Pengaruh Metode Inkuiri dalam Pembelajar:an Matematika
Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematilk Siswa
...
....
UIII
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAOleh:
DHINI KUSUMAWATI
1PUPセZWLAIqッTQUセN[HIゥAェゥゥIIHェZZZZZZZZ
;",,1,,:;
,(}I!()<og,FtJ.F(JJ··'''''.,
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HInAYATUlL.LAH
yang disusun oleh Dhini Kusumawati, Nomor Induk Mahasiswa: 105017000415,
Jurusan Pendidikan Matematika, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah.
Jakarta, Januari20 I 0
Dosen Pembimbing I
aifalinda
NIP: 197005281996032002
Dosen PembimbingII
Abdul Muin,S.Si,M.Pd
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawab ini:
Nama : Dhini Kusumawati
NIM : 105017000415
Jurusan1Semester : Pendidikan Matematika1X Angkatan Taboo : 2005
Alamat : Jalan Kenanga Rt09/02 no 70 Kalisari Pasar Rebo 13790
Menyatakan Dengan Sesoogguhnya
Babwa skripsi beIjudul "Pengaruh Metode Inkuiri dalam Pembelajaran
Matematika Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa" adalab
benar hasil karya sendiri di bawab bimbingan:
Dosen Pembimbing I
Nama : Maifalinda Fatra,M.Pd
NIP : 19700528 199603 2 002
Dosen Pembimbing II
Nama : Abdul Muin,S.Si, M.Pd
NIP : 19751201 200604 1 003
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menenma segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Januari 2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas yang diajarkan dengan metode konvensional dan metode inkuiri serta mengetahui perbedaan kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas yang di'liarkan menggunakan metode inkuiri lebm baik dati kelas yang diajarkan dengan metode konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Gandhi Ancol, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Gandhi Ancol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, dipilih dua kelas secara acak untnk menentnkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan metode inlc'Uri, sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran secara konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian The
Post-test Only Control Group Design. Instrumen penelitian y:mg diberikan bempa tes hasil belajar yang terdiri dari 10 soal bentuk uraian. Dari hasil tes kemampuan koneksi diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 67,5 dan rata-rata kelas ekspetimen 77,83. Teknik analisis data menggunakan uji kai kuadrat(chi square) untuk menguji normalitas data, uji Fisher untuk menguji homogenitas data, dan uji t untuk menguji hipotesis statistik. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai thitung 2,915, kemudian dikonsultasikan pada ttabcl pada taraf signifIkansi 5% dan derajat kebebasan 58, diperoleh nilai ttabcl 2,002. Karena thitung 2:: ttabcl (2,915 2:: 2,002), maka HI diterima, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri dengan rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
Dengan kata lain, rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa pada siswa yang diajarkan dengan metode inkuuiri lebm tinggi dari rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang di'liarkan dengan metode konvensional.
ABSTRACT
DHINI KUSUMAWATI (l05017000415)," The Effect ofInquiry method in Mathematics Learning to wards the Students Progress ofMathematical Connection Ability." Thesis for Math Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta, JanualJ! 2010.
The purpose of this research is to discover the ability of mathematical connection ofthe students in class thatistaught in convensional and inquiry method, and also to know which isbetter between both methods which isused by the students using inquiry method or conventional method. The population of this research is the SMP Gandhi National School students grade V11I We use "Cluster Random Sampling Technique" to do this research. We chose two classes randomly to decide where the experiment and the control class can be done. In the experiment class, we use Inquiry Method for the studies, while in the control class, we use conventional method for the learning experiment. The design of the research we use is The Post-test Only Control Group Design. The research instrument thatisgiven isthe result of studies which is made up of1
°
essay questions The analysis technique data uses chi square to test the data's normality, Fisher testis to measure the homoginity ofdata, and "t" test is to measure the statistic's hypothesis. From the measurement, we conclude that t"itung2,915, then itis propered to ttabel at the significant limit5%and the freedom degree 58, to get the result of ttabel2, 002. Because thi/Wlg isgreater than equal to ttabel(2,915 isgreater than equal to 2,002), so H1 isaccepted, it means there are differences between the students' average result of the mathematical connection ability that is taught with the inquiry method and also with ·the students' average result ofthe mathematical connection ability thatistaught with conventional method1n other words, the students' average result of mathematical connection ability ofthe students' whoistaught with the inquiry method is higher than them who
istaught with conventional method.
Alhamdullilah, segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan kepada kehadirat
Allah SWT telah memberikan taufik, hidayah dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhannnad SAW, keluarga, para sahabatnya serta umat islam yang mengikuti sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak rintangan dan hambatan yang dihadapi. Namun berkat curahan karunia Allah SWT dan siraman doa restu dari berbagai pihak yang telah ikhlas memberikan dukungan dan bimbingan secara moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skri.psi ini. Oleh karena itu dengan segala ketulusan hati, sebagai penghargaan penulis mempersembahkan rasa terimakasih yang mendalam kepada:
I. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta..
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus PembimbLtlg Skripsi I Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd dan Sekretaris Jurusan Matematika Bapak Otong Suhyanto, M.Si.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. 4. Dosen Pembirnbing Skripsi II Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd terimakasih telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan nasehat serta menyumbangkan ilmunya kepada penulis.
5. Dosen Pembirnbing akademik Ibu Muhlisrarini, M.Pd terimakasill telah memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis.
6. Para Dosen Pendidikan Matematika yang telah memberiklm ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Ibu Prima selaku Kepala SMP Gandhi yang te1ah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsmlg.
9. Suamiku Thnu Mulyana, Mama dan Bapak yang senantiasa memberikan motivasi,
doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsiini
10. Sahabat-sahabatku Yani, Jndah dan Eli yang mewamai hari-hariku selama
menj alani kuIiah hingga hari ini.
11. Teman-teman sepeIjuanganku, Yeti Nurhayati, Roslani Supinah, Siti Latifah, yang
selalu memberikan motivasi dan saling bertukar infonnasi selama penulisan
skripsi ini. Sernoga kita bisa wisuda bersama-sama.
12. Ternan-ternan seperjuangan jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2005
khususnya kelas A atas kekornpakan serta keceriaan selanla perkuliahan. Sernoga
kita sernua sukses dan rnenciptakan inovasi-inovasi baru dalam dunia pendidikan.
Amin.
Serta sernua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
rnudah-rnudahan segala bentuk bantuan, dorongan, sernangat, dan doa yang telah diberikan
balasan yang setimpal oleh Allah SWT di dunia dan akhirat. Akhir kata, sernoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pernbaca pada khususnya dan dunia pendidikan pada
umumnya. Amin YaRabbal'Alamiu.
Jakarta, Januari 2010
DAFTAR lSI v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah 1
B.. Identifikasi Masalah 6
C.. Pembatasan Masalah 7
D. Perumusan Masalah... 7
E.. Tujuan Penelitian... 8
F.. Manfaat Penelitian... 8
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN IIIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik. 9
I. Belajar dan Pembelajaran... 9
a Pengertian Belajar 9
b. Pengertian Matematika... 10
c. Pembelajaran 12
d. Pembelajaran Matematika 15
2. Koneksi Matematik 16
a. Pengertian Koneksi Matematik .. 16
b. Tujuan Koneksi Matematik 17
c. Klasifikasi Koneksi Matematik.. 19
4. Metode Inkuiri .
a. Pengertian Metode Inkuiri .
b. Tahapan Metode Inkuiri .
c. Inkuiri Terpimpin .
B. Hasil Penelitian yang Relevan .
C. Kerangka Berpikir .
D. Hipotesis Penelitian .
28 28 31
35 37 38 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 40
B. Metode dan Desain Penelitian 40
C. Populasi dan Tekuik Pengambilan Sampel... 41 D. Tekuik PengumpuJan Data... 41 E. Kontrol Terhadap Validitas Internal
1. Validitas 42
2. Reabilitas 43
3. TarafKesukaran 44
4. Daya Pembeda... 44 F. Analisis Data
1. Uji Normalitas... 45
2. Uji Homogenitas 46
G. Hipotesis Statistik. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 48
B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis... 54
I. Uji Normalitas 54
2. Uji Homogenitas 55
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 56
DAFTARPUSTAKA... 63
Tabell Tabel2 Tabel3 Tabel4 Tabel5 Tabel6 Tabel7 Tabel8 Tabel9 Tabel10 Tabel11 Tabel12 Tabel13 Tabel14
DAFTAR TABEL
Perincian Populasi dan sampel 41
Rubrik Skor.... . . ... . 42
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Eksperimen 49 : Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Kontrol... 51
Statistik Hasil Penelitian 53
Uji Validitas 133
Uji Reabilitas 134
Uji Daya Pembeda 136
Uji TarafKesukarall 137
Hasil Hitung Validitas, Daya Pembeda, Tillgkat Kesukaran...l40 Hasil Post Tes Kelas EksperimenDan Kelas Kontrol.. 141
Uji Normalitas 147
Uji Homogenitas 148
[image:11.595.51.473.135.544.2]Gambar 3. Desain Penelitian... 40
Gambill' 4. Grafik HistogramdanPoligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Matematika Kelompok Eksperimen... 50
Gambar 5. Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi HasH Belajar
[image:12.595.89.472.132.550.2]DAFTAR LAMPmAN
Lampiran I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 66
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 79
Lampiran 3. Lembar KeJja Siswa (LKS)... 91
Lampiran 4. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes... 109
Lanlpiran 5. Uji Coba Instrumen Tes 110
Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Tes 114
Lampiran 7. Instrumen Tes. 115
Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes 119
Lampiran 9. Uji Validitas 124
Lampiran 10. Uji Reliabilitas... 125
Lampiran 11. Uji TarafKesukaran... 127
Lampiran 12. Uji Daya Pembeda Butir Soal... 128
Lampiran 13. Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan
Daya Pembeda... 129
Lampiran 14. Hasil Hitung Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran 131
Lampiran 15 Hasil Post Tes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 132
Lampiran 16. Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen 133
Lampiran 17. Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol... 134
Lampiran 18 Perhitungan Mean, Median, Modus, Varians, Simpangan
Baku, Kemiringan Kurva dan Kurtosis 135
Lampiran 19. Tabel Uji Normalitas... 138
Lampiran 20 Tabel Uji Homogenitas 139
Lampiran 21 Tabel Uji Hipotesis... 140
Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas, Uji Homogenitas Dan Uji
[image:13.595.58.471.153.679.2]A. Latar Belakang Masalab
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dunia pendidikan pun dituntut untuk lebih memberikan konstribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa. Agar tujuan tersebut dapat terwujud, diperlukan usaha-usaha yang serius dan berkesinambungan dari setiap unsur yang terlibat dalam pendidikan. Pendidikan juga memegang peranan penting dalam setiap dimensi kehidupan, baik dalam menentukan kedudukan, taraf ekonomi, dan status sosial seseorang.
Pendidikan juga memegang peranan penting dalam setiap dimensi kehidupan, baik dalam menentukan kedudukan, taraf ekonomi, dan status sosial seseorang. Penghormatan dan penghargaan Islam terhadap orang-orang yang berilmu di dalam AI-Qur'an surat Al-Mujaadilah ayat 11 :
c:. " '" ? セセ • .J.
t...
'11.... .J .. .}'" ",. ';:"".JifJ.JI"'..-Q
セェセセQlji)1 (i-;tllj
セlyo... l; (i-;UI4.U1
(;!:r-
...
Artinya : " Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..."
2
Keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia akan
menentukan kualitas manusia Indonesia di masa yang akan datang. OJeh karena
itu, pendidikan harus senantiasa ditingkatkan, baik segi kualitasnya maupun
kuantitasnya. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasioiJal, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan
kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta
perbaikan manajemen sekolah
Sebagaimana tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
undang-undang sistem pendidikan nasional no.20 tahun 2003 bab II pasal 3 yang
berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab2
Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis dan senantiasa dituntut
untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang merupakan
interaksi antara siswa dengan guru. Pada proses belajar mengajar terjadi suatu
proses yang sangat kompleks. Hal ini dikarenakan latar belakang, kemampuan dan
karakteristik peserta didik yang satu tidak sarna dengan peserta didik yang lain.
Khususnya dalam mempelajari mata pelajaran matematika. Matematika
merupakan salah satu bidang yang mempunyai aplikasi yang banyak dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat
diselesaikan dengan matematika. Matematika itu bukanlah pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika
itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah bahkan perguman tinggi.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya salah satn disiplin ilmu yang dipelajari diseluruh jenjang pendidikan adalah matematika. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dapat mengembangkan kemampuan serta kepribadian peserta didik sehingga mampu menyelesaikan setiap masalah yang muneul dilingkungan sekitar siswa. Pelajaran matematika diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan yang lebih bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi peserta didik di masa depan. Namun, sampai saat ini matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat salah satunya sampai dengan saat ini belum ada sesuatu data atau fakta yang dapat dijadikan bukti bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia sudah berhasil baik.
4
Rendahnya hasil belajar matematika di Indonesia ini, salah satunya
disebabkan masih terbatasnya kemampuan guru dalam mengembangkan model
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan tim peneliti
pada siswa kelas lIB 8LTP Lab.IKIP 8ingaraja terhadap pembelajaran
matematika menunjukan bahwa, kemampuan guru dalam mengembangkan
model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan praktik pembelajaran di sekolah
sangat terbatas.5 Tugas guru bukan hanya sebagai pemberi informasi, tetapi
sebagai pelldorong siswa untuk belajar agar dapat mengembangkan kemampuan
pengetahuannya sendiri seperti pemecahan masalah, berkomllnikasi dan koneksi.
Pembelajaran matematika di sekolah harns dapat menjadikan siswa
mempunyai keterampilan matematik yang dapat digunakan dalam menghadapi
semua bidang studi dan dalam mellghadapi masalah dunia Ilyata. Kemampuan
untuk mengaitkan konsep matematika yang satu dengan yang lain, kemapuan
untuk mengaitkan matematika dengan disiplin ihnu yang lain, dan kemampuan
untuk mengaitkan matematika dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
merupakan koneksi matematika. Kemampuan ini sangat penting dimiliki oleh
siswa. 8iswa yang memiliki kemampuan koneksi matematik yang baik akan
mampu memahami suatu materi dengan baik, baik materi dalam matematika itu
sendiri maupun materi pelajaran lain. Namun sebuah penelitian yang dilakukan
Ruspiah pada tahun 2000 menunjukan bahwa kemampuan koneksi matematik
siswa masih tergolong rendah.6
Keberhasilan belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor siswa saja,
seperti yang dikemukakan oleh Ruseffendi, bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Pertama, faletOl dari dalam yaitu
kecerdasan, kesiapan, bakat, kemauan be1ajar dan minat siswa. Kedua, faktor luar
5Gst AyuMabayukti,Pengembangan Model Pembelajaran Genera/ifDengan Me/ode Pq4r
yang meliputi model penyajian materi, pribadi guru, suasana belajar, kompetensi
dan kondisi luar7
Dari beberapa faktor yang dikemukakan, faktor kompetensi guru memiliki
peranan yang cukup besar dalam penyelenggaraan pembelajaran. Guru hendaknya
memilih pendekatan pembelajaran yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang
ingin dicapai dan dapat merangsang partisipasi aktif dari siswa. , sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125 :
C b
セhNセヲセjGセセセェ
セ\Zゥtセセtェセセェj⦅[G
J1V
T
artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."
Pada ayat tersebut mengandung tiga hal pokok yang berkaitan dengan
mengajar yang baik, pertama guru bersikap bijaksana dalam menyampaikan bahan
ajaran kepada murid. Kedua, guru menggunakan cara yang baik dan tepat dalam
menyampaikan ajarannya yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang ingin
dicapai, dan yang ketiga, guru membina sikap aktif siswa dalam kegiatan
pembelajarannya.
Fisher mengemukakan bahwa membuat koneksi adalah cara kita
menciptakan pemahaman. Hal ini senada dengan Daniels dan Anghileri yang
mengemukakan bahwa "understand are means math connection" memahami
matematika itu adalah dapat mengkoneksikan matematika.8 Dari dua pendapat
tersebut terdapat timbal balik antara koneksi dan pemahaman. Dengan demikian,
dengan meningkatkan koneksi berarti juga meningkatkan pemahaman.
Untuk memperoleh kemampuan koneksi matematik yang baik, diperlukan
suatu pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk
membangun pemahamannya konsepnya, karena seperti yang dijelaskan di atas
bahwa terdapat timbal balik antara koneksi dan konsep. Salah satu metode yang
memungkinkan agar siswa dapat memiliki koneksi maternatik dengan baik yaitu
metode inkuiri.
6
Metode inkuiri merupakan metode pembeJajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Selain itu metode inkuiri merupakan salah satu
metode yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sesuai hasil
penelitian yang dilakukan oleh Aniyatu Juhriah yang berjudul "Model
Pembelajaran Inquiri Dalam Upaya Meningkatan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa MTs Al-Asiyah Cibinong" diperoleh bahwa metode inkuiri
dapat meningkatkan pemahaman konsep. Sejalan dengan hal tersebut diharapkan
metode inkuiri dapat meningkatkan koneksi matematik, karena dalam melakukan
koneksi matematik siswa harus memahami betul konsep yang diberikan untuk
kemudian mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah mereka ketahui
sebelumnya.
Dari latar belakang diatas penulis ingin mengetahui sejauh mana metode
inkuiri dapat membantu siswa dalam meningkatkan koneksi matematik siswa.
Sehingga disini peneliti akan melakukan penelitian dengan judul yakni"
Pengaruh Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika Terhadap
Peningkatan Kemampuan Koneksi MatematikSiswa"
B.
Identifikasi masalah
Dari apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka
timbul berbagai macam permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
a. Matematika dianggap mata pelajaran yang sulit menurut sebagian
besar siswa.
b. Masih rendahnya hasil belajar matematika siswa.
c. Masih rendahnya pemahaman konsep siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Dengan banyaknya permasalahan yang muneul dalam identifikasi
masalah, penulis dalam hal ini membatasi permasalahan yang hendak diteliti pada
rendahnya kemampuan koneksi matematika siswa, khususnya siswa kelas VIIIdi
SMP Gandhi Aneol pada pokok bahasan teorema pythagoras. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut akan diterapkan metode inkuiri, dan untuk membatasi
masaJah yang begitu luas dapat dibuat pembatasan masalah antara lain:
I. Kemampuan koneksi matematik yang dimaksud disini adalah kemampuan
mengkoneksikan persoalan matematika dengan masalah dunia nyata dan
kemampuan untuk mengaitkan konsep matematika yang satu dengan yang
lain.
2. Metode inkuri yang dimaksud adalah metode inkuiri terpimpin (guide
inquiJy), pada inkuiri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh
siswa berdasarkan pedoman yang diberikan oleh guru. Pedoman yang
diberikan umumnya bempa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
Selanjutnya Slswa melakukan pereobaan-pereobaan untuk menean
penyelesaian permasalahan yang dikemukakan gum.
D. Perumusan Masalah
Dari apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka
timbul berbagai macam permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
I. Bagaimana kemampuan koneksi matematik siswa pacta kelas yang diajarkan dengan metode konvensional?
2. Bagaiman kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas yang
diajarkan dengan metode inkuiri?
3. Apakah kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas yang diajarkan
menggunakan metode inkuiri lebih baik dari siswa yang diajarkan dengan
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
I. Kemampuan koneksi matematik slswa pada kelas yang diajarkan
dengan metode konvensional.
2. Kemampuan koneksi matematik slswa pada kelas yang diajarkan
dengan metode inkuiri.
3. Perbedaan kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas yang
diajarkan menggunakan metode inkuiri lebih baik dari kelas yang
diajarkan dengan metode konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian ini antara lain :
I. Bagi siswa : metode inkuiri diharapkan dapat meningkatkan koneksi
matematik siswa.
2. Bagi gum : hasil pene1itian ini diharapakan dapat ditemukan alternatif
metode pembelaj aran matematika sehingga dapat
meningkatkaIllconeksi matematik yang maksimal.
3. Bagi sekolah : hasil penelitian diharapkan akan memberikan sumbangan
yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan.
4. Bagi pembaca :hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan suatu kajian
yang menarik yang perlu diteliti lebih lanjut dan lebih
A. Desluipsi Teoritil.
1.
Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Be/ajar merupakan proses internal yang kompleks. Dalam buku guru profesional dijelaskan bahwa hakekat belajar ialah suatu kegiatan yang mengharapkan perubahan pada individu yang belajar, perubahan tersebut berupa perubahan tingkah laku, sifat perubahan relatif permanan, dan perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan, bukan oleh proses kedewasaan ataupun perubahan-perubahan kondisi fisik yang temporer sifatnya.1 Adanya perubahan tersebut menjadikan siswa dapat belajar.
Belajar merupakan suatu proses dalam diri manusia ke arah yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan Kunandar " pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan kearah yang lebih baik lagi". 2 Dengan adanya pembelajaran diharapkan munculah generasi-generasi barn yang mengadakan perubahan ke arah kebaikan.
Belajar merupakan suatu proses perubahan yang dialami seseorang juga diungkapkan oleh Fontana dalam Erman Suherman yang mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman3 Perubahan tingkah laku memiliki ciri-ciri seperti yang diungkapkan Slameto bahwa perubahan tersebut teljadi secara sadar yang artinya
IKunandar, Guru Profesional,(Jakarta: Grafindo, 2007), h. 320
10
seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan pada dirinya, dan perubahan tersebut bersifat kontinu, positif dan aktif.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar memiliki arti yang berhubungan dengan perubahan, baik perubahan tingkah laku maupun pada kepribadian individu. Perubahan ini dialami oleh setiap manusia karena perkembangan manusia sejak lahir sampai dewasa merupakan hasil dari proses belajar. Manusia melakukan perubahan-perubahan pada tingkah laku, emosional, dan spiritual melalui proses belajar sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belum tahu menjadi tahu. Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia melalui pengalaman.
b.
Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di seluruh jenjang pendidikan dan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Matematika berasal dari bahasa latin mathema (pengetahuan atau ilmu) atau manthanein yang berarti belajar (berpikir) atau 'hal yang dipelajari', sedang dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ihnu pasti. Jadi, secara epistimologi istilah matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar.4
dan istilah yang disepakati bersama secara umum yang dikenal dengan bahasa matematika.5
Menurut Paling, ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa,
matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggmlakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.6
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekeIjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peselta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu bembah, tidak pasti, dan kompetitif
Pe1ajaran matematika mempakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang bilangan-bilangan dengan operasinya dan menggunakan aturan tertentu. Karakteristik utama matematika adalah disiplin dan pola berfikir yang kritis, sistematis dan konsisten serta menuntut daya kreatifitas dan inovatif Setelah siswa belajar matematika diharapkan dapat disiplin, berfikir logis dan dapat mengembangkan daya kreatifitasnya sehingga mereka dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
12
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modem, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya poor manusia. Perkembangan pesat di bidang teknoJogi informasi dan komunikasi dewasa iui dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Berdasarkan defmisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah belajar mengenai pola poor secara masuk akal dan sistematis. Dengan menggunakan simbol-simbol seperti angka, variabel atau sebagainya.
c.
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses. Prillsip utama dari proses pembelajaran adanya keterlibatan. Keterlibatan ini seperti yang diungkapkan Djahari, " proses pembelajaran prinsip utamanya adalah adanya keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa baik fisik maupun non fisik dan bermakna bagi diri scndiri dan kehidupannya saat iui dan di masa yangakandatang"7.
UNESCO selalu berupaya memperkenaJkan kehi,dupan kepada peserta didik, untuk itu UNESCO merancang pilar-pilar pendidikan. Pilar-pilar pendidikan terdiri dari empat pilar. Empat pilar pendidikan diantaranya learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together8.Keempat pilar tersebut dapat diartikan sebagai beriknt:
b) Learning to doe pembelajaran untuk bertindak); kompetensi untuk menghadapi banyak situasi dan bertindak secara kreatif di lingkungan. c) Learning to be(pembelajaran menjadi seseorang); mengembangkan
penilaian dan tanggung aspek potensi seseorang.
d) Learning to live together(pembelajaran untuk dapat hidup bersama); mengembangkan pemahaman dari orang lain dan sikap saling bergantung karena manusia sebagai makhluk sosial.
Berdasarkan pilar-pilar tersebut di harapkan setiap individu memiliki kesempatan merebut peluang pendidikan seumur hidup.
Belajar akan lebih mudah diterima dengan baik oleh otak jika menyenangkan. Meier dalam buku karangan Hernowo, mengatakan belajar menyenangkan terdapat beberapa komponen pembentuk pertama, bangkitnya minat kedua, adanya keterlibatan ketiga, terciptanya makna keempat, adamya pemahaman atau penguasaan materi, kelima, munculnya nilai yang membahagiakan9
Apabila kegembiraan dikaitkan dengan komponen bangkitnya minat, maka jelas bahwa seorang pengajar maupun pembelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan mempelajari suatu materi pelajaran. Apabila di dalam diri seseorang tidak muncul keinginan untuk n:engajar atau belajar tentang hal-hal yang akan diajarkan atau dipelajarinya, maka di dalam lingkungan belajar mengajar tersebut sulit dikatakan ada kegembiraan.
Komponen yang kedua, adanya keterlibatan penuh si pembelajar dalam mempelajari sesuatu. Hal ini bergantung pada komponen pertama. Apakah mungkin si pemelajar benar-benar te1ah membangkitkan minatnya dan mengkonsentrasikan diri untuk fokus terhadap apa yang dipelajarinya apabila dia tidak gembira atau senang dengan yang dipelajarinya.
14
Ketiga, mengenai tereiptanya makna. Makna herkaitan erat dengan prihadi masing-masing. Kata yang paling mungkin dekat dan mudah kita pahami berkaitan dengan makna adalah terbitnya sesuatu memang dari hal yang mengesankan. Sesuatu yang mengesankan biasanya dapat menghadirkan makna. Jadi apabila sebuah pembelajaran tidak dapat menimbulkan kesan mendalam terhadap para pembdajar, maka mustahil pembelajaran tersebut bermakna. Apalagi jika pembelajaran itu monoton dan sepi dari hal-hal yang membuat suasana menjadi segar dan ceria, tentulah akan sulit menciptakan makna dalam suatu pembelajaran.
Komponen keempat mengenai pemahaman atas materi yang dipelajari. Apahila minat seorang pembelajar dapat ditumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas ia dapat terlibat seeara aktif dan penuh dalam membahas materi-materi yang dipelajarinya, dan terakhir ia terkesan dengan sebuah pembelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muneul sangat kuat. Rasa ingin tahu atau kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh seeara hehat apabila dia berminat, terlibat, dan terkesan. Sebab ada kemungkinan ketika dia helajar sesuatu yang barn, dia kemudian dapat mengkaitkan hal-hal barn itu dengan pengalaman lama yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Intinya, materi yang dipelajarinya itu kemungkinan dapat menyatu dan selaras dengan dirinya.
Komponen kelima tentang nilai yang membahagiakan. Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan terbebas dari tekanan, aneaman dan ketakutan. Rasa bahagia yang muneul di dalam diri siswa dapat juga tetjadi karena dia merasa mendapat sesuatu setelah proses belajar mengajar.1ODengan tumbuh dan berkemhagnya diri dari sebelumnya, dan merasa bahagia karena selama menjalani proses pembelajaran dia
diteguhkan sebagai seseorang yang berpotensi dan dihargai usahanya dalarn memaharni sesuatu.
d. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika terdapat dua obyek yang dapat diperoleh siswa, objek langsung dan objek tidak langsung.11 Objek tidak langsung antara lain ialah kemarnpuan menyelidiki dan memecahkan masalah, mandiri (belajar, bekelja, dan lain-lain), bersikap positif terhadap matematika, dan mengetahui bagaimana semestinya belajar.
Objek langsung ialah fakta, keterarnpilan, konsep dan aturan12;
I) Fakta. Contoh fakta ialah angka/ larnbang bilangan, sudut, ruas garis, symbol, notasi.
2) Keterarnpilan. Keterampilan adalah kemarnpuan memberikan jawaban yang benar dan cepat. Misalnya membagi sebuah ruas garis menjadi 2 buah ruas garis yang sarna panjang, melakukan pembagian cara singkat, membagi bilangan dengan pecahan, menjrnnlahkan pecahan, membagi pecahan decimal.
3) Konsep. Adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda (obyek) ke dalarn contoh dan non contoh. Contoh suatu konsep ialah garis lurns. Dengan adanya konsep itu memungkinkan kita untuk memisahkan obyek-obyek; apakah obyek itu garis lurns atau bukan.
4) Aturan(principle). Aturan ialah obyek yarlg paling abstrak. Aturan ini dapat berupa sifat, dalil atau teori. Contoh aturan ialah, "dua buah segitiga sarna dan sebangun bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen".
11Russeffendi,Pengantar Kepada Membanh' Guru Da/am Mengembangkan Kompetensinya
16
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran matematika adalah belajar yang cenderung melatih dan
membimbing siswa yang mengarah pada kemampuan di bidang kognitif,
yaitu berkenaan dengan berpikir, mengetahui, memahami, bernalar dan
memecahkan masalah.
2.
Konel.si Matematik
a. Pengertian Koneksi Matematik
Dalam matematika terdapat beberapa kemampuan yang diharapkan
dapat dikuasai oleh siswa atau yang sering disebut "daya matematis".
Daya matematis meliputi:
(1) Kemampuan pemecahan masalah(problem solving) (2) Kemampuan berargumentasi(reasonning)
(3) Kemampuan berkomunikasi(communication) (4) Kemampuan membuat koneksi (connection) (5) Kemampuan representasi(representation).
Satu diantara kelima daya matematis ialah kemampuan membuat
koneksi atau koneksi matematik. Koneksi matematika berasal dari kata
Mathematical Connection dalam bahasa Inggris, yang kemudian
dipopulerkan oleh NCTM dan dijadikan sebagai salah satu standar
kurikulum. Menurut Sumarmo,
Koneksi matematik mengacu kepada pemahaman yang mengharuskan siswa dapat memperlihatkan hubungan intemal dan ekstemal matematika. Hubungan intemal matematika meliputi hubungan antar topik matematika, sedangkan hubungan ekstemal matematika meliputi hubungan antara matematika dengan disiplin ilmu lain dan dengan kehidupan sehari-hari.
Bambang Sarbani menjelaskan koneksi matematik (Mathematical Connections) merupakan kegiatan yang meliputi:
1. mencari hubungan antara berbagai representasi konsep dan prosedur
2. memahami hubungan antar topik matematik
3. menggunakan matematika dalam bidang sinai lain atau kehidupan sehari-hari
4. memahami representasi ekuivalen konsep yang sama
5. mencari koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen
6. menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antar topik matematika dengan topik lain.14
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa koneksi matematika adalah pemahaman yang mengharuskan siswa dapat memperlihatkan hubungan antar topik matcmatika, antara topik matematika dengan disiplin ilmu yang lain, dan antara topik matematika dengan kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Koneksi Matematik
Terdapat tiga. tujuan koneksi matematika di sekolah yaitu memperluas wawasan pengetahuan siswa, memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan sebagai materi yang berdiri sendiri-sendiri dan mengenal re1evansi dan manfaat matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah
18
Menurut Kusul11a, tujuan koneksi l11atel11atika yaitu:15
a). Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sal11a.
b). Mengenali hubungan prosedl.lr atau proses l11atel11atika satu representasi ke prosedl.lr representasi yang ekl.livalen.
c). Menggl.lnakan danl11enilai kaitan atar topik l11atel11atika.
d). Menggunakan dan l11enilai kaitan antara l11atel11atika dengan disiplin i1l111.1 lain.
e). Menggunakanl11atematika dalal11 kehidl.lpan sehari-hari
Berdasarkan tujl.lan yang telah dikeml.lkakan di atas koneksi
matematika dapat diklasifikasikan menjadi 3 l11acam yang l11eliputi :
I. Koneksi antar topik
2. Koneksi antara konsep matematika dengan ilmu lain
3. Koneksi antara konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Dari penjabaran tersebut, dapat kita ketahui betapa pentingnya
koneksi matematika sebagaimana diungkapkan NCTM
When students can see the connection across different mathematical content areas, they develop a view oj mathematics as an intergrated whole. As they built on their previous mathematical understandings while learning new consept, students become increasingly aware oj
the connections among various mathematical topics.16
Artinya ketika siswa dapat l11engetahui antara konten matematik yang
berbeda, mereka mengembangkan pandangan matematika sebagai sesuatu
yang menyeluruh. Sejak mereka membangun pemahaman matematik
sebelumnya sambil l11empelajari konsep bam, siswa menjadi lebih
memahami hubungan antar beberapa topik matematika.
15Deanne Arnor Kusurna, "Meningkalkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SLTP
Dengan Metode Inkuiri ", Tesis Pascasrojana Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: PPS
UPI, 2003), h. 16
c. Klasifikasi Koneksi Matematik
Bruner, dalam dalil pengaitan (konektivitas) menyatakan bahwa dalam matematika antara satu konsep dengan konsep yang lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja darisegi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Materi yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya.17 Oleh karena itu agar siswa dalam belajar matematika lebih berhasil, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan itu.
Mikovch dan Monroe menyatakan bahwa terdapat tiga koneksi matematik,18 yaitu: (i) koneksi dalam matematika, (ii) koneksi untuk semua kurikulum, dan (iii) koneksi dengan konteks dunia nyata. Kutz juga berpendapat hampir serupa, ia menyatakan koneksi matematika berkaitan dengan koneksi internal dan koneksi eksternal.19Koneksi internal meliputi koneksi antar topik matematika sedangkan koneksi eksternal meliputi koneksi dengan mata pelajaran lain dan koneksi dengan kehidupan sehari-hari.
Riesedel membagi kOlleksi matematik melljadi 1ima,20 yaitu: 1) kOlleksi antara topik dalam matematika, 2) kOlleksi antar beberapa macam tipe pellgetahuan, 3) kOlleksi antara beberapa macam represelltasi, 4) koneksi dari matematika ke daerah kurikulum lain, dan 5) koneksi siswa dengan matematika. Riesedel megemukakan pula bahwa hasil belajar matematika siswa dapat diukur dengan mellemukan hubungan antara topik-topik, mellgembangkan prillsip pengetahuan, dapat membangun beberapa cara yang berbeda dari representasi sebuah ide, mellggunakan matematika sebagai studi sosial, dan jika siswa sudah merasa nyaman dan
J7Erman Suberman,Strtltegi Pembelajaran... ,h.47.
18Gusni Satriawati dan Lia Kurniawati,Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk Membuat
Koneksi-Koneksi Matematika,dalam Algoritma, Vol. 3, No.1, Juni 2008, h.97.
19Gusni Satriawati dan Lia Kurniawati,Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk Membuat
20
percaya diri dengan matematika.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa koneksi matematika tidak hanya mencakup masalah yang berhnbungan dengan matematika saja, namun juga dengan pelajaran lain serta kehidupan sehari-hari.
Koneksi matematik yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi koneksi inetrnal dan koneksi ekstemal. Sedangkan kemampuan koneksi matematika yang dimaksud adalah kemampuan :;iswa dalam mengaitkan topik matematika yang sedang dibahas dengan topik matematika lainnya, dengan mata pelajaran lain atau dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan tersebut secara umum dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal koneksi, baik soal koneksi intemal maupun koneksi eksternal.
Dari beberapa penjelasan sebelumnya, terdapat 3 macam koneksi yaitu koneksi antar topik, koneksi antara konsep matematika dengan ilmu lain, koneksi antara konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Namun pada penelitian iui penulis hanya meneliti mengenai peningkatan koneksi antar topik matematika dan koneksi antara konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.
a). Koneksi Antar Topik Matematika
Menurut Ruspiani koneksi antar topik terbagi atas 3 jenis yaitu:21
1. Satu permasalahan yang dapat diselesaikan dengan dua cara yang
berbeda.
Contoh:
Selesaikan sistem persamaan berikut : 2x+y =3 dan x- 3Y=5
a) Penyelesaian dengan cara eliminasi
2 x + y =
31
x31
x - 3 y = 5 x l
2x + Y
=
x - 3 y
=
): Ixx 12I
6x+3y=9 x-3y=5
--"---+
7x=14 x=2
2x+y=3 2x-6y=1O
7y=-7 y=-l
Sehingga penyelesaiannya x=2, y=-1
b) Penyelesaian dengan cara grafik
y
5
3
--+--'t---:::-"'"-"""'=----x
- 5 2x+ y=3x=O,y=3
3
y=o,x=2
x-3y=5
5
x=o,y=-3
y=O,x= 5
Titik potong kedua garis pada (2,-1). Sehingga penyelesaiannya x=2
22
2. koneksi bebas
Topik-topik yang berhubungan dengan persoalan tidak ada hubungannya satu sama lain, namun topik-topik itu menyatu dalam satu persoalan.
Jika 2x+y=8 dan log(x+ y )=%log2.810g36 maka x'+3y= ... Jawab
2x+ y
=
8... (i)3
log(x+y)
=
-log2.8Iog36 2ャッァHクKケI]セャッァRG
log36 2 3 ·log2 1log(x+y)= -log 36
2
log(x+y)
=
log6(x+y) = 6... (ii)
Kita selesaikan persamaan (i) dan (ii) dengan eleminasi x+Y =6
2x+ Y = 8
-x =-2 x =2
Y
=4x'+3y=22 +3(4)=16
Maka x2+3y=
2' +3(4)=16
Topik-topik yang terlibat dalam soal di atas adalah: " Logaritma
" Sistem persamaan linear
3. koneksi terikat
Kebalikan dari koneksi bebas. Antara topik.topik yang satn terlibat saling bergantnng satn sama lain.
Contoh:
14cm
S
R
13
」コQMMMセセ」ュ
P T U
Q
Scm
Tentnkan luas bangun di atas! Jawab:
Rmnusluas
L = (jumlah sisi sejajar)x tinggi
2
(PQ+SR)xST 2
Perhatikan rmnus di atas. Untnk menghitnng luas diperlukan tinggi dan jmnlah sisi sejajar, namun pada gambar belmn diketahui panjang tinggi dan panjang salah satu sisi sejajar. Oleh karena itu untnk menghitnng luas terlebih daluhu kalian harns mencari tinggi dan panjang salah satu sisi sejajar dengan menggunakan teorema pythagoras.
Langkah 1 meneari tinggi
p Scm
S "..- 14cm "'-R
T
Ocm
Q
S1'2 =132_52 =.J144
24
langlmh 2 mencari salah satu sisi sejajar
Panjang salah satu sisi sejajar yang belum diketahui adalah
14cm
S n - "R
13em
P
Scm T U
Q
TU= SR= 14cm
Panjang UQ dapat dicari dengan menggunakan teorema Pythagoras. UQ2 =·J202-122 =.J256 =16
Jadi luas trapezium
L (PQ+SR)xST 35+14x12=294cm2
2 2
Topik-topik yang terlibat di atas adalah :
• sifat trapesium • teorema phytagoras
• rumus luas bangun berbentuk trapesium
Dari soal di atas,sifat trapezium menentukan penggunaan teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras menentukan panjang sisi trapesium yang belum diketahui dan menentukan luas trapesium.
Contoh:
Seorang anak menaikan layang-Iayang dengan benang yang panjangnya 130 m. larak anak dengan titik tanah yang tepat di bawah 1ayang-1ayang adalah 1,2 m. larak anak tepat di bawah layng-Iayang 50m. Hitunglah tinggi layang-Iayang tersebut! (benang dianggap lurus)
-
⦅N⦅MMMMMMMセMMMGDengan menarik garis lurus dad titik anak berdiri dengan titik tanah yang tepat di bawah layang-Iayang, maka akan terbentuk segitiga siku-siku. Untuk mencari panjang benang dapat menggnnakan rumus Pythagoras dengan panjang benang sebagai sisi miring.
d. Indikator Koneksi Matematik
Menurut NCTM, indikator UIltuk koneksi matematika UIltuk kelas 6-8 adalah sebagai berikut:22
a). Mengetahui dan menggUllakan hubUllgandiantaril ide-ide matematika (recognize and use connections among mathematical ideas).
26
mathematical ideas interconnect and build on one another to produce
a coherent whole).
c). Mengetahui dan menerapkan matematika dalam konteks di luar matematika (recognize and apply mathematics in contexts outside of mathematics).
Kemampuan untuk mengaitkan konsep matematika yang satu dengan yang lain, kemapuan untuk mengaitkan matematika dengan disiplin ilmu yang lain, dan kemampuan untuk mengaitkan matematika dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, merupakan koneksi matematika. Kemampuan ini sangat penting dimiliki oleh siswa. Siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematik yang baik akan mampu memahami suatu materi dengan baik, baik materi dalam matematika itu sendiri maupun materi pelajaran lain.
3.
Metode Ekspositori
Metode ekspositori ialah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelaj aran selia memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Metode ekspositori adalah metode yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi"chalk and tal/('.
siswa adalah pencari informasi yang benar. pemakai media dan sumber yang benar, menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.23
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu:24
a. Metode ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini.
b. Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir !JIang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir Slswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Metode eksposit0J1 merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, karena dalam metode ini guru memegang peran yang dominan, namun tidak sedominan dalam metode ceramah. Dengan metode ekspositori guru tidak hanya berceramah melainkan juga memberikan latihan atau tugas, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Oleh karena itu, metode ekspositori ini dapat dikatakan sebagai gabungan dari metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas.
23 nn, Pengertian Metode Ekspositori, dari http://sunartornbs.wordpress.com
PERPUSTAf<AAN utamセX UIN SYAHID JAKARTA
._--_._---4. Metode Inkuiri
a. Pengertian Metode Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris "inquiry", yang secara harfiah berarti
penyelidikan/pencaritahuan. Piaget dalam E. Mluyasa mengemukakan:
"Metode iukuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang teJjadi, ingin melakukan sesuatu, meng!\iukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabaunya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan 。セ。 yang ditemukannya dengan apa yang ditemukan peserta didik lain". 5
Pendekatan iukuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini
menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan
dalam memecahkan masalah".26 Pada pembelajaran dengan metode inkuiri ini
siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar, sedangkan peranan
guru adalalt sebagai pembimbing dan fasilitator belajar. Kourilsky (1987)
dalam Oemar Hamalik menyatakan, "pengajaran berdasarkan inkuiri adalah
suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inkuiri
kedalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan
melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural
kelompok".27
Meskipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru
tetap memegangー・イ。ョセ penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar.
Guru berkewajiban mimggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan.
Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan,
memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban
memberikan kemudahan belajar melalui penciptaall iklim yang kondusif,
dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Inkuiri pada dasarnya adalah cam menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inkuiri menuntut peserta didik berpikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untnk produktif, analitis , dan kritis.
Metode inkuiri menurut Roestiyah merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas.28 Pada pelaksanaan metode inkuiri dapat dilaknkan dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikeIjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil keIja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat Iaporan yang tersusun dengan baik.
Sund and Trowbridge (1973) dalam E. Mulyasa mengemukakan tiga macam metode inkuiri yaitu inkuiri terpimpin, inkuiri bebas dan inkuiri bebas yang dimodifikasi:29
1. Inkuiri terpimpin (guide inquiIY), pOOa inkuiri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan oIeh siswa berdasarkan pedoman yang diberikan oIeh guru. Pedoman yang diberikan umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Selanjutnya siswa melaknkan percobaan-percobaan untuk mencari penyelesaian pennasalahan yang dikemukakan
guru. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. POOa tahap awaI bimbingan Iebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oIeh guru. Peserta didik tidak memmuskan pennasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oIeh
30
2. Inkuiri bebas (free inquiry), pada inkuiri bebas peserta didik melakukan
penelitian sendiri bagaikan seorang i1muan. Pada pengajaran ini masalah
dirumuskan sendiri, eksperimen penyelidikan dilakukan sendiri, dan
kesimpuIan konsep diperoleh sendiri.
3. Inkuiri bebas yang dimodifIkasi (modified free inquiry), pada inkuiri ini
gurumemberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik
diminta untuk melakukan penyelidikan untuk mernbuktikan kebenarannya
dengan konsep atau teori yang sudah dipahami sebeltunnya.
Metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan seperti yang di
ungkapkan oleh Martiningsih metode inkuiri memiliki keunggulan yaitu:30
I. Dapat membentuk dan rnengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebm
bail<.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pOOa situasi proses belajar yang barn.
3. mendorong siswa untuk berfIkir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan rnerurnuskan hipotesanya sendiri.
5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 6. Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9. Menghindarkan diri dari cara belajar trOOisional. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Jadi dalam metode irJwiri ini peserta didik dilibatkan secara aktif dalam
melakukan penyelidikan, melllbuat hipotesis, lllengajukan pertanyaan dan
mencari jawabannya sendiri. Penyelidikan ini difokuskan untuk lllemahami
konsep-konsep dan llleningkatkan keterampilan proses perpikir siswa.
Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfIkir
30Martianingsih,Macam-macam Me/ode pembelajarandari
ilmiah tersebut. Sehingga dengan metode inkuiri ini para peserta didik dituntut untuk dapat berfIkir kritis.
Metode inkuiri juga dapat dijadikan sebuah metode belajar yang menyenangkan. Seperti yang diungkapkan Hemowo bahwa komponen pembentuk belajar yang menyenangkan ialah bangkitnya minat, adanya keterlibatan, terciptanya makna, adaNya pemahaman atau penguasaan materi, munculnya nilai yang membahagiakan.
Pada metode inkuiri,siswa terlibat penub dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membangkitkan minat siswa untuk mempelajari materi. Siswa memiliki minat pada materi yang dipelajari, akan lebih memahami dan mengingat materi tersebut, sehingga belajar akan bermakna. Siswa yang dilibatkan langsung dalam proses pembelajaranakanmembuat siswa menjadi merasa bahagia.
b. Tabapan Metode
Inkuiri
Menurut Garton (2005), dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen Umtilll yaitlll: Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Perpormance Evaluation, dan Variety
ofRecources.31
Question. Pembelajaran biasanya dimulai deng!ill sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tabu siswa dan atau kekagUlllan siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dinlaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalalt inti yang harus dipecahkan oleh siswa.
32
terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang memmjukkan pemahaman
siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah
investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekeJja
berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.
Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja
semuajawaban benar.
Per:formance Evaluation. Dalam menjawab pennasalahan, biasanya
Slswa diminta untuk membuat sebuah hasil penelitian yang dapat
menggambarkan pengetahuannya mel1genai permasalahan yang sedang
dipecahkan. Hasil penelitian ini dapat berupa slide presel1tasi, grafik, poster,
karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam
sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster,
wawancara del1gan ahIi, dan lain sebagail1ya.
Menurut Erman Suherman il1kuiri dibagi mel1jadi empat tahap ;
1. Guru merangsl1g siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan teka-teki.
2. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimnya, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan il1formasi atau data yang diperlllkannya llntuk memecahkan pertanyaan,pemyataan dan masalah. 3. Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri
yang bam diaksanakan.
Agar teknik inkuiri dalam pengajaran atau pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi dan peran guru sebagai berikut:33
I. Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi. 2. Kondisi Iingkungan yang responsif.
3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian. 4. Kondisi yang bebas dari tekanan.
5. Guru berperan untuk menstimulir dan menantang siswa untuk berfikir.
6. Guru memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak.
7. Guru memberikan dukungan untuk "inquiry".
8. Menentukandiagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.
34
Adapun secara garis besar prosedur dalam pembelajaran inkuiri dapat dilihat pada bagan dibawah ini:34
I
Guru Memilih Tingkah Laku / TujuanI
Guru Mengajukan Pertanyaan yang dapat menumbuhkan siswa mengemukakan pendapatnya
I
Siswa menetapkan hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji Iebih lanjut ( altematifjawaban )
I
I
Secara spontan siswa Siswa tidak banyak
menjelajahi infonnasi/data berusaha mencad informasi
untuk menguji praduga untuk membuktikan
baik seCaI'a individu praduga
ataupun sacara kelompok
l
Guru membantu siswa / mendorong
Siswa menarik kesimpulan
I
melakukan kegiatan belajar untuk mencari informasi yang diperoleh1
Siswa tidak banyak berusaha
Inquiry
- - -
mencaIi informasi untuk [image:47.595.70.471.127.549.2]membuktikan praduga
Gambarl
(Alur Metode Inquiry)
Jadi metode Inkuiri adalah metode yang mengharuskan siswa belajar menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga diharapkan siswa tersebut dapat mencari dan menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapinya.
Pelaksanaan metode inkuiri dalam penelitian ini adalah inkuiri terpimpin, dimana dalam pembelajaran guru mengarahkan pengamatan siswa dengan cara mengajukan pertanyaan yang dapat mengarah kepada konsep yang diinginkan. Karena pengamatan terarah pada suatu konsep, mungkin timbul hal-hal yang harus diketahui namun siswa belum mengetahuinya. Untuk itu siswa akan berusaha mencari tahu dengan bertanya kepada sesama siswa, kepada guru, atau sumber yang lain. Setelah hal-hal yang ingin diketahui terkumpul, untuk mengarah pada suatu konsep tertentu, siswa perlu membuat hipotesis dan mengujinya untuk kemudian menganalisisnya berdasarkan data-data yang ada agar dapat menemukan sesuatu. Hal itu dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama siswa lainnya. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi juga hasil menemukan sendiri sehingga pembelajaran menjadi bermakna baginya. Dengan digunakannya metode inkuiri ini mendorong siswa untuk dapat berpikir kritis, siswa memiliki kebebasan dalam mengungkapkan ide-idenya, serta siswa dapat mentransfer pengetahuan yang dimilikinya pada situasi baru dan juga siswa dapat mengembangkan bakat dan kemampuanya sehingga dapat membentukselfconseptpada diri siswa.
c. Inkuiri Terpimpin
36
Pada inkuiri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa
berdasarkan pedoman yang diberikan oleh guru. Pedoman yang diberikan
umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Selanjutnya
siswa melakukan percobaan-percobaan untuk. mencari penyelesaian
permasalahan yang dikemukakan guru. Dalam hal ini guru memberikan
bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan
lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan
perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian
besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan
permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan
mencatat data diberikan olehguru.
Adapun Moh. Amien (1979), menjelaskan bahwa pada umumnya
guided inquiry dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:35
a. Problema untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai
pertanyaan atau pernyataan biasa.
b. Konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang harns ditemukan siswa melalui
kegiatan belajar harns dituliskan dengan jelas dan tepat.
c. Alat/bahan harns disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa untuk.
kegiatan.
d. Diskusi pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
siswa (kelas) untuk. didiskusikan sebelum para siswa melakukan kegiatan
mqUlfy.
e. Kegiatan metode inquiry oleh Slswa berupa kegiatan
percobaanlpenyelidikan yang dilakukan oleh siswa untuk. menemukan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan olehguru.
f. Proses berfIkir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang mental operation
siswa yang diharapkan selama kegiatan berlangsung.pertanyaan yang
pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh siswa.
g. Catatanguruberupa catatan yang meliputi :
Penjelasan tentang hal-hal yang sulit dari kegiatan . lsi/materi pelajaran yang relevan dengan kegiatan.
Faktor-faktor variabel yang dapat mempengarubi hasil-hasilnya terutama penting sekali apabila kegiatan percobaan I penyelidikan tidak beJjalan (gagal).
B.
Basil Penelitian yang ReJevan
1.Ruspiani dalam tesisnya yang beJjudul "Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika" pada tahllll 2000 menlllljukan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa masih tergolong rendah. Dari penelitian yang memiliki sample sebanyak 69 siswa dari hasil penelitian yang diperoleh, ternyata rerata kemampuan siswa dalam rnelakukan koneksi antar topik matematika hanya mencapai 22.2, koneksi dengan disiplin iImu yang lain mencapai 44,9 dan koneksi dengan dunia nyata mencapai 67,3. Untuk koneksi dengan dunia nyata, ada 24 siswa termasuk kelompok tinggi, 12 siswa termasuk kelompok sedang, dan 33 siswa termasuk kelompok rendah. Untuk koneksi dengan disiplin iImu yang lain, hanya tiga siswa termasuk kelompok tinggi, tujub siswa termasuk kelompok sedang, dan 59 siswa termasuk kelompok rendah. Sedangkan lllltuk koneksi antar topik matematika, hanya empat termasuk kelompok tinggi, tiga siswa termasuk kelompok sedang, dan 62 siswa termasuk kelompok rendah.
38
68,3, pada siklus III rata-ratanya 77,8 dan pada tes akhir rata-ratanya
82,7. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran inquiri dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika kelas VII-9 di MTs AI-Asiyah Cibinong.
C. Kerangka Berpikir
Fisher, mengemukakan bahwa membuat koneksi adalah cara kita
menciptakan pemahaman. Demikian pula dengan Daniels dan Anghileri
yang mengemukakan bahwa "understand are means math connection"
memaharni matematika itu adalah dapat mengkoneksikan matematika.36
Dari dua pendapat tersebut terdapat timbal balik antara koneksi dan
pemahaman. Dengan demikian, rendalmya kemampuan koneksi
matematika kemungkinan besar dapat disebabkan oleh rendalmya
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika.
Metode inkuiri merupakan metode mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatanini
menempatkan siswa lebili banyak belajar sendiri, mengembangkan
kekreatifan dalam memecahkan masalah. Pada pembelajaran dengan
model inkniri ini siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang
belajar, sedangkan peranan guru adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator belajar. Kourilsky (1987) dalam Oemar Hamalik menyatakan,
"pengajaran berdasarkan inquiri adalah suatu strategi yang berpusat pada
siswa dimana kelompok siswa inquiri kedalam suatu isu atau mencari
jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang
digariskan secara jelas dan struktural kelompok".37
Untuk memperoleh kemampuan koneksi matematik yang baik,
diperlukan suatu pembelajaran yang memberikan blmyak kesempatan pOOa
siswa untuk membangun pemahamarmya konsepnya, karena seperti yang
Salah satu metode yang memungkinkan agar siswa dapat memiliki koneksi
matematik dengan baik yaitu metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan
metode pembelajaran yang berupaya menanarnkan dasar-dasar pemahaman
materi pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan
masalah. Selain itu metode inkuiri merupakan salah satu metode yang dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Uraian tersebut dapat
direpresentasikan melalui bagan berikut:
I
Daya matematisI
'ecahan masalah Argurnentasi Komunikasi
kッョ・ォウセ
Representasi,l.
セ
セ
I
Hubungan antar topik Hubungan di luar topikI
セ
Pemahaman kOllsepJ
セ
Inkuiri
]
Gambar2. KerangkaBerpikir
D.
Pengajuan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut" kemampuan koncksi matematik siswa
yang menggunakan metode inkuiri lebih baikdari kemampuan koneksi siswa
[image:52.595.22.473.103.565.2]BABm
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gandhi Ancol dan waktu penelitian berlangsung pada semester I, tahun ajarall2009 - 2010
B.
Metode
dan
Disain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi Eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel kondisi eksperimen. Dalam metode pellelitian ini, peneliti ikut serta dalam pellelitian yaitu dengan mengajar matematika di sekolah tersebut dengan menggunakan metode inkuiri.
Sampel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimell diberikan pengajaran matematika dengan mellggunakan metode inkuiri, sedangkan pada kelompok control diberikan pengajaran matematika dellgan menggunakan model pembelajaran kOllvellsional.
Desain pellelitian yang digunakan adalahThe Post-test Only Control Group Design:I
R
E
K
[image:53.595.38.475.154.710.2]P
Gambar3. Desain Penelitian
Keterangan:
E : Kelompok eksperimell K : Kelompok kontrol R : Random
P : Perlakuan
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan seeara tereneana menjadi target
kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.2• Populasi target dalam penelitian ini
ialah seluruh siswa SMP Gandhi Aneol, dan populasi teIjangkau dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa SMP Gandhi Aneol kelas VIII pada semester Ganjil tahun
ajaran 2009/2010yang terbagi dalam 5 kelas. Jumlah siswa kelas VIII SMP Gandhi
Aneol sebanyak 152 siswa yang terbagi atas 5 kelas, penempatan siswa pada kelas
VIII SMP Gandhi Aneol dilakukan seeara aeak oleh pihak sekolah tanpa didasarkan
atas peringkat dan nilai. Dengan demikian, diasumsikan bahwa setiap kelas pOOa
kelas VIII SMP Gandhi Aneol ini merupakan kelas yang relatifhomogen.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.3 Kelas sampel diambil dengan tekuik cluster random sampling
sebanyak dna kelas. Satu kelas dijadikan kelas kontrol kelas yaitu VII