atau Impor = xt-1

4.2.2 Analisis Faktor-faktor

Guna menjawab tujuan kedua yaitu menduga faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor pulp Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia maka digunakan model regresi linier berganda. Persamaan yang di estimasi dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan persamaan tunggal. Persamaan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: (a) Ekspor Pulp Kanada, (b) Ekspor Pulp Brazil, (c) Ekspor Pulp Indonesia, (d) Impor Pulp Cina, (e) Impor Pulp Amerika Serikat, (f) Impor Pulp Indonesia. Prosedur analisis model ekonometrika terdiri dari :

1. Perumusan Model

a. Ekspor Pulp Negara Kanada

Jumlah ekspor pulp Kanada diduga dipengaruhi oleh harga ekspor pulp Kanada, jumlah produksi pulp Kanada tahun sebelumnya, nilai tukar dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya, dan jumlah ekspor pulp Amerika Serikat tahun sebelumnya.. Persamaan ekspor pulp Kanada diformulasikan sebagai berikut.

EKSCAt = a0 + a1 HEKSCAt + a2 PPCAt-1 + a3 KURCAt-1 +

a4 EKSCAt-1 + u1

Keterangan :

EKSCAt = Ekspor Pulp Kanada ( Ribu Ton)

HEKSCAt = Harga Ekspor Pulp Kanada (US$/Ton)

PPCAt-1 = Produksi Pulp Kanada Tahun Sebelumnya (Ribu Ton)

(54)

Tahun sebelumnya (Can$/US$)

EKSCAt-1 = Ekspor Pulp Kanada pada tahun sebelumnya (Ribu Ton)

a0 = Intersep

a1,a2… a4 = Parameter

u1 = error/residual

Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : a1, a2, a3,> 0

0 < a4<1

b. Ekspor Pulp Negara Brazil

Jumlah ekspor pulp Brazil diduga dipengaruhi oleh harga ekspor pulp Brazil tahun sebelumnya, jumlah produksi pulp Brazil tahun sebelumnya, dannilai tukar dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya. Persamaan ekspor pulp Brazil diformulasikan sebagai berikut :

EKSBAt = b0 + b1 HEKSBAt-1 + b2 PPBAt-1 + b3 KURBAt-1 + u2

Keterangan :

EKSBAt = Ekspor Pulp Brazil (Ribu Ton)

HEKSBAt-1 = Harga Ekspor Pulp Brazil Tahun Sebelumnya (US$/Ton)

PPBAt-1 = Produksi Pulp Brazil Tahun Sebelumnya (Ribu Ton)

KURBAt-1 = Kurs Rill Dollar Brazil terhadap Dollar Amerika Serikat

tahun sebelumnya (R$/US$) b0 = Intersep

b1,b2… b3 = Parameter

u2 = error/residual

Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : b1, b2, b3,> 0;

c. Ekspor Pulp Negara Indonesia

Jumlah ekspor pulp Indonesia diduga dipengaruhi oleh selisih harga ekspor pulp Indonesia , jumlah produksi pulp Indonesia tahun sebelumnya, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat . Persamaan ekspor pulp Indonesia diformulasikan sebagai berikut

EKSINAt = c0 + c1 (HEKSINAt – HEKSINAt-1) + c2 PPINAt-1 +

c3 KURINAt + u3

Keterangan :

(55)

HEKSINAt – HEKSINAt-1 = Selesih Hargla Rill Ekspor Pulp Negara

Indonesia (US$/Ton)

PPINAt-1 = Produksi Pulp Indonesia Tahun Sebelumnya

(Ribu Ton)

KURINAt = Kurs Rill Rupiah terhadap Dollar Amerika

Serikat (Rp/US$) c0 = Intersep

c1 c2… c3 = Parameter

u3 = error/residual

Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : c1, c2, c3,> 0;

d. Impor Pulp Negara Cina

Jumlah Impor pulp Cina diduga dipengaruhi oleh selisih harga Impor pulp Cina, jumlah konsumsi pulp Cina, , nilai tukar yen terhadap dollar Amerika Serikat, tarif impor pulp Cina, dan jumlah impor pulp Cina tahun sebelumnya. Persamaan Impor pulp Cina diformulasikan sebagai berikut

IMCNAt = d0 + d1 (HIMCNAt – HIMCNAt-1) + d2 KONSCNAt+ d3

KURCNAt-1 + d4 TIMPCNAt + d5 IMCNAt-1 + u4

Keterangan :

IMCNAIt = Impor Pulp Cina (Ribu Ton)

(HIMCNAt – HIMCNAt-1) = Selisih Harga Rill Impor Pulp Cina (US$/Ton)

KONSCNAt = Konsumsi Pulp Cina (Ribu Ton)

KURCNAt-1 = Kurs Rill Yuan terhadap Dollar Amerika Serikat

Tahun Sebelumnya (¥ /US$)

TIMPCNA = Tarif Impor Cina (%)

IMCNAt-1 = Impor Pulp Cina pada tahun sebelumnya

(Ribu Ton) d0 = Intersep

d1 d2… d5 = Parameter

u4 = error/residual

Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : d2,> 0 ;

d1, d3, d4,< 0;

(56)

e. Impor Pulp Negara Amerika Serikat

Amerika Serikat, harga Impor pulp Amerika Serikat, nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap Euro tahun sebelumnya, dan Produk Domestik Bruto Amerika Serikat. Persamaan ekspor pulp Amerika Serikat diformulasikan sebagai berikut

IMUSAt = e0 + e1 HIMUSAt + e2 KONSUSAt-1 + e3 KURUSAt-1 +

e4 PENDUSAt + u5

Keterangan :

IMUSAIt = Impor Pulp Amerika Serikat ( ribu Ton)

HIMUSAt = Harga Impor Pulp Amerika Serikat (US$/Ton)

KONSUSAt-1 = Konsumsi Pulp Amerika Serikat Tahun Sebelumnya

(Ribu Ton)

KURUSAt-1 = Kurs Rill Dollar Amerika Serikat terhadap Euro Tahun

Sebelumnya (US$/€)

PENDUSAt = Produk Domestik Bruto Amerika Serikat (US$ Miliar)

e0 = Intersep

e1 e2… e4 = Parameter

u5 = error/residual

Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : e2,e4,> 0 ;

e1, e3 < 0

f. Impor Pulp Negara Indonesia

Jumlah Impor pulp Indonesia diduga dipengaruhi oleh selisih jumlah konsumsi pulp Indonesia, rasio harga Impor pulp Indonesia, Produk Domestik Bruto Indonesia, dan jumlah impor pulp Indonesia tahun sebelumnya Persamaan Impor pulp Indonesia diformulasikan sebagai berikut

IMINAt = f0 + f1 KONSINAt + f2 (HIMINAt / HIMINAt-1) + f3

PENDINAt-1 + f4 (TIMPINAt /TIMPINAt-1) + f5 IMINAt-1 + u6

Keterangan:

IMINAIt = Impor pulp Indonesia ( ribu Ton)

(57)

(HIMINAt / HIMINAt-1) = Rasio Harga Rill Impor Pulp Indonesia

(US$/Ton)

(TIMPINAt /TIMPINAt-1) = Rasio Tarif Impor Pulp Negara Indonesia (%)

PENDINAt = Produk Domestik Bruto Indonesia (Rp Triliun)

IMINAt-1 = Impor Pulp Indonesia pada tahun sebelumnya

(Ribu Ton)

f0 = Intersep atau Perpotongan

f1 f2… f5 = Parameter

u6 = error/residual

Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : f1, f3, f5,> 0 ;

f 2, f4, < 0;

0 < f5 < 1

2. Estimasi Model

Metode yang digunakan untuk menduga model regeresi linear berganda menggunakan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data dilakukan dengan program komputer Eviews 6 dan Ms. Excel 2007.

Untuk menguji apakah peubah-peubah penjelas (explanatory-variabels) secara bersamap-sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap peubah endogen pada masing digunakan uji statistik F. Adapaun menguji apakah masing-masing peubah penjelas secara individual berpengaruh nyata atau tidak terhadap peubah emdogen pada masing-masing persamaan digunakan uji statistik t.

Adapun untuk menguji apakah tanda pada setiap variable bebas sesuai dengan teori ekonomi maka digunakan uji ekonomi. Uji ekonometrika digunakan agar model regresi yang digunakan sudah baik atau tidak terjadi pelanggaran OLS.

3. Metode Pengujian Model Regresi Linier Berganda

Model dapat dikatakan baik apabila hasil estimasi model regresi yang telah didapat kemudian diuji. Pengujian tersebut dilakukan melalui uji ekonomi, uji statistik, dan uji ekonometrika.

a. Uji Ekonomi

(58)

positif dan terdapat pula yang bernilai negatif. Tanda positif artinya penambahan satu satuan variabel independent akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia dan meningkatkan jumlah impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia, sedangkan tanda negatif artinya penambahan satu satuan variabel independent akan mengurangi jumlah ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Indonesia dan menurunkan jumlah impor Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Variabel yang diduga memiliki tanda positif dalam perumusan model ekspor yaitu harga ekspor pulp, produksi pulp, dan kurs riil. Variabel yang diduga memiliki tanda positif dalam perumusan model impor adalah Produk Domestik Bruto dan jumlah konsumsi pulp, sedangkan variabel yang diduga memiliki tanda negatif adalah harga impor, kurs rill, dan tariff impor. Nilai elastisitas digunakan untuk melihat derajat kepekaan variabel dependen pada suatu persamaan terhadap perubahan dari variabel independen. Nilai elastisitas jangka pendek (short run) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut (Pindyck dan Rubinfeld 1998) :

Esr (Yt , Xt) = βi (X t)/(Yt) ... (4.7)

dimana :

Esr (Yt , Xt) = Elastisitas jangka pendek variabel dependen Yt terhadap

variabel independen Xt

βi = Parameter estimasi variabel independen Xt

X t = Rata-rata variabel independen Xt

Yt = Rata-rata variabel dependen Yt

Nilai elastisitas jangka panjang (long run) dapat diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :

Elr (Yt , Xt) =

β ... (4.8) dimana :

Elr (Yt , Xt) = Elastisitas jangka panjang variabel dependen Yt terhadap

variabel independen Xi

(59)

1. Jika nilai eslatisitas lebih dari satu (E > 1) maka dikatakan elastis karena perubahan 1% variabel independen mengakibatkan perubahan variabel dependen lebih dari 1%.

2. Jika nilai elastisitas antara nol dan satu (0 < E < 1) maka dikatakan inelastis (tidak responsif) karena perubahan 1% variabel independen mengakibatkan perubahan variabel dependen kurang dari 1%.

b. Uji Statistik

Model yang dianalisis membutuhkan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang dilakukan. Pengujian hipotesis secara statistik bertujuan melihat nyata atau tidaknya pengaruh peubah-peubah yang diteliti. Berikut adalah langkah-langkah dan prosedur pengujian yang harus dilakukan.

b1. Uji F (Uji untuk semua variabel)

Uji F bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peubah bebas terhadap peubah tidak bebas secara keseluruhan. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan probabilitas nilai F statistik (p-value) dengan probabilitas taraf nyata (α) yang digunakan. Analisa pengujian Uji F adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Hipotesis

Hipotesisnya adalah:

H0 = Parameter model bernilai nol (β1= β2= β3= βk = 0)

H1 = Minimal ada satu nilai β yang tidak sama dengan nol.

2. Penentuan penerimaan atau penolakan H0

Apabila:

P-value > α, maka H0 diterima

P-value > α, maka H0 ditolak.

Apabila keputusan yang diperoleh adalah p-value < α dimana koefisien regresi berada diluar daerah penerimaan H0, maka implikasinya adalah tolak H0.

Artinya minimal ada salah satu dari variabel independen yang dapat mempengaruhi secara nyata terhadap variabel indepennya. Apabila didapatkan

p-value > α, maka implikasinya terima H0 artinya variabel independen tidak

Gambar

Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Tabel 2. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000, dalam
Tabel 3. Data 10 Negara Produsen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012
Tabel 4. Data 10 Negara Konsumen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pe~iuruuan kiuelja perusahaau pakau teluak yaug teljadi luulai tahuu 1997 terus.. berlaujnt lungga tahuu

AHMAD MUZANNI: Developing of Learning Devices Based on Problem Solving on Science Subject Environment Change Lesson and Its Effect Cognitive Learning Result of Grade

114 CIBITUNG SINDANGKERTA 03 AHMAD SAEPUDIN L KP.TAMANSARI.. 115 CIBITUNG SINDANGKERTA 03 OPIK

Sedangkan ke 7 karakteristik jiwa kewirausahaan yang lainnya seperti dorongan berprestasi, rasa tanggung jawab, sikap terhadap risiko, rasa percaya diri,

¾ Pemanfaatan hasil samping ( by product ) pertanian (brangkasan tanaman, limbah agroindustri dan kohe) untuk pakan ternak, pupuk organik, pembenah tanah dan bahan bakar

a. Microsoft Windows 10 sebagai sistem operasi dalam menjalankan aplikasi pengerjaan penelitian dan proses pembuatan perangkat lunak sistem informasi penyebaran

Belajar tentang kebersihan selama menstruasi merupakan aspek penting dari pendidikan kesehatan untuk remaja perempuan, karena pola yang dikembangkan pada masa remaja

Analisis fenomenologis yaitu menganalisis data berdasarkan pada gejala-gejala yang tampak dari masalah yang sedang di teliti yaitu berkenaan dengan analisis Tradisi Suluk