• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Penggunaan Verba Agaru Dan Noboru Dalam Kalimat Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Penggunaan Verba Agaru Dan Noboru Dalam Kalimat Bahasa Jepang"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

概要の

動詞 あ ぼ 用法に け の

学生 誤用分析の

の 日本語 品詞分類 に分 い そ 動詞 形容詞

形容動詞 名詞 福祉 連体詞 接続詞 感動詞 助動詞 司 いうこ

あ 1 中に動詞 あ イン ネシ 語中に 動詞 何

に 状況 使うこ あ し し 日本語 言語 いく 言

葉 あ うに聞こえ 音声 別 言葉 意味 非常に似 い 類義語

いうこ あ 類義語 使用 多い あ の

の こ 研究 をんSKRIPTIァ いう方法 使用する ス インタ

ー ュー いう二 研究 道具 使用し ス 学習者 誤 に け

誤用形 知 に行い インター ュー 学習者 誤 に け 誤用系

そ 誤用に対す 影響す 要素 知 に行う の

研究 ポプレーション サンプレ イン ネシ .コン ューター.

大学 日本語学科 の ー 学生 生 の 人 あ

ータ 収集 方法 文献調査 あ ぼ 問題にし い イ

ンター ュー 用い の の

(2)

筆者 以 解 に うに結論 述べ の

の あ 学習す に 使用 誤用に 答えた学習者

% あ の

.の ぼ 学習す に 使用 誤用に 答えた学習者

, % あ の

.の 学習者 あ ぼ 均点 , % あ の

の インター ューに 誤 に け 誤用 要素に原因さ

内部 要素 学習す に そ 困難 集中力 如 授業 受け

い 時点 考え い 素材 自己 モチベーション 如 の

外部 要素 学習す に 施設やイン 少 い完全 研究

講 資料 明 如 本研究 結果 学生生 レンス

源 探し 文日本語 文章 多く 研究 実践 たくさ

(3)

感謝 言葉

し Soni Mulyawan Setiana,M.Pd

(4)

前書

本研究 動詞 あ ぼ 用法 学生 誤用分

析 ン ネシ コン ュ タ 大学 日本語学科200 /200 学

年 年生 中心 研究 いうタ ル あ 筆者 文献調査

あがる のぼるを問題にし いる インタービュー 用いる

今回 研究 内容 見 単純 あ っ 研究

続 う 思っ 今回 し く 本研究 ま あ

皆様 指導 提案 い う 考え

最後 本研究 完成 っ 一人一人 名前 挙 出

来 い 皆様 指導 感謝し い 思う

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan sukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

Sastra Jepang yang berjudul “ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN VERBA AGARU DAN NOBORU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG” sesuai pada waktunya.

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat guna mencapai gelar Sarjana Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas

Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Moh Tadjudin, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Bapak. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang

dan Pembimbing Utama pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas waktu

yang telah diberikan.

3. Ibu. Pitri Haryanti. S.Pd, selaku Dosen Wali terima kasih atas arahannya

selama penulis menjadi mahasiswa.

4. Ibu. Fenny Febrianty. S.S. M.Pd, selaku Staff Pengajar Sastra Jepang

Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu. Dewi Soetanti, S.S, M.Pd selaku Staff Pengajar Sastra Jepang Universitas

(6)

6. Seluruh Dosen dan Staff Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia.

7. Ibu, Ayah serta keluarga terima kasih atas doa dan dukungan yang telah

diberikan.

8. Bang Silfa (恋人) terima kasih untuk semua doa, perhatian, cinta dan nasehat yang diberikan.

9. Teman-teman JF “Ju`on Freak” : Tins “Yunho”, Fina “Junsu”, Nita

“Changmin”, Q-Why, Nia terima kasih atas pertemanan yang telah diberikan

selama ini. Alex (Komeng), Ceu2 (semoga cepat nyusul kita-kita). Ika, Ela,

Maya dan Cucu. Juga buat Irwan dan Ryan terima kasih atas sarannya.

10.Teman-teman Kidung : Jeung Vya dan Mas Galih, Willy, Sani (ex Kidung)

Jemmy “Gendat”, Wenceu, Nti, The Sister`s Saragih, Tigor “Tinceu”, Bayu

(jangan pacaran terus, beresin kuliahnya), Reni, juga buat Teh Diana.

11.Teh Tyas terima kasih atas bantuannya.

12.TVXQ, SUPER JUNIOR, 2NE1, BIG BANG terima kasih atas lagu-lagunya

yang membuat semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman tingkat III, terima ksih atas kerjasamanya.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terhindar dari kekurangan dan jauh dari

sempurna. Meskipun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin dengan

bantuan dari beberapa pihak.

Bandung, Juli 2009

(7)

ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN VERBA AGARU DAN NOBORU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Studi Kasus Mahasiswa Tingkat III Tahun Ajaran 2008-2009 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia)

Salah satu kendala yang dihadapi oleh pembelajar bahasa Jepang di Indonesia adalah Ruigigo. Ruigigo yaitu beberapa kata yang memiliki ucapan yang berbeda namun memiliki makna yang sangat mirip. Dalam bahasa Jepang banyak Ruigigo

yang sangat sulit untuk bisa dipadankan ke dalam bahasa Indonesia satu persatu. Contohnya Noru, Agaru dan Noboru yang mempunyai makna naik. Tetapi dalam penggunaannya tidak bisa digunakan dalam kalimat yang sama. Noru digunakan untuk naik kendaraan, Agaru digunakan untuk naik tangga sedangkan Noboru

digunakan untuk naik pohon. Sehingga dengan perbedaan itu mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan kata-kata yang bermakna ruigigo. Dengan dilatar belakangi oleh perbedaan tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Penggunaan Verba Agaru Dan Noboru dalam Kalimat Bahasa Jepang”.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengukur seberapa besar kesalahan, faktor penyebab kesalahan dan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan metode Deskriptif. Pada penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data sekaligus, yaitu: tes dan wawancara. Maksud penulis menggunakan tes adalah untuk mengetahui seberapa besar kesalahan yang terjadi sedangkan wawancara bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan apa saja yang mempengaruhi terjadinya kesalahan.

Setelah menganalisis semua data dan melihat hasil yang di dapatkan dari seluruh penelitian, maka dapat penulis simpulkan bahwa mahasiswa mengalami kesalahan paling banyak dalam penggunaan verba noboru sebesar 45,7% sedangkan kesalahan pada penggunaan verba agaru sebesar 25%. Kesalahan terjadi karena kurang pahamnya mahasiswa terhadap fungsi dari masing-masing verba tersebut. Hal itu disebabkan karena dua faktor error yaitu: faktor internal antara lain mahasiswa menganggap materi yang diterima sulit dan tidak adanya motivasi dari diri sendiri. Faktor eksternal yaitu materi yang terlalu sulit, kurang lengkapnya sarana dan prasarana belajar, kurangnya penjelasan dan pemberian materi dari dosen.

(8)

ABSTRACT

THE ANALYSIS ERRORS STUDENT USING VERBA AGARU AND NOBORU IN JAPANESE SENTENCES

One of the obstacles faced by Japanese learners in Indonesia is Ruigigo. Ruigigo is the few words that have a different speech, but have very similar meanings. In many Japanese Ruigigo which is very difficult to be able to Indonesian items. For example Noru, Agaru and Noboru have increased significance. But in it s use can not be used in the same sentence. Noru used to ride the vehicles, Agaru used to ascend the stairs while Noboru used to ascend the tree. So that the differences that students have difficulties in using the word that means ruigigo. Hence, a research to discover the analysis errors student using verba agaru and noboru in Japanese sentences.

In this research, author will measure how big a errors, factors and causes of errors are made by the students using the methods Descriptive. On this research the author uses two techniques of collecting data at a time, namely: a test and interview. Purpose is the author using the test to find out how big a mistake that occurred while the interviews aimed to find out the factors are difficult affecting errors.

After analyzing all the data and see the results of all the available research, the author can conclusion that students have at most an errors in the use of verba noboru of 45.7% while the errors on the use of verba agaru of 25%. An error occurred because the less understand students to the function of each of these verba. This is caused by two factors, namely error: internal factors, among others, students who received the material difficult and the lack of self-motivation. External factors, namely the material that is too difficult, lack of full facilities and infrastructure study, and lack of explanation of the material from the lecturers.

(9)
(10)

動詞

あがる

のぼる

の用法における

学生の誤用分析

論文

日本語文学士号をおける条件の一つを満たすために提出いたします

筆者:

SETIA HERLIANA 63804002

インドネシア

コンピュ

大学

文学部日本語学科

(11)

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN VERBA AGARU DAN NOBORU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Studi Kasus Mahasiswa Tingkat III Tahun Ajaran 2008-2009 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

SETIA HERLIANA NIM. 63804002

JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(12)
(13)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pengolahan data pada bab-bab sebelumnya, penulis

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, hampir sebagian responden dapat

menjawab pertanyaan tentang agaru, tetapi responden mengalami banyak kesalahan dalam menjawab pertanyaan tentang noboru. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kesalahan agaru sebesar 25% sedangkan noboru 45,8% dari jumlah pertanyaan masing-masing verba sebanyak 12 soal.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan sehingga

terjadi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru yaitu faktor

error. Dengan bentuk kesalahan sebagai berikut :

1) Gokeisei (misinformation) atau salah informasi. Kesalahan ini terjadi pada tataran morfem (keitaki ayamari) baik berupa konjugasi atau pemakaian konjungsi dan ditandai oleh pemakaian bentuk morfem

atau struktur yang salah. Kesalahan ini terjadi akibat pemilihan kata

(diksi) yang tidak tepat. Yaitu: mahasiswa tertukar dalam penggunaan

(14)

56

c. Hal-hal yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam

penggunaan verba agaru dan noboru yaitu:

1) Banyak membaca kalimat-kalimat bahasa Jepang yang menggunakan

verba agaru dan noboru.

2) Belajar dan berlatih menggunakan verba agaru dan noboru ke dalam kalimat bahasa Jepang.

3) Mencari sumber-sumber referensi yang berhubungan dengan

penggunaan verba agaru dan noboru. 4) Banyak bertanya kepada dosen dan teman.

5.2 Saran

Setelah melalui rangkaian proses penelitian, penulis mengungkapkan

beberapa saran sebagai berikut:

a) Bagi mahasiswa jurusan sastra Jepang

Saran penulis bagi mahasiswa jurusan sastra Jepang yaitu banyak membaca

kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba agaru dan noboru serta memotivasi diri dan mencari cara belajar yang tepat agar dapat menerima

pelajaran yang telah diberikan dengan.

b) Pengajar jurusan satra Jepang

(15)

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1Tingkat Kesalahan dalam Penggunaan Verba Agaru dan Noboru

Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan tes yang dilakukan oleh

responden (Mahasiswa Sastra Jepang UNIKOM Tahun Ajaran 2006-2007), maka

penulis dapat memaparkan hasilnya dalam tabel dan penjelasan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar Jumlah Kesalahan Dalam Penggunaan Verba Agaru Dan Noboru

(16)

Berdasarkan data tabel di atas, maka tingkat kesalahan responden dalam

menggunakan verba agaru adalah 25% . Hasil ini dapat diformulasikan menjadi :

X agaru = 30 x 100% = 25%

120

Tingkat kesalahan responden dalam menggunakan verba noboru adalah 45,8%. Hasil ini dapat diformulasikan menjadi :

X noboru = 55 x 100% = 45,8%

120

Setelah peneliti menganalisis semua data yang diperoleh dan melihat hasil

penelitian yang menunjukan tingkat kesalahan, mahasiswa dalam penggunaan

verba agaru dan noboru sebesar 35,4%. Dengan penghitungan rumus sebagai berikut :

Dengan masing-masing tingkat kesalahan pada penggunaan verba agaru dan noboru, sebagai berikut :

(17)

1. Tingkat kesalahan responden dalam menggunakan verba agaru

sebesar 12,5%.

2. Tingkat kesalahan responden dalam menggunakan verba noboru

sebesar 22,9%.

4.1.1 Bentuk kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru

Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan penggunaan verba agaru dan noboru

sebagai berikut, yaitu :

1. Soal no 1 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan. (57) 最近 憲法改正 話題 ぼ い

Saikin goro kenpou kaisei ga wadai ni nobotte iru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(58) 最近 憲法改正 話題 あ い

Saikin goro kenpou kaisei ga wadai ni agatte iru.

Tabel 4.2

Persentasi kesalahan soal no 1

Persentase Jawaban yang salah 90%

Jawaban yang benar 10%

(18)

2. Soal no 2 tentang agaru yang menyatakan naik. (59) エ ベーター 屋上 あ

Erebeeta de okujooni agaru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(60) エ ベーター 屋上 ぼ

Erebeeta de okujooni noboru.

Tabel 4.3

Persentasi kesalahan soal no 2

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 2.

3. Soal no 3 tentang agaru yang menyatakan naik. (61) 舞台 幕 あ

Butai no maku ga agaru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(62) 舞台 幕 ぼ

(19)

Tabel 4.4

Persentasi kesalahan soal no 3

Persentase Jawaban yang salah 30%

Jawaban yang benar 70%

Dari tabel di atas, 30% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 3.

4. Soal no 4 tentang noboru yang menyatakan peningkatan yang berkesinambungan.

(63) 煙 ぼ

Kemuri wo noboru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(64) 煙 あ

Kemuri wo agaru.

Tabel 4.5

Persentasi kesalahan soal no 4

Persentase Jawaban yang salah 90%

Jawaban yang benar 10%

Dari tabel di atas, 90% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 4.

5. Soal no 5 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan. (65) あ うわ ぼ い

(20)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(66) あ うわ あ い

Anata no koto ga uwaza ni agatte iru.

Tabel 4.6

Persentasi kesalahan soal no 5

Persentase Jawaban yang salah 70%

Jawaban yang benar 30%

Dari tabel di atas, 70% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 5.

6. Soal no 6 tentang agaru yang menyatakan suatu hal menjadi lebih tinggi. (67) 父 俸給 あ

Chichi wa houkyuu ga agaru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(68) 父 俸給 ぼ

Chichi wa houkyuu ga noboru.

Tabel 4.7

Persentasi kesalahan soal no 6

Persentase Jawaban yang salah 20%

(21)

Dari tabel di atas, 20% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 6.

7. Soal no 7 tentang agaru yang menyatakan suatu hal menjadi lebih tinggi. (69) そ 車 スピー あ

Sono kuruma wa supiido ga agaru.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan.

8. Soal no 8 tentang noboru yang menyatakan peningkatan yang berkesinambungan.

(70) 煙突 煙 上 ぼ い

Entotsu no kemuri ga massugu ue ni nobotte iru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(71) 煙突 煙 上 あ い

Entotsu no kemuri ga massugu ue ni agatte iru.

Tabel 4.8

Persentasi kesalahan soal no 8

Persentase Jawaban yang salah 80%

Jawaban yang benar 20%

Dari tabel di atas, 80% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 8.

9. Soal no 9 tentang agaru yang menyatakan selesai atau habis. (72) 仕事 半日 あ

(22)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(73) 仕事 半日 ぼ

Kono shigoto wa hannichi ga noboru hazuda.

Tabel 4.9

Persentasi kesalahan soal no 9

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 9.

10. Soal no 10 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan. (74) 彼 離婚 人々 話題 ぼ い

Kono goro kare no rikon ga sakan ni hitobito no wadai ni nobotte iru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(75) 彼 離婚 人々 話題 あ い

Kono goro kare no rikon ga sakan ni hitobito no wadai ni agatte iru.

Tabel 4.10

Persentasi kesalahan soal no 10

Persentase Jawaban yang salah 60%

Jawaban yang benar 40%

(23)

11. Soal no 11 tentang noboru yang menyatakan peningkatan yang berkesinambungan.

(76) 風船 空 ぼ

Fuusen ga sora ni noboru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(77) 風船 空 ぼ

Fuusen ga sora ni agaru.

Tabel 4.11

Persentasi kesalahan soal no 11

Dari tabel di atas, 30% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 11.

12. Soal no 12 tentang agaru yang menyatakan selesai atau habis. (78) ラン 最初 あ

Dareka toranpu de saikin ni agaru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(79) ラン 最初 ぼ

Dareka toranpu de saikin ni noboru.

Persentase Jawaban yang salah 30%

(24)

Tabel 4.12

Persentasi kesalahan soal no 12

Persentase Jawaban yang salah 30%

Jawaban yang benar 70%

Dari tabel di atas, 30% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 12.

13. Soal no 13 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang lebih tinggi.

(80) 今度 休 山 ぼ 楽し

Kondo no yasumi ni noboru no ga tanoshimida.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan.

14. Soal no 14 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang lebih tinggi.

(81) 子供 よ 木 ぼ

Kodomo no koro, yoku kono ki ni nobotta. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(82) 子供 よ 木 あ

(25)

Tabel 4.13

Persentasi kesalahan soal no 14

Persentase Jawaban yang salah 10%

Jawaban yang benar 90%

Dari tabel di atas, 10% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 14.

15. Soal no 15 tentang agaru yang menyatakan selesai atau habis. (83) 今度 旅行 安 あ

Kondo no ryokou wa yasuku agatta. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(84) 今度 旅行 安 ぼ

Kondo no ryokou wa yasuku nobotta.

Tabel 4.14

Persentasi kesalahan soal no 15

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 15.

16. Soal no 16 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang lebih tinggi.

(85) ケー カー 頂上 ぼ

(26)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(86) ケー カー 頂上 あ

Keeburukaa de okujou ni agaru.

Tabel 4.15

Persentasi kesalahan soal no 16

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 16.

17. Soal no 17 tentang agaru yang menyatkan suatu hal menjadi lebih tinggi. (87) あ 人 人気 あ

Ano hito wa ninki ga agaru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(88) あ 人 人気 ぼ

Ano hito wa ninki ga noboru.

Tabel 4.16

Persentasi kesalahan soal no 17

Persentase Jawaban yang salah 20%

Jawaban yang benar 80%

(27)

18. Soal no 18 tentang nonoru yang menyatakan peningkatan yang berkesinambungan.

(89) し ぼ

Hashigo wo noboru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(90) し あ

Hashigo wo agaru.

Tabel 4.17

Persentasi kesalahan soal no 18

Persentase Jawaban yang salah 20%

Jawaban yang benar 80%

Dari tabel di atas, 20% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 18.

19. Soal no 19 tentang agaru yang menyatak selesai atau habis. (91) 雨 あ い 虹

Ame ga agatte kireina niji ga kakatta.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan.

20. Soal no 20 tentang agaru yang menyatakan naik. (92) 空 凧 あ

Sora ni tako ga agaru.

(28)

(93) 空 凧 ぼ

Sora ni tako ga noboru.

Tabel 4.18

Persentasi kesalahan soal no 20

Dari tabel di atas, 60% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 20.

21. Soal no 21 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang lebih tinggi.

(94) 裏山 ぼ 山菜 採

Urayama ni nobori sansai o toru.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan.

22. Soal no 22 tentang agaru yang menyatakan suatu hal menjadi lebih tinggi. (95) そ 学生 学業成績 あ

Sono gakusei wa gakugyouseiseki ga agaru.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan.

23. Soal no 23 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan. (96) 新しい食品 口 ぼ い

Atarashi shokuhin ga minna no kuchi ni nobotte iru.

Persentase Jawaban yang salah 60%

(29)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(97) 新しい食品 口 あ い

Atarashi shokuhin ga minna no kuchi ni agatte iru.

Tabel 4.19

Persentasi kesalahan soal no 23

Persentase Jawaban yang salah 60%

Jawaban yang benar 40%

Dari tabel di atas, 60% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 24.

24. Soal no 24 tentang agaru yang menyatakan naik. (98) 夜空 鮮 花火 あ

Yozora ni azayakana hanabiga, tsugitsugi to agaru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(99) 夜空 鮮 花火 ぼ

Yozora ni azayakana hanabiga, tsugitsugi to noboru.

Tabel 4.20

Persentasi kesalahan soal no 24

Persentase Jawaban yang salah 20%

Jawaban yang benar 80%

(30)

4.2Faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan agaru dan noboru

Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan responden mengalami kesalahan

dalam penggunaan verba agaru dan noboru, penulis menggunakan teknik analisis data berupa wawancara kepada seluruh responden mahasiswa tingkat III angkatan

2006/2007 jurusan sastra Jepang UNIKOM yang dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 26 Mei 2009.

Hasil wawancara tersebut dapat penulis deskripsikan sebagai berikut :

1. Hampir dari sebagain responden merasa tidak mengerti, hal ini dikarenakan

responden kurang memahami dari masing-masing fungsi kedua verba tersebut.

2. Walaupun ada juga yang mengerti tentang kedua verba tersebut, tetapi masih

juga sulit untuk dapat membedakan penggunaannya dalam kalimat bahasa

Jepang, sehingga mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam mengisi soal tes

tersebut.

Berikut ini adalah jawaban responden yang penulis dapat melalui wawancara

untuk mengetahui faktor kesulitan responden yang mengakibatkan kesalahan dalam

penggunaan verba agaru dan noboru. 1. Faktor internal yaitu:

1) Materi yang dianggap sulit

2) Kurang konsentrasi pada saat menerima pelajaran

3) Tidak adanya motivasi dari diri sendiri.

2. Faktor eksternal yaitu:

(31)

2) Kurangnya penjelasan dan pemberian materi dari dosen.

4.3Hal-hal yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru

Upaya-upaya yang dilakukan responden untuk mengurangi kesalahan dalam

penggunaan verba agaru dan noboru dalam bahasa Jepang cukup beragam. Yaitu, dengan meningkatkan frekuensi belajar dan berlatih, banyak membaca, mencari

sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut, serta sering

berkonsultasi pada dosen dan rekan-rekannya. Berikut adalah jawaban responden

yang penulis dapat untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh responden.

Tabel 4.21

Upaya yang dilakukan mahasiswa

Keterangan :

A : Banyak Membaca B : Belajar dan Berlatih

C : Mencari sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut D : Sering berkonsultasi kepada dosen dan rekan

(32)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa 40% responden melakukan upaya

dengan belajar dan berlatih, 10% responden dengan cara mencari referensi yang

berhubungan dengan kedua verba tersebut, 10% responden dengan cara sering

berkonsultasi kepada dosen dan rekan, 10% responden dengan cara banyak membaca,

belajar dan berlatih, 10% responden dengan cara belajar dan berlatih serta mencari

sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut, 10% responden

dengan cara mencari sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba

tersebut dan sering berkonsultasi kepada dosen dan rekan, dan 10% responden

dengan cara banyak membaca, mencari sumber referensi yang berhubungan dengan

(33)

第三章

研究 方法論

3.1 研究 方法

Suryabrata (1997) 調査 よ 記述 研究方法を記述す ため 実

施さ 実際 問題を学科 方法を使用し い 現象 つい 説 す

本研究 ス ップを達成す 確 具体的 目標を定義す

イン アプ ーチ ータ収集 準備を進め い

3.2 研究 対象

研究 ポプ ー ョン ンプ イン ネ ア.コン ューター.大学

日本語学科 2006.2007学生 三年生 10人 あ

3.3 ータ 収集 技法

ータ 収集 方法 文献調査 あ ぼ を問題 し い イ

ンター ュー 用い

3.4 ータ 分析 技法

(34)

2. X = Σp * 100% 計算す

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif. Metode penelitian deskriptif menurut Suryabrata (1997) adalah penelitian

yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang ada

dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual.

Langkah dalam penelitian ini adalah mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan

yang akan dicapai, merancangkan pendekatannya, mengumpulkan data dan

menyusun laporan. (Suryabrata, 1997)

Alasan penggunaan metode ini adalah karena dalam penelitian ini peneliti

meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan verba agaru dan noboru oleh mahasiswa, dengan cara mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis data serta

menginterpretasikan data yang diperoleh dari mahasiswa.

3.2 Objek Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah semua subjek, peristiwa, daerah yang dikenai penelitian.

(Rahayu, 2007). Populasi dalam peneitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III

(36)

Alasan dipilihnya mahasiswa tingkat III Jurusan sastra Jepang UNIKOM

sebagai populasi, karena pemahaman mahasiswa terhadap bahasa Jepang dan tata

bahasa Jepang lebih baik daripada mahasiswa tinggat II.

3.2.2 Sampel

Sampel atau sampling adalah bagian dari populasi yang akan diambil sebagian

objek atau subjek yang akan diteliti. (Rahayu, 2007). Tujuan dilakukannya sampling

adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara

mengamati hanya sebagian dari populasi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh

atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sugiyono (1994)

menjelaskan bahwa sampling jenuh adalah “teknik penentuan _ample bila semua

anggota populasi digunakan sebagai _ample. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi

relatf kecil, kurang dari tiga puluh orang”.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa :

1. Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan

dengan tema penelitian. Yaitu dengan cara menghimpun, mempelajari dan

(37)

sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang akan di teliti

sebagai acuan referensi.

2. Tes

Tes adalah alat ukur yang penting dalam penelitian ini, nilai yang diperoleh

dari tes yang baik atau buruk dapat dijadikan petunjuk mengenai taraf

kemampuan yang diukur. (Djojosuroto, 2000). Dalam penelitian ini tes yang

digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat kesalahan dan

bentuk-bentuk kesalahan dalam penggunaan bentuk-bentuk agaru dan noboru dalam bahasa Jepang. Tes yang dilakukan berupa memilih verba (doushi) yang terdapat di dalam kurung sesuai dengan penggunaannya.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan

berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada

sipeneliti. Wawancara dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh

melalui tes. Sebelum wawancara peneliti juga perlu mempersiapkan pedoman

(38)

3.4 Teknik Analisis Data

3.4.1 Data Tes

Teknik pengolahan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam

mengolah atau menganalisis data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan

data yang dilakukan hingga pada penarikan kesimpulan.

a. Tingkat kesalahan penggunaan bentuk agaru dan noboru dalam bahasa Jepang. Penganalisaan data yang diperoleh dari tes dilakukan dengan cara :

1) Memeriksa tes

Suatu jawaban dianggap betul atau salah berdasarkan atas kunci jawaban

(terlampir) yang telah disiapkan sebelumnya. Kunci jawaban disusun

berdasarkan penggunaan kalimat agaru dan noboru yang terdapat dalam Effective Japanese Usage Dictionary, Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang, Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten, Kanwa Jiten dan Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang.

Jawaban yang sama dengan kunci jawaban dianggap benar sedangkan

jawaban yang berbeda dengan kunci jawaban dianggap salah.

2) Menghitung semua tingkat kesalahan dengan penggunaan bentuk verba agaru dan noboru dari keseluruhan dengan rumus rata-rata (Furqon, 2002) sebagai berikut :

X =

Σ

p * 100%

(39)

3) Menghitung rata-rata tingkat kesalahan penggunaan masing-masing dari verba

agaru dan noboru dngan menggunakan rumus (Furqon, 2002) sebagai berikut :

X

agaru/noboru

=

Σ

p

agaru/noboru

* 100%

qagaru/noboru.

Ñ

Keterangan :

x = Rata-rata tingkat kesalahan

Σp = Jumlah jawaban yang salah dari seluruh responden

q = Jumlah seluruh soal

Ñ = Jumlah Responden

4) Mengumpulkan dan mengidentifikasi kesalahan dalam penggunan verba

agaru dan noboru.

5) Mengelompokan jawaban-jawaban yang salah dari masing-masing verba

agaru dan noboru.

6) Mengklasifikasikan bentuk-bentuk kesalahan tersebut berdasarkan fungsinya.

b. Bentuk-bentuk kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru

dalam bahasa Jepang. penganalisian bentuk-bentuk kesalahan dalam

(40)

1) Mengelompokkan jawaban-jawaban yang salah dari masing-masing bentuk

verba agaru dan noboru.

2) Mengklasifikasikan kesalahan verba tersebut bedasarkan fungsinya.

3.4.2 Data Wawancara

Penganalisaan data yang diperoleh dari wawancara dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data pertanyaan.

2) Mengklasifikasikan dan menghitung jawaban-jawaban responden

berdasarkan masing-masing pertanyaan dalam wawancara ke dalam tabel.

(41)

第 章

基本的 理論

2.1 日本語 動詞

影山 2001 動詞 文 作 要 重要 要素 あ 近

年 欧米 英語動詞 意味的性質 解 目覚 しい勢い 進 い

井 田 Putri,2006 動詞 人 動作 作田 表 語 定義

し い

し し 中沢 Putri 2006 動詞 自立語 活用 単独 述

語 ウ段 言い 言い 定義し い

2.2 あ ぼ 使用

2.2.1 あ 使用

Effective Japanese Usage Dictionary (2005) あ 意味

分類 分 い

a. い所 高い所 移動 あ

(1)エ ベータ 屋 あ

(2)階段 あ 右 私 う

(42)

(4) 質問 あ 議長 聞 ぱ 数人 手 あ

(5)夜空 花火 あ

(6)大使館 庭 国旗 あ い

(7) ー 屋 ーン あ い

b.成績 .評 . 値段 価値 程 高

(8) 急 成績 あ

(9)物価 あ 給料 あ い 生活 大変

(10) う 思 運動 始 効果 あ

c. 終わ 完了 意味 出 意味 館長し

ふ 落 着 意味 う 使う

(11) 雨 あ あい 虹

(12) ふ あ 冷 いビー 飲 い

(13) 私 始 舞台 立 あ し いセ フ 忘

2.2.2 ぼ 使用

日本語 動詞用法辞典 (2004) ぼ 意味 分類 四 分

(43)

a. 移動し い

(14) 猿 木 ぼ

b. 高い地

(15) そ 男 大臣 ぼ

c. 話題 取

(16) あ うわ ぼ

d.食 物 食卓 出

(17) 魚 食卓 ぼ

Effective Japanese Usage Dictionary (2005) ぼ 意味

分類 四 分 い

a. い所 高い所 移動

高い所 目 し 徐々 移動し い 過程 重点 あ

(18) 今 休 山 ぼ 楽し

(19) 子供 木 ぼ

(20) 私 健康 エ ベーター 使わ 階段 ぼ し

(21) 産卵 時期 産 川 ぼ

(22) 朝日 ぼ 一日 始

(44)

(23) 煙突 煙 ぼ い

c. 話題 意味 う 使う

(24) 彼 離婚 人々 話題 ぼ い

d. 食 し 出 意 う 使

(25) 最近 海外 珍しい食 物 食卓 ぼ う

2.3 言葉 誤用分析

言語 誤用分析 研究者 教師 サンプ 集 サンプ 誤用 誤用

評価 いう方法えあ 言語 ム 反 あ 言語誤用

起 そ い 第一言語 学習 対し 学習者 能力 刻当

あ わ 習得 学習 あ Nurhadi (1995) 学習

式 白 言語 学習 能力 認識的努力 あ そ 反対 習

得 第 言語能力 第一言語 範囲 学習 持

特 定義 言語誤用 学習 言語習得 起 し う

あ 従 言語習誤 言語誤用 関 あ 特 第 言語習

得 あ

第 言語 能力 過程 習得 言語前 影響

(45)

時 第一言語 語彙 述 い 構造 起 い そ 移

転 誤 error び間 いmistake び学習者 新言語 作

言語 いうinterlanguage あ

2.4 Error Mistake

Error 能力要素 原因 あ わ 言語 規則 知識 減

第 言語 ム い 学習者 知識 拡大

ム的 反 あ Tarigan (1988) 訂 そ 誤 長

い間 起 (p.143) 述 い Error 学習 ム

対し 学習者 理解描写 あ 理解 拡大 誤 減

Mistake 運用 要素 原因 あ 起 反 疲 び

注意 い いう運用 原因 コンセン ー ョン

考え 学習者自分 訂 短い時間

Tarigan (1988) 誤用分析 起点 し error 適当 あ (p.78) 述

2.5 誤用分析 目的 言葉

(46)

フ ー ック 探 そ 学習者 作 誤用 防 減

有益 言語 教え 教材 し 反復練習 試験 し 入

Nurhadi (1995) 理論的 有益 言語 教え 方法 支え 言語誤

(47)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Verba dalam Bahasa Jepang

Menurut Kageyama (2001) ”Kata kerja adalah unsur penting, peneliti

Amerika dan Eropa telah mendapat pengertian dari kata kerja bahasa Jepang dibuat

dari kata kerja bahasa Inggris”.

Sedangkan menurut Ishida dalam Putri (2006) “Verba adalah kata yang

menunjukkan perbuatan atau aktivitas suatu benda atau manusia”. Lain halnya

dengan Nakagawa dalam Putri (2006) yang mendefinisikan verba sebagai kata yang

dapat mengalami perubahan sebagai kata yang berdiri sendiri, dapat menjadi predikat,

dan dinyatakan dengan suara akhir `u`.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan kalau kalimat yang secara tata bahasa

lengkap hanya memerlukan verba, tidak seperti bahasa Indonesia, bahasa Jepang

hanya perlu verba untuk membuat kalimat yang benar, karena itulah kenapa verba

dikatakan unsur penting dalam membuat kalimat.

2.2Jenis-jenis Verba

Banyak istilah yang menunjukan jenis-jenis verba tergantung pada dasar

pemikiran yang dipakainya. Diantaranya ada yang menunjukan jenis verba sebagai

(48)

1. Jid二ushi (iku ‘pergi’, kuru ‘datang’, okiru ‘bangun’, neru ‘tidur’ dan sebagainya. Kata-kata ini menunjukkan kelompok verba yang tidak berarti

mempengaruhi pihak lain.

2. Tad二ushi (okosu ‘membangunkan’, dasu ‘mengeluarkan’ nagasu ‘mengalirkan’, dan sebagainya). Kata-kata ini menunjukkan kelompok verba yang menyatakan arti mempengaruhi pihak lain.

3. Shod二ushi (mieru ‘terlihat’, kikoeru ‘terdengar’, ikeru ‘dapat pergi’, kikeru

dan sebagainya). Oleh karena merupakan kelompok verba yang memasukkan

pertimbangan pembicara, maka tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif dan

klausatif. Selain itu tidak memiliki bentuk perintah dan ungkapan kemauan.

Di antara kata-kata yang termasuk kelompok ini, kelompok verba yang

memiliki makna potensial seperti ikeru dan kikeru disebut kanou d二ushi

能動詞 ‘Verba Potensial’.

2.3 Bentuk Konjugasi Verba

Selain itu juga menurut Sutedi (2008), perubahan bentuk kata (konjugasi) verba bahasa Jepang secara garis besarnya ada enam macam, seperti berikut:

(49)

2. 連用形 `renyoukei`, yaitu perubahan bentuk verba yang mencakup bentuk sopan (bentuk MASU), bentuk sambung (bentuk TE), dan bentuk lampau (bentuk TA).

3. 終止形 `shuushikei`, yaitu verba bentuk kamus atau yang digunakan di akhir kalimat.

4. 連 体 形 `rentaikei`, yaitu verba (bentuk kamus) yang digunakan sebagai modifikator.

5. 仮 定 形 `kateikei`, yaitu perubahan verba ke dalam bentuk pengandaian (bentuk BA).

6. 命令形 `meireikei`, yaitu perubahan ke dalam bentuk perintah.

2.4 Perbedaan Penggunaan Verba Agaru dan Noboru

Dalam Sutedi (2008) dikatakan kalau perbedaaan dan persamaan verba agaru

dan noboru adalah sebagai berikut : Persamaannya :

a. Persamaannya :

1. Kedua verba tersebut pada dasarnya berarti “naik” secara ruang dari

bawah keatas.

Contoh :

(12) 子供 一階 階 あ

(50)

(Anak-anak naik dari lantai 1 ke lantai 2).

(13) 猿 木 ぼ

Saru ga ki ni noboru. (Kera naik keatas pohon).

2. Kedua verba tersebut _ias juga digunakan untuk menyatakan (gerak perpindahan mendatar), dan juga untuk menyatakan (perubahan suatu keadaan).

Contoh :

(14) 相手 ゴー 前 あ

Aite no gooru no mae ni agatte kita. (Maju (naik) ke gawang lawan)

(15) い 川 ぼ

Ikada ga kawa wo noboru. (Kano menuju hulu sungai).

3. Kedua verba tersebut bisa digunakan dalam pola kalimat “~ o agaru/noboru” atau “~ ni agaru/noboru”.

(16) 坂道 あ 行

Basu ga sakamichi wo agatte iku. (Bis menaiki tanjakan).

(17) あ 人 階段 ぼ

(51)

(Orang itu menaiki tangga).

b. Perbedaannya :

1. Agaru lebih menekankan pada tempat tujuan (totatsuten). Noboru penekanannya pada tempat yang dilaluinya (keiro). Lebih jauh lagi agaru

lebih menekankan pada hasil/akibat dari gerak tersebut, sedangkan

noboru penekanannya pada proses terjadinya gerak tersebut. Contoh :

(18) 潜水夫 海 船 あ

Sensuifu ga umi kara fune ni agaru. (Penyelam naik dari laut ke kapal).

(19) 子供 富士山 ぼ

Kodomotachi ga fujisan ni noboru. (Anak-anak naik kegunung Fuji).

2. Subjek verba agaru semua jenis benda, baik yang bergerak sebagian saja ataupun secara keseluruhan, sedangkan subjek noboru terbatas pada benda yang bergerak secara keseluruhan dengan kemampuannya sendiri.

Contoh :

(20) 子供 手 あ

Kodomotachi no te ga agatte.

(Anak-anak mengangkat tangan).

(52)

Kodomotachi ga yama wo noboru. Anak-anak naik gunung.

2.4.1 Penggunaan Verba Agaru

Dalam Effective Japanese Usage Dictionary (2005) dikemukakan beberapa macam penggunaan tentang agaru, yaitu :

a. Untuk bergerak menuju ke atas.

(22) エ ベーター あ

Erebeeta de okujoo ni agaru. (Saya naik ke atap dengan lift).

(23) 階段 あ 右 ア 私 う

Kaidan wo agatte sugu migi no doa ga, watashi no uchi desu. (Naik tangga lalu pintu sebelah kanan, adalah rumah saya).

(24) 彼 ー あ 話し始め

Kare wa suteeji ni agatte hanshi hajimeta.

(Dia pe rtama kali berbicara dan naik ke panggung).

(25) 質問 あ 議長 聞 ぱ 数人 手 あ

(53)

(Ketua rapat berkata, “Ada pertanyaan?” beberapa orang mengangkat

tangannya).

(16) 夜空 花火 あ

Yozora ni azayakana hanabi ga, tsugitsugi to agatta.

(Kembang api terang di langit malam, naik satu setelah yang lainnya).

(27) 大使館 庭 国旗 あ い

Taishikan no niwa ni kokki ga agatte iru.

(Bendera nasional berkibar di halaman kedutaan)

(28) ー ア ーン あ い

Depaato no okujoo ni, adobaruun ga agatte iru. (Di atap departemen, berkibar balon untuk reklame).

b. Juga dapat menyatakan derajat atau suatu harga, menunjukan pangkat,

reputasi, harga dan perpindahan ke arah yang lebih tinggi.

(19) 彼 急 成績 あ

Kare wa konogoro kyuu ni seiseki ga agatta.

(Dia akhir-akhir ini dengan tiba-tiba prestasinya berkembang dengan

baik).

(30) 物価 給料 あ い 生活 大変

(54)

(Karena gaji saya tidak naik sedangkan harga barang naik kehidupan

menjadi susah).

(31) う 思 運動 始め 効果 あ

Yaseyoo to omotte undo wo hajimeta keredo, nakanaka koo ga agaranai.

(Saya mulai latihan untuk menurunkan berat badan, tapi tidak seefektif

seperti yang diharapkan).

c. Selain itu, agaru dapat berarti “selesai atau lengkap”, “muncul”, menjadi gugup karena tekanan.

(32) 雨 あ い 虹

Ame ga agatte kirei na niji ga kakatta. (Setelah hujan muncul pelangi yang indah).

(33) ふ あ 冷 い ー 飲 い

Ofuro kara agattara tsumetai hiru ga nomitai.

(Saya setelah keluar dari pemandian air panas ingin minum bir dingin).

(34) 私 始め 舞台 立 あ し いセ 忘

Watashi wa hajimete butaini tatta toki, agatte shimai serifu wo wasureta.

(Saya pada saat berdiri di panggung pertama kali, saya menjadi gugup

(55)

Agaru dalam Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar (1988) dikemukakan beberapa macam penggunaan tentang agaru, yaitu:

a. Pindah dari tempat rendah ke tempat tinggi.

(35) エ ベーター

Erebeetaa de okujou ni naru.

(Naik ke gedung di tingkat palng tinggi dengan lift).

b. Sebagai tingkatan suatu hal (menjadi lebih tinggi).

(36) ー あ

Supiido ga agaru.

(Kecepatan bertambah).

c. Menampakan hasil (dapat memperoleh hasil baik).

(37) 相当 利益 あ

Soutou no rieki ga agaru.

(Diperoleh keuntungan yang cukup besar).

d. Membuka sepatu dan masuk ke dalam rumah.

(38) う う あ い

Douzou o agari kudasai. (Silahkan masuk).

e. Muncul dalam bentuk yang nyata.

(39) 裏手 穂炎 あ

(56)

(Nyala api naik dari belakang).

f. Gugup atau bingung (tidak dapat berbuat seperti biasa karena tegang).

(40) い 人 前 あ う 話 い

Oozei no hito no mae dewa agate umaku hanasenai.

(Di depan banyak orang saya tidak bias berbicara dengan baik karena

gugup).

g. Selesai atau habis.

(41) 仕 半日 あ

Kono shigoto wa hannichi de agaru hazu da.

(Pekerjaan ini tentu dapat diselesaikan dalam setengah hari saja).

h. Disajikan (dipersembahkan kepada dewa atau Budha).

(42) 仏壇 燈 あ い

Butsudan ni toumyou ga agate.

(Di tempat sembahyang agama Budha di rumah dipasang lilin).

i. Sudah cukup digoreng (keadaan makanan yang digoreng sudah bisa dimakan.

(43) イ あ い う 食べ

Furai ga agate iru ka dou ka tabete miru.

(Mencoba makan satu gorengan untuk mengetahui apakah sudah

cukup masak atau belum).

j. Ungkapan merendah yang berarti “pergi ke tempat dimana ada orang yang

(57)

(44) 日製品 あ

Ashita seihin wo otodoke ni agarimasu.

(Besok barangnya akan saya antarkan kepada Anda).

2.4.2 Penggunaan Verba Noboru

Dalam Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten (2004) dikemukakan beberapa macam penggunaan tentang noboru, yaitu:

a. Digunakan pada kalimat yang keadaannya bergerak sampai tempat yang

tinggi.

(45) 猿 木 ぼ

Saru ga ki ni noboru. (Kera naik ke atas pohon).

b. Digunakan pada saat keadaan berdiri di tempat atau posisi yang tinggi.

(46) 男 大臣 位 ぼ

Sono otoko wa daijin no i ni nobotta.

(Laki-laki itu naik pangkatnya menjadi menteri).

c. Digunakan sebagai topik pembicaraan yang sedang dipersoalkan atau

dipermasalahkan.

(47) あ うわ ぼ

(58)

d. Digunakan ketika makanan yang tersedia atau dikeluarkan.

(48) 魚 食卓 ぼ

Sakana ga shokutaku ni noboru.

(Ikan disediakan di meja makan).

Noboru dalam Effective Japanese Usage Dictionary (2005) memiliki makna : a. Berpindah dari posisi rendah ke posisi yang tinggi

(49) 今度 休 山 ぼ 楽し

Kondo yasumi ni yama ni noboru no ga tanoshimida. (Liburan kali ini mendaki gunung rasanya menyenangkan).

(50) 子供 木 ぼ

Kodomono koro, yoku kono kini nobotta.

(Pada waktu kecil, saya sering memanjat pohon ini).

(51) 私 健康 め エ ベーター 使わ 階段 ぼ

し い

Watashi wa kenkoo no tameni, erebeetaa wo tsukawazuni kaidan wo noboru kotoni shite iru.

(Saya untuk kesehatan, memutuskan untuk naik tangga dari pada lift).

(52) 産卵 時期 産 川 ぼ

(59)

(Ikan salem pada masa bertelur, datang ke permukaan sungai saat

melahirkan).

(53) 朝日 ぼ 一日 始

Asahiga noboru to, ichinichi ga hajimaru. (Ketika matahari terbit, hari saya di mulai).

b. Peningkatan yang berkesinambungan

(54) 煙突 煙 ぼ い

Entotsu no kemuri ga massugu eu ni nobotte iru. (Asap dari cerobong asap naik ke atas).

c. Biasanya digunakan untuk mengartikan “menjadi topik pembicaraan”.

(55) 彼 離婚 人々 話題 ぼ い

Konogoro kareno rikon ga sakan ni hitobito no wadai ni notte iru. (Tempo hari perceraian dia telah menjadi topik pembicaraan

orang).

d. Untuk menyajikan makanan.

(56) 最近 海外 珍しい食べ物 食卓 ぼ う

Saikin, kaigai kara no mezurashii tabemono ga shokutaku ni noboru yooni natta.

(Akhir-akhir ini, kita telah mempunyai makanan lebih dari negara

(60)

2.5 Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan berbahasa adalah prosedur kerja yang biasa digunakan oleh

para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sample, pengidentifikasian

kesalahan yang terdapat dalam sample, penjelasan kesalahan tersebut,

pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya serta pengevaluasian atau

taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan).

Kesalahan berbahasa timbul karena pelanggaran terhadap sistem bahasa yang

sedang dipelajarinya. (Nurhadi). Pelanggaran ini berkaitan erat dengan penguasaan

pembelajar terhadap bahasa yang sedang dipelajarinya. Ada dua istilah dalam proses

penguasaan suatu bahasa yaitu pembelajaran dan pemerolehan. Pembelajaran adalah

usaha sadar menguasai bahasa yang dipelajari secara formal dan eksplisit.

Pemerolehan adalah penguasaan bahasa yang tidak berdasarkan suatu kehendak yang

terencana dan tidak melalui usaha belajar yang formal maupun eksplisit (Nurhadi).

Penguasaan bahasa kedua dalam lingkungan bahasa pertama biasanya di dapat

melalui pembelajaran. Sedangkan penguasaan bahasa kedua dilingkungan bahsa

kedua bisa di dapat melalui pembelajaran dan pemerolehan (Nurhadi).

Walaupun pembelajar dan pemeroleh mempunyai definisi yang berbeda,

kesalah berbahasa sering terjadi dalam proses belajar dan proses memperoleh bahasa.

Dengan kata lain terdapat kaitan erat antara pemerolehan bahasa dengan kesalahan

berbahasa, khusunya pada pemerolehan bahasa kedua.

Dalam proses pemerolehan bahasa kedua, bahasa pertama atau bahasa yang

(61)

terhadap proses belajar bahasa kedua lahir karena menurut Dulay, secara disadari atau

tidak, siswa melakukan transfer atau pemindahan kaidah bahasa baik pemindahan

struktur maupun unsur-unsur bahasa lain dalam bahasa pertama ke dalam stuktur

bahas kedua. Akibatnya terjadi pergantian struktur dan kode-kode bahasa dari

pertama terhadap bahasa kedua yang dihasilkan. Bentuk pemindahan ini dapat berupa

kesalahan atau error, kekeliruan atau mistake, atau berupa bahasa baru yang diciptakan oleh pembelajar yaitu bahasa antar (interlanguage).

2.6 Mistake dan Error

Kekeliruan (mistake) disebutkan oleh faktor performasi berupa faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian (Tarigan). Keterbatasan dalam

mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi

bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat. Kekeliruan dapat terjadi pada

setiap tataran ketatabahasaan, dan dapat diperbaiki oleh pembelajar sendiri bila lebih

sadar, mawas dan memusatkan perhatian, serta bersifat sebentar. Pembelajar

sebenarnya sudah tahu sistem linguistik bahasa yang digunakan, namun karena lupa

akan sistem bahasa yang digunakannya, terjadilah kekeliruan. Sedangkan kesalahan

(error) disebabkan oleh faktor kompetensi, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa dan merupakan penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh

pengetahuan pembelajar yang sedag berkembang mengenai sistem bahasa kedua

(Tarigan). Kesalahan terjadi secara konsisten, sistematis dan dapat berlangsung lama

(62)

sistem bahasa yang sedang dipelajarinya. Bila pemahan kurang dapat terjadi

kesalahan, sifat kesalahan yang permanen, sistematis dan perbaikannya memerlukan

bantuan guru, menjadikan kesalahan (error) tepat dijadikan sumber data analisis kesalahan dibandingkan kekeliruan (mistake), yang sifatnya sementara dan dapat diperbaiki oleh sipembelajar sendiri.

2.7 Bentuk Kesalahan Berbahasa

Dahidi mengemukakan bahwa terdapat lima bentuk kesalahan berbahasa,

diantaranya:

1. Dakuraku (omission) atau penghilangan adalah kesalahan yang terjadi akibat tidak digunakannya unsur tertentu yang semestinya dipakai dalam tuturan

kalimat. Dapat juga dikatakan sebagai ketidakhadiran suatu tutur yang

seharunya ada dalam ucapanyang baik dan benar (Tarigan, 1988). Kesalahan

ini terdapat dan bervariasi selama tahap-tahap awal pemerolehan bahasa

kedua dan kesalahan akan berkurang seiring kedewasaan secara kognitif

pembelajar.

2 Fuka (addition) atau penambahan yaitu kebalikan dari omission. Kesalahan ini terjadi karena pembelajar memasukkan unsur lain yang tidak perlu

kedalam kalimat atau aturan menurut Tarigan (1988), kesalahan ini biasanya

(63)

selesai menerima beberapa kaidah bahasa sasaran dan dapat diakibatkan dari

pemakaian kaidah-kaidah tertentu yang terlalu teliti dan berhati-hati.

3. Gokeisei (misinformation) atau salah informasi. Kesalahan ini terjadi pada tataran morfem (keitaki ayamari) baik berupa konjugasi atau pemakaian konjungsi dan ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang

salah. Kalau dalam dakuraku unsur itu tidak ada atau tidak tersedia, maka dalam gokeisei pembelajar menyediakan serta memberikan sesuatu walaupun hal itu tidak benar sama sekali. Menurut Tarigan (1988), kesalahan ini dibuat

pembelajar yang lebih besar (secara kognitif) dengan membuat aneka bentuk

kalimat yang lebih kompleks, namun cenderung menghasilkan kesalahan yang

lebih besar pula.

4. Kondoo (alternating form) atau bentuk pengganti. Kesalahan ini terjadi akibat pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat baik bentuk jidoushi, tadoushi, modus, partikel, dan lain-lain. Misalnya sering tertukar pemakaian `wa` dengan `ga`, pemakaian `teiru` dengan `tearu`, dan lain-lain.

5. Ichi (misordering) adalah salah susun. Kesalahan ini terjadi akibat letak atau penerapan unsur yang tidak runtut (kesalahan struktur).

Berdasarkan penyebabnya kesalahan berbahasa dibedakan sebagai berikut.

1. Kesalahan antarbahasa (interlingual error), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interfensi (pengaruh) bahasa ibu pembelajar terhadap bahasa yang sedang

(64)

2. Kesalahan intrabahasa (intralingual error) yaitu kesalahan yang tidak berhubungan dengan bahasa pertama, tetapi merupakan kesalahan

perkembangan (development error) yang timbul pada proses pembelajaran bahasa sasaran. (Koyanagi, 2004).

Ada empat penyebab kesalahan berbahasa pada interlingual ini (Tarigan, 1988).

1. Overgeneralization, atau kesalahan akibat penyamarataan yang berlebihan. Kesalahan ini disebabkan oleh perluasan kaidah-kaidah bahasa sasaran

(bahasa kedua) pada konteks-konteks yang tidak tepat, mencakup pencitraan

struktur yang menyimpang berdasarkan pengalamannya mengenai

struktur-struktur lain dalam bahasa sasaran atau bahasa target. Hal ini dimungkinkan

sebagai upaya pembelajar mengurangi beban linguistiknya.

2. Igorance of rule restriction atau ketidaktahuan akan pembatasan kaidah-kaidah. Kesalahan ini disebabkan kegagalan mengamati

pembatasan-pembatasan atau restriksi-restriksi struktur yang ada, yaitu penerapan

kaidah-kaidah terhadap konteks-konteks yang tidak menerima penerapan tersebut.

Kesalahan ini berupa penghilangan atau penambahan objek atau unsur yang

seharusnya tidak perlu.

3. Incomplete application of rules atau penerapan kaidah yang tidak sempurna. Yaitu terjadinya struktur-struktur yang penyimpangannya menggambarkan

taraf perkembangan kaidah-kaidah yang diperlukan untuk menghasilkan

(65)

4. False concept hypothesizes atau salah menghipotesiskan konsep. Kesalahan ini terjadi karena pemahaman yang salah terhadap pembedaan-pembedaan

terhadap bahasa target. Hal ini kadang-kadang berkaitan dengan gradasi

butir-butir pengajaran yang tidak selaras.

2.8 Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa

Tujuan yang hendak dicapai dalam analisis kesalahan berbahasa adalah

mencari umpan balik yang dapat digunakan sebagai titik tolak perbaikan pengajaran

bahasa, yang pada gilirannya dapat mencegah atau mengurangi kesalahan yang

mungkin dibuat oleh para pembelajar. Dengan adanya analisis kesalahan, dapat

memberi masukan untuk penyusunan materi pengajaran bahasa, sebagai

latihan-latihan yang bersifat remedial, dan sebagai alat untuk memilih butir-butir bagi

evaluasi atau pengujian kemahiran pembelajar. Menurut Nurhadi (1995), analisis

kesalahan berbahasa memberikan landasan untuk menunjang segi di daksis bagi

(66)

第一章

序論

1.1 問題背景

日本文法 クラス 知 い いう言葉 10

動詞 形容詞 形容動詞 名詞 福祉 連体詞 接続詞 感動詞 助動詞

司 いうこ あ 1 日本語文法 動詞

インドネシア語中 動詞 何 状況 使うこ あ し

し 日本語 言語 いく 言葉 あ う 聞こえ 音

言葉 意味 非常 似 い 類義語 いうこ あ 類義語 使用 多い

筆者 経験 基 い あ ぼ 使用 新しい日本語 学

学生 発生す 生徒 区 す こ い こ 二 動

詞 機能 理解し こ 現象 発生す こ あ こ

ミス 犯すこ 動詞 使用し 二 区 す 日本語

学習す 新しい生徒 作 こ

筆者 観察 インドネシア.コンピューター大学 日本語学科

. 学生 年生 問題 困 い 理由

(67)

1.2 問題設定

記 述べ 問題 背景 基 い 当研究 答え う う 問題 以

通 あ

.日本語 動詞 あ ぼ 使用 誤用 何

.動詞 あ ぼ 使用 誤 原因 何 ?

. 記 , 問題 減 す 対策 何

1.3 問題 目的

研究 目的 び意義 次 う あ

.日本語 動詞 あ ぼ 使用 御用 知

.動詞 あ ぼ 使用 誤 原因 知 あ

. 記 , い 減 す 対策 知 あ

1.4 研究 利益

以 的 基 い こ 研究 意義 次 う あ

.日本語 学生 特 Unikom 学生 本研究 日本語

動詞 あ ぼ い 使用 御用す こ 思う

(68)

動詞 あ ぼ い 使用 誤用知 こ 思う

.日本語 学習者 日本語 動詞 あ ぼ 使

い分け い 方向す こ 思う

1.5 本論 構成

第一章 序論

第一章 問題 背景 問題 設定 問題 目的 研究 利益 本論

構成 べ

第二章 基本的 理論

第二章 日本語 うし あ ぼ 使用 言葉 誤用分析

誤用分析 目的 言葉 述べ

第 章 研究 方法

第 章 研究 方法 データ 収集 技法 データ 分析 技法

び研究 対象 述べ

第四章

第四章 データ収集 加工 方法 研究技法 み データ 技法

(69)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi

menjadi sepuluh bagian, yaitu: doushi (verba), keiyoushi (ajektiva-i), keiyoudoushi

(ajektiva-na), meishi (nomina), fukushi (adverbia), rentaishi (prenomina),

setsuzokushi (konjungsi), kandoushi (interjeksi), jodoushi (verba bantu) dan joshi

(partikel). Salah satu dari sepuluh kelaskata dalam gramatika bahasa Jepang adalah

doushi. Sutedi (2004) mengemukakan bahwa “doushi yaitu verba yang bisa berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk atau katsuyou, dan bisa berdiri sendiri”. Selain itu verba dalam bahasa Jepang mengalami perubahan

bentuk (katsuyou) dan perubahan tersebut bermacam-macam sesuai dengan waktu terjadinya dan tujuan ungkapan penggunaannya.

Di dalam bahasa Indonesia biasanya sebuah kata kerja dipakai dalam berbagai

situasi apapun. Tetapi didalam bahasa Jepang terdapat beberapa kata yang memiliki

bunyi ucapan yang berbeda namun memiliki makna yang sangat mirip yang disebut

dengan istilah ruigigo, keberadaan serta penggunaan ruigigo dalam bahasa Jepang banyak dan luas sekali.

Dalam bahasa Indonesia, untuk menyatakan pemakaian suatu benda biasa

diucapkan seperti: memakai baju, memakai kaca mata, dan lain-lain. Tetapi dalam

(70)

Contoh :

Tabel 1.1

Daftar Verba Dalam Bahasa Jepang Yang Berarti Memakai No. Verba Cara Baca Arti Digunakan Pada

Selain verba yang berarti “memakai” ada juga verba dalam bahasa Jepang

yang berarti sama dalam bahasa Indonesia. Seperti berikut:

Tabel 1.2

Daftar Verba Dalam Bahasa Jepang Yang Berarti Naik No. Verba Cara Baca Digunakan Untuk

1. る noru naik kendaraan mobil, motor dan lain-lain.

2. ぼる noboru naik pohon, gunung, dan lain-lain. 3 あ る agaru naik tangga, meningkat, maju,

makan, minum dan gugup.

(71)

Contoh :

(1) 汽車に る。

Kisha ni noru. (naik kereta api.)

(2) 山に ぼる。

Yama ni noboru.

(mendaki gunung.)

(3) 物価 あ る。

Bukka ga agaru. (harga naik.)

(Matsuura,1994)

Dari tabel 1.2 terlihat persamaan dan perbedaan penggunaan verba agaru dan

noboru. Kedua verba tersebut mempunya fungsi yang berbeda. Verba agaru pada umumnya berfungsi untuk naik suatu barang, tingkatan suatu hal menjadi lebih tinggi,

menampakan hasil dan muncul dalam bentuk yang nyata. Sedangkan noboru

umumnya berfungsi untuk mendaki ketempat yang tinggi, menjadi topik pembicaraan

dan peningkatan yang berkesianmbungan.

Dalam Sutedi (2008) dikatakan kalau perbedaaan dan persamaan verba agaru

(72)

Persamaannya :

a. Persamaannya :

1. Kedua verba tersebut pada dasarnya berarti “naik” secara ruang dari

bawah keatas.

2. Kedua verba tersebut bisa juga digunakan untuk menyatakan (gerak perpindahan mendatar), dan juga untuk menyatakan (perubahan suatu keadaan).

3. Kedua verba tersebut bisa digunakan dalam pola kalimat “~ o agaru/noboru” atau “~ ni agaru/noboru”.

b. Perbedaannya :

1. Agaru lebih menekankan pada tempat tujuan (totatsuten). Noboru penekanannya pada tempat yang dilaluinya (keiro). Lebih jauh lagi agaru

lebih menekankan pada hasil/akibat dari gerak tersebut, sedangkan

noboru penekanannya pada proses terjadinya gerak tersebut.

2. Subjek verba agaru semua jenis benda, baik yang bergerak sebagian saja ataupun secara keseluruhan, sedangkan subjek noboru terbatas pada benda yang bergerak secara keseluruhan dengan kemampuannya sendiri. Untuk

lebih jelasnya mari kita lihat beberapa contoh kalimat berikut ini.

(4) 子供たち 一階 ら二階にあ った。

(73)

(5) 潜水夫 海 ら船にあ る。

Sensuifu ga umi kara fune ni agaru. (Penyelam naik dari laut ke kapal.)

(6) 猿 木に ぼる。

Saru ga ki ni noboru. (Kera naik keatas pohon.)

(7) 子供たち 富士山に ぼる。

Kodomotachi ga fujisan ni noboru. (Anak-anak naik kegunung Fuji.)

(Sutedi, 2008)

Pada contoh kalimat (4) dan (5) diatas verba noboru tidak dapat digunakan, karena kedua tempat tersebut merupakan tempat tujuan (titik akhir). Begitu juga pada

contoh kalimat (6) dan (7) diatas verba agaru tidak dapat digunakan, karena kata ki

(pohon) dan fujisan (gunung fuji) tidak bisa dijadikan tempat tujuan atau titik akhir dari gerak naik tersebut.

Perhatikan contoh kalimat berikut :

(8) 猫 屋根 てっぺんに{あ った/ ぼった} 。

(74)

(9) 子供たち 山 頂上に{あ った/ ぼった}。

Kodomotachi ga yama no choujou ni (agatta/nobotta). (Anak-anak naik ke puncak gunung).

(Sutedi, 2008)

Verba agaru dan noboru pada kedua contoh kalimat (8) dan (9) bisa digunakan, karena ada dua macam penafsiran. Pertama, jika kita menafsirkan bahwa

puncak gunung dan puncak atap merupakan titik akhirnya, maka gunakan verba

agaru. Kedua, noboru digunakan, jika kita memandang bahwa tempat tersebut bukan hanya berupa titik akhir (tempat tujuan) saja, melainkan juga sebagai tempat

kegiatan/aktifitas naik tersebut.Dari contoh kalimat di atas dapat di lihat kalau verba

agaru dan noboru sudah mempunyai ketentuan dalam kalimat tertentu.

Berdasarkan pengalaman penulis, kesalahan dalam penggunaan verba agaru

dan noboru tidak hanya dapat terjadi pada mahasisiwa yang baru mempelajari bahasa Jepang, tetapi bisa juga terjadi pada mahasiswa yang telah lama mempelajari bahasa

Jepang. Hal ini karena mahasiswa belum bisa membedakan dan memahami fungsi

dari masing-masing penggunaan kedua verba tersebut. Inilah yang dapat memicu

mahasiswa yang baru ataupun yang telah belajar bahasa Jepang dapat berbuat

kesalahan dalam membuat dan membedakan kalimat dengan menggunakan verba

(75)

Contoh :

(10) リングにあ る。

Ringu ni agaru. Naik ke ring.

(11) 子供たち 山に ぼる。

Kodomotachi ga yama ni noboru. (Anak-anak naik gunung).

(Sutedi:2008)

Dari contoh kalimat (10) dan (11), walaupun sama-sama mempunyai makna

`naik`, verba agaru tidak bisa digunakan pada kalimat (11), hal inilah yang sempat

membuat penulis mengalami kesalahan dalam menggunakan kedua verba tersebut.

Dilihat dari banyaknya aturan yang dipakai dalam penggunakan verba agaru

dan noboru, seperti diuraikan di atas, maka sebagai pembelajar bahasa Jepang wajib untuk menguasai aturan-aturan tersebut. Rumitnya aturan-aturan yang harus

diperhatikan dalam penggunaan verba agaru dan noboru bisa menimbulkan peluang terjadinya kesalahan dalam penggunaannya.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan tersebut maka penulis merasa

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Persentasi kesalahan soal no 1
Tabel 4.3 Persentasi kesalahan soal no 2
Tabel 4.4 Persentasi kesalahan soal no 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang mudah dilakukan bagi pembelajar bahasa Jepang orang Indonesia dalam menentukan makna dasar, yaitu dengan menggunakan hasil penelitian

Analisis Kesalahan Penggunaan Keigo Pada Pembelajar Bahasa Jepang : Studi Deskriptif pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun

melakukan kesalahan karena pembelajar terpengaruh dengan perubahan kata kerja kanou dooshi (bentuk potensial) dalam kalimat bahasa Jepang, sehingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN ~BEKIDA DAN ~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG (Studi

Objek yang digunakan berupa benda konkret (Nyata) dan benda abstrak. 5.1.2 Perbedaan penggunaan antara verba tsukau dan verba mochiiru dalam kalimat bahasa Jepang :. a.

Jepa ng, skripsi pada UPI Bandung Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang.. Chaer,

Penelitian yang dilakukan terhadap pengukuran kemampuan penggunaan verba bermakna memberi dan menerima dalam bahasa Jepang oleh mahasiswa Prodi Bahasa Jepang STBA

Dasar - Dasar Linguistik Bahasa Jepang (Edisi Ketiga) Bandung: Humaniora Utama Press.. Dasar- Dasar Linguistik Bahasa