BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Petasan merupakan salah satu benda yang sudah tidak asing lagi di
kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa. idealnya
petasan digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa dan
perayaan tertentu.
Di berbagai belahan dunia, seperti di negara China petasan
digunakan pada saat memeriahkan acara pernikahan, di India
petasan sendiri digunakan pada saat perayaan Diwali atau disebut juga Divapali, Divali dan juga Deepawali atau di sebut juga dengan perayaan lampu. Sementara itu, di Indonesia petasan digunakan pada
saat acara pernikahan dan khitanan.
Pada kondisi tertentu misalnya pada saat memasuki bulan puasa
hingga menjelang Idul Fitri, penggunaan petasan mulai marak. Baik
pagi, siang maupun malam suara ledakan petasan bersahut-sahutan
Pada saat memasuki bulan puasa, hingga menjelang Idul Fitri petasan
sudah menjadi tradisi yang digunakan sebagai permainan bagi
anak-anak, kehadiran riuh petasan memecahkan keheningan hari–hari
disekitar masyarakat. Terkadang dengan ceroboh melemparkan
petasan–petasan tersebut kepada teman–temannya atau kendaraan
yang sedang melintas.
1.2 Identifikasi Masalah
- Banyak anak-anak yang tidak mengetahui fungsi utama dari
penggunaan petasan yang semula digunakan pada saat
memeriahkan peristiwa dan perayaan tertentu.
- Petasan digunakan oleh anak-anak untuk bermain dengan alasan
seru dan ramai
- Penggunaan petasan yang berlebihan oleh anak-anak yang tidak
mengenal batas waktu, dan beberapa kasus penggunaan petasan
oleh anak-anak digunakan untuk mengganggu orang lain.
- Banyak efek negatif yang ditimbulkan oleh petasan, beberapa
kejadian dari yang paling kecil seperti terkena percikan api petasan,
cacat permanen, hingga kemungkinan terburuk sampai menelan
1.3 Fokus Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka fokus
permasalahannya adalah:
Membuat media informasi untuk mengenalkan penggunaan petasan
di berbagai belahan dunia khususnya kepada anak-anak yaitu
penggunaan petasan dari negara China, India, dan Indonesia.
1.4 Tujuan Perancangan
Memberikan informasi dan untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang penggunaan petasan dilihat dari berbagai sudut pandang,
BAB II
PETASAN DI MASYARAKAT
2.1 Petasan
Hasdianto (2011) menjelaskan “Petasan adalah bahan peledak berupa
bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu,
digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan
tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak
rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak
pada kondisi tertentu”.
2.2 Asal Mula Petasan
Ishak H Pardosi (2010) menjelaskan, bahwa petasan dahulunya
ditemukan di China. Pada abad ke-9. Seorang juru masak secara tidak
sengaja mencampur tiga bubuk hitam (black powder) yaitu garam peter
(kalium nitrat), belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang didapat dari dapurnya. Ternyata, ketiga campuran bahan itu mudah
Selanjutnya, ketiga bahan itu dimasukkan ke dalam sepotong bambu
dan diberi sumbu. Jika sumbunya dibakar maka akan meledak dan
mengeluarkan suara ledakan keras.
2.3 Penggunaan Petasan di Berbagai Belahan Dunia
a. Petasan di China
Secara garis besar petasan yang dimeriahkan hingga sekarang ini
tidak lepas dari tradisi yang berakar pada kebudayaan China. Pada
saat itu petasan digunakan untuk menyemarakan pesta tradisi China
yaitu pernikahan dengan tujuan mengusir roh-roh jahat yang bisa
saja mengganggu perayaan dan pesta.
Jadi penggunaan petasan di berbagai belahan dunia sendiri dibawa
oleh Orang Tiong Hoa yang datang dan menetap ke suatu dearah.
(Gendhotwukir,2008)
Gambar 2.1 Petasan di China
b. Petasan di India
Khussy Alfarisi (2010) menjelaskan, di India penggunaan petasan
juga dilakukan pada saat perayaan Diwali atau disebut juga
Divapali, Divali dan juga Deepawali yaitu perayaan yang dilaksanakan selama lima hari. Selama lima hari tersebut semua
perkantoran, bank, pabrik tutup atau libur.
Pada saat perayaan ini masyarakat memakai baju baru, menyajikan
manisan, bertukar kado dan menyalakan lampu-lampu untuk
menerangi rumah serta menghias dengan lampion-lampion. Lampu
yang digunakan biasanya lampu dari minyak kelapa yang ditaruh di
mangkuk kecil berbahan tanah liat ataupun terkadang lilin-lilin kecil
yang bisa terapung di kolam-kolam. Seluruh kota pun juga
dimeriahkan dengan petasan.
Deepavali yang disebut sebagai perayaan lampu. Deepavali ini jatuh pada bulan Oktober atau November atau sering disebut bulan
'Kartikai'. Suku India yang merayakan ini berkeyakinan sebagai simbol keterangan yang dapat menghalang kekuatan jahat
Gambar 2.2 Perayaan Diwali
Sumber: http://johnnyvagabond.com/wp-content/uploads/2010/11/diwali-pushkar.jpg
Gambar 2.3 Penggunaan petasan di India
c. Petasan di Indonesia
Tradisi penggunaan petasan pada masyarakat Betawi juga
digunakan pada saat menjelang pesta perkawinan atau khitanan.
Alwi Shahab (2008) menjelaskan “Pada zaman dahulu jarak rumah
penduduk berjauhan. Untuk memberitahukan dan menandakan
bahwa pesta segera dimulai yaitu dengan cara menyalakan
petasan. Dan juga sebagai sarana untuk memberitahukan para
undangan dan khalayak ramai bahwa pesta segera dimulai”.
Jadi selain berfungsi sebagai alat untuk memeriahkan suatu acara
tertentu, petasan dahulunya juga digunakan sebagai alat
komunikasi.
Gambar 2.4 Khitanan di Betawi
Sumber:
Gambar 2.5 Penggunaan petasan di Betawi
Sumber: http://farm4.static.flickr.com/3480/4031134159_3b15f6acce.jpg
2.4 Bahan Dasar Pembuatan Petasan
Hasdianto (2011), berpendapat bahwa:
Diantara bahan peledak low explosive yang dikenal adalah Mesiu (black powder atau gun powder) dan smokeless powder. Bagi
sebagian masyarakat Indonesia, Mesiu tersebut banyak digunakan
sebagai pembuat petasan. Adapun komposisi pembuatannya antara
a. Campuran antara potasium nitrat (KNO3), charcoal, dan belerang
b. Campuran antara sodium nitrat (NaNO3), charcoal, dan belerang
c. Campuran antara potasium nitrat dan charcoal (tanpa belerang) dan
d. Pyrodex, merupakan campuran antara potasium nitrat, potasium perklorat (KClO4), charcoal, belerang, cyanoguanidin, sodium benzoat, dan dekstrin.
Jadi bahan dasar utama dalam pembuatan petasan yaitu
menggunakan campuran bahan-bahan kimia.
Gambar 2.6 Bagian-bagian petasan
Sumber: http://wacanabocah.files.wordpress.com/2008/08/petasan-tabung.gif
2.5 Jenis-Jenis Petasan
Ridwan Fariz Ell Hermawan (2010) berpendapat bahwa:
Dari banyaknya jenis petasan, beberapa jenis-jenis petasan yang
umum yang biasa dikenal antara lain:
- Petasan Korek: Jenis petasan ini cara menyalakannya hampir sama dengan cara menyalakan korek api, yaitu menggesekkan
ujung petasan ke gesekan korek. Petasan tabung dibuat dengan
menggulung beberapa lapis kertas yang membentuk tabung. Di
dalamnya diisi bahan aktif, biasanya potasium nitrat. yang
merupakan zat kimia yang memproduksi gas ketika terbakar. Pada
saat api membakar potasium nitrat, tercipta gas yang
mengembang dengan cepat dalam waktu singkat. Namun, gas itu
terhalang oleh tabung kertas. Kekuatan gas mampu menjebol
tabung sehingga petasan meledak.
Gambar 2.7 Petasan korek
Sumber:
- Petasan Banting: Bentuknya berupa kantung kecil dari kertas yang diisi bahan aktif. Jika dibanting ke benda keras seperti batu
atau logam, petasan akan meledak. Bahan aktifnya adalah silver fulminate yang dicampur dengan butiran besi atau logam. Saat petasan dibanting, terjadi gesekan antara silver fulminate dengan pasir, menimbulkan percikan api, kemudian meledak.
Gambar 2.8 Petasan banting
Sumber: Dokumen pribadi
- Petasan Cabai: petasan bersumbu yang satu ini dinamakan petasan cabai karena warna dari petasan ini terkesan seperti
warna cabai yang berwarna merah. Petasan jenis ini biasanya
lebih sering digunakan pada saat memeriahkan suatu acara
Gambar 2.9 Petasan cabai
Sumber:
http://i639.photobucket.com/albums/uu119/chinese-class/fire%20works/chinese-new-year-firecrackers.jpg
2.6 Persepsi Petasan di Kalangan Anak-Anak
Adapun persepsi anak-anak terhadap petasan yang diperoleh dari hasil
survei penelitian yang telah dilakukan terhadap 90 sampel responden
anak-anak, diperoleh keterangan bahwa anak-anak mengetahui
petasan namun tidak mengetahui fungsi utama dari penggunaan
petasan. Menurut persepsi anak-anak, petasan digunakan untuk
bermain dengan alasan tertentu. Seperti ramai, seru dan mengganggu
orang lain.
Gambar 2.10 Bermain Petasan
Sumber: http://www.harianjogja.com/img/gallery/20100816113240_JEPRET_PETASAN.JPG
2.7 Studi Target Audiens a. Demografis
Dalam menyampaikan informasi, target audiens disini dibagi menjadi dua, yaitu target primer dan target sekunder. Untuk target primer (target utama) yaitu ditujukan kepada anak-anak.
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 5-12 tahun
Sedangkan target sekunder (target tidak langsung) yaitu ditujukan kepada orangtua. Peran orangtua disini berfungsi
sebagai mediator dalam menyampaikan informasi kepada
anak.
Menurut Zulaehah Hidayati (2010), orangtua adalah orang
pertama harus merangkulnya sehingga orangtua menjadi orang
terdekat dengan anak dan dipercaya oleh mereka. Selain itu,
Kedekatan juga akan membuat anak mau mendengar dan
pada akhirnya menuruti nasihat.
b. Psikografis
Kepribadian :
a. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang
tradisional
c. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya
biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.
Ketertarikan:
Adapun visualisasi yang disukai dari anak-anak mulai dari usia
5 tahun antara lain:
Gambar 2.11 Kartun Upin dan Ipin.
Gambar: 2.12 Kartun Spongebob
Sumber:
http://www.playerzblog.com/wp-content/uploads/2010/01/free-online-spongebob-squarepants-games-3.jpg
Gaya Bahasa:
Gaya bahasa anak-anak lebih meniru orang dewasa, dan
meniru percakapan yang ada di televisi seperti di sinetron dan
iklan. Atau film idola mereka, percakapan lebih seputar
permainan dan film kesukaan.
c. Geografis
Media informasi tentang pengetahuan dan pemahaman
terhadap fungsi utama dari penggunaan petasan ditujukan
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi
Untuk menginformasikan, dan memberikan pengetahuan
khususnya kepada anak-anak tentang mengenal penggunaan
petasan di berbagai belahan dunia, yaitu menggunakan bahasa
verbal (tulisan) yang disesuaikan dengan gaya bahasa target
audiens serta didukung dengan bahasa visual dengan tujuan agar pesan dapat dengan mudah dipahami oleh sasaran.
3.1.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dalam media informasi disini adalah selain
untuk menanamkan nilai positif kepada anak, juga menambah
ilmu pengetahuan seputar pemahaman tentang fungsi budaya
yang terdapat pada petasan.
3.1.3 Materi Pesan
Pesan yang ingin disampaikan dalam media informasi ini yaitu
petasan tidak hanya digunakan untuk bermain saja, namun ada
3.2 Strategi Kreatif
Kategori buku yang digunakan adalah Flip up. Bentuk buku ini
dilengkapi lipatan-lipatan kertas yang jika dibuka dan ditutup
memunculkan gambar dalam posisi berbeda serta terdapat pesan di
dalamnya.
Dari strategi kreatif ini kemudian dikembangkan cerita dari sebuah
sinopsis menjadi storyline dan storyboard.
a. Sinopsis
Duaaarrr….!!! begitulah suara ledakan petasan. Bermain petasan
itu memang mengasyikkan, Tahukah kamu apa itu petasan? dari
mana asal mula petasan? lalu bagaimana penggunaan petasan di
beberapa negara?
Nah..melalui buku ini, yuk kita cari tau lebih dalam tentang
petasan..
b. Storyline
c. Storyboard
Storyboard merupakan pengembangan dari storyline,
Tabel 3.2 Storyboard
3.3 Strategi Distribusi
Target utama dalam pendistribusian buku cerita bergambar ini
selain ditempatkan pada toko-toko buku besar seperti toko buku
Gramedia, penulis juga memilih penerbit Erlangga For Kids yang
Pemilihan Erlangga For Kids sebagai pendistribusian buku cerita
bergambar mempunyai dasar dalam menerbitkan buku-buku yang
berlatar belakang ilmu pengetahuan. Seperti banyaknya jenis buku
yang lainnya yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga for kids.
Tabel 3.3 Tabel strategi distribusi
3.4 Konsep Visual 3.4.1 Format Desain
Tema dari keseluruhan buku cerita yaitu meriah dan lucu. Format
desain buku yang dipakai yaitu berbentuk landscape dengan ukuran 26 cm x 20.5 cm. Pesan yang ingin disampaikan antara visualisasi dan teks akan dipisahkan dari kiri ke kanan atau
sebaliknya. Dengan tujuan agar target audiens terutama anak-anak mulai usia 5 tahun bisa menikmati setiap visualisasi yang ada
dan menceritakan informasi yang ada didalam buku cerita
bergambar tersebut.
3.4.2 Studi Warna
Warna yang digunakan lebih dominan menggunakan
warna-warna yang cerah yang memberikan kesan ramai dan
meriah. Yang mengacu pada fungsi petasan yang digunakan
untuk memeriahkan suatu peristiwa dan perayaan tertentu.
Serta mengambil kesan dari warna properti yang digunakan
pada masing-masing visualisasi.
Gambar 3.13 Studi Warna
3.4.3 Studi Tipografi
Font yang digunakan untuk judul pada cover yaitu
melakukan studi dengan mengambil kesan dari bentuk
petasan serta menggunakan warna merah dan outline warna
hitam dengan blok warna kuning, yang dikombinasikan
dengan jenis font vanilla yang juga digunakan untuk
bodytext.
Gambar 3.14 Studi Tipografi
Gambar 3.15 Tipografi untuk Bodyteks
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.16 Tipografi untuk Judul
Tipografi berikutnya mempunyai karakter tebal dan datar,
walaupun tampak tidak beraturan tetapi font ini masih dapat dibaca
dengan jelas.
Font ini digunakan untuk bodytext didalam halaman buku yang ukurannya disesuaikan dengan layout.
Gambar 3.17 Tipografi Untuk Bodyteks
3.4.4 Studi Karakter
Karakter yang digunakan adalah dengan memanfaatkan
tokoh yang sama, tetapi berbeda negara dan budaya. Untuk
membedakan masing-masing negara yang ingin
diinformasikan yaitu menggunakan kekhasan dari
masing-masing negara misalnya penggunaan pakaian tradisional.
Dalam menentukan karakter yaitu mengambil beberapa
kesan berdasarkan jenis karakter pada yang disukai
anak-anak sekarang, yaitu dari film animasi Upin Ipin dan
Spongebob. Adapun kesan-kesan yang diambil misalnya mengambil dari bentuk telinga pada karakter upin dan ipin
yang lebar.
Gambar 3.18 Studi karakter
Mengambil kesan dari bentuk mata pada karakter
spongebob
Gambar 3.19 Studi karakter
Sumber: Dokumen Pribadi
Selain mengacu pada jenis karakter yang disukai anak-anak
saat ini, juga mengacu pada beberapa kesan berdasarkan
pada ciri-ciri fisik, misalnya pada warna kulit.
Bagja Waluya (2007), berpendapat bahwa:
- Warna kulit orang China cenderung putih pucat atau putih
lobak.
- Warna kulit orang India yaitu berwarna cokelat.
- Sedangkan kulit orang Indonesia yaitu berwarna kuning
Berikut ini adalah beberapa visualisasi karakter yang
ditampilkan dengan menggunakan pakaian tradisional dari
masing-masing negara:
Gambar 3.20 Karakter Orang India
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.22 Karakter orang Betawi
Sumber: Dokumen Pribadi
3.4.5 Studi Ilustrasi
Ilustrasi disini melakukan proses penyederhanaan bentuk
dari objek atau kejadian yang ingin diinformasikan dan juga
didukung dengan menampilkan ornamen-ornamen yang
menggambarkan kekhasan masing-masing daerah dan
negara. Berikut ini adalah properti-properti yang digunakan
untuk mendukung informasi yang ingin disampaikan pada
buku cerita bergambar mengenal penggunaan petasan dari
3.4.6 Properti a. Petasan
Jenis petasan yang diinformasikan dalam buku cerita
bergambar disini lebih umum mengambil dari jenis petasan
cabai, karena petasan bersumbu yang satu ini lebih umum
dikenal, serta jenis petasan ini juga terdapat di
masing-masing negara dan biasa digunakan pada tradisi-tradisi
dalam memeriahkan suatu acara tertentu.
Berikut penyederhanaan bentuk dari jenis petasan yang
ingin diinformasikan:
Gambar 3.23 Petasan Cabai
a. Properti pada Ilustrasi China.
Pakaian Tradisional, Kipas, Lampion, Bangunan China
- Pakaian Tradisional
Properti yang digunakan antara lain. untuk pria menggunakan
Chi Pao Sedangkan wanita mengenakan Cheongsam. Bentuk pakaian Cheongsam yaitu bagian leher tinggi, lengkung leher baju tertutup, dan lengan baju bisa pendek, sedang atau
panjang, tergantung musim dan selera. bagian dada longgar,
selayak di pinggang, dan dibelah dari sisi.
Gambar 3.24 Pakaian Tradisional China
Sumber:
http://2.bp.blogspot.com/_sq86wyuFghs/TKnSWMxjizI/AAAAAAAAABQ/fXvZR
- Kipas
Gambar 3.25 Kipas China
Sumber:
http://2.bp.blogspot.com/_sq86wyuFghs/TKnSWMxjizI/AAAAAAAAABQ/fXvZRoj5k
Bc/s1600/CINA1.jpg
- Lampion
Gambar 3.26 Lampion
- Bangunan China
Gambar 3.27 China Building Sumber: http://finances-news.com/wp content/uploads/2010/07/china_building.jpg
C. Properti pada Ilustrasi India Pakaian Tradisional, Kado, Lilin
- Pakaian Tradisional
Gambar 3.28 Pakaian tradisional India
Sumber:
Properti yang digunakan antara lain yaitu pakaian tradisional khas
negara India. Dimana wanita menggunakan Sari yang merupakan pakaian yang terdiri dari helaian kain yang tidak dijahit, variasinya
beragam dengan panjang 4-9 meter yang dipakaikan di badan
dengan bermacam-macam gaya. Jenis yang paling umum adalah
Sari yang dililitkan di pinggang, dengan ujungnya yang
disangkutkan dari bahu ke punggung belakang. Sari biasanya dipakai menutupi petticoat atau baju bagian dalam.
Sedangkan laki-laki menggunakan kurta yang merupakan pakaian yang longgar yang bagian bawahnya bisa mencapai lutut. Juga
menggunakan piyama digabung dengan selendang dada atau
balutan yang dapat digunakan untuk menutup bahagian atas
badan atau kepala.
- Kado
Gambar 3.29 Kado
- Lilin
Gambar 3.30 Lilin
Sumber: http://img505.imageshack.us/img505/6154/dsc0501sizingframingks7.jpg
b. Properti pada ilustrasi Betawi
Pakaian tradisional, Ondel-ondel, kembang kelape, rabana, rumah tradisional.
- Pakaian tradisional
Gambar 3.31 Pakaian Tradisional Betawi
Orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam
pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat
berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup
leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang.
Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik
dilingkari pada bagian pinggang. Para wanita biasanya memakai
baju kebaya, selendang panjang yang menutup kepala serta
kain batik.
- Ondel-ondel
Gambar 3.32 ondel-ondel
- Kembang kelape
Gambar 3.33 Kembang Kelape
Sumber: http://sahabatwisata.blog.com/files/2011/03/sahabatwisata-direktori-
destinasi-endrocatur-setubabakan-02.jpg
- Rabana
Gambar 3.34 Rabana
- Rumah tradisional
Gambar 3.35 Rumah Tradisional Betawi
Sumber: http://noverina.files.wordpress.com/2011/03/rumah_betawi.jpg
c. Properti pada ilustrasi Sejarah Petasan
Untuk properti yang digunakan pada ilustrasi yang
menceritakan tentang sejarah petasan, properti yang
digunakan yaitu mengacu kepada bentuk dapur zaman dahulu
misalnya menggunakan tungku api, belanga, kuali, piring,
pisau dapur, dengan tujuan untuk memperkuat kesan cerita
- Dapur zaman dahulu
Gambar 3.36 Dapur zaman dahulu
Sumber:
http://multiply.com/mu/djawatempodoeloe/image/35/photos/716/500x500/1/512-
kecil.jpg?et=n3re8pDFVE%2CXmITR8QS1Aw&nmid=348893424
- Juru masak china
Gambar 3.37 ilustrasi juru masak China Sumber:
- Belanga
Gambar 3.38 Belanga
Sumber: http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1chef1.gif
- Pisau Dapur
Gambar 3.39 Pisau dapur
Sumber:
- Piring
Gambar 3.40 Piring
Sumber: http://wb4.itrademarket.com/pdimage/22/1183922_piring-chakra-sitegoogle.jpg
- Kuali
Gambar 3.41 Kuali Sumber:
http://3.bp.blogspot.com/_QzAR_qp8TgE/TQ1GESVyYzI/AAAAAAAAFuw/O9exab CPYD8/s1600/104_1685.jpg
- Tempat bumbu dapur
Gambar 3.42 Tempat bumbu dapur
Sumber:
http://1.bp.blogspot.com/_QzAR_qp8TgE/TTCOf3SjyQI/AAAAAAAAGUw/PesAwW
- Tekstur kayu
Gambar 3.43 Tekstur kayu
Sumber:
http://images.kaneva.com/filestore8/4838566/6021595/fakeUwoodUtexture.jpg
Gambar 3.44 Tekstur kayu
Sumber:
3.4.7 Studi layout
Selain menggunakan warna-warna yang cerah dengan
maksud mencitrakan kemeriahan dan petasan sebagai
objek utama, juga mengambil kesan dari bentuk gulungan
kertas hal ini mengesankan pesan yang ingin disampaikan
kepada target audiens dan juga ditampilkan
ornamen-ornamen yang mencerminkan kekhasan masing-masing
negara, misalnya dengan menggunakan ondel-ondel pada
penggunaan petasan di masyarakat Betawi. Hal ini
bertujuan agar target audiens juga dapat mengetahui apa
saja kekhasan yang terdapat dari suatu negara yang ingin
diinformasikan.
3.5.8Setting
Setting cerita pada buku cerita bergambar tentang mengenal penggunaan petasan diberbagai belahan dunia
lebih dominan ditampilkan di luar rumah atau halaman
rumah. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan target
audiens untuk dapat menyesuaikan penggunaan petasan
yaitu diluar rumah. Sedangkan untuk setting cerita yang menceritakan sejarah petasan yaitu ditampilkan di dalam
dapur, hal ini mengacu kepada asal mula petasan yang
dikisahkan oleh seorang juru masak yang secara tidak
sengaja mencampurkan tiga jenis bubuk yang ada di
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Proses Perancangan Buku Bergambar
Proses pembuatan buku bergambar tentang mengenal penggunaan
petasan di berbagai belahan dunia ini dimulai dengan pembuatan
sketsa yang merupakan pengembangan dari sinopsis menjadi
storyline. Selanjutnya, dikembangkan kembali menjadi storyboard
yang terdiri dari dialog dan visualisasi, merupakan jalan cerita dari
masing-masing informasi yang ingin di sampaikan.
Setelah proses sketsa yang sebelumnya telah dilakukan studi
terlebih dahulu, selanjutnya adalah dilakukan proses scanning
dengan menggunakan media scanner. Seluruh sketsa kemudian
discandan diedit untuk membersihkan tekstur sketsa yang kotor dan
dilakukan proses pengkoreksian warna jika hasil scan gelap yaitu menggunakan software Adobe Photoshop CS3. Selanjutnya sketsa-sketsa tersebut mengalami proses tracing dan dilakukan pewarnaan
dengan proses digital juga dengan menggunakan software yang
sama. Didalam proses pewarnaan, mengunakan outline pada
gambar hal ini bertujuan untuk mempertegas garis yang juga
Selanjutnya file yang telah selesai di editing siap untuk dicetak dan
dibuat dummy. Dummy ini dicetak menggunakan printer yang
nantinya akan menjadi hasil akhir dari bentuk bukus.
4.2 Media Utama
Adapun spesifikasi media utama buku cerita bergambar yaitu:
Format / bentuk : Persegi panjang
masing-masing negara yang sedang menggunakan petasan di
sebuah taman yang menggunakan properti yaitu pakaian
tradisional yang mencerminkan kekhasan dari masing-masing
negara. Pada bagian cover depan juga terdapat judul buku
yaitu “Mengenal penggunaan petasan di berbagai dunia”.
Sedangkan pada bagian cover belakang, ditampilkan karakter
orang China yang sedang menggunakan petasan, hal ini
China serta mengesankan pola tingkah laku bermain anak
dalam menggunakan petasan, sehingga terkesan lebih lucu.
Selain itu juga di tampilkan sinopsis yaitu garis besar informasi yang ingin disampaikan di dalam buku.
Gambar 4.46 Cover Sumber: Dokumen Pribadi
4.2.2 Isi Buku
Pada halaman 1 berisikan tentang pesan kepada orang tua
dimana peran orang tua dimaksudkan sebagai mediator dalam
menyampaikan informasi yang terdapat di dalam buku. Pada
visualisasi ditampilkan karakter yang mengesankan tokoh
Gambar 4.47 Halaman 1
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 2 dan 3, berisi tentang memperkenalkan petasan
kepada target audiens dengan menampilkan visualisasi petasan
secara utuh, dan dibuat flip up menjadi ledakan sebuah petasan. Pada visualisasi ditampilkan hanya bentuk dari petasan tanpa
banyak visualisasi yang lain. Hal ini bertujuan agar target audiens
dapat fokus dan memahami bentuk serta perubahan petasan jika
dibakar akan meledak.
Gambar 4.48 Halaman 2 dan 3
Pada halaman 4 dan 5, menceritakan tentang asal mula petasan
yang berasal dari China, dengan menampilkan karakter juru
masak yang dikisahkan secara tidak sengaja memasukan bubuk
kimia yang ada di dapurnya kedalam sepotong bambu. Lalu
sepotong bambu tersebut diberi sumbu dan ketika dibakar
mengeluarkan suara ledakan yang keras. Pada visualisasi juga
ditampilkan tahapan mulai dari memasukan bubuk ke dalam
sepotong bambu, membakarnya dan kemudian meledak.
Gambar 4.49 Halaman 4 dan 5
Halaman 6 dan 7 yaitu menginformasikan kepada target audiens
yaitu tentang komposisi yang ada di dalam petasan pada flip up
ditampilkan bagian-bagian yang terdapat di dalam petasan
Seperti Sumbu, Sekat, Mesiu, dan kertas.
Gambar 4.50 Halaman 6 dan 7
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 8 dan 9, yaitu memperkenalkan jenis-jenis petasan
kepada target audiens, adapun jenis-jenis petasan yang
ditampilkan pada visualisasi antara lain petasan cabai, petasan
korek, dan petasan banting. Untuk jenis patasan mengacu
kepada referensi jenis-jenis petasan yang umum di masyarakat.
Gambar 4.51 Halaman 8 dan 9 Sumber: Dokumen Pribadi
Di halaman 10 dan 11, menginformasikan tentang penggunaan
petasan di China pada visualisasi di tampilkan kesan karakter
pengantin yang sedang berdiri di luar rumah, dan didampingi
orang tua. Serta dimeriahkan dengan petasan. Disini juga
menampilkan karakter yang sedang menggunakan petasan
dengan flip up yang memberi pesan agar tidak menggunakan
petasan untuk mengganggu orang lain.
Di halaman 12 dan 13 menginformasikan penggunaan petasan di
India, yaitu petasan digunakan pada saat perayaan Deepawali
atau perayaan lampu.
Pada visualisasi ditampilkan suasana malam hari di halaman
rumah yang dihiasi dengan lilin-lilin kecil, hal ini mengacu kepada
maksud dari perayaan Deepawali yang disebut juga dengan
perayaan lampu. Selain itu ditampilkan juga karakter yang sedang
menggunakan petasan dengan menggunakan kayu yang juga
diberi flip up yang berisi pesan untuk tidak memegang bagian petasan karena berbahaya.
Selain itu juga menampilkan karakter yang sedang membawa
kado dengan kesan yang lucu.
Gambar 4.53 Halaman 12 dan 13
Halaman 14 dan 15, menginformasikan penggunaan petasan dari
daerah Betawi, yaitu digunakan pada saat memeriahkan acara
khitanan, pada visualisasi di tampilkan karakter anak kecil dan
didampingi oleh orang tua dalam perayaan khitanan, di halaman
rumah, dengan dimeriahkan petasan dan juga musik rabana.
Gambar 4.54 Halaman 14 dan 15
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 16 dan 17, yaitu berisi tentang mewarnai jenis-jenis
petasan. Tujuannya agar terdapat aktivitas lain setelah menikmati
Gambar 4.55 Halaman 16 dan 17
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3 Media Pendukung 4.3.1 Kemasan
Kemasan yang digunakan pada buku cerita bergambar, yaitu
mengambil dari bentuk visualisasi cover buku. Bagian depan kemasan ini dilapisi dengan menggunakan plastik mika
transparan yang terlihat tembus pandang sehinggga pada
bagian dalam cover buku terlihat.
Spesifikasi Media :
Format / bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 26 cm x 20,7 cm
Gambar 4.56 Kemasan
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.2 Rantai Bendera
Media rantai bendera akan digantungkan di depan pintu
masuk toko buku besar seperti Gramedia, bentuk dari rantai
bendera ini juga mengambil tampilan dari visualisasi pada
cover buku yaitu masing-masing karakter yang sedang
menggunakan petasan.
Spesifikasi Media :
Format / bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 24cm x 20,9 cm
Gambar 4.57 Rantai bendera
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.3 Rak Pajang
Penggunaan rak pajang berfungsi selain tempat menyimpan buku, juga digunakan sebagai pembeda dari jenis buku yang
lainnya yang akan ditempatkan pada bagian buku khusus
anak-anak.
Spesifikasi Media :
Format / bentuk: Persegi panjang
Ukuran : 100 cm x 30 cm
Material : Triplek 5 mm dan dilapisi dengan kertas Stiker mate
Gambar 4.58 Rak pajang
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.4 Poster
Poster disini berfungsi sebagai penanda bahwa buku telah terbit dan akan ditempatkan pada papan jenis-jenis buku yang baru
diterbitkan. Visualisasi yang ditampilkan juga mengambil dari
visualisasi pada bagian cover buku.
Spesifikasi Media :
Format / bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 42 cm x 59.4 cm
Material : kertas Luster gliter
Gambar 4.59 Poster
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.5 Stand Character
Penempatan Stand Caracter disini akan ditempatkan bersebelahan dengan rak pajangan, tujuannya agar menarik perhatian target audiens. Pada visualisasi ditampilkan semenarik
mungkin dan juga lucu yaitu dengan menampilkan tokoh-tokoh
dari masing-masing negara yang sedang menggunakan petasan.
Spesifikasi Media :
Format / bentuk : Persegi panjang
Material : Triplek 5 mm dan dilapisi dengan kertas
Stiker mate
Teknik produksi : Digital Printing
Gambar 4.60 Stand Character
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.6 Stiker
Pada media stiker diambil bentuk dari jenis-jenis petasan dan karakter-karakter yang sedang menggunakan petasan dengan
tujuan yaitu mengingatkan dan berisikan pesan tentang
kehati-hatian pada saat menggunakan petasan. Adapun visualisai yang
ditampilkan pada media stiker ini antara lain karakter dari negara
Spesifikasi Media :
Format / bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 7 cm x 7.5 cm
Material : Stiker chromo
Teknik produksi : Cetak offset
Gambar 4.61 Stiker
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.7 X Banner
Penerapan media x banner akan ditempatkan disamping pintu
masuk toko buku seperti Gramedia, penggunaan x banner juga
bertujuan untuk menandakan bahwa buku telah terbit. visualisasi
Yang ditampilkan pada media ini juga mengambil dari visualisasi
Spesifikasi Media :
Format / bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 60 cm x 160 cm
Material : PVC (super hires)
Teknik produksi : Digial printing
Gambar 4.62 X-baneer
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta (2010) Petasan, Tersedia
di:http://prov.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2335
Harian Kompas. (2010) Petasan Masih Bebas Beredar. Jumat, 13 Agustus 2010 14:38 WIB.
Lembaga Kebudayaa Betawi (2011) Tersedia di:
http://lembagakebudayaanbetawi.com/artikel/seni-budaya/senirupa
Lubis, Hary. (2008). Pedoman Penulisan dan Penyusunan (Edisi ke 4). Risalah Akademik. Universitas Komputer Indonesia. Bandung
Mutiah, Diana. (2010) PSIKOLOGI BERMAIN ANAK USIA DINI. Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.
Shahab, Alwi. Gendhotwukir (2008). Meramaikan Bulan Ramadhan dengan Petasan (Mercon), Apakah Ajaran Islam?. Tersedia di: http://tomygnt.wordpress.com/2010/08/12/meramaikan-bulan-ramadhan-dengan-petasan-mercon-apakah-ajaran-islam/ [05 Agustus 2010 jam 11:04.]
Supriyono, Rahmat. (2010). Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi.
Wasiadi, Idam. (2002). Mengenal Bahan Peledak Low Explosive.
Tersedia di :. http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/2002-November/000614.html [Wed Nov 13 12:36:01]
Yusuf, Syamsu. (2010) Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT maha segala yang telah
memberikan nikmat dan karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas akhir dengan waktu yang telah ditentukan.
Tugas akhir ini disusun dengan judul “PERANCANGAN BUKU CERITA
BERGAMBAR TENTANG MENGENAL PENGGUNAAN PETASAN DI
BERBAGAI BELAHAN DUNIA” yang ditujukan sebagai salah satu syarat
dalam menempuh ujian sidang Program Sarjana Strata I di Universitas
Komputer Indonesia.
Penulis menyadari dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, membimbing, dan
menyumbangkan pemikiran, doa, baik secara moral maupun materiil untuk
kesempurnaan laporan dan tugas akhir ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Pengantar
Tugas Akhir, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
yang dikarenakan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,
namun segala kesulitan, hambatan dan rintangan yang penulis rasakan
semuanya dapat teratasi dengan bimbingan, dorongan dan bantuan semua
pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Yully Ambarsih Ekawardhani, M.Sn. selaku dosen pembimbing yang memberikan kepercayaaan tugas akhir kepada penulis, serta yang
selalu memberikan pengarahan dan masukan dalam menyelesaikan
Tugas Akhir.
2. Cherry Dharmawan, M.Sn. dan Ivan Kurniawan, S.Sn. selaku dosen
penguji atas saran dan kritikan yang membangun kepada penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
3. Pihak yang telah memberikan bantuan dan pengarahannya, yang
tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu, penulis ucapkan
Semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Alloh SWT. Terakhir
harapan penulis semoga tulisan laporan pengantar Tugas Akhir ini dapat
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah ………
1.2 Identifikasi Masalah………
1.3 Fokus Masalah ………
1.4 Tujuan Perancangan ………
BAB II PETASAN DI MASYARAKAT
2.1 Petasan ………
2.2 Asal Mula Petasan……….…
2.3 Penggunaan Petasan di Berbagai Belahan Dunia...
2.4 Bahan Dasar Pembuatan Petasan ………
2.5 Jenis-Jenis Petasan………
2.6 Persepsi Petasan di Kalangan Anak-Anak...……
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan ..……….
3.1.1 Strategi Komunikasi ..………...
3.1.2 Tujuan Komunikasi..………...
3.1.3 Materi Pesan ..………...
3.2 Strategi Kreatif..………...
3.3 Strategi Distribusi .………...
3.4 Konsep Visual………..
BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Proses Perancangan Buku Bergambar………
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Petasan di China……….
Gambar 2.2 Perayaan Diwali………..
Gambar 2.3 Penggunaan Petasan di India………
Gambar 2.4 Khitanan di Betawi…………..………
Gambar 2.5 Penggunaan Petasan di Betawi………
Gambar 2.6 Bagian-Bagian Petasan ………
Gambar 2.7 Petasan Korek………
Gambar 2.8 Petasan Banting………
Gambar 2.9 Petasan Cabai………
Gambar 2.10 Bermain Petasan………
Gambar 2.11 Kartun Upin Dan Ipin………
Gambar 2.12 Kartun Spongebob……….
Gambar 3.13 Studi Warna………..
Gambar 3.14 Studi Tipografi……….
Gambar 3.15 Tipografi Untuk Bodyteks………
Gambar 3.16 Tipografi Untuk Judul………..
Gambar 3.17 Tipografi Untuk Bodyteks………
Gambar 3.18 Studi Karakter………..…
Gambar 3.19 Studi Karakter………..…
Gambar 3.22 Karakter Orang Betawi………..…
Gambar 3.23 Petasan Cabai………..………….
Gambar 3.24 Pakaian Tradisional China………..…
Gambar 3.25 Kipas China………..………
Gambar 3.26 Lampion………..………
Gambar 3.27 Bangunan China………..………
Gambar 3.28 Pakaian Tradisional India………..
Gambar 3.29 Kado………..………
Gambar 3.30 Lilin………..………
Gambar 3.31 Pakaian Tradisional Betawi………..……
Gambar 3.32 Ondel-Ondel………..………
Gambar 3.33 Kembang Kelape………..…
Gambar 3.34 Rabana………..……….
Gambar 3.35 Rumah Tradisional Betawi………..……
Gambar 3.36 Dapur Zaman Dahulu………..…
Gambar 3.37 Ilustrasi Juru Masak China………
Gambar 3.38 Belanga………..………..…
Gambar 3.49 Pisau Dapur………..…
Gambar 3.40 Piring………..…
Gambar 3.41 Kuali………..………
Gambar 3.42 Tempat Bumbu Dapur………..…
Gambar 3.43 Tekstur Kayu………..………
Gambar 3.45 Studi Layout………..………
Gambar 4.46 Cover………..………
Gambar 4.47 Halaman 1………..………..………
Gambar 4.48 Halaman 2 dan 3………
Gambar 4.49 Halaman 4 dan 5………
Gambar 4.50 Halaman 6 dan 7………
Gambar 4.51 Halaman 8 dan 9………
Gambar 4.52 Halaman 10 dan 11………
Gambar 4.53 Halaman 12 dan 13………
Gambar 4.54 Halaman 14 dan 15………
Gambar 4.55 Halaman 16 dan 17………..
Gambar 4.56 Kemasan………
Gambar 4.57 Rantai Bendera……….…………
Gambar 4.58 Rak Pajang………
Gambar 4.59 Poster……….………
Gambar 4.60 Stand Character……….………
Gambar 4.61 Stiker……….………
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Storyline………
Tabel 3.2 Storyboard………
Tabel 3.3 Strategi Distribusi……… 20
21
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Amir Faisal Rio Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tgl lahir : Bandung, 31 Juli 1988 Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jln. Gegerkalong Tengah No. 28/174A Bandung 40153
Telepon : 081910123128 Email : ry0xs@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
1994 – 2000 SD N 434 Merangin Jambi 2000 – 2003 SLTP Negeri 3 Merangin Jambi 2003 – 2006 SMU Negeri 1 Merangin Jambi
2006 – 2010 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
PENDIDIKAN NON FORMAL
Kerja Praktek di PT. Angkasa Putra Bandung (2010)