• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Cerita Bergambar Tentang Mengenal Pengguna Petasan Di Berbagai Belahan Duni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Cerita Bergambar Tentang Mengenal Pengguna Petasan Di Berbagai Belahan Duni"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Petasan merupakan salah satu benda yang sudah tidak asing lagi di

kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa. idealnya

petasan digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa dan

perayaan tertentu.

Di berbagai belahan dunia, seperti di negara China petasan

digunakan pada saat memeriahkan acara pernikahan, di India

petasan sendiri digunakan pada saat perayaan Diwali atau disebut juga Divapali, Divali dan juga Deepawali atau di sebut juga dengan perayaan lampu. Sementara itu, di Indonesia petasan digunakan pada

saat acara pernikahan dan khitanan.

Pada kondisi tertentu misalnya pada saat memasuki bulan puasa

hingga menjelang Idul Fitri, penggunaan petasan mulai marak. Baik

pagi, siang maupun malam suara ledakan petasan bersahut-sahutan

(2)

Pada saat memasuki bulan puasa, hingga menjelang Idul Fitri petasan

sudah menjadi tradisi yang digunakan sebagai permainan bagi

anak-anak, kehadiran riuh petasan memecahkan keheningan hari–hari

disekitar masyarakat. Terkadang dengan ceroboh melemparkan

petasan–petasan tersebut kepada teman–temannya atau kendaraan

yang sedang melintas.

1.2 Identifikasi Masalah

- Banyak anak-anak yang tidak mengetahui fungsi utama dari

penggunaan petasan yang semula digunakan pada saat

memeriahkan peristiwa dan perayaan tertentu.

- Petasan digunakan oleh anak-anak untuk bermain dengan alasan

seru dan ramai

- Penggunaan petasan yang berlebihan oleh anak-anak yang tidak

mengenal batas waktu, dan beberapa kasus penggunaan petasan

oleh anak-anak digunakan untuk mengganggu orang lain.

- Banyak efek negatif yang ditimbulkan oleh petasan, beberapa

kejadian dari yang paling kecil seperti terkena percikan api petasan,

cacat permanen, hingga kemungkinan terburuk sampai menelan

(3)

1.3 Fokus Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka fokus

permasalahannya adalah:

Membuat media informasi untuk mengenalkan penggunaan petasan

di berbagai belahan dunia khususnya kepada anak-anak yaitu

penggunaan petasan dari negara China, India, dan Indonesia.

1.4 Tujuan Perancangan

Memberikan informasi dan untuk menambah ilmu pengetahuan

tentang penggunaan petasan dilihat dari berbagai sudut pandang,

(4)

BAB II

PETASAN DI MASYARAKAT

2.1 Petasan

Hasdianto (2011) menjelaskan “Petasan adalah bahan peledak berupa

bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu,

digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan

tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak

rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak

pada kondisi tertentu”.

2.2 Asal Mula Petasan

Ishak H Pardosi (2010) menjelaskan, bahwa petasan dahulunya

ditemukan di China. Pada abad ke-9. Seorang juru masak secara tidak

sengaja mencampur tiga bubuk hitam (black powder) yaitu garam peter

(kalium nitrat), belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang didapat dari dapurnya. Ternyata, ketiga campuran bahan itu mudah

(5)

Selanjutnya, ketiga bahan itu dimasukkan ke dalam sepotong bambu

dan diberi sumbu. Jika sumbunya dibakar maka akan meledak dan

mengeluarkan suara ledakan keras.

2.3 Penggunaan Petasan di Berbagai Belahan Dunia

a. Petasan di China

Secara garis besar petasan yang dimeriahkan hingga sekarang ini

tidak lepas dari tradisi yang berakar pada kebudayaan China. Pada

saat itu petasan digunakan untuk menyemarakan pesta tradisi China

yaitu pernikahan dengan tujuan mengusir roh-roh jahat yang bisa

saja mengganggu perayaan dan pesta.

Jadi penggunaan petasan di berbagai belahan dunia sendiri dibawa

oleh Orang Tiong Hoa yang datang dan menetap ke suatu dearah.

(Gendhotwukir,2008)

Gambar 2.1 Petasan di China

(6)

b. Petasan di India

Khussy Alfarisi (2010) menjelaskan, di India penggunaan petasan

juga dilakukan pada saat perayaan Diwali atau disebut juga

Divapali, Divali dan juga Deepawali yaitu perayaan yang dilaksanakan selama lima hari. Selama lima hari tersebut semua

perkantoran, bank, pabrik tutup atau libur.

Pada saat perayaan ini masyarakat memakai baju baru, menyajikan

manisan, bertukar kado dan menyalakan lampu-lampu untuk

menerangi rumah serta menghias dengan lampion-lampion. Lampu

yang digunakan biasanya lampu dari minyak kelapa yang ditaruh di

mangkuk kecil berbahan tanah liat ataupun terkadang lilin-lilin kecil

yang bisa terapung di kolam-kolam. Seluruh kota pun juga

dimeriahkan dengan petasan.

Deepavali yang disebut sebagai perayaan lampu. Deepavali ini jatuh pada bulan Oktober atau November atau sering disebut bulan

'Kartikai'. Suku India yang merayakan ini berkeyakinan sebagai simbol keterangan yang dapat menghalang kekuatan jahat

(7)

Gambar 2.2 Perayaan Diwali

Sumber: http://johnnyvagabond.com/wp-content/uploads/2010/11/diwali-pushkar.jpg

Gambar 2.3 Penggunaan petasan di India

(8)

c. Petasan di Indonesia

Tradisi penggunaan petasan pada masyarakat Betawi juga

digunakan pada saat menjelang pesta perkawinan atau khitanan.

Alwi Shahab (2008) menjelaskan “Pada zaman dahulu jarak rumah

penduduk berjauhan. Untuk memberitahukan dan menandakan

bahwa pesta segera dimulai yaitu dengan cara menyalakan

petasan. Dan juga sebagai sarana untuk memberitahukan para

undangan dan khalayak ramai bahwa pesta segera dimulai”.

Jadi selain berfungsi sebagai alat untuk memeriahkan suatu acara

tertentu, petasan dahulunya juga digunakan sebagai alat

komunikasi.

Gambar 2.4 Khitanan di Betawi

Sumber:

(9)

Gambar 2.5 Penggunaan petasan di Betawi

Sumber: http://farm4.static.flickr.com/3480/4031134159_3b15f6acce.jpg

2.4 Bahan Dasar Pembuatan Petasan

Hasdianto (2011), berpendapat bahwa:

Diantara bahan peledak low explosive yang dikenal adalah Mesiu (black powder atau gun powder) dan smokeless powder. Bagi

sebagian masyarakat Indonesia, Mesiu tersebut banyak digunakan

sebagai pembuat petasan. Adapun komposisi pembuatannya antara

(10)

a. Campuran antara potasium nitrat (KNO3), charcoal, dan belerang

b. Campuran antara sodium nitrat (NaNO3), charcoal, dan belerang

c. Campuran antara potasium nitrat dan charcoal (tanpa belerang) dan

d. Pyrodex, merupakan campuran antara potasium nitrat, potasium perklorat (KClO4), charcoal, belerang, cyanoguanidin, sodium benzoat, dan dekstrin.

Jadi bahan dasar utama dalam pembuatan petasan yaitu

menggunakan campuran bahan-bahan kimia.

Gambar 2.6 Bagian-bagian petasan

Sumber: http://wacanabocah.files.wordpress.com/2008/08/petasan-tabung.gif

(11)

2.5 Jenis-Jenis Petasan

Ridwan Fariz Ell Hermawan (2010) berpendapat bahwa:

Dari banyaknya jenis petasan, beberapa jenis-jenis petasan yang

umum yang biasa dikenal antara lain:

- Petasan Korek: Jenis petasan ini cara menyalakannya hampir sama dengan cara menyalakan korek api, yaitu menggesekkan

ujung petasan ke gesekan korek. Petasan tabung dibuat dengan

menggulung beberapa lapis kertas yang membentuk tabung. Di

dalamnya diisi bahan aktif, biasanya potasium nitrat. yang

merupakan zat kimia yang memproduksi gas ketika terbakar. Pada

saat api membakar potasium nitrat, tercipta gas yang

mengembang dengan cepat dalam waktu singkat. Namun, gas itu

terhalang oleh tabung kertas. Kekuatan gas mampu menjebol

tabung sehingga petasan meledak.

Gambar 2.7 Petasan korek

Sumber:

(12)

- Petasan Banting: Bentuknya berupa kantung kecil dari kertas yang diisi bahan aktif. Jika dibanting ke benda keras seperti batu

atau logam, petasan akan meledak. Bahan aktifnya adalah silver fulminate yang dicampur dengan butiran besi atau logam. Saat petasan dibanting, terjadi gesekan antara silver fulminate dengan pasir, menimbulkan percikan api, kemudian meledak.

Gambar 2.8 Petasan banting

Sumber: Dokumen pribadi

- Petasan Cabai: petasan bersumbu yang satu ini dinamakan petasan cabai karena warna dari petasan ini terkesan seperti

warna cabai yang berwarna merah. Petasan jenis ini biasanya

lebih sering digunakan pada saat memeriahkan suatu acara

(13)

Gambar 2.9 Petasan cabai

Sumber:

http://i639.photobucket.com/albums/uu119/chinese-class/fire%20works/chinese-new-year-firecrackers.jpg

2.6 Persepsi Petasan di Kalangan Anak-Anak

Adapun persepsi anak-anak terhadap petasan yang diperoleh dari hasil

survei penelitian yang telah dilakukan terhadap 90 sampel responden

anak-anak, diperoleh keterangan bahwa anak-anak mengetahui

petasan namun tidak mengetahui fungsi utama dari penggunaan

petasan. Menurut persepsi anak-anak, petasan digunakan untuk

bermain dengan alasan tertentu. Seperti ramai, seru dan mengganggu

orang lain.

Gambar 2.10 Bermain Petasan

Sumber: http://www.harianjogja.com/img/gallery/20100816113240_JEPRET_PETASAN.JPG

(14)

2.7 Studi Target Audiens a. Demografis

Dalam menyampaikan informasi, target audiens disini dibagi menjadi dua, yaitu target primer dan target sekunder. Untuk target primer (target utama) yaitu ditujukan kepada anak-anak.

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 5-12 tahun

Sedangkan target sekunder (target tidak langsung) yaitu ditujukan kepada orangtua. Peran orangtua disini berfungsi

sebagai mediator dalam menyampaikan informasi kepada

anak.

Menurut Zulaehah Hidayati (2010), orangtua adalah orang

pertama harus merangkulnya sehingga orangtua menjadi orang

terdekat dengan anak dan dipercaya oleh mereka. Selain itu,

Kedekatan juga akan membuat anak mau mendengar dan

pada akhirnya menuruti nasihat.

b. Psikografis

Kepribadian :

(15)

a. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar

b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang

tradisional

c. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya

biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.

Ketertarikan:

Adapun visualisasi yang disukai dari anak-anak mulai dari usia

5 tahun antara lain:

Gambar 2.11 Kartun Upin dan Ipin.

(16)

Gambar: 2.12 Kartun Spongebob

Sumber:

http://www.playerzblog.com/wp-content/uploads/2010/01/free-online-spongebob-squarepants-games-3.jpg

Gaya Bahasa:

Gaya bahasa anak-anak lebih meniru orang dewasa, dan

meniru percakapan yang ada di televisi seperti di sinetron dan

iklan. Atau film idola mereka, percakapan lebih seputar

permainan dan film kesukaan.

c. Geografis

Media informasi tentang pengetahuan dan pemahaman

terhadap fungsi utama dari penggunaan petasan ditujukan

(17)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi

Untuk menginformasikan, dan memberikan pengetahuan

khususnya kepada anak-anak tentang mengenal penggunaan

petasan di berbagai belahan dunia, yaitu menggunakan bahasa

verbal (tulisan) yang disesuaikan dengan gaya bahasa target

audiens serta didukung dengan bahasa visual dengan tujuan agar pesan dapat dengan mudah dipahami oleh sasaran.

3.1.2 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam media informasi disini adalah selain

untuk menanamkan nilai positif kepada anak, juga menambah

ilmu pengetahuan seputar pemahaman tentang fungsi budaya

yang terdapat pada petasan.

3.1.3 Materi Pesan

Pesan yang ingin disampaikan dalam media informasi ini yaitu

petasan tidak hanya digunakan untuk bermain saja, namun ada

(18)

3.2 Strategi Kreatif

Kategori buku yang digunakan adalah Flip up. Bentuk buku ini

dilengkapi lipatan-lipatan kertas yang jika dibuka dan ditutup

memunculkan gambar dalam posisi berbeda serta terdapat pesan di

dalamnya.

Dari strategi kreatif ini kemudian dikembangkan cerita dari sebuah

sinopsis menjadi storyline dan storyboard.

a. Sinopsis

Duaaarrr….!!! begitulah suara ledakan petasan. Bermain petasan

itu memang mengasyikkan, Tahukah kamu apa itu petasan? dari

mana asal mula petasan? lalu bagaimana penggunaan petasan di

beberapa negara?

Nah..melalui buku ini, yuk kita cari tau lebih dalam tentang

petasan..

b. Storyline

(19)
(20)
(21)

c. Storyboard

Storyboard merupakan pengembangan dari storyline,

(22)

Tabel 3.2 Storyboard

3.3 Strategi Distribusi

Target utama dalam pendistribusian buku cerita bergambar ini

selain ditempatkan pada toko-toko buku besar seperti toko buku

Gramedia, penulis juga memilih penerbit Erlangga For Kids yang

(23)

Pemilihan Erlangga For Kids sebagai pendistribusian buku cerita

bergambar mempunyai dasar dalam menerbitkan buku-buku yang

berlatar belakang ilmu pengetahuan. Seperti banyaknya jenis buku

yang lainnya yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga for kids.

Tabel 3.3 Tabel strategi distribusi

3.4 Konsep Visual 3.4.1 Format Desain

Tema dari keseluruhan buku cerita yaitu meriah dan lucu. Format

desain buku yang dipakai yaitu berbentuk landscape dengan ukuran 26 cm x 20.5 cm. Pesan yang ingin disampaikan antara visualisasi dan teks akan dipisahkan dari kiri ke kanan atau

sebaliknya. Dengan tujuan agar target audiens terutama anak-anak mulai usia 5 tahun bisa menikmati setiap visualisasi yang ada

(24)

dan menceritakan informasi yang ada didalam buku cerita

bergambar tersebut.

3.4.2 Studi Warna

Warna yang digunakan lebih dominan menggunakan

warna-warna yang cerah yang memberikan kesan ramai dan

meriah. Yang mengacu pada fungsi petasan yang digunakan

untuk memeriahkan suatu peristiwa dan perayaan tertentu.

Serta mengambil kesan dari warna properti yang digunakan

pada masing-masing visualisasi.

Gambar 3.13 Studi Warna

(25)

3.4.3 Studi Tipografi

Font yang digunakan untuk judul pada cover yaitu

melakukan studi dengan mengambil kesan dari bentuk

petasan serta menggunakan warna merah dan outline warna

hitam dengan blok warna kuning, yang dikombinasikan

dengan jenis font vanilla yang juga digunakan untuk

bodytext. 

Gambar 3.14 Studi Tipografi

(26)

Gambar 3.15 Tipografi untuk Bodyteks

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 3.16 Tipografi untuk Judul

(27)

Tipografi berikutnya mempunyai karakter tebal dan datar,

walaupun tampak tidak beraturan tetapi font ini masih dapat dibaca

dengan jelas.

Font ini digunakan untuk bodytext didalam halaman buku yang ukurannya disesuaikan dengan layout.

Gambar 3.17 Tipografi Untuk Bodyteks

(28)

3.4.4 Studi Karakter

Karakter yang digunakan adalah dengan memanfaatkan

tokoh yang sama, tetapi berbeda negara dan budaya. Untuk

membedakan masing-masing negara yang ingin

diinformasikan yaitu menggunakan kekhasan dari

masing-masing negara misalnya penggunaan pakaian tradisional.

Dalam menentukan karakter yaitu mengambil beberapa

kesan berdasarkan jenis karakter pada yang disukai

anak-anak sekarang, yaitu dari film animasi Upin Ipin dan

Spongebob. Adapun kesan-kesan yang diambil misalnya mengambil dari bentuk telinga pada karakter upin dan ipin

yang lebar.

Gambar 3.18 Studi karakter

(29)

Mengambil kesan dari bentuk mata pada karakter

spongebob

Gambar 3.19 Studi karakter

Sumber: Dokumen Pribadi

Selain mengacu pada jenis karakter yang disukai anak-anak

saat ini, juga mengacu pada beberapa kesan berdasarkan

pada ciri-ciri fisik, misalnya pada warna kulit.

Bagja Waluya (2007), berpendapat bahwa:

- Warna kulit orang China cenderung putih pucat atau putih

lobak.

- Warna kulit orang India yaitu berwarna cokelat.

- Sedangkan kulit orang Indonesia yaitu berwarna kuning

(30)

Berikut ini adalah beberapa visualisasi karakter yang

ditampilkan dengan menggunakan pakaian tradisional dari

masing-masing negara:

Gambar 3.20 Karakter Orang India

Sumber: Dokumen Pribadi

(31)

Gambar 3.22 Karakter orang Betawi

Sumber: Dokumen Pribadi

3.4.5 Studi Ilustrasi

Ilustrasi disini melakukan proses penyederhanaan bentuk

dari objek atau kejadian yang ingin diinformasikan dan juga

didukung dengan menampilkan ornamen-ornamen yang

menggambarkan kekhasan masing-masing daerah dan

negara. Berikut ini adalah properti-properti yang digunakan

untuk mendukung informasi yang ingin disampaikan pada

buku cerita bergambar mengenal penggunaan petasan dari

(32)

3.4.6 Properti a. Petasan

Jenis petasan yang diinformasikan dalam buku cerita

bergambar disini lebih umum mengambil dari jenis petasan

cabai, karena petasan bersumbu yang satu ini lebih umum

dikenal, serta jenis petasan ini juga terdapat di

masing-masing negara dan biasa digunakan pada tradisi-tradisi

dalam memeriahkan suatu acara tertentu.

Berikut penyederhanaan bentuk dari jenis petasan yang

ingin diinformasikan:

Gambar 3.23 Petasan Cabai

(33)

a. Properti pada Ilustrasi China.

Pakaian Tradisional, Kipas, Lampion, Bangunan China

- Pakaian Tradisional

Properti yang digunakan antara lain. untuk pria menggunakan

Chi Pao Sedangkan wanita mengenakan Cheongsam. Bentuk pakaian Cheongsam yaitu bagian leher tinggi, lengkung leher baju tertutup, dan lengan baju bisa pendek, sedang atau

panjang, tergantung musim dan selera. bagian dada longgar,

selayak di pinggang, dan dibelah dari sisi.

Gambar 3.24 Pakaian Tradisional China

Sumber:

http://2.bp.blogspot.com/_sq86wyuFghs/TKnSWMxjizI/AAAAAAAAABQ/fXvZR

(34)

- Kipas

Gambar 3.25 Kipas China

Sumber:

http://2.bp.blogspot.com/_sq86wyuFghs/TKnSWMxjizI/AAAAAAAAABQ/fXvZRoj5k

Bc/s1600/CINA1.jpg

- Lampion

Gambar 3.26 Lampion

(35)

- Bangunan China

Gambar 3.27 China Building Sumber: http://finances-news.com/wp content/uploads/2010/07/china_building.jpg

C. Properti pada Ilustrasi India Pakaian Tradisional, Kado, Lilin

- Pakaian Tradisional

Gambar 3.28 Pakaian tradisional India

Sumber:

(36)

Properti yang digunakan antara lain yaitu pakaian tradisional khas

negara India. Dimana wanita menggunakan Sari yang merupakan pakaian yang terdiri dari helaian kain yang tidak dijahit, variasinya

beragam dengan panjang 4-9 meter yang dipakaikan di badan

dengan bermacam-macam gaya. Jenis yang paling umum adalah

Sari yang dililitkan di pinggang, dengan ujungnya yang

disangkutkan dari bahu ke punggung belakang. Sari biasanya dipakai menutupi petticoat atau baju bagian dalam.

Sedangkan laki-laki menggunakan kurta yang merupakan pakaian yang longgar yang bagian bawahnya bisa mencapai lutut. Juga

menggunakan piyama digabung dengan selendang dada atau

balutan yang dapat digunakan untuk menutup bahagian atas

badan atau kepala.

- Kado

Gambar 3.29 Kado

(37)

- Lilin

Gambar 3.30 Lilin

Sumber: http://img505.imageshack.us/img505/6154/dsc0501sizingframingks7.jpg

b. Properti pada ilustrasi Betawi

Pakaian tradisional, Ondel-ondel, kembang kelape, rabana, rumah tradisional.

- Pakaian tradisional

Gambar 3.31 Pakaian Tradisional Betawi

(38)

Orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam

pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat

berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup

leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang.

Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik

dilingkari pada bagian pinggang. Para wanita biasanya memakai

baju kebaya, selendang panjang yang menutup kepala serta

kain batik.

- Ondel-ondel

Gambar 3.32 ondel-ondel

(39)

- Kembang kelape

Gambar 3.33 Kembang Kelape

Sumber: http://sahabatwisata.blog.com/files/2011/03/sahabatwisata-direktori-

destinasi-endrocatur-setubabakan-02.jpg

- Rabana

Gambar 3.34 Rabana

(40)

- Rumah tradisional

Gambar 3.35 Rumah Tradisional Betawi

Sumber: http://noverina.files.wordpress.com/2011/03/rumah_betawi.jpg

c. Properti pada ilustrasi Sejarah Petasan

Untuk properti yang digunakan pada ilustrasi yang

menceritakan tentang sejarah petasan, properti yang

digunakan yaitu mengacu kepada bentuk dapur zaman dahulu

misalnya menggunakan tungku api, belanga, kuali, piring,

pisau dapur, dengan tujuan untuk memperkuat kesan cerita

(41)

- Dapur zaman dahulu

Gambar 3.36 Dapur zaman dahulu

Sumber:

http://multiply.com/mu/djawatempodoeloe/image/35/photos/716/500x500/1/512-

kecil.jpg?et=n3re8pDFVE%2CXmITR8QS1Aw&nmid=348893424

- Juru masak china

Gambar 3.37 ilustrasi juru masak China Sumber:

(42)

- Belanga

Gambar 3.38 Belanga

Sumber: http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1chef1.gif

- Pisau Dapur

Gambar 3.39 Pisau dapur

Sumber:

(43)

- Piring

Gambar 3.40 Piring

Sumber: http://wb4.itrademarket.com/pdimage/22/1183922_piring-chakra-sitegoogle.jpg

- Kuali

Gambar 3.41 Kuali Sumber:

http://3.bp.blogspot.com/_QzAR_qp8TgE/TQ1GESVyYzI/AAAAAAAAFuw/O9exab CPYD8/s1600/104_1685.jpg

- Tempat bumbu dapur

Gambar 3.42 Tempat bumbu dapur

Sumber:

http://1.bp.blogspot.com/_QzAR_qp8TgE/TTCOf3SjyQI/AAAAAAAAGUw/PesAwW

(44)

- Tekstur kayu

Gambar 3.43 Tekstur kayu

Sumber:

http://images.kaneva.com/filestore8/4838566/6021595/fakeUwoodUtexture.jpg

Gambar 3.44 Tekstur kayu

Sumber:

(45)

3.4.7 Studi layout

Selain menggunakan warna-warna yang cerah dengan

maksud mencitrakan kemeriahan dan petasan sebagai

objek utama, juga mengambil kesan dari bentuk gulungan

kertas hal ini mengesankan pesan yang ingin disampaikan

kepada target audiens dan juga ditampilkan

ornamen-ornamen yang mencerminkan kekhasan masing-masing

negara, misalnya dengan menggunakan ondel-ondel pada

penggunaan petasan di masyarakat Betawi. Hal ini

bertujuan agar target audiens juga dapat mengetahui apa

saja kekhasan yang terdapat dari suatu negara yang ingin

diinformasikan.

(46)

3.5.8Setting

Setting cerita pada buku cerita bergambar tentang mengenal penggunaan petasan diberbagai belahan dunia

lebih dominan ditampilkan di luar rumah atau halaman

rumah. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan target

audiens untuk dapat menyesuaikan penggunaan petasan

yaitu diluar rumah. Sedangkan untuk setting cerita yang menceritakan sejarah petasan yaitu ditampilkan di dalam

dapur, hal ini mengacu kepada asal mula petasan yang

dikisahkan oleh seorang juru masak yang secara tidak

sengaja mencampurkan tiga jenis bubuk yang ada di

(47)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Proses Perancangan Buku Bergambar

Proses pembuatan buku bergambar tentang mengenal penggunaan

petasan di berbagai belahan dunia ini dimulai dengan pembuatan

sketsa yang merupakan pengembangan dari sinopsis menjadi

storyline. Selanjutnya, dikembangkan kembali menjadi storyboard

yang terdiri dari dialog dan visualisasi, merupakan jalan cerita dari

masing-masing informasi yang ingin di sampaikan.

Setelah proses sketsa yang sebelumnya telah dilakukan studi

terlebih dahulu, selanjutnya adalah dilakukan proses scanning

dengan menggunakan media scanner. Seluruh sketsa kemudian

discandan diedit untuk membersihkan tekstur sketsa yang kotor dan

dilakukan proses pengkoreksian warna jika hasil scan gelap yaitu menggunakan software Adobe Photoshop CS3. Selanjutnya sketsa-sketsa tersebut mengalami proses tracing dan dilakukan pewarnaan

dengan proses digital juga dengan menggunakan software yang

sama. Didalam proses pewarnaan, mengunakan outline pada

gambar hal ini bertujuan untuk mempertegas garis yang juga

(48)

Selanjutnya file yang telah selesai di editing siap untuk dicetak dan

dibuat dummy. Dummy ini dicetak menggunakan printer yang

nantinya akan menjadi hasil akhir dari bentuk bukus.

4.2 Media Utama

Adapun spesifikasi media utama buku cerita bergambar yaitu:

Format / bentuk : Persegi panjang

masing-masing negara yang sedang menggunakan petasan di

sebuah taman yang menggunakan properti yaitu pakaian

tradisional yang mencerminkan kekhasan dari masing-masing

negara. Pada bagian cover depan juga terdapat judul buku

yaitu “Mengenal penggunaan petasan di berbagai dunia”.

Sedangkan pada bagian cover belakang, ditampilkan karakter

orang China yang sedang menggunakan petasan, hal ini

(49)

China serta mengesankan pola tingkah laku bermain anak

dalam menggunakan petasan, sehingga terkesan lebih lucu.

Selain itu juga di tampilkan sinopsis yaitu garis besar informasi yang ingin disampaikan di dalam buku.

Gambar 4.46 Cover Sumber: Dokumen Pribadi

4.2.2 Isi Buku

Pada halaman 1 berisikan tentang pesan kepada orang tua

dimana peran orang tua dimaksudkan sebagai mediator dalam

menyampaikan informasi yang terdapat di dalam buku. Pada

visualisasi ditampilkan karakter yang mengesankan tokoh

(50)

Gambar 4.47 Halaman 1

Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 2 dan 3, berisi tentang memperkenalkan petasan

kepada target audiens dengan menampilkan visualisasi petasan

secara utuh, dan dibuat flip up menjadi ledakan sebuah petasan. Pada visualisasi ditampilkan hanya bentuk dari petasan tanpa

banyak visualisasi yang lain. Hal ini bertujuan agar target audiens

dapat fokus dan memahami bentuk serta perubahan petasan jika

dibakar akan meledak.

Gambar 4.48 Halaman 2 dan 3

(51)

Pada halaman 4 dan 5, menceritakan tentang asal mula petasan

yang berasal dari China, dengan menampilkan karakter juru

masak yang dikisahkan secara tidak sengaja memasukan bubuk

kimia yang ada di dapurnya kedalam sepotong bambu. Lalu

sepotong bambu tersebut diberi sumbu dan ketika dibakar

mengeluarkan suara ledakan yang keras. Pada visualisasi juga

ditampilkan tahapan mulai dari memasukan bubuk ke dalam

sepotong bambu, membakarnya dan kemudian meledak.

Gambar 4.49 Halaman 4 dan 5

(52)

Halaman 6 dan 7 yaitu menginformasikan kepada target audiens

yaitu tentang komposisi yang ada di dalam petasan pada flip up

ditampilkan bagian-bagian yang terdapat di dalam petasan

Seperti Sumbu, Sekat, Mesiu, dan kertas.

Gambar 4.50 Halaman 6 dan 7

Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 8 dan 9, yaitu memperkenalkan jenis-jenis petasan

kepada target audiens, adapun jenis-jenis petasan yang

ditampilkan pada visualisasi antara lain petasan cabai, petasan

korek, dan petasan banting. Untuk jenis patasan mengacu

kepada referensi jenis-jenis petasan yang umum di masyarakat.

(53)

Gambar 4.51 Halaman 8 dan 9 Sumber: Dokumen Pribadi

Di halaman 10 dan 11, menginformasikan tentang penggunaan

petasan di China pada visualisasi di tampilkan kesan karakter

pengantin yang sedang berdiri di luar rumah, dan didampingi

orang tua. Serta dimeriahkan dengan petasan. Disini juga

menampilkan karakter yang sedang menggunakan petasan

dengan flip up yang memberi pesan agar tidak menggunakan

petasan untuk mengganggu orang lain.

(54)

Di halaman 12 dan 13 menginformasikan penggunaan petasan di

India, yaitu petasan digunakan pada saat perayaan Deepawali

atau perayaan lampu.

Pada visualisasi ditampilkan suasana malam hari di halaman

rumah yang dihiasi dengan lilin-lilin kecil, hal ini mengacu kepada

maksud dari perayaan Deepawali yang disebut juga dengan

perayaan lampu. Selain itu ditampilkan juga karakter yang sedang

menggunakan petasan dengan menggunakan kayu yang juga

diberi flip up yang berisi pesan untuk tidak memegang bagian petasan karena berbahaya.

Selain itu juga menampilkan karakter yang sedang membawa

kado dengan kesan yang lucu.

Gambar 4.53 Halaman 12 dan 13

(55)

Halaman 14 dan 15, menginformasikan penggunaan petasan dari

daerah Betawi, yaitu digunakan pada saat memeriahkan acara

khitanan, pada visualisasi di tampilkan karakter anak kecil dan

didampingi oleh orang tua dalam perayaan khitanan, di halaman

rumah, dengan dimeriahkan petasan dan juga musik rabana.

Gambar 4.54 Halaman 14 dan 15

Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 16 dan 17, yaitu berisi tentang mewarnai jenis-jenis

petasan. Tujuannya agar terdapat aktivitas lain setelah menikmati

(56)

Gambar 4.55 Halaman 16 dan 17

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3 Media Pendukung 4.3.1 Kemasan

Kemasan yang digunakan pada buku cerita bergambar, yaitu

mengambil dari bentuk visualisasi cover buku. Bagian depan kemasan ini dilapisi dengan menggunakan plastik mika

transparan yang terlihat tembus pandang sehinggga pada

bagian dalam cover buku terlihat.

Spesifikasi Media :

Format / bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 26 cm x 20,7 cm

(57)

Gambar 4.56 Kemasan

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.2 Rantai Bendera

Media rantai bendera akan digantungkan di depan pintu

masuk toko buku besar seperti Gramedia, bentuk dari rantai

bendera ini juga mengambil tampilan dari visualisasi pada

cover buku yaitu masing-masing karakter yang sedang

menggunakan petasan.

Spesifikasi Media :

Format / bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 24cm x 20,9 cm

(58)

Gambar 4.57 Rantai bendera

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.3 Rak Pajang

Penggunaan rak pajang berfungsi selain tempat menyimpan buku, juga digunakan sebagai pembeda dari jenis buku yang

lainnya yang akan ditempatkan pada bagian buku khusus

anak-anak.

Spesifikasi Media :

Format / bentuk: Persegi panjang

Ukuran : 100 cm x 30 cm

Material : Triplek 5 mm dan dilapisi dengan kertas Stiker mate

(59)

Gambar 4.58 Rak pajang

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.4 Poster

Poster disini berfungsi sebagai penanda bahwa buku telah terbit dan akan ditempatkan pada papan jenis-jenis buku yang baru

diterbitkan. Visualisasi yang ditampilkan juga mengambil dari

visualisasi pada bagian cover buku.

Spesifikasi Media :

Format / bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 42 cm x 59.4 cm

Material : kertas Luster gliter

(60)

Gambar 4.59 Poster

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.5 Stand Character

Penempatan Stand Caracter disini akan ditempatkan bersebelahan dengan rak pajangan, tujuannya agar menarik perhatian target audiens. Pada visualisasi ditampilkan semenarik

mungkin dan juga lucu yaitu dengan menampilkan tokoh-tokoh

dari masing-masing negara yang sedang menggunakan petasan.

Spesifikasi Media :

Format / bentuk : Persegi panjang

(61)

Material : Triplek 5 mm dan dilapisi dengan kertas

Stiker mate

Teknik produksi : Digital Printing

Gambar 4.60 Stand Character

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.6 Stiker

Pada media stiker diambil bentuk dari jenis-jenis petasan dan karakter-karakter yang sedang menggunakan petasan dengan

tujuan yaitu mengingatkan dan berisikan pesan tentang

kehati-hatian pada saat menggunakan petasan. Adapun visualisai yang

ditampilkan pada media stiker ini antara lain karakter dari negara

(62)

Spesifikasi Media :

Format / bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 7 cm x 7.5 cm

Material : Stiker chromo

Teknik produksi : Cetak offset

Gambar 4.61 Stiker

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.7 X Banner

Penerapan media x banner akan ditempatkan disamping pintu

masuk toko buku seperti Gramedia, penggunaan x banner juga

bertujuan untuk menandakan bahwa buku telah terbit. visualisasi

Yang ditampilkan pada media ini juga mengambil dari visualisasi

(63)

Spesifikasi Media :

Format / bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 60 cm x 160 cm

Material : PVC (super hires)

Teknik produksi : Digial printing

Gambar 4.62 X-baneer

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta (2010) Petasan, Tersedia

di:http://prov.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2335

Harian Kompas. (2010) Petasan Masih Bebas Beredar. Jumat, 13 Agustus 2010 14:38 WIB.

Lembaga Kebudayaa Betawi (2011) Tersedia di:

http://lembagakebudayaanbetawi.com/artikel/seni-budaya/senirupa

Lubis, Hary. (2008). Pedoman Penulisan dan Penyusunan (Edisi ke 4). Risalah Akademik. Universitas Komputer Indonesia. Bandung

Mutiah, Diana. (2010) PSIKOLOGI BERMAIN ANAK USIA DINI. Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Shahab, Alwi. Gendhotwukir (2008). Meramaikan Bulan Ramadhan dengan Petasan (Mercon), Apakah Ajaran Islam?. Tersedia di: http://tomygnt.wordpress.com/2010/08/12/meramaikan-bulan-ramadhan-dengan-petasan-mercon-apakah-ajaran-islam/ [05 Agustus 2010 jam 11:04.]

Supriyono, Rahmat. (2010). Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Andi.

(65)

Wasiadi, Idam. (2002). Mengenal Bahan Peledak Low Explosive.

Tersedia di :. http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/2002-November/000614.html [Wed Nov 13 12:36:01]

Yusuf, Syamsu. (2010) Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.

(66)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT maha segala yang telah

memberikan nikmat dan karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan

tugas akhir dengan waktu yang telah ditentukan.

Tugas akhir ini disusun dengan judul “PERANCANGAN BUKU CERITA

BERGAMBAR TENTANG MENGENAL PENGGUNAAN PETASAN DI

BERBAGAI BELAHAN DUNIA” yang ditujukan sebagai salah satu syarat

dalam menempuh ujian sidang Program Sarjana Strata I di Universitas

Komputer Indonesia.

Penulis menyadari dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, membimbing, dan

menyumbangkan pemikiran, doa, baik secara moral maupun materiil untuk

kesempurnaan laporan dan tugas akhir ini.

(67)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Pengantar

Tugas Akhir, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan

yang dikarenakan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,

namun segala kesulitan, hambatan dan rintangan yang penulis rasakan

semuanya dapat teratasi dengan bimbingan, dorongan dan bantuan semua

pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan

ketulusan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Yully Ambarsih Ekawardhani, M.Sn. selaku dosen pembimbing yang memberikan kepercayaaan tugas akhir kepada penulis, serta yang

selalu memberikan pengarahan dan masukan dalam menyelesaikan

Tugas Akhir.

2. Cherry Dharmawan, M.Sn. dan Ivan Kurniawan, S.Sn. selaku dosen

penguji atas saran dan kritikan yang membangun kepada penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

3. Pihak yang telah memberikan bantuan dan pengarahannya, yang

tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu, penulis ucapkan

(68)

Semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Alloh SWT. Terakhir

harapan penulis semoga tulisan laporan pengantar Tugas Akhir ini dapat

(69)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ………

1.2 Identifikasi Masalah………

1.3 Fokus Masalah ………

1.4 Tujuan Perancangan ………

BAB II PETASAN DI MASYARAKAT

2.1 Petasan ………

2.2 Asal Mula Petasan……….…

2.3 Penggunaan Petasan di Berbagai Belahan Dunia...

2.4 Bahan Dasar Pembuatan Petasan ………

2.5 Jenis-Jenis Petasan………

2.6 Persepsi Petasan di Kalangan Anak-Anak...……

(70)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan ..……….

3.1.1 Strategi Komunikasi ..………...

3.1.2 Tujuan Komunikasi..………...

3.1.3 Materi Pesan ..………...

3.2 Strategi Kreatif..………...

3.3 Strategi Distribusi .………...

3.4 Konsep Visual………..

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Proses Perancangan Buku Bergambar………

(71)
(72)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Petasan di China……….

Gambar 2.2 Perayaan Diwali………..

Gambar 2.3 Penggunaan Petasan di India………

Gambar 2.4 Khitanan di Betawi…………..………

Gambar 2.5 Penggunaan Petasan di Betawi………

Gambar 2.6 Bagian-Bagian Petasan ………

Gambar 2.7 Petasan Korek………

Gambar 2.8 Petasan Banting………

Gambar 2.9 Petasan Cabai………

Gambar 2.10 Bermain Petasan………

Gambar 2.11 Kartun Upin Dan Ipin………

Gambar 2.12 Kartun Spongebob……….

Gambar 3.13 Studi Warna………..

Gambar 3.14 Studi Tipografi……….

Gambar 3.15 Tipografi Untuk Bodyteks………

Gambar 3.16 Tipografi Untuk Judul………..

Gambar 3.17 Tipografi Untuk Bodyteks………

Gambar 3.18 Studi Karakter………..…

Gambar 3.19 Studi Karakter………..…

(73)

Gambar 3.22 Karakter Orang Betawi………..…

Gambar 3.23 Petasan Cabai………..………….

Gambar 3.24 Pakaian Tradisional China………..…

Gambar 3.25 Kipas China………..………

Gambar 3.26 Lampion………..………

Gambar 3.27 Bangunan China………..………

Gambar 3.28 Pakaian Tradisional India………..

Gambar 3.29 Kado………..………

Gambar 3.30 Lilin………..………

Gambar 3.31 Pakaian Tradisional Betawi………..……

Gambar 3.32 Ondel-Ondel………..………

Gambar 3.33 Kembang Kelape………..…

Gambar 3.34 Rabana………..……….

Gambar 3.35 Rumah Tradisional Betawi………..……

Gambar 3.36 Dapur Zaman Dahulu………..…

Gambar 3.37 Ilustrasi Juru Masak China………

Gambar 3.38 Belanga………..………..…

Gambar 3.49 Pisau Dapur………..…

Gambar 3.40 Piring………..…

Gambar 3.41 Kuali………..………

Gambar 3.42 Tempat Bumbu Dapur………..…

Gambar 3.43 Tekstur Kayu………..………

(74)

Gambar 3.45 Studi Layout………..………

Gambar 4.46 Cover………..………

Gambar 4.47 Halaman 1………..………..………

Gambar 4.48 Halaman 2 dan 3………

Gambar 4.49 Halaman 4 dan 5………

Gambar 4.50 Halaman 6 dan 7………

Gambar 4.51 Halaman 8 dan 9………

Gambar 4.52 Halaman 10 dan 11………

Gambar 4.53 Halaman 12 dan 13………

Gambar 4.54 Halaman 14 dan 15………

Gambar 4.55 Halaman 16 dan 17………..

Gambar 4.56 Kemasan………

Gambar 4.57 Rantai Bendera……….…………

Gambar 4.58 Rak Pajang………

Gambar 4.59 Poster……….………

Gambar 4.60 Stand Character……….………

Gambar 4.61 Stiker……….………

(75)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Storyline………

Tabel 3.2 Storyboard………

Tabel 3.3 Strategi Distribusi……… 20

21

(76)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Amir Faisal Rio Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tgl lahir : Bandung, 31 Juli 1988 Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Jln. Gegerkalong Tengah No. 28/174A Bandung 40153

Telepon : 081910123128 Email : ry0xs@yahoo.co.id

PENDIDIKAN FORMAL

1994 – 2000 SD N 434 Merangin Jambi 2000 – 2003 SLTP Negeri 3 Merangin Jambi 2003 – 2006 SMU Negeri 1 Merangin Jambi

2006 – 2010 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

PENDIDIKAN NON FORMAL

Kerja Praktek di PT. Angkasa Putra Bandung (2010)

Gambar

Gambar 2.1 Petasan di China
Gambar 2.2 Perayaan Diwali
Gambar 2.4 Khitanan di Betawi
Gambar 2.5 Penggunaan petasan di Betawi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Stage area detection this bleeding perform analysis spread of white intensity including indicated bleeding so that know increased the brightness or contrast stretching

4,22 Oleh karena itu, meskipun gigi dan tulang panjang berasal dari jaringan yang sama dan memiliki struktur penyusun yang sama, perbedaan dalam waktu akhir pertumbuhan

pengambilan cetakan jejak kaki lainnya dan perlu penelitian tersendiri terhadap masing-masing metode untuk kemudian dibandingkan apakah memiliki hasil pengukuran

Namun, pertanyaannya seperti sudah diangkat pada awal tulisan ini apa implikasi dan problema Indonesia setelah menggunakan pendekatan pembangunan ekonomi itu. Lalu sejauhmana

Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga juga mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja

Tersusunnya Rincian Kewenangan Klinis untuk tiap perawat sesuai jenjang kariernya oleh sub komite kredensial di tahun 2015 hc. Tersusunnya rekomendasi kewenangan

1' elakukan uji akti.itas antiksidan ekstrak etanl kasar daun sirsak (  Annona muricata ) #ang masih hijau dan telah gugur'. 2' elakukan identi%ikasi

Dalam penelitian ini bahan utama yang akan digunakan yaitu bahan pengikat (matrik) mengunakan Thermosetting yang jenisnya resin epoksi karena bahan tersebut mempunyai